pertanian agribisnis(mata kuliah)

37
PERTANIAN AGRIBISNIS SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Produksi (Teori, Fungsi, dan Efisiensi) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu usahatani merupakan cabang ilmu pertanian. Mosher (1968) mengartikan usahatani sebagai himpunan dari sumber-sumber alam yang ada di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan – perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan – bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya. Menurut Soekartawi (1995) usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Ditinjau dari beberapa pengertian di atas tentunya ilmu usahatani sangat penting dalam ilmu pertanian. Dan untuk memaksimalkan dalam pengelolaan usahatani itu sendiri diperlukan unsur-unsur pokok yang merupakan faktor – faktor utama dalam usahatani. Unsur – unsur pokok tersebut sering disebut faktor produksi (input). Proses produksi pertanian adalah proses yang mengkombinasikan faktor – faktor produksi pertanian untuk menghasilkan produksi pertanian (output). Soekartawi (1987) menjelaskan bahwa tersedianya sarana atau faktor produksi (input) belum berarti produktifitas yang diperoleh petani akan tinggi. Namun bagaiman petani melakukan usahanya secara efisien adalah upaya yang sangat penting. Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi tinggi tercapai. Bila petani mendapat keuntungan besar dalam usahataninnya dikatakan bahwa alokasi faktor produksi efisien secara alokatif. Cara ini dapat ditempuh dengan membeli faktor produksi pada harga murah dan menjual hasil pada harga relatif tinggi. Bila petani mampu meningkatkan produksinya dengan harga sarana produksi dapat ditekan tetapi harga jual tinggi, maka petani tersebut melakukan efisiensi teknis dan efisiensi harga atau melakukan efisiensi ekonomi. 1.2. Tujuan 1. Mengetahui teori-teori produksi 2. Mengetahui fungsi produksi 3. Mengetahui Efisiensi produksi

Upload: nelva-meyriani-ginting

Post on 21-Nov-2015

97 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Ilmu usahatani merupakan cabang ilmu pertanian. Mosher (1968) mengartikan usahatani sebagai himpunan dari sumber-sumber alam yang ada di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan – perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan – bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya.Menurut Soekartawi (1995) usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.Ditinjau dari beberapa pengertian di atas tentunya ilmu usahatani sangat penting dalam ilmu pertanian. Dan untuk memaksimalkan dalam pengelolaan usahatani itu sendiri diperlukan unsur-unsur pokok yang merupakan faktor – faktor utama dalam usahatani. Unsur – unsur pokok tersebut sering disebut faktor produksi (input). Proses produksi pertanian adalah proses yang mengkombinasikan faktor – faktor produksi pertanian untuk menghasilkan produksi pertanian (output).Soekartawi (1987) menjelaskan bahwa tersedianya sarana atau faktor produksi (input) belum berarti produktifitas yang diperoleh petani akan tinggi. Namun bagaiman petani melakukan usahanya secara efisien adalah upaya yang sangat penting. Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi tinggi tercapai. Bila petani mendapat keuntungan besar dalam usahataninnya dikatakan bahwa alokasi faktor produksi efisien secara alokatif. Cara ini dapat ditempuh dengan membeli faktor produksi pada harga murah dan menjual hasil pada harga relatif tinggi. Bila petani mampu meningkatkan produksinya dengan harga sarana produksi dapat ditekan tetapi harga jual tinggi, maka petani tersebut melakukan efisiensi teknis dan efisiensi harga atau melakukan efisiensi ekonomi. Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari :1.) Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai makin besar skala usaha makin besar pula modal yang dipakai.2.) Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai.3.) Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani(Soekartawi,2003).3. Tenaga KerjaFaktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah :Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari :1.) Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai makin besar skala usaha makin besar pula modal yang dipakai.2.) Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai.3.) Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani(Soekartawi,2003).3. Tenaga KerjaFaktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah :Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari :1.) Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai makin besar skala usaha makin besar pula modal yang dipakai.2.) Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai.3.) Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani(Soekartawi,2003).3. Tenaga KerjaFaktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting

TRANSCRIPT

PERTANIAN AGRIBISNISSOSIAL EKONOMI PERTANIANProduksi (Teori, Fungsi, dan Efisiensi)

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangIlmu usahatani merupakan cabang ilmu pertanian. Mosher (1968) mengartikan usahatani sebagai himpunan dari sumber-sumber alam yang ada di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya.Menurut Soekartawi (1995) usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.Ditinjau dari beberapa pengertian di atas tentunya ilmu usahatani sangat penting dalam ilmu pertanian. Dan untuk memaksimalkan dalam pengelolaan usahatani itu sendiri diperlukan unsur-unsur pokok yang merupakan faktor faktor utama dalam usahatani. Unsur unsur pokok tersebut sering disebut faktor produksi (input). Proses produksi pertanian adalah proses yang mengkombinasikan faktor faktor produksi pertanian untuk menghasilkan produksi pertanian (output).Soekartawi (1987) menjelaskan bahwa tersedianya sarana atau faktor produksi (input) belum berarti produktifitas yang diperoleh petani akan tinggi. Namun bagaiman petani melakukan usahanya secara efisien adalah upaya yang sangat penting. Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi tinggi tercapai. Bila petani mendapat keuntungan besar dalam usahataninnya dikatakan bahwa alokasi faktor produksi efisien secara alokatif. Cara ini dapat ditempuh dengan membeli faktor produksi pada harga murah dan menjual hasil pada harga relatif tinggi. Bila petani mampu meningkatkan produksinya dengan harga sarana produksi dapat ditekan tetapi harga jual tinggi, maka petani tersebut melakukan efisiensi teknis dan efisiensi harga atau melakukan efisiensi ekonomi.

1.2. Tujuan1. Mengetahui teori-teori produksi2. Mengetahui fungsi produksi3. Mengetahui Efisiensi produksiBAB IIPEMBAHASAN

2.1 TEORI PRODUKSIDefinisi ProduksiProduksi adalahusaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Kita ambil contoh sekarung tepung. Tepung merupakan bahan baku yang manfaatnya baru terasa bila telah diubah menjadi roti, usaha pembuatan tepung menjadi roti merupakan kegiatan produksi. Tapi, tidaklah mudah mengubah bahan baku mejadi barang siap konsumsi untuk dapat melakukan kegiatan produksi seorang produsen membutuhkan faktor-faktor produksi. Atau proses mengubah input menjadi output dan produksi meliputi semua kegiatan untuk menciptakan/menambah nilai/guna suatu barang/jasa.Teori Produksi: Untuk melihat hubungan antar input (faktor produksi) dan, output (hasil poduksi)Teori produksi diharapkan: Menerangkan terjadinya suatu proses produksi dapat meramalkan apa yang akan terjadi.Dalam kegiatan usahatani selalu diperlukan faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal yang dikelola seefektif dan seefisien mungkin sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya.Soekartawi (2001), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi atau faktor relationship.Terdapat tiga pola hubungan antara input dan output yang umum digunakan dalampendekatan pengambilan keputusan usahatani yaitu:1.hubungan antara input-output,yang menunjukkan pola hubungan penggunaan berbagai tingkat input untuk menghasilkan tingkat output tertentu (dieksposisikan dalam konsep fungsi produksi)2.hubungan antara input-input,yaitu variasi penggunaan kombinasi dua atau lebih input untuk menghasilkan output tertentu (direpresentasikan pada konsep isokuan dan isocost)3.hubungan antara output-output,yaitu variasi output yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah input tertentu (dijelaskan dalam konsep kurva kemungkinan produksi dan isorevenue)Ketiga pendekatan di atas digunakan untuk mengambil berbagai keputusan usahatani guna mencapai tujuan usahatani yaitu:1. menjamin pendapatan keluarga jangka panjang2. stabilisasi keamanan pangan3. kepuasan konsumsi4. status sosial, dsb.Faktor produksi yang diperlukan dalam usahatani :1. Lahan PertanamanTanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi ke luar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya ( Mubyarto, 1995).Rukmana (1997), Pengolahan tanah secara sempurna sangat diperlukan agar dapat memperbaiki tekstur dan struktur tanah, memberantas gulma dan hama dalam tanah, memperbaiki aerasi dan drainase tanah, mendorong aktivitas mikroorganisme tanah serta membuang gas-gas beracun dari dalam tanah. Penyiapan lahan untuk tanaman jagung dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa olah tanah (TOT) atau disebut zero tillage, pengolahan tanah minimum (minimum tillage) dan pengolahan tanah maksimum (maximum tillage) (Rukmana, 1997).2. Modal (sarana produksi)Dalam kegiatan proses produksi pertanian, maka modal dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh model tersebut. Faktor produksi seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan demikian modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang relative pendek dan tidak berlaku untuk jangka panjang (Soekartawi, 2003).Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, atau yang dibayarkan untuk pembayaran tenaga kerja.Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari :1.) Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai makin besar skala usaha makin besar pula modal yang dipakai.2.) Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai.3.) Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani(Soekartawi,2003).3. Tenaga KerjaFaktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah :1.) Tersedianya tenaga kerjaSetiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja.2.) Kualitas tenaga kerjaDalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang pertanian atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas. Bila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi. Sering dijumpai alat-alat teknologi canggih tidak dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk mengoperasikan alat tersebut.3.) Jenis kelaminKualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita mengerjakan tanam.4.) Tenaga kerja musimanPertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman. Bila terjadi pengangguran semacam ini, maka konsekuensinya juga terjadi migrasi atau urbanisasi musiman (Soekartawi, 2003). Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri. Tenaga kerja keluarga ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak perlu dinilai dengan uang tetapi terkadang juga membutuhkan tenaga kerja tambahan misalnya dalam penggarapan tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak maupun tenaga kerja langsung sehingga besar kecilnya upah tenaga kerja ditentukan oleh jenis kelamin. Upah tenaga kerja pria umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan upah tenaga kerja wanita. Upah tenaga kerja ternak umumnya lebih tinggi daripada upah tenaga kerja manusia ( Mubyarto, 1995).Soekartawi (2003), Umur tenaga kerja di pedesaan juga sering menjadi penentu besar kecilnya upah. Mereka yang tergolong dibawah usia dewasa akan menerima upah yang juga lebih rendah bila dibandingkan dengan tenaga kerja yang dewasa. Oleh karena itu penilaian terhadap upah perlu distandarisasi menjadi hari kerja orang (HKO) atau hari kerja setara pria (HKSP). Lama waktu bekerja juga menentukan besar kecilnya tenaga kerja makin lama jam kerja, makin tinggi upah yang mereka terima dan begitu pula sebaliknya. Tenaga kerja bukan manusia seperti mesin dan ternak juga menentukan basar kecilnya upah tenaga kerja. Nilai tenaga kerja traktor mini akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja orang, karena kemampuan traktor tersebut dalam mengolah tanah yang relatif lebih tinggi. Begitu pula halnya tenaga kerja ternak, nilainya lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja traktor karena kemampuan yang lebih tinggi daripada tenaga kerja tersebut (Soekartawi, 2003)5. ManajemenManajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevalusi suatu proses produksi. Karena proses produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari berbagai tingkatan, maka manajemen berarti pula bagaimana mengelola orang-orang tersebut dalam tingkatan atau dalam tahapan proses produksi (Soekartawi, 2003).Faktor manajemen dipengaruhi oleh:1) tingkat pendidikan2) Pengalaman berusahatani3) skala usaha.4) besar kecilnya kredit dan5) macam komoditas.Menurut Entang dalam Tahir Marzuki (2005), perencanaan usahatani akan menolong keluarga tani di pedesaan. Diantaranya pertama, mendidik para petani agar mampu berpikir dalam menciptakan suatu gagasan yang dapat menguntungkan usahataninya. Kedua, mendidik para petani agar mampu mangambil sikap atau suatu keputusan yang tegas dan tepat serta harus didasarkan pada pertimbangan yang ada. Ketiga, membantu petani dalam memperincikan secara jelas kebutuhan sarana produksi yang diperlukan seperti bibit unggul, pupuk dan obat-obatan. Keempat, membantu petani dalam mendapatkan kredit utang yang akan dipinjamnya sekaligus juga dengan cara-cara pengembaliannya. Kelima, membantu dalam meramalkan jumlah produksi dan pendapatan yang diharapkan.Pencapaian efisiensi dalam pengorganisasian input-input dan fasilitas produksi lebih mengarah kepada optimasi penggunaan berbagai sumberdaya tersebut sehingga dapat dihasilkan output maksimum dengan biaya minimum. Dalam usahatani pengorganisasian input-input dan fasilitas produksi menjadi penentu dalam pencapaian optimalitas alokasi sumber-sumber produksi (Soekartawi, 2001).Pengaruh penggunaan faktor produksi dapat dinyatakan dalam tiga alternatif sebagai berikut :1.)Decreasing return to scaleartinya bahwa proporsi dari penambahan faktor produksi melebihi proporsi pertambahan produksi2.)Constant return to scaleartinya bahwa penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang diperoleh3.)Increasing return to scaleartinya bahwa proporsi dari penambahan faktor produksi akan menghasilkan pertambahan produksi yang lebih besar (Soekartawi,2001).

Macam-Macam Teori Produksi:a)Teori Produksi dengan Satu Input VariabelTeori produksi sederhana yang menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan tingkat produksi barang. (Faktor produksi lain : tetap)Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang (The Law of Diminshing Return)* menyatakan bahwa :apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun.Berikut grafik dari Hukum Kenaikan Hasil yang Semakin Berkurang(The Law of Diminshing Return)

Dari hubungan kurva-kurva tersebut, terbentuklah tiga daerah, yaitu :Daerah I (daerah efisien tetapi tidak rasional)Efisien karena tambahan input fisik dapat memberikan tambahan produksi. Tidak rasional karena besarnya tambahan produksi fisik berada berada diatas rata-rata produksi, dengan demikian petani atau produsen tidak akan berhenti menambah input pada daerah I karena harapan untuk meningkatkan produksi masih dapat dilakukan.Daerah II (efisien tetapi rasional)Efisien : tambahan input masih dapat meningkatkan produksi, walaupun tambahan produksi semakin berkurang)Rasional : rata-rata produksi fisik masih lebih besar dari tambahan produksiAPP > MPPDaerah III (tidak efisien dan tidak rasional )Tidak efisien : karena tambahan input fisik yang diberikan akan mengakibatkan produksi menurun (MPP < 0).Tidak rasional : karena daerah III tersebut merupakan daerah rugi. (Suhartini,2010)PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI RATA-RATA DAN PRODUKSI MARGINAL

Produksi Marginal

* tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan.MP : produksi marginalDTP : pertambahan produksi totalDL : pertambahan tenaga kerjaProduksi Rata-rata

* produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja.AP : produksi rata-rataTP : produksi totalL : tenaga kerjab.) Teori Produksi dengan Dua Input VariabelKombinasi penggunaan input variabel untuk memproduksi atau menghasilkan suatu output (produk) disebut sebagai isokuan. Semakin tinggi isokuan menunjukkan tingginya kuantitas output yang dihasilkan, sebaliknya isokuan yang rendah menunjukkan tingkat output yang rendah pula.Isokuan mempunyai karakterisasi yang sama dengan kurva indiferen. Kalau kurva indiferen menunjukkan kombinasi dari barang-barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan yang sama, maka isokuan menunjukkan kombinasi dari faktor produksi yang memberikan produk yang sama.Kurva Produksi Sama (Isoquant)Kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi input faktor produksi tenaga kerja (L) dan modal (K) yang dapat menghasilkan sejumlah output yang sama (tingkat produksi tertentu)

Gambar di atas merupakan kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari faktor produksi x1 dan x2 untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Dapat dilihat beberapa isokuan yang menunjukkan jumlah output yang sama. Variasi jumlah tenaga kerja dan lahan dapat digunakan untuk menghasilkan isokuan tertentu. Beberapa karakteristik umum isokuan pada fungsi produksi usahatani adalah:1. Isokuan merupakan pernyataan grafis fungsi produksi. Contoh Y=f(X1,X2) bila Y dianggap konstan kombinasi X1 dan X2 dapat dicari2. Slope isokuan menunjukkan jumlah input X2 yang dapat digantikan oleh penambahan satu satuan input X1. Slope ini bernilai negatif sebab penambahan salah satu input akan menyebabkan pengurangan input yang lain3. 3.Isokuan cembung terhadap titik asal. Hal ini menjelaskanmarginal rate of substitutionatau slope kurva isokuan cenderung semakin kecil seiring penambahan satu satuan factor produksi untuk menggantikan faktor produksi lainnya4. DMRS(Diminishing Marginal Rate of Subtitution)tersebut merupakan akibat dari prinsip Diminishing Marginal Returns dalam proses produksiKonsep teoritis yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan fisik antar input pada garfik proporsi input variable-isokuan di atas adalahReturns to Scale(RTS). RTS didefinisikan sebagai perubahan output akibat perubahan input secara proporsional. Keberadaan diminishing marginal returns pada input tunggal dalam diagram isokuan juga dapat ditunjukkan dengan cara lain. Perhatikan garis titik-titik AB yang menunjukkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memperoleh peningkatan output misalnya dari Y1 ke Y2, sementara jumlah lahan dipertahankan konstan seluas 1,5 Ha. Jarak antara isokuan yang ditunjukkan oleh a,b,dan c secara bertahap terlihat semakin besar yang berarti jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk berpindah dari satu isokuan ke isokuan berikutnya harus semakin besar.Garis lurus OC menunjukkan bahwa rasio input tetap sama sebanding dengan peningkatan output Jika isokuan menunjukkan peningkatan output yang merata sepanjang garis OC maka fungsi produksi mengalami constant return to scale. Hal ini berarti peningkatan input dengan persentase tertentu akan mengakibatkan output meningkat dengan persentase yang sama.

c.) Teori Biaya (Ongkos) ProduksiBiaya / ongkos produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor produksi dan bahan mentah yang akan digunakan untuk produksi.Biaya Produksi Jangka Pendek jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnyaBeberapa Pengertian Biaya Produksi Jangka Pendek1. Biaya Total (TC)Keseluruahan biaya produksi yang dikeluarkanTC = TFC + TVC1. Biaya Tetap Total (TFC)Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya1. Biaya Variabel Total (TVC)Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya1. Biaya Tetap rata-rataAFC = TFC/Q1. Biaya Variabel rata-rataAVC = TVC/Q1. Biaya Total rata-rataAC = TC /Q1. Biaya MarginalMCn = TCn TCn-1 atauDTC/DQBerikut grafik dari biaya produksi jangka pendek :

SYARAT PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN1. Memproduksi barang pada tingkat dimanaperbedaan antara hasil penjualan total dengan biaya total paling maksimumTR TC = maksimum1. Memproduksi barang pada tingkatdimana perbedaan antara hasil penjualan marginal = biaya marginal.MR = MC.

BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANGDalam jangka panjang,perusahaan dapat menambah semua faktor produksi, sehingga: biaya produksi tidak perlu dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.Semua pengeluaran dianggap biaya variabel.CARA MEMINIMUMKAN BIAYADalam analisis ekonomikapasitas pabrikdigambarkan oleh kurva biaya total rata-rata ( AC = Average Cost).KURVA BIAYA TOTAL RATA-RATA JANGKA PANJANG ( KURVA LRAC)Kurva yang menunjukkan biaya rata-rata minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu mengubah kapasitas produksinya. Titik persinggungan dalam kurva-kurva AC tersebut merupakan biaya produksi yang paling optimum/minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapai produsen dalam jangka panjang.

2.2. FUNGSI PRODUKSIFungsi produksi digunakan untuk :- Sebagai alat analisis yang menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dalam proses produksi- Sebagai alat analisis normatif yang dapat menentukan keadaan terbaik untuk memaksimukan kentunganHubungan fisik antara output dan inputFungsi produksi disajikan dalam bentuk matematik dan seringkali tidak dapatmenggambarkan secara langsung fenomena yang ada. Pada dasarnya fungsi produksi adalah pola hubungan yang menunjukkan respon output terhadap penggunaan input sebagai contoh produksi padi tergantung pada penggunaan pupuk N. Secara umum diketahui bahwa output akan meningkat seiring dengan penambahan input pupuk hingga tingkat penggunaan pupuk tertentu. Pada tingkat penggunaan input yang lebih banyak output akan menurun karena terjadi ketidakseimbangan unsur hara di dalam tanah.Hubungan antara produksi padi dengan pupuk secara grafis dan matematis disajikan dalam gambar berikut:

Dapat dilihat bahwa produksi 2200 kg padi dapat diperoleh tanpa penggunaan pupuk, produksi ini akan meningkat hingga mencapai maksimum (3760 kg) pada tingkat penggunaan pupuk sebanyak 125 kg. Produksi akan turun apabila pupuk ditambah di atas 125 kg. Secara matematis hubungan produksi ini dituliskan sebagai:Y = f (Xt) dengan formulasi persamaan kuadratik: Y= 2200 + 25 X1 0,10 X2Pada umumnya fungsi produksi menggambarkan hubungan teknik atau fisik antara output dengan satu atau lebih input. Dalam contoh gambar 2.1. fungsi produksi memberikan beberapa informasi mengenai respon produksi padi terhadap penggunaan pupuk di antaranya:1. Terdapat sejumlah output (2200 kg) pada tingkat penggunaan input nol. Hal ini menunjukkan bahwa output tersebut diperoleh atas penggunaan input lainnya (bibit, irigasi, dll)2. Terdapat penggunaan input tertentu yang memberikan produksi maksimum. Produksi tertinggi ini seringkali dikaitkan dengan tingkat produksi teknis maksimum3. Bentuk kurva produksi tidak linier, memiliki titik balik. Hal ini menunjukkan kondisi di mana meskipun output terus mengalami peningkatan akibat bertambahnya pemakaian input, peningkatan tersebut terbatas dan semakin menurun. Penambahan output yang diperoleh akibat penambahan satu satuan input secara terus menerus disebut MPP=Marginal Physical Product(Kurva Produk Marjinal). Secara matematik, MPP adalah slope dari kurva produk total pada titik tertentu dan ditunjukkan oleh turunan pertama fungsi produksi. Pada gambar 2.1. (b) Slope kurva MPP yang terus menurun menunjukkan tambahan output yang semakin kecil pada penambahan input berikutnya. Kurva ini memotong sumbu horisontal pada saat fungsi produksi mencapai titik maksimum. Kecenderungan produk marjinal untuk semakin kecil diformulasikan dalam hukum kenaikan hasil yang berkurang(The Lawof Diminishing Returns)4. Pada gambar yang sama juga disajikan kurva APP yang menunjukkan rata-rata produk fisik per unit input. APP didefinisikan sebagai total produksi dibagi total penggunaan input (Y/X1). Bentuk dari kurva MPP dan APP tidak harus linear. Pada gambar 2.1 bentuk kedua kurva tersebut linear adalah sebagai konsekuensi dari penurunan fungsi produksi yang kuadratik.5. Hubungan fisik antara output dan input dapat diukur denganelastisitas inputyang juga diistilahkan sebagai elastisitas parsial dari produksi. Elastisitas didefinisikan sebagai persentase perubahan output sebagai akibat perubahan persentase tertentu input.Salah satu hal penting dalam formulasi elastisitas di atas adalah hubungan antara MPP dan APP. Daerah diminishing marginal returns (DMRTS) terjadi pada saat MPP