perkembangan keperawatan di indonesia eggi

30
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA BAHASA INDONESIA PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA OLEH: RAZKA UTIYA NO BP: 1311312009 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2013 KATA PENGANTAR

Upload: mega-yugo

Post on 11-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

i

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

BAHASA INDONESIA

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

OLEH: RAZKA UTIYANO BP: 1311312009

FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS ANDALAS

2013KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat beserta

karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan

judul “Perkembangan Keperawatan di Indonesia.”

Page 2: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

Dalam karya ilmiah ini, penulis membahas mengenai definisi keperawatan, sejarah

keperawatan di Indonesia, dampak sejarah terhadap profil perawat di Indonesia, tren

keperawatan sekarang dan masa depan, tantangan perawat pada era reformasi saat ini, dan

kecenderungan peran organisasi profesi dimasa akan datang.

Dalam hidup, telah merupakan kodrat bagi manusia untuk selalu bergantung kepada

orang lain. Begitu juga penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan karya ilmiah ini.

Tak salah kata pepatah bahwa tak ada gading yang tak retak. Begitu juga dengan karya

ilmiah ini. Tentunya, banyak sekali terdapat kesalahan ataupun kekurangan dalam karya ilmiah

ini. Untuk itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan,

kritik dan saran tersebut dapat menjadi perbaikan bagi penulis di masa yang akan datang.

Padang, 4 Desember 2013

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Page 3: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan  suatu bentuk 

pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Keperawatan adalah bentuk

pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada

ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif,

ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup

seluruh daur kehidupan manusia. Pada perkembangannya  ilmu keperawatan selalu mengikuti

perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan  merupakan ilmu terapan yang selalu

berubah mengikuti perkembangan zaman. Keperawatan merupakan ilmu terapan yang

menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal

serta menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai tingkat

kesehatan optimal.

Perawat merupakan salah satu profesi yang selalu berhubungan dan berinteraksi langsung

dengan klien, baik itu klien sebagai individu, keluarga, maupun masyarakat. Oleh karena itu,

perawat dalam memberikan asuhan keperawatanya dituntut untuk memahami dan berperilaku

sesuai dengan etik keperawatan. Agar seorang perawat dapat bertanggung jawab dan

bertanggung gugat maka ia harus memegang teguh nilai-nilai yang mendasari praktik

keperawatan itu sendiri, yaitu: perawat membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan yang

optimum; perawat membantu meningkatkan autonomi klien mengekspresikan kebutuhannya;

perawat mendukung martabat kemanusiaan dan berlaku sebagai advokat bagi kliennya; perawat

menjaga kerahasiaan klien; berorientasi pada akuntabilitas perawat; dan perawat bekerja dalam

lingkungan yang kompeten, etik, dan aman (CNA, 2001).

“Evolusi perkembangan sistem pelayanan kesehatan telah mengubah peran dan tanggung

jawab perawat secara signifikan. Dalam perkembangan lebih lanjut, perawat dituntut untuk

Page 4: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

bertanggung jawab memberikan praktik keperawatan yang aman dan efektif serta bekerja dalam

lingkungan yang memiliki standar klinik yang tinggi.” (Mahlmeister, 1999)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini, yaitu:

         Apa yang disebut dengan keperawatan?

         Bagaimana sejarah keperawatan di Indonesia?

         Apa hubungan sejarah keperawatan dengan dunia keperawatan saat ini?

         Bagaimana tren keperawatan sekarang dan masa depan?

         Apa tantangan perawat pada era reformasi saat ini?

         Bagaimana peran organisasi profesi dimasa akan datang?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini, yaitu:

         Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan keperawatan

         Dapat mengetahui sejarah keperawatan di Indonosia

         Dapat mengetahui hubungan sejarah keperawatan dengan dunia keperawatan saat ini

         Dapat mengetahui tren keperawatan sekarang dan masa depan

         Dapat mengetahui tantangan perawat pada era reformasi saat ini

         Dapat mengetahui peran organisasi profesi dimasa akan datang

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini, yaitu:

Page 5: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

         Menambah wawasan mengenai sejarah keperawatan di Indonesia

         Menambah wawasan mengenai perkembangan keperawatan di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Keperawatan

“Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan

tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan

keperawatan.” (UU Kesehatan No. 23, 1992)

Menurut (Effendy, 1995), “Perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh

perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan adalah upaya

mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam

Page 6: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan

menggunakan proses keperawatan.”

Merawat mempunyai suatu posisi sentral. Merawat merupakan suatu kegiatan dalam

ruang lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut sesuatu yang lain

dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita menginginkan hasil yang dicapai

akan memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha untuk mencapai sesuatu keseimbangan antara

keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.

2.2 Sejarah Keperawatan di Indonesia

Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia telah banyak dipengaruhi oleh

kolonial penjajah diantaranya Jepang, Belanda, dan Inggris. Dalam perkembangannya di

Indonesia dibagi menjadi dua masa diantaranya:

            Pertama, masa sebelum kemerdekaan, pada masa itu negara Indonesia masih

dalam penjajahan Belanda. Perawat berasal dari Indonesia disebut sebagai

verpleger dengan dibantu oleh zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit, perawat tersebut

pertama kali bekerja di rumah sakit Binnen Hospital yang terletak di Jakarta pada tahun 1799

yang ditugaskan untuk memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda, sehingga akhirnya

pada masa Belanda terbentuklah dinas kesehatan tentara dan dinas kesehatan rakyat.

Mengingat tujuan pendirian rumah sakit hanya untuk kepentingan Belanda, maka tidak

diikuti perkembangan dalam keperawatan. Kemudian pada masa penjajahan Inggris yaitu

Rafless, mereka memperhatikan kesehatan rakyat dengan moto kesehatan adalah milik

manusia dan pada saat itu pula telah diadakan berbagai usaha dalam memelihara kesehatan

Page 7: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

diantaranya usaha pengadaan pencacaran secara umum, membenahi cara perawatan pasien

dengan gangguan jiwa dan memperhatikan kesehatan pada para tawanan.

            Beberapa rumah sakit dibangun khususnya di Jakarta yaitu pada tahun 1819,

didirikan rumah sakit Stadsverband, kemudian pada tahun 1919 rumah sakit tersebut pindah

ke Salemba dan sekarang dikenal dengan nama RSCM (Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo), kemudian diikuti rumah sakit milik swasta. Pada tahun 1942-1945 terjadi

kekalahan tentara sekutu dan kedatangan tentara Jepang. Perkembangan keperawatan

mengalami kemunduran.

            Kedua, masa setelah kemerdekaan, pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit

yang didirikan serta balai pengobatan dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga

kesehatan pada tahun 1952 didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 telah

dibuka pendidikan keperawatan setara dengan diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama

kalinya dibuka pendidikan keperawatan setingkat dengan sarjana yang dilaksanakan

di Universitas Indonesia dengan nama Program Studi Ilmu Keperawatan dan akhirnya dengan

berkembangnya Ilmu Keperawatan, maka menjadi sebuah Fakultas Ilmu keperawatan dan

beberapa tahun kemudian diikuti berdirinya pendidikan keperawatan setingkat S1 di berbagai

universitas di Indonesia seperti di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan lain-lain.

2.3 Dampak Sejarah terhadap Profil Perawat di Indonesia

            Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang menyenangkan

maupun memilukan. Sejarah bukan sebatas cerita untuk generasi mendatang yang ditulis sekadar

untuk dihafalkan. Setiap manusia memiliki sejarah masing-masing, baik yang bersifat individual,

komunal, maupun nasional. Sama halnya dengan sejarah perjuangan bangsa. Kemerdekaan yang

Page 8: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

diraih bukan hanya melibatkan tentara, tetapi juga seluruh elemen bangsa. Mulai dari pemimpin

sampai rakyat jelata, orang tua sampai anak-anak. Semuanya bahu-membahu berjuang dengan

semangat patriotisme.

            Sejarah akan mewarnai masa depan. Apa yang terjadi di masa sekarang dipengaruhi oleh

sejarah pada masa sebelumnya. Kesuksesan yang diraih seseorang dalam hidupnya merupakan

hasil atau buah dari keuletan dan perjuangannya di masa lalu. Contohnya adalah negara Jepang.

Negara tersebut menjadi salah satu negara yang pesat perekonomiannya. Keberhasilan ini salah

satunya dipengaruhi oleh semangat bangsa ini untuk terus maju dan meningkatkan

produktivitasnya. Teori yang sama berlaku pula di negara kita. Keterpurukan yang dialami

bangsa Indonesia di hampir segala bidang disebabkan oleh perilaku korup yang telah mendarah

daging di negara ini sejak dulu.

            Sistem hegemoni yang diterapkan oleh bangsa Eropa selama menjajah Indonesia telah

memberi dampak yang sangat besar pada seluruh lini kehidupan, termasuk profesi perawat.

Posisi Indonesia sebagai negara yang terjajah (subaltern) menyebabkan kita selalu berada pada

kondisi yang tertekan, lemah, dan tidak berdaya. Kita cenderung menuruti apa saja yang menjadi

keinginan penjajah. Situasi ini terus berlanjut dalam kurun waktu yang lama sehingga terbentuk

suatu formasi kultural. Kultur di dalamnya mencakup pola perilaku, pola pikir, dan pola

bertindak. Formasi kultural ini terus terpelihara dari generasi ke generasi sehingga menjadi se-

suatu yang superorganic. Sejarah keperawatan di Indonesia pun tidak lepas dari pengaruh

penjajahan. Kali ini, penulis mencoba menganalisis mengapa masyarakat menganggap perawat

sebagai pembantu profesi kesehatan lain, dalam hal ini profesi dokter. Ini ada kaitannya dengan

konsep hegemoni. Seperti dijelaskan di awal, perawat awalnya direkrut dari Boemi Putera yang

tidak lain adalah kaum terjajah, sedangkan dokter didatangkan dari negara Belanda, sebab

Page 9: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

pada saat itu di Indonesia belum ada sekolah kedokteran. Sesuai dengan konsep hegemoni, posisi

perawat di sini adalah sebagai subaltern yang terus-menerus berada dalam cengkeraman

kekuasaan dokter Belanda (penjajah). Kondisi ini menyebabkan perawat berada pada posisi yang

termarjinalkan. Keadaan ini berlangsung selama berabad-abad sampai akhirnya terbentuk

formasi kultural pada tubuh perawat.

Posisi perawat sebagai subaltern yang tunduk dan patuh mengikuti apa keinginan

penjajah lama-kelamaan menjadi bagian dari karakter pribadi perawat. Akibatnya, muncul

stigma di masyarakat yang menyebut perawat sebagai pembantu dokter. Karena stigma tersebut,

peran dan posisi perawat di masyarakat semakin termarjinalkan. Kondisi semacam ini telah

membentuk karakter dalam diri perawat yang pada akhirnya berpengaruh pada profesi

keperawatan secara umum. Perawat menjadi sosok tenaga kesehatan yang tidak mempunyai

kejelasan wewenang atau ruang lingkup. Orientasi tugas perawat dalam hal ini bukan untuk

membantu klien mencapai derajat kesehatan yang optimal, melainkan membantu pekerjaan

dokter. Perawat tidak diakui sebagai suatu profesi, melainkan pekerjaan di bidang kesehatan

yang aktivitasnya bukan didasarkan atas ilmu, tetapi atas perintah atau instruksi dokter, sebuah

rutinitas belaka. Pada akhirnya, timbul sikap manut perawat terhadap dokter.

Dampak lain yang tidak kalah penting adalah berkembangnya perilaku profesional yang

keliru dari diri perawat. Ada sebagian perawat yang menjalankan praktik pengobatan yang

sebenarnya merupakan kewenangan dokter. Realitas seperti ini sering kita temui di masyarakat.

Uniknya, sebutan untuk perawat pun beragam. Perawat laki-laki biasa

disebut mantri, sedangkanperawat perempuan disebut suster. Ketimpangan ini terjadi karena

perawat sering kali diposisikan sebagai pembantu dokter. Akibatnya, perawat terbiasa bekerja

layaknya seorang dokter, padahal lingkup kewenangan kedua profesi ini berbeda.

Page 10: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

            Tidak menutup kemungkinan, fenomena seperti ini masih terus berlangsung hingga kini.

Hal ini tentunya akan menghambat upaya pengembangan keperawatan menjadi profesi kesehatan

yang profesional. Seperti kita ketahui, kultur yang sudah terinternalisasi akan sulit untuk diubah.

Dibutuhkan persamaan persepsi dan cita-cita antar perawat serta kemauan profesi lain untuk

menerima dan mengakui perawat sebagai sebuah profesi kesehatan yang profesional. Tentunya

kita berharap pengakuan ini bukan sekedar wacana, tetapi harus terealisasikan dalam kehidupan

profesional.

Paradigma yang kemudian terbentuk karena kondisi ini adalah pandangan bahwa perawat

merupakan bagian dari dokter. Dengan demikian, dokter berhak "mengendalikan" aktivitas pera-

wat terhadap klien. Perawat menjadi perpanjangan tangan dokter dan berada pada

posisi submisif. Kondisi seperti ini sering kali temui dalam pelayanan kesehatan di rumah

sakit.Salah satu penyebabnya adalah masih belum berfungsinya sistem kolaborasi antara dokter

dan perawat dengan benar.

            Jika kita cermati lebih jauh, hal yang berlaku justru sebaliknya. Dokter seharusnya

merupakan bagian dari perawatan klien. Seperti kita ketahui, perawat merupakan tenaga

kesehatan yang paling sering dan paling lama berinteraksi dengan klien. Asuhan keperawatan

yang diberikan pun sepanjang rentang sehat-sakit. Dengan demikian, perawat adalah pihak yang

paling mengetahui perkembangan kondisi kesehatan klien secara menyeluruh dan bertanggung

jawab atas klien. Sudah selayaknya jika profesi kesehatan lain meminta "izin" terlebih dahulu

kepada perawat sebelum berinteraksi dengan klien. Hal yang sama juga berlaku untuk keputusan

memulangkan klien. Klien baru boleh pulang setelah perawat menyatakan kondisinya

memungkinkan.Walaupun program terapi sudah dianggap selesai, program perawatan masih te-

Page 11: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

rus berlanjut karena lingkup keperawatan bukan hanya pada saat klien sakit, tetapi juga setelah

kondisi klien sehat.

2.4 Tren Keperawatan Sekarang dan Masa Depan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk bidang kesehatan,

peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap pelaksanaan hak asasi

manusia, kesadaran masyarakan akan kebutuhan kesehatan mengakibatkan masyarakat semakin

sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang

berkualitas.

Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan keperawatan dari

pelayanan vokasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka kepada pelayanan

profesional yang berpijak pada penguasaan iptek keperawatan dan spesialisasi dalam pelayanan

keperawatan.

Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada peran

aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif. Kondisi ini

menuntut upaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme keperawatan. Proses

ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses

keperawatan, pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan dan juga antisipasi

organisasi profesi (PPNI).

1.      Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan

Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang profesional,

telah memicu perawat untuk terus mengembangkan dirinya dalam berbagai bidang, terutama

penataan sistem pendidikan keperawatan.

Page 12: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

Oleh karena itu profesi keperawatan dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan

wawasan keilmuan, orientasi pendidikan, dan kerangka konsep pendidikan.

a) Wawasan Keilmuan

Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999,

merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat dilihat dengan

adanya:

• Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama dan Pancasila.

• Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi.

•                     Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II.

Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan, yaitu dengan

berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998. Sementara itu, di Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia (FIK-UI) telah dibuka S2 Keperawatan untuk Studi Manajemen

Keperawatan, Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Komunitas. Dan selanjutnya akan

dibuka Studi S2 Keperawatan Jiwa dan Keperawatan Medikal Bedah.

Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan keperawatan diarahkan kepada

profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan.

b) Orientasi Pendidikan

Pendidkan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada pengembangan

pengetahuan dan teknologi. Artinya pengalaman belajar baik kelas, laboratorium dan lapangan

tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan segala ilmu yang

memungkinkan penguasaan iptek. c) Kerangka Konsep

Page 13: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

Berpikir ilmiah pembiasaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif, pendidikan

di lingkungan masyarakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan karakteristik dari

pendidikan profesional keperawatan.

2.      Perkembangan Pelayanan Keperawatan

Perubahan adat pelayanan dari vokasional menjadi perawat dengan fokus asuhan

keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran kreatif dan rehabilitatif

harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia dibidang keperawatan. Sehingga

pada pelaksaan pemberian sumber keperawatan dapat terjadinya pelayanan yang efisien, efektif,

serta berkualitas. Selanjtunya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prektis

keperawatan profesional, seperti :

  Praktik keperawatan di rumah sakit kesehatan.

  Praktik keperawatan di rumah (home caffe).

  Praktik keperawatan berkelompok (nursing home).

  Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun 2000, yang

kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik

Keperawatan.

2.5 Tantangan Perawat Pada Era Reformasi Saat Ini

Keperawatan adalah profesi yang mulia jika dilakukan dengan penuh keikhlasan, namun

dalam menjalani profesi keperawatan tidak cukup hanya mengandalkan sikap ikhlas saja, akan

tetapi diperlukan pengetahuan, wawasan, serta sikap yang professional sebagai seorang perawat.

Page 14: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

Hal itu sangat penting karena dalam menjalankan profesi keperawatan banyak tantangan-

tantangan yang harus di hadapi oleh perawat sesuai dengan perannya.

“Evolusi perkembangan sistem pelayanan kesehatan telah mengubah peran dan tanggung

jawab perawat secara signifikan. Dalam perkembangan lebih lanjut, perawat dituntut untuk

bertanggung jawab memberikan praktik keperawatan yang aman dan efektif serta bekerja dalam

lingkungan yang memiliki standar klinik yang tinggi.” (Mahlmeister, 1999).

Profesionalisme keperawatan merupakan proses dinamis dimana profesi keperawatan

yang telah terbentuk (1984) mengalami perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai

dengan tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat. Proses profesionalisasi merupakan proses

pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat.

Profesi keperawatan, merupakan profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari profesi lain,

dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan

kesehatan di Indonesia agar keberadaannya mendapat pengakuan dari masyarakat. Untuk

mewujudkan pengakuan tersebut, maka perawat masih harus memperjuangkan langkah-langkah

profesionalisme sesuai dengan keadaan dan lingkungan sosial di Indonesia.

Proses ini merupakan tantangan bagi perawat Indonesia dan perlu dipersiapkan dengan

baik, berencana, berkelanjutan dan tentunya memerlukan waktu yang lama.

Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai dengan perubahan-

perubahan yang cepat disegala bidang, menuju kepada keadaan yang lebih baik. Di bidang

kesehatan tuntutan reformasi total muncul karena masih adanya ketimpangan hasil pembangunan

kesehatan antar daerah dan antar golongan, kurangnya kemandirian dalam pembangunan bangsa

dan derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal di bandingkan dengan negara tetangga.

Reformasi bidang kesehatan juga diperlukan karena adanya lima fenomena utama yang

Page 15: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan yaitu perubahan pada

dinamika kependudukan, temuan substansial IPTEK kesehatan/kedokteran, tantangan global,

perubahan lingkungan dan demokrasi disegala bidang. (Dikutip dari : Nursalam, MN)

Institusi pendidikan keperawatan sangat bertanggung jawab dan berperan penting dalam

rangka melahirkan generasi perawat yang berkualitas dan berdedikasi. Sejalan dengan

berkembangnya institusi pendidikan keperawatan di Indonesia ibarat “jamur yang tumbuh di

musim penghujan” sejak tahun 1998 Institusi pendidikan keperawatan di tanah air sudah

berjumlah “ribuan” Intitusi keperawatan berdiri di tanah air. Motivasi dari pendirian insitusi

inipun sangat bervariasi dari alasan “Bisnis”sampai dengan “Sosial”.

Yang kemudian menjadi pertanyaan dan keganjilan adalah banyaknya pemilik dan

pengelola insititusi pendidikan keperawatan ini yang sama sekali tidak memiliki pemahaman

yang cukup tentang keperawatan baik secara disiplin ilmu atau profesi. Ini menjadi penyebab

rendahnya mutu lulusan dari pendidikan keperawatan yang ada.

Hal ini dapat di ukur dengan kalah bersaingnya para perawat Indonesia bila di

bandingkan dengan negara-negara lain seperti Philipines dan India. Pemicu yang paling nyata

adalah karena dalam sistem pendidikan keperawatan kita masih menggunakan “Bahasa

Indonesia” sebagai pengantar dalam proses pendidikan. Hal tersebut yang membuat perawat kita

kalah bersaing di tingkat global.

2. 6 Kecenderungan Peran Organisasi Profesi Dimasa Akan Datang

Tujuan dari sebuah reformasi adalah tercapainya suatu kondisi perubahan ke arah yang

lebih baik. Perubahan keperawatan dalam hal ini tentu bertujuan dalam rangka untuk

Page 16: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

mengobarkan semangat perubahan secara multisektoral dalam dunia keperawatan nasional.

Sektor keperawatan yang di maksud adalah meliputi:

1.      Perubahan Institusi Pendidikan Keperawatan

2.      Perubahan Sistem Pelayanan dan Standarisasi Praktik dan Reward Tenaga Keperawatan

3.      Perubahan Organisasi Profesi dan Birokrasi Keperawatan

Reformasi insitusi pendidikan keperawatan harus dilakukan secara total antara lain

dengan tahapan langkah-langkah sebagai berikut :

a.Standarisasi jenjang, kualitas/ mutu, dari institusi pendidikan keperawatan.

b.Merubah bahasa pengantar dalam pendidikan keperawatan dengan menggunakan Bahasa

Inggris.

c.Menutup Insitusi Pendidikan Keperawatan yang tidak berkualitas.

d.Insitusi Pendidikan Keperawatan harus di pimpin oleh seseorang yang memiliki latar belakang

pendidikan keperawatan.

e.Standarisasi kurikulum dan evaluasi bertahan terhadap staf pengajar di insitusi pendidikan

keperawatan

f.Semua dosen dan staf pengajar di institusi pendidikan keperawatan harus mampu berbahasa

inggris secara aktif.

g.Memberantas segala jenis KKN di isntitusi pendidikan dari mulai perizinan, penerimaan

mahasiswa, proses pendidikan dan akreditasi serta proses kelulusan mahasiswa.

Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual,

interpersonal kemampuan teknis dan moral. Dengan demikian diharapkan terjadi perubahan

besar yang mendasar dalam upaya berpartisipasi aktif mensukseskan program pemerintah dan

berwawasan yang luas tentang profesi keperawatan. Perubahan tersebut bisa dicapai apabila

Page 17: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

pendidikan tinggi keperawatan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan perkembangan

pelayanan dan program pembangunan kesehatan seiring dengan perkembangan IPTEK bidang

kesehatan/ keperawatan serta diperlukan proses pembelajaran baik institusi pendidikan maupun

pengalaman belajar klinik di rumah sakit dan komunitas. (Dikutip dari : Nursalam, MN).

Praktik keperawatan sebagai tindakan keperawatan profesional masyarakat penggunaan

pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar serta ilmu keperawatan

sebagai landasan untuk melakukan pengkajian, menegakkan diagnostik, menyusun perencanaan,

melaksanakan asuhan keperawatan, dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan serta

mengadakan penyesuaian rencana keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Selain

memiliki kemampuan intelektual, interpersonal dan teknikal, perawat juga harus mempunyai

otonomi yang berarti mandiri dan bersedia menanggung risiko, bertanggung jawab dan

bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukannya, termasuk dalam melakukan dan

mengatur dirinya sendiri.

Tapi yang terjadi di lapangan sangat memilukan, banyak sekali rekan-rekan perawat yang

melakukan “Praktik Pelayanan Kedokteran dan Pengobatan” yang sangat tidak relevan dengan

ilmu keperawatan itu sendiri. Hal tersebut telah membuat profesi perawat di pandang rendah oleh

profesi lain. Banyak hal yang menyebabkan hal ini berlangsung berlarut-larut antara lain :

a.       Kurangnya kesadaran diri dan pengetahuan dari individu perawat itu sendiri.

b.      Tidak jelasnya aturan yang ada serta tidak tegasnya komitmen penegakan hukum di Negara

Republik Indonesia.

c.       Minimnya pendapatan secara finansial dari rekan-rekan perawat secara umum.

d.      Kurang perannya organisasi profesi dalam membantu pemecahan permasalah tersebut.

Page 18: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

e.       Rendahnya pengetahuan masyarakat, terutama di daerah yang masih menganggap bahwa

perawat juga tidak berbeda dengan dokter atau petugas kesehatan yang lain.

Sementara itu dunia Pelayanan keperawatan di rumah sakit juga masih sangat jauh dari

nyaman, rekan-rekan perawat diperas bekerja selama 24 jam satu hari dalam 2 atau 3 sift

sedangkan pendapatan mereka masih sangat jauh dari memadai. Sekarang sudah saatnya perawat

di Indonesia berteriak dan meminta gaji sama seperti rekan-rekan perawat yang bekerja di

Jepang , Korea atau negara-negara maju lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa menghadapi tantangan yang sangat berat tersebut, diperlukan

perawat dengan sikap yang selalu dilandasi oleh kaidah etik profesi. Upaya yang paling strategis

untuk dapat menghasilkan perawat profesional melalui pendidikan keperawatan profesional dan

beberapa langkah yang telah disebutkan diatas. (Dikutip dari Tulisan Nursalam, MN “Dalam

Pembangunan yang berwawasan Kesehatan”).

Beberapa contoh di atas lebih disebabkan karena selama ini kita dianggap kecil oleh

profesi lain dan kita tidak pernah bersuara secara bersama-sama, yakinlah bahwa tidak akan ada

rumah sakit tanpa profesi perawat. Perawat sangat diperlukan dan dibutuhkan dalam pelayanan

kesehatan.

Kita harus berani untuk berbicara karena keadilan itu harus ditegakkan, yang harus segera

dilaksanakan adalah :

a. Penentuan standarisasi gaji buat perawat tentu setelah melalui uji kompetensi.

b. Mengirim jumlah perawat secara eksodus ke luar negeri sehingga jumlah perawat di tanah air

akan lebih sedikit, sehingga akan berlaku hukum ekonomi (apabila permintaan lebih banyak dari

penawaran harga akan naik). Ini telah terjadi di Philipines sehingga di sana seorang dokter

Page 19: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

spesialis, pengacara, arsitek akan meninggalkan profesinya dan kuliah di keperawatan karena

profesi perawat begitu sangat terhormat.

c. Memberikan sanksi kepada rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang tidak memberi

gaji sesuai dengan standar.

Pada akhirnya, reformasi memerlukan keberanian dan ketabahan yang lebih besar. Dalam

reformasi keperawatan, kita berhadapan dengan kebiasaan-kebiasaan buruk yang sudah berurat

berakar pada diri sendiri, pada diri kita masing-masing. Dalam reformasi keperawatan, kita harus

mempelajari kebiasaan-kebiasaan baru, seperti sikap profesional, demokratis, toleran, hormat

kepada hak asasi manusia (siapa pun dia) tidak melakkukan perilaku yang KKN serta hormat

kepada lingkungan alamiah kita, yang lebih sesuai dengan tuntutan sebuah zaman baru.

BAB III

PENUTUP

3.1              Kesimpulan

Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan kesehatan

guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat. Keperawatan sudah ada sejak manusia itu

ada dan hingga saat ini. Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya

Page 20: Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Eggi

berlangsung di tatanan praktik, namun juga di dunia pendidikan keperawatan. Pendidikan

keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Karenanya,

perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan

keperawatan yang berkelanjutan. Evolusi perkembangan sistem pelayanan kesehatan telah

mengubah peran dan tanggung jawab perawat secara signifikan. Dalam perkembangan lebih

lanjut, perawat dituntut untuk bertanggung jawab memberikan praktik keperawatan yang aman

dan efektif serta bekerja dalam lingkungan yang memiliki standar klinik yang tinggi

3.2              Saran

Sebagai perawat/ calon perawat kita harus terus meningkatkan kompetensi diri, salah

satunya melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami

ketertinggalan dari keperawatan internasional. Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk

memiliki kemampuan intelektual, interpersonal kemampuan teknis dan moral. Dengan demikian

diharapkan terjadi perubahan besar yang mendasar dalam upaya berpartisipasi aktif

mensukseskan program pemerintah dan berwawasan yang luas tentang profesi keperawatan.