peran kepolisian dalam menjawab abad 21
TRANSCRIPT
IDENTITAS
NAMA : ADIH SUYANTO
NAMA PANGGILAN : ADI
AGAMA : ISLAM
JENIS KELAMIN : LAKI – LAKI
ALAMAT : KP. NEGLASARI RT 05 RW 10
KELURAHAN MANGGAHANG,
KECAMATAN BAELEENDAH,
KABUPATEN BANDUNG 40375
EMAIL : [email protected]
NOMOR HP : 081809757389
STATUS : MAHASISWA REGULER
PERGURUAN TINGGI : UNIVERSITAS LANGLANGBUANA BANDUNG
FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN : ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
ANGKATAN – NPM : 2010 - 41153020100018
PENDAHULUAN
Belakangan ini muncul berbagai fenomena dimasyarakat yang bisa
mengindikasikan adanya permasalahan dan perseteruan banyak kalangan yang
memberi kesan seakan – akan bangsa sedang mengalami krisis kehidupan
kebangsaan yang menghasilkan berbagai macam polemik permasalahan –
permasalahan sosial dimasyarakat. Kondisi seperti ini yang akan merusak mental
para generasi muda saat ini dan sudah melunturkan serta mengancam keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di abad ke-21 kita dituntut agar menjadi bangsa yang penuh dengan
perdamaian dan kesejahteraan baik secara fisik dan psikis. Serta terlindung dari
berbagai ancaman dari luar. Banyak sekali ancaman yang terjadi di Indonesia ini,
sejak sebelum kemerdekaan bahkan sampai dengan saat ini. Bukan hanya
ancaman peperangan saja, tetapi ancaman budaya dan moral yang buruk yang
menjadikan mental masyarakat kita lemah dan tidak berdaya dalam mengahadapi
era globalisasi ini.
Ketika masyarakat mendengar organisasi kepolisian, maka yang terbayang
pertama kali dibenak masyarakat adalah polisi melakukan penegakan hukum, atau
polisi tengah menjalankan aktivitas pengamanan Kepolisian. Pada saat ini
menimbulkan berbagai macam pertentangan yang terjadi di masyarakat. Pro dan
kontra saling bermunculan bahkan saling berperang. Disamping tugas kepolisian
selaku organisasi yang berada dalam bidang pelayanan masyarakat, pencitraan
kepolisian saat ini memang tidak bisa dipungkiri sangatlah dipandang tidak baik oleh
masyarakat. Bukan semata – mata karena tugas kepolisian yang salah, akan tetapi
ada orang – orang atau oknum kepolisian sendiri yang menjadi boemerang dalam
organisasi kepolisian ini, yakni oknum yang tidak bertanggungjawab dan mempunyai
kepentingan lain dalam organ inti yang akan membunuh pencitraannya sendiri.
Hadirnya Kepolisisan Negara Republik Indonesia di tanah air ini diharapkan
akan sedikitnya membawa angin segar dalam menjawab tantangan di abad ke – 21
ini yang memang permasalahan yang ada pada saat ini tidak bisa dipungkiri begitu
kompleksnya dan sulit untuk semudah itu ditangani oleh aparatur kepolisian saja.
Dalam menjawab tantangan ini bukan hanya sebagai tugas aparatur militer
saja tetapi harus adanya sinergitas yang kuat antara berbagai komponen yang ada,
tetapi harus terjalin adanya kemitraan antara aparat kepolisian dan masyarakat dan
seluruh komponen bangsa. Karena dibutuhkan sekali kerjasama yang kuat dalam
mempertahankan NKRI.
Dalam rangka menjawab tantangan di abad ke 21 ini peran dan fungsi
kepolisian akan dipertaruhkan dalam menjaga dan melindungi keamanan dan
pertahanan dalam Negeri. Disinilah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
harus dijaga, karena tanpa menjaganya akan terjadi separatism yang menjadi
penghalang terciptanya kehidupan bangsa yang damai dan sejahtera. Dalam hal
menjaga keutuhan NKRI, Kepolisian perlu adanya kerjasama yang baik dan
transparan antara aparatur Negara lainnya dan masyarakat agar tidak terjadi
penyimpangan dan kesalah pahaman yang menjadikan ketidak harmonisan
komponen bangsa yang akan menyebabkan berbagai konflik dalam kehidupan
sosial masyarakat.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayanan masyarakat, Kepolisian
juga dituntut agar terus menciptakan keamanan dan kenyamanan dalam Negeri,
apalagi ditahun 2014 akan terjadinya tonggak sejarah yang baru lagi dalam sejarah
penentuan para pemimpin Negara, yakni pemilihan legislative, kepala daerah dan
Presiden Republik Indonesia tahun 2014. Dalam kondisi politik yang sedang panas –
panasnya menuju Pemilu 2014. Menjadikan ketidak seimbangan antara aparat
Kepolisian, Pemerintahan dan masyarakat. Karena pada dasarnya setiap manusia
mempunyai pilihan masing – masing dalam menentukan pemimpin Negaranya yang
dianggap baik dan benar. Tidak cukup hanya disitu, dampak besar yang akan terjadi
dalam Pemilu 2014 ini pasti sedikitnya akan menimbulkan suatu konflik yang besar
yang akan timbul dari masyarakat sendiri, yakni ketidak sepahaman antara
masyarakat mengenai pemimpin yang dipilihnya. Peran dan tugas Kepolisian saat ini
bagaimana aparat Negara ini dapat menjaga, memberikan pelayanan berupa
keamanan dan ketertiban dalam mensukseskan Pemilu 2014 serta meyakinkan
bahwa Negara ini aman akan berbagai ancaman apapun.
PEMBAHASAN
KONSEPTUAL KEAMANAN INDONESIA
Dalam melacak konsepsi keamanan Nasional Indonesia, paling tidak dapat
dilakukan dengan mengetahui doktrin dan perundang - undangan yang menjadi
landasan. Doktrin utama dari keamanan Nasional adalah ketahanan. Ketahanan
Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan
serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan Nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang
tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan dalam mewujudkan
tujuan perjuangan Nasional.
Doktrin ketahanan Nasional mencakup organisasi dan implementasi dari
suatu keseimbangan antara keamanan dan kesejahteraan dalam kehidupan bangsa,
yang secara holistik meliputi semua aspek yang berlandaskan filosofi bangsa,
Ideologi Negara, Konstitusi dan Identitas Nasional.
Doktrin ketahanan Nasional lebih memandang ke dalam, atau tertuju pada bangsa
Indonesia sendiri. Tujuan utamanya adalah pencapaian identitas dan karakter
Nasional melalui ketahanan pribadi. Hal ini tidak berarti bahwa bangsa Indonesia
menerapkan Nasionalisme yang sempit atau mengisolasi diri dari pergaulan Interna-
sional.
Menurut Undang - undang Kepolisian Negara, keamanan dan ketertiban
masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat
terselenggaranya proses pembangunan Nasional dalam rangka tercapainya tujuan
Nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya
hukum, serta terbinanya ketenteraman, yang mengandung kemampuan membina
serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal,
mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-
bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.
Undang- Undang No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
Pasal 1 ayat (1) Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan Negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara.
Menurut Undang - undang Pertahanan Negara, sistem pertahanan Negara
adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga
Negara, wilayah, dan sumber daya Nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini
oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut
untuk menegakkan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa dari segala ancaman.
KONSEPTUAL KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN)
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang
bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan
pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat
dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi
unsur- unsur sebagai berikut:
perbuatan melawan hukum,
penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara.
Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat
kesepakatan secara tersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang
diwarnai dengan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala
urusannya menjadi lancar. Di Indonesia, kolusi paling sering terjadi dalam proyek
pengadaan barang dan jasa tertentu (umumnya dilakukan pemerintah). Ciri-ciri
kolusi jenis ini adalah:
Pemberian uang pelicin dari perusahaan tertentu kepada oknum pejabat atau
pegawai pemerintahan agar perusahaan dapat memenangkan tender
pengadaan barang dan jasa tertentu. Biasanya, imbalannya adalah
perusahaan tersebut kembali ditunjuk untuk proyek berikutnya.
Penggunaan broker (perantara) dalam pengadaan barang dan jasa tertentu.
Padahal, seharusnya dapat dilaksanakan melalui mekanisme G 2 G
(pemerintah ke pemerintah) atau G 2 P (pemerintah ke produsen), atau
dengan kata lain secara langsung. Broker di sini biasanya adalah orang yang
memiliki jabatan atau kerabatnya.
Jadi secara garis besar, Kolusi adalah pemufakatan secara bersama untuk
melawan hukum antar penyelenggara Negara atau antara penyelenggara dengan
pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan Negara.
Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan
hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya. Kata ini biasanya digunakan
dalam konteks derogatori.
Di Indonesia, tuduhan adanya nepotisme bersama dengan korupsi dan kolusi
(ketiganya disingkat menjadi KKN) dalam pemerintahan Orde Baru, dijadikan
sebagai salah satu pemicu gerakan reformasi yang mengakhiri kekuasaan presiden
Soeharto pada tahun 1998.
TUGAS KEPOLISIAN INDONESIA
Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia pertama – tama dirumuskan dalam
Undang – undang No. 13 Tahun 1961 yang disebut : Undang – undang pokok
Kepolisian secara umum dalam pasal 1 dan penjabarannya dalam pasal 2. Sejak
keluar Undang – undang No. 20 Tahun 1982, ialah Undang – undang Pertahanan
Negara, tugas kepolisian Negara dirumuskan dalam pasal 30 ayat (4),yang berbunyi:
Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas :
a. Selaku alat Negara penegak hukum memelihara serta meningkatkan tertib
hukum dan bersama – sama dengan segenap kekuatan pertahanan keamanan
Negara lainnya, membina ketentraman masyarakat dalam wilayah Negara, guna
mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat;
b. Melaksanakan tugas Kepolisian selaku pengayom dalam memberikan
perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat bagi tegaknya ketentuan
peraturan perundang – undangan;
c. Membimbing masyarakat bagi tercapainya kondisi yang menunjang
terselenggaranya usaha dan kegiatan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf
b ayat (4) pasal ini.
Formulasi ini juga terdapat juga dalam pasal 13 Undang – Undang Kepolisian, UU
Nomor 28 tahun 1997. Maka ada bebrapa kata – kata dalam pasal tersebut yang
perlu dijelaskan, yakni :
1. Ketentraman Masyarakat
“Tentram” menurut kamus besar bahasa indonesia keluaran bali pustaka, cetakan ke
– 4 tahun 1995 bearti : 1. Aman, damai dan 2. Tenang; Ketentraan diartikan : 1.
Keadaan tentram;keamanan 2.ketenagan (hati: pikiran).
Dari pengertian ini maka ketentraman masyarakat dapat diartikan sebagai
ketenangan hati masyarakat.
Dalam Undang – undang, disebutkan bahwa Polri bertugas “…. Membina
ketentraman masyarakat guna mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat”.
Dari kalimat ini dapat disimpulkan bahwa ketentraman merupakan kondisi bagi
terwujudnya keamanan dan ketertiban.
Mengapa dalam rumusan tersebut tidak dibalik, menjadi : usaha mewujudkan
keamanan dan ketertiban guna terciptanya ketentraman masyarakat, barangkali
karena penegakan keamanan dan ketertiban berasosiasi dalam pikiran dengan
tindakan – tindakan keras, sedangkan ketentraman masyarakat dapat diperoleh juga
dengan tindakan – tindakan lunak, seperti : pembimbingan, pengarahan dan
penerangan dsb.
2. Keamanan Masyarakat
Di Indonesia arti keamanan masyarakat diformulasikan dalam Surat Keputusan
Menteri Pertahanan Keamanan/ Panglima Angkatan Bersenjata
(Menhankam/pangab) tanggal 29 Januari 1972 No.SKEP/B/66/I/1972 Tentang
“Pengesahan Doktrin Operasi Kamtibmas”, sebagai berkut :
Pengertian tentang Keamanan Masyarakat : Keamanan dalam rangka KAMTIBMAS
adalah suasana yang menciptakan pada individu manusia dan masyarakat perasaan
– perasaan sebagai berikut :
a. Perasaan bebas dari gangguan baik fisik maupun psikis;
b. Adanya rasa kepastian dan rasa bebas dari kekhawatiran, keragu – raguan dan
ketakutan;
c. Perasaan dilindungi dari segala macam bahaya;
d. Perasaan kedamaian dan ketentraman lahiriah dan batiniah.
3. Ketertiban Masyarakat
Rumusan tentang ketertiban masyarakat terdapat dalam surat Keputusan
Menhankam/Pangab berbunyi : “ketertiban masyarakat adalah suasana tertib
dan ketertiban yang merupakan suatu keadaan yang menimbulkan kegairahan
dan kesibukan bekerja dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat
seluruhnya. Tertib adalah keteraturan yaitu dimana segala sesuatu berjalan
secara teratur. Ketertiban adalah keadaan yang sesuai dengan dan norma –
norma serta hukum yang berlaku”. Ketertiban mempunyai dua bentuk, yakni
ketertiban formal dan ketertiban materiil.
Ketertiban formal adalah ketertiban yang sudah diformalkan dalam bentuk
peraturan hukum. Pembentukan ini disebabkan karena jenis ketertiban tertentu,
seperti ketertiban lalu lintas di jalan, ketertiban pemakaian seragam, ketertiban
dalam berkumpul dll. Begitu sering dilanggar sehingga masyarakat dan penguasa
menganggap perlu untuk menjadikannya suatu ketentuan hukum agar dengan
demikian rakyat tahu apa yang tidak boleh dilanggar dan agar aparat ketertiban tahu
bilamana dan bagaimana harus bertindak, tanpa harus berfikir apakah harus
bertindak atau tidak.
Ketertiban materiil dalam menghadapi pelanggaran ketertiban masyarakat yang
merupakan pelanggaran norma non – hukum namun vital bagi pertumbuhan
masyarakat, maka aparat penertib dalam hal ini Kepolisian harus bertindak jangan
sampai orang main hakim sendiri. Orang cenderung main hakim sendiri bila
dihinggapi emosi yang tidak bisa dikendalikan dan tindakan emosionalnya
cenderung berlebihan. Tidak sesuai dengan berat ringanya pelanggaran.
KONSEPSI SINERGITAS KEMITRAAN DAN ANTI KKN, MEWUJUDKAN
PELAYANAN PRIMA, PENEGAKAN HUKUM DAN KAMDAGRI YANG MANTAP
SUKSESKAN PEMILU 2014
1. Terwujudnya pelayanan Kamtibmas yang prima, adalah keadaan dalam
masyarakat yang tumbuh rasa bebas dari gangguan dan ketakutan;
2. Tegaknya hukum, adalah suatu keadaan dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat yang teratur, tertib, dan adil;
3. Keamanan dalam Negeri, adalah suatu keadaan di wilayah hukum NKRI yang
bebas dari konflik sosial baik vertical maupun horizontal dan bebas;
4. Sinergitas dan kemitraan, adalah kebersamaan antar unsur dan komponen
Negara dan masyarakat dalam mengambil langkah mengatasi potensi
gangguan keamanan.
Perlu adanya semangat untuk melakukan sinergitas dan kemitraan Polri guna
menjawab perkembangan lingkungan strategis dan kompleksitas tantangan tugas
Kepolisian saat ini. Adapun tantangan yang dihadapi Polri adalah sikap yang saling
melayani, proaktif, transaparan, dan akuntabel. Dimana tantangan tersebut dapat
mendorong terwujudnya pelayanan prima yang pada gilirannya disatu sisi dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Polri yang melayani, adalah memberikan pelayanan kepolisian yang lebih
cepat, lebih mudah, lebih baik dan lebih nyaman dengan memenuhi standar mutu
pelayanan dan tingkat kepuasan masyarakat;
Polri yang proaktif, adalah mengetahui secara dini kondisi apabila yang tidak
segera mendapatkan respon berpotensi menimbulkan gangguan keamanan dan
ketertiban, serta menjalin kerjasama yang sintetis dengan pemangku kepentingan
untuk mengatasi dengan solusi yang cepat. Diharapkan Polri dapat meningkatkan
kepekaan, reponsif, inisiatif, dan tegas mengatasi pelanggar hukum terhadap
masyarakat atapun personel Kepolisian;
Polri yang transparan, adalah memberikan informasi yang diperlukan
masyarakat secara proporsional dengan membuka akses informasi kepada
pemangku kepentingan dan bersikap terbuka. Bersedia menerima komplain dan
dapat memberikan respon yang baik dan bersikap terbuka. Bersedia menerima
komplain dan dapat memberikan respon yang baik secara eksternal maupun internal
Polri;
Polri yang akuntabel, adalah pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok
dengan selalu mengikuti kaidah hukum dan prosedur baku, serta bertindak sesuai
norma dan etika. Polri melakukan penanganan perkara secara tegas dan tuntas,
tidak diskriminatif, memenuhi rasa keadilan dan kepastian hukum.
Dalam peran serta aparat Kepolisian dalam rangka mensukseskan pemilu 2014
diharapkan Polri dapat memberikan pelayanan prima bagi masyarakat maupun
pemerintah terhadap penegakan hukum yang sesuai dengan kaidanya, memberikan
keamanan dalam Negeri, serta membangun relasi yang baik dengan masyarakat.
Sehingga menciptakan citra kepolisian yang anti KKN. Dalam upaya mensukseskan
pesta politik yang akan berlangsung di tahun mendatang. Maka dari itu, Kepolisian
Negara Republik Indonesia melalui Kepala Divisi Hukum Mabes Polri Irjen Pol Anton
Setiadi, menetapkan 8 Komitmen sukseskan Pemilu 2014 guna mengantisipasi
ancaman Kamtibmas Nasional. Antara lain :
1. Bertekad mencegah dan menuntaskan konflik melalui program pemolisian
masyarakat / Polmas;
2. Polri harus netral dan independen;
3. Mampu mengakomodasikan komplain masyarakat;
4. Menampilkan teladan kepemimpinan sekaligus anti KKN dan kekerasan;
5. Utamakan peran, tugas, dan kewajiban;
6. Menolak perintah atasan yang melanggar hukum;
7. Wujudkan kredibilitas, reputasi, dan soliditas kesatuan dengan kedepankan
hukum sesuai fakta;
8. Berdasarkan pengawas eksternal independen dan transparansi.
Banyak yang menyangsikan, di arena kompetisi pemilu yang diduga bakal keras.
Maka dari itu, Kepolisian Negara Republik Indonesia siap menggerakan jaringan
strukturnya yang terbentang sampai pelosok pelosok tanah air untuk mensukseskan
pemilu 2014. Bagaimana secara bersama – sama menyadarkan masyarakat untuk
memilih wakil – wakil rakyatnya di DPR, karena yang akan dipilih adalah wakil –
wakil rakyat, para pemimpin, maka peran aktif masyarakat sangatlah penting dalam
Pemilu 2014. Akan tetapi tetap menajaga nilai – nilai norma – norma yang berlaku
guna untuk terciptanya keamanan dan ketertiban dalam pemilu 2014. Tidak dengan
massiv dan anarki.
PENUTUP
Memang masih banyak pekerjaan rumah kita yang kita miliki, begitu banyak
tantangan di era globalisasi dan revolusi ini yang berimplikasi pada aspek
pertahanan dan keamanan Negara. Karena itu tepat rasanya bila kepolisian
bersama generasi muda dan seluruh komponen bangsa menyatukan visi dan
mewujudkan melalui aksi nyata. Peran proaktif masyarakat pun sangatlah penting
dalam ikut bekerjasama dengan aparatur Negara agar pemilu 2014 yang akan
mendatang dilakukan secara serius tanpa adanya kekerasan. Karena ini akan
menentukan masa depan bangsa. Bukan sekedar janji, tapi bukti yang diperlukan
semata – mata untuk menjaga keamanan dan ketertiban khususnya dalam upaya
membangun sinergitas dan kemitraan antar komponen bangsa yang anti Korupsi,
Kolusi & Nepotisme (KKN). Menegakan hukum secara adil dan jujur sesuai kaidah
hukum serta menjaga keamanan dalam Negeri untuk mensukseskan pesta politik di
abad 21.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang senantiasa menjemput masa depan
dan mampu mengubah segala tantangan menjadi peluang. Untuk melakukan itu,
Polri tidak bisa berdiri sendiri untuk melakukan perannya. Hanya dengan kolaborasi
dan dukungan seluruh komponen bangsa, kita dapat mewujudkan Indonesia yang
aman, maju, dan sejahtera. Karena kita semua saling membutuhkan dan saling
melengkapi.
“ KETIDAKPASTIAN DAN KOMPLEKSITAS PERMASALAHAN DI ABAD 21 INI,
MENUNTUT KITA CEPAT BERADAPTASI DAN MAJU KE DEPAN;
INSYA ALLAH INDONESIA AKAN MENJADI BANGSA PEMENANG,
KETIKA KITA CERDAS DAN CERMAT UNTUK
MENGUBAH SEGALA TANTANGAN MENJADI PELUANG
AGUS HARIMURTI YUDHOYONO
DAFTAR PUSTAKA
Brorodiredjo, Soebroto. 2011. Pengantar Hukum Kepolisian Umum di Indonesia.
Bandung : Yuseha
Adlow, Elijah, 1947 ” Police and People “ disadur oleh Drs.Chaerudin Ismail dengan
judul “ Polisi dan Masyarakat” 1996.
Undang – undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
Undang – undang Kepolisian Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1997.
________, 14 Oktober 2010. Pidato Uji Kepatutan dan Kelayakan Calon Kapolri
Komjen Pol Drs. Timur Pradopo dihadapan Komisi III DPR RI, Jakarta.
http://polmas.wordpress.com
http://wikipedia.com
www.lensaindonesia.com.