peningkatan self care keluarga dalam perawatan anak thalasemia dengan family psikoedukasi
DESCRIPTION
Self careTRANSCRIPT
PENINGKATAN SELF CARE KELUARGA DALAM PERAWATAN ANAK
THALASEMIA DENGAN FAMILY PSIKOEDUKASI
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :ANA FARIDA ULFA
PRODI DIII KRAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIPDU
JOMBANG2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Talasemia merupakan penyakit kronis yang menjadi masalah kesehatan
masyarakat serius di dunia khususnya di mediterania, Malaysia, Thailand, dan
Indonesia. Penderita thalasemia tergantung pada transfusi darah serta desferal
seumur hidup. Kompleksitas permasalahan pada penderita thalasemia
sepertinya tidak hanya menyangkut aspek biologis tetapi juga aspek
psikologis, sosial, dan spiritual. Oleh karena itulah penderita talasemia dituntut
memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik agar mampu
mempertahankan hidup dan melangsungkan kehidupannya.
Hasil wawancara peneliti dengan 5 keluarga dengan anak yang menderita
talasemia menggambarkan bahwa mereka mengalami proses berduka yang
berulang terkait diagnosa yang talasemia yang dialami anaknya sebanyak 5
responden ( 100 % ), sering kali keluarga kembali ke tahap penolakan atau denial
saat harus membawa anaknya kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan
transfusi. Selain itu meskipun sudah ada Jampertal untuk biaya pengobatan
talasemia keluarga masih mengeluhkan biaya yang banyak untuk akomodasi
setiap kali transfusi ( 100 % ) . Dari aspek kognitif, 4 keluarga ( 80 % ) dalam
survey menyatakan belum mampu memberikan perawatan yang baik terhadap
anak yang menderita thalasemia, sehingga kondisi anak mudah menurun dan
frekwensi untuk transfusi semakin sering . Pada aspek sosial sebanyak 5
responden ( 100 % ) orang tua mengeluhkan kasian dengan anaknya yang tidak
bisa beraktivitas seperti teman sebayanya, orang tua mengkhawatirkan masa
depan anak.
Tenaga kesehatan terutama perawat anak memiliki peran yang penting
dalam mendampingi keluarga, perawat berperan sebagai advokat keluarga.
Memberikan edukasi kesehatan dan pencegahannya juga merupakan peran
perawat sebagai advokat keluarga (Hockenberry & Wilson,2009)
Ruth B Freeman (1981), keluarga dikatakan sebagai unit pelayanan yang
dirawat, keluarga merupakan suatu kelompok yang dapat menimbulkan,
mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
sehingga apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya, serta keluarga tetap dan selalu
berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para
anggotanya. Keluarga memiliki peranan penting dalam perawatan keluarga dan
anggotanya, dalam keperawatan anak dikenal dengan family center care. Keluarga
dalam menjalankan tugas perawatan secara optimal dan berkualitas, maka harus
memiliki self care yang baik. ( Freedman,1998 ).
Salah satu bentuk advokasi yang sedang berkembang saat ini adalah
psikoedukasi. Psikoedukasi keluarga merupakan salah satu bentuk dari intervensi
keluarga yang merupakan bagian dari terapi psikososial. Tujuan dari program
psikoedukasi adalah menambah pengetahuan tentang penyakit anggota keluarga
sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kambuh, dan meningkatkan fungsi
keluarga (Stuart & Laraia, 1998).
Berdasarkan studi literatur review psikoedukasi efektif untuk proses
penerimaan keluarga dalam menjalankan fungsinya pada pasien dengan penyakit
kronis. Dalam penelitian yag dilakukan Othman dkk (2009) di Oncology clinic of
Hospital Universiti Sains Malaysia terhadap keluarga dengan anak yang menderita
cancer memberikan hasil bahwa setelah dilakukan psikoedukasi program orang
tua mengalami penurunan kecemasan dan peningkatan aktivitas dengan anak.
Berdasarkan uraian di atas sangat jelas bahwa pskoedukasi memiliki
peranan yang baik untuk meningkatkan self care therapiutic demand dengan
membantu individu mengembangkan life skills , sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Self Care Keluaga Dalam
Perawatan Anak Dengan Thalasemia Dengan Family Psikoedukasi di RSUD
Jombang.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah
penelitian, yaitu “ Bagaimana validitas dan efektifitas peran perawat pediatrik
dengan pendekatan psikoedukasi keluarga untuk meningkatkan self care keluarga
dalam perawatan anak dengan talasemia?”
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan self care keluarga
terhadap perawatan anak dengan talasemia dengan family psikoedukasi.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi self care defisit keluarga terhadap perawatan anak dengan
talasemia sebelum mendapatkan family psikoedukasi.
2. Mengidentifikasi self care defisit keluarga terhadap perawatan anak dengan
talasemia sesudah mendapatkan family psikoedukasi.
3. Mengetahui pengaruh pemberian family psikoedukasi terhadap peningkatan self
care keluarga dalam perawatan anak dengan talasemia.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara
teoritis dan empiris tentang self care agency, self care demand, self care defisit
pada keluarga dalam menjalankan perawatan pada anak dengan talasemia.
1.5.2 Manfaat Praktis
Intervensi family psikoedukasi dapat dijadikan SOP dalam perawatan anak
talasemia
BAB 2
KONSEP DASAR
2.1 Konsep Talasemia
2.1.1 Definisi Talasemia
Talasemia merupakan penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan
sel darah merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek
( kurang dari 100 hari ) ( Ngastiyah,2005 )
Talasemia merupakan kelainan darah bawaan yang ditandai dengan
defisiensi pada percepatan produksi rantai globin yang spesifik dalam Hb.
(Wong, 2009 )
Penyakit β talasemia paling sering djumpai diantara semua jenis penyakit
talasemia dan terdapat dalam tiga bentuk: bentuk heterozigot, talasemia minor
atau sifat pembawa talasemia, yang menghasilkan anemia mikroskopik ringan;
talasemia intermedia, yang dimanifestasikan dengan splenomegali dan anemia
sedang hingga berat; dalam bentuk homozigot, yakni talaemia mayor (anemia
cooley), yang menimbulkan anemia berat kemudia diikuti dengan gagal jantung
dan kematian.
2.1.2 Penyebab
Talasemia adalah penyakit herediter yang diturunkan orang tua kepada
anaknya. Anak yang mewarisi gen talasemia dari salah satu orang tua dan gen
normal orang tua lain adalah seorang pembawa (carriers). Anak yang mewaris
gen talasemia dari kedua orang tuanya kan menderita talasemia sedang sampai
berat ( Muncie & Camphell,2009).
2.1.3 Pertimbangan Keperawatan Pada Talasemia
Asuhan keperawatan yang diberikan pada anak talasemia bertujuan untuk :
a. Meningkatkan kepatuhan dalam menjalani tranfusi dan terapi kelasi
b. Membantu anak-anak dalam menghdapi terapi yang dapat menimbulkan
rasa cemas dna efek penyakit.
c. Membantu menyesuaikan diri anak dan keluarganya terhadap penyakit
kronis
d. Mengamati komplikasi yang dapat muncul pada transfusi darah berkali-
kali.
Sebagaimana halnya setiap sakit kronis, kebutuhan keluarga harus terpenuhi
agar terjadi penyesuaian yang optimal terhadap stres yang ditimbulkan oleh
penyakit (Wong,2012)
2.2 Konsep Tumbuh Kembang Anak
2.2.1 Dasar-dasar tumbuh kembang
Tumbuh kembang merupakan satu kesatuan yang mencerminkan berbagai
perubahan yang terjadi selama hidup seseorang. Dimensi yang terkait di dalamnya
adalah pertumbuhan, perkembangan, maturasi dan diferensiasi. Semua proses ini
saling ini saling berkaitan, terjadi bersamaan, dan kontinu. Proses ini bergantung
pada serangkaian proses endokrin, genetika, konstitusional, lingkungan dan
nutrisi ( Seidel, dalam Wong 2009 )
Pola tumbuh kembang bersifat jelas, dapat diprediksi, kontinu, teratur dan
progresif. Pola ini bersifat universal namun unik dalam hal cara dan waktu
pencapaiannya. Pola ini dapat dibedakan dalam kecenderungan arah,
kecenderungan urutan, laju perkembangan dan priode sensitif.
Kecederungan arah menunjukkan bahwa proses tumbuh kembang tertaji
dengan arah atau tahapan yang teratur dan saling terkait, serta mencerminkan
perkembangan dan maturasi fungsi neuromuskular. Pola ini meliputi:
cefalocaudal ( kepala ke kaki ), proksimodistal ( dekat ke jauh ), deferensiasi
(sederhana ke komplek).
Kecendrungan urutan. Dimensi tumbuh kembang terdapat urutan yang jelas
dan dapat diperkirakan.
Laju perkembangan. Messkipun perkembangan memiliki urutan yang pasti,
namun laju perkebangan tidak sama. Terdapat periode akselerasi dan deselerasi
pertumbuhan. Pertumbuhan relatif lambat selama masa kanak-kanak pertengahan,
meningkat secara nyata pada maa remaja, dan menurun pada masa dewasaawal.
Periode sensitif. Merupakan periode dalam kehidupan organisme ketika
organisme tersebut rentan terhadap pengaruh positif atau negatif. Periode sensitif
disebut juga sebagai periode sensitif, rentan, kritis dan optimal.
2.3 Konsep Keluarga
2.3.1 Definisi Keluarga
Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-
beda, tergantung pada orientasi teoritis “penefinisi” yaitu dengan menggunakan
penjelasan penulis cara untuk menghubungkan keluarga.
Wall (1986) mendefinisikan keluarga sebagai “ kelompok yang
mengidentifikaiskan diri” dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau
lebih, yang assosiasinya diciriakan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi
tidak diikat oleh hubungan darah, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga
mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga. Bozett (1984)
menyatukan definisi individu yang merujuk keluarga sebgai “ siapa yang disebut
pasien itulah keluarga “.
2.3.2 Keperawatan Berbasis Keluarga
Alasan keluarga sebagai klien, Tinkham danVoorhies percaya bahwa
keluarga menyediakan sumber-sumber yang penting untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang penting bagi orang.
a) Dalam sebuah keluarga bentuk disfungsi ( sakit, cidera, perpisahan ) yang
mempengaruhi satu atau lebih keluarga, dan akhirnya akan mempengaruhi
anggota keluarga yang lain dan unit secara keseluruhan. Salah satu prinsip
terapi keluarga adalah adanya indeks tingkat adaptasi keluarga dalam
menerima kondisi anggota keluarganya yang sakit.
b) Peran dari keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan
anggota keluarga secara individu, mulai dari strategi-strategi sampai
rehabilitasi. Mengkaji atau menilai dan memberikan perawatan kesehatan
merupakan hal yang penting dalam membantu etiap anggota keluarga
untuk mencapai suatu keadaan sehat ( wellness ) hingga tingkat optimumi
c) Melalui perawatan kesehatan yang berfokus pada peningkatan, perawat
dari (self care), pendidikan kesehatan, konseling keluarga, serta upaya-
upaya yang berarti dapat mengurangi risiko yang diciptakan oleh pola
hidup dan bahaya dari lingkungan.
d) Seseorang dapat mencapai suatu pemahaman yang lebih jelas terhadap
individu-individu dan berfungsinya mereka bila individu-individu tersebut
dipandang dalam konteks keluarga mereka.
e) Keluarga merupakan sistem pendukung yang vital bagi individu-individu
dan hal ini perlu dinilai untuk perencanaan.
Status sehat / sakit para anggota keluargadan keluarga saling mempengaruhi
satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga
dan sebaliknya mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status kesehatan
keluarga. (Gilliss et al., 1989; Wright dan Leahey,1984).
2.3 Psikoedukasi
2.3.1 Definisi Psikoedukasi
Psikoedukasi keluarga adalah salah satu elemen program perawatan
kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi, edukasi melalui
komunikasi yang terapeutik. Program psikoedukasi merupakan pendekatan yang
bersifat edukasi dan pragmatik (Stuart and Laraia, 2005 ). Terapi keluarga ini
dapat memberikan support kepada anggota keluarga. Keluarga dapat
mengekspresikan beban yang dirasakan seperti masalah keuangan, sosial dan
psikologis dalam memberikan perawatan yang lama untuk anggota keluarganya.
Psikoedukasi keluarga merupakan salah satu bentuk dari intervensi keluarga
yang merupakan bagian dari terapi psikososial. Pada psikoedukasi keluarga
terdapat kolaborasi dari klinisi dengan anggota keluarga pasien yang menderita
penyakit. Tujuan dari program psikoedukasi adalah menambah pengetahuan
tentang penyakit anggota keluarga sehingga diharapkan dapat menurunkan angka
kambuh, dan meningkatkan fungsi keluarga (Stuart & Laraia, 1998).
Menurut Nelson-Jones (1982) dalam buku A Supratiknya, mengatakan ada
setidaknya enam pengertian tentang psikoedukasi, yaitu (a) melatih orang
memepelajari aneka life skill, (b) pendekatan akademik-eksperiensial dalam
mengajarkan psikologi, (c) pendidikan humanistik, (d)melatih tenaga profesional
di bidang ketrampilan konseling, (e) rangkaian kegiatan pelayanan kepada
masyarakat, (f) memberikan layanan informasi psikologi kepada publik.
Nelson-Jones mengemukanan beberapa life skill yang penting bagi manusia
meliputi kemampuan mendengarkan, kemampuan mengungkapkan diri,
kemampuan memecahkan atau menyelesaikan konflik, kemampuan memecahkan
masalah dan membuat rencana, kemampuan menjalani transisi kehisupan penting
secara efektif. (Supratiknya,37)
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Keterangan : : diteliti
: tidak diteliti
Integrasi model self care dan family-centered nursing (di adaptasi dari Orem
2001; Tomey dan Alligood 2002, 2006).
BAB 4
Β Talasemia
Self Care Agency- Pengetahuan keluarga
tentang talasemia dan perawatannya.
- Sikap keluarga terhadap penyakit talasemia
- Kemampuan keluarga dalam perawatan talasemia di rumah
- Status ekonomi keluarga
Self Care Demand- Komplikasi pada anak
dengan talasemia- Aktivitas pada anak
dengan talasemia- Pemenuhan nutrisi pada
anak dengan talasemia- Biaya untuk perawatan
talasemia
Self Care Defisit:- Kurangnya
pengetahuan keluarga tentang talasemia dan penatalaksanaannya
- Pemenuhuan nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan
- Kondisi social ekonomi keluarga
- Aktivitas anak dengan thalasemia
Faktor Lingkungan :Perkawinan antara pembawa ( carier ) gen talasemia
Peningkatan Self Care Keluarga
Kemampuan keluarga dalam :- Berdaptasi dengan
kondisi anak yang sakit talasemia
- Menggunakan fasilitas pelayanan dan sumber pendukung lainnya dalam pengobatan
- Menjaga pertumbuhan anak dan keluarga dengan baik
- Mampu meberika kasih saying kepada anggota keluarga
- Semua keluarga bekerja sama dalam perawatan talasemia
Intervensi keperawatan dengan family center
nursing ( psikoedukasi )
(+/-)
Pelayanan Kesehatan( Rumah Sakit )
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah pre eksperimental design dengan
rancang bangun the one group pretest-posttest design. Kelompok atau group
dilakukan pretest (01), setelah beberapa waktu dilakukan posttest (02) pada
kelompok tersebut. (S Supriyanto, 2011).
Tabel 4.1 Rancang Bangun Penelitian Peningkatan Self Care Keluarga Dalam Perawatan Anak Thalasemia Dengan Pendekatan Psikoedukasi Berbasis Family Center Nursing.
Subjek Pra-test Perlakuan Pasca-test
Kelompok 01 X 02
Time 1 Time 2 Time 3
(Nursalam,2009)
Keterangan :
01 : Observasi dengan quisioner fungsi keluarga sebelum penyusunan modul
psikoedukasi.
X : Proses penyusunan modul sesuai dengan hasil yang didapatkan pada
self care defisit keluarga pada (01).
02 : Observasi dengan quisioner peran keluarga dalam perawatan anak dengan
thalassemia setelah diberikan psikoedukasi.
4.2. Populasi, Sampel dan Sampling
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga dengan anak penderita
Thalassemia di RSUD Kabupaten Jombang.
4.2.2 Sampel
Pada penelitian ini terdapat kriteria inklusi pemilihan sampel yaitu :
1. Keluarga yang bersedia menjadi responden
2. Keluarga yang memiliki anak menderita thalasemia kurang dari 3
tahun.
3. Bisa membaca, menulis dan menggunakan bahasa Indonesia.
Sedangkan kriteria eksklusi pemilihan sampel adalah : keluarga yang
memiliki anak menderita talaemia dalam kondisi kritis.
4.2.3 Besar sampel dan tehnik pengambilan sampel
Tehnik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling,
dengan metode pengambilan sampel adalah purposive sampling (sampel
purposif). ( Supriyanto,2011)
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.3.1 Variabel Penelitian
Variabel independen (stimulus) dalam penelitian ini adalah Pemberian
Family Psikoedukasi, sedangkan variabel dependen (akibat) dalam penelitian ini
adalah self care keluarga dalam merawat anak dengan thalassemia.
4.3.2 Definisi Operasional
Penjelasan dari masing-masing variabel penelitian tertulis dalam tabel 4.2
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Definisi Operasional Peningkatan Self Care Keluarga Dalam Perawatan Anak Thalasemia Dengan Pendekatan Psikoedukasi Berbasis Family Center Nursing.
Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala/ SkorVariabel Independen:Pemberian Family Psikoedukasi
Program perawatan kesehatan keluarga dengan cara pemberian informasi, edukasi melalui komunikasi terapeutik.Keluarga yang dimaksud disini adalah ayah, ibu, anak yang sakit dan atau orang yang terlibat dalam perawatan anak di rumah, seperti kakek atau nenek
Modul psikoedukasi dengan latihan individu (keluarga)
-
Variabel dependen :Self Care keluarga dalam merawat anak dengan thalassemia
Kemampuan keluarga untuk menerima kondisi anggota keluarga yang menderita thalasemia dan melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit berdasarkan 5 fungsi keluarga
1. Adaptasi2. Partnership (kemitraan)3. Growth (Pertumbuhan)4. Afeksi ( kasih sayang)5. Resolve/ penyelesaian (komitmen)
Quisioner APGAR keluarga, tentang fungsi keluarga dalam perawatan anak menurut Donna L Wong
Sub VariabelIndependedaptn :- Adaptasi,
- Adaptasi, adalah kemampuan keluarga dalam mengatasi krisis atau masalah yang terjadi akibat anak emnderita talasemia dengan menggunakan dukungan internal dan eksternal keluarga.
1. Pengetahuan tentang thalasemia2. Sikap atau peneimaan keluarga
terhadap talasemia3. Penggunaan sumber-sumber keluarga
dalam perawatan
- Pengetahuan skala ordinal denganSkor 1 : benarSkor 0 : salah
- Penggunaan sumber-sumber keluarga skala nominal
- Sikap/ penerimaan terhadap talasemia skala interval
- Patnership/ kemitraan
- Patnership / kemitraan adalah kemampuan keluarga untuk mengambil keputusan dan pembagian tugas dalam perawatan anak dengan talasemia
1. Keputusan keluarga terhadap perawatan talasemia
2. Kepuasan keluarga terhadap komunikasi yang terjadi dalam keluarga
3. Kepuasan keluarga cara penyelesaian masalah
- Skala interval dengan Likert, dengan bentuk pernyatan posistif dan negative dengan skor 1 - 4
- Growth - Growth adalah kemampuan keluarga dalam memenuhi tugas perembangn keluarga secara fisik maupun emosional
1. Pembagian pengasuhan/ perawatan pada talasemia
2. Kepuasan keluarga terhadap perubahan peran dengan adanya talasemia
3. Kemampuan keluarga untuk tetap menjalankan tugas perkembangan keluarga
- Skala interval dengan Likert, dengan bentuk pernyatan posistif dan negative dengan skor 1 - 4
- Afektif - Afektif adalah kemempuan keluarga untuk mmberikan kasih seyang secara adil kepada anggota keluarga termasuk kerjasama untuk perawatan anak dengan talasemia.
1. Bagaimana kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang
2. Bagamana hubungan antara anggota keluarga setelah ada yang menderita talasemia
3.Bagaimana hubungan emosonal yang ada dalam keluarga setelah ada yang menderita talasemia
- Skala interval dengan Likert, dengan bentuk pernyatan posistif dan negative dengan skor 1 - 4
- Resolve - Resolve adalah kemampuan
keluarga untuk memiliki komitmen dan tindakan yang baik terutama dalam hal pembiayaan atau perawatan anak dengan talasemia
1. Bagaimana pembiayaan yang dilakukan untuk perawatan talaesemia
2. Bagaimana kepuasan anggota keluarga terhadap pembagian waktu dan materi setelah ada yang menderita talasemia
3. Bagaiman komitmen anggota keluarga tehadap pembagian waktu dan materi.
- Skala interval dengan Likert, dengan bentuk pernyatan posistif dan negative dengan skor 1 - 4
4.4 Instrumen Penelitian dan Uji Instrumen
4.4.1 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah instrumen penilaian
terhadap self care keluarga dalam memberikan perawatan pada anak dengan
thalasemia diukur dengan APGAR keluarga adaptasi dari buku Donna L Wong
(2009) yang berisi tentang Adaptasi, Partnership (kemitraan), Growth
(pertumbuhan), Afektif (kasih sayang) dan Reolve ( penyelesaian dan komitmen).
4.4.2 Uji Coba Instrumen
Instrumen yang digunakan sudah dilakukan uji validitas dan realibilitas
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilakukan selama 2 bulan atau 8 minggu yang
rencananya akan dilakukan Ruang Seruni RSUD Kabupten Jombang.
4.6 Prosedur Pengumpulan Data
4.6.1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti mengajukan izin kepada pihak RSUD Jombang selanjutnya
memberikan informed consent kepada keluarga pasien dengan talasemia atas
ketersediaannya menjadi responden
4.6.2 Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini responden menjalani pre test terkait self care keluarga dalam
merawat anak talasemia, selnjutnya diberikan family psikoedukasi dan diakhiri
dengan post test tentang self care keluarga dalam merawat talasemia untuk meliha
pengaruh dari pemberian family psikoedukasi.
4.7 Kerangka Operasional
Gambar 4.1 Kerangka Operasioanal Penelitian Peningkatan Self Care Keluarga Dalam Perawatan Anak Talasemia Dengan Family Psikoedukasi di RSUD Jombang.
4.8 Pengolahan dan Analisa Data
1) Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk memberikan deskripsi data pada variabel yang
berbentuk kategorik misalnya jenis kelamin, pekerjaan, bentuk atau tipe keluarga
dan variabel yang numerik misalnya umur, jumlah penghasilan, fungsi keluarga
2) Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent t-
test, untuk mengetahui pengaruh pemberian program psikoedukasi .
DAFTAR PUSTAKA
Identifikasi keluarga dengan anak talasemia
Pre test tentang self care keluarga dalam merawat anak talasemia
Family Psikoedukasi
Analisa Data
Post test tentang self care keluarga dalam merawat anak talasemia
Azwar, S. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Behrman., Kliegman., Arvin. 2012. Editor Edisi Bahasa Indonesia Wahab, A.S. Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Texbook of Pediatrics). EGC. Jakarta.
Eisner, L.R., Sheri, L.J. 2012. An Acceptance-Based Psychoeducational Intervention to Reduce Expressed Emotion in Relatives of Bipolar Patients. National Institutes of Health ( NIH ) Public Access 39(4): 375-385.
George, J.B. 1995. Nursing Theories: The Base For Profesional Nursing Practice. Fouth Edition, Appleton dan Lange. Connecticut.
Gwenet,M. 2004. The Effect of a Psychoeducational Intervention on Improving Psychosocial Fungtioning and Desease Manajemnet of Adolencent and Young Adult With Sickle Cell Disease.Disertation Submitted of the Faculty of the graduate school of Howard University.
Kluge,C.R., Michael,K., dan Werner, K., 2013. Frequency and Relevance of Psychoeducation in Psychiatric Diagnoses: Result of Two Survey Five Years Apart in German-Speakig European Countris. BMC Psychiatri 13 (170).
Marilyn M. Friedman., Bowden, V.R., dan Jones. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset Teori dan Praktik. EGC. Jakarta.
Marilyn M. Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga . EGC. Jakarta.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta.
Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Salemba Medika. Jakarta.
Orem, D.E. 2001. Nursing Concept of Practiced. St. Louis: the CV Mosby Company.
Pontoh, Idham. 2013. Dasar-dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. In Media. Jakarta.
Rahmawati, D. 2012. Pengaruh Psikoedukasi Terhadap Kecemasan Dan Koping Orang Tua Dalam Merawat Anak Dengan Talasemia Mayor Di RSU Kabupaten Tangerang Banten. Tesis. Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia. Jakarta.
Rani, S., Rajagopal, N., dan Ankur, B. 2013. Effectiveness of Group Pychoeducation on Well-Being and Depression Among Breast Cancer Survivors of Malaka- Malasya. Indian Journal of Palliative Care Jan – April Vol 19.
Rudolph, Abraham M., Julien, I.E.H., Colin, D.R.. 2007. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Volume 1. EGC. Jakarta.
Rudolph, Abraham M., Julien, I.E.H., Colin, D.R.. 2007. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Volume 2. EGC. Jakarta.
Sharif,F,. Maryam, S., and Arash, M. 2013. Effect of Psycho-Educational Intervention For Family Member on Caregiver Burdens and Psychiatric Symptom in Patien With Schizophrenia in Shiraz Iran. BMC Psychiatry 12:48.
Smilkstein,G.MD., 1978. A Proposal For Family Fuction Test And Its Use by Physician.The Journal Of Family Practice 6 (6): 1231-1239.
Stoltzfus,R.J., Michele,L.D., 2003. Guidelines For The Use Of Iron Supplements to Prevent and Treat Irin Deficiency Anemia. International Nutritional Anemia Consultative Group (INAGG).ILSI Press. Washington.
Struart, G.W., dan Laraia, M.T. 2005. The Principle And Practice of Psychiatric Nursing. Edisi 8. Elsevier Mosby, st Louis. Missouri.
Supratiknya, A. 2011. Merancang Program dan Modul Psikoedukasi. Universitas Sanata Darma. Yogyakarta.
Supriyanto,S., Djohan,A. 2011. Metodologi Riset Bisnis Dan Kesehatan. PT Grafika Wangi Kalimantan. Kalimantan.
Suratsih.2010. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Potensi Lokal Dalam Kerangka KTSP SMA di Yogyakarta. Penelitian Unggulan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY. Yogyakarta
Tercyak, K.P., Darren,M., Tiffani, A.D., Mckane, E.S., dan Sussan Friedman., 2012. Result of an Online Community Needs Assesment For Psychoeducational Intervention Among Partners of Heredity Breast Cancer Previvors and Survivors. J Med Internet Rest 14 (1): 15.
Tommey, A.M,. dan Alligood, M.R. 2006. Nursing Theory and Their Work. Missouri. Mosby.
Wong, D. L., Marilyn, H.E., David, W., Marilyn, L W., dan Patricia, S. 2009. Buku Ajar Keperawaan Pediatrik. Volume 1. EGC. Jakarta.
Wong, D. L., Marilyn, H.E., David, W., Marilyn, L W., dan Patricia, S. 2009. Buku Ajar Keperawaan Pediatrik. Volume 1. EGC. Jakarta.