peningkatan hasil belajar ipa materi perubahan...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PERUBAHAN WUJUD ZAT MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED-HEAD TOGETHER
PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUT THULAB
BRAMBANG KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN
DEMAK TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
FARIDATUN NISA’
115-13-034
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PERUBAHAN WUJUD ZAT MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED-HEAD TOGETHER
PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUT THULAB
BRAMBANG KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN
DEMAK TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
FARIDATUN NISA’
115-13-034
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara :
Nama : Faridatun Nisa’
NIM : 115-13-034
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
PERUBAHAN WUJUD ZAT MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN NUMBERED-HEAD TOGETHER PADA
SISWA KELAS V MI MIFTAHUT THULAB BRAMBANG
KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK
TAHUN PELAJARAN 2017/2018.
Telah kami setujui untuk di munaqosahkan.
Salatiga, 9 Agustus 2017
v
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Faridatun Nisa’
NIM : 115-13-034
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau di rujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
vii
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrohmanirrokhim
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Faridatun Nisa’
NIM : 115-13-034
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Jenis : Skripsi
Judul :PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PERUBAHAN WUJUD ZAT
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
NUMBERED-HEAD TOGETHER PADA SISWA
KELAS V MI MIFTAHUT THULAB
BRAMBANG KECAMATAN KARANGAWEN
KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN
2017/2018
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti, kepada Perpustakaan IAIN Salatiga
atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu
pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy
untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan IAIN Salatiga,
tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak Perpustakaan IAIN Salatiga dari semua bentuk
tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya
ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
viii
MOTTO
من جد و جد
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka mendapatkannya”
“Kita hanya berfikir ketika kita terbentur pada suatu masalah”. (John Dewey)
“Pengalaman adalah apa yang kita dapatkan ketika kita tidak mendapatkan apa
yang kita inginkan”. (Enio Carvalho).
“Kebahagiaan itu bergantung pada dirimu sendiri”.
ix
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur alhamdulillah atas nikmat-Mu Ya Allah yang
telah memberiku petunjuk dan kekuatan dalam setiap langkah, shalawat serta
salam kepada Rasulullah SAW yang telah memberiku kebanggaan dengan
menjadi salah satu umat yang terpilih.
Karya tulis ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak (Kasmadi) dan Ibu (Siti Amiroh) atas do’a dan kasih sayangnya
selama ini, semoga Allah selalu memberi ridhlo-Nya kepada beliau berdua.
2. Adik-adik (Mustaghfirin Najib dan Ifan Budi Raharjo) saya yang selalu
memberikan semangat dan dukungan kepada saya dalam mengerjakan karya
tulis ini.
3. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd, selaku pembimbing skripsi yang selalu
sabar memberi pengarahan, semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan
semua dosen-dosen saya yang telah memberikan ilmu.
4. Semua sahabat-sahabat saya, (Siti Sholechah, Nelvi Indriana, Nur Hayati,
Sumarsih, Rina Hariyanti) yang telah membantu dan memberi semangat.
5. Anis Jauhar yang selalu membantu, menemani, memberi semangat dan
pengarahan selama penyelesaian skripsi ini.
6. Keluarga besar MI Miftahut Thulab Brambang Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak.
x
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
yang digunakan untuk memperoleh gelar kesarjanaan (S1) Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Bagi penulis, penyusunan skripsi ini bukanlah tugas yang ringan. Penulis
sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini,
dikarenakan karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun skripsi ini
telah selesai tepat waktu, tentunya banyak pihak yang membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu terselesainya skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M. Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Dr. Fatchurrohman, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
xi
6. Para dosen dan seluruh civitas Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
7. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberi do’a restu serta dukungan kepada
penulis.
8. Adik-adik saya yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada
penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik, saran
dan masukan yang dapat penulis gunakan untuk menyempurnakan kegiatan
penulisan hasil penelitian mendatang.
Semoga segala amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT,
mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
xii
ABSTRAK
Nisa’. Faridatun. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Wujud
Zat Melalui Model Pembelajaran Numbered-Head Together
Pada Siswa Kelas V MI Miftahut Thulab Brambang Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018.
Skripsi. Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, M. Pd.
Kata kunci : Peningkatan, Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Alam, Perubahan
Wujud Zat, Numbered-Head Together.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan model pembelajaran
yang bermakna bagi siswa agar mendapat hasil yang lebih baik. Pertanyaan utama
yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah apakah melalui model
pembelajaran Numbered-Head Together dapat meningkatkan hasil belajar pada
pelajaran IPA materi perubahan wujud zat pada siswa kelas V MI Miftahut
Thulab Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran
2017/2018.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar IPA model pembelajaran Numbered-Head Together dapat meningkatkan
hasil belajar pada pelajaran IPA perubahan wujud zat pada siswa kelas V MI
Miftahut Thulab Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun
Pelajaran 2017/2018.
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V MI Miftahut Thulab Brambang Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak. Dengan sejumlah 30 siswa, yaitu terdiri dari 16
anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus,
setiap siklusnya terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Numbered-Head Together meningkatkan hasil belajar IPA materi Perubahan
Wujud Zat pada siswa kelas V MI Miftahut Thulab Brambang Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal ini dapat
dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa setiap siklusnya, yaitu siklus I
siswa yang tuntas mencapai KKM 62 hanya ada 16 siswa (53,33%) dari
keseluruhan rata-rata 58,3 dan pada siklus II yang mencapai KKM 62 ada 29
siswa (96,66%) dari keseluruhan dengan rata-rata 58,3.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR LOGO .......................................................................................... ii
JUDUL .......................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... vi
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................................... vii
MOTTO ......................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
ABSTRAK .................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ............................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. ............................................................................................. Latar
Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. ............................................................................................. Rum
usan Masalah ............................................................................... 6
C. ............................................................................................. Tujua
n Penelitian .................................................................................. 6
xiv
D. ............................................................................................. Hipot
esis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................. 6
E............................................................................................... Manf
aat Penelitian ............................................................................... 7
F. .............................................................................................. Defin
isi Operasional ............................................................................. 8
G. ............................................................................................. Meto
de Penelitian ................................................................................ 11
H. ............................................................................................. Siste
matika Penulisan ......................................................................... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. ........................................................................................ Hasil
Belajar ................................................................................... 18
B. ........................................................................................ Pemb
elajaran IPA ........................................................................... 33
C. ........................................................................................ Perub
ahan Wujud Zat .............................................................. 35
D. ........................................................................................ Mode
l Pembelajaran Numbered-Head Together ..................... 40
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. ............................................................................................. Gam
baran Umum MI Miftahut Thulab Brambang ............................... 81
xv
B. ............................................................................................. Desk
ripsi Pelaksanaan Penelitan Siklus I ............................................ 57
C. ............................................................................................. Desk
ripsi Pelaksanaan Penelitan Siklus II .......................................... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ............................................................................................. Desk
ripsi Hasil Penelitian Per Siklus .................................................. 76
B. ............................................................................................. Pemb
ahasan Hasil Penelitian ............................................................... 83
BAB V PENUTUP
A. ............................................................................................. Kesi
mpulan ......................................................................................... 86
B. ............................................................................................. Saran
........................................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xvi
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 3.1 Struktur Organisasi MI Miftahut Thulab Brambang ..................... 51
Tabel 3.2 Data Guru MI Miftahut Thulab Brambang ................................... 52
Tabel 3.3 Daftar Siswa MI Miftahut Thulab Brambang ................................. 53
Tabel 3.4 Nama-nama Siswa Kelas V MI Miftahut Thulab Brambang .......... 53
Tabel 3.5 Sarana Prasarana MI Miftahut Thulab Brambang ......................... 55
Tabel 4.1 Nilai IPA Siswa Kelas V MI Miftahut Thulab Brambang ............ 76
Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Pada Siklus I .................................................. 79
Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Pada Siklus II .................................................. 81
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Tentang Ketuntasan Siswa ............................. 83
Gambar 1.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 12
Gambar 2.1 Perubahan Wujud Zat ................................................................. 38
Gambar 3.1 Perubahan Wujud Zat ................................................................. 68
Gambar 4.1 Penngkatan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ........................ 84
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2 : Lembar Soal Siklus I
Lampiran 3 : Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 4 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 5 : Lembar Hasil Belajar Siklus I
Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 7 : Lembar Soal Siklus II
Lampiran 8 : Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 9 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 10 : Lembar Hasil Belajar Siklus II
Lampiran 11 : Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 12 : Daftar Nilai Sertifikat Mahasiswa
Lampiran 13 : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 14 : Nota Pembimbing
Lampiran 15 : Lembar Isi Konsultasi
Lampiran 16 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 17 : Pemberian Surat Ijin Penelitian di MI Miftahut Thulab Brambang
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Efektifitas pembelajaran yang bermuara pada penguasaan materi
pembelajaran secara maksimal pada anak lebih banyak ditentukan oleh
kemampuan guru dalam mengemas sebuah aktivitas pembelajaran. Jika
semua guru menyadari bahwa proses pembelajaran yang bermakna dan
hasil yang optimal berpengaruh pada kemampuan anak menghadapi
masalah di masa depan, maka sudah seharusnya setiap kali mempersiapkan
sebuah rencana pembelajaran guru akan berusaha menciptakan sebuah
skenario yang mampu membangkitkan motivasi siswa. Ini penting karena
ada keterkaitan yang kuat antara motivasi belajar siswa dengan efektivitas
pembelajaran. Supaya proses belajar menjadi efektif, mutlak diperlukan
motivasi yang cukup kuat (Suciati, 2003: 3.9).
Salah satu asumsi yang mendasari pengembangan pembelajaran
kooperative (cooperative learning) adalah bahwa sinergi yang muncul
melalui kerja sama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar dari
pada melalui lingkungan kompetitif individual. Kelompok-kelompok
sosial integratif memiliki pengaruh yang lebih besar dari pada kelompok
yang dibentuk secara berpasangan. Perasaan saling keterhubungan
2
(feelings of connectedness), menurut mereka, dapat menghasilkan energi
yang positif.
Pelaksanaan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran selalu
dihadapkan pada tuntutan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Dalam hal ini, guru menempati posisi yang amat penting
dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Meskipun perlu diingat bahwa
kecenderungan saat ini guru bukan dominasi satu-satunya bagi penentu
pencapaian pembelajaran yang ia lakukan di kelas, namun bukan
kemudian guru lepas begitu saja dari tanggung jawab pencapaian tujuan
tersebut. Bagaimanapun guru tetap berada pada posisi terdepan dalam
mendukung terwujudnya tujuan pembelajaran. Untuk mewujudkan
harapan di atas, guru harus bersikap responsive dan proaktif terhadap
berbagai fenomena yang dijumpai/dirasakan saat melaksanakan tugas
pembelajaran. Selain itu, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
memikirkan dan menelaah problem pembelajaran yang dijumpai dikelas,
terutama dalam mata pelajaran IPA.
Ilmu Pengetahuan Alam sangatlah penting diterapkan dalam dunia
pendidikan untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap, serta nilai ilmiah pada siswa tentang alam semesta
beserta perilakunya. Selain itu melalui mata pelajaran ini siswa diharapkan
selalu mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk meningkatkan perkembangan peserta didik, seorang guru harus
mampu menetapkan langkah-langkah dalam melaksanakan program
3
kegiatan belajar mengajar, serta mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa melalui berbagai model dan alat pembelajaran. Karena salah satu
faktor terpenting yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar adalah
penggunaan model pembelajaran yang sesuai. Seorang guru yang tidak
dapat memilih model pembelajaran secara tepat akan menimbulkan
masalah, baik bagi guru maupun bagi siswa. Diantaranya adalah masalah
kedisiplinan yang kurang, kurangnya minat belajar anak, tidak adanya
perhatian dan kesungguhan dalam belajar. Sebaliknya jika guru
menggunakan model pembelajaran yang sesuai maka pembelajaran akan
dapat membangkitkan minat siswa sehingga tujuan tercapai secara
optimal.
Tidaklah patut jika pembelajaran itu selalu menimbulkan rasa cemas,
gelisah dan ketakutan pada jiwa manusia. Orang yang jatuh karena dosa
disebabkan kebodohan atau tanpa sadar, maka tidaklah wajar jika
kesalahan-kesalahannya itu dipaparkan secara terbuka sehingga
menyakitkan hatinya.
Dengan demikian guru harus menggunakan model pembelajaran yang
tepat dalam proses pembelajaran, agar siswa dapat termotivasi, karena
untuk belajar sangat diperlukan motivasi, “Motivation is an essential
condition of learning”. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada
motivasi (Sardiman, 1994: 84). Semakin tepat motivasi yang diberikan,
akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Motivasi dalam diri
4
siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi
belajar akan melemahkan kegiatan belajar, mutu hasil belajar akan menjadi
rendah. Oleh karena itu motivasi belajar siswa perlu diperkuat terus
menerus, agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga tercipta
suasana belajar yang menyenangkan (Dimyati, Mudjiono, 2002: 3).
Menurut Hamzah (2007: 47) siswa belajar cepat dan lebih baik apabila
mereka sangat termotivasi untuk mencapai sasaran mereka. Oleh karena
itu, termotivasi untuk mencapai sasarannya, mereka selalu mau menerima
nasehat dan saran tentang cara meningkatkan kinerjanya (belajarnya).
Pembelajaran IPA bukan pembelajaran yang pasif, di mana tingkah laku
kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru,
sedangkan siswa hanya dipandang sebagai obyek menerima apa yang
diberikan guru. Tetapi pembelajaran IPA lebih menekankan pada
pembelajaran aktif, di mana siswa dipandang sebagai subjek dan objek.
Pada proses pembelajaran siswa mempunyai dasar untuk berkembang
secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses
pembelajaran IPA harus dipandang sebagai stimulus yang dapat
menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa lebih banyak
melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok menyelesaikan
tugas dengan bimbingan guru. Seorang ahli sejarah Lord Bullock,
memandang IPA sebagai suatu studi yang banyak berkaitan dengan
manusia dan masyarakat, suatu studi yang memerlukan imaginasi,
perasaan, pengamatan dan juga analisis (Depag RI, 2002: 2).
5
Berdasarkan hasil survei di MI Miftahut Thulab Brambang Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak pada hari kamis tanggal 20 Juli 2017 pada
kelas V, peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan
pembelajaran IPA di kelas tersebut yaitu rata-rata hasil belajar IPA pada
materi Perubahan Wujud Zat kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 62. Rata-rata nilai IPA di kelas V
pada materi Perubahan Wujud Zat adalah 58,3 . Berdasarkan permasalahan
tersebut, penulis merasa lebih perlu untuk menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa serta mampu membuat siswa termotivasi untuk
lebih aktif dan kreatif dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada
pada peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar IPA khususnya pada
pokok bahasan Perubahan Wujud Zat.
Pada proses pembelajaran IPA khususnya perubahan wujud zat agar
anak menjadi lebih aktif maka digunakan penerapan model Numbered-
Head Together (NHT). Penggunaan model ini berdasar pada pengalaman
pembelajaran Fiqih tentang sholat, ternyata dengan menggunakan model
Numbered-Head Together (NHT) hasilnya lebih memuaskan dibanding
dengan teori di kelas.
Berangkat dari kenyataan diatas dan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPA perubahan wujud zat,
maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
PERUBAHAN WUJUD ZAT MELALUI MODEL
6
PEMBELAJARAN NUMBERED-HEAD TOGETHER PADA SISWA
KELAS V MI MIFTAHUT THULAB BRAMBANG KECAMATAN
KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN
2017/2018
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:
Apakah melalui pembelajaran model Numbered-Head Together dapat
meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPA materi perubahan wujud
zat pada siswa kelas V MI Miftahut Thulab Brambang Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah:
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA melalui model
pembelajaran Numbered-Head Together dapat meningkatkan hasil
belajar pada pelajaran IPA perubahan wujud zat pada siswa kelas V
MI Miftahut Thulab Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten
Demak Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto 1996: 67).
7
Berdasar pengertian diatas maka yang menjadi hipotesis penelitian
ini adalah: Model pembelajaran Numbered-Head Together pada
pelajaran IPA perubahan wujud zat dapat meningkatkan hasil belajar
pada siswa kelas V MI Miftahut Thulab Brambang Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018.
Artinya dalam proses pembelajaran IPA perubahan wujud zat bila
menggunakan model pembelajaran Numbered-Head Together siswa
akan lebih semangat atau termotivasi dalam belajar, sehingga dengan
motivasi tersebut akan meningkatkan hasil belajar.
2. Indikator Keberhasilan
Model pembelajaran Numbered-Head Together (NHT) dikatakan
efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator
pencapaian hasil belajar dibuat untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik. Indikator pencapaian hasil belajar merupakan
acuan yang digunakan dalam melakukan penelitian. Adapun indikator
yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai nilai 62 sesuai dengan KKM yang telah
ditentukan dari sekolah pada materi Perubahan Wujud Zat.
b. Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas
mendapat nilai 62.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
8
Untuk perkembangan khasanah keilmuan terkait, pada pelajaran
IPA perubahan wujud zat serta setrategi pembelajaranya, sehingga
siswa mudah memahaminya secara efektif dan mengetahui
bagaimana belajar dengan sederhana menggunakan model tersebut
dengan mudah serta dapat meningkatkan motivasi belajar agar hasil
belajar siswa memuaskan.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Guru
1) Meningkatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran.
2) Mengembangkan potensi guru dalam pembelajaran
menggunakan model Numbered-Head Together (NHT).
b. Untuk Siswa
1) Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar IPA.
2) Meningkatnya motivasi akan meningkat pula hasil prestasi
belajar siswa.
3) Merangsang otak dan emosi siswa agar kreatif dengan
menggunakan model-model dan belajar yang
menyenangkan.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya berbagai penafsiran yang keliru penulis
akan menegaskan istilah-istilah didalam judul ini sebagai berikut:
1. Peningkatan
9
Maksudnya usaha seseorang untuk memperoleh nilai yang lebih
dari sebelumnya, dengan proses menambah kualitas maupun kuantitas
siswa. Belajar kelompok dapat meningkatkan cara berfikir siswa
karena berbagi pendapat. Dengan menggunakan sistem PAKEM
(Pembelajaran masa Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).
2. Hasil Belajar
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar dapat dipahami
tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi
pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang
hasil belajar sebagaimana diraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi
dalam K. Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
3. IPA
Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehinga
mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam hal ini para guru, khususnya
yang mengajar sains di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan
mengerti hakekat pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran
IPA guru tidak kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan
10
pembelajaran. Siswa yang melakukan pembelajaran juga tidak
mendapat kesulitan dalam memahami konsep sains.
Aly dan Rahma (1991:18) menyatakan bahwa IPA adalah suatu
pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan cara yang khusus, yaitu
dengan menggunakan model tertentu.
4. Perubahan Wujud Zat
Kata “Zat” berarti sebuah benda. Zat adalah semua jenis benda
berbeda yang bergabung membentuk semua yang ada di sekitar kita
serta segala sesuatu yang ada di alam semesta. Zat adalah sesuatu
yang menempati ruang dan memiliki massa. Menurut wujudnya zat
digolongkan menjadi tiga yaitu: zat padat, zat cair, dan zat gas.
5. Model Pembelajaran Numbered-Head Together
Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu Numbered Head
Together (NHT) atau Kepala Bernomor Struktur. Model ini dapat
dijadikan alternatif variasi model pembelajaran dengan membentuk
kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, setiap
anggota memiliki satu nomor. Kemudian guru mengajukan pertanyaan
untuk didiskusikan bersama dalam kelompok dengan menunjukkan
salah satu nomor untuk mewakili kelompok.
Pada dasarnya, Numbered-Head Together (NHT) merupakan
varian dari diskusi kelompok. Menurut Slavin (1995), model yang
dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan
akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Tujuan dari NHT
11
adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi
gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain
untuk meningkatkan kerja sama siswa, NHT juga bisa diterapkan
untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.
Sintak atau tahap-tahap pelaksanaan NHT pada hakikatnya
hampir sama dengan diskusi kelompok, yang rinciannya adalah
sebagai berikut.
a) Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Masing-
masing siswa dalam kelompok diberi nomor.
b) Guru memberi tugas/pertanyaan pada masing-masing
kelompok untuk mengerjakannya.
c) Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan
jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan
semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.
d) Guru memanggil salah satu nomor secara acak.
e) Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan
jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian tindakan
kelas, pada tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu
diperhatikan khusus untuk diamati. Adapun sebagai siklus atau tahap-
tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
12
Gambar: 1.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas
Sumber: (widodo1963wordpress.com)
a. Perencanaan tindakan menggambarkan hal-hal yang dilakukan
sebelum pelaksanaan tindakan, seperti penyiapan perangkat
pembelajaran berupa sekenario pembelajaran, alat peraga, serta
lembar evaluasi.
b. Pelaksanaan tindakan berisi uraian tahapan-tahapan tindakan yang
dilakukan.
c. Pengamatan menggambarkan obyek yang diamati dan cara
pengamatannya.
d. Refleksi dengan menguraikan hasil perenungan mengenai
keberhasilan dan atau kegagalan tindakan.
2. Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi : MI Miftahut Thulab Brambang
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak
13
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Perubahan Wujud Zat
Kelas/Semester : V / I
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran
2017/2018.
1. Siklus I dilaksanakan 21 Juli 2017
2. Siklus II dilaksanakan 25 Juli 2017
c. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Miftahut Thulab Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten
Demak. Dengan jumlah siswa 30 yang terdiri dari 16 anak laki-laki
dan 14 anak perempuan.
3. Instrumen Penelitian
a) Lembar Tes Formatif
b) Lembar Observasi
c) Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut
meliputi pengamatan (observasi), tes, wawancara, dan dokumentasi
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
14
a) Pengamatan (observasi). Adalah suatu cara untuk mengadakan
evaluasi dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis,
logis, dan rasional mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki.
b) Tes. Memberi soal-soal yang telah disusun dengan kandungan
materi, baik merupakan tes awal ataupun tes akhir.
c) Wawancara. Menurut Budiamin dan Setiawati (2009), Wawancara
merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui
komunikasi langsung dengan responden (orang yang diminta
informasi), dalam hal ini bisa murid, orang tua murid, teman-
temannya atau orang lain yang diminta keterangan tentang murid
dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan lisan yang dijawab
secara lisan pula.
d) Dokumentasi. Untuk melihat nilai pelajaran IPA perubahan wujud
zat sebelum penerapan penelitian tindakan kelas, sehingga dapat
mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok. Pengelompokan
ini berdasarkan prestasi mereka yang tergolong tinggi, sedang, dan
rendah.
Dalam hal ini dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan
langsung oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian, aktifitas
siswa dan ketrampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
5. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap
15
siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam catatan
lapangan. analisis refleksi dilakukan peneliti sebagai pijakan untuk
menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk
mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai
tujuannya.
Analisis dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap
siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 62 (sesuai KKM
yang berlaku di MI Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen
Kab. Demak). Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas
belajarnya apabila telah mencapai KKM atau nilai perolehan 62.
Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum
mencapai KKM jika perolehan nilainya 62. Selanjutnya untuk
menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak
ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas dikatakan tuntas
belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah
tuntas belajarnya.
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
Keterangan:
M = Mean
Ʃx = Jumlah nilai semua siswa
N = jumlah siswa
b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
16
P = %
Keterangan
P = Nilai dalam persen
F = Frekuensi siswa tuntas KKM
= Jumlah keseluruhan
Apabila tingkat ketuntasan ≥ 85% maka ketuntasan belajar klasikal
tercapai (Aqib, 2011: 41).
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang akan
diajukan meliputi tiga bagian pokok, yaitu bagian awal, bagian inti, dan
bagian akhir. Adapun sistematikanya sebagai berikut:
1. Bagian awal meliputi: Lembar Judul, Lembar Persetujuan
Pembimbing, Lembar Pengesahan Kelulusan, Pernyataan Keaslian
Tulisan, Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi,
Daftar Tabel dan Bagan, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.
2. Bagian inti meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Tindakan
E. Manfaat Penelitian
F. Definisi Operasional
17
G. Metode Penelitian
H. Sisematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
B. Pembelajaran IPA
C. Perubahan Wujud Zat
D. Model Pembelajaran Numbered-Head Together
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
B. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Belajar
Menurut R. Gagne (1989), belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu
dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa,
serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan,
dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar
sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan
melalui intruksi. Intruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan
dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Selanjutnya, Gagne
dalam teorinya yang disebut The domains of learning, menyimpulkan
bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi
menjadi lima kategori, yaitu:
a. Keterampilan motoris (motor skill); adalah keterampilan yang
diperlihatkan dari berbagai gerakan badan, misalnya menulis,
menendang bola, bertepuk tangan, berlari, dan loncat.
19
b. Informasi verbal; informasi ini sangat dipengaruhi oleh
kemampuan otak atau intelegensi seseorang, misalnya seseorang
dapat memahami sesuatu dengan berbicara, menulis,
menggambar, dan sebagainya yang berupa simbol yang tampak
(verbal).
c. Kemampuan intelektual; selain menggunakan simbol verbal,
manusia juga mampu melakukan interaksi dengan dunia luar
melalui kemampuan intelektualnya, misalnya mampu
membedakan warna, bentuk dan ukuran.
d. Strategi kognitif; Gagne menyebutnya sebagai organisasi
keterampilan yang internal (internal organized skill), yang
sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir.
e. Sikap (attitude); sikap merupakan faktor penting dalam belajar;
karena tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan
baik. Sikap seseorang dalam belajar akan sangat mempengaruhi
hasil yang diperoleh dari belajar tersebut.
Adapun pengertian belajar menurut W.S. Winkel (2002) adalah
suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara
seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai
sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas.
Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan
20
seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh
suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga
memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif
tetap baik dalam perilaku, merasa, maupun dalam bertindak.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian dari hasil belajar
sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K.
Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran dsekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau
kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar.
Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan istruksional.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
21
Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi
merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat
pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi
kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau
penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan
cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi
belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu
pengetahuan, tetapi juga sikap dan ketrampilan. Dengan demikian,
penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di
sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.
3. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi
pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa
besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh
mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca,
22
yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
Menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja
(2005: 2-3), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam
pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi,
konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati
seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu
pengertian. Orang yang telah memliki konsep, berarti orang
tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu
konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat
berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak. Dalam
hubungannya dengan studi sosial, konsep didefinisikan oleh
James G. Womack (1970: 30) sebagai kata atau ungkapan yang
berhubungan dengan sesuatu yang menonjol, sifat yang melekat.
Pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat bergantung
pada penguasaan sifat yang melekat tadi, pengertian umum kata
yang bersangkutan. Konsep memiliki pengertian denotatif dan
konotatif.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa
pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.
Sehubungan dengan evaluasi produk ini, W.S. Winkel (2007:
540) menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki apakah
dan sampai berapa jauh suatu tujuan instruksional telah tercapai;
23
semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang seharusnya
diperoleh siswa. Berdasarkan pandangan Winkel ini, dapat
diketahui bahwa hasil belajar siswa erat hubungannya dengan
tujuan instruksional (pembelajaran) yang telah dirancang guru
sebelum melaksanakan proses belajar mengajar.
b. Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa
keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah
kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi
dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan
menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk
kreativitasnya.
Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti
kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin
sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.
Indrawati (1993: 3) merumuskan bahwa keterampilan
proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah
(baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan
untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk
mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk
24
melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi).
Dengan kata lain, keterampilan ini digunakan sebagai wahana
penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan teori.
Selanjutnya, Indrawati menyebutkan ada enam aspek
keterampilan proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi,
pengukuran, mengomunikasikan, memberikan penjelasan atau
intrepretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan
eksperimen. Kemudian, Indrawati membagi keterampilan proses
menjadi dua tingkatan, yaitu: keterampilan proses tingkat dasar
(meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran,
prediksi, dan inference), dan keterampilan proses terpadu
(meliputi: menentukan, variabel, menyusun tabel data,
menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses data,
menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan
variabel secara operasioanl, merencanakan penyelidikan, dan
melakukan eksperimen).
c. Sikap
Menurut Lange dalam Azwar (1998: 3), sikap tidak hanya
merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula
aspek respons fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara
mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang
dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang
yang ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan
25
tentang struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling
menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif, dan konatif.
Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercaya
oleh individu pemilik sikap; komponen efektif, yaitu perasaan
yang menyangkut emosional; dan komponen konatif merupakan
aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap
yang dimiliki seseorang.
Sementara menurut Sardiman (1996: 275), sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan
cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya
baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu.
Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan
seseorang.
Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini
lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam
pemahaman konsep, maka domain yang sangat berperan adalah
domain kognitif.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak
mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan
sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari
lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi
26
oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa;
dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual,
motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani.
Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru,
kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan
lingkungan, keluarga, dan lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (2007: 158),
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor internal
maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan
eksternal, sebagai berikut:
a) Faktor Internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber
dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat, dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,
serta kondisi fisik dan kesehatan.
b) Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik
yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya,
pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang
terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang
27
kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari
berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman (2007: 159) bahwa
sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil
belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas
pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.
Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru,
sebagaimana dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2006: 50), bahwa guru
adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu
strategi pembelajaran. Berdasarkan pendapat ini dapat ditegaskan
bahwa salah satu faktor eksternal yang sangat berperan memengaruhi
hasil belajar siswa adalah guru. Guru dalam proses pembelajaran
memegang peranan yang sangat penting. Peran guru, apalagi untuk
siswa pada usia sekolah dasar, tak mungkin dapat digantikan oleh
perangkat lain, seperti, televisi, radio, dan komputer. Sebab, siswa
adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan
bimbingan dan bantuan orang dewasa.
Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa hasil belajar siswa
merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah
faktor yang saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar
seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Russefendi (1991:
7) mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar ke
dalam sepuluh macam, yaitu: kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak,
28
kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan
sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.
Dari kesepuluh faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan
siswa belajar, terdapat faktor yang dapat dikatakan hampir
sepenuhnya tergantung pada siswa. Faktor-faktor itu adalah
kecerdasan anak, kesiapan anak, dan bakat anak. Faktor yang sebagian
penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung pada guru, yaitu:
kemampuan (kompetensi), suasana belajar, dan kepribadian guru.
Kiranya dapat dikatakan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar
tergantung pada faktor dari dalam siswa dan faktor dari luar siswa.
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Sudjana (1989: 39), bahwa
hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama, yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar
diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa
terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa
besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.
a) Kecerdasan Anak
Kemampuan intelegensi seseorang sangatlah
memengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan
informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan.
Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan
apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikan
dan untuk meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti
29
pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari
faktor lainnya.
Kemampuan merupakan potensi dasar bagi pencapaian
hasil belajar yang dibawa sejak lahir. Alfred Binnet membagi
intelegensi ke dalam tiga aspek kemampuan, yaitu: direction,
adaptation, dan criticism. Pertama, direction, artinya
kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang
dipecahkan. Kedua, adaptation, artinya kemampuan untuk
mengadakan adaptasi terhadap suatu masalah yang dihadapinya
secara fleksibel di dalam menghadapi masalah. Ketiga,
criticism, artinya kemampuan untuk mengadakan kritik, baik
terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya
sendiri.
b) Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan
dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana
mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan ini
sangat menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh
karena itu, setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika
dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu,
karena kematangan ini erat hubungannya dengan masalah minat
dan kebutuhan anak.
30
c) Bakat anak
Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian,
sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi
untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka bakat akan dapat memengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar.
d) Kemauan Belajar
Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah
membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk
belajar. Keengganan siswa untuk belajar mungkin disebabkan
karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk
kehidupannya kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai
dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh
positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan
belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan
belajar.
e) Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Seseorang siswa yang menaruh minat besar terhadap
pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada
31
siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian yang
intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi
untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya mencapai prestasi
yang diinginkan.
f) Model Penyajian Materi Pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada
model penyajian materi. Model penyajian materi yang
menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah
dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif
terhadap keberhasilan belajar.
g) Pribadi dan Sikap Guru
Siswa, begitu juga pada manusia pada umumnya dalam
melakukan belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui guru
saja, tetapi bisa juga melalui contoh-contoh yang baik dari sikap,
tingkah laku, dan perbuatan. Kepribadian dan sikap guru yang
kreatif dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan
meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini. Pribadi dan sikap
guru yang baik ini tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah
lembut, penuh kasih sayang, membimbing dengan penuh
perhatian, tidak cepat marah, tanggap terhadap keluhan atau
kesulitan siswa, antusias dan semangat dalam bekerja dan
mengajar, memberikan penilaian yang objektif, rajin, disiplin,
32
serta bekerja penuh dedikasi dan bertanggung jawab dalam
segala tindakan yang ia lakukan.
h) Suasana Pengajaran
Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa
dalam belajar adalah suasana pengajaran. Suasana pengajaran
yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan
guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif diantara siswa
tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran.
Sehinga keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkatkan
secara maksimal.
i) Kompetensi Guru
Guru yang profesional memiliki kemampuan-kemampuan
tertentu. Kemampuan-kemampuan itu diperlukan dalam
membantu siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa belajar akan
banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang memiliki
kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan
yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar
mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan
dengan semestinya.
j) Masyarakat
Dalam masyarakat terhadap berbagai macam tingkah laku
manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh
karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan
33
masyarakat pun akan ikut memengaruhi kepribadian siswa.
Kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas
banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat
ketimbang oleh keluarga dan sekolah.
B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya
IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada
dua hal yang berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA
sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu
kerja ilmiah. Saat ini objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi
konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan
sehari-hari, dan kreativitas (Kemendiknas, 2011). Belajar IPA berarti
belajar kelima objek atau bidang kajian tersebut.
Ilmu adalah pengetahan yang ilmiah, pengetahuan yang diperoleh
secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dua sifat utama
ilmu adalah rasional, artinya masuk akal, logis, atau dapat diterima akal
sehat, dan objektif. Artinya, sesuai dengan objeknya sesuai dengan
kenyataannya, atau sesuai dengan pengamatan. Dengan pengertian ini,
IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan
akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini (Sukarno, 1973).
34
Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah
pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata
pelajaran pokok dan kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk ada
jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang
selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari
jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian
besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah
benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Ahir Sekolah (UAS) yang
dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang
diharapkan. Ironisnya, justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka
perolehan rata-rata nilai UAS pendidkan IPA ini semakin rendah.
Kondisi ini juga menimpa ada pembelajarn IPA, yang memperlihatkan
bahwa selama ini proses pembelajaran sains di sekolah dasar masih
banyak yang dilaksanakan secara konvensional. Para guru belum
sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam
melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai pendekatan/strategi
pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran.
Penyebab utama kelemahan pembelajaran tersebut adalah karena
kebanyakan guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran dengan
memfokuskan pada pengembangan keterampilan proses sains anak. Pada
akhirnya, keadaan semacam, ini yang menyebabkan kegiatan pembelajaran
dilakukan hanya terpusat pada penyampaian materi dalam buku teks saja.
Keadaan seperti ini juga mendorong siswa untuk berusaha menghafal pada
35
setiap kali akan diadakan tes atau ulangan harian atau tes hasil belajar,
baik ulangan tengah semester (UTS), maupun ulangan akhir semester
(UAS).
Padahal untuk anak jenjang sekolah dasar, menurut Marjono (1996),
hal utama yang harus diutamakan adalah bagaimana mengembangkan rasa
ingin tahu dan daya berpikir kritis mereka terhadap suatu masalah.
Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur,
dan dijelaskan dengan penalaran sehinga mendapatkan suatu kesimpulan.
Dalam hal ini para guru, khususnya yang mengajar sains di sekolah dasar,
diharapkan mengetahui dan mengerti hakekat pembelajaran IPA, sehingga
dalam pembelajaran IPA guru tidak kesulitan dalam mendesain dan
melaksanakan pembelajaran. Siswa yang melakukan pembelajaran juga
tidak mendapat kesulitan dalam memahami konsep sains.
C. Perubahan Wujud Zat
1. Wujud Zat
Kata “Zat” berarti sebuah benda. Zat adalah semua jenis benda
berbeda yang bergabung membentuk semua yang ada di sekitar kita
serta segala sesuatu yang ada di alam semesta. Zat adalah sesuatu
yang menempati ruang dan memiliki massa. Menurut wujudnya zat
digolongkan menjadi tiga yaitu: zat padat, zat cair, dan zat gas.
36
2. Macam-macam Zat dan Sifatnya
a. Zat Padat dan Sifatnya
Benda padat adalah semua benda yang mempunyai bentuk
tetap. Benda padat merupakan benda yang paling banyak
ditemukan di sekitar kita. Contohnya: besi, kayu, kerikil,
pengaris, pensil, meja, kursi, dan lain sebagainya.
Adapun sifat-sifat zat padat sebagai berikut:
1) Bentuk dan Volume Benda Padat
Bentuk dan volume benda padat selalu tetap
meskipun tempatnya diubah dan disimpan dalam waktu
yang lama. Tempat atau ruangan yang sudah penuh diisi
oleh benda padat tidak dapat lagi ditempati benda lain
karena suatu ruangan mempunyai keterbatasan untuk diisi
oleh benda padat.
2) Mempunyai Berat
Untuk mengetahui berat benda secara tepat
diperlukan alat ukur yang namanya neraca. Ada berbagai
jenis neraca yang dipergunakan, antara lain: neraca untuk
mengukur berat emas, neraca untuk mengetahui berat
badan, dan sebagainya. Dalam dunia perdagangan berat
benda ditentukan dengan satuan berat seperti ton, kwintal,
kilogram, gram, dan sebagainya.
3) Sifat Lain dari Benda Padat
37
a. Benda padat ada yang keras dan berat, seperti kayu,
besi, dan kayu.
b. Benda padat ada yang ringan, misalnya batu apung,
kapas, dan kain.
c. Benda padat ada yang lentur, misalnya karet, per, dan
kasur busa.
d. Benda padat ada yang lunak atau lembek, misalnya kue
dan terigu adonan kue.
b. Zat Cair dan Sifatnya
Dalam kehidupan sehari-hari, kita memerlukan benda cair
atau air untuk keperluan, seperti mandi, minum dan memasak.
Peranan air sangat penting bagi kita. Contohnya: air, kecap,
sirup, minyak goreng, oli, dan lain sebagainya.
Adapun sifat-sifat zat cair sebagai berikut:
1) Memiliki tekanan dan menekan kesegala arah, kapal laut
terapung di permukaan air laut dan tanggul dapat jebol
karena mendapat tekanan dari air, hal tersebut
membuktikan bahwa air menekan ke atas dan kesegala
arah.
2) Bentuk benda cair berubah-ubah mengikuti bentuk
wadahnya, tetapi isi dan volumenya tetap.
3) Permukaan air yang tenang selalu datar.
4) Mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah.
38
c. Zat Gas dan Sifatnya
Udara termasuk benda gas. Udara di sekitar kita
merupakan campuran dari berbagai gas dengan perbandingan
nitrogen 78%, oksigen 21%, dan gas lain 1%.
Adapun sifat-sifat zat gas sebagai berikut:
1) Menempati ruang dan mengisi seluruh ruang yang tersedia.
2) Memiliki berat
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat merasakan
adannya udara dimana-mna. Walaupun udara tidak dapat
dilihat, tetapi dapat dirasakan. Karena tidak bisa dilihat
seolah-olah udara ini tidak memiliki berat, akan tetapi
udara sebenarnya memiliki berat.
3) Memiliki tekanan
Sumber: Richard, Robinson. 2008. Zat. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
3. Perubahan Wujud Zat
Gambar 2.1 : Perubahan Wujud Zat
Sumber: (https://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_wujud_zat)
Keterangan:
39
a. Mencair
Yaitu perubahan wujud suatu zat dari padat menjadi cair.
Contohnya: es batu yang mencair, lilin yang meleleh.
b. Membeku
Yaitu perubahan wujud suatu zat dari cair menjadi padat.
Contohnya: Air yang dimasukkan ke dalam freezer lama-
kelamaan akan membeku menjadi es batu / es balok.
c. Menguap
Yaitu perubahan wujud zat dari cair menjadi gas.
Contohnya: air yang di didihkan akan nampak gelembung-
gelembung uap.
d. Mengembun
Yaitu perubahan wujud zat dari gas menjadi cair.
Contohnya: embun di pag hari.
e. Mengkristal
Yaitu perubahan wujud zat dari gas menjadi padat.
Contohnya: pada kejadian berubahnya uap menjadi salju.
f. Menyublim
Yaitu perubahan wujud zat dari padat menjadi gas.
Contohnya: kapur barus yang diletakkan di dalam almari lama-
kelamaan akan habis.
4. Perubahan Wujud Sementara dan Tetap
40
a. Perubahan Wujud Sementara
Perubahan wujud sementara artinya setelah benda tersebut
berubah menjadi wujud lain, dapat kembali kewujud semula,
misalnya lilin yang dipanaskan menjadi wujud cair, setelah
suhunya dingin, cairan lilin akan membeku kembali menjadi
wujud lilin. Contoh lainnya yaitu air yang telah dibekukan
menjadi es dapat berubah kembali menjadi air.
b. Perubahan Wujud Tetap
Tidak semua perubahan wujud dapat kembali kewujud
semula, artinya perubahan wujud tersebut bersifat tetap.
Perubahan wujud tetap artinya setelah benda tersebut berubah
wujud, tidak dapat kembali lagi kewujud semula, misalnya
kertas dibakar akan berubah menjadi arang dan tidak dapat lagi
kembali kewujud semula.
D. Model Pembelajaran Numbered-Head Together
1. Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran
yang dilakukan melalui sistem kerja kelompok yang heterogen.
Pendekatan ini memanfaatkan hal yang positif dari persaingan antar
anggota kelompok untuk menumbuhkan kerja sama saling membantu
dan saling medorong untuk meraih kesuksesan (Slavin, 2008).
Kemampuan bekerja sama dalam tim merupakan kemampuan yang
penting bagi peserta didik. Semua masalah hidup pada dasarnya
41
adalah kompleks, karena itu peserta didik perlu dilatih memecahkan
berbagai persoalan yang mereka hadapi dengan bekerja sama.
Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori
kontruktivisme (Rusman, 2016). Model pembelajaran ini
dikembangkan dari teori belajar kontruktivisme yang mahir dari
gagasan Piaget dan Vigotsky. Berdasarkan penelitian Piaget yang
pertama dikemukakan bahwa pengetahuan ini di bangun dalam pikiran
anak (Ratna, 1988).
Pendekatan pembelajaran kooperatif menekankan siswa bekerja
(belajar) bersama untuk meraih tujuan dengan mempercayai bahwa
tujuan hanya dapat dicapai jika siswa lain juga mencapai tujuan (Tan
Oon Seng, et.al. 2003). Dalam kelompok kooperatif, siswa belajar
bersama, saling membantu (Slavin, 2009). Dalam situasi ini, siswa
berlatih dan membiasakan diri mengembangkan sikap saling berbagi
dan membantu, peduli, dan bertanggung jawab.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih
dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum
pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana
guru menetap tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan
bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta
didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya
menetapkan bentuk ujian tertulis pada akhir tugas.
42
a) Sintak
1) Tahap 1: Persiapan Kelompok
2) Tahap 2: Pelaksanaan Pembelajaran
3) Tahap 3: Penilaian Kelompok
b) Sistem Sosial
Sistem sosial dalam model kooperatif begitu menunjang
tinggi nilai-nilai demokratis yang didasarkan pada kesepakatan
kolektif antaranggota dalam setiap kelompok.
c) Peran / Tugas Guru
Dalam model ini, guru kadang berperan sebagai konselor,
konsultan, dan terkadang pula sebagai pemberi kritik yang
ramah.
d) Sistem Dukungan
Sistem dukungan dalam pembelajaran kooperatif haruslah
ekstensif dan responsif terhadap semua kebutuhan siswa.
e) Pengaruh
Model ini sangatlah menarik dan bermanfaat, serta
komprehensif, ia memadukan antara tujuan penelitian akademik,
integratif sosial, pembelajaran, proses kolektif.
2. Numebered-Head Together
43
Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu Numbered Head
Together (NHT) atau Kepala Bernomor Struktur. Model ini dapat
dijadikan alternatif variasi model pembelajaran dengan membentuk
kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, setiap
anggota memiliki satu nomor. Kemudian guru mengajukan pertanyaan
untuk didiskusikan bersama dalam kelompok dengan menunjukkan
salah satu nomor untuk mewakili kelompok.
Model pembelajaran ini memiliki ciri khas dimana guru hanya
menunjuk seorang siswa untuk mewakili kelompoknya tanpa
memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya
tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa.
Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab
individual dalam diskusi kelompok.
Model pembelajaran ini harus dilaksanakan dengan memberikan
penomoran sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor
berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.
Dengan pemberian nomor tersebut, guru dapat mengajukan
pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil
dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang dipelajari. Dan
dalam membuat pertanyaan diusahakan dapat bervariasi dari yang
spesifik hingga bersifat umum dengan tingkat kesulitan yang
bervariasi.
44
Guru harus memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan dari guru
haruslah membuat siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban
dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga
semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
Dan langkah pamungkas, guru menyebut salah satu nomor dan setiap
siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan
dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara
random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyaan tersebut,
selanjutnya siswa yang nomernya disebut guru dari kelompok tersebut
mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan.
Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.
a. Kelebihan Numbered Head Together (NHT)
1) Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
2) Mampu memperdalam pemahaman siswa
3) Melatih tanggung jawab siswa
4) Menyenangkan siswa dalam belajar
5) Mengembangkan rasa ingin tahu siswa
6) Meningkatkan rasa percaya diri siswa
7) Mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama
8) Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi
9) Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan
tidak pintar
45
10) Tercipta suasana gembira dalam belajar. Dengan demikian
meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir pun,
siswa tetap antusias belajar
b. Kekurangan Numbered Head Together (NHT)
1) Ada siswa yang mengambil jalan pintas dengan meminta
tolong pada temannya untuk mencarikan jawabannya.
Solusinya mengurangi poin pada siswa yang membantu
dan dibantu.
2) Apabila pada satu nomer kurang maksimal mengerjakan
tugasnya, tentu saja mempengaruhi pekerjaan pemilik
tugas lain pada nomer selajutnya.
3) Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang terlalu banyak
karena membutuhkan waktu yang lama.
4) Karena keterbatasan waktu, mengakibatkan semua anggota
kelompok tidak bisa mengutarakan pendapatnya.
c. Teknis Pelaksanaan Numbered Head Together (NHT)
1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor.
2) Guru memberi tugas / pertanyaan pada masing-masing
kelompok untuk mengerjakannya.
3) Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan
jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan
semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.
46
4) Guru memanggil salah satu nomor secara acak.
5) Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan
jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.
47
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI
1. Profil MI
Nama Madrasah : MI Miftahut Thulab Brambang
Alamat : Desa Brambang Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak
NPSN : 60712662
NSM : 111233210022
NPWP : 00.464.102.3-515.000
NO. SK Pendirian : K/1024/III/75
Privinsi : Jawa Tengah
Kabupaten : Semarang
Kecamatan : Karangawen
Kode Pos : 59566
Telepon : (024) 76583256
Status Sekolah : Swasta
Waktu Belajar : Pagi
Tahun Berdiri : 1975
2. Letak Geografis
Madarasah Ibtidaiyah Miftahut Thulab Brambang terletak di
desa Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak.
48
Tempatnya cukup strategis dan cukup dekat dengan jalan raya
sehingga memudahkan para murid yang datang dari luar daerah
kecamatan.
Gedung Madrasah Ibtidaiyah Miftahut Thulab Brambang
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak berdiri ditanah wakaf
milik K.H. Mansyur dan sudah dinotariskan. MI Miftahut Thulab
Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak terletak
ditengah-tengah desa sehingga dapat dijangkau oleh seluruh warga.
MI Miftahut Thulab Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten
Demak, apabila ditempuh dari jalan raya Semarang – Purwodadi
hanya berjarak sekitar 750 meter.
MI Miftahut Thulab Brambang Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak, dekat dengan “public places“ diantaranya
puskesmas, pasar, terminal, kantor kecamatan, dan bahkan dekat juga
dengan kantor polisi.
Hal ini sangat mempermudah bagi MI Miftahut Thulab
Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak dalam segala
urusan yang berhubungan langsung dengan tempat-tempat tersebut
diatas.
3. Sejarah (Historis) Madrasah Ibtidaiyah
Pada awalnya pendidikan agama Islam di desa Brambang
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tingkat dasar masih
49
kurang atau sangat minim sekali, sehingga perlu didirikannya
pendidikan Madrasah Ibtidaiyah.
Sebelum didirikannya Madrasah Ibtidaiyah, proses belajar
mengajarnya hanya berlangsung sangat sederhana yaitu diasuh para
guru mengaji dan bapak kyai di lingkungan sekitarnya, pendidikan
tersebut dipelopori oleh seorang kyai yaitu “Bapak Kyai Haji
Markani”. Pada tahun 1976 terbentuklah pengurus MI Miftahut
Thulab Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak.
4. Visi dan Misi MI Miftahut Thulab
a) Visi
Terwujudnya pendidikan yang bermutu, islami,
berakhlaqul karimah, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b) Misi
1) Mewujudkan proses belajar mengajar dan bimbingan secara
aktif, kreatif dan menyenangkan kemampuan siswa secara
maksimal.
2) Mewujudkan penghayatan, ketrampilan dan pengalaman
terhadap ajaran agama Islam berbasis ahli sunah wal
jamaah.
3) Mewujudkan pendidikan yang demokratis, berakhlaqul
karimah, cerdas, sehat, disiplin dan bertanggungjawab.
50
4) Mewujudkan pendidikan yang berkepribadian dinamis,
terampil menguasai pengetahuan dan teknologi.
5) Mewujudkan system managemen berbasis sekolah dengan
melibatkan seluruh warga sekolah dan lingkungan
masyarakat.
5. Struktur Organisasi MI Miftahut Thulab
MI Miftahut Thulab Brambang Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak, memiliki struktur organisasi sebagai pengurus
yang bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan belajar mengajar.
Adapun susunan Struktur Organisasi MI Mifathut Thulab Brambang
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak pada tahun ajaran
2017/2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
51
Tabel 3.1 Struktur Organisasi MI Miftahut Thulab
Sumber : MI Miftaht Thulab Brambang Kec. Karangawen Kab. Demak
6. Keadaan Guru dan Siswa MI Miftahut Thulab Karangawen
a. Keadaan Guru dan Karyawan MI Mitahut Thulab
Kepala Madrasah
Hudallah, S.Pd.I
Tata Usaha
Rasmiyati
Bendahara
Supatemi, S.Pd.I
Sekretaris
Ahmad Muzamil
Kurikulum
Uswatun H, S.Pd
Kesiswaan
Rofik Mansur, S.Pd.I
Hubungan Masyarakat
Nur Aliyah, S.Pd.I
Sarana Prasarana
Wahab H,S.Pd.I
DEWAN GURU
Masruroh, S.Pd.I
Faridhotul M, S.Pd.I
Saiful Anwar, S.Pd
52
Tabel 3.2 Data Guru MI Miftahut Thulab
No Nama
Tempat Tanggal
Lahir
Jabatan Keterangan
1 Hudallah, S.Pd.I Demak, 16-04-1981
Kepala
Sekolah
Aktif
2 Nur Aliyah, S.Pd.I Demak, 05-02-1970 Guru Kelas Aktif
3 Supatemi, S.Pd.I Demak, 01-10-1981 Guru Kelas Aktif
4 Rofik Mansur, S.Pd.I Demak, 03-03-1983 Guru Kelas Aktif
5 Wahab Hasbullah Demak, 03-08-1987 Guru Kelas Aktif
6
Faridhotul Muniroh,
S.Pd.I
Demak, 08-01-1981 Guru Kelas Aktif
7.
Uswatun Hasanah,
S.Pd
Semarang, 01-11-
1988
Guru Kelas Aktif
8. Saiful Anwar, S.Pd Demak, 01-09-1985
Guru
Penjaskes
Aktif
9. Ahmad Muzamil Demak, 22-09-1991 Guru Kelas Aktif
10. Masruroh, S.Pd.I Demak, 05-10-1982 Guru Kelas Aktif
11. Rasmiyati - Karyawan Aktif
53
b. Keadaan Siswa MI Miftahut Thulab
Tabel 3.3 Daftar siswa MI Miftahut Thulab
No Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 I-A 10 13 23
2 I-B 8 8 16
3 II-A 12 14 26
4 II-B 9 7 16
5 III 16 14 30
6 IV 14 22 36
7 V 16 14 30
8 VI 18 14 32
Jumlah 103 107 210
7. Subyek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelas V MI Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen Kab.
Demak. Dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa yang terdiri dari 16
siswa laki-laki, dan 14 siswa perempuan. Berikut nama-nama siswa
kelas V.
Tabel 3.4 Nama-nama siswa kelas V MI Miftahut Thulab
No. Nama Keterangan
1. ANF Perempuan
54
2. AAP Laki-laki
3. AM Laki-laki
4. APM Perempuan
5. AM Perempuan
6. BEF Laki-laki
7. DIA Perempuan
8. EAF Perempuan
9. ES Laki-laki
10. EKZ Perempuan
11. ER Perempuan
12. FDA Perempuan
13. HSA Perempuan
14. IAP Laki-laki
15. KH Perempuan
16. LA Perempuan
17. MRH Laki-laki
18. MRH Laki-laki
19. MRAN Laki-laki
20. MN Laki-laki
21. NK Perempuan
22. NES Laki-laki
23. NMN Laki-laki
55
24. SAP Laki-laki
25. SBH Laki-laki
26. SM Perempuan
27. SR Laki-laki
28. TM Laki-laki
29. WDT Laki-laki
30. WSI Perempuan
8. Sarana Prasarana Pendukung
Layaknya lembaga pendidikan, MI Miftahut Thulab Brambang
Kec. Karangawen Kab. Demak juga dilengkapi dengan sarana
prasarana yang cukup memadai sebagai syarat dan pendukung dalam
proses pembelajaran.
Perlengkapan sekolah yang sampai saat ini masih dimiliki oleh
MI Miftahut Thulab dipandang sudah mencukupi, meskipun masih
ada kekurangan yang harus dipenuhi. Sarana dan prasarana yang
dimiliki MI Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen Kab.
Demak dapat kami uraikan melalui tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Sarana Prasarana MI Miftahut Thulab
No. Nama Barang Jumlah Keadaan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 ruang Baik
2 Ruang Guru 1 ruang Baik
3 Ruang Tata Usaha 1 ruang Baik
56
4 Ruang Perpustakaan 1 ruang Baik
5 Ruang Belajar 8 ruang Baik
6 Ruang UKS 1 ruang Baik
7 Ruang Gudang dan Peralatan 1 ruang Baik
8 Kamar Mandi 1 ruang Baik
9 Kamar WC 3 ruang Baik
10 Alat-alat Olahraga 10 set Baik
11 Alat Rebana 1 set Baik
12 Marchingband 1 set Baik
13 Mesin Ketik 2 unit Baik
14 Komputer 2 unit Baik
15 Note Book / Laptop 2 unit Baik
16 Printer 2 unit Baik
17 Papan Pengumuman 1 unit Baik
9. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2017 dengan masing-
masing siklus satu kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada hari
Jum’at, tanggal 21 Juli 2017. Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 25 Juli 2017. Penelitian ini dilaksanakan diruang kelas V MI
Miftahut Thulab Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten
Demak.
57
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 21 Juli 2017, selama
kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dengan langkah sebagai
berikut:
Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Nama Madrasah : MI Miftahut Thulab Karangawen
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / semester : V / I
Materi : Perubahan Wujud Zat
A. Standar Kompetensi
1. Memahami wujud zat dan perubahannya.
B. Kompetensi Dasar
1. Mengidentifikasi sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
1. Menjelaskan wujud zat.
2. Menjelaskan macam-macam zat dan sifatnya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami wujud zat.
2. Siswa dapat mengetahui macam-macam zat dan sifatnya.
#Karakter yang diharapkan:
Jujur, Kerjasama, Aktif, Disiplin, Perhatian, Rasa Hormat,
Tanggung Jawab, dan Ketelitian.
58
E. Materi Pembelajaran
1. Perubahan Wujud Zat
Pemahaman perubahan wujud dalam fisika adalah
berubahnya fisik suatu zat dari kondisi padat menjadi cair, dari
cair menjadi uap, dan sebaliknya. Kata “Zat” berarti sebuah
benda. Zat adalah semua jenis benda berbeda yang bergabung
membentuk semua yang ada di sekitar kita serta segala sesuatu
yang ada di alam semesta. Zat adalah sesuatu yang menempati
ruang dan memiliki massa. Menurut wujudnya zat digolongkan
menjadi tiga yaitu: zat padat, zat cair, dan zat gas.
2. Macam-macam Zat dan Sifatnya
d. Zat Padat dan Sifatnya
Benda padat adalah semua benda yang mempunyai bentuk
tetap. Benda padat merupakan benda yang paling banyak
ditemukan di sekitar kita. Contohnya: besi, kayu, kerikil,
pengaris, pensil, meja, kursi, dan lain sebagainya.
Adapun sifat-sifat zat padat sebagai berikut:
e. Bentuk dan Volume Benda Padat
Bentuk dan volume benda padat selalu tetap
meskipun tempatnya diubah dan disimpan dalam waktu
yang lama. Tempat atau ruangan yang sudah penuh diisi
oleh benda padat tidak dapat lagi ditempati benda lain
59
karena suatu ruangan mempunyai keterbatasan untuk diisi
oleh benda padat.
f. Mempunyai Berat
Untuk mengetahui berat benda secara tepat
diperlukan alat ukur yang namanya neraca. Ada berbagai
jenis neraca yang dipergunakan, antara lain: neraca untuk
mengukur berat emas, neraca untuk mengetahui berat
badan, dan sebagainya. Dalam dunia perdagangan berat
benda ditentukan dengan satuan berat seperti ton, kwintal,
kilogram, gram, dan sebagainya.
g. Sifat Lain dari Benda Padat
1) Benda padat ada yang keras dan berat, seperti kayu,
besi, dan kayu.
2) Benda padat ada yang ringan, misalnya batu apung,
kapas, dan kain.
3) Benda padat ada yang lentur, misalnya karet, per,
dan kasur busa.
4) Benda padat ada yang lunak atau lembek, misalnya
kue dan terigu adonan kue.
e. Zat Cair dan Sifatnya
Dalam kehidupan sehari-hari, kita memerlukan benda cair
atau air untuk keperluan, seperti mandi, minum dan
60
memasak. Peranan air sangat penting bagi kita. Contohnya:
air, kecap, sirup, minyak goreng, oli, dan lain sebagainya.
Adapun sifat-sifat zat cair sebagai berikut:
5) Memiliki tekanan dan menekan kesegala arah, kapal laut
terapung di permukaan air laut dan tanggul dapat jebol
karena mendapat tekanan dari air, hal tersebut
membuktikan bahwa air menekan ke atas dan kesegala
arah.
6) Bentuk benda cair berubah-ubah mengikuti bentuk
wadahnya, tetapi isi dan volumenya tetap.
7) Permukaan air yang tenang selalu datar.
8) Mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah.
f. Zat Gas dan Sifatnya
Udara termasuk benda gas. Udara di sekitar kita
merupakan campuran dari berbagai gas dengan perbandingan
nitrogen 78%, oksigen 21%, dan gas lain 1%.
Adapun sifat-sifat zat gas sebagai berikut:
4) Menempati ruang dan mengisi seluruh ruang yang
tersedia.
5) Memiliki berat
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat merasakan
adannya udara dimana-mna. Walaupun udara tidak dapat
dilihat, tetapi dapat dirasakan. Karena tidak bisa dilihat
61
seolah-olah udara ini tidak memiliki berat, akan tetapi
udara sebenarnya memiliki berat.
6) Memiliki tekanan
F. Metode Pembelajaran
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Penugasan
2. Model
a. Numbered-Head Together
Pelaksanaan tindakan pada siklus I yaitu dilaksanakan dalam 4
(empat) tahapan, keempat tahapan tersebut dapat di diskripsikan
sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari:
a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan
yaitu perubahan wujud zat.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
panutan dalam proses belajar mengajar.
c. Membuat lembar kerja kelompok (LKK) yang akan
digunakan siswa dalam berdiskusi.
62
d. Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA.
e. Membuat alat evaluasi.
f. Membuat lembar pengamatan terhadap siswa dengan
memperhatikan tingkah laku siswa secara teliti pada saat
kegiatan pembelajaran.
g. Melakukan dokumentasi.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan siklus I dilakukan pada hari Jum’at, tanggal 21
Juli 2017 sesuai dengan jadwal pelajaran kelas V MI Miftahut
Thulab Brambang Kec. Karangawen Kab. Demak.
Pada tahap ini guru selaku dengan dibantu guru kolaborator
melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun,
sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal (10 menit), antara lain:
1) Guru membuka pelajaran dengan salam.
2) Melakukan do’a bersama untuk mengawali pembelajaran.
3) Guru mengabsen kehadiran siswa.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5) Apersepsi
Menanyakan hal-hal yang terkait dengan perubahan wujud
zat.
63
b. Kegiatan Inti (45 menit), antara lain:
Eksplorasi
1) Guru menjelaskan pengertian wujud zat.
2) Guru menjelaskan macam-macam dan sifatnya pada benda
padat, cair, gas.
3) Guru memberikan contoh dari benda padat, cair, gas.
Elaborasi.
4) Guru membagi siswa dalam kelompok dan memberi tugas
pada masing masing kelompok.
5) Guru mengajak siswa untuk berdiskusi dan menemukan
jawaban yang paling tepat dan memastikan semua
kelompok mengetahui jawaban tersebut.
6) Guru memanggil salah satu nomor secara acak dan
mempresentasikan jawaban hasil dari diskusi.
7) Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal yang
sudah disediakan oleh guru.
Konfrmasi
1) Guru dengan siswa melakukan tanya jawab tentang materi
yang belum di pahami.
2) Guru meminta siswa mengumpulkan tugasnya.
c. Kegiatan Akhir (15 menit), antara lain:
1) Guru dengan siswa menyimpulkan materi secara bersama-
sama.
64
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
3) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan membaca
“Hamdallah” bersama-sama.
3. Pengamatan (Obsrvasing)
Pada tahap ini dilaksanakan tindakan atau pengamatan
terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung, adalah
sebagai berikut:
a. Guru bersama dengan guru kolaborator mengamati
partisipasi siswa pada saat kegiatan pembelajaran.
b. Guru kolaborator mengamati aktivitas penelitian dalam
mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
c. Guru kolaborator memberikan pengarahan terhadap siswa
yang kurang maksimal dalam mengerjakan tugasnya.
d. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
pembelajaran.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi, dapat diketahui tingkat keberhasilan
maupun tingkat kelemahan dari kegiatan pembelajaran IPA
dengan menggunakan Cooperative Learning “Numbered-Head
Together” yang dilakukan oleh guru pada siklus I. Sehingga
dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus
berikutnya.
65
a. Kendala yang dihadapi
Kendala-kendala yang terjadi pada proses pembelajaran
dengan menggunakan model Numbered-Head Together yang
perlu diperhatikan agar dapat menjadi motivasi untuk
memperbaiki pada siklus berikutnya:
1) Kurang bisa mengajak siswa untuk mendengarkan dan
memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi
pelajaran di depan kelas.
2) Guru kurang mengondisikan siswa sehingga masih ada
siswa yang berbicara saat pembelajaran dimulai.
3) Guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi sehingga
siswa yang lambat dalam menerima pelajaran akan
tertinggal.
4) Guru belum optimal dalam mengelola waktu, maka perlu
mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi
catatan.
5) Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung,
maka guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam
memotivasi siswa sehingga siswa lebih antusias.
6) Guru membagikan kelompok sesuai dengan nomor
presensi dikelas dan setiap kelompok terdiri dari 9-10
siswa.
66
c. Cara mengatasi
Untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi saat proses
pembelajaran dengan menggunakan Numbered-Head
Together pada siklus I, peneliti melakukan beberapa ide
perbaikan. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi lagi
kendala-kendala pada siklus berikutnya. Adapun ide
perbaikan untuk mengatasi kendala yang erjadi pada siklus I
adalah sebagai berikut:
1) Pada saat pembelajaran berlangsung, guru bersikap tegas
dan disiplin terhadap seluruh siswa yang sekiranya
membuat keramaian di kelas dan yang suka mengganggu
temannya, dan membuat proses belajar mengajar lebih
menarik agar semua siswa memperhatikan guru.
2) Guru harus bisa mengendalikan kelas saat pembelajaran
akan dimulai sehingga siswa lebih bisa diatur.
3) Guru menyampaikan materi seharusnya tidak terlalu cepat.
Sehingga siswa yang lambat dalam menerima materi
pelajaran bisa mengikuti.
4) Alokasi waktu yang tidak sesuai dengan rencana
pembelajaran karena masih ada siswa yang belum paham
dengan materi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus I ini, dapat
disimpulkan bahwa kondisi siswa belum terlihat adanya
67
peningkatan yang ditandai dengan aktivitas dari siswa. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan
siklus II.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 25 Juli 2017, selama
kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dengan langkah sebagai
berikut:
Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Nama Madrasah : MI Miftahut Thulab Karangawen
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / semester : V / I
Materi : Perubahan Wujud Zat
A. Standar Kompetensi
1. Memahami wujud zat dan perubahannya.
B. Kompetensi Dasar
1. Mengidentifikasi sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
1. Menjelaskan perubahan wujud zat.
2. Menjelaskan perubahan wujud sementara dan tetap.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami perubahan wujud zat.
2. Siswa dapat memahami perubahan wujud sementara dan tetap.
68
#Karakter yang diharapkan:
Jujur, Kerjasama, Aktif, Disiplin, Perhatian, Rasa Hormat,
Tanggung Jawab, dan Ketelitian.
E. Materi Pembelajaran
2. Perubahan Wujud Zat
Gambar 3.1 : PerubahanWuud Zat
Sumber: (https://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_wujud_zat)
Keterangan:
a. Mencair
Yaitu perubahan wujud suatu zat dari padat menjadi cair.
Contohnya: es batu yang mencair, lilin yang meleleh.
b. Membeku
Yaitu perubahan wujud suatu zat dari cair menjadi padat.
Contohnya: Air yang dimasukkan ke dalam freezer lama-
kelamaan akan membeku menjadi es batu / es balok.
c. Menguap
69
Yaitu perubahan wujud zat dari cair menjadi gas.
Contohnya: air yang di didihkan akan nampak gelembung-
gelembung uap.
d. Mengembun
Yaitu perubahan wujud zat dari gas menjadi cair.
Contohnya: embun di pagi hari.
e. Mengkristal
Yaitu perubahan wujud zat dari gas menjadi padat.
Contohnya: pada kejadian berubahnya uap menjadi salju.
f. Menyublim
Yaitu perubahan wujud zat dari padat menjadi gas.
Contohnya: kapur barus yang diletakkan di dalam almari
lama-kelamaan akan habis.
5. Perubahan Wujud Sementara dan Tetap
a. Perubahan Wujud Sementara
Perubahan wujud sementara artinya setelah benda
tersebutberubah menjadi wujud lain, dapat kembali kewujud
semula. Misalnyalilin yang dipanaskan menjadi wujud cair,
setelah suhunya dingin,cairan lilin akan membeku kembali
menjadi wujud lilin. Contohlainnya yaitu air yang telah
dibekukan menjadi es dapat berubahkembali menjadi air.
70
b. Perubahan Wujud Tetap
Tidak semua perubahan wujud dapat kembali kewujud
semula,artinya perubahan wujud tersebut bersifat
tetap.Perubahan wujud tetap artinya setelah benda tersebut
berubahwujud, tidak dapat kembali lagi kewujud semula,
misalnya kertasdibakar akan berubah menjadi abu dan tidak
dapat lagi kembalikewujud semula.
F. Metode Pembelajaran
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Penugasan
2. Model
a. Numbered-Head Together
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sama dengan pada siklus I
yaitu dilaksanakan dalam 4 (empat) tahapan, keempat tahapan tersebut
dapat didiskripsikan sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Rencana perbaikan untuk siklus II ini, peneliti berusaha
membangun keaktifan siwa dan perhatian mereka dengan lebih
banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran, adapun rencana
dalam siklus ini adaah sebagai berikut:
71
a. Identifikasi masalah dan perumusan masalah dilihat berdasarkan
refleksi pada siklus I.
b. Menyiapkan sub pokok bahasan.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
pedoman kegiatan proses belajar mengajar.
d. Mempersiapkan sumber dan nama-nama kelompok asal yang
akan didiskusikan.
e. Membuat lembar kerja siswa dari soal-soal evaluasi.
f. Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran IPA.
g. Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
h. Melakukan dokumentasi.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan siklus II dilakukan pada hari Selasa, tanggal 25 Juli
2017, sesuai jadwal pelajaran kelas V MI Miftahut Thulab
Brambang Kec. Karangawen Kab. Demak.
Pada tahap ini guru dengan guru kolaborator melaksanakan
kegiatan pembelajaran dikelas sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah tersusun sebagai berikut:
a. Kegiatan awal (10 menit), antara lain:
1) Guru membuka pelajaran dengan salam.
2) Melakukan do’a bersama untuk mengawali pembelajaran.
72
3) Guru mengabsen kehadiran siswa.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5) Apersepsi
Menanyakan hal-hal yang terkait dengan perubahan wujud
zat.
b. Kegiatan inti (45 menit), antara lain:
Eksplorasi
1) Guru menunjukkan gambar perubahan wujud zat.
2) Guru menjelaskan gambar perubahan wujud zat.
3) Guru menjelaskan perubahan wujud sementara dan tetap.
4) Guru memberikan contoh pada perubahan wujud sementara
dan tetap.
Elaborasi
1) Guru membagi siswa dalam kelompok dan memberi tugas
pada masing masing kelompok.
2) Guru mengajak siswa untuk berdiskusi dan menemukan
jawaban yang paling tepat dan memastikan semua kelompok
mengetahui jawaban tersebut.
3) Guru memanggil salah satu nomor secara acak dan
mempresentasikan jawaban hasil dari diskusi.
4) Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal yang
sudah disediakan oleh guru.
Konfirmasi
73
1) Guru dengan siswa melakukan tanya jawab tentang materi
yang belum di pahami.
2) Guru meminta siswa mengumpulkan tugasnya.
c. Kegiatan akhir (15 menit), antara ain:
1) Guru dengan siswa menyimpulkan materi secara bersama-
sama.
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
3) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan membaca
“Hamdallah” bersama-sama.
3. Pengamatan (Observasing)
Pada tahap ini dilaksanakan tindakan atau pengamatan terhadap
proses pembelajaran yang sedang berlangsung, adalah sebagai
berikut:
a. Digunakan lembar pengamatan terhadap siswa pada saat
pembelajaran berlangsung dilakukan peneliti.
b. Digunakan lembar pengamatan guru untuk mengamati saat
mengelola pembelajaran dilakukan oleh peneliti.
c. Mencatat setiap perubahan dan peningkatan yang tejadi pada
siklus II ini dibandingkan dengan siklus I.
4. Refleksi (Reflecting)
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini
banyak peningkatan dan melihat peningkatan tersebut dari siklus I
pada mata pelajaran IPA materi Perubahan Wujud Zat di MI
74
Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen Kab. Demak yaitu
ditandai dengan peningkatan hasil belajar IPA dan hasil pada siklus
II juga telah memenuhi ketuntasan klasikal.
Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Guru menggunakan waktu sebaik
baiknya agar semua siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan
baik. Siswa jadi bertambah aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Siswa mulai terbentuk sikap kerjasama dan
tanggungjawab antar kelompok dalam diskusi. Dalam diskusi ini
membuat siswa lebih aktif dalam mengeluarkan ide atau gagasan
menggunakan kata-kata sendiri dalam berpendapat. Siswa juga
mempunyai sifat percaya diri. Kekurangan pada siklus sebelumnya
sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi
lebih baik. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus II, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran melalui model Numbered-Head
Together dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi
perubahan wujud zat.
Setelah diadakannya siklus ke II dengan adanya perbaikan-
perbaikan dalam pelaksanannya, tidak ada kekurangan seperti di
siklus sebelumnya. Semangat siswa dalam menerima pelajaran
sudah sangat memberikan umpan balik yang positif terhadap
penelitian ini. Dapat berjalan dengan lancar dalam kegiatan belajar
75
mengajar dengan menggunakan Numbered-Head Together, maka
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus II sudah berhasil.
Dengan keberhasilan tersebut, maka tidak perlu diadakan perbaikan
dan pelaksanaan siklus III.
76
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus
1. Kondisi Awal
Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), kondisi
awal siswa dalam pembelajaran IPA masih menunjukkan rendahnya
kemampuan siswa dalam menerima pelajaran. Kondisi awal ini
menjadi acuan untuk dilakukannya penelitian tindakan kelas di MI
Miftahut Thulab Brambang pada siswa kelas V Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak.
Berdasarkan pengamatan terhadap nilai siswa sebelum
melakukan penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan siswa masih
rendah terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran IPA pada materi perubahan wujud zat
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Nilai IPA Siswa Kelas V
NO. Nama Nilai Ketuntasan
T TT
1. ANF 60
2. AAP 50
3. AM 40
4. APM 50
77
5. AM 70
6. BEF 60
7. DIA 70
8. EAF 50
9. ES 40
10. EKZ 60
11. ER 50
12. FDA 70
13. HSA 80
14. IAP 60
15. KH 50
16. LA 80
17. MRH 70
18. MRH 80
19. MRAN 50
20. MN 50
21. NK 50
22. NES 50
23. NMN 40
24. SAP 50
25. SBH 70
26. SM 60
78
27. SR 70
28. TM 70
29. WDT 70
30. WSI 50
Jumlah 1760 11 19
Rata-rata 58,66 - -
Keterangan:
KKM (Kriteria Keunasan Minimum) : 62
Rata-rata :58,66
Presentase Ketuntasan (T) : 11 siswa (36,66%)
Presentase Ketidaktuntasan (TT) : 19 siswa (63,33%)
Presentase Ketuntasan = x 100%
= 36,66%
Hasil ini membuktikan bahwa masih rendahnya nilai ketuntasan
yang tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang
diharapkan. Data diatas digunakan sebagai dasar dalam menerapkan
pembelajaran Numbered-Head Together di MI Miftahut Thulab
Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak.
2. Siklus I
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
79
Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Pada Siklus I
NO. Nama Nilai Akhir Ketuntasan
T TT
1. ANF 70
2. AAP 50
3. AM 60
4. APM 70
5. AM 70
6. BEF 50
7. DIA 80
8. EAF 70
9. ES 40
10. EKZ 70
11. ER 70
12. FDA 70
13. HSA 80
14. IAP 70
15. KH 70
16. LA 90
17. MRH 70
18. MRH 90
80
19. MRAN 50
20. MN 50
21. NK 50
22. NES 50
23. NMN 40
24. SAP 50
25. SBH 70
26. SM 60
27. SR 80
28. TM 60
29. WDT 70
30. WSI 50
Jumlah 1920 16 14
Rata-rata 64 - -
Keterangan:
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) : 62
Presentase Ketuntasan (T) : 16 siswa (53,33%)
Presentase Ketidaktuntasan (TT) : 14 siswa (46,66%)
Presentase Ketuntasan = x 100%
= 53,33%
81
Refleksi pada siklus I diperoleh nilai tes terendah dan nilai
tertinggi. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang
mencapai ketuntasan maksimal yaitu, hanya ada 16 siswa. Sedangkan
14 siswa nilainya belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Hal ini masih jauh dari yang diharapan, maka perlu dilakukan
perbaikan pada siklus ke II.
3. Siklus II
Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Pada Siklus II
NO. Nama Nilai Akhir Ketuntasan
T TT
1. ANF 80
2. AAP 70
3. AM 80
4. APM 70
5. AM 80
6. BEF 70
7. DIA 80
8. EAF 70
9. ES 70
10. EKZ 90
11. ER 70
12. FDA 90
82
13. HSA 90
14. IAP 80
15. KH 70
16. LA 100
17. MRH 80
18. MRH 90
19. MRAN 70
20. MN 70
21. NK 90
22. NES 70
23. NMN 60
24. SAP 70
25. SBH 100
26. SM 70
27. SR 90
28. TM 70
29. WDT 80
30. WSI 70
Jumlah 2340 29 1
Rata-rata 78 - -
83
Keterangan:
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) : 62
Presentase Ketuntasan (T) : 29 siswa (96,66%)
Presentase Ketidaktuntasan (TT) : 1 siswa (3,33%)
Presentase Ketuntasan = x 100%
= 96,66%
Refleksi hasil tindakan siklus II, hasil tes fomatif diperoleh nilai
terendah, dan tertinggi. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui
bahwa siswa yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
62, yaitu ada 29 siswa. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
peneliti bahwa semua siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan
minimal. Untuk secara keseluruhan mengalami peningkatan dengan
rata-rata, dan lebih dari semua siswa telah mencapai KKM yang
ditentukan, itu artinya penggunaan pembelajaran Numbered-Head
Together ini dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya materi
perubahan wujud zat pada siswa kelas V.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada kegiatan penelitian yang dilakukan pada siklus I dan II diperoleh
data hasil nilai tes siswa. Berikut ini data hasil penelitian pada siklus I dan
siklus II.
84
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Tentang Ketuntasan Siswa
Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 11 siswa (36,66%) 16 siswa (53,33%) 29 siswa (96,66%)
Tidak Tuntas 19 siswa (63,33%) 14 siswa (46,66%) 1 siswa (3,33%)
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari sebelum tindakan
(pra siklus), siklus I dan siklus II hasil belajar siswa terus meningkat. Pada
sebelum tindakan (pra siklus) yang tuntas hanya 11 siswa (36,66%), siklus
I hanya ada 16 siswa (53,33%) yang tuntas, pada siklus II ada 29 siswa
(96,66%) yang telah mencapai KKM.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dengan jelas apabila
dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Dapat dilihat pada grafik peningkatan persentase siswa diatas,
diketahui menjadi peningkatan rata-rata persentase siswa dari siklus I dan
85
siklus II, masing-masing dari siklus I ke siklus II meningkat (43,33%) dari
(53,33%) menjadi (96,66%).
Jadi berdasarkan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan menerapkan model pembelajaran Numbered-Head Together materi
perubahan wujud zat pada siswa kelas V MI Miftahut Thulab Brambang
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak telah berhasil meningkatkan
hasil belajar siswa. Senada dengan penelitian Ida Purwaningsih (2015)
bahwa penerapan model Numbered-Head Together dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi Pesawat Sederhana pada siswa kelas V SD Negeri
Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran
2014/2015.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Numbered-Head Together meningkatkan hasil
belajar IPA materi Perubahan Wujud Zat pada siswa kelas V MI Miftahut
Thulab Brambang Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak Tahun
Pelajaran 2017/2018.
Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa setiap
siklusnya, yaitu siklus I siswa yang tuntas mencapai KKM 62 hanya ada
16 siswa (53,33%) dari keseluruhan rata-rata 58,3 dan pada siklus II yang
mencapai KKM 62 ada 29 siswa (96,66%) dari keseluruhan dengan rata-
rata 58,3.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh, maka
terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Memilih model sesuai dengan materi yang sedang dipelajari agar
pembelajaran lebih menarik terutama pada pelajaran IPA.
b. Sering melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar agar siswa
lebih aktif dan kreatif.
c. Aktif dalam memantau siswa.
87
2. Bagi Siswa
a. Berlatih untuk aktif, kreatif, kritis dalam menerima materi pelajaran
IPA tentang perubahan wujud zat.
b. Model Pembelajaran Numbered-Head Together meningkatkan
sifat tanggung jawab terhadap teman sebayanya dalam
pembelajaran kelompok dan termotivasi untuk lebih menyukai
pelajaran IPA.
c. Model Pembelajaran Numbered-Head Together meningkatkan
motivasi belajar agar hasil belajar yang diperoleh semakin
meningkat.
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya selalu memberikan dorongan kepada para guru
yang menggunakan model pembelajaran yang bersifat kreatif dan
inovatif dengan memberikan fasilitas sarana prasarana yang
dibutuhkan dan mendukung.
1
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2015. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi, Suharjono, & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara
Baharudin, Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-
Ruyy Media.
Dimyati & Mujiono. 2002. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia
Haryanto. 2006. Sains. Jakarta: Erlangga
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kurniasih, Imas. 2016. Ragam Pengembangan Model Pengembangan.
Yogyakarta: Kata Pena
Kusnin. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: PT Piranti Darma Kalokatama
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Richard, Robinson. 2008. Zat. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Robert, E Slavin. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media
Robert, E Slavin. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media
2
Rumanta, Maman. 2007. Materi Pokok Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka
Rumanta, Maman. 2007. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Saputro, Budiyono. 2014. Pembelajaran IPA Terpadu Pendekatan Praktikum.
Salatiga: STAIN Salatiga Press
Suprijno, Agus. 2009. Cooperative Learning “Teori dan Aplikasi PAIKEM”.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana
Wisudawati, Widi. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi
Aksara
3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Nama Madrasah : MI Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / semester : V / II
Materi : Perubahan Wujud Zat
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
G. Standar Kompetensi
2. Memahami wujud zat dan perubahannya.
H. Kompetensi Dasar
2. Mengidentifikasi sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dalam
kehidupan sehari-hari.
I. Indikator
3. Menjelaskan wujud zat.
4. Menjelaskan macam-macam zat dan sifatnya.
J. Tujuan Pembelajaran
3. Siswa dapat memahami wujud zat.
4. Siswa dapat mengetahui macam-macam zat dan sifatnya.
#Karakter yang diharapkan:
4
Jujur, Kerjasama, Aktif, Disiplin, Perhatian, Rasa Hormat, Tanggung
Jawab, dan Ketelitian.
K. Materi Pembelajaran
3. Perubahan Wujud Zat
Pemahaman perubahan wujud dalam fisika adalah berubahnya
fisik suatu zat dari kondisi padat menjadi cair, dari cair menjadi uap,
dan sebaliknya. Kata “Zat” berarti sebuah benda. Zat adalah semua
jenis benda berbeda yang bergabung membentuk semua yang ada di
sekitar kita serta segala sesuatu yang ada di alam semesta. Zat adalah
sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menurut
wujudnya zat digolongkan menjadi tiga yaitu: zat padat, zat cair, dan
zat gas.
4. Macam-macam Zat dan Sifatnya
g. Zat Padat dan Sifatnya
Benda padat adalah semua benda yang mempunyai bentuk
tetap. Benda padat merupakan benda yang paling banyak
ditemukan di sekitar kita. Contohnya: besi, kayu, kerikil,
pengaris, pensil, meja, kursi, dan lain sebagainya.
Adapun sifat-sifat zat padat sebagai berikut:
4) Bentuk dan Volume Benda Padat
Bentuk dan volume benda padat selalu tetap
meskipun tempatnya diubah dan disimpan dalam waktu
yang lama. Tempat atau ruangan yang sudah penuh diisi
5
oleh benda padat tidak dapat lagi ditempati benda lain
karena suatu ruangan mempunyai keterbatasan untuk diisi
oleh benda padat.
5) Mempunyai Berat
Untuk mengetahui berat benda secara tepat
diperlukan alat ukur yang namanya neraca. Ada berbagai
jenis neraca yang dipergunakan, antara lain: neraca untuk
mengukur berat emas, neraca untuk mengetahui berat
badan, dan sebagainya. Dalam dunia perdagangan berat
benda ditentukan dengan satuan berat seperti ton, kwintal,
kilogram, gram, dan sebagainya.
6) Sifat Lain dari Benda Padat
5) Benda padat ada yang keras dan berat, seperti kayu,
besi, dan kayu.
6) Benda padat ada yang ringan, misalnya batu apung,
kapas, dan kain.
7) Benda padat ada yang lentur, misalnya karet, per,
dan kasur busa.
8) Benda padat ada yang lunak atau lembek, misalnya
kue dan terigu adonan kue.
h. Zat Cair dan Sifatnya
Dalam kehidupan sehari-hari, kita memerlukan benda cair
atau air untuk keperluan, seperti mandi, minum dan memasak.
6
Peranan air sangat penting bagi kita. Contohnya: air, kecap,
sirup, minyak goreng, oli, dan lain sebagainya.
Adapun sifat-sifat zat cair sebagai berikut:
9) Memiliki tekanan dan menekan kesegala arah, kapal laut
terapung di permukaan air laut dan tanggul dapat jebol
karena mendapat tekanan dari air, hal tersebut
membuktikan bahwa air menekan ke atas dan kesegala
arah.
10) Bentuk benda cair berubah-ubah mengikuti bentuk
wadahnya, tetapi isi dan volumenya tetap.
11) Permukaan air yang tenang selalu datar.
12) Mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah.
i. Zat Gas dan Sifatnya
Udara termasuk benda gas. Udara di sekitar kita
merupakan campuran dari berbagai gas dengan perbandingan
nitrogen 78%, oksigen 21%, dan gas lain 1%.
Adapun sifat-sifat zat gas sebagai berikut:
7) Menempati ruang dan mengisi seluruh ruang yang tersedia.
8) Memiliki berat
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat merasakan
adannya udara dimana-mna. Walaupun udara tidak dapat
dilihat, tetapi dapat dirasakan. Karena tidak bisa dilihat
7
seolah-olah udara ini tidak memiliki berat, akan tetapi
udara sebenarnya memiliki berat.
9) Memiliki tekanan
L. Metode Pembelajaran
3. Metode
d. Ceramah
e. Tanya jawab
f. Penugasan
4. Model
Cooperative Learning (Numbered-Head Together)
M. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Langkah-langkah Pembelajaran Waktu
1. Pendahuluan
a. Persiapan KBM
1) Mengucapkan salam
2) Menanyakan kabar
3) Berdo’a dengan membaca
“Bismillah” bersama-sama
4) Absen
b. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan di pelajari
hari ini
10 menit
2. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
8) Guru menjelaskan pengertian
wujud zat.
9) Guru menjelaskan macam-macam
45 menit
8
dan sifatnya pada benda padat, cair,
gas.
10) Guru memberikan contoh
dari benda padat, cair, gas.
b. Elaborasi
5) Guru membagi siswa dalam
kelompok dan memberi tugas pada
masing masing kelompok.
6) Guru mengajak siswa untuk
berdiskusi dan menemukan
jawaban yang paling tepat dan
memastikan semua kelompok
mengetahui jawaban tersebut.
7) Guru memanggil salah satu nomor
secara acak dan mempresentasikan
jawaban hasil dari diskusi.
8) Guru meminta siswa untuk
mengerjakan latihan soal yang
sudah disediakan oleh guru.
c. Konfirmasi
3) Guru dengan siswa melakukan
tanya jawab tentang materi yang
belum di pahami.
4) Guru meminta siswa mengumpulkan
tugasnya.
3. Penutup
a. Guru dengan siswa menyimpulkan
materi secara bersama-sama.
b. Guru memberikan motivasi kepada
siswa.
c. Guru menutup pembelajaran dengan
15 menit
9
salam dan membaca “Hamdallah”
bersama-sama.
N. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Gambar
2. Alat : Batu, Pensil, Penggaris, Air, Kapur Barus.
3. Sumber : Buku Paket Sains kelas V SD/MI dan Buku Praktikum
IPA di SD
O. Penilain
1. Produk ( Hasil Diskusi )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
2. Performansi
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* Bekerjasama
* kadang-kadang bekerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif berpartisipasi
* tidak aktif berpartisipasi
3
2
1
3
2
1
3. Lembar Penilaian
No Nama Siswa Jumlah
Skor Nilai
1. ANF
10
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
AAP
AM
APM
AM
BEF
DPAR
DIA
EAF
ES
EKZ
ER
FDA
HSA
IAP
KH
LA
MRH
MRH
MRAN
MN
NK
NES
NMN
SAP
SBH
SM
SR
TM
WDT
WSI
Catatan:
Soal Pilihan Ganda = 5 soal x 5 = 5
Soal Essay = 5 soal x 3 = 15
Soal Pilihan Ganda + Soal Essay = 5 + 15 = 20
= 20 x 5 = 100
11
Nilai = x 100
Karangawen, 21 Juli 2017
Mengetahui,
Guru Kelas V Peneliti
Uswatun Hasanah, S. Pd. Faridatun Nisa’
NIY. 2015 02 010 NIM. 115 13 034
Kepala MI Miftahut Thulab
Hudallah, S. Pd. I.
NRG. 130282144179
12
Nama :
No. Absen :
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar!
1. Apa yang dimaksud dengan zat...
a. Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa
b. Benda yang ada di langit
c. Sesuatu yang memiliki bentuk tetap
d. Sesuatu ang memilki volume
2. Berikut yang tidak termasuk macam-macam zat adalah ...
a. Padat c. Cair
b. Lilin d. Gas
3. Dibawah in yang termasuk benda padat adalah ...
a. Air c. Besi
b. Sirup d. udara
4. Dibawah ini yang termasuk sifat-sifat zat padat adalah ...
a. Bentuk benda mengikuti wadahnya
b. Memiliki tekanan
c. Menekan ke segala arah
d. Memiliki bentuk dan volume
5. Dibawah ini yang termasuk benda cair adalah ...
a. Minyak goreng c. Batu
b. Besi d. Penggaris
13
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan isian yang benar!
1. Permukaan air yang tenang selalu datar, termasuk sifat dari ...
2. Air yang ada didalam ember apabila dimasukkan ke dalam botol.
Maka bentuk air menjadi seperti botol. Peristiwa tersebut merupakan
contoh dari zat ...
3. Ember termasuk zat ...
4. Menempati ruang dan mengisi seluruh ruang yang tersedia, termasuk
sifat dari ...
5. Uap air termasuk zat ...
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. A (Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa)
2. B (Lilin)
3. C (Besi)
4. D (Memiliki bentuk dan volume)
5. A (Minyak Goreng)
B. Isian Singkat
1. Zat Cair
2. Zat Cair
3. Zat Padat
4. Zat Gas
5. Zat Gas
14
LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS I
Nama Madrasah : MI Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen
Mata Pelaaran : IPA
Kelas / Semester : V / I
Hari / Tanggal : Jum’at, 21 Juli 2017
No. Aspek Pengamatan
Skor Penilaian
Keterangan
A B C
A. Kegiatan Awal
1. Guru menarik perhatian siswa.
2.
Guru membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
3. Guru menanyakan kabar siwa.
4.
Guru mengawali proses pembelajaran
dengan berdo’a dengan penuh
khidmad.
5. Guru memeriksa kehadiran siswa.
6.
Guru melakukan apersepsi dengan
bertanya materi sebelumnya yang telah
dipelajari oleh siswa.
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
15
7.
Guru menjelaskan pengertian wujud
zat.
8.
Guru menjelaskan macam dan sifatnya
pada zat padat, cair, dan gas.
9.
Guru memberikan contoh dari zat
padat, cair, dan gas.
10.
Kejelasan guru dalam menjelaskan
materi pembelajaan.
11. Guru menguasai materi pembelajaran.
Elaborasi
12.
Guru membagi siswa dalam kelompok
dan memberi tugas pada masing-
masing kelompok.
13.
Guru mengajak siswa untuk berdiskusi
dan menemukan jawaban yang paling
tepat dan memastikan semua kelompok
mengetahui jawaban tersebut.
14.
Guru memanggil salah satu nomor
secara acak dari setiap kelompok dan
mempresentasikan jawaban hasil
diskusi.
15.
Guru meminta siswa untuk
mengerjakan latihan soal yang sudah
16
disediakan oleh guru.
Konfirmasi
16.
Guru dengan siswa melakukan tanya
jawab tentang materi yang belum
dipahami.
17.
Guru meminta siswa mengumpulkan
tugasnya.
C. Penutup
18.
Guru dengan siswa menyimpulkan
materi secara bersama-sama.
19.
Guru memberikan motivasi kepada
siswa.
20.
Guru menutup pembelajaran dengan
salam dan membaca “Hamdallah”
bersama-sama.
Jumlah 9 8 4
Total 36 24 8
Total Kinerja Guru 68
Kategori Sedang
17
Keterangan:
A : 4 (Sangat Baik)
B : 3 (Baik)
C : 2 (Cukup)
Karangawen, 21 Juli 2017
Mengetahui,
Guru Kelas V Peneliti
Uswatun Hasanah, S. Pd. Faridatun Nisa’
NIY. 2015 02 010 NIM. 115 13 034
Kepala MI Miftahut Thulab
Hudallah, S. Pd. I.
NRG. 130282144179
18
LEMBAR PENGAMATAN SISWA SIKLUS I
Nama Madrasah : MI Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen
Mata Pelaaran : IPA
Kelas / Semester : V / I
Hari / Tanggal : Jum’at, 21 Juli 2017
No. Aspek Pengamatan Skala Penilaian
Keterangan A B C
A. Kegiatan Awal
1. Siswa menjawab salam dengan
semangat.
2. Siswa menjawab kabarnya dengan
semangat.
3. Siswa mulai berdo’a dengan kushu’
dan tenang.
4. Siswa merespon panggilan presensi
dari guru.
5. Siswa menjawab pertanyaan apersepi
dari guru.
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
6. Siswa memperhatikan penjelasan dari
guru
Elaborasi
7. Siswa membagi kelompok yang sudah
diatur oleh guru.
8. Siswa berdiskusi dengan teman
kelompoknya.
9. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
didepan kelas.
10. Siswa mengerjakan soal yang diberikan
oleh guru.
Konfirmasi
11. Siswa berani mengajukan pertanyaan
pada guru
12. Siswa mengumpulkan hasil
pekerjaanya
19
C. Penutup
13. Siswa dengan guru menyimpulkan
materi secara bersama-sama.
14. Siswa mendengarkan motivasi dari
guru.
15. Siswa menjawab salam penutup
Keterangan:
A : Sangat Baik B : Baik C :
Cukup
Karangawen, 21 Juli 2017
Mengetahui,
Guru Kelas V Peneliti
Uswatun Hasanah, S. Pd. Faridatun Nisa’
NIY. 2015 02 010 NIM. 115 13 034
Kepala MI Miftahut Thulab
Hudallah, S. Pd. I.
NRG. 130282144179
20
21
22
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Nama Madrasah : MI Miftahut Thulab Karangawen
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / semester : V / II
Materi : Perubahan Wujud Zat
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
P. Standar Kompetensi
3. Memahami wujud zat dan perubahannya.
Q. Kompetensi Dasar
2. Mengidentifikasi sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dalam
kehidupan sehari-hari.
R. Indikator
5. Menjelaskan perubahan wujud zat.
6. Menjelaskan perubahan wujud sementara dan tetap.
S. Tujuan Pembelajaran
5. Siswa dapat memahami perubahan wujud zat.
6. Siswa dapat memahami perubahan wujud sementara dan tetap.
#Karakter yang diharapkan:
23
Jujur, Kerjasama, Aktif, Disiplin, Perhatian, Rasa Hormat, Tanggung
Jawab, dan Ketelitian.
A. Materi Pembelajaran
6. Perubahan Wujud Zat
Keterangan:
g. Mencair
Yaitu perubahan wujud suatu zat dari padat menjadi cair.
Contohnya: es batu yang mencair, lilin yang meleleh.
h. Membeku
Yaitu perubahan wujud suatu zat dari cair menjadi padat.
Contohnya: Air yang dimasukkan ke dalam freezer lama-
kelamaan akan membeku menjadi es batu / es balok.
i. Menguap
Yaitu perubahan wujud zat dari cair menjadi gas.
Contohnya: air yang di didihkan akan nampak gelembung-
gelembung uap.
j. Mengembun
24
Yaitu perubahan wujud zat dari gas menjadi cair.
Contohnya: embun di pagi hari.
k. Mengkristal
Yaitu perubahan wujud zat dari gas menjadi padat.
Contohnya: pada kejadian berubahnya uap menjadi salju.
l. Menyublim
Yaitu perubahan wujud zat dari padat menjadi gas.
Contohnya: kapur barus yang diletakkan di dalam almari lama-
kelamaan akan habis.
7. Perubahan Wujud Sementara dan Tetap
c. Perubahan Wujud Sementara
Perubahan wujud sementara artinya setelah benda
tersebutberubah menjadi wujud lain, dapat kembali kewujud
semula. Misalnyalilin yang dipanaskan menjadi wujud cair,
setelah suhunya dingin,cairan lilin akan membeku kembali
menjadi wujud lilin. Contohlainnya yaitu air yang telah
dibekukan menjadi es dapat berubahkembali menjadi air.
d. Perubahan Wujud Tetap
Tidak semua perubahan wujud dapat kembali kewujud
semula,artinya perubahan wujud tersebut bersifat
tetap.Perubahan wujud tetap artinya setelah benda tersebut
berubahwujud, tidak dapat kembali lagi kewujud semula,
25
misalnya kertasdibakar akan berubah menjadi abu dan tidak
dapat lagi kembalikewujud semula.
B. Metode Pembelajaran
5. Metode
g. Ceramah
h. Tanya jawab
i. Penugasan
6. Model
Cooperative Learning (Numbered-Head Together)
C. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Langkah-langkah Pembelajaran Waktu
1. Pendahuluan
c. Persiapan KBM
5) Mengucapkan salam
6) Menanyakan kabar
7) Berdo’a dengan membaca
“Bismillah” bersama-sama
8) Absen
d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan di pelajari
hari ini
15 menit
2. Kegiatan inti
d. Eksplorasi
11) Guru menunjukkan gambar
perubahan wujud zat.
12) Guru menjelaskan gambar
perubahan wujud zat.
40 menit
26
13) Guru menjelaskan perubahan
wujud sementara dan tetap.
14) Guru memberikan contoh
pada perubahan wujud sementara
dan tetap.
e. Elaborasi
9) Guru membagi siswa dalam
kelompok dan memberi tugas pada
masing masing kelompok.
10) Guru mengajak siswa untuk
berdiskusi dan menemukan
jawaban yang paling tepat dan
memastikan semua kelompok
mengetahui jawaban tersebut.
11) Guru memanggil salah satu
nomor secara acak dan
mempresentasikan jawaban hasil
dari diskusi.
12) Guru meminta siswa untuk
mengerjakan latihan soal yang
sudah disediakan oleh guru.
f. Konfirmasi
5) Guru dengan siswa melakukan
tanya jawab tentang materi yang
belum di pahami.
6) Guru meminta siswa mengumpulkan
tugasnya.
3. Penutup
d. Guru dengan siswa menyimpulkan
materi secara bersama-sama.
e. Guru memberikan motivasi kepada
15 menit
27
siswa.
f. Guru menutup pembelajaran dengan
salam dan membaca “Hamdallah”
bersama-sama.
D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
4. Media : Gambar
5. Alat : Es batu, lilin, kapur barus, kertas, korek api.
6. Sumber : Buku Paket Sains kelas V SD/MI dan Buku Praktikum
IPA di SD
E. Penilain
4. Produk ( Hasil Diskusi )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
5. Performansi
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Bekerjasama
Partisipasi
* Bekerjasama
* kadang-kadang bekerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif berpartsipasi
* tidak aktif berpartisipasi
3
2
1
3
2
1
28
6. Lembar Penilaian
No Nama Siswa Jumlah
Skor Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
ANF
AAP
AM
APM
AM
BEF
DPAR
DIA
EAF
ES
EKZ
ER
FDA
HSA
IAP
KH
LA
MRH
MRH
MRAN
MN
NK
NES
NMN
SAP
SBH
SM
SR
TM
WDT
WSI
29
Catatan:
Soal Pilihan Ganda = 5 soal x 5 = 5
Soal Essay = 5 soal x 3 = 15
Soal Pilihan Ganda + Soal Essay = 5 + 15 = 20
= 20 x 5 = 100
Nilai = x 100
Karangawen, 25 Juli 2017
Mengetahui,
Guru Kelas V Peneliti
Uswatun Hasanah, S. Pd. Faridatun Nisa’
NIY. 2015 02 010 NIM. 115 13 034
Kepala MI Miftahut Thulab
Hudallah, S. Pd. I.
NRG. 130282144179
30
Nama :
No. Absen :
C. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar!
1. Apa yang dimaksud perubahan zat pada mencair ...
a. Perubahan wujud dari padat menjadi cair
b. Perubahan wujud dari cair menjadi padat
c. Perubahan wujud dari padat menjadi gas
d. Perubahan wujud dari gas menjadi padat
2. Lilinmerupakan contoh perubahan wujud dari ...
a. Membeku c. Mengembun
b. Mencair d. Menyublim
3. Apa yang dimaksud dengan perubahan zat pada membeku ...
a. Perubahan wujud dari padat menjadi cair
b. Perubahan wujud dari gas menjadi padat
c. Perubahan wujud dari cair menjadi padat
d. Perubahan wujud dari padat menjadi gas
4. Dibawah ini yang termasuk contoh perubahan zat dari mengembun
adalah ...
a. Es batu c. Embun di pagi hari
b. Lilin yang meleleh d. Kapur barus
5. Yang termasuk contoh perubahan zat dari menyublim adalah...
31
a. Kapur barus c. Baju
b. Udara d. Buku
D. Isilah titik-titik di bawah ini dengan isian yang benar!
1. Jelaskan peristiwa mengembun ?
2. Apa yang dimaksud dengan perubahan wujud sementara ?
3. Lilin yang dipanaskan menjadi wujud cair, setelah suhunya dingin.
Merupakan peristiwa dari perubahan ?
4. Apa yang dimaksud dengan perubahan wujud tetap ?
5. Kayu yang dibakar akan barubah menjadi arang, dan tidak dapat
kembalikewujud semula. Merupakan peristiwa dari perubahan ?
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. A (Perubahan wujud dari padat menjadi cair)
2. B (Mencair)
3. C (Perubahan wujud dari cair menjadi padat)
4. C (Embun di pagi hari)
5. A (Kapur Barus)
B. Isian Singkat
1. Yaitu perubahan wujud zat dari gas menjadi cair.
2. Yaitu setelah benda tersebutberubah menjadi wujud lain, dapat
kembali kewujud semula.
3. Perubahan wujud sementara
32
4. Apabila benda berubahwujud, tidak dapat kembali lagi kewujud
semula.
5. Perubahan wujud tetap.
33
LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS II
Nama Madrasah : MI Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen
Mata Pelaaran : IPA
Kelas / Semester : V / I
Hari / Tanggal : Jum’at, 25 Juli 2017
No. Aspek Pengamatan
Skala Penilaian
Keterangan
A B C
A. Kegiatan Awal
1. Guru menarik perhatian siswa.
2.
Guru membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
3. Guru menanyakan kabar siwa.
4.
Guru mengawali proses pembelajaran
dengan berdo’a dengan penuh
khidmad.
5. Guru memeriksa kehadiran siswa.
6.
Guru melakukan apersepsi dengan
bertanya materi sebelumnya yang
telah dipelajari oleh siswa.
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
34
7.
Guru menunjukkan dan menjelaskan
gambar perubahan wujud zat.
8.
Guru menjelaskan perubahan wujud
sementara dan perubahan wujud tetap.
9.
Guru memberikan contoh perubahan
wujud sementara dan perubahan
wujud tetap.
10.
Kejelasan guru dalam menjelaskan
materi pembelajaan.
11. Guru menguasai materi pembelajaran.
Elaborasi
12.
Guru membagi siswa dalam kelompok
dan memberi tugas pada masing-
masing kelompok.
13.
Guru mengajak siswa untuk berdiskusi
dan menemukan jawaban yang paling
tepat dan memastikan semua
kelompok mengetahui jawaban
tersebut.
14.
Guru memanggil salah satu nomor
secara acak dari setiap kelompok dan
mempresentasikan jawaban hasil
diskusi.
35
15.
Guru meminta siswa untuk
mengerjakan latihan soal yang sudah
disediakan oleh guru.
Konfirmasi
16.
Guru dengan siswa melakukan tanya
jawab tentang materi yang belum
dipahami.
17.
Guru meminta siswa mengumpulkan
tugasnya.
C. Penutup
18.
Guru dengan siswa menyimpulkan
materi secara bersama-sama.
19.
Guru memberikan motivasi kepada
siswa.
20.
Guru menutup pembelajaran dengan
salam dan membaca “Hamdallah”
bersama-sama.
Jumlah 13 7 0
Total 52 21 0
Total Kinerja Guru 73
Kategori Baik
36
Keterangan:
A : 4 (Sangat Baik)
B : 3 (Baik)
C : 2 (Cukup)
Karangawen, 25 Juli 2017
Mengetahui,
Guru Kelas V Peneliti
Uswatun Hasanah, S. Pd. Faridatun Nisa’
NIY. 2015 02 010 NIM. 115 13 034
Kepala MI Miftahut Thulab
Hudallah, S. Pd. I.
NRG. 130282144179
37
LEMBAR PENGAMATAN SISWA SIKLUS II
Nama Madrasah : MI Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen
Mata Pelaaran : IPA
Kelas / Semester : V / I
Hari / Tanggal : Jum’at, 25 Juli 2017
No. Aspek Pengamatan Skala Penilaian
Keterangan A B C
A. Kegiatan Awal
1. Siswa menjawab salam dengan
semangat.
2. Siswa menjawab kabarnya dengan
semangat.
3. Siswa mulai berdo’a dengan kushu’
dan tenang.
4. Siswa merespon panggilan presensi
dari guru.
5. Siswa menjawab pertanyaan apersepi
dari guru.
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
6. Siswa memperhatikan penjelasan dari
guru
Elaborasi
7. Siswa membagi kelompok yang sudah
diatur oleh guru.
8. Siswa berdiskusi dengan teman
kelompoknya.
9. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
didepan kelas.
10. Siswa mengerjakan soal yang diberikan
oleh guru.
Konfirmasi
11. Siswa berani mengajukan pertanyaan
pada guru
12. Siswa mengumpulkan hasil
pekerjaanya
38
C. Penutup
13. Siswa dengan guru menyimpulkan
materi secara bersama-sama.
14. Siswa mendengarkan motivasi dari
guru.
15. Siswa menjawab salam penutup
Keterangan:
A : Sangat Baik B : Baik C :
Cukup
Karangawen, 25 Juli 2017
Mengetahui,
Guru Kelas V Peneliti
Uswatun Hasanah, S. Pd. Faridatun Nisa’
NIY. 2015 02 010 NIM. 115 13 034
Kepala MI Miftahut Thulab
Hudallah, S. Pd. I.
NRG. 130282144179
39
40
41
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Guru memulai pembelajaran Guru menjelaskan materi
Siswa berdiskusi dengan kelompoknya Siswa berdiskusi dengan kelompok
42
Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
Siswa mengerjakan soal
43
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Faridatun Nisa’
NIM : 115-13-034
Fakultas/ Jurusan : FTIK/ PGMI
Dosen PA : Fatchurrohman, M.Pd.
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Nilai
1. Sertifikat OPAK STAIN Salatiga 2013. 26-27 Agustus
2013
Peserta 3
2. Sertifikat OPAK Tarbiyah 2013. 29 Aguatus 2013 Peserta 3
3. Sertifikat User Education UPT
Perpustakaan Salatiga.
16 September
2013
Peserta 2
4. Sertifikat Seminar Nasional
“Optimalisasi Sumber Daya Insani
dalam Menghadapi Dunia Wirausaha”.
29 September
2016
Peserta 8
5. Sertifikat PUBLIC HEARING III
“Optimalisasi Kinerja Lembaga untuk
Mewujudkan Kampus yang Amanah”.
20 Oktober 2013 Peserta 2
6. Sertifikat Training Pembuatan Makalah
dan Motivasi oleh LDK Fathir AR-
Rasyid.
12 September
2015
Peserta 2
7. Sertifikat TAFSIR TEMATIK
“KONSEP PEMIMPIN IDEAL
MENURUT AL-QUR’AN” Telaah Al-
Qur’an surat Al-An’am ayat 165.
17 Mei 2014 Peserta 2
8. Sertifikat Seminar Nasional
“Peringatan Hari Bumi 22 April” oleh
MAPALA MITAPASA.
29 April 2017 Peserta 8
9. Sertifikat Seminar Nasional oleh
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
9 November 2016 Peserta 8
44
KEGURUAN IAIN SALATIGA
“DIMANAKAH ARAH KIBLAT
PENDIDIKAN KITA?”.
10. Sertifikat IAIN Salatiga Bersholawat
“Menyemai Nilai-nilai Islam Indonesia
untuk Memperkokoh NKRI dalam
Mewujudkan Baldatun Toyyibatun
Warobbun Ghofur”
03 November
2015
Peserta 2
11. Sertifikat Seminar Nasional HMJ
PGMI “INDONESIA BUDAYAKU
INDONESIA WARISANKU
(SALATIGA KOTA PUSAKA)”.
2 Juni 2016 Peserta 8
12. Sertifikat Seminar Nasional HMJ
TARBIYAH STAIN SALATIGA
“GURU KREATIF DALAM
IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013”.
18 November
2013
Peserta 8
13. Sertifikat Seminar Nasional oleh Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) “4
Pilar Kebangsaan Untuk Mempertegas
Karakter Ke-Indonesiaan”.
24 Oktober 2013 Peserta 8
14. Sertifikat MAPABA I
“MENEMUKAN JATI DIRI MENUJU
MAHASISWA YANG PEKA DAN
PEDULI”. Oleh PMII KOMISARIAT
DJOKO TINGKIR KOTA
SALATIGA.
4-6 Oktober 2013 Peserta 2
15. Sertifikat Public Hearing “STAIN
Menuju IAIN Dari Mahasiswa Oleh
Mahasiswa Untuk Mahasiswa”.
10 Juni 2014 Peserta 2
45
16. Sertifikat Gladian Pimpinan Pandega
(GPP) oleh Gerakan Pamuka
“Membangun Karakter Kepemimpinan
dalam Jiwa Pramuka Menuju Pandega
yang Berkualitas”.
30-31 Mei 2015 Peserta 2
17. Sertifikat Pendidikan dan Latihan
Calon Pramuka Pandega (PLCPP)
XXIV “PLCPP Sebagai Langkah
Rekonstruktif Karakter Pandega dalam
Membangun Racana yang Loyal dan
Bermartabat”. Oleh Racana Kusuma
Dilaga – Woro Srikandi
26-29 September
2014
Reka
Kerja
3
18. Sertifikat Program “MA’HAD
MAHASISWA” selama 1 tahun
2013-2014 Peserta 2
19. Sertifikat Akhirussanah Ma’had STAIN
Salatiga Periode 2013-2014
“Intelektualitas dan Akhlakul Karimah
Mahasiswa”.
21 Juni 2014 Panitia 3
20. Sertifikat oleh MPR-RI “Sosialisasi
Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun
1945”.
24 Oktober 2013 Peserta 4
21. Piagam Penghargaan Kajian Intensif
Mahasiswa (KISMIS) “Agar Shalat
Bukan Sekedar Kewajiban, namun
Kebutuhan” oleh LDK DARUL AMAL
10 Oktober 2013 Peserta 2
22. Piagam Penghargaan “Amalan
Ramadhan Racana (ARR)” oleh Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandi.
11-15 Juli 2014 Reka
Kerja
3
46
23. Piagam Penghargaan SARASEHAN
AKBAR BERSAMA TOKOH
NASIONAL “Komitmen Politik Islam
dalam Menata Arah Masa Depan
Bangsa Indonesia” oleh LDMI pegurus
HMI.
15 Maret 2014 Peserta 8
24. Piagam Penghargaan LDK “Mahasiswa
Istimewa Menuju Generasi Rabbani”.
13 April 2014 Peserta
25. Sertifikat FOCUS GROUP
DISCUSSION “MELALUI
KERJASAMA ANTARA POLDA
JATENG DENGAN BADKO HMI
JATENG DIY, KITA TINGKATKAN
UPAYA PENCEGAHAN
BERKEMBANGNYA
RADIKALISME DAN TERORISME
DI WILAYAH JAWA TENGAH”.
1 Agustus 2017 Peserta
26. Sertifikat GEMAS dengan Tema
“Mencintai Pancasila Memperkuat Tali
Silaturahmi Membangun Kota
Salatiga”.
28 Juli 2017 Peserta
Jumlah Point
47
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut:
1. Nama : Faridatun Nisa’
2. NIM : 115-13-034
3. TTL : Demak, 27 Agustus 1995
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Desa Pundenarum Rt. 03 Rw. 05 Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak Kota Semarang Kodepos 59566.
7. Riwayat Pendidikan:
a. SD Negeri Pundenarum 03, lulus tahun 2007
b. MTs Negeri Karangawen, lulus tahun 2010
c. MAN 1 Semarang, lulus tahun 2013
d. S1 IAIN Salatiga, lulus tahun 2017
Demikian daftar riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 9 Agustus 2017
Penulis,
Faridatun Nisa’
NIM. 115 13 034
48
49
50
51
52