pengertian program loyalitas pelanggan
DESCRIPTION
Loyalitas pelangganTRANSCRIPT
Pengertian Program Loyalitas Pelanggan
Program loyalitas merupakan keuntungan bilateral antara perusahaan dan pelanggan.
Perusahaan harus yakin bahwa program loyalitas mampu memberikan nilai lebih bagi
pelanggannya. Program loyalitas yang baik akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Pelanggan yang loyal akan cenderung tetap bertransaksi dan tidak terlalu berharap adanya
diskon.Tujuan utama program loyalitas adalah untuk mempertahankan hubungan pelanggan
dengan perusahaan. Dengan mempertahankan hubungan berarti perusahaan menjaga tingkat
penjualan, margin, dan keuntungan. Dalam berbagai kajian telah terbukti bahwa pelanggan yang
loyal cenderung akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan tersebut berupa
turunnya biaya pelayanan, tidak sensitif terhadap harga, meningkatkan wallet share, dan
keinginan untuk merekomendasikan kepada orang lain. Tidak mengherankan jika banyak
perusahaan berusaha meningkatkan loyalitas pelanggan melalui berbagai macam cara. Bila kita
amati sektor perbankan khususnya consumer banking mengalami peningkatan kompetisi yang
luar biasa di mana tingkat perbedaan produk dan layanan masih rendah. Peningkatan persaingan
dari hari ke hari memaksa pelaku perbankan yang tadinya lebih berorientasi pada produk
sekarang harus merubah strateginya menjadi berorientasi pada pelanggan, menerapkan
relationship marketing, dan memandang loyalitas pelanggan sebagai sebuah hal yang wajib
dijalankan.
Dari data indeks kepuasan dari tahun 2005-2008 terlihat bahwa industri perbankan memiliki
kemiripan dalam bersaing satu sama lain. Ketika tingkat perbedaan produk tidak mengalami
perbedaan yang signifikan, secara akal sehat ini tidak akan dijadikan sebagai keunggulan
bersaing. Sehingga, industri perbankan akan selalu mencari sumber pembedanya. Salah satu
yang telah terjadi adalah bagaimana setiap bank membuat klaim atas layanan yang telah berhasil
mereka lakukan. Namun demikian, survei indeks kepuasan 2005-2009 telah membuktikan bahwa
semua pemain industri perbankan telah bergerak ke arah yang sama. Hal ini bisa dilihat pada
indeks kepuasan industri perbankan berada di atas rata-rata seluruh industri. Artinya, semua
pemain perbankan telah menyadari bahwa indikator utama loyalitas adalah kepuasan, sehingga
mereka beramai-ramai untuk menjadi yang terbaik dalam layanan. Konsekuensinya, pada masa
datang, layanan akan bernasib sama seperti produk consumer banking. Dari perspektif kami,
Adanya inovasi layanan maupun IT justru belum bisa menjadikan mereka loyal terhadap satu
bank tertentu. Menurut survei kami, setiap orang akan menjadi nasabah di lebih dari satu bank.
Kenyataan ini memang harus diterima oleh para pemain perbankan. Tidak adanya perbedaan
dalam produk dan kemungkinan pada layanan pada masa datang akan membawa para pemain
perbankan dalam sebuah kompetisi yang "berdarah". Isu komoditisasi consumer banking cepat
atau lambat akan terjadi. Apakah program loyalitas mampu menghindarkan industri perbankan
untuk tidak terjebak dalam komoditasisasi? Ini bergantung pada para pemain perbankan. Saat ini,
penerapan program loyalitas cenderung bersifat normatif. Kita banyak menemui kemiripan
dalam menjalankan program loyalitas. Sehingga, industri ini hanya menggeser bentuk
persaingan. Sebetulnya esensi dari program loyalitas adalah tidak hanya bagaimana kita
menghargai pelanggan dalam wujud barang atau layanan tetapi bagaiman kita juga menjalankan
relationship marketing. Budget menjadi sesuatu yang sangat penting jika kita menjalankan
program loyalitas. Secara tidak sadar, jika kita perhatikan persaingan khususnya industri
perbankan dan telekomunikasi, mereka menabrak pakem marketing rule-membelanjakan 80%
untuk existing customer dan 20% untuk menarik pelanggan baru, kita menemuinya terbalik,
mereka fokus pada budget yang besar untuk menarik pelanggan baru, sehingga bisa disimpulkan
bahwa loyalitas hanya sebuah mitos saja dan perusahaan sesungguhnya tidak peduli dengan
pelanggannya.
Sumber : http://detiker.com/sales-marketing/marketing-strategy/bagaimana-menyusun-program-
loyalitas-konsumen.html
ISAK 10 : PROGRAM LOYALITAS PELANGGAN
Program loyalitas pelanggan digunakan entitas untuk memberikan insentif kepada
pelanggan untuk membeli barang atau jasa mereka. Jika pelanggan membeli barang atau jasa,
entitas akan memberikan penghargaan kredit kepada pelanggan (seringkali disebut sebagai
“poin”). Pelanggan dapat menukar (redeem) penghargaan kredit tersebut dengan barang atau jasa
secara gratis atau dengan potongan harga. Entitas harus menerapkan PSAK 23 dan mencatat
penghargaan sebagai komponen yang diidentifikasikan secara terpisah atas transaksi penjualan
pada saat diberikan (saat “penjualan awal”). Nilai wajar atas imbalan yang diterima atau tagihan
sehubungan dengan penjualan awal harus dialokasikan antara penghargaan kredit dan komponen
lain dari penjualan. Imbalan yang dialokasikan terhadap penghargaan kredit harus diukur dengan
mengacu pada nilai wajarnya, yaitu jumlah penghargaan kredit jika dijual secara terpisah.
Jika entitas sendiri yang memberikan penghargaan tersebut, maka entitas harus mengakui
imbalan yang dialokasikan terhadap penghargaan kredit sebagai pendapatan pada saat
penghargaan kredit ditukar dan entitas telah memenuhi kewajiban pemberian penghargaan.
Jumlah pendapatan yang diakui harus berdasarkan jumlah penghargaan kredit yang telah ditukar,
proporsional terhadap (relative to) jumlah keseluruhan yang diharapkan akan ditukar.
Jika pihak ketiga memberikan penghargaan, entitas harus :
menetapkan apakah entitas mengakumulasi imbalan yang dialokasikan terhadap
penghargaan kredit untuk kepentingan sendiri (yakni sebagai prinsipal dalam transaksi
tersebut); atau
untuk kepentingan pihak ketiga (yakni sebagai agen untuk pihak ketiga).
Jika entitas mengakumulasi imbalan untuk kepentingan pihak ketiga, maka entitas harus:
mengukur pendapatan sebagai jumlah bersih yang diperoleh untuk kepentingan sendiri,
yaitu perbedaan antara imbalan yang dialokasikan terhadap penghargaan kredit dan
jumlah yang dibayarkan kepada pihak ketiga yang mengadakan penghargaan kredit; dan
Mengakui jumlah bersih tersebut sebagai pendapatan pada saat pihak ketiga berkewajiban
untuk mengadakan penghargaan dan berhak menerima imbalan atas tindakan yang
dilakukannya. Pengakuan ini dapat terjadi seketika pada saat penghargaan kredit
diberikan. Di pihak lain, jika pelanggan dapat memilih untuk mengklaim penghargaan
kredit, baik dari entitas ataupun dari pihak ketiga, pengakuan ini hanya mungkin terjadi
jika pelanggan memilih untuk mengklaim penghargaan dari pihak ketiga.
Jika entitas mengakumulasi imbalan untuk kepentingan sendiri, maka entitas harus mengukur
pendapatan sebagai imbalan bruto yang dialokasikan terhadap penghargaan kredit dan mengakui
pendapatan pada saat pemenuhan kewajiban terhadap penghargaan kredit. Entitas menerapkan
Pernyataan ini untuk periade tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.