pengaruh promosi, brand image, saluran distribusi …
TRANSCRIPT
PENGARUH PROMOSI, BRAND IMAGE, SALURAN
DISTRIBUSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA
PLATFORM SHOPEE
Noerika Ariwiyani1, Basar Maringan Hutauruk2
Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa
[email protected] ; [email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah promosi, brand
image dan distribusi akan berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap
keputusan pembelian pada platform shopee pada mahasiswa Universitas Pelita
Bangsa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan 108 responden
melalui uji instrumen menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Metode
analisis menggunakan metode analisis linear berganda dengan
mempertimbangkan uji asumsi klasik.
Temuan pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara promosi, brand image dan saluran distribusi terhadap keputusan
pembelian. Berdasarkan hasil uji koefesien determinasi dapat diketahui besarnya
nilai Adjusted R Square adalah 0,655. Hal ini berarti 65,5% Keputusan Pembelian
pada platform Shopee dipengaruhi oleh ketiga variabel independen yaitu Promosi,
Brand Image dan Saluran Distribusi. Adapun sisanya 34,5% (100%-65,5%)
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan di penelitian ini.
Kata Kunci : promosi, brand image, distribusi, keputusan pembelian
PENDAHULUAN
Perkembangan zaman yang cepat
dan pesat membawa kita kepada era
digital yang lebih memanfaatkan
kecanggihan teknologi secara optimal.
Saat ini internet merupakan hal yang
penting untuk memudahkan setiap
individu yang ingin berselancar di
dnuia maya seperti sosial media,
mencari informasi, games, ataupun
berbelanja agar lebih mudah dan cepat.
Berdasarkan data hasil survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) pada bulan Juni 2020
menunjukkan adanya peningkatan
penggunaan internet di Indonesia yaitu
menjadi 196,7 juta jiwa hingga kuartal
II 2020.
Sedangkan pada tahun 2018 lalu
hanya sejumlah 171,2 juta jiwa. Dari
data tersebut pengguna internet di
Indonesia hingga kuartal II 2020 ini
mencapai 73,7 persen. Angka tersebut
naik jika dibandingkan 2018 lalu yang
hanya sebesar 64,8 persen.
Berdasarkan fakta tersebut, masyarakat
Indonesia memanfaatkan teknologi
dan internet untuk melakukan
beberapa kegiatan seperti mencari
informasi dan komunikasi tidak
terkecuali untuk menjalankan kegiatan
ekonomi.
Dampak dari era digital ini
ditandai dengan perubahan dari
beberapa aspek yang bersifat
tradisional perlahan-lahan mulai
berubah menuju era yang lebih
modern. Salah satunya adalah
perubahan dalam perilaku berbelanja
konsumen. Kini, cara belanja atau
transaksi dapat dilakukan dalam
genggaman tangan yang berbasiskan
teknologi menggunakan jaringan
internet telah menggantikan peranan
toko offline di mana penjual dan
pembeli bertemu secara langsung
sebagai tempat untuk belanja atau
transaksi pada umumnya.
Perubahan belanja melalui toko
online atau transaksi secara online
inilah yang disebut e-commerce. Di
dalam e-commerce terdapat beberapa
marketplace sebagai tempat untuk
transaksi online. Dengan kata lain
marketplace adalah department store
online. Di Indonesia sendiri saat ini
sudah muncul berbagai marketplace
yang ada seperti Shopee, Tokopedia,
Lazada, Blibli, Bukalapak, JD.Id,
OLX, Akulaku.
Gambar 1 Presentase Usaha E-
Commerce menurut Tahun Mulai
Usaha E-commerce
Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2020)
Berdasarkan hasil pendataan
yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) mengenai usaha yang
mulai memanfaatkan internet dapat
disimpulkan mengalami kenaikan.
Selain itu Badan Pusat Statistik (BPS)
juga menyebutkan industri e-
commerce Indonesia dalam 10 tahun
terakhir mengalami peningkatan
hingga 17 persen dengan total usaha e-
commerce yang mencapai 26,2 juta
unit pada Warta Ekonomi, 2019
(Rahayu, 2019). Dan data dari Global
Web Index juga menyebut Indonesia
merupakan negara tingkat adopsi e-
commerce tertinggi di dunia pada 2019
pada CNN Indonesia, 2020 (Safir,
2020).
Hal ini menunjukan bahwa
pelaku ekonomi baik produsen dan
ataupun konsumen mulai beralih ke e-
commerce, baik menggunakan
handphone maupun media lain yang
berbasis internet. Dikutip dari peta
persaingan e-commerce Indonesia
pada Kuartal I sampai Kuartal IV 2020
menunjukan bahwa Shopee menguasai
pasar e-commerce berdasarkan jumlah
kunjungan bulanan. Di mana pada
Kuartal I rata-rata kunjungan
perbulannya tercatat sebanyak 71,5
juta (Dwi, 2020) dan rata-rata
kunjungan perbulan pada Kuartal IV
tercatat sebanyak 129,3 juta
pengunjung (Bayu & Ridhoi, 2021).
Jumlah ini meningkat secara signifikan
dari kuartal I ke kuartal IV. Saat ini
Shopee berhasil menduduki peringkat
pertama, dimana Shopee sendiri yang
baru diresmikan pada tahun 2015
dapat bersaing cepat dengan
kompetitor seperti Tokopedia yang
sudah lebih dulu diresmikan yaitu pada
tahun 2009.
Berdasarkan www.shopee.co.id
yang merupakan website resmi dari
Shopee, bahwa pada Desember 2019
Shopee menjual 80 juta item dalam 1
hari di Shopee 12.12 Birthday Sale.
Dengan demikian banyak
marketplace yang berlomba-
lomba dan bersaing memasarkan
produk mereka mengakibatkan
konsumen menjadi lebih jeli dan
selektif di dalam melakukan keputusan
pembelian yang sesuai dengan
kebutuhannya. Keputusan pembelian
merupakan suatu proses pengambilan
keputusan akan pembelian yang
mencakup penentuan apa yang akan
dibeli atau tidak melakukan pembelian
menurut (Kotler & Armstrong, 2008)
dalam (Hartaroe et al., 2016).
Gambar 2 Rata-Rata Kunjungan
Web E-commerce Bulanan
(kuartal I-2020)
Gambar 3 Rata-Rata Kunjungan
Web E-commerce Bulanan
(kuartal IV-2020)
Hasil penjualan ini dapat dicapai
Shopee tidak lepas dari adanya
promosi yang cukup menarik untuk
meningkatkan minat beli konsumen.
Promosi yang mana merupakan salah
satu dari bagian penting marketing mix
memiliki kekuatan tersendiri dalam
mencari konsumen. Dengan kata lain
promosi adalah komunikasi pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk
secara persuasif mengkomunikasikan
nilai pelanggan dan membangun
hubungan pelanggan (Devina &
Rokhyadi, 2019).
Dikutip dari website Shopee juga
dapat diketahui bahwa pada Juni 2017,
Shopee Mall diluncurkan di Taiwan
dan memiliki lebih dari 11.000 penjual
di 7 pasar. Pada tahun 2018, Gross
Merchandise Value (GMV) Shopee
mencapai US $ 10 miliar dengan lebih
dari 600 juta transaksi di platform.
Banyaknya penjual yang bergabung di
Shopee serta tingginya jumlah
transaksi yang terjadi cukup
membuktikan bahwa Shopee
merupakan sebuah marketplace
terpercaya dan aman.
Hal ini diharapkan membentuk
citra positif di mata konsumen sebagai
bahan pertimbangan dalam keputusan
pembelian. Dimana Brand Image
merupakan salah satu pertimbangan
yang ada dibenak konsumen sebelum
mengambil keputusan untuk membeli
suatu produk (Musa & Muh,
2017:189). Shopee mengembangkan
usahanya dengan jalur kerjasama
dengan berbagai merchant seperti
resto, apotek, toko cake & bakery
dalam hal pembayaran.
Dalam mencapai tujuan ini
penulis menggunakan kuesioner
sebagai instrument untuk mendapatkan
data primer individu di Indonesia.
Setelah ini penulis mencoba
merumuskan struktur penelitian ini ke
dalam beberapa tahapan berikutnya
yakni tinjauan pustaka, metodologi
penelitian, hasil penelitian dan
akhirnya adalah kesimpulan.
TINJAUAN PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
Kotler (2012 : 48)
mendefinisikan bahwa keputusan
pembelian merupakan sikap seseorang
untuk membeli atau menggunakan
suatu produk baik berupa barang atau
jasa yang telah diyakini akan
memuaskan dirinya dan kesediaan
menanggung risiko yang mungkin
ditimbulkannya. Setiadi (2012)
mendefinisakan suatu keputusan
(decision) melibatkan pilihan diantara
dua atau lebih alternatif tindakan atau
perilaku. Keputusan selalu
mensyaratkan pilihan diantara
beberapa perilaku yang berbeda.
Pengambilan keputusan oleh
konsumen untuk melakukan pembelian
suatu produk diawali oleh adanya
kesadaran atas pemenuhan kebutuhan
dan keinginan. Definisi lain keputusan
pembelian yang dibuat oleh konsumen
didasarkan pada berbagai motif dan
spesifik impuls. Semakin kuat
dorongan dan motif konsumen,
semakin kuat pula keputusan untuk
membeli produk tertentu menurut
(Chang & Wang, 2011) dalam
(Amron, 2018).
Sutisna (2002 : 15) dalam
Setyaningrum, Nurul, dkk, 2013).
Indikator untuk mengukur keputusan
pembelian yang diambil oleh
konsumen antara lain :
1. Benefit Association
2. Prioritas dalam membeli
3. Frekuensi pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2012
: 154 ) dalam V. Senggetang, dkk,
2019) ada empat indikator keputusan
pembelian yaitu :
1. Kemantapan pada sebuah
produk
2. Kebiasaan dalam membeli
produk
3. Memberikan rekomendasi pada
orang lain
4. Melakukan pembelian ulang
Kotler dan Armstrong (2014 :
76) mendefinisikan pengertian
promosi sebagai berikut, Promotion
refers to activities that communicate to
merits of the product and persuade
target customers to buy it. Definisi
tersebut menyatakan bahwa Promosi;
mengacu pada aktivitas yang
berkomunikasi dengan keunggulan
produk dan membujuk target
pelanggan untuk membelinya. Rambat
Lupiyoadi (2013 : 92) mendefinisikan
promosi adalah kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan manfaat produk
dan sebagai alat untuk mempengaruhi
konsumen dalam kegiatan pembelian
atau penggunaan jasa sesuai dengan
kebutuhan. Menurut Tjiptono (2010 :
219) promosi adalah suatu aktivitas
pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi,
mempengaruhi, membujuk atau
mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli dan loyal
pada produk yang ditawarkan
perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Kotler dan Keller
(2012:272) indikator-indikator
promosi diantaranya adalah :
1. Frekuensi promosi adalah
adalah jumlah promosi penjualan yang
dilakukan dalam suatu waktu melalui
media promosi penjualan.
2. Kualitas promosi adalah tolak
ukur seberapa baik promosi penjualan
dilakukan.
3. Kuantitas promosi adalah nilai
atau jumlah promosi penjualan yang
diberikan konsumen.
4. Waktu promosi adalah lamanya
promosi yang dilakukan oleh
perusahaan.
5. Ketepatan atau kesesuaian
sasaran promosi merupakan factor
yang diperlukan untuk mencapai target
yan diinginkan perusahaan.
Citra merek adalah persepsi
konsumen tentang suatu merek sebagai
refleksi dari asosiasi yang ada pada
pikiran konsumen. Citra merek
merupakan tautan yang muncul dalam
benak konsumen ketika mengingat
suatu merek (Kotler, et al, 2016).
Brand Image adalah persepsi
konsumen terhadap suatu merek,
seperti yang dicerminkan dalam
asosiasi yang tertanam di ingatan
konsumen menurut Keller (2013 : 72).
Brand Image adalah persepsi
konsumen terhadap suatu merek,
seperti yang dicerminkan dalam
asosiasi yang tertanam di ingatan
konsumen menurut Keller (2013 : 72).
Indikator citra merek (brand
image) terdiri atas tiga bagian
(Simamora, 2012), yaitu :
1. Citra perusahaan (corporate
image), yaitu sekumpulan asosiasi
yang dipersepsikan konsumen
terhadap perusahaan yang membuat
suatu barang atau jasa.
2. Citra pemakai (user image),
yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap
pemakai yang menggunakan suatu
barang atau jasa.
3. Citra produk (product image),
yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap
suatu barang atau jasa.
Kotler (2017 : 65) berpendapat
bahwa saluran distribusi adalah alat
yang anda pergunakan untuk
menghantarkan atau mengirimkan
tawaran anda, dan alat dimana
penduduk harus mengaksesnya.
Tjiptono (2015 : 347) mengemukakan
bahwa saluran distribusi adalah rute
atau rangkaian perantara, baik yang
dikelola pemasar maupun yang
independen, dalam menyampaikan
barang dari produsen ke konsumen.
Sedangkan Suhardi Sigit dalam
Sunyoto (2012) mengemukakan bahwa
saluran distribusi adalah perantara-
perantara, para pembeli dan penjual
yang dilalui oleh perpindahan barang
baik fisik maupun perpindahan milik
sejak dari produsen hingga ke tangan
konsumen. Suatu perusahaan didalam
mendistribusikan barangnya dapat
menggunakan salah satu atau lebih
dari cara penyaluran.
Indikator saluran distribusi
mengacu dari teori yang dikemukakan
oleh Kotler dan Keller (2007 : 122)
dalam penelitian yang dilakukan oleh
(Ariyanto et al., 2019) yaitu
kemudahan mendapatkan produk,
lokasi pembelian, lokasi mudah
dijangkau, dan sistem transportasi.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis 1 : Promosi dari produk
Shopee akan mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen pada platform
Shopee
Hipotesis 2 : Brand Image dari produk
Shopee akan mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen pada platform
Shopee
Hipotesis 3 : saluran distribusi akan
mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen pada platform Shopee
Hipotesis 4 : Promosi, Brand Image
dan Saluran Distribusi berpengaruh
simultan terhadap keputusan
pembelian konsumen pada platform
Shopee
Gambar 4 Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini
termasuk kedalam jenis penelitian
kuantitatif. Hal tersebut berdasarkan
pada judul yang diteliti, yakni
“Pengaruh Promosi, Brand Image,
Saluran Distribusi terhadap Keputusan
Pembelian pada platform Shopee”.
Penulis ingin mengetahui apakah ada
pengaruh antara promosi (x1), brand
image (x2) dan saluran distribusi (x3)
terhadap keputusan pembelian (y) pada
platform Shopee pada mahasiswa
Universitas Pelita Bangsa, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, jurusan
Manajemen. Penelitian ini
menggunakan uji instrumen yaitu uji
validitas dan uji reliabilitas. Metode
analisis menggunakan metode analisis
linear berganda dengan
mempertimbangkan uji asumsi klasik.
Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Pelita Bangsa,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
Manajemen sehingga teknik
pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah menggunakan teknik
random sampling. Jumlah sampel pada
penelitian ini adalah 108 responden.
Kuesioner penelitian terdiri dari
kuesioner yang disebar dalam
kuesioner online yang disebar di sosial
media dalam bentuk google doc form.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data diperoleh dari hasil
jawaban responden atas kuesioner
yang disebarkan kepada mahasiswa
Universitas Pelita Bangsa sejumlah
108 orang.
Tabel 1 Uji Validitas Variabel
Promosi (X1)
Kontstru
ktur
kompens
asi
r
hitu
ng
r
tabel N
Keteran
gan df=(
N-2)
X1.1 0,61
3
0,18
91
10
8 VALID
X1.2 0,51
9
0,18
91
10
8 VALID
X1.3 0,61
4
0,18
91
10
8 VALID
X1.4 0,63
1
0,18
91
10
8 VALID
X1.5 0,68
1
0,18
91
10
8 VALID
X1.6 0,55
4
0,18
91
10
8 VALID
X1.7 0,74
8
0,18
91
10
8 VALID
X1.8 0,63
1
0,18
91
10
8 VALID
X1.9 0,65
8
0,18
91
10
8 VALID
X1.10 0,75
0
0,18
91
10
8 VALID
X1.11
0,57
9
0,18
91
10
8 VALID
Berdasarkan uji validitas
terhadap variabel Promosi (X1) di atas
menunjukan bahwa r hitung untuk 11
butir pernyataan lebih besar dari r tabel
pada taraf signifikan 5% yakni sebesar
0,1891. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh butir pernyataan adalah
valid.
Tabel 2 Uji Validitas Variabel Brand
Image (X2)
Kontstru
ktur
kompens
asi
r
hitu
ng
r
tabel N
Keteran
gan df=(
N-2)
X2.1 0,71
7
0,18
91
10
8 VALID
X2.2 0,76
9
0,18
91
10
8 VALID
X2.3 0,73
2
0,18
91
10
8 VALID
X2.4 0,76
2
0,18
91
10
8 VALID
X2.5 0,84
4
0,18
91
10
8 VALID
X2.6 0,75
2
0,18
91
10
8 VALID
X2.7 0,82
3
0,18
91
10
8 VALID
Berdasarkan uji validitas
terhadap variabel Brand Image (X2) di
atas menunjukan bahwa r hitung untuk
7 butir pernyataan lebih besar dari r
tabel pada taraf signifikansi 5% yakni
sebesar 0,1891. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa seluruh butir
pernyataan adalah valid.
Tabel 3 Uji Validitas Variabel
Saluran Distribusi (X3)
Kontstru
ktur
kompens
asi
r
hitu
ng
r
tabel N
Keteran
gan df=(
N-2)
X3.1 0,69
4
0,18
91
10
8 VALID
X3.2 0,71
5
0,18
91
10
8 VALID
X3.3 0,76 0,18 10 VALID
3 91 8
X3.4 0,83
0
0,18
91
10
8 VALID
X3.5 0,67
0
0,18
91
10
8 VALID
X3.6 0,76
5
0,18
91
10
8 VALID
X3.7 0,72
3
0,18
91
10
8 VALID
X3.8 0,76
3
0,18
91
10
8 VALID
X3.9 0,68
6
0,18
91
10
8 VALID
X3.10 0,67
3
0,18
91
10
8 VALID
Berdasarkan uji validitas
terhadap variabel Saluran Distribusi
(X3) di atas menunjukan bahwa r
hitung untuk 10 butir pernyataan lebih
besar dari r tabel pada taraf
signifikansi 5% yakni sebesar 0,1891.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
seluruh butir pernyataan adalah valid.
Tabel 4 Uji Validitas Variabel
Keputusan Pembelian (Y)
Kontstru
ktur
kompens
asi
r
hitu
ng
r
tabel N
Keteran
gan df=(
N-2)
Y1 0,80
9
0,18
91
10
8 VALID
Y2 0,77
8
0,18
91
10
8 VALID
Y3 0,82
9
0,18
91
10
8 VALID
Y4 0,81
7
0,18
91
10
8 VALID
Y5 0,72
7
0,18
91
10
8 VALID
Berdasarkan uji validitas
terhadap variabel Keputusan
Pembelian (Y) di atas menunjukan
bahwa r hitung untuk 5 butir
pernyataan lebih besar dari r tabel pada
taraf signifikansi 5% yakni sebesar
0,1891. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh butir pernyataan adalah
valid.
Tabel 5 Uji Reliabilitas
Variabel N
item
Nilai
Cronbach’s
Alpha
Promosi 11 0,838
Brand Image 7 0,885
Saluran
Distribusi
10 0,901
Keputusan
Pembelian
5 0,848
Berdasarkan hasil uji reliabilitas
pada keseluruhan variabel di atas
menunjukan nilai Cronbach’s alpha
lebih besar dari nilai kritis (>) 0,6 ini
berarti bahwa pernyataan kuesioner
dinyatakan reliabel.
Tabel 6 One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test
Unstandardiz
ed Residual
N 108
Normal Mean .0000000
Parametersa
,b
Std.
Deviatio
n
1.89389650
Most
Extreme
Differences
Absolut
e
.121
Positive .072
Negativ
e
-.121
Test Statistic .121
Assymp. Sig. (2-
tailed)
.000c
Exact. Sig. (2-tailed) .076
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Pada tabel di atas dapat dilihat
bahwa distribusi normalitas
Kolmogorov-Smirnov menunjukan
bahwa nilai signifikansi sebesar 0,076
lebih besar dari (>) 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa data di atas
berdistribusi normal.
Gambar 5 Histogram Data Hasil Uji
Normalitas
Dari gambar 5 di atas dapat
diketahui bahwa grafik membentuk
gunung atau lonceng di bawah titik 0,
dengan ini maka data residual
terdistribusi secara normal.
Pada gambar 6 dapat dilihat
bahwa grafik normal probability plot
of regession standarized menunjukan
pola grafik yang normal. Hal ini
terlihat dari titik-titik yang menyebar
di sekitar diagonal dan penyebarannya
mengikuti garis diagonal. Maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi
layak dipakai karena memenuhi
asumsi normalitas.
Berdasarkan tabel 7 di bawah ini
dapat dilihat bahwa nilai regresi tidak
mengalami gangguan multikolineritas.
Hal ini tampak pada nilai tolerance
masing-masing variabel.
Tabel 7 Uji Multikolinearitas
Hal ini tampak pada tabel di atas
bahwa nilai tolerance masing-masing
variabel lebih dari 0,1 yaitu variabel
promosi sebesar 0,321 dan variabel
brand image sebesar 0,287 sedangkan
variabel saluran distribusi sebesar
0,316. Lalu pada nilai VIF masing-
masing variabel karng dari 10 yaitu
variabel promosi sebesar 3,118 dan
variabel brand image sebesar 3,489
sedangkan variabel saluran distribusi
sebesar 3,165.
Coefficientsa
Model
Unstandardiz
ed
Coefficients
Standar
dized
Coeffic
ients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Consta
nt)
-
2,500
1,695
-1.475 .143
Promosi .167 .063 .266 2.652 .009 .321 3.11
8
Brand
Image
.578 .094 .651 6.134 .000 .287 3.48
9
Saluran
Distribu
si
-.044 .058 -.076 .748 .456 .316 3.16
5
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Gambar 6 Normal Probability Plot Of
Regession Standarized
Tabel 8 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas
menggunakan Uji Glejser menunjukan
bahwa nilai Sig. > 0,05. Variabel
promosi sebesar 0,156, variabel brand
image 0,898 dan variabel saluran
distribusi sebesar 0,628 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas dalam Uji
Glejser ini.
Hasil pengujian
heteroskedastisitas menggunakan
scatter plot pada gambar 7 di atas
menunjukan bahwa titik-titik tidak
membentuk pola tertentu atau tidak
ada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar dengan pola yang tidak jelas
diatas dan dibawah angka 0 (Nol) pada
sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Dengan demikian,
asumsi-asumsi normalitas,
multikolinearitas dan
heteroskedastisitas dalam model
regresi dapat dipenuhi dari model ini.
Tabel 9 Uji Regresi Linear
Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardi
zed
Coefficients
Standa
rdized
Coeffi
cients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Consta
nt)
3,118 1,071
2,911 .004
Promosi -.057 .040 -.244 -1.428 .156
Brand
Image
.008 .060 .023 .129 .898
Saluran
Distribu
si
.018 .037 .083 .486 .628
a. Dependent Variable: ABS_RES
Koefisie
Regresi
t
hitung t tabel Sig.
(Constant)
-2,500
-
1,475
Promosi
(X1) 0,167 2.652
.009
Brand
Image
(X2) 0,578 6,134 1,98260
.000
Saluran
Distribusi
(X3) -0,044
-
0,748
.456
Adjusted
R2 0,655
F hitung 68,714
F tabel 2,69
Sig. 0,000
Gambar 7 Uji Heteroskedastisitas
(Scatter Plot)
Pada tabel 9 di atas dapat
diperoleh koefisien regresi untuk
variabel bebas X1 = 0,167 dan X2 =
0,578 sedangkan X3 = -0,044 dengan
konstanta sebesar -2,500 dan standar
error sebesar 1,921 sehingga model
persamaan regresi linear berganda
yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Y = -2500 + 0,167X1 + 0,578X2 + -
0,044X3 + e
Tabel 10 Uji t
a. Hipotesis pertama (H1)
Diketahui nilai Sig. untuk
pengaruh promosi (X1) terhadap Y
adalah sebesar 0,009 < 0,05 dan nilai t
hitung 2,652 > t tabel 1,98260, maka
H0 ditolak dan H1 diterima sehingga
dapat disimpulkan bahwa H1
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian (Y)
b. Hipotesis kedua (H2)
Diketahui nilai Sig. untuk
pengaruh brand image (X2) terhadap
Y adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan
nilai t hitung 6,134 > t tabel 1,98260
maka H0 ditolak dan H2 diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa H2
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian (Y).
c. Hipotesis ketiga (H3)
Diketahui nilai Sig. untuk
pengaruh saluran distribusi (X3)
terhadap Y adalah sebesar 0,456 >
0,05 dan nilai t hitung -0,748 < t tabel
1,98260 maka H0 diterima dan H3
ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa H3 tidak berpengaruh terhadap
keputusan pembelian (Y).
Tabel 11 Uji F
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Regression
Residual
Total
760.726
383.792
1144.519
3
104
107
253.575
3.690
68.714 .000b
Pada tabel 11 dapat disimpulkan
bahwa diperoleh Fhitung sebesar 68,714
> Ftabel sebesar 2,69 dengan tingkat
signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Maka H0 ditolak dan H4 diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa
promosi, brand image dan saluran
distribusi secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Coefficientsa
Model
Unstandardi
zed
Coefficients
Standar
dized
Coeffic
ients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Consta
nt)
-
2.50
0
1.695
-
1.475
.143
Promosi .167 .063 .266 2.652 .009
Brand
Image
.578 .094 .651 6.134 .000
Saluran
Distribu
si
-.044 .058 -.076 -.748 .456
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Tabel 12 Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel 12 mengenai
hasil uji koefesien determinasi, dapat
diketahui besarnya nilai Adjusted R
Square adalah 0,655. Hal ini berarti
65,5% Keputusan Pembelian pada
platform Shopee dipengaruhi oleh
ketiga variabel independen yaitu
Promosi, Brand Image dan Saluran
Distribusi. Sedangkan sisanya 34,5%
(100%-65,5%) dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain selain yang ada
di penelitian ini.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Promosi terhadap
Keputusan Pembelian
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa pengaruh variabel promosi (X1)
terhadap variabel keputusan pembelian
(Y) didapatkan nilai t hitung sebesar
2,652 dengan sig. 0,009. Sementara itu
nilai pada table distribusi 5% t tabel
sebesar 1,98260 maka nilai t hitung lebih
besar dari nilai t tabel dan nilai sig.
lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima atau hipotesis pertama
terbukti yang berarti variabel promosi
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian pada
platform Shopee
Dengan kata lain peningkatan
ataupun penurunan promosi akan
berdampak pada keputusan pembelian,
sehingga dapat dikatakan bahwa
promosi yang dilakukan Shopee sudah
baik dan tepat sasaran dalam
menjangkau konsumen. Hal ini
diharapkan akan meningkatkan
keputusan pembelian konsumen untuk
berbelanja pada platform Shopee
karena frekuensi promosi Shopee yang
tinggi mengakibatkan konsumen akan
lebih sering melihat promosi Shopee
baik di media sosial maupun di media
cetak.
Sesuai dengan hasil penelitian
dari Dwita Suhari Yati Tarigan,
Darwin Lie, Efendi dan Erbin Chandra
pada tahun 2018 (Tarigan et al., 2019)
dalam jurnal pengaruh promosi dan
citra merek terhadap keputusan
pembelian rokok A Mild yang
ditawarkan oleh PT. Duta Media
Indonesia Area Pematangsiantar yang
menyatakan bahwa secara parsial
promosi memiliki pengaruh terhadap
keputusan pembelian rokok A Mild
yang ditawarkan oleh PT. Duta Media
Indonesia Area Pematangsiantar.
Tetapi hasil penelitian ini
bertentangan dengan hasil penelitian
Aprilli Sugianto dan Sarli Rahman
pada tahun 2019 dalam jurnal yang
berjudul pengaruh kualitas produk,
harga dan promosi terhadap keputusan
pembelian lampu Shinyoku di CV.
Sinar Abadi Pekanbaru menyatakan
bahwa Promosi tidak terbukti
berpengaruh terhadap keputusan
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
1 .815a .665 .655 1.921
a. Predictors: (Constant), Saluran
Distribusi, Promosi, Brand Image
b. Dependent Variable: Keputusan
Pembelian
pembelian. Lalu hasil penelitian Fajar
Tri Hermawan pada tahun 2020 dalam
jurnal yang berjudul pengaruh bauran
pemasaran terhadap keputusan
pembelian (studi kasus pada konsumen
sepeda motor honda di kompleks graha
indah bekasi) menyatakan bahwa
promosi tidak terbukti berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
2. Pengaruh Brand Image terhadap
Keputusan Pembelian
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa pengaruh variabel brand image
(X2) terhadap variabel Keputusan
Pembelian (Y) didapatkan nilai t hitung
sebesar 6,134 dengan sig. 0,000.
Sementara itu nilai pada table
distribusi 5% t tabel sebesar 1,98260
maka nilai t hitung lebih besar dari nilai t
tabel dan nilai sig. lebih kecil dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H2 diterima atau hipotesis
kedua terbukti dan diterima yaitu
brand image berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian pada platform Shopee.
Dengan demikian variabel brand
image dapat terus ditingkatkan oleh
pihak Shopee.
3. Pengaruh Saluran Distribusi
terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa pengaruh variabel saluran
distribusi (X3) terhadap variabel
keputusan pembelian (Y) didapatkan
nilai t hitung sebesar -0,748 dengan sig.
0,456. Sementara itu nilai pada table
distribusi 5% t tabel sebesar 1,98260
maka nilai t hitung lebih kecil dari nilai t
tabel dan nilai sig. lebih besar dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa H0
diterima dan H3 ditolak atau hipotesis
ketiga tidak terbukti yang berarti
variabel saluran distribusi tidak
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pada platform
Shopee.
Dengan kata lain peningkatan
ataupun penurunan saluran distribusi
tidak akan berdampak pada keputusan
pembelian, sehingga dapat dikatakan
bahwa saluran distribusi yang
dilakukan Shopee belum tepat sasaran
dalam menjangkau konsumen.
Berdasarkan hasil tersebut berarti
konsumen dalam penelitian ini merasa
tidak terpengaruh oleh saluran
distribusi.
Hal ini dapat terjadi karena
setiap perusahaan sudah memiliki
standar untuk masing-masing saluran
distribusi. Hal inilah yang
menyebabkan saluran distribusi
melakukan yang terbaik yang
mengakibatkan konsumen tidak perlu
repot kemana untuk melakukan
pembelian. Saluran Distribusi adalah
tempat atau organisasi yang
melakukan proses penyampaian
produk yang dijual kepada konsumen.
Penelitian ini bersesuaian dengan
hasil penelitian (Fajar Tri Hermawan,
2020) dalam jurnal yang berjudul
pengaruh bauran pemasaran terhadap
keputusan pembelian (studi kasus pada
konsumen sepeda motor honda di
kompleks graha indah bekasi)
menyatakan bahwa saluran distribusi
tidak terbukti berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
Hasil penelitian ini bertentangan
dengan hasil penelitian oleh Nur
Hidayat, Kasno T. Kasim dan Noer
Aisyah Barlian dalam artikel Pengaruh
Diferensiasi Produk dan Saluran
Distribusi Terhadap Keputusan
Pembelia Top Coffee pada outlet
Pelanggan PT. Tekad Karya Putera di
Kecamatan Lumajang Kabupaten
Lumajang terbit di Jurnal Riset
Manajemen Volume 1, Nomor 2,
September 2018 Hal 81 – 89, yang
menghasilkan kesimpulan diferensiasi
produk dan saluran distribusi secara
simultan terhadap keputusan
pembelian. Ini menunjukkan bahwa
secara simultan diferensiasi produk
dan saluran distribusi berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian Top Coffee pada outlet
pelanggan PT. Tekad Karya Putera di
Kecamatan Lumajang Kabupaten
Lumajang.
4. Pengaruh Promosi, Brand Image
dan Saluran Distribusi terhadap
Keputusan Pembelian
Untuk menentukan tingkat
signifikansi variabel independen
secara simultan terhadap variabel
dependen, maka digunakan nilai uji F
dengan nilai Fhitung yaitu 68.714 lebih
besar dari Ftabel yaitu 2,69 dengan
tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil
dari 0,05 yang dapat diartikan bahwa
nilai Fhitung mengidentifikasikan bahwa
H0 ditolak dan H4 diterima, maka
dapat disimpulkan kontribusi secara
simultan variabel promosi (X1), brand
image (X2) dan saluran distribusi (X3)
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian (Y).
R2 (koefisien determinasi) untuk
mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen
menjelaskan variabel dependen.
Semakin besar R2, semakin besar pula
kemampuan variabel independen
promosi (X1), brand image (X2) dan
saluran distribusi (X3) terhadap
keputusan pembelian (Y). Dari uji R2
didapatkan hasil nilai koefisien
determinan (adjusted R square)
sebesar 0,655 atau 65,5% yang berarti
keputusan pembelian (Y) dipengaruhi
oleh variabel promosi (X1), brand
image (X2) dan saluran distribusi
(X3), sedangkan sisanya sebesar
34,5% dipengaruhi oleh variabel lain
diluar dari penelitian ini.
Adapun pada analisis regresi
linear berganda dapat dijelaskan
besarnya nilai keputusan pembelian
jika 1 poin kenaikan variabel promosi
adalah sebesar Y = -2,500 + 0,167 x
(5) = -1,665 poin. Artinya tiap
kenaikan 1 poin variabel promosi akan
diikuti oleh kenaikan prediksi
keputusan pembelian, jika variabel
brand image dan saluran distribusi
tetap.
Lalu besarnya nilai keputusan
pembelian jika 1 poin kenaikan
variabel brand image adalah sebesar Y
= -2,500 + 0,578 x (5) = 0,39 poin.
Artinya tiap kenaikan 1 poin variabel
brand image akan diikuti oleh
kenaikan prediksi keputusan
pembelian, jika variabel promosi dan
saluran distribusi tetap.
Sedangkan besarnya nilai
keputusan pembelian jika 1 poin
kenaikan variabel saluran distribusi
adalah sebesar Y = -2,500 - 0,044 x (5)
= -12,72 poin. Artinya tiap kenaikan 1
poin variabel saluran distribusi akan
diikuti oleh kenaikan prediksi
keputusan pembelian, jika variabel
promosi dan brand image tetap.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Variabel promosi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel
keputusan pembelian. Hal ini
berdasarkan nilai signifikan variabel
promosi yaitu sebesar 0,009 < 0,05.
2. Variabel brand image memiliki
pengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel keputusan
pembelian. Hal ini berdasarkan nilai
signifikan variabel brand image
sebesar 0,000 < 0,05.
3. Variabel saluran distribusi tidak
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Hal ini
berdasarkan nilai signifikan variabel
saluran distribusi sebesar 0,456 > 0,05.
4. Variabel promosi, brand image dan
saluran distribusi secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian. Hal ini
berdasarkan tingkat signifikansi 0,000
< 0,05 dan besarnya nilai Adjusted R
Square yaitu 0,655.
Hal ini berarti 65,5% Keputusan
Pembelian pada platform Shopee
dipengaruhi oleh ketiga variabel
independen yaitu Promosi, Brand
Image dan Saluran Distribusi.
Sedangkan sisanya 34,5 (100%-
65,5%) dipengaruhi oleh variabel-
variabel lain yang tidak dijelaskan di
penelitian ini. Maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh promosi, brand
image dan saluran distribusi secara
simultan atau bersama-sama dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian pada platform Shopee pada
mahasiswa Universitas Pelita Bangsa,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
Manajemen.
Saran
1. Bagi perusahaan
Dari hasil penelitian yang penulis
teliti, bahwa ada baiknya jika pihak
Shopee terus meningkatkan frekuensi
promosi serta lebih menarik dan
mempertahankan atau meningkatkan
brand image agar konsumen tetap
memilih Shopee sebagai tempat
berbelanja on line.
2. Bagi akademisi
Dimasa depan, mengingat variabel
bebas penelitian ini merupakan hal
yang sangat penting untuk
mempengaruhi keputusan pembelian
diharapkan agar mengembangkan dan
memperluas penelitian ini dengan
mempertimbangkan variabel-variabel
lain diluar variabel dalam penelitian
ini seperti harga, perilaku konsumen,
loyalitas, minat beli, kepercayaan dan
lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amron, A. (2018). The Influence of
Brand Image, Brand Trust,
Product Quality, and Price on the
Consumer’s Buying Decision of
MPV Cars. European Scientific
Journal, ESJ, 14(13), 228.
https://doi.org/10.19044/esj.2018.
v14n13p228
Andrian, A. (2018). Dampak Promosi,
Brand Awareness Dan Pemilihan
Saluran Distribusi Terhadap
Keputusan Pembelian Produk
Obat Sakit Kepala. Jurnal Riset
Manajemen Dan Bisnis (JRMB)
Fakultas Ekonomi UNIAT, 3(2),
165–174.
https://doi.org/10.36226/jrmb.v3i
2.109
Ariyanto, A., Triastity, R., Susanti, R.,
Program, ), Manajemen, S.,
Ekonomi, F., Slamet, U., &
Surakarta, R. (2019). ANALISIS
PENGARUH HARGA,
PROMOSI, SALURAN
DISTRIBUSI, DAN KUALITAS
PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN
MOBIL (Survei pada Konsumen
Toyota Calya di Nasmoco
Ringroad Surakarta). Jurnal
Ekonomi Dan Kewirausahaan,
19(Desember), 520–527.
Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik
E-Commerce 2019.
Www.Bps.Go.Id.
https://www.bps.go.id/publication
/2019/12/18/fd1e96b05342e479a
83917c6/statistik-e-commerce-
2019.html
Bayu, D. J., & Ridhoi, M. A. (2021).
10 E-commerce dengan
Pengunjung Terbesar pada
Kuartal IV 2020.
Databoks.Katadata.Co.Id,
datapublish.
https://databoks.katadata.co.id/dat
apublish/2021/02/11/10-e-
commerce-dengan-pengunjung-
terbesar-pada-kuartal-iv-2020#
Burmann, C., Riley, N.-M.,
Halaszovich, T., & Schade, M.
(2017). Strategic Brand
Management. In Identity-Based
Brand Management.
https://doi.org/10.1007/978-3-
658-13561-4_3
Dwi, H. J. (2020). Pengunjung Situs
Shopee Terbesar di Indonesia. 6
Juli, April, 1.
https://databoks.katadata.co.id/dat
apublish/2020/07/06/pengunjung-
situs-shopee-terbesar-di-
indonesia#
Ekonomi, F., & Manajemen, J. (2019).
Pengaruh Promosi Penjualan Dan
Citra Produk Terhadap Keputusan
Menggunakan Produk Telkomsel.
Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 7(1), 761–770.
https://doi.org/10.35794/emba.v7i
1.22553
Fajar Tri Hermawan. (2020). Pengaruh
Bauran Pemasaran Terhadap
Keputusan Pembelian (Studi
Kasus Pada Konsumen Motor
Honda Di Komplek Graha Indah
Bekasi. STIE Indonesia, 53(9),
1689–1699.
Fikri, M. El. (2018). Analisis Citra
Merek, Harga, Distribusi Dan
Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Sunlight Oleh
Konsumen Rumah Tangga Di
Kota Medan. Universitas
Pembangunan Panca Budi, June,
1–54.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.2
5537.10085
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary.
(2014). Principles of Marketin,
12th Edition. Jilid 1 Terjemahan
Bob Sabran Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip and Gary Amstrong,
2012. “Prinsip-prinsip
Pemasaran”. Edisi 13. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Keller.L 2012.
Manajemen Pemasaran. Edisi
Ketigabelas.Erlangga, Jakarta
Merek, P. C., Dan, H., Terhadap, P.,
Yogyakarta, D. I., & Nurhayati,
S. (2017). Pengaruh citra merek,
harga dan promosi terhadap
keputusan pembelian handphone
samsung di yogyakarta. IV(2),
60–69.
Miati, I. (2020). Pengaruh Citra Merek
(Brand Image) Terhadap
Keputusan Pembelian Kerudung
Deenay (Studi pada Konsumen
Gea Fashion Banjar). Abiwara :
Jurnal Vokasi Administrasi
Bisnis, 1(2), 71–83.
https://doi.org/10.31334/abiwara.
v1i2.795
Oladepo, O. I. and, & Abimbola, O. S.
(2015). The Influence Of Brand
Image And Promotional Mix On
Consumer Buying Decicion - A
Study Of Beverage Consumers
In. British Journal of Marketing
Studies, 3(4), 97–109.
Rahayu, N. (2019). Pertumbuhan E-
Commerce Pesat di Indonesia.
Www.Wartaekonomi.Co.Id.
https://m.wartaekonomi.co.id/rea
d216302/pertumbuhan-e-
commerce-pesat-di-indonesia
Rambat, L. (2013). Manajemen
Pemasaran Jasa Berbasis
Kompetensi. Salemba Empat.
Safir, M. (2020). Tren dan Peluang
Industri E-Commerce di
Indonesia 2020.
Www.Cnnindonesia.Com.
https://www.cnnindonesia.com/te
knologi/20200205204206-206-
472064/tren-dan-peluang-
industri-e-commerce-di-
indonesia-2020
Simamora Henry. 2000. Manajemen
Pemasaran internasional. Jilid 1
Edisi Cetak 1, Salemba Empat
Jakarta.
Sudaryanto, S., Subagio, N. A.,
Awaliyah, I. N., Wulandari, D., &
Hanim, A. (2019). Influence of
brand image, price and promotion
on consumer’s buying decision of
fast moving consumer’s goods
with culture as a moderating
variable in basmallah retail store
in Indonesia. International
Journal of Scientific and
Technology Research, 8(3), 85–
92.
Sunyoto, Danang. 2014. Studi
Kelayakan Bisnis. Yogyakarta :
CAPS (centre of Academic
Publishing Service)
Swastha, Basu & Handoko, Hani.
2011. Manajemen Pemasaran-
Analisis Perilaku Konsumen.
Yogyakarta. BPFE
Sutisna, SE., ME.. (2002). Perilaku
Konsumen dan Komunikasi
Pemasaran
(cet2). Bandung: Remaja
Rosdakarya
Tjiptono, Fandy. 2010, Strategi
Pemasaran, Edisi 2, Andi Offset,
Yogyakarta.