pengantar teknologi pertanian
DESCRIPTION
ResumeTRANSCRIPT
TUGAS PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
Oleh :
ALBERT TRIMITRA SIAHAAN
110308026
KETEKNIKAN PERTANIAN
PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2012
BAB IV
SUMBER DAYA ALAM: PENDAYAGUNAAN DAN PELESTARIANNYA
A. Manusia dan Lingkungannya
Saling hubungan antara masyarakat mahluk hidup dengan lingkungannya yang tak hidup
dikenal dengan ekosistem (Nasoetion, 2000). Dalam ekosistem semua zat, materi dan mahluk
hidup saling menghidupi dalam perputaran atau daur yang tidak berakhir selagi mata rantai
komponen tetap utuh (Salim, 1991). Kaidah “Pengetahuan adalah Kekuatan” (Knowledge is
power, savoir est pouvoir) dilontarkan oleh filosofis Inggris, Francais Bacon.
Sumber daya alam harus dikelola dengan baik dan tepat agar manfaat dan hasilnya dapat
diperoleh secara maksimal dan alam yang dieksploitasi dalam kondisi lestari. Perubahan dan
gangguan terhadap sumber daya alam dan lingkungan akan menimbulkan masalah
lingkungan hidup. Pengaruh yang langsung, misalnya: merusak kesehatan (polusi, keracunan)
dan merusak usaha (erosi dan banjir yang merusak tanaman pertanian), sedangkan pengaruh
yang tidak langsung seperti: kerusakan pada ekosistem alam, berupa merosotnya
produktivitas dan diversivitas jenis, serta akselerasi proses erosi akibat eksploitasi.
B. Pengertian dan Pembagian Sumber Daya Alam
1. Pengertian dan batasan sumber daya alam
Sumber daya merupakan suatu abstraksi yang mencerminkan penilaian manusia dan
berhubungan dengan suatu fungsi atau operasi (Zimmermann, 1964). Sumber daya
(resources) ialah sumber persediaan, baik cadangan maupun baru. Dari segi ekonomi,
sumberdaya dapat diartikan sebagai suatu input dalam suatu proses produksi (Bishop dan
Toussint, 1958). Istilah sumber daya alam (natural resources), Ireland (1974) mengartikan
sebagai keadaan lingkungan alam (natural environment) yang mempunyai nilai untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya alam ialah unsur-unsur lingkungan alam, baik
fisik maupun hayati, yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
kesejahteraannya (Soerianegara, 1977).
2. Pembagian sumber daya alam
Berdasarkan sifatnya, Sumber Daya Alam (SDA) dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. SDA hayati : sumberdaya yang berbasis pertanian seperti hutan, padang rumput,
tanaman pertanian, perkebunan, marga satwa, dan populasi ikan.
b. SDA nonhayati : sumber daya alam yang tidak seperti pertanian, misalnya tanah,
air, barang tambang, dan udara.
Berdasarkan kemungkinan pemulihannya, SDA dibedakan menjadi:
a. SDA yang dapat dipulihkan atau terbarukan (renewable atau flow resources),
yaitu SDA yang ketersediaanya bervariasi menurut waktu, contoh: populasi ikan.
b. SDA yang tidak dapat dipulihkan atau tak tebarukan (non-renewable atau stock
resources), yaitu SDA yang apabila tidak dimanfaatkan ketersediaanya tidak
bervariasi secara nyata menurut waktu, contoh: minyak bumi, batubara, gas bumi.
c. SDA yang tak akan habis atau tidak mempunyai titik kritis (continuous
resources), seperti energy matahari, energy pasang surut, udara, dan air dalam
siklus hidrologi.
3. Sumber daya pertanian
Pertanian dalam arti umum merupakan kegiatan menyadap energy surya agar
menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Berdasarkan fungsi dan peranannya dalam
kegiatan pertanian tanah, air, dan sumber daya hayati seperti tanaman, hewan dan berbagai
jenis mikroba dapat sebagai sumber daya pertanian.
a. Tanah
Fungsi tanah bagi keperluan hidup manusia sebagai berikut:
- Untuk kegiatan pertanian, bercocok tanam, beternak, budidaya ikan.
- Pendukung vegetasi hutan, padang rumput yang hasilnya dimanfaatkan,
- Sumber bahan mineral atau batuan yang berguna bagi manusia.
Sebagai sumber daya pertanian, tanah mempunyai dua fungsi: sebagai sumber
unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai pendukung tanaman atau matriks tempat akar
berjangkar dan air tanah tersimpan.
b. Sumber daya air
Dari total sekitar 1.389 km3 air yang ada di bumi, 97,4% berada di samudera dan
hanya 2,5% berupa air tawar yang terdapat di daratan sebagai air sungai, danau dan air tanah
serta sisanya berbentuk uap air di udara. Kerusakan air dapat berupa timpangnya distribusi air
secara temporal, hilangnya atau mengeringnya sumber air, dan menurunnya kualitas air.
c. Sumber daya kelautan
Menurut Dahuri (2003) sumber daya kelautan terdiri atas ekosistem pesisir dan
laut berupa biota yang merupakan sumberdaya hayati serta sumberdaya non hayati berupa
energi dan sumber daya mineral. Biota pesisir yang penting antara lain terumbu karang
(coral), padang lamun (seagrasses), rumput laut (seaweeds). Keanekaragaman hayati biota
laut lebih beragam dan banyak dibandingkan dengan biota pesisir yang meliputi kelompok
utama seperti moluska, ikan, krustasea, karang, sponge, tumbuhan, akhinodermata, burung,
mamalia laut dan hewan reptilia.
d. Sumber daya hutan
Sumberdaya hutan berupa berbagai jenis tumbuhan dari renik (lumut) sampai
besar (meranti) dan dihuni beribu spesies hewan dari hewan renik sampai badak. Berdasarkan
persebarannya dan keadaanya, hutan di Indonesia dibagi dalam enam jenis :
- Hutan hujan tropika : curah hujan 1.600 mm/tahun, vegetasi: pinus dan podocarpus.
- Hutan musim: curah hujan 1.000-2.000 mm / tahun, vegetasi: accasia, albazia, eukaliptus.
- Hutan gambut: biasanya disambung hutan bakau, vegetasi: Shorea sp., dan Palaqium sp.
- Hutan rawa: umumnya terdapat di belakang hutan pantai, vegetasi: Pakaqium sp., dll.
- Hutan pantai: diatas garis pasang surut, vegetasi: Callophylum sp. dan Pandanus sp.
- Hutan payau: daerah yang digenangi pasang surut, vegetasi: Avicenna sp. Rhizopora sp.
Berdasarkan sumber daya hayati hutan, vegetasi hutan dibedakan menjadi dua
kelompok besar, yaitu kayu dan non-kayu atau hasil ikutan serta sumber daya hewani berupa
fauna hutan.
C. Arti Penting Pengolahan Sumber Daya Alam
Prinsip dari pengelolaan adalah pengembalian atau ekstraksi suatu sumberdaya alam pada
tingkat tak melebihi dari potensi dan daya dukung. Pendayagunaan SDA adalah pengambilan
sumberdaya alam untuk di gunakan bagi keperluan manusia, baik langsung maupun tidak
langsung. Eksploitasi merupakan pengambilan SDA melewati batas potensi dan daya dukung.
Konservasi adalah proses pengambilan atau ekstraksi SDA namun diikuti dengan usaha
pemulihan.
1. Teknik tata tanah dan air
Pendekatan dasar dalam pengelolaan tanah dan air meliputi sebagai berikut:
penutupan tanah dengan tanaman atau mulsa agar terlindung dari pukulan hujan langsung,
perbaikan dan penjagaan kondisi tanah, pengaturan aliran permukaan pada tingkatan energi
yang tidak merusak, peningkatan efisiensi penggunaan air, penjagaan kualitas air,
pendaurulangan (recycling) air.
2. Pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan
Ikan merupakan salah satu sumberdaya kelautan yang telah diekploitasi secara
berlebihan, penangkapan berlebihan (over fishing). Beberapa faktor utama yang mengancam
kelestarian sumber data kelautan, menurut Dahuri (2003): eksploitasi berlebih, penggunaan
teknik dan peralatan penangkap ikan yang merusak lingkungan, perusakan dan degradasi
disik habitat, pencemaran, introduksi spesies asing, konversi kawasan lindung menjadi
perruntukan pembanguan lain, serta perubahan iklim global dan bencana alam,
3. Pengelolaan sumber daya kehutanan
Pengelolaan hutan semestinya mengikuti kaidah hutan normal, yaitu setiap pohon
mengalami daur hidup yang sama selama periode rotasi, yaitu interval antara periode
menebang.
4. Pengelolaan pertanian
Dasar dari ilmu pengelolaan SDA adalah ekologi dengan pendekatan ekosistem.
Pengelolaan pertanian merupakan pengkhususan dari pengelolaan sumber daya alam, yaitu
pengelolaan secara sektoral yang seyogyanya berdasarkan pendekatan ekosistem.
D. Fokus dan Isu Pengelolaan Pertanian Berkelanjutan
Pengelolaan pertanian berkelanjutan memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi,
yakni: mantap secara ekologis, berkelanjutan secara ekonomis, adil, manusiawi, luwes.
1. Fokus Pengelolaan pertanian berkelanjutan.
a. Produktivitas harus sebatas kemamuan ekosistem
b. Kegiatan tidak bersifat eksploratif
2. Isu pertanian berkelanjutan
a. Penduduk semakin bertambah
b. Berhubungan dengan pertanian secara global
Adapun dampak yang ditimbulkan dari penerapan revolusi hijau dengan input luar
besar-besaran antara lain: pupuk buatan, pestisida, benih/bibit unggul, irigasi dan mekanisasi.
E. Pengelolaan Sumber Daya Hayati dan Kecenderungan Hidup Global
Kemajuan teknologi pada abad ke 20 dan 21 telah mendorong peran bioteknologi dan
penerapannya di berbagai kegiatan produksi seperti kegiatan pertanian, pendayagunaan
sumber daya alam untuk industry. Seperti halnya dengan ekolabel dalam penerapan
bioteknologi untuk pendayagunaan sumberdaya alam, juga perlu pertimbangan keselamatan
hayati (biosafety)
Bagi Indonesia, tujuan biosafety untuk melindungi kesehatan masyarakat dari
pencemaran biologis dan melindungi kesehatan masyarakat dari produk bioteknologi yang
belum teruji.
F. Penutup
Sumberdaya alam merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya. Isu hangat untuk
pengelolaan sumber daya alam, terutama yang berbasis pertanian adalah dengan
pengelolaan pertanian berkelanjutan. Isu pengelolaan pertanian berkelanjutan tidak
terlepas antara Negara satu dengan Negara lain karena suatu Negara tidak akan bias
mencukupi kebutuhannya tanpa bantuan Negara lain.
***
BAB V
ENERGI: PENDAYAGUNAAN DAN PENGELOLAAN BERKELANJUTAN
A. Sumber Energi bagi Manusia
Kayu merupakan sumber energi pertama yang digunakan oleh manusia dalam kegiatan
sehari hari sejak awal peradaban manusia sekian ribu silam. Pada masa revolusi industri pada
abad ke 19 penggunaan mesin untuk kegiatan produksi dibutuhkan ketersediaan sumber
energi yang efisisen. Nilai ekonomi minyak bumi sebagai sumber energi utama memberi
berkah seperti di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah. Penggunaan sumber daya energi
dalam bentuk apapun demi kelangsungan ketersediannya (sustainability) maka seharusnya
tidak hanya kegiatan meliputi eksplorasi dan pendayagunaannya, tetapi juga pemeliharaan
serta memperkecil berbaga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan eksplorasi.
B. Konsep Dasar Energi
Energi adalah kemampuan melakukan suatu kerja. Satuan kerja yang ditimbulkan oleh
energi ini adalah Joule (J) atau Watt (W).
1. Hukum pertama dan kedua termodinamika
Energi tidak dapat dibentuk dan juga tidak dapat dihancurkan, tetapi dapat diubah satu
bentuk ke bentuk lain. Kaidah tersebut dikenal sebagai Hukum Pertama Termodinamika
yakni mengenai konservasi energi yang pertama kali oleh Rudolf Clausius pada tahun 1850
berdasarkan penelitian J.P. Joule dan Lord Kelvin. Kelvin menyimpulkan bahwa tidak
mungkin dilakukan pengambilan panas dari sumber bersuhu tinggi dan menggunakan semua
panas untuk menghasilkan sejumlah kerja setara. Pernyataan itu merupakan dasar hukum
kedua termodinamika.
Berbagai bentuk energi yang dapat dijumpai sehari hari yakni : Energi mekanik (Joule
atau Nm), Energi listrik (Watt-Jam), Energi elektromagnetik (Gelombang Mikro), Energi
kimia (interaksi elektron), Energi nuklir (Radio aktif, Fisi dan Fusi), Energi termal (getaran
atom dan molekul).
C. Sumber Daya dan Kualitas Energi
Secara garis besar energi dapat dipilah menjadi energi primer dan energi sekunder atau
siap guna (end use). Energi primer meliputi energi kimia (bahan bakar fosil), energi nuklir,
energi geothermal, energi tidal dan energi surya. Bentuk energi siap-guna/sekunder meliputi
energi yang disampaikan ke pengguna akhir, misalnya: Energi kimia yang dibakar oleh
pengguna untuk transportasi, energi biomassa dari tanaman, energi surya berupa sinar untuk
pemanas air, energi listrik yang didistribusikan kepada pengguna.
Kriteria utama untuk mengkaji mutu energi berdasarkan perbedaan sumbernya, yakni:
kemudahan untuk pengambilan (ekstraksi), kemudahan transportasi dan penyimpanan energi,
dan kemudahan pengubahan bentuk energi ke bentuk energi lain.
D. Kebutuhan dan Persediaan Energi
Secara umum dapat dikatakann bahwa laju pertumbuhan kebutuhan energi di negara maju
lebih tinggi dibandingkan negara berkembang atau ketiga. Diperkirakan pangsa nuklir di awal
abad ke 21 ini telah mencapai 22% dari seluruh energi listrik yang dibangkitkan. Konsumsi
energi primer secara global rata-rata sekitar 3 kW per tahun per kapita. Berdasarkan perkiraan
itu, maka secara global dunia membutuhkan energi sebesar 16, 24 dan atau 40 Tera Watt per
tahun.
1. Sumber daya energi fosil.
Sumber daya energi ini termasuk sumber daya yang tak terbarukan (non renewables)
yang berarti bila pengambilan terus menerus maka pada suatu saat ketersediaanya di alam
akan habis.
a. Minyak Bumi : sumber energi komersial terbanyak sejak 1960-an
b. Batubara: digunakan untuk industri, pembangkit listrik dan pemanasan ruangan.
c. Gas Alam: 1981 produksi gas alam sekitar sepertiga dari energi minyak.
d. Listrik: energi sekunder utama dalam proses pembangunan.
e. Energi Nuklir: di negara maju merupakan salah satu pemasok energi terbesar.
f. Enerrgi surya: energi tak akan habis dan bersih namun masih mahal.
E. Pendayagunaan dan Pengelolaan Energi di Indonesia
Indonesia dikenal langkah kebijaksanaan energi meliputi intensifikasi (pencarian sumber-
sumber energi baru), konservasi (penghematan penggunaan energi) dan diversifikasi
(pemanfaatan energi baru dan terbarukan). Tujuann dari pengembangan tersebut adalah
peningkatan mutu dan taraf hidup manusia yang bermukim di wilayah itu serta
mempertimbangkan daya tampung wilayah.
Empat unsur yang menjadi kunci keberhasilan pendekatan tersebut adalah sebagai
berikut:
- usaha mengintegrasikan SDM,
- SDA dan teknologi yang relevan,
- menerapkan pendekatan bersistem, tujuan nyata untuk meningkatkan taraf hidup dan
mutu hidup,
- menjaga kelestarian hidup (asas keberlanjutan).
F. Usaha Pengembangan Sumber Energi Alternatif
Dampak krisis energi itu mendorong negara maju untuk melakukan penelituan
pengembangan dan pemanfaatan nuklir, panas bumi, batu bara, gambut dan sumber energi
terbarukan seperti energi surya, air, angin, air pasang surut, OTEC (Ocean Thermal Energy
Conversion) dan biomassa. Tujuan pokok program tersebut sebagai berikut:
1. Penganekaragaman sumber energi dan pemanfaatan energi baru,
2. Meningkatkan usaha penghematan energi minyak dan gas bumi,
3. Meningkatkan efisiensi dan keefektifan penggunaan energi.
Negara Indonesia perlu mengembangkan energi alternatif dari sumber daya yangada,
terutama sumberr daya terbarukan. Usaha pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan
diharapkan menyangkut masalah kelayakan ekonomi. Sebagai contoh, penerapan teknologi
konservasi fotovolik, gasifier, energi angin, solar collector, digester gas bio, solar thermal
pump dan solar thermal ice producer, bio/reactor untuk bio energi. Brasil dan Cina adalah
dua contoh negara yang berhasil menerapkan program penganekaragaman energi, masing
masing dengan gasohol (Brasil) serta gasbio (Cina).
***
BAB VI
PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA
A. Latar Belakang
Indonesia yang terletak di khatulistiwa dengan iklim kepulauan dan hutan hujan
tropisnya dan kekayaan alam yang melimpah ruah dengan kecukupan curah hujan atau
irigasinya memadai akan menjadikan tanahnya memiliki produktivitas tertinggi di dunia.
Pertanian sebagai basis pembangunan terasa “tersisihkan” oleh pemerintah. Oleh karena itu
tatkala masalah perekonomian dan moneter melanda republik pada tahun 1997, pertanian dan
perikanan yang diabaikan pemerintah, tetap survive bahkan menunjukkan pertumbuhan yang
positif.
B. Pertanian sebagai Landasan Pembangunan
1. Modal pembangunan
Empat model pembangunan, yaitu: model negara kesejahteraan (welfare state), model
negara kemakmuran, model populis, dan model neo-liberalis. Ciri utama model
pembangunan yang banyak diterapkan di negara skandinavia (Swedia, Finlandia, Denmark)
serta negara komunis dan sosialis (Perancis, Jerman, Spanyol dan Inggris) adalah sistem
perpajakan progresif dengan sistem jaminan sosial untuk kaum lemah, pelaku swasta menjadi
agen pertumbuhan ekonomi yang efisien tanpa distorsi dari perilaku birokrasi/negara,
kekuatan politik serikat buruh.
Model Pembangunan negara kemakmuran diterapkann Jepang dan Korea Selatan
adalah negara merupakan pusat pengambilann keputusan jangka panjang, pertumbuhan
ekonomi, negara dan kaum wirausaha bekerja sama menggarap pasar dunia, peran serikat
buruh dalam proses pengambilan keputusan ekonomi politik dapat dikatakan tidak ada dan
dikompensasikan dengan proses internal
Model negara populis ditetapkan oleh negara-negara berhaluan komunis, khususnya
Cina dicirikan dengan keadaann berikut: politik keras untuk memaksa setiap pelaku ekonomi
mendapat sesuai dengan kebutuhannya, monopoli pengambilan keputusan oleh kelompok
kecil komite sentral partai dan menutup total hak berbeda, peran pemerintah yang sangat
besar dalam melakukan represi dan kontrol untuk menjamin efektivitas sistem.
Model neo-liberalisme dengan regulasi ekonomi dan sosial pihak swasta seperti
diterapkan oleh Amerika Serikat dengan ciri sebagai berikut: kepercayaan penuh kepada
mekanisme pasar dan sektor swasta, peran negarra dibatasi hanya sebagai penjaga pertahanan
keamanan dan pengawasan untuk mencegah monopoli dan kartelisasi, pemberlakuan pajak
yang rendah dan suku bunga rendah serta sistem insentif lain untuk mendorong sektor swasta
menjalankan perannya secara maksimal, pemotong sistem subsidi seperti halnya berlaku pada
sistem negara kesejahteraan subsidi ini dianggap menciptakan kemalasan kaum tersebut.
Pembangunan nasional Indonesia dapat dilihat dari berbagai aspek berikut: Potensi
sumberdaya yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan dan ekspor nasional cukup
besar, besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian, peran
pertanian dalam penyediaan pangan masyarakat, peran sebagai basis pertumbuhan di
pedesaan.
2. Pembangunan pertanian di masa lalu.
Arti penting dan peranan pertanian bagi pembangunan suatu bangsa telah ditunjukkan
oleh pengalaman nyata beberapa negara di dunia. Pada sisi lain terjadi kebijakan yang bias
(bias policy). Kebijakan tersebut berakibat pada pelaksanaan pembangunann yang mengarah
pada industri berat dan padat modal yang mempunyai landasan kuat, antara lain kandungan
impor yang tinggi, kurang mempunyai kontribusi ekspor
Rendahnya produktivitas pertanian Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor sebagai
berikut: prasarana pertanian kurang memadai, teknik budidaya pertanian yang tradisional,
masukann lain yang terbatas atau kalaupun ada sering tidak cocok dengan SDA, sosial
budaya masyarakat yang berimbas pada rendahnya petani untuk meningkatkan produksi,
tingkat pengetahuan dan keterampilann yang relatif rendah, pemilikan modal yang kecil.
3. Daya tahan pertanian di tengah krisis
Sebagai akibat dari berbagai kebijakan yang kecil pemihakannya terhadap pertanian
serta pendekatan sentralistik dan berfokus pada usaha tani, terjadilah akumulasi masalah
berupa kenyataan kenyataan berikut: usaha pertanian yang di dominasi pada skala kecil
bahkan gurem, kepemilikan modal terbatas, penggunaan teknologi sederhana, usaha yang
sangat dipengaruhi oleh musim, keluasan pasar terbatas atau bersifat lokal, umumnya
menggunakan tenaga kerja keluarga, akses terhadap sumber keuangan teknologi sangat
rendah, pasar komoditas dalam negri bersifat mono/oligopsoni.
C. Visi Pembangunan Pertanian
Setiap negara tentunya menetapkan visi pembangunan untuk jangka waktu tertentu. Visi
pembangunan pertanian masa mendatang atau tepatnya abad ke 21 merupakan kondisi ideal
yang diinginkan didasarkan pada pengalaman historis pembangunan pertanian sebelumnya,
potensi sumberdaya yang dimiliki dan kecenderungan perubahan luar yang berlaku saat ini
maupun yang akan datang. Visi pembangunan pertanian abad 21 disusun oleh Tim IPB pada
tahun 1998.
D. Transformasi dari Pertanian ke Industri
Pembangunan pertanian perlu dijadikan sebagai sebuah strategi industrialisasi yang
berbasiskan sumber daya alam pertanian (agroresource based industrialization). Pada strategi
ini pertanian diposisikan sebagai prime mover pembangunan. Ciri pertaniann modern adalah
pertanian dengan dukungan ilmu pengetahuan yang selanjutnya disebut pertanian industrial.
1. Transformasi dari pertanian ke industri
Industri-industri itu antara lain sebagai berikut: Agroindustri (perikanan, pertanian,
peternakan), Petrokimia, Industri pendukung perpindahan barang dan jasa (perhubungan),
Industri teknologi informasi
2. Menuju pertanian industri
Pertanian industri dicirikan sebagai pengelolaan kegiatan pertanian secara industri,
membuat kebudayaan industri menjadi kebudayaan milik pertanian yang secara fundamental
membangun sikap pertanian menjadi industri yang bersikap rasional bagi proses difusi-
inovasi IPTEK.
3. Agribisnis dan Agroindustri
Kegiatan ekonomi pada sektor pertanian yang terbatas pada usaha tani primer harus
lebih dipacu perkembangannya menjadi mega sektor yang disebut agribisnis. Peranan
agroindustri untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dapat dipacu melalui peningkatan
produktivitas tenaga kerja, khususnya dalam berbagai pelaksanaan proyek padat karya,
peningkatan teknologi budidaya.
E. Teknologi Pertanian: Motor Penggerak Pembangunan Pertanian
Untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri yang makmur berdasarkan pertanian
(newly agricultural based industry country) maka penerapan teknologi pada bidang pertanian
harus dilakukann kepada seluruh subsektor pertanian di Indonesia.
1. Pertanian dan Perkebunan
Perkebunan di Indonesia menyediakan potensi yang sangat besar dan tidak ternilai
apabila dikelola secara sungguh-sungguh dan dalam hal ini perlu diadakan program
pendampingan dan pembinaan secara intensif.
2. Perikanan dan kelautan
Perikanan darat Indonesia mempunyai kontribusi yang lumayan besar terhadap
pendapatan masayarakat.
3. Kehutanan
Tipikal hutan Indonesia sebagai salah satu bagian besar hutan hujan tropis di dunia
menghasilkan komoditas perdagangan yang berkualitas dalam waktu yang relatif singkat.
***