penerapan metode survey, question, read, recite, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN METOD UNTUK MENGOPTIM INTENS FAKULT i DE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, MALKAN MOTIVASI DAN KEMAMPU SIF SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JET KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ANGGRIANA ROHMADANTI K1208066 TAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 , REVIEW (SQ3R) AN MEMBACA TIS KAN

Upload: vuongtram

Post on 04-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN METODE UNTUK MENGOPTIMALKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MEMBACA

INTENSIF SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JETIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

i

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, UK MENGOPTIMALKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MEMBACA

INTENSIF SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JETISKABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

ANGGRIANA ROHMADANTI K1208066

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Juli 2012

SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) UK MENGOPTIMALKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MEMBACA

INTENSIF SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JETIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Page 2: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Anggriana Rohmadanti

NIM : K1208066

Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENERAPAN METODE SQ3R

UNTUK MENGOPTIMALKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN

MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JETIS

KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang

dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan,

Anggriana R.

Page 3: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENERAPAN METODE SQ3R UNTUK MENGOPTIMALKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JETIS

KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh :

Aggriana Rohmadanti

K 1208066

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 30 Juli 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Sumarwati, M.Pd Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum

NIP 196004131987022001 NIP 197610132002121005

Page 5: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Senin

Tanggal : 30 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dr. Kundharu Saddhono, S.S, M.Hum

Sekretaris : Dra. Raheni Suhita, M.Hum

Anggota I : Dra. Sumarwati, M.Pd

Anggota II : Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan,

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si

NIP 196604151991031002

Page 6: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK Anggriana Rohmadanti. PENERAPAN METODE SQ3R UNTUK MENGOPTIMALKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JETIS KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: (1) motivasi membaca intensif dan, (2) kemampuan membaca intensif dengan metode SQ3R pada siswa kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar.

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 35 siswa dan guru kelas sekaligus guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V. Sumber data yang digunakan, yaitu: (1) tempat dan peristiwa, (2) informan, dan (3) dokumen. Dokumen yang digunakan berupa catatan observasi selama proses pembelajaran, hasil tes siswa berupa hasil pekerjaan siswa membaca, daftar nilai yang berupa nilai proses dan hasil pembelajaran membaca intensif, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), catatan hasil wawancara yang ditranskrip, dan foto kegiatan pembelajaran membaca intensif. Teknik pengumpulan data yang diterapkan, yaitu: (1) observasi; (2) wawancara; (3) tes; (4) analisis dokumen. Teknik validitas yang digunakan adalah: (1) triangulasi metode dan (2) triangulasi sumber data.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode SQ3R dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan membaca intensif pada siswa kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut teridentifikasi sebagai berikut: (1) motivasi membaca intensif mengalami peningkatan dari kondisi awal hanya 10 siswa (29%) yang aktif selama proses pembelajaran. Pada siklus I motivasi siswa dalam membaca intensif 18 siswa (52%), pada siklus II motivasi siswa dalam membaca intensif 25 siswa (71%), dan pada siklus III motivasi membaca siswa sebesar 33 siswa (95 %), (2) kemampuan membaca intensif mengalami peningkatan dari kondisi awal hanya 10 siswa (29%) yang sudah mencapai batas ketuntasan 70. Pada siklus I dengan rerata nilai siswa sebesar 65 dan terdapat 20 siswa (57%) yang sudah mencapai batas ketuntasan 70, pada siklus II dengan rerata 71. Pada siklus III dengan rerata nilai siswa 79 dan mengalami peningkatan, yaitu 33 siswa (95%) yang sudah mencapai batas ketuntasan 70.

Prosedur penerapan metode SQ3R yang efektif adalah dengan tahap membaca sekilas, tahap membuat pertanyaan, tahap membaca, tahap menyatakan kembali, dan yang terakhir tahap meninjau ulang. Simpulan penelitian ini adalah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan membaca intensif siswa kelas V SD Negeri 1 Jetis Kabupaten Karanganyar Tahun ajaran 2011/2012 Kata kunci: motivasi, membaca intensif, metode SQ3R, dan kemampuan

membaca

Page 7: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain” (QS.: Al Insyiraah: 6-7).

Page 8: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada :

1. Bapak Mulyadi dan Ibu Warti tercinta,

atas doa, dan semangat untukku;

2. Keluargaku tersayang, khususnya adik-

adikku yang telah menjadi teman dalam

hidupku;

3. Tofa Jauhari yang selalu memberikan

doa, dukungan, dan kasih sayangnya

dalam menyusun skripsi ini;

4. Teman-teman Bahasa dan Sastra

Indonesia’08;

5. Sahabat-sahabatku yang selalu

menyemangati dan memberikan inspirasi

kepadaku (Fitri, Ayu Dyah, Pepy, Mira);

6. Almamater.

Page 9: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN METODE SQ3R UNTUK

MENGOPTIMALKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MEMBACA

INTENSIF SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JETIS KABUPATEN

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Universitas Sebelas Surakarta. Penulis

menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk ini, penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan persetujuan pengesahan skripsi.

2. Dr. H. Muh. Rohmadi, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Seni yang telah memberikan izin untuk penulisan skripsi.

3. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum., Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin untuk menyusun

skripsi.

4. Dr. Hj.Andayani,M.Pd., selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama menjadi

mahasiswa di Program Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS.

5. Dra. Sumarwati, M.Pd dan Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum., selaku

pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan

sabar kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar.

6. Sri Isroiliyah, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten

Karanganyar yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk

melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK).

Page 10: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

7. Nunik Sri Utami, S.Pd., selaku guru kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten

Karanganyar yang telah banyak membantu dan berpartisipasi aktif dalam

proses penelitian.

8. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar yang telah

berpartisipasi aktif sebagai subjek penelitian dan membantu pelaksanaan

penelitian.

9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 11: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN……………………………………………….. ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………… . iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi

HALAMAN MOTTO…………………………………………… .................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………… .. viii

KATA PENGANTAR……………………………………….. ....................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. .. xiii

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. ...... xiv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. .. xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 9

A. Kajian Teori ......................................................................................... 9

1. Hakikat Keterampilan Membaca ..................................................... 9

a. Pengertian Membaca ................................................................... 9

b. Tahapan-tahapan Membaca ........................................................ 12

c. Manfaat Membaca ....................................................................... 13

d. Tujuan Membaca ......................................................................... 14

e. Jenis-jenis Membaca ................................................................... 15

f. Membaca Intensif ........................................................................ 16

g. Penilaian Membaca Intensif ........................................................ 18

Page 12: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2. Hakikat Motivasi ............................................................................. 24

a. Pengertian Motivasi....................................................................... 24

b. Jenis Motivasi ................................................................................ 26

c. Motivasi Membaca ........................................................................ 26

3. Hakikat Metode SQ3R...................................................................... 28

a. Pengertian Metode Pembelajaran ................................................ 28

b. Pengertian SQ3R .......................................................................... 31

c. Pembelajaran Membaca Intensif Dengan SQ3R .......................... 38

B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 41

C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 43

D. Hipotesis Tindakan............................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 46

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 46

B. Bentuk dan Strategi Penelitian............................................................. 47

C. Sumber Data Penelitian......................................................................... 48

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 48

E. Teknik Validitas Data ........................................................................... 49

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 50

G. Prosedur Penelitian ............................................................................... 51

H. Indikator Keberhasilan Tindakan ......................................................... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 56

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 56

1. Pratindakan ...................................................................................... 56

2. Siklus Pertama ................................................................................. 59

a. Perencanaan Tindakan................................................................. 59

b. Pelaksanaan Tindakan ................................................................. 61

c. Observasi ..................................................................................... 63

d. Analisis dan Refleksi ................................................................... 65

3. Siklus Kedua .................................................................................... 67

a. Perencanaan Tindakan ................................................................. 67

b. Pelaksanaan Tindakan ................................................................. 70

Page 13: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

c. Observasi ..................................................................................... 73

d. Analisis dan Refleksi…………………………………………… 75

4. Siklus Ketiga………………………………………………………. 77

a. Perencanaan Tindakan………………………………………… . 77

b. Pelaksanaan Tindakan………………………………………….. 79

c. Observasi………………………………………………………. 82

d. Analisis dan Refleksi ................................................................... 85

C. Perbandingan Antar Siklus................................................................. . 87

D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 87

1.Motivasi Membaca Intensif .............................................................. 87

2. Kemampuan Siswa Membaca Intensif............................................ . 87

a. Membaca sekilas (survey)................................................................. 88

b. Membuat pertanyaan (question)....................................................... 88

c. Membaca (read)............................................................................... 89

d. Menyatakan kembali (recite)............................................................ 89

e. Meninjau ulang (review).................................................................. 89

f. Perolehan nilai membaca intensif ..................................................... 89

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ......................................... 94

A. Simpulan ............................................................................................... 94

B. Implikasi ............................................................................................... 95

C. Saran ..................................................................................................... 97

Daftar Pustaka .................................................................................................. 99

Lampiran

Page 14: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Pretest Membaca Siswa..................................................................... 4

2. Penilaian Proses Pembelajaran ................................................................... 21

3. Contoh Pertanyaan ..................................................................................... 24

4. Rincian Kegiatan Penelitian ....................................................................... 46

5. Indikator Proses Membaca Intensif ............................................................ 55

6. Perolehan Nilai Pretes Membaca Intensif .................................................. 58

7. Pencapaian Indikator Siklus I..................................................................... 64

8. Pencapaian Indikator Siklus II ................................................................... 74

9. Pencapaian Indikator Siklus III .................................................................. 84

10. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ................................................. 86

Page 15: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan Unsur Pembelajaran ................................................................ 19

2. Alur Kerangka Berpikir ........................................................................... 45

3. Model Analisis Interaktif .......................................................................... 51

4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................................. 52

5. Peningkatan Indikator Setiap Siklus…………………………………. .... 87

Page 16: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pelajaran ....................................................................................... 102

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia Tingkat

Sekolah Dasar ........................................................................................... 103

3. Lembar Rekapitulasi Keaktifan Siswa Kelas V dalam Pembelajaran

Membaca Intensif ...................................................................................... 104

4. Lembar Observasi Kinerja Guru……………………………………… ... 105

5. Lembar Observasi Keaktifan Siswa…………………………………...

6. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru Saat Pra-tindakan ..... 110

7. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Saat Pra-tindakan .... 115

8. Catatan Lapangan (Fieldnote) Hasil Observasi Pra-Tindakan

Pembelajaran Membaca Intensif ............................................................... 119

9. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Kelas V dalam Pembelajaran

Membaca Intensif ...................................................................................... 122

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra-Tindakan .................................. 123

11. Daftar Nilai Siswa dalam Pembelajaran Membaca Intensif Saat Pra-

Tindakan (Pretes) ...................................................................................... 125

12. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar (Pra-Tindakan) ............. 127

13. Hasil Pekerjaan Siswa (Pra-Tindakan) ..................................................... 130

14. Foto-foto Pembelajaran Membaca Intensif Pra-Tindakan ........................ 131

15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ................................. 133

16. Catatan Lapangan (fieldnote) Hasil Observasi Siklus I ........................... 140

17. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I ................................................................. 143

18. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Kelas V ............................................ 144

19. Daftar Proses Membaca Intensif Siswa Siklus I ....................................... 145

20. Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Siklus I ......................................... 146

21. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar ....................................... 148

22. Foto-foto Pembelajaran Membaca Intensif Siklus I ................................. 150

23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................................ 152

Page 17: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

24. Catatan Lapangan (fieldnote) Hasil Observasi Siklus II .......................... 158

25. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus II ........................................................ 162

26. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Kelas V dalam Pembelajaran

Membaca Intensif Siklus II ....................................................................... 163

27. Daftar Penilaian Proses Pembelajaran Siklus II……………………… .... 164

28. Daftar Nilai Siswa Pada Siklus II…………………………………….. ... 165

29. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar Siklus II ........................ 167

30. Foto Pembelajaran Membaca Intensif Siklus II ........................................ 169

31. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III .............................. 171

32. Catatan Lapangan (fieldnote) Hasil Observasi Siklus III ......................... 177

33. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus III ............................................................... 182

34. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Kelas V dalam Pembelajaran

Membaca Intensif Siklus III ...................................................................... 183

35. Daftar Penilaian Proses Pembelajaran Siklus III…………………….. ... 184

36. Penilaian Siswa Siklus III……………………………………………. .... 185

37. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar Siklus III ....................... 187

38. Foto-foto Pembelajaran Siklus III ............................................................. 189

39. Rekapitulasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Membaca Intensif ....

dengan Metode SQ3R ............................................................................. 191

40. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa (Pascatindakan) ....... 192

41. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa (Pascatindakan) ....... 193

42. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru (Pascatindakan) ........ 194

Page 18: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam komunikasi. Dua atau

lebih manusia yang berkomunikasi menggunakan bahasa yang sama dapat

membuat mereka memahami maksud dari penyampai pesan. Pesan yang

disampaikan tersebut dapat berupa pengungkapan gagasan ataupun perasaan baik

secara lisan maupun tertulis. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek,

yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca,

dan keterampilan menulis.

Tarigan (2008 : 1) menyatakan bahwa dalam memperoleh keterampilan

berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang runtut. Mula-mula

pada masa kecil kita belajar menyimak dan berbicara, sesudah itu membaca dan

menulis. Menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah,

sedangkan membaca dan menulis dipelajari di bangku sekolah. Keempat

keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan kesatuan catur tunggal berbahasa.

Keempat keterampilan berbahasa di atas, merupakan suatu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya bisa dibedakan. Memang harus

diakui bahwa pembelajaran membaca di sekolah sangat memprihatinkan.

Membaca hanya diajarkan sebagai pelajaran yang berorientasi pada hasil.

Keberhasilan anak didik dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar

disekolah banyak ditentukan kemampuannya dalam membaca. Sebagaimana

diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan disajikan dalam bentuk bahasa tulis

sehingga menuntut anak harus melakukan aktivitas membaca guna memperoleh

pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran membaca mempunyai kedudukan

yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Kemampuan membaca ini

tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses pembelajaran yang

sebagian merupakan tanggung jawab guru. Dengan demikian, guru dituntut untuk

dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan membacanya.

Page 19: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Banyak sekali informasi yang dapat digali dari kegiatan membaca. Orang

yang banyak membaca akan mendapatkan suatu pengetahuan yang lebih

dibandingkan dengan orang yang jarang atau bahkan tidak pernah membaca.

Melalui pengetahuan yang dimiliki itu, orang dapat mengkomunikasikan kembali

informasi yang dimiliki dalam bentuk lisan atau tulisan. Sehingga dengan kata

lain, membaca dapat membantu pula seseorang untuk meningkatkan keterampilan

berkomunikasi dalam bentuk lain. Apalagi dalam masyarakat yang berteknologi

modern seperti sekarang ini, seseorang haruslah banyak membaca agar dapat

mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi karena kesulitan dalam

membaca merupakan cacat yang serius dalam kehidupan (Rubin dalam Slamet

(2003: 74). Dengan demikian kemampuan membaca sangat penting peranannya

dalam membantu anak mempelajari berbagai hal.

Melalui aktivitas membaca yang baik dan benar yaitu anak mampu

mengambil intisari bacaan yang dibacanya, anak bisa mendapatkan sesuatu dari

aktivitas membaca yang ia lakukan. Semakin banyak intisari yang bisa dipahami

dari bahan bacaannya maka semakin banyak pula pengetahuan yang anak peroleh.

Banyaknya pengetahuan ini tentu akan sangat membantu si anak dalam menjalani

kehidupan selanjutnya. Selain itu, kemampuan nalar (reasoning) anak juga akan

berkembang dengan pesat ketika anak berhasil mendapatkan informasi melalui

bahan bacaannya. Pada tingkatan yang lebih luas, tantangan abad 21

mensyaratkan individu mampu memilah-milah dan mengritisi informasi. Generasi

muda yang tidak mampu membaca dengan baik dan benar tentunya akan berakibat

fatal pada kualitas SDM, sehingga bangsa ini akan kesulitan berkompetisi dengan

generasi muda dari negara-negara lain. Sampai di sini, jelaslah bahwa kemampuan

membaca anak sangat penting peranannya bagi keberhasilan dirinya sendiri,

bahkan bisa mempengaruhi kemajuan negaranya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

masyarakat yang gemar membaca. Proses belajar yang efektif antara lain

dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh

pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya

Page 20: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa

mendatang.

Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang penting dalam suatu

masyarakat yang terpelajar. Namun, anak-anak yang tidak memahami pentingnya

belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar, belajar membaca

merupakan usaha terus menerus dan anak-anak yang melihat tingginya nilai

membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan

anak-anak yang tidak menemukan dari kegiatan membaca.

Dalam kehidupan sehari-hari keterampilan membaca sangat dibutuhkan

seseorang dalam memperoleh informasi, baik melalui media cetak maupun media

elektronik, setiap orang pasti akan membutuhkan informasi melalui membaca.

Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinkan orang tersebut

mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan

memperluas wawasan. Dengan demikian, kegiatan membaca merupakan yang

sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Oleh

sebab itu, peran guru mengajarkan membaca di sekolah sangat penting.

Kehadiran pengajaran membaca yang terencana dengan baik dirasakan

sangat mendesak mengingat pentingnya kegiatan membaca yang dirasakan oleh

hampir semua orang khususnya bagi siswa SD. Namun sayangnya dalam proses

belajar mengajar tidak semua anak mampu melakukan aktivitas membaca dengan

baik dan benar. Penelitian yang dilakukan Tim Program of International Student

Assessment (PISA) Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

PendidikanNasional RI menunjukkan bahwa kemahiran membaca anak usia 15

tahun di Indonesia sangat memprihatinkan. Sekitar 37,6% dari mereka hanya bisa

membaca tanpa bisa menangkap maknanya, dan sebanyak 24,8% hanya bisa

mengaitkan teks yang dibaca dengan satu informasi pengetahuan (Kompas, 2 Juli

2003) dalam (Runikasari Septiana, 2008: 2). Hal tersebut berarti masih sangat

banyak anak Indonesia yang mengalami kesulitan untuk benar-benar memahami

materi bacaannya. Alih-alih menggunakan materi bacaan tersebut untuk

membantunya di kemudian hari, banyak anak Indonesia yang bahkan tidak

mengetahui intisari dari apa yang dibacanya.

Page 21: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Fenomena rendahnya pembelajaran kemampuan membaca terutama

pembelajaran meembaca intensif juga terjadi di kelas V SD Negeri 1 Jetis

Kabupaten Karanganyar. Hal ini dapat dilihat dari data pendukung yang diperoleh

pada saat guru memberikan tugas untuk membaca sebuah teks. Berdasarkan hasil

observasi awal yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kualitas

pembelajaran membaca di kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar

masih kurang memuaskan. Pada hasil membaca intensif siswa, siswa kurang

begitu memahami isi bacaan yang terkandung dalam teks yang sudah dibaca siswa

tersebut. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang dilakukan guru masih

konvensional (ceramah) dalam menyampaikan materi, serta guru dalam

pembelajaran tidak menggunakan media yang dapat menunjang pembelajaran,

dan sebagai evaluasinya guru selalu memberikan tugas.

Hal itu mengakibatkan kemampuan membaca siswa rendah. Nilai pretes

dalam pembelajaran membaca sebuah teks dapat di lihat hasilnya. Dari jumlah 35

siswa, siswa yang termotivasi untuk membaca hanya 29%, dan siswa yang tidak

termotivasi untuk membaca ada 71%.

Tabel 1. Nilai pretes membaca intensif siswa

No Nilai Jumlah

Siswa

Keterangan

1. 90 0 Tuntas

2. 80 2 Tuntas

3. 70 8 Tuntas

4. 60 15 Tidak Tuntas

5. 50 10 Tidak Tuntas

Jumlah 35

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Ibu Nunik

Sri Utami, S.Pd., guru kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar,

diketahui bahwa rendahnya kualitas hasil pembelajaran membaca intensif di kelas

ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) siswa tidak termotivasi dalam

membaca, (2) kemampuan membaca intensif siswa rendah; (3) siswa kesulitan

Page 22: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dalam memahami isi bacaan, (4) siswa hanya menganggap remeh pembelajaran

membaca. Untuk identifikasi lebih lanjut, peneliti juga melakukan wawancara

dengan beberapa siswa SD tersebut mengenai pembelajaran membaca yang

diajarkan guru selama ini.

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa para siswa kurang

termotivasi mengikuti pembelajaran membaca karena pembelajaran yang

diberikan guru selama ini masih bersifat konvensional (hanya berkutat pada teori)

dan berjalan secara monoton tanpa ada variasi metode atau teknik pembelajaran

yang diberikan. Hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh fakta bahwa

bagi mereka aktivitas membaca terasa membosankan dan menghabiskan banyak

waktu. Oleh karena itu, mereka mengaku dalam membaca mereka hanya

membaca sekilas dan mengabaikan isi bacaan secara keseluruhan. Menurut

mereka, mereka lebih senang bermain dan berbicara dengan teman karena merasa

bosan saat pelajaran hal tersebut terjadi karena saat pembelajaran membaca di

kelas, siswa hanya dijejali dengan materi melalui ceramah saja, kemudian

langsung diminta untuk mengerjakan pelatihan soal di buku di rumah. Oleh sebab

itulah, pembelajaran membaca di kelas selama ini dirasakan membosankan atau

menjenuhkan.

Prosedur pembelajaran membaca intensif yang selama ini dilakukan oleh

guru sebagai berikut: (1) guru memberikan teks atau wacana, (2) siswa langsung

disuruh untuk membaca teks tersebut, (3) guru memberikan sejumlah soal seputar

isi bacaan untuk menguji tingkat pemahaman siswa, (4) siswa mengerjakan soal,

(5) soal dibahas, guru memberikan jawaban yang benar. Prosedur pembelajaran

membaca tersebut menunjukkan siswa tidak dilatih membaca intensif melalui

proses atau tahapan-tahapan yang seharusnya dilakukan.

Berdasarkan hasil wawancara, survei awal, dan pretest didapatkan,

pembelajaran membaca intensif sebuah teks yang dilakukan oleh siswa adalah

siswa langsung membaca teks tersebut. Siswa tidak melakukan survei awal guna

memperoleh gambaran umum isi buku sehingga proses selanjutnya siswa

mengalami kesulitan dalam memahami esensi bacaan. Jika pada awal

pembelajaran saja metode yang digunakan sudah keliru maka dapat dipastikan

Page 23: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

hasil selanjutnya kurang memuaskan. Dengan kata lain, inti pembelajaran

membaca intensif yang selama ini terjadi lebih berorientasi pada selesainya

pelajaran membaca, namun pembelajaran tersebut belum mengarah pada proses

pembelajaran membaca intensif.

Menumbuhkan minat membaca siswa dengan metode yang tepat, dapat

digunakan sebagai langkah awal dalam pembelajaran membaca intensif dengan

tujuan meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terhadap bacaan. Salah

satunya adalah dengan metode SQ3R (Zuchdi, 2007: 128). Alasan pemilihan

metode SQ3R didasarkan pada hasil pengamatan penulis bahwa selama ini dalam

pembelajaran membaca intensif siswa belum melakukan aktivitas membaca

sebagaimana mestinya. Metode SQ3R ini ditinjau dari aspek proses dalam

melakukan aktivitas membaca tampak sangat sistematis sehingga diasumsikan

penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca intensif

siswa. Metode SQ3R merupakan proses membaca sistematik yang meliputi tahap

Survey, Question, Read, Recite, dan Review ( Soedarso, 2002: 59).

Peneliti merasa metode ini paling tepat untuk diterapkan karena pertama

sebelum membaca langsung buku, siswa melakukan observasi awal guna

mengetahui gambaran umum isi buku. Tahapan ini disebut Survey. Kedua adanya

tahapan Question sebelum membaca itu sendiri, yaitu menyusun daftar pertanyaan

membuat siswa menjadi semangat membaca guna menjawab pertanyaan yang

timbul dalam benaknya. Ketiga adanya tahap Question tadi akhirnya membuat

kegiatan Read menjadi menyenangkan dan siswa bisa lebih fokus serta

konsentrasi terhadap isi bacaan. Keempat tahap Recite memungkinkan siswa

dapat mengingat lebih lama terhadap esensi bacaan yang telah dibacanya dengan

mengungkapkan kembali isi bacaan baik secara lisan maupun tulisan. Kelima

adanya tahap Review yaitu meninjau ulang, hal-hal penting dari bacaan yang

belum didapatkan dapat diminimalisir.

Page 24: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Atas dasar uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui kemampuan

membaca intensif siswa dengan penerapan metode SQ3R. Oleh karena itu dalam

penelitian ini penulis mengangkat judul

“PENERAPAN METODE SQ3R UNTUK MENGOPIMALKAN MOTIVASI

DAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI JETIS 1 KABUPATEN KARANGANYAR”

B. Rumusan Masalah

Latar belakang yang dikemukakan di atas kemudian menjadi dasar pokok

untuk merumuskan masalah penelitian yaitu:

1. Apakah penerapkan metode SQ3R yang dapat meningkatkan motivasi

membaca intensif siswa kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar?

2. Apakah penerapkan metode SQ3R yang dapat meningkatkan kemampuan

membaca siswa kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk :

1. Meningkatkan motivasi membaca intensif dengan penerapan metode SQ3R

pada siswa.

2. Meningkatkan kemampuan membaca intensif dengan penerapan metode

SQ3R pada siswa.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dapat diperoleh dari penelitian ini, baik manfaat teoretis

maupun praktis.

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis manfaat penelitian ini sebagai bahan dalam pengembangan

silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia dan strategi belajar mengajar, tentang

peningkatan hasil belajar membaca dan penerapan metode SQ3R yang inovatif

dan kreatif.

Page 25: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi kendala pembelajaran

keterampilan membaca di kelas.

2) Penerapan metode SQ3R sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa

agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran membaca.

3) Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga dapat

menarik perhatian siswa.

b. Bagi Siswa

1) Memperoleh pengalaman baru dalam proses belajar membaca dan terbantu

untuk mempercepat dan memperoleh peningkatan hasil belajar membaca.

2) Meningkatkan keterampilan membaca siswa.

3) Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa

termotivasi dan merasa antusias dalam mengikuti pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

1) Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang inovatif.

2) Sebagai pendidikan memperoleh salah satu pendekatan pembelajaran yang

inovatif sebagai upaya peningkatan hasil belajar membaca dengan strategi

membaca proses dan dapat dijadikan kerangka acuan untuk

mengembangkannya dalam pembelajaran membaca lain.

3) Menciptakan situasi dan kondisi sekolah yang mendukung pembelajaran

membaca dengan metode SQ3R.

d. Bagi Peneliti

1) Mengembangkan wawasan mengenai penerapan pembelajaran membaca yang

inovatif.

2) Mendapatkan fakta bahwa dengan menerapkan metode SQ3R dapat

meningkatkan keterampilan membaca siswa.

3) Memberi sumbangan perbaikan pembelajaran membaca di sekolah.

Page 26: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Hakikat Keterampilan Membaca a. Pengertian Keterampilan Membaca

Membaca merupakan istilah yang mengandung pengertian yang berbeda-

beda bagi setiap orang. Ada yang mengira bahwa membaca adalah sekadar

menyuarakan lambang-lambang tertulis tanpa mempersoalkan apakah kalimat

atau kata-kata yang dilisankan itu dipahami atau tidak (Mujiyanto,dkk., 2000: 46).

Membaca seperti ini tergolong jenis membaca permulaan seperti yang pernah

dilakukan di tingkat SD kelas 1 dan 2. Jika berpijak pada pandangan di atas,

tentulah banyak timbul anggapan yang keliru bahwa pembelajaran membaca

merupakan pelajaran termudah dikuasai tanpa banyak mengalami hambatan dan

kesulitan.

Jika diperhatikan secara cermat, membaca tidak hanya sekadar

menyuarakan lambang-lambang saja akan tetapi lebih dari itu. Zuchdi (2007: 19)

mendefinisikan membaca sebagai penafsiran yang bermakna terhadap bahasa

tulis. Hal ini berarti membaca bukan hanya menyuarakan simbol-simbol tetapi

juga mengambil makna atau berusaha memahami simbol tersebut. Definisi

membaca ini sejalan dengan pendapat Snow dalam (Septiana Runikasari, 2008: 1)

bahwa membaca merupakan suatu proses pemberian makna pada materi yang

tercetak dengan menggunakan pengetahuan tentang huruf-huruf tertulis dan

susunan suara dari bahasa oral untuk mendapatkan pengertian. Pada saat proses

pemberian makna tersebut pembaca tidak begitu saja menerima secara mentah-

mentah atau sederhana apa yang dibacanya namun pembaca berusaha untuk

menafsirkan makna yang terkandung didalamnya.

Rahim (2007: 2) menambahkan aktivitas membaca ini melibatkan banyak

hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan ktivitas visual,

berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca

merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.

Page 27: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Selanjutnya sebagai suatu proses berpikir, proses membaca mencakup aktivitas

pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman

kreatif. Membaca sebagai proses psikolinguistik, pembaca secara simultan atau

terus-menerus menguji dan menerima atau menolak hipotesis yangia buat sendiri

pada saat proses membaca berlangsung. Membaca sebagai proses metakognitif,

ialah pembaca mencoba mengaitkan berbagai hal yang dimiliki untuk memahami

pesan yang disampaikan penulis.

Nuttal (2000 : 44) menjelaskan bahwa reading is proces of identifying,

interpreting, and evaluating ideas in termsof the mental content or total

awareness of the reader, artinya membaca adalah proses mengidentifikasi,

memaparkan, dan mengevaluasi beberapa inti bagian bacaan yang ditujukan

kepada pendengar. Membaca merupakan salah satu keterampilan dari lambang

tulisan. Banyak ahli yang memberikan definisi tentang membaca. Di bawah ini

diterangkan berbagai pendapat mereka mengenai kegiatan membaca. Wiryadijaya

(dalam Masrupah, 2000: 415) menyatakan bahwa membaca adalah proses

mendapatkan arti dari kata-kata yang tertulis. Dengan demikian seseorang yang

membaca berusaha untuk memperoleh arti atau makna dari bacaan yang sedang

dibaca. Jadi membaca bukan merupakan kegiatan pasif, tetapi membaca

merupakan yang dilakukan untuk mengkonstruksi makna yang akan disampaikan

penulis. Canter (dalam Rahim, 2007), membaca adalah sebuah proses berpikir,

yang termasuk di dalamnya mengartikan, menafsirkan, mengartikan dan

menerapkan ide-ide dari lambang. Dari pengertian ini dimaksudkan bahwa

membaca merupakan aktifitas yang melibatkan kegiatan berpikir untuk

memahami bahan atau bacaan yang dibaca.

Burns, dkk (1984: 11) “reading is a complex act that must be learned. It is

also a means by wich further learning takes place. In other word, a person learn to

read and read to learn.” Kutipan tersebut menegaskan bahwa “membaca

merupakan suatu perilaku komples yang harus dipelajari dan merupakan alat

untuk pelajaran yang lebih lanjut. Jadi, belajar untuk membaca dan membaca

untuk belajar.” Definisi lain dikemukan oleh Crawley dan Mauntain (dalam

Rahim, 2007) mengemukakan bahwa pembaca adalah dua tingkat proses

Page 28: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

penerjemahan dan pemahaman: pengarang penulis pesan berupa kode (tulisan)

dan pembaca mengartikan kode itu. Hal ini berarti bahwa membaca adalah

merupakan kegiatan untuk menerjemahkan atau memahami isi bacaan.

Selanjutnya Klein (dalam Rahim, 2007) menyebutkan definisi membaca sebagai

proses psikologis untuk menentukan arti kata-kata tertulis. Membaca melibatkan

penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, ingatan, pengetahuan mengenai kata

yang dapat dipahami dan pengalaman membacanya. Jadi membaca merupakan

suatu proses, strategis dan interaktif di mana informasi dari teks dan pengetahuan

yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan utama dalam pembentukan

makna.

Rahim (2007) membaca adalah proses visual merupakan proses

menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi. Definisi lain menurut Wiryadijaya

(dalam rahim, 2000), membaca adalah merupakan pengucapan kata-kata dan

peralihan arti dari barang cetakan. Kegiatan ini melibatkan analisis dari

pengorganisasian berbagai keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya

pelajaran, pemikiran, pertimbangan, perpaduan, pemecahan masalah yang berarti

menimbulkan kejelasan informasi (bagi pembaca).

Anderson (1972 : 209) reading is a recording and deconding proces,

artinya membaca sebagai proses kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan

lambang-lambang bahasa tulis. Nurhadi (2005:123) mengemukakan bahwa

membaca adalah aktivitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang

berasal dari diri pembaca maupun yang berada di luar diri pembaca. Selain itu

membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk

belajar dari lingkungan, dan bukan kemampuan yang bersifat instingtif, atau

naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu proses membaca dilakukan oleh

orang dewasa ( dapat membaca) merupakan usaha mengolah dan menghasilkan

sesuatu melalui penggunaan modal tertentu. Untuk memperlancar proses

membaca, seorang pembaca harus memiliki modal (1) pengetahuan dan

pengalaman, (2) kemampuan berbahasa (kebahasaan), (3) pengetahuan tentang

teknik membaca, (4) dan tujuan membaca. Dari hakikat membaca tersebut dapat

diketahui, dapatlah diketahui bahwa proses membaca merupakan proses yang

Page 29: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

panjang dan membutuhkan tahapan sehingga pada akhirnya memperoleh

informasi yang terkandung dalam bacaan tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa

membaca adalah suatu proses berpikir yang melibatkan seluruh indra dan jiwa

untuk memahami isi, mendapatkan pesan-pesan atau untuk memperoleh informasi

yang hendak disampaikan penulis melalui media tulis.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan hakikat membaca

adalah proses pemberian makna pada bahasa tulis dengan menggunakan

pengetahuan tentang huruf-huruf tertulis yang dimiliki dan juga melibatkan

aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif untuk mendapatkan

penafsiran.

b. Tahapan-tahapan Membaca

Sebagai suatu proses, membaca terdiri atas tahap-tahap yang saling

berkaitan. Palawija (2008: 1) menjelaskan 5 tahapan membaca, yaitu:

1) mengidentifikasi pernyataan tesis dan kalimat topik. Tesis merupakan perumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan. Kalimat topik merupakan kalimat yang mewakili isi dari sebuah paragraf,

2) mengidentifikasi kata-kata dan frasa-frasa kunci. Pengidentifikasian ini bertujuan untuk memahami makna bacaan yang tersirat dari kata-kata dan frasa-frasa kunci tersebut,

3) mencari kosakata baru, kosakata tersebut berfungsi untuk menambah kekayaan kosakata pembaca,

4) mengenali organisasi tulisan, yaitu bagan, grafik, dan gambar yang berfungsi untuk mempermudah pemahaman, dan

5) mengidentifikasi teknik pengembangan paragraf, yakni penyajian ide oleh penulis apakah dalam bentuk deduktif, induktif, generalisasi, atau analogi.

Berkaitan dengan tahapan membaca, Goodman dalam Dubin (1988: 126)

menyatakan bahwa dalam proses penguraian sandi atau pemberian makna,

pembaca harus melalui tahap-tahap tertentu secara berurutan. Tahap pertama yaitu

mengenali keberagaman penanda linguistik serta menggunakan mekanisme

pemrosesan data linguistik yang dimilikinya untuk menentukan susunan atau

urutan penanda-penanda linguistik tersebut. Tahap kedua pembaca memilih

diantara semua informasi yang ada, data-data yang sekiranya cocok, koheren, dan

bermakna untuk membangun sebuah pengertian. Finnociaro dan Bonomo (1973 :

Page 30: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

119) reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or written

material, artinya membaca sebagai proses memetik dan memahami arti atau

makna yang terkandung dalam bahasa tulis.

Sementara itu, Mujiyanto, dkk. (2000: 48) menyatakan bahwa proses

membaca berlangsung dengan urutan sebagai berikut :

minat baca, lambang-lambang tertulis atau naskah konsentrasi atau pemusatan

perhatian, pemahaman dan penjiwaan.

Minat baca merupakan syarat awal yang mesti dipenuhi sebelum berangkat

membaca. Minat baca inilah yang memotivasi seseorang melakukan kegiatan

membaca. Kemudian kegiatan membaca tentunya tidak terlepas dari naskah,

karena naskah merupakan sarana kegiatan ini. Selain itu, tersedianya bahan

bacaan yang menarik dapat pula menumbuhkembangkan minat baca seseorang.

Selanjutnya pemusatan perhatian atau konsentrasi terhadap teks yang dibacanya

diperlukan agar pemahaman naskah bisa tercapai. Pembaca akan mencapai

pemahaman yang lebih baik jika disertai dengan konsentrasi baca yang tinggi dan

ditambah keaktifan berpikir serta sikap kritis. Terakhir setelah melalui beberapa

tahap tadi, terbentuklah pemahaman terhadap bacaan.

Berkaitan dengan uraian tahapan membaca yang telah dipaparkan diatas,

maka peneliti cenderung pada pendapat yang disampaikan oleh Yant Mujiyanto,

dkk. dikarenakan adanya unsur minat sebagai syarat awal seseorang melakukan

aktivitas membaca kemudian penafsiran terhadap lambang tulis dan dilengkapi

dengan konsentrasi tinggi terhadap bacaan menjadikan pemahaman terhadap

bacaan dapat terbentuk.

c. Manfaat Membaca Rahim (2007:1) mengemukakan bahwa kegiatan membaca yang dilakukan

oleh seseorang adalah untuk memperoleh pengetahuan wawasan baru yang akan

semakin meningkatkan acara alasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab

tantangan hidup pada masa-masa mendatang. Dengan bertahap membaca, maka

dapat meningkatkan pengayaan khasanah kata dan kepekaan dan juga kepekaan

rasa bahasa. Hanya melalui kegiatan membaca yang luaslah seseorang dapat

memliki perbendaharaan kata yang luas, dapat memperoleh berbagai pengetahuan,

Page 31: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dan juga belajar mengkonsepsikan abstraksi-abstraksi. Lebih-lebih bagi orang

biasa membaca karya sastra, tentu dia akan terbiasa pula untuk berfikir secara

konotatif, asosiatif, kritis, dan kreatif.

d. Tujuan Membaca Rivers dan Temperly (1978) mengajukan tujuh tujuan utama dalam

membaca yaitu:

a. memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu topik,

b. memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi,

c. pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (misalnya, mengetahui cara kerja alat-alat rumah tangga),

d. berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka-teki,

e. berhubungan dengan teman-teman dengan surat-menyurat atau untuk memahami surat-surat bisnis,

f. mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi atau apa yang tersedia,

g. mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi (sebagaimana h. dilaporkan dalam koran, majalah, laporan), dan i. memperoleh kesenangan atau hiburan.

Ada beberapa tujuan membaca menurut Anderson (dalam Tarigan,

1985:9–10):

a. menemukan detail atau fakta, b. menemukan gagasan utama, c. menemukan urutan atau organisasi bacaan, d. menyimpulkan, e. mengklasifikasikan, f. menilai, dan g. membandingkan atau mempertentangkan.

Hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat

signifikan. Pembaca yang mempunyai tujuan yang sama, dapat mencapai tujuan

dengan cara pencapaian berbeda-beda. Tujuan membaca mempunyai kedudukan

yang sangat penting dalam membaca karena akan berpengaruh pada proses

membaca dan pemahaman membaca.

Page 32: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

e. Jenis-jenis Membaca

Kegiatan membaca dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Hal ini

dapat dilihat dari segi tinjauannya. Ada dua jenis tinjauan yang berkaitan dengan

jenis-jenis membaca antara lain (1) menurut segi teknik, dan (2) menurut segi

tatarannya (Suyatmi, 1997: 39). Membaca dari segi teknik adalah terdengar atau

tidaknya suara si pembaca pada saat melakukan aktivitas membaca. Dilihat dari

segi ini membaca dibedakan menjadi dua, yaitu membaca dalam hati dan

membaca nyaring. Pada membaca dalam hati, pembaca menggunakan ingatan

visual dalam arti keaktifan terletak pada penglihatan dan ingatan. Pada membaca

nyaring, selain menggunakan penglihatan dan ingatan, dituntut pula keaktifan

auditori (pendengaran).

A. Gates dalam Dictionary of Reading (1997 : 221) oral reading is much

more difficult process than silent reading, membaca nyaring lebih sulit dibanding

membaca dalam hati. Menurut tatarannya kegiatan membaca dapat dibedakan

menjadi 2 macam, yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut. Membaca

permulaan adalah suatu jenis mermbaca yang hanya mementingkan kelancaran

suara saja. Membaca jenis ini biasa dilakukan saat anak masih duduk di kelas1

dan 2 SD. Membaca lanjut merupakan kegiatan membaca yang bukan hanya

mementingkan kelancaran saja, tetapi juga pemahaman dan penerapan dalam

praktik hidup sehari-hari sesuai dengan situasi dan kondisi. Membaca jenis

inidilakukan mulai kelas 3 SD hingga tingkat perguruan tinggi.

Mujiyanto, dkk. (2000: 51-53), menjelaskan jenis membaca yang harus

dikuasai dan dikembangkan oleh seseorang khususnya dalam bidang akademik,

yaitu:

(1) membaca intensif, ialah suatu jenis membaca yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman ide-ide naskah dari ide pokok sampai ke ide-ide penjelas dan dari hal-hal yang global sampai hal-hal yang rinci. Jenis membaca inilah yang biasa disebut dengan membaca pemahaman, (2) membaca kritis, merupakan tataran membaca paling tinggi. Hal ini dikarenakan ide-ide bacaan yang telah dipahami secara baik dan detail, dikomentari dan dianalisis kesalahan dan kekurangannya, (3) membaca cepat, membaca jenis ini dilakukan untuk memperoleh informasi keseharian secara cepat, seperti berita dan laporan utama pada surat kabar atau majalah, (4) membaca

Page 33: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

apresiatif dan estetis, yakni membaca yang berhubungan dengan pembinaan sikap apresiatif atau penghargaan terhadap nilai-nilai keindahan dan kejiwaan, dan (5) membaca teknik, ialah jenis membaca yang mementingkan kebenaran pembacaan serta ketepatan intonasi dan jeda.

f. Membaca Intensif

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca bacaan secara teliti dan

seksama dengan tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan

salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca

secara kritis. Tarigan (1990:35) mengutip pendapat Brook menyatakan bahwa,

membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, serta pemahaman

terinci terhadap suatu bacaan. Brown (2001:297) membaca intensif adalah

membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap pesan yang ada di dalam

teks. Sherman (1980:15) membaca intensif membatasi sebagai suatu proses

merekontruksi pesan yang terdapat dalam teks yang dibacanya. Tujuan dari

membaca intensif adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh

terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan retoris atau pola-pola teks,

pola-pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial,

pola-pola sikap dan tujuan pengarang, dan juga sarana-sarana linguistik yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan. Yang termasuk membaca intensif ini adalah

membaca pemahaman. Berikut ini akan diuraikan tentang membaca pemahaman.

1. Membaca Pemahaman

Menurut Tarigan (1990: 37) ada tiga jenis keterampilan membaca

pemahaman yaitu:

(1) membaca literal, (2) membaca kritis, dan (3) membaca kreatif.

Masing-masing jenis keterampilan membaca tersebut mempunyai ciri-ciri

tersendiri. Oleh karena itu, dalam hubungannya dengan pengajaran membaca, tiga

keterampilan membaca pemahaman ini perlu diajarkan secara terus-menerus.

Setiap pertanyaan bacaan dalam buku teks harus selalu mencerminkan

keterampilan membaca tersebut.

Page 34: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Kemampuan membaca literal

Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca untuk

mengenaldan menangkap isi bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit).

Artinya, pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal

(tampak jelas) dalam bacaan. Informasi tersebut ada dalam baris-baris bacaan

(Reading The Lines). Pembaca tidak menangkap makna yang lebih dalam lagi,

yaitu makna di balik baris-baris. Yang termasuk dalam keterampilan membaca

literal antara lain keterampilan:

a) mengenal kata, kalimat, dan paragraf,

b) mengenal unsur detail, unsur perbandingan, dan unsur utama,

c) mengenal unsur hubungan sebab akibat,

d) menjawab pertanyaan (apa,siapa, kapan, dan di mana), dan

e) menyatakan kembali unsur perbandingan, unsur urutan, dan unsur sebab

akibat.

3. Kemampuan membaca kritis

Kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan pembaca untuk

mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan keseluruhan makna bahan

bacaan, baik makna tersurat, maupun makna tersirat. Mengolah bahan bacaan

secara kritis artinya, dalam proses membaca seorang pembaca tidak hanya

menangkap makna yang tersurat makna baris-baris bacaan (Reading The Lines),

tetapi juga menemukan makna antarbaris (Reading Between The Lines), dan

makna di balik baris (Reading Beyond The Lines).

Yang perlu diajarkan dalam membaca kritis antara lain keterampilan: 1)

menemukan informasi faktual (detail bacaan); 2) menemukan ide pokok yang

tersirat; 3) menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab akibat yang tersirat; 4)

menemukan suasana (mood); 5) membuat kesimpulan; 6) menemukan tujuan

pengarang; 7) memprediksi (menduga) dampak; 8) membedakan opini dan fakta;

9) membedakan realitas dan fantasi; 10) mengikuti petunjuk; 11) menemukan

unsur propaganda; 12) menilai keutuhan dan keruntutan gagasan; 13) menilai

kelengkapan dan kesesuaian antar gagasan; 14) menilai kesesuaian antara judul

Page 35: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dan isi bacaan; 15) membuat kerangka bahan bacaan; dan 16) menemukan tema

karya sastra.

4. Kemampuan membaca kreatif

Kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari

kemampuan membaca seseorang. Artinya, pembaca tidak hanya menangkap

makna tersurat (Reading The Lines), makna antarbaris (Reading Between The

Lines), dan makna di balik baris (Reading Beyond The Lines), tetapi juga mampu

secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari.

Beberapa keterampilan membaca kreatif yang perlu dilatihkan antara lain

keterampilan: 1) mengikuti petunjuk dalam bacaan kemudian menerapkannya; 2)

membuat resensi buku; 3) memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang

disajikan dalam buku; 4) mengubah buku cerita (cerpen atau novel) menjadi

bentuk naskah drama dan sandiwara radio; 5) mengubah puisi menjadi prosa; 6)

mementaskan naskah drama yang telah dibaca; dan 7) membuat kritik balikan

dalam bentuk esai atau artikel populer.

Selain ketiga kemampuan membaca pemahaman tersebut di atas, yang

termasuk membaca pemahaman antara lain juga membaca cepat. Jenis membaca

ini bertujuan agar pembaca dalam waktu yang singkat dapat memahami isi bacaan

secara tepat dan cermat. Jenis membaca ini dilaksanakan tanpa suara (membaca

dalam hati). Bahan bacaan yang diberikan untuk kegiatan ini harus baru (belum

pernah diberikan kepada siswa) dan tidak boleh terdapat banyak kata-kata sukar,

ungkapan-ungkapan yang baru, atau kalimat yang kompleks. Kalau ternyata ada,

guru harus memberikan penjelasan terlebih dahulu, agar siswa terbebas dari

kesulitan memahami isi bacaan karena terganggu oleh masalah kebahasaan.

g. Penilaian Membaca Intensif

Menurut Sudjana (2008: 2), proses pembelajaran merupakan suatu proses

yang mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu tujuan instruksional,

penilaian proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Hubungan

ketiga unsur tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 36: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Tujuan Instruksional ( kegiatan pembelajaran )

(a) (c)

Proses Pembelajaran Hasil Belajar

(b)

Gambar 1. Hubungan Unsur Pembelajaran

Keterangan:

a). = hubungan antara tujuan dari kegiatan pembelajaran dengan proses

pembelajaran.

b). = hubungan antara proses pembelajaran dengan hasil pembelajaran.

c). = hubungan antara tujuan dari kegiatan pembelajaran dengan hasil

pembelajaran.

Penilaian merupakan proses menentukan nilai suatu objek untuk mengetahui

keberhasilan (proses dan hasil) dari suatu pogram kegiatan (Cartono dan Toto

Sutarto, dan G. Utari 2006: 20). Teknik penilaian yang tepat memerlukan data

yang berkaitan dengan objek penelitian yang dilakukan. Sejalan dengan itu, Anas

Sudiyono (2005: 4) menjelaskan bahwa penilaian adalah berarti menilai sesuatu

yang sedang dinilai dengan melakukan sebuah pengukuran (tes). Setiap kegiatan

pembelajaran selalu ada proses penilaian, baik dalam bentuk angka/skala 0 – 4

maupun dalam bentuk huruf (A-B-C-D-E atau TL) (Ngalim Purwanto, 2004: 75).

Nilai angka ataupun nilai huruf itu umumnya merupakan hasil tes atau ujian yang

diberikan oleh guru/dosen kepada para siswa atau mahasiswa, setelah mereka

mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu. Format penilaian yang biasa

digunakan dalam pengajaran menulis ada beberapa, di antaranya adalah teknik

penilaian unjuk kerja. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik adalah dengan

menggunakan instrumen skala penilaian (rating scale). Skala penilaian adalah

penilaian yang disusun dengan mencari indikator-indikator yang mencerminkan

keterampilan yang akan diukur. Dalam skala penilaian setelah diperoleh indikator-

indikator keterampilan selanjutnya ditentukan skala penilaiannya untuk setiap

indikator ( Majid, 2007: 277).

Page 37: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Selaras dengan pendapat di atas Suwandi (2010: 74) mengemukakan

bahwa rating scale merupakan penilaian unjuk kerja yang memungkinkan penilai

memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian

nilai secara kontinum di mana pilihan kategori lebih dari dua. Skala penilaian

tersebut terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 =

tidak kompeten; 2 = cukup kompeten; 3 = kompeten; dan 4 = sangat kompeten.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan proses

memberi atau menentukan nilai kepada objek tertentu, sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan.

1) Penilaian Proses Pembelajaran

Penilaian proses pembelajaran adalah upaya seorang guru memberikan

nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa dengan guru dalam

mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Sujana (2008: 56) mengungkapkan bahwa

apa yang dicapai oleh siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya

melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam

proses mengajar. Ini berarti bahwa hasil (prestasi) belajar siswa tidak terlepas dari

proses belajar yang dialaminya. Secara umum objek/sikap yang perlu dinilai

dalam proses pembelajaran meliputi beberapa hal, yakni sikap terhadap materi

pelajaran (motivasi mengikuti pelajaran, keseriusan, semangat); sikap terhadap

guru/pengajar (interaksi, respon); dan sikap terhadap proses pembelajaran

(perhatian, kerjasama, konsentrasi, dsb.) .

Berdasarkan hal tersebut maka pedoman penilaian proses yang digunakan

dalam pembelajaran membaca intensif adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Penilaian Proses Pembelajaran

a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria

berikut.

1 = sangat kurang (E) 4 = baik (B)

2 = kurang (D) 5 = amat baik (A)

No Nama Siswa

Motivasi siswa dalam membaca intensif dengan SQ3R Ket.

Page 38: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3= cukup (C)

b) Motivasi siswa dalammembaca intensif dengan metode SQ3R

Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sungguh dan menunjukkan adanya

kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan;

tampak semangat, antusias, dan senang saat diberi tugas membaca

(tidak bosan, tidak mengantuk, secara sukarela membacakan

pekerjaan yang dibuat).

Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru serta

tampak bersemangat dan antusias saat diberi tugas membaca (tidak

bosan, tidak mengantuk).

Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan namun

kurang bersemangat dan antusias saat diberi tugas membaca

(kurang serius).

Skor 2 : Jika siswa hanya sekedar mengerjakan tugas yang diberikan dan

terlihat tidak bersemangat saat membaca intensif (ogah-ogahan,

meletakkan kepala di meja).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang

diberikan dan sama sekali tidak bersemangat saat diberi tugas

membaca intensif (tampak bosan, tertidur).

2) Penilaian Hasil Pembelajaran

Kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang

dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan. Kegiatan memahami informasi itu

sendiri merupakan aktivitas kognitif, sehingga alat ukur yang digunakan

hendaklah alat ukur yang valid (Kurniawan, 2008: 1). Pendapat ini sejalan dengan

pendapat dari Nurgiyantoro (2001: 253-254), bahwa penekanan tes membaca

adalah kemampuan untuk memahami informasi yang terkandung dalam wacana.

Kegiatan memahami informasi itu sendiri sebagaisuatu aktivitas kognitif yang

dapat dibuat secara berjenjang, mulai dari tingkat ingatan (C1) sampai dengan

tingkat evaluasi (C6). Hal itu berarti proses berpikir manusia dimulai dari proses

berpikir sederhana hingga proses berpikir yang paling kompleks. Ranah kognisi

dalam taksonomi Bloom ini merupakan alternatif yang baik untuk menjadi

Page 39: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

landasan dalam pembuatan alat ukur atau penilaian. Bloom membagi ranah

kognisi tersebut kedalam enam tataran berpikir.

Stephen N. Elliot, dkk., menyatakan tujuan pembagian tataran ini untuk

mengklasifikasikan arah pencapaian sistem pembelajaran (2000: 297). Keenam

jenjang proses berpikir itu meliputi: pertama ingatan, yaitu mengingat kembali

fakta-fakta yang ada dalam bacaan (Elliot, dkk., 2000:297). Maksudnya adalah

mengingat pengetahuan yang telah didapat. Tes kemampuan membaca pada

jenjang ini hanya sekadar menghendaki jawaban sebagai hasil mengingat kembali

apa yang sudah diterangkan dalam bacaan, baik berupa fakta, definisi, generalisasi

atau konsep-konsep. Kedua pemahaman, yaitu memahami apa yang

dikomunikasikan (Elliot, dkk., 2000:297). Pada tingkat tes ini pembaca dituntut

untuk memahami isi bacaan, mencari hubungan antarhal, sebab akibat, perbedaan,

dan persamaan antarhal.

Ketiga aplikasi, yaitu menggeneralisasikan dan menggunakan informasi

yang didapat untuk diterapkan dalam situasi nyata (Elliot, dkk., 2000:297). Pada

tes ini pembaca dapat menerapkan atau mentransfer konsep-konsep yang telah

dipahaminya ke dalam situasi atau hal lain yang berkaitan dengan konsep tadi.

Misalnya kemampuan pembaca memberi contoh, mendemontrasikan, dan

mengidentifikasi. Keempat analisis, yaitu mengambil kesimpulan di antara

bagian-bagian dalam bacaan (Elliot, dkk.,2000: 297). Jenjang pertanyaan ini

menuntut pembaca mengidentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan dalam

proses berpikir hingga sampai pada suatu kesimpulan, mampu mengenali,

mengidentifikasi, membedakan informasi tertentu dalam bacaan. Kelima sintesis

(Elliot, dkk., 2000: 298). Maksudnya mensintesis, adalah pembaca mampu

menyatu padukan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya

sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit

dalam bacaan. Keenam evaluasi, yaitu menggunakan beberapa kriteria untuk

membuat suatu pernyataan. (Elliot, dkk., 2000: 298). Pada tingkat evaluasi ini

pembaca memberikan penilaian tentang sesuatu nilai yang berkaitan dengan suatu

informasi tertentu dari wacana yang dibacanya dengan menggunakan standar

tertentu.

Page 40: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Penilaian ini berkaitan dengan wacana, isi dan permasalahan yang

dikemukakan dalam wacana seperti gagasan, konsep, cara pemecahan, dan yang

berkaitan dengan gaya penulisan seperti penggunaan bahasa, pilihan kata, dan

pemilihan bentuk kebahasaan. Penilaian membaca intensif tersebut bisa melalui

berbagai teknik tes baik yang bersifat subjektif maupun objektif. Tes bentuk

subjektif dapat dibuat dalam bentuk pertanyaan yang dijawab melalui jawaban

panjang dan lengkap atau sekadar jawaban pendek. Berbeda dengan tes subjektif,

tes objektif dapat disusun dalam bentuk tes melengkapi, menjodohkan, pilihan

ganda, atau bentuk-bentuk gabungan.

Berikut contoh wacana yang bertema peternakan

Tabel 3. Contoh pertanyaan dari bacaan di atas

No Pertanyaan Jenjang pertanyaan

1 Ingatan Bagaimana peternak sapi menyikapi

kemarau yang berkepanjangan di

desanya?

2 Pemahaman Bagaimana akibatnya jika musim

kemarau terus melanda desa Jatinom?

3 Aplikasi Berikan contoh peternakan lain yang

mengalami kerugian produksi hasil

Kemarau Turunkan Produksi Susu

Kekeringan yang berkepanjangan ternyata berdampak juga pada penurunan produksi susu di kecamatan Jatinom, Klaten. Kemarau panjang telah menyebabkan sapi perah milik petani tidak mendapatkan rumput segar.

Pantauan di lapangan, setiap dua kli dalam sehari, ratusan peternak sapi di wilayah Jatinom giat memeras susu sapi untuk memenuhi pasokan 11.000 liter susu ke Koperasi Unit Desa (KUD) di Jatinom. Namun memasuki musim kemarau ini, produksi susu dari koperasi peternak susu Jatinom mengalami penurunan hingga 20%. Bila sebelumnya seekor sapi mampu menghasilkan susu sebanyak 12 liter per hari, kini maksimal hanya 8 liter saja setiap hari.

(Dikutip dari : Joglo Semar, 17 Januari 2012)

Page 41: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

ternaknya yang disebabkan oleh musim

kemarau yang berkepanjangan!

4 Analisis Pikiran utama pada paragarf pertama

adalah..

5 Sintesis apa yang terjadi jika musim kemarau

terus melanda desa Jatinom?

Bagaimana cara peternak sapi untuk

meningkatkan produksi susunya dalam

keadaan musim kemaru seperti ini?

6 Evaluasi Jika musim penghujan datang, apakah

dapat meningkatkan kenaikan produksi

susu di desa Jatinom?

Bagaimana peternak sapi mengatasi

masalah yang terjadi, agar hasil produksi

susu sapi meningkat lagi?

2. Hakikat Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Perkataan motivasi adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggris

motivation. Perkataan asalnya ialah motive yang juga telah dipinjam oleh Bahasa

Melayu, Bahasa Malaysia kepada motif, yakni bermaksud tujuan. Di dalam surat

kabar, kerap pemberita menulis ayat “motif pembunuhan”. Perkataan motif di sini

boleh kita pahami sebagai sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu

pembunuhan itu dilakukan. Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan.

Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat.

Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia

untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.

Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi

(niat).

Page 42: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Hal ini didukung pendapat Nasution (2002: 58) yang mendeskripsikan

bahwa motivasi adalah sesuatu kekuatan atau energi yang menggerakkan tingkah

laku seseorang untuk beraktivitas. Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi

mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, dan

terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke

tujuan tertentu. Selanjutnya, Williams & Burden (dalam Balkir and Topkaya,

2009) menyatakan bahwa, “Motivation is a state of cognitive and emotional

arousal, which leads to a conscious decision to act, and which gives rise to a

period of sustained intellectual and/or physical effort, in order to attain a

previously set goal (or goals)”. Artinya, motivasi adalah keadaan terangsang

kognitif dan emosional, yang mengarah pada keputusan sadar untuk bertindak,

dan yang menimbulkan periode upaya intelektual dan/ atau fisik yang

berkelanjutan, untuk mencapai ditetapkan sebelumnya tujuan (atau tujuan).

Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Energi

pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi

erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak

ada, motivasi pun tidak akan timbul. Dari semua pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa Motivasi adalah sesuatu yang menggerak dan mengarahkan

terhadap tujuan seseorang dalam tindakan-tindakannya sama ada secara negatif

atau positif.

Motivasi adalah merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang

menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan-

kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat

internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap

antusiasme dan persistensi. Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama,

berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan

pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik

menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi atau dorongan bagi mereka

untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu

lain atau organisasi.

Page 43: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

a. Jenis Motivasi

Ada dua jenis motivasi diantaranya sebagai berikut.

1) Motivasi instrinsik

Motivasi intrinsik merupakan dorongan yang sering dikatakan dibawa sejak

lahir, sehingga tidak dapat dipelajarai karena seseorang yang terdorong rasa

ingin tahu, maka orang itu akan belajar dan pengetahuan serta aktivitas yang

disadari oleh motivasi instrinsik ini akan bertahan lebih lama.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang melandasi partisipasi individu itu

sendiri. Motivasi ekstrinsik dapat berupa penghargaan, pujian, hukuman,

hadiah. Dengan sendirinya motivasi ekstrinsik tetap mendukung dan menjadi

pendorong yang kuat dalam mencapai tujuan belajar. Motivasi dapat

merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran, motivasi sebagai faktor yang

bisa menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan,

keterampilan, dan nilai. Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu:

1) kebutuhan,

2) dorongan, dan

3) tujuan.

b. Motivasi Membaca

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.

Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara

potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan

untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor

intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,

harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya

penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang

menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh ransangan

tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar lebih

giat dan semangat. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan

eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

Page 44: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang

dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

(1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya

penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6)

adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang

siswa dapat belajar dengan baik. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dasar atau faktor yang mendorong

sehingga seseorang atau individu mau belajar sehingga terjadi perubahan tingkah

laku dalam diri pribadi orang tersebut.

Faktor penyebab rendahnya motivasi membaca (Arixs, 2006: 56 ) yaitu:

1. sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat anak-anak, siswa,

2. mahasiswa harus membaca buku, mencari informasi, pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan, mengapresiasi karya-karya ilmiah, sastra,

3. banyaknya jenis hiburan, permainan, dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian mereka dari membaca buku,

4. banyaknya tempat hiburan, 5. budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang

kita, 6. sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman

bacaan, masih merupakan barang aneh dan langka, 7. masih dominananya budaya tutur daripada budaya membaca, dan 8. tidak meratanya penyebaran bahan bacaan di berbagai lapisan

masyarakat.

Ada hubungan linier antara motivasi membaca dengan minat membaca

seseorang. Semakin rendah tingkat motivasi baca seseorang, akan semakin

rendah minat bacanya. Untuk meningkatkan motivasi membaca seseorang ada

sembilan motivasi pilihan yang harus ditanamakan kuat-kuat pada tiap diri

individu sesuai tingkat perkembangan jiwa dan penalarannya, yang akan

menggugah minat baca pada diri seseorang tersebut.

Page 45: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3. Hakikat Metode SQ3R

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Guru adalah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di

sekolah, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, karena guru sebagai ujung

tombak yang berada langsung di lapangan. Menurut Hamalik (2003: 57),

pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi

dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pembelajaran

seorang guru senantiasa berupaya untuk membuat siswa belajar dengan cara

mengaktifkan faktor intern dan ekstern dalam kegiatan belajar. Faktor intern dan

ekstern dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Faktor intern merupakan faktor-faktor yang terdapat di dalam pembelajaran,

antara lain guru, siswa, materi, dan sebagainya. Faktor ekstern adalah faktor-

faktor yang berasal dari luar yang juga berpengaruh dalam pembelajaran,

misalnya lingkungan. Belajar merupakan proses perubahan perilaku secara aktif,

proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang

diarahkan kepada suatu tujuan. Proses berbuat melalui berbagai pengalaman,

proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang dipelajari. Berdasarkan

beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa

dengan cara mengaktifkan faktor intern dan ekstern untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Dalam belajar-mengajar melibatkan beberapa komponen. Adapun yang

dimaksud dengan komponen tersebut antara lain.

1) Siswa

Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan

penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2) Guru

Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar-

mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainnya yang

memungkinkan berlangsungnya kegiatan. Hamalik (2003: 9) mengungkapkan

Page 46: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

bahwa guru merupakan salah satu komponen yang penting dalam kegiatan

pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih,

meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan pelayanan teknis

dalam bidang pendidikan. Lebih lanjut diuraikan bahwa sebagai tenaga

profesional yang memiliki kualifikasi, peranan guru dalam pendidikan adalah

sebagai fasilitator, pembimbing, evaluator, inovator, dan sebagainya.

3) Tujuan

Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi

pada siswa setelah mengikuti belajar-mengajar.

4) Materi atau isi pelajaran

Materi atau isi pelajaran yakni segala informasi berupa fakta, prinsip dan

konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

5) Metode

Metode yakni cara yang teratur yang digunakan oleh guru dalam

menyampaikan pelajaran, untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar

mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.

6) Media

Media yakni bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan

untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan.

Media tersebut dapat berupa media elektronik maupun media nonelektronik.

Media yang digunakan oleh guru bisa audio, visual, maupun audio-visual.

7) Evaluasi

Evaluasi yakni cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan

hasil dari pembelajaran, apakah berhasil atau tidak. Hamalik (2003: 30)

mengungkapkan bahwa aspek-aspek yang dinilai dalam evaluasi didasarkan

pada tujuan yang hendak dicapai dan kemampuan apa yang hendak

dikembangkan (pengetahuan, sikap, dan keterampilan).

Page 47: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dalam proses pembelajaran terdapat komponen yang sangat penting yakni

tercapainya suatu tujuan. Sardiman (2004: 26) membagi tujuan belajar menjadi

tiga, yaitu.

1) Untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.

2) Penanaman konsep dan keterampilan. Penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Demikian juga mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosakata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan.

3) Pembentukan sikap. Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutukan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, anak didik akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktikkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.

Jadi, berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, tujuan belajar

itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap

mental/ nilai-nilai. Metode pembelajaran adalah cara kerja yang terencana, teratur,

dan bersistem dalam suatu pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan. Metode pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan strategi

pengajaran dan membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Hamalik (2003: 26)

menyatakan bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan

materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Suatu metode

mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam

proses pembelajaran. Metode atau strategi pembelajaran harus menekankan pada

kegiatan siswa.

Page 48: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 260) dinyatakan

bahwa pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia dilaksanakan untuk membantu

peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

telah ditetapkan dalam kurikulum KTSP. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

diperlukan strategi pembelajaran diantaranya pemilihan dan penggunakan metode

yang tepat terutama pada pembelajaran menulis atau mengarang. Metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru harus dinamis, demokratis, berorientasi

pada siswa, dan tidak membosankan juga mampu merangsang siswa kreatif dan

inovatif sehingga siswa merasa memiliki kemampuan dan berapresiasi dan timbul

ketertarikannya pada pelajaran menulis. Karena menggunakan metode belajar

yang bervariasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk

memotivasi siswa untuk belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Zahera (2000:

25), bahwa beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk memotivasi siswa,

antara lain: guru harus memperjelas tujuan belajar yang akan dicapai; guru harus

menggunakan metode yang belajar yang bervariasi; membuat situasi persaingan;

mengadakan evaluasi yang berkesinambungan; dan guru harus membuat contoh

yang baik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran merupakan cara kerja yang terencana, teratur, dan bersistem. Suatu

pembelajaran untuk mencapai tujuan yakni untuk membantu peserta didik dalam

mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam

kurikulum. Untuk mencapai tujuan tersebut guru harus menerapkan strategi

pembelajaran diantaranya pemilihan dan penggunaan metode yang tepat yang

mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.

b. Pengertian SQ3R

Metode SQ3R merupakan suatu prosedur belajar yang sistematik yang

dikembangkan oleh Robinson pada tahun 1970. SQ3R sendiri kependekan dari

Survey, Question, Read, Recite, dan Review. Horowitz (1996:141) merinci fase-

fase dalam proses membaca meliputi survey, question, read, recite, review.

Robinson (1970) The SQ3R wich stand for survey, quetion, read, recite, adn

review to provide a structured approach for student to use when studying content

Page 49: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

to material, artinya SQ3R merupakan kepanjangan dari survey atau membaca

sekilas, pertanyaan atau membuat pertanyaan, membaca, menyatakan kembali,

dan meninjau ulang metode ini digunakan untuk membantu belajar siswa saat

memahami materi. Suyatmi (1997: 210) membuat akronimnya dalam bahasa

Indonesia menjadi surtabaku yang merupakan akronim dari survei, tanya, baca,

katakan, dan ulang. Ada beberapa manfaat yang bisa dipetik dari penggunaan

metode ini dalam kegiatan membaca (Suyatmi, 1997: 210-211).

Pertama, adanya tahap Survey terhadap bacaan yang dihadapi memberi

kemungkinan pada pembaca untuk menentukan apakah materi yang dihadapinya

itu sesuai dengan keperluannya atau tidak. Hal itu berarti jika bacaan itu memang

diperlukannya, tentu pembaca akan meneruskan kegiatan membacanya. Jika tidak,

pembaca akan mencari bahan lain yang sesuai dengan kebutuhannya.

Kedua, metode SQ3R memberi kesempatan kepada para pembaca untuk

berlaku fleksibel. Artinya pengaturan kecepatan membaca untuk setiap bagian

bahan bacaan tidaklah harus sama. Pembaca akan memperlambat tempo

bacaannya manakala bertemu dengan hal-hal yang relatif baru baginya, yang

memerlukan perenungan untuk dapat memahaminya, dan bagian-bagian

bacaanyang berisi informasi yang diperlukan. Sebaliknya, pembaca akan

menaikkan tempo kecepatan bacanya, jika bagian-bagian bacaan itu dipandang

kurang relevan dengan kebutuhannya atau sudah dikenalinya. Harvey dan

Goudvis (2007:82) bahwa dengan melatih siswa membuat pertanyaan sebelum

membaca intensif suatu teks adalah cara untuk mengondisikan mereka menjadi

pembaca yang senantiasa berpikir kritis dan mandiri.

Ketiga, metode SQ3R membekali pembaca dengan metode belajar yang

sistematis. Belajar dengan menggunakan metode tertentu akan menghasilkan

efisiensi dan efektifitas hasil belajar yang lebih baik daripada tidak bermetode.

Penerapan metode ini dalam pembelajaran akan menghasilkan pemahaman yang

komprehensif, bukan ingatan. Pemahaman yang komprehensif relatif akan

bertahan lebih lama tersimpan di dalam otak kita, daripada hanya sekadar

mengingat fakta.

Page 50: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

a. Tahap Survey ( Menjelajahi)

Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum

membacanya secara lengkap (Suyoto, 2008: 1). Pendapat yang lebih komplet

dikemukakan oleh Soedarso (2002: 60), prabaca adalah teknik untuk mengenal

bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal

organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca. Survey the chapter by reading

and thinking about the chapter title, the introductory paragraph, the heading and

subheadings the concluding paragraph, artinya sebelum membaca siswa

melakukan membaca sekilas tentang bacaan dengan memperhatikan judul bab,

sub judul, judul, dan sub judul dalam setiap paragraf. Berdasarkan pendapat

kedua tokoh tersebut jelas bahwa survei dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

bacaan tersebut akan bermakna baginya. Kegiatan prabaca dilakukan untuk

mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk:

mempercepat penangkapan arti, mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide yang

penting, melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut, mendapatkan minat

perhatian yang saksama terhadap bacaan, dan memudahkan mengingat lebih

banyak dan memahami lebih mudah. Tujuan tersebut sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Anne Ediger, Roberta Alexander, dan Krystyna Srutwa (1989:

iv), bahwa prabaca berfungsi untuk memotivasi pembaca, guna memperoleh

prediksi tema dan mendapat gambaran informasi dan topik bacaan. Ada beberapa

teknik dalam melakukan survei. Setiap jenis bacaan, teknik surveinya pun

berbeda.

1) Survei Buku

Dalam prabaca buku, tindakan yang perlu dilakukan, antara lain :

(1) memperhatikan judul dan topik,

(2) telusuri daftar isi,

(3) baca kata pengantar,

(4) lihat tabel, grafik, dan gambar, dan

(5) telusuri indeks.

2) Survei Bab

Page 51: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Soedarso (2002: 61) sebelum membaca suatu bab, adakan survei terlebih

dahulu yang lebih teliti lagi dibandingkan survei secara keseluruhan isi buku.

Selain itu, diamati pula subjudul-subjudul dan kaitannya, alat-alat bantu visual

yang ada di bab seperti grafik, peta, dan lain-lain. Alat-alat bantu visual tersebut

mampu memberikan gambaran secara jelas bab yang dibahas. Selanjutnya

perhatikan paragraf pertama dan akhir, karena kadang-kadang penulis

menggunakan paragraf tersebut untuk menyampaikan pokok yang akan

dibicarakan dalam bab itu. Kemudian lihatlah ringkasannya, karena ringkasan

atau ikhtisar merupakan kesimpulan isi dari bab tersebut. Terakhir, melihat

subjudul-subjudul, karena dengan adanya subjudul, pembaca semakin mengetahui

hubungan bagian-bagian isi buku itu.

3) Survei Artikel

Ada beberapa macam artikel yang dibaca, yaitu (1) ada yang terus saja

ditelan, (2) ada yang perlu diuji kembali, (3) ada yang perlu diringkas, (4) ada

yang perlu ditimbang-timbang, dan (5) ada yang langsung dibuang saja (Soedarso,

2002: 61). Oleh karena itu, sebelum membaca hendaklah melakukan survei

terlebih dahulu. Barulah jika diperlukan, membacanya secara keseluruhan. Setiap

artikel umumnya terbagi dalam tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup/

kesimpulan. Setiap paragraf mempunyai topik yang memuat pokok pikiran

paragraf. Kalimat pertama atau dua kalimat pertama biasanya kalimat topik.

Berikut tahapan prabaca yang dapat dilakukan: pertama baca judul, judul tidak

hanya menunjukkan masalah yang akan dibahas, tetapi untuk merangsang

pembaca berpikir hal-hal yang akan didapatkan dari judul, gagasan-gagasan yang

ada, dan hal yang telah diketahui. Kedua baca semua subjudul dengan cepat.

Subjudul membantu pembaca membentuk pengertian yang menyeluruh. Subjudul

menunjukkan fokus yang khusus serta aspek-aspek yang mengacu pada

keseluruhan topik. Ketiga baca kalimat pertama sub-bab, karena kalimat pertama

sering menuturkan isi bagian tulisan itu. Jika tidak maka baca kalimat terakhir

paragraf karena kalimat inisering mengulangi gagasan utama paragraf tersebut.

Keempat amati tabel untuk memahami isi. Kelima buang jika memang benar-

benar tidak dibutuhkan dan tidak bermanfaat.

Page 52: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Tahap Question (Bertanya)

Beatty (2002: 2) sebelum kegiatan membaca dilakukan, dimulai dengan

menyusun beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir

mengenai topik secara kesatuan. Question by selecting the first topic in the

chapter and restaters it in the form of a question, pertanyaan dibuat berdasarkan

hasil membaca sekilas yang pertama dengan melihat topik bacaan dan memulai

untuk membuat pertanyan. Kegiatan ini sebagai aktivitas pemanasan sebelum

membaca. Hal ini dikarenakan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat berdasarkan

prediksi-prediksi pembaca pada saat melakukan survei akan memandu pembaca

pada saat melakukan aktivitas baca yang sesungguhnya. Pertanyaan ini muncul

karena dorongan atau hasrat ingin tahu tentang sesuatu hal yang diduga jawabnya

akan diperoleh melalui bacaan tersebut. Mengajukan pertanyaan bisa dengan

mengubah judul dan subjudul serta sub bab dari subjudul menjadi suatu

pertanyaan. Gunakan kata-kata siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan

bagaimana (5W1H). Mel Silberman (1996 : 94) menjelaskan manfaat dari

pertanyaan yaitu membuat siswa aktif sehingga pembelajaran yang berlangsung

menjadi efektif. Terlebih dahulu, tanpa penjelasan dari guru, siswa mencari

permasalahan yang ada dalam bacaan. Atau dengan cara guru menstimulus siswa

dengan beberapa pertanyaan. Pada waktu survei buku secara keseluruhan,

pertanyaan yang disusun mungkin terlalu umum, tetapi pada saat survei pada bab

ke bab pertanyaan-pertanyaan itu dapat lebih spesifik. Suatu pertanyaan dapat

menimbulkan beberapa pertanyaan lain tentang isi bacaan secara lebih mendalam.

Berdasarkan pengalaman, membaca dengan maksud untuk dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan biasanya lebih sungguh-sungguh dan cermat daripada

membaca hanya sekadar untuk membaca.

c. Tahap Read (Membaca)

Tahap selanjutnya dilakukan kegiatan membaca sesungguhnya untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan (Zuchdi, 2007:128). Pembaca

tidak diharuskan untuk membaca dengan kecepatan yang sama. Robinson (1970)

The student is to read to answer purpose question formulated in step 2 question,

artinya pada tahap ketiga siswa membaca teks untuk menjawab pertanyaan yang

Page 53: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

telah dibuat pada tahap kedua yaitu tahap membuat pertanyaan. Hal ini ditentukan

oleh tujuannya dan karakteristik bacaan yang dihadapinya. Cara membacanya pun

bukan seperti membaca novel yang hanya mengikuti apa yang sedang

berlangsung, melainkan secara kritis. Baca tulisan bagian demi bagian. Bersamaan

membaca bagian-bagian itu, mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul

sehubungan dengan topik bacaan. Soedarso (2002: 63) pada tahap membaca ini

ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu (1) jangan membuat catatan-catatan

karena akan memperlambat kecepatan membaca dan berbahaya jika hanya

merupakan kutipan kata-kata penulisnya saja, (2) jangan membuat tanda-tanda

seperti garis bawah pada kata maupun frasanya, acap kali setelah selesai

membacanya ternyata salah memilih. Pada tahap membaca ini, konsentrasikan

diri untuk mendapatkan ide pokoknya serta mengetahui detail yang penting.

d. Tahap Recite (Menceritakan Kembali)

Recite merupakan kegiatan menceritakan kembali isi bacaan yang telah

dibaca dilakukan setelah pembaca merasa yakin bahwa sejumlah pertanyaan yang

dirumuskan sebelum kegiatan membaca dilakukan telah terpenuhi (Soedarso,

2002: 63-64). Kegiatan menceritakan kembali isi bacaan ini disebut juga dengan

retall yang berfungsi untuk mengingat hal-hal yang telah didapatkan. Recites the

information obtained in step 3 by restarting the answer in one's own word and

then writing the response, artinya tahap menceritakan kembali mendapatkan

informasi pada tahap ketiga yaitu tahap membaca dan kemudian digunakan untuk

menjawab pertanyaan pada tahap kedua yatiu tahap membuat

pertanyaan.Walaupun bahan bacaan mudah dipahami, pastikan tahap recite atau

mengutarakan kembali isi bacaan ini jangan dilewatkan agar hal-hal penting yang

telah didapatkan tidak mudah dilupakan. Lebih lanjut Zuchdi (2007: 129)

menjelaskan tahap recite ini dilakukan dengan cara menyatakan jawaban dan

bukti dikemukakan kepada diri sendiri dengan bergumam, bersuara, atau dalam

bentuk catatan tulisan.

Hal itu berarti dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sebelum

membaca pembaca mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan bergumam

atau bersuara yang dikemukakan pada dirinya sendiri, atau menulis jawabannya

Page 54: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

pada selembar kertas tanpa melihat buku. Hal-hal yang perlu diperhatikan di

dalam pembuatan ikhtisar bacaan meliputi: (1) ikhtisar dibuat dengan kata-kata

sendiri, (2) ikhtisar dibuat secara singkat, padat, dan jelas yang mencakup butir-

butir penting isi bacaan, (3)kegiatan ini dilakukan tidak bersamaan dengan

kegiatan lain, misalnya mencatat sambil membaca atau mencatat sambil

membuka-buka kembali halaman bacaan,(4) setelah selesai membuat ikhtisar

kemudian direnungkan lagi apakah hal itu sesuai dengan pendapat penulis.

e. Tahap Review (Meninjau Kembali)

Soedarso (2002: 64) daya ingat manusia terbatas. Sekalipun pada waktu

membaca 85% pembaca menguasai isi bacaan, kemampuannya dalam nwaktu 8

jam untuk mengingat detail bagian yang penting tinggal 40%. Lalu dalam tempo

dua minggu pemahamannya tinggal 20%. Bagaimana jika selang satu

bulanbahkan 1 tahun? Tentu tinggal 2% saja hal yang diingat oleh manusia. Oleh

karena itu, kegiatan terakhir yaitu review janganlah dilewatkan. Review

merupakan kegiatan mengulangi kembali judul/ subjudul/ subbab guna

mendapatkan hal-hal penting yang seharusnya diingat (Soedarso, 2002: 64). Hal

ini sangat bermanfaat karena review merupakan salah satu strategi membaca,

yang membuat siswa memahami keseluruhan ide (Beatty, 2002: 6) Student review

the material by reading parts of the text, student verify answer given during in

step 4, recite this helps retain information better and gives immadiate feedback,

artinya siswa meninjau ulang materi bacaan pada tahap ketiga, kemudian

digunakan untuk menjawab pertanyaan pada tahap keempat, hal ini membantu

siswa memperoleh informasi dengan baik dan mendapat umpan balik yang baik

pada tahap meninjau ulang ini.

Manfaat dari kegiatan review ini diperkuat oleh pernyataan Zuchdi (2007:

129) bahwa, meninjau kembali, dilakukan dalam jarak waktu yang tepat setelah

membaca guna mengingatnya secara permanen. Dengan demikian dari beberapa

pendapat di atas dapat disimpulkan manfaat review antara lain: (1) dapat

membantu dan meningkatkan isi bacaan, (2) lebih memperjelas pemahaman daya

ingat, (3) memperoleh hal penting lain yang luput dari pengamatan pada saat

membaca. Meninjau ulang hanya dengan melihat-lihat bagian-bagian tertentu

Page 55: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

yang dianggap perlu untuk sekadar menyegarkan kembali ingatan. Bagian-bagian

tersebut misalnya, judul-judul dan sub-judul, gambar-gambar, diagram-diagram,

grafik-grafik, dan memeriksa kembali pertanyaan-pertanyaan baik yang telah

tersedia dalam bacaan ataupun pertanyaan yang telah dirumuskan sendiri.

Melalui kegiatan peninjauan ulang ini, pembaca bukan sekadar harus merasa

yakin bahwa apa yang akan dibacanya itu telah dikuasai dan dipahaminya,

melainkan juga harus merenungkan dan memikirkan tingkat keberterimaan

gagasan penulisnya, kelemahan dan kebaikan sajian buku tersebut, bila perlu

memikirkan kritik dan saran untuk penyempurnaan buku tersebut. Akan lebih

baik lagi jika hasil-hasil bacaan itu ditulis dan dirangkum (Zuchdi, 2007: 131).

Pembuatan rangkuman ini meliputi: (1) judul buku, nama pengarang, penerbit,

dan tahun terbit, (2) topik atau tema bacaan, (3) catatan ringkas mengenai pokok-

pokok penting isi bacaan dan ditulis dengan menggunakan bahasa sendiri, (4)

kutipan selengkapnya bagian informasi atau pernyataan yang dipandang penting

disertai keterangan sumber otentik (tahun terbit dan halamannya).

Berdasarkan penjabaran dari tahap-tahap SQ3R di atas, dapat disimpulkan

bahwa, tahap survei bacaan dilakukan untuk mendapatkan gagasan umum apa

yang akan dibaca. Lalu dengan mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri

yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan tersebut akan lebih

memudahkan pembaca memahami bacaan. Kemudian dengan mencoba

mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya, pembaca akan

menguasai dan mengingatnya lebih lama. Sehingga metode ini memungkinkan

para siswa untuk belajar secara sistematis dengan bantuan langkah-langkah kerja

yang tepat dan efisien.

c. Pembelajaran Membaca Intensif dengan Metode SQ3R

Ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Berikut ini skenario proses

belajar mengajar yang diadaptasi dari Suyatmi (1997: 213). Sebelum kegiatan ini

dilaksanakan hendaknya tiap-tiap siswa mempunyai artikel yang sama dari

sumber yang sama pula.

Page 56: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Langkah 1 Apersepsi

Pada langkah apersepsi ini, kegiatan diarahkan pada hal-hal yang

berkenaan dengan bagaimana memilih dan memahami artikel. Misalnya artikel-

artikel menarik yang pernah dibaca, hambatan dalam memahami artikel dan

kebingungan menentukan perlu tidaknya artikel tersebut dibaca.

Langkah 2 Melakukan Survey

Survey langkah ini untuk menunjukkan pada para siswa tentang perlu

tidaknya membaca suatu artikel secara keseluruhan. Hal-hal yang dilakukan saat

mensurvei artikel yaitu , pertama membaca judul. Judul merupakan ungkapan

yang mewakili seluruh isi karya (Keraf, 2003: 128). Suatu judul tidak hanya

menunjukkan masalah yang akan dibahas, tetapi juga untuk merangsang pembaca

berpikir tentang hal-hal yang akan didapatkan, gagasan yang akan diperoleh, dan

hal-hal yang telah diketahui dari judul tersebut.

Kedua baca semua subjudul dengan cepat. Subjudul membantu pembaca

membentuk pengertian yang menyeluruh. Subjudul menunjukkan fokus yang

khusus serta aspek-aspek yang mengacu pada keseluruhan topik. Ketiga amati

tabel, skema, atau peta. Tabel, skema, dan peta biasanya direncanakan oleh

penulis untuk mempermudah pembaca memahami bacaan. Keempat baca

pengantar. Pengantar ini berfungsi memberikan gambaran awal isi artikel. Selain

itu, untuk memberikan arah pembicaraan artikel. Jika tidak ada pengantar, maka

baca dua paragraf pertama dengan kecepatan tinggi untuk mendapatkan ide,

cerita, latar, nada, suasana, dan gaya penulisnya. Pada umumnya penulis

memberikan pengantar pada beberapa paragraf pertama. Hal tersebut akan

membantu pembaca menangkap isi. Kelima baca kalimat pertama subbab.

Kalimat pertama sering menuturkan isi bagian tulisan itu. Tetapi adakalanya

kalimat pertama ini hanya merupakan kalimat transisi atau hanya untuk menarik

perhatian pembaca. Jika demikian maka baca kalimat terakhir paragraf tersebut.

Keenam buatlah keputusan. Jika memang tidak bermutu dan tidak berguna lebih

baik tidak dibaca. Kegunaan prabaca di sini memang untuk menentukan artikel itu

layak dibaca atau tidak.

Page 57: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Langkah 3 Latihan Membuat Pertanyaan

Setelah penjajagan selesai, langkah selanjutnya adalah membuat

pertanyaan berdasarkan masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil

penjajagan. Pertanyaan berfungsi sebagai pemandu di dalam kegiatan membaca

yang sesungguhnya nanti (Suyoto, 2008: 2). Misalnya saja dari sebuah artikel

yang berjudul “Susu Banyak Mengandung Gizi”. Berdasarkan judul tersebut

pembaca dapat membuat pertanyaan-pertanyaan yaitu: Pentingkah susu itu

untuk pertumbuhan anak? Apa hubungan susu dengan pertumbuhan anak? Atau

dengan kata tanya siapa, apa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana yang

biasanya dirumuskan dalam 5W1H. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan itu

diharapkan siswa akan termotivasi untuk mencari jawabannya pada saat dia

melakukan kegiatan membaca. Pertanyaan-pertanyaan itu berfungsi sebagai

pemandu kegiatan membaca.

Langkah 4 Membaca

Kegiatan membaca ini disebut dengan kegiatan membaca mandiri

(Suyatmi, 1997: 217) yang mana setiap anak diminta untuk membaca uraian

artikel tersebut. Kegiatan membaca, mula-mula dilakukan secara bertahap

dibawah bimbingan dan instruksi guru. Misalnya sebelum siswa membaca, guru

mengingatkan agar siswa membaca dalam hati dan tidak boleh menggerakkan

bibir. Lalu guru menyuruh membaca dua paragraf pertama dengan waktu 5 menit.

Setelah waktu berakhir, siswa ditanyai apakah dari paragraf yang telah dibaca ada

jawaban dari pertanyaan yang telah disusun. Jika ada maka siswa diminta untuk

mengingat jawaban dari pertanyaan tersebut. Namun jika tidak ada maka kegiatan

membaca dapat dilanjutkan. Kegiatan membaca terbimbing ini bisa dilakukan

sampai pada 5 atau 6 paragraf. Caranya sama seperti di atas. Untuk kegiatan baca

selanjutnya, diserahkan kepada masing-masing anak. Setiap anak mempunyai

daftar pertanyaan khusus yang telah dicatatnya dalam buku catatan.

Langkah 5 Mencatat Jawaban Pertanyaan

Setelah kegiatan membaca dianggap tuntas, selanjutnya diikuti oleh

kegiatan penceritaan ulang hasil baca (Zuchdi, 2007: 129). Sebagai tolak ukur,

para siswa dapat memanfaatkan pertanyaan yang dibuatnya sebagai pemandu

Page 58: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

penceritaan hasil baca. Hal yang harus diingatkan kepada siswa adalah bahwa

penceritaan ulang hasil baca hendaknya menggunakan kata-kata sendiri. Jika

siswa sudah merasa yakin bahwa dirinya dapat memahami buku yang dibacanya,

kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan jawaban untuk deretan pertanyaan.

Kegiatan ini diikuti dengan latihan membuat ikhtisar bacaan yang berpatokan

pada butir-butir penting dari ide-ide penulis dalam bacaan dalam beberapa

kalimat.

Langkah 6 Meninjau Ulang Kegiatan dari Hasil Baca

Sebelum pelajaran diakhiri, guru dan siswa secara bersama memerikan

ulang bagian-bagian artikel itu, mulai dari judul hingga paragraf terakhir artikel

tersebut. Bagian-bagian yang diperiksa hanyalah bagian-bagian penting yang

dianggap dapat menyegarkan kembali ingatan dan pemahaman pembaca

terhadaphasil baca. Kemudian diikuti dengan pembuatan bagan atau skema

tentang organisasi pikiran siswa mengenai artikel tersebut.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Melalui Metode SQ3R

Pada Siswa Kelas V SD Negeri Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

Tahun Pelajaran 2006/2007 oleh Sulistyowati. Jenis penelitian ini adalah PTK

dengan tujuan penelitian untuk menemukan faktor-faktor penyebab rendahnya

kualitas keterampilan membaca siswa dan strategi mengajar membaca yang sesuai

dengan kondisi siswa agar dapat meningkatkan kualitas keterampilan membaca.

Kesamaan penelitian Sulistyowati dengan penelitian ini adalah objek kajian

penelitian, yaitu keterampilan membaca dan cara evaluasinya.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh ST. Y. Slamet, dosen PGSD FKIP UNS Surakarta dalam Jurnal

Penelitian Pendidikan FKIP UNS 2003 yang berjudul: “Kemampuan Membaca

Intensif Mahasiswa Ditinjau dari Penguasaan Struktur Kalimat dan Pengetahuan

Derivasi Survei di Program PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta”.

Penelitian tersebut menyatakan bahwa kemampuan membaca merupakan

Page 59: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh pelajar agar mereka dapat mengikuti

seluruh kegiatan dalam proses pendidikan dan pembelajaran dengan baik dan

lancar.

R. Pipit Budi Astuti (2008) mahasiswa FKIP Bahasa Indonesia UNS

dalam skripsinya yang berjudul: “Optimalisasi Pembelajaran Membaca Intensif

dengan Peta Konsep Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sukoharjo” (tidak

dipublikasikan). Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa dengan

penerapan peta konsep dalam membaca pemahaman, yaitu dengan cara siswa

membuat sebuah peta yang berisi konsep-konsep yang terkandung dalam bacaan yang

dibacanya, dapat meningkatkan kualitas proses membaca intensif dan kemampuan

membaca intensif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti

lakukan adalah sama-sama mengkaji pembelajaran membaca intensif.

Perbedaannya terletak pada bentuk tindakanyang dilakukan.

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Rahmat Husein, I Wayan Dirgayasa, Marlina Tobing, Simarmata,

dan Khairiah dalam Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran (PPKP)

dikti tahun 2006 yang berjudul: ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Penguasaan

Membaca Pemahaman Siswa Kelas III SLTP Negeri 27 Medan Melalui Metode

SQ3R ” (tidak dipublikasikan). Penelitian ini mengungkapkan bahwa

menggunakan metode SQ3R dalam membaca pemahaman membuat siswa

berpikir kritis dan kreatif, dimulai dari menghubungkan latar belakang pengetahuan

dengan teks pada prabaca sampai dengan mengulang bagian-bagian penting di akhir materi

sehingga siswa menjadi pembaca yang efektif dan efisien.Penelitian inilah yang

menginspirasi peneliti untuk mencoba menerapkan penelitian ini pada kelas yang

lebih tinggi.

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Sumarwati dan Purwadi dosen FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam Jurnal penelitian FKIP UNS 2010

yang berjudul “Pembuatan Pertanyaan Awal pada Kegiatan Prabaca Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif”. Penelitian tersebut menyatakan

bahwa kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai

Page 60: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

oleh pelajar dengan cara membuat pertanyaan pada tahap prabaca agar mereka

dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pendidikan dan pembelajaran

dengan baik dan lancar.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil survei awal, pretes, dan wawancara dengan guru dan

siswa kelas V SD Negeri 1 Jetis, diperoleh kesimpulan bahwa motivasi dan hasil

pembelajaran membaca intensif dinilai masih rendah. Motivasi siswa dalam

aktivitas membaca rendah. Hal ini terlihat sikap siswa dalam mengikuti

pembelajaran membaca intensif kurang semangat, siswa meletakkkan kepalanya

di meja waktu pelajaran membaca sekaligus cepat-cepat mengerjakan soal tanpa

membaca bacaan dengan teliti, sehingga siswa kesulitan menemukan maksud atau

informasi dari penulis.

Sedangkan metode pembelajaran membaca intensif yang diterapkan guru

selama ini pun belum mampu mengoptimalkan kemampuan membaca intensif

siswa, sehingga prestasi kemampuan membaca intensif siswa rendah. Metode

yang digunakan yaitu (1) guru menyuruh siswa membaca teks, (2) siswa

mengerjakan soal latihan, dan (3) jawaban siswa dikoreksi dengan cara guru

memberikan jawaban yang benar.

Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode yang dapat

diterapkan untuk memudahkan siswa dalam memahami suatu bacaan. Salah satu

metode yang dapat diterapkan adalah metode SQ3R. Penggunaan metode ini

memberikan motivasi pada siswa untuk membaca dengan konsentrasi tinggi

dengan waktu yang relatif sedikit. Siswa diajak untuk memahami bacaan melalui

5 tahap, yaitu Survey, Question, Read, Recite, dan Review. Survey bacaan

dilakukan untuk mendapatkan gagasan umum bacaan. Tahap Question yaitu

mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri, jawaban yang diharapkan

terdapat dalam bacaan tersebut dapat membantu pemahaman terhadap bacaan

(Read ). Kemudian mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok-pokok penting

(Recite dan Review), akan membuat siswa menguasai dan mengingatnya lebih

lama. Dengan metode pembelajaran seperti ini diharapkan dapat meningkatkan

Page 61: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

kemampuan membaca pemahaman pada siswa. Siswa diharapkan tidak

mengalami kesulitan lagi untuk menemukan informasi bacaan, sehingga

pembelajaran membaca dapat berjalan efektif. Kerangka pemikiran tersebut

digambarkan pada gambar halaman berikut.

Gambar 2. Alur kerangka berpikir

Prosedur Pembelajaran

Guru menjelaskan materi membaca intensif.

Guru memberi tugas siswa untuk membaca teks yang ada di dalam buku paket.

Siswa mengerjakan tugas. Siswa mengumpulkan tugas.

Prosedur Pembelajaran

Guru menjelaskan materi membaca intensif. Guru menjelaskan metode SQ3R pada tahap

membaca. Guru menjelaskan tahap membaca sekilas

kepada siswa disertai dengan contoh. Guru menjelaskan membuat pertanyaan

dengan bantuan 5W1H disertai dengan contoh.

Guru menjelaskan tahap membaca yang efektif kepada siswa disertai dengan contoh.

Guru menjelaskan tahap menyatakan kembali kepada siswa dengan cara menjawab pertanyaan yang sudah dibuat pada tahap kedua.

Guru menjelaskan tahap meninjau ulang dengan cara membuat rangkuman isi cerita kepada siswa disertai dengan contoh.

Kualitas Prosedur dan Hasil Motivasi siswa dalam

pembelajaran membaca intensif rendah

Kemampuan membaca intensif siswa rendah

Kualitas Prosedur dan Hasil Motivasi siswa dalam pembelajaran

membaca intensif meningkat Kemampuan membaca intensifs

siswa meningkat

Sebelum Tindakan: Konvensional (tanpa metode

SQ3R)

Selama Tindakan: Metode SQ3R

Pembelajaran Membaca Intensif kelas V SDN 1 Jetis Kabupaten Karanganyar

Page 62: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

D. Hipotesis Tindakan

Penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca intensif,

diharapkan dapat :

1. Meningkatkan motivasi membaca intensif siswa kelas V SD Negeri 1 Jetis,

Kabupaten Karanganyar.

2. Meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas V SD Negeri 1

Jetis, Kabupaten Karanganyar.

Page 63: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar.

Tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilakukan selama enam bulan,

yakni mulai bulan Desember sampai dengan Mei 2012 Adapun pelaksanaan

pembelajaran membaca diselenggarakan pada semester genap (semester kedua),

yaitu bulan Maret sampai dengan April 2012

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama lima bulan yakni pada bulan Januari 2011

sampai dengan Juni 2012. Untuk lebih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan

dapat dilihat pada Tabel waktu dan jenis kegiatan penelitian berikut ini.

Tabel 4. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian No Kegiatan Bulan

Jan

12

Feb

12

Mar

12

April

12

Mei

12

Juni

12

1. Persiapan survei awal sampai

penyusunan proposal

-xx

2. Menentukan informan,

menyiapkan peralatandan

instrumen

--xx

3. Pengajuan surat izin

penelitianke sekolah

-xx

4. Pengumpulan Data Pelaksanaan

Siklus I

Siklus II

Siklus III

--x

--xx

---xx

5. Analisis data X X

6. Penyusunan laporan X

Page 64: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Jetis,

Kabupaten Karanganyar. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah

pembelajaran membaca intensif mata pelajaran Bahasa Indonesia.

C. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research), yaitu penelitian yang merupakan hasil kolaborasi antara peneliti dan

guru sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Suharsimi Arikunto,

dkk (2006: 58) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu

penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu

praktik pembelajaran di kelas.

Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi

Arikunto, dkk. (2006 : 62), antara lain: (1) adanya tindakan yang nyata yang

dilakukan dalam situasi yang dialami dan ditujukan untuk menyelesaikan

masalah; (2) menambah wawasan keilmiahan dan keilmuan; (3) sumber

permasalahan berasal dari masalah yang dialami guru dalam pembelajaran; (4)

permasalahan yang diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas, dan penting; (5)

adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti; (6) ada tujuan penting dalam

pelaksanaan PTK, yaitu meningkatkan profesionalisme guru, ada keputusan

kelompok, bertujuan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yang

bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan realita yang ada. Peneliti

mencoba memberikan gambaran dan menjelaskan segala peristiwa dalam

pelaksanaan tindakan serta hasil penelitian dalam bentuk data tertulis.

Page 65: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

D. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian tersebut, antara lain.

1. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Ibu Nunik Sri Utami S.pd guru

kelas V SD Negeri 1 Jetis dan sua siswa (Ilham, dan Okta) kelas V SD

Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar.

2. Peristiwa

Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran membaca

intensif dengan menerapkan metode SQ3R.

3. Dokumen dan Arsip

Dokumen yang dijadikan sumber data pada penelitian ini, meliputi

catatan hasil observasi selama proses pembelajaran, hasil tes siswa berupa

hasil membaca siswa, daftar nilai, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

catatan hasil wawancara yang ditranskrip, dan foto kegiatan pembelajaran

membaca.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1) Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati jalannya kegiatan belajar

mengajar membaca intensif guru di kelas. Peneliti bertindak sebagai

partisipan pasif yang duduk di bagian kelas paling belakang yang mengamati

jalnnya kegiatan belajar mengajar di kelas.

Hasil observasi peneliti didiskusikan dengan guru yang bersangkutan

untuk kemudian dianalisis bersama-sama untuk mengetahui berbagai

kelemahan yang ada dan untuk mencari solusi terhadap segala kelemahan

yang ada. Hasil diskusi yang berupa solusi utnuk berbagai kelemahan tersebut

untuk kemudian dilaksanakan dalam siklus selanjutnya. Observasi terhadap

guru difokuskan pada kemmapuan guru mengelola kelas dan memancing

keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan observasi

Page 66: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

terhadap siswa difokuskan pada keaktifan siswa saat proses pembelajaran,

kegiatan dimulai dari awal pembelajaran yang berkaitan dengan membaca.

2) Wawancara

Wawancara dilakukan kepada dua siswa SD Negeri 1 Jetis yaitu Ilham dan

Okta, guru kelas V SD Negeri 1 Jetis, Ibu Nunik Sri Utami S.pd , kepala sekolah

Ibu Sri Isroiliyah S.pd, untuk menggali data tentang proses pembelajaran

keterampilan membaca dan metode yang digunakan dalam pembelajaran

membaca intensif.

3) Analisis Dokumen

Analisis dokumen dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan

membaca siswa selama dilaksanakannya tindakan yang meliputi daftar nilai siswa,

RPP, hasil pekerjaan siswa, wawanara yang sudah ditrasnkip, dan foto kegiatan

membaca intensif di kelas.

F. Teknik Validitas Data

Berbagai data yang didapatkan dalam penelitian ini diuji validitasnya

dengan beberapa teknik triangulasi, yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi

metode. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari

berbagai sumber yang berbeda. Data yang bersumber dari peristiwa proses

pembelajaran membaca ilmiah diuji keabsahannya dengan pernyataan-pernyataan

informan.

1. Triangulasi metode, teknik ini digunakan untuk membandingkan data yang

telah diperoleh dari hasil observasi dengan data yang diperoleh dari

kenyataan di lapangan maupun wawancara. Dalam hal ini peneliti

membandingkan hasil observasi dengan data yang berasal dari siswa yang

diperoleh melalui observasi dan wawancara terstruktur. Data yang berasal

dari guru diperoleh melalui wawancara mendalam yakni mengenai segala hal

yang terjadi dan berhubungan dengan kegiatan pembelajaran membaca di

kelas tersebut.

2. Triangulasi sumber data, teknik ini digunakan untuk menguji satu data yang

diperoleh dari sumber data yang berbeda. Misalnya, untuk menentukan

Page 67: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

keabsahan antusias siswa selama mengikuti pembelajaran, peneliti melakukan

trianggulasi sumber data dari siswa selaku informan dengan sumber data

dokumen yang berupa foto pembelajaran dan catatan lapangan. (Dalam hal ini

siswa dikatakan antusias jika dalam kegiatan pembelajaran siswa terlihat

bersemangat atau aktif baik saat mengerjakan tugas maupun memperhatikan

penjelasan guru serta merespons stimulus yang diberikan guru, yang

ditunjukkan melalui foto-foto pembelajaran ataupun catatan lapangan).

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis interaktif. Teknik tersebut mencakup kegiatan untuk mengungkap

kelemahan dan kelebihan kinerja guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Analisis model interaktif ini merupakan interaksi dari empat komponen, yaitu:

pemgumpulan data, penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan

(ferivikasi). Pada saat melakukan tahap pengumpulan data, peneliti sudah

melakukan reduksi dan display data sekaligus sesuai dengan kemunculan data

yang diperlukan. Adapun langkah-langkah analisis interaktif sebagai berikut ini.

1. Pengumpulan Data

Pegumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan guru dan murid, tes

mencatat dan merekam ujaran dan pembicaraan antara guru dan murid yang

terjadi dalam proses pembelajaran membaca.

2. Reduksi Data

Langkah yang dilakukan berupa penyeleksian, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah data ’mentah’ yang ada dalam

catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemilahan,

pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna, dan menatanya

sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi.

3. Sajian Data (Display Data)

Melalui sajian data, data yang telah terkumpul dikelompokkan dalam

beberapa bagian sesuai dengan jenis permasalahannya supaya mudah dilihat

dan dimengerti, sehingga mudah dianalisis. Langkah ini mencakup dan

Page 68: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

memasuki analisis data. Data yang ada dijabarkan dan ditafsirkan kemudian

dibandingkan antara data yang satu dengan data yang lain untuk menemukan

persamaan dan perbedaan

4. Penarikan Kesimpulan

Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun sajian data

diambil suatu kesimpulan. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau

perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan

sementara, yang ditarik pada akhir siklus I, ke kesimpulan terevisi pada akhir

siklus II dan seterusnya, dan simpulan terakhir pada akhir siklus terakhir.

Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir saling terkait dan

simpulan pertama sebagai pijakan.

Proses analisis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3. Model Analisis Interaktif

(Sutopo, 2002: 96)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah rangkaian tahapan penelitian dari awal hingga

akhir. Prosedur dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi: persiapan,

studi/survei awal, pelaksanaan siklus, dan penyusunan laporan. Pelaksanaan siklus

meliputi kegiatan sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan

Pengumpulan Data

Sajian Data Reduksi Data

Penarikan Simpulan

Page 69: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

tindakan; (3) observasi dan interpretasi; dan (4) analisis dan refleksi. Berikut ini

adalah gambaran singkat mengenai tahapan penelitian yang dilaksanakan.

Berikut ini adalah gambaran singkat mengenai tahapan penelitian yang

dilaksanakan.

Siklus I

Siklus II

Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2006: 74)

Permasalahan Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Pengamatan/

Pengumpulan Data

Refleksi I

Perencanaan

Tindakan II

Permasalahan Baru hasil Refleksi

Pelaksanaan Tindakan II

Pengamatan/ PengumpulanDa

ta

Refleksi II

Apabila Permasalahan Belum Terselesaikan

Dilanjutkan ke Siklus Berikutnya

Page 70: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Keterangan:

1. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil identifikasi dan penetapan masalah peneliti dan guru

kemudian berdiskusi untuk menemukan alternatif. Alternatif yang disepakati

antara peneliti dan guru adalah penerapan pendekatan proses dalam pembelajaran

membaca intensif. Pada tahap ini peneliti menyajikan data yang telah

dikumpulkan kemudian bersama guru menentukan solusi yang tepat berdasarkan

masalah yang dihadapi. Tahap perencanaan tindakan meliputi:

a. membuat skenario pembelajaran;

b. mempersiapkan sarana pembelajaran;

c. mempersiapkan instrumen penelitian; dan

d. mengajukan solusi alternatif berupa penerapan metode SQ3R dalam

pembelajaran membaca intensif.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilakukan dalam pembelajaran membaca intensif dengan

menerapkan metode SQ3R. Dalam setiap tindakan yang dilakukan selalu diikuti

dengan kegiatan pengamatan dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Pada tahapan

ini, peneliti mengadakan pengamatan apakah tindakan yang telah dilakukan dapat

mengatasi masalah yang ada. Selain itu, pengamatan dilakukan untuk

mengumpulkan data yang nantinya diolah untuk menentukan tindakan yang akan

dilakukan selanjutnya.

3. Observasi

Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan

aktivitas penerapan pendekatan proses dalam pembelajaran membaca intensif.

Dalam kegiatan ini, peneliti berperan sebagai partisipan pasif. Maksudnya,

peneliti berada dalam lokasi penelitian namun tidak berperan aktif. Peneliti hanya

mengamati dan mencatat segala aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa

pada saat pembelajaran membaca. Setelah itu, peneliti mengolah data untuk

mengetahui ada atau tidak peningkatan kualitas hasil dan proses pembelajaran

membaca intensif dengan penerapan metode SQ3R tersebut, juga untuk

mengetahui kelemahan yang mungkin muncul.

Page 71: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

4. Analisis dan Refleksi

Tindakan ini dilakukan dengan menganalisis atau mengolah data hasil

observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian yang perlu

diperbaiki dan bagian mana yang sudah mencapai tujuan penelitian. Dalam

melakukan refleksi, peneliti bekerjasama dengan guru sebagai kolaborator. Selain

itu, peneliti dengan guru juga mengadakan diskusi untuk menentukan langkah-

langkah perbaikan (solusi pemecahan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan

yang telah dilakukan). Setelah itu ditarik kesimpulan terhadap penelitian yang

telah dilakukan berhasil atau tidak sehingga berdasarkan kesimpulan tersebut

peneliti dan guru dapat menetukan langkah selanjutnya.

I. Indikator Keberhasilan Tindakan

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Suwandi, 2011: 66).

Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam suatu proses pembelajaran

dapat dikatakan berhasil apabila daya serap terhadap bahan pelajaran yang

diajarkan mencapai prestasi tinggi dan perilaku yang digariskan dalam tujuan

pengajaran telah dicapai siswa baik individu maupun kelompok. Indikator yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kualitas proses dan hasil

belajar dalam pembelajaran membaca intensif. Kualitas pembelajaran dapat dilihat

dari segi proses dan segi hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat

secara aktif, baik fisik, mental, sosial selama proses pembelajaran. Selain itu,

siswa juga menunjukkan kegairahan dan semangat yang tinggi terhadap

pembelajaran. Dilihat dari segi hasil pembelajaran dikatakan berhasil jika

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagaian besar (75%) siswa mengalami

perubahan positif dan output yang bermutu tinggi serta mendapat ketuntasan

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Kualitas proses yang diukur dalam penelitian ini dilihat dari motivasi siswa

dalam membaca intensif yang memperlihatkan kesungguhan, semangat dan

antusias siswa, sedangkan kualitas hasilnya adalah kemampuan siswa dalam

membaca intensif. Siswa dikatakan berhasil (tuntas) dalam membaca intensif jika

Page 72: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

mendapatkan nilai 70 dan siswa yang mendapatkan nilai di bawah 70

dinyatakan belum tuntas (KKM yang ditetapkan adalah 70). Berdasarkan hal

tersebut maka indikator dalam penelitian ini dirumuskan seperti pada tabel

berikut.

Tabel 5. Indikator Kinerja Penelitian

Aspek yang diukur

Persentase pencapaian pada

siklus akhir Cara mengukur

Motivasi siswa

dalam membaca

intensif dengan

metode SQ3R

Kemampuan siswa

dalam membaca

intensif

75%

75%

Diamati saat pembelajaran

dengan menggunakan lembar

observasi oleh peneliti dan

dihitung dari jumlah siswa

yang memperlihatkan

kesungguhan, semangat dan

antusias dalam membaca

intensif dengan SQ3R

Dihitung dari jumlah siswa

yang memperoleh nilai 70

dalam membaca intensif.

Siswa yang mendapat nilai

70 dinyatakan telah

mencapai ketuntasan belajar.

Page 73: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Pelaksanaan pratindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Maret

2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) di ruang kelas V SD Negeri 1 Jetis,

Kabupaten Karanganyar. Dalam pelaksanaannya, guru bertindak sebagai

pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti melakukan

observasi terhadap proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai partisipan

pasif dengan duduk di kursi paling belakang untuk mengamati jalannya

pembelajaran. Dalam pra siklus ini peneliti melakukan beberapa langkah, yakni:

(1) mengamati proses pembelajaran membaca intensif di kelas V (observasi); (2)

wawancara dengan guru; dan (3) wawancara dengan siswa.

Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa siswa

memang tampak memperhatikan keterangan guru namun tidak sedikit pula siswa

yang menguap, bosan, menopang dagu, serta sibuk beraktivitas sendiri. Dari hasil

pantauan peneliti dengan lembar observasi, diketahui bahwa siswa yang aktif

dalam pembelajaran sebanyak 10 siswa (29%) dari keseluruhan siswa yang

berjumlah 35 siswa. Dengan kata lain, sebanyak 25 siswa (71%) siswa tidak aktif

dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa, diperoleh 10 siswa (29%)

sudah dapat membaca intensif dengan baik, yaitu mendapatkan nilai 70

sedangkan 25 siswa (71%) perlu perbaikan.

Sebenarnya guru sudah berusaha untuk mengaktifkan siswa, tetapi kurang

berhasil. Guru sudah memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, tetapi tidak

ada siswa yang memanfaatkan kesempatan tersebut. Karena tidak ada pertanyaan,

guru menugaskan siswa untuk membaca. Saat membaca, siswa tampak masih

bingung dalam memahami isi bacaan. Beberapa siswa bertanya pada temannya

sehingga suasana kelas sedikit gaduh. Setelah ditegur guru, kelas kembali tenang.

Pekerjaan siswa dikumpulkan sesaat setelah bel pergantian jam pelajaran

berbunyi.

Page 74: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Jika dicermati, pembelajaran tersebut masih bersifat konvensional.

Pembelajaran masih berpusat pada guru meskipun siswa diberi kesempatan untuk

bertanya. Metode yang diterapkan pun kurang bervariasi. Ceramah masih

mendominasi kegiatan pembelajaran. Penugasan digunakan guru sebagai kegiatan

evaluasi pembelajaran. Sehubungan dengan metode yang dipilih guru dalam

pembelajaran, diakui guru saat wawancara, beliau belum menemukan metode

yang tepat dan mudah untuk mengajarkan materi membaca intensif.

Melihat kenyataan tersebut, tidak mengherankan jika siswa tampak tidak

aktif selama proses pembelajaran. Metode yang konvensional dan tidak bervariatif

membuat siswa jenuh dan enggan mengikuti pembelajaran membaca intensif yang

berujung pada hasil yang kurang memuaskan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan pada siswa diketahui bahwa

pembelajaran membaca intensif memang membosankan. Guru selalu

menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi. Di akhir

pembelajaran, guru selalu memberikan tugas sebagai evaluasi. Selain

menyebabkan kejenuhan, metode tersebut tidak memudahkan siswa untuk

memahami materi meskipun materi tersebut diajarkan berulang-ulang oleh guru.

Dari wawancara tersebut juga diketahui bahwa kesulitan terbesar siswa dalam

membaca intensif disebabkan oleh tidak adanya motivasi untuk membaca. Siswa

cenderung malas kalau disuruh membaca tidak ada keinginan untuk membaca.

Ada juga beberapa siswa yang sudah memiliki motivasi untuk membaca tetapi

kurang memperhatikan isi dari teks yang dibaca, sehingga siswa itu cenderung

hanya membaca teks saja tanpa memahami isi bacaan dengan baik.

Dari pretes yang dilakukan pada pratindakan diketahui bahwa

kemampuan membaca intensif kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar

tergolong rendah. Rendahnya kemampuan membaca intensif tersebut tampak

dalam indikator berikut:

1) siswa tidak termotivasi untuk membaca;

2) siswa tidak bisa memahami isi teks yang dibaca dengan baik;

3) pemanfaatan potensi kata kurang;

Page 75: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

4) siswa menganggap remeh pelajaran membaca;

5) kemampuan membaca intensif siswa sangat rendah; dan

6) sebagian besar siswa belum mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar.

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran tersebut,

diperoleh gambaran yang menunjukkan motivasi siswa selama kegiatan belajar-

mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:

1) siswa yang tampak termotivasi selama proses pembelajaran sebanyak 10 siswa

(29%), sedangkan siswa lainnya sebanyak 25 siswa (71%) tampak diam,

berbicara dengan temannya, melamun, dan sibuk sendiri (memainkan pulpen,

buku, dan penggaris);

2) berdasarkan hasil pekerjaan siswa, diperoleh 10 siswa (29%) sudah dapat

membaca intensif yang mencapai KKM yaitu mendapatkan nilai 70

sedangkan 25 (71%) siswa yang lain masih perlu perbaikan. Hal ini

disebabkan karena siswa belum memahami sepenuhnya tentang membaca

yang baik dan benar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 6. Nilai Membaca Intensif Siswa pada Pratindakan

No Nilai Frekuensi Presentase

1 80 2 6%

2 70 8 23%

3 60 15 43%

4 50 10 28%

Jumlah 35 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai membaca intensif pada pra

siklus adalah siswa yang mendapat nilai 80 berjumlah 2 siswa atau 6%.

Selanjutnya, siswa yang mendapat nilai 70 berjumlah 38 siswa atau 23%, siswa

yang mendapat nilai 60 berjumlah 15 siswa atau 43%. Sedangkan siswa yang

mendapat nilai 50 berjumlah 10 siswa atau 28%. Capaian nilai terendah yang

diperoleh siswa adalah 50, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah

Page 76: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

80. Secara keseluruhan, siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal

yang ditentukan 70 berjumlah 10 siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai

kriteria ketuntasan minimal berjumlah 25 siswa.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan pada pratindakan yang dilakukan diketahui bahwa ada dua

permasalahan utama yang menyebabkan banyak siswa tidak mencapai batas

minimal ketuntasan belajar. Permasalahan pertama adalah motivasi pembelajaran

siswa rendah. Permasalahan kedua adalah kemampuan dan pemahaman siswa

dalam membaca intensif masih rendah.

Proses penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing

terdiri atas empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Maret 2012 di ruang guru.

Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan

dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan

pada sikus pertama akan dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Maret 2012 (dua jam

pelajaran).

Tahap perencanaan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Peneliti mengusulkan penerapan metode SQ3R, yaitu dengan menggunakan

metode yang terdiri dari lima tahapan dalam membaca survey (membaca

sekilas), question (membuat pertanyaan), read (membaca), recite

(menceritakan kembali), dan review (meninjau ulang). Langkah-langkah yang

ditempuh pada siklus pertama antar lain:

a) guru membuka pelajaran dengan ucapan salam;

b) guru mengondisikan kelas;

Page 77: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

c) guru melakukan apersepsi mengenai pengalaman siswa dalam membaca

intensif melalui kegiatan tanya jawab;

d) guru menerangkan tentang membaca sekilas kepada siswa disertai dengan

contoh;

e) guru menerangkan tentang membuat pertanyaan kepada siswa diserati

dengan contoh;

f) guru menerangkan tentang tahap membaca kepada siswa disertai dengan

contoh;

g) guru menerangkan kepada siswa tetahap menyatakan kembali isi bacaan

dengan menjawab pertanyaan yang sudah dibuat pada tahap kedua disertai

dengan contoh;

h) guru menerangkan tahap meninjau ulang dengan membuat rangkuman isi

bacaan disertai dengan contoh;

i) guru menugasi siswa untuk membaca sebuah artikel yang dibagikan guru;

j) guru menugasi siswa untuk menceritakan kembali isi artikel yang

dibacanya dan menjawab pertanyaan yang sudah disediakan guru;

k) guru menugasi beberapa siswa untuk membacakan hasil pekerjaan di

depan kelas;

l) guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa;

m) guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang sudah dilaksanakan;

n) guru menyimpulkan pembelajaran, siswa boleh bertanya; dan

o) guru menutup pelajaran dengan ucapan salam.

2) Peneliti dan guru menentukan metode pembelajaran yang lebih menarik siswa

dan memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran.

3) Peneliti dan guru bersama-sama menyusun rancangan pembelajaran (RPP)

untuk siklus I

4) Peneliti dan guru merumuskan indikator pencapaian tujuan.

5) Peneliti dan guru bersama-sama membuat lembar penilaian siswa, yaitu

instrumen penelitian berupa tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk

menilai hasil dari pekerjaan siswa (penilaian hasil), dan instrumen nontes

Page 78: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

digunakan untuk menilai sikap siswa (penilaian proses) dalam pembelajaran

membaca intensif. Instrumen untuk menilai kualitas proses pembelajaran

membaca intensif, dinilai berdasarkan rubrik penilaian proses pembelajaran

motivasi (sikap) membaca intensif siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Dari kegiatan diskusi disepakati pula bahwa tindakan dalam

siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yaitu, Selasa,13 Maret 2012

b. Pelaksanaan Tindakan

Seperti yang telah direncanakan, tindakan siklus I dilaksanakan dalam

satu kali pertemuan, yaitu: Senin, 13 Maret 2012 di ruang kelas V SD Negeri 1

Jetis, Kabupaten Karanganyar. Masing-masing pertemuan berlangsung 2 x 35

menit. Pada pertemuan pertama, tindakan dilaksanakan pada pukul 07.00 - 08.10

(jam 1-2).

Adapun urutan pelaksanaan tindakan I pada pertemuan pertama ini

meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan melakukan presensi;

2) guru melakukan apersepsi mengenai pengalaman siswa dalam membaca

intensif melalui kegiatan tanya jawab;

3) guru menerangkan dan memberi contoh tentang membaca sekilas kepada

siswa, membaca sekilas ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara

umum tentang isi bacaan;

4) guru menerangkan tahap membuat pertanyaan kepada siswa, tahap membuat

pertanyaan ini bertujuan untuk melatih cara berpikir siswa, pada tahap

membuat pertanyaan dengan menggunakan rumus 5W1H yang meliputi apa.

siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana, kemudian guru memberikan

contoh cara membuat pertanyaan; berikut contoh yang di jelaskan guru

dengan bacaan yang berjudul “Rem Blong Sumber Kencono Menabrak

Pembatas Jalan”

Page 79: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

5) guru menerangkan tahap membaca kepada siswa, pada tahap membaca ini

guru memberikan pengertian kegiatan membaca dilakukan untuk mengetahui

secara jelas isi bacaan;

6) guru menerangkan tahap menyatakan kembali isi bacaan dengan cara

menjawab pertanyaan yang sudah dibuat pada tahap kedua, menyatakan

kembali ini bertujuan untuk melatih daya ingat siswa, kemudian guru

memberikan contoh tahap menyatakan kembali kepada siswa;

7) Guru menerangkan tahap meninjau ulang kepada siswa dengan cara membuat

rangkuman isi bacaan, tahap meninjau ulang ini bertujuan untuk melatih daya

ingat siswa, kemudian guru memberikan contoh cara meninjau ulang;

- Apa isi bacaan di atas?

- Kapan peristiwa itu terjadi?

- Dimana kecelakaan itu terjadi?

- Siapa korban dari kecelakaan itu?

- Mengapa kecelakaan itu bisa terjadi?

- Bagaimana keadaan korban kecelakaan itu?

- Isi dari bacaan di atas adalah kecelakaan yang merenggut 10 nyawa.

- Peristiwa itu terjadi pada hari minggu, 12 Januari 2102

- Kecelakaan terjadi di Jalan Hasanudin Boyolali

- Korban kecelakaan adalah supir bis dan penumpang bis Sumber Kencono

- Kecelakaan terjadi disebabkan oleh kecerobohan supir bis.

- Keadaan korban kecelakaan saat ini masih dirawat di Rumah Sakit.

Bis Sumber Kencono lagi-lagi mengalami kecelakaan. Kecelakaan terjadi pada hari minggu, 12 Januari 2012, saat bis melaju ke arah Boyolali. Saat itu bis dalam keadaan rem blong dan akhirnya supir tidak bisa mengendalikan bisnya. Akhirnya bis menabrak pembatas jalan. Tidak ada korban tewas dalam kecelakaan ini, akan tetapi banyak korban di rawat di RS terdekat.

Page 80: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

8) guru menugasi siswa untuk membaca intensif sebuah artikel yang dibagikan

guru dengan judul “Budidaya Belut Dalam Tong” dengan tahap-tahap

membaca sekilas isi bacaan, membuat pertanyaan, membaca, menyatakan

kembali, meninjau ulang yang sudah dijelaskan guru;

9) siswa mengerjakan pelatihan soal untuk mengetahui kemampuan membaca

intensif siswa;

10) guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa;

11) guru dan siswa membahas pelatihan soal yang dikerjakan siswa;

12) guru melakukan refleksi kepada siswa bahwa membaca intensif dengan tahap

membaca sekilas, membuat pertanyaan, membaca, menyatakan kembali, dan

meninjau ulang membuat siswa lebih mudah dalam memahami isi bacaan.

Dalam tahap ini, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan

pembelajaran membaca intensif di dalam kelas, sedangkan peneliti hanya

bertindak sebagai partisipan aktif.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan saat pembelajaran membaca intensif dengan

metode membaca sekilas, membuat pertanyaan, membca, menyatakan kembali,

meninjau ulang (SQ3R) berlangsung pada hari Selasa,13 Maret 2012 pukul 07.00

- 08.10 WIB (jam ke 1 – 2). Observasi difokuskan pada situasi pelaksanaan

pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru serta aktivitas siswa dalam

pembelajaran membaca intensif. Pada saat observasi, peneliti bertindak sebagai

partisipan pasif dan duduk dibangku paling belakang. Sesekali, peneliti berada di

samping kelas untuk mengambil gambar.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti diperoleh hasil sebagai

berikut; guru membuka pelajaran dengan salam kemudian melakukan presensi

dengan menanyakan siswa yang tidak masuk. Jumlah siswa yang hadir pada hari

itu 35 orang. Langkah selanjutnya, guru bertanya jawab dengan beberapa siswa

mengenai pengalaman mereka dalam membaca intensif. Beberapa siswa

mengungkapkan kurang begitu suka dengan membaca.

Page 81: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Setelah itu, guru membagikan artikel. Kemudian menjelaskan tentang

tahap-tahap membaca yang meliputi membaca sekilas, membuat pertanyaan,

membaca, menyatakan kembali, dan meninjau ulang. Para siswa terlihat antusias

menanggapi penjelasan guru. Hal ini dikarenakan metode yang di jelaskan guru

adalah hal yang baru bagi mereka. Guru meminta siswa langsung mempraktekkan

tahap-tahap membaca sekilas, membuat pertanyaan, membaca, menyatkan

kembali, meninjau ulang pada artikel yang telah diberikan. Pada saat langkah

siswa diminta membaca sebentar artikel tersebut, kemudian artikel ditutup. Guru

memberikan beberapa pertanyaan.seputar bacaan untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam mensurvei. Ada 3 siswa yang angkat tangan menjawab pertanyaan

guru tersebut. Langkah selanjutnya, guru menjelaskan tahap membuat pertanyaan

dan memberi contoh cara membuat pertanyaan yaitu dengan menggunakan rumus 5W1H.

Lalu siswa membuat pertanyaan berdasarkan artikel tersebut. Setelah selesai, guru

menjelaskan langkah membaca, pada tahap ini guru menekankan kepada siswa

bahwa kegiatan membaca bukan langkah pertama namun merupakan langkah

ketiga. Setelah selesei membaca guru menjelaskan langkah menyatakan kembali

dengan cara menjawab pertanyaan yang sudah dibuat pada tahap kedua. Siswa

menjawab pertanyaan yang sudah dibuat pada tahap kedua. Setelah itu guru

menjelaskan tentang bgaimana membuat rangkuman isi dari bacaan atau tahap

meninjau ulang, siswa membuat ranngkuman isi bacaan dengan menggunakan

kata-kata sendiri. Kemudian siswa mengerjakan pelatihan soal untuk mengetahui

kemampuan membaca intensif siswa. Guru dan siswa membahas pelatihan

soalnya. Pada tahap terakhir, guru melakukan refleksi kepada siswa bahwa dengan

membaca sekilas, membuat pertanyaan, membaca, menyatakan kembali, dan

meninjau ulang itu bisa mempermudah siswa dalam memahami isi bacaan. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:

Page 82: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 7. Pencapaian Indikator Pada Siklus I

No Aspek Persentase

1 Motivasi membaca sekilas, membuat pertanyaan, membaca intensif, menyatakan kembali, meninjau ulang.

52%

2 Kemampuan Membaca Intensif Siswa

57%

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran membaca

intensif diperoleh gambaran ketercapaian indikator pelaksanaan siklus I sebagai

berikut;

1) Siswa yang tampak termotivasi dalam membaca sekilas, membuat pertanyaan,

membaca, menyatakan kembali, meninjau ulang sebanyak 18 siswa (52%),

sedangkan 17 siswa (48%) belum mampu menrapkan membaca sekilas,

mebuat pertanyaan, membaca dengan baik, menyatakan kembali, dan

meninjau ulang isi bacaan;

2) berdasarkan proses pembelajaran membaca intensif, diketahui siswa yang

sudah dapat membaca intensif dengan baik dan telah mencapai ketuntasan

belajar sebanyak 20 siswa (57%), sedangkan 15 siswa (43%) lainnya belum

tuntas karena masih mendapatkan di bawah 70 (KKM).

d. Analisis dan Refleksi

Berkaitan dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa indikator

penelitian ini belum tercapai, peneliti dan guru berupaya menggali faktor

penyebab fenomena tersebut, kemudian melakukan analisis dan refleksi bersama-

sama. Adapun hasilnya sebagai berikut.

1) Saat tahap membaca sekilas tampak siswa masih kurang bisa menerapkannya

dengan baik. Masih ada beberapa siswa yang hanya membaca judulnya saja,

ada yang hanya membaca paragraf awal saja dan tidak bersungguh-sungguh

dlaam melakukan membaca sekilas.

2) Pada tahap membuat pertanyaan, siswa masih terlihat bingung dan banyak

yang bertanya kepada teman lain saat mengerjakan.

Page 83: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

3) Pada tahap membaca siswa masih ramai sendiri, aktivitas membaca yang

dilakukan siswa terlihat begitu dipaksakan sehingga kemauan untuk membaca

artikel yang diberikan tidak tumbuh dari kemauannya sendiri melainkan atas

paksaan

4) Pada tahap menyatakan kembali siswa juga terlihat sangat tidak antusias,

siswa hanya mencontoh pekerjaan teman lain tidak mau mengerjakan sendiri.

5) Pada tahap membuat rangkuman siswa juga kurang termotivasi, karena siswa

hanya mencontoh hasil pekerjaan teman lain yang sudah selesei tidak mau

berpikir untuk membuat rangkuman sendiri.

6) Pada tahap pelatihan soalnya siswa juga kurang termotivasi saat mengerjakan,

siswa sering bertanya kepada teman lain untuk menjawab pertanyan yang

sudah dibagikan guru.

Berdasarkan analisis tersebut, berikut ini dikemukakan refleksi dari

kekurangan yang ditemukan.

1) Guru akan membimbing siswa saat membaca sekilas sebelum kegiatan

membaca dilakukan, agar siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan

membaca sekilas.

2) Guru akan menjelaskan kembali bagaimana cara membuat pertanyaan dan

memberikan contoh cara membuat pertanyaan dengan rumus 5W1H kepada

siswa, agar siswa tidak bingung lagi dalam membuat pertanyaan.

3) Guru akan membimbing siswa untuk membaca dengan serius. Dan guru

memberikan bacaan yang bervariatif agar siswa tidak bosan membaca, dan

siswa lebih termotivasi untuk membaca karena kemauan sendiri bukan sekedar

paksaan.

4) Guru akan menjelaskan kembali tahap menyatakan kembali dengan

menjawab pertanyaan yang sudah dibuat pada tahap kedua, agar siswa

termotivasi untuk mengerjakan dan tidak bertanya kepada teman lain saat

mengerjakan.

5) Guru akan menjelaskan kembali tahap meninjau ulang dengan membuat

rangkuman isi bacaan, agar siswa tidak bingung dalam mengerjakan.

Page 84: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

6) Guru akan memberikan penghargaan bagi siswa yang mengerjakan pelatihan

soal benar semua, hal itu untuk memotivasi siswa pada saat mengerjakan

pelatihan soal.

Adapun dari hasil belajar membaca intensif siswa. Pada siklus I, diketahui

bahwa terjadi peningkatan kemampuan membaca siswa. Hal ini ditandai dengan

jumlah siswa yang mendapatkan nilai tuntas pada siklus I lebih banyak dari pada

obeservasi awal, yaitu siswa yang tuntas pada saat observasi awal berjumlah 10

siswa dan setelah diberi tindakan menjadi 20 siswa (57%). Selain dari hasil

pembelajaran, peningkatan juga terlihat pada proses belajar, sudah terlihat

peningkatan motivasi siswa. Motivasi siswa pada saat guru menjelaskan materi

pada siklus I sudah mengalami peningkatan dibandingkan pada waktu observasi

awal. Peningkatan memang terjadi pada beberapa indikator yang telah ditentukan

dibandingkan pada saat survei awal. Akan tetapi, dalam siklus ini hanya 20 siswa

yang telah tuntas sedangkan sisanya masih jauh dari batas minimal ketuntasan

yang telah ditetapkan (nilai minimal ketuntasan adalah 70). Oleh karenanya, perlu

dilaksanakan siklus II untuk memperbaiki proses dan hasil belajar pada siklus I.

Siklus II akan dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Maret 2012.

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Maret 2012 di kantor

guru. Peneliti dan guru sepakat bahwa pelaksanaan tindakan selanjutya, pada

siklus II akan dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Maret 2012. Kemudian peneliti

dan guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam

proses penelitian selanjutnya. Dalam kesempatan ini, peneliti juga menyampaikan

beberapa kelebihan dan upaya mengatasi kekurangan yang terdapat pada siklus I.

Kelebihan yang sudah mulai tampak selama berlangsunya proses

pembelajaran membaca intensif sebagai berikut.

1) Siswa sudah mulai diberi tindakan (treatment) yang inovatif, yaitu metode

membaca sekilas, membuat pertanyaan, membaca, menmyatakan kembali,

Page 85: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

meninjau ulang , yang akan mempermudah siswa dalam pemahaman membaca

intensif.

2) Siswa mulai tertarik dengan teknik mengajar guru melalui metode membaca

sekilas, membuat pertanyaan, membaca, menyatkan kembali, dan meninjau

ulang yang dikemas secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan

melakukan apersepsi yang dapat membangkitkan semangat siswa.

Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan pada siklus I, akhirnya disepakati hal-

hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam mengajarkan membaca intensif pada

siswa. Hal-hal yang disepakati antara lain:

1) guru lebih banyak berinteraksi dengan siswa, posisi guru tidak hanya di depan

kelas;

2) guru akan menjelaskan kembali tahap-tahap membaca sekilas, membuat

pertanyaan dengan rumus 5W1H, agar siswa tidak bertanya lagi dengan

temannya saat mengerjakan,

3) guru akan memberikan bacaan yang bervariatif, agar siswa lebih termotivasi

dalam membaca.

4) guru akan memberikan penjelasan saat menyatakan kembali dan membuat

rangkuman, agar siswa lebih mandiri saat mengerjakan,

5) guru akan memberikan penghargaan bagi siswa yang bisa mengerjakan

pelatihan soal dengan benar semua, hal ini kan menumbuhkan motivasi siswa

untuk mengerjakan pelatihan soal dengan serius.

Disepakati bahwa tindakan siklus II dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan, yaitu senin 20 Maret 2012 di ruang kelas V SD Negeri 1 Jetis,

Kabupaten Karanganyar.

Pembelajaran membaca intensif siklus II ini rencananya akan dilaksanakan

dengan urutan sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran membaca intensif

dengan metode membaca sekilas, membuat pertanyaan, membaca,

Page 86: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

menyatakan kembali, dan meninjau ulang. Langkah-langkah yang ditempuh

antara lain:

a) guru membuka pelajaran dengan ucapan salam;

b) guru mengondisikan kelas dengan presensi;

c) guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa tentang

cita-cita yang mereka inginkan agar siswa tersebut rajin belajar;

d) guru memberikan motivasi pada siswa untuk rajin membaca, karena

membaca sangat penting untuk pemahamn siswa;

e) guru memberi contoh membaca intensif dengan menerapkan tahap-tahap

membaca , guru menjelaskan bagaimana cara membaca sekilas isi bacaan

yang berguna untuk mengetahui keseluruhan isi dari bacaan, kemudian

guru mengajarkan bagaimana membuat pertanyaan sesuai dengan isi

bacaan, pertanyaan itu cukup menggunakan pedoman 5W+1H (apa,

siapa, mengapa, kapan, di mana dan bagaimana), guru mengajarkan tahap

membaca, pada tahap membaca ini diharusakna siswa membaca dengan

keadaan tenang dan harus teliti membaca, kemudian tahap keempat yaitu

menjawab pertanyaan yang sudah dibuat pada tahap question hal ini

bertujuan untuk mengingat kembali apa yang sudah dibaca, tahap

terakhir adalah tahap meninjau ulang, tahap ini siswa harus membuat

rangkuman isi dari keseluruhan teks yang sudah dibacanya, jika ada

yang belum memahami bisa ditanyakan kepada guru.

f) guru merefleksi beberapa hasil pekerjaan siswa di depan kelas pada

siklus I;

g) guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca intensif

pada siklus I;

h) guru menugasi siswa untuk membaca artikel yang sudah dibagi guru

dengan judul “Usaha Kesehatan Sekolah” dengan langkah-langkah yang

sudah dijelaskan oleh guru dan mengerjakan pelatihan soalnya;

i) guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa;

j) guru menyimpulkan pembelajaran, merefleksi bersama siswa; dan

Page 87: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

k) guru menutup pelajaran dengan ucapan salam.

2) Peneliti dan guru sepakat untuk tetap menggunakan metode membaca sekilas,

membuat pertanyaan, membaca, menyatkan kembali, dan meninjau ulang,

untuk membaca intensif.

3) Peneliti dan guru bersama-sama menyusun rancangan pembelajaran (RPP)

untuk siklus II

4) Peneliti dan guru merumuskan indikator pencapaian tujuan.

5) Peneliti dan guru bersama-sama membuat lembar penilaian siswa, yaitu

instrumen penelitian berupa tes. Instrumen tes digunakan untuk menilai hasil

membaca siswa (penilaian hasil), dan instrumen nontes digunakan untuk

menilai motivasi sikap siswa (penilaian proses) dalam pembelajaran

membaca intensif. Instrumen untuk menilai kualitas proses pembelajaran

membaca intensif.

b. Pelaksanaan Tindakan

Seperti yang telah direncanakan tindakan siklus II dilaksanakan dalam

satu kali pertemuan yaitu Selasa, 20 Maret 2012 di ruang kelas V SD Negeri 1

Jetis, Kabupaten Karanganyar. Masing-masing pertemuan berlangsung 2 x 35

menit. Pada tindakan dilaksanakan pada pukul 07.00 - 08.10 WIB (jam 1 - 2).

Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran membaca intensif

pada tindakan siklus II adalah sebagai berikut:

1) guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan

presensi;

2) guru mengondisikan kelas dengan melakukan presensi;

3) guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa tentang cita-

cita yang mereka inginkan agar siswa tersebut rajin belajar.

4) guru memberi motivasi pada siswa agar siswa rajin untuk membaca, karena

membaca sangat penting untuk pemahaman siswa;

5) guru merefleksi beberapa hasil pekerjaan siswa pada siklus I di depan kelas,

dengan merefleksi bersama, siswa akan mengetahui letak kesalahan yang

dilakukan dalam tahap-tahap membaca intensif dengan membaca sekilas isi

Page 88: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

bacaan, membuat pertanyaan isi bacaan, membaca isi bacaan, menyatkan

kembali, dan membuat rangkuman isi bacaan;

6) guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca intensif

pada siklus I dan siswa menjawab pertnayaan guru seperti di tuliskan pada

tabel di bawah ini;

7) Guru menjelaskan kembali membaca sekilas isi bacaan, hal ini bertujuan

untuk mengetahui gambaran secara umum isi bacaan.. Contoh cara membaca

sekilas isi bacaan yaitu dengan melihat ide pokok dalam bacaan;

Dari tabel di atas, “Mustofa” salah satu siswa bisa memberikan contoh saat

membaca sekilas, dari hasil membaca sekilas itu pokok utama bacaan adalah

usaha lampu batik solo yang menembus pasar ekspor.

8) Guru menjelaskan kembali bagaimana membuat pertanyaan dengan rumus

5W1H sesuai dengan isi artikel bacaan,

Bisnis Lampu Batik

Berawal sebagai pekerjaan sampingan, Fajar Adhinata pemilik lampu Batik Solo ini sedang merintis agar hasil industri kreatifnya berupa lampu batik bisa menembus pasar ekspor. Dua tahun sudah lampu batik Solo ini meramaikan industri kreatif di kota Solo. Meski pasarnya belum terlalu berkembang, ia optimis potensi pasar untuk produk antik dan unik ini pasti ada. Apalagi saat ini batik sedang terkenal dan mencari ciri khas kota Solo.

Bisnis Lampu Batik

Berawal sebagai pekerjaan sampingan, Fajar Adhinata pemilik lampu Batik Solo ini sedang merintis agar hasil industri kreatifnya berupa lampu batik bisa menembus pasar ekspor. Dua tahun sudah lampu batik Solo ini meramaikan industri kreatif di kota Solo. Meski pasarnya belum terlalu berkembang, ia optimis potensi pasar untuk produk antik dan unik ini pasti ada. Apalagi saat ini batik sedang terkenal dan mencari ciri khas kota Solo.

"bu saya masih bingung pada tahap membuat pertanyaan, bisa ibu jelaskan kembali bu", kata Okta, salah satu siswa

Ilham juga bertanya, "bu kalau saya masih bingung pada tahap membuat rangkumanya"

Guru menjawab, "baiklah untuk lebih jelasnya ibu akan menjelaskan kembali metode membaca sekilas, mmembuat pertanyaan, membaca, menyatakna kembali, dan meninjau ulang, kalian perhatikan baik-baik ya."

Page 89: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Dari bacaan di atas “Elly” (salah satu siswa) dapat membuat pertanyaan

dengan rumus 5W1H, seperti dibawah ini:

Apa isi bacaan di atas?

Siapa yang mengembangkan usaha bisnis lampu batik?

Selain di Solo bisnis lampu batik ini sudah dikenal dimana?

9) guru menjelaskan tahap membaca yang benar yaitu membaca secara intensif

seluruh isi bacaan dengan teliti dan juga konsentrasi, membaca yang baik

tidak perlu mennggerakkan bibir dan tanpa suara, jadi saat kegiatan membaca

keadaan kleas harus tenang dan tidak berisik, hal ini bertujuan untuk

mendapatkan hasil pemahaman yang maksimal.

10) Guru menjelaskan kembali tahap menyatakan kembali kepada siswa, pada

tahap menyatakan kembali ini siswa harus menjawab pertanyaan yang sudah

dibuat pada tahap kedua, tahap menyatakan kembali ini bertujuan untuk

melatih daya ingat siswa atas bacaan yang sudah dibacanya.

11) Guru memberikan contoh cara meninjau kembali isi bacaan dengan membuat

rangkuman isi bacaan dengan menggunakan kalimat masing-masing, dalam

membuat rangkuman tidak perlu panjang-panjang , ditulis pokok-pokok

kalimat yang penting saja, seperti contoh di bawah ini salah satu siswa

“Dyah” bisa memberikan contoh;

Isi bacaan di atas adalah usaha bisnis lampu batik di Solo.

Fajar Andhinata

bisnis lampu batik ini sudah dikenal di Jakarta

Dyah membuat rangkuman bacaan, sebagai berikut:

Bisnis Lampu Batik

Usaha bisnis lampu batik ini awalnya adalah pekerjaan sampingan Fajar Andhinata. Ternyata bisnis yang dikembangkan ini berkembang dengan baik. Bisnis ini sudah dikenal di luar Solo terutama di Jakarta. Fajar menggunakan bahan bahan kayu jati untuk di ukir motif batik sesuai selera pembeli. Harga perunit lampu batik ini berkisar antara RP 125.000-Rp250.000,- per unit sesuai dengan jenis lampunya.

Page 90: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

12) Guru menugasi siswa membaca bacaan yang sudah di bagikan guru yang

berjudul “Usaha Kesehatan Sekolah” dan mengerjakan pelatihan soal yang

ada di bawahnya;

13) Setelah selesai mengerjakan, guru meminta siswa untuk mengumpulkan

pekerjaannya tersebut. Hal itu tercermin dalam catatan lapangan berikut ini.

14) Guru menggunakan sisa waktu untuk membahas pelatihan soal dengan siswa,

dengan cara saling menukarkan hasil pekerjaan siswa, kemudian siswa

memberi tanggapan pekerjaan temannya. Hal ini melatih siswa untuk mampu

mengidentifikasi kesalahan dalam hasil pekerjaannya;

15) guru memberikan umpan balik pekerjaaan siswa, siswa sudah tampak

memahami apa yang sudah dijelaskan oleh guru tentang membaca dengan

metode membaca sekilas, membuat pertanyaan, membaca, menyatakn

kembali, dan meninjau kembali, meskipun masih ada bebarapa siswa yang

masih ribut karena bertanya dengan temannya;

16) guru menyimpulkan pembelajaran; dan

17) guru menutup pelajaran dengan ucapan salam.

Pada tahap ini, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan

pembelajaran membaca intensif di dalam kelas, sedangkan peneliti hanya

bertindak sebagai partisipan pasif.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan saat pembelajaran membaca intensif dengan metode

SQ3R berlangsung yaitu pada hari Selasa, 20 Maret 2012 pukul 07.00 - 08.10

WIB (jam ke 1 – 2). Seperti pada siklus I, observasi difokuskan pada situasi

pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru serta aktivitas siswa

dalam pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan pedoman observasi.

Pada saat observasi, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di

“Sudah selesai semua?” guru bertanya pada siswa. “sudah” siswa menjawab

pertanyaan guru dengan serentak. “kalau sudah selesai kumpulkan.

Page 91: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

bangku paling belakang. Sesekali, peneliti berada di samping kelas untuk

mengambil gambar.

Tindakan dalam siklus II dilaksanakan selama satu kali pertemuan yaitu

pada hari Selasa, 20 Maret 2012 di ruang kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten

Karanganyar. Dalam kegiatan ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah

disepakati dengan peneliti untuk mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran

membaca intensif pada siklus I. Adapun hasil pengamatan peneliti pada proses

pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut.

Pada pembelajaran (Selasa, 20 Maret 2012) guru mengucapkan salam

kemudian menanyakan siswa yang tidak masuk. Pada kegiatan awal ini siswa

terlihat bersemangat. Langkah selanjutnya, guru melakukan apersepsi dengan

bertanya jawab kepada siswa tentang cita-cita yang mereka inginkan agar siswa

tersebut rajin belajar. Siswa tampak tertarik dengan apersepsi yang disampaikan

guru. Selanjutnya, guru memberikan motivasi pada siswa untuk rajin membaca,

karena membaca sangat penting untuk pemahaman siswa. Guru membagikan hasil

pekerjaan yang ditulis siswa pada siklus I. Kemudian siswa menyimak refleksi

yang dilakukan guru. Refleksi dilakukan guru pada beberapa hasil pekerjaan

siswa. Guru meminta beberapa siswa untuk maju ke depan kelas. Beberapa siswa

maju ke depan secara bergantian dan tampak percaya diri. Pada kegiatan tersebut

guru menunjukkan kesalahan-kesalahan dan kekurangan pada hasil pekerjaan

siswa. Refleksi ini dilanjutkan kegiatan tanya jawab dengan siswa mengenai

kesulitan siswa dalam membaca intensif. Siswa sudah terlihat tidak sungkan lagi

untuk bertanya.

Siswa merespons pertanyaan yang diberikan guru. Siswa pun banyak yang

mengajukan pertanyaan seputar kesulitan mereka dalam membaca intensif.

Kebanyakan siswa mengungkapkan bahwa kesulitan mereka adalah bingung

untuk membuat pertanyaan. Setelah itu, guru menerangkan lebih banyak tentang

bagaimana membuat pertanyaan, untuk pedoman yang digunakan untuk membuat

pertanyaan itu hanya apa, siapa, mengapa, kapan, dimana, dan bagimana atau

yang lebih dikenal dengan 5W1H serta memberikan contoh bagaimana membuat

Page 92: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pertanyann dengan rumus 5W1H Guru juga menjelaskan bagiman membuat

rangkuman isi bacaan yaitu dengan mengambil ide-ide pokok yang terdapat dalam

bacaan tidak perlu panjang-panjang hanya diambil bagian yang penting saja. Pada

kegiatan ini, siswa terlihat antusias. Setelah itu, guru menugaskan kembali pada

siswa untuk membaca artikel yang dibagikan guru dengan metode membaca

sekilas, membuat pertanyaan, membaca, menyatakan kembali, dan meninjau

ulang. Guru memantau dan membimbing siswa saat mengerjakan. Setelah sielesei

siswa mengumpulkan pekerjaannya. Guru menyimpulkan pembelajaran yang

telah dilaksanakan lalu menutup dengan salam.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Pencapaian Indikator Pada Siklus II

No Aspek Persentase 1 Motivasi membaca sekilas, membuat

pertanyaan, membaca intensif, menyatakan kembali, meninjau ulang

57%

2 Kemampuan membaca intensif siswa 71%

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran membaca

intensif diperoleh gambaran ketercapaian indikator pelaksanaan siklus II sebagai

berikut;

1) Siswa yang tampak termotivasi membaca sekilas, membuat pertanyaan,

membaca, menyatakan kembali, dan meninjau ulang sebanyak siswa 20

(57%), sedangkan 15 siswa (43%) belum termotivasi saat membaca sekilas,

membuat pertanyaan, membaca, menyatakan kembali, dan meninjau ulang isi

bacaan;

2) berdasarkan proses pembelajaran membaca intensif, diketahui siswa yang

sudah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 25 siswa (71%), sedangkan 10

siswa (29%) lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai dibawah

70 (KKM).

Page 93: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

d. Analisis dan Refleksi

Berkaitan dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa indikator

penelitian ini belum tercapai, peneliti dan guru berupaya menggali faktor

penyebab fenomena tersebut, kemudian melakukan analisis dan refleksi bersama-

sama. Adapun hasilnya sebagai berikut.

1) Siswa sudah termotivasi untuk membaca sekilas, meskipun ada bebarapa

siswa yang masih enggan melakukan membaca sekilas.

2) Sebagian besar siswa masih bingung saat membuat pertanyaan, hal ini

terlihat saat siswa mengerjakan masih banyak siswa yang bertanya kepada

temannya.

3) Siswa sudah termotivasi untuk membaca artikel yang sudah dibagikan

guru, hal in terlihat saat kegiatan membaca siswa sudah membaca secara

individu, meskipun masih ada beberapa siswa yang tidak konsentrasi saat

membaca.

4) Siswa sudah termotivasi saat menyatakan kembali, dengan menjawab

pertanyaan pada tahap kedua.

5) Siswa masih bingung saat membuat rangkuman hasil membaca, hal ini

terlihat saat siswa mengerjakan tahap ini terlihat gaduh karena banyak

yang bertanya ke teman lain.

Berdasarkan analisis tersebut, berikut ini dikemukakan refleksi dari

kekurangan yang ditemukan.

1) Guru akan membimbing siswa saat membaca sekilas, dan akan lebih

memotivasi siswa agar aktif saat membaca sekilas. Membaca sekilas itu

penting untuk mengetahui gambaran secara umum isi dari bacaan.

2) Guru akan menjelaskan kembali tahap membuat pertanyaan dengan rumus

5W1H kepada siswa disertai dengan contoh, tujuannya agar siswa jelas dan

tidak bingung lagi saat membuat pertanyaan. Guru akan membimbing siswa

membuat pertanyaan

Page 94: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

3) Guru membimbing siswa agar siswa lebih serius dalam membaca. Dan guru

akan memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan membaca, guru juga akan

menggunakan bacaan yang bervariatif agar siswa tidak bosan

4) Guru akan menjelaskann kembali tahap menyatakan kembali dengan

menjawab pertanyaan yang sudah dibuat pada tahap kedua, hal ini untuk

melatih daya ingat siswa. Guru akan membimbing siswa saat menyatakan

kembali.

5) Guru akan menjelaskan bagaimana cara membuat rangkuman kepada siswa

agar siswa tidak bingung lagi saat membuat rangkuman. Guru akan

membimbing siswa saat meninjau ulang.

Adapun dari hasil belajar membaca siswa siklus II diketahui bahwa

terjadi peningkatan kemampuan membaca siswa. Hal ini ditandai dengan jumlah

siswa yang mendapatkan nilai tuntas pada siklus II lebih banyak dari pada siklus I,

yaitu siswa yang tuntas pada siklus I berjumlah 20 siswa (57%) dan setelah diberi

tindakan menjadi 25 siswa (71%). Selain dari hasil pembelajaran, peningkatan

juga terlihat pada proses belajar, sudah terlihat peningkatan motivasi siswa.

Motivasi siswa pada saat kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah mengalami

peningkatan signifikan dibandingkan pada siklus I.

Meskipun telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada

beberapa indikator yang berhubungan dengan kemampuan proses maupun hasil

belajar siswa. Namun, dalam siklus ini siswa yang telah mendapatkan ketuntasan

belajar belum mencapai indikator yang telah ditentukan (siswa yang tuntas pada

siklus ini 25 siswa 71%). Oleh karenanya, perlu dilaksanakan siklus III untuk

memperbaiki proses dan hasil belajar pada siklus II. Siklus III akan dilaksanakan

pada hari Selasa, 27 Maret 2012.

3. Siklus Ketiga

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, disepakati bahwa siklus III

perlu dilaksanakan. Persiapan dan perencanaan tindakan dilakukan pada hari

Page 95: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Sabtu, 24 Maret 2012 di ruang guru SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar.

Peneliti dan guru sepakat bahwa pelaksanaan tindakan selanjutya, pada siklus III

akan dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Maret 2012. Dalam kesempatan ini,

peneliti kembali menyampaikan hasil observasi dan refleksi terhadap

pembelajaran membaca intensif yang dilakukan pada siklus II. Guru yang

bersangkutan menyampaikan segala kelebihan dan kekurangan proses

pembelajaran membaca intensif yang telah dilakukan pada siklus II.

Pembelajaran membaca intensif di siklus III ini rencananya akan

dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran membaca intensif

dengan metode membaca sekilas, membuat pertanyaan, membaca,

menyatakan kembali, meninjau ulang.. Langkah-langkah yang ditempuh

antara lain:

a) guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan melakukan

presensi;

b) guru melakukan apersepsi dan memotivasi siswa;

c) guru membagikan hasil pekerjaan pada siklus II, kemudian direfleksi

bersama-sama, kali ini siswa diminta untuk menunjukkan letak kesalahan;

d) guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca intensif

pada siklus II;

e) guru mengulas materi bagaimana cara membuat pertanyaan sesuai dengan

isi teks yaitu dengan pedoman 5W1H apa, siapa, kapan, di mana,

mengapa, dan bagiamana. Pedoman ini dirasa lebih mempermudah siswa

dalam mebuat pertanyaan agar siswa tidak bingung lagi;

f) guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 6 orang;

g) guru menugaskan untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan

kelompoknya masing-masing;

h) guru mengumpulkan pekerjaan siswa;

Page 96: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

i) hasil pekerjaan siswa saling ditukarkan dengan siswa yang lain.

Perwakilan siswa membacakan di depan kelas dan siswa lain memberi

tanggapan;

j) guru menyimpulkan pembelajaran; dan

k) guru menutup pelajaran dengan ucapan salam.

2) Peneliti dan guru sepakat untuk tetap metode membca sekilas, membuat

pertanyaan, membaca, menyatakan kembali, dan meninjau ulang, untuk

memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran.

3) Peneliti dan guru bersama-sama menyusun rancangan pembelajaran (RPP)

untuk siklus III.

4) Peneliti dan guru merumuskan indikator pencapaian tujuan.

5) Peneliti dan guru bersama-sama membuat lembar penilaian siswa, yaitu

instrumen penelitian berupa tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk

menilai membaca intensif siswa (penilaian hasil), dan instrumen nontes

digunakan untuk menilai motivasi (sikap) membaca intensif siswa selama

kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Seperti yang telah direncanakan, tindakan siklus III dilaksanakan dalam

satu kali pertemuan yaitu Selasa, 27 Maret 2012 di ruang kelas V SD Negeri 1

Jetis, Kabupaten Karanganyar. Siklus III, tindakan dilaksanakan pada pukul 07.00

- 08.10 WIB (jam ke 1 – 2).

Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran membaca

intensif pada tindakan siklus III ini adalah sebagai berikut:

1) guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan melakukan presensi;

2) guru melakukan apersepsi dengan bernyanyi dan tepuk tangan untuk

membuat semangat siswa;

3) guru menjanjikan hadiah bagi siswa dengan hasil pekerjaan terbaik. Hal ini

untuk membangkitkan motivasi siswa;

4) guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada siklus II. Dengan didampingi

guru, siswa diminta untuk mengecek dan menunjukan sendiri letak kesalahan-

Page 97: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

kesalahan yang masih dilakukan. Hal ini dilakukan agar siswa lebih peka

terhadap segala bentuk kesalahan.

5) guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca intensif

pada siklus II, seperti berikut ini;

6) guru mengulas materi tentang tahap membuat pertanyaan dengan rumus

5W1H, seperti uraian di bawah ini;

7) guru membagi siswa ke dalam kelompok. Tiap kelompok terdiri dari enam

siswa. Pembagian kelompok dilakukan sesuai dengan tempat duduk siswa.

Meskipun ini pekerjaan kelompok tetapi guru menghimbau kepada siswa

untuk mengerjakan pelatihan soal secara individu, hal ini bertujuan untuk

penilaian secara individu. Hal ini dilakukan untuk memberi variasi dalam

"Dari kelima tahapan membaca yang sudah ibu jelaskan pada pertemuan sebelumnya, tahap mana yang anak-anak masih sulit untuk mengerjakan?" , tanya guru kepada siswa.

Siswa menjawab "pada tahap membuat pertanyaan bu, masih bingung dalam membuat pertanyaan".

"Mari anak-anak perhatikan contoh yang ibu buat dalam membuat pertanyaan dengan rumus 5W1H" pada bacaan ini, untuk latihan ibu hanya memberi satu contoh pertanyaan, selanjutnya kalian yang melanjutkan membuat pertnayaan ya”

Sabun Cuci

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iptek) menyebabkan kebanyakan ibu-ibu rumah tangga diringankan pekerjaannya. Salah satu kerja keras ilmuwan telah menghasilkan produk detergen (sabun cuci). Detergen, baik yang berbentuk serbuk, krim maupun cairan dapat membersihkan pakaian dari berbagai kotoran. Pakaian yang kotor dan lusuh menjadi bersih dan tampak baru. Selain itu, pakaian juga menjadi harum.

1. Apa isi dari bacaan di atas?

Kemudian siswa yang melanjutkan membuat pertanyaan sebagai berikut:

- Siapa yang menghasilkan produk detergen itu? (Okta yang membuat pertanyaan)

- Mengapa detergen bisa membersihkan kotoran yang ada di baju kita? (Dyah yang membuat pertanyaan)

- Apa manfaat detergen itu? (Vio yang membuat pertanyaan)

- Hasil industri apa yang dapat meringankan tugas ibu rumah tangga? (Elly yang membuat pertanyaan).

“nah itulah contoh membuat pertanyaan, seperti yang dituliskan teman kamu di papan tulis, sudah paham anak-anak?” , siswa menjawab serentak “sudah bu.”

Page 98: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

pembelajaran dan untuk memicu semangat siswa. Selain itu juga dapat

melatih kerjasama siswa dan kepercayaan diri siswa akan kemampuan yang

dimiliki; seperti uraian di bawah ini;

8) guru menugasi siswa untuk membaca intensif sebuah artikel dengan judul

“Polusi Asap Mengganggu Pernafasan” dengan tahap-tahap membaca sekilas,

membuat pertanyaan, membaca, menyatakan kembali, meninjau ulang

bersama kelompok. Tahap pertama siswa membaca sekilas isi artikel, tahap

kedua siswa membuat pertanyaan hasil membaca sekilas, tahap ketiga siswa

membaca intensif artikel, tahap keempat siswa menjawab pertanyaan yang

sudah dibuat pada tahap kedua, dan yang terakhir tahap meninjau ulang,

siswa harus membuat rangkuman dari isi artikel;

9) guru menugasi siswa untuk membaca sesuai dengan tahap-tahapan membaca

sekilas, membuat pertanyaan, membaca, menyatakan kembali, contoh sebagai

berikut;

10) Guru membimbing siswa dengan cara berkeliling memantau siswa saat

mengerjakan;

11) guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa;

"Baiklah untuk mengerjakan tugas kali ini, ibu akan membagi kelas menjadai 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 6 orang, tapi meskipun ini tugas kelompok pada waktu mengerjakan pelatihan soal harus sendiri-sendiri ya, yang boleh didiskusikan dengan teman hanya pada tahap membuat pertanyaan, menyatakan kembali, dan meninjau ulang saja untuk membaca sekilas, dan membaca anak-anak harus membaca sendiri".

"ingat ya anak-anak tahap-tahap membacanya harus diurutkan ya agar kalian tidak bingung saat mengerjakan", kata ibu guru kepada siswa.

Page 99: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

12) hasil pekerjaan siswa saling ditukarkan dengan siswa yang lain. Perwakilan

siswa membacakan di depan kelas dan siswa lain memberi tanggapan;

13) guru mengumumkan hasil pekerjaan siswa terbaik dan kemudian diberi

hadiah;

14) guru menyimpulkan pembelajaran lalu melakukan refleksi; dan

15) guru menutup pelajaran dengan ucapan salam.

Dalam tahap ini, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan

pembelajaran membaca intensif di depan kelas, sedangkan peneliti hanya

bertindak sebagai partisipan pasif yang memantau serta mendokumentasikan

kegiatan pembelajaran.

c. Pengamatan (Observasi)

Observasi dilaksanakan saat pembelajaran membaca intensif dengan

metode SQ3R berlangsung yaitu pada hari Selasa, 27 Maret 2012 pukul 07.00 -

08.10 WIB (jam ke 1 – 2). Seperti pada siklus sebelumnya, observasi difokuskan

pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru serta

aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca intensif. Dalam observasi ini,

peneliti menggunakan pedoman observasi sebagaimana terlampir. Pada saat

observasi, peneliti bertindak sebagai partisipan aktif dan duduk di bangku paling

belakang. Sesekali, peneliti berada disamping kelas untuk mengambil gambar.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti diperoleh hasil sebagai

berikut. Tindakan dalam siklus III dilaksanakan selama satu kali pertemuan yaitu

pada hari Selasa, 27 Maret 2012 di ruang kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten

Karanganyar. Dalam kegiatan ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah

disepakati dengan peneliti untuk mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran

membaca intensif pada siklusII.

Pada awal pembelajaran, (Selasa, 27 Maret 2011 pukul 07.00 - 08.10

(WIB) guru mengucapkan salam kemudian menanyakan siswa yang tidak masuk.

Pada hari itu, semua siswa masuk. Pada kegiatan awal ini siswa terlihat

bersemangat. Langkah selanjutnya, guru melakukan apersepsi dengan bernyanyi

dan tepuk tangan untuk membuat semangat siswa. Siswa terlihat aktif dan antusias

Page 100: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

pada saat melakukan apersepsi. Hal ini berbeda Guru memberitahukan bahwa

guru akan memberikan reward (hadiah) berupa bingkisan untuk siswa yang

mendapatkan nilai tertinggi. Hal ini dilakukan untuk memberi motivasi siswa agar

lebih bersemangat dan antusias dalam pembelajaran. Dengan pemberian hadiah

diharapkan siswa akan berlomba-lomba menjadi yang terbaik dan hal itu sangat

positif.

Selanjutnya, guru membagikan hasil pekerjaan yang dikerjakan pada

siklus II. Dengan didampingi guru, siswa diminta untuk mengecek dan

menunjukan sendiri letak kesalahan-kesalahan yang masih dilakukan. Guru

menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca intensif pada siklus

II. Kemudian ada siswa yang mengatakan bahwa kesulitan yang masih dialami

adalah bingung saat membuat pertanyaan, sudah pernah disinggung pada

pertemuan sebelumnya. Kemudian guru mengatakan bahwa kendala-kendala itu

bisa diatasi dengan banyak berlatih. Dengan berlatih siswa akan terbiasa dengan

kegiatan kegiatan membuat pertanyaan dengan sendirinya kemampuan akan

terasah dengan baik.

Selanjutnya, guru mengulas dan menambah materi tentang membuat

pertanyaan seperti yang sudah dijelaskan pada siklus II membuat pertanyaan itu

bertujuan untuk melatih siswa berpikir kritis karena dalam membuat pertanyaan

siswa harus memahami isi bacaan, agar mudah untuk membuat pertanyaan siswa

dianjurkan untuk menggunakan rumus 5W1H (apa, siapa, di mana, kapan,

mengapa, dan bagimana), dan mengulang kembali tahap-tahapan membaca

dengan membaca sekilas, membuat pertanyaan, menyatakan kembali, meninjau

ulang. Pada pembelajaran membaca intensif kali ini guru membagi siswa ke

dalam kelompok diskusi. Karena melihat pada siklus-siklus sebelumnya pada

setiap pemberian tugas, siswa sering gaduh, bertanya-tanya kepada temannya

meskipun beda tempat duduk, sehingga pembagian kelompok diskusi ini efektif

untuk memaksimal hasil pembelajaran. Tiap kelompok diskusi terdiri dari enam

siswa. Pembagian kelompok dilakukan sesuai dengan posisi tempat duduk.

Karena posisi tempat duduk siswa sudah mendukung untuk berdiskusi kelompok.

Page 101: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Meskipun tugas ini berkelompok guru menghimbau kepada siswa untuk

mengerjakan pelatihan soal sendiri, untuk penilaian secara individu. Hal ini

dilakukan untuk memberi variasi dalam pembelajaran dan untuk memicu

semangat siswa. Selain itu juga dapat melatih kerjasama siswa dan kepercayaan

diri siswa. Siswa meresponnya dengan antusias, tidak ada siswa yang enggan dan

sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Langkah selanjutnya, guru menugaskan siswa

untuk membaca artikel dengan menggunakan tahapan-tahapan membaca sekilas,

membuat pertanyaan, membaca, menyatakan kembali, meninjau ulang. Siswa

lalun melakukan tahap membaca sekilas dengan antusias, membuat pertanyaan

dengan diskusi dengan teman kelompoknya, tahap membaca siswa membaca

artikel secara individu, tahap keempat siswa kembali berdiskusi dengan

kelompoknya untuk mengerjakan, tahap kelima siswa juga berdiskusi dengan

teman kelompok nya untuk membuat rangkuman, setelah selesei siswa

mengerjakan pelatihan soal secara individu. Setelah selesei guru meminta siswa

untuk mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas, dan siswa lain

menanggapi. Setelah itu guru mengumumkan hasil pekerjaan siswa terbaik dan

memberinya hadiah. Siswa tampak antusias dan sangat senang. Guru

menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan lalu menutup dengan salam.

Dalam kegiatan ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah disepakati

dengan peneliti untuk mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran membaca

intensif dengan metode membaca sekilas, membuat pertanyaan, membaca,

menyatakan kembali, dan meninjau ulang pada siklus II. Berdasarkan hasil

pengamatan terhadap proses pembelajaran membaca intensif diperoleh gambaran

ketercapaian indikator pelaksanaan siklus III sebagai berikut:. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:

Tabel 9. Pencapaian Indikator Siklus III

NO Aspek Persentase

1 Motivasi membaca sekilas, membuat

pertanyaan, membaca intensif, menyatakan

95%

Page 102: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

kembali, meninjau ulang

2 Kemampuan membaca intensif siswa 95%

1) Siswa yang tampak termotivasi dalam membaca sekilas, membuat pertanyaan,

membaca, menyatakan kembali, dan meninjau ulang sebanyak 33 siswa

(95%), sedangkan 2 siswa (5%) tampak tidak termotivasi saat membaca

sekilas, membuat pertnayaan, membaca, menyatakan kembali, dan meninjau

ulang;

2) berdasarkan proses pembelajaran mmbaca intensif, diketahui siswa yang sudah

mencapai ketuntasan belajar sebanyak 33 siswa (95%), sedangkan 2 siswa

(5%) lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai dibawah 70

(KKM).

d. Analisis dan Refleksi

Dari hasil pengamatan peneliti pada tindakan siklus III dapat

dikekemukakan sebagai berikut.

1) Untuk menumbuhkan semangat siswa pada saat apersepsi, guru sudah

menggunakan proses yang lebih kreatif, di mana siswa belum pernah

mengalaminya.

2) Saat membaca sekilas tampak siswa sudah melakukan membaca sekilas isi

bacaan, saat membuat pertanyaan siswa juga tidak bingung lagi, tahap

membaca siswa sudah membaca dengan baik, saat menyatakan kembali siswa

juga sudah tidak mengalami kesulitan, dan saat membuat rangkuman siswa

sudah bisa mengembangkan kata-kata senidir untuk membuat rangkuman.

Hal ini dapat dilihat pada kemampuan membaca intensif siswa, sudah ada 33

siswa (95%) dari keseluruhan siswa sudah mencapai batas minimal

ketuntasan hasil belajar, sedangkan 2 siswa yang lain belum mencapai

ketuntasan.

3) Siswa terlihat sangat antusias pada saat disuruh membacakan hasil

pekerjaannya di depan. Hal ini membuktikan bahwa keberanian siswa sudah

mulai terlihat dibandingkan pada saat siklus-siklus sebelumnya.

Page 103: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

4) Saat tahap evaluasi dan refleksi, jumlah siswa yang bersedia memberikan

penilaian atau pendapat mengenai hasil pekerjaan siswa terbaik yang

dibacakan teman bertambah. Adanya reward dari guru yang berupa hadiah

ternyata cukup efektif meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk

mengungkapkan pendapat, serta merespon pernyataan atau stimulus yang

diberikan guru.

5) Dapat dikatakan bahwa kekurangan atau kelemahan selama pelaksanaan

tindakan pada siklus III ini hampir tidak terlihat atau telah sesuai dengan yang

diharapkan. Ini menunjukkan bahwa guru telah mampu mengatasi

kekurangan-kekurangan yang terjadi pada kedua siklus sebelumnya dengan

baik. Selain itu, dalam siklus ini sikap siswa dalam pembelajaran juga terlihat

semakin baik (saat apersepsi, kegiatan inti, maupun penutup).

Dalam kegiatan ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah disepakati

dengan peneliti untuk mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran membaca

intensif pada siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses

pembelajaran membaca intensif diperoleh gambaran ketercapaian indikator

pelaksanaan siklus III sebagai berikut:

1) Siswa yang tampak termotivasi dalam membaca sekilas, membuat pertanyaan,

membaca, menyatakan kembali, dan meninjau ulang sebanyak 33 siswa

(95%), sedangkan 2 siswa (5%) tampak tidak termotivasi saat membaca

sekilas, membuat pertanyaan, membaca, menyatakan kembali, dan meninjau

ulang;

2) berdasarkan proses pembelajaran membaca intensif, diketahui siswa yang

sudah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 33 siswa (95%), sedangkan 2

siswa (5%) lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai dibawah 70

(KKM).

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus III

dikatakan berhasil. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator dibandingkan

siklus sebelumnya. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai batas ketuntasan

meskipun masih ada dua siswa yang belum mencapai batas ketuntasan belajar

Page 104: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

minimal tersebut. Meskipun demikian, penelitian dipandang cukup untuk

dilaksanakan mengingat kesempatan yang diberikan kepala sekolah untuk

melaksanakan tindakan telah habis.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Tindakan-tindakan berupa penerapan metode membaca sekilas, membuat

pertanyaan, membaca, menyatakan kembali, dan meninjau ulang yang

dilaksanakan mampu meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas V

SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar. Hal ini ditunjukkan dengan

tercapainya sejumlah indikator yang diterapkan dalam pembelajaran membaca

intensif. Setiap siklus yang telah dilaksanakan mengalami peningkatan pada

proses pembelajaran dan berpengaruh dalam meningkatnya hasil pembelajaran

membaca intensif siswa. Peningkatan ini dapat dilihat tabel yang perlu

disampaikan hasilnya dalam bentuk tabel 10 dan gambar diagram berikut.

Tabel 10. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

No. Aspek Persentase Siklus I Siklus II Siklus III

1

Motivasi membaca sekilas, membuat pertanyaan, membaca intensif, menyatakan kembali, dan meninjau ulang kegiatan membaca intensif

52% 57% 95%

2 Kemampuan membaca intensif 57% 71% 95% Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar 4. Peningkatan Indikator dari Setiap Siklus

Page 105: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Peningkatan kualitas pembelajaran membaca intensif berimplikasi pada

kemampuan siswa membaca intensif. Kemampuan siswa membaca intensif

mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil pekerjaan siswa pada setiap

siklus.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang dirumuskan dalam bagian

pendahuluan serta paparan hasil penelitian, berikut ini dijabarkan pembahasan

hasil penelitian yang meliputi motivasi membaca intensif dan kemampuan

membaca intensif siswa kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar.

1. Metode SQ3R Meningkatkan Motivasi Membaca Intensif

Tindakan-tindakan berupa penerapan metode membaca sekilas, membuat

pertanyaan, membaca, menyatakan kembali, dan meninjau ulang yang

dilaksanakan setiap siklus mampu meningkatkan kualitas pembelajaran membaca

intensif siswa kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar. Hal ini ditandai

dengan kesungguhan, semangat dan antusias siswa saat membaca dan

mengerjakan tugas. Pada tahap membaca sekilas, siswa sudah termotivasi untuk

melakukannya, pada tahap membuat pertanyaan siswa sudah bisa mengerjakan

sendiri dan tidak bingung lagi, pada tahap membaca, siswa sudah membaca

dengan teliti dan intensif, pada tahap menyatakan kembali, siswa sudah mampu

melakukannya, dan pada tahap meninjau ulang isi bacaan, siswa sudah bisa

membuat rangkuman isi bacaan dan tidak bingung lagi. Dari pantauan peneliti,

motivasi siswa pada siklus I diindikasikan mencapai 51% (10 siswa). Pada siklus

II motivasi siswa mengalami peningkatan menjadi 57% (20 siswa). Siswa sudah

berani bertanya, merespon pertanyaan yang diajukan guru dan berani maju ke

depan dengan percaya diri mempresentasikan hasil pekerjaannya. Pada siklus III

terjadi peningkatan yaitu 95% (33siswa).

2. Metode SQ3R Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif

Peningkatan kualitas pembelajaran membaca intensif berimplikasi pada

kemampuan siswa membaca intensif siswa. Kemampuan siswa membaca intensif

Page 106: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari kemampuan pemahaman bacaan

siswa pada setiap siklus. Kemampuan membaca intensif siswa terlihat saat ssiwa

melakukan membaca sekilas, membuat pertanyaan, membaca, menyatakan

kembali, dan meninjau ulang.

a. Membaca sekilas (survey)

Dalam membaca sekilas siswa sudah mulai termotivasi saat melakukan

membaca sekilas. Membaca sekilas ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

secara umum isi bacaan untuk mengetahui ide-ide pokok dalam bacaan. Tahap

membaca sekilas ini penting untuk dilakukan sebelum kegiatan membaca.

Soedarso (2002: 60), membaca sekilas adalah teknik untuk mengenal bahan

sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi

dan ikhtisar umum yang akan dibaca. Kemampuan siswa dalam membaca

sekilas isi bacaan meningkat pada setiap siklusnya. Dari kegiatan awal siswa

belum mampu untuk membaca sekilas, sampai dengan tahap seterusnya siswa

sudah mampu membaca sekilas isi bacaan.

b. Membuat pertanyaan (question)

Kemampuan siswa dalam membuat pertanyaan juga meningkat, dalam

membuat pertanyaan siswa menggunakan rumus 5W1H yang meliputi apa,

siapa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana. Pada kegiatan awal siswa

masih terlihat enggan dan masih bingung saat membuat pertanyaan. Setelah

beberapa pertemuan kemampuan siswa dalam membuat pertanyaan meningkat

pada setiap siklusnya. Dalam tahap membuat pertanyaan ini melatih cara

berpikir kritis siswa dalam menangkap isi bacaan (Rahmat Husein, dkk.

2006:3)

c. Membaca (read)

Kemampuan siswa dalam membaca intensif sudah meningkat. Hal ini

terbukti saat kegiatan membaca siswa sudah melakukan kegiatan membaca

dengan sungguh-sungguh dengan konsentrasi yang tinggi. Hal ini juga

Page 107: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

dipengaruhi oleh artikel yang diberikan guru bervariasi, sehingga siswa

terlihat antusias saat membaca, hal ini bertujuan untuk membuat siswa tidak

bosan saat membaca. Kemampuan membaca siswa meningkat pada setiap

siklusnya. Kegiatan membaca sesungguhnya untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang dirumuskan (Darmiyati Zuchdi, 2007:128).

d. Menyatakan kembali (recite)

Kemampuan siswa menyatakan kembali juga meningkat. Pada awalnya

siswa masih bingung untuk menyatakan kembali, setelah dilakukan tindakan

siswa sudah mengerti untuk menyatakan kembali. Siswa menyatakan kembali

dengan cara menjawab pertanyaan yang sudah dibuat pada tahap kedua, hal ini

bertujuan untuk melatih daya ingat siswa dalam memahami isi bacaan.

Darmiyati Zuchdi (2007: 129) menjelaskan tahap menyatakan kembali ini

dilakukan dengan cara menyatakan jawaban dan bukti dikemukakan kepada

diri sendiri dengan bergumam, bersuara, atau dalam bentuk catatan tulisan.

e. Meninjau ulang (review)

Kemampuan siswa dalam merangkum bacaan juga meningkat pada setiap

siklusnya. Siswa sudah bisa membuat rangkuman isi bacaan dengan kata-kata

sendiri. Kemampuan menarik kesimpulan bacaan penting pengaruhnya

terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa. Darmiyati Zuchdi (2007:

123) bahwa tidak ada kemampuan yang lebih esensial bagi pelajar masa kini

daripada kemampuan membuat rangkuman yang efektif tentang apa yang

dibacanya. Kegiatan mengulangi kembali judul subjudul subbab guna

mendapatkan hal-hal penting yang seharusnya diingat (Soedarso, 2002: 64).

f. Perolehan Nilai Membaca Intensif Siswa Meningkat

Dari pretes yang dilakukan pada survei awal, diketahui bahwa kemampuan

membaca intensif siwa masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari capaian

nilai membaca intensif siswa. Pada kegiatan pretes diketahui bahwa hanya ada

10 (29%) siswa yang mencapai batas minimal ketuntasan belajar (70). Dua

Page 108: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

puluh lima siswa (71%) yang lain belum mencapai batas minimal ketuntasan

belajar. Siswa masih belum mampu membaca intensif dengan baik, membuat

pertanyaan dengan benar, siswa belum membaca dengan serius, siswa belum

bisa menyatakan kembali, dan siswa belum bisa membuat rangkuman dengan

baik. Kisaran nilai yang dicapai siswa yaitu antara 50 – 70 dengan capaian

rata-rata 53.

Pada siklus I terdapat peningkatan nilai membaca intensif siswa. Delapan

belas siswa (52%) telah mencapai ketuntasan belajar,siswa sudah mampu

membaca sekilas isi bacaan meskipuin masih ada beberapa siswa yang belum

melakukan membaca sekilas, siswa masih bingung saat membuat pertanyaan,

siswa sudah melakukan kegiatan membaca meskipun ada beberapa siswa yang

masih belum membaca dengan baik, siswa masih bingung saat menyatakan

kembali isi bacaan, sebagian siswa sudah bisa membuat rangkuman isi

bacaan.. Tujuh belas siswa (48%) yang lain belum mencapai batas ketuntasan

belajar, sebagian siswa tidak melakukan membaca sekilas isi bacaan, siswa

masih bingung saat membuat pertanyaan, siswa belum membaca dengan baik,

siswa belum bisa menyatkan kembali isi bacaan, dan siswa masih bingung saat

membuat rangkuman isi bacaan, meskipun belum sepenuhnya memahami

metode yang diberikan guru tetapi hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Kisaran nilai yang dicapai siswa yaitu antara 50 – 80 dengan capaian rata-rata

65.

Pada siklus II, peningkatan nilai capaian membaca intensif siswa terjadi

cukup signifikan. Dari 18 siswa menjadi 25 siswa (71%) telah mencapai

ketuntasan belajar, siswa sudah mampu membaca sekilas bacaan, siswa sudah

mampu membuat pertanyaan meskipun ada bebarapa yang masih bingung saat

membuat pertanyaan, siswa sudah membaca dengan baik dan konsentrasi,

tidak ada suara gaduh karena siswa tidak membaca, siswa sudah mampu

menyatakan kembalin isi bacaan dengan cara menjawab pertanyaan yang

sudah dibuat pada tahap kedua, siswa sudah bisa membuat rangkuman isi

Page 109: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

bacaan meskipun ada bebarapa siswa yang masih bertanya kepada teman

lainnya.. Sepuluh siswa (29%) yang lain belum mencapai batas ketuntasan

belajar, sisswa belum membaca sekilas isi bacaan ,siswa masih bingung dalam

membuat pertanyaan, sebagian siswa masih belum melakukan tahap

membaca, siswa masih bertanya kepada teman saat menjawab pertanyaan,

siswa masih mencontoh pekerjaan teman lain saat membuat rangkuman.

Kisaran nilai yang dicapai siswa yaitu antara 60 – 80 dengan capaian rata-rata

71.

Pada siklus III, peningkatan nilai capaian membaca intensif siswa terjadi

sangat signifikan. Dari 25 siswa menjadi 33 siswa (95%) telah mencapai

ketuntasan belajar, siswa sudah mampu membaca sekilas dengan baik untuk

mengetahui gambaran secara umum isi bacaan, siswa sudah bisa membuat

pertanyaan tanpa harus bertanya kepada teman lain, siswa sudah membaca

dengan serius tidak ada yang ramai sendiri, siswa sudah mampu menjawab

pertanyaan dengan individu tidak bertanya kepada teman lain, siswa sudah

mampu membuat rangkuman isi bacaan dengan baik tanpa harus mencontoh

hasil pekerjaan teman. Dua siswa (5%) yang lain belum mencapai batas

ketuntasan belajar tetapi mengalami peningkatan. Kisaran nilai yang dicapai

siswa yaitu antara 60 – 90 dengan capaian rata-rata 79. Terhadap dua anak

yang tidak mencapai batas minimal ketuntasan belajar (70), Peneliti telah

melakukan wawancara mendalam baik pada siswa tersebut maupun pada guru

yang bersangkutan. Dari wawancara pada guru terungkap bahwa kedua siswa

tersebut tergolong siswa yang berkesulitan belajar. Siswa tersebut memang

lebih lambat dalam pembelajaran. Hal ini diketahui dari perolehan nilai siswa

pada pelajaran yang lain. Kedua siswa tersebut mendapat nilai kurang

dibandingkan dengan siswa yang lain. Akan tetapi guru yang bersangkutan

menggaris bawahi bahwa kedua siswa tersebut tergolong rajin dan patuh pada

guru. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan terbukti bahwa membaca

sekilas (survey), membuat pertanyaan (question), membaca (read),

menyatakna kembali (recite), dan meninjau ulang (SQ3R) dapat meningkatkan

Page 110: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

motivasi membaca intensif siswa dan dapat meningkatkan kemampuan

membaca intensif siswa. Suyatmi, Sumarwati, dan Rohmadi ( 2005: 40)

menerapkan metode membaca sekilas, membuat pertanyaan, membaca,

menyatakan kembali, dan meninjau ulang (SQ3R) secara bertahap dapat

membawa dampak positif dalam membantu mempermudah saat siswa

melakukan kegiatan membaca.

Page 111: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan motivasi membaca siswa kelas

V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar. Hal ini tampak pada

kesungguhan, semangat dan antusias siswa saat diberi tugas membaca intensif

dengan metode SQ3R dalam proses pembelajaran. Prosedur penerapan metode

SQ3R yang dapat meningkatkan motivasi membaca intensif adalah sebagai

berikut: (1) guru memberi contoh cara membaca sekilas isi bacaan, (2) siswa

membaca sekilas seluruh isi bacaan; (3) siswa membuat pertanyaan sebanyak

5 dengan menggunakan pedoman apa, siapa, kapan, dimana, mengapa, dan

bagaimana sesuai dengan isi bacaan; dan (4) siswa melakukan tahap

membaca; (5) siswa menyatakan kembali dengan menjawab pertanyaan yang

sudah dibuat pada tahap kedua untuk melatih daya ingat siswa; (6) siswa

meninjau ulang bagian-bagian bacaan yang belum dimengerti dengan

membuat rangkuman isi bacaan. Berdasarkan hasil pengamatan dalam

membaca intensif dengan menerapkan metode SQ3R, motivasi siswa

menunjukkan peningkatan disetiap siklusnya. Pada siklus I siswa yang tampak

termotivasi saat pembuatan peta pikiran sebanyak 51%, pada siklus berikutnya

terus mengalami peningkatan menjadi 57% pada siklus II dan 95% pada siklus

III.

2. Penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca intensif

pada siswa kelas V SD Negeri 1 Jetis, Kabupaten Karanganyar. Adanya

peningkatan kemampuan membaca intensif dilihat dari hasil belajar siswa

dalam memabaca intensif dengan menerapkan metode SQ3R. Hal ini terbukti

dengan meningkatnya hasil belajar siswa dalam membaca intensif. Prosedur

penerapan metode SQ3R yang dapat meningkatkan kemampuan membaca

intensif adalah sebagai berikut: (1) siswa membaca sekilas seluruh isi bacaan;

(2) siswa membuat pertanyaan dengan mengunakan pedoman 5W1H (apa,

Page 112: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagiamana) berdasarkan isi bacaan; (3)

siswa melakukan kegiatan membaca dengan intensif; (4) siswa melakukan

tahap menyatakan kembali dengan cara menjawab pertanyaan yang sudah

dibuat pada tahap kedua untuk melatih daya ingat siswa; (5) siswa meninjau

ulang seluruh isi bacaan dengan membuat rangkuman isi bacaan. Peningkatan

kemampuan siswa terjadi pada siklus I hingga siklus III yang ditunjukkan

dengan semakin banyaknya siswa yang telah mencapai batas ketuntasan

(KKM 70). Pada siklus I siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar

sebesar 52% atau sebanyak 18 siswa, pada siklus II meningkat menjadi 71%

atau sebanyak 25 siswa, dan pada siklus III sebanyak 95% (33siswa).

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses

pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor tersebut, antara lain: guru, siswa, metode pembelajaran,

media pembelajaran, dan sumber belajar. Keterampilan guru dalam mengelola

kelas yang kurang akan menjadikan siswa tidak berminat sehingga tidak

memperhatikan pelajaran. Wawasan guru yang kurang terhadap metode

pembelajaran terbaru yang lebih inovatif dan bervariasi menyebabkan guru lebih

konvensional disertai media dan sumber belajar yang kurang juga menjadi

penghambat keberhasilan proses dan peningkatan hasil belajar siswa.

Faktor-faktor di atas saling terkait. Oleh karena itu, untuk meningkatkan

kualitas proses serta hasil pembelajaran, pemenuhan faktor tersebut perlu

diupayakan. Metode pembelajaran yang tepat perlu diterapkan. Media serta

sumber belajar perlu dipilih sesuai dengan materi yang diajarkan. Agar materi

tersampaikan dengan baik, siswa perlu memiliki minat, motivasi, perhatian, dan

aktif dalam pembelajaran. Pemenuhan faktor-faktor tersebut tercermin dalam

keterampilan guru dalam mengelola kelas.

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran

meningkat setelah diterapkan metode SQ3R. Oleh karena itu, metode SQ3R ini

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan

Page 113: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

metode tersebut. Di samping itu, bagi guru Bahasa Indonesia metode ini dapat

digunakan sebagai metode alternatif yang menyenangkan dalam pembelajaran

membaca.

Penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

membaca intensif. Dengan metode ini, siswa membuat perencanaan sebelum

membaca. Sebelum membaca siswa melakukan membaca sekilas terlebih dahulu

seluruh isi bacaan (survey), kemudian siswa membuat pertanyaan (question),

siswa melakukan tahap membaca (read), yang keempat siswa menyatakan

kembali isi bacaan (recite), yang terakhir adalah meninjau ulang isi bacaan

(review).

Pemberian tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III menggambarkan

bahwa ada beberapa kelemahan dalam pembelajaran membaca intensif. Namun,

kelemahan-kelemahan yang ada dapat diatasi dengan baik oleh guru. Dari

kegiatan analisis dan refleksi yang dilaksanakan setelah tindakan, diketahui

terdapat peningkatan baik kualitas proses maupun hasil berupa kemampuan siswa

dalam membaca intensif. Dari segi proses, terdapat peningkatan pada

keterampilan guru dalam mengelola kelas serta keaktifan, perhatian, konsentrasi,

minat, dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Adapun dari segi hasil, terdapat

peningkatan nilai rata-rata siswa siklus I sampai siklus III.

Sementara itu, adanya 2 siswa yang tidak mencapai ketuntasan minimal

hasil belajar, mencerminkan bahwa metode SQ3R tidak sepenuhnya efektif jika

diterapkan pada siswa dengan kondisi tertentu. Siswa yang tergolong tidak

kesulitan belajar akan mudah menerapkan metode tersebut. Akan tetapi, bagi

siswa yang berkesulitan belajar metode tersebut tidak mempermudah bahkan

mempersulit kegiatan membaca. Di samping itu, penerapan metode SQ3R ini juga

perlu memperhatikan minat dan motivasi siswa dalam membaca. Minat serta

motivasi yang tinggi akan mempermudah siswa untuk melakukan kegiatan

membaca.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti

mengajukan saran-saran sebagai berikut.

Page 114: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

1. Bagi Siswa

Siswa disarankan saat melakukan kegiatan membaca, terlebih dahulu

siswa membaca sekilas isi bacaan, kemudian tahap kedua siswa membuat

pertanyaan sesuai isi bacaan, tahap ketiga siswa membaca, tahap keempat

siswa menyatakan kembali isi bacaan, tahap kelima siswa meninjau ulang isi

bacaan. Hal ini akan membantu siswa saat melakukan kegiatan membaca,

siswa akan lebih mudah memahami isi bacaan. Selanjutnya siswa hendaknya

rajin membaca agar siswa sadar dan terdorong untuk melakukan kegiatan

membaca secara teratur, terencana, dan kontinyu.

2. Bagi Guru

Dalam kegiatan pembelajaran membaca guru hendaknya dapat

mengajarkan siswa tahap-tahap membaca yang efektif. Yang pertama siswa

membaca sekilas terlebih dahulu isi bacaan, tahap kedua siswa membuat

pertanyaan sesuai isi isi bacaan, tahap ketiga siswa meakukan kegiatan

membaca, tahap keempat menyatakan kembali isi bacaan, tahap kelima

meninjau ulang isi bacaan dengan cara membuat rangkumanisi bacaan.Tahap-

tahap membaca ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman siswa dalam

membaca. Guru hendaknya melakukan suatu perencanaan dan evaluasi

terhadap segala tindakan yang akan ditempuh. Hal ini penting dilakukan agar

dalam pelaksanaannya, guru dapat memperkecil kemungkinan munculnya

hambatan dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya menambah sarana atau fasilitas belajar-

mengajar yang dapat digunakan oleh siswa dan guru untuk mendukung dan

lebih mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.

Pihak sekolah hendaknya dapat memotivasi dan memfasilitasi guru

dalam meningkatkan kemampuan mengajar. Baik dengan mengikut sertakan

guru dalam kegiatan seminar, workshop, penataran, maupun dengan

mendukung guru untuk melakukan berbagai penelitian dalam pendidikan dan

pengajaran.

Page 115: PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id NIM commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan bagi peneliti lain agar mampu berkolaborasi secara aktif

dengan guru dan dapat menciptakan metode pembelajaran baru yang dapat

mengembangkan bakat, potensi, dan kreativitas siswa sehingga kualitas

pendidikan di Indonesia dapat meningkat.