analisis pengaruh produk domestik regional...

129
ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), PENDIDIKAN, DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2009-2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh : Dio Syahrullah NIM : 1110084000070 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2014M

Upload: phamkhanh

Post on 06-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB),

PENDIDIKAN, DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI

BANTEN TAHUN 2009-2012

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh :

Dio Syahrullah

NIM : 1110084000070

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435H/2014M

Page 2: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB),

PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI

PROVINSI BANTEN TAHUN 2009-2012

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

Dio Syahrullah

NIM : 1110084000070

Di Bawah Bimbingan :

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434H/2014M

Page 3: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 10 Maret 2014 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :

1. Nama : Dio Syahrullah

2. NIM : 1110084000070

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB), Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di

Provinsi Banten Tahun 2009-2012

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke

tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Senin 10 Maret 2014

1. Arif Fitrijanto, M.si.

NIP. 197111182005011003

2. Zaenal Muttaqin, MPP.

NIP. 197905032011011006

3. Zuhairan Y. Yunan, S.E, M.Sc

NIP. 19800416 200912 1 002

Page 4: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Jumat, 18 Juli 2014 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Dio Syahrullah

2. NIM : 1110084000070

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

Pendidikan, dan Pengagguran terhadap Kemiskinan di

Provinsi Banten tahun 2009-2012.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Juli 2014

1. Prof, Dr, Abdul Hamid, MS

NIP : 19570617 198503 1 002

2. Zuhairan Y Yunan, M.Sc.

NIP : 198004162009121002

3. Arief Fitrijanto, M.Si

NIP : 19711118 20001 1 003

4. Lukman, Dr, M.Si.

NIP : 196406072003021002

5. Zaenal Muttaqin, MPP.

NIP : 19790503 201101 1 006

Page 5: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Dio Syahrullah

NIM : 1110084000070

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui

pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa

saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan

aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Page 6: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Dio Syahrullah

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 12 September 1992

3. Alamat : Jl.Bhayangkara, komp. Griya Serang Asri

Blok V1 No.16 Cipocok Jaya, Serang-

Banten

4. Telepon : 08998663702

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri 2 Serang Tahun 1998-2004

2. SMP Negeri 2 Kota Serang Tahun 2004-2007

3. SMA Negeri 5 Kota Serang Tahun 2007-2010

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2014

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Drs. H.Irwansyah

2. Tempat/Tanggal Lahir : Bengkulu, 20 July 1959

3. Ibu : Elipianti

4. Tempat/Tanggal Lahir : Bengkulu, 06 November 1960

Page 7: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

ii

6. Alamat : Jl.Bhayangkara, komp. Griya Serang Asri,

Blok V1 No.16 Cipocok Jaya, Serang-Banten

7. Telepon : 08998663702

8. Anak ke dari : 2 dari 2 bersaudara

Page 8: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

iii

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of Gross Domestic Product ( GDP ) ,Education and Unemployment on Poverty in Banten Province 2009-2012

Panel Data with Random Effects Model is used as an analytical technique inthis study . The results showed that poverty in the province of Banten able to beexplained by GDP , Education , and the unemployment rate to 53.61 % ( R2 ) .Furthermore, the partial regression coefficient indicates ( 1 ) a significant effect onGDP 5% significance level with a probability value of 0.0102 and negatively related tothe value obtained for the coefficient of -0.552266 , ( 2 ) education variable is notsignificant to the poverty in the province of Banten marked with a probability value of0.9924 , and ( 3 ) a significant effect of unemployment on the real level of 5% with aprobability value of 0.0006 and positively related to the value of the coefficientsobtained by 2.947913 . Then poverty in Banten province significantly influenced byGDP , education , and unemployment simultaneously at 10.78 % ( F - statistic ) .

Keywords : Gross Domestic Product ( GDP ) , Education , Unemployment, Poverty inBanten Province

Page 9: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

iv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik RegionalBruto (PDRB), Pendidikan, dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Bantentahun 2009-2012

Panel Data dengan Random Effect Model digunakan sebagai teknik analisis padapenelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemiskinan di Provinsi Bantenmampu di jelaskan oleh PDRB,Pendidikan, dan pengangguran sebesar 53,61% (R2).Selanjutnya secara parsial koefisien regresi menunjukan (1) PDRB berpengaruhsignifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas 0,0102 dan berhubungannegatif dengan nilai koefisien yang diperoleh sebesar -0,552266, (2) Variabelpendidikan tidak signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Banten ditandai dengannilai probabilitas 0,9924, dan (3) pengangguran berpengaruh signifikan pada taraf nyata5% dengan nilai probabilitas 0,0006 dan berhubungan positif dengan nilai koefisienyang di peroleh sebesar 2,947913. Lalu kemiskinan di Provinsi Banten di pengaruhisignifikan oleh PDRB, Pendidikan, dan Pengangguran secara simultan sebesar 10,78%(F-statistik).

Kata kunci : Kemiskinan di Provinsi Banten, Produk Domestik Regional Bruto(PDRB), Pendidikan, dan Pengangguran

Page 10: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr, Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat, karunia,

rezeki, dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

Pendidikan, Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Banten Tahun

2009-2012” dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada nabi besar

Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman kegelapan ke zaman

yang terang benderang.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan, bimbingan, semangat,

dan doa dari orang-orang terbaik yang ada di sekeliling penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, karena tanpa kehendak dan segala pertolonganNya tidak mungkin saya

dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala nikmat yang Engkau

berikan, ya Rabb.

2. Keluarga terbaik dan tersayang yang saya miliki, Ibunda Elipianti yang selalu

memberikan yang terbaik dan mencurahkan segala perhatiannya yang tidak pernah

henti-hentinya selama ini, terima kasih mama. Ayahanda Irwansyah yang telah

bekerja keras demi anak-anak dan keluarga dan yang selalu memberikan masukan-

Page 11: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

vi

masukan agar anaknya tidak salah arah dalam pengambilan keputusan,terima kasih

pa. Abangku satu-satunya yowansyah yang selalu jadi panutan ku,yang selalu

membimbing ku,dan yang selalu melindungi serta menghibur di saat suka maupun

duka,terima kasih bang. Tanpa didikan, dukungan dan pengorbanan kalian semua

adek tidak akan menjadi pribadi seperti sekarang,sekali lagi terima kasih

mama,papa, abang.

3. Sepupu terbaik dan tersayang yang seaya miliki, Day Dayang Asih dan Ipan Rasyid

yang selalu memberikan batuan dan dorongan moril,serta informasi-informasi baru

yang sebelumnya tidak pernah saya tau, terima kasih mba Dayang dan bang Ipan

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga

selama perkuliahan.

5. Bapak Dr. Lukman selaku Dosen Pembimbing Skripsi 1 yang dengan kerendahan

hatinya bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, ilmu yang

berharga, serta bimbingan yang sangat berarti selama penyelesaian skripsi. Terima

kasih atas semua saran dan arahan yang Bapak berikan selama proses penulisan

hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak.

6. Bapak Zaenal Muttaqin, MPP selaku dosen Pembimbing 2 yang telah meluangkan

waktu, memberikan arahan serta bimbingan yang sangat berarti kepada saya.

Terima kasih atas semua saran dan arahan yang bapak berikan sehingga

terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak.

7. Bapak Zuhairan Y. Yunan, S.E,M.Sc selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Page 12: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

vii

8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu

yang sangat berguna dan berharga bagi saya. Semoga Allah selalu memberikan

pahala yang sebesar-besarnya atas kebaikan para dosen FEB UIN Jakarta. Jajaran

karyawan dan staf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani dan

membantu saya selama perkuliahan.

9. Sahabat-sahabat terbaik yang saya miliki, Dika Nurhadi, Arien Hardianti, Senja

Nuraida Faradilla, Jo Narusalam,dan Mursyid Setiawan yang telah menghabiskan

banyak waktu bersama saya dalam suka dan duka, membantu saya dalam

penyelesaian skripsi maupun perkuliahan, mengingatkan saya ketika saya

melakukan kesalahan, menemani saya disaat saya membutuhkan mereka. Terima

kasih atas apa yang kalian lakukan selama ini. Semoga Allah selalu melindungi

kalian dan membalas kebaikan-kebaikan kalian. terima kasih waktunya sahabat.

“kita selalu bersama”.

10. Sahabat-sahabat terbaik lainya yang saya miliki selama saya kuliah di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Masud, Rifki Hasan Al khoiri, Pebi Riswadi, Faisal Aziz,

Wildan Hidyatullah, Muhammad Dwinanto sidiq, Ali Al murtadho, Renzy

Primadiansa, Kemal Fauzi, Abdul Wahid Hasyim, Muhammad Yusuf Adzhar,

Muhammad Syibromalesi, Fajrul Syam Arzani, dan Noni Setianingsih, terimaksih

telah menghabiskan banyak waktu bersama saya di saat suka dan duka, membagi

kebodohan-kebodohan nya, pembelajarannya, membantu saya dalam menyelesaikan

banyak tugas-tugas kuliah, Skirpsi, UTS, UAS, lalu tidak pernah lupa untuk

mengingatkan sholat, ketika melakukan kesalahan mengingatkan dengan cara

menghina atau mengejek, selalu menemani di saat saya membutuhkan terutama saat

Page 13: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

viii

kesepian, selalu menetertawakan hal yang tidak seharusnya di tertawakan. Terima

kasih atas semuanya itu dan hal gila lainnya. Semoga Allah selalu melindungi

kalian dan membalas kebaikan-kebaikan kalian. “We are family of Kosan SIM C”

11. Teman-teman terbaik yang saya miliki, Muhammad Adi Rahman, Muhammad Reza

Hermanto, Sigit Aji Pambudi, Ravindra Bramastyo, dan Agus setiawan atas semua

ilmu yang telah dibagikan ke saya dan juga teman perjalanan terbaik ketika di

negara orang. Terima kasih atas waktu yang telah dihabiskan bersama saya selama

ini.

12. Kelompok KKN Akamsi Desa Ciasmara ,yang telah menghabiskan waktu hidup

satu bulan bersama dengan canda dan tawa serta pelajaran hidup yang sangat

berguna bagi saya.

13. Teman-teman IESP angkatan 2010 yang saya cintai dan tidak bisa saya sebutkan

satu-persatu. Terima kasih atas empat tahun kebersamaan dengan kalian yang penuh

warna. Kita pasti bertemu lagi teman-teman.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis.Oleh sebab itu,

penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan, baik kritik yang membangun

dari berbagai pihak.

Wassalamu’ alaikum Wr. Wb.

Tangerang Selatan, Mei 2014

Dio Syahrullah

Page 14: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

ix

DAFTAR ISI

Cover

Lembar Pengesahan Pembimbing

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah

Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. i

Abstract ...................................................................................................... iii

Abstrak ...................................................................................................... iv

Kata Pengantar ......................................................................................... vi

Daftar Isi ................................................................................................... ix

Daftar Tabel ............................................................................................. xiii

Daftar Gambar ......................................................................................... xv

Daftar Lampiran ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 10

Page 15: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ................................................................................ 11

1. Produk Domestik regional Bruto (PDRB) ............................... 11

2. Pendidikan................................................................................ 21

3. Pengangguran .......................................................................... 25

4. Kemiskinan .............................................................................. 30

5. Pengaruh PDRB Terhadap Kemiskinan .................................. 39

6. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kemiskinan .......................... 40

7. Pengaruh Pengagguran Terhadap Kemiskinan ....................... 42

B. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 44

C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 54

D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 56

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 58

B. Metode Pemilihan Sampel .............................................................. 59

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 59

D. Metode Analisis Data ..................................................................... 60

1. Estimasi Regresi Dengan Data Pnael ....................................... 62

a. Pooled Least Square (PLS) ................................................ 62

b. Fixed Effect Model (FEM) ................................................ 63

c. Random Effect Model (REM) ........................................... 63

2. Pemilihan Metode Data Pnel ................................................... 64

a. Uji Chow Test .................................................................... 64

Page 16: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

xi

b. Uji Hausman Test ............................................................... 66

3. Uji Asumsi Klasik …………………………………………… 67

a. Uji Normalitas .................................................................... 67

b. Uji Multikoliniearitas ......................................................... 67

c. Uji Heterokedastisitas ........................................................ 68

d. Uji Autokorelasi ................................................................. 68

4. Pengujian Statistik Analisis Regresi .………………………… 69

a. Koefisien Determinan (Adjusted R2) .................................. 69

b. Pengujian Best Of Fit Model .............................................. 70

1) Uji Simultan (Uji F) ........... ………………………...... 70

2) Uji Parsial (Uji t) ........................................................... 71

E. Definisi Operasional ....................................................................... 72

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 75

1. Kondisi Geografis ..................................................................... 75

2. Kondisi Kemiskinan di Provinsi Banten ................................... 76

3. Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Banten .............. 77

4. Tingkat Pendidikan ................................................................... 78

5. Tingkat Pengagguran Terbuka di Provinsi Banten ................... 79

B. Analisis dan Pembahasan ............................................................... 80

1. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 80

a. Uji Normalitas .................................................................... 80

b. Uji Multikoliniearitas ......................................................... 81

Page 17: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

xii

c. Uji Heterokedastisitas ........................................................ 82

d. Uji Autokorelasi ................................................................. 82

2. Hasil Estimasi Model Data Panel ............................................. 83

a. Pendekatan Pooled Least Square (PLS) ............................. 83

b. Pendekatan Fixed Effect Model (FEM) ............................. 84

c. Pendekatan Random Effect Model (REM) ........................ 84

3. Memilih Metode Data Panel .................................................... 84

a. Uji Chow ............................................................................ 84

b. Hausman Test ..................................................................... 85

4. Pengujian Hipotesis ….……………………………………… 86

a. Uji Signifikansi Individual (Uji t) ....................................... 86

b. Uji Signifikan Serentak (Uji F) ........................................... 87

c. Uji Adj R2 (Adjusted R Square) ...……………………........ 88

d. Interpretasi Hasil Analisis ………..……………………….. 89

e. Analisis Ekonomi ................................................................. 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 94

B. Saran ............................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 97

LAMPIRAN ................................................................................................ 100

Page 18: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

xiii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Persentase Kemiskinan Provinsi Banten Tahun 2009 – 2012 3

1.2PDRB Atas Harga Konstan Provinsi Banten Tahun 2009 –2012

4

1.3Peersentase Penduduk yang menamatkan SMP ProvinsiBanten Tahun 2009 – 2012

5

1.4Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ProvinsiBanten Tahun 2009 – 2012

6

2.1 Penelitian Terdahulu 48

4.1 Persentase Kemiskinan Provinsi Bante tahnun 2009-2012 76

4.2PDRB provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku tahun2009-2012

78

4.3Persentase penduduk yang menamatkan SMP ProvinsiBanten tahun 2009-2012

79

4.4Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka provinsi Banten2009-2012

80

4.5 Corelation Matrix 82

4.6 Sum Squared resid 82

4.7 Durbin Watson 83

4.8 Regresi Data Panel Pooled Least Square 83

4.9 Regresi Data Panel Fixed Effect 84

4.10 Regresi Data Panel Random Effect 84

4.11 Hasil Chow test F-Restriced 85

Page 19: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

xiv

4.12 Hasil Uji Hausman 85

4.13 Nilai t-Statistik 86

4.14 Nilai Adjusted R2 88

4.15 Interpretasi Koesfisien Random Effect Model 89

Page 20: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

xv

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

4.1 Histogram Normaliti 81

Page 21: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Data Observasi 100

2 Output Pooled Least Square (PLS) 101

3 Output Fixed Effect Model (FEM) 102

4 Output Random Effect Model (REM) 103

5 Uji Chow test 104

6 Uji Hausman test 105

7 Uji Normalitas 106

8 Uji Heterokedastisitas 107

9 Uji Autokorelasi 108

Page 22: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perencanaan merupakan sebuah upaya untuk mengantisipasi

ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif. Artinya, perubahan

yang terjadi pada sebuah keseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada

sistem sosial yang kemudian akan membawa sistem yang ada menjauhi

keseimbangan semula. Perencanaan memiliki peran yang sangat penting dalam

proses pembangunan. Salah satu peran perencanaan adalah sebagai arahan bagi

proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai disamping

sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembangunan yang dilakukan. Sedangkan

pembangunan sendiri dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di tingkat nasional

atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di tingkat daerah.

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa pembangunan nasional adalah

salah satu upaya untuk menjadi tujuan masyarakat adil dan makmur. Sejalan

dengan tujuan tersebut, berbagai kegiatan pembangunan telah diarahkan kepada

pembangunan daerah khususnya daerah yang relatif mempunyai kemiskinan yang

terus naik dari tahun ke tahun. Pembangunan daerah dilakukan secara terpadu dan

berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan

akar dan sasaran pembangunan nasional yang telah ditetapkan melalui

pembangunan jangka panjang dan jangka pendek. Oleh karena itu, salah satu

Page 23: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

2

indikator utama keberhasilan pembangunan nasional adalah laju penurunan

jumlah penduduk miskin. Efektivitas dalam menurunkan jumlah penduduk miskin

merupakan pertumbuhan utama dalam memilih strategi atau instrumen

pembangunan. Hal ini berarti salah satu kriteria utama pemilihan sektor titik berat

atau sektor andalan pembangunan nasional adalah efektivitas dalam penurunan

jumlah penduduk miskin. (Pantjar Simatupang dan Saktyanu K, 2003).

Kemiskinan sendiri merupakan masalah yang menyangkut banyak aspek

karena berkaitan dengan pendapatan yang rendah, buta huruf, derajat kesehatan

yang rendah dan ketidaksamaan derajat antar jenis kelamin serta buruknya

lingkungan hidup (Word Bank, 2004). Menurut Bank Dunia salah satu sebab

kemiskinan adalah karena kurangnya pendapatan dan aset (lack of income and

assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan

dan tingkat kesehatan dan pendidikan yang dapat diterima (acceptable).

Pemerintah baik pusat maupun daerah telah berupaya dalam melaksanakan

berbagai kebijakan dan program-program penanggulangan kemiskinan namun

masih jauh dari induk permasalahan. Kebijakan dan program yang dilaksanakan

belum menampakkan hasil yang optimal. Masih terjadi kesenjangan antara

rencana dengan pencapaian tujuan karena kebijakan dan program penanggulangan

kemiskinan lebih berorientasi pada program sektoral. Oleh karena itu diperlukan

suatu strategi penanggulangan kemiskinan yang terpadu, terintegrasi dan sinergis

sehingga dapat menyelesaikan masalah secara tuntas.

Page 24: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

3

Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintahan di Provinsi Banten tidak

jauh berbeda dengan permasalahan yang terdapat di pemerintahan pusat, yaitu

tingginya angka kemiskinan dan pengangguran. Namun pemerintah daerah

provinsi Banten telah memfokuskan kegiatan ekonominya pada peningkatan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Tabel 1.1

Presentase Kemiskinan Provinsi Banten Tahun 2009-2012

Kabupaten / Kota 2009 2010 2011 2012kab.Pandegelang 12,01 11,4 9,8 9,27kab.lebak 10,63 10,38 9,2 8,62kab.tanggerang 6,55 7,18 6,42 5,71kab.serang 5,8 6,34 5,63 5,28kota tanggerang 6,42 6,88 6,14 5,55kota cilegon 4,14 4,46 3,98 3,81kota serang 6,19 7,03 6,25 5,69kota tanggerang seelatan 2,35 1,67 1,5 1,33

Sumber : BPS Banten

Penurunan tingkat kemiskinan di provinsi Banten dari tahun 2009 sampai

tahun 2012 menunjukkan adanya indikasi program pembangunan yang dijalankan

telah berhasil. Penurunan tingkat kemiskinan ini terjadi seiring dengan

peningkatan PDRB di provinsi Banten. Selama periode 2010-2011 penurunan

tingkat kemiskinan berkisar antara 2% sampai 2,5%.

Page 25: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

4

Tabel 1.2

PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Miliar

Rupiah) Tahun 2009-2012

Kabupaten / Kota 2009 2010 2011 2012kab.Pandegelang 4032.4 4321.1 4547.85 4803.37kab.lebak 3895.5 4152.2 4387.62 4607.59kab.tanggerang 17382.1 18549.1 19725.85 20951.89kab.serang 6850.9 7135.1 7536.1 7920.12kota tanggerang 27562.5 29402.9 31414.1 33428.91kota cilegon 16246.8 17111.2 18228.29 19470.57kota serang 2678.3 2884.2 3110.51 3330.16kota tanggerang seelatan 4947.9 5378.3 5823.83 6303.48

Sumber : BPS Banten

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi Banten digunakan untuk

mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun, sehingga arah

perekonomian daerah akan lebih jelas. PDRB juga indikator untuk mengatur

sampai sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya

yang ada dan dapat digunakan sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan

yang salah satunya untuk mengurangi jumlah kemiskinan

Seperti halnya PDRB Pendidikan pun dapat mempengaruhi setiap

peningkatan maupun penurunan jumlah kemiskinan. Pendidikan adalah upaya

paling efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kualitas

sosial-ekonomi, kesehatan, dan gizi yang baik tidak akan dapat bertahan tanpa

adanya manusia yang memiliki pendidikan yang berkualitas. Pemerintah

melakukan kebijakan wajib belajar 9 tahun untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di indonesia agar masyarakat indonesia menjadi SDM yang

Page 26: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

5

berkualitas,selain itu juga agar dapat mengurangi kemiskinan dan yang ada

dengan banyaknya orang-orang yang dapat mengenyam pendidikan untuk

merubah taraf kehidupannya.

Tabel 1.3

Persentase penduduk yang menamatkan pendidikan menegah pertama

(SMP) Provinsi Banten Tahun 2009-2012

Kabupaten / Kota 2009 2010 2011 2012kab.Pandegelang 13,65 15,11 16,81 17,62kab.lebak 12,2 11,99 13,01 13,03kab.tanggerang 19,84 22,77 21,62 23,67kab.serang 19,35 17,48 22,00 19,86kota tanggerang 20,04 21,69 23,38 21,01kota cilegon 21,21 21,26 20,45 23,30kota serang 17,75 17,34 16,36 17,79kota tanggerang seelatan 16,77 17,68 18,75 19,48

Sumber : BPS Banten

Peningkatan persentase penduduk yang menamatkan pendidikan menegah

pertama (SMP) di setiap daerahnya menujukan bahwa adanya indikasi kebijakan

wajib belajar 9 tahun telah berhasil. Banyak orang miskin yang mengalami

kebodohan bahkan kebdohan secara sistematis. Karena itu, penting bagi kita untuk

memahami bahwa kemiskinan bisa menjadikan kebodohan dan kebodohan jelas

identik dengan kemiskinan (winardi, 2010).

Page 27: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

6

Tabel 1.4

Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Banten

Tahun 2009-2012

Kabupaten / Kota 2009 2010 2011 2012kab.Pandegelang 10,98 11,34 11,32 9,3kab.lebak 13,42 13,35 12,1 9,07kab.tanggerang 15,86 14,01 14,42 11,46kab.serang 14,45 16,19 13,29 12,96kota tanggerang 15,57 14,09 12,89 8,31kota cilegon 18,26 19,84 13,14 11,31kota serang 17,55 17,11 13,84 10,8kota tanggerang seelatan 8,17 8,22 11,98 8,07

Sumber : BPS Banten

Meskipun tingkat PDRB meningkat dan tingkat kemiskinan menurun,

namun tingkat pengangguran terbuka tidak sepenuhnya menurun juga hal ini

dapat di lihat pada kota tanggerang selatan tahun 2010 yang tadinya sebesar 8,22

menjadi 11,98 pada tahun 2011. Hal ini disebabkan karena adanya peertumbuhan

penduduk yang masuk dalam usia kerja namun belum mendapatkan pekerjaan

karena tidak adanya lapangan pekerjaan yang tersedia.

Dari data yang sudah di paparkan sebelumnya masalah perbedaan angka

kemiskinan yang cukup besar diantara kabupaten/kota di dalam Provinsi Banten

dan di tambah juga masuknya kota tanggerang selatan pada tahun 2008 karena

pemekaran wilayah menegaskan adanya variasi kemiskinan antar kabupaten

dengan kota. Untuk itu diperlukan analisisa kembali kemiskinan yang terjadi di

kabupaten/kota. Agar dapat di ketahui perbedaan kondisi dan perkembangan

kemiskinan terutama faktor-faktor (PDRB, Pendidikan, Pengangguran) yang

Page 28: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

7

mempengaruhi kemiskinan di kabupaten/kota di Provinsi Banten tersebut, untuk

nantinya bisa diambil kebijakan-kebijakan yang tepat agar perbedaan angka

kemiskinan antara kabupaten/kota di Provinsi Banten bisa dikurangi. Sebab, jika

tidak disikapi dengan kebijakan yang tepat, perbedaan angka kemiskinan yang

cukup tajam ini bisa jadi akan memicu kecemburuan sosial dan konflik di daerah

sehingga nantinya dapat membuat peningkatan jumlah kemiskinan yang

semamkin besar di setiap daerahnya di Provinsi Banten.

Pada hakekatnya pembangunan daerah dianjurkan tidak hanya

memusatkan perhatian pada pertumbuhan ekonomi saja namun juga

mempertimbangkan bagaimana kemiskinan yang dihasilkan dari suatu proses

pembangunan daerah tersebut. Menurut Esmara dalam ilmu ekonomi

dikemukakan berbagai teori yang membahas tentang bagaimana pembangunan

ekonomi harus ditangani untuk mengejar keterbelakangan (Deni tisna.2008).

Sampai akhir tahun 1960, para ahli ekonomi percaya bahwa cara terbaik untuk

mengejar keterbelakangan ekonomi adalah dengan meningkatkan laju

pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya, sehingga dapat melampaui tingkat

pertumbuhan penduduk. Dengan cara tersebut angka pendapatan per kapita akan

meningkat sehingga secara otomatis terjadi pula peningkatan kemakmuran

masyarakat.

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk

mengetahui dan memahami lebih jauh seputar masalah tersebut. Oleh karena itu,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh

Page 29: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

8

PDRB, Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi

Banten Tahun 2009-2012.

B. Perumusan Masalah

Kemiskinan merupakan salah satu tolak ukur sosial ekonomi dalam menilai

keberhasilan pembangunan yang di lakukan pemerintah dalam suatu negara.

Banyak sekali masalah-masalah sosial yang bersfat negatif timbul akibat

meningkatnya jumlah kemiskinan di indonesia khususnya provinsi Banten. Dari

data yang sudah di paparkan sebelumnya masalah perbedaan angka kemiskinan

yang cukup besar diantara kabupaten/kota di Provinsi Banten dan di tambah juga

masuknya kota tanggerang selatan ke dalam bagian Provinsi Banten pada tahun

2009 karena pemekaran wilayah akan membuat variasi kemiskinan antar

kabupaten dengan kota kembali mengalami peberubahan hal itu bisa kearah

penurunan jumlah kemiskinan ataupun peningkatan jumlah kemiskinan. Untuk itu

diperlukan analisisa kembali kemiskinan yang terjadi di kabupaten/kota. Agar

dapat di ketahui perbedaan kondisi dan perkembangan kemiskinan terutama

faktor-faktor yang mempengaruhi resiko kemiskinan di tingkat kabupaten/kota

tersebut, untuk nantinya bisa diambil kebijakan-kebijakan yang tepat agar

perbedaan angka kemiskinan antara kabupaten/kota di Provinsi Banten bisa

dikurangi. Sebab, jika tidak disikapi dengan kebijakan yang tepat, perbedaan

angka kemiskinan yang cukup tajam ini bisa jadi akan memicu kecemburuan

sosial dan konflik di daerah sehingga nantinya dapat membuat peningkatan

jumlah kemiskinan yang semamkin besar di setiap daerahnya.Oleh karena itu

diharapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan seperti produk domestik

Page 30: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

9

regional bruto (PDRB), pendidikan, dan pengangguran dapat terus meminimalisir

kemiskinan yang terjadi di provinsi Banten.

Berdasarkan masalah yang sudah di jelaskan sebelumnya maka dapat di

tarik rumusan masalah untuk menganalisis, “Pengaruh PDRB, Pendidikan dan

Pengangguran terhadap kemiskinan di provinsi Banten” sebagai berikut :

1. Seberapa besar PDRB berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi

Banten ?

2. Seberapa besar pendidikan berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi

Banten ?

3. Seberapa besar tingkat pengangguran terbuka berpengaruh terhadap

Kemiskinan di Provinsi Banten ?

4. Seberapa besar PDRB, pendidikan, dan tingkat pengangguran terbuka

berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap kemiskinan di

Provinsi Banten

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar PDRB berpengaruh terhadap

kemiskinan di Provinsi Banten ?

2. Untuk mengetahui seberapa besar Pendidikan berpengaruh terhadap

kemiskinan di Provinsi Banten ?

3. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengangguran berpengaruh

terhadap kemiskinan di Provinsi Banten ?

Page 31: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

10

4. Untuk mengetahui seberapa besar PDRB, pendidikan, dan tingkat

pengangguran terbuka berpengaruh secara bersama-sama (simultan)

terhadap kemiskinan di Provinsi Banten

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini antara lain :

1. Bagi Penulis

Merupakan suatu pembelajaran yaitu usaha menganalisis suatu pengaruh

PDRB dan Pengangguran terhadap Kemiskinan, sehingga penulis dapat

mempraktekan teori yang didapat selama perkuliahan dengan

menganalisa dan memecahkan masalah.

2. Bagi Pihak lain

Diharapkan dapat memberikan pemahaman dan informasi dalam

menanggulangi kemiskinan. Dan sebagai bahan referensi peneliti lain,

pengaruh PDRB perkapitan dan pengangguran terhadap kemiskinan di

Provinsi Banten.

Page 32: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam periode (Hadi Sasana, 2006).

PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah mengelola sumber daya

alam yang dimilikinya. Oleh karena itu, besaran PDRB yang dihasilkan oleh

masing-masing daerah sangat bergantung kepada potensi faktor-faktor produksi di

daerah tersebut. Adanya keterbatasan dalam penyediaan faktor-faktor produksi

tersebut menyebabkan besaran PDRB bervariasi antar daerah. Di dalam

perekonomian suatu negara, masing-masing sektor tergantung pada sektor yang lain,

satu dengan yang lain saling memerlukan baik dari bahan mentah maupun hasil

akhirnya. Sektor industri memerlukan bahan mentah dari sektor pertanian dan

pertambangan, hasil sektor industri dibutuhkan oleh sektor pertanian dan jasa-jasa.

Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu

langsung dan tidak langsung (alokasi).

a. Metode Langsung.

Cara perhitungan PDRB dapat diperoleh melalui tiga pendekatan, yaitu

pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.

Rincian penjelasannya sebagai berikut :

1) Menurut Pendekatan Produksi

Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang

diproduksikan oleh suatu kegiatan ekonomi di daerah tersebut dikurangi biaya

antara masing-masing total produksi bruto tiap kegiatan subsektor atau sektor

Page 33: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

12

dalam jangka waktu tertentu (satu tahun) (BPS, 2012:26). Unit-unit produksi

tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 sektor atau lapangan

usaha yaitu; (1) pertanian; (2) pertambangan dan penggalian; (3) industri

pengolahan; (4) listrik, gas dan air bersih; (5) bangunan; (6) perdagangan, hotel

dan restoran; (7) pengangkutan dan komunikasi; (8) keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan; dan (9) jasa-jasa.

2) Menurut Pendekatan Pengeluaran

Produk Domestik Regional Bruto adalah penjumlahan semua komponen

permintaan akhir. Komponen-komponen tersebut meliputi:

1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak

mencari untung.

2) Konsumsi pemerintah.

3) Pembentukan modal tetap domestik bruto.

4) Perubahan stok.

5) Ekspor netto. (BPS, 2012:27)

3) Menurut Pendekatan Pendapatan

Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima

oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi dalam suatu wilayah

dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah

upah dan gaji, sewa rumah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan

tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak lainnya. Cara penyajian

Produk Domestik Regional Bruto disusun dalam dua bentuk, yaitu :

a) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan

yaitu jumlah nilai produksi atau pengeluaran atau pendapatan yang

Page 34: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

13

dihitung menurut harga tetap. Dengan cara mendefinisikan berdasarkan

harga-harga pada tingkat dasar dengan menggunakan indeks harga

konsumen. Dari perhitungan ini tercermin tingkat kegiatan ekonomi

yang sebenarnya melalui Produk Domestik Regional Bruto riilnya. (BPS,

2012:27)

b) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku

menurut BPS adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh

sektor perekonomian di suatu wilayah. Nilai tambah yang dimaksud

merupakan nilai yang ditambahkan kepada barang dan jasa yang dipakai

oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai

yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor

produksi dalam proses produksi. (BPS, 2012:27)

b. Metode Tidak Langsung atau Metode Alokasi

Dalam metode ini PDRB suatu wilayah diperoleh dengan menghitung PDRB

wilayah tersebut melalui alokasi PDRB wilayah yang lebih luas.Untuk melakukan

alokasi PDRB wilayah ini digunakan beberapa alokator antara lain: Nilai produksi

bruto atau netto setiap sektor/subsektor pada wilayah yang dialokasikan ; jumlah

produksi fisik; tenaga kerja; penduduk, dan alokator tidak langsung lainnya. Dengan

menggunakan salah satu atau beberapa alokator dapat diperhitungkan persentase

bagian masing-masing propinsi terhadap nilai tambah setiap sektor dan subsektor.

Cara penyajian PDRB adalah sebagai berikut :

1) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas

dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahunnya, baik pada saat

menilai produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen

Page 35: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

14

PDRB. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kemampuan

sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Nilai PDRB

yang besar menunjukkan kemampuan sumberdaya ekonomi yang besar,

begitu juga sebaliknya.(BPS, 2012:28)

2) PDRB Atas Dasar Harga Konstan, semua agregat pendapatan dinilai atas

dasar harga tetap, maka perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke

tahun semata-mata karena perkembangan produksi riil bukan karena

kenaikan harga atau inflasi. PDRB atas dasar harga konstan

menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap

sektor dari tahun ke tahun. (BPS, 2012:28)

PDRB merupakan merupakan indikator pertumbuhan ekonomi yaitu suatu

proses kenaikkan output nasional suatu periode tertentu terhadap periode

sebelumnya. Dalam perkembangannya terdapat banyak teori mengenai pertumbuhan

ekonomi, antara lain: teori pertumbuhan klasik, teori pertumbuhan neoklasik dan

teori pertumbuhan Kuznet.

a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Aliran klasik muncul pada akhir abad ke-18 dan awal abad 19-an, yaitu di

masa revolusi Industri, dima na suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya

perkembangan ekonomi. Teori pertumbuhan ekonomi klasik dikembangkan oleh

penganut aliran klasik yaitu Adam Smith dan David Ricardo.

1) Adam Smith

Orang pertama yang membahas pertumbuhan ekonomi secara sistematis

adalah Adam Smith (1723-1790). Dalam bukunya An Inquiry into the Nature and

Causes of The Wealth of Nations (1776) ia mengemukakan tentang proses

pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis. Menurut Smith

Page 36: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

15

terdapat dua aspek utama pertumbuhan ekonomi, yaitu pertumbuhan output total dan

pertumbuhan penduduk Unsur pokok dari sistem produksi suatu negara menurut

Smith ada tiga, yaitu:

a) Sumber daya alam yang tersedia (atau faktor produksi tanah)

b) Sumber daya insani (atau jumlah penduduk)

c) Stok barang modal yang ada

Menurut Adam Smith untuk berlangsungnya perkembangan ekonomi

diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar produktivitas tenaga kerja

bertambah. Spesialisasi dalam proses produksi akan dapat meningkatkan

keterampilan tenaga kerja, dapat mendorong ditemukannya alat-alat atau mesin-

mesin baru dan akhirnya dapat mempercepat dan meningkatkan

produksi.Dinyatakan bahwa sebelum adanya pembagian kerja harus ada akumulasi

kapital terlebih dahulu dimana skumulasi kapital ini berasal dari dana tabungan. Di

samping itu Smith juga menitik beratkan pada ”luas pasar”. Pasar harus seluas

mungkin agar dapat menampung hasil produksi, sehingga perdagangan internasional

menarik perhatiannya karena hubungan perdagangan internasional ini menambah

luasnya pasar, sehingga pasar akan terdiri dari pasar dalam negeri dan pasar luar

negeri.

Menurut Adam Smith, sekali pertumbuhan ini mulai maka ia akan bersifat

komulatif, artinya bila ada pasar yang cukup dan ada akumulasi kapital, pembagian

kerja akan terjadi dan ini akan menaikkan tingkat produktivitas tenaga kerja.

Kenaikan produktivitas ini akan menaikkan penghasilan nasional dan selanjutnya

juga memperbesar jumlah penduduk. Penduduk tidak saja merupakan pasar karena

pendapatannya naik, tetapi pendapatan yang lebih besar itu juga akan merupakan

sumber tabungan. Jadi, spesialisasi yang yang semakin besar membutuhkan pasar

Page 37: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

16

yang semakin luas dan dorongan untuk membuat alat-alat baru makin bertambah. Di

lain pihak, naiknya produktivitas akan mengakibatkan tingkat upah naik dan ada

akumulasi kapital. Tetapi karena sumber daya alam terbatas adanya, maka

keuntungan akan menurun karena berlakunya hukum pertambahan hasil yang

semakin berkurang. Pada tingkat inilah perkembangan mengalami kemacetan atau

berhenti.

2) David Ricardo

Jika Adam Smith dianggap sebagai pakar utama dan pelopor pemikiran

ekonomi mahzab klasik, maka Ricardo menjadi pemikir yang paling menonjol

diantara para pakar mahzab tersebut. Teori Ricardo dikemukakan pertama kali

dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political Economy and Taxation

yang diterbitkan pada tahun 1917.

Perangkat teori yang dikembangkan Ricardo menyangkut empat kelompok

permasalahan, yaitu :

a) Teori tentang nilai dan harga barang

b) Teori tentang distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh

produksi dan disajikan dalam bentuk teori upah, teori sewa tanah, teori

bunga dan laba.

c) Teori tentang perdagangan internasional

d) Teori tentang akumulasi dan pertumbuhan ekonomi

Garis besar proses pertumbuhan ekonomi dan kesimpulan-kesimpulan dari

Ricardo tidak jauh berbeda dengan teori Adam Smith yaitu mengacu pada laju

pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga

menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (sumberdaya alam) tidak bisa

Page 38: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

17

bertambah, sehingga akhirnya menjadi faktor pembatas dalam proses pertumbuhan

suatu masyarakat.

Ciri-ciri perekonomian menurut Ricardo yaitu:

a) Jumlah tanah terbatas

b) Tenaga kerja (penduduk) meningkat atau menurun tergantung pada

apakah tingkat upah berada di atas atau di bawah tingkat upah minimal

(tingkat upah alamiah)

c) Akumulasi modal terjadi bila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik

modal berada di atas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk

menarik mereka melakukan investasi.

d) Kemajuan teknologi terjadi sepanjang waktu

e) Sektor pertanian dominan

Dengan terbatasnya luas tanah, maka pertumbuhan penduduk (tenaga kerja)

akan menurunkan produk marginal (marginal product) yang kita kenal dengan

istilah The law of diminishing return. Selama buruh yang dipekerjakan pada tanah

tersebut bisa menerima tingkat upah di atas tingkat upah alamiah, maka penduduk

(tenaga kerja) akan terus bertambah, dan hal ini akan menurunkan lagi produk

marginal tenaga kerja dan pada gilirannya akan menekan tingkat upah ke bawah.

Proses ini akan berhenti jika tingkat upah turun sampai tingkat upah alamiah. Jika

tingkat upah turun sampai di bawah tingkat upah alamiah, maka jumlah penduduk

(tenaga kerja) menurun. Kemudian tingkat upah akan naik lagi sampai tingkat upah

alamiah. Pada posisi ini jumlah penduduk konstan. Jadi, dari segi faktor produksi

tanah dan tenaga kerja, ada suatu kekuatan dinamis yang selalu menarik

perekonomian ke arah tingkat upah minimum, yaitu bekerjanya the law of

Page 39: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

18

diminishing return. Peranan akumulasi modal dan kemajuan teknologi adalah

cenderung meningkatkan produktivitas tenaga kerja, artinya dapat memperlambat

bekerjanya the law of diminishing return yang pada gilirannya akan memperlambat

pula penurunan tingkat hidup ke arah tingkat hidup minimal.

b. Teori Pertumbuhan Neoklasik

Teori Pertumbuhan ekonomi Neoklasik berkembang sejak tahun 1950-an.

Teori ini berkembang berdasarkan analisis-analisis mengenai pertumbuhan ekonomi

menurut pandangan klasik. Model pertumbuhan neoklasik Solow merupakan pilar

yang sangat mewarnai teori pertumbuhan neoklasik sehingga Robert Solow

dianugerahi hadiah nobel bidang ekonomi pada tahun 1987. Menurut teori ini,

pertumbuhan ekonomi tergantung pada penambahan penyediaan faktor-faktor

produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan kemajuan tingkat

tekonologi. Berdasarkan penelitiannya, Solow mengatakan bahwa peran dari

kemajuan teknologi di dalam pertumbuhan ekonomi adalah sangat tinggi.

Teori pertumbuhan neoklasik menegaskan bahwa kondisi keterbelakangan

negara-negara berkembang bersumber dari buruknya keseluruhan alokasi

sumberdaya yang selama ini bertumpu pada kebijakan-kebijakan pengaturan harga

yang tidak tepatdan adanya campur tangan pemerintah yang berlebihan. Model

pertumbuhan neoklasik Solow berpegang pada konsep skala hasil yang terus

berkurang (diminishing return) dari input tenaga kerja dan modal jika keduanya

dianalisis secara terpisah, sedangkan jika keduanya dianalisis secara sekaligus,

Solow memakai asumsi skala hasil tetap (constand return to scale). Kemajuan

teknologi ditetapkan sebagai faktor residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi

dalam jangka panjang, dan tinggi rendahnya pertumbuhan itu sendiri oleh Solow

maupun para teoresiti lainnya diasumsikan bersifat eksogen, atau selalu dipengaruhi

Page 40: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

19

oleh berbagai macam faktor. Model pertumbuhan neoklasik Solow ini menggunakan

fungsi produksi agregat standar, yakni:

Y = A.F (K,L)

Dimana Y adalah output nasional (kawasan), K adalah modal (kapital) fisik, L

adalah tenaga kerja dan A merupakan teknologi. Faktor yang mempengaruhi

pengadaan modal fisik adalah investasi. Y juga akan meningkat jika terjadi

perkembangan dalam kemajuan teknologi yang terindikasi dari kenaikan A. Oleh

karena itu pertumbuhan perekonomian nasional dapat berasal dari pertumbuhan

input dan perkembangan kemajuan teknologi yang disebut juga pertumbuhan total

faktor produktivitas. Menurut model pertumbuhan ini, pertumbuhan output selalu

bersumber dari satu atau lebih dari satu atau lebih dari tiga faktor yaitu kenaikkan

kuantitas dan kualitas tenaga kerja (melalui pertumbuhan jumlah penduduk dan

perbaikan pendidikan), penambahan modal (melalui tabungan dan investasi), serta

penyempurnaan teknologi. Lebih lanjut dikemukakan bahwa perekonomian tertutup

(clossed economy), yakni yang tidak menjalin hubungan dengan pihak luar, yang

tingkat tabungan rendah, maka ceteris paribus perekonomian itu dalam jangka

pendek pasti mengalami laju pertumbuhan lebih lambat apabila dibandingan dengan

perekonomian lainnya yang memiliki tingkat tabungan yang lebih tinggi. Pada

akhirnya hal ini akan mengakibatkan konvergensi penurunan pendapatan per kapita.

Di lain pihak, perekonomian terbuka (open economy), yakni yang mengandalkan

hubungan perdagangan dengan pihak lain pasti akan mengalami konvergensi

peningkatan pendapatan per kapita, karena arus permodalan akan mengalir deras

dari negara-negara kaya ke negara-negara miskin dimana rasio modal-tenaga

kerjanya masih rendah sehingga menjajikan imbalan atau tingkat keuntungan

investasi yang lebih tinggi.

Page 41: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

20

c. Teori Pertumbuhan Kuznet

Simon Kuznet menghitung dan menganalisis sejarah pertumbuhan ekonomi

pada negara maju dalam jangka panjang. Pertumbuhan kapasitas produksi

didasarkan pada perkembangan teknologi, pembangunan institusi/kelembagaan,

sikap dan ideologi.

Terdapat enam karakteristik yang ditemui pada hampir semua negara maju,

yaitu: (1) Pertumbuhan output per kapita yang tinggi; (2) kenaikan tingkat

produktivitas faktor produksi yang tinggi; (3) transformasi struktur ekonomi yang

cepat; (4) tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi; (5) terdapat

kecenderungan negara maju untuk memperluas pasar dan sumber bahan baku pada

negara lain (penetrasi ekonomi); (6) penyebaran pertumbuhan ekonomi yang

terbatas, hanya mencapai sekitar 1/3 penduduk dunia.

Kuznet mendefinisikan pertumbuhan ekonomi suatu Negara sebagai

“peningkatan kemampuan suatu negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi

bagi penduduknya; pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh kemajuan

teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideology yang dibutuhkannya.”

Ketiga komponen pokok dari definisi ini sangat penting artinya:

1) Kenaikan output nasional secara teerus menerus merupakan perwujudan

dari pertumbuhan ekonomi dan kemampuan untuk menyediakan

berbagai macam barang ekonomi merupakan tanda kematangan

ekonomi.

2) Kemajuan teknologi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi

yang berkesinambungan, namun belum merupakan syarat yang cukup.

Untuk merealisir potensi pertumbuhan yang terkandung dalam teknologi

baru, maka

Page 42: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

21

3) Penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideology harus dilakukan. Inovasi

teknologi tanpa disertai inovasi social ibarat bola lampu tanpa aliran

listrik.

2. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli

Menurut Langeveld “pendidikan diartikan sebagai pemberian bimbingan

dan pertolongan rohani dari orang dewasa kepada mereka yang masih

memerlukannnya. Pendidikan berlangsung dalam suatu pergaulan antara

pendidikan dan anak didik”.

Menurut Crow & Crow “pendidikan adalah proses pengalaman yang

memberikan pengertian, pandangan (insigh) dan penyesuaian bagi seseorang yang

menyebabkan ia berkembang”. Dan ada pula menurut Cryns “pendidikan ialah

pertolongan yang diberikan oleh siapa yang bertanggung jawab atas

pertumbuhan anak untuk membawanya ke tingkat dewasa. Kemudian menurut

John Dewey “pendidikan adalah suatu proses pengalaman, setiap manusia

menempuh kehidupan baik fisik maupun rohani”.

Menurut Ki Hajar Dewantoro “pendidikan adalah daya upaya untuk

memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran

(intelek) dan tubuh anak untuk memajukan kehidupan anak didik selaras dengan

dunianya (Wasti Soemanto dan Hendyat Soetopo, Dasar & Teori Pendidikan

Dunia: Tantangan bagi Para Pemimipin Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, :9-

11))

Menurut Prayitno (1986) Pendidikan bertujuan untuk mencetak manusia-

manusia yang berkualitas tinggi yang membutuhkan pendanaan yang cukup tinggi

baikdari pemerintah ataumasyarakat sendiri. Adapun macam-macampendidikan

Page 43: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

22

antara lain: (I) pendidikan formal yaitupendidikan yang dilembagakan seperti

pendidikan dari SD hingga Perguruan Tinggi; dan (2) pendidikan non formal yaitu

kegiatan terorganisasi dan sistematis yang penyelenggaraannya di luar kerangka

sistempendidikan formal

Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991)

Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai

pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan

spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu

mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah

diperolehnya.

Teori Pendidikan oleh T.W.Schultz Berpendapat bahwa perkembangan suatu

masyarakat itu pada hakekatnya berlandaskan investasi manusiawi,dan Pendidikan

mempunyai peranan penting untuk peningkatan kualitas manusia, baik dalam arti

perkembangan intelektual maupun keterampilan professional.

b. Faktor-Faktor dalam Pendidikan

Di dalam pendidikan terdapat beberapa faktor yang bekerja dan berinteraksi

untuk mencapai tujuan pendidikan. Beberapa ahli telah mencoba mengemukakan

faktor-faktor pendidikan secara berbeda-beda. (Ibid, :126-127)

1) Menurut Cryns

Ada tiga faktor utama yang mendukung terlaksananya pendidikan

yaitu:

a) Faktor pendidikan

b) Faktor anak didik

c) Faktor pergaulan mendidik

Page 44: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

23

Dalam pendidikan harus ada ketiga faktor di atas. Pendidikan harus ada

pendidikan, yaitu orang yang bertanggung jawab atas pertumbuhan anak, baik

itu orang tua, guru, atau pun pemimpin masyarakat. Dalam pendidikan harus ada

pula anak-anak yang dididik, yaitu mereka yang perlu ditolong agar

pertumbuhan mereka mencapai tingkat dewasa. Dengan adanya dua faktor ini,

pendidikan belum bisa berlangsung. Pendidikan masih memerlukan satu faktor

lagi, yaitu pergaulan mendidik dalam arti pergaulan yang membawa anak didik

ke tingkat dewasa.

2) Menurut Langeveld

Keseluruhan pendidikan, dapat ditinjau dari bagian-bagiannya yaitu:

a) Mendidik, yakni tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk

mencapai tujuan pendidikan

b) Pergaulan

c) Alam sekitar

Dengan mempelajari pengertian pendidikan dan bagian-bagiannya seperti

dikemukakan oleh Langeveld di atas maka faktor-faktor pendidikan meliputi:

a) Orang dewasa

b) Anak yang belum dewasa

c) Pergaulan

d) Tindakan mendidik

e) Alam sekitar

Page 45: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

24

c. Tingkat atau Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang ditetapkan

berkelanjutan, yang ditetapkan berdasarktan tingkat perkembangan peserta didik,

tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran. (Drs.

H. Fuad Ihsan : 2005:22). Jenjang pendidikan formal seperti yang tertuang dalam

UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, BAB VI Pasal 14 yang menyatakan bahwa

jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,

pendidikan tinggi.

1) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan di dalam masyarakat,

serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Pendidikan dasar pada prinsipnya merupakan pendidikan yang memberikan

bekal dasar bagi perkembangan kehidupan, baik untuk pribadi maupun untuk

masyarakat. Karena itu, bagi setiap warga negara harus disediakan kesempatan

untuk memperoleh pendidikan dasar. Pendidikan ini dapat berupa pendidikan

sekolah ataupun pendidikan luar sekolah, yang dapat merupakan pendidikan

biasa ataupun luar biasa.

2) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta

didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan

hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta

dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau

pendidikan tinggi.

Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan

Page 46: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

25

menengah kejuruan. Pendidikan menengah umum diselenggarakan selain untuk

mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan tinggi, juga untuk

memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan untuk

memasuki lapangan kerja atau mengikuti pendidikan profesian pada tingkat yang

lebih tinggi. Pendidikan menengah dapat merupakan pendidikan biasa atau

pendidikan luar biasa.

3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik

untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang

bersifat akademis dan atau professional sehingga dapat menerapkan,

mengembangkan dan untuk menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

dalam rangka pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia

(Kepmendikbud No. 0186/P/1984).

3. Pengangguran

Sesuai dengan berlakunya Undang-Undang No. 25 tahun 1997 tentang

ketenagakerjaan pada 1 Oktober 1998, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk

yang berumur 15 tahun atau lebih. Perlu diketahui bahwa Indonesia tidak

menentukan batas usia maksimum tenaga kerja, hal ini dikarenakan Indonesia

belum mempunyai jaminan sosial nasional. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua

golongan, yaitu : (Rukmana, 2012)

1) Angkatan kerja yang terdiri dari masyarakat yang bekerja dan

masyarakat yang menganggur dan mencari pekerjaan.

2) Bukan angkatan kerja yang terdiri dari masyarakat yang bersekolah,

golongan mengurus rumah tangga, dan golongan lain-lain.

Page 47: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

26

P. Todaro (2000), menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk dan

pertumbuhan angkatan kerja (yang terjadi beberapa tahun kemudian setelah

pertumbuhan penduduk) secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor yang

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jumlah angkatan kerja yang lebih besar

berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk

yang lebih besar berarti meningkatkan ukuran pasar domestiknya. Dengan kata lain,

semakin banyak angkatan kerja yang digunakan dalam proses produksi maka output

hasil produksi akan mengalami peningkatan sampai batas tertentu.

Dalam standar pengertian yang sudah ditentukan secara internasional, yang

dimaksudkan dengan pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan

dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat

upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Oleh

sebab itu, menurut Sadono Sukirno (2000) pengangguran dibedakan atas 3 jenis

berdasarkan keadaan yang menyebabkannya, antara lain:

1) Pengangguran friksional, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh

tindakan seseorang pekerja untuk meninggalkan kerjanya dan mencari

kerja yang lebih baik atau sesuai dengan keinginannya.

2) Pengangguran struktural, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh

adanya perubahan struktur dalam perekonomian.

3) Pengangguran konjungtur, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh

kelebihan pengangguran alamiah dan berlaku sebagai akibat pengurangan

dalam permintaan agregat.

Page 48: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

27

Pengangguran terjadi sebagai akibat dari tidak sempurnanya pasar tenaga

kerja, atau tidak mampunya pasar tenaga kerja dalam menyerap tenaga kerja yang

ada. Akibatnya timbul sejumlah pekerja yang tidak diberdayakan dalam kegiatan

perekonomian. Ini merupakan akibat tidak langsung dari supply (penawaran) tenaga

kerja di pasar tenaga kerja melebihi demand (permintaan) tenaga kerja untuk

mengisi kesempatan kerja yang tercipta.

Menurut Edwards, 1974 dalam Lincolin (1997), bentuk-bentuk pengangguran

adalah:

1) Pengangguran terbuka (open unemployment), adalah para tenaga kerja

yang mampu dan ingin untuk bekerja, tetapi tidak tersedia pekerjaan yang

sesuai.

2) Setengah pengangguran (under unemployment), adalah para tenaga kerja

yang secara nominal bekerja penuh namun produktivitasnya rendah,

sehingga pengurangan dalam jam kerjanya tidak mempunyai arti atas

produksi secara keseluruhan.

3) Tenaga kerja yang lemah (impaired), adalah para tenaga kerja yang

bekerja penuh, tetapi intensitasnya lemah dikarenakan kekurangan gizi

atau bernyakit.

4) Tenaga kerja yang tidak produktif, adalah para tenaga keja yang mampu

bekerja secara produktif tetapi tidak bisa menghasilkan sesuatu yang baik.

Menurut Tambunan (2001), pengangguran dapat mempengaruhi tingkat

kemiskinan dengan berbagai cara, antara lain:

Page 49: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

28

1) Jika rumah tangga memiliki batasan likuiditas, yang berarti bahwa

konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan saat ini, maka

pengangguran akan secara langsung mempengaru hi income poverty rate

dengan consumption poverty rate.

2) Jika rumah tangga tidak menghadapi batasan likuiditas, yang berarti

bahwa konsumsi saat ini tidak terlalu dipengaruhi oleh pendapatan saat

ini, maka peningkatan pengangguran akan menyebabkan peningkatan

kemiskinan dalam jangka panjang, tetapi tidak terlalu berpengaruh dalam

jangka pendek.

Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan

lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran yang ada

di negara yang sedang berkembang. Tingginya tingkat pengangguran, luasnya

kemiskinan, dan distribusi pendapatan yang tidak merata memiliki hubungan yang

saling berkaitan. Bagi para tenaga kerja yang tidak mempunyai pekerjaan yang

tetap, atau hanya bekerja paruh waktu (part time) selalu berada diantara kelompok

masyarakat yang sangat miskin. Mereka yang bekerja dengan bayaran tetap di

sektor pemerintah dan swasta biasanya termasuk diantara kelompok

masyarakat kelas menengah ke atas. Namun demikan, adalah salah jika beranggapan

bahwa setiap orang yang tidak mempunyai pekerjaan adalah miskin, sedang yang

bekerja secara penuh adalah orang kaya. Masyarakat miskin pada umumnya

menghadapi permasalahan terbatasanya kesempatan kerja, terbatasnya peluang

mengembangkan usaha, melemahnya perlindungan terhadap aset usaha,

perbedaan upah, serta lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak

dan pekerja perempuan seperti buruh migran perempuan dan pembantu rumah

tangga. Oleh karena itu, salah satu mekanisme pokok untuk mengurangi

Page 50: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

29

kemiskinan dan ketidakmerataan distribusi pendapatan di Negara sedang

berkembang adalah memberikan upah yang memadai dan menyediakan kesempatan

kerja bagi kelompok masyarakat miskin (Arsyad, 1997).

Oleh sebab itu, pemerintah dapat menjalankan berbagai rencana unt uk

memenuhi hak masyarakat miskin atas pekerjaan dan pengembangan usaha yang

layak guna mengurangi tingkat pengangguran. Rencana tersebut antara lain:

1) Meningkatkan efektifitas dan kemampuan kelembagaan pemerintah

dalam menegakkan hubungan industrial yang manusiawi.

2) Meningkatkan kemitraan global dalam rangka memperluas

kesempatan kerja dan meningkatkan perlindungan kerja.

3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat miskin

dalam rangka mengembangkan kemampuan kerja dan berusaha.

4) Meningkatkan perlindungan terhadap buruh migran di dalam dan luar

negeri.

Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur pengangguran adalah Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT). Tingkat pengangguran terbuka umumnya

didefinisikan secara konvensional sebagai proporsi angkatan kerja yang tidak

bekerja dan mencari pekerjaan. Ukuran ini dapat digunakan untuk mengindikasikan

seberapa besar penawaran kerja yang tidak dapat terserap dalam pasar kerja di

sebuah negara atau wilayah.

Tingkat pengangguran di negara-negara berkembang termasuk Indonesia

biasanya terlihat rendah dan cenderung menutupi potret yang lebih penting dalam

pasar kerja seperti tingkat upah yang rendah dan keberadaan sektor informal yang

jumlahnya sangat besar. Rendahnya tingkat pengangguran di Indonesia utamanya

Page 51: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

30

disebabkan karena penduduk khususnya yang beasarl dari rumahtangga miskin akan

melakukan pekerjaan apa saja untuk memperoleh pendapatan guna mempertahankan

hidup yang disebabkan tiadanya jaminan atau kompensasi bagi penganggur. Untuk

itu penduduk terpaksa bekerja dalam kegiatan apapun baik dengan jam kerja yang

lebih rendah dari yang diinginkan, kurang dari jam kerja normal atau bekerja purna

waktu (full time). Oleh karena itu, tingkat setengah pengangguran tampaknya

merupakan indikator yang lebih baik bagi pasar kerja dibandingkan tingkat

pengangguran dan merupakan indikator pemanfaatan tenaga kerja (labour

utilization) yang lebih realistis di negara berkembang seperti Indonesia

4. Kemiskinan

Ada banyak definisi dan konsep tentang kemiskinan. Kemiskinan merupakan

masalah yang bersifat multidimensi sehingga dapat ditinjau dari berbagai sudut

pandang. Secara umum, kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang untuk

memenuhi kebutuhan dasar standar atas setiap aspek kehidupan.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mendefinisikan

kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu

memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan

kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar antara lain: (1) terpenuhinya kebutuhan

pangan; (2) kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan,

sumberdaya alam dan lingkungan; (3) rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak

kekerasan; (4) hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik.

Kemiskinan menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/ BKKBN adalah

suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan

taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental

maupun fisiknya untuk memenuhi kebutuhannya.

Page 52: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

31

Rudolf S. Sinaga dan Benyamin dalam Cahyono dalam Akhmad Daerobi, dkk

(2007:5) memberikan pengertian kemisikinan melalui pembedaan kemiskinan

menjadi dua jenis yaitu: kemiskinan alamiah dan kemiskinan buatan. Kemiskinan

alamiah didefinisikan sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh sumber daya yang

terbatas atau karena tingkat perkembangan teknologi yang rendah. Dengan kata lain

ketidakmampuan seseorang atau komunitas dalam memenuhi kebutuhan dan

mengejar ketertinggalan teknologi menjadi penyebabnya. Sementara itu kemiskinan

buatan didefinisikan sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh kelembagaan yang

ada dalam masyarakat membuat masyarakat sendiri tidak menguasai sarana ekonomi

dan fasilitas-fasilitas secara merata. Dalam beberapa definisi lainnya, kemiskinan

buatan juga disebut lebih populer dengan sebutan kemiskinan struktural.

a. Penyebab Kemiskinan

Ditinjau dari sumber penyebabnya, kemiskinan dapat dibagi menjadi

kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan kultural adalah

kemiskinan yang mengacu pada sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan

oleh gaya hidup, kebiasaan hidup dan budayanya. Kemiskinan kultural biasanya

dicirikan oleh sikap individu atau kelompok masyarakat yang merasa tidak miskin

meskipun jika diukur berdasarkan garis kemiskinan termasuk kelompok miskin.

Sedangkan kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh struktur

masyarakat yang timpang, baik karena perbedaan kepemilikan, kemampuan,

pendapatan dan kesempatan kerja yang tidak seimbang maupun karena distribusi

pembangunan dan hasilnya yang tidak merata. Kemiskinan struktural biasanya

dicirikan oleh struktur masyarakat yang timpang terutama dilihat dari ukuran-ukuran

ekonomi.

Page 53: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

32

Kemiskinan memang merupakan masalah multidimensi yang mencakup

berbagai aspek kehidupan. Kondisi kemiskinan setidaknya disebabkan oleh faktor-

faktor sebagai berikut: Pertama, rendahnya taraf pendidikan dan kesehatan

berdampak pada keterbatasan dalam pengembangan diri dan mobilitas. Hal ini

berpengaruh terhadap daya kompetisi dalam merebut atau memasuki dunia kerja.

Kedua, rendahnya derajat kesehatan dan gizi berdampak pada rendahnya daya tahan

fisik, daya pikir dan selanjutnya akan mengurangi inisiatif. Ketiga, terbatasnya

lapangan pekerjaan semakin memperburuk kemiskinan. Dengan bekerja setidaknya

membuka kesempatan untuk mengubah nasibnya. Keempat, kondisi terisolasi

(terpencil) mengakibatkan pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan lain-

lain tidak dapat menjangkaunya. Kelima, ketidak stabilan politik berdampak pada

ketidak berhasilan kebijakan pro-poor. Berbagai kebijakan dan program-program

penanggulangan kemiskinan akan mengalami kesulitan dalam implementasi jika

tidak didukung oleh kondisi politik yang stabil.

Sharp, et al mencoba mengidentifikasikan penyebab kemiskinan dipandang

dari sisi ekonomi. Pertama, secara mikro kemiskinan muncul karena adanya

ketidaksamaan pada kepemilikan sumberdaya yang menyebabkan distribusi

pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumberdaya dalam

jumlah terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua, kemiskinan muncul akibat

perbedaan dalam kualitas sumberdaya manusia. Kualitas sumberdaya manusia

rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah.

Rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib

kurang beruntung, adanya diskriminasi atau karena keturunan. Ketiga, kemiskinan

muncul akibat perbedaan akses dalam modal.

Page 54: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

33

b. Teori Kemiskinan

Teori-teori yang digunakan antara lain adalah :

Emil Salim (1982, dalam Togar Saragih, 2006:5-6) mengemukakan bahwa

ciri-ciri orang miskin adalah :

1) Umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah, modal

dan keterampilan. Faktor produksi yang dimiliki kecil sehingga

kemampuan untuk memperoleh pendapatan terbatas.

2) Tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan

kekuatan sendiri. Pendapatan yang diperoleh tidak cukup memperoleh

tanah garapan ataupun modal usaha, disamping itu tidak terpenuhnya

syarat untuk mendapat kredit perbankan, menyebabkan mereka berpaling

ke renternir.

3) Tidak memiliki tanah, jika adapun relative kecil. Mereka umumnya jadi

buruh tani, atau pekerja kasar di luar pertanian. Pekerjaan pertanian

bersifat musiman menyebabkan kesinambungan kerja kurang terjamin.

Mereka umumnya sebagai pekerja bebas, akibatnya dalam situasi

penawaran tenaga kerja yang besar tingkat upah menjadi rendah dan

mendukung atau mempertahankan mereka untuk selalu hidup dalam

kemiskinan.

Menurut Thorbecke, kemiskinan dapat lebih cepat tumbuh di perkotaan

dibandingkan dengan perdesaan karena, pertama, krisis cenderung memberi

pengaruh terburuk kepada beberapa sektor ekonomi utama di wilayah perkotaan,

seperti konstruksi, perdagangan dan perbankan yang membawa dampak negatif

terhadap pengangguran di perkotaan; kedua, penduduk pedesaan dapat memenuhi

tingkat subsistensi dari produksi mereka sendiri. Hasil studi atas 100 desa yang

Page 55: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

34

dilakukan oleh SMERU Research Institute memperlihatkan bahwa pertumbuhan

belum tentu dapat menanggulangi kemiskinan, namun perlu pertumbuhan yang

keberlanjutan dan distribusi yang lebih merata serta kemudahan akses bagi rakyat

miskin.

Tingkat pembentukan modal yang rendah merupakan hambatan utama

pembangunan ekonomi. Pembentukan modal di Negara-negara sedang berkembang

merupakan “vicious cycle”(lingkaran yang tidak berujung pangkal). Produktivitas

yang sangat rendah mengakibatkan rendahnya pendapatan riil. Pendapatan yang

rendah mengakibatkan tabungan rendah, dan mengakibatkan rendahnya

pembentukan modal.

Menurut Nurkse dalam Togar Saragih (2006:7) ada dua lingkaran perangkap

kemiskinan yaitu :

1) Dari segi penawaran (supply): tingkat pendapatan masyarakat yang rendah

diakibatkan oleh tingkat produktivitas yang rendah menyebabkan

kemampuan menabung masyarakat rendah. Kemampuan untuk menabung

yang rendah menyebabkan tingkat pembentukan modal (investasi), yang

kemudian akan menyebabkan kekurangan modal dan demikian tingkat

produktifitasnya rendah.

2) Dari segi permintaan (demand): di Negara-negara yang miskin perangsang

untuk menanamkan modal sangat rendah, karena luas pasar untuk

berbagai jenis barang terbatas, hal ini disebabkan oleh pendapatan

masyarakat sangat rendah tersebut dikarenakan tingkat produktivitas yang

rendah sebagai wujud dari tingkat pembentukan modal yang terbatas

Page 56: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

35

dimasa lalu, disebabkan kekurangan perangsang untuk menanam modal

dan seterusnya.

c. Ukuran Kemiskinan

Menurut William A (2001:377) kemiskinan adalah konsep yang relatif,

bagaimana cara kita mengukurnya secara obyektif dan bagaimana cara kita

memastikan bahwa ukuran kita dapat diterapkan dengan tingkat relevasi yang sama

dari waktu ke waktu.

Untuk mengukur kemiskinan ada tiga indikator yang diperkenalkan dalam

Foster dkk (dalam Tambunan 2003:96) yang sering digunakan di dalam banyak studi

empiris. Pertam, the incidence of poverty : persentase dari populasi yang hidup di

dalam keluarga dengan pengeluaran konsumsi per kapita di bawah garis kemiskinan.

Kedua, the depth of poverty yang menggambarkan dalamnya kemiskinan di suatu

wilayah yang diukur dengan indeks jarak kemiskinan (IJK), atau dikenal dengan

sebutan poverty gap index. Ketiga, the severity of poverty yang diukur dengan

indeks keparahan kemiskinan (IKK).

Secara umum ada dua macam ukuran kemiskinan yang biasa digunakan yaitu

kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.

1) Kemiskinan Absolut

Pada dasarnya konsep kemiskinan dikaitkan dengan perkiraan tingkat

pendapatan dan kebutuhan. Perkiraan kebutuhan hanya dibatasi pada

kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum yang memungkinkan

seseorang untuk hidup secara layak. Bila pendapatan tidak dapat mencapai

kebutuhan minimum, maka orang dapat dikatakan miskin. Dengan

demikian kemiskinan diukur dengan memperbandingkan tingkat

pendapatan orang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk

Page 57: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

36

memperoleh kebutuhan dasarnya. Tingkat pendapatan minimum merupakan

pembatas antara keadaan miskin dengan tidak miskin atau sering disebut

sebagai garis batas kemiskinan (Todaro,1997 dalam Lincolin Arsyad

2004:238). Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan

ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti

pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang diperlukan

untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan

sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang. Nilai kebutuhan minimum

kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk

yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan digolongkan sebagai

penduduk miskin.

2) Kemiskinan Relatif

Miller dalam Lincolin Arsyad (2004:239) berpendapat bahwa walaupun

pendapatan sudah mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum, tetapi masih

jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat disekitarnya,

maka orang tersebut masih berada dalam keadaan miskin. Ini terjada karena

kemiskinan lebih banyak ditentukan oleh keadaan sekitarnya daripada

lingkungan orang yang bersangkutan. Kemiskinan relatif merupakan

kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum

mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan

ketimpangan distribusi pendapatan. Standar minimum disusun berdasarkan

kondisi hidup suatu negara pada waktu tertentu dan perhatian terfokus pada

golongan penduduk “termiskin”, misalnya 20 persen atau 40 persen lapisan

terendah dari total penduduk yang telah diurutkan menurut

pendapatan/pengeluaran. Kelompok ini merupakan penduduk relatif miskin.

Page 58: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

37

Dengan demikian, ukuran kemiskinan relatif sangat tergantung pada

distribusi pendapatan/pengeluaran penduduk.

Ukuran kemiskinan juga bisa dihitung melalui pendekatan pendapatan.

Pendekatan pendapatan untuk mengukur kemiskinan ini mengasumsikan bahwa

seseorang dan rumah tangga dikatakan miskin jika pendapatan atau konsumsi

minimumnya berada di bawah garis kemiskinan. Ukuran-ukuran kemiskinan ini

dihitung melalui 4 cara metode (Coudouel, et.al, 2001 dalam Akhmad Daerobi dkk

2007:8-9) adalah:

1) Head Count Index

Head Count Index ini menghitung presentase orang yang ada di bawah

garis kemiskinan dalam kelompok masyarakat tertentu.

2) Sen Poverty Index

Sen Poverty Index memasukkan dua faktor yaitu koefisien Gini dan rasio

H. Koefisien Gini mengukur ketimpangan antara orang miskin. Apabila

salah satu faktor-faktor tersebut naik, tingkat kemiskinan bertambah besar

diukur dengan S.

3) Poverty Gap Index

Poverty Gap Index mengukur besarnya distribusi pendapatan orang miskin

terhadap garis kemiskinan. Pembilang pada pendekatan ini menunjukkan

jurang kemiskinan (poverty gap), yaitu penjumlahan (sebanyak individu)

dari kekurangan pendapatan orang miskin dari garis kemiskinan.

Sedangkan penyebut adalah jumlah individu di dalam perekonomian (n)

dikalikan dengan nilai garis kemiskinan. Dengan ukuran ini, tingkat

keparahan kemiskinan mulai terakomodasi. Ukuran kemiskinan akan turun

Page 59: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

38

lebih cepat bila orang-orang yang dientaskan adalah rumah tangga yang

paling miskin, dibandingkan bila pengentasan kemiskinan terjadi pada

rumah tangga miskin yang paling tidak miskin.

4) Foster-Greer-Torbecke Index

Seperti Indeks-indeks di atas, indeks FGT ini sensitif trhadap distribusi jika

a>1. Bagian (Z-Yi/Z) adalah perbedaan antara garis kemiskinan (Z) dan

tingkat pendapatan dari kelompok ke-i keluarga miskin (Yi) dalam bentuk

suatu presentase dari garis kemiskinan.

d. Kriteria Kemiskinan

Ada berbagai macam kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat

kemiskinan, salah satunya kreteria miskin menurut Sayogyo. Komponen yang

digunakan sebagai dasar untuk ukuran garis kemiskinan Sayogyo adalah pendapatan

keluarga yang disertakan dengan nilai harga beras yang berlaku pada saat itu dan

rata anggota tiap rumah (lima orang). Berdasarkan kreteria tersebut, sayogyo

membedakan masyarakat ke dalam beberapa kelompok (Sumodiningrat, 1999:8)

yaitu :

1) Sangat Miskin

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang pendapatannya

dibawah setara 250 kg beras ekuivalen setiap orang dalam setahun

penduduk yang tinggal diperkotaan.

2) Miskin

Yang termasuk dalam kelompo ini adalah mereka yang berpendapatan

setara debgab 240 kg beras sampai 320 kg beras selama setahun untuk

penduduk yang tinggal didesa, dan 360 kg beras sampai 480 kg beras

pertahun untuk tinggal diperkotaan.

Page 60: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

39

3) Hampir Cukup

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang pendapatannya

setara dengan 320 kg beras sampai 480 kg beras dalam setahun untuk

penduduk yang tinggal dipedesaan, dan 720 kg beras pertahun untuk yang

tinggal diperkotaan.

4) Cukup

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang pendapatannya

setara dengan lebih dari 480 kg beras setiap orang dalam setahun untuk

penduduk yang tinggal dipedesaan, dan di atas 720 kg beras setiap orang

pertahun untuk yang tinggal diperkotaan.

Sedangkan kreteria penduduk miskin BPS, rumah tangga dikatakan miskin

(BPS, 2009:17), apabila:

1) Luas lantai hunian kurang dari 8 m² per anggota rumah tangga.

2) Jenis lantai hunian sebagian besar tanah atau lainnya.

3) Fasilitas air bersih tidak ada.

4) Fasilitas jamban atau WC tidak ada.

5) Kepemilikan aset tidak tersedia.

6) Konsumsi lauk-auk dalam seminggu tidak bervariasi.

7) Kemampuan membeli pakaian minimal 1 stel dalam setahun tidak ada.

8) Pendapatan (total pendapatan per bulan) kurang dari atau sama dengan Rp

350.000,-

5. Pengaruh PDRB Terhadap Kemiskinan

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi

utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan

Page 61: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

40

peningkatan kesejahteraan. Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan

penambahan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian

dari penambahan pendapatan (cateris paribus), yang selanjutnya akan menciptakan

suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan (Tambunan,

2003:40-41). Menurut Kuncoro pendekatan pembangunan tradisional lebih dimaknai

sebagai pembangunan yang lebih memfokuskan pada peningkatan PDRB suatu

provinsi, kabupaten, atau kota. Selanjutnya pembangunan ekonomi tidak semata-

mata diukur berdasarkan pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB)

secara keseluruhan, tetapi harus memperhatikan sejauh mana distribusi pendapatan

telah menyebar ke lapisan masyarakat serta siapa yang telah menikmati hasil-

hasilnya. Sehingga menurunnya PDRB suatu daerah berdampak pada kualitas dan

pada konsumsi rumah tangga. Dan apabila tingkat pendapatan penduduk sangat

terbatas, banyak rumah tangga miskin terpaksa merubah pola makanan pokoknya ke

barang paling murah dengan jumlah barang yang berkurang.

Menurut Kuznet (Tulus Tambunan, 2003:89), pertumbuhan dan kemiskinan

mempunyai korelasi yang sangat kuat, karena pada tahap awal proses pembangunan

tingkat kemiskinan cenderung meningkat dan pada saat mendekati tahap akhir

pembangunan jumlah orang miskin berangsur-angsur berkurang.

Selanjutnya menurut penelitian Hermanto Siregar dan Dwi W (2008:34) dari

hasil penelitian tersebut menunjukan hasil yang negatif antara pertumbuhan ekonomi

dan penurunan jumlah penduduk miskin, artinya bahwa PDRB sebagai indikator

pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap kemiskinan.

6. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kemiskinan

Todaro (1994) menyatakan bahwa selama beberapa tahun, sebagian besar

penelitian dibidang ilmu ekonomi, baik di negara-negara maju maupun di negara -

Page 62: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

41

negara sedang berkembang, menitik beratkan pada keterkaitan antara pendidikan,

produktifitas tenaga kerja, dan tingkat output. Hal ini tidak mengherankan karena,

sasaran utama pembangunan di tahun 1950-an dan 1960-an adalah mamaksimumkan

tingkat pertumbuhan output total. Akibatnya, dampak pendidikan atas distribusi

pendapatan dan usaha menghilangkan kemiskinan absolut sebagian besar telah

dilupakan. Selanjutnya Todaro (2000) menyatakan bahwa pendidikan merupakan

tujuan pembangunan yang mendasar. Yang mana pendidikan mamainkan peranan

kunci dalam membentuk kemampuan sebuah negara dalam menyerap teknologi

modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta

pembangunan yang berkelanjutan.

Gaiha (1993) menjelaskan bahwa pendidikan berperan penting dalam

kesejahteraan seseorang dengan berbagai cara yang berbeda. Pendidikan dapat

meningkatkan kemampuan penduduk untuk memperoleh dan menggunakan

informasi, memperdalam pemahaman akan perekonomian, memperluas

produktifitas, dan memberi pilihan kepada penduduk apakan berperan sebagai

konsumen, produsen atau warganegara. Selain itu pendidikan dan distribusi

pendapatan adalah mempunyai korelasi yang positif dengan penghasilannya selama

hidup seseorang. Korelasi ini dapat dilihat terutama pada seseorang yang dapat

menyelasaikan sekolah tingkat lanjutan dan universitas, akan mempunyai perbedaan

pendapatan 300 persen sampai dengan 800 persen, dengan tenaga kerja yang hanya

menyelesaikan sebagian ataupun seluruh pendidikan tingkat sekolah dasar. Karena

tingkat penghasilan sangat dipengaruhi oleh lamanya tahun memperoleh pendidikan,

jelas ketimpangan pendapatan yang besar tersebut akan semakin besar.

Menurut Simmons (dikutip dari Todaro, 1994), pendidikan di banyak negara

merupakan cara untuk menyelamatkan diri dari kemiskinan. Dimana digambarkan

Page 63: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

42

dengan seorang miskin yang mengharapkan pekerjaaan baik serta penghasilan yang

tinggi maka harus mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi. Tetapi pendidikan

tinggi hanya mampu dicapai oleh orang kaya. Sedangkan orang miskin tidak

mempunyai cukup uang untuk membiayai pendidikan hingga ke tingkat yang lebih

tinggi seperti sekolah lanjutan dan universitas. Sehingga tingkat pendidikan sangat

berpengaruh dalam mengatasi masalah kemiskinan.

Dalam penelitian Hermanto dan Dwi (2006) dihasilkan bahwa pendidikan

mempunyai pengaruh paling tinggi terhadap kemiskinan dibandingkan variabel

pembangunan lain seperti jumlah penduduk, PDRB, dan tingkat inflasi.

7. Pengaruh Pengangguran Terhadap Kemiskinan

Lincolind Arsyad (1997) menyatakan bahwa ada hubungan yang erat sekali

antara tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan. Bagi sebagian besar

masyarakat, yang tidak mempunyai pekerjaan tetap atau hanya part-time selalu

berada diantara kelompok masyarakat yang sangat miskin. Masyarakat yang bekerja

dengan bayaran tetap di sektor pemerintah dan swasta biasanya termasuk diantara

kelompok masyarakat kelas menengah keatas. Setiap orang yang tidak mempunyai

pekerjaan adalah miskin, sedangkan yang bekerja secara penuh adalah orang kaya.

Karena kadangkala ada juga pekerja diperkotaan yang tidak bekerja secara sukarela

karena mencari pekerjaan yang lebih baik dan yang lebih sesuai dengan tingkat

pendidikannya. Mereka menolak pekerjaan-pekerjaan yang mereka rasakan lebih

rendah dan mereka bersikap demikian karena mereka mempunyai sumber-sumber

lain yang bisa membantu masalah keuangan mereka. Orang-orang seperti ini bisa

disebut menganggur tetapi belum tentu miskin. Sama juga halnya adalah, banyaknya

induvidu yang mungkin bekerja secara penuh per hari, tetapi tetap memperoleh

Page 64: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

43

pendapatan yang sedikit. Banyak pekerja yang mandiri disektor informal yang

bekerja secara penuh tetapi mereka sering masih tetap miskin.

Dian Octaviani (2001) mengatakan bahwa sebagian rumah tangga di Indonesia

memiliki ketergantungan yang sangat besar atas pendapatan gaji atau upah yang

diperoleh saat ini. Hilangnya lapangan pekerjaan menyebabkan berkurangnya

sebagian besar penerimaan yang digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Lebih jauh, jika masalah pengangguran ini terjadi pada kelompok masyarakat

berpendapatan rendah (terutama kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan

sedikit berada di atas garis kemiskinan), maka insiden pengangguran akan dengan

mudah menggeser posisi mereka menjadi kelompok masyarakat miskin. Yang

artinya bahwa semakin tinggi tingkat pengganguran maka akanmeningkatkan

kemiskinan.

Page 65: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

44

B. Penelitan Terdahulu

1. Penelitian terdahulu yang berjudul “Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan, dan

Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah” yang di lakukan oleh

Van Indra Wiguna (2013). Dalam penelitian ini Metode penelitian yang digunakan

adalah metode analisis regresi linier berganda (Ordinary Least Squares Regression

Analysis) dengan menggunakan panel data melalui pendekatan efek tetap (Fixed

Effect Model) dan hasil penelitian ini menunjukan (1) Variabel PDRB mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan mempengaruhi kemiskinan. Hal ini dikarenakan

bahwa peningkatan PDRB yang terjadi di Jawa Tengah diikuti oleh penurunan

kemiskinan di Jawa Tengah. (2) Variabel Pendidikan (melek huruf) mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan mempengaruhi kemiskinan. Hal ini dikarenakan

bahwa peningkatan angka melek huruf di Jawa Tengah diikuti penurunan

kemiskinan. (3) Variabel Pengangguran mempunyai pengaruh positif dan signifikan

mempengaruhi kemiskinan. Hal ini dikarenakan bahwa peningkatan pengangguran

di Jawa Tengah diikuti peningkatan kemiskinan.

2. Lalu penelitian yang kedua yang berjudul “Analisis pengaruh jumlah penduduk,

PDRB, IPM, Pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di kabupaten/kota di Jawa

Tengah” yang di lakukan oleh Whisnu adi saputra dan Drs.Y Bagio Mudakir,MSP

(2011). Model regresi yang digunakan adalah Ordinary Least Squares Regression

Analysis dengan menggunakan data panel dengan pendekatan efek tetap . Penelitian

ini juga menggunakan metode dummy yaitu tahun sebagai salah satu variabel .

Penggunaan tahun boneka dalam penelitian ini adalah untuk melihat variasi dalam

tingkat kemiskinan dari waktu ke waktu di Jawa Tengah. Dan hasil nya menunjukan

(1) Variabel jumlah penduduk mempunyai tanda positif dan signifikan terhadap

tingkat kemiskinan. (2) Variabel Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB)

Page 66: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

45

mempunyai tanda negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan. (3) Variabel

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mempunyai tanda negatif dansignifikan

terhadap tingkat kemiskinan. (4) Variabel pengangguran mempunyai tanda negatif

dan tidak signifikan terhadaptingkat kemiskinan.

3. Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti (2008) dengan judul “Dampak

Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin”. Tujuan

tulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis dampak pertumbuhan

ekonomi terhadap jumlah penduduk miskin di Indonesia. Metode analisis deskriptif

dan ekonomertika menggunakan data panel. Hasil penelitian menunjukkan

kurangnya kualitas pertumbuhan ekonomi dicerminkan oleh angka kemiskinan yang

relatif persiten di atas 20 persen dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Jumlah

penduduk miskin akibat krisis ekonomi belum berhasil dikurangi bahkan cenderung

meningkat. Penyebaran penduduk miskin terpusat di Pulau Jawa dan Sumatera,

terutama di pedesaan dengan pertanian sebagai sumber utama pendapatan.

Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap penurunan jumlah penduduk

miskin walaupun dengan magnitude yang relatif kecil, seperti inflasi, populasi

penduduk, share sektor pertanian, dan sektor industri. Namun variabel yang

signifikan dan relatif besar pengaruhnya terhadap penurunan jumlah penduduk

miskin adalah sektor pendidikan.

4. Fitri amalia (2012) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Pendidikan,

Pengangguran, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kawasan Timur

Indonesia (KIT) peeriode 2001-2010. Tujuan penulisan ini adalah mengetahui

pengaruh pendidikan, penganguran dan inflasi terhadap tingkat kemiskinan di

kawasaan Indonesia timur. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data

panel. Dan hasil penelitian ini menunjukan variabel pengangguran tidak

Page 67: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

46

mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia Timur. Sedangkan dua variabel

lainnya, yaitu pendidikan dan inflasi berpengaruh signifikan dengan tingkat

kepercayaan 95% dari tingkat kemiskinan. Berdasarkan uji statistik F, menunjukkan

semua variabel independen (pendidikan, pengangguran dan inflasi) secara simultan

tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia Timur pada

tingkat kepercayaan 95%.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Deny Tisna Amijaya (2008) dengan judul “Pengaruh

ketidakmerataan distribusi pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran

terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 2003-2004”. Tujuan tulisan ini

meneliti tentang pengaruh ketidakmerataan distribusi pendapatan, pertumbuhan

ekonomi, dan pengangguran terhadap kemiskinan di Indonesia, dalam hal ini untuk

seluruh Provinsi di Indonesia dari tahun 2003 – 2004. Analisis yang dilakukan

adalah analisis Deskriptif dan ekonometrika dengan menggunakan metode Panel

Data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ketidakmerataan

distribusi pendapatan berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan, variabel

pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan, sedangkan

variabel pengangguran berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan.

6. Agrawal (2008), dalam jurnal yang berjudul “Enonomic Growth and Poverty

Reduction: Evidence from Kazakhtan”, melakukan penelitiannya untuk menguji

hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Penelitian ini

menggunakan metode panel data untuk setiap propinsi di Kazakhtan selama periode

2000-2002 dengan fixed effect model (FEM). Hasil dari penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa ketika terjadi pertumbuhan ekonomi, yang diikuti dengan

peningkatan jumlah tenaga kerja dan tingginya tingkat upah riil, berpengaruh secara

signifikan terhadap pengurangan kemiskinan. Ketimpangan yang menurun tajam

Page 68: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

47

selama periode pertumbuhan tinggi (1998-2003) juga memiliki pengaruh terhadap

pengurangan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang negatf

dengan kemiskinan, sedangkan ketimpangan memiliki hubungan yang positif

dengan kemiskinan. Ketika kemiskinan di Kazakhstan menurun sejalan dengan

tingkat pertumbuhan GDP per kapita yang meningkat, hal ini juga diikuti dengan

penurunan ketimpangan.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Jhon O.Aiyedogbon, Phd (2012) dengan judul

“Poverty and youth Unemployment in Nigeria, 1987-2011”, Dalam penelitian ini

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda

(Ordinary Least Squares Regression). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi

pengangguran, pertanian dan jasa terhadap PDB riil serta populasi memiliki

pengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan di Nigeria dan sektor pertanian secara

statistik tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Di sisi lain, kontribusi sektor

manufaktur terhadap PDB riil dan tingkat inflasi menunjukkan hubungan negatif

terhadap tingkat kemiskinan di Nigeria dan sektor manufaktur secara statistik

signifikan terhadap tingkat kemiskinan

Page 69: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

48

Dari beberapa penelitian terdahulu jurnal dapat disajikan secara sistematis dalam tabel

berikut :

Tabel 2.1Penelitian Terdahulu

NO Peneliti Tahun Judul

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Van Indra

Wiguna

2013 Analisis

Pengaruh

PDRB,

Pendidikan, dan

Pengangguran

terhadap

Kemiskinan di

Provinsi Jawa

Tengah Tahun

2005-2010

(Ordinary Least

Squares

Regression

Analysis) OLS

dan Panel data

(1) Variabel PDRB

mempunyai pengaruh

negatif dan signifikan

mempengaruhi

kemiskinan (2)

Variabel Pendidikan

(melek huruf)

mempunyai pengaruh

negatif dan signifikan

mempengaruhi

kemiskinan. (3)

Variabel

Pengangguran

mempunyai pengaruh

positif dan signifikan

mempengaruhi

kemiskinan.

2 Whisnu adi

saputra dan

Drs.Y Bagio

Mudakir,MSP

2011 Analisis

pengaruh jumlah

penduduk,

PDRB, IPM,

Pengangguran

terhadap tingkat

kemiskinan di

kabupaten/kota

di Jawa Tengah

(Ordinary Least

Squares

Regression

Analysis) OLS

dan Panel data

(1) Variabel jumlah

penduduk mempunyai

tanda positif dan

signifikan terhadap

tingkat kemiskinan.

(2) Variabel

Pertumbuhan

Domestik Regional

Bruto (PDRB)

mempunyai tanda

negatif dan signifikan

terhadap tingkat

Page 70: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

49

kemiskinan. (3)

Variabel Indeks

Pembangunan

Manusia (IPM)

mempunyai tanda

negatif dansignifikan

terhadap tingkat

kemiskinan. (4)

Variabel

pengangguran

mempunyai tanda

negatif dan tidak

signifikan

terhadaptingkat

kemiskinan.

3 Hermanto

Siregar dan

Dwi

Wahyuniarti

2008 Dampak

Pertumbuhan

Ekonomi

Terhadap

Penurunan

Jumlah

Penduduk

Miskin

Data panel kurangnya kualitas

pertumbuhan ekonomi

dicerminkan oleh

angka kemiskinan

yang relatif persiten di

atas 20 persen dalam

kurun waktu sepuluh

tahun terakhir. Jumlah

penduduk miskin

akibat krisis ekonomi

belum berhasil

dikurangi bahkan

cenderung meningkat.

Penyebaran penduduk

miskin terpusat di

Pulau Jawa dan

Sumatera, terutama di

pedesaan dengan

pertanian sebagai

sumber utama

pendapatan.

Page 71: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

50

Pertumbuhan ekonomi

berpengaruh

signifikan terhadap

penurunan jumlah

penduduk miskin

walaupun dengan

magnitude yang relatif

kecil, seperti inflasi,

populasi penduduk,

share sektor pertanian,

dan sektor industri.

Namun variabel yang

signifikan dan relatif

besar pengaruhnya

terhadap penurunan

jumlah penduduk

miskin adalah sektor

pendidikan

4 Fitri amalia 2012 Pengaruh

Pendidikan,

Pengangguran,

Dan Inflasi

Terhadap

Tingkat

Kemiskinan Di

Kawasan Timur

Indonesia (KTI)

peeriode 2001-

2010

Data panel variabel pengangguran

tidak mempengaruhi

tingkat kemiskinan di

Indonesia Timur.

Sedangkan dua

variabel lainnya, yaitu

pendidikan dan inflasi

berpengaruh

signifikan dengan

tingkat kepercayaan

95% dari tingkat

kemiskinan.

Berdasarkan uji

statistik F,

menunjukkan semua

variabel independen

(pendidikan,

pengangguran dan

Page 72: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

51

inflasi) secara

simultan tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

tingkat kemiskinan di

Indonesia Timur pada

tingkat kepercayaan

95%.

5 Deny Tisna

Amijaya

2008 Pengaruh

ketidakmerataan

distribusi

pendapatan,

pertumbuhan

ekonomi, dan

pengangguran

terhadap tingkat

kemiskinan di

Indonesia tahun

2003-2004

Data Panel variabel

ketidakmerataan

distribusi pendapatan

berpengaruh positif

terhadap tingkat

kemiskinan, variabel

pertumbuhan ekonomi

berpengaruh negatif

terhadap tingkat

kemiskinan,

sedangkan variabel

pengangguran

berpengaruh positif

terhadap tingkat

kemiskinan.

6 Agrawal 2008 Enonomic

Growth and

Poverty

Reduction:

Evidence from

Kazakhtan

Data panel ketika terjadi

pertumbuhan

ekonomi, yang diikuti

dengan peningkatan

jumlah tenaga kerja

dan tingginya tingkat

upah riil, berpengaruh

secara signifikan

terhadap pengurangan

kemiskinan.

Ketimpangan yang

menurun tajam selama

periode pertumbuhan

Page 73: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

52

tinggi (1998-2003)

juga memiliki

pengaruh terhadap

pengurangan

kemiskinan.

Pertumbuhan ekonomi

memiliki hubungan

yang negatf dengan

kemiskinan,

sedangkan

ketimpangan memiliki

hubungan yang positif

dengan kemiskinan.

Ketika kemiskinan di

Kazakhstan menurun

sejalan dengan tingkat

pertumbuhan GDP per

kapita yang

meningkat, hal ini

juga diikuti dengan

penurunan

ketimpangan.

7 Jhon

O.Aiyedogbon,

Phd

2012 Poverty and

youth

Unemployment

in Nigeria,

1987-2011

Ordinary Least

Squares

Regression (OLS)

kontribusi

pengangguran,

pertanian dan jasa

terhadap PDB riil

serta populasi

memiliki pengaruh

positif terhadap

tingkat kemiskinan di

Nigeria dan sektor

pertanian secara

statistik tidak

signifikan terhadap

tingkat kemiskinan. Di

sisi lain, kontribusi

Page 74: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

53

sektor manufaktur

terhadap PDB riil dan

tingkat inflasi

menunjukkan

hubungan negatif

terhadap tingkat

kemiskinan di Nigeria

dan sektor manufaktur

secara statistik

signifikan terhadap

tingkat kemiskinan

Page 75: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

54

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah bahwa kemiskinan

dipengaruhi oleh tiga variabel pembangunan ekonomi, antara lain laju PDRB,

pendidikan, dan pengangguran. PDRB sebagai indikator pertumbuhan di Provinsi

Banten. Pendidikan untuk menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang

mempengaruhi produktivitas dan pendapatan masyarakat Selanjutnya, tingkat

pengangguran untuk menggambarkan kemampuan suatu struktur perekonomian dalam

penyediaan lapangan pekerjaan, dimana akan sangat berpengaruh pada distribusi

pendapatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Ketiga variabel tersebut merupakan variabel independen, bersama-sama

dengan kemiskinan sebagai variabel dependen akan diregres untuk mendapatkan

tingkat signifikansinya. Dengan hasil regresi tersebut diharapkan mendapatkan tingkat

signifikansi setiap variabel independen dalam mempengaruhi kemiskinan. Selanjutnya

tingkat signifikansi setiap variabel independen tersebut diharapkan mampu

memberikan gambaran kepada pemerintah dan pihak yang terkait mengenai penyebab

kemiskinan di Provinsi Banten untuk dapat merumuskan suatu kebijakan yang relevan

dalam upaya pengentasan kemiskinan. Secara skema, kerangka pemikiran dapat

digambarkan sebagai berikut :

Page 76: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

55

1. Skema Kerangka Pemikiran

Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan, dan Tingkat PengangguranTerbuka Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Banten (periode 2009-

2012).

Variabel Independen Variabel Dependen

PDRB (X1)

Kemiskinan (Y)Pendidikan(X2)

Tingkat PengangguranTerbuka

(X3)

Provinsi Banten

Metode Analisis:Data Panel

Pemilihan metode DataPanel

Uji HaussmanUji Chow Test

Hasil Pengujian danPembahasan

Kesimpulan, dan Saran

Asumsi Klasik

Page 77: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

56

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis didefinisikan sebagai tafsiran yang dirumuskan serta diterima untuk

sementara yang akan diuji kebenarannya (M. Nazir, 1998). Setelah adanya kerangka

pemikiran sebelumnya, mака penelitian ini dapat dibuat hipotesis secara parsial dan simultan

sebagai berikut:

1. Ho : β₁ 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh antara Produk Domestik Bruto

(PDRB) terhadap Kemiskinan di Provinsi Banten

H1 : β₁ 0 : Diduga terdapat pengaruh antara Produk Domestik Bruto (PDRB)

terhadap Kemiskinan di Provinsi Banten

2. Ho : β₂ 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh antara Pendidikan terhadap

Kemiskinan di Provinsi Banten

H1 : β₂ 0 : Diduga terdapat pengaruh antara Pendidikan terhadap Kemiskinan di

Provinsi Banten

3. Ho : β3 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh antara Pengangguran terhadap

Kemiskinan di Provinsi Banten

H1 : β3 0 : Diduga terdapat pengaruh antara Pengangguran terhadap kemiskinan

di Provinsi Banten

4. Ho : β4 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh antara PDRB,Pendidikan, dan

Tingkat Pengangguran Terbuka terhadap Kemiskinan di Provinsi

Banten

Page 78: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

57

H1 : β4 0 : Diduga terdapat pengaruh antara PDRB, Pendidikan, Tingkat

Pengangguran Terbuka terhadap Kemiskinan di Provinsi Banten

Page 79: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

58

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen (terikat) dan tiga

variabel independen (bebas). Variabel dependen yang digunakan yaitu: Tingkat

Kemiskinan (MIS). Sementara tiga variabel independen yang digunakan antara

lain: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendidikan (PD), dan

Pengangguran (TPT).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

yang diperoleh berdasarkan informasi yang telah disusun dan dipublikasikan oleh

instansi tertentu. Dalam penelitian ini data yang digunakan diperoleh dari Badan

Pusat Statistik (BPS). Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan

metode data panel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time

series yaitu data tahun 2009-2012 dan data cross section yaitu data 4 kabupaten

dan 4 kota di Provinsi Banten.

Penelitian ini menggunakan panel data atau data longitudinal. Data panel

adalah sekelompok data individual yang diteliti selama rentang waktu tertentu.

Penggunaan data panel memiliki keunggulan dan keuntungan secara statistik

maupun secara teori ekonomi, yaitu :

1) Mengingat penggunaan data panel juga meliputi data cross section

dalam rentang waktu tertentu, maka data panel mampu memperhitungkan

secara eksplisit heterogenitas individu secara eksplisit.

Page 80: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

59

2) Dengan pengkombinasian, data akan memberikan informasi yang lebih

baik, tingkat kolinearitas yang lebih kecil antara variabel dan lebih

efisien.

3) Penggunaan data panel mampu meminimalisasi bias yang dihasilkan jika

kita meregresikan data individu kedalam agregasi yang luas.

4) Dalam data panel, hilangnya suatu variabel akan tetap menggambarkan

perubahan lainnya akibat penggunaan data time series. Selain itu,

penggunaan data yang tidak lengkap (unbalanced data) tidak akan

mengurangi ketajaman estimasi.

B. Metode Pemilihan Sampel

Metode penentuan sampel akan sangat membantu dalam penelitian yang

dihadapkan pada sampel yang beragam dari suatu populasi. Data yang digunakan

berupa data sekunder periode 2009 – 2012. Studi kasus Provinsi Banten. Adapun

sampel yang digunakan merupakan Judgement Sampling.

Pada metode judgement sampling atau purposive sample pengumpulan data

atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata. Pada dasarnya

sampel dipilih berdasarkan pendapat analis dan hasil penelitian digunakan untuk

menarik kesimpulan tentang item-item di dalam sampel.

C. Metode Pengumpulan Data

Keberhasilan dalam pengumpulan data merupakan syarat bagi keberhasilan

suatu penelitian. Sedangkan keberhasilan dalam pengumpulan data tergantung

pada metode yang digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut maka pengumpulan

Page 81: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

60

data diperlukan guna mendapatkan data-data yang obyektif dan lengkap sesuai

dengan permasalahan yang diambil(M.Nasir:1983; 211).

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh

kenyataan yang mengungkapkan data-data yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini

digunakan metode dokumentasi dan studi pustaka. Teknik dokumentasi yaitu

suatu cara memperoleh data atau informasi tentang hal-hal yang ada kaitannya

dengan penelitian dengan jalan melihat kembali laporan tertulis yang lalu baik

berupa angka maupun keterangan. Studi pustaka dilakukan dengan

mengumpulkan informasi melalui pendalaman literatur-literatur yang berkaitan

dengan objek studi (M.Nasir:1983;111-131).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa

data panel 4 kabupaten dan 4 kota di Provinsi Banten pada periode 2009-2012.

Data yang digunakan adalah data jumalah penduduk miskin, PDRB atas harga

konstan 2000, Pendidikan (jumlah siswa yang menamatkan sekolah tingkat SMP),

dan jumlah pengangguran (jumla tingkat pengangguran terbuka).

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis

informasi kualitatif (data yang dapat diukur, diuji dan diinformasikan dalam

bentuk persamaan, tabel dan sebagainya). Tahapan analisis kuantitatif terdiri dari :

estimasi model regresi dengan menggunakan data panel, dan juga menggunakan

Page 82: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

61

Analisis Ekonomi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan dapat

digambarkan dengan fungsi sebagai berikut:

T = f(PDRB, PD,TPT)

Tit = βο + β1 PDRBit + β2 PDit + β3 TPTit + µit

Dimana :

T : jumlah penduduk miskin (persen)

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto (miliar rupiah)

PD : Pendidikan (persen)

TPT : Tingkat Pengangguran Terbuka (persen)

i : cross section

t : time series

Βο : Intercept

β1, β2, …dst : koefisien regresi

µ : error term

Adanya perbedaan satuan dan besaran variabel bebas dalam persamaan

menyebabkan persamaan regresi harus dibuat dengan model logaritma natural.

Dalam model penelitian ini logaritma yang digunakan adalah dalam bentuk

logaritma-linier (log) sehingga persamaan menjadi sebagai berikut:

Tit = βο + β1 Log PDRBit + β2 PDit + β3 TPTit + µit

Dimana :

Log : Log- linear

T : Jumlah penduduk miskin (persen)

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto (juta rupiah)

Page 83: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

62

PD : Pendidikan (Persen)

TPT : Tingkat Pengangguran Terbuka (persen)

Βο : Intercept

β1, β2, ….dst : koefisien regresi

µ : error term

1. Estimasi Regresi Dengan Data Panel

Model regresi dengan data panel secara umum mengakibatkan

kesulitan dalam spesifikasi modelnya. Residualnya akan mempunyai tiga

kemungkinan yaitu residual time series, cross section maupun gabungan

keduanya. Maka tedapat tiga pendekatan dalam menggunakan data panel

ini yaitu:

1) Pooled Least Square (PLS)

Metode ini juga dikenal sebagai Common Effect Model (CEM).

Pada metode ini, model mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada,

menunjukan kondisi sesungguhnya dimana nilai intersep dari masing –

masing variabel adalah sama dan slope oefisien dari variabel – variabel

yang digunakan adalah identik untuk semua unit cross section.

Kelemahan Dalam model PLS ini yaitu adanya ketidaksesuaian

model dengan keadaan yang sebenarnya. Dimana kondisi tiap objek saling

berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan

kondisi objek tersebut pada waktu yang lain. (Wing Wahyu Winaeno,

2007: 9.14)

Page 84: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

63

2) Fixed Effect Model (FEM)

Fixed effect (efek tetap) dalam hal ini maksudnya adalah bahwa

satu objek, memiliki konstan yang tetap besaranya untuk berbagai periode

waktu. Demikian pula halnya dengan koefisien regresi yang memiliki

besaran yang tetap dari waktu ke waktu.

Dalam model FEM ini menggunakan peubah boneka untuk

memungkinkan peubahan-peubahan dalam intersep-intersep kerat lintang

dan runtut waktu akibat adanaya peubah-peubah yang dihilangkan. Model

ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar unit dapat diketahui dari

perbedaan nilai konstanya.

Pendekatan dengan memasukkan variabel boneka ini dikenal

dengan sebutan model efek tetap (fixed effect) atau Least Square Dummy

Variable (LSDV) atau disebut juga covariance model. (Wing Wahyu

Winarno, 2007: 9.15)

3) Random Effect Models (REM)

Dalam menganalisis regresi data panel, selain menggunakan fixed

effect model (FEM), analisis regresi dapat pula menggunakan pendekatan

efek random (random effect). Pendekatan efek random ini digunakan

untuk mengatasi kelemahan fixed effect model yang menggunakan

variabel semu, sehingga akibatnya model mengalami ketidakpastian.

Berbeda dengan FEM yang menggunakan variabel semu, metode efek

random menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan

antarwaktu dan antarobjek. (Wing Wahyu Winarno, 2007: 9.17)

Page 85: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

64

2. Pemilihan Metode Data Panel

Dalam pengolahan data panel mekanisme uji untuk menentukan

metode pemilihan data panel yang tepat yaitu dengan cara

membandingkan metode pendekatan PLS dengan metode pendekatan

FEM terlebih dahulu. Jika hasil yang diperoleh menunjukkan model

pendekatan PLS yang diterima, maka model pendekatan PLS yang akan

dianalisis. Jika model pendekatan FEM yang diterima, maka melakukan

perbandingan lagi dengan model pendekatan REM. Untuk melakukan

model mana yang akan dipakai, maka dilakukan pengujian diantaranya:

a. Uji Chow Test

yaitu uji yang digunakan untuk mengetahui apakah model

Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model (FEM) yang akan

dipilih untuk estimasi data. Uji ini dapat dilakukan dengan uji

restricted F-Test atau uji Chow-Test. dalam pengujian ini dilakukan

dengan hipotesa sebagai berikut:

Hο : Model PLS (Restriced)

H1 : Model Fixed Effect (Unretriced)

Dasar penolakan terhadap hipotesa nol tersebut adalah dengan

menggunakan F statistic seperti yang dirumuskan sebagai berikut:

CHOW =( – )/ ( )/ ( )

Page 86: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

65

Dimana:

RRSS = Restriced Residual Sum Square (merupakan Sum Square

Residual yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode

pooled least square/common intercept)

URSS = Unrestriced Residual Sum Square (merupakan Sum Square

Residual yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode fixed

effect)

N = Jumlah data cross section

T = Jumlah data time series

K = Jumlah variabel penjelas

Pengujian ini mengikuti nilai probabilitas nilai cross-section F

jika nilai probabilitas < α=0,05 maka Ho ditoloak, artinya model panel

yang baik untuk digunakan adalah Fixed Effect Model, dan

sebaliknya. Jika H0 diterima, berarti model PLS yang dipakai dan

dianalisis. Namun jika H0 ditolak, maka model FEM harus diuji

kembali untuk memilih apakah akan memakai model FEM atau REM

kemudian dianalisis.

Ada beberapa pertimbangan teknis-empiris yang dapat

digunakan sebagai panduan untuk memilih antara fixed effect atau

random effect (ToT untuk pengajar Ekonomi FEUI, 2006) yaitu:

a) Bila T (jumlah unit time series) besar sedangkan N (jumlah unit

cross setion) kecil, maka hasil FEM dan REM tidak jauh berbeda.

Page 87: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

66

Dalam hal ini pilihan umumnya akan didasarkan pada kenyamanan

perhitungan, yaitu FEM.

b) Bila N besar dan T kecil, maka hasil estimasi kedua pendekatan

dapat berbeda secara signifikan. Jadi, apabila kita meyakini bahwa

unit cross section yang kita pilih dalam penelitian diambil secara

acak (random) maka REM harus digunakan. Sebaliknya, apabila

kita meyakini bahwa unit cross section yang kita pilih dalam

penelitian tidak diambil secara acak maka kita menggunakan FEM.

c) Apabila cross-section error component (ei) berkorelasi dengan

variabel bebas X maka parameter yang diperoleh dengan REM

akan bias sementara parameter yang diperoleh dengan FEM tidak

bias.

d) Apabila N besar dan T kecil, maka apabila asumsi yang mendasari

REM dapat terpenuhi, maka REM lebih efisien dibandingkan FEM.

Keputusan penggunaan FEM dan REM dapat pula ditentukan

dengan menggunakan spesifikasi yang dikembangkan oleh Hausman

atau di sebut juga Uji Hausman

b. Uji Hausman Test

pengujian ini dilakukan untuk menentukan apakah model fixed

effect atau random effect yang akan dipilih. Pengujian ini dilakukan

dengan hipotesa sebagai berikut:

Hο : Model Random Effect

H1 : Model Fexed Effect

Page 88: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

67

Dasar penolakan Hο adalah dengan menggunakan pertimbangan

probabilitas Cross section random. Jika probabilitas Cross section >

α=0,05 maka Hο diterima, artinya model yang digunakan adalah

Random Effect.

3. Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik adalah model regresi yang menghasilkan

estimasi linier tidak bias (Best Linear Unbias Estimator/BLUE). Kondisi

ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan

asumsi klasik. Yang termasuk dalam uji asumsi klasik adalah sebagai

berikut :

a. Uji Normalitas

Menurut Shochrul dkk (2011:42), Uji ini dilakukan untuk

mengetahui apakah error term terdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas hanya digunakan jika jumlah observasi adalah kurang dari

30, untuk mengetahui apakan error term mendekati distribusi normal.

Jika jumlah observasi lebih dari 30, maka tidak perlu dilakukan uji

normalitas. Sebab, distribusi sampling error term telah mendekati

normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan Uji Jarque-Berra ( JB

Test ).

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Wing Wahyu (2007:5.1), multikolinearitas adalah

kondisi adanya hubungan linier antar variabel independen. Karena

melibatkan beberapa variabel independen, maka multikolinearitas

Page 89: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

68

tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas

satu variabel dependen dan satu variabel independen). Menurut

Shochrul dkk (2011:35), multikolinearitas berarti adanya hubungan

linier yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel

yang menjelaskan dari model regresi. Ada atau tidaknya

multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi

masing-masing variabel bebas. Jika koefisien korelasi masing-masing

variabel bebas lebih besar dari 0,8 maka terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Shochrul dkk (2011:36), heteroskedastisitas

merupakan keadaan yang dimana semua gangguan yang muncul

dalam fungsi regresi populasi tidak meiliki varians yang sama. dalam

data panel Masalah heteroskedastisitas dapat dilihat dengan terlebih

dahulu mengestimasi model ke GLS (Cross-section weight), kemudian

dengan membandingkan Sum Squared Resid pada Weight statistic

dengan Sum Squared Resid pada Unweight Statistic. Jika Sum Squared

Resid pada Weight Statistic lebih kecil dari Sum Squared Resid pada

Unweight Statistic, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokolerasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi

dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul

pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya,

data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa

Page 90: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

69

sebelumnya. Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi

dijumpai pada data yang bersifat antarobjek (cross section).

Autokorelasi dapat berbentuk autokorelasi positif dan autokorelasi

negatif. Dalam analisis runtut waktu, lebih besar kemungkinan terjadi

autokorelasi positif karena variabel yang dianalisis biasanya

mengandung kecenderungan meningkat. (Wing Wahyu, 2007:5.24).

Cara untuk memeriksa ada atau tidaknya autokorelasi adalah

dengan Uji Durbin-Watson. Uji D-W adalah salah satu uji yang

banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi. Hampir

semua program statistik sudah menyediakan fasilitas untuk

menghitung nilai d (yang menggambarkan koefisien D-W). nilai d

akan berada dikisaran 0 hingga 4.

4. Pengujian Statistik Analisis Regresi

Uji signifikansi merupakan prosedur yang digunakan untuk

diterima atau ditolaknya secara statistik hasil hipotesis nol (Ho) dari

sample keputusan untuk mengolah Ho dibuat berdasarkan nilai uji statistik

yang diperoleh dari data yang ada.

1) Koefisien Determinan (Adjusted R²)

Nilai Adjusted R² disebut juga koefisien detrminasi. Koefisien

determinasi (adjusted R²) menunjukan seberapa besar persentase

variasi variable independent dapat menjelaskan variasi variable

dependennya (goodness of fit test). Nilai adjusted R² berkisar antara

nol dan satu (0<Adjusted R²<1). Nilai Adjusted R² yang kecil atau

Page 91: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

70

mendekati nol berarti kemampuan variable independent dalam

menjelaskan variasi variable dependen amat terbatas. Sebaliknya jika

nilai Adjusted R² mendekati satu berarti variable independent

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen dalam model tersebut dapat

dikatakan baik.

2) Pengujian Best of Fit Model

a) Pengujian koefisien regresi serentak (uji F)

Uji F merupakan alat uji statistik secara bersama-sama atau

keseluruhan dari koefisien regresi variabel independen terhadap

variabel dependen. Dari uji F dapat diketahui variabel independen

yang masuk dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama

atau tidak terhadap variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang

diajukan dalam penelitian ini adalah apakah semua variabel

independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen atau:

Ho : β 1 = β 2 = β3 = β 4 = 0

Sedangkan hipotesis alternatifnya (H1) adalah semua variabel

independent mampu mempengaruhi variabel dependen secara

bersama-sama. Atau:

H1 : β1 = β2 = β3 = β 4 ≠ 0

Kriteria dalam uji F yaitu bila niali Fhitung lebih besar

dibandingkan dengan nilai F tabel (F>Fα, df), maka Hο ditolak,

Page 92: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

71

dan Hi diterima. Atau apabila F-hitung lebih besar dari F-tabel,

maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen secara bersama-sama. Sebaliknya, apabila F-

hitung lebih kecil dari F-tabel, maka variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara

bersama-sama. F-tabel diperoleh dengan derajat kebebasa variasi

regresi k (banyaknya variabel), dan derajat kebebasan variasi

residual n-k-1 (banyaknya observasi-banyaknya variabel-1)

b) Pengujian koefisien regresi secara individual (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara individual mempengaruhi variabel dependennya. Hipotesis

yang diajukan adalah:

Hipotesis 1

H1 : β1 < α (0,05) PDRB berpengaruh secara signifikan terhadap

kemiskinan

Hο : β1 > α (0,05) PDRB tidak berpengaruh signifikan terhadap

kemiskinan.

Hipotesis 2

H1 : β2 < α (0,05) Pendidikan berpengaruh secara signifikan

terhadap kemiskinan

Hο: β2 > α (0,05) Pendidikan tidak berpengaruh signifikan

terhadap kemiskinan

Page 93: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

72

Hipotesis 3

H1 : β3 < α (0,05) Pengangguran berpengaruh secara signifikan

terhadap kemiskinan

Hο : β3 > α (0,05) Pengangguran tidak berpengaruh signifikan

terhadap kemiskinan

Uji t dapat dilakukan dengan dua cara, pertama dengan

membandingkan nilai t-hitung dengan t-tabel. Nilai t-hitung dapat

diperoleh dari nilai t-statistik pada output eviews, sedangkan nilai

t-tabel dapat diperoleh dari tabel t dengan dengan menggunakan

degree of freedom (df) sebesar n-k. Apabila t-hitung lebih besar

dari pada t-tabel maka Hο ditolak dan H1 diterima, sebaliknya jika

t-hitung lebih kecil daripada t-tabel maka Hο diterima dan H1

ditolak. Cara kedua yaitu dengan membandingkan nilai

probalilitas output eviews dengan nilai α. Apabila nilai

probabilitas lebih kecil dari nilai α maka Hο ditolak dan H1

diterima, sebaliknya jika nilai probabilitas lebih besar daripada

nilai α maka Hο diterima dan H1 ditolak.

E. Definisi Operasional

1) Tingkat Kemiskinan (MIS)

Kemiskinan dalam penelitian ini di ukur dengan besarnya jumlah

penduduk miskin absolute menurut kriteria Badan Pusat Statistik (BPS) di

masing masing kabupaten dan kota di Provinsi Banten selama periode

2009-2012. Menurut BPS jumlah penduduk miskin adalah jumlah

Page 94: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

73

keseluruhan populasi dengan pengeluaran perkapita berada di bawah

ambang batas tertentu yang dinyatakan sebagai garis kemiskinan. Garis

kemiskinan merupakan nilai pengeluaran perkapita setiap bulan untuk

memenuhi standar minimum kebutuhan - kebutuhan konsumsi pangan dan

non pangan oleh seorang individu untuk hidup secara layak (BPS,2008:30-

32). Kebutuhan minimum makanan menggunakan patokan 2100

kalori/hari, kebutuhan non makan meliputi sandang, perumahan, aneka

barang dan jasa. Satuan dari variable kemiskinan dalam penelitian ini

adalah peresen.

2) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh

unit usaha dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah barang dan jasa

akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Indikator yang biasanya

digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat

pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) riil dari tahun ke

tahun. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berguna untuk

menunjukkan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha

dalam suatu wilayah, atau secara umum PDRB memberikan gambaran

kinerja ekonomi makro suatu wilayah dari waktu ke waktu. Nilai PDRB

yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDRB di 4 kabupaten dan 4

kota di Provinsi Banten atas dasar harga konstaan 2000 selama tahun

2009-2012. Satuan dari variabel pertumbuhan ekonomi ini adalah miliar

rupiah.

Page 95: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

74

3) Pendidikan (PD) dinyatakan sebagai penduduk berumur 10 tahun keatas

yang lulus pendidikan terakhir SMP di masing-masing kabupaten dan kota

di Provinsi Banten tahun 2009-2012 (dalam persen). Data diambil dari

BPS.

4) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase penduduk dalam

angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari

pekerjaan di masing-masing kabupaten dan kota di Provinsi Banten tahun

2009-2012 (dalam satuan persen). Data diambil dari BPS.

Page 96: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

75

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kondisi Geografis

Secara geografis Provinsi Banten terletak antara 105° 01’11” sampai 106°

07’’12” Bujur Timur, serta 05° 07’50” sampai 07° 01’01”. Batas-batas wilayah

Banten, sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur dengan Provinsi

DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat, sebelah selatan dengan Samudra Hindia, dan

sebelah barat dengan Selat Sunda. Luas wilayah Provinsi Banten berdasarkan

Undang -Undang Nomor 23 Tahun 2000 adalah 8.651,20 km², pada awalnya,

Provinsi Banten terdiri dari empat kabupaten yaitu Kabupaten Pandeglang,

Lebak,Tangerang, Serang dan dua kota yaitu Kota Tangerang dan Kota Cilegon.

Dalam perkembangannya terjadi pemekaran wilayah, Kabupaten Serang menjadi

Kabupaten Serang dan Kota Serang. Selanjutnya, Kabupaten Tangerang dimekarkan

menjadi KabupatenTangerang dan Kota Tangerang Selatan. Sehingga, Provinsi

Banten saat ini terdiri dari empat kabupaten dan empat kota.

Letak geografis Provinsi Banten sangat strategis karena merupakan jalur

penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis

dan pemerintahan maka wilayah Provinsi Banten terutama Kota Tangerang, Kota

Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang merupakan wilayah penyangga bagi

Jakarta. Secara ekonomi wilayah Provinsi Banten memiliki banyak industri.

Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang

dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari

pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif di ujung

pulau jawa. Kondisi strategis ini bisa di manfaatkan guna perkembangan Provinsi

Page 97: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

76

Banten yang akan berdampak pada pembangunan nasional.

2. Kondisi Kemiskinan di Provinsi Banten

Kemiskinan merupakan masalah yang menyangkut banyak aspek karena

berkaitan dengan pendapatan yang rendah, buta huruf, derajat kesehatan yang rendah

dan ketidaksamaan derajat antara jenis kelamin serta buruknya lingkungan hidup.

Kemiskinan tidak lagi dipandang hanya sebatas kemampuan ekonomi, tetapi

kegagalan dalam memenuhi hak-hak dasar yang mengakibatkan perlakuan yang

berbeda dalam menjalankan kehidupan secara bermartabat. Oleh karena itu

pemerintah berupaya keras untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut sehingga

pembangunan dilakukan secara terus menerus termasuk dalam menentukan batas

ukur untuk mengenali siapa si miskin tersebut. Badan Pusat Statistik mendefinisikan

kemiskinan sebagai ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar

yang meliputi kebutuhan makanan maupun non makanan. Berikut data persentase

penduduk miskin di Provinsi Banten :

Tabel 4.1

Presentase Kemiskinan Provinsi Banten Tahun 2009-2012

Kabupaten / Kota 2009 2010 2011 2012kab.Pandegelang 12,01 11,4 9,8 9,27kab.lebak 10,63 10,38 9,2 8,62kab.tanggerang 6,55 7,18 6,42 5,71kab.serang 5,8 6,34 5,63 5,28kota tanggerang 6,42 6,88 6,14 5,55kota cilegon 4,14 4,46 3,98 3,81kota serang 6,19 7,03 6,25 5,69kota tanggerang seelatan 2,35 1,67 1,5 1,33

Sumber : BPS Banten

Page 98: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

77

Pada tabel 4.1 menunjukan terjadinya peningkatan penduduk miskin di

beberapa kota di Provinsi Banten pada tahun 2010 dan pada tahun berikutnya

kembali menurun, walaupun begitu perbedaan persentase angka kemiskinan di setiap

daerah yang cukup besar dapat memicu kecemburuan sosial dan konflik antar daerah

yang berdampak pada kembalinya peningkatan jumlah penduduk miskin di Provinsi

Banten.

3. Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Banten

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu

wilayah/provinsi dalam satu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). PDRB adalah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh

nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha ekonomi suatu

wilayah dalam satu periode. Unit ekonomi yang dimaksud mencakup kegiatan

pertanian, pertambangan, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih,

perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. PDRB juga dapat digunakan untuk

mengetahui potensi ekonomi di suatu wilayah dalam periode tertentu. Berikut data

PDRB atas harga konstan 2000 di Provinsi Banten :

Page 99: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

78

Tabel 4.2

PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Miliar Rupiah) Tahun 2009-

2012

Kabupaten / Kota 2009 2010 2011 2012kab.Pandegelang 4032.4 4321.1 4547.85 4803.37kab.lebak 3895.5 4152.2 4387.62 4607.59kab.tanggerang 17382.1 18549.1 19725.85 20951.89kab.serang 6850.9 7135.1 7536.1 7920.12kota tanggerang 27562.5 29402.9 31414.1 33428.91kota cilegon 16246.8 17111.2 18228.29 19470.57kota serang 2678.3 2884.2 3110.51 3330.16kota tanggerang seelatan 4947.9 5378.3 5823.83 6303.48

Sumber : BPS Banten

Tabel 4.2 diatas menunjukkan PDRB di Kabupaten/kota di Provinsi Banten

tahun 2009-2012 menunjukkan angka yang fluktuatif untuk masing-masing

kabupaten dan kota di Provinsi Banten. PDRB menunjukkan kondisi perekonomian

di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Banten terjadi kesenjangan ekonomi

yang relatif besar antara daerah maju dan daerah tertinggal.

4. Tingkat Pendidikan

Kelompok penduduk usia 7-18 tahun (kelompok usia sekolah) adalah

kelompok penduduk usia produktif, sebagai sumber daya pembangunan yang

seharusnya memiliki pendidikan dan keterampilan yang memadai untuk

mendapatkan pekerjaan yang layak nantinya sehingga mendapatkan penghidupan

yang layak. Oleh karena itu, dianggap penting untuk melihat kemajuan indikator ini.

Berikut presentase jumlah penduduk yang menamatkan pendidikan SMP di Provinsi

Banten tahun 2009-2012 :

Page 100: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

79

Tabel 4.3

Persentase penduduk yang menamatkan pendidikan menegah pertama (SMP) Provinsi

Banten Tahun 2009-2012

Kabupaten / Kota 2009 2010 2011 2012kab.Pandegelang 13,65 15,11 16,81 17,62kab.lebak 12,2 11,99 13,01 13,03kab.tanggerang 19,84 22,77 21,62 23,67kab.serang 19,35 17,48 22,00 19,86kota tanggerang 20,04 21,69 23,38 21,01kota cilegon 21,21 21,26 20,45 23,30kota serang 17,75 17,34 16,36 17,79kota tanggerang seelatan 16,77 17,68 18,75 19,48

Sumber : BPS Banten

Tabel 4.3 di atas menunjukan peningkatan persentase penduduk yang

menamatkan pendidikan menegah pertama (SMP) di setiap daerahnya menujukan

bahwa adanya indikasi kebijakan pemerintah wajib belajar 9 tahun telah

berhasil,walaupun ada beberapa daerah yang mengalami penurunan pada tahun 2010

yaitu kab.Lebak dan kab.Serang dan kembali meningkat pada tahun berikutnya.

5. Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Banten

Pengangguran adalah meliputi penduduk yang sedang mencari pekerjaan, atau

sedang mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapatkan

pekerjaan, atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Tingkat

Pengangguran Terbukan (TPT) adalah angka yang menunjukkan banyaknya

pengangguran terhadap 100 penduduk yang masuk kategori angkatan kerja (BPS,

2008). Tingkat pengangguran sangat erat hubungannya dengan laju pertumbuhan

penduduk. Dengan laju pertumbuhan yang tinggi akan meningkatkan jumlah

angkatan kerja (penduduk usia kerja) yang kemudian besarnya angkatan kerja ini

dapat menekan ketersediaan lapangan kerja di pasar kerja. Sedangkan angkatan kerja

sendiri terdiri dari dua komponen yaitu orang yang menganggur dan orang yang

Page 101: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

80

bekerja. Apabila mereka tidak bekerja konsekuensinya adalah mereka tidak dapat

memenuhi kebutuhan dengan baik, kondisi seperti ini membawa dampak bagi

terciptanya dan membengkaknya jumlah kemiskinan yang ada. Berikut data tingkat

pengangguran terbuka di Provinsi Banten tahun 2009-2012 :

Tabel 4.4

Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Banten Tahun 2009-2012

Kabupaten / Kota 2009 2010 2011 2012kab.Pandegelang 10,98 11,34 11,32 9,3kab.lebak 13,42 13,35 12,1 9,07kab.tanggerang 15,86 14,01 14,42 11,46kab.serang 14,45 16,19 13,29 12,96kota tanggerang 15,57 14,09 12,89 8,31kota cilegon 18,26 19,84 13,14 11,31kota serang 17,55 17,11 13,84 10,8kota tanggerang seelatan 8,17 8,22 11,98 8,07

Sumber : BPS Banten

Pada tabel 4.4 diatas menunjukan persentase tingkat pengangguran terbuka di

Provinsi Banten dari tahun ke tahun mengalami penurunan disetiap derahnya tapi

tidak di daerah kota tanggerang selatan persentasenya terus meningkat pada tahun

2009 sampai 2011 dan kembali turun pada tahun 2012. Hal ini mungkin terjadi di

karenakan kota tanggerang selatan yang baru pemekaran di Provinsi Banten.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Shochrul R. Ajija (2011:42), uji normalitas hanya digunakan jika jumlah

observasi adalah kurang dari 30, untuk mengetahui apakah error term mendekati distribusi

normal. Jika jumlah observasi lebih dari 30, maka tidak perlu dilakukan uji normalitas.

Page 102: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

81

Sebab, distribusi sampling error term telah mendekati normal. Namun agar lebih jelas

dapat diuji dengan Jarque Bera, dari uji tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.1

Histogram Normaliti

Uji normalitas dilihat dengan cara membandingkan nilai probability dan nilai Jarque

Bera dengan α (0,05). Jika nilai α (0,05) lebih kecil dari nilai Jarque Bera dan probability

berarti data terdistribusi normal dan, jika nilai α (0,05) lebih besar dari nilai Jarque Bera

berari data tidak terdistribusi nomal.

Dilihat dari gambar 4.1, nilai α (0,05) lebih kecil dari nilai jarque bera dan probability.

Ini menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Shochrul dkk (2011:35), multikolinearitas berarti adanya hubungan linier

yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari

model regresi. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari

koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika koefisien korelasi masing-masing

variabel bebas lebih besar dari 0,8 maka terjadi multikolinearitas.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

S eries : S tandardiz ed R es iduals

S am ple 2009 2012

O bs ervations 32

Mean 6.33e-15

Median 0.231230

Maxim um 3.869548

Minim um -5.235001

S td. D ev. 2.537071

S kew nes s -0.603021

K urtos is 2.532894

Jarque-B era 2.230299

P robability 0.327866

Page 103: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

82

Tabel.4.5

Corelation Matrix

PDRB Pendidikan Pengangguran

PDRB 1 0.782549 0.167799

Pendidikan 0.782549 1 0.208447

Pengangguran 0.167799 0.208447 1

Dilihat dari tabel 4.5, dimana nilai correlation matrix tidak lebih dari 0,8 yang berarti

tidak terdapat gejala multikolinearitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Masalah heteroskedastisitas dapat dilihat dengan terlebih dahulu mengestimasi model

ke GLS (Cross-section weight), kemudian dengan membandingkan Sum Squared Resid

pada Weight statistic dengan Sum Squared Resid pada Unweight Statistic. Jika Sum

Squared Resid pada Weight Statistic lebih kecil dari Sum Squared Resid pada Unweight

Statistic, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.6

Sum Squared resid

Sum squared resid (weight) 36.46115

Sum squared resid (unweight) 94.88864

Dilihat dari Tabel 4.6 menunjukkan nilai Sum Squared Resid pada Weight statistic

lebih kecil dibandingkan nilai Sum Squared Resid pada Unweight statistic, hal ini berarti

tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual

observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu,

Page 104: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

83

karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa

sebelumnya (Wing Wahyu, 2007:5.24).

Hal ini senada dengan pendapat Nachrowi (2002: 135), autokorelasi adalah adanya

korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu atau individu.

Umumnya kasus autokorelasi banyak terjadi pada data time series.

Cara untuk memeriksa ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin-

Watson. Uji D-W adalah salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada

tidaknya autokorelasi.

Tabel 4.7

Durbin-Watson

Tolak H0 berartiada autokorelasi

positif

Tidak dapatdiputuskan

Tidak menolak H0 berartitidak ada autokorelasi

Tidakdapat

diputuskan

Tolak H0 berartiada autokorelasi

negatif0 dL 1,40 du 1,60 2 4-du 2,40 4-dL 2,70 4

2,33

Dari hasil perolehan regresi nilai DW sebesar 2,33 hasil tersebut menjelaskan bahwa nilai

D-W berada diantara 1,54 sampai 2,46, yang berarti tidak terdapat autokorelasi.

2. Hasil Estimasi Model Data Panel

a. Pendekatan Pooled Least Square

Merupakan pengolahan data dengan menggunakan pendekatan Pooled Least Square

(PLS), yang digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk melakuan uji F-Restriced.

Dari hasil pengolahan E-views 7.0 mendapatkan hasil seperti tampilan sebagai berikut:

Tabel 4.8

Regresi Data Panel Pooled Least Square

R-squared 0.740436

Adujst R-squared 0.722535

Page 105: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

84

b. Pendekatan Fixed Effect Model (FEM)

Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan pendekatan Fixed Effect

Model dengan metode pendekatan pooled Least Square pada uji F-Restriced. Dari hasil

pengolahan E-views 7.0 mendapatkan hasil seperti tampilan sebagai berikut:

Tabel 4.9

Regresi Data Panel Fixed Effect

R-squared 0.925299

Adujst R-squared 0.889728

c. Pendekatan Random Effect Model (REM)

Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan Random Effect dengan

menggunakan E-views 7.0 mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10

Regresi Data Panel Random Effect

R-squared 0.536104

Adujst R-squared 0.486400

3. Memilih Metode Data Panel

a. Uji Chow

Untuk menetahui model data panel yang akan digunakan, maka digunakan uji F-

restriced atau uji Chow dengan cara membandingkan F-statistik dan α = 0,05.

Dengan pengujian hipotesa sebagai berikut:

Hο : Model PLS (Restriced)

H1 : Model Fixed Effect (Unresticed)

Dari hasil regresi berdasarkan metode FEM dan PLS diperoleh F-statistik sebagai

berikut :

Page 106: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

85

Tabel 4.11

F-Restriced

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: REM

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 6.945051 (7,21) 0.0002

Cross-section Chi-square 38.350808 7 0.0000

Berdasarkan hasil dari uji Chow diperoleh nilai probabilitas Cross Section F dan Chi

Square sebesar 0,0002 dan 0,0000 yang lebih kecil dari alpha (α) 0,05 sehingga Ho di

tolak yang berarti menolak pooled least squared (PLS) dan menerima fixed effect model

(FEM).

b. Hausman Test

Untuk mengetahui apakah model fixed effect atau random effect yang dipilih, maka

digunakan uji Hausman Test dengan cara membandingkan Chi-Square statistic dan α =

0,05. Dengan pengujian hipotesis sebagai berikut:

Hο : Model Random Effect

H1 : Model Fixed Effect

Dari hasil Regresi berdasarkan metode Random Effect Model diperoleh nilai Chi-

Square statistic sebagai berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: REM

Test cross-section random effects

Test SummaryChi-Sq.Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 4.360007 3 0.2251

Page 107: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

86

Berdasarkan hasil dari uji Hausman test diperoleh nilai probabilitas Cross Section

random sebesar 0,2251 yang lebih besar dari alpha (α) 0,05 sehingga H0 di terima yang

berarti menolak fixed effect model (FEM) dan menerima random effect model sehingga

model terbaik yang kita gunakan dalam penelitian setelah pemilihan dan pemilihan

adalah model dengan metode random effet.

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Signifikansi Individual (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variable bebas (PDRB, Pendikan, dan

Tingkat Pengangguran Terbuka) berpengaruh secara parsial terhadap variable terikat

(kemiskinan). Pengujan ini dilihat dari masing-masing t-statistik dari regresi dengan t-

tabel dalam menolak dan menerima hipotesis.

Dalam persamaan, digunakan tingkat kepercayaan α = 5%, dengan df = 28 maka

diperoleh t-tabel 1,70113. dari hasil uji pada persaman dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.13

Nilai t-Statistik

Variable Coefficient t-Statistic Prob. signifikansi

PDRB? -0.552266 -2.753389 0.0102 Signifikan

PENDIDIKAN? 0.000867 0.009658 0.9924 Tidak Signifikan

PENGANGGURAN? 2.947913 3.857270 0.0006 Signifikan

Berdasarkan table 4.13 dapat dilihat bahwa variable PDRB berpengaruh negatif

terhadap kemiskinan di Provinsi Banten. Hal ini dapat diketahui dari nilai t-statistik

PDRB (-2,753389) < t-tabel (1,70113) dengan tingkat keyakinan sebesar 95 persen (α =

5%). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi PDRB maka tingkat kemiskinan di Provins

Banten semakin menurun. Koefisien regresi variable PDRB sebesar -0,552266 berarti

bahwa setiap peningkatan PDRB sebesar 1 persen, maka dapat menyebabkan

Page 108: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

87

penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,552266 persen dengan asumsi variable lain

tetap (cateris paribus).

Pada variabel Pendidikan dapat dilihat bahwa variable Pendidikan tidak berpengaruh

terhadap kemiskinan di Provinsi Banten. Hal ini dapat diketahui dari nilai probabilitas p

Pendidikan 0,9924 dengan tingkat keyakinan sebesar 95 persen (α = 5%) yang

menunjukan lebih > dari α . Koefisien regresi variable Pendidikan sebesar 0,000867

berarti bahwa setiap peningkatan Pendidikan sebesar 1 persen, maka dapat

menyebabkan peningkatan tingkat kemiskinan sebesar 0,000867 persen dengan asumsi

variable lain tetap.

Pada variabel Pengangguran dapat dilihat bahwa variable Tingkat Pengangguran

Terbuka berpengaruh positif terhadap kemiskinan di Provinsi Banten. Hal ini dapat

diketahui dari nilai t-statistik Tingkat Pengangguran terbuka (3,857270) > t-tabel

(1,70113) dengan tingkat keyakinan sebesar 95 persen (α = 5%). Hal ini berarti bahwa

semakin tinggi Tingkat Pengangguran Terbuka maka tingkat kemiskinan di Provins

Banten akan meningkat. Koefisien regresi variable Tingkat Pengangguran terbuka

sebesar 2,947913 berarti bahwa setiap peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka

sebesar 1 persen, maka dapat menyebabkan peningkatan tingkat kemiskinan sebesar

2,947913 persen dengan asumsi variable lain tetap.

b. Uji Signifikan Serentak (Uji F)

Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen di dalam model dapat

dilakukan dengan uji F. uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Dari hasil regresi pengaruh

PDRB, pendidikan, dan tingkat pengangguran terbuka terhadap kemiskinan di Provinsi

Banten tahun 2009-2012 yang menggunakan taraf keyakianan 95 persen (α=5%),

Page 109: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

88

dengan degree of freedom for numerator (dfn) = 3 (k-1 = 4-1) dan degree of freedom

for denominator (dfd) = 28 (n-k = 32-4), maka diperoleh F-tabel sebesar 2,95. Dari

hasil regresi pengaruh PDRB, pendidikan dan tingkat pengangguran terbuka terhadap

kemiskinan di Provinsi Banten tahun 2009-2012 diperoleh F-statistik sebesar 10,78610

dan nilai probabilitas statistiknya 0,000070 maka dapat disimpulkan bahwa variabel

independen (PDRB,Pendidikan, dan Tingkat Pengangguran Terbuka) berpengaruh

signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Kemiskinan).

c. Uji Koefisien Determinan (Adjusted R2)

Hasil koefisien determinan pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen secara statistik. Dari hasil regresi

pengaruh PDRB, pendidikan, dan tingkat pengangguran terbuka terhadap kemiskinan di

Provinsi Banten tahun 2009-2012 pada tabel berikut :

Tabel 4.14Nilai Adjusted R2

R-squared 0.536104

Adjusted R-squared 0.486400

koefisien determinan adalah sebesar 0,536104. Hal ini berarti bahwa 53,61 persen

tingkat kemiskinan di Provinsi Banten dapat dijelaskan oleh variabel PDRB,

Pendidikan, dan tingkat Pengangguran Terbuka. Sedangkan sisanya 46,39 persen

dijelaskan oleh variabel lain di luar model atau faktorfaktor lain diluar penelitian ini.

Page 110: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

89

d. Interpretasi Hasil Analisis

Tabel 4.15

Interpretasi Koefisien Random Effect Model

Variable Coefficient

C -4.547670

PDRB? -0.552266

PENDIDIKAN? 0.000867

PENGANGGURAN? 2.947913

Random Effects (Cross)

_KBPDGL--C 1.296703

_KBLBK--C -1.933445

_KBTGR--C 0.907911

_KBSRG--C 1.019627

_KOTGR--C -0.808541

_KOCLG--C -0.432388

_KOSRG--C 1.534125

_KOTGRS--C -1.583992

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa masing-masing Kabupaten/Kota memiliki

tingkat koefisien random effect yang berbeda-beda antara satu sama lain. Keadaan

tersebut menjelaskan bahwa variabel PDRB, Pendidikan dan Tingkat Pengangguran

Teerbuka memiliki tingkat pengaruh yang berbeda terhadap kemiskinan di tiap-tiap

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.

Kabupaten Pandegelang

Jika dilihat pada tabel 4.15, nilai koefisien adalah -4,547670 dan nilai koefisien

random effect yang dimiliki Kabupaten Pandegelang (_KBPDGL) adalah sebesar

1,296703 maka hal tersebut mengartikan bahwa Bila terdapat perubahan satu persen

pada PDRB dan Tingkat Pengangguran Terbuka antar daerah maupun antar waktu di

kabupaten Pandegelang, maka kabupaten Pandegelang akan mendapatkan pengaruh

individu terhadap tingkat kemiskinan sebesar 1,296703 persen.

Kabupaten Lebak

Jika dilihat pada tabel 4.15, nilai koefisien adalah -4,547670 dan nilai koefisien

random effect yang dimiliki Kabupaten Lebak (_KBLBK) adalah sebesar -1,933445

Page 111: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

90

maka hal tersebut mengartikan bahwa Bila terdapat perubahan satu persen pada PDRB

dan Tingkat Pengangguran Terbuka antar daerah maupun antar waktu di kabupaten

Lebak, maka kabupaten Lebak akan mendapatkan pengaruh individu terhadap tingkat

kemiskinan sebesar -1,933445 persen.

Kabupaten Tanggerang

Jika dilihat pada tabel 4.15, nilai koefisien adalah -4,547670 dan nilai koefisien

random effect yang dimiliki Kabupaten Tanggerang (_KBTGR) adalah sebesar

0,907911 maka hal tersebut mengartikan bahwa Bila terdapat perubahan satu persen

pada PDRB dan Tingkat Pengangguran Terbuka antar daerah maupun antar waktu di

kabupaten Tanggerang, maka kabupaten Tanggerang akan mendapatkan pengaruh

individu terhadap tingkat kemiskinan sebesar 0,907911 persen.

Kabupaten Serang

Jika dilihat pada tabel 4.15, nilai koefisien adalah -4,547670 dan nilai koefisien

random effect yang dimiliki Kabupaten Serang (_KBSRG) adalah sebesar 1,019627

maka hal tersebut mengartikan bahwa Bila terdapat perubahan satu persen pada PDRB

dan Tingkat Pengangguran Terbuka antar daerah maupun antar waktu di kabupaten

Serang, maka kabupaten Serang akan mendapatkan pengaruh individu terhadap tingkat

kemiskinan sebesar 1,019627 persen.

Kota Tanggerang

Jika dilihat pada tabel 4.15, nilai koefisien adalah -4,547670 dan nilai koefisien

random effect yang dimiliki Kota Tanggerang (_KOTGR) adalah sebesar -0,808541

maka hal tersebut mengartikan bahwa Bila terdapat perubahan satu persen pada PDRB

dan Tingkat Pengangguran Terbuka antar daerah maupun antar waktu di kota

Tanggerang, maka kota Tanggerang akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

tingkat kemiskinan sebesar -0,808541 persen.

Page 112: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

91

Kota Cilegon

Jika dilihat pada tabel 4.15, nilai koefisien adalah -4,547670 dan nilai koefisien

random effect yang dimiliki Kota Cilegon (_KOCLG) adalah sebesar -0,432388 maka

hal tersebut mengartikan bahwa Bila terdapat perubahan satu persen pada PDRB dan

Tingkat Pengangguran Terbuka antar daerah maupun antar waktu di kota Cilegon,

maka kota Cilegon akan mendapatkan pengaruh individu terhadap tingkat kemiskinan

sebesar -0,432388 persen.

Kota Serang

Jika dilihat pada tabel 4.15, nilai koefisien adalah -4,547670 dan nilai koefisien

random effect yang dimiliki Kota Serang (_KOSRG) adalah sebesar 1,534125 maka hal

tersebut mengartikan bahwa Bila terdapat perubahan satu persen pada PDRB dan

Tingkat Pengangguran Terbuka antar daerah maupun antar waktu di kota Serang, maka

kota Serang akan mendapatkan pengaruh individu terhadap tingkat kemiskinan sebesar

1,534125 persen.

Kota Tanggerang Selatan

Jika dilihat pada tabel 4.15, nilai koefisien adalah -4,547670 dan nilai koefisien

random effect yang dimiliki Kota Tanggerang Selatan (_KOTGRS) adalah sebesar -

1,583992 maka hal tersebut mengartikan bahwa Bila terdapat perubahan satu persen

pada PDRB dan Tingkat Pengangguran Terbuka antar daerah maupun antar waktu di

kota Tanggerang Selatan, maka kota Tanggerang Selatan akan mendapatkan pengaruh

individu terhadap tingkat kemiskinan sebesar -1,583992 persen.

e. Analisis Ekonomi

PDRB Terhadap Kemiskinan

PDRB menunjukkan tingkat kemakmuran suatu daerah. PDRB adalah jumlah nilai

tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu, atau

Page 113: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

92

merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

ekonomi. Pada hasil penelitian ini diperoleh bahwa PDRB berpengaruh signifikan pada

taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas 0,0102 dan berhubungan negatif dengan nilai

koefisien yang diperoleh sebesar (-0,552266), yang berarti bahwa apabila PDRB naik

sebesar 1 persen, maka kemiskinan akan menurun sebesar 0,552266 persen. Hasil

tersebut sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu yang menjadi landasan teori dalam

penelitian ini. Menurut Kuznet dalam Tulus Tambunan (2001), pertumbuhan dan

kemiskinan mempunyai korelasi yang sangat kuat, karena pada tahap awal proses

pembangunan kemiskinan cenderung meningkat dan pada saat mendekati tahap akhir

pembangunan, jumlah orang miskin berangsur-angsur berkurang. Selanjutnya menurut

Hermanto S. dan Dwi W. (2008) mengungkapkan pentingnya mempercepat

pertumbuhan ekonomi untuk menurunkan jumlah penduduk miskin. Karena dengan

pertumbuhan ekonomi yang cepat akan menurunkan jumlah kemiskinan yang

merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan daerah.

Pendidikan Terhadap Kemiskinan

Pendidikan mempunyai peranan penting untuk peningkatan kualitas manusia, baik

dalam arti perkembangan intelektual maupun keterampilan professional. Variabel

pendidikan tidak signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Banten ditandai dengan

nilai probabilitas (0,9924). Pendidikan tamat SMP tidak berpengaruh terhadap tingkat

kemiskinan karena di era globalisasi seperti ini pendidikan tamat SMP merupakan hal

yang biasa apa lagi itu merupakan kebijakan pemerin wajib belajar 9 tahun yang semua

biayanya di bebaskan. Karena tidak cukup dengan berbekal pendidikan SMP saja orang

dapat terhindar dari kemiskinan, tetapi harus memiliki keterampilan yang memadai. Hal

itulah pendidikan tamat SMP tidak serta merta menurunkan kemiskinan karena

produktifitas tidak cukup dengan pendidikan tamat SMP saja melaikan dengan

Page 114: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

93

teknologi dan keterampilan yang memadai. Sebagai contoh digambarkan seseorang

yang tidak mengenyam bangku pendidikan sama sekali tetapi ia memiliki keterampilan

seperti mengukir dan memahat ia dapat menghasilkan patung yang memiliki nilai

ekonomi yang tinggi, Pendidikan tinggi merupakan salah satu upaya untuk

menyelamatkan diri dari kemiskinan. Dimana digambarkan seseorang yang miskin

yang mengharapkan pekerjaan yang baik serta penghasilan yang tinggi maka harus

mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, tidak cukup hanya berbekal pendidikan

yang tamat SMP saja.

Pengangguran Terhadap Kemiskinan

Dari hasil regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini, menunjukan bahwa variabel

pengangguran menunjukkan tanda positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap

kemiskinan di Provinsi Banten. Kenaikan tingkat pengangguran terbuka sebanyak 1

persen tidak menurunkan kemiskinan akan tetapi dari hasil penelitian ini justru

menaikkan kemiskinan sebesar 2,947913. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori dan

penelitian terdahulu yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini. Dan di harapkan

pemerintah Provinsi Banten lebih banyak lagi melakukan perluasan kesempatan kerja

dengan cara mendirikan industri-industri baru yang bersifat padat karya serta

menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti homeindustry. Karena

pengangguran dalam penelitian ini menggunakan data pengangguran terbuka, yang

mana di dalamnya terdapat golongan masyarakat yang sedang mencari pekerjaan dan

sedang dalam tahap menyiapkan usaha atau mendapat pekerjaan tetapi belum mulai

bekerja yang dimasukkan dalam golongan pengangguran. Sehingga pentingnya

perluasan kesempatan kerja yang bersifat padat karya dan peningkatan sektor informal

untuk menekan kemiskinan di Provinsi Banten.

Page 115: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

94

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

1. PDRB berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kemiskinan di Provinsi

Banten dengan tingkat keyakinan 95 persen hal ini ditandai dengan nilai

probabilitas (0,0102). Dengan nilai koefisien negatif (-0,552266) yang

berarti bahwa setiap kenaikan satu persen pada PDRB, maka kemiskinan

akan turun sebesar 0,552266 persen dengan asumsi variabel lain tetap, atau

ringkasnya apabila PDRB meningkat maka kemiskinan akan menurun.

2. Pendidikan tidak signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Banten hal ini

di tandai dengan nilai probabilitas (0,9924). Hal ini karena pendidikan

tamat SMP sudah menjadi hal yang biasa, sehingga tidak cukup hanya

berbekal Pendidikan tamat SMP saja orang dapat terhindar dari

kemiskinan. Tetapi harus berpendidikan tinggi serta memiliki

keterampilan yang memadai akan tetapi hal ini harus didukung oleh

tersedianya lapangan pekerjaan.

3. Pengangguran berpengaruh signifikan dan positif terhadap kemiskinan di

Provinsi Banten dengan tingkat keyakinan 95 persen hal ini di tandai

dengan nilai probabilitas (0,0006). Dengan nilai koefisien positif

(2,947913) yang berarti bahwa setiap kenaikan satu persen pada

Pengangguran, maka kemiskinan akan meningkat sebesar 2,947913 persen

dengan asumsi variabel lain tetap, atau ringkasnya apabila Pengangguran

meningkat maka kemiskinan akan meningkat.

Page 116: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

95

4. Secara bersama-sama (Simultan) variabel PDRB, Pendidikan dan

Pengangguran berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi Banten pada

periode 2009-2012. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas F-statistic

sebesar 0,000070 yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, penulis mencoba mengungkapkan beberapa implikasi

diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk menekan tingkat kemiskinan, pemerintah daerah hendaknya

meningkatkan PDRB yang nantinya akan menurunkan angka kemiskinan

di daerahnya. Meningkatkan PDRB berarti meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu kunci untuk

mengurangi kemiskinan, karena pertumbuhan meningkatkan kebutuhan

akan tenaga kerja yang artinya terbukanya lapangan pekerjaan yang baru.

Dengan bekerja pendapatan meningkat yang artinya tingkat kesejahteraan

menigkat.

2. Kebijakan wajib belajar 9 tahun hendaknya ditingkatkan menjadi 12 tahun,

sehingga seluruh masyarakat mendapat pendidikan yang lebih tinggi dari

pada pendidikan dasar, sehingga tingkat kemiskinan dapat diturunkan serta

memberikan jaminan pendidikan bagi orang miskin secara gratis minimal

sampai tingkatan SMA.

3. Pemerintah harus lebih menggalakkan pendidikan secara spesialisasi

bidang tertentu misalnya sekolah-sekolah kejuruan, kursus, dan pelatihan-

Page 117: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

96

pelatihan, agar masyarakat memiliki keahlian pada suatu bidang untuk

ditekuni.

4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah variabel-variabel

yang sekiranya berpengaruh terhadap kemiskinan, diharapkan penelitian

selanjutnya dapat lebih terfokus pada wilayah yang cakupannya lebih kecil

agar lebih dapat terfokus secara khusus disuatu wilayah yang ada di

Indonesia terutama daerah-daerah tertinggal.

Page 118: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

97

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, Predeep. Economic Growth and Poverty Reduction: Evidence from Kazakhstan.

Asian Developmen Review Vol 24. 2008.

Aiyedogbon, Jhon O. 2012. Poverty and youth Unemployment in Nigeria, 1987-2011

Department of Economics and Management Sciences Faculty of Social Sciences

Nigerian Defence Academy Kaduna, Vol.3 No.20.

Amalia, fitri. 2012, “Pengaruh Pendidikan, Pengangguran, Dan Inflasi Terhadap Tingkat

Kemiskinan Di Kawasan Timur Indonesia (KIT) peeriode 2001-2010” Econosains

Volume X, Nomor 2, Agustus 2012.

Badan Pusat Statistik. 2009 Banten Dalam Angka 2009. Jakarta: Badan Pusat Statistik

_________________. 2010 Banten Dalam Angka 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik

_________________. 2011 Banten Dalam Angka 2011. Jakarta: Badan Pusat Statistik

_________________. 2012 Banten Dalam Angka 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik

_________________. 2012. Produk Domestik Regional Bruto Banten 2012. Jakarta:Badan

Pusat Statistik

Barnadib, Imam. 1995. ” pendidikan perbandingan buku dua (persekolahan dan

perkembangan masyarakat)”, yogyakarta : Andi offset.

Boediono, 1999, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Damodar Gujarati , 2003, Basic Econometrics Fourth Edition, Penerbit United States

Military Academy, New York.

Deny Tisna A., 2008, Pengaruh Ketidakmerataan Distribusi Pendapatan Pertumbuhan

Ekonomi, dan Pengangguran terhdap tingkat Kemiskinan di Indonesiatahun 2003-

2004.UNDIP: Semarang.

Dian Octaviani, 2001, Inflasi, Pengangguran, dan Kemiskinan di Indonesia : Analisis Indeks

Forrester Greer & Horbecke, Media Ekonomi, Hal. 100118, Vol.7, No.8.

Hadi Sasana, 2006, Analisis Dampak Transfer Pemerintah Terhadap Kinerja Fiskal di

Kab/Kota di Provinsai Jateng Dalam Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal, Jurnal

Ekonomi Pembangunan, Vol. 7, No. 2, Hal. 223-242

Hermanto S., Dwi W., 2006, Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan

Penduduk Miskin di Indonesia : Proses Pemerataan dan Pemiskinan, Direktur

Kajian Ekonomi, Institusi Pertanian Bogor.

Ihsan, Fuad. 2005. “Dasar-Dasar Kependidikan”. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Page 119: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

98

Indra Wiguna, Van., 2013, Analisis Pengaruh Pdrb, Pendidikan Dan Pengangguran

Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2010. Universitas

Brawijaya : Malang

Lincolin Arsyad, 1997, Ekonomi Pembangunan, Edisi Ketiga, Penerbit BP STIE YKPN,

Yogyakarta.

Mudrajad Kuncoro, 1997, Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah, dan Kebijakan, Edisi

Ketiga, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Nazir, M. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Rasidin S., Bonar S., 2009, Dampak Infestasi Sumberdaya Manusia Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia, Prisma, Hal. 17 - 31, No. 1.

Rukmana, Indra.2012. Pengaruh Dispanitas Pendapatan, Jumlah Penduduk, dan Inflasi

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah Tahun 1984 – 2009.

Saragih, Togar. Pengangguran, Pendidikan dan Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ekonomi

Teleskop STIE Y.A.I Volume 5 edisi 9. 2006.

Shochrul R. Ajija., Dyah W. Sari., Rahmat A. Setianto., dan Martha R. Primanti. 2011. “Cara

Cerdas Menguasai Eviews”. Jakarta: Salemba Empat.

Siregar, Hermanto dan Dwi Wahyuniarti. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

penurunan Jumlah Penduduk Miskin. Laporan Penelitian. Institut Pertanian Bogor.

2008.

Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Jawa Barat: Cv Alfabeta. 2008.

Sukirno, Sadono. 2004, Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Penerbit Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Tambunan, Tulus T.H. Perekonomian Indonesia: Beberapa Masalah Penting. Jakarta: Galia

Indonesia. 2003.

Todaro, Michael P, 1994, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Kedua, Terjemahan

Haris Munandar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

_______________, 2000, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh,

Terjemahan Haris Munandar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

UU, Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas), BAB VI Pasal 14. Bandung: Citra Umbara.

Wasti Soemanto dan Hendyat Soetopo, Dasar & Teori Pendidikan Dunia: Tantangan bagi

Para Pemimipin Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982: 9-11.

Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistik : EViews. Yogyakarta: UPP

STIM YKPN. 2007.

Page 120: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

99

Whisnu adi saputra, dan Drs.Y Bagio Mudakir,MSP ,2011 Analisis pengaruh jumlah penduduk,

PDRB, IPM, Pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di kabupaten/kota di Jawa

Tengah. UNDIP : Semarang

Page 121: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

100

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Data Observasi

kabupaten / kota tahun PDRB Pendidikan pengangguran kemiskinankab.pandegelang 2009 8,302117011 13,65 10,98 12,01

2010 8,371265278 15,11 11,34 11,402011 8,422409873 16,81 11,32 9,802012 8,477073034 17,62 9,30 9,27

kab.lebak 2009 8,26757732 12,20 13,42 10,632010 8,331393593 11,99 13,35 10,382011 8,386542218 13,01 12,10 9,202012 8,435460223 13,03 9,07 8,62

kab.tanggerang 2009 9,76319622 19,84 15,86 6,552010 9,828176549 22,77 14,01 7,182011 9,889685237 21,62 14,42 6,422012 9,949984136 23,67 11,46 5,71

kab.serang 2009 8,832135309 19,35 14,45 5,802010 8,872781545 17,48 16,19 6,342011 8,927460086 22,00 13,29 5,632012 8,977161636 19,86 12,96 5,28

kota tanggerang 2009 10,22421143 20,04 15,57 6,422010 10,28884859 21,69 14,09 6,882011 10,35501212 23,38 12,89 6,142012 10,41717637 21,01 8,31 5,55

kota cilegon 2009 9,695651245 21,21 18,26 4,142010 9,747488499 21,26 19,84 4,462011 9,810730062 20,45 13,14 3,982012 9,876659374 23,30 11,31 3,81

kota serang 2009 7,892937544 17,75 17,55 6,192010 7,967002844 17,34 17,11 7,032011 8,042541979 16,36 13,84 6,252012 8,11077563 17,79 10,80 5,69

kota tanggerangselatan 2009 8,506718523 16,77 8,17 2,35

2010 8,590127618 17,68 8,22 1,672011 8,669713400 18,75 11,98 1,502012 8,748857141 19,48 8,07 1,33

Page 122: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

101

LAMPIRAN 2

Output Pooled Least Square (PLS)

Dependent Variable: KEMISKINAN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 06/18/14 Time: 09:40

Sample: 2009 2012

Included observations: 4

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PDRB? -0.525778 0.108556 -4.843400 0.0000

PENDIDIKAN? 0.117632 0.105477 1.115236 0.2739

PENGANGGURAN? 2.262009 0.157929 14.32295 0.0000

R-squared 0.740436 Mean dependent var 18.57094

Adjusted R-squared 0.722535 S.D. dependent var 3.355861

S.E. of regression 1.767699 Akaike info criterion 4.066295

Sum squared resid 90.61805 Schwarz criterion 4.203707

Log likelihood -62.06071 Hannan-Quinn criter. 4.111843

Durbin-Watson stat 1.007303

Page 123: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

102

LAMPIRAN 3

Output Fixed Effect Model (FEM)

Dependent Variable: KEMISKINAN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 06/18/14 Time: 09:41

Sample: 2009 2012

Included observations: 4

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -61.43148 45.14359 -1.360802 0.1880

PDRB? -0.513580 0.460602 -1.115019 0.2774

PENDIDIKAN? 0.103272 0.125281 0.824320 0.4190

PENGANGGURAN? 9.073431 4.709166 1.926760 0.0676

Fixed Effects (Cross)

_KBPDGL--C 5.419295

_KBLBK--C 1.926109

_KBTGR--C -4.156298

_KBSRG--C 1.819518

_KOTGR--C -8.792755

_KOCLG--C -5.286088

_KOSRG--C 7.823361

_KOTGRS--C 1.246858

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.925299 Mean dependent var 18.57094

Adjusted R-squared 0.889728 S.D. dependent var 3.355861

S.E. of regression 1.114390 Akaike info criterion 3.320777

Sum squared resid 26.07915 Schwarz criterion 3.824624

Log likelihood -42.13244 Hannan-Quinn criter. 3.487788

F-statistic 26.01223 Durbin-Watson stat 3.204468

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 124: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

103

LAMPIRAN 4

Output Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: KEMISKINAN?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/23/14 Time: 20:21

Sample: 2009 2012

Included observations: 4

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 32

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -4.547670 7.461127 -0.609515 0.5471

PDRB? -0.552266 0.200577 -2.753389 0.0102

PENDIDIKAN? 0.000867 0.089770 0.009658 0.9924

PENGANGGURAN? 2.947913 0.764249 3.857270 0.0006

Random Effects (Cross)

_KBPDGL--C 1.296703

_KBLBK--C -1.933445

_KBTGR--C 0.907911

_KBSRG--C 1.019627

_KOTGR--C -0.808541

_KOCLG--C -0.432388

_KOSRG--C 1.534125

_KOTGRS--C -1.583992

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 1.577609 0.6671

Idiosyncratic random 1.114390 0.3329

Weighted Statistics

R-squared 0.536104 Mean dependent var 6.184646

Adjusted R-squared 0.486400 S.D. dependent var 1.592296

S.E. of regression 1.141133 Sum squared resid 36.46115

F-statistic 10.78610 Durbin-Watson stat 2.330442

Prob(F-statistic) 0.000070

Unweighted Statistics

R-squared 0.728203 Mean dependent var 18.57094

Sum squared resid 94.88864 Durbin-Watson stat 0.895477

Page 125: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

104

LAMPIRAN 5

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: REM

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 6.945051 (7,21) 0.0002

Cross-section Chi-square 38.350808 7 0.0000

Page 126: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

105

LAMPIRAN 6

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: REM

Test cross-section random effects

Test SummaryChi-Sq.Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 4.360007 3 0.2251

Page 127: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

106

LAMPIRAN 7

Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

S eries : S tandardiz ed R es iduals

S am ple 2009 2012

O bs ervations 32

Mean 6.33e-15

Median 0.231230

Maxim um 3.869548

Minim um -5.235001

S td. D ev. 2.537071

S kew nes s -0.603021

K urtos is 2.532894

Jarque-B era 2.230299

P robability 0.327866

Page 128: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

107

LAMPIRAN 8

Uji Heteroskedastisitas

Weighted Statistics

R-squared 0.536104 Mean dependent var 6.184646

Adjusted R-squared 0.486400 S.D. dependent var 1.592296

S.E. of regression 1.141133 Sum squared resid 36.46115

F-statistic 10.78610 Durbin-Watson stat 2.330442

Prob(F-statistic) 0.000070

Unweighted Statistics

R-squared 0.728203 Mean dependent var 18.57094

Sum squared resid 94.88864 Durbin-Watson stat 0.895477

Page 129: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29240/1/DIO... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . Yang bertanda tangan di

108

LAMPIRAN 9

Uji Autokorelasi

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 1.577609 0.6671

Idiosyncratic random 1.114390 0.3329

Weighted Statistics

R-squared 0.536104 Mean dependent var 6.184646

Adjusted R-squared 0.486400 S.D. dependent var 1.592296

S.E. of regression 1.141133 Sum squared resid 36.46115

F-statistic 10.78610 Durbin-Watson stat 2.330442

Prob(F-statistic) 0.000070

Unweighted Statistics

R-squared 0.728203 Mean dependent var 18.57094

Sum squared resid 94.88864 Durbin-Watson stat 0.895477