penerapan metode ndlc (network development life …
TRANSCRIPT
i
PENERAPAN METODE NDLC (NETWORK DEVELOPMENT
LIFE CYCLE) UNTUK MENGOPTIMALKAN JARINGAN
WIRELESS PADA SMAN 6 LUWU
ADELINA PATANDUNG
1604411177
FAKULTAS TEKNIK KOMPUTER
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
ii
PENERAPAN METODE NDLC (NETWORK DEVELOPMENT LIFE
CYCLE) UNTUK MENGOPTIMALKAN JARINGAN WIRELESS
PADA SMAN 6 LUWU
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Pada Program Studi Informatika Fakultas Teknik Komputer
Universitas Cokroaminoto Palopo
ADELINA PATANDUNG
1604411177
PROGRAM STUDI INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK KOMPUTER
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Adelina patandung. 2020. Penerapan Metode NDLC (Network Development
Life Cycle) untuk Mengoptimalkan Jaringan Wireless pada SMA Negeri 6 Luwu
(dibimbing oleh Syafriadi dan Darmawati).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan jaringan
menggunakan mikrotik, NMAP dan Speed Test pada SMA Negeri 6 Luwu.
Perangkat tersebut digunakan untuk menganalisis jaringan guna untuk
mengoptimalkan jaringan wireless dengan Metode Perancangan yang digunakan
adalah Network Development Life Cycle (NDLC) yang merupakan suatu
pendekatan proses dalam komunikasi data yang menggambarkan siklus yang awal
dan akhirnya dalam membangun sebuah jaringan komputer. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang dilakukan untuk mencari
informasi faktual dan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada SMA
Negeri 6 Luwu, dengan langkah awal yaitu observasi dan wawancara dengan
mengajukan pertanyaan langsung dengan pihak yang bersangkutan dengan tujuan
mencari data yang real atau kejadian-kejadian nyata yang berada dilokasi
penelitian dan kemudian dirangkum agar dapat menentukan kebutuhan yang
diinginkan.
Kata kunci: Wireless, Network Development Life Cycle (NDLC), NMAP.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat yang dilimpahkan-Nya sehinggah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Strata Satu (S-1) pada Universitas Cokroaminoto
Palopo (UNCP) Jurusan Teknik Informatika. Maka untuk memenuhi persyaratan
tersebut, penulis mencoba untuk menerapkan ilmu yang telah penulis dapat
selama dibangku kuliah kedalam bentuk karya tulis yang berjudul “Penerapan
Metode NDLC (Network Development Live Cycle) untuk Mengoptimalkan
Jaringan Wireless pada SMA Negeri 6 Luwu”.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan, dan penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak yang nantinya digunakan untuk menyempurnakan
skripsi ini.
Penulis juga telah banyak memperoleh bantuan, arahan dan dorongan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Drs., Hanafie Mahtika., M.S selaku Rektor Universitas Cokroaminoto
Palopo.
2. Rusmala, S.Kom., M.Kom selaku Dekan Fakultas Teknik Komputer
Universitas Cokroaminoto Palopo
3. Nirsal, S.Kom., M.Kom, selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik Komputer
Universitas Cokroaminoto Palopo.
4. Syafriadi, S.Kom., M.Kom, selaku pembimbing I yang telah banyak memberi
dorongan serta bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
5. Darmawati, S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing II yang telah banyak memberi
dorongan serta bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
6. Seluruh Dosen dan Staf Universitas Cokroaminoto Palopo, yang telah banyak
memberikan dorongan dan inspirasi untuk menjadi mahasiswa yang tekun
dalam mengikuti perkuliahan.
viii
7. Orang tua dan saudara tercinta atas dukungannya baik moril maupun materil
serta perhatian yang sangat berarti bagi penulis.
8. Rekan-rekanku yang tidak dapat disebutkan satu persatu di lingkungan
kampus UNCP maupun diluar kampus, yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan khususnya ilmu
komputer.
Palopo, Desember 2020
Adelina patandung
ix
RIWAYAT HIDUP
Adelina patandung, penulis lahir pada tanggal 29 April
1998, anak pertama dari empat bersaudara, buah hati dari
pasangan Yotan Kala’ tiku dan Milka. Penulis
menempuh pendidikan dasar di SDN 50 Pantilang tahun
2004 dan tamat tahun 2010. Kemudian pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan ke sekolah
menengah pertama di SMP Negeri 1 Bastem dan tamat
pada tahun 2013. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan di SMK Negeri 1 Walenrang dan selesai pada tahun 2016. Pada tahun
yang sama penulis kembali melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi dan
terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Cokroaminoto Palopo dan memilih
Fakultas Teknik Komputer Program Studi Teknik Informatika. Pada akhir
studinya, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Metode NDLC
(Network Development Life Cycle) untuk Mengoptimalkan Jaringan Wireless pada
SMA Negeri 6 Luwu”.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
KETERANGAN HASIL SIMILARITY ..................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ................................................................................... 5
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................ 33
2.3 Kerangka Pikir ............................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 36
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 39
3.3 Batasan Penelitian .......................................................................... 39
3.4 Tahapan Penelitian ......................................................................... 40
1. Pengumpulan Data ...................................................................... 40
2. Analisis Data ............................................................................... 41
3.Analisis Penelitian ........................................................................ 41
4. Rumus Pengukuran ...................................................................... 43
xi
5. Penarikan Kesimpulan ................................................................. 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian .............................................................................. 45
4.2 Pembahasan Penelitian ................................................................... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 66
5.2 Saran .............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 67
LAMPIRAN ............................................................................................... 69
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar.1 Jaringan PAN ............................................................................. 7
Gambar 2. Jaringan LAN ............................................................................ 8
Gambar 3. Jaringan MAN ........................................................................... 9
Gambar 4. Jaringan WAN ........................................................................... 9
Gambar 5. Jaringan Wireless ....................................................................... 10
Gambar 6. Host Terminal ........................................................................... 10
Gambar 7. Client Server ............................................................................. 11
Gambar 8. Peer to peer ............................................................................... 11
Gambar 9. Topologi Bus............................................................................. 12
Gambar 10. Topologi Star .......................................................................... 13
Gambar 11. Topologi Ring ......................................................................... 13
Gambar 11. Topologi Mesh ........................................................................ 14
Gambar 11. Topologi Hybrid ...................................................................... 14
Gambar 11. Topologi Tree .......................................................................... 15
Gambar 15. Ethernet Card .......................................................................... 16
Gambar 16. Hub ......................................................................................... 16
Gambar 17. Switch ..................................................................................... 17
Gambar 18. Repeater .................................................................................. 17
Gambar 19. Router ..................................................................................... 19
Gambar 20. Access Point ............................................................................ 20
Gambar 20. Modem .................................................................................... 21
Gambar 22. Kabel UTP .............................................................................. 27
Gambar 23. Kabel Fiber Optic .................................................................... 28
Gambar 24. Mikrotik .................................................................................. 29
Gambar 25. Kerangka Pikir ........................................................................ 35
Gambar 26. Analisis Sistem Berjalan .......................................................... 42
Gambar 27. Analisis Sistem yang diusulkan ............................................... 43
Gambar 28. Tampilan Interface Associated Devices .................................... 46
Gambar 29.Hasil uji kecepatan bandwith dengan SpeedTest ........................ 47
Gambar 30. Tampilan Winbox .................................................................... 48
xiii
Gambar 31.Tampilan Interface Winbox ...................................................... 48
Gambar 32. Konfigurasi DHCP Client ........................................................ 49
Gambar 33. Konfigurasi DNS ..................................................................... 49
Gambar 34. Pembuatan user ruang kepala sekolah ...................................... 50
Gambar 35. Pembuatan user ruang guru ..................................................... 51
Gambar 36. pembuatan user ruang tata usaha ............................................. 51
Gambar 37. Hasil Konfigurasi User Profil .................................................. 52
Gambar 38. Pembuatan hospot User Ruang Kepala Sekolah ....................... 52
Gambar 39. Pembuatan hotspot Ruang Guru .............................................. 53
Gambar 40. Pembuatan hotspot User Ruang Tata Usaha ............................. 53
Gambar 41. Hasil konfigurasi user .............................................................. 54
Gambar 42. Pembuatan Server Profile ........................................................ 54
Gambar 43. Tampilan DHCP Server ........................................................... 55
Gambar 44. Pembagian Bandwith Ruang Kepala Sekolah .......................... 55
Gambar 45. Pembagian Bandwith Ruang Guru ........................................... 56
Gambar 46. Pembagian Bandwith Ruang Tata Usaha ................................. 56
Gambar 47. Pengujian Idm Ruang Kepala Sekolah ..................................... 57
Gambar 48. Pengujian Idm Ruang Guru ..................................................... 58
Gambar 49. Pengujian Idm Ruang Tata Usaha ............................................ 59
Gambar 50. Pengujian SpeedTest Ruang Kepala sekolah ............................ 60
Gambar 51. Pengujian SpeedTest Ruang Guru ........................................... 61
Gambar 52. Pengujian SpeedTest Ruang Tata Usaha .................................. 62
Gambar 53. Tampilan Utama Nmap ........................................................... 62
Gambar 54. Hasil Scan jaringan menggunakan Nmap ................................. 63
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel Indikator pembanding ....................................................................... 63
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat telah membuat
banyak perubahan bagi kehidupan manusia dewasa ini. Hal ini ditandai dengan
perkembangan teknologi berbagai perangkat keras maupun lunak yang telah
membawa dampak yang cukup besar dalam hal penyajian informasi. Penyajian
informasi menjadi lebih cepat, lebih tepat dan lebih akurat tanpa dibatasi oleh
ruang dan waktu. Jaringan komputer bukanlah sesuatu yang baru saat ini hampir
disetiap perusahaan, perguruan tinggi, sekolah, perkantoran, cafe-cafe dan intansi-
instansi lainnya terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi
tersebut.
Istilah Industri 4.0 lahirdari ide revolusi industry ke empat. European
Parliamentary Research Service dalam Davies (2015) menyampaikan bahwa
revolusi industry terjadi empat kali. Angka empat pada istilah Industri 4.0
merujuk pada revolusi yang keempat. Industri 4.0 merupakan fenomena yang unik
jika dibandingkan dengan tiga revolusi industri yang mendahuluinya. Industri 4.0
diumumkan secara apriori karena peristiwa nyatanya belum terjadi dan masih
dalam bentuk gagasan (Drath dan Horch, 2014). Istilah Industri 4.0 sendiri secara
resmi lahir di Jerman tepatnya saat diadakan Hannover Fair pada tahun 2011
(Kagermann dkk, 2011). Negara Jerman memiliki kepentingan yang besar terkait
hal ini karena Industri 4.0 menjadi bagian dari kebijakan rencana
pembangunannya yang disebut High-Tech Strategy 2020. Kebijakan tersebut
bertujuan untuk mempertahankan Jerman agar selalu menjadi yang terdepan
dalam dunia manufaktur (Heng, 2013). Beberapa negara lain juga turut serta
dalam mewujudkan konsep Industri 4.0 namun menggunakan istilah yang berbeda
seperti Smart Factories, Industrial Internet of Things, Smart Industry, atau
Advanced Manufacturing. Meski memiliki penyebutan istilah yang berbeda,
semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan daya saing
industri tiap Negara dalam menghadapi pasar global yang sangat dinamis. Kondisi
tersebut diakibatkan oleh pesatnya perkembangan pemanfaatan teknologi digital
di berbagai bidang. Industri 4.0 diprediksi memiliki potensi manfaat yang besar.
2
Industri 4.0 adalah mengenai perbaikan kecepatan fleksibilitas produksi,
peningkatan layanan kepada pelanggan dan peningkatan pendapatan.
Terwujudnya potensi manfaat tersebut akan member dampak positif terhadap
perekonomian suatu negara. Industri 4.0 memang menawarkan banyak manfaat,
namun juga memiliki tantangan yang harus dihadapi. Drath dan Horch (2014)
berpendapat bahwa tantangan yang dihadapi oleh suatu Negara ketika menerapkan
Industri 4.0 adalah munculnya resistansi terhadap perubahan demografi dan aspek
sosial, ketidak stabilan kondisi politik, keterbatasan sumber daya, risiko bencana
alam dan tuntutan penerapan teknologi yang ramah lingkungan. Menurut Jian Qin
dkk (2016), terdapat kesenjangan yang cukup lebar dari sisi teknologi antara
kondisi dunia industry saat ini dengan kondisi yang diharapkan dari Industri 4.0.
Penelitian yang dilakukan oleh Bala singham (2016) juga menunjukkan adanya
factor keengganan perusahaan dalam menerapkan Industri 4.0 karena kuatir
terhadap ketidak pastian manfaatnya. Berdasar beberapa penjelasan tersebut maka
sesuai dengan yang disampaikan oleh Zhou dkk (2015), secara umum ada lima
tantangan besar yang akan dihadapi yaitu aspek pengetahuan, teknologi, ekonomi,
social, dan politik. Guna menjawab tantangan tersebut, diperlukan usaha yang
besar, terencana dan strategis baik dari sisi regulator (pemerintah), kalangan
akademis maupun praktisi. Kagermann dkk (2013) menyampaikan diperlukan
keterlibatan akademisi dalam bentuk penelitian dan pengembangan untuk
mewujudkan Industri 4.0. Menurut Jian Qin dkk (2016) roadmap pengembangan
teknologi untuk mewujudkan Industri 4.0 masih belum terarah. Hal ini terjadi
karena Industri 4.0 masih berupa gagasan yang wujud nyata dari keseluruhan
aspeknya belum jelas sehingga dapat memunculkan berbagai kemungkinan arah
pengembangan.
Dalam penelitian ini akan dilakukan perbaikan dijaringan wireless LAN
pada SMA Negeri 6 Luwu. Dengan melakukan tata letak ulang access point dan
melakukan pengujian jaringan guna mengetahui performance dari jaringan.
Penggunaan WLAN sebagai rancangan infrastruktur jaringan bertujuan agar dapat
mempermudah staf dan guru dalam mengakses jaringan. Dalam membangun
jaringan WLAN digunakan metode NDLC agar dapat mengoptimalkan fungsi
3
jaringan dan memaksimalkan fungsi perangkat-perangkat yang nantinya akan
digunakan.
Jaringan Komputer Sebuah jaringan biasanya terdiri dari dua atau lebih
komputer yang saling berhubungan diantara satu dengan yang lainnya, dan saling
berbagi sumber daya misalnya CDROM, Printer, Pertukaran File, atau
memungkinkan untuk saling berkomunikasi secara elektronik. Komputer yang
terhubung tersebut dimungkinkan berhubungan dengan media kabel, saluran
telepon, gelombang radio, satelit atau infrared (Haryanto, Riadi2015).
Mikrotik router OS adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat
menjadikan komputer biasa sebagai router network yang handal, mencakup
berbagai fitur untuk IP network dan jaringan wireless. Mikrotik dapat digunakan
dalam bentuk perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat diinstal kedalam
PC.
SMA Negeri 6 Luwu adalah salah satu instansi pendidikan di Sulawesi
selatan yang sudah bias mengakses internet menggunakan jaringan wireless yang
dimana komputer server diletakkan pada ruangan kepala sekolah dan komputer
client diletakkan pada ruangan guru dan ruangan tata usaha. Pada saat hendak
melakukan beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan koneksi jaringan
internet, pengguna sering mengalami kendala lambat loading sehingga
menghambat beberapa pekerjaan. Maka dari itu akan diterapkan metode NDLC
(Network Development Life Cycle) untuk mengoptimalkan jaringan wireless yang
lebih efektif, serta diperlukan hardware mikrotik router dan software Nmap dan
Speed Test. Speed Test digunakan untuk menguji kecepatan akses jaringan.
Dengan cara ini dapat diketahui apakah konfigurasi optimalisasi kecepatan pada
perangkat keras yang dilakukan sebelumnya sudah berjalan dengan baik atau
tidak. Untuk sistem keamanan dan manajemen bandwidth pada jaringan internet
SMA Negeri 6 LUWU menggunakan mikrotik router dengan bantuan software
nmap.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode NDLC (Network
Development Live Cycle) untuk Mengoptimalkan Jaringan Wireless pada SMA
Negeri 6 Luwu”, guna membantu permasalahan yang ada di SMA Negeri 6 Luwu.
4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana
menerapkan metode NDLC (Network Development Live Cycle) untuk
mengoptimalkan jaringan wireless pada SMAN 6 Luwu?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan
hasil penerapan metode NDLC (Network Development Live Cycle) untuk
mengoptimalkan jaringan wireless pada SMAN 6 Luwu.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini:
1. Bagi Penulis
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
penulis tentang penerapan metode NDLC (Network Development Live Cycle)
untuk mengoptimalkan jaringan wireless.
2. Bagi Lokasi Penelitian
Sebagai masukan untuk mengimplementasikan penerapan metode NDLC
(Network Development Live Cycle) dari analisis yang dilakukan guna
mengoptimalkan jaringan wireless yang dimiliki.
3. Bagi Universitas
Diharapkan dari hasil penelitian akan memberikan suatu hasil referensi
yang berguna dalam perkembangan dunia akademik khususnya dalam penelitian
yang akan datang. Dapat pula memberikan sumbangan pemikiran bagi
perkembangan teknologi informasi dalam dunia ilmu pengetahuan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
Kajian teori berisi topik-topik yang akan dibahas dalam penulisan skripsi
ini. Penulis akan menjelaskan materi-materi yang akan berhubungan dengan judul
penelitian yang telah diajukan.
1. Jaringan Komputer
Jaringan Komputer menurut Haryanto, Riadi (2015) Sebuah jaringan
biasanya terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan diantara
satu dengan yang lainnya, dan saling berbagi sumber daya misalnya CDROM,
Printer, Pertukaran File, atau memungkinkan untuk saling berkomunikasi secara
elektronik. Komputer yang terhubung tersebut dimungkinkan berhubungan
dengan media kabel, saluran telepon, gelombang radio, satelit atau infrared.
Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna,
baik untuk teleconference maupun untuk mengirim pesan atau informasi yang
penting lainnya. Dengan menggunakan jaringan komputer, dua orang atau lebih
yang jaraknya sangat jauh akan lebih mudah bekerja sama. Jaringan komputer
akan memberikan layanan yang berbeda kepada perorangan di rumah-rumah
dibandingkan dengan layanan yang diberikan pada perusahaan.
Terdapat 3 hal pokok yang menjadi daya tarik jaringan computer pada
perorangan (Haryanto, Riadi 2015) yaitu:
a. Aksesinformasi yang berada di tempat lain (seperti akses berita terkini, info e-
government, e-commerce atau e-business, dan sebagainya).
b. Komunikasi person to person (seperti e-mail, chatting, video conference dan
sebagainya).
c. Hiburan interaktif (seperti nonton acara tv on-line, radio streaming, download
film atau lagu, dan lain-lain).
Madcoms (2015:2) menyatakan bahwa jaringan komputer adalah sebuah
sistem yang terdiri atas beberapa unit komputer yang didesain sedemikian rupa
sebagaimana tujuan utamanya yakni untuk dapat berbagi sumber daya (CPU,
printer, scanner, plotter, harddisk, dan lain-lain), berkomunikasi (pesan instan,
surel), dan dapat mengakses informasi (situs web). Menurut pembagiannya,
6
jaringan komputer dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni jaringan terdistribusi
dan jaringan tersentral.
Jaringan terdistribusi adalah jaringan komputer yang cara kerjanya
dilakukan oleh semua perangakat komputer di dalamnya. Ini berarti tidak ada
perbedan antara Server dengan Client. Sedangkan jaringan tersentral adalah
jaringan komputer yang cara kerjanya berbeda baik itu Sever maupun Client.
Pemusatan jaringan computer tersentralisasi adalah pada komputer server.
2. Kecepatan Jaringan (Bandwidth)
Bandwidth merupakan nilai hitung atau perhitungan konsumsi transfer
data telekomunikasi yang dihitung dalam satuan bit per detik (bps) yang terjadi
antara komputer server dan komputer client dalam waktu tertentu dalam sebuah
jaringan komputer.
Bandwidth di alokasikan ke komputer yang ada di dalam jaringan dan
akan mempengaruhi kecepatan transfer data pada jaringan tersebut, sehingga
semakin besar bandwidth jaringan maka semakin cepat pula kecepatan transfer
data yang dapat dilakukan oleh client maupun server. Pada sebuah jaringan,
bandwidth terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Bandwidth Digital, adalah jumlah atau volume suatu data (dalam satuan bit
per detik/bps) yang dapat dikirim melalui suatu saluran komunikasi tanpa
adanya distorsi.
b. Bandwidth Analog, merupakan perbedaan anatara frekuensi terendah dan
frekuensi tertinggi dalam sebuah rentang frekuensi yang diukur dalam satuan
Hz (Hertz) untuk menentukan banyaknya informasi yang dapat ditransmisikan
dalam suatu saat.
3. Analisis
Analisis menurut Riadi 2011:75 (dalam Abbas, 2018) merupakan
sekumpulan kegiatan, aktivitas atau proses yang saling berkaitan untuk
memecahkan masalah atau memecahkan komponen menjadi lebih detail dan
digabungkan kembali laluditarik kesimpulan. Analisis merupakan suatu kegiatan
berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat
menegenal tanda-tanda dari setiap komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi
7
masing-masing dalam sautu keseluruhan yang terpadu. Analisis juga dapat
diartikan sebagai proses untuk mengurai, membedakan memilih sesuatu untuk
digolongkan atau dikelompokkan menurut kriteria tertentu kemudian diteliti dan
ditafsirkan maknanya. Proses analisis adalah proses untuk menentukan kebutuhan
yang diperlukan untuk membangun jaringan komputer, diitem gateway sekaligus
sebagai pemfilter beberapa aplikasi. Analisis dilakukan untuk membuat suatu
bentuk rancangan jaringan komputer yang akan digunakan dalam penelitian.
Islamiyah (2015) analisis sistem di defenisikan sebagai penguraian dari
suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan
maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan,
hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikannya.
4. Klasifikasi Jaringan
a. Berdasarkan Jangkauan Area atau Lokasi
Berdasarkan jangkauan area atau lokasi, jaringan dibedakan menjadi
beberapa jenis Madcoms (2015:3-5) yaitu:
1) Personal Area Network (PAN)
Saat anda menghubungkan komputer atau perangkat lain seperti
handphone, PDA, keyboard, mouse, headset wireless, kamera dan peralatan lain
yang jaraknya cukup dekat sekitar 4-6 meter, maka Anda telah membentuk suatu
sistem jaringan pribadi atau Personal Area Network. Dalam hal ini yang paling
penting adalah Anda sendiri yang mengendalikan (authoritas) pada semua
peralatan tersebut. Selain dihubungkan langsung ke komputer lewat port USB
atau FireWere, PAN juga sering dibentuk dengan teknologi wireless atau nirkabel
seperti bluetooth, Infrared atau WIFI.
Gambar 1. Jaringan PAN
Sumber: HadiAhmaddul
8
2) Local Area Network (LAN)
LAN adalah jenis jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil.
Jaringan jenis ini biasanya menghubungkan antar-komputer satu dengan lainnya
atau bisa juga node satu dengan node lainnya. Daerah jangkauan LAN tidaklah
terlalu jauh, misal dalam suatu ruangan atau saru area dengan radius antara 100 m
sampai 2.000 m, tergantung dari jenis kabel yang digunakan. Penerapan jaringan
jenis ini biasanya dibangun untuk perkantoran skala kecil atau Usaha Kecil
Menengah (UKM). Jika diterapkan pada perusahaan besar maka penggunaannya
hanya akan diletakkan dalam ruang lingkup kecil, seperti per ruangan atau
perkantor.
Gambar 2. Jaringan LAN
Sumber: Hadi Ahmaddul
3) Metropolitan Area Network (MAN)
Pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan
biasanya memakai teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup
kantor-kantor perusahaan yang berdekatan dan dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pribadi swasta atau umum. MAN biasanya mampu menunjang data dan
suara, dan bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. MAN hanya
memiliki sebuah atau dua buah kabel dan tidak mempunyai elemen switching,
yang berfungsi untuk mengatur paket melalui beberapa output kabel. Adanya
elemen switching membuat rancangan menjadi lebih sederhana. Di dalam jaringan
MAN hanya memiliki satu atau dua buah kabel yang fungsinya untuk mengatur
paket melalui abel output.
9
Gambar 3. Jaringan MAN
Sumber: HadiAhmaddul
4) Wide Area Network (WAN)
WAN adalah sebuah jaringan yang memiliki jarak yang sangat luas,
karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua. Pada sebagian besar WAN,
komponen yang dipakai dalam berkomunikasi biasanya terdiri dari dua
komponen, yaitu kabel transmisi dan elemen switching. Kabel transmisi berfungsi
untuk memindahkan bit-bit dari satu komputer ke komputer lainnya, sedangkan
elemen switching disini adalah sebuah komputer khusus yang digunakan untuk
menghubungkan dua buah kabel transmisi atau lebih. Saat data yang dikirmkan
sampai ke kabel penerima, elemen switching harus memilih kabel pengirim untuk
meneruskan pesan-pesan tersebut.
Gambar 4. Jaringan WAN
Sumber: HadiAhmaddul
10
5) Jaringan Tanpa Kabel
Jaringan tanpa kabel (wireless) atau jaringan nirkabel menurut Madcoms
(2015:5) merupakan suatu jalan keluar terhadap komunikasi yang tidak bisa
dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Pada saat ini jaringan
nirkabel atau wirelesssudah banyak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit
dan bahkan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat bila
dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel.
Gambar 5. Jaringan Wireless
Sumber: dosenit.com
b. Berdasarkan Cara Pemrosesan Data dan Pengaksesannya
Berdasarkan cara pemrosesan data dan pengaksesan jaringan didefenisikan
oleh Wiharsono Kurniawan (2007:23-25) yaitu:
1) Host-Terminal
Seperti halnya jaringan tipe client-server, tipe jaringan ini terdiri dari satu
atau lebih dari satu komputer server dengan kemampuan memproses data yang
relatif besar. Pada jaringan ini komputer server dihubungkan menggunakan kabel
serial atau kabel RS-323 dari keluaran terminal input-output ke beberapa dumb
terminal pada komputer server.
Gambar 6. Host Terminal
Sumber : dosenit.co
11
2) Client-Server
Tipe jaringan ini terdiri dari sejumlah komputer dengan memakai satu atau
beberapa komputer yang dijadikan server dan dihubungkan dengan sejumlah
komputer client. Jadi pada jaringan ini bisa terdapat satu atau lebih dari satu
server untuk mengendalikan beberapa komputer client.
Pada jaringan ini komputer server hanya bertugas memberikan service-
service seperti database server, file server dan lain sebagainya. Sementara
komputer client pada jaringan ini hanya memakai service-service yang diberikan
oleh server. File-file yang berhubungan dengan data pribadi server tidak bisa
diakses oleh client, kecuali client tersebut mendapatkanhak akses dari server.
Gambar 7. Client Server
Sumber : dosenit.com
3) Peer To Peer
Pada tipe jaringan ini pertukaran data hanya dapat kita lakukan antar dua
komputer atau beberapa komputer dalam satu area kerja. Jaringan ini bisa kita
buat dengan menghubungkan dua komputer melalui kabel jaringan tipe crossover
(khusus untuk dua komputer), atau menggunakan kabel straight yang terhubung
dengan hub atau switch (untuk komputer atau area).
Dalam hirarki jaringan, komputer yang terhubung dalam tipe jaringan ini
memiliki kedudukan yang sama antara satu dengan yang lain. Artinya, setiap
komputer di dalam jaringan dapat bertindak sebagai server maupun client. Jadi
jaringan tidak terpaku pada satu komputer saja yang bertindak sebagai server.
Gambar 8. Peer to peer
Sumber: dosenit.com
12
5. Topologi jaringan
Madcoms (2015:8-14) menyatakan bahwa topologi jaringan merupakan
gambaran pola hubungan antara komponen-komponen jaringan, yang meliputi
komputer server, komputer client/workstation, hub/switch, pengkabelan dan
komponen jaringan yang lain. Terdapat beberapa topologi jaringan yang dapat
disesuaikan dengan kondisi lapangan.
a. Topologi Jaringan Bus
Topologi BUS adalah topologi yang umum dalam LAN. Topologi ini
menghubungkan komputer secara berantai (daisy-chain) menggunakan perantara
kabel tunggal jenis koaksial. Ujung-ujung kabel koaksial harus ditutup dengan
tahanan (terminator resistor) untuk menghindari pantulan yang dapat
menimbulkan gangguan dan menyebabkan kerusakan jaringan. Konektor yang
digunakan untuk menghubungkan kabel dan dan komputer adalah konektor BNC.
Pada setiap network adapter (LAN Card) dipasang konektor BNC tipe T
bercabang. Kabel koaksial dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan
konektor BNC. Topologi ini mudah dipasang dan murah, tetapi bila terjadi
kerusakan terhadap salah satu komputer, komputer lainnya kemungkinan akan
terganggu. Kecepatan yang bisa dicapai hanya sampai dengan 10 Mbps.
Gambar 9. Topologi Bus
Sumber: Syafrizal Melwin
b. Topologi Jaringan Star
Terminal pusat dalam topologi STAR bertindak sebagai pengatur dan
pengendali semua komunikasi data. Semua kontrol dalam topologi STAR
dipusatkan pada satu titik yang dinamakan primary station dan terminal lain
sebagai secondary station. Satu titik yang dimaksudkan dalam hal ini adalah suatu
13
perangkat jaringan yang dinamakan HUB/SWITCH. Hub/switch berfungsi untu
menerima sinyal-sinyal dari komputer dan meneruskannya ke semua komputer
yang berhubungan dengan hub/switch tersebut. Jaringan dengan topologi ini lebih
mahal dan lebih sulit untuk pemasangannya. Kabel yang digunakan adalah kabel
UTP kategori 5,5e, atau kategori 6.
Gambar 10. Topologi Star
Sumber: Syafrizal Melwin
c. Topologi Jaringan Ring
Topologi RING hampir sama dengan topologi BUS, perbedaannya adalah
ujung dari topologi ini dihubungkan dengan ujung yang lain hingga menyerupai
lingkaran. Topologi Ring diperkenalkan oleh IBM untuk mendukung protokol
token ring yang diciptakan IBM.
Gambar 11. Topologi Ring
Sumber: Syafrizal Melwin
d. Topologi Jaringan Mesh
Pada topologi-topologi diatas redundansinya masih kurang, sehingga perlu
adanya topologi yang punya redundandsi yang banyak sehingga tidak mungkin
14
jaringan itu down, walaupun ada node yang rusak. Walaupun ada redundansi yang
tidak ekonomis, tapi topologi Mesh ini kadang diperlukan jika kita ingin topologi
yang benar-benar handal sekali, sehingga tidak ada yang bisa menyebabkan gagal
karena jika ada satu node yang rusak, maka akan langsung digantikan oleh node
yang lain.
Gambar 12. Topologi Mesh
Sumber: Syafrizal Melwin
e. Topologi Jaringan Hybrid
Topologi jaringan hybrid adalah topologi jaringan komputer yang
kompleks, dibangun di atas dari dua atau lebih topologi jaringan. Jaringan hybrid
bisa saja gabungan antara topologi jaringan Star-Bus, Star-Ring, dan jaringan
Mesh dengan hubungan antara berbagai komputer pada jaringan. Jaringan Mesh
idealnya memungkinkan setiap komputer memiliki koneksi langsung ke masing-
masing komputer lain.
Gambar 13. Topologi Hybrid
Sumber: Syafrizal Melwin
15
f. Topologi Jaringan Tree
Topologi Tree atau sering disebut sebagai topologi pohon adalah topologi
jaringan komputer yang secara hirarki merupakan kombinasi dari topologi Star
dan Bus. Jadi, untuk memahami topologi Tree, maka Anda harus memahami
mengenai topologi Star dan Bus. Topologi Tree biasanya digunakan untuk
interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih
rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin ke atas mempunyai
hirarki semakin tinggi. Topologi Tree merupakan topologi yang terbaik untuk
jaringan komputer yang memiliki skala yang besar apabila dibandingkan dengan
topologi komputer lainnya seperti Ring dan Star.
Gambar 14.Topologi Tree
Sumber: Syafrizal Melwin)
6. Perangkat Jaringan
Perangkat keras jaringan komputer menurut Madcoms (2015:24) adalah
perangkat yang digunakan untuk menghubungkan komputer ke komputer lainnya
dalam jaringan untuk tujuan berbagi data, berbagi informasi serta berbagi
periperal dalam jaringan.
Adapun perangkat keras jaringan menurut Madcoms (2015:23) adalah:
a. Ethernet Card
Ethernet Card merupakan perangkat yang dipasang pada sebuah PC yang
berfungsi untuk dapat berkomunikasi dengan komputer lain melalui jaringan LAN
(Local Area Network). Setiap ethernet card memiliki MAC Address (Medium
16
Access Control) yang bersifat unik, yang berarti tidak ada dua Ethernet Card yang
memiliki MAC Address yang sama.
Gambar 15. Ethernet Card
Sumber: Salamadian
b. Hub
Hub merupakan perangkat jaringan yang bekerja di OSI Layer 1 (Physical
Layer). Hub berfungsi sebagai penerima sinyal dari sebuah komputer, kemudian
mentransmisikan ke komputer lain. Dengan kata lain, hub bekerja sebagai
penyambung, concentrator, dan sebagai penguat sinyal pada kabel UTP
(Unshielded Twisted Pair).
Hub tidak mengenal MAC Address/Physical Address, sehingga tidak
dapat memilah data yang harus ditransmisikan, sehingga collision pada sebuah
jaringan tidak dapat dihindari. Collision (tabrakan data) merupakan suatu kondisi
apabila terdapat dua device yang mengirim data pada saat bersamaan yang akan
berakibat hilangnya data.
Sebuah hub dapat berfungsi sebagai Hub Aktif ataupun sebagai Hub Pasif.
Hub Aktif dapat difungsikan sebagai penguat sinyal sebelum sinyal tersebut
dikirim kembali ke komputer lain. Sedangkan Hub Pasif hanya berfungsi sebagai
pembagi atau pemisah sinyal yang ditransmisikan pada sebuah jaringan. Pada
sebuah Hub terdapat beberapa port yang digunakan memasang konektor RJ45
yang sudah terpasang pada kabel UTP. Pada saat Anda membeli Hub sesuaikan
jumlah port dengan jumlah komputer yang terhubung dengan jaringan.
Gambar 16.Hub TP-Link UH720
Sumber: Salamadian
17
c. Switch
Switch merupakan perangkat jaringan yang bekerja pada OSI Layer 2
(Data Link Layer). Switch berfungsi hampir sama seperti Hub. Switch mengenal
MAC Address yang digunakan untuk memilah data mana yang harus
ditransmisikan. Switch menampung daftar MAC Address yang dihubungkan
dengan port-port yang digunakan untuk menentukan kemana harus mengirim
paket, sehingga akan mengurangi traffic pada jaringan.
Switch menggunakan transmisi Full Duplex di mana memiliki jalur antara
Receive dan Transmit data yang terpisah. Walaupun collision masih mungkin
dapat terjadi, tetapi sudah diminimalisir.
Gambar 17.SwitchD-link dgs-108 8-port
Sumber: Salamadian
d. Repeater
Semakin besar sebuah jaringan komputer akan memerlukan jarak
jangkauan yang lebih besar dibandingkan jarak standar yang bisa didukung oleh
kabel. Oleh sebab itu dibutuhkan adanya Repeater.
Repeater berfungsi untuk memperpanjang atau memperkuat jangkauan
maksimum kabel jaringan. Repeater akan mengambil sinyal yang diterimanya dari
komputer lalu meregenerasi sinyal tersebut sehingga integritas sinyal tetap terjaga
walaupun jarak yang ditempuh cukup jauh.
Repeater tidak memiliki kemampuan untuk mengarahkan traffic di
jaringan atau menentukan rute yang ditempuh oleh data. Repeater hanya befungsi
untuk memperpanjang atau memperkuat sinyal saja dalam jaringan komputer.
Gambar 18. Repeater Metrox Veos
Sumber: Salamadian
18
e. Bridge
Bridge merupakan perangkat jaringan yang berguna untuk menjaga
bandwidth yang ada di jaringan. Perangkat ini hampir sama dengan repeater,
tetapi Bridge mampu menghubungkan antar jaringan yang menggunakan
transmisi berbeda. Misalnya, jaringan Ethernet baseband dengan ethernet
broadband. Bridge juga dapat menghubungkan jaringan yang menggunakan tipe
kabel yang berbeda ataupun topologi yang berbeda. Bridge dapat mengetahui
alamat setiap komputer pada setiap jaringan.
Ketika ukuran jaringan mulai membesar, lalu lintas data yang mengaliri
jaringan bisa lebih besar dari bandwidth yang disediakan pada media jaringan.
Untuk menanggulangi hal ini, slah satu cara yang bisa dipakai adalah dengan
memecah-mecah jaringan ke segmen-segmen yang lebih kecil. Segmen-segmen
tersebut kemudian dihubungkan ke bridge.
Bridge merupakan komponen yang lebih canggih dibandingkan Hub dan
Repeater, dan di dalamnya terdapat software untuk membantu pekerjaannya.
Bridge dapat membaca MAC Address yang ada di tiap segmen jaringan, Bridge
dapat menjaga lalu lintas data yang tidaklokalkesegmenlainnya.
f. Router
Router merupakan perangkat yang lebih canggih dibandingkan dengan
Bridge dan Switch. Sebuah router terdiri atas hardware dan software (memiliki
sistem operasi sendiri) untuk mengatur rute data dari asal sumber ke tujuan.
Router memiliki sistem operasi yang canggih yang memungkinkan kita untuk
mengkonfigurasi port-port koneksinya. Anda dapat melakukan paket data dari
berbagai protocol jaringan yang berbeda, seperti TCP/IP, IPX/SPX dan Apple
Talk.
Router juga membagi LAN ke dalam segmen-segmen yang sudah
memiliki traffic data yang besar dan jenuh. Router juga dapat menghubungkan
jaringan-jaringan teknologi WAN yang berlainan. Kadang router juga memiliki
fungsi sebagai Hub, Access Point sekaligus Repeater.
Segmen-segmen di jaringan yang dibuat oleh router dinamakan subnet.
Pembagian jaringan menjadi subnet ini berdasarkan skema pengalaman yang
digunakan jaringan, misalnya memakai IP (Internet Ptotocol) Address. Lalu lintas
19
data yang ditujukan disubnet akan dibuat tetap di subnet tersebut sehingga tidak
membuat lalu lintas data di jaringan menjadi penuh. Proses routing ini akan
menghemat bandwidth jaringan. Router yang ada di pasaran menjadi tiga, yaitu:
1. Router PC: komputer dengan sistem operasi yang memiliki fasilitas untuk
membagi dan men-sharing IP-Address. Perangkat jaringan (PC) yang
terhubung ke komputer tersebut akan dapat menikmati IP Address atau
koneksi Internet yang disebarkan oleh sistem operasi tersebut. Contoh sistem
operasi yang dapat digunakan untuk Router ada sistem operasi yang berbasis
client-server, seperti Windows NT, Windows NT 4.0, Windows 2000 Server,
Windows 2003 Server, Mikrotik (berbasis Linx), dan lain-lain.
2. Router Aplikasi: aplikasi yang dapat diinstall pada sistem operasi tersebut
akan memiliki kemampuan seperti Router. Contoh dari aplikasi ini adalah
Winroute, WinGate, SpyGate dan WinProxy.
3. Router Hardware: hardware yang memiliki kemampuan seperti router
sehingga dari hardware tersebut dapat memancarkan atau membagi IP
Address dan men-sharing IP Address. Contoh dari hardware ini adalah router
buatan pabrik, seperti Cisco, Planet dan Mikrotik.
Gambar 19. Router D-link L7-N-R200-N300
Sumber: Salamadian
g. Access Point
Apabila anda mengetahui bahwa router memilki fungsi yang sama seperti
access point, lalu apa keunggulan dari access point? Access point memiliki
keunggulan, yaitu harganya yang lebih murah dibandingkan dengan router, serta
pengaplikasiannya yang jauh lebih sederhana. Acces point hanya digunakan untuk
memancarkan sinyal wireless yang diterima dari router ataupun broadband untuk
20
membuat suatu jaringan WLAN atau wireless area network. Fungsi ini jauh lebih
sederhana apabila dibandingkan dengan router, yang memiliki fungsi yang sangat
kompleks dan banyak.
Gambar 20. Access Point TP-Link WR845N
Sumber: Salamadian
h. Modem
Modem (Modulator Demodulator) alat ini memungkinkan PC, mini
komputer, atau mainframe untuk menerima dan mengirimkan paket data dalam
bentuk digital melalui saluran telepon. digunakan untuk menghubungkan PC
dengan internet. Cara menghubungkan PC dengan internet ada beberapa macam,
yaitu dengan menggunakan line telepon, kabel modem, satelit, ADSL
(Assymmetric Digital Subscriber Line), dan lain sebagainya. Terdapat dua macam
model yang dapat kita gunakan yaitu modeminternal dan modem eksternal.
Modem internal berupa sebuah kartu yang dapat kita pasangkan pada salah satu
slot komputer dan menggunakan power supply dari PC. Sementara modem
eksternal biasanya terletak di dalam case tersendiri di dalam power supply
terpisah, dan pada umumnya memiliki adaptor. Modem eksternal tersambung
pada komputer menggunakan kabel serial yang terkoneksi pada port serial di
bagian belakang PC.
21
Gambar 21. Modem TP-Link WR740N
Sumber: Salamadian
7. NDLC (Network Development Life Cycle)
Network Development Life Cycle (NDLC) menurut Sandy Kosasi
(2011:126-130) merupakan suatu metode yang digunakan dalam mengembangkan
atau merancang jaringan infrastruktur yang memungkinkan terjadinya pemantauan
jaringan untuk mengetahui statistik dan kinerja jaringan. Hasil analisis kinerja
tersebut dijadikan sebagai pertimbangan dalam perancangan desain jaringan, baik
desain jaringan yang bersifat fisik atau jaringan logis. Dalam proses
pengembangan sistem informasi, NDLC merupakan salah satu komponen dari
sejumlah komponen lainnya. Dengan demikian NDLC hanya dapat dilaksanakan
apabila proses sebelumnya sudah selesai dikerjakan seperti melakukan
perencanaan strategi bisnis, siklus hidup pengembangan aplikasi, dan analisis
pendistribusian data.
Keberhasilan penerapan NDLC secara efektif dalam mendistribusikan
segala informasi secara tepat dan akurat akan sangat menentukan pencapaian
tujuan strategi bisnis perusahaan saat ini dan diwaktu mendatang. Melalui model
NDLC dapat menjadikan sebuah perusahaan memiliki serangkaian arsitektur
teknologi informasi jaringan yang efisien dan efektif dalam proses
penggembangan sistem informasi perusahaan. Kinerja perusahaan dapat menjadi
lebih produktif dengan spesifikasi informasi yang terukur, standarisasi dokumen,
meniadakan keterlambatan penyajian informasi, meminumkan resiko dan
kegagalan distribusi informasi dan menjadikan perusahaan lebih profitable.
Tahapan-tahapan dalam Network Development Life Cycle, yaitu :
22
1. Analysis : Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan
yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi / jaringan yang
sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya ;
1) Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur
manajemen atas sampai ke level bawah / operator agar mendapatkan data yang
konkrit dan lengkap. pada kasus di Computer Engineering biasanya juga
melakukan brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan
dari vendor tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda
2) Survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan
survey langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan
gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap design, survey biasa dilengkapi
dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai kebutuhan untuk mengetahui
detail yang dilakukan.
3) Membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analysis awal ini juga
dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual atau blueprint
dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya. Sudah menjadi
keharusan dalam setiap pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi
pendukung akhir dari pengembangan tersebut, begitu juga pada project
network, dokumentasi menjadi syarat mutlak setelah sistem selesai dibangun.
4) Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, maka perlu
dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun
yang bias menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini
adalah:
a. User / people : jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik
yang ada, level teknis user.
b. Media H/W & S/W : peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data
yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi s/w yang digunakan
c. Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan
yang sudah ada dalam mengamankan data.
d. Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protocol,
monitoring network yang ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan
kedepan.
23
e. Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang khusus, sistem
keamanan yang ada, dan kemungkinan akan pengembangan kedepan.
2. Design : Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan
membuat gambar design topology jaringan interkoneksi yang akan dibangun,
diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari
kebutuhan yang ada. Design bias berupa design struktur topology, design
akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan
memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun. Biasanya
hasil dari design berupa; Gambar-gambar topology (server farm, firewall,
datacenter, storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya)
Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada
3. Simulation Prototype : beberapa networker’s akan membuat dalam bentuk
simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti BOSON,
PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk
melihat kinerja awal dari network yang akan
dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya.
Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para
networker’s yang hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk
membangun topology yang akan didesign.
4. Implementation : di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari
tahapan sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan
semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi
merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project
yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan
untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa Masalah-
masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya :
1) Jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat,
2) Masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan
3) Team work yang tidak solid
24
4) Peralatan pendukung dari vendor makanya dibutuhkan manajemen project dan
manajemen resiko untuk menimalkan sekecil mungkin hambatan-hambatan
yang ada.
5. Monitoring : setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan
yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai
dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka
perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan
pengamatan pada :
1) Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi reliability / kehandalan
system yang telah dibangun (reliability = performance + availability +
security), Memperhatikan jalannya packet data di jaringan ( pewaktuan,
latency, peektime, troughput).
2) Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan dan
komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar
Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan Network
Management, dengan pendekatan ini banyak perangkat baik yang lokal dan
tersebar dapat di monitor secara utuh.
6. Management, di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi
perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk
membuat / mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan
baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy akan sangat
tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan
tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan
strategi bisnis perusahaan.
7. Wireless Fidelity
Wireless (nirkabel) adalah teknologi yang menghubungkan dua piranti
untuk bertukar data tanpa media kabel. Adapun wireless fidelity (wifi), yaitu
perangkat standar yang digunakan untuk komunikasi jaringan lokal tanpa kabel
(Wireless Local Area Network/WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE
802.1.1. Beberapa istilah yang digunakan dalam jaringan wireless adalah:
25
a. Wireless Local Area Network (Wireless LAN), yaitu jaringan tanpa kabel
yang memanfaatkan gelombang radio sebagai media komunikasi antara
perangkat. Frekuensi yang digunakan adalah 2,4 GHz (802.11b, 802.11g,
802.11n) atau 5 GHz (802.11a). Standarisasi Wireless LAN dibedakan
menjadi beberapa jenis, yaitu 802.11a, 802.11b, 802.11g, dan 802.11n.
b. Wireless Fidelity (Wifi) adalah produk/perangkat yang mengikuti spesifikasi
802.11. Pengguna lebih mengenal wireless card/adapter dibanding 802.11
card/adapter. Awalnya Wifi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel
dan jaringan area lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk
mengakses Internet.
c. Hotspot, adalah bentuk pemanfaatan teknologi Wireless LAN pada lokasi
publik. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1993 oleh Bret
Stewart pada konferensi Networld dan Interop di san Fransisco.
d. Access point, merupakan titik akses nirkabel (Wireless Access Point) yang
memungkinkan piranti nirkabel terhubung ke jaringan dengan Wifi, Bluetooth,
atau standar lain.
e. Captive Portal, adalah halaman web untuk menginput username dan password
pengguna hotspot. Saat client browsing ke internet, akan diarahkan (redirect)
ke captive portal terlebih dahulu untuk mengisi username dan password. Bila
cocok dengan database pada radius server, sistem akan membuka koneksi
pada client sehingga terhubung dengan jaringan internet.
f. Channel. Merupakan jalur-jalur pemisah pada jaringan. Peralatan 802.11a,
bekerja pada frekuensi 5,15-5,875 GHz, dan peralatan 802.11b serta 802.11g
bekerja pada frekuensi 2,4-2,497 GHz. Jadi, 802.11a menggunakan pita
frekuensi lebih besar daripada 802.11b atau 802.11g. Semakin lebar pita
frekuensi maka semakin banyak channel yang tersedia.
g. Service Set Identifier (SSID), merupakan identifikasi/nama jaringan wireless.
Setiap wireless harus menggunakan SSID tertentu. Peralatan wireless
dianggap satu jaringan jika tergabung pada SSID yang sama. Agar dapat
berkomunikasi, setiap peralatan wireless harustergabungpada SSID dan
channel yang sama.
26
8. Internet
Novianto (2011), Keberadaan internet di indonesia sebagai media
konvergensi, resminya diakui pemerintah sejak bangsa Indonesia resmi bergabung
dengan WSIS bentukan UNESCO. Dengan begitu, Indonesia langsung aktif
mengikuti aktifitas pertemuan WSIS pertama di SWIS pada tahun 2003 dan kedua
di Tunisia pada tahun 2005. Dengan aktifitas dua pertemuan tadi, bangsa
Indonesia tampak langsung berupaya mengejar ketertinggalannya dengan negara-
negara yang lebih maju dalam bidang internet seperti negara-negara di Eropa dan
Amerika.
Internet dalam era informasi telah menempatkan dirinya sebagai salah satu
pusat informasi yang dapat diakses dari berbagai tempat tanpa dibatasi oleh ruang
dan waktu. Internet disebut sebagai pusat informasi bebas hambatan karena dapat
menghubungkan satu situs informasi ke situs informasi lainnya dalam waktu yang
singkat.Internet menjadi sumber informasi yang mempunyai banyak manfaat
dibandingkan dengan sumber informasi lainnya. Saat ini sudah semakin banyak
kantor lembaga pemerintah yang memiliki koneksi kedalam jaringan internet.
9. IP Address
Agar unik setiap komputer yang terkoneksi ke Internet diberi alamat yang
berbeda. Alamat ini supaya seragam seluruh dunia maka pemberian alamat IP
Address diseluruh dunia diberikan oleh badan internasional Internet Assigned
Number Authority (IANA), dimana IANA hanya memberikan IP Address
Network ID nya saja sedangkan Host ID diatur oleh pemilik IP tersebut.
IP Address adalah deretan angka biner antara 32 bit sampai 128 bit yang
dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan
internet. Panjang dari angka ini adalah 32 bit (untuk Ipv4 atau IP versi 4), dan 128
bit (untuk Ipv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut
pada jaringan internet berbasis TCP/IP. Alamat jaringan digunakan oleh router
untuk mencari jaringan tempat sebuah komputer lokal berada, sementara alamat
komputer lokal digunakan untuk mengenali sebuah komputer pada jaringan lokal.
IP Address dibagi menjadi 2 bagian yaitu Network ID dan Host ID,
Network ID yang akan menentukan alamat dalam jaringan (network address)
27
sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan yang sifatnya unik
untuk membedakan antara satu mesin dengan mesin lainnya.
10. Teknologi Kabel
Kabel komputer Menurut Madcoms (2015:29) merupakan perangkat yang
digunakan sebagai jalur yang menghubungkan antara perangkat satu dengan
perangkat yang lain. Terdapat beberapa jenis kabel yang digunakan dalam
jaringan komputer, diantaranya:
a. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) merupakan kabel yang sering dipakai
dalam membuat sebuah jaringan komputer. Kabel UTP digunakan sebagai
media penghubung antar komputer dan peralatan jaringan yang lain (Hub atau
Switch).
1) Kabel UTP kategori 5. Merupakan kabel UTP yang didesain untuk
komunikasi data dengan kecepatan hingga 100 megabit per detik (100Mbps).
Kabel UTP kategori 5 menggunakan kawat tembaga dalam konfigurasi empat
pasang kawat yang disiplin (twisted pair). Kabel UTP kategori 5 dapat
mendukung jaringan Ethernet (10BaseT).
2) Kabel UTP kategori 5e. Merupakan kabel UTP yang memiliki frekuensi dan
kecepatan sama dengan kabel UTP kategori 5. Kabel UTP kategori 5e disebut
juga Enhanced Category 5, karena kabel ini merupakan versi perbaikan dari
kabel UTP kategori 5, yang menawarkan kemampuan yang lebih baik
dibandingkan dengan kabel UTP kategori 5.
3) Kabel UTP kategori 6. Merupakan kabel UTP yang memiliki frekuensi dan
kecepatan up to 250 Mbps. Kabel UTP kategori 6 digunakan untuk jaringan
Gigabit Ethernet.
Gambar 22. Kabel UTP
Sumber: dosenit.com
28
b. Kabel Fiber Optic
Kabel Fiber Optic merupakan kabel jaringan yang dapat mentransmisi
cahaya. Dibandingkan dengan jenis kabel lainnya, kabel Fiber Optic lebih mahal
harganya. Kabel Fiber Optic memiliki jangkauan yang lebih jauh sampai dengan
ratusan kilometer. Kabel Fiber Optic lebih tahan terhadap interferensi
elektromagnetik dan dapat mengirim data pada kecepatan yang lebih tinggi dari
jenis kabel lainnya. Kabel Fiber Optic tidak membawa sinyal elektrik, seperti
kabel lainnya yang menggunakan kabel tembaga. Kabel Fiber Optic terdiri dari
dua jenis, yang dikenal sebagai Single Mode dan Multi Mode. Kabel Single Mode
dapat menjangkau jarak yang lebih jauh dan hanya mengirim satu sinyal pada satu
waktu. Kabel Multi Mode mengirim sinyal yang berbeda pada saat yang
bersamaan, serta mengirim data pada saat yang bersamaan pula. Kabel Single
Mode dapat menjangkau ratusan kilometer sedangkan kabel Multi Mode biasanya
hanya mencapai 500 meter atau kurang.
Gambar 23. Kabel Fiber Optic
Sumber: dosenit.com
11. Mikrotik
MikrotikmenurutWahanaKomputer(2014:1) adalah router yang dibangun
dari sistem operasi Linux, hanya saja sudah dimodifikasi sedemikian rupa
sehingga fungsinya spesifik ke arah routing dan fungsi jaringan. Alat ini dapat
digunakan untuk routing statik, routing dinamik, hotspot, firewall, VPN, DHCP
29
server, DNS cache, web proxy, dan lain-lain. Cara konfigurasi routerboard sangat
gampang, lebih gampang daripada router lain semisal Cisco atau Juniper.
Produk dari Mikrotik sendiri terdiri dari berbagai versi. Mulai router
indoor, wireless router indoor/outdoor, embedded 2,4 GHz atau 5,x GHz, antena
indoor/outdoor, dan lain-lain. Mikrotik router dipasarkan dengan berbagai level
lisensi. Maksudnya, untuk setiap jenis level kemampuannya tidak sama. Makin
tinggi level, makin banyak kemampuannya. Ini harus diketahui saat Anda
membeli lisensi Mikrotik, dan pastikan lisensi yang Anda beli telah memenuhi
kebutuhan.
Gambar 24.Mikrotik
Sumber: mikrotik.id
a. Akses Sistem Operasi Mikrotik
Menurut Wahana Komputer (2014:42-44) Akses Mikrotik merupakan
tindakan yang dilakukan untuk masuk ke dalam sistem operasi Mikrotik Router,
sehingga Anda dapat mengonfigurasinya. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk melakukan akses masuk kedalam sistem oprasi Mikrotik Router.
Akses sistem operasi mikrotik pada pembahasan ini akan dilakukan
menggunakan metode virtualisasi. Oleh karena itu, Anda buka software
VirtualBox yang telah diisi oleh software sistem operasi Mikrotik Router.
Selanjutnya, pilih mesin mikrotik yang akan diaktifkan dan klik start. Tunggu
hingga proses pengaktifan mesin virtual sistem operasi Mikrotik Router selesai.
Sistem operasi Mikrotik Router dapat diakses dengan menggunakan
beberapa cara berikut ini:
1) Menggunakan Web Browser (Webfig)
30
Webfig merupakan software yang telah terinstall di dalam mikrotik yang
digunakan untuk membantu melakukan konfigurasi mikrotik. Webfig bekerja
dengan berbasis web.
2) Menggunakan Winbox
Winbox merupakan software komputer bawaan dari sistem operasi
Mikrotik Router yang dapat membantu Anda untuk melakukan konfigurasi
mikrotik. Winbox dapat Anda unduh ketika mengakses mikrotik melalui Webfig
sebelum login. Winbox banyak disukai karena memiliki kemudahan tampilan
grafis bila dibandingkan dengan telnet atau web browser.
b. Jenis-jenis Mikrotik
Berdasarkan fungsi dan bentuknya, mikrotik dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
a. Mikrotik router OS yang berbentuk perangkat lunak (software) yang dapat di
download di www.mikrotik.com dan dapat diinstall pada komputer PC.
b. Built-in Hardware mikrotik yang berbentuk perangkat keras (hardware), yang
dikemas dalam board router yang di dalamnya sudah terinstall mikrotik router
OS.
12. Nmap (Network Mapper)
Menurut Pribadi (2013:5) Nmap adalah sebuah aplikasi atau tool yang
berfungsi untuk melakukan port scanning. Nmap dibuat oleh Gordon Lyon, atau
lebih dikenal dengan nama Fyodor Vaskovich. Aplikasi ini digunakan untuk
mengaudit jaringan yang ada. Dengan menggunakan tool ini, kita dapat melihat
host yang aktif, port yang terbuka, sistem operasi yang digunakan, dan feature-
feature scanning lainnya. Pada awalnya Nmap hanya bisa berjalan di sistem
operasi Linux, namun dalam perkembangannya sekarang ini, hampir semua
sistem operasi bisa menjalankan Nmap.
Nmap merupakan sebuah alat (software) yang berbasis open source untuk
melakukan eksplorasi jaringan dan audit keamanan jaringan. Nmap ini dirancang
untuk memindai jaringan dengan skala besar secara cepat. Meskipun begitu Nmap
31
juga tetap berjalan baik pada single host. Nmap menggunakan paket IP Raw
dengan cara baru untuk menentukan host apa saja yang mereka tawarkan, sistem
operasi apa yang digunakan, apa jenis paket filter atau firewall yang sedang
digunakan dan puluhan karakteristik lainnya. Selain untuk audit keamanan
jaringan, nmap juga dapat digunakan untuk inventori jaringan dan pemantauan
host.
Sedangkan Towijodjojo, R. (2013:120) menjelaskan NMAP digunakan
untuk mengetahui port-port apa saja yang terbuka dari router mikrotik, aplikasi
NMAP sangat bermanfaat untuk keamanan jaringan atau network security. Nmap
merupakan alat bantu yang sangat berguna dalam melakukan scanning Nmap.
Terdapat banyak teknik scanning NMAP beberapa diantaranya:
a. TCP SYN Scan (-sS)
Teknik ini merupakan teknik scanning pada NMAP yang populer. Teknik
ini dapat membedakan status port open, closed dan filtered. Cara kerjanya adalah
dengan mengirimkan sebuah paket SYN, kemudian menunggu jawaban dari
sistem target. Bila mendapat jawaban paket SYN/ACK berarti port tersebut open,
bila tidak mendapat jawaban seteleh beberapa ssat, maka port ditandai filtered.
b. TCP Connect Scan (-sT)
Sacnning ini digunakan bila kita tidak meiliki privilige (admin/root).
Scanning ini menggunakan fungsi sistem call connect pada OS.
c. UDP-Scan s
Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi port UDP. Layanan yang
menggunakan UDP.
d. FIN Scan (-sF), Xmas Tree Scan (-sX) dan Null Scan (-sN)
Teknik ini sering disebut dengan teknik stealth. Banyak digunakan pada
jaringan yang dilindungi firewall.
e. Ping Scan
Teknik ini merupakan teknik scanning yang paling cepat. Teknik ini tidak
melakukan port secanning, umumnya digunakan untuk menemukan host yang
hidup pada suatu jaringan.
f. Version Detection (-sV)
32
Teknik ini dapat digunakan untuk mengetahui versi dari aplikasi yang
digunakan pada komputer.
g. Scan IP Protocol
Teknik ini dapat menemukan protokol IP pada komputer target, misalnya
ICMP, TCP, dan UDP.
h. Scan ACK
Teknik ini dapat digunakan untuk menemukan aplikasi yang menggunakan
remote call procedure pada target.
i. RPC Scan (-sR)
Teknik ini digunakan untuk menemukan aplikasi yang menggunakan
remote call procedure pada target.
j. Idlescan (-sI)
Teknik ii digunakan apabila kita tidak memiliki akses langsung ke
komputer target. Biasanya karena target dilindungi firewall.
13. SpeedTest
Speed Test didefenisikan oleh Sulastri (2016) bahwa speed test adalah
salah satu media pengukur kecepatan internet yang sangat populer dan banyak
dijadikan referensi oleh netter diseluruh dunia, cara kerjanya adalah dengan
metode ping. Speed test juga bekerja sama dengan server ISP ataupun webhosting
diseluruh dunia untuk menjadi host atau parameter dari layanan ini. Speed test
dilakukan untuk mengetahui apakah kecepatan internet yang digunakan dirumah,
diakntor atau dimanapun saat menggunakan akses internet berlangganan sudah
sesuai dengan kecepatan yang ditawarkan oleh provider kepada pengguna.
Speed test menyediakan pengujian kecepatan koneksi internet yang
disediakan oleh perusahaan Kalispel, Montana, Amerika serikat, Ookla. Situs ini
dapat diakses melalui perangkat apapun asalkan mendukung adobe flash player.
Dapat disimpulkan bahwa Speed test.net adalah salah satu cara test
kecepatan internet yang sedang digunakan.
33
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Sri Wahyuni Jamal (2018) dengan judul “Analisis Kemampuan Jaringan
menggunakan Aplikasi Nmap dan Kali Linux pada Hotel Agro Wisata
Palopo”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan jaringan
menggunakan NMAP, KALI LINUX dan speed test pada Hotel Agro Wisata.
Perangkat lunak tersebut digunakan untuk menganalisis jaringan untuk
mengetahui sistem keamanan dan kecepatan jaringan. Analisis ini berfokus
pada dua jaringan, yaitu jaringan LAN dan wireless.
2. Evi Yanti Abbas (2018) dengan judul “Analisis Optimalisasi Jaringan
Menggunakan Mikrotik Router pada Kantor Bappeda Kabupaten Luwu”.
Mengoptimalkan jaringan wireless yang ada dengan menggunakan mikrotik
router. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan jaringan pada kantor
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kbupaten Luwu yang masih kurang
maksimal dalam pembagian bandwidth dan memanajemen keamanan jaringan.
Optimalisasi dilakukan dengan memanfaatkan fitur dari Mikrotik router yaitu
mulai dari penambahan sistem keamanan beupa pemblokiran situs dan
pengaturan hak akses pengguna, manajemen bandwidth, manajemen hotspot.
Untuk melakukan pengukuran kecepatan jaringan, peneliti menggunakan
aplikasi speedtest. Speedtest adalah aplikasi mengukur kecepatan jaringan,
yaitu kecepatan upload dan download. Hasil yang diperoleh menunjukkan
kecepatan rata-rata pada jaringan LAN yaitu upload 1.01 mbps dan download
1.06 mbps dan kecepatan rata-rata pada jaringan wireless yaitu upload 0.55
mbps dan download 0,85 mbps.
3. Arni Tappali (2018) “Analisis Jaringan Komputer Menggunakan Aplikasi
NMAP dan Kali Linux pada SD Negeri 13 Tappong Kota Palopo”. Tujuan
yang ingn dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil
analisis jaringan komputer pada SD Negeri 13 Tappong Kota Palopo. Adapun
batasan masalah dalam penulisan ini yaitu penulis hanya sebatas menganalisis
jaringan wireless yang ada pada sekolah tersebut. Hasil penelitian adalah
dengan menggunakan bantuan tools nmap dapat melihat port-port yang
terbuka, dan sistem operasi kali linux digunakan untuk melakukan penyusupan
34
ke dalam jaringan melalui celah keamanan yang terbuka pada sistem jaringan
dan speedtest sebagai media ukur kecepatan akses jaringan internet.
2.3 Kerangka Pikir
Penemuan berbagai macam teknologi yang mendukung informasi ini
menyebabkan perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat, di mana
setiap informasi yang ada di dunia inibisa kita dapatkan dalam waktu yang relatif
singkat. Kemampuan yang meningkat dalam bidang teknologi, peralatan yang
murah, lebih kuat serta mudah dibawa, dan disertai perkembangan aplikasi
komputer, ketiga hal ini telah menyebabkan perkembangan informasi yang
semakin cepat. Salah satu bentuk pengembangan jaringan komputer adalah
internet, kemudahan sarana komunikasi dan informasi yang diberikan internet
menjadikan internet sebagai sarana unggulan di setiap lembaga.
Sekolah Menengah Atas Negeri Enam Luwu saat ini sudah memanfaatkan
perkembangan sarana komunikasi dan informasi yang semakin pesat dan menjadi
peran penting terhadap sekolah tersebut dalam melakukan beberapa pekerjaan
yang berhubungan dengan internetserta mendapatkan informasi. Namun, belum
diterapkannya sistem keamanan jaringan dan optimalisasi pada jaringan di
sekolah tersebut.
Semakin berkembangnya sarana komunikasi dan informasi maka
dibutuhkan internet dalam melakukan komunikasi atau pengiriman data,
kecepatan akses merupakan faktor penting dalam koneksi jaringan internet. Salah
satu permasalahan yang ada pada Sekolah Menengah Atas Negeri Enam Luwu
adalah pembagian bandwidth yang tidak merata mengakibatkan jaringan kurang
maksimal dalam mengakses internet. Dengan adanya mikrotik memberikan solusi
dalam mengoptimalkan jaringan komputer dimana pada mikrotik dilakukan
managemen bandwidth dan keamanan jaringan komputer.
Untuk memperjelas masalah yang akan disajikan, maka berikut akan
ditunjukkan kerangka pikir sebagai berikut ini:
35
Gambar 25. Kerangka Pikir
Permasalahan yang terjadi pada SMA Negeri 6 Luwu saat ini, jaringan
internet yang ada belum teratur hal ini dapat dilihat dari kendala-kendala yang
sering dikeluhkan yaitu kecepatan akses yang lambat dan keamanan jaringan
yang kurang terjamin sehingga dapat saja digunakan oleh pihak-pihak yang
tidak memiliki hak akses atas jaringan tersebut.
Dengan adanya analisis jaringan wireless diharapkan jaringan pada SMA
Negeri 6 Luwu akan menjadi lebih baik, dan memiliki akses jaringan yang
merata serta adanya software yang berguna untuk menganalisis jaringan.
Untuk menangani permasalahan yang ada pada SMA Negeri 6 Luwu maka
penulis menawarkan analisis penerapan metode NDLC (Network
Development Life Cycle) untuk mengoptimalkan jaringan wireless.
SMA Negeri 6 Luwu merupakan salah satu sekolah menengah atas yang telah
memiliki akses jaringan internet menggunakan jaringan wireless.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Kriyantono (2005) menyatakan bahwa, “Riset kualitatif bertujuan untuk
menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data
sedalam-dalamnya”. Penelitian kualitatif menekankan pada kedalaman data yang
didapatkan oleh peneliti. Semakin dalam dan detail data yang didapatkan, maka
semakin baik kualitas dari penelitian kualitatif ini. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Landasan
teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di
lapangan.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan metode
NDLC dilakukan untuk mencari informasi faktual dan mengidentifikasi masalah-
masalah yang ada pada SMA Negeri 6 Luwu, dengan Tahapan-tahapan sebagai
berikut :
1. Analysis : Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan
yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi / jaringan yang
sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya ;
1) Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur
manajemen atas sampai ke level bawah / operator agar mendapatkan data yang
konkrit dan lengkap. pada kasus di Computer Engineering biasanya juga
melakukan brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan
dari vendor tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda
2) Survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan
survey langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan
gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap design, survey biasa dilengkapi
dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai kebutuhan untuk mengetahui
detail yang dilakukan.
3) Membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analysis awal ini juga
dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual atau blueprint
dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya. Sudah menjadi
37
keharusan dalam setiap pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi
pendukung akhir dari pengembangan tersebut, begitu juga pada project
network, dokumentasi menjadi syarat mutlak setelah sistem selesai dibangun.
4) Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, maka perlu
dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun
yang bias menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini
adalah:
a. User / people : jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik
yang ada, level teknis user.
b. Media H/W & S/W : peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data
yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi s/w yang digunakan
c. Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan
yang sudah ada dalam mengamankan data.
d. Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protocol, monitoring
network yang ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan kedepan.
e. Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang khusus, sistem
keamanan yang ada, dan kemungkinan akan pengembangan kedepan.
2. Design : Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan
membuat gambar design topology jaringan interkoneksi yang akan dibangun,
diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari
kebutuhan yang ada. Design bias berupa design struktur topology, design
akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan
memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun. Biasanya
hasil dari design berupa; Gambar-gambar topology (server farm, firewall,
datacenter, storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya)
Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada
3. Simulation Prototype : beberapa networker’s akan membuat dalam bentuk
simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti BOSON,
PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk
melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan sebagai bahan
presentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan
38
perangkat lunak simulasi ini, banyak para networker’s yang hanya
menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topology yang akan
didesign.
4. Implementation : di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari
tahapan sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan
semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi
merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project
yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan
untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa Masalah-
masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya :
1) Jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat
2) Masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan
3) Team work yang tidak solid
4) Peralatan pendukung dari vendor makanya dibutuhkan manajemen project dan
manajemen resiko untuk menimalkan sekecil mungkin hambatan-hambatan
yang ada.
5. Monitoring : setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan
yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai
dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka
perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan
pengamatan pada :
1) Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi reliability / kehandalan
system yang telah dibangun (reliability = performance + availability +
security), Memperhatikan jalannya packet data di jaringan ( pewaktuan,
latency, peektime, troughput).
2) Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan dan
komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar. Pendekatan yang
paling sering dilakukan adalah pendekatan Network Management, dengan
pendekatan ini banyak perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat di
monitor secara utuh.
39
6. Management, di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi
perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk
membuat / mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan
baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy akan sangat
tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan
tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan
strategi bisnis perusahaan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 6 Luwu, yang berada di Jln.
Capkar Rantai Damai Kecematan Walenrang Kab.Luwu Provinsi Sulawesi
Selatan.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai pada bulan Juli 2020 sampai dengan Agustus
2020. Kegiatan dimulai dengan observasi awal kemudian setelah itu pengumpulan
data dan pembuatan laporan.
3.3 Batasan Penelitian
Batasan penelitian merupakan ruang lingkup masalah atau membatasi
ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas sehingga penelitian bisa lebih fokus
untuk dilakukan. Adapun batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis jaringan komputer dilakukan pada SMA Negeri 6 Luwu.
2. Pengamatan atau peneltian hanya dilakukan pada SMA Negeri 6 Luwu.
3. Menganalisis jaringan internet dengan menggunakan software NMAP
(Network Mapper).
4. Menguji kecepatan akses jaringan wireless dengan speed test dan IDM
(Internet Download Manager).
5. Mengoptimalisasikan jaringan dari segi keamanan dan fungsi jaringan pada
SMA Negeri 6 Luwu menggunakan mikrotik router.
40
3.3 Tahapan Penelitian
1. Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara
atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan
lancar. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian kualitatif observasi, wawancara, dan studi pustaka, atas dasar
konsep tersebut, maka ketiga teknik pengumpulan data tersebut digunakan dalam
penelitian ini.
a. Metode Observasi (Pengamatan)
Kondisi yang ada pada SMA Negeri 6 Luwu yaitu sudah bisa mengakses
internet yang dipasang pada ruangan Tata usaha, ruangan kepala sekolah dan
ruangan guru dengan menggunakan jaringan Wirelessdan perangkat jaringan yaitu
Hub. Pada saat hendak melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan koneksi
jaringan internet pengguna sering mengalami kendala dalam konektifitas jaringan
sehingga menghambat beberapa pekerjaan.
b. Metode Interview (wawancara)
Wawancara dilakukan kepada narasumber yaitu kepala sekolah dan guru
TIK dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendukung
permasalahan yang ada disekolah tersebut. Penulis melakukan wawancara yang
bersifat informal dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang sederhana namun
berkaitan dengan permasalahan yang ada.
Adapun beberapa pertanyaan yang diajukan yaitu:
1) Jaringan apa yang digunakan pada SMA Negeri 6 Luwu?
2) Berapa kecepatan akses jaringan yang digunakan pada SMA Negeri 6 Luwu?
3) Masalah apa yang terjadi pada jaringan wireless di SMA Negeri 6 Luwu?
4) Apakah pada SMA Negeri 6 Luwu sudah menggunakan metode NDLC untuk
mengoptimalkan jaringan wireless?
5) Berapa unit pc yang digunakan pada SMA Negeri 6 Luwu?
6) Perangkat-perangkat jaringan yang digunakan pada SMA Negeri 6 Luwu?
7) Metode pemeliharaan perangkat keras jaringan seperti apa yang digunakan
pada SMA Negeri 6 Luwu?
41
c. Studi Pustaka
Pada metode ini Penulis mengumpulkan beberapa literatur berupa buku
cetak, buku perpustakaan, dan mencari referensi dari jurnal dan skripsi serta
segala kepustakaan lainnya yang dianggap penting untuk keperluan yang
mendukung dalam penulisan proposal ini.
2. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain,
sehingga mudah dipahami dan dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa dan menyusun ke dalam pola.
Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Mengumpulkan semua data-data atau variabel untuk memperoleh informasi
yang berkaitan dengan penelitian.
b. Memilih deskripsi yang tepat sesuai dengan sumber-sumber yang tersedia.
c. Setelah menemukan data dan informasi dari sumber-sumber yang relevan,
kemudian peneliti merangkum dan menyusun bahan pustaka sesuai dengan
kebutuhan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yaitu
melakukan analisis optimalisasi jaringan dengan menggunakan NMAP untuk
melakukan scanning port yang terbuka dan host yang sedang aktif kemudian
mampu mengaudit keamanan sistem keamanan jaringan secara akurat,
seberapa aman jaringan yang ada pada sekolah tersebut serta melakukan test
speed pada jaringan sebelum kita melakukan analisis akhir pada sistemnya.
3. Analisis Penelitian
Analisis sistem merupakan tahap yang bertujuan untuk memahami sistem
jaringan, agar dapat menegtahui kekurangan sistem jaringan dan dapat
menentukan kebutuhan sistem jaringan dengan menganalisis prosedur sistem
jaringan yang sedang berjalan, oleh karena itu sistem jaringan yang sedang
berjalan dapat dievaluasi sehingga dapat dibuat suatu usulan untuk sistem
jaringan yang baru dari hasil evaluasi tersebut. Adapun langkah-langkah untuk
42
menganalisis dan mengoptimalkan jaringan komputer pada SMA Negeri 6 Luwu
adalah sebagai berikut:
a. Analisis Sistem yang Berjalan
Saat ini SMA Negeri 6 Luwu memiliki layanan internet dengan sistem
jaringan wireless namun masih sering mengalami kendala dalam konektifitas
jaringan sehingga menghambat beberapa pekerjaan yang mengharuskan
menggunakan internet.
Ruang Guru
Ruang Tata Usaha
HP7HP6
HP4
HP2
HP3
Access Point
Server
Ruang Kepala Sekolah
Switch
Ru
an
g In
stala
si
192.168.1.1
192.168.1.4192.168.1.3
192.168.1.2
192.168.1.6
192.168.1.5
Gambar 26. Analisis Sistem Berjalan
b. Analisis Sistem yang Diusulkan
Dari analisis sistem yang berjalanpada SMA Negeri 6 Luwu,
penulismengusulkanuntukmenganalisisdanmengoptimalkanjaringankomputerden
gantambahanmikrotik router. Dengan adanya sistem yang diusulkan dapat
memberikan solusi terhadap kendala-kendala yang ada pada tempat penelitian
dalam mengoptimalkan serta mengamankan sistem jaringan komputer.
43
Ruang Guru
Ruang Tata Usaha
HP7HP6
HP4
HP2
HP3
Access Point
Server
Mikrotik
Ruang Kepala Sekolah
Switch
Gambar 27. Analisis Sistem yang diusulkan
Pada gambar sistem yang diusulkan penulis melakukan analisis dan
optimalisasi jaringan komputer dengan mikrotik router, yang bertujuan untuk
memanajemen bandwidth, mengamankan sistem jaringan,mencegah hacker
masuk ke dalam jaringan dan mengetahui besarnya bandwidth yang digunakan
jaringan dan seberapa efektifnya bandwidth tersebut bisa dimanfaatkan.
Kemudian melakukan uji speed test yang bertujuan untuk mengetahui berapa
kecepatan rata-rata jaringan pada sekolah tersebut setelah melakukan analisis
menggunakan aplikasi.
4. Rumus Pengukuran
Proses pengukuran kecepatan diperlukan untuk mengukur kecepatan
internet, download dan upload. Secara umum kecepatan diukur dari berapa
44
banyak bandwidth yang dimiliki, dimana pengaturan secara umum kecepatan
download selalu lebih tinggi dari pada kecepatan upload.
Berikut adalah rumus untuk mengukur kecepatan akses internet, download
dan upload sebagai berikut:
a. Menghitung Kecepatan Download
Kecepatan download = kecepatan nilai rata-rata
Skor ideal
Keterangan:
Kecepatan nilai rata-rata = kecepatan rata-rata download
Skor ideal = kecepatan tertinggi*jumlah komputer*frekuensi data diambil
b. Menghitung kecepatan upload
Kecepatan upload = kecepatan nilai rata-rata
Skor ideal
Keterangan:
Kecepatan nilai rata-rata = kecepatan rata-rata upload
Skor ideal = kecepatan tertinggi*jumlah komputer*frekuensi data diambil
(sumber: Nurlina, 2016)
5. Penarikan Kesimpulan
Tahap ini bertujuan untuk menarik kesimpulan hasil Optimalisasi Jaringan
Wireless menggunakanMikrotik router dengan softwareNmap pada SMA Negeri 6
Luwu.
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan tahap dimana penerapan metode ndlc
(Network Development Life Cycle) yang sudah peneliti analisis dapat dipaparkan.
Hasil dari penerapan metode ndlc ini dapat diketahui dalam proses berbagi data
baik itu mengirim ataupun menerima data.
Berdasarkan hasil penelitian penerapan metode ndlc (network development
Life cycle) untuk mengoptimalkan jaringan Wireless pada sman 6 luwu telah
memiliki jaringan komputer dengan menggunakan sistem jaringan wired dan
wireless untuk mengakses internet. Untuk menerapkan metode ndlc di atas
digunakan Mikrotik.
1. Hasil Observasi dan wawancara
Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan waktu dan tempat yang
telah ditentukan. Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti terlebih dahulu
bertemu dengan kepala sekolah SMA Negeri 6 Luwu untuk meminta izin
melakukan penelitian, observasi sekaligus wawancara dengan kepala
Laboratorium Komputer SMA Negeri 6 Luwu. proses observasi dan wawancara
dilakukan dengan dialog secara langsung dan tanya jawab dengan kepala
Laboratorium. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara mencakup tentang
sistem keamanan jaringan wi-fi yang ada di SMA Negeri 6 Luwu untuk
mendapatkan informasi serta data mengenai keamanan jaringan wireless yang ada
di SMA Negeri 6 Luwu. Hasil dari observasi dan wawancara terdapat kelemahan
pada sistem keamanan jaringan yaitu dengan ditemukannya port-port yang
terbuka serta belum bisa menerapkan firewall filter yang dimiliki mikrotik untuk
membatasi akses situs-situs yang tidak di izinkan untuk diakses oleh siswa.
2. Analisis Data
Hasil dari melakukan analisis terhadap jaringan wireless yang ada di SMA
Negeri 6 Luwu yaitu penulis dapat melihat dari sebelum dan setelah melakukan
penelitian salah satu hal yang menjadi pembeda yaitu kecepatan dan pengguna
46
jaringan yang ada di SMA Negeri 6 Luwu belum menerapkan management
bandwidth, user dan penggunaan hotspot untuk koneksi jaringan internet.
Dari analisa mensimulasikan 1 ISP (Internet Service Provider) yang
dihubungkan pada modem ISP yang diteruskan untuk masuk ke jaringan lokal,
dan disambungkan pada wireless router, yang kemudian dishare pada client
dengan jaringan nirkabel. Topologi yang digunakan pada SMA Negeri 6 Luwu
menggunakan topologi star, dimana wireless router menjadi sentral penghubung
koneksi jaringan nirkabel. Ip address yang digunakan ip address kelas C.
Dari hasil analisa pada SMA Negeri 6 Luwu terdapat beberapa
permasalahan pokok :
1. Tidak ada pembagian username dan password untuk melakukan koneksi ke
internet.
2. Tidak adanya pembagian bandwith terhadap client yang ada.
3. Tidak adanya pembagian hak akses terhadap client guru dan client siswa
dalam hal mengakses internet.
4. Tidak dibatasinya pengguna dalam mengakses internet karena hanya
menggunakan password saja untuk melakukan koneksi internet, yang dapat
digunakan oleh orang yang sama dengan perangkat yang berbeda.
Gambar 28. Tampilan Interface Associated Devices
Pada gambar diatas dapat dilihat banyak pengguna internet yang
melakukan koneksi di modem tersebut. Hal ini dapat menyebabkan banyak
perangkat yang tersambung yang dimiliki oleh satu orang dikarenakan user dan
password yang sama untuk melakukan koneksi di jaringan yang sama.
47
Gambar 29.Hasil uji kecepatan bandwith dengan SpeedTest
Pada gambar diatas akan ditampilkan hasil pengujian kecepatan jaringan
dengan menampilkan kecepatan ping,kecepatan download dan kecepatan upload
jaringan tersebut besar vendor dan jaringan itu sebelum dilakukan penggunaan
mikrotik untuk optmalisasi jaringan.
3. Desain
Salah satu cara yang harus dicoba untuk menanggulangi masalah yang ada
dan untuk mengoptimalkan jaringan wireless yang ada di SMA Negeri 6
Luwuterhadap hak akses situs-situs yang tidak diperkenankan untuk siswa demi
kepentingan belajar dan situs-situs yang diakses untuk staff pengajar yang
didapatkan dari fasilitas sekolah menurut pandangan saya harus disetting
menggunakan Router Mikrotik. Yang akan berfungsi untuk membagi range ip
address yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk mengakses interner
demi kepentingan sekolah dan fasilitas pada jaringan internet SMA Negeri 6
Luwu yang digunakan.
4. Implementasi
Tahapan selanjutnya yaitu implementasi atau penerapan rancangan
topologi dan rancangan sistem pada lingkungan nyata. Proses dilakukan dalam
penerapan metode ndlc ini pada sman 6 luwu sebagai berikut.
48
a. Konfigurasi Mikrotik
1) Tampilan Login Winbox
Tampilan utama winbox saat pertama kali dibuka.
Gambar 30. Tampilan Winbox
b) Tampilan Interface Winbox
Tampilan interface winbox merupakan tampilan hasil konfigurasi antara
mikrotik dan winbox.
Gambar 31.Tampilan Interface Winbox
c) Konfigurasi DHCP Client
Pemberian ip address DHCP Client agar bisa terkoneksi ke server. Setelah
memberikan alamat klik tombol Apply kemudian klik OK.
49
Gambar 32. Konfigurasi DHCP Client
d) Konfigurasi DNS
Pemberian ip address DNS agar bisa terkoneksi ke server. Setelah
memberikan alamat klik tombol Apply kemudian klik OK.
Gambar 33. Konfigurasi DNS
50
e) Konfigurasi hotspot setup
Konfigurasi hotspot setup merupakan konfigurasi untuk membuat jaringan
dimasing masing ruangan. Konfigurasi hotspot setup dengan memilih menu ip
kemudian pilih hotspot. Pada bagian user profil buat nama user kepala sekolah
dengan pengguna hanya 2 user kemudian klik apply lalu ok seperti pada gambar
berikut:
Gambar 34. Pembuatan user ruang kepala sekolah
Selanjutnya klik tanda tambah kemudian pilih general dan pada bagian
nama isi ruang guru dengan shared user 20 kemduian klik apply lalu ok seperti
pada gambar berikut:
51
Gambar 35. Pembuatan user ruang guru
Selanjutnya klik tanda tambah kemudian pilih general dan pada bagian
nama isi ruang tata usaha dengan shared user 20 kemduian klik apply lalu ok
seperti pada gambar berikut::
Gambar 36. pembuatan user ruang tata usaha
52
Selanjutnya akan muncul hasil konfigurasi pembuatan user profil seperti
pada gambar berikut :
Gambar 37. Hasil Konfigurasi User Profil
Selanjutnya konfigurasi hotspot user dengan memilih menu ip kemudian
pilih hotspot. Pada bagian hotspot pilih user dan buat user ruang kepala sekolah
seperti pada gambar berikut:
Gambar 38. Pembuatan hospot User Ruang Kepala Sekolah
Selanjutnya pembuatan hotspot user ruang guru dengan mengklik tanda
tambah kemudian pada bagian nama isi rung guru kemudian klik apply lalu ok
seperti pada gambar berikut:
53
Gambar 39. Pembuatan hotspot Ruang Guru
Selanjutnya klik tanda tambah kemudian pada bagian nama isi dengan
ruang tata ustaha kemudian klik apply lalu ok seperti pada gambar berikut:
Gambar 40. Pembuatan User Ruang Tata Usaha
54
Hasil konfigurasi pembuatan user dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 41. Hasil konfigurasi user
Selanjutnya pembuatan server profile dengan memilih server profile.
Kemudian klik tanda tambah kemudian pada bagian nama isi hotspot1 dan pada
bagian dns name isi sman6luwu.com kemudian klik apply lalu ok seperti pada
gambar berikut ini.
Gambar 42. Pembuatan Server Profile
55
Selanjutnya Konfigurasi DHCP Server merupakan konfigurasi agar bisa
mengolah DHCP Client. Konfigurasi DHCP server dengan memilih dhcp kemudia
klik tanda tambah kemudian pilih ether 3 lalu klik next seperti pada gambar
berikut:
Gambar 43. Tampilan DHCP Server
b. Optimalisasi Jaringan
Optimalisasi jaringan disini untuk menyamaratakan bandwith pengguna
agar tidak ada lagi perebutan bandwith pada saat pengaksesan jaringan.
Optimalisasi jaringan dengan memilih ip kemudian pilih hotspot kemudian pada
bagian general isi ruang kepala sekolah kemudian pilih ether2 kamudian pada
upload isi 4M dan download 3 M kemuadian klik apply lalu ok seperti gambar
berikut.
Gambar 44. Pembagian Bandwith Ruang Kepala Sekolah
56
Selanjutnya pembagian bandwith ruag guru dengan mengklik tanda
tambah kemudian pada bagian nama isi ruang guru kemudian pilih target ethert2
dan pada bagian upload isi 8M dan download isi 4M setelah itu klik apply lalu ok.
seperti pada gambar beriut:
Gambar 45. Pembagian Bandwith Ruang Guru
Selanjutnya pembagian bandwith ruang tata usaha dengan mengklik tanda
tambah kemudian pada bagian nama isi ruang tata usaha kemudian pilih target
ethert2 dan pada bagian upload isi 8M dan download isi 4M setelah itu klik apply
lalu ok seperti pada gambar berikut:
Gambar 46. Pembagian Bandwith Ruang Tata Usaha
57
c. Menguji kecepatan menggunakan idm
a. Pengujian idm ruang kepala sekolah
Pengujian bandwith ruang kepala sebelum menggunakan metode ndlc
sekolah disini terlihat keceepatan transfer 2.776 MB/sec dan download 3.917
MB/Sec..
Pengujian idm ruang kepala sekolah sesudah menggunakan metode ndlc
yaitu Terlihat kecepatan tranfer 1.080 MB/Sec dan kecepatan Download 14.594
MB/Sec.
Gambar 47. Pengujian Idm Ruang Kepala Sekolah
58
b. Pengujian idm ruang guru
Pengujian idm ruang guru sebelum menggunakan metode ndlc disini
terlihat kecepatan transfer 0 Bytes/sec dan kecepatan download 14. 616 MB/sec.
Pengujian idm ruang guru sesudah menggunakan metode ndlc disini
terlihat kecepatan transfer 3.776 MB/sec dan kecepatan download 7.997 MB/sec.
Gambar 48. Pengujian Idm Ruang Guru
59
c. Pengujian idm ruang tata usaha
Pengujian idm ruang tata usaha sebelum menggunakan metode ndlc disini
terlihat kecepatan transfer 3.756 MB/sec dan kecepatan download 7.967 MB/sec.
Pengujian idm ruang tata usaha sesudah menggunakan metode ndlc disini
terlihat kecepatan transfer 3.756 MB/sec dan kecepatan download 7.967 MB/sec.
Gambar 49. Pengujian Idm Ruang Tata Usaha
60
d. Menguji kecepatan menggunakan SpeedTest
a. Pengujian speedtest ruang kepala sekolah
Pengujian speed test ruang kepala sekolah sebelum menggunakan metode
ndlc disini terlihat kecepatan upload 1.35 Mbps dan kecepatan download 1.20
Mbps.
Pengujian speed test ruang kepala sekolah sesudah menggunakan metode
ndlc disini terlihat kecepatan upload 3.35 Mbps dan kecepatan download 4.25
Mbps.
Gambar 50. Pengujian SpeedTest Ruang Kepala sekolah
61
b. Pengujian speedtest ruang guru
Pengujian speed test ruang guru sebelum menggunakan metode ndlc disini
terlihat kecepatan upload 1.35 Mbps dan kecepatan download 1.25 Mbps.
Pengujian speed test ruang guru sesudah menggunakan metode ndlc disini
terlihat kecepatan upload 1.35 Mbps dan kecepatan download 1.25 Mbps
Gambar 51. Pengujian SpeedTest Ruang Guru
c. Pengujian speedtest ruang tata usaha
Pengujian speed test ruang tata usaha sebelum menggunakan metode ndlc
disini terlihat kecepatan upload 1.30 Mbps dan kecepatan download 1.20 Mbps.
62
Pengujian speed test ruang tata usaha sesudah menggunakan metode ndlc
disini terlihat kecepatan upload 4.30 Mbps dan kecepatan download 4.10 Mbps.
Gambar 52. Pengujian SpeedTest Ruang Tata Usaha
e. Analisis keamanan menggunakan nmap
Analisis keamanan menggunakan nmap merupakan tahap untuk
menganalisis tingkat keamanan pada jaringan sman 6 luwu. Proses dilakuka
sebagai berikut:
a. Tampilan Utama
Gambar 53. Tampilan Utama Nmap
63
b. Nmap Scan
Pada tahap ini menunjukan proses scanning jaringan di SMPN 4 Palopo
menggunakan IP adreess 192.168.1.1 terhadap keseluruhan port yang terdeteksi
oleh Nmap pada gambar 57 di bawah ini:
Gambar 54. Hasil Scan jaringan menggunakan Nmap
5. Tabel Indikator Pembanding
1) Pengujian menggunakan software IDM (Internet Download Manager)
Indikator Sebelum Sesudah Ket.
R.Kepsek Upload 2,775 Mb
Download 3,917 Mb
Upload 1,080 Mb
Download 14,594 Mb
Optimal R.Guru Upload 0 Bytes
Download 14,616 Mb
Upload3,775 Mb
Download 7,997 Mb
Ruang TU Upload 1,149 Mb
Download 7,306 Mb
Upload 3,756 Mb
Download 7,967 Mb
64
2) Pengujian menggunakan software Speed Test
Indikator Sebelum Sesudah Ket.
R.Kepsek Upload 1,35Mb
Download 1,20 Mb
Upload 3,35 Mb
Download 4,2 Mb
Optimal R.Guru Upload 1,35 Mb
Download 1,25 Mb
Upload 4,30 Mb
Download 4,25 Mb
Ruang TU Upload 1,30 Mb
Download 1,20 Mb
Upload 4,30 Mb
Download 4,10 Mb
4.2 Pembahasan Penelitian
1. Optimalisasi jaringan
Optimalisasi jaringan adalah pembagian bandwith pada setiap ruangan
agar bandwith terpakai dengan sama rata dan tidak adanya perebutan bandwith
pada saat pengaksesan jaringan. Optimalisasi jaringan dengan membagi bandwith
ruang kepala sekolah kecepatan upload 4 mb dan upload 3 mb, ruang guru
kecepatan upload 8mb dan download 4 mb, dan kecepatan ruang tata usaha
dengan kecepatan upload 8 mb dan download 4mb.
2. Pengujian idm
Pengujian idm merupakan pengujian untuk mengetahui seberapa besar
kecepatan download dan transfer data pada setiap ruangan dimana kecepatan
download pada ruang kepala sekolah adalah keceepatan transfer 2.776 MB/sec
dan download 3.917 MB, kecepatan ruang guru adalah transfer 3.776 MB/sec dan
kecepatan download 7.997 MB/sec dan kecepatan ruang tata usaha transfer 3.756
MB/sec dan kecepatan download 7.967 MB/sec.
3. Analisis Nmap
Analisis Nmap merupakan analisis untuk mengetahui tingkat keamanan
jaringan yang telah dibuat. Pada analisis nmap disini digunakan untuk
menganalissi port-port yang terbuka pada jaringan yang telah dibuat diamana port
tersebut merupakan tampat masuknya para hacker untuk mencuri data-data
penting sekolah. Pada hasil scan sistem keamanan jaringan wireless menggunakan
65
Nmap menampilkan hasil port yang tertutup semua dan sudah tidak ada port yang
terbuka. Jadi, dari hasil penelitian analisis menggunakan nmap sudah aman dari
serangan peretas jaringan.
4. Speed Test
Speed test adalah salah satu media pengukur kecepatan internet yang
sangat populer dan banyak dijadikan referensi oleh netter diseluruh dunia, cara
kerjanya adalah dengan metode ping. Speed test juga bekerja sama dengan server
ISP ataupun webhosting diseluruh dunia untuk menjadi host atau parameter dari
layanan ini. Speed test dilakukan untuk mengetahui apakah kecepatan internet
yang digunakan dirumah, dikantorr atau dimanapun saat menggunakan akses
internet berlangganan sudah sesuai dengan kecepatan yang ditawarkan oleh
provider kepada pengguna. Speed test menyediakan pengujian kecepatan koneksi
internet yang disediakan oleh perusahaan Kalispel, Montana, Amerika serikat,
Ookla. Situs ini dapat diakses melalui perangkat apapun asalkan mendukung
adobe flash player.
Dapat disimpulkan bahwa Speed test.net adalah salah satu cara test
kecepatan internet yang sedang digunakan.
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian terhadap penerapan metode ndlc
(network development Life cycle) untuk mengoptimalkan jaringan Wireless pada
sman 6 luwu dimulai dari observasi awal penelitian sampai pada tahap proses
pengujian ini maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode ndlc yang ada
pada sman 6 luwu yaitu untuk mengoptimalkan jaringan pada sman 6 luwu
dengan membagi bandwith pada setiap user dan membatasi pengguna. Pembagian
bandwith dan pembatasan pengguna yang ada pada sman 6 luwu sudah lebih
bagus dan tidak lambat lagi karena tidak adanya perebutan bandwith pada saat
pengaksesan jaringan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat
mengkaji lebih dalam lagi mengenai penelitian ini penerapan metode ndlc
(network development Life cycle) untuk mengoptimalkan jaringan Wireless pada
sman 6 luwu agar lebih efektif dalam pengelolaan system keamanan dan
manajemen bandwidth yang tepat pada setiap jaringan komputer.
67
DAFTAR PUSTAKA
Dirgaandi. 2015. Analisis Jaringan Wireless LAN dan Membangun Keamanan
Jaringan di UNCP. Skripsi tidak diterbitkan. Palopo: Program Studi
Informatika-UNCP.
Haryanto, Riadi. Jurnal Sarjana Teknik Informatika Volume 2 Nomor 2, Juni
2015.Pendidikan system studi informasi. Diakses pada tanggal 17. 2020.
Islamiyah. 2015. Analisis Jaringan LAN Menggunakan Mikrotik Router pada
Kantor desa walenrang. Skripsi tidak diterbitkan. Palopo: Program Studi
Informatika-UNCP
Kriyantono. 2005. Teori Penelitian Kualitatif. Graha ilmu. Yogyakarta
Madcoms. 2015.Membangun Sistem Jaringan Komputer. Andi.Yogyakarta.
Milzam.2014. Pengembangan Sistem Operasi Linux untuk Keamanan
Jaringan.Skripsi tidak diterbitkan.Palopo: Program Studi Informatika-
UNCP.
Novianto. 2011. Internet dalam Era Informasi. Andi. Yogyakarta
Prasetyo, Sutopo. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari
2018. Pendidikan prodi teknik industri. Diakses pada tanggal 17. 2020.
Pribadi.2013. Pengenalan Dasar Tools Nmap. Andi.Yogyakarta.
Rieffa nurrochma. E-journal.com. 2016. Pendidikan Teknologi TKJ. Diakses pada
tanggal 16. 2020.
Rudi kurniawan. Jurnal Ilmiah Betrik, Vol. 07, No.01, April 2016. Analisis dan
Implementasi Desain Jaringan Hotspot Berbasis Mikrotik Menggunakan
Metode NDLC (Network Development Life Cycle) pada BPU Bagas Raya
Lubuklinggau.Diakses pada tanggal 26. 2020.
Sandy Kosasi, JIKE Vol.1, No.2, Mei 2011:125-141. Penerapan Network
Development Life Cycle untuk Pengembangan Teknologi Thin Client pada
Pendidikan KSM Pontianak. Diakses pada tanggal 08. 2020.
Sulastri.2016. Analisa Perbandingan Kecepatan Unggahan dan Unduh pada SMA
Negeri 1 Bosso dan SMA Negeri 1 Walenrang. Skripsi tidak diterbitkan.
Palopo: Program Studi Informatika-UNCP
Towidjojo, R. 2013. Mikrotik Kung fu: kitab 2. Jasakom. Jakarta.
Wahana Komputer. 2014. Mikrotik Metode Virtualisasi. Andi. Semarang.
68
Yanti Abbas. 2018. Analisis Optimalisasi Jaringan Menggunakan Mikrotik Router
pada Kantor Bappeda Kabupaten Luwu. Skripsi tidak diterbitkan. Palopo:
Program Studi Informatika - UNCP
69
LAMPIRAN
70
Lampiran 1. Wawancara
NO Pertanyaan Hasil Wawancara
1
Jaringan apa yang digunakan pada
SMA Negeri 6 Luwu?
Jaringan wireless
2
Berapa kecepatan akses jaringan yang
digunakan pada SMA Negeri 6 Luwu?
20 Mbps
3
Masalah apa yang terjadi pada jaringan
wireless pada SMA Negeri 6 Luwu?
Terjadinya konektifitas
lambat loading
4
Apakah pada SMA Negeri 6 Luwu sudah
menggunakan metode NDLC untuk
mengoptimalkan jaringan wireless?
Belum
5
Berapa unit pc yang digunakan pada SMA
Negeri 6 Luwu?
6 buah pc
6
Perangkat-perangkat jaringan yang digunakan
pada SMA Negeri 6 Luwu?
Switch dan access point
7
Metode pemeliharaan perangkat keras jaringan
seperti apa yang digunakan pada SMA Negeri
6 Luwu?
Membersihkan setiap
perangkat dari debu
yang menumpuk
71
Lampiran 2. Dokumentasi
72