penerapan metode storytelling pembelajaran …
TRANSCRIPT
PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN
TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERCERITA PADA SISWA KELAS III SEKOLAH
DASAR NEGERI 187/X DESA BANGUN KARYA
SKRIPSI
Oleh
NURHARYADI
NIM. TPG. 141141
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN
TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERCERITA PADA SISWA KELAS III SEKOLAH
DASAR NEGERI 187/X DESA BANGUN KARYA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
NURHARYADI
NIM. TPG. 141141
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
ii
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Bismiillahirrohmannirrahim
Terimakasih kepada Allah SWT atas nikmat yang Engkau berikan sehingga skripsi
ini mampu hamba selesaikan dengan baik
Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta ayah wagito dan ibunda purwanti yang
selalu mensuport dan memotivasi
Terimakasih kepada kakek dan nenek yang selalu memberi semangat
Semua keluarga besarku, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini
Ibu, bapak dosen jurusan PGMI terimakasih atas segala bimbingan dan fasilitasnya
selama ini, terutama bapak habibuddin ritonga dan ibu yusria selaku pembimbing
yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan masukan terhadap skripsi ini serta
telah memberikan motivasi kepada saya
Kepada teman seperjuanganku PGMI B angkatan 2014 yang tidak bisa disebutkan
satu persatu
Serta sahabatku yang selalu mensuport dan berdoa untuk penyelesaian skripsi ini
vii
MOTTO
:(٦٨١)البقرة
Artinya: dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka
(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,
agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Q.S Al-Baqara: 186). ( Penerbit.
Lembaga Percetakan Al-Qur‟an Pemprov Jambi 2012 )
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang maha esa, yang telah
memberikan kesehatan jasmani maupun rohani sehingga peneliti dapat dan
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beriringan salam atas nabi Muhammad SAW
pembawa risalah pencerahan manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapat gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Penulis menyadari bahwa
penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi
baik moril maupun materil, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan khususnya kepada:
1. Bapak Dr.H.Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. Suaidi, M.A.Phd selaku wakil Rektor I UIN STS Jambi.
3. Bapak Dr.Hidayat, M.Pd selaku wakil Rektor II UIN STS Jambi.
4. Ibu Dr.Hj Fadila Husen,M.Pd selaku wakil Rektor III UIN STS Jambi.
5. Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruann
UIN STS Jambi.
6. Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd selaku wakil Dekan I Fakultas
Tarbiyah dan Keguruann UIN STS Jambi.
7. Bapak Dr. Zawaki Afdal jamil, M.Pd.I selaku wakil Dekan II Fakultas
Tarbiyah dan Keguruann UIN STS Jambi.
8. Bapak Dr. Kemas Imran, M.Pd.I selaku wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah
dan Keguruann UIN STS Jambi.
9. Bapak Dr. Mahluddin M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Bapak Drs.Shalahuddin,
M.Pd.I selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
ix
10. Bapak Drs. Habibuddin Ritonga, MA dan Ibu Dr. Yusria, M.Ag selaku
pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan
pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi tiada
hentinya hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
Jambi, Oktober 2018
Penulis
Nurharyadi
TPG.141141
x
ABSTRAK
Nama : Nurharyadi
NIM : TPG.141141
Jurusan/Prodi : PGMI
Judul : Penerapan Metode Storytelling Pembelajaran Tematik
Untuk Meningkatkan Keterampilan Bercerita Pada Siswa
Kelas III sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun Karya
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bercerita melalui metode
storytelling pada mata pelajaran tematik siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 187/X
Desa Bangun Karya. Jenis penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan model Kemmis dan Mc Taggart, tahapan-tahapan yang dilakukan meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta refleksi. Subjek penelitian yaitu siswa dan
guru wali kelas III SD Negeri 187/X Desa Bangun Karya yang berjumlah 21 siswa.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan, siklus II
terdiri dari 2 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan
strategi Storytelling dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas III. Hal
ini ditunjukkan berdasarkan peningkatan nilai rata-rata keterampilan bercerita pada
prasiklus, siklus I, siklus II. Peningkatan yang terjadi yaitu nilai rata-rata prasiklus
siswa 55.95, nilai rata-rata siklus 1 siswa meningkat 10.24 dengan rata-rata 66.19 dan
pada nilai rata-rata siklus II meningkat 10.71 dengan rata-rata 76.90.
Kata kunci: Peningkatan keterampilan Bercerita Melalui Metode Storytelling Pada
Pembelajaran Tematik
xi
ABSTRAC
Name : Nurharyadi
NIM : TPG.141141
Study Program : PGMI
Tittle : Application of Storytelling Method of Thematic
Learning to Improve Storytelling Skills in Class III
Students 187 / X Elementary School Village Bangun
Karya
This study aims to improve storytelling skills through storytelling methods in
thematic subjects in third grade students of 187 / X State Elementary School Desa
Bangun Karya. The type of this research is Classroom Action Research (CAR) with
the Kemmis and Mc Taggart models, the steps taken include planning, implementing,
observing, and reflecting. The research subjects were students and teacher of the third
grade guardian of SD Negeri 187 / X Desa Bangun Karya totaling 21 students. This
research was carried out in 2 cycles. Cycle I consists of 2 meetings, cycle II consists
of 2 meetings. The results showed that using Storytelling strategies could improve the
storytelling skills of third grade students. This is shown based on the increase in the
average value of storytelling skills in pre-cycle, cycle I, cycle II. The increase that
occurs is the average value of students' pre-cycle 55.95, the average value of cycle 1
of students increases by 10.24 with an average of 66.19 and the average value of
cycle II increases by 10.71 with an average of 76.90.
Keywords: Storytelling skills through Storytelling Method in Thematic Learning
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..….i
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………….…...ii
NOTA DINAS……………………………………………………………………….iii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………….iv
PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………………….…….v
PERSEMBAHAN……………………………………………………….…………..vi
MOTTO……………………………………………………………………….…….vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..….viii
ABSTRAK…………………………………………………………………………..x
ABSTRACT…………………………………………………………………………..xi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..….xii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………...…..xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………...xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………...3
C. Batasan Masalah………………………………………………………….3
D. Rumusan Masalah………………………………………………………..3
E. Tujuan Penelitian…………………………………………………………4
F. Manfaat Penelitian………………………………………………………..4
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Metode Pembelajaran Storytelling……………….……………6
B. Pembelajaran tematik…………………………………..………………10
C. Keterampilan Bercerita………………….……………………………...13
D. Kerangka Berpikir………………………………………………….…...16
E. Kajian Terdahulu…………………………………………………….….17
F. Hipotesis Tindakan…………………………………………………….. 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian………………………………………………………...20
B. Setting dan Subjek Penelitian……………………………………………20
C. Prosedur Umum Penelitian………………………………………………23
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan……………………………..…………...25
E. Instrumen pengumpulan Data……...………………………….…………25
F. Teknik Analisis Data...……………………………………….………….27
G. Jadwal Penelitian…………………………………………….…………..31
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………………….32
B. Temuan Penelitian…..…………………………………………………..37
C. Deskripsi Data…………………………………………………………..49
D. Interprestasi Hasil Analisis Data…………………………..……………56
E. Pembahasan……………………………………………………………. 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………61
B. Saran …………………………………………………………………….72
C. Kata Penutup…………………………………………………………….63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel3.1 Kisi-kisi Alat Pengumpulan Data………..……….….....………….…….26
Tabel3.2 Jadwal Penelitian ……………….………….……………………….……31
Tabel 4.1 Keadaan Sarana Pendidikan…………………..…………………….……34
Tabel 4.2Data Tenaga Pendidik di SDN No. 187/X …………………..……….….36
Tabel 4.3 Keadaan Siswa SDN No.187/X Bangun Karya ……………...………….37
Tabel 4.4 Kondisi Awal Keterampilan Bercerita Siswa….…………………….…..38
Tabel 4.5 Jadwal Perencanaan (Siklus I)……………………………..…………….40
Tabel 4.6 Hasil Observasi Siswa Siklus I……….…………………………..……..45
Tabel 4.7 Keterampilan Bercerita Siswa Siklus I………….……………...……….46
Tabel 4.8 Jadwal Perencanaan (Siklus II)…………………………………...……..49
Tabel 4.9 HasilObservasiSiklus II…………………………………….………… 53
Tabel 4.10 Keterampilan Bercerita Siswa Siklus II……………………………….. 55
Tabel 4.11 Persentase keterampilan bercerita …………………………….……… 57
Tabel 4.12 Skor keterampilan bercerita siswa …………………………………… 58
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1 Skema Kerangka Berpikir……………...………….…..……………….17
Gambar3.1 Desain Penelitian Kemmis dan McTaggart……………………..………21
Gambar4.1 StrukturOrganisasi…………….……………………………..…………35
Gambar4.2 Diagram Keterampilan Bercerita Siswa……………………..………….58
Gambar 4.3 Diagram Skor Keterampilan Bercerita Siswa …………………………59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. (Departemen pendidikan nasional, 2003,
hal.1).
Manusia adalah makhluk sosial, tindakan pertama dan paling penting
adalah tindakan sosial, suatu tindakan tepat saling menukar pengalaman, saling
mengemukakan dan menerima pikiran, serta bertukar informasi kepada orang lain.
Semua tindakan sosial tersebut tidak hanya dapat dilakukan dengan cara
berdiskusi yang pada umumnya bersifat formal, namun juga dapat dilakukan
dengan cara yang lebih ringan yakni saling bertukar cerita.
Tujuan bercerita itu sendiri adalah untuk memberikan informasi kepada
orang lain. Dengan bercerita seseorang akan dapat menyampaikan berbagai
pengalaman yang pernah dirasakan, dilihat, dialami, serta informasi dan
pengetahuan yang dimiliki. Bercerita juga dapat berfungsi sebagai cara seseorang
untuk mengungkapkan berbagai perasaan yang dirasakan, kemauan serta
keinginan untuk berbagi tentang pengalaman yang diperolehnya. Dengan saling
mengungkapkan perasaan, pengalaman, informasi, maka komunikasi di kehidupan
sosial pun akan berjalan dengan baik dan lancar. (Henry Tarigan, 2013, hal. 35).
Pada jenjang sekolah dasar khusunya pada siswa kelas III SD/MI, sudah
harus dibiasakan untuk mengasah keterampilan bercerita anak. Bagi siswa kelas
rendah, keterampilan bercerita haruslah mulai dikembangkan sejak dini. Pada
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dasarnya bercerita juga termasuk keterampilan yang bersifat produktif, karena
siswa akan dilatih untuk berpikir, menghasilkan ide, dan buah pikiran. (Yety
Mulyana, 2009, hal. 64)
Implikasi diterbitkannya peraturan pemerintah nomor 32 tentang
perubahan atas peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan ialah perubahan model pendekatan pembelajaran yang
dilakukan di sekolah dasar. Pendekatan pembelajaran tersebut adalah
pembelajaran terpadu atau yang sering disebut sebagai tematik integrative.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan yang menintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran dalam berbagai tema.
Di SDN 187/X Desa Bangun Karya, siswa kelas III dirasa belum mampu
untuk menerapkan keterampilan bercerita. Banyak siswa yang masih kesulitan
jika diminta untuk bercerita secara lisan di depan kelas. Hal ini terlihat pada saat
proses pembelajaran di kelas III SDN 187/X Desa Bangun Karya sedang
berlangsung, keterampilan bercerita siswa kelas III dirasa masih sangat kurang,
siswa cenderung tidak memiliki keberanian untuk bersuara di depan kelas.
Di kelas III tersebut terdapat 21 siswa, dari 21 siswa hanya ada beberapa
siswa yang memiliki keterampilan bercerita yang baik serta berani bercerita di
depan kelas. Dengan demikian hanya sedikit siswa yang mendapat hasil sangat
memuaskan dengan nilai di atas KKM, sedangkan sebagian siswa lainnya tidak
berani sama sekali bercerita di depan kelas sehingga nilainya sangat kurang / jauh
di bawah KKM yang ditentukan yaitu 70.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
peneliti menetapkan alternative tindakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan menggunakan suatu model pembelajaran kooperatif yang
dapat meningkatkan aktivitas siswa, keterampilan guru dan hasil belajar siswa
dalam meningkatkan keterampilan bercerita.
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Peneliti telah menganalisis beberapa model pembelajaran kooperatif yang
sesuai dan relevan dengan bidang kajian pembelajaran tema peristiwa
menyenangkan yaitu menggunakan model/strategi pembelajaran Storytelling.
Metode pembelajaran storytelling itu sendiri merupakan sebuah upaya yang
dilakukan supaya siswa mampu menyampaikan isi perasaan, buah pikiran atau
sebuah cerita secara lisan.
Dari ulasan latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan penelitian
tindakan kelas berjudul “Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan
Keterampilan Bercerita Siswa Kelas III SDN 187/X Desa Bangun Karya”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pokok masalah yang dikemukakan pada latar belakang
masalah, dapat diduga akan muncul berbagai masalah penelitian. Oleh sebab itu
masalah dalam penelitian ini perlu diidentifikasi sebagai berikut :
1. Siswa masih kesulitan dalam bercerita di depan kelas.
2. Siswa cenderung pasif pada saat proses belajar mengajar berlangsung
sehingga proses belajar masih kurang efektif.
3. Guru tidak memanfaatkan model dan media pembelajaran yang
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa kesulitan
bercerita serta pembelajaran pun menjadi kurang menarik minat siswa .
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari luasnya masalah yang dikaji, maka peneliti memberikan
batasan masalah sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran yang menggunakan Metode storytelling untuk
meningkatkan keterampilan bercerita pada kelas III.
2. Meningkatkan kualitas hasil keterampilan bercerita siswa kelas III SDN
187/X Desa Bangun Karya
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembelajaran tematik dengan menggunakan metode
storytelling di kelas III SDN 187/X Desa Bangun Karya ?
2. Apakah dengan menggunakan metode storytelling dapat meningkatkan
keterampilan bercerita siswa SDN 187/X Desa Bangun Karya?
E. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan metode storytelling dalam meningkatkan
keterampilan bercerita di kelas III SDN 187/X Desa Bangun Karya.
2. Untuk mengetahui keterampilan bercerita siswa SDN 187/X Desa Bangun
Karya setelah menggunakan metode storytelling.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaaat Teoritik
Penelitian ini bermanfaat sebagai khasanah ilmu atau teori pendidikan
bahasa Indonesia di sekolah dasar khususnya pembelajaran cerita dongeng
bagi kelas III.
2. Manfaat Praktik
a. Bagi peneliti; Peneliti memperoleh pengalaman dan pengetahuan
mengenai cara belajar dengan menggunakan metode storytelling ,
dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan kemampuan dalam
merencanakan pembelajaran sehingga dapat memilih model dan media
pembelajaran maupun sebagai alternatif dalam pemecahan masalah
menyimak cerita dongeng.
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Bagi sekolah; Sebagai bahan kajian guru untuk mengetahui seberapa
besar peningkatan keterampilan menyimak dongeng melalui metode
storytelling.
c. Bagi guru; Dapat dijadikan saran untuk mengevaluasi dan
memperbaiki pembelajaran yang sudah berlangsung, membantu untuk
menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran, dan menabah wawasan
guru dalam memilih model dan media pembelajaran.
d. Bagi siswa; Memotivasi siswa agar aktif dalam pembelajaran
menyimak, menciptakan pembelajaran siswa yang menyenangkan.
e. Bagi pembaca; Menambah wawasan dan khazanah pengetahuan dalam
pembelajaran cerita dongeng, serta hasil penelitian ini dapat digunakan
pembaca sebagai bahan rujukan jika melakukan penelitian dengan
judul yang sama atau terkait dengan penelitian ini.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaran Storytelling
1. Pengertian Metode Pembelajaran Storytelling
Menurut kamus Echols (Aliyah.2011), Storytelling terdiri atas dua
kata Story berarti cerita dan telling berarti penceritaan, penggabungan dua
kata Storytelling berarti penceritaan cerita atau menceritakan cerita. selain
itu, Storytelling disebut juga bercerita atau mendongeng,mendongeng
ialah bercerita berdasarkan tradisi lisan. Storytelling merupakan usaha
yang dilakukan oleh pendongeng dalam menyampaikan isi perasaan, buah
pikiran atau sebuah cerita kepada anak-anak secara lisan.
Menurut Bachir (Aliyah.2011), menyatakan bahwa Storytelling
berarti bercerita, bercerita ialah menuturkan sesuatu yang mengisahkan
tentang perbuatan atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan
dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang
lain.
Menurut Burhan Nurgiyanto, Bercerita merupakan salah satu
bentuk tugas kemampuan berbicara yang bertujuan untuk
mengungkapkan kemampuan berbicara siswa yang bersifat pragmatis.
Ada dua unsur yaitu linguistic dan unsur apa yang diceritakan. Ketepatan
ucapan, tata bahasa, kosakata, kefasihan dan kelancaran, menggambarkan
bahwa siswa memiliki kemampuan berbicara yang baik.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
storytelling adalah kegiatan bercerita atau menuturkan tentang suatu
peristiwa, dan disampaikan secara lisan yang bertujuan membagikan
pengetahuan kepada orang lain.
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menurut Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5
kompenen strategi pembelajaran,yaitu :
a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem
pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada
bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas
materi pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan pendahuluan
yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. Cara guru memperkenalkan materi
pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-
hari atau cara guru meyakinkan apa manfaat mempelajaran pokok
bahasan tertentu akan sangat mmpengaruhi motivasi belajar peserta
didik.
b. Penyampaian Informasi
Dalam kegiatan ini guru juga harus memahami dengan baik
situasi dan kondisi yang dihadapinya. Dengan demikian, informasi
yang disampaikan dapat diserap oleh peserta didik dengan baik.
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyamapain informasi
adalah urutan, ruang lingkup dan jenis materi.
c. Partisipasi Peserta Didik
Berdasarkan prinsip student centered , pesert didik merupakan
pusat dari suatu kegiatan belajar. Hal ini deikenal dengan istilah
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan dari SAL
(student active training). Yang maknanya adalah bahwa proses
pembelajaran akan lebih berhasil apabila pesrta didik secara aktif
melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan
pembelajaran yang di tetapkan (Dick dan Carey, 1978, hal 108).
Terdapat hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta
didik.
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Tes
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan
pembelajaran setelah peserta didik malaui berbagai proses
pembelajaran. Penyampaian informasi berupa materi pembelajaran
pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan
latihan atau praktik.
e. Kegitan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari hasil
kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan
baik oleh guru. Dalam, kenyataannya setiap kali setelah tes terdapat
peserta didik yang berhasil dengan bagus atau diatas rata-rata, (a)
hanya menguasai sebagaian atau cenderung di rata-rata tingkat
penguasaan yang diharapkan dapat dicapai, (b) peserta didik
seharusnyan menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai
konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.
2. Manfaat Metode Pembelajaran Storytelling
Berbicara mengenai storytelling sungguh banyak manfaatnya. Tak
hanya bagi anak-anak tetapi juga bagi orang yang mendongengkannya.
Menurut Hibana manfaat dari kegiatan mendongeng ini antara lain adalah
( Kusmiadi. 2008) :
a. Menumbuhkan minat baca.
b. Membangun kedekatan dan keharmonisan.
c. Media pembelajaran.
d. Mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak.
e. Mengembangkan kemampuan berbicara anak.
f. Mengembangkan daya sosialisasi anak.
g. Sarana komunikasi anak dengan orangtuanya.
h. Media terapi anak-anak bermasalah.
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Storytelling
Metode pembelajaran storytelling menekankan pada aktivitas siswa
(student centered). Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator, motivator,
dan mediator dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Siswa akan
bekerja secara berpasangan bersama kelompoknya, dan dalam pembagian
tugasnya masing-masing siswa memiliki tanggung jawab sendiri untuk
menyelesaikan bagiannya masing-masing (Anita Lie.2008.Hal.5-
6). Dalam melakukan metode storytelling ini ada beberapa yang langkah
yang harus dilakukan oleh pendidik yaitu :
a. Pengajar menyiapkan media pembelajaran berupa “teks bacaan
bergambar” untuk pembelajaran yang akan berlangsung. Media
pembelajaran ini di berikan sebagai panduan siswa dalam melakukan
kegiatan bercerita pada saat pembelajaran.
b. Pengajar membagikan media pembelajaran berupa “teks bacaan
bergambar” kepada siswa.
c. Siswa membaca “teks bacaan bergambar” tersebut dengan seksama.
d. Pengajar mendemonstrasikan cara bercerita dengan baik di depan
kelas.
e. Siswa memberikan tanggapan terhadap demonstrasi yang pengajar
lakukan.
f. Siswa maju secara bergantian untuk bercerita tentang peristiwa
menyenangkan mereka, dengan bahasa masing-masing.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Storytelling
Kelebihan dari metode pembelajaran storytelling ini adalah
(Mualifah.2013.Hal.99-100) :
a. Pembelajaran terpusat pada siswa (student centered).
b. Membantu mengembangkan imajinasi dan kreatifitas
c. Melatih daya tangkap, daya pikir dan konsentrasi
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Meningkatkan minat baca anak.
e. Menambah sejumlah pengetahuan sosial, moral dan lain-lain
f. Melatih keberanian anak dalam berkomunikasi di depan umum
g. Mengembangkan aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik
Setiap kelebihan pasti ada kekurangan dari metode ini
adalah (Mualifah.2013.hal. 99-100):
a. Membutuhkan banyak waktu.
b. Susah di aplikasikan kepada siswa yang minder dan tidak
memiliki keberanian melakukan komunikasi di hadapan
teman serta gurunya.
c. Terkadang cerita tidak sesuai topik yang telah ditentukan.
B. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan
dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya
pendidik untuk membantu peserta melakukan kegiatan belajar. Tujuan
pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar
yang dilakukan peserta didik. (Isjoni. 2012. Hal. 11).
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam
pembelajaran terpadu yang merupaka suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa, baik, secara individu maupun kelompok, aktif
menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara
holistic, bermakna.dan autentik. (Rusman. 2014. hal. 254).
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.Tema adalah
pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pembicaraan. (Abdul
Majid, 2014, hal. 80).
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Landasan Pembelajaran Tematik
Landasan pembelajaran tematik disekolah dasar meliputi landasan
sebagai berikut :
a. Secara filosofi
Kemunculan pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga
aliran filsafat berikut: (1) progresivisme, (2) kontruktivisme, (3)
humanism. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran
perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian
sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan memperhatikan
pengalaman siswa. Aliran kontruktivisme melihat pengalaman
langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Aliran
humanisme melihat siswa dari segi keunikannya/kekhasannya,
potensinya dan motivasi yang dimilikinya.
b. Landasan psikologis
Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan
isi materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar
tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik, Melalui pembelajaran tematik
diharapkan adanya perubahan prilaku siswa menuju kedewasaan,
baik fisik, mental/intelektual, moral maupun sosial.
c. Landasan Yuridis
Dalam UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajarannya dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). Dalam
UU No.23 tahun 2002 tentang SISDIKNAS dinyatakan bahwa
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya (Bab V Pasal 1-b). (Rusman, 2014, hal. 255-256).
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Tahap-Tahap Pembelajaran Tematik
a. Menentukan Tema
Tema dapat ditetapkan oleh pengambilan kebijakan guru atau
ditetapkan bersama dengan peserta didik.
b. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum
Pada tahap ini guru harus mampu mendesain tema pembelajaran
dengan cara terintegrasi sejalan dengan tuntutan kurikulum, dengan
mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
c. Mendesain rencana pembelajaran
Tahapan ini mencakup pengorganisasian sumber belajar, bahan
belajar, media belajar, termasuk kegiatan ekstrakulikuler yang
bertujuan untuk menunjukan suatu tema pembelajaran yang
terjadidalam kehidupan nyata.
d. Melaksanakan aktivitas belajar.
4. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di SD/MI, pembelajaran tematik
memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa
b. Memberikan pengalaman langsung
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
e. Bersifat fleksibel
f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
(Abdul Majid, 2014, hal. 87-88).
5. Manfaat pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di SD/MI, pembelajaran tematik
memiliki manfaat sebagai berikut:
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak
didik.
b. Memberikan pengalaman langsung dan kegiatan belajar mengajar
yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak
didik.
c. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan
bermakna
d. Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan
persoalan yang dihadapi
e. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerjasama
f. Memiliki sifat toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap
gagasan orang lain
g. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan
yang dihadapi dalam lingkungan anak didik. (Abdul Majid,2014,
hal. 92-93).
C. Keterampilan Bercerita
1. Pengertian Keterampilan Bercerita
Pada hakikatnya, keterampilan merupakan ilmu yang secara
lahiriah ada di dalam diri manusia dan perlu dipelajari secara mendalam
dengan mengembangkan keterampilan yang dimiliki. Keterampilan sangat
banyak dan beragam, semua itu bisa dipelajari bukan hanya untuk
pengetahuan keterampilan saja, akan tetapi juga sebagai pembuka inspirasi
bagi orang yang mau memikirkannya.
Sedangkan bercerita merupakan suatu kebiasaan yang sejak dahulu
tidak pernah ditinggalkan. Beberapa anak yang telah membaca cerita akan
siap jika diminta untuk menceritakan kembali cerita tersebut, terlebih jika
cerita itu mengesankan untuk mereka. Oleh sebab itu, guru harus mampu
memanfaatkan minat siswa dalam hal bercerita tersebut.Minat anak untuk
menceritakan kembali cerita yang telah selesai mereka baca, harus
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dikembangkan sejak usai dini supaya minat tersebut tidak redup seiring
berjalannya waktu. (Rahmanto, B 2005 .hal. 113).
Sebagian guru beranggapan bahwa aktivitas menceritakan kembali
sebuah cerita ini hanyalah sekedar hafalan. Bila diarahkan dengan baik,
sebenarnya menceritakan kembali sebuah cerita, merupakan kegiatan yang
dapat memberikan siswa banyak pengalaman yang berharga. Supaya
kegiatan bercerita tidak monoton, guru hendaknya mengarahkan siswa
agar tidak hanya mengemukakan fakta-fakta pokok yang ada dalam cerita,
namun juga membuat cerita itu menjadi hidup. (Rahmanto, B. 2005 .hal.
113).
Bercerita merupakan suatu kegiatan yang produktif, karena
dalam kegiatan bercerita, seseorang akan melibatkan pikiran,
keberanian, kesiapan mental, pelafalan yang jelas sehingga cerita
tersebut dapat dipahami dengan baik oleh orang lain. Tujuan bercerita
itu sendiri adalah untuk memberikan informasi kepada orang lain.
Dengan bercerita seseorang akan dapat menyampaikan berbagai
pengalaman yang pernah dirasakan, dilihat, dialami, serta informasi dan
pengetahuan yang ia miliki. Bercerita juga dapat berfungsi sebagai cara
seseorang untuk mengungkapkan berbagai perasaan yang ia rasakan,
kemauan serta keinginan untuk berbagi tentang pengalaman yang
diperolehnya. Dengan saling mengungkapkan perasaan, pengalaman,
informasi, maka komunikasi di kehidupan sosialpun akan berjalan
dengan baik dan lancer. (Henry Guntur Tarigan.2013. hal. 35)
Jadi dapat dinyatakan bahwa bercerita merupakan salah satu
keterampilan dalam berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki
tujuan untuk saling memberikan informasi dengan cara menyampaikan
berbagai macam pengalaman, ungkapan, perasaan, dan segala sesuatu
yang pernah dialami, dilihat, dirasakan, maupun dibaca.
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Tujuan Bercerita
Bercerita memiliki tujuan untuk saling bertukar informasi serta
berkomunikasi dengan orang lain di sekitar. Dalam bercerita, seseorang
harus memahami maksud dari cerita yang ingin disampaikan atau
dikomunikasikan tersebut.Sementara itu, terdapat tiga tujuan umum dari
kegiatan bercerita, yakni:
a. Melaporkan dan memberikan informasi
b. Menjamu atau menghibur, di dalamnya terdapat dapat meninggalkan
kesenangan pribadi.
c. Membujuk, mendesak dan meyakinkan. bertujuan jika kita ingin
melakukan tindakan atau aksi.
Oleh sebab itu dapat dinyatakan bahwa tujuan dari bercerita itu
sendiri adalah kegiatan untuk saling bertukar informasi, perasaan,
pengalaman kepada orang lain dengan cara melaporkan dan
memberikan informasi, menjamu atau menghibur, dan membujuk.
3. Manfaat Bercerita
Banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dari kegiatan bercerita,
khususnya bercerita peristiwa menyenangkan. Ditinjau dari beberapa
aspek menyatakan bahwa manfaat bercerita adalah sebagai berikut:
a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak
b. Menyalurkan imajinasi dan fantasi anak
c. Memacu kemampuan verbal anak
d. Merangsang minat membaca dan berkomunikasi anak
e. Memperluas informasi dan pengetahuan anak. (Nur Jariyah. 2013. Hal.
13)
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Bercerita
a. Faktor Keberhasilan Keterampilan Bercerita
Bercerita merupakan salah satu contoh kegiatan untuk
menyampaikan pesan, informasi ataupun pengetahuan kepada orang
lain secara lisan. Dalam menyampaikan pesan atau informasi seseorang
harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat menunjang
keefektifan bercerita, khususnya bercerita peristiwa menyenangkan.
Faktor yang harus diperhatikan dalam menunjang keefektifan
bercerita tersebut adalah sebagai berikut :
1) Faktor kebahasaan, yang di dalamnya meliputi: (1)
ketepatan dalam melafalkan kalimat, (2) ketepatan
penggunaan kalimat, (3) intonasi suara dan durasi, (4)
pemilihan kata yang tepat, (5) ketepatan materi atau topik.
2) Faktor nonkebahasaan, meliputi:(1) sikap yang wajar,
tenang, dan tidak kaku, (2) pandangan harus diarahkan pada
lawan bicara, (3) menghargai pendapat orang lain, (4)
gerak-gerik dan ekspresi yang tepat,(5) kenyaringan
suara, (6) penalaran, (7) penguasaan topik. ( Nur Jariyah.
2013. Hal. 18-19)
b. Faktor Penghambat Keterampilan Bercerita
Sedangkan, faktor yang menghambat dalam keefektifan
keterampilan bercerita, khususnya keterampilan bercerita peristiwa
menyenangkan yaitu:
1) Faktor fisik, merupakan faktor yang ada dalam diri sendiri
maupun faktor yang berasal dari luar,
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2) Faktor media, terdiri dari faktor linguistik dan faktor
nonlinguistik (misalnya irama, ucapan dan isyarat gerak tubuh). (
Nur Jariyah. 2013. Hal. 19 )
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
D. Kerangka berpikir
Pembelajaran Tematik pada kelas III Sekolah Dasar Negeri 187/IV Desa
Bangun Karya khususnya dalam aspek keterampilan bercerita sampai saat ini
cenderung masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional.
Gambar 2.1
Skema kerangka berpikir
Gurubelum
menggunakan
media
Guru belum
menggunakan
metode
storytelling
Kondisi awal
Siswa malu untuk bercerita
didepan kelas
Diberi tindakan
dengan metode
storytelling
Kondisi akhir
Siswa sudah percaya diri untuk
bercerita didepan kelas
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
E. Studi Relevan
Pada dasarnya suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian lain yang
dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan penelitian. Dalam penelitian
ini, digunakan data penelitian terdahulu sebagai telaah pustaka yang berkaitan
dengan penelitian ini diantaranya :
penelitian oleh Intan Janiar yang berjudul ” Peningkatan kemampuan
berbicara menggunakan metode storytelling di sekolah dasar ”. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan berbicara dengan
menggunakan metode storytelling di kelas V SDN 05 Pontianak Timur
Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Bentuk
penelitian tindakan kelas serta bersifat kolaboratif. Tempat penelitian berlangsung
di SDN 05 Pontianak Timur, subyek penelitian adalah siswa kelas V yang
berjumlah 41 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan dan pencermatan
dokumen, alat yang digunakan adalah lembar pengamatan dan pencermatan
dokumen yang berupa IPKG 2 dan kemampuan berbicara siswa. Penelitian ini
dilakukan dalam 2 siklus denga hasil akhir penelitian yang diperoleh yaitu pada
siklus I aspek kebahasaan 32,5% aspek nonkebahasaan 18% pada siklus II aspek
kebahasaan 77,5% aspek nonkebahasaan 62,6%. Dari data yang diperoleh dapat
disimpulkan terjadi peningkatan kemampuan berbicara siswa pada aspek
kebahasaan dan aspek non kebahasaan.
Penelitian yang lain juga di lakukan oleh Rosalina Rizki Pratiwi yang
berjudul ” Penerpan metode storytelling untuk meningkatkan keterampilan
berbicara siswa kelas II SDN S4 Bandung”. Penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas menegenai penerepan metode storytelling dalam meningkatkan
keterampilan berbicara siswa kelas II sekolah dasar. Latarbelakang penelitian ini
ini dikarenakan keterampilan berbicara siswa kelas II SD masih rendah. Penelitian
ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kecamatan Sukajadi sebanyak 23 siswa, langkah-langkah pembelajaran dengan
metode storytelling terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahapan membuka atau
mengawali kegiatan, tahapan saat bercerita, dan tahapan menutup cerita dan
evaluasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa setiap siklusnya mengalami
peningkatan. Hal ini dilihat dari penilaian keterampilan berbicara siswa pada
siklus I yaitu sebesar 71 dan siklus II 80,4. Tingkat ketuntasan pada siklus I
sebesar 60,9% dan pada siklus II sebesar 87%. Dari penerapan siklus I dan siklus
II keterampilan belajar siswa mengalami peningkatan 26,1%. Berdasarkan hasil
penelitian di atas dapat disimpulkan bahawa metode storytelling dapat
meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
Temuan ini dikuatkan oleh hasil peneletian Ni luh Putu Evytasari Pebriani
berjudul ” Pengaruh Metode storytelling terhadap keterampilan berbicara siswa
kelas V kecamatan Buleleng ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan keterampilan berbicara antara kelompok siswa yang dibelajarkan
dengan metode storytelling dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode
konvesional pada siswa kelas V kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir sebagaimana telah diuraikan
di atas berikut ini dapat dijadikan hipotesis yang dirumuskan, peningkatan
keterampilan bercerita melalui metode pembelajaran storytelling pada mata
pelajaran Tematik kelas III di sekolah dasar negeri 187/X Desa Bangun Karya.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
187/X Desa Bangun Karya Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini di Sekolah Dasar Negeri 187/X Bangun
Karya dilaksanakan pada dari bulan 7 sampai bulan 8 tahun ajaran 2018 .
Dan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena
PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar
mengajar yang efektif di kelas.
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Sekolah Dasar
Negeri 187/X Bangun Karya kelas III dengan jumlah 21 siswa, laki-laki 11
orang dan perempuan 10 orang
B. Rancangan Tindakan
Desain atau rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). PTK adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru didalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik, dan hasil belajar siswa meningkat. (Hamzah B Uno, Dkk, 2011, Hal 41).
Tujuan penelitian Tindakan Kelas (PTK) di antaranya meningkatkan
kualitas pendidikan atau pengajaran yang diselenggarakan oleh guru atau
peneliti itu sendiri sehingga tidak ada lagi permasalahan di kelas. ( Mahmud,
2011, hal.201)
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian
bersiklus yang terdiri dari 4 tahapan. Tahapan tersebut adalah perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun penelitian tindakan kelas menurut
Kemmis Dan Mc Taggart yaitu mudah dipahami dan banyak dipakai oleh
peneliti terdahulu. Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc Taggart
Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Kunanndar, penelitian tindakan
kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri
dari empat momentum asensial yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan tahap dimana peneliti menjelaskan apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan
(Suharsimi Arikunto Dkk 2014, hlm. 17). Pada tahap ini peneliti
mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan diteliti, menetapkan
alasan mengapa penelitian dilakukan untuk mengatasi masalah, membuat
rincian rancangan tindakan seperti menyusun rencana pelaksanaan
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pembelajaran (RPP), merancang media yang akan digunakan, menyiapkan
angket, menyiapkan lembar pengamatan, menyusun kisi-kisi soal, membuat
tes evaluasi dan formatif, serta menetapkan indicator keberhasilan.
2. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas
(Suharsimi Arikunto dkk, 2014, hlm. 18). Pada tahap ini, rancangan strategi
dan skenario pembeajaran akan diterapkan. skenario atau rancangan tindakan
yang akan dilakukan menjelaskan tentang:
a. Langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan
b. Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru
c. Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh siswa
d. Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan
cara menggunakannya
e. Jenis instrument yang akan digunakan untuk pengumpulan
data/pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana
menggunakannya. (Suharsimi Arikunto Dkk, 2014, hlm. 77).
3. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan merupakan kegiatan pengamatan (pengumpulan data) yang
selanjutnya dikaji secara menyeluruh untuk mengukur seberapa jauh efek
tindakan dalam mencapai sasaran. Pengamatan dilaksanakan bersamaan
dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, peneliti (atau guru apabila
ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal
yang diperlukan dapat berupa data kuantitatif (hasil teks, kuis, presentasi, nilai
tugas, dan lain-lain) atau data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa,
antusias siswa dan lain-lain. (Suharsimi Arikunto Dkk, 2014, hlm. 78)
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilaksanakan kegiatan mengevaluasi dan menganalisis hasil pengamatan untuk
mengukur keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Hasil refleksi digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk menentukan
tindakan selanjutnya. Apabila masih ditemukan beberapa kekurangan dan
belum sesuai dengan indicator keberhasilan maka hasil refleksi akan
digunakan sebagai acuan untuk menyusun perencanaan pada siklus
berikutnya. Jika hasil penelitian pada siklus I belum memenuhi indicator
keberhasilan maka hasil tersebut akan ditingkatkan pada siklus berikutnya.
C. Prosedur Umum Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Pengkatagorian penelitian ini ke dalam penelitian sesuai dengan
model Kemmis dan Mc.Taggart. tiap siklus atau putaran terdiri dari empat tahap
yaitu perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing),
dan refleksi (reflecting). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan guru kelas III Sekolah Dasar Negeri 187/X Bangun karya dikelasnya
sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kenerjanya
sehingga keterampilan bercerita siswa meningkat. Dalam pelaksanaannya,
penelitian ini bersifat kalaboratif bersama teman, guru sebagai upaya bersama
untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan.
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus
yaitu siklus yang pertama dan kedua di antaranya:
1. Tahap Perencanaan
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai indikator dan
scenario pembelajaran dengan menggunakan metode storytelling
b. Mempersiapkan media pembelajaran berupa teks cerita
c. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar penilaian unjuk kerja.
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Menyiapkan lembar penilaian observasi untuk mengamati aktivitas siswa.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Guru melaksanakan apersepsi
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru menjelaskan apa itu metode storytelling
d. Siswa mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru
e. Guru bertanya kepada siswa tentang kepahaman metode storytelling
f. Guru memberikan Teks cerita
g. Guru mencontohkan cara bercerita Siswa memperhatikan guru yang
sedang bercerita
h. Setelah itu guru menyuruh siswa membaca teks cerita yang sudah
diberikan
i. Guru menyuruh siswa menceritakan kembali di depan kelas
j. Guru menyimpulkan pelajaran hari ini bersama siswa
k. Guru menutup pelajaran
3. Tahap Observasi
a. Pada saat menggunakan metode pembelajaran storytelling
b. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengobservasi tingkat
keterampilan siswa dalam menyampaikan cerita.
4. Tahap Refleksi
a. Dalam pelaksanaan siklus pertama sudah sesuai dengan sintaks
pembelajaran dengan menggunakan metode storytelling siswa sudah
mempergunakan dengan baik.
b. Semangat dan aktivitas siswa pada siklus kedua ini sudah mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat
siswa yang memiliki motivasi belajar setidaknya 75% dari 21 yaitu 15 orang
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan atau ketuntasan belajar dilihat
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
berdasarkan hasil tes yang diperoleh siswa. Siswa yang dikatakan berhasil atau
tuntas apabila setiap siswa mencapai skor 70% - 100% atau 70, sesuai dengan
standar KKM yang telah ditentukan dalam pembelajaran tersebut yaitu 70.
E. Instrument Pengumpulan Data
Adapun pengertian storytelling menurut beberapa ahli:Menurut Echols
(Aliyah.2011), Storytelling terdiri atas dua kata Story berarti cerita dan telling
berarti penceritaan,penggabungan dua kata Storytelling berarti penceritaan cerita
atau menceritakan cerita. selain itu, Storytelling disebut juga bercerita atau
mendongeng, mendongeng ialah bercerita berdasarkan tradisi lisan. Storytelling
merupakan usaha yang dilakukan oleh pendongeng dalam menyampaikan isi
perasaan, buah pikiran atau sebuah cerita kepada anak-anak secara lisan.
Menurut Bachir (Aliyah.2011), menyatakan bahwa Storytelling berarti
bercerita, bercerita ialah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang
perbuatan atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan
membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain..
Menurut Burhan Nurgiyanto, Bercerita ialah salah satu bentuk tugas
kemampuan berbicara yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan
berbicara siswa yang bersifat pragmatis. Ada dua unsur yaitu linguistic dan unsur
apa yang diceritakan. Ketepatan ucapan, tata bahasa, kosakata, kefasihan dan
kelancaran, menggambarkan bahwa siswa memiliki kemampuan berbicara yang
baik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
storytelling adalah kegiatan bercerita atau menuturkan tentang suatu peristiwa,
dan disampaikan secara lisan dengan alat atau tanpa alat yang bertujuan
mengungkapkan kemampuan berbicara dan membagikan pengetahuan kepada
orang lain.
Pada metode storytelling ini, pembelajaran lebih ditekankan untuk melatih
kemampuan anak untuk bercerita, serta untuk mengembangkan daya kesadaran
dan memperluas imajinasi anak tersebut.
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.1 kisi-kisi alat pengumpulan data metode storytelling
No Aspek Indikator skor
1. Kemampuan
berbicara
a. Siswa mampu
berbicara bahasa yang
baik
b. Siswa memiliki
kefasehan berbicara
c. Siswa lancar dalam
berbicara
d. Mengusai kosakata
yang baik
e. Intonasi suara dan
durasi
10
10
10
10
2. Menceritakan cerita a. Siswa mampu
bercerita dengan baik
b. Menguasai isi cerita
c. Ekpresi yang tepat dan
sesuai dengan isi cerita (
sedih, bahagia )
d. Memiliki sikap yang
wajar, tenang dan tidak
kaku
e. Pandangan harus di
arahkan pada lawan
bicara
10
10
10
10
Jumlah 100
Berdasarkan definisi konseptual dan operasional Storytelling di atas, maka
penulis menggunakan instrument berupa metode wawancara, observasi,
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dokumentasi, dan catatan lapangan sebagai alat pengambilan data dalam tindakan
penelitian. Adapun metode tersebut yaitu :
a. IPD observasi: menggunakan lembar pengamatan untuk mengukur tingkat
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
b. IPD tes, menggunakan lembar kerja atau butir soal untuk mengukur hasil
belajar siswa
c. IPD wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui
pendapat atau sikap tentang pembelajaran tematik dengan menggunakan
strategi pembelajaran Storytelling.
d. IPD dokumentasi: menggunakan lembar hasil pengamatan. Silabus, RPP.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan ke dalam kategori, menjabarkan ke
unit-unit, melakukan sistesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. (Sugiyono, 2010, Hal, 334)
Untuk menganalisa data dalam penelitian ini digunakan teknik analisis
data kualitatif dan kuantitatif.
1. Teknik Analisis Kualitatif
Dalam penelitian tindakan kelas ini, analisis data kualitatif dilakukan
secara deskriptif difokuskan secara proses di lapangan bersamaan dengan
pengumpulan data. Analisis selama di lapangan dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam periode
tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap
jawaban yang diwawancarai, setelah dianalisis belum memuaskan, maka
peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, diperoleh
data yang dianggap kredibel. (Sugiyono,2010, Hal. 335)
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Analisis data yang digunakan adalah analisis model interaktif yang
merupakan interaksi dari 3 komponen utama yaitu :
a. Reduksi Data
Merupakan proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi data
mentah menjadi data yang bermakna. Data yang diseleksi untuk digunakan
dan mendukung dalam penelitian ini adalah hasil observasi sikap siswa dan
hasil belajar sebelum tindakan, hasil wawancara dengan guru dan siswa, dan
hasil observasi terhadap kegiatan guru dan siswa, serta keaktifan siswa.
b. Sajian data
Data yang sudah terkumpul dan terseleksi kemudian di kelompokkan
dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis data supaya makna peristiwanya
menjadi lebih jelas dipahami. Sajian data dalam penelitian ini disajikan dalam
bentuk paparan naratif, tabel, dan grafik.
c. Penarikan simpulan/verifikasi
Simpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan sajian
data. Penarikan simpulan dilakukan sebagai proses pengambilan intisari dan
sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat
yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas.
Dalam analisis data ini penulis akan mengambil data tentang hasil
observasi keterampilan berbicara siswa, yang dapat diambil melalui:
Presentase respon siswa =
x 100 %
Dimana : a = proporsi siswa yang terampil berbicara
b = jumlah siswa (keseluruhan)
Dengan penilaian :
0 – 19 = tidak terampil
20 – 59 = kurang terampil
60 – 69 = cukup terampil
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
70 – 79 = terampil
80 – 100 = terampil sekali
Sedangkan hasil observasi aktivitas guru diberikan nilai sebagai berikut (
Trianto, 2011, hal.63)
1 = kurang baik 3 = baik
2 = cukup baik 4 = baik sekali
2. Teknik Analisis Kuantitatif
Data kuantitatif (hasil belajar siswa) akan dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis statistic sederhana. Analisis data hasil belajar
siswa dapat dilihat dari yang diperoleh melalui hasil tes.
Skor =
x 100
Ket :
B = jumlah butiran dijawab benar
N = banyak butiran soal.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus :
= X
Ket :
= jumlah semua nilai siswa
= jumlah siswa.
= nilai rata-rata
Nilai ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan
menggunakan :
P = ( )
Siswa yang tuntas belajar dengan penilaian
0 – 2 = sangat rendah
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2 – 4 = rendah
6 – 6 = cukup tinggi
6 – 8 = tinggi
8– 10 = sangat tinggi
G. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan penelitian maka penulis
menggunakan kegiatan yang terjadwal, yaitu dari bulan Juli 2018 sampai
Agustus 2018. Rencana waktu ini masih bersifat tentative, artinya dapat berubah
berdasarkan situasi dan kondisi secara teknis administrative kondisi lapangan.
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.2
NO Jenis Kegiatan
Penelitian
Bulan
Oktober
2017
Februari20
18
Maret
2018
April
2018
Juli
2018
Agustus
2018
September
2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Pembuatan
Proposal PTK
3 Pengajuan
proposal dan
penunjukan dosen
pembimbing
4 Konsultasi dan
perbaikan
proposal
5 Izin seminar
6 Seminar proposal
dan perbaikan
hasil seminar
7 Pengesahan judul
dan izin riset
8 Pelaksanaan
siklus
9 Analisis dan
penyusunan draf
10 Penyempurnaan
dan penggandaan
skripsi
11 Ujian
munaqasyah
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Historis dan Geografis
a. Historis sekolah
SD Negeri No: 187/X Bangun Karya dibangun tahun 1982 dan
operasional sejak tahun 1983 dengan nama sekolah sesuai dengan
nomenklatur adalah SD Negeri No. 328/V Bangun Karya seiring
perkembangan dan pemekaran kabupaten dari kabupaten Tanjung
Jabung menjadi menjadi kabupaten Tanjung Jabung Timur dan
sekarang sekolah ini berubah nama sesuai dengan nomenklatur
Sekolah menjadi SD Negeri No: 187/X Bangun Karya dengan alamat:
Jln. SK 16 FC I Desa Bangun Karya, Kecamatan Rantau Rasau,
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Semenjak perubahan nomenklatur SDN No. 328/V menjadi SDN
187/X Bangun Karya, SD ini semakin berkembang, seperti jumlah
siswa dari tahun ketahun terjadi peningkatan, selain itu dari segi
bangunan SDN 187/X semakin bagus, bersih, dan rapi, sehingga
sekolah ini dapat meraih juara I lomba sekolah sehat tingkat
Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2015, setelah itu SDN
187/X dapat meraih kembali juara III lomba sekolah sehat tingkat
Provisi Jambi pada tahun 2017.
b. Keadaan geografis
SD Negeri No.187/X Bangun Karya, letak dan geografisnya
sangatlah strategis sekali, yaitu Jln SK 16 FC I Desa Bangun Karya,
Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Yaitu
berada di tengah-tengah lingkungan rumah masyarakat. Keberadaan
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
lokasi SD Negeri No.187/X sangatlah mudah dijangkau oleh berbagai
masyarakat, khususnya masyarakat kecamatan Rantau-Rasau.
Keberadaan lokasi SDN 187/X sangatlah mudah dijangkau oleh
masyarakat, terutama dalam lingkungan Desa Bangun Karya. SDN
187/X terletak ditengah keramaian penduduk, dari sudut utara akan
bertemu dengan sk16, dari sudut barat akan bertemu dengan sk 17,
dan dari sudut timur akan bertemu dengan Desa Sungai Jarum.
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Terwujudnya Sekolah Berkualitas, Bermartabat, Adil, dan
Berwawasan Lingkungan.
b. Misi
1) Menciptakan rasa memiliki terhadap lembaga sekolah kepada
seluruh warga sekolah
2) Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengontrolan, dan
evaluasi secara berkesinambungan dan menyeluruh.
3) Membangun etos dan etis kerja serta meningkatkan disiplin
rasa tanggung jawab terhadap warga sekolah.
4) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan dengan efektif dan
profesional untuk mengembangkan potensi siswa.
5) Melaksanakan kegiatan akademik dan non akademik dengan
intesif.
6) Mengembangkan bakat, minat siswa secara optimal, sehingga
tumbuh rasa, karsa dan daya cipta.
7) Melaksanakan pembelajaran berwawasan lingkungan hidup
secara partisipatif dan berkelanjutan.
8) Menumbuhkembangkan prilaku hidup bersih dan sehat.
9) Menumbuhkembangkan nilai-nilai sikap dan prilaku cinta
lingkungan hijau.
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Program pembelajaran
SD Negeri No.187/X Bangun Karya Kabupaten Tanjung Jabung
Timur yang berada dibawah naungan lembaga dinas pendidikan, dimana
proses pembelajarannya telah menerapkan Kurikulum 2013, yang
mengacu kepada Kurikulum Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar
Diknas) 100% pendidikan umum.
4. Sarana dan Prasarana
Dalam usaha meningkatkan proses pembelajaran dan tercapainya
tujuan pendidikan yang telah diterapkan maka harus tersedia faktor-faktor
yang menunjang terlaksanya proses pembelajaran, saran dan prasarana
merupakan salah satu yang mempunyai fungsi sangat penting yang dapat
mempermudah dalam pembelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan.
a. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan merupakan tempat berlangsungnya proses
pembelajaran dan adapun sarana yang dapat menunjang kelangsungan
proses pembelajaran di SD Negeri No.187/X Bangun Karya dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Keadaan Sarana Pendidikan SDN No.187/X Bangun Karya
No Nama bangunan Jenis Fungsi Jumlah
ruang Luas
1. Datuk Paduko Berhalo Ruang belajar Kelas 1 – 4 4 ruang 324 m²
2. Orang Kayo Pingai Ruang belajar Kelas 5 – 6 2 ruang 162 m²
3. Orang Kayo Hitam Ruang kantor Kantor 1 ruang 81 m²
4. Putri Julan Perpustakaan Perpustakaan 1 ruang 81 m²
5. Putri Pinang Masak Uks Uks 1 ruang 16 m²
6. Mayang Mangurai Wc siswa Wc 3 ruang 13,5 m²
7. Putri Ayu Wc guru/dapur
sekolah Wc 2 ruang 13,5 m²
Luas total 691 m²
Sumber: Dokumentasi TU SDN No.187/XBangun Karya
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Prasarana Pendidikan
Prasarana pendidikan merupakan faktor yang membantu dalam
menunjang proses pembelajaran di SD Negeri No.187/X Bangun
Karya.
Adapun prasarana olahraga yaitu:
1. Lapangan bola kaki
2. Lapangan bola volly
3. Lapangan bulu tangkis.
4. Tenis meja.
5. Struktur Organisasi
Lembaga pendidikan formal sebagai penyelenggara organisasi kerja,
diselenggarakan secara sistematis,, terpimpin dan terarah pada tujuan yang
diharapkan. SD Negeri No.187/X Bangun Karya telah menata suatu
struktur organisasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan berikut:
……
Gambar 4.1
Struktur Organisasi SD Negeri No.187/X Bangun Karya 2018
Kepala Sekolah
Mujiyem S.Pd
Sekretaris
Helmi Suwasto S.Pd
Bendahara
Zurmaini S.Pd
Seksi-seksi
Agama
Aryati
S.Pd
Sosial
Juwariyah
S.Pd
Akademik
Budiyono
S.Pd
Perlengka
pan
Karwo
Ekskul
Rustam
S.Pd
Olahraga
SlametS.
Pd
Wali Kelas
Komite
Sohibul Bahri
Guru
Siswa
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
6. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Pada dasarnya guru sebagai tenaga pengajar di SD Negeri
No.187/X Bangun Barya ini cukup bagusdan berpengalaman, karna
mayoritas tenaga pengajar di SD Negeri No.187/X Bangun
Karyasudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan hanya satu
orang tenaga pengajar yang masih berstatus Honorer. Semenjak SD
Negeri No.187/X Bangun Karya berdiri pada tahun 1983 sampai
sekarang, telah terjadi pertukaran pemimpin/kepala sekolah sebanyak
tiga periode, yaitu:
1. Drs. Sukijo Masa jabatan : 1983 – 2004
2. Ruliati, A.Ma. Pd Masa jabatan : 2004 – 2008
3. Budiyono, S. Pd Masa jabatan : 2008 – 2018
4. Mujiyem, S.Pd Masa jabatan : 2018 - sekarang
Tabel 4.2
Data Tenaga Pendidik di SDN No. 187/X
No NAMA GURU/PEGAWAI L/P PENDIDIKAN JABATAN
1. MUJIYEM, S. Pd
Bantul, 01-Juni-1966
L S1. UNIVERSITAS
TERBUKA
Kepala Sekolah
2. HELMI SUWASTO, S. Pd
Klaten, 20-April-1962
L S1. UNIVERSITAS
TERBUKA
Sekretaris/ Wali
Kelas V
3. ARYATI, S.Pd.I
Batanghari, 01-Desember-
1966
P S1. STAI
MA‟ARIF
Bendahara/
Guru Agama
4. RUSTAM, S.Pd
Sragen, 10-November-1961
P S1. UNIVERSITAS
TERBUKA
Wali Kelas I
5. BUDIYONO, S. Pd
Salatiga, 31-Desember-1965
P S1. UNIVERSITAS
TERBUKA
Wali Kelas VI
6. ZURMAINI, S.Pd
Sungai penuh, 13-Mei-1969
P S1. UNIVERSITAS
TERBUKA
Wali Kelas IV
7. JUWARIYAH, S.Pd
Jember, 05-April-1966
L S1. UNIVERSITAS
TERBUKA
Wali Kelas III
8. SLAMET RIYADI, S.Pd
Blitar, 20-Mei-1962
L S1. UNIVERSITAS
JAMBI
Guru
PENJASKES
9. JARIYAH, S.Pd
Rantau Rasau, 04-Mei-1990
P S1. UNIVERSITAS
TERBUKA
Wali Kelas II
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
10. SOHIBUL BAHRI
Solo, 01-Januari-1969
L SMAN 1 Rantau
Rasau
Komite Sekolah
11. KARWO
Purworejo, 20-April-1962
L SMPN 2 Rantau
Rasau
Penjaga Sekolah
Sumber:Bagian TU SDNNo.187/X Bangun Karya
b. Keadaan siswa
Semenjak berdirinya SD Negeri No.187/X Bangun Karya sampai
saat ini, telah mengeluarkan siswa/siswi yangdapat mengantarkan
mereka ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan siswa/siswi yang
masuk pada setiaptahunnya terjadi peningkatan.
Tabel 4.3
Keadaan Siswa SDN No.187/X Bangun Karya
Jumlah Siswa Jum
Lah Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI
L P L P L P L P L P L P L P
4 8 12 10 11 10 9 7 5 8 6 6 47 49
12 22 21 16 13 12 96
Sumber:Bagian TU SDNNo.187/X Bangun Karya
B. Temuan Penelitian
1. Kondisi Awal Aktivitas Belajar Siswa
Kondisi awal aktivitas belajar siswa kelas III SDN 187/X masih rendah,
hal ini dapat dilihat dari hasil observasi awal peneliti.
Tabel 4.4
Kondisi Awal Keterampilan Bercerita Siswa
No. Nama Hasil
Observasi
Prasiklus
Keterangan
1. Andika Pratama 40 Kurang baik
2. Dwi Wulan Sari 55 Kurang baik
3. Failasuf Muzaki 60 Cukup baik
4. Ferdiansyah 40 Kurang baik
5. Gusti Ramayanda 70 Baik
6. Harmono 55 Kurang baik
7. Khoirum Musakaroh 55 Kurang baik
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
8. Laila Tusakdiah 55 Kurang baik
9. Laila Nurlatifa 70 Baik
10. M. Iqbal 40 Kurang baik
11. M. Ridho 45 Kurang baik
12. Mila Agustina 50 Kurang baik
13. M. Panji 45 Kurang baik
14 Nabila Nurul Mahmuda 60 Cukup baik
15 Nabila Risya 70 Baik
16 Novia Dini 65 Cukup baik
17 Rahmad Kelfin 40 Kurang baik
18 Rifki Alfian 45 Kurang baik
19 Veni Marlinda 65 Cukup baik
20 Verdin Saputra 70 Baik
21 Zahra Aurella Putri 70 Baik
Jumlah 1175 Kurang baik
Skor rata-rata 55,95
Dari data tersebut, dapat diperoleh bahwa skor rata-rata keterampilan
bercerita siswa masih rendah yaitu 55,95 sedangkan skor yang dikatakan baik
yaitu dengan rata-rata 70 hanya 5 siswa dari 21 siswa yang mendapatkan skor baik
dikelas III hal ini menandakan keterampilan bercerita siswa masih rendah.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rata-rata keterampilan
bercerita dalam pembelajaran tematik khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia
siswa kelas III SDN 187/X Bangun Karya termasuk kedalam kategori „‟Rendah‟‟.
Hasil tersebut disebabkan karena saat proses pembelajaran tematik guru masih
menggunakan model pembelajaran yang berpusat kepada guru, dimana lebih
banyak menggunakan metode ceramah saat proses pembelajaran, dan guru juga
kurang mengkreasikan penggunaan metode maupun strategi pembelajaran yang
tepat sebagai alat pemahaman siswa. Sehingga proses pembelajaran berlangsung
secara monoton dan tidak ada feedback. Siswa jarang melakukan proses
pembelajaran yang efektif seperti penggunaan berbagai macam metode
pembelajaran, penggunaan media maupun strategi belajar, sehingga tidak terlihat
proses keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Guru hanya menjelaskan di
depan, dan setelah itu Siswa hanya disuruh mencatat dan mengerjakan tugas-tugas
yang terdapat didalam buku tematik. Siswa tidak dilibatkan secara langsung
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
selama proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran tematik
yang diperoleh siswa hanya mengikuti apa saja yang diberikan oleh guru, tanpa
siswa itu tau sendiri seperti apa mendapatkan pengetahuan melalui proses
pembelajaran, karena siswa tidak pernah diajak untuk menemukan konsep sendiri
sesuai pemahaman dan pengetahuan siswa dan siswa cenderung ribut dan
berjalan-jalan saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga keterampilan
bercerita siswa dalam proses belajar tematik pada mata pelajaran bahasa Indonesia
tidak berlangsung seperti yang diharapkan.
Untuk menyelesaikan permasalahan di atas oleh karena itu guru harus dapat
menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan
diajarkan kepada siswa, yang dapat menarik perhatian siswa sehingga
pembelajaran tematik khususnya aspek keterampilan bercerita dapat meningkat.
C. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 21
Agustus 2018.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus
dilaksanakan dalam 2 pertemuan yang setiap pertemuannya terdiri dari 2x35
menit. Tindakan pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklus disesuaikan
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tematik dengan mengunakan Metode
Pembelajaran Storytelling di kelas III SDN 187/X dengan jumlah siswa yang
terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini melalui empat tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi.Setelah melalui tahapan-tahapan
tersebut maka diperoleh data-data yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini
yaitu untuk meningkatkan keterampilan bercerita siswa dengan menggunakan
Metode Pembelajaran Storytelling di kelas III di SDN 187/X Bangun Karya.
Sebelum terjun langsung untuk menerapkan pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran Storytelling, peneliti terlebih dahulu mengikuti guru kelas mengajar
tematik selama 4 hari, dimulai tanggal 23 Juli 2018 sampai 26 Juli 2018, hal ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara guru mengajar, model dan strategi
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
apa saja yang digunakannya dan untuk lebih dekat dengan siswa sebelum
langsung menerapkan pembelajaran menggunakan metode Storytelling
1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan pembelajaran
yang dimulai pada tanggal 30 Juli 2018, dan 31 Juli 2018. Dalam
pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan Siklus I
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru berkolaborasi menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang tematik khususnya mata
pelajaran bahasa Indonesia yang akan dipelajari dengan metode
pembelajaran Storytelling, menyusun dan mempersiapkan bahan ajar
yang akan diajarkan, dan mempersiapkan lembar observasi
keterlaksanaan proses pembelajaran.
Tabel 4.5
Jadwal Perencanaan (Siklus I)
No Hari/tanggal Pertemuan Materi
1 Senin
30 Juli 2018 Pertemuan I
Subtema 1 ciri-ciri makhluk
hidup
2
Selasa
31 Juli 2018
Pertemuan II Subtema 1 ciri-ciri makhluk
hidup
b. Tahap Pelaksanaan Siklus I
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) tahap pelaksanaan siklus I.
Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan dalam dua kali pertemuan
yang dilakukan selama 2x35 menit atau 2 jam pelajaran dengan tema
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan
pembelajaran tematik tema pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan
metode pembelajaranStorytelling.
1) Pertemuan I
Pertemuan I pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin 30 Juli
2018 jam ke 3-4 pada pukul 08.05 – 09.15 WIB.
a) Kegiatan awal
1. Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan mengecek
kehadiran siswa.
2. Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing dipimpin oleh salah satu
siswa. Religius
3. Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama.
dilanjutkan lagu Nasional “Tanah Airku”. Nasionalis
4. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
5. Pembiasaan Membaca . Literasi
6. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
7. Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak hewan
atau bercerita pengalaman pergi ke kebun binatang untuk
mengawali pembahasan tentang ciriciri makhluk hidup.
b) Kegiatan Inti
1. Guru membentuk kelompok menjadi dua kelompok
2. Guru membagikan teks cerita lengkap dan teks cerita
rumpang
3. Guru mencontohkan cara bercerita dan siswa
memperhatikan guru yang sedang bercerita
4. Setelah itu guru menyuruh siswa membaca teks cerita
kembali dan mengisi bagian yang rumpang dari tekas yang
sudah diberikan oleh guru.
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5. Siswa mengisi teks cerita yang masih rumpang dengan
menggunakan kata kunci yang sudah ditulis lengkap.
6. Siswa menuliskan cerita dari cerita yang mereka simak
berdasarkan semua kata kunci yang telah diisi pada cerita
rumpang.
7. Guru menyuruh Satu persatu siswa bercerita
8. Guru memberikan penguatan kepada siswa
9. Guru merefleksi hasil kerja siswa dan menyimpulkan
materi pembelajaran.
10. Guru memberikan soal evaluasi.
c) Penutup
1. Guru bersama siswa melakukan refleksi, menguraikan
manfaat pembelajaran yang telah dialami.
2. Guru memberikan umpan balik.
3. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
4. Guru mengkondisikan kelas, dan dilanjutkan dengan
berdo‟a.
2) Pertemuan II
Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa 31 Juli
2018 jam ke 1-2 pada pukul 07.15 – 08.40 WIB.
a) Kegiatan awal
1. Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan mengecek
kehadiran siswa.
2. Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing dipimpin oleh salah satu
siswa. Religius
3. Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama.
dilanjutkan lagu Nasional “Tanah Airku”. Nasionalis
4. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5. Pembiasaan Membaca. Literasi
6. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
7. Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak hewan
atau bercerita pengalaman pergi ke kebun binatang untuk
mengawali pembahasan tentang ciriciri makhluk hidup.
b) Kegiatan Inti
1. Guru membentuk kelompok menjadi dua kelompok
2. Guru membagikan teks cerita lengkap dan teks cerita
rumpang
3. Guru mencontohkan cara bercerita dan siswa
memperhatikan guru yang sedang bercerita
4. Setelah itu guru menyuruh siswa membaca teks cerita
kembali dan mengisi bagian yang rumpang dari tekas yang
sudah diberikan oleh guru.
5. Siswa mengisi teks cerita yang masih rumpang dengan
menggunakan kata kunci yang sudah ditulis lengkap.
6. Siswa menuliskan cerita dari cerita yang mereka simak
berdasarkan semua kata kunci yang telah diisi pada cerita
rumpang.
7. Guru menyuruh Satu persatu siswa bercerita
8. Guru memberikan penguatan kepada siswa
9. Guru merefleksi hasil kerja siswa dan menyimpulkan
materi pembelajaran.
10. Guru memberikan soal evaluasi.
c) Penutup
1. Guru bersama siswa melakukan refleksi, menguraikan
manfaat pembelajaran yang telah dialami.
2. Guru memberikan umpan balik.
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
4. Guru mengkondisikan kelas, dan dilanjutkan dengan
berdo‟a.
c. Hasil Obsevasi Siklus I
Untuk melihat hasil observasi yang telah dilakukan terhadap siswa
di kelas selama proses pembelajaran dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Lembar observasi penilaian siswa pembelajaran keterampilan bercerita
menggunakan metode storytelling.
Observasi terhadap siswa :
Sekolah : SDN 187/XDesa Bangun Karya
Kelas/Semester : III/ I (satu)
Hari / Tanggal : Rabu dan sabtu/ 22 dan 2018
Pertemuan/Siklus : I dan II / II (Dua)
Berikut adalah lembar penilaian hasil observasi keterampilan
bercerita siswa pada tahap pelaksanaan siklus I.
Tabel 4.6
Hasil Observasi keterampilan bercerita Siswa dengan Menggunakan
Metode storytelling(Siklus I)
No Indikator atau aspek yang
dinilai
Skor Juml
Ah
Rata-
rata P1 P2
1. Kemampuan berbicara
a. Siswa mampu berbicara
bahasa yang baik
b. Siswa memiliki kefasehan
berbicara
c. Siswa lancar dalam
berbicara
d. Mengusai kosakata yang
baik
3
3
3
2
3
4
4
3
6
7
7
5
60
70
70
50
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
e. Intonasi suara dan durasi 4 4 8 80
2. Menceritakan cerita
a. Siswa mampu bercerita
dengan baik
b. Menguasai isi cerita
c. Ekpresi yang tepat dan
sesuai dengan isi cerita (
sedih, bahagia )
d. Memiliki sikap yang wajar,
tenang dan tidak kaku
e. Pandangan harus di
arahkan pada lawan bicara
3
3
2
3
3
3
4
3
4
4
6
7
5
7
7
60
70
50
70
70
Jumlah 29 32 65
Rata-rata 2,9 3,2 6,5
Rata-rata keseluruhan (%) 4,2
Keterangan:
1 : Sangat Kurang terampil P1 : Pertemuan Pertama
2 : Kurang terampil P2 : Pertemuan Kedua
3 : Cukupterampil
4 : terampil
5 : Sangat terampil
Berdasarkan hasil pengamatan di atas sebagaimana ditunjukkan pada
tabel 4.6 dapat diketahui bahwa keterampilan bercerita siswa dalam proses
pembelajaran Tematik mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek bercerita
sudah cukup terampil yaitu dengan persentase rata-ratanya sebesar 4,2%, masih
terdapat beberapa kekurangan yaitu siswa kurang mampu bercerita dengan
baik, selain itu siswa kurang menguasai kosakata dengan baik, serta siswa
belum menguasai cerita dengan benar.
46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 4.7
Keterampilan bercerita Siswa dengan Metode Pembelajaran Storytelling
(Siklus I)
No
Nama
Skor
Siklus I
Rata-rata
Skor
Keterangan
P1 P2
1. Andika Pratama 50 60 55 Kurang Baik
2. Dwi Wulan Sari 60 70 65 Cukup baik
3. Failasuf Muzaki 60 70 65 Cukup baik
4. Ferdiansyah 60 70 65 Cukup baik
5. Gusti Ramayana 70 80 75 Baik
6. Harmono 60 60 60 Cukup baik
7. Khoirum Musakaroh 50 60 55 Kurang baik
8. Laila Tusakdiah 50 60 55 Kurang baik
9. Laila Nurlatifa 70 80 75 Baik
10. M. Iqbal 50 60 55 Kurang Baik
11. M. Ridho 60 60 60 Cukup baik
12. Mila Agustina 60 60 60 Cukup baik
13. M. Panji 60 70 65 Cukup baik
14 Nabila Nurul Mahmuda 70 80 75 Baik
15 Nabila Risya 80 80 80 Sangat baik
16 Novia Dini 60 70 75 Baik
17 Rahmad Kelfin 60 60 60 Cukup baik
18 Rifki Alfian 60 60 60 Cukup baik
19 Veni Merlinda 70 70 70 Baik
20 Verdin Saputra 70 80 75 Baik
21 Zahra Aurella Putri 80 80 80 Sangat baik
Jumlah 1315 1395 1390 Cukup
Rata-rata Skor 62,61 66,42 66,19 Baik
Adapun hasil tes evaluasi tindakan pada siklus 1 pada aspek
keterampilan bercerita dengan menggunakan metode pembelajaran
Storytelling pada pembelajaran tematik mata pelajaran bahasa Indonesia
terdapat pada table 4.7 nilai siswa dengan rata-rata 70 sudah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM). dimana sudah terlihat siswa yang semula
sangat kurang sekarang sudah meningkat, siswa yang semula belum tuntas
47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pada siklus 1 ini sudah mendapatkan nilai yang cukup bagus, siswa yang
sudah tuntas pada pra siklus lebih meningkat lagi nilainya, hanya saja ada
beberapa siswa yang belum tuntas.
Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan ketuntasan
yang lebih baik dibandingkan dengan ketuntasan pada saat pra siklus melalui
metode pembelajaran Storytelling siswa sudah terlihat sangat antusias dalam
pembelajaran dan ikut berpartisipasi sehingga siswadengan mudah
berkonsentrasi pada saat bercerita.
d. Tahap refleksi
Berdasarkan refleksi diri peneliti, hasil pengamatan observer,
dan didukung oleh data dokumentasi berupa foto maupun video
pada pembelajaran siklus I, aktivitas siswa yang masih berada pada
kriteria cukup dan hasil belajar siswa yang belum mencapai ketun-
tasan klasikal yang diharapkan, yaitu ≥85%. Setelah tindakan
observasi siklus I, maka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:.
1) Keterampilan guru dalam mengelola kelas perlu
ditingkatkan karena masih ada siswa yang ramai dan
tidak konsentrasi saat guru menjelaskan
2) Kemampuan guru dalam bercerita masih kurang
bervariasi
3) Pada keterampilan memberikan penguatan oleh guru
masih sangat kurang, ketika siswa berhasil
mengerjakan tugas, guru belum sepenuhnya
memberikan penghargaan baik verbal maupun non-
verbal
4) Siswa selalu berbuat gaduh pada waktu bercerita
sehingga kelas tidak kondusif.
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5) Guru kurang luwes dan menyenangkan dalam
memberikan pertanyaan.
6) Saat berkelompok, guru kurang mengatur tempat
duduk kelompok sehingga kelas menjadi ramai dan
siswa menjadi bingung saat berpindah tempat.
7) Kemampuan guru dalam menjelaskan materi masih
kurang dan belum memberikan contoh yang konkrit ke
siswa.
8) Masih banyak siswa yang belum berani dan malu
untuk bercerita ke depan kelas.
9) Siswa belum terlihat menyimpulkan hasil
pembelajaran.
10) Hasil belajar siswa berupa keterampilan bercerita
menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 71%
sehingga diperlukan pertemuan berikutnya.
Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada
pada siklus 1 dan untuk meningkatkan keterampilan bercerita,
maka perlu dilanjutkan pada siklus II dengan melakukan
perbaikan pada hal-hal berikut:
1) Guru perlu memperbaiki keterampilan dalam mengelola
kelas agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
2) Guru perlu meningkatkan kemampuan memberikan
apersepsi dengan memberipelajaran di papan tulis agar
siswa memahami tujuan dari materi yang akan dipelajari.
3) Guru harus meningkatkan keterampilan memberikan
penguatan dengan memberikan penghargaan berupa verbal
atau nonverbal agar siswa lebih bersemangat dan
termotivasi untuk belajar.
49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4) Menegur dengan tegas ketika ada siswa yang gaduh serta
dapat diatasi dengan pendekatan membimbing siswa.
5) Hasil belajar siswa berupa keterampilan bercerita perlu
ditingkatkan lagi.
2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan selama tiga kali pertemuan pembelajaran
yang dimulai pada tanggal 06 Agustus 2018, dan 07 Agustus 2018. Dalam
pelaksanaan siklus II kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan Siklus II
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru berkolaborasi menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan dipelajari dengan metode
pembelajaran storytelling, menyusun dan mempersiapkan bahan ajar yang
akan diajarkan, dan mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan proses
pembelajaran.
Tabel 4.8
Jadwal Perencanaan (Siklus II)
No Hari/tanggal Pertemuan Materi
1. Senin
06 agustus 2018 Pertemuan I
Subtema 2 pertumbuhan dan
perkembangan manusia
2.
Selasa
07 agustus 2018
Pertemuan II Subtema 2 pertumbuhan dan
perkembangan manusia
b. Tahap Pelaksanaan Siklus II
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan yang
akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
tahap pelaksanaan siklus II. Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan dalam
50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2 kali pertemuan pemberian tindakan yang dilakukan selama 2x35 menit atau
2 jam pelajaran.
1) Pertemuan I
Pertemuan I pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin 06 agustus
2018 jam ke 3-4 pada pukul 08.05 – 09.15 WIB.
a) Kegiatan awal
1. Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan mengecek
kehadiran siswa.
2. Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing dipimpin oleh salah satu
siswa. Religius
3. Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama.
dilanjutkan lagu Nasional “Tanah Airku”. Nasionalis
4. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
5. Pembiasaan Membaca . Literasi
6. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
7. Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak hewan
atau bercerita pengalaman pergi ke kebun binatang untuk
mengawali pembahasan tentang ciriciri makhluk hidup.
b) Kegiatan Inti
1. Guru membentuk kelompok menjadi dua kelompok
2. Guru membagikan teks cerita lengkap dan teks cerita
rumpang
3. Guru mencontohkan cara bercerita dan siswa
memperhatikan guru yang sedang bercerita
4. Setelah itu guru menyuruh siswa membaca teks cerita
kembali dan mengisi bagian yang rumpang dari tekas yang
sudah diberikan oleh guru.
51
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5. Siswa mengisi teks cerita yang masih rumpang dengan
menggunakan kata kunci yang sudah ditulis lengkap.
6. Siswa menuliskan cerita dari cerita yang mereka simak
berdasarkan semua kata kunci yang telah diisi pada cerita
rumpang.
7. Guru menyuruh Satu persatu siswa bercerita
8. Guru memberikan penguatan kepada siswa
9. Guru merefleksi hasil kerja siswa dan menyimpulkan
materi pembelajaran.
10. Guru memberikan soal evaluasi.
c) Penutup
1. Guru bersama siswa melakukan refleksi, menguraikan
manfaat pembelajaran yang telah dialami.
2. Guru memberikan umpan balik.
3. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
4. Guru mengkondisikan kelas, dan dilanjutkan dengan
berdo‟a.
2) Pertemuan II
Pertemuan II pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 07
Agustus 2018 jam ke 1-2 pada pukul 07.15 – 08.40 WIB.
a) Kegiatan awal
1) Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan mengecek
kehadiran siswa.
2) Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing dipimpin oleh salah satu
siswa. Religius
3) Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama.
dilanjutkan lagu Nasional “Tanah Airku”. Nasionalis
52
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
5) Pembiasaan Membaca . Literasi
6) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
7) Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak hewan
atau bercerita pengalaman pergi ke kebun binatang untuk
mengawali pembahasan tentang ciriciri makhluk hidup.
b) Kegiatan Inti
1. Guru membentuk kelompok menjadi dua kelompok
2. Guru membagikan teks cerita lengkap dan teks cerita
rumpang
3. Guru mencontohkan cara bercerita dan siswa
memperhatikan guru yang sedang bercerita
4. Setelah itu guru menyuruh siswa membaca teks cerita
kembali dan mengisi bagian yang rumpang dari tekas yang
sudah diberikan oleh guru.
5. Siswa mengisi teks cerita yang masih rumpang dengan
menggunakan kata kunci yang sudah ditulis lengkap.
6. Siswa menuliskan cerita dari cerita yang mereka simak
berdasarkan semua kata kunci yang telah diisi pada cerita
rumpang.
7. Guru menyuruh Satu persatu siswa bercerita
8. Guru memberikan penguatan kepada siswa
9. Guru merefleksi hasil kerja siswa dan menyimpulkan
materi pembelajaran.
10. Guru memberikan soal evaluasi.
c) Penutup
1) Guru bersama siswa melakukan refleksi, menguraikan
manfaat pembelajaran yang telah dialami.
2) Guru memberikan umpan balik.
53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
4) Guru mengkondisikan kelas, dan dilanjutkan dengan
berdo‟a.
c. Hasil Obsevasi Siklus II
Tabel 4.9
Hasil Observasi keterampilan bercerita siswa dengan Menggunakan
Metode storytelling (Siklus II)
No Indikator atau aspek yang
dinilai
Skor Juml
Ah
Rata-
rata P1 P2
1. Kemampuan berbicara
a. Siswa mampu
berbicarabahasa yang baik
b. Siswa memiliki kefasehan
berbicara
c. Siswa lancar dalam
berbicara
d. Mengusai kosakata yang
baik
e. Intonasi suara dan durasi
4
4
3
3
4
4
4
4
3
5
8
8
7
6
9
75
85
80
85
80
2. Menceritakan cerita
a. Siswa mampu bercerita
dengan baik
b. Menguasai isi cerita
c. Ekpresi yang tepat dan
sesuai dengan isi cerita (
sedih, bahagia )
d. Memiliki sikap yang wajar,
tenang dan tidak kaku
e. Pandangan harus di
arahkan pada lawan bicara
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
8
7
7
8
8
85
80
85
75
85
Jumlah 36 40 76
Rata-rata 3,6 4,0 7,6
Rata-rata keseluruhan (%) 5,0
54
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Keterangan:
1 : Sangat Terampil P1 : Pertemuan Pertama
2 : Kurang Terampil P2 : Pertemuan Kedua
3 : CukupTerampil
4 : Terampil
5 : Sangat Terampil
Berdasarkan hasil pengamatan di atas sebagaimana ditunjukkan pada
tabel 4.9 dapat diketahui bahwa keterampilan bercerita siswa dalam proses
pembelajaran tematik mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus II aspek
keterampilan bercerita sudah baik yaitu dengan persentase rata-ratanya sebesar
5,0%, persentase pada siklus II meningkat dari siklus I hal ini dapat dibuktikan
bahwa persentase rata-rata siklus II 5,0% dari siklus I yaitu persentase rata-
rata sebesar 4,2%, upaya peningkatan keterampilan bercerita siswa sudah dapat
terlihat walaupun secara keseluruhan belum memuaskan masih terdapat
beberapa kekurangan yaitu ada beberapa siswa yang kurang percaya diri dan
dengan suara yang pelan saat bercerita hanya saja siswa tersebut sudah berani
maju ke depan kelas untuk bercerita tanpa ditunjuk oleh guru, serta terdapat
kekurangan pada saat siswa bercerita ke depan kelas ada beberapa bahasa yang
disampaikan dengan menggunakan bahasa daerah.
Tabel 4.10
Keterampilan Bercerita Siswa dengan Metode Pembelajaran storytelling
(Siklus II)
No
Nama
Skor
Siklus I
Rata-rata
Skor
Keterangan
P1 P2
1. Andika Pratama 60 70 65 Cukup Baik
2. Dwi Wulan Sari 80 80 80 Sangat baik
3. Failasuf Muzaki 80 80 80 Sangat baik
4. Ferdiansyah 70 70 70 baik
5. Gusti Ramayana 80 80 80 Sangat baik
6. Harmono 70 80 75 Baik
7. Khoirum Musakaroh 70 80 75 Baik
8. Laila Tusakdiah 70 80 75 Baik
55
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
9. Laila Nurlatifa 80 90 85 Sangat baik
10. M. Iqbal 60 70 65 Cukup Baik
11. M. Ridho 70 80 75 Baik
12. Mila Agustina 70 80 75 baik
13. M. Panji 60 70 65 Cukup Baik
14 Nabila Nurul Mahmuda 80 90 85 Sangat baik
15 Nabila Risya 80 90 85 Sangat baik
16 Novia Dini 80 80 80 Sangat baik
17 Rahmad Kelfin 70 80 75 Baik
18 Rifki Alfian 70 70 70 Baik
19 Veni Merlinda 80 80 80 Sangat baik
20 Verdin Saputra 80 90 85 Sangat baik
21 Zahra Aurella Putri 90 90 90 Sangat baik
Jumlah 1435 1680 1615 Sangat
Rata-rata Skor 68,33 80 76,90 Baik
Adapun hasil observasi siswa dalam proses pembelajaransiswa akhir
siklus II dengan metode pembelajaran Storytelling. Pada tabel
4.10skorketerampilan bercerita siswa sebesar 1615 dengan rata-rata skornya
76.90 dan ini meningkat dari siklus I dimana jumlah skor yang diperoleh
sebesar 1390 dengan rata-rata skornya 66,19.
d. Tahap Refleksi
Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan
tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah
mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini terlihat dari keterampilan
bercerita siswa telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan, setelah
peneliti dan guru berkolaborasi berdiskusi dengan menggunakan data-data
yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi,
diketahui hasil keterampilan bercerita siswa pada siklus II dalam kategori
sudah baik. Berdasarkan hasil refleksi tersebut penelitian pada siklus
IIdikatakan sudah berhasil karena sudah memenuhi indikator keberhasilan
tindakan yang telah ditetapkan, yaitu adanya peningakatan keterampilan
56
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
bercerita siswa kedalam kategori baik, maka pemberian tindakan pada
penelitian diakhiri pada siklus II.
D. Analisis Data
Setelah semua data diolah, selanjutnya data tersebut di analisa. Dalam
menganalisa data ini didasarkan pada pertanyaan/pernyataan penelitian
berdasarkan temuan penelitian terdahulu, maka pertanyaan penelitian tersebut
dapat dijawab hasil penelitian memuat pengelolaan data tentang hasil
keterampilan berceritayang ditimbulkan siswa, hasil pengamatan terhadap
aktivitas siswa, dan hasil pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran. Hasil
data yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik observasi adalah
sebagai berikut:
1. Hasil observasi keterampilan bercerita siswa pada siklus I diperoleh
rata-rata persentase sebesar 4,2%, sedangkan pada siklus II diperoeh
persentase sebesar 5,0%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan bercerita pada pembelajaran tematik mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang menggunakan pembelajaran Storytelling.
2. Skor hasil keterampilan bercerita pada siklus I diperoleh rata-rata
persentase sebesar 66.19%, sedangkan pada siklus II diperoleh
persentase sebesar 76.90%. Hal ini juga menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan bercerita siswa menggunakan metode
storytelling.
E. Interprestasi Hasil Analisis Data
Dari hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh informasi bahwa
pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang dilakukan selama proses
pembelajaran menunjukan aktivitas belajar dan keterampilan bercerita siswa
belum begitu optimal. Namun terjadi peningakatan pada aktivitas belajar dan
keterampilan bercerita siswa setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II.
Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
57
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam
melakukan pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa dan aktivitas
mengajar guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang
diperoleh dari lembar observasi digunakan peneliti dan observer sebagai
bahan untuk melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan dan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus
selanjutnya. Hasil observasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.11
Persentase keterampilan bercerita Siswa dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Storytelling.
Skor
Aktivitas
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Rata-rata
Siklus I 2,9 3,2 4,2%
Siklus II 3,6 4,0 5,0%
Peningkatan 0,7% 0,8% 0,8%
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.9 terjadi peningkatan keterampilan
berceritasiswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa
pembelajaranTematik dengan menggunakan metode pembelajaran Storytelling
dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas III di Sekolah Dasar
Negeri 187/X DesaBangun Karya selama proses pembelajaran.
Adapun persentase ketermpilan berceritabelajar siswa pada siklus I dan
siklus II disajikan pada diagram berikut:
58
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.2 Diagram Keterampilan Bercerita Siswa Dengan Menggunakan
Metode Storytelling
Tabel 4.12
Skor keterampilan bercerita siswa dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe Storytelling observasi.
Tes Akhir Skor Kriteria
Skor Awal 55.95 Kurang Terampil
Siklus I 66.19 Cukup Terampil
Siklus II 76.90 Terampil
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.12 dapat dilihat adanya
peningakatan skor keaktifan belajar siswa dari skor awal ke siklus I ke siklus
II dengan peningkatan skor sebesar 10,24 (skor awal ke siklus 1) dan 10,71
(siklus 1 ke siklus 2)hal ini menunjukan tercapainya indikator keberhasilan.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
SIKLUS 1 SIKLUS 2
PERTEMUAN1
PERTEMUAN 2
59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.3Diagram Skor Keterampilan Bercerita Siswa Menggunakan
Metode Pembelajaran storytelling Berdasarkan Observasi.
F. Pembahasan
Dari hasil penelitian diatas, dapat terlihat hasil sebagai berikut:
1. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan
untuk meningkatkan keterampilan bercerita metode storytelling
pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun
Karya. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti tahapan-tahapan
metode pembelajaran storytelling guntuk meningkatkan keterampilan
bercerita siswa. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode
Storytelling telah menunjukkan hasil yang cukup efektif dalam
pelaksanaan proses pembelajaran Tematik di kelas III Sekolah Dasar
Negeri 187/XDesaBangun Karya. Hal ini terlihat dari adanya
peningkatan aktivitas belajar siswadengan menggunakan metode
pembelajaran Storytelling. Karena proses pembelajaran menggunakan
metode Storytelling membuat siswa lebih menarik dan berkesan ketika
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra siklus siklus 1 siklus 2
skor keterampilan bercerita
skor keterampilan bercerita
60
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengikuti pembelajaran, siswa lebih bersemangat dan siswa lebih
mudah mengingat materi yang diceritakan oleh guru. Metode
pembelajaran Storytelling juga membuat siswa lebih terampil dan
percaya diri bercerita di depan kelas.
2. Selain itu dilihat dari hasil observasi selama penelitian di kelas III
Sekolah Dasar Negeri 187/XDesa Bangun Karya terlihat ada
perubahan sebelum dan sesudah menggunakan metode storytelling
dalam pembelajaran tematik, keterampilan bercerita siswa meningkat
dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II, hasil
keterampilan bercerita pada siklus I mencapai 66.19% meningkat pada
siklus II menjadi 76,90%. Hal serupa terjadi pada tes keterampilan
bercerita pembelajaran tematik dengan menggunakan metode
storytelling.Hal ini terbukti berdasarkan presentase keterampilan
bercerita siswa akhir siklus 1 sebesar 4,2 dengan kategori “terampil”
dan skor siswa meningkat menjadi 5.0 dengan kategori “sangat baik
“.Berdasarkan analisis hasil tes pada siklus I dan siklus II, hasil belajar
siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun Karya
mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran Storytelling dapat
meningkatkan keterampilan bercerita dalam pembelajaran tematik
siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun Karya
3. Adapun dampak dari penggunaan metode pembelajaran Storytelling
siswa menjadi lebih percaya diri ketika tampil ke depan kelas, dalam
kegiatan pembelajaran ini lebih menyenangkan siswa dalam belajar,
dalam kegiatan pembelajaran siswa terlibat aktif, siswa juga dapat
mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi sehingga
mampu memberikan kesempatan kepada siswa bekerjasama dalam
suasana bergotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk
memperoleh informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi
siswa.
FakultasTarbiyahdanKeguruan UIN STS Jambi
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada tindakan kelas yaitu penggunaan
metode storytelling di Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun Karya dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode pembelajaran storytelling dalam pembelajaran
Tematik mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas III, dapat
meningkatkan keterampilan bercerita siswa. Hal ini terlihat dari
peningkatan hasil belajar yang diperoleh dari setiap siklusnya.
2. Dampak yang diperoleh siswa dari diterapkannya metode pembelajaran
Storytelling yaitu siswa yang semula malas mengikuti proses
pembelajaran kini sudah terlihat menyukai pembelajaran tematik, siswa
yang jarang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru kini sudah
berani untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa yang
semula gaduh saat belajar kini sudah terlihat serius ketika proses
pembelajran berlangsung, siswa yang mula-mula malu untuk bercerita di
depan kelas kini sudah percaya diri saat bercerita. Penggunaan metode
pembelajaran Storytelling dapat mengoptimalkan pembelajaran Tematik
pada aspek keterampilan bercerita di Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa
Bangun Karya.
3. Terdapat peningkatan ketuntasan belajar dan hasil belajar hasil observasi
selama penelitian di kelas III Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun
Karya terlihat ada perubahan sebelum dan sesudah menggunakan
metode storytelling, keterampilan bercerita siswa meningkat dari
prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II, hasil keterampilan
menyimak pada siklus I mencapai 66.19% meningkatpadasiklus II
menjadi 76.90%. Hal serupa terjadi pada skor keterampilan bercerita
siswa meningkat pada setiap siklus, pada saat pra siklus nilai rata-rata
62
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
siswa hanya 55,95 (belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum,
pada saat siklus 1 meningkat rata-rata siswa menjadi 66,19 (hampir
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum), dan meningkat lebih baik
pada siklus II rata-rata siswa menjadi 76.90 (sudah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum). Ini membuktikan bahwa dengan menggunakan
metode pembelajaran Storytelling pada mata pelajaran Tematik dapat
meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas III Sekolah Dasar
Negeri 187/X Desa Bangun Karya.
B. Saran
Setelah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dipaparkan dalam bentuk
tulisan maka peneliti menyampaikan beberapa saran yang berguna dan
bermanfaat sebagai masukan, demi kelancaran pelaksanaan pembelajaran di
sekolah dasar negeri 187/X Desa Bangun Karya. Adapun saran dari peneliti atau
penulis adalah sebagai berikut:
1. Guru diharapkan ketika proses belajar mengajar dapat menerapkan
metode pembelajaran storytelling dalam pembelajaran tematik
khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia agar lebih membuat
pembelajaran bermakna dan menarik bagi siswa.
2. Guru diharapkan dengan adanya penerapan metode pembelajaran
storytelling ini siswa akan lebih senang dengan setiap materi yang
diberikan oleh guru, dan akan membuat guru lebih mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan.
3. Guiru diharapkan sebelum mengajar terlebih dahulu menyiapkan
rencana pembelajaran, model pembelajaran, serta media yang sesuai
dengan materi yang akan diajarkan kepda siswa.
4. Sebaiknya sekolah memfasilitasi guru untuk mengembangkan model
pembelajaran yang inovatif dan kreatif, serta tidak hanya digunakan
sebagai alternative dalam pembelajaran bahasa Indonesia tetapi dapat
digunakan pada mata pelajaran lainnya karena dapat meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
63
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
C. Kata Penutup
Puji syukur ke Hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian tindakan
kelas ini. Penulisan karya ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan baik
dalam bentuk penuangan pikiran, sistematika penulisan serta hal lainnya, dengan
hal ini kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini.
Rasa terimakasih yang mendalam peneliti ucapkan kepada seluruh pihak
yang memberikan bantuan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, semoga apa
yang telah penulis tuangkan dalam karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi guru
di Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun Karya.
FakultasTarbiyahdanKeguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika
B, Rahmanto, 2005. Metode pengajaran sastra. Yogyakarta: Kanisius
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia
Hamzah, B Uno. 2011. Menjadi peneliti PTK yang profesional. Jakarta: Bumi
Aksara
Isjoni, 2012.Cooperative learning. Bandung: Alfabeta
Jamaluddin, dkk. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan
UIN STS Jambi. Jambi: UIN Jambi
Lie, Anita. 2008. Mempraktikan cooperative learning di ruang-ruangkelas.
Jakarta: Grasindo.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Mualifah, 2013.Storytelling sebagai metode parenting untuk pengembangan
kecerdasan anak usia dini. Malang: UIN Malik Ibrahim
Mulyana, yeti. 2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Mulyono, 2012.Strategi Pembelajaran. Malang: UIN –Maliki Press
Rusman, 2014.Model-model pembelajaran. Bandung: PT Raja GrafindoPersada
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: BumiAksara
FakultasTarbiyahdanKeguruan UIN STS Jambi
Sanjana, wina. 2006. Strategi pembelajaran. Jakarta: Media prenada
Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: CV. Angkasa.
Jurnal
Intan Janiar, Siti Halidjah, Suryani. 2013. Peningkatan Kemampuan Berbicara
Dengan Mengunakan Metode Storytelling Siswa Kelas V SDN 05
Pontianak
Rosalina Rizki Pratiwi. 2016. Penerapan Metode Storytelling Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas II SDN S4 Bandung.
Ni Luh Putu Evytasari Pebriani, 2014. Pengaruh Metode Storytelling Terhadap
Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Kecamatan Buleleng
Nur Jariyah, 2013. Penerapan Storytelling Dalam Rangka Meningkatakan
Keterampilan Bercerita Peristiwa Menyenangkan Pada Mata Pelajaran
IPS Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Nurul Yaqin Surabaya
Kusmiadi. 2008. Strategi pembelajaran PAUD melalui metode dongeng
bagi pendidik paud. Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF
Internet
www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-pengertian-bercerita-
anak.html?m=1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
A. Lembar Observasi Siswa
Tema :
Sub tema :
Kelas :
Hari dan tanggal :
Jam pelajaran :
Tujuan Observasi :
1) Untuk mengetahui tingkat awal keterampilan bercerita siswa dalam proses
pembelajaran sebelum menggunakan metode pembelajaran Storytelling.
2) Untuk mengetahui dampak setelah di terapkannya metode Storytelling terhadap
keterampilan bercerita siswa.
Petunjuk :
1) Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi
tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan siswa.
2) Observer memberikan skor dengan petunjuk berikut:
Kualitas
Skor Kualitas
1 Sangat kurang terampil
2 Kurang terampil
3 Cukup terampil
4 Terampil
5 Sangat terampil
3). Ceklis pada angka yang memenuhi aspek-aspek penilaian siswa dalam proses
pembelajaran
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
No Aktivitas Belajar Siswa Skor
1 2 3 4 5
1
Kemampuan berbicara
a. Siswa mampu berbicara bahasa yang baik.
b. Siswa memiliki kefasehan dalam berbicara.
c. Siswa lancar dalam berbicara.
d. Menguasai kosakata yang baik.
e. Intonasi suara dan durasi
2 Menceritakan Cerita
a. Siswa mampu bercerita dengan baik.
b. Menguasai isi cerita
c. Ekpresi yang tepat dan sesuai dengan isi cerita.
d. Memiliki sikap yang wajar , tenang dan tidak
kaku.
e. Pandangan harus lurus kedepan
Jumlah
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN BERCERITA SISWA
Siklus pertemuan ke :
Pengamat :
Petunjuk pengisian :
Dengan penilaian :
0 – 19 = tidak terampil
20 – 59 = kurang terampil
60 – 69 = cukup terampil
70 – 79 = terampil
80 – 100 = terampil sekali
Dengan aspek yang diamati
A : Siswa mampu berbicara bahasa yang baik.
B : Siswa memiliki kefasehan dalam berbicara.
C : Siswa lancar dalam berbicara.
D :Menguasai kosata dengan baik.
E : Intonasi suara dan durasi
F : Siswa mampu berbicara dengan baik
G : Menguasai isi cerita.
H : Ekpresi yang tepat dan sesuai dengan isi cerita
I : Memiliki sikap yang wajar ,tenang dan tidak kaku
J : Pandangan harus lurus kedepan.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
No Nama siswa Aspek yang Dinilai
Jumlah skor A B C D E F G H I J
1 Andika Pratama 50
2 Dwi Wulan Sari
3 Failasuf Muzaki
4 Ferdiansyah
5 Gusti Ramayana
6 Harmono
7 Khoirum
Musakaroh
8 Laila Tusakdiah
9 Laila Nurlatifa
10 M. Iqbal
11 M. Ridho
12 Mila Agustina
13 M. Panji
14 Nabila Nurul
Mahmuda
15 Nabila Risya
16 Novia Dini
17 Rahmat Kelfin
18 Rifki Alfian
19 Veni Merlinda
20 Verdin Saputra
21 Zahra Aurella Putri
JUMLAH
RATA-RATA SKOR
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Lembar Observasi Guru
No Indikator atau aspek yang dinilai Skor Jumlah Rata-rata
%
P1 P2
1 Melaksanakan pra pembelajaran
Mempersiapkan media
Memimpin berdoa
Mengabsen siswa
2 Melakukan apersepsi berkaitan dengan
materi yang dipelajari
Melakukan apersepsi yang akan
menarik perhatian siswa
Bertanya tentang materi yang akan
dibahas
Menumbuhkan motivasi siswa
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menyampaikan tujuan
pembelajaran sesuai dengan
indicator
Menyampaikan model
pembelajaran yang akandilakukan
4 Menyampaikan materi pembelajaran
Menjelaskan materi pembelajaran
sesuai indicator
Memberikan contoh konkrit dalam
menjelaskan materi
Menggunakan media pembelajaran
dalam menjelaskan materi
5 Membimbing dalam pembagian bahan
cerita
Guru membagi siswa menjadi dua
kelompok besar
Menjelaskan bahan cerita yang
didapat tiap kelompok
Memberikan petunjuk saat
pembagian cerita dengan suara
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
jelas dan tepat
6 Guru Menutup Mata pembelajaran
Guru bersama siswa melakukan
refleksi
Guru bersama siswa
menyimpulkan pembalajaran
Guru mengakhiri mata pelajaran
dengan mengucapkan salam
Jumlah
Rata-rata (%)
Rata-rata keseluruhan (%)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
C. Lembar Wawancara Siswa
Nama siswa : HARMONO
Kelas : III
No. absen : 6
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah kamu suka
pembelajaran Tematik?
Iya, Suka
2 Bagaimana pendapat kamu
tentang pembelajaran
Tematik?
Asik, dan enak aja
3 Bagaimana pendapat kamu
tentang cara mengajar guru
yang digunakan dalam
pembelajaran selama ini?
Biasanya ibu hanya menjelaskan dan
mengerjakan soal yang ada di buku siswa
4
Pernahkah kamu mendengar
atau mengetahui metode
pembelajaran Storytelling?
Belum Pernah pak
5 Apakah kamu ingin tahu lebih
banyak tentang metode
pembelajaran Storytelling?
iya mau pak
6 Apakah selama proses
pembelajaran guru pernah
menggunakan media?
Pernah pak
7 Apa yang kamu dapat setelah
mempelajari pembelajaran
Tematik menggunakan
metode pembelajaran
Saya bisa mengeluarkan ide ,dan saya sudah
tidak malu untuk bercerita didepan kelas
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Storytelling?
8 Apakah kamu ikut
berpartisipasi dalam
kelompokmu?
Iya pak
9 Apakah kamu bertanya
kepada guru apabila kamu
belum paham ?
Iya pak
10 Apakah kamu membantu
teman yang belum paham ?
Iya pak
D. Lembar Wawancara Guru
Nama guru : Juwariyah S.Pd
Wali kelas : III
Instrument Wawancara dengan Guru Sebelum Pembelajaran
No Pertanyaan Jawaban
1 Berapa lama ibu mengajar di SDN
187/X?
Dari tahun 2010
2 Berapa lama ibu mengajar di kelas
III?
Selama 4 tahun
3 Berapa jumlah peserta didik yang
belajar di kelas ibu saat ini?
Jumlahnya ada 21 siswa, 10 perempuan
dan 11 laki-laki
4 Bagaimana respon siswa di kelas
pada pembelajaran tematik ?
Respon siswa ya sangat menanggapi,
karenakan sudah terbiasa dengan
pembelajaran tersebut
5 Bagaimana cara ibu menyampaikan Biasanya saya menjelaskan terlebih
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
materi dongeng kepada siswa? dahulu kemudian menyuruh siswa
mengerjakan soal yang ada di buku
siswa
6 Apa metode pembelajaran yang
sering ibu gunakan pada saat proses
pembelajaran?
Biasanya saya menggunakan metode
yang umumnya banyak digunakan
oleh guru-guru lainya
7 Apakah dalam proses pembelajaran
ibu pernah menggunakan metode
pembelajaran Storytelling?
Belum pernah
Nama guru : Juwariyah S.Pd
Wali kelas : III
Instrument Wawancara dengan Guru Setelah Pembelajaran
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah dengan menggunakan
metode pembelajaran Storytelling
lebih memudahkan siswa dalam
bercerita?
Saya rasa sangat mudah, karena
siswanya sendiri berpartisipasi aktif
dalam prosesnya
2 Apakah dengan menggunakan
metode pembelajaran Storytelling
dengan dapat meningkatkan
keterampilan bercerita siswa?
Seperti yang kita lihat tadi siswa terlihat
aktif selain itu siswa nyaman dengan
metode pembelajaran ini
3 Apakah dengan menggunakan
metode pembelajaran Storytelling
siswa berani bercerita kedepan kelas?
Iya lebih berani
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5 Bagaimana hasil belajar siswa
setelah diterapkannya metode
pembelajaran Storytelling?
Hasil belajarnya sangat bagus karena
siswa sudah tidak malu lagi untuk
bercerita di depan kelas
E. Soal
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
SILABUS SIKLUS I dan II
Satuan Pendidikan : SDN 187/X Desa Bangun Karya
Kelas/Semester : III/I
Tema/Subtema : Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup/ ciri- ciri makhluk hidup
Pertemuan ke : 1 dan 2
Kompetensi Inti :
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan
guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
SUB TEMA 1 PB 1
Bahasa Indonesia
3.4 Mencermati kosakata dalam teks
tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan
(makanan dan tempat hidup),
pertumbuhan, dan perkembangan
makhluk hidup yang ada di
lingkungan setempat yang
disajikan dalam bentuk lisan, tulis,
visual, dan/atau eksplorasi
lingkungan.
Membaca dan menjawab pertanyaan
sesuai teks tentang ciri-ciri makhluk
hidup.
Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk
hidup.
Menulis ciri-ciri makhluk hidup.
Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup
berdasarkan gambar. Critical Thinking and
Problem Solving
Berdiskusi dan menjawab pertanyaan yang
disampaikan guru mengenai ciri-ciri makhluk hidup.
Menuliskan ciri-ciri nyamuk dan ikan yang ada pada
gambar. Mandiri
4.4 Menyajikan laporan tentang
konsep ciri-ciri, kebutuhan
(makanan dan tempat hidup),
pertumbuhan, dan perkembangan
makhluk hidup yang ada di
lingkungan setempat secara tertulis
menggunakan kosakata baku
dalam kalimat efektif.
MTK
3.1 Menjelaskan sifat-sifat operasi
hitung pada bilangan cacah.
Menulis nama dan lambang
bilangan.
Mengurutkan bilangan.
Mengenal nama dan lambang bilangan ribuan.
Communication
Berlatih mengurutkan bilangan, sesuai dengan kartu
bilangan yang dimiliki bersama 4 orang teman
lainnya. Critical Thinking and Problem Solving
Berlatih menuliskan nama dan lambang bilangan
1.000 sampai dengan 10.000 yang ada pada buku.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
4.1 Menyelesaikan masalah yang
melibatkan penggunaan sifat-sifat
operasi hitung pada bilangan
cacah.
SBdP
3.2 Mengetahui bentuk danvariasi
pola irama dalamlagu.
Menyanyi lagu yang memiliki pola
irama sederhana.
Membaca pola irama sederhana pada
lagu.
Mengenal lagu Cicak di Dinding.
Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup yang ada
pada teks lagu. Critical Thinking and Problem
Solving
Mengamati guru menyanyikan lagu Cicak di
Dinding.
Mengamati tanda dan yang ada pada syair
lagu.
Berlatih menyanyi secara bergantian.
4.2 Menampilkan bentuk danvariasi
irama melalui lagu.
SUB TEMA 1 PB 2
Bahasa Indonesia
3.4 Mencermati kosakata dalam teks
tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan
(makanan dan tempat hidup),
Membaca dan mengidentifikasi ciri-
ciri makhluk hidup.
Mengamati ciri kedua makhluk hidup yaitu
bernapas. Siswa berdiskusimengenai cara tumbuhan
bernapas. Jika memungkinkan lakukan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
pertumbuhan, dan perkembangan
makhluk hidup yang ada di
lingkungan setempat yang
disajikan dalam bentuk lisan, tulis,
visual, dan/atau eksplorasi
lingkungan.
Membuat kalimat berdasarkan kosa
kata yang diberikan.
kegiatanpercobaan untuk membuktikan tumbuhan
bernapas.Creativity and Innovation
Mendiskusikan ciri-ciri makhluk hidup lainnya,
yaitu tumbuh. Sejak kelas 1sampai dengan kelas 3
tentunya ada banyak perubahan pada siswa.
Begitupunpada makhluk hidup lainnya. Kucing,
ayam, dan tumbuhan akan tumbuh dari kecilmenjadi
besar.Critical Thinking and Problem Solving
Berlatih menuliskan berbagai cara berkembang biak
hewan.
4.4 Menyajikan laporan tentang
konsep ciri-ciri, kebutuhan
(makanan dan tempat hidup),
pertumbuhan, dan perkembangan
makhluk hidup yang ada di
lingkungan setempat secara tertulis
menggunakan kosakata baku
dalam kalimat efektif.
PPKn
1.1. Menerima arti bintang, rantai,
pohon beringin, kepala banteng,
dan padi kapas pada lambang
negara “Garuda Pancasila”
sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa.
Berdiskusi tentang cara
memenangkan sebuah perlombaan
dan sikap yang harus dilakukan.
mempraktikkan sikap bersyukur.
Membaca teks tentang Bersyukur kepada Tuhan.
Menuliskan cara-cara bersyukur atas rahmat Tuhan
terutama berkaitandengan karunia keragaman
makhluk hidup dan alat geraknya.Critical Thinking
and Problem Solving
Menuliskan pada tempat yang tersedia.Mandiri 2.1 Bersikap jujur, peduli, kasih
sayang sesuai dengan sila-sila
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Pancasila dalam lambang negara
“Garuda Pancasila”.
Menceritakan hasil tulisan di depan teman-teman.
3.1 Memahami arti gambar pada
lambang negara “Garuda
Pancasila”.
4.1 Menceritakan arti gambar pada
lambang negara “Garuda
Pancasila”.
PJOK
3.1 Memahami kombinasigerak dasar
lokomotorsesuai dengan
konseptubuh, ruang, usaha,
danketerhubungan
dalamberbagai bentuk
permainansederhana dan
atautradisional.
Mempraktikkan berbagai macam
cara berjalan dan berlari.
Mempraktikkan gerak kombinasi
jalan dan lari.
Mempraktikkan berbagai cara berjalan dan berlari.
Berjalan danberlari merupakan cara manusia
bergerak dan berpindah tempat.Creativity and
Innovation
Mencoba melakukan berbagai cara berlari secara
perkelompok danperorangan.
Mencoba kegiatan kombinasi berlari dan berjalan
melalui permainanlomba jalan dan lari.Creativity
and Innovation
4.1 Mempraktikkan kombinasigerak
dasar lokomotorsesuai dengan
konseptubuh, ruang, usaha,
danketerhubungan
dalamberbagai bentuk
permainansederhana dan
atautradisional.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Guru Kelas
Juwariyah, S.Pd
NIP:196604051989012002
Mengetahui,
Kepala SD 187/X Desa Bangun
Karya
Mujiyem, S.Pd
NIP: 196601061989012002
Jambi, 2018
Peneliti
Nurharyadi
NIM: TPG.141 141
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SDN 187/X Desa Bangun karya
Kelas/Semester : III/I
Tema/Subtema : Pertumbuhan dan Perkembangan makhluk hidup/ ciri-ciri
makhluk hidup
Pertemuan ke : 2
Alokasi Waktu : 6 X 35 Menit
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar
3.4 Mencermati kosakata dalam teks tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan
(makanan dan tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat yang disajikan dalam
bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan.
4.4 Menyajikan laporan tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan
tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan makhluk hidup yang
ada di lingkungan setempat secara tertulis menggunakan kosakata baku
dalam kalimat efektif.
Indikator
3.4.1 Menemukan kata/istilah khusus tentang ciri-ciri makhluk hidup
4.4.1 Menyusun informasi lisan/tulis/visual tentang ciri-ciri makhluk hidup
dalam bentuk kalimat efektif.
PPKN
Kompetensi Dasar
1.1. Menerima arti bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, dan
padi kapas pada lambang negara “Garuda Pancasila” sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa.
2.1 Bersikap jujur, peduli, kasih sayang sesuai dengan sila-sila Pancasila
dalam lambang negara “Garuda Pancasila”.
3.1 Memahami arti gambar pada lambang negara “Garuda Pancasila”.
4.1 Menceritakan arti gambar pada lambang negara “Garuda Pancasila”.
Indikator
1.1.1 Memahami makna simbol sila-sila Pancasila.
2.1.1 Melaksanakan contoh perilaku yang sesuai dengan salah satu sila
Pancasila.
3.1.1 Menyebutkan makna simbol sila-sila Pancasila.
3.1.2 Menceritakan contoh perilaku yang sesuai dengan salah satu sila
Pancasila.
4.1.1 Menyebutkan arti penting bersyukur kepada Tuhan sebagai salah
satu makna dari simbol sila Pancasila yang pertama.
4.1.2 Menceritakan pengalaman bersyukur kepada Tuhan YME dengan
benar.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PJOK
Kompetensi Dasar
3.1 Memahami kombinasi gerak dasar lokomotor sesuai dengan konsep tubuh,
ruang, usaha, dan keterhubungan dalam berbagai bentuk permainan
sederhana dan atau tradisional.
4.1 Mempraktikkan kombinasi gerak dasar lokomotor sesuai dengan konsep
tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam berbagai bentuk
permainan sederhana dan atau tradisional.
Indikator:
3.1.1 Menjelaskan prosedur berbagai gerakan jalan.
4.1.1 Mempraktikkan prosedur berbagai gerakan jalan.
4.1.1 Berdiskusi mengenai cara melakukan gerakan berjalan dan berlari
dengan benar.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati gambar dan teks yang dibaca, siswa dapat
menemukan kata/istilah khusus tentang ciri-ciri makhluk hidup
dengan tepat.
2. Setelah mengamati contoh, siswa dapat menyusun informasi
lisan/tulis/visual tentang ciri-ciri makhluk hidup dalam bentuk
kalimat efektif.
3. Setelah mengamati gambar, siswa dapat menjelaskan prosedur
berbagai gerakan jalan dengan benar.
4. Setelah mengamati gambar, siswa dapat mempraktikkan prosedur
berbagai gerakan jalan dengan benar.
5. Setelah melakukan permainan, siswa dapat berdiskusi mengenai
cara melakukan gerakan berjalan dan berlari dengan benar.
6. Setelah mengamati, siswa dapat menyebutkan makna simbol sila-
sila Pancasila dengan benar.
7. Setelah mengamati, siswa dapat menceritakan contoh perilaku
yang sesuai dengan salah satu sila Pancasila dengan benar.
8. Setelah membaca, siswa dapat menyebutkan arti penting bersyukur
kepada Tuhan sebagai salah satu makna dari simbol sila Pancasila
yang pertama dengan benar.
9. Setelah mengamati contoh, siswa dapat menceritakan pengalaman
bersyukur kepada Tuhan YME dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Bahasa indonesia, PPKN, dan PJOK
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
E. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, dan Storytelling
F. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
Media Pembelajaran :
Peluit dan kapur tulis untuk membuat tanda garis permainan.
Buku teks siswa dan guru.
Sumber Belajar :
Buku Pedoman Guru Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan
Makhluk Hidup Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
Buku Siswa Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Guru menyapa siswa,
menanyakan kabar, dan
mengecek kehadiran siswa.
2. Siswa berdoa bersama sesuai
dengan agama dan kepercayaan
masing-masing dipimpin oleh
salah satu siswa. Religius
3. Menyanyikan lagu “Indonesia
Raya” bersama-sama.
dilanjutkan lagu Nasional
“Tanah Airku”. Nasionalis
4. Guru menjelaskan kegiatan
yang akan dilaksanakan.
5. Pembiasaan Membaca 15
menit. Literasi
6. Guru menginformasikan tujuan
pembelajaran yang ingin
10 menit
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dicapai.
7. Guru melakukan apersepsi
dengan bermain tebak hewan
atau bercerita pengalaman pergi
ke kebun binatang untuk
mengawali pembahasan tentang
ciriciri makhluk hidup.
Inti
1. Guru membentuk kelompok
menjadi dua kelompok
2. Guru membagikan teks cerita
lengkap dan teks cerita rumpang
3. Guru mencontohkan cara
bercerita dan siswa
memperhatikan guru yang sedang
bercerita
4. Setelah itu guru menyuruh siswa
membaca teks cerita kembali dan
mengisi bagian yang rumpang
dari tekas yang sudah diberikan
oleh guru.
5. Siswa mengisi teks cerita yang
masih rumpang dengan
menggunakan kata kunci yang
sudah ditulis lengkap.
6. Siswa menuliskan cerita dari
cerita yang mereka simak
berdasarkan semua kata kunci
yang telah diisi pada cerita
rumpang.
7. Guru menyuruh Satu persatu
siswa bercerita
180 menit
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
8. Guru memberikan penguatan
kepada siswa
9. Guru merefleksi hasil kerja siswa
dan menyimpulkan materi
pembelajaran.
10. Guru memberikan soal evaluasi.
Penutup 1. Guru bersama siswa melakukan
refleksi, menguraikan manfaat
pembelajaran yang telah
dialami.
2. Guru memberikan umpan balik.
3. Guru menginformasikan
rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
4. Guru mengkondisikan kelas,
dan dilanjutkan dengan berdo‟a.
15 menit
H. PENILAIAN
1. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
2. Lembar Observasi Aktivitas Guru
3. Angket Respon Siswa
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Rubrik Melakukan Gerakan Kombinasi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Rubrik Menceritakan Pengalaman Bersyukur
Guru Kelas
Juwariyah, S.Pd
NIP:196604051989012002
Mengetahui,
Kepala SD 187/X Desa
Bangun Karya
Mujiyem, S.Pd
NIP: 196601061989012002
Jambi, 2018
Peneliti
Nurharyadi
NIM: TPG.141 141
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SDN 187/X Desa Bangun karya
Kelas/Semester : III/I
Tema/Subtema : Pertumbuhan dan Perkembangan makhluk hidup/ ciri-ciri
makhluk hidup
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 6 X 35 Menit
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar
3.4 Mencermati kosakata dalam teks tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan
(makanan dan tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat yang disajikan dalam
bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan.
4.4 Menyajikan laporan tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan
tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan makhluk hidup yang
ada di lingkungan setempat secara tertulis menggunakan kosakata baku
dalam kalimat efektif.
Indikator
1. Menyebutkan minimal 4 ciri-ciri makhluk hidup.
2. Menyimpulkan ciri-ciri makhluk hidup..
Matematika
Kompetensi Dasar
3.1 Menjelaskan sifat-sifat operasi hitung pada bilangan cacah
4.1 Menyelesaikan masalah yang melibatkan penggunaan sifat-sifat operasi
hitung pada bilangan cacah.
Indikator
1. Membilang secara urut bilangan 1.000 sampai dengan 10.000.
2. Membilang secara loncat bilangan 1.000 sampai dengan 10.000.
Membilang dan menuliskan bilangan 1.000 sampai 10.000 secara panjang
(sepuluh ribuan, ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan).
SBdP
Kompetensi Dasar
3.2 Mengetahui bentuk dan variasi pola irama dalam lagu.
4.2 Menampilkan bentuk dan variasi irama melalui lagu.
Indikator:
1. Mengidentifikasi bentuk pola irama sederhana.
2. Memeragakan pola irama sederhana.
3. Membuat pola irama sederhana.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati, siswa dapat mengidentifikasi bentuk pola irama
sederhana dengan benar.
2. Setelah mengamati, siswa dapat memeragakan pola irama sederhana
dengan percaya diri.
3. Setelah mengamati, siswa dapat membuat pola irama sederhana dengan
benar.
4. Setelah mengamati, siswa dapat memeragakan pola irama sederhana yang
sudah dibuat dengan percaya diri.
5. Setelah mengamati gambar, siswa dapat menyebutkan minimal 4 ciri-ciri
makhluk hidup dengan tepat.
6. Setelah kegiatan membandingkan gambar, siswa dapat menyimpulkan ciri-
ciri makhluk hidup dengan tepat.
7. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara urut bilangan 1.000 sampai dengan 10.000 dengan
benar.
8. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara loncat bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
9. Setelah mengamati contoh, siswa dapat membilang dan menuliskan
bilangan 1.000 sampai 10.000 secara panjang (sepuluh ribuan, ribuan,
ratusan, puluhan, dan satuan) dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Bahasa indonesia, matematika, dan SBdP
E. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, dan Storytelling
F. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
Media Pembelajaran :
1. Buku Siswa dan Buku Guru,
2. Berbagai poster pertumbuhan manusia, hewan, dan tanaman.
3. Berbagai aktivitas makhluk hidup.
4. Teks lagu Cicak atau jika memungkinkan alat audio agar siswa dapat
mendengarkan langsung.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sumber Belajar :
Buku Pedoman Guru Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan
Makhluk Hidup Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
Buku Siswa Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
8. Guru menyapa siswa,
menanyakan kabar, dan
mengecek kehadiran siswa.
9. Siswa berdoa bersama sesuai
dengan agama dan kepercayaan
masing-masing dipimpin oleh
salah satu siswa. Religius
10. Menyanyikan lagu “Indonesia
Raya” bersama-sama.
dilanjutkan lagu Nasional
“Tanah Airku”. Nasionalis
11. Guru menjelaskan kegiatan
yang akan dilaksanakan.
12. Pembiasaan Membaca 15 menit.
Literasi
13. Guru menginformasikan tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai.
14. Guru melakukan apersepsi
dengan bermain tebak hewan
atau bercerita pengalaman pergi
ke kebun binatang untuk
mengawali pembahasan tentang
ciriciri makhluk hidup.
10 menit
Inti 1. Guru membentuk kelompok
menjadi dua kelompok
180 menit
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Guru membagikan teks cerita
lengkap dan teks cerita rumpang
3. Guru mencontohkan cara
bercerita dan siswa
memperhatikan guru yang sedang
bercerita
4. Setelah itu guru menyuruh siswa
membaca teks cerita kembali dan
mengisi bagian yang rumpang
dari tekas yang sudah diberikan
oleh guru.
5. Siswa mengisi teks cerita yang
masih rumpang dengan
menggunakan kata kunci yang
sudah ditulis lengkap.
6. Siswa menuliskan cerita dari
cerita yang mereka simak
berdasarkan semua kata kunci
yang telah diisi pada cerita
rumpang.
7. Guru menyuruh Satu persatu
siswa bercerita
8. Guru memberikan penguatan
kepada siswa
9. Guru merefleksi hasil kerja siswa
dan menyimpulkan materi
pembelajaran.
10. Guru memberikan soal evaluasi.
Penutup 5. Guru bersama siswa melakukan
refleksi, menguraikan manfaat
pembelajaran yang telah
15 menit
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dialami.
6. Guru memberikan umpan balik.
7. Guru menginformasikan
rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
8. Guru mengkondisikan kelas,
dan dilanjutkan dengan berdo‟a.
H. PENILAIAN
4. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
5. Lembar Observasi Aktivitas Guru
6. Angket Respon Siswa
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Rubrik Menulis Ciri-Ciri Makhluk Hidup Berdasarkan Gambar.
a. Rubrik Kegiatan Bernyanyi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Guru Kelas
Juwariyah, S.Pd
NIP:196604051989012002
Mengetahui,
Kepala SD 187/X Desa
Bangun Karya
Mujiyem, S.Pd
NIP: 196601061989012002
Jambi, Juli 2018
Peneliti
Nurharyadi
NIM: TPG.141 141
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Istilah bagian yang rumpung pada cerita di bawah ini
Pada suatu hari udin dan keluarganya pergi ke …….. binatang
Sesampai disana udin ……. banyak hewan
Salah satunya adalah hewan ……..
Udin sangat senang melihat gajah
Gajah memiliki …….. yang panjang dan ……. yang besar
Selain itu gajah juga termasuk salah satu hewan yang …….. melakukan atraksi
menggunakan ……….. contohnya bermain bola
Setelah melihat gajah udin juga melihat burung ……..
Burung nuri itu sangat indah karna memiliki …… berwarna warni
Burung itu sedang memakan ………… bersama dua anaknya
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR NAMA SIAWA KELAS III SDN 187/X BANDAR JAYA
TAHUN AJARAN 2017/2018
NO NAMA L/P
1. Andika Pratama L
2. Dwi Wulan Sari P
3. Failasuf Muzaki L
4. Ferdiansyah L
5. Gusti Ramayana P
6. Harmono L
7. Khoirum Musakaroh P
8. Laila Tusakdiah P
9. Laila Nurlatifa P
10. M. Iqbal L
11. M. Ridho L
12. Mila Agustina P
13. M. Panji L
14 Nabila Nurul Mahmuda P
15 Nabila Risya P
16 Novia Dini P
17 Rahmad Kelfin L
18 Rifki Alfian L
19 Veni Merlinda P
20 Verdin Saputra L
21 Zahra Aurella Putri P
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lampiran
FOTO LINGKUNGAN SEKOLAH SDN 187/X
Gerbang SDN 187/X Foto halaman depan SDN 187
Kantor SDN 187/X Perpustakaan SDN 187/X
RuangBelajarKelas 1, 2, 3, 4
RuangBelajarKelas 5, 6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lampiran
Kegiatan Belajar Siswa
Guru menyampaikan materi
Siswa-siswi sedang Berdiskusi
Siswa-siswi sedang Berdiskusi Siswa bercerita didepan kelas
Guru menyimpulkan pembelajaran
Guru berfoto bersama siswa kelas III
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Nurharyadi
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir : Bangun karya, 01 Mei 1996
Alamat Asal : Sk 18 Pelita Jaya Bangun Karya
Alamat Sekarang : -
Alamat Email : [email protected]
No Kontak : 082374091842
Pengalaman-pengalaman :
Pengalaman akademisi paling berkesan yang penulis dapatkan selama belajar di UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yaitu turut serta dalam kegiatan HMJ PGMI, Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan (FTK), institut, kegiatan KKN di Desa Petajen dan melaksanakan tugas PPL di
sekolah MIS Tarbiyah Islamiyah Kota Jambi. Selain itu, penulis juga mengikuti sanggar seni
pgmi uin sts jambi.
Pendidikan Formal :
1. SDN 74/X Desa Bangun Karya (2002-2007)
2. SMPN 9 Tanjung Jabung Timur (2007-2010)
3. SMAN 1 Tanjung Jabung Timur (2010-2013)
4. UIN STS JAMBI (2014-2018)
Pengalaman Organisasi :
1. Anggota HMJ PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Anggota Ikatan Mahasiswa Rantau Rasau (IMARA).
Motto Hidup :
“Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi maka senangilah apa yang terjadi”