pemimpin penipu rakyat haram masuk surga

3
Pemimpin Penipu Rakyat Haram Masuk Surga 07 May 2015 in Hadis Pilihan (Al Waie), Tsaqofah, Tsaqofah Islam Leave a comment ﱠﺔ ﺍﻟ ﱠﻡ ﱠﺘ ﺎﺵ ﱠﺔ ﺎﻣ Tidaklah mati seorang hamba yang Allah minta untuk mengurus rakyat, sementara dia dalam keadaan menipu (mengkhianati) rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga bagi dirinya (HR alBukhari dan Muslim). Dalam hadis ini, Rasul saw. mengungkapkan dengan redaksi penafian (kata ) yang dilanjutkan dengan pengecualian (kataillâ) untuk menetapkan. Ini memberi pengertian, tidak ada seorang pun yang memenuhi deskripsi hadis ini kecuali pasti menghadapi akibat yang dijelaskan dalam hadis ini. Makna yastar’îhilLâhu ra’iyyat[an] maksudnya, Allah mendelegasikan pengaturan urusan rakyat kepada dia, dengan menobatkan dia untuk mengurus berbagai kemaslahatan rakyat dan mengendalikan urusan mereka. ArRâ’iy adalah penjaga yang diberi amanah atas pengaturan urusan rakyat. Kata ghâsysy[in] maknanya khâ‘in (khianat) atau khâdi’ (penipu). Artinya, dia mengelabui rakyat atau mengkhianati amanah yang dipercayakan kepada dirinya untuk mengurus urusan rakyat, memelihara berbagai kemaslahatan rakyat dan semua kewajiban dan tanggung jawab ri’ayah. Frasa yawma yamûtu wa huwa ghâsysy[in] bermakna: saat ajal menghampiri dia dan tobat sudah tidak lagi bisa diterima, sementara pada waktu itu dia seorang ghâsysy[in]. Adapun sabda Rasul saw, illâ harramallâh ‘alayhi aljannata, maksudnya dijelaskan dalam riwayat lain: lam yadkhul ma’ahumaljannata (tidak masuk surga bersama mereka). Artinya, dia tidak masuk surga bersama rakyatnya yang masuk surga, sebab dia harus mendapat hukuman karena mengkhianati amanah ri’ayahitu. Jadi, maknanya bukan dia kekal di neraka. Jadi, hadis ini seperti dijelaskan oleh Ibn Bathal di dalam Syarh Ibn Bathal , merupakan penjelasan dan ancaman keras terhadap para pemimpin keji (a’immah aljûr). Jadi, siapa yang menelantarkan orangorang yang urusan mereka Allah percayakan kepada dia atau dia mengkhianati mereka atau menzalimi mereka, maka kepada dia diarahkan tuntutan atas kezalimankezaliman terhadap hamba pada Hari Kiamat kelak. Qadhi ‘Iyadh mengatakan seperti dikutip oleh anNawawi di dalamSyarh Shah îh Muslim li anNawawi , “Maknanya jelas dalam hal peringatan dari menipu (mengkhianati) kaum Muslim , peringatan untuk orang yang kepada dia didelegasikan sesuatu dari urusan mereka, dia diminta mengurusi mereka dan dia diangkat untuk mengurusi kemaslahatan mereka dalam hal agama dan dunia mereka. Jika dia berkhianat dalam apa yang dipercayakan (diamanahkan) kepada dia dan dia tidak menasihati dalam apa yang didelegasikan kepada dia yang kadang itu dengan tidak memberitahu mereka apa yang harus mereka pegang teguh dan mereka ambil dari agama mereka, dan kadang dengan tidak melakukan apa yang telah ditentukan untuknya berupa menjaga syariah mereka dan membela/mempertahankan syariah dari setiap penentang yang

Upload: rizkysamuraiflamenco

Post on 31-Jul-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

24/6/2015 Pemimpin Penipu Rakyat Haram Masuk Surga | Hizbut Tahrir Indonesia

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22name%20post­title%20entry­title%22%20itemprop%3D%22itemReviewed%22%20itemscope%3D… 1/3

Pemimpin Penipu Rakyat Haram Masuk Surga07 May 2015 in Hadis Pilihan (Al Waie), Tsaqofah, Tsaqofah Islam Leave a comment

لرعيته إال حرم هللا عليه الجنة ما من عبد يسترعيه هللا رعية يموت يوم يموت وهو غاش

Tidaklah mati seorang hamba yang Allah minta untuk mengurus rakyat, sementara dia dalam keadaan menipu

(mengkhianati) rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga bagi dirinya (HR al­Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis ini, Rasul saw. mengungkapkan dengan redaksi penafian (kata mâ) yang dilanjutkan dengan pengecualian

(kataillâ) untuk menetapkan. Ini memberi pengertian, tidak ada seorang pun yang memenuhi deskripsi hadis ini kecuali

pasti menghadapi akibat yang dijelaskan dalam hadis ini.

Makna yastar’îhilLâhu ra’iyyat[an] maksudnya, Allah mendelegasikan pengaturan urusan rakyat kepada dia, dengan

menobatkan dia untuk mengurus berbagai kemaslahatan rakyat dan mengendalikan urusan mereka. Ar­Râ’iy adalah

penjaga yang diberi amanah atas pengaturan urusan rakyat.

Kata ghâsysy[in] maknanya khâ‘in (khianat) atau khâdi’ (penipu). Artinya, dia mengelabui rakyat atau mengkhianati

amanah yang dipercayakan kepada dirinya untuk mengurus urusan rakyat, memelihara berbagai kemaslahatan rakyat dan

semua kewajiban dan tanggung jawab ri’ayah.

Frasa yawma yamûtu wa huwa ghâsysy[in] bermakna: saat ajal menghampiri dia dan tobat sudah tidak lagi bisa diterima,

sementara pada waktu itu dia seorang ghâsysy[in].

Adapun sabda Rasul saw, illâ harramallâh ‘alayhi al­jannata, maksudnya dijelaskan dalam riwayat lain: lam yadkhul

ma’ahum al­jannata (tidak masuk surga bersama mereka). Artinya, dia tidak masuk surga bersama rakyatnya yang masuk

surga, sebab dia harus mendapat hukuman karena mengkhianati amanah ri’ayahitu. Jadi, maknanya bukan dia kekal di

neraka.

Jadi, hadis ini seperti dijelaskan oleh Ibn Bathal di dalam Syarh Ibn Bathal, merupakan penjelasan dan ancaman keras

terhadap para pemimpin keji (a’immah al­jûr). Jadi, siapa yang menelantarkan orang­orang yang urusan mereka Allah

percayakan kepada dia atau dia mengkhianati mereka atau menzalimi mereka, maka kepada dia diarahkan tuntutan atas

kezaliman­kezaliman terhadap hamba pada Hari Kiamat kelak.

Qadhi ‘Iyadh mengatakan seperti dikutip oleh an­Nawawi di dalamSyarh Shahîh Muslim li an­Nawawi, “Maknanya jelas

dalam hal peringatan dari menipu (mengkhianati) kaum Muslim , peringatan untuk orang yang kepada dia didelegasikan

sesuatu dari urusan mereka, dia diminta mengurusi mereka dan dia diangkat untuk mengurusi kemaslahatan mereka

dalam hal agama dan dunia mereka. Jika dia berkhianat dalam apa yang dipercayakan (diamanahkan) kepada dia dan dia

tidak menasihati dalam apa yang didelegasikan kepada dia yang kadang itu dengan tidak memberitahu mereka apa yang

harus mereka pegang teguh dan mereka ambil dari agama mereka, dan kadang dengan tidak melakukan apa yang telah

ditentukan untuknya berupa menjaga syariah mereka dan membela/mempertahankan syariah dari setiap penentang yang

24/6/2015 Pemimpin Penipu Rakyat Haram Masuk Surga | Hizbut Tahrir Indonesia

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22name%20post­title%20entry­title%22%20itemprop%3D%22itemReviewed%22%20itemscope%3D… 2/3

akan memasukkan sesuatu di dalamnya atau memalingkan makna­maknanya, atau mengabaikan hudud mereka, atau

menelantarkan hak­hak mereka atau tidak melindungi/menjaga apa yang mereka peroleh dan tidak menghadapi musuh­

musuh mereka, atau meninggalkan langkah keadilan di tengah mereka, maka sungguh dia telah menipu mereka.”

Qadhi ‘Iyadh mengatakan, “Sungguh Allah SWT telah memperingatkan bahwa hal demikian termasuk dosa besar yang

berakibat menjauhkan dari surga. WalLah a’lam.”

Al­Amir ash­Shan’ani di dalam Subul as­Salâm menjelaskan, “Sabda Rasul saw., ‘yawma yamûtu (hari ketika dia mati),’

maksudnya bahwa dia dihampiri kematian dalam keadaan menipu rakyatnya tanpa bertobat dari hal itu. Al­

Ghisyyu adalah lawan dari an­nushhu(nasihat). Ghissyu itu terjadi dengan kezaliman dia terhadap rakyat dengan

mengambil harta mereka, menumpahkan darah mereka, melanggar kehormatan mereka, menghalangi diri dari keperluan

dan kebutuhan mereka, menahan dari mereka harta Allah SWT yang Allah tetapkan menjadi milik mereka yang

ditentukan untuk pengeluaran­pengeluaran, tidak memberitahu mereka apa yang wajib atas mereka baik perkara agama

dan dunia mereka, mengabaikan hudud, tidak menghalangi orang­orang yang membuat kerusakan, menelantarkan jihad

dan lainnya yang di dalamnya terdapat kemaslahatan hamba. Termasuk dalam hal itu adalah mengangkat orang yang

tidak melingkupi mereka dan tidak memperhatikan perintah Allah tentang mereka dan mengangkat orang yang mana

Allah lebih meridhai orang lainnya. Padahal orang lain yang lebih diridhai oleh Allah itu ada. Banayak hadis

menunjukkan keharaman al­ghisyyu (penipuan/khianat) dan bahwa itu termasuk dosa besar karena adanya ancaman

terhadapal­ghisyyu itu sendiri.”

Rasul saw. bersabda:

من استعمل رجال على عصابة وفيهم من هو أرضي هللا عنه فقد خان هللا ورسوله والمؤمنين

Siapa saja yang mengangkat seorang laki­laki terhadap suatu kelompok, sementara di tengah mereka ada orang yang

lebih diridhai Allah dari laki­laki itu maka sungguh dia telah mengkhianati Allah, Rasul­Nya dan kaum Mukmin.” (HR

Ahmad dan al­Hakim. Al­Hakim berkata, “Ini hadis shahîhul isnâd tetapi beliau berdua [al­Bukhari dan Muslim] tidak

mengeluarkan hadis tersebut.”).

Di antara bentuk spesifik al­ghisysyu terhadap rakyat itu adalah mempercayakan urusan rakyat kepada orang yang tidak

amanah, tidak layak atau yang lemah untuk mengemban amanah ri’ayah. Biasanya hal itu dilakukan karena kedekatan,

kecintaan, kekerabatan dan semacamnya, atau yang disebut nepotisme. Adapun jika orang itu memang orang terbaik,

amanah dan layak mengemban tanggung jawab ri’ayah, maka tidak termasuk al­ghisysyu. Rasul saw. memperingatkan

hal itu:

… من ولي من أمر المسلمين شيئا فأمر عليهم حدا محاباة فعليه لعنة هللا ال يقبل هللا منه صرفا وال عدال حتى يدخله جهنم

Siapa saja yang mengurusi urusan kaum Muslim, lalu ia menjadikan seorang yang dia cintai sebagai pemimpin mereka,

maka bagi dia laknat Allah. Allah tidak menerima dari dia tobat dan tebusan sampai Allah masukkan dia ke dalam

Jahanam (HR Ahmad, al­Hakim. Al­Hakim berkata, “Ini hadis shahîhul isnâd tetapi beliau berdua [al­Bukhari dan

Muslim] tidak mengeluarkan hadis tersebut.”).

24/6/2015 Pemimpin Penipu Rakyat Haram Masuk Surga | Hizbut Tahrir Indonesia

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22name%20post­title%20entry­title%22%20itemprop%3D%22itemReviewed%22%20itemscope%3D… 3/3

WalLâh a’lam bi ash­shawâb. [Yoyok Rudianto)]

Baca juga :

1. Nafais Tsamarat: Tidak Besedekah dan Tidak Berjihad, Lalu dengan Apa Anda Akan Masuk Surga?

2. Ingin Masuk Surga? Harus Berjihad dan Sabar

3. Mereka de Jure DPR, Tapi de Facto Dewan Penipu Rakyat

4. Aksi Renungan HTI Semarang: Neraka Menanti Penguasa Penipu Rakyat !

5. Aksi Renungan HTI Semarang: Neraka Menanti Penguasa Penipu Rakyat!