pdf tugas uts

13
 1 PENYAKIT ANTHRACNOSE PADA TANAMAN CABAI MERAH Oleh:  Nama : Edi Kurniawan  NIM : 115040200111171 Kelas : L Dosen Pembimbing : Dr. Anton Muhibuddin, SP., MP. PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

Upload: nurul-aulia

Post on 21-Jul-2015

101 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENYAKIT ANTHRACNOSE PADA TANAMAN CABAI MERAH

Oleh: Nama : Edi Kurniawan NIM : 115040200111171 Kelas :L Dosen Pembimbing : Dr. Anton Muhibuddin, SP., MP.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 20111

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Cabai merah (Capsicum annum) merupakan salah satu jenis sayuran yang cukup penting di Indonesia, baik untuk konsumsi di dalam negeri maupun untuk ekspor. Komoditas cabai dapat tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai dataran tinggi, pada lahan sawah ataupun tegalan. Selain memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, cabai juga sangat potensial secara ekonomis. Pemanfaatan cabai sebagai bumbu masak, bahan baku berbagai industri makanan, minuman dan obat-obatan, serta pemasarannya dalam bentuk segar dan olahan menambah pentingnya komoditas tersebut untuk diusahakan. Akan tetapi, salah satu masalah dalam peningkatan produksi dan kualitas mutu cabai ialah serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang terjadi mulai persemaian sampai pasca panen. Diantara OPT utama yang sering menimbulkan kerugian pada usahatani cabai adalah serangan penyakit dengan pathogen/ penyebabnya dari golongan virus, bakteri atau jamur. Banyak yang dilakukan untuk mengendalikan serangan organisme pengganggu tanaman tersebut. Diantaranya pengendalian secara kultur teknis dan secara pestisida. Penyakit pada tanaman berbeda dengan hama tanaman. Ini dapat dilihat dari cara menyerang tanaman. Kalau penyakit tidak menimbulkan bentuk secara fisik. Karena yang diserang yaitu bagian dalam tanaman seperti jaringan, sel, dll. Penyakit pada tanaman disebabkan oleh 2 faktor yaitu devisiensi hara dan virus. Devisiensi hara yaitu tanaman kekurangan hara baik itu dari tanah ataupun dari tanaman itu sendiri. Tidak hanya virus saja, bakteri, jamur juga ikut mempengruhi timbulnya penyakit pada tanaman. Sedangkan hama yaitu organisme yang menyebabkan kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat secara fisik seperti lubang pada daun. Akan tetapi penyakit dan hama juga saling berkaitan dan sama-sama merusak tanaman. Pengamatan kali ini dilakukan di lahan milik bapak sobri desa genting kabupaten malang. Luas lahan yang dimiliki 2000 m2. Banyak sekali kendala-kendala yang terjadi pada saat budidaya tanaman cabai merah. Sehingga beliau mengalami kerugian secara ekonomi. Tanaman budidaya cabai yang dimilkinya sering diserang penyakit. Penyakit itu anthracnose yang biasa disebut pathek atau cacar buah. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang penyakit yang menyerang tanaman cabai merah. Serta bagaimana cara pengendalian penyakit pada tanaman cabai merah sehingga tidak meyebabkan kerusakan pada tanaman itu sendiri dan kerugian secara ekonomi. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apakah penyakit anthracnose pada cabai merah itu? 2. Bagaimana mekanisme kerja penyakit anthracnose? 3. Bagaimana cara pengendalian penyakit anthracnose? 4. Penyakit apa yang sering menyerang tanaman cabai Bapak Sobri?2

1.3 TUJUAN 1. Memahami penyakit anthracnose yang menyerang cabai merah. 2. Memahami mekanisme kerja penyakit anthracnose. 3. Memahami cara pengendalian penyakit anthracnose. 4. Mengetahui penyakit yang sering menyerang tanaman cabai merah Bapak Sobri. 1.4 MANFAAT 1. Bagi mahasiswa Memperluas wawasan bagi mahasiswa untuk mengetahui bentuk penyakit pada tanaman cabai merah, mekanisme penyakit enthracnose, serta cara melindungi tanaman tersebut dari serangan penyakit.

2. Bagi Penulis Makalah ini secara tidak langsung membantu pemahaman kami tentang bentuk penyakit pada tanaman cabai merah, mekanisme penyakit enthracnose, serta cara melindungi tanaman tersebut dari serangan penyakit. 3. Bagi Masyarakat Manfaat makalah ini bagi masyarakat khusunya bagi pembaca adalah membantu memahami bentuk penyakit pada tanaman cabai merah, mekanisme penyakit enthracnose, serta cara melindungi tanaman tersebut dari serangan penyakit.

3

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Deskripsi Penyakit Anthracnose (Colletotrichum capsici ) pada cabai merah Kingdom = Fungi Divisio = Ascomycota Kelas = Sodariomycetes Ordo = Phyllachorales Famili = Phyllachoraceae Genus = Colletotrichum Spesies = Colletotrichum capsici Tidak ada yang memungkiri bahwa Antracnose atau yang lebih dikenal dengan istilah pathek adalah penyakit yang hingga saat ini masih menjadi momok petani cabe. Buah yang menunggu panen dalam beberapa waktu berubah menjadi busuk oleh penyakit ini. Sudah banyak petani yang menjadi korban keganasannya. Sekali tanaman cabe terkena anthracnose, maka akan sulit untuk mengendalikannya. Gejala awal yang dapat dikenali dari serangan penyakit ini adalah Jamur (Colletotrichum capsici) mulamula membentuk bercak cokelat kehitaman, yang lalu meluas menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur. Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh buah mongering dan mengerut (keriput). Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna seperti jerami. Jika cuaca kering jamur hanya membentuk bercak kecil yang tidak meluas. Tetapi kelak setelah buah dipetik, karena kelembaban udara yang tinggi selama disimpan dan diangkut, jamur akan berkembang dengan cepat. Gejala seranganya awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah, kemudian menjadi busuk lunak (Irzayanti, 2008). Ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim hujan. Penyebab penyakit ini tidak lain adalah jamur Colletotrichum capsici. 2.2 Mekanisme kerja penyakit Anthrracnose pada cabai merah Siklus hidup Colletotrichum capsici yang menyerang tanaman cabai (Capsicum annum) sekitar 20 hari, pada dataran rendah 7-12 hari. Jamur pada buah masuk kedalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit karena konodium jamur dapat bertahan dalam waktu yang lama. Jamur Colletotrichum capsici pada buah Cabai (Capsicum annum) masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit. Jamur menyerang daun dan batang, kelak dapat menginfeksi buah-buah. Jamur hanya sedikit sekali mengganggu tanaman yang sedang tumbuh, tetapi memakai tanaman ini untuk bertahan sampai terbentuknya buah hijau. Selain itu jamur dapat mempertahankan diri dalam sisa-sisa tanaman sakit. Seterusnya konidium disebarkan oleh angin. Infeksi Colletotrichum capsici hanya terjadi melalui luka-luka.4

2.3 Cara Pengendalian Penyakit Anthracnose Pada Cabai Merah Pengendalian Jamur Colletotrichum capsici dapat dilakukan dengan cara : 1. Tidak menanam biji yang terinfeksi 2. Buah-buah yang terinfeksi jangan diambil bijinya Biji dapat diobati dengan Thram 0,2%, yang mana di India obat tersebut dapat mematikan jamur tanpa mempengaruhi perkecambahan benih. Perlakuan seed treatmen. 3. Sanitasi gulma dan buah cabai yang terserang penyakit busuk buah, 4. Menanam benih bebas pathogen 5. Pergiliran tanaman, Perbaikan drainase. 6. pemanfaatan Agens Hayati antagonis atau memanfaatkan mikroba Pseudomonas flourencens dan Bacillus subtilis. Selain itu, pengendalian jamur Collectrichum capsici dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida antara lain : 1. Victory 80 WP 2. KOCIDE 54 WD 3. Cupravit OB 21 Contoh produk Victory 80 WP FUNGISIDA VICTORY 80 WP BAHAN AKTIF : MANKOZEB 25% Nomor Pendaftaran : RI. 1722/6-2002/T VICTORY 80 WP merupakan Fungisida kontak berbentuk tepung yang dapat disuspensikan dalam air berwarna kuning terang, digunakan untuk mengendalikan penyakit busuk daun (Phytophthora infestans) pada tanaman kentang dan tomat, penyakit Antraknose buah cabe yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici. KEUNGGULAN :

Mudah larut dan tidak mudah mengendap Ukuran partikel kecil sehingga larut dengan sempurna membuat hasil semprotan lebih luas dan lebih merata. Tidak menimbulkan keracunan (Fitotoksis) pada tanaman. Mengendalikan semua penyakit tanaman akibat5

serangan jamur patogen. Tidak mudah menimbulkan resistensi patogen. Membunuh jamur patogen dengan cara merusak enzym metabolisme.

PENYAKIT TANAMAN YANG DAPAT DIKENDALIKAN : TANAMAN KETANG TOMAT CABE BW. MERAH APEL MELON SEMANGKA TEMBAKAU PENYAKIT Busuk daun (Phytopthora infestans) Busuk daun (Phytopthora infestans) Busuk daun (Cercospora capsici, Antracknose Colletotrichum capsici) Bercak ungu (Alternaria porii) Busuk daun (Marsonnina coronaria) Downey mildew (Pseudoronospora cubensis) Downey mildew (Pseudoronospora cubensis) Busuk daun (Cercospora nicotiane)

PETUNJUK PENGGUNAAN : KENTANG Busuk Daun (Phytophthora Infestans) TOMAT Busuk Daun (Phytophthora Infestans) CABE Antraknose Buah (Colletotrichum capsici) Penyemprotan volume tinggi 2 - 3 g/liter Penyemprotan volume tinggi 2 - 3 g/liter Penyemprotan volume tinggi 2 - 3 g/liter

6

Contoh produk KOCIDE 54 WD FUNGISIDA KOCIDE 54 WDG BAHAN AKTIF : TEMBAGA HIDROKSIDA 54% Nomor Pendaftaran : RI.1561/11-2000/T KOCIDE 54 WDG adalah fungisida yang bersifat racun kontak, berbentuk butiran yang dapat didispersikan, berwarna biru muda. Keunggulan fungisida KOCIDE 54 WDG : Tidak berdebu. Lebih mudah larut dalam air. Tidak mudah mengendap. Bahannya lebih padat, dan dapat mengalir seperti air saat dilarutkan. Dosis pemakain rendah. Ukuran partikel lebih kecil. Dapat dicampur pestisida lain. Tidak mneyumbat nozzle. Tidak mudah menimbulkan fitotoksis. Jumlah ion Cu++ yang dilepas lebih banyak PETUNJUK PENGGUNAAN Tanaman Penyakit Penyakit Anthracnose - Colletotrichum capsici - Colletotrichum gloeosporioides Konsentrasi Formulasi 1 - 2 gr/l

CABE

Cara, Waktu dan Interval Aplikasi Penyemprotan volume tinggi. Waktu Aplikasi apabila ditemukan gejala serangan Interval penyemprotan 7 hari sekali

7

Contoh produk Cupravit OB 21 Cupravit OB 21

Grup : Fungisida Bahan Aktif : Copper oxychloride 50% Ukuran kemasan ; 1 kg Fungisida kontak berspektrum luas dan dapat mengontrol berbagai penyakit tanaman. Harus dipergunakan dengan cara penyemprotan di awal pertumbuhan sebagai perlindungan sebelum penyakit menyerang daun atau buah. Penyemprotan harus diulang untuk menghindari terjadinya pengulangan infeksi dan menyebarnya penyakit dan untuk melindungi daun muda serta pucuk baru. Rekomendasi: Tanaman Cokelat Masalah Pod rot Phytophthora palmivora Dosis 4 g/l Aplikasi Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 7 hari Foliar spray, dengan volume air 500-1000 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 7 hari Foliar spray, dengan volume air 00-1000 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 7 hari Foliar spray, dengan volume8

Cabai

Leaf Spot 1-2 g/l Cercospora sp.

Cabai

Anthracnose 2 g/l Colletotrichum capsici Powdery 4 g/l

Jeruk

mildew Oidium tingitaninum Kopi Rust Hemileia vastatrix Downy mildew Plasmopara viticola Leaf Spot Cercospora arachidicola, Cercospora personata Blister blight Exobasidium vexans 4 g/l

air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 5-7 hari Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 5-7 hari. Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 5-7 hari. Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 10 hari, dan 3-4 kali interval pengampilaksian. Foliar spray, dengan volume air 250-500 l/ha. Aplikasikan satu hari setelah pengambilan daun, dengan 57 hari interval.

Anggur

1,5 - 3 g/l

Kacang

4 g/l

Teh

300-500 g/ha

Tembakau Damping off Pythium sp.

5 g/l Foliar spray, dengan volume (nursery) air 600-800 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 3 hari.

Racun dan Info Keamanan Keracunan LD50 Oral, rat : >1000 mg/kg Dermal, rat : >5000 mg/kg Peringatan Bahaya Peringatan Bahaya Tidak Diperlukan Gejala Keracunan Gejala Gastroenteritic, kerusakan pada selaput mucous dari sistem gastrointestinal, kerusakan pada pembuluh kapiler, dehidrasi dan kehilangan elektrolit. Penawar Racun Belum diketahui Pertolongan Pertama9

Informasi Umum Pindahkan korban dari daerah bahaya. Buka baju yang terkena racun Bila Terhisap Pindahkan korban ke udara bersih, segera hubungi dokter. Bila Terkena Kulit Segera cuci kulit dengan air dan sabun yang banyak kemudian cari bantuan medis Bila Terkena Mata Cuci mata dengan air, konsultasikan dengan ahli mata. Bila Tertelan Langsung hubungi dokter. Informasi Untuk Dokter perawatan yang harus dilakukan: pertolongan dasar, dekontaminasi, perawatan pada gejala. Pemberian potassium hexacyanoferrate (II) dalam ukuran satu sendok kecil penuh.

2.4 Lahan Budidaya Cabai Merah Bapak Sobri Nama pemilik Tempat pengamatan Waktu pengamatan : Bapak Sobri : Desa Genting, Kabupaten Malang : Jumat, 12 Maret 2010

Lahan budidaya cabai merah milik Bapak Sobri sering kali mengalami kendala. Banyak sekali penyakit yang menyerang tanaman cabai merah tersebut. Diantaranya yang paling meresahkan Bapak Sobri yaitu penyakit anthracnose yang diakibatkan jamur Colletroticum capsici. Penyakit ini sering kali muncul saat budidaya dan akibatnya menurunnya nilai ekonomis cabai merah. Akan tetapi, menurut Bapak Sobri penyakit anthracnose yang sering disebut dengan cacar buah ini disebabkan embun. Embun tersebut yang menyebabkan buah menjadi bercak hitam dan lama kelamaan menjadi busuk. Sehingga beliau tidak mengetahui bagaimana cara mengendalikan penyakit tersebut karena menurut beliau penyakit tersebut berasal dari embun. Biasanya, Bapak Sobri mengendalikan penyakit tersebut dengan kultur teknis yaitu dengan cara memetik cabai merah yang terserang penyakit dan sudah termasuk kategori parah atau bercak hitam sudah menyebar luas. Sedangkan yang masih skala kecil dibiarkan saja. Kerugian yang dialami Bapak Sobri tidak hanya pada kerusakan buah saja, akan tetapi berdampak pada kerugian secara ekonomis. Biaya yang dikeluarkan selama budidaya dengan yang dihasilkan tidak sebanding. Harga cabai merah perkilo sekitar Rp 30.000,00/kg. cabai merah yang terserang penyakit cacar buah tetapi masih dalam skala kecil atau bercaknya cuman sedikit itu masih bisa dijual, akan tetapi yang sudah parah cabai merah dibuang. Dengan keadaan seperti ini beliau enggan untuk buudidaya cabai merah karena beberapa factor tersebut.10

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Penyakit anthracnose disebabkan oleh jamur Colletroticum capsici. Gejala awal yang dapat dikenali dari serangan penyakit ini adalah Jamur (Colletotrichum capsici) mula-mula membentuk bercak cokelat kehitaman, yang lalu meluas menjadi busuk lunak. 2. Jamur Colletotrichum capsici pada buah Cabai (Capsicum annum) masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit. Jamur menyerang daun dan batang, kelak dapat menginfeksi buah-buah. 3. Penyakit anthracnose dapat dikendalikan dengan cara kultur teknis, sanitasi maupun secara kimia yaitu dengan pestisida. 4. Pada budidaya cabai merah Bapak Sobri sering terserang penyakit anthracnose sehingga menyebabkan kerugian baik pada tanaman maupun kerugian secara ekonomi. 3.2 Saran 1. Himbauan kepada para petani agar lebih memahami penyakit yang sering menyerang tanaman sehingga tidak mengalami kerugian. 2. Dalam pengendalian secara kultur teknis maupun sanitasi sebaiknya ditingkatkan, akan tetapi pengendalian secara kimia harus sesuai dengan yang direkomendasikan sehingga masih tetap menjaga keseimbangan ekosistem.

11

DAFTAR PUSTAKA Anonymousa. 2010. Anthracnose pada cabe [online] (http://anthracnose-pada-cabe.html. diakses tanggal 5 Juni 2010) Anonymousb. 2010. Cupravit OB 21 [online] (http://cs_cp_product.php.htm. diakses tanggal 5 Juni 2010) Anonymousc. 2010. KOCIDE 54 WDG [online] (http://cs_cp_product.php.htm. diakses tanggal 5 Juni 2010) Anonymousd. 2010. Musuh-musuh utama pada tanaman pada cabe [online] (http://musuh-musuh-utama-pada-tanaman-cabe.html. diakses tanggal 5 Juni 2010) Anonymouse. 2010. VICTORY 80 WP 21 [online] (http://cs_cp_product.php.htm. diakses tanggal 5 Juni 2010) Irzayanti D., 2009. PenyakitPenyakit Tanaman KubisKubisan.[online] (http://deasyirzayanti.blog.com/. Diakses pada Tanggal 5 juni 2010) Mancuru, Ridwan. 2010. laporan Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman (Pengenalan Penyakit Jamur) [online].(http://ridwanmancuru.blogspot.com/2010/02/laporandasar-dasar-perlindungan_3107.html. diakses tanggal 5 Juni 2010 )

12

LAMPIRAN Gambar penyakit anthracnose

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

13