pasar saham - 19 indikator

24
Indikator Pasar Saham Georgius Rinaldo [email protected]

Upload: kuliahkita

Post on 18-Jul-2015

372 views

Category:

Economy & Finance


6 download

TRANSCRIPT

IndikatorPasar Saham

Georgius Rinaldo

[email protected]

Pendahuluan

Sebelumnya telah dijelaskan beberapa indikator utama yang erat kaitannya dengan candlestick yaitu S&R (support resistance), volume, dan moving average.

Sekarang Kita akan memahami indikator lain yang tidak disatukan dengan grafik candlestick atau terpisah.

Tipe Indikator

Terdapat 2 tipe indikator yaitu leading dan lagging.

Leading - “leads the price”, mendahului - biasanya merupakan sinyal pembalikan arah (reversal), atau trend baru

Lagging - “lags the price”, maksudnya yang telah terjadi atau trend yang telah terbentuk → moving average adalah salah satu contohnya (dibahas terlebih dahulu karena merupakan konsep utama)

Relative Strength Index (RSI)

Ditemukan oleh J. Welles Wilder, RSI adalah indikator momentum yang membantu mengidentifikasi trend pembalikan. (bernilai 0 sampai 100)

RSI dapat ambigu karena tidak membandingkan relative strength dari 2 securities, tetapi hanya terhadap dirinya sendiri. Sangat berguna untuk menentukan arah trend ketika sideways.

Relative Strength Index (RSI)

Rumus untuk menghitung RSI adalah:

dengan RS: Average Gain / Average Loss

Berikut kita akan melihat contohnya dengan tabel data fiktif yang disediakan. Biasanya RSI dihitung dalam jangka 14 hari (RSI14d)

RSI : 100 - 100/( 1 + RS )

Relative Strength Index (RSI)No Harga Close Gain Lost

1 1000 10 0

2 1020 20 0

3 1050 30 0

4 1070 20 0

5 1030 0 40

6 1000 0 30

7 990 0 10

No Harga Close Gain Lost

8 970 0 20

9 1000 30 0

10 1050 50 0

11 1070 20 0

12 1100 30 0

13 1140 40 0

14 1180 40 0

Berdasarkan data diatas, didapatkan total gain = 290 dan total loss = 100

Relative Strength Index (RSI)

Berdasarkan data diatas, didapat pula rata-rata dari:Gain = 290/14 = 20,71 dan Loss = 7,14

Sehingga, RS = Average Gain / Average LossRS = 20,71 / 7,14 = 2.9006

Data yang telah ada bisa digunakan untuk mencari RSI:RSI = 100 - [100/(1+2,9006)] = 74.36

Relative Strength Index (RSI)

Jika sebuah nilai RSI14d berada antara 0 - 30, berarti sebuah saham dikatakan oversold (nilainya turun tajam) dan mulai siap untuk naik kembali (upward correction).

Sebaliknya jika nilainya ada di antara 70-100, berarti saham overbought dan siap untuk turun (downward correction)

*Lihat contoh berikutnya.

Relative Strength Index (RSI)Berdasarkan grafik disamping, dilihat bahwa di zona pertama nilai RSI > 30. Candlestick juga mengkonfirmasi adanya trend pembalikan.

Sebaliknya pada zona kedua adalah konfirmasi trend turun dengan pola dark cloud cover dengan RSI > 70.

Relative Strength Index (RSI)

Jadi, indeks RSI bisa dikombinasikan dengan indikator lainnya untuk konfirmasi trend dan penetapan aksi. Tetapi kenyataannya tidak semuanya sesuai grafik sebelumnya:1. Saham yang uptrend, RSI-nya bisa saja tetap berada di

area overbought karena batas nilainya hanya 100.2. Sebaliknya juga berlaku untuk saham downtrend, RSI-

nya bisa saja tetap berada di area oversold padahal harganya masih bisa turun

Relative Strength Index (RSI)

Jadi, untuk beberapa skenario RSI:1. Jika saham berada di area overbought (RSI > 70) dalam waktu yang cukup

lama, cari kesempatan membeli. Hal ini terjadi karena lebihnya momentum positif (excessive positive momentum)

2. Sebaliknya jika berada di area oversold (RSI < 30) dalam waktu yang lama, jual saham tersebut karena ada kemungkinan nilainya akan turun lagi

3. Jika RSI mulai beranjak dari oversold value setelah waktu yang cukup lama, ambil kesempatan membeli

4. Sebaliknya jika RSI mulai beranjak dari overbought value, cari kesempatan menjual sebelum harga semakin turun.

*Jangan lupa dikombinasikan dengan konfirmasi indikator lain

Moving Average Convergence Divergence (MACD)

MACD merupakan salah satu indikator yang paling diandalkan para momentum trader. (Diciptakan oleh Gerald Appel)

Sesuai namanya, MACD menggambarkan konvergensi dan divergensi dari 2 Moving Average. Biasanya MA yang dipakai adalah 26 hari dan 12 hari (26d, 12d).- convergence : MA bergerak saling mendekati- divergence : MA bergerak saling menjauh

Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Misalkan terdapat data MA beberapa hari sebagai berikut

*Garis MACD = MA12d - MA16d

Harga Close MA12d MA26d Garis MACD

6200 6092 6126 -34

6240 6103 6122 -19

6275 6118 6119 -1

6225 6137 6117 20

6300 6148 6112 36

6330 6172 6113 59

Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Nilai plus atau minus pada garis MACD sebagai tanda dimana titik tersebut berada dan membentuk garis.

Karena MACD akan dibuat seperti grafik, terdapat nilai positif, garis 0 dan nilai negatif. (Garis biru)

Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Sesuai bahasan sebelumnya pada MA, MA yang lebih pendek intervalnya berarti lebih reaktif dan mendekati harga asli yang positif sehingga dipakai rumus MA12d - MA26d.

Apabila hasil pengurangan itu positif, berarti ada saham sedang memiliki momentum positif (MA12d di atas MA26d). Sebaliknya jika nilainya negatif, berarti sedang ada momentum negatif.

Apabila garis MACD melewati titik 0 dari zona negatif ke zona positif, berarti ada divergensi 2 MA yang menandakan bullish momentum.Sebaliknya jika garis MACD beranjak ke zona negatif, berarti ada konvergensi 2MA yang menandakan akan bearish.

Moving Average Convergence Divergence (MACD)

bergerak ke zona positif lewat titik 0

bergerak ke zona negatif lewat titik 0

Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Di grafik sebelumnya kita melihat 2 garis. Pertama adalah garis MACD(26d,12d) berwarna biru, Kedua adalah garis signal(9).

- Apa sebenarnya garis signal(9) itu? -

Garis signal(9) itu adalah moving average 9 hari dari titik pembentuk MACD.

Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Dengan tambahan indikator lagi, dan melihat gambar grafik yang disajikan dapat disimpulkan:1. Bullish - jika garis MACD(26d,12d) memotong garis

signal(9) ke atas dan posisinya ada di atasnya.2. Bearish - jika garis MACD (26d,12d) memotong garis

signal(9) ke bawah dan posisinya ada di bawahnya

titik-titik perpotongan garis

Bollinger Brand

Bollinger Brand adalah indikator yang juga digunakan untuk menentukan apakah sebuah saham overbought atau oversold.Jika dalam grafik atau tools, bollinger brand akan berbentuk seperti pembungkus pola candlestick.

Pembacaannya sederhana. Trader akan menjual saham apabila mencapai batas atas “brand”, dan akan membeli apabil menyentuh batas bawah.

Bollinger Brand

Bollinger Brand punya 3 komponen:1. Garis tengah yang merupakan MA20d2. Upper Brand - merupakan +2 standar deviasi garis

tengah3. Lower Brand - merupakan -2 standar deviasi garis

tengah

Standar deviasi (SD) merupakan konsep statistik yang menghitung variansi dari variabel khusus dari rata-rata.

Bollinger Brand

Dalam finance, variansi merupakan volatilitas dari saham. Misalkan variansi saham adalah 12, berarti volatilitasnya adalah 12%.

Dalam bollinger brand, standar deviasi diaplikasikan pada MA20d. Untuk upper brand menggunakan +2 SD yang berarti mengalikan SD dengan 2, dan -2 SD untuk lower brand.

Bollinger Brand

Misalkan titik MA20d = 7800, dan SD = 75 (0.76%).

Maka didapatkan data:- MA20d = 7800- upper brand (+2 SD) = 7800 + (2 x 75)= 7950- lower brand (-2 SD) = 7800 - (2 x 75) = 7650

Maka trader akan punya target jual pada harga 7950 dan beli pada harga 7650

Bollinger Brand

Contoh penetapan target beli (hijau) dan jual (merah)upper brand

lower brand

“envelope extension”, kasus dimana harga menempel pada upper brand, dan terus naik. Anda bisa menahan saham Anda karena uptrend yang ada

Sinyal bollinger brand tidak berlaku jika ada envelope extension.

Bollinger brand efektif digunakan pada kondisi pasar yang sedang sideways dan kurang cocok pada trending market.

Oleh karena itu perlu ada dukungan indikator lain untuk konfirmasi dan saling melengkapi satu dengan lainnya untuk memutuskan aksi dari partisipan pasar.

Bollinger Brand