panduan mahasiswa blok 3-2012
TRANSCRIPT
PANDUAN MAHASISWA
BLOK HOMEOSTASIS
EDISI KEENAM
2012
Koordinator
dr. Putu Aditya Wiguna
TIM
dr. Ima Arum Lestarini,Msc,Sp.PK
dr. Yunita Sabrima, MSc., Ph. D
dr. Ida Ayu Eka Widiastuti, M.Fis
dr. Dewi Suryani, MID
dr. Seto Priyambodo, M.Sc
dr. Dyah Purnaning
dr. Noviyani Sugianto
dr. Anom Josafat
dr. Ardiana Ekawati,M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MATARAMUNIVERSITAS MATARAMUNIVERSITAS MATARAMUNIVERSITAS MATARAM
Jalan Pendidikan 37 Mataram NTB Jalan Pendidikan 37 Mataram NTB Jalan Pendidikan 37 Mataram NTB Jalan Pendidikan 37 Mataram NTB 83125831258312583125 Telp/fax (0370) 640874, 641717Telp/fax (0370) 640874, 641717Telp/fax (0370) 640874, 641717Telp/fax (0370) 640874, 641717Email : Email : Email : Email : [email protected][email protected][email protected][email protected]
PANDUAN MAHASISWA
BLOK HOMEOSTASIS
dr. Ima Arum Lestarini,Msc,Sp.PK
dr. Yunita Sabrima, MSc., Ph. D
dr. Ida Ayu Eka Widiastuti, M.Fis
FAKULTAS KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAMUNIVERSITAS MATARAMUNIVERSITAS MATARAMUNIVERSITAS MATARAM
Jalan Pendidikan 37 Mataram NTB Jalan Pendidikan 37 Mataram NTB Jalan Pendidikan 37 Mataram NTB Jalan Pendidikan 37 Mataram NTB
Telp/fax (0370) 640874, 641717Telp/fax (0370) 640874, 641717Telp/fax (0370) 640874, 641717Telp/fax (0370) 640874, 641717 [email protected][email protected][email protected][email protected]
1
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan inayah-Nya sehingga buku panduan blok Homeostasis ini dapat tersusun. Pada blok
ini mahasiswa dihadapkan pada ilmu-ilmu yang menitikberatkan pada fungsi normal
tubuh manusia dan perubahan yang terjadi di tubuh manusia beserta kemampuan
adaptasinya. Ilmu kedokteran klinik dikembangkan dan didasari pada ilmu-ilmu dasar
kedokteran yang coba di blend pada blok homeostasis maupun blok-blok berikutnya.
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram telah melakukan langkah inovatif
dengan menerapkan kurikulum berbasis kompetensi pada sistem pembelajaran
berdasarkan masalah (Problem Based Learning). Dengan sistem ini diharapkan muncul
lulusan yang handal dan mampu mengembangkan pengetahuan dengan baik. Dalam
proses belajar mengajar ini, mahasiswa telah dikenalkan dengan kondisi klinik sejak
dini (early clinical exposure) sehingga akan memacu mahasiswa belajar dengan baik
dan giat karena telah diperkenalkan kegunaan dan penerapan ilmu yang telah dipelajari
sehingga mahasiswa mampu belajar secara terus menerus (long life learning).
Bagian inti pada blok ini terdiri atas 5 skenario yang akan dipelajari pada diskusi
tutorial. Diharapkan skenario yang telah disusun mampu memacu mahasiswa agar
senatiasa akan aktif untuk mencari sumber belajar secara mandiri.
Demikian buku panduan ini disusun semoga dapat dipergunakan semaksimal
mungkin sebagai panduan mahasiswa dan bahan diskusi untuk mencapai tujuan belajar
yang telah ditetapkan. Masukan dan kritik selalu ditunggu guna penyempurnaan buku
panduan ini.
Mataram, Desember 2012
Dr. Doddy Ario Kumboyo, SpOG(K)
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. 2
Daftar isi .......................................................................................................... 3
Pendahuluan ................................................................................................... 4
Kompetensi ...................................................................................................... 4
Hubungan dengan Blok Lain ............................................................................ 5
Cabang Ilmu yang Mendukung ........................................................................ 5
Butir Kompetensi (Learning Objective) ............................................................ 5
Peta Konsep………………………………………………………………………6
Jenis Kegiatan .................................................................................................. 7
Sistem Evaluasi ................................................................................................ 7
Petunjuk Teknis Tutorial .................................................................................. 7
Tata Tertib.............................................................................................................. 8
Skenario ........................................................................................................... 9
4
PENDAHULUAN
Homeostasis merupakan merupakan salah satu dasar yang wajib diketahui untuk
memahami berbagai penyakit dan penyimpangan yang mengakibatkan gangguan di
tubuh manusia. Berbagai kelainan pada tingkat seluler akan dapat berlanjut menjadi
perubahan/gangguan pada jaringan, organ tubuh manusia. Hal itu kelak menimbulkan
gejala dan tanda penyakit.
Seseoarang tidak akan dapat mengetahui dan memahami proses abnormal apabila belum
memahami demgan baik proses-proses normal yang terjadi pada tubuh kita.
Homeostasis adalah mekanisme tubuh kita menjaga kesetimbangan pada saat terjadi
perubahan di dalam dan luar tubuh. Dengan demikian modul Homeostasis sangat
diperlukan untuk memahami mekanisme normal tubuh, landasan penalaran medis,
mengetahui kaitan gejala dan tanda kelainan, serta mengilhami pencegahan dan
pengobatan penyakit.
Tujuan umum modul Homeostasis ialah membentuk landasan pemahaman yang kuat
pada kesetimbangan dan poses normal tubuh manusia dan perubahan-perubahan yang
terjadi pada saat terdapat gangguan mulai dari tingkat seluler sampai sistem organ, serta
bagaimana mekanisme normal yang terjadi di dalam tubuh yang nantinya dapat
digunakan sebagai kerangka berpikir untuk memahami penyimpangan berupa
patogenesis/ patofisiologi, menuju pengenalan penyakit secara klinis dan menjadi
landasan konsep pencegahan dan pengobatan. Pada akhir modul ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar kesetimbangan sebagai dasar
konsep gangguan/penyakit pada tubuh manusia.
KOMPETENSI
Dalam blok homeostasis ini diharapkan :
1. Mahasiswa mempunyai pengetahuan tentang fungsi normal, mekanisme tubuh
menjaga keseimbngan dan perubahan yang terjadi pada tubuh kita sebagai dasar
untuk menunjang pemahaman mengenai patogenesis, diagnosis dan terapi
penyakit pada blok selanjutnya
5
2. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan homeostasis dalam dunia
kedokteran
HUBUNGAN DENGAN BLOK LAIN
Blok ini merupakan dasar untuk memahami blok-blok selanjutnya terutama
dalam memahami patogenesa, diagnosis, dan terapi yang tidak diterangkan
secara klinis seperti blok pertahanan tubuh, lokomosi dan pengaturan,
mekanisme dasar penyakit serta blok-blok sistem organ. Blok ini juga
merupakan kelanjutan dan didasari blok sebelumnya yaitu blok Biomedik.
CABANG ILMU YANG MENDUKUNG
1. Fisiologi
2. Biokimia
3. Anatomi
4. Histologi
5. Patologi anatomi
6. Patologi Klinik
7. Farmakologi
8. Bioetika Humaniora
9. Metodologi Penelitian
10. Keterampilan Medik
BUTIR KOMPETENSI (LEARNING OBJECTIVE)
Setelah mengikuti blok 3 Homeostasis, diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan
tentang mekanisme tubuh untuk menjaga homeostasis tubuh agar tetap dalam kondisi
keseimbangan.
6
Homeostasis
s
Cairan tubuh
Termoregulasi
Keseimbangan
Asam-Basa
dan Elektrolit
Biolistrik
Adaptasi Sel
Farmakologi
Farmakokinetik Farmakodinamik
Endokrin
Cairan Intraseluler
Cairan Ekstraseluler
Cairan Interstitiel
- Komponen darah
- Fungsi & struktur
- Hematopoesis
- Pembekuan Darah
Potensial Aksi Konsep Nyeri
- pH normal
- Sistem Buffer
- Keseimbangan Osmotik
- Pengaturan Diuresis
Inflamasi Akut
Inflamasi Kronis
Kematian Sel
Karsinogenesis
Neoplasia
-
Peta Konsep
7
JENIS KEGIATAN
1. Kuliah pakar
2. Diskusi Tutorial
3. Diskusi Pleno
4. Praktikum
5. Kunjungan Lapangan
6. Keterampilan Medik
7. Penugasan
SISTEM EVALUASI
1. Ujian : 80 %
Paper Based Test (65 %)
CBT (15%)
2. Diskusi Tutorial : 5 %
4. Penugasan dan laporan : 2.5 %
5. Praktikum : 12.5 %
PK nilai ujian praktikum minimal 80
Selain PK nilai ujian praktikum minimal 65
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TUTORIAL
• Kelompok mahasiswa berganti tutor setiap selesai satu skenario
• Pergantian peran mahasiswa dalam kelompok tutorial (ketua, scribber,
sekretaris, anggota) dilakukan setiap selesai satu skenario, diatur secara
bergiliran
• Satu skenario diselesaikan dalam 2 pertemuan, masing-masing 100 menit
dengan metode seven jumps :
o pertemuan 1 : langkah (jump) 1-5
� (langkah 6 : mandiri)
o pertemuan 2 : langkah (jump) 7
• Pada setiap akhir pertemuan, setiap kelompok mahasiswa diwajibkan
mengumpulkan laporan proses tutorial pada hari yan bersangkutan, dikumpulkan
8
pada sekretariat blok paling lambat pukul 13.00 WITA Pada setiap akhir
skenario, kelompok mahasiswa membuat laporan hasil diskusi dan
mempersiapkan presentasi pada diskusi panel/pleno
• Pleno dihadiri tutor dan narasumber
• Apabila tutor berhalangan hadir, mohon memberitahukan kepada koordinator
blok 1 (satu) minggu sebelumnya
• Evaluasi tutorial meliputi komponen :
a. Kedisiplinan mahasiswa (10%)
b. Proses tutorial (60%)
c. Hasil tutorial meliputi dokumentasi dan presentasi (30%)
TATA TERTIB BLOK HOMEOSTASIS
Mahasiswa wajib mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di fakultas dan
laboratorium penyelenggara kegiatan blok (praktikum dan keterampilan medik)
1. Mahasiswa hadir tepat waktu pada semua kegiatan blok
2. Mahasiswa wajib mengikuti semua kegiatan blok kecuali pada
kondisi-kondisi tertentu
a. Sakit, dengan menunjukkan surat keterangan sakit dari dokter
maksimal 2 hari setelah ketidakhadiran
b. Musibah antara lain keluarga meninggal, musibah yang
bersifat massal, wajib melaporkan kepada koordinator blok
3. Sanksi pelanggaran tata tertib
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Penugasan
d. Tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan blok termasuk ujian
9
MODUL I ( FUNGSI NORMAL)
Skenario 1
Anakku Mencret
Seorang anak berusia 5 tahun, dibawa oleh ibunya ke UGD rumah sakit dengan keluhan
muntah dan mencret. Dari anamnesis yang dilakukan oleh dokter jaga UGD kepada
ibunya diperoleh informasi bahwa keluhan tersebut dialami sejak 2 hari yang lalu.
Mencret kurang lebih 8-10 kali sehari, dengan feses encer, tanpa lendir darah disertai
muntah. Ibunya telah memberikan oralit, tapi keluhan belum berkurang. Sejak tadi pagi
pasien mulai mengeluh lemas.
Saat dokter melakukan pemeriksaan pasien tampak lemah. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan suhu 39,50 C, frekuensi nadi 110x/menit dan frekuensi pernapasan
28X/menit. Mata tampak cowong, ketika dicubit kulit kembali lambat. Dokter segera
memberikan terapi awal sambil mempersiapkan pemeriksaan darah, dan urin pasien.
Dapatkah saudara jelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada pasien anak di atas?
Referensi
• Murray, Robert K, Granner, Daryl K, etc, 2007 Biokimia Harper edisi 25.
Penerbit EGC, Jakarta
• Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Penerbit EGC.
Jakarta
• Ganong W.F. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21. Penerbit EGC.
Jakarta
• Anatomy & Physiology, the Unity of Form and Function. Kenneth S. Saladin.
Fourth Edition. 2007. available in server.fkunram.edu/anatomi fisiologi
• Price & Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6. Penerbit EGC. Jakarta
• Lauralee Sherwood. 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 6.
Penerbit EGC : Jakarta
10
Skenario 2
Resiko memasak
Lili, 20 tahun, seorang mahasiswi kedokteran semester 1 memiliki hobi memasak. Lili
berencana mengundang teman-temannya untuk mencicipi resep masakan barunya. Sejak
pagi hari ia pun sibuk memasak. Tanpa sengaja lengan kanan Lili menyentuh wajan
yang masih panas. Dia pun bereaksi dengan cepat menarik lengan kanan. Beberapa
detik kemudian dia baru menyeringai kesakitan karena rasa panas dan nyeri yang
dirasakan pada lengan kanannya. Tapi Lili tetap melanjutkan pekerjaannya tanpa
menghiraukan nyeri pada lengannya. Menjelang siang teman-teman Lili tiba, mereka
pun makan bersama. Lili kemudian menceritakan kejadian yang dialaminya saat
memasak tadi. Karena mereka baru saja mendapatkan kuliah fisiologi saraf, mereka pun
mendiskusikan kejadian yang dialami oleh Lili tersebut dengan antusias.
Referensi
• Sobotta. 2005. Atlas Anatomy Sobota, EGC Jakarta
• Murray, Robert K, Granner, Daryl K, etc, 2007 Biokimia Harper edisi 25.
Penerbit EGC, Jakarta
• Gaw, Allan, Murphy, Michael J, etc, 2004, Clinical Biochemistry, Churchil
Livingstone : Edinburg, available in server.fkunram.edu/biokimia
• The Foundation of Biochemistry, available in server.fkunram.edu/biokimia
• Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2.
Penerbit EGC. Jakarta
• Guyton. 2002. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Penerbit EGC
Jakarta
• Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Penerbit EGC.
Jakarta
• Ganong W.F. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21. Penerbit EGC.
Jakarta
• Leeson, Leeson & Paparo. 2002. Buku Ajar Histologi edisi 5. Penerbit EGC.
Jakarta
• Anatomy & Physiology, the Unity of Form and Function. Kenneth S. Saladin.
Fourth Edition. 2007. available in server.fkunram.edu/anatomi fisiologi
• Price & Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6. Penerbit EGC. Jakarta
• Lauralee Sherwood. 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 6.
Penerbit EGC : Jakarta
11
MODUL 2 ( ADAPTASI)
Skenario 3
Laki-laki Yang Sudah Lama Lemas
Seorang pria berusia 50 tahun datang dengan dengan badan lemas dan cepat lelah, selain
itu ia sering merasa pusing berputar dan berkunang-kunang jika tiba-tiba bangun dari
duduk. Ia juga merasa dadanya berdebar-debar saat beraktivitas berat. Pasien
mengeluhkan gusinya sering berdarah. Keluhan-keluhan tersebut dirasakan sejak 6
bulan terakhir. Pasien kemudian dibawa keluarganya untuk memeriksakan diri ke
Puskesmas. Riwayat penyakit berat sebelumnya disangkal. Riwayat minum obat
disangkal. Pasien tampak pucat, konjungtiva anemis. Didapatkan kadar hemoglobin 6
gr/dl. Pasien dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan transfusi darah. Di Rumah
Sakit pasien diperiksa darah rutin, didapatkan hasil sebagai berikut.
Komponen darah Hasil Nilai Normal
Sel Darah Putih 2 x 10^3 3,5-10 X 10^3/mmk
Hemoglobin 5,4 gr/dl 13-17 gr/dl
Hematokrit 19,2 % 38,5-52 %
Trombosit 42 150-450 x 10^3/mmk
LED 1 jam 32 mm 0-17 mm
Setelah mendapatkan transfusi darah. Pasien merasa kondisinya lebih baik.
Referensi
• Murray, Robert K, Granner, Daryl K, etc, 2007 Biokimia Harper edisi 25.
Penerbit EGC, Jakarta
• Gaw, Allan, Murphy, Michael J, etc, 2004, Clinical Biochemistry, Churchil
Livingstone : Edinburg, available in server.fkunram.edu/biokimia
• The Foundation of Biochemistry, available in server.fkunram.edu/biokimia
• Sadikin. 2000. Biokimia Darah. Penerbit EGC, Jakarta
• Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2.
Penerbit EGC. Jakarta
• Guyton. 2002. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Penerbit EGC
Jakarta
• Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Penerbit EGC.
Jakarta
• Ganong W.F. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21. Penerbit EGC.
Jakarta
12
• Leeson, Leeson & Paparo. 2002. Buku Ajar Histologi edisi 5. Penerbit EGC.
Jakarta
• Price & Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6. Penerbit EGC. Jakarta
• Sacher, Ronald. 2000. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Penerbit EGC. Jakarta
• Petit, Hoffbrand. 2000. Kapita Selekta Hematologi edisi 4. Penerbit EGC,
Jakarta
• Baron. 2000. Kapita Selekta Patologi Klinik. Penerbit EGC. Jakarta
13
Skenario 4:
Serupa Tapi Tak Sama
Andi seorang mahasiswa kedokteran, sedang melakukan kunjungan lapangan di bagian
Penyakit Dalam Rumah Sakit Sehat Sejahtera. Dokter pembimbing, memperlihatkan
kasus pertama kepada Andi. Dalam kasus ini Andi mengamati pasien, berumur 24 tahun
yang mengalami cedera di pergelangan kaki kiri. Cedera ini terjadi akibat bermain
basket dua hari yang lalu. Andi mengeluh kakinya terasa panas, bengkak, kemerahan,
dan nyeri saat berjalan. Pengamatan Andi pada lutut pasien tersebut, tampak gambar 4.1
Kemudian pada kasus kedua Andi mendapatkan kasus seorang pasien usia 53 tahun.
Pasien ini merupakan pasien yang sedang kontrol terhadap penyakit rheumatoid arthritis
yang dideritanya sejak 5 tahun yang lalu. Pasien mengeluhkan nyeri pada sendinya.
Pengamatan Andi pada sendi tangan pasien tampak pada gambar 4.2.
Setelah mengamati kedua pasien tersebut, dokter pembimbing kemudian berdiskusi
kepada Andi tentang perbedaan kondisi yang dialami oleh kedua pasien tersebut.
Referensi
• Pathologic Basis Of Disease, 7th
Edition, Kumar - Abbas –Fausto
• General and Systematic Pathology by J.C.E Underwood, Fourth Edition
• General and Systematic Pathology by Rubins
• Moleculer Cell Biology, Chapter 23, 5th
Edition by Lodish, et all.
• Price & Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6. Penerbit EGC. Jakarta
Gambar 4.1 Gambar 4.2
14
Skenario 5
Tahi Lalat Yang Ganas
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke dokter dengan keluhan tahi lalat yang
makin lama makin meluas di pipinya. Dalam 1 tahun ini besarnya meluas dari seujung
korek api hingga sekarang seluas koin 100 rupiah. Sepuluh tahun yang lalu, ia pernah
melakukan operasi pengangkatan tahi lalat sebesar biji kacang hijau di lokasi yang
sama. Tahi lalatnya terasa gatal, saat digaruk rapuh dan mudah berdarah.
Pada inspeksi, didapatkan gambaran seperti gambar 5.1 Pada pemeriksaan limfo nodi
servikal, teraba pembesaran limfonodi yang tidak terasa nyeri. Dokter kemudian
memutuskan untuk melakuakan biopsi. Dari hasil biopsi tersebut dipastikan bahwa
pasien menderita mellanoma.
Referensi
• Pathologic Basis Of Disease, 7th
Edition, Kumar - Abbas –Fausto
• General and Systematic Pathology by J.C.E Underwood, Fourth Edition
• General and Systematic Pathology by Rubins
• Moleculer Cell Biology, Chapter 23, 5th
Edition by Lodish, et all.
• Price & Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6. Penerbit EGC. Jakarta
Gambar 5.1
15
MODUL 3 ( RESPON OBAT)
Skenario 6
Kakiku sakit sekali
Seorang wanita berusia 66 tahun dibawa ke UGD setelah tertabrak mobil. Dari
pemeriksaan fisik, didapatkan adanya fraktur pada kruris dekstra. Pasien sangat
kesakitan. Dokter memutuskan menyuntikkan obat antinyeri secara intravena. Pasien
menolak karena takut disuntik. Ia hanya mau minum obat tablet. Sekitar 1 jam setelah
minum obat tablet, pasien masih mengeluhkan nyeri di kakinya. Ia meminta diberikan
obat yang lebih kuat agar nyerinya hilang.
Setelah perawatan di bangsal, dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan fungsi
liver dan ginjal pasien sudah menurun. Dokter memutuskan untuk mengatur ulang dosis
dan jenis antinyeri berdasarkan kondisi pasien.
Referensi
• Bertram G. katzung. Basic and Clinical Pharmacology. 9 th ed.
• Goodman and Gilman’s. 2006. The Pharmacological basis of Therapeutics. 11th
ed. The McGraw-Hill Companies
• Range and Dales. 2007. Pharmacology. 6th ed. Elsevier Inc
• Farmakologi UI