optimasi setil alkohol dan tween 80 dalam krim
TRANSCRIPT
OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM
ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG AMBON
(Musa x paradisiaca L. “Ambon”): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Tisy Ofni Verelia
NIM: 178114069
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM
ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG AMBON
(Musa x paradisiaca L. “Ambon”): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Tisy Ofni Verelia
NIM: 178114069
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Persetujuan Pembimbing
OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM
ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG AMBON
(Musa x paradisiaca L. “Ambon”): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
Skripsi yang diajukan oleh:
Tisy Ofni Verelia
NIM : 178114069
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
apt. Christofori Maria Ratna Rini Nastiti, Ph.D
Tanggal 09 Februari 2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya karya
ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang- undangan
yang berlaku.
Yogyakarta, 9 Februari 2021
Penulis,
Tisy Ofni Verelia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Tisy Ofni Verelia
Nomor Mahasiswa : 178114069
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Optimasi Setil Alkohol
Dan Tween 80 Dalam Krim Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Ambon
(Musa X Paradisiaca L. “Ambon”): Aplikasi Desain Faktorial beserta perangkat yang
diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 16 April 2021
Yang menyatakan
( Tisy Ofni Verelia )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Kulit buah pisang ambon telah diteliti aktivitas antiinflamasi topikal,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai zat aktif sediaan topikal antiinflamasi, salah
satunya adalah krim. Optimasi pada formulasi krim dilakukan agar krim yang
dihasilkan memenuhi persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik krim yang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh setil alkohol, Tween 80, dan efek
keduanya pada sifat dan stabilitas fisik krim dan mendapatkan komposisi setil alkohol
- Tween yang optimal untuk krim ekstrak kulit pisang ambon
Ekstraksi kulit buah pisang ambon dilakukan dengan metode maserasi
menggunakan pelarut etanol 70%. Komposisi dari setil alkohol dan Tween 80
dioptimasi dengan metode desain faktorial. Data sifat fisik dan stabilitas fisik berupa
viskositas, daya sebar dan pergeseran viskositas setelah 28 hari penyimpanan dipilih
sebagai respon yang diteliti dan dianalisis dengan two-way ANOVA pada tingkat
kepercayaan 95% menggunakan aplikasi Design Expert version 12 (free trial)
superimposed contour plot yang diperoleh digunakan untuk menentukan area optimum
dari komposisi yang diteliti.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa setil alkohol
meningkatkan respon viskositas, Tween 80 menurunkan respon viskositas. Area
optimum diperoleh dengan superimposed contour plot dan dipilih titik yang paling
memenuhi persyaratan krim yang optimal dan komposisi bahan yang paling efisien
yakni setil alkohol 7,5 gram dan Tween 80 4.09 gram.
Kata kunci : Antiinflamasi, krim, kulit pisang ambon, setil alkohol, Tween 80.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
The peel of Ambon banana fruit has been studied for its topical anti-
inflammatory activity, so that it can be formulated in topical anti-inflammatory
preparations, one of those is cream. Optimization of the components of the cream is
important to obtain a qualified cream This study aims to show the effect of cetyl
alcohol, Tween 80, and the effect that affects the physical properties and stability of
the cream and to obtain the optimal cetyl alcohol-Tween composition for Ambon
banana peel extract cream.
Maceration with 70% ethanol was used to extract the banana peel The
composition of cetyl alcohol and Tween 80 was optimized by a factorial design
method. Data on physical properties and physical stability in the form of viscosity,
spreadability and viscosity shift after 28 days of storage were analyzed by two-way
ANOVA at a 95% confidence level using the Design Expert application version 12
(free trial)
The results showed that cetyl alcohol increased the viscosity response,
whereas Tween 80 decreased the viscocity response. The optimum area is obtained ny
superimposed contour plot and points that meet the optimal cream requirements and
the most efficient ingredient composition, namely 7.5 grams of cetyl alcohol and 4.09
grams of Tween 80
Key words: Anti-inflammatory, cream, banana peel, cetyl alcohol, Tween 80.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN .............................................................................................. 3
Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................................ 3
Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................................... 4
Determinasi Tanaman ............................................................................................ 4
Pengumpulan Bahan dan Pengeringan .................................................................. 4
Uji kadar air sebuk simplisia ................................................................................. 5
Ektraksi .................................................................................................................. 5
Uji Kandungan Flavonoid Secara Kualitatif .......................................................... 5
Formulasi Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon ....................................................... 6
Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon ......................................... 7
Analisis Hasil ............................................................................................................ 8
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Determinasi Tanaman ................................................................................................ 8
Pengumpulan bahan dan pengeringan ....................................................................... 8
Uji kadar air serbuk ................................................................................................... 9
Ekstraksi .................................................................................................................. 10
Uji kualitatif flavonoid ekstrak kulit pisang ambon ............................................... 10
Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon ........................... 13
Uji Organoleptis dan Homogenitas...................................................................... 13
Uji pH .................................................................................................................. 13
Uji Viskositas ....................................................................................................... 14
Uji Stablitas Fisik .................................................................................................... 16
Desain Faktorial ..................................................................................................... 17
Respon Viskositas ................................................................................................ 18
Respon daya sebar ............................................................................................... 21
Respon Pergeseran Viskositas ............................................................................. 24
Penentuan Formula Optimum ............................................................................. 26
KESIMPULAN ........................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 29
LAMPIRAN ................................................................................................................ 32
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................................ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I Desain Formula Metode Desain Faktorial ...................................................... 11 Tabel II. Formula Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon .................................................. 6
Tabel III. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Kulit Pisang Ambon .............................. 10 Tabel IV. Hasil Uji pH ................................................................................................ 14 Tabel V. Hasil Uji Viskositas ..................................................................................... 15 Tabel VI. Hasil Uji Daya Sebar .................................................................................. 16 Tabel VII. Pergeseran Viskositas ................................................................................ 16
Tabel VIII. Nilai efek setil alkohol, tween 80 dan interaksinya terhadap respon
viskositas ..................................................................................................................... 18
Tabel IX. Nilai efek setil alkohol, Tween 80 dan interaksiny.a terhadap respon daya
sebar ............................................................................................................................ 21 Tabel X. Nilai efek setil alkohol, tween 80 dan kombinasi kedua faktor terhadap
pergeseran viskositas ................................................................................................... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Reaksi Uji Kualitatif Flavonoid .................................................................. 11
Gambar 2. Efek Setil Alkohol terhadap Tween 80 pada Respon Viskositas ................ 20
Gambar 3. Efek Tween 80 terhadap Setil Alkohol pada Respon Viskositas ............... 20
Gambar 4. Contour Plot Viskositas ............................................................................... 21
Gambar 5. Efek Setil Alkohol terhadap Tween 80 pada Respon daya sebar ............... 23
Gambar 6. Contour Plot Daya Sebar ............................................................................. 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Determinasi Buah Pisang Ambon ................................................ 32 lampiran 2. Buah pisang ambon (Musa paradisiaca L. “Ambon”) matang, setelah kulit
dirajang, setelah kulit dikeringkan dan serbuk kulit pisang ambon. ........................... 33 Lampiran 3. Perhitungan Selisih Berat Serbuk dan Kulit Pisang Ambon kering ...... 33 Lampiran 4. Penetapan Kadar Air Serbuk Kulit Buah Pisang Ambon (Musa
paradisiaca L. “Ambon”) ............................................................................................ 34 Lampiran 5. Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Ambon ............................................ 34
Lampiran 6. Penentuan Bobot Tetap Ekstrak ............................................................ 35
Lampiran 7. Perhitungan Rendemen Ekstrak............................................................. 36
Lampiran 8. Hasil Uji Kualitatif Flavonoid pada Ekstrak Kulit Pisang Ambon ....... 36 Lampiran 9. Hasil Formula Krim Ekstrak Etanol Kulit Pisang Ambon .................... 36 Lampiran 10. Alat Uji pH Lampiran 11. Alat Viskometer Rheosys Merlyn .... 37 Lampiran 12. Alat Uji Daya Sebar ............................................................................. 37
Lampiran 13. Faktor Terhadap Respon Viskositas .................................................... 38 Lampiran 14. Faktor Terhadap Respon Daya Sebar .................................................. 38
Lampiran 15. Faktor Terhadap Respon Pergeseran Viskositas ................................. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Inflamasi merupakan bagian dari respon sistem imun tubuh untuk
menginisiasi proses penyembuhan tubuh yang terpapar rangsangan berbahaya seperti
patogen, zat beracun atau radiasi. Inflamasi sering ditandai dengan adanya
kemerahan, bengkak, panas, nyeri hingga kehilangan fungsi jaringan (Chen et al.,
2017). Inflamasi dapat diatasi dengan obat antiinflamasi, salah satu obat antiinflamasi
yang beredar di pasaran adalah Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS). Sebagian
besar OAINS yang beredar dipasaran adalah OAINS non selective yakni dengan
mekanisme menghambat isoenzim COX-1 dan COX- 2 sehingga prostaglandin yang
merupakan mediator nyeri tidak terbentuk (Wongrakpanich et al., 2018)
OAINS dapat diberikan secara oral atau topikal. Pemberian OAINS secara
oral memiliki efek samping yaitu mengiritasi lambung sehingga pemberian topikal
dapat dipilih untuk mengurangi efek samping tersebut. Obat dengan pemberian
topikal dapat langsung diaplikasikan ke kulit, hal ini menjadi kelebihan obat topikal
karena dapat meningkatkan efikasi obat dengan cara menghindari first pass effect di
hati (Garg et al., 2015; Octasari and Ayuningtyas, 2016)
Indonesia kaya akan bahan alam yang memiliki efek farmakologi sehingga
bahan alam ini bisa dikembangkan menjadi sediaan obat untuk mengatasi berbagai
penyakit. Pisang merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia
karena memiliki sifat yang cocok dengan iklim di Indonesia.. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Putri (2020) krim ekstrak kulit pisang ambon dengan konsentrasi
sebesar 1% memiliki persen penghambatan inflamasi sebesar 57,398%. Hal tersebut
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni and Krisnawati (2013)
yang menyatakan bahwa berdasarkan hasil uji KLT ekstrak kulit pisang ambon
mengandung jenis flavonoid katekin. Katekin memiliki aktivitas antiinflamasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mekanisme menghambat enzim siklooksigenase 2 (Serafini, Peluso and Raguzzini,
2010).
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berbasis emulsi yang
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar
yang sesuai (Farmakope, 2014; Khumaidi, 2015) Krim terbagi menjadi 2 tipe yakni
tipe air dalam minyak (A/M) dan minyak dalam air (M/A). Sediaan krim tipe minyak
dalam air banyak diminati karena daya sebarnya baik sehingga mudah diaplikasikan,
mudah dibersihkan dan mampu meningkatkan kelembapan kulit (Garg et al., 2015;
Husni et al., 2019). Tipe krim minyak dalam air (M/A) dapat meningkatkan efek
hidrasi pada stratum korneum menyebabkan sehingga meningkatkan penetrasi zat
aktif (Naibaho,2013). Krim memiliki komponen yang terdiri atas bahan aktif yaitu
senyawa yang memiliki efek farmakologi, bahan dasar yaitu fase minyak, fase air dan
emulgator atau surfaktan, dan bahan tambahan yaitu pengawet, pengental, pelembap,
pewarna dan pewangi (Kurniati, 2011). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Putri (2020) basis krim ekstrak kulit pisang ambon yang digunakan adalah
Biocream®. Biocream® merupakan sistem emulsi stabil dengan distribusi minyak
dan air yang merata (ambifilik) sehingga membuat Biocream® memiliki sifat emulsi
minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak (Prasetyo, 2014). Namun, dengan
menggunakan basis Biocream® kita tidak dapat menyelidiki efek dari masing-masing
komponen dalam krim yang berkaitan dengan stabilitas fisik krim. Selain itu, biaya
produksi sediaan akan tinggi jika dalam produksi skala besar digunakan basis produk
jadi seperti Biocream®.
Emulgator merupakan komponen penting dalam krim. Emulgator berperan
dalam mengurangi tegangan antarmuka minyak dan air. Emulgator mengelilingi
tetesan terdispersi sebagai lapisan kuat untuk mencegah terjadinya koalesensi fase
terdispersi dan pemisahan fase (Sari, 2012). Terdapat banyak jenis emulgator, salah
satunya emulgator non-ionik. Emulgator jenis non-ionik lebih banyak dipilih karena
memiliki keseimbangan antara hidrofilik dan lipofilik dalam molekulnya serta tidak
dipengaruhi oleh perubahan pH dan elektrolit (Sari, 2012). Tween 80 merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
emulgator non-ionik yang larut air dengan nilai 15, dan secara signifikan
meningkatkan daya sebar pada krim (Kawan,2019). Selain emulgator, krim juga
memerlukan stiffening agent untuk meningkatkan viskositas dari sediaan krim.
Menurut Rowe (2009) kombinasi setil alkohol dan emulgator dalam hal ini Tween 80
dapat meningkatkan stabilitas fisik krim. Pada sediaan semipadat daya sebar
berbanding terbalik dengan viskositas, semakin tinggi nilai viskositas maka daya
sebarnya semakin rendah dan begitu pula sebaliknya (Masruriati, 2014). Namun, nilai
viskositas krim yang terlalu tinggi dapat membuat daya sebar krim rendah sehingga
krim sulit diaplikasikan secara merata, sementara itu apabila nilai viskositas krim
terlalu rendah dapat membuat daya sebarnya terlalu tinggi sehingga waktu lekat krim
rendah dan menyebabkan efektivitas penghantaran zat aktif menjadi rendah (Fiandini,
2017). Oleh karena itu perlu dilakukan optimasi komposisi setil alkohol dan Tween
80 agar dihasilkan krim dengan sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik.
Desain faktorial merupakan salah satu metode optimasi yang dapat
digunakan untuk mengetahui pengaruh dan interaksi dari faktor yang diteliti, dalam
hal ini faktor yang diteliti adalah setil alkohol dan Tween 80. Superimmposed contour
plot merupakan pengembangan dari desain faktorial yang akan digunakan untuk
menentukan komposisi optimum kombinasi kedua faktor. Keuntungan dari metode
optimasi desain faktorial adalah memiliki efisiensi maksimum dalam memperkirakan
efek, dapat mengungkap dan mengidentifikasi interaksi yang terjadi, dan dapat
digunakan dalam berbagai kondisi (Bolton and Bon, 2010).
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimental kuasi.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah desain faktorial dengan dua faktor
dan dua level untuk mengetahui interaksi dan komposisi optimal dari setil alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dan Tween 80 dalam formula krim ekstrak kulit pisang ambon sehingga diperoleh
sediaan krim dengan sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan adalah neraca analitik (Nagata,Jepang), pisau, oven
(memert UF 260, Jerman), blender, ayakan nomor mesh 50, moisture balance
analyzer (Kern, Jerman), beker, Erlenmeyer, kaca arloji, gelas ukur, cawan porselen,
batang pengaduk, shaker, magnetic stirrer, waterbath (Gerhardt, Belanda), rotary
evaporator (BUCHI Rotavator R-300, Jerman), vakum (GAST DOA-P504 BN,
USA), Ultraturax (Ystral GmbH D-7801 Dottingen X 1020, Jerman), alat uji daya
sebar, viskometer (Rheosys Micra Merlyn VR, USA), stopwatch, pH meter (OHAUS
ST 10, USA), ), pipet tetes,hotplate (IKA C-MAG HS 7, Malaysia).
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah pisang ambon
yang telah matang, etanol 70%, logam Mg, HCl pekat, akuades, setil alkohol
(pharmaceutical grade), Tween 80 (pharmaceutical grade), span 80, gliserin,
paraffin cair, nipagin, nipasol
Determinasi Tanaman
Tanaman pisang ambon diperoleh dari Lembaga Pendampingan Usaha
Buruh Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman, Yogyakarta. Determinasi dilakukan di
Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Pengumpulan Bahan dan Pengeringan
Buah pisang ambon diperoleh dari Lembaga Pendampingan Usaha Buruh
Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman, Yogyakarta. Buah yang digunakan adalah
buah pisang yang sudah masak dalam waktu 4-5 hari setelah panen. Buah pisang
ambon segar dicuci dengan air mengalir kemudian dikupas dan diambil kulitnya.
Kulit buah pisang ambon dipotong kecil-kecil dan dikeringkan menggunakan oven
dengan suhu 400C. Setelah kulit buah pisang ambon kering, dilakukan sortasi kering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
untuk memisahkan kulit dengan pengotor lainnya. Kemudian kulit buah pisang
ambon diserbuk menggunakan mesin penyerbuk lalu diayak dengan ayakan nomor
mesh 50 agar didapat serbuk yang lebih halus.
Uji kadar air sebuk simplisia
Uji kadar air serbuk kulit pisang menggunakan alat moisture balance analyzer.
Pengujian dilakukan dengan cara 5 gram serbuk kulit pisang dimasukkan ke dalam
alat lalu digunakan suhu 1200C dan tunggu hingga alat menunjukkan nilai kadar air
yang terkandung dalam serbuk (%) sampai angka konstan (Yandri, 2019). Kadar air
serbuk simplisia tidak boleh melebihi 10%.
Ektraksi
Proses ekstraksi yang dilakukan mengacu pada penelitian Putri (2020) yakni
ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi, awalnya serbuk kulit buah pisang
ambon ditimbang sebanyak 100 gram, lalu dimaserasi menggunakan pelarut etanol
70% sebanyak 500 mL. Perendaman dilakukan selama 3 hari sambil sesekali diaduk,
dilakukan remaserasi pada ampas hasil perendaman dengan jumlah pelarut setengah
dari volume awal yaitu 250 mL. Kemudian hasil filtrat dikumpulkan dan disaring
menggunakan pompa vakum, didapatkan filtrat yang berwarna merah kecoklatan, lalu
filtrat dipekatkan menggunakan rotary evaporator dengan suhu 600C. Hasil evaporasi
kemudian diuapkan dengan oven bersuhu 600C hingga diperoleh ekstrak yang lebih
pekat dan mencapai bobot tetap, yakni selisih bobot dua kali penimbangan ekstrak
kental setelah dikeringkan selama 1 jam dengan oven 600C tidak lebih dari 0,25%
pada penimbangan dengan timbangan analitik.
Uji Kandungan Flavonoid Secara Kualitatif
Pengujian kandungan dilakukan secara kualitatif menggunakan uji tabung di
Laboratorium Farmakognosi- Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Ekstrak etanol kulit buah pisang ambon dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan dengan 0,1 g logam Mg + 5 tetes HCl pekat. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
positif ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi warna merah (Ergina,
Nuryanti and Pursitasari, 2014)
Formulasi Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon
Tabel II. Formula Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon
Bahan (g) F1 FA FB FAB
Ekstrak kulit pisang
ambon
0,5 0,5 0,5 0,5
Setil alkohol 6 10 6 10
Tween 80 3,5 3,5 5 5
Span 80 4 4 4 4
Gliserin 10 10 10 10
Paraffin cair 2 2 2 2
Nipagin 0,18 0,18 0,18 0,18
Nipasol 0,02 0,02 0,02 0,02
Aquadest 25 25 25 25
Pembuatan basis krim dilakukan dengan prosedur sebagai berikut, fase
minyak (setil alkohol, paraffin cair, span 80 dan nipasol) dan fase air (gliserin, Tween
80, nipagin dan aquadest) dimasukan ke dalam cawan porselen yang berbeda
kemudian dipanaskan diatas waterbath dengan suhu 700C sampai melebur. Setelah
melebur, Fase minyak dan fase air dipindahkan ke dalam gelas beker kemudian
dicampur menggunakan ultraturax pada skala 2 selama 6 menit sampai dingin dan
terbentuk massa krim yang homogen. Setelah terbentuk masa krim yang homogen,
ekstrak etanol kulit pisang ambon sebanyak 0,5 gram dimasukkan ke dalam basis
krim untuk mendapatkan kadar ekstrak sebesar 1 % dalam sediaan.
Uji Sifat Fisik Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon
Uji organoleptis sedian krim dilakukan dengan pengamatan secara langsung
terhadap bau, warna dan konsistensi sediaan krim (Unique, 2018). Uji homogenitas
dilakukan dengan mengambil cuplikan 1 gram krim pada bagian atas, tengah dan
bawah kemudian dioleskan pada kaca objek dan diamati. Apabila bahan-bahan krim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
yang digunakan dalam formulasi terlarut dan tercampur sempurna tanpa adanya
partikel yang menggumpal maka krim dikatakan homogen (Kurniati, 2011).
Uji pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter yang terkalibrasi.
Pengukuran pH dengan pen pH meter dilakukan dengan mencelupkan elektroda
sekitar 2-3 cm ke dalam sediaan krim lalu ditunggu hingga angka yang ditampilkan
stabil kemudian dicatat. (Safitri et al., 2014). pH krim yang optimal berada pada
rentang 4,5 – 6,5 yakni sesuai dengan pH kulit manusia.
Uji daya sebar dilakukan dengan menimbang 0,5 gram krim diletakkan di
tengah kaca bulat. Kaca penutup ditimbang, kemudian diletakkan diatas krim, lalu
dibiarkan selama 1 menit. Diameter penyebaran krim diukur dengan mengambil
panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi. Kemudian ditambahkan beban seberat
50 gram diletakkan diatas kaca penutup, didiamkan selama 1 menit lalu diukur
diameter sebarnya (Shovyana dan Zulkarnain, 2013). Daya sebar krim yang optimal
berada pada rentang diameter 5-7 cm setelah pemberian beban dan didiamkan selama
1 menit
Uji viskositas dilakukan dengan viscometer Rheosys Merlyn. Uji viskositas
dilakukan dengan sistem pengukuran Cone & Plate 5/30 mm. sejumlah krim
diletakkan diatas wadah yang berupa besi datar kemudian spindel yang telah dipasang
pada tempatnya didekatkan ke sediaan krim dengan jarak 1 mm, alat dinyalakan dan
spindel dibiarkan berputar dengan kecepatan 10-50 RPM dengan durasi 15 detik
untuk masing-masing RPM. Viskositas krim yang optimal berada pada rentang 2-50
pa.s (Anugrah, Rijai and Prabowo, 2018).
Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon
Uji stabilitas penyimpanan dilakukan dengan menghitung pergeseran
viskositas krim setelah disimpan selama 28 hari. Pergeseran viskosotasadalah.
Kriteria pergeseran viskositas yang optimum adalah kurang dari 10% (Husein and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Lestari, 2019). Pergeseran viskositas krim dinyatakan dalam persentase (%) dan
dihitung dengan menggunakan rumus
Analisis Hasil
Data sifat fisik meliputi viskositas dan daya sebar dianalisis dengan two-way
ANOVA pada tingkat kepercayaan 95% menggunakan aplikasi Design Expert version
12 (free trial) untuk menyelidiki pengaruh dari faktor dan pengaruh interaksi dari
kedua faktor pada dua level untuk setiap respon. Area optimum ditentukan
menggunakan Design Expert Version 12 (free trial) dengan cara memplotkan contour
plot respon viskositas dan respon daya sebar sehingga diperoleh superimposed
contour plot yang merupakan area optimum dalam penelitian ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman
Determinasi Tanaman dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas
Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan determinasi tanaman adalah
untuk mendapatkan identitas tanaman yang digunakan dengan jelas dan memastikan
tanaman yang diperoleh sudah sesuai dengan yang seharusnya (Dinitiatik, 2015).
Hasil determinasi menunjukkkan bahwa tanaman pisang Ambon yang digunakan
adalah benar buah pisang jenis Musa x paradisiaca L. “Ambon” (Lampiran 1).
Pengumpulan bahan dan pengeringan
Buah pisang ambon yang diperoleh dari Lembaga Pendampingan Usaha
Buruh Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman, Yogyakarta. Kulit buah pisang Ambon
yang digunakan adalah kulit buah pisang Ambon yang sudah matang dengan usia
diperkirakan 4-5 hari setelah panen (Silsia, Rosalina and Muda, 2011). Kulit buah
pisang Ambon matang dipilih karena memiliki kadar flavonoid yang paling tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dibandingkan dengan kulit pisang ambon mentah, hal ini dibuktikan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Tiarani (2018) yang menyatakan bahwa kulit pisang
ambon matang mengandung flavonoid sebesar 200mg/kg sedangkan kulit pisang
ambon mentah hanya mengandung 41 mg/kg. Simplisia kulit buah pisang ambon
dibuat dengan cara kulit pisang ambon dipotong kecil-kecil dan dikeringkan
menggunakan oven dengan suhu 400C, pengeringan ini bertujuan untuk
mengawetkan, menghilangkan air sehingga dapat mencegah terjadinya kapang dan
jamur, mencegah terjadinya reaksi enzimatis dan mempermudah pada saat simplisia
akan dihaluskan menjadi serbuk (Susiani and Guntarti, 2017). Setelah kulit buah
pisang ambon kering, dilakukan sortasi kering untuk memisahkan simplisia dengan
benda- benda asing seperti pengotor dan bagian-bagian tanaman yang tidak
diinginkan(Rahmawati, Febrina and Tjitraresmi, 2016). Kemudian kulit buah pisang
ambon diserbuk menggunakan mesin penyerbuk untuk memperkecil ukuran
simplisia. Tujuan penyerbukan adalah untuk memperbesar kontak antara pelarut dan
simplisia sehingga proses ekstraksi dapat berjalan efektif dan efisien lalu diayak agar
didapat serbuk yang lebih halus (Rahmawati, Febrina and Tjitraresmi, 2016). Proses
pengumpulan dan pengeringan dapat dilihat pada lampiran 2. Pada penelitian ini
diperoleh serbuk kering kulit pisang Ambon sebanyak 1187,8 gram dari 1222 gram
kulit pisang ambon kering, sehingga diperoleh selisih selama proses penyerbukan
sebanyak 2,798 % (Lampiran 3.)
Uji kadar air serbuk
Penetapan kadar air serbuk bertujuan untuk mengetahui kandungan air yang
terdapat dalam serbuk, dengan syarat kadar air serbuk yang optimal adalah kurang
dari 10% untuk mencegah adanya cemaran mikroba dan menghindari pertumbuhan
jamur (Rahmawati, Febrina and Tjitraresmi, 2016). Pada penelitian ini kadar air
serbuk dianalisis menggunakan alat Moisture balance analyzer (Lampiran 4.).Pada
penelitian ini kadar air serbuk kulit pisang ambon yang diperoleh kurang dari 10%
yakni sebesar 9,291% sehingga memenuhi persyaratan kadar air serbuk yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Flavonoid merupakan
senyawa yang termolabil, Sistem aromatik terkonjugasi yang dimiliki flavonoid
mudah rusak pada suhu tinggi dan menyebabkan penurunan kadar flavonoid sebesar
15-78% (Sa‟adah, Nurhasnawati and Permatasari, 2017). Oleh karena itu ekstraksi
dengan metode maserasi pada suhu ruangan dapat mencegah terjadinya kerusakan
senyawa flavonoid. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah etanol 70% karena
berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia, pemilihan pelarut kecuali dinyatakan lain
adalah etanol 70%. Etanol merupakan pelarut polar yang dapat menarik senyawa
flavonoid, pada konsentrasi 70% etanol memiliki kemampuan penetrasi yang baik
pada sisi hidrofil dan lipofil sehingga dapat menembus membrane sel dan menyari
senyawa flavonoid (Andriani and Murtisiwi, 2020). Maserasi dilakukan selama 3 hari
sambil sesekali diaduk untuk mempercepat terjadinya kontak antara serbuk simplisia
dan pelarut sehingga mempercepat larutnya senyawa aktif pada pelarut (Ariani and
Niah, 2019). Persentase rendemen yakni persentase bobot (b/b) antara ekstrak kental
dengan bobot serbuk simplisia adalah sebesar 32,26%. (Lampiran 7.)
Uji kualitatif flavonoid ekstrak kulit pisang ambon
Tabel III. Hasil Uji Kualitatif Flavonoid Ekstrak Kulit Pisang Ambon
Senyawa Pereaksi Hasil positif
(pustaka)
Hasil
pengamatan
Kesimpulan
Flavonoid 0,1 g logam
Mg + 5
tetes HCl
pekat.
Adanya perubahan
warna menjadi
warna merah
(Ergina, Nuryanti
and Pursitasari,
2014).
Positif
Ekstrak kulit
pisang ambon
mengandung
flavonoid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Reaksi yang terjadi
Gambar 1. Reaksi Uji Kualitatif Flavonoid (Ergina, Nuryanti and Pursitasari,
2014)
Pada uji kualititif flavonoid, serbuk magenesium (Mg) dan asam klorida
(HCl) bereaksi membentuk gelembung gas H2 yang berfungsi untuk mereduksi inti
benzopiron dalam struktur flavonoid, Proses reduksi menyebabkan terbentuknya
garam flavilium yang berwarna merah (Nurzaman et al, 2018; Parbanturi, 2018).
Penambahan HCl kemungkinan menciptakan suasana asam sehingga kation flavium
berada pada ph rendah, pada ph rendah kation flavium berwarna orange - merah
(Latih dan Rahayu,2017)
Formulasi Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon
Bahan-bahan yang akan dilihat pengaruhnya dalam penelitian ini meliputi
setil alkohol sebagai stiffening agent dan tween 80 sebagai emulgator. Setil alkohol
merupakan campuran alkohol alifatik padat dengan pemeriaan serpihan putih, licin,
granul, berwarna putih dengan bau khas dan digunakan sebagai stiffening agent (Sari,
2014). Tween 80 atau polyoxyethylene sorbitan fatty acid 80 merupakan cairan
seperti minyak jernih, berwarna dan tidak larut dalam minyak mineral (Sari, 2014).
Tween 80 digunakan sebagai emulsifying agent yang hidrofilik pada konsentrasi
banyak digunakan pada sediaan topikal karena bersifat tidak toksik dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
iritan(Rowe, Sheskey and Quinn, 2009). Selain bahan-bahan tersebut, formula dalam
penelitian ini juga menggunakan beberapa eksipien lain. Span 80 atau sorbitan
monooleat merupakan cairan kental berwarna kuning yang berfungsi sebagai
emulsifying agent yang lipofilik (Sari, 2014; Rowe, Sheskey and Quinn, 2009).
Kombinasi antara tween 80 dan span 80 dapat menghasilkan emulsi minyak dalam air
atau krim dengan berbagai konsistensi (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009). Gliserin
merupakan cairan tidak berwarna, tidak berbau, kental, dan cairan higroskopis (Sari,
2014). Gliserin digunakan sebagai emolien (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009).
Parafin cair merupakan cairan tidak berwarna, dengan konsistensi kental, tidak
berbau dan sedikit berwarna jika dipanaskan. Paraffin digunakan dalam sediaan krim
sebagai fase minyak (Sari, 2014). Parafin cair umum digunakan untuk sediaan topikal
karena bersifat tidak toksik dan tidak mengiritasi (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009),
pada penelitian ini paraffin cair merupakan fase dispers dalam krim. Metil Paraben
atau Nipagin merupakan serbuk kristal tidak berwarna yang digunakan sebagai
pengawet (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009). Pengawet paraben sering digunakan
karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya efektif pada rentang pH yang luas,
memiliki aktivitas antimikroba berspektrum luas. Aquadest digunakan sebagai
medium dispers dalam krim. Perbedaan pada masing-masing formula adalah jumlah
(level) setil alkohol dan Tween 80 yang digunakan, sedangkan jumlah bahan- bahan
lain yang digunakan, kecepatan pengadukan dan durasi pengadukan dalam formulasi
dalam masing-masing formula sama. Hal ini bertujuan agar efek dari setiap faktor
pada level yang diamati dapat diamati.
Proses pembentukan krim yang terjadi melalui beberapa tahap, pertama saat
setil alkohol dan tween 80 dileburkan kemudian dicampur dan didinginkan maka
akan terjadi proses rekristalisasi seiring dengan tween 80 yang terpenetrasi ke dalam
setil alkohol. Tahap kedua, partikel setil alkohol dan tween 80 akan bergabung selagi
terjadi interaksi antara keduanya dan membentuk gel network yang diperkiraan
terbentuk 24 jam setelah diformulasikan (Barry, 1983).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon
Uji Organoleptis dan Homogenitas
Uji organoleptis bertujuan untuk mengamati adanya ketidakstabilan sediaan
krim secara visual yang ditandai dari adanya perubahan warna, bau dan konsistensi,
sedangkan uji homogenitas bertujuan untuk memastikan bahwa bahan-bahan sediaan
krim sudah tercampur secara homogen. Uji organoleptis sedian krim dilakukan
dengan pengamatan secara langsung terhadap bau, warna dan konsistensi sediaan
krim (Unique, 2018). Uji homogenitas dilakukan dengan mengambil cuplikan 1 gram
krim pada bagian atas, tengah dan bawah kemudian dioleskan pada kaca objek dan
diamati, krim dikatakan homogen apabila tidak adanya pemisahan antara komponen
penyusun emulsi tersebut (Unique, 2018). Pengamatan dilakukan 24 jam setelah
pembuatan krim. Dari hasil uji organoleptis didapatkan krim dengan warna putih
kecoklatan, relatif tidak berbau, konsistensi semipadat dan homogen. Berdasarkan
hasil yang didapatkan, krim ekstrak kulit pisang ambon dapat dikatakan memenuhi
kriteria krim yang baik berdasarkan uji organoleptis dan uji homogenitasnya.
Uji pH
Uji pH bertujuan untuk mengetahui keamanan suatu sediaan topikal kulit
berdasarkan tingkat keasamannya. Sediaan krim yang baik harus memiliki pH yang
mendekati pH kulit yakni sebesar 4,5-6,5 untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit
apabila pH sediaan krim terlalu asam dan kulit kering apabila pH sediaan krim terlalu
basa (Sayuti, 2015). Hasil uji pH krim ekstrak kulit pisang ambon dapat dilihat pada
tabel IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel IV. Hasil Uji pH
Formula pH
Rata-rata ± SD
F1 5,5 ± 0
FA 5,5 ± 0
FB 5,4 ± 0,1
FAB 5,33 ± 0,152
Berdasarkan hasil uji pH yang diperoleh dapat dikatakan bahwa sediaan
krim ekstrak kulit pisang ambon memiliki pH sekitar 5,33-5,5 sehingga memenuhi
persyaratan pH optimal sesuai yang dikehendaki untuk sediaan krim. Dalam
penelitian ini pH krim cenderung asam, hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan
zat aktif krim, dalam hal ini flavonoid. Flavonoid lebih stabil pada pH asam karena
pada kondisi asam konsentrasi ion hidrogen meningkat sehingga dapat menekan
terjadinya degradasi flavonoid akibat oksidasi (Kemit, Permana Mayun and Diah
Kencana, 2019).
Uji Viskositas
Viskositas krim berhubungan dengan kemudahan pengaplikasian krim dan
efektivitas terapi. Nilai viskositas krim yang terlalu tinggi dapat membuat krim sulit
untuk diambil dari wadahnya dan sulit diaplikasikan secara merata, sementara itu
apabila nilai viskositas krim terlalu rendah maka waktu lekat krim rendah sehingga
efektivitas penghantaran zat aktif menjadi rendah (Fiandini, 2017). Uji viskositas
bertujuan untuk melihat besarnya kekuatan tahanan krim untuk mengalir, semakin
tinggi nilai viskositasnya akan semakin besar tahanannya Viskositas krim yang
optimal berada pada rentang 2 - 50 Pa.s (Anugrah, Rijai and Prabowo, 2018) Uji
viskositas dilakukan dengan viscometer Rheosys Merlyn (Lampiran 11.). Hasil uji
viskositas krim ekstrak kulit pisang ambon dapat dilihat pada tabel V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tabel V. Hasil Uji Viskositas
Formula Viskositas (Pa.s)
Rata-rata ± SD
F1 2,4015 ± 0,580
FA 6,4232 ± 0,674
FB 2, 0267 ± 0,275
FAB 5,3698 ± 0,474
Berdasarkan hasil uji viskositas (tabel V.) sediaan krim ekstrak kulit pisang
ambon memenuhi persyaratan sediaan krim yang baik berdasarkan uji viskositas
karena hasil yang diperoleh masuk ke dalam rentang persyaratan viskositas krim yang
optimal. Setil alkohol merupakan stiffening agent dan memiliki kemampuan untuk
menyerap air sehingga dapat meningkatkan viskositas sediaan (Gad, 2007). Setil
alkohol membentuk kompleks yang mampu menyerap air sehingga mengentalkan
monomolekuler film pada permukaan emulsi (Barry, 1983).
Uji Daya Sebar
Kemampuan penyebaran krim yang optimal akan memudahkan
pengaplikasian krim secara merata pada kulit dan dapat meningkatkan absorbsi zat
aktif dari suatu sediaan, hal ini berkaitan dengan koefisien difusi. Semakin luas
kemampuan penyebaran krim maka koefisien difusi makin besar yang menyebabkan
difusi zat aktif meningkat (Naibaho, Yamlean and Wiyono, 2013). Uji daya sebar
dilakukan untuk melihat gambaran kemampuan penyebaran krim pada tempat
pemakaian.. Syarat daya sebar krim yang optimal adalah sebesar 5-7 cm (Sayuti,
2015). Diameter penyebaran krim diukur dengan mengambil panjang rata-rata
diameter dari beberapa sisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tabel VI. Hasil Uji Daya Sebar
Formula Daya sebar (cm)
Rata-rata ± SD
F1 5,925 ± 0,247
FA 5,45 ± 0,212
FB 6,275 ± 0,247
FAB 5,525 ± 0 ,106
Berdasarkan hasil uji daya sebar (tabel VI.) sediaan krim ekstrak kulit pisang
ambon memenuhi persyaratan sediaan krim yang baik berdasarkan uji daya sebar
karena hasil yang diperoleh masuk ke dalam rentang persyaratan daya sebar krim
yang baik. Daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas, semakin tinggi nilai
viskositas maka daya sebarnya semakin rendah dan begitu pula sebaliknya
(Masruriati, 2014).
Uji Stablitas Fisik
Uji stabilitas fisik dilakukan dengan menghitung pergeseran viskositas krim
setelah disimpan selama 28 hari. Pergeseran viskositas adalah selisih viskositas krim
setelah disimpan selama 28 hari dengan viskositas krim 1 hari setelah pembuatan.
kriteria pergeseran viskositas yang optimum adalah kurang dari 10% (Husein and
Lestari, 2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel VII. Pergeseran Viskositas
Formula Viskositas (Pa.s) Pergeseran
viskositas (%) 1 hari 28 hari
F1 2,4015 ± 0,5805 2,1075 ± 0,4623 12,234
FA 6,2067 ± 0,5362 5,6698 ± 0,5810 8,65
FB 2,0267 ± 0,2757 1,7684 ± 0,2076 12,746
FAB 4,8609 ± 0,4742 4,5833 ± 0,5789 5,711
Berdasarkan tabel VII dapat dilihat bahwa pergeseran viskositas pada F1 dan
FB tidak optimum dengan kata lain F1 dan FB tidak stabil setelah penyimpanan
selama 28 hari. F1 dan FB diformulasikan dengan komposisi setil alkohol level
rendah yakni 6 gram sehingga dihasilkan viskositas krim yang lebih rendah
dibandingkan dengan FA dan FAB. Viskositas yang rendah dapat menyebabkan
terjadinya mobilitas dari droplet fase dispers di dalam medium dipersnya lebih cepat
dibandingkan dengan viskositas yang lebih tinggi.
Desain Faktorial
Data sifat fisik krim dan stabilitas fisik krim ekstrak kulit pisang ambon
yakni viskositas, daya sebar dan pergeseran viskositas selama penyimpanan 28 hari
diolah dengan Design Expert Version 12 (free trial). Respon sifat fisik yang
dihasilkan oleh masing-masing formula berbeda, hal ini dikarenakan adanya
perbedaan level konsentrasi kedua faktor yakni setil alkohol sebagai stiffening agent
dan Tween 80 sebagai emulgator. Penentuan level pada kedua faktor dalam
percobaan didasarkan pada hasil orientasi.
Efek dan interaksi dari perbedaan level konsentrasi kedua faktor dapat
dilihat menggunakan Design Expert Version 12 (free trial). Dengan aplikasi ini dapat
dilihat signifikansi faktor setil alkohol dan Tween 80, sehingga dapat diketahui faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
yang memberikan pengaruh yang signifikan dalam menghasilkan respon yakni
respon viskositas dan daya sebar.
Respon Viskositas
Efek dari setil alkohol, Tween 80 dan interaksinya terhadap respon
viskositas dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel VIII. Nilai efek setil alkohol, tween 80 dan interaksinya terhadap respon
viskositas
Faktor Efek % Kontribusi p- value p-value persamaan
Setil alkohol 3,320 87,0001 < 0,0001 <0,0001
Tween 80 -0,8602 5,842 0,0179
Interaksi -0,4855 1,8608 0,1322
Pada Tabel VIII dapat dilihat bahwa setil alkohol memberikan efek positif
atau peningkatan viskositas sebesar 3,320 dan kontribusi sebesar 87,001%. Sementara
itu, Tween 80 memberikan efek negatif atau penurunan viskositas sebesar 0,8602 dan
kontribusi sebesar 5,842%. Pada penelitian ini, diperoleh nilai p-value kedua faktor
yakni setil alkohol sebesar <0,0001 dan tween 80 sebesar 0,0179, hal ini menunjukan
bahwa kedua faktor tersebut memiliki efek yang signifikan terhadap respon
viskositas.. Namun demikian, tidak ada interaksi dari keduanya dalam mempengaruhi
viskositas sediaan.
Persamaan desain faktorial terhadap respon viskositas yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
Y= 3,87 + 1,66X1 - 0,4301X2 – 0,2427X1X2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Pada persamaan diatas, Y merupakan nilai respon viskositas yang
dihasilkan, X1 adalah jumlah setil alkohol yang digunakan, X2 adalah jumlah Tween
80 yang digunakan dan X1X2 adalah komposisi setil alkohol dan Tween 80.
Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi nilai respon viskositas
berdasarkan komposisi setil alkohol dan Tween 80 yang digunakan dalam pembuatan
krim untuk menghasilkan respon viskositas yang dikehendaki. P-value persamaan
<0,0001 menunjukkan bahwa persamaan valid untuk digunakan dalam menentukan
nilai respon
Setil alkohol merupakan stiffening agent dan memiliki kemampuan untuk
menyerap air sehingga dapat meningkatkan viskositas sediaan (Gad, 2007). Setil
alkohol membentuk kompleks yang mampu menyerap air sehingga mengentalkan
monomolekuler film pada permukaan emulsi (Barry, 1983). Hal ini dapat dibuktikan
dengan hasil bahwa setil alkohol memiliki nilai efek positif, yang menunjukkan
bahwa efek dari setil alkohol meningkatkan nilai dari respon viskositas Tween 80
memiliki nilai efek negatif, hal ini menunjukkan bahwa efek dari Tween 80
menurunkan nilai dari respon viskositas. Tween 80 bersifat hidrofilik sehingga akan
lebih berorientasi pada fase air bentuk halangan sterik untuk mencegah droplet-
droplet menyatu membentuk koalesens, sehingga tween 80 akan lebih banyak
menarik molekul air dan menyebabkan viskositas krim menurun (Ayu, Mulyani and
Suhendra, 2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 2. Efek Setil Alkohol terhadap Tween 80 pada Respon Viskositas
Gambar 3. Efek Tween 80 terhadap Setil Alkohol pada Respon Viskositas
Gambar 2 dan 3 menggambarkan efek yang terjadi antar kedua faktor
terhadap respon viskositas. Gambar 2 menunjukkan bahwa penambahan komposisi
setil alkohol dapat meningkatkan nilai respon viskositas pada level rendah Tween 80
(yang ditunjukkan oleh garis hitam) dan level tinggi (yang ditunjukkan oleh garis
merah) dengan kontribusi sebesar 87,001%. Pada gambar 3 menunjukkan bahwa
penambahan komposisi Tween 80 dapat menurunkan nilai respon viskositas pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
level rendah setil alkohol yang ditunjukkan oleh garis hitam dan level tinggi setil
alkohol yang ditunjukkan oleh garis merah dengan kontribusi sebesar 5,482%.
Gambar 4. Contour Plot Viskositas
Gambar 4 merupakan contour plot respon viskositas. Warna pada contour
plot yang semakin jingga hingga merah menunjukkan peningkatan respon viskositas,
sedangkan warna yang semakin biru menunjukkan penurunan respon viskositas. Pada
contour plot viskositas menunjukkan bahwa semakin besar komposisi setil alkohol
yang digunakan maka nilai respon viskositas yang dihasilkan semakin besar.
Sedangkan semakin tinggi komposisi Tween 80 maka nilai respon viskositas yang
dihasilkan semakin kecil.
Respon daya sebar
Efek dari setil alkohol, Tween 80 dan interaksinya terhadap respon daya sebar
dapat dilihat pada tabel 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel IX. Nilai efek setil alkohol, Tween 80 dan interaksinya terhadap respon
daya sebar
Faktor Efek % Kontribusi p- value p- value persamaan
Setil alkohol -0,6167 73,6022 0,0002 0,0011
Tween 80 0,2167 9,086 0,0567
Interaksi -0,1167 2,6344 0,2651
Pada Tabel IX dapat dilihat bahwa setil alkohol memberikan efek negatif
atau penurunan viskositas sebesar 0,6167 dan kontribusi sebesar 73,6022%. Nilai p-
value setil alkohol sebesar 0,0002 hal ini menunjukan bahwa setil alkohol memiliki
efek yang signifikan terhadap respon daya sebar. Namun demikian, tidak ada
interaksi dari keduanya dalam mempengaruhi daya sebar sediaan.
Persamaan desain faktorial terhadap respon daya sebar adalah sebagai berikut:
Y = 5,75 - 0,3083 X1 + 0,1083 X2 - 0,0583 X1X2
Pada persamaan diatas, Y merupakan nilai respon daya sebar yang
dihasilkan, X1 adalah jumlah setil alkohol yang digunakan, X2 adalah jumlah Tween
80 yang digunakan dan X1X2 adalah komposisi setil alkohol dan Tween 80.
Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi nilai respon daya sebar
berdasarkan komposisi setil alkohol dan Tween 80 yang digunakan dalam pembuatan
krim untuk menghasilkan respon daya sebar yang dikehendaki. Setil alkohol memiliki
nilai negatif, hal ini menunjukkan bahwa efek dari setil alkohol memberikan
pengaruh negatif atau menurunkan nilai dari respon daya sebar. Hal ini terjadi karena
setil alkohol merupakan stiffening agent, memiliki kemampuan untuk menyerap air
sehingga dapat meningkatkan viskositas (Gad, 2007). Pada sediaan semipadat daya
sebar berbanding terbalik dengan viskositas, semakin tinggi nilai viskositas maka
daya sebarnya semakin rendah dan begitu pula sebaliknya (Masruriati, 2014). P-value
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
persamaan 0,0011 menunjukkan bahwa persamaan valid untuk digunakan dalam
menentukan nilai respon
Gambar 5. Efek Setil Alkohol terhadap Tween 80 pada Respon daya sebar
Gambar 5 menggambarkan efek yang terjadi antar kedua faktor terhadap
respon daya sebar. Gambar 5 menunjukkan bahwa penambahan komposisi setil
alkohol dapat menurunkan nilai respon daya sebar pada level rendah Tween 80 (yang
ditunjukkan oleh garis hitam) dan level tinggi (yang ditunjukkan oleh garis merah)
dengan kontribusi sebesar 73,6022%.
Gambar 6. Contour Plot Daya Sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 6 merupakan contour plot respon daya sebar. Warna pada contour
plot yang semakin jingga menunjukkan peningkatan respon daya sebar, sedangkan
warna yang semakin biru menunjukkan penurunan respon daya sebar. Semakin tinggi
komposisi setil alkohol maka nilai respon daya sebar yang dihasilkan semakin kecil
Respon Pergeseran Viskositas
Efek dari setil alkohol, Tween 80 dan interaksinya terhadap respon pergeseran
viskositas dapat dilihat pada tabel XI
Tabel X. Nilai efek setil alkohol, tween 80 dan kombinasi kedua faktor terhadap
pergeseran viskositas
Faktor Efek % Kontribusi p-value p-value persamaan
Setil Alkohol -4,1716 49,2472 0,0115 0,03990
Tween 80 -1,9516 10,7789 0,1659
Kombinasi -1.0083 2.8772 0,4536
Pada Tabel X dapat dilihat bahwa setil alkohol memberikan efek negatif atau
penurunan pergeseran viskositas. Pada penelitian ini, diperoleh nilai p-value setil
alkohol 0,0115 hal ini menunjukan bahwa setil alkohol memiliki efek yang
signifikan terhadap pergeseran viskositas. Sedangkan Tween 80 dan interaksi kedua
faktor memiliki p-value lebih dari 0,05 sehingga efek yang diberikan tidak dignifikan
terhadap respon daya sebar. P-value persamaan 0,03990 menunjukkan bahwa
persamaan valid untuk digunakan dalam menentukan nilai respon. Persamaan desain
faktorial terhadap respon pergeseran viskositas adalah sebagai berikut
Y = 9,28 – 2,09 X1 – 0,9758 X2 – 0,5042 X1X2
Pada persamaan diatas, Y adalah respon pergeseran viskositas, X1 adalah setil
alkohol, X2 adalah tween 80 dan X1X2 adalah komposisi setil alkohol dan tween 80.
Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi nilai respon pergeseran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
viskositas berdasarkan komposisi setil alkohol dan Tween 80 yang digunakan dalam
pembuatan krim untuk menghasilkan respon pergeseran viskositas yang dikehendaki.
Gambar 7. Efek Setil Alkohol terhadap Tween 80 pada Respon Pergeseran
Viskositas
Gambar 7 menggambarkan efek yang terjadi anatara setil alkohol terhadap
respon pergeseran viskositas. Gambar 7 menunjukkan bahwa penambahan komposisi
setil alkohol dapat menurunkan nilai respon pergeseran viskositas pada level rendah
Tween 80 yang ditunjukkan oleh garis hitam dan level tinggi yang ditunjukkan oleh
garis merah dengan kontribusi sebesar 49,2472%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 8. Gambar 8. Contour Plot Pergeseran Viskositas
Gambar 8 merupakan contour plot respon pergeseran viskositas . Warna
pada contour plot yang semakin jingga menunjukkan peningkatan respon pergeseran
viskositas, sedangkan warna yang semakin biru menunjukkan penurunan respon
pergeseran viskositas. Sifat stiffening agent dari setil alkohol dapat mengurangi
terjadinya penggabungaan fase terdispersi sehingga meningkatkan stabilitas krim
(Gad, 2007).
Penentuan Formula Optimum
Area kompisisi optimum antara setil alkohol dan Tween 80 diperoleh dari
penggabungan contour plot dari respon viskositas, daya sebar dan pergeseran
viskositas yang di kenal dengan superimposed contour plot.. Gambar10 merupakan
superimposed contour plot yang didapatkan. Terlihat area yang berwarna kuning
menunjukkan komposisi setil alkohol dan Tween 80 yang dapat menghasilkan nilai
respon yang berada pada rentang optimal, sedangkan area yang berwarna abu-abu
menunjukkan komposisi setil alkohol dan Tween 80 yang tidak dapat menghasilkan
nilai respon yang berada pada rentang yang optimal. Area komposisi optimum
dilakukan pada rentang viskositas 2-50 Pa.s, daya sebar 5-7 cm dan pergeseran
viskositas <10%. Berdasarkan hasil countour plot superimposed, diperoleh area
optimum kemdian dilakukan pemilihan titik komposisi formula optimum sediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
krim. Titik optimum yang dipilih adalah setil alkohol sebesar 7,5 gram dan Tween 80
sebesar 4,09 gram. Titik optimum tersebut dipilih karena memenuhi persyaratan sifat
fisik dan stabilitas fisik krim yang baik serta memiliki komposisi terkecil dari formula
optimum sehingga meningkatkan efisiensi bahan. Area abu-abu merupakan area yang
tidak optimum dalam hal ini adalah F1 dan FB dikarenakan nilai respon pergeseran
viskositas yang lebih dari 10%
Gambar 9. Superimposed Contour Plot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
KESIMPULAN
1. Setil alkohol dan Tween 80 dalam sediaan krim memberikan pengaruh
terhadap sifat fisik krim. Setil alkohol memberikan pengaruh terhadap sifat
fisik krim yakni meningkatkan viskositas dan menurunkan daya sebar. Tween
80 memberikan pengaruh menurunkan viskositas.
2. Pada penelitian ini dapat diperoleh komposisi optimum setil alkohol dan
Tween 80, yakni setil alkohol dengan komposisi sebesar 7,5 gram dan Tween
80 dengan komposisi sebesar 4,09 gram.
SARAN
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan optimasi formula dengan
level yang berbeda
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan uji aktivitas antiinflamasi
sediaan krim yang sudah diformulasikan dengan ekstrak etanol kulit pisang
ambon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, D. and Murtisiwi, L. (2020) „Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70
% Bunga Telang ( Clitoria ternatea L ) dari Daerah Sleman dengan Metode
DPPH Antioxidant Activity Test of 70 % Ethanol Extract of Telang Flower (
Clitoria ternatea L ) from Sleman Area with DPPH Method‟, 1(1), pp. 70–76.
Anugrah, L. P., Rijai, L. and Prabowo, W. C. (2018) „Formulasi Krim Berbahan Aktif
Minyak Kapulaga (Amomum compactum Soland.) sebagai Antibakteri
Staphylococcus aureus‟, Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals
Conferences, 8(November), pp. 57–62. doi: 10.25026/mpc.v8i1.303.
Ariani, N. and Niah, R. (2019) „Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Pisang
Kepok (Musa Paradisiaca Formatypica) Mentah Secara In Vitro‟, Jurnal Ilmiah
Manuntung, 5(2), pp. 161–166.
Ayu, G. I., Mulyani, S. and Suhendra, L. (2019) „Hydrophile-Liphophile Balance
(HLB) dan Jenis Ekstrak terhadap Karakteristik Krim Kunyit- Lidah Buaya
(Curcuma domestica Val. - Aloe Vera)‟, 4(1), pp. 54–61.
Barry, B.W., 1983. Dermatological Formulations: Percutaneous Absorption. New
York: Marcel Dekker INC
Dinitiatik (2015) „Penentuan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanolik Daun Kepel
(Stelechocarpus burahol (Bl.) Hook f. & Th.) dengan Metode
Spektrofotometri‟, Jurnal Ilmiah Farmasi, III(1), pp. 227–230. doi:
10.1007/978-90-481-8661-7_32.
Ergina, Nuryanti, S. and Pursitasari, I. D. (2014) „Uji Kualitatif Senyawa Metabolit
Sekunder pada Daun Palado (Agave angustifolia) yang Diekstraksi dengan
Pelarut Air dan Etanol‟, Jurnal Akademika Kimia, 3(3), pp. 165–172.
Fiandini, K. (2017) Formulasi dan Uji Mutu Fisik Krim Minyak Sereh (Cymbopogon
citratus (DC.) Stapf) dengan Kombinasi Emulgator Span 80 dan Tween 60.
Gad, S. C. (2007) Pharmaceutical Manufacturing Handbook: Production and
Processes, Pharmaceutical Manufacturing Handbook: Production and
Processes. doi: 10.1002/9780470259818.
Husein, E. and Lestari, A. B. S. (2019) „Optimasi Formula Sediaan Krim Sunflower
(Helianthus annuus L.) Oil‟, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 17(1), p. 62.
doi: 10.35814/jifi.v17i1.681.
Kemenkes (2020) Farmakope Indonesia.
Kemit, N., Permana Mayun, I. D. G. and Diah Kencana, P. K. (2019) „Stabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Senyawa Flavonoid Ekstrak Daun Alpukat ( Persea americana Mill.) Terhadap
Perlakuan pH dan Suhu‟, Media Ilmiah Teknologi Pangan, 6(1), pp. 34–42.
Khumaidi, A. (2015) „Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Daun Kapas (Gossypium
Sp.) Antioxidant Cream Formulation Of Gossypium Sp. Leaf Extract‟,
Galenika Journal of Pharmacy, 1(1), pp. 9–15.
Kurniati, N. (2011) Uji Stabilitas dan Aktivitas Antioksidan Formula Krim
Mengandung Ekstrak Kulit Buah Delima (Punnica granatum L).
Masruriati, E. (2014) „Optimasi Setil Alkohol dan Tween 80 dalam Krim Minyak
Atsiri Daun Cengkeh (Eugenia Caryophyllata) Terhadap Aktivitas Antibaktero
Staphylococcus Epidermis ATCC 12228‟, Jurnal Farmasetis, 3(1), pp. 11–19.
NA Sayuti (2015) „Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun
Ketepeng Cina (Cassia alata L.)‟, Jurnal Kefarmasian Indonesia, 5(2), pp. 74–
82.
Naibaho, O. H., Yamlean, P. V. Y. and Wiyono, W. (2013) „Pengaruh Basis Salep
Terhadap Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum
L.) Pada Kulit Punggung Kelinci yang Dibuat Infeksi Staphylococcus aureus‟,
Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT, 2(02), pp. 27–34.
Octasari, P. M. and Ayuningtyas, F. (2016) „Anti-inflammatory Effect of cream and
ointment from 2,5- bis- (4-Nitrobenzilidine) cyclopentanoneagainst Edema in
Mice Induced by Formalin‟, JPSCR : Journal of Pharmaceutical Science and
Clinical Research, 1(2), p. 102. doi: 10.20961/jpscr.v1i2.1942.
Prasetyo, S. M. D. (2014) Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanolik Rimpang Temu
Putih (Curcuma zedoria Berg. Roscoe) dengan Pengujian Aktivitasnya sebagai
Antiinflamasi. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
Rahmawati, D., Febrina, E. and Tjitraresmi, A. (2016) „Aktivitas Hipoglikemik
Ekstrak Kulit Batang Matoa (Pometia Pinnata J.R. Forster & J.G. Forster) Pada
Tikus Putih Jantan Galur Wistar Dengan Metode Toleransi sukrosa‟, Farmaka,
14(2), pp. 97–111.
Rowe, R. C., Sheskey, P. j and Quinn, M. E. (2009) Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association.
Sa‟adah, H., Nurhasnawati, H. and Permatasari, V. (2017) „Pengaruh Metode
Ekstraksi Terhadap Kadar Flavonoid Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak
(Eleutherine palmifolia(L.)Merr) dengan Metode Spektrofotometri‟, Jurnal
Borneo Journal of Pharmascientech, 01(01), pp. 1–9.
Sari, A. P. (2012) Pengaruh Emulgator Terhadap Stabilitas Fisik Lotion Minyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Nilam (Patchouli oil) dan Uji Efen Anti- Nyamuk.
Sari, M. P. (2014) Formulasi Krim Tabir Surya Fraksi Etil Asetat Kulit Pisang
Ambon Putih [Musa(Aaa Group)] Dan Penentuan Nilai Faktor Pelindung
Surya (Fps) Fraksi Etil Asetat Secara In Vitro, Universitas Islam Bandung.
Available at: http://elibrary.unisba.ac.id/files/09-1616_Fulltext.pdf.
Serafini, M., Peluso, I. and Raguzzini, A. (2010) „Flavonoids as anti-inflammatory
agents‟, Proceedings of the Nutrition Society, 69(3), pp. 273–278. doi:
10.1017/S002966511000162X.
Silsia, D., Rosalina, Y. and Muda, F. (2011) „Pemanfaatan Asap Cair Untuk
Mempertahankan Kesegaran Buah Pisang Ambon Curup‟, Jurnal AgroIndustri,
1, pp. 8–15.
Susiani, E. F. and Guntarti, A. (2017) „Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Kadar
Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus
(BL)Miq)‟, Borneo Journal of Pharmaceutical, 01(02), pp. 1–8.
Wahyuni, D. and Krisnawati, O. (2013) „Kajian Awal Ekstrak Pisang Ambon
(Musaparadisiaca var. sapientum (L.) Kunt) Penghambat Bakteri Shigella
dysentriae‟, 84(2005), pp. 487–492. Available at:
http://ir.obihiro.ac.jp/dspace/handle/10322/3933.
Yandri, O. (2019) Optimasi Carbopol 940 dan Propilenglikol Pada Sediaan Gel
Antibakteri Staphylococcus aureus Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya
L.) - Aplikasi Desain Faktorial. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Determinasi Buah Pisang Ambon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
lampiran 2. Buah pisang ambon (Musa paradisiaca L. “Ambon”) matang,
setelah kulit dirajang, setelah kulit dikeringkan dan serbuk kulit pisang ambon.
Lampiran 3. Perhitungan Selisih Berat Serbuk dan Kulit Pisang Ambon kering
Perhitungan Selisih Berat Serbuk dan Kulit Pisang Ambon Kering
Diketahui :
- Berat serbuk kulit pisang ambon = 1187,8 gram
- Berat simplisia kulit pisang ambon = 1222 gram
Selisih berat = (bobot yang hilang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 4. Penetapan Kadar Air Serbuk Kulit Buah Pisang Ambon (Musa
paradisiaca L. “Ambon”)
Lampiran 5. Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Ambon
Ekstrak Cair Ekstrak Kental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 6. Penentuan Bobot Tetap Ekstrak
Cawan 1
Penimbangan Bobot (gram) Selisih (gram)
1 129,92 -
2 111,42 18,5
3 106,16 5,26
4 80,82 25,34
5 73,70 7,12
6 67,75 5,95
7 64,97 2,78
8 64,70 0,27
9 64,57 0,13
10 64,51 0,06
Cawan 2
Penimbangan Bobot (gram) Selisih (gram)
1 86, 22 -
2 76,88 9,34
3 73,42 3,46
4 62,43 10,99
5 61,39 1,04
6 61, 12 0,27
7 61,07 0,05
8 61,05 0,02
Cawan 3
Penimbangan Bobot (gram) Selisih (gram)
1 122,78 -
2 109,04 13,74
3 104,64 4,4
4 82,91 21,73
5 74,50 8,41
6 69,90 4,6
7 67,39 2,51
8 67,36 0,03
9 67,2 0,16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 7. Perhitungan Rendemen Ekstrak
Perhitungan Rendemen Ekstrak
Diketahui :
- Berat serbuk kulit pisang ambon = 100 gram
- Berat ekstrak (bobot tetap) = 32,26 gram
Rendemen =
Lampiran 8. Hasil Uji Kualitatif Flavonoid pada Ekstrak Kulit Pisang Ambon
Ekstrak Kulit Buah Pisang Ambon Ekstrak Kulit Buah Pisang Ambon yang
sudah ditambahkan dengan 0,1 g logam
Mg + 5 tetes HCl pekat
Lampiran 9. Hasil Formula Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 10. Alat Uji pH Lampiran 11. Alat Viskometer Rheosys Merlyn
\
Lampiran 12. Alat Uji Daya Sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 13. Faktor Terhadap Respon Viskositas
Lampiran 14. Faktor Terhadap Respon Daya Sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 15. Faktor Terhadap Respon Pergeseran Viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Optimasi Setil Alkohol Dan
Tween 80 Dalam Krim Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kulit
Buah Pisang Ambon (Musa x paradisiaca L. “Ambon”):
Aplikasi Desain Faktorial” memiliki nama lengkap Tisy Ofni
Verelia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari
pasangan Yohanis Todingan dan Sartini Christine. Penulis lahir
di Jakarta, 08 Oktober 1999. Penulis telah menempuh
pendidikan di TK Melati (2004-2005), SDN Bahagia 06 (2005-
2011), SMP Global Persada Mandiri (2011-2014) dan SMA
Global Persada Mandiri (2014-2017). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2017.
Selama menempuh perkuliahan, Penulis pernah menjadi asisten pratikum
Kimia Dasar (2018) dan asisten praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi
(2020). Penulis aktif dalam berbagai kegaiatan, diantara nya sebagai ketua Student
Exchange Programme 2019, koordinator divisi acara Student Exchange Programe
2018, anggota divisi konsumsi Pharmacy Performance 2017, Poster presenter pada
acara The 4th
International Conference on Pharmaceutical
Nanotechnology/Nanomedicine “Biointeraction & Nanotoxicology”. Kegiatan
pengabdian yang pernah penulis ikuti antara lain Kampanye Informasi obat herbal
pada event Tradicional Medicine dan Poskes Gereja Babadan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI