optimasi setil alkohol dan tween 80 dalam krim

53
OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG AMBON (Musa x paradisiaca L. “Ambon”): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Tisy Ofni Verelia NIM: 178114069 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 17-May-2022

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG AMBON

(Musa x paradisiaca L. “Ambon”): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Tisy Ofni Verelia

NIM: 178114069

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

ii

OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG AMBON

(Musa x paradisiaca L. “Ambon”): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Tisy Ofni Verelia

NIM: 178114069

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

iii

Persetujuan Pembimbing

OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG AMBON

(Musa x paradisiaca L. “Ambon”): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

Skripsi yang diajukan oleh:

Tisy Ofni Verelia

NIM : 178114069

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

apt. Christofori Maria Ratna Rini Nastiti, Ph.D

Tanggal 09 Februari 2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya karya

ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,

maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang- undangan

yang berlaku.

Yogyakarta, 9 Februari 2021

Penulis,

Tisy Ofni Verelia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Tisy Ofni Verelia

Nomor Mahasiswa : 178114069

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Optimasi Setil Alkohol

Dan Tween 80 Dalam Krim Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Ambon

(Musa X Paradisiaca L. “Ambon”): Aplikasi Desain Faktorial beserta perangkat yang

diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media

lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,

dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 16 April 2021

Yang menyatakan

( Tisy Ofni Verelia )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

vi

ABSTRAK

Kulit buah pisang ambon telah diteliti aktivitas antiinflamasi topikal,

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai zat aktif sediaan topikal antiinflamasi, salah

satunya adalah krim. Optimasi pada formulasi krim dilakukan agar krim yang

dihasilkan memenuhi persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik krim yang optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh setil alkohol, Tween 80, dan efek

keduanya pada sifat dan stabilitas fisik krim dan mendapatkan komposisi setil alkohol

- Tween yang optimal untuk krim ekstrak kulit pisang ambon

Ekstraksi kulit buah pisang ambon dilakukan dengan metode maserasi

menggunakan pelarut etanol 70%. Komposisi dari setil alkohol dan Tween 80

dioptimasi dengan metode desain faktorial. Data sifat fisik dan stabilitas fisik berupa

viskositas, daya sebar dan pergeseran viskositas setelah 28 hari penyimpanan dipilih

sebagai respon yang diteliti dan dianalisis dengan two-way ANOVA pada tingkat

kepercayaan 95% menggunakan aplikasi Design Expert version 12 (free trial)

superimposed contour plot yang diperoleh digunakan untuk menentukan area optimum

dari komposisi yang diteliti.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa setil alkohol

meningkatkan respon viskositas, Tween 80 menurunkan respon viskositas. Area

optimum diperoleh dengan superimposed contour plot dan dipilih titik yang paling

memenuhi persyaratan krim yang optimal dan komposisi bahan yang paling efisien

yakni setil alkohol 7,5 gram dan Tween 80 4.09 gram.

Kata kunci : Antiinflamasi, krim, kulit pisang ambon, setil alkohol, Tween 80.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

vii

ABSTRACT

The peel of Ambon banana fruit has been studied for its topical anti-

inflammatory activity, so that it can be formulated in topical anti-inflammatory

preparations, one of those is cream. Optimization of the components of the cream is

important to obtain a qualified cream This study aims to show the effect of cetyl

alcohol, Tween 80, and the effect that affects the physical properties and stability of

the cream and to obtain the optimal cetyl alcohol-Tween composition for Ambon

banana peel extract cream.

Maceration with 70% ethanol was used to extract the banana peel The

composition of cetyl alcohol and Tween 80 was optimized by a factorial design

method. Data on physical properties and physical stability in the form of viscosity,

spreadability and viscosity shift after 28 days of storage were analyzed by two-way

ANOVA at a 95% confidence level using the Design Expert application version 12

(free trial)

The results showed that cetyl alcohol increased the viscosity response,

whereas Tween 80 decreased the viscocity response. The optimum area is obtained ny

superimposed contour plot and points that meet the optimal cream requirements and

the most efficient ingredient composition, namely 7.5 grams of cetyl alcohol and 4.09

grams of Tween 80

Key words: Anti-inflammatory, cream, banana peel, cetyl alcohol, Tween 80.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................................ vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

METODE PENELITIAN .............................................................................................. 3

Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................................ 3

Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................................... 4

Determinasi Tanaman ............................................................................................ 4

Pengumpulan Bahan dan Pengeringan .................................................................. 4

Uji kadar air sebuk simplisia ................................................................................. 5

Ektraksi .................................................................................................................. 5

Uji Kandungan Flavonoid Secara Kualitatif .......................................................... 5

Formulasi Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon ....................................................... 6

Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon ......................................... 7

Analisis Hasil ............................................................................................................ 8

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

ix

Determinasi Tanaman ................................................................................................ 8

Pengumpulan bahan dan pengeringan ....................................................................... 8

Uji kadar air serbuk ................................................................................................... 9

Ekstraksi .................................................................................................................. 10

Uji kualitatif flavonoid ekstrak kulit pisang ambon ............................................... 10

Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon ........................... 13

Uji Organoleptis dan Homogenitas...................................................................... 13

Uji pH .................................................................................................................. 13

Uji Viskositas ....................................................................................................... 14

Uji Stablitas Fisik .................................................................................................... 16

Desain Faktorial ..................................................................................................... 17

Respon Viskositas ................................................................................................ 18

Respon daya sebar ............................................................................................... 21

Respon Pergeseran Viskositas ............................................................................. 24

Penentuan Formula Optimum ............................................................................. 26

KESIMPULAN ........................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 29

LAMPIRAN ................................................................................................................ 32

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................................ 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

x

DAFTAR TABEL

Tabel I Desain Formula Metode Desain Faktorial ...................................................... 11 Tabel II. Formula Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon .................................................. 6

Tabel III. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Kulit Pisang Ambon .............................. 10 Tabel IV. Hasil Uji pH ................................................................................................ 14 Tabel V. Hasil Uji Viskositas ..................................................................................... 15 Tabel VI. Hasil Uji Daya Sebar .................................................................................. 16 Tabel VII. Pergeseran Viskositas ................................................................................ 16

Tabel VIII. Nilai efek setil alkohol, tween 80 dan interaksinya terhadap respon

viskositas ..................................................................................................................... 18

Tabel IX. Nilai efek setil alkohol, Tween 80 dan interaksiny.a terhadap respon daya

sebar ............................................................................................................................ 21 Tabel X. Nilai efek setil alkohol, tween 80 dan kombinasi kedua faktor terhadap

pergeseran viskositas ................................................................................................... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Reaksi Uji Kualitatif Flavonoid .................................................................. 11

Gambar 2. Efek Setil Alkohol terhadap Tween 80 pada Respon Viskositas ................ 20

Gambar 3. Efek Tween 80 terhadap Setil Alkohol pada Respon Viskositas ............... 20

Gambar 4. Contour Plot Viskositas ............................................................................... 21

Gambar 5. Efek Setil Alkohol terhadap Tween 80 pada Respon daya sebar ............... 23

Gambar 6. Contour Plot Daya Sebar ............................................................................. 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Determinasi Buah Pisang Ambon ................................................ 32 lampiran 2. Buah pisang ambon (Musa paradisiaca L. “Ambon”) matang, setelah kulit

dirajang, setelah kulit dikeringkan dan serbuk kulit pisang ambon. ........................... 33 Lampiran 3. Perhitungan Selisih Berat Serbuk dan Kulit Pisang Ambon kering ...... 33 Lampiran 4. Penetapan Kadar Air Serbuk Kulit Buah Pisang Ambon (Musa

paradisiaca L. “Ambon”) ............................................................................................ 34 Lampiran 5. Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Ambon ............................................ 34

Lampiran 6. Penentuan Bobot Tetap Ekstrak ............................................................ 35

Lampiran 7. Perhitungan Rendemen Ekstrak............................................................. 36

Lampiran 8. Hasil Uji Kualitatif Flavonoid pada Ekstrak Kulit Pisang Ambon ....... 36 Lampiran 9. Hasil Formula Krim Ekstrak Etanol Kulit Pisang Ambon .................... 36 Lampiran 10. Alat Uji pH Lampiran 11. Alat Viskometer Rheosys Merlyn .... 37 Lampiran 12. Alat Uji Daya Sebar ............................................................................. 37

Lampiran 13. Faktor Terhadap Respon Viskositas .................................................... 38 Lampiran 14. Faktor Terhadap Respon Daya Sebar .................................................. 38

Lampiran 15. Faktor Terhadap Respon Pergeseran Viskositas ................................. 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

PENDAHULUAN

Inflamasi merupakan bagian dari respon sistem imun tubuh untuk

menginisiasi proses penyembuhan tubuh yang terpapar rangsangan berbahaya seperti

patogen, zat beracun atau radiasi. Inflamasi sering ditandai dengan adanya

kemerahan, bengkak, panas, nyeri hingga kehilangan fungsi jaringan (Chen et al.,

2017). Inflamasi dapat diatasi dengan obat antiinflamasi, salah satu obat antiinflamasi

yang beredar di pasaran adalah Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS). Sebagian

besar OAINS yang beredar dipasaran adalah OAINS non selective yakni dengan

mekanisme menghambat isoenzim COX-1 dan COX- 2 sehingga prostaglandin yang

merupakan mediator nyeri tidak terbentuk (Wongrakpanich et al., 2018)

OAINS dapat diberikan secara oral atau topikal. Pemberian OAINS secara

oral memiliki efek samping yaitu mengiritasi lambung sehingga pemberian topikal

dapat dipilih untuk mengurangi efek samping tersebut. Obat dengan pemberian

topikal dapat langsung diaplikasikan ke kulit, hal ini menjadi kelebihan obat topikal

karena dapat meningkatkan efikasi obat dengan cara menghindari first pass effect di

hati (Garg et al., 2015; Octasari and Ayuningtyas, 2016)

Indonesia kaya akan bahan alam yang memiliki efek farmakologi sehingga

bahan alam ini bisa dikembangkan menjadi sediaan obat untuk mengatasi berbagai

penyakit. Pisang merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia

karena memiliki sifat yang cocok dengan iklim di Indonesia.. Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Putri (2020) krim ekstrak kulit pisang ambon dengan konsentrasi

sebesar 1% memiliki persen penghambatan inflamasi sebesar 57,398%. Hal tersebut

didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni and Krisnawati (2013)

yang menyatakan bahwa berdasarkan hasil uji KLT ekstrak kulit pisang ambon

mengandung jenis flavonoid katekin. Katekin memiliki aktivitas antiinflamasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

2

mekanisme menghambat enzim siklooksigenase 2 (Serafini, Peluso and Raguzzini,

2010).

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berbasis emulsi yang

mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar

yang sesuai (Farmakope, 2014; Khumaidi, 2015) Krim terbagi menjadi 2 tipe yakni

tipe air dalam minyak (A/M) dan minyak dalam air (M/A). Sediaan krim tipe minyak

dalam air banyak diminati karena daya sebarnya baik sehingga mudah diaplikasikan,

mudah dibersihkan dan mampu meningkatkan kelembapan kulit (Garg et al., 2015;

Husni et al., 2019). Tipe krim minyak dalam air (M/A) dapat meningkatkan efek

hidrasi pada stratum korneum menyebabkan sehingga meningkatkan penetrasi zat

aktif (Naibaho,2013). Krim memiliki komponen yang terdiri atas bahan aktif yaitu

senyawa yang memiliki efek farmakologi, bahan dasar yaitu fase minyak, fase air dan

emulgator atau surfaktan, dan bahan tambahan yaitu pengawet, pengental, pelembap,

pewarna dan pewangi (Kurniati, 2011). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Putri (2020) basis krim ekstrak kulit pisang ambon yang digunakan adalah

Biocream®. Biocream® merupakan sistem emulsi stabil dengan distribusi minyak

dan air yang merata (ambifilik) sehingga membuat Biocream® memiliki sifat emulsi

minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak (Prasetyo, 2014). Namun, dengan

menggunakan basis Biocream® kita tidak dapat menyelidiki efek dari masing-masing

komponen dalam krim yang berkaitan dengan stabilitas fisik krim. Selain itu, biaya

produksi sediaan akan tinggi jika dalam produksi skala besar digunakan basis produk

jadi seperti Biocream®.

Emulgator merupakan komponen penting dalam krim. Emulgator berperan

dalam mengurangi tegangan antarmuka minyak dan air. Emulgator mengelilingi

tetesan terdispersi sebagai lapisan kuat untuk mencegah terjadinya koalesensi fase

terdispersi dan pemisahan fase (Sari, 2012). Terdapat banyak jenis emulgator, salah

satunya emulgator non-ionik. Emulgator jenis non-ionik lebih banyak dipilih karena

memiliki keseimbangan antara hidrofilik dan lipofilik dalam molekulnya serta tidak

dipengaruhi oleh perubahan pH dan elektrolit (Sari, 2012). Tween 80 merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

3

emulgator non-ionik yang larut air dengan nilai 15, dan secara signifikan

meningkatkan daya sebar pada krim (Kawan,2019). Selain emulgator, krim juga

memerlukan stiffening agent untuk meningkatkan viskositas dari sediaan krim.

Menurut Rowe (2009) kombinasi setil alkohol dan emulgator dalam hal ini Tween 80

dapat meningkatkan stabilitas fisik krim. Pada sediaan semipadat daya sebar

berbanding terbalik dengan viskositas, semakin tinggi nilai viskositas maka daya

sebarnya semakin rendah dan begitu pula sebaliknya (Masruriati, 2014). Namun, nilai

viskositas krim yang terlalu tinggi dapat membuat daya sebar krim rendah sehingga

krim sulit diaplikasikan secara merata, sementara itu apabila nilai viskositas krim

terlalu rendah dapat membuat daya sebarnya terlalu tinggi sehingga waktu lekat krim

rendah dan menyebabkan efektivitas penghantaran zat aktif menjadi rendah (Fiandini,

2017). Oleh karena itu perlu dilakukan optimasi komposisi setil alkohol dan Tween

80 agar dihasilkan krim dengan sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik.

Desain faktorial merupakan salah satu metode optimasi yang dapat

digunakan untuk mengetahui pengaruh dan interaksi dari faktor yang diteliti, dalam

hal ini faktor yang diteliti adalah setil alkohol dan Tween 80. Superimmposed contour

plot merupakan pengembangan dari desain faktorial yang akan digunakan untuk

menentukan komposisi optimum kombinasi kedua faktor. Keuntungan dari metode

optimasi desain faktorial adalah memiliki efisiensi maksimum dalam memperkirakan

efek, dapat mengungkap dan mengidentifikasi interaksi yang terjadi, dan dapat

digunakan dalam berbagai kondisi (Bolton and Bon, 2010).

METODE PENELITIAN

Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimental kuasi.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah desain faktorial dengan dua faktor

dan dua level untuk mengetahui interaksi dan komposisi optimal dari setil alkohol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

4

dan Tween 80 dalam formula krim ekstrak kulit pisang ambon sehingga diperoleh

sediaan krim dengan sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan adalah neraca analitik (Nagata,Jepang), pisau, oven

(memert UF 260, Jerman), blender, ayakan nomor mesh 50, moisture balance

analyzer (Kern, Jerman), beker, Erlenmeyer, kaca arloji, gelas ukur, cawan porselen,

batang pengaduk, shaker, magnetic stirrer, waterbath (Gerhardt, Belanda), rotary

evaporator (BUCHI Rotavator R-300, Jerman), vakum (GAST DOA-P504 BN,

USA), Ultraturax (Ystral GmbH D-7801 Dottingen X 1020, Jerman), alat uji daya

sebar, viskometer (Rheosys Micra Merlyn VR, USA), stopwatch, pH meter (OHAUS

ST 10, USA), ), pipet tetes,hotplate (IKA C-MAG HS 7, Malaysia).

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah pisang ambon

yang telah matang, etanol 70%, logam Mg, HCl pekat, akuades, setil alkohol

(pharmaceutical grade), Tween 80 (pharmaceutical grade), span 80, gliserin,

paraffin cair, nipagin, nipasol

Determinasi Tanaman

Tanaman pisang ambon diperoleh dari Lembaga Pendampingan Usaha

Buruh Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman, Yogyakarta. Determinasi dilakukan di

Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta.

Pengumpulan Bahan dan Pengeringan

Buah pisang ambon diperoleh dari Lembaga Pendampingan Usaha Buruh

Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman, Yogyakarta. Buah yang digunakan adalah

buah pisang yang sudah masak dalam waktu 4-5 hari setelah panen. Buah pisang

ambon segar dicuci dengan air mengalir kemudian dikupas dan diambil kulitnya.

Kulit buah pisang ambon dipotong kecil-kecil dan dikeringkan menggunakan oven

dengan suhu 400C. Setelah kulit buah pisang ambon kering, dilakukan sortasi kering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

5

untuk memisahkan kulit dengan pengotor lainnya. Kemudian kulit buah pisang

ambon diserbuk menggunakan mesin penyerbuk lalu diayak dengan ayakan nomor

mesh 50 agar didapat serbuk yang lebih halus.

Uji kadar air sebuk simplisia

Uji kadar air serbuk kulit pisang menggunakan alat moisture balance analyzer.

Pengujian dilakukan dengan cara 5 gram serbuk kulit pisang dimasukkan ke dalam

alat lalu digunakan suhu 1200C dan tunggu hingga alat menunjukkan nilai kadar air

yang terkandung dalam serbuk (%) sampai angka konstan (Yandri, 2019). Kadar air

serbuk simplisia tidak boleh melebihi 10%.

Ektraksi

Proses ekstraksi yang dilakukan mengacu pada penelitian Putri (2020) yakni

ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi, awalnya serbuk kulit buah pisang

ambon ditimbang sebanyak 100 gram, lalu dimaserasi menggunakan pelarut etanol

70% sebanyak 500 mL. Perendaman dilakukan selama 3 hari sambil sesekali diaduk,

dilakukan remaserasi pada ampas hasil perendaman dengan jumlah pelarut setengah

dari volume awal yaitu 250 mL. Kemudian hasil filtrat dikumpulkan dan disaring

menggunakan pompa vakum, didapatkan filtrat yang berwarna merah kecoklatan, lalu

filtrat dipekatkan menggunakan rotary evaporator dengan suhu 600C. Hasil evaporasi

kemudian diuapkan dengan oven bersuhu 600C hingga diperoleh ekstrak yang lebih

pekat dan mencapai bobot tetap, yakni selisih bobot dua kali penimbangan ekstrak

kental setelah dikeringkan selama 1 jam dengan oven 600C tidak lebih dari 0,25%

pada penimbangan dengan timbangan analitik.

Uji Kandungan Flavonoid Secara Kualitatif

Pengujian kandungan dilakukan secara kualitatif menggunakan uji tabung di

Laboratorium Farmakognosi- Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Ekstrak etanol kulit buah pisang ambon dimasukkan ke dalam tabung

reaksi kemudian ditambahkan dengan 0,1 g logam Mg + 5 tetes HCl pekat. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

6

positif ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi warna merah (Ergina,

Nuryanti and Pursitasari, 2014)

Formulasi Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon

Tabel II. Formula Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon

Bahan (g) F1 FA FB FAB

Ekstrak kulit pisang

ambon

0,5 0,5 0,5 0,5

Setil alkohol 6 10 6 10

Tween 80 3,5 3,5 5 5

Span 80 4 4 4 4

Gliserin 10 10 10 10

Paraffin cair 2 2 2 2

Nipagin 0,18 0,18 0,18 0,18

Nipasol 0,02 0,02 0,02 0,02

Aquadest 25 25 25 25

Pembuatan basis krim dilakukan dengan prosedur sebagai berikut, fase

minyak (setil alkohol, paraffin cair, span 80 dan nipasol) dan fase air (gliserin, Tween

80, nipagin dan aquadest) dimasukan ke dalam cawan porselen yang berbeda

kemudian dipanaskan diatas waterbath dengan suhu 700C sampai melebur. Setelah

melebur, Fase minyak dan fase air dipindahkan ke dalam gelas beker kemudian

dicampur menggunakan ultraturax pada skala 2 selama 6 menit sampai dingin dan

terbentuk massa krim yang homogen. Setelah terbentuk masa krim yang homogen,

ekstrak etanol kulit pisang ambon sebanyak 0,5 gram dimasukkan ke dalam basis

krim untuk mendapatkan kadar ekstrak sebesar 1 % dalam sediaan.

Uji Sifat Fisik Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon

Uji organoleptis sedian krim dilakukan dengan pengamatan secara langsung

terhadap bau, warna dan konsistensi sediaan krim (Unique, 2018). Uji homogenitas

dilakukan dengan mengambil cuplikan 1 gram krim pada bagian atas, tengah dan

bawah kemudian dioleskan pada kaca objek dan diamati. Apabila bahan-bahan krim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

7

yang digunakan dalam formulasi terlarut dan tercampur sempurna tanpa adanya

partikel yang menggumpal maka krim dikatakan homogen (Kurniati, 2011).

Uji pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter yang terkalibrasi.

Pengukuran pH dengan pen pH meter dilakukan dengan mencelupkan elektroda

sekitar 2-3 cm ke dalam sediaan krim lalu ditunggu hingga angka yang ditampilkan

stabil kemudian dicatat. (Safitri et al., 2014). pH krim yang optimal berada pada

rentang 4,5 – 6,5 yakni sesuai dengan pH kulit manusia.

Uji daya sebar dilakukan dengan menimbang 0,5 gram krim diletakkan di

tengah kaca bulat. Kaca penutup ditimbang, kemudian diletakkan diatas krim, lalu

dibiarkan selama 1 menit. Diameter penyebaran krim diukur dengan mengambil

panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi. Kemudian ditambahkan beban seberat

50 gram diletakkan diatas kaca penutup, didiamkan selama 1 menit lalu diukur

diameter sebarnya (Shovyana dan Zulkarnain, 2013). Daya sebar krim yang optimal

berada pada rentang diameter 5-7 cm setelah pemberian beban dan didiamkan selama

1 menit

Uji viskositas dilakukan dengan viscometer Rheosys Merlyn. Uji viskositas

dilakukan dengan sistem pengukuran Cone & Plate 5/30 mm. sejumlah krim

diletakkan diatas wadah yang berupa besi datar kemudian spindel yang telah dipasang

pada tempatnya didekatkan ke sediaan krim dengan jarak 1 mm, alat dinyalakan dan

spindel dibiarkan berputar dengan kecepatan 10-50 RPM dengan durasi 15 detik

untuk masing-masing RPM. Viskositas krim yang optimal berada pada rentang 2-50

pa.s (Anugrah, Rijai and Prabowo, 2018).

Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon

Uji stabilitas penyimpanan dilakukan dengan menghitung pergeseran

viskositas krim setelah disimpan selama 28 hari. Pergeseran viskosotasadalah.

Kriteria pergeseran viskositas yang optimum adalah kurang dari 10% (Husein and

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

8

Lestari, 2019). Pergeseran viskositas krim dinyatakan dalam persentase (%) dan

dihitung dengan menggunakan rumus

Analisis Hasil

Data sifat fisik meliputi viskositas dan daya sebar dianalisis dengan two-way

ANOVA pada tingkat kepercayaan 95% menggunakan aplikasi Design Expert version

12 (free trial) untuk menyelidiki pengaruh dari faktor dan pengaruh interaksi dari

kedua faktor pada dua level untuk setiap respon. Area optimum ditentukan

menggunakan Design Expert Version 12 (free trial) dengan cara memplotkan contour

plot respon viskositas dan respon daya sebar sehingga diperoleh superimposed

contour plot yang merupakan area optimum dalam penelitian ini

HASIL DAN PEMBAHASAN

Determinasi Tanaman

Determinasi Tanaman dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas

Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan determinasi tanaman adalah

untuk mendapatkan identitas tanaman yang digunakan dengan jelas dan memastikan

tanaman yang diperoleh sudah sesuai dengan yang seharusnya (Dinitiatik, 2015).

Hasil determinasi menunjukkkan bahwa tanaman pisang Ambon yang digunakan

adalah benar buah pisang jenis Musa x paradisiaca L. “Ambon” (Lampiran 1).

Pengumpulan bahan dan pengeringan

Buah pisang ambon yang diperoleh dari Lembaga Pendampingan Usaha

Buruh Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman, Yogyakarta. Kulit buah pisang Ambon

yang digunakan adalah kulit buah pisang Ambon yang sudah matang dengan usia

diperkirakan 4-5 hari setelah panen (Silsia, Rosalina and Muda, 2011). Kulit buah

pisang Ambon matang dipilih karena memiliki kadar flavonoid yang paling tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

9

dibandingkan dengan kulit pisang ambon mentah, hal ini dibuktikan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Tiarani (2018) yang menyatakan bahwa kulit pisang

ambon matang mengandung flavonoid sebesar 200mg/kg sedangkan kulit pisang

ambon mentah hanya mengandung 41 mg/kg. Simplisia kulit buah pisang ambon

dibuat dengan cara kulit pisang ambon dipotong kecil-kecil dan dikeringkan

menggunakan oven dengan suhu 400C, pengeringan ini bertujuan untuk

mengawetkan, menghilangkan air sehingga dapat mencegah terjadinya kapang dan

jamur, mencegah terjadinya reaksi enzimatis dan mempermudah pada saat simplisia

akan dihaluskan menjadi serbuk (Susiani and Guntarti, 2017). Setelah kulit buah

pisang ambon kering, dilakukan sortasi kering untuk memisahkan simplisia dengan

benda- benda asing seperti pengotor dan bagian-bagian tanaman yang tidak

diinginkan(Rahmawati, Febrina and Tjitraresmi, 2016). Kemudian kulit buah pisang

ambon diserbuk menggunakan mesin penyerbuk untuk memperkecil ukuran

simplisia. Tujuan penyerbukan adalah untuk memperbesar kontak antara pelarut dan

simplisia sehingga proses ekstraksi dapat berjalan efektif dan efisien lalu diayak agar

didapat serbuk yang lebih halus (Rahmawati, Febrina and Tjitraresmi, 2016). Proses

pengumpulan dan pengeringan dapat dilihat pada lampiran 2. Pada penelitian ini

diperoleh serbuk kering kulit pisang Ambon sebanyak 1187,8 gram dari 1222 gram

kulit pisang ambon kering, sehingga diperoleh selisih selama proses penyerbukan

sebanyak 2,798 % (Lampiran 3.)

Uji kadar air serbuk

Penetapan kadar air serbuk bertujuan untuk mengetahui kandungan air yang

terdapat dalam serbuk, dengan syarat kadar air serbuk yang optimal adalah kurang

dari 10% untuk mencegah adanya cemaran mikroba dan menghindari pertumbuhan

jamur (Rahmawati, Febrina and Tjitraresmi, 2016). Pada penelitian ini kadar air

serbuk dianalisis menggunakan alat Moisture balance analyzer (Lampiran 4.).Pada

penelitian ini kadar air serbuk kulit pisang ambon yang diperoleh kurang dari 10%

yakni sebesar 9,291% sehingga memenuhi persyaratan kadar air serbuk yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

10

Ekstraksi

Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Flavonoid merupakan

senyawa yang termolabil, Sistem aromatik terkonjugasi yang dimiliki flavonoid

mudah rusak pada suhu tinggi dan menyebabkan penurunan kadar flavonoid sebesar

15-78% (Sa‟adah, Nurhasnawati and Permatasari, 2017). Oleh karena itu ekstraksi

dengan metode maserasi pada suhu ruangan dapat mencegah terjadinya kerusakan

senyawa flavonoid. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah etanol 70% karena

berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia, pemilihan pelarut kecuali dinyatakan lain

adalah etanol 70%. Etanol merupakan pelarut polar yang dapat menarik senyawa

flavonoid, pada konsentrasi 70% etanol memiliki kemampuan penetrasi yang baik

pada sisi hidrofil dan lipofil sehingga dapat menembus membrane sel dan menyari

senyawa flavonoid (Andriani and Murtisiwi, 2020). Maserasi dilakukan selama 3 hari

sambil sesekali diaduk untuk mempercepat terjadinya kontak antara serbuk simplisia

dan pelarut sehingga mempercepat larutnya senyawa aktif pada pelarut (Ariani and

Niah, 2019). Persentase rendemen yakni persentase bobot (b/b) antara ekstrak kental

dengan bobot serbuk simplisia adalah sebesar 32,26%. (Lampiran 7.)

Uji kualitatif flavonoid ekstrak kulit pisang ambon

Tabel III. Hasil Uji Kualitatif Flavonoid Ekstrak Kulit Pisang Ambon

Senyawa Pereaksi Hasil positif

(pustaka)

Hasil

pengamatan

Kesimpulan

Flavonoid 0,1 g logam

Mg + 5

tetes HCl

pekat.

Adanya perubahan

warna menjadi

warna merah

(Ergina, Nuryanti

and Pursitasari,

2014).

Positif

Ekstrak kulit

pisang ambon

mengandung

flavonoid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

11

Reaksi yang terjadi

Gambar 1. Reaksi Uji Kualitatif Flavonoid (Ergina, Nuryanti and Pursitasari,

2014)

Pada uji kualititif flavonoid, serbuk magenesium (Mg) dan asam klorida

(HCl) bereaksi membentuk gelembung gas H2 yang berfungsi untuk mereduksi inti

benzopiron dalam struktur flavonoid, Proses reduksi menyebabkan terbentuknya

garam flavilium yang berwarna merah (Nurzaman et al, 2018; Parbanturi, 2018).

Penambahan HCl kemungkinan menciptakan suasana asam sehingga kation flavium

berada pada ph rendah, pada ph rendah kation flavium berwarna orange - merah

(Latih dan Rahayu,2017)

Formulasi Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon

Bahan-bahan yang akan dilihat pengaruhnya dalam penelitian ini meliputi

setil alkohol sebagai stiffening agent dan tween 80 sebagai emulgator. Setil alkohol

merupakan campuran alkohol alifatik padat dengan pemeriaan serpihan putih, licin,

granul, berwarna putih dengan bau khas dan digunakan sebagai stiffening agent (Sari,

2014). Tween 80 atau polyoxyethylene sorbitan fatty acid 80 merupakan cairan

seperti minyak jernih, berwarna dan tidak larut dalam minyak mineral (Sari, 2014).

Tween 80 digunakan sebagai emulsifying agent yang hidrofilik pada konsentrasi

banyak digunakan pada sediaan topikal karena bersifat tidak toksik dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

12

iritan(Rowe, Sheskey and Quinn, 2009). Selain bahan-bahan tersebut, formula dalam

penelitian ini juga menggunakan beberapa eksipien lain. Span 80 atau sorbitan

monooleat merupakan cairan kental berwarna kuning yang berfungsi sebagai

emulsifying agent yang lipofilik (Sari, 2014; Rowe, Sheskey and Quinn, 2009).

Kombinasi antara tween 80 dan span 80 dapat menghasilkan emulsi minyak dalam air

atau krim dengan berbagai konsistensi (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009). Gliserin

merupakan cairan tidak berwarna, tidak berbau, kental, dan cairan higroskopis (Sari,

2014). Gliserin digunakan sebagai emolien (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009).

Parafin cair merupakan cairan tidak berwarna, dengan konsistensi kental, tidak

berbau dan sedikit berwarna jika dipanaskan. Paraffin digunakan dalam sediaan krim

sebagai fase minyak (Sari, 2014). Parafin cair umum digunakan untuk sediaan topikal

karena bersifat tidak toksik dan tidak mengiritasi (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009),

pada penelitian ini paraffin cair merupakan fase dispers dalam krim. Metil Paraben

atau Nipagin merupakan serbuk kristal tidak berwarna yang digunakan sebagai

pengawet (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009). Pengawet paraben sering digunakan

karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya efektif pada rentang pH yang luas,

memiliki aktivitas antimikroba berspektrum luas. Aquadest digunakan sebagai

medium dispers dalam krim. Perbedaan pada masing-masing formula adalah jumlah

(level) setil alkohol dan Tween 80 yang digunakan, sedangkan jumlah bahan- bahan

lain yang digunakan, kecepatan pengadukan dan durasi pengadukan dalam formulasi

dalam masing-masing formula sama. Hal ini bertujuan agar efek dari setiap faktor

pada level yang diamati dapat diamati.

Proses pembentukan krim yang terjadi melalui beberapa tahap, pertama saat

setil alkohol dan tween 80 dileburkan kemudian dicampur dan didinginkan maka

akan terjadi proses rekristalisasi seiring dengan tween 80 yang terpenetrasi ke dalam

setil alkohol. Tahap kedua, partikel setil alkohol dan tween 80 akan bergabung selagi

terjadi interaksi antara keduanya dan membentuk gel network yang diperkiraan

terbentuk 24 jam setelah diformulasikan (Barry, 1983).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

13

Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon

Uji Organoleptis dan Homogenitas

Uji organoleptis bertujuan untuk mengamati adanya ketidakstabilan sediaan

krim secara visual yang ditandai dari adanya perubahan warna, bau dan konsistensi,

sedangkan uji homogenitas bertujuan untuk memastikan bahwa bahan-bahan sediaan

krim sudah tercampur secara homogen. Uji organoleptis sedian krim dilakukan

dengan pengamatan secara langsung terhadap bau, warna dan konsistensi sediaan

krim (Unique, 2018). Uji homogenitas dilakukan dengan mengambil cuplikan 1 gram

krim pada bagian atas, tengah dan bawah kemudian dioleskan pada kaca objek dan

diamati, krim dikatakan homogen apabila tidak adanya pemisahan antara komponen

penyusun emulsi tersebut (Unique, 2018). Pengamatan dilakukan 24 jam setelah

pembuatan krim. Dari hasil uji organoleptis didapatkan krim dengan warna putih

kecoklatan, relatif tidak berbau, konsistensi semipadat dan homogen. Berdasarkan

hasil yang didapatkan, krim ekstrak kulit pisang ambon dapat dikatakan memenuhi

kriteria krim yang baik berdasarkan uji organoleptis dan uji homogenitasnya.

Uji pH

Uji pH bertujuan untuk mengetahui keamanan suatu sediaan topikal kulit

berdasarkan tingkat keasamannya. Sediaan krim yang baik harus memiliki pH yang

mendekati pH kulit yakni sebesar 4,5-6,5 untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit

apabila pH sediaan krim terlalu asam dan kulit kering apabila pH sediaan krim terlalu

basa (Sayuti, 2015). Hasil uji pH krim ekstrak kulit pisang ambon dapat dilihat pada

tabel IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

14

Tabel IV. Hasil Uji pH

Formula pH

Rata-rata ± SD

F1 5,5 ± 0

FA 5,5 ± 0

FB 5,4 ± 0,1

FAB 5,33 ± 0,152

Berdasarkan hasil uji pH yang diperoleh dapat dikatakan bahwa sediaan

krim ekstrak kulit pisang ambon memiliki pH sekitar 5,33-5,5 sehingga memenuhi

persyaratan pH optimal sesuai yang dikehendaki untuk sediaan krim. Dalam

penelitian ini pH krim cenderung asam, hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan

zat aktif krim, dalam hal ini flavonoid. Flavonoid lebih stabil pada pH asam karena

pada kondisi asam konsentrasi ion hidrogen meningkat sehingga dapat menekan

terjadinya degradasi flavonoid akibat oksidasi (Kemit, Permana Mayun and Diah

Kencana, 2019).

Uji Viskositas

Viskositas krim berhubungan dengan kemudahan pengaplikasian krim dan

efektivitas terapi. Nilai viskositas krim yang terlalu tinggi dapat membuat krim sulit

untuk diambil dari wadahnya dan sulit diaplikasikan secara merata, sementara itu

apabila nilai viskositas krim terlalu rendah maka waktu lekat krim rendah sehingga

efektivitas penghantaran zat aktif menjadi rendah (Fiandini, 2017). Uji viskositas

bertujuan untuk melihat besarnya kekuatan tahanan krim untuk mengalir, semakin

tinggi nilai viskositasnya akan semakin besar tahanannya Viskositas krim yang

optimal berada pada rentang 2 - 50 Pa.s (Anugrah, Rijai and Prabowo, 2018) Uji

viskositas dilakukan dengan viscometer Rheosys Merlyn (Lampiran 11.). Hasil uji

viskositas krim ekstrak kulit pisang ambon dapat dilihat pada tabel V.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

15

Tabel V. Hasil Uji Viskositas

Formula Viskositas (Pa.s)

Rata-rata ± SD

F1 2,4015 ± 0,580

FA 6,4232 ± 0,674

FB 2, 0267 ± 0,275

FAB 5,3698 ± 0,474

Berdasarkan hasil uji viskositas (tabel V.) sediaan krim ekstrak kulit pisang

ambon memenuhi persyaratan sediaan krim yang baik berdasarkan uji viskositas

karena hasil yang diperoleh masuk ke dalam rentang persyaratan viskositas krim yang

optimal. Setil alkohol merupakan stiffening agent dan memiliki kemampuan untuk

menyerap air sehingga dapat meningkatkan viskositas sediaan (Gad, 2007). Setil

alkohol membentuk kompleks yang mampu menyerap air sehingga mengentalkan

monomolekuler film pada permukaan emulsi (Barry, 1983).

Uji Daya Sebar

Kemampuan penyebaran krim yang optimal akan memudahkan

pengaplikasian krim secara merata pada kulit dan dapat meningkatkan absorbsi zat

aktif dari suatu sediaan, hal ini berkaitan dengan koefisien difusi. Semakin luas

kemampuan penyebaran krim maka koefisien difusi makin besar yang menyebabkan

difusi zat aktif meningkat (Naibaho, Yamlean and Wiyono, 2013). Uji daya sebar

dilakukan untuk melihat gambaran kemampuan penyebaran krim pada tempat

pemakaian.. Syarat daya sebar krim yang optimal adalah sebesar 5-7 cm (Sayuti,

2015). Diameter penyebaran krim diukur dengan mengambil panjang rata-rata

diameter dari beberapa sisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

16

Tabel VI. Hasil Uji Daya Sebar

Formula Daya sebar (cm)

Rata-rata ± SD

F1 5,925 ± 0,247

FA 5,45 ± 0,212

FB 6,275 ± 0,247

FAB 5,525 ± 0 ,106

Berdasarkan hasil uji daya sebar (tabel VI.) sediaan krim ekstrak kulit pisang

ambon memenuhi persyaratan sediaan krim yang baik berdasarkan uji daya sebar

karena hasil yang diperoleh masuk ke dalam rentang persyaratan daya sebar krim

yang baik. Daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas, semakin tinggi nilai

viskositas maka daya sebarnya semakin rendah dan begitu pula sebaliknya

(Masruriati, 2014).

Uji Stablitas Fisik

Uji stabilitas fisik dilakukan dengan menghitung pergeseran viskositas krim

setelah disimpan selama 28 hari. Pergeseran viskositas adalah selisih viskositas krim

setelah disimpan selama 28 hari dengan viskositas krim 1 hari setelah pembuatan.

kriteria pergeseran viskositas yang optimum adalah kurang dari 10% (Husein and

Lestari, 2019).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

17

Tabel VII. Pergeseran Viskositas

Formula Viskositas (Pa.s) Pergeseran

viskositas (%) 1 hari 28 hari

F1 2,4015 ± 0,5805 2,1075 ± 0,4623 12,234

FA 6,2067 ± 0,5362 5,6698 ± 0,5810 8,65

FB 2,0267 ± 0,2757 1,7684 ± 0,2076 12,746

FAB 4,8609 ± 0,4742 4,5833 ± 0,5789 5,711

Berdasarkan tabel VII dapat dilihat bahwa pergeseran viskositas pada F1 dan

FB tidak optimum dengan kata lain F1 dan FB tidak stabil setelah penyimpanan

selama 28 hari. F1 dan FB diformulasikan dengan komposisi setil alkohol level

rendah yakni 6 gram sehingga dihasilkan viskositas krim yang lebih rendah

dibandingkan dengan FA dan FAB. Viskositas yang rendah dapat menyebabkan

terjadinya mobilitas dari droplet fase dispers di dalam medium dipersnya lebih cepat

dibandingkan dengan viskositas yang lebih tinggi.

Desain Faktorial

Data sifat fisik krim dan stabilitas fisik krim ekstrak kulit pisang ambon

yakni viskositas, daya sebar dan pergeseran viskositas selama penyimpanan 28 hari

diolah dengan Design Expert Version 12 (free trial). Respon sifat fisik yang

dihasilkan oleh masing-masing formula berbeda, hal ini dikarenakan adanya

perbedaan level konsentrasi kedua faktor yakni setil alkohol sebagai stiffening agent

dan Tween 80 sebagai emulgator. Penentuan level pada kedua faktor dalam

percobaan didasarkan pada hasil orientasi.

Efek dan interaksi dari perbedaan level konsentrasi kedua faktor dapat

dilihat menggunakan Design Expert Version 12 (free trial). Dengan aplikasi ini dapat

dilihat signifikansi faktor setil alkohol dan Tween 80, sehingga dapat diketahui faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

18

yang memberikan pengaruh yang signifikan dalam menghasilkan respon yakni

respon viskositas dan daya sebar.

Respon Viskositas

Efek dari setil alkohol, Tween 80 dan interaksinya terhadap respon

viskositas dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel VIII. Nilai efek setil alkohol, tween 80 dan interaksinya terhadap respon

viskositas

Faktor Efek % Kontribusi p- value p-value persamaan

Setil alkohol 3,320 87,0001 < 0,0001 <0,0001

Tween 80 -0,8602 5,842 0,0179

Interaksi -0,4855 1,8608 0,1322

Pada Tabel VIII dapat dilihat bahwa setil alkohol memberikan efek positif

atau peningkatan viskositas sebesar 3,320 dan kontribusi sebesar 87,001%. Sementara

itu, Tween 80 memberikan efek negatif atau penurunan viskositas sebesar 0,8602 dan

kontribusi sebesar 5,842%. Pada penelitian ini, diperoleh nilai p-value kedua faktor

yakni setil alkohol sebesar <0,0001 dan tween 80 sebesar 0,0179, hal ini menunjukan

bahwa kedua faktor tersebut memiliki efek yang signifikan terhadap respon

viskositas.. Namun demikian, tidak ada interaksi dari keduanya dalam mempengaruhi

viskositas sediaan.

Persamaan desain faktorial terhadap respon viskositas yang diperoleh adalah

sebagai berikut:

Y= 3,87 + 1,66X1 - 0,4301X2 – 0,2427X1X2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

19

Pada persamaan diatas, Y merupakan nilai respon viskositas yang

dihasilkan, X1 adalah jumlah setil alkohol yang digunakan, X2 adalah jumlah Tween

80 yang digunakan dan X1X2 adalah komposisi setil alkohol dan Tween 80.

Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi nilai respon viskositas

berdasarkan komposisi setil alkohol dan Tween 80 yang digunakan dalam pembuatan

krim untuk menghasilkan respon viskositas yang dikehendaki. P-value persamaan

<0,0001 menunjukkan bahwa persamaan valid untuk digunakan dalam menentukan

nilai respon

Setil alkohol merupakan stiffening agent dan memiliki kemampuan untuk

menyerap air sehingga dapat meningkatkan viskositas sediaan (Gad, 2007). Setil

alkohol membentuk kompleks yang mampu menyerap air sehingga mengentalkan

monomolekuler film pada permukaan emulsi (Barry, 1983). Hal ini dapat dibuktikan

dengan hasil bahwa setil alkohol memiliki nilai efek positif, yang menunjukkan

bahwa efek dari setil alkohol meningkatkan nilai dari respon viskositas Tween 80

memiliki nilai efek negatif, hal ini menunjukkan bahwa efek dari Tween 80

menurunkan nilai dari respon viskositas. Tween 80 bersifat hidrofilik sehingga akan

lebih berorientasi pada fase air bentuk halangan sterik untuk mencegah droplet-

droplet menyatu membentuk koalesens, sehingga tween 80 akan lebih banyak

menarik molekul air dan menyebabkan viskositas krim menurun (Ayu, Mulyani and

Suhendra, 2019)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

20

Gambar 2. Efek Setil Alkohol terhadap Tween 80 pada Respon Viskositas

Gambar 3. Efek Tween 80 terhadap Setil Alkohol pada Respon Viskositas

Gambar 2 dan 3 menggambarkan efek yang terjadi antar kedua faktor

terhadap respon viskositas. Gambar 2 menunjukkan bahwa penambahan komposisi

setil alkohol dapat meningkatkan nilai respon viskositas pada level rendah Tween 80

(yang ditunjukkan oleh garis hitam) dan level tinggi (yang ditunjukkan oleh garis

merah) dengan kontribusi sebesar 87,001%. Pada gambar 3 menunjukkan bahwa

penambahan komposisi Tween 80 dapat menurunkan nilai respon viskositas pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

21

level rendah setil alkohol yang ditunjukkan oleh garis hitam dan level tinggi setil

alkohol yang ditunjukkan oleh garis merah dengan kontribusi sebesar 5,482%.

Gambar 4. Contour Plot Viskositas

Gambar 4 merupakan contour plot respon viskositas. Warna pada contour

plot yang semakin jingga hingga merah menunjukkan peningkatan respon viskositas,

sedangkan warna yang semakin biru menunjukkan penurunan respon viskositas. Pada

contour plot viskositas menunjukkan bahwa semakin besar komposisi setil alkohol

yang digunakan maka nilai respon viskositas yang dihasilkan semakin besar.

Sedangkan semakin tinggi komposisi Tween 80 maka nilai respon viskositas yang

dihasilkan semakin kecil.

Respon daya sebar

Efek dari setil alkohol, Tween 80 dan interaksinya terhadap respon daya sebar

dapat dilihat pada tabel 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

22

Tabel IX. Nilai efek setil alkohol, Tween 80 dan interaksinya terhadap respon

daya sebar

Faktor Efek % Kontribusi p- value p- value persamaan

Setil alkohol -0,6167 73,6022 0,0002 0,0011

Tween 80 0,2167 9,086 0,0567

Interaksi -0,1167 2,6344 0,2651

Pada Tabel IX dapat dilihat bahwa setil alkohol memberikan efek negatif

atau penurunan viskositas sebesar 0,6167 dan kontribusi sebesar 73,6022%. Nilai p-

value setil alkohol sebesar 0,0002 hal ini menunjukan bahwa setil alkohol memiliki

efek yang signifikan terhadap respon daya sebar. Namun demikian, tidak ada

interaksi dari keduanya dalam mempengaruhi daya sebar sediaan.

Persamaan desain faktorial terhadap respon daya sebar adalah sebagai berikut:

Y = 5,75 - 0,3083 X1 + 0,1083 X2 - 0,0583 X1X2

Pada persamaan diatas, Y merupakan nilai respon daya sebar yang

dihasilkan, X1 adalah jumlah setil alkohol yang digunakan, X2 adalah jumlah Tween

80 yang digunakan dan X1X2 adalah komposisi setil alkohol dan Tween 80.

Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi nilai respon daya sebar

berdasarkan komposisi setil alkohol dan Tween 80 yang digunakan dalam pembuatan

krim untuk menghasilkan respon daya sebar yang dikehendaki. Setil alkohol memiliki

nilai negatif, hal ini menunjukkan bahwa efek dari setil alkohol memberikan

pengaruh negatif atau menurunkan nilai dari respon daya sebar. Hal ini terjadi karena

setil alkohol merupakan stiffening agent, memiliki kemampuan untuk menyerap air

sehingga dapat meningkatkan viskositas (Gad, 2007). Pada sediaan semipadat daya

sebar berbanding terbalik dengan viskositas, semakin tinggi nilai viskositas maka

daya sebarnya semakin rendah dan begitu pula sebaliknya (Masruriati, 2014). P-value

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

23

persamaan 0,0011 menunjukkan bahwa persamaan valid untuk digunakan dalam

menentukan nilai respon

Gambar 5. Efek Setil Alkohol terhadap Tween 80 pada Respon daya sebar

Gambar 5 menggambarkan efek yang terjadi antar kedua faktor terhadap

respon daya sebar. Gambar 5 menunjukkan bahwa penambahan komposisi setil

alkohol dapat menurunkan nilai respon daya sebar pada level rendah Tween 80 (yang

ditunjukkan oleh garis hitam) dan level tinggi (yang ditunjukkan oleh garis merah)

dengan kontribusi sebesar 73,6022%.

Gambar 6. Contour Plot Daya Sebar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

24

Gambar 6 merupakan contour plot respon daya sebar. Warna pada contour

plot yang semakin jingga menunjukkan peningkatan respon daya sebar, sedangkan

warna yang semakin biru menunjukkan penurunan respon daya sebar. Semakin tinggi

komposisi setil alkohol maka nilai respon daya sebar yang dihasilkan semakin kecil

Respon Pergeseran Viskositas

Efek dari setil alkohol, Tween 80 dan interaksinya terhadap respon pergeseran

viskositas dapat dilihat pada tabel XI

Tabel X. Nilai efek setil alkohol, tween 80 dan kombinasi kedua faktor terhadap

pergeseran viskositas

Faktor Efek % Kontribusi p-value p-value persamaan

Setil Alkohol -4,1716 49,2472 0,0115 0,03990

Tween 80 -1,9516 10,7789 0,1659

Kombinasi -1.0083 2.8772 0,4536

Pada Tabel X dapat dilihat bahwa setil alkohol memberikan efek negatif atau

penurunan pergeseran viskositas. Pada penelitian ini, diperoleh nilai p-value setil

alkohol 0,0115 hal ini menunjukan bahwa setil alkohol memiliki efek yang

signifikan terhadap pergeseran viskositas. Sedangkan Tween 80 dan interaksi kedua

faktor memiliki p-value lebih dari 0,05 sehingga efek yang diberikan tidak dignifikan

terhadap respon daya sebar. P-value persamaan 0,03990 menunjukkan bahwa

persamaan valid untuk digunakan dalam menentukan nilai respon. Persamaan desain

faktorial terhadap respon pergeseran viskositas adalah sebagai berikut

Y = 9,28 – 2,09 X1 – 0,9758 X2 – 0,5042 X1X2

Pada persamaan diatas, Y adalah respon pergeseran viskositas, X1 adalah setil

alkohol, X2 adalah tween 80 dan X1X2 adalah komposisi setil alkohol dan tween 80.

Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi nilai respon pergeseran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

25

viskositas berdasarkan komposisi setil alkohol dan Tween 80 yang digunakan dalam

pembuatan krim untuk menghasilkan respon pergeseran viskositas yang dikehendaki.

Gambar 7. Efek Setil Alkohol terhadap Tween 80 pada Respon Pergeseran

Viskositas

Gambar 7 menggambarkan efek yang terjadi anatara setil alkohol terhadap

respon pergeseran viskositas. Gambar 7 menunjukkan bahwa penambahan komposisi

setil alkohol dapat menurunkan nilai respon pergeseran viskositas pada level rendah

Tween 80 yang ditunjukkan oleh garis hitam dan level tinggi yang ditunjukkan oleh

garis merah dengan kontribusi sebesar 49,2472%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

26

Gambar 8. Gambar 8. Contour Plot Pergeseran Viskositas

Gambar 8 merupakan contour plot respon pergeseran viskositas . Warna

pada contour plot yang semakin jingga menunjukkan peningkatan respon pergeseran

viskositas, sedangkan warna yang semakin biru menunjukkan penurunan respon

pergeseran viskositas. Sifat stiffening agent dari setil alkohol dapat mengurangi

terjadinya penggabungaan fase terdispersi sehingga meningkatkan stabilitas krim

(Gad, 2007).

Penentuan Formula Optimum

Area kompisisi optimum antara setil alkohol dan Tween 80 diperoleh dari

penggabungan contour plot dari respon viskositas, daya sebar dan pergeseran

viskositas yang di kenal dengan superimposed contour plot.. Gambar10 merupakan

superimposed contour plot yang didapatkan. Terlihat area yang berwarna kuning

menunjukkan komposisi setil alkohol dan Tween 80 yang dapat menghasilkan nilai

respon yang berada pada rentang optimal, sedangkan area yang berwarna abu-abu

menunjukkan komposisi setil alkohol dan Tween 80 yang tidak dapat menghasilkan

nilai respon yang berada pada rentang yang optimal. Area komposisi optimum

dilakukan pada rentang viskositas 2-50 Pa.s, daya sebar 5-7 cm dan pergeseran

viskositas <10%. Berdasarkan hasil countour plot superimposed, diperoleh area

optimum kemdian dilakukan pemilihan titik komposisi formula optimum sediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

27

krim. Titik optimum yang dipilih adalah setil alkohol sebesar 7,5 gram dan Tween 80

sebesar 4,09 gram. Titik optimum tersebut dipilih karena memenuhi persyaratan sifat

fisik dan stabilitas fisik krim yang baik serta memiliki komposisi terkecil dari formula

optimum sehingga meningkatkan efisiensi bahan. Area abu-abu merupakan area yang

tidak optimum dalam hal ini adalah F1 dan FB dikarenakan nilai respon pergeseran

viskositas yang lebih dari 10%

Gambar 9. Superimposed Contour Plot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

28

KESIMPULAN

1. Setil alkohol dan Tween 80 dalam sediaan krim memberikan pengaruh

terhadap sifat fisik krim. Setil alkohol memberikan pengaruh terhadap sifat

fisik krim yakni meningkatkan viskositas dan menurunkan daya sebar. Tween

80 memberikan pengaruh menurunkan viskositas.

2. Pada penelitian ini dapat diperoleh komposisi optimum setil alkohol dan

Tween 80, yakni setil alkohol dengan komposisi sebesar 7,5 gram dan Tween

80 dengan komposisi sebesar 4,09 gram.

SARAN

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan optimasi formula dengan

level yang berbeda

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan uji aktivitas antiinflamasi

sediaan krim yang sudah diformulasikan dengan ekstrak etanol kulit pisang

ambon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

29

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, D. and Murtisiwi, L. (2020) „Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

% Bunga Telang ( Clitoria ternatea L ) dari Daerah Sleman dengan Metode

DPPH Antioxidant Activity Test of 70 % Ethanol Extract of Telang Flower (

Clitoria ternatea L ) from Sleman Area with DPPH Method‟, 1(1), pp. 70–76.

Anugrah, L. P., Rijai, L. and Prabowo, W. C. (2018) „Formulasi Krim Berbahan Aktif

Minyak Kapulaga (Amomum compactum Soland.) sebagai Antibakteri

Staphylococcus aureus‟, Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals

Conferences, 8(November), pp. 57–62. doi: 10.25026/mpc.v8i1.303.

Ariani, N. and Niah, R. (2019) „Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Pisang

Kepok (Musa Paradisiaca Formatypica) Mentah Secara In Vitro‟, Jurnal Ilmiah

Manuntung, 5(2), pp. 161–166.

Ayu, G. I., Mulyani, S. and Suhendra, L. (2019) „Hydrophile-Liphophile Balance

(HLB) dan Jenis Ekstrak terhadap Karakteristik Krim Kunyit- Lidah Buaya

(Curcuma domestica Val. - Aloe Vera)‟, 4(1), pp. 54–61.

Barry, B.W., 1983. Dermatological Formulations: Percutaneous Absorption. New

York: Marcel Dekker INC

Dinitiatik (2015) „Penentuan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanolik Daun Kepel

(Stelechocarpus burahol (Bl.) Hook f. & Th.) dengan Metode

Spektrofotometri‟, Jurnal Ilmiah Farmasi, III(1), pp. 227–230. doi:

10.1007/978-90-481-8661-7_32.

Ergina, Nuryanti, S. and Pursitasari, I. D. (2014) „Uji Kualitatif Senyawa Metabolit

Sekunder pada Daun Palado (Agave angustifolia) yang Diekstraksi dengan

Pelarut Air dan Etanol‟, Jurnal Akademika Kimia, 3(3), pp. 165–172.

Fiandini, K. (2017) Formulasi dan Uji Mutu Fisik Krim Minyak Sereh (Cymbopogon

citratus (DC.) Stapf) dengan Kombinasi Emulgator Span 80 dan Tween 60.

Gad, S. C. (2007) Pharmaceutical Manufacturing Handbook: Production and

Processes, Pharmaceutical Manufacturing Handbook: Production and

Processes. doi: 10.1002/9780470259818.

Husein, E. and Lestari, A. B. S. (2019) „Optimasi Formula Sediaan Krim Sunflower

(Helianthus annuus L.) Oil‟, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 17(1), p. 62.

doi: 10.35814/jifi.v17i1.681.

Kemenkes (2020) Farmakope Indonesia.

Kemit, N., Permana Mayun, I. D. G. and Diah Kencana, P. K. (2019) „Stabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

30

Senyawa Flavonoid Ekstrak Daun Alpukat ( Persea americana Mill.) Terhadap

Perlakuan pH dan Suhu‟, Media Ilmiah Teknologi Pangan, 6(1), pp. 34–42.

Khumaidi, A. (2015) „Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Daun Kapas (Gossypium

Sp.) Antioxidant Cream Formulation Of Gossypium Sp. Leaf Extract‟,

Galenika Journal of Pharmacy, 1(1), pp. 9–15.

Kurniati, N. (2011) Uji Stabilitas dan Aktivitas Antioksidan Formula Krim

Mengandung Ekstrak Kulit Buah Delima (Punnica granatum L).

Masruriati, E. (2014) „Optimasi Setil Alkohol dan Tween 80 dalam Krim Minyak

Atsiri Daun Cengkeh (Eugenia Caryophyllata) Terhadap Aktivitas Antibaktero

Staphylococcus Epidermis ATCC 12228‟, Jurnal Farmasetis, 3(1), pp. 11–19.

NA Sayuti (2015) „Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun

Ketepeng Cina (Cassia alata L.)‟, Jurnal Kefarmasian Indonesia, 5(2), pp. 74–

82.

Naibaho, O. H., Yamlean, P. V. Y. and Wiyono, W. (2013) „Pengaruh Basis Salep

Terhadap Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum

L.) Pada Kulit Punggung Kelinci yang Dibuat Infeksi Staphylococcus aureus‟,

Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT, 2(02), pp. 27–34.

Octasari, P. M. and Ayuningtyas, F. (2016) „Anti-inflammatory Effect of cream and

ointment from 2,5- bis- (4-Nitrobenzilidine) cyclopentanoneagainst Edema in

Mice Induced by Formalin‟, JPSCR : Journal of Pharmaceutical Science and

Clinical Research, 1(2), p. 102. doi: 10.20961/jpscr.v1i2.1942.

Prasetyo, S. M. D. (2014) Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanolik Rimpang Temu

Putih (Curcuma zedoria Berg. Roscoe) dengan Pengujian Aktivitasnya sebagai

Antiinflamasi. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.

Rahmawati, D., Febrina, E. and Tjitraresmi, A. (2016) „Aktivitas Hipoglikemik

Ekstrak Kulit Batang Matoa (Pometia Pinnata J.R. Forster & J.G. Forster) Pada

Tikus Putih Jantan Galur Wistar Dengan Metode Toleransi sukrosa‟, Farmaka,

14(2), pp. 97–111.

Rowe, R. C., Sheskey, P. j and Quinn, M. E. (2009) Handbook of Pharmaceutical

Excipients, Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association.

Sa‟adah, H., Nurhasnawati, H. and Permatasari, V. (2017) „Pengaruh Metode

Ekstraksi Terhadap Kadar Flavonoid Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak

(Eleutherine palmifolia(L.)Merr) dengan Metode Spektrofotometri‟, Jurnal

Borneo Journal of Pharmascientech, 01(01), pp. 1–9.

Sari, A. P. (2012) Pengaruh Emulgator Terhadap Stabilitas Fisik Lotion Minyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

31

Nilam (Patchouli oil) dan Uji Efen Anti- Nyamuk.

Sari, M. P. (2014) Formulasi Krim Tabir Surya Fraksi Etil Asetat Kulit Pisang

Ambon Putih [Musa(Aaa Group)] Dan Penentuan Nilai Faktor Pelindung

Surya (Fps) Fraksi Etil Asetat Secara In Vitro, Universitas Islam Bandung.

Available at: http://elibrary.unisba.ac.id/files/09-1616_Fulltext.pdf.

Serafini, M., Peluso, I. and Raguzzini, A. (2010) „Flavonoids as anti-inflammatory

agents‟, Proceedings of the Nutrition Society, 69(3), pp. 273–278. doi:

10.1017/S002966511000162X.

Silsia, D., Rosalina, Y. and Muda, F. (2011) „Pemanfaatan Asap Cair Untuk

Mempertahankan Kesegaran Buah Pisang Ambon Curup‟, Jurnal AgroIndustri,

1, pp. 8–15.

Susiani, E. F. and Guntarti, A. (2017) „Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Kadar

Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus

(BL)Miq)‟, Borneo Journal of Pharmaceutical, 01(02), pp. 1–8.

Wahyuni, D. and Krisnawati, O. (2013) „Kajian Awal Ekstrak Pisang Ambon

(Musaparadisiaca var. sapientum (L.) Kunt) Penghambat Bakteri Shigella

dysentriae‟, 84(2005), pp. 487–492. Available at:

http://ir.obihiro.ac.jp/dspace/handle/10322/3933.

Yandri, O. (2019) Optimasi Carbopol 940 dan Propilenglikol Pada Sediaan Gel

Antibakteri Staphylococcus aureus Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya

L.) - Aplikasi Desain Faktorial. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

32

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Determinasi Buah Pisang Ambon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

33

lampiran 2. Buah pisang ambon (Musa paradisiaca L. “Ambon”) matang,

setelah kulit dirajang, setelah kulit dikeringkan dan serbuk kulit pisang ambon.

Lampiran 3. Perhitungan Selisih Berat Serbuk dan Kulit Pisang Ambon kering

Perhitungan Selisih Berat Serbuk dan Kulit Pisang Ambon Kering

Diketahui :

- Berat serbuk kulit pisang ambon = 1187,8 gram

- Berat simplisia kulit pisang ambon = 1222 gram

Selisih berat = (bobot yang hilang)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

34

Lampiran 4. Penetapan Kadar Air Serbuk Kulit Buah Pisang Ambon (Musa

paradisiaca L. “Ambon”)

Lampiran 5. Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Ambon

Ekstrak Cair Ekstrak Kental

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

35

Lampiran 6. Penentuan Bobot Tetap Ekstrak

Cawan 1

Penimbangan Bobot (gram) Selisih (gram)

1 129,92 -

2 111,42 18,5

3 106,16 5,26

4 80,82 25,34

5 73,70 7,12

6 67,75 5,95

7 64,97 2,78

8 64,70 0,27

9 64,57 0,13

10 64,51 0,06

Cawan 2

Penimbangan Bobot (gram) Selisih (gram)

1 86, 22 -

2 76,88 9,34

3 73,42 3,46

4 62,43 10,99

5 61,39 1,04

6 61, 12 0,27

7 61,07 0,05

8 61,05 0,02

Cawan 3

Penimbangan Bobot (gram) Selisih (gram)

1 122,78 -

2 109,04 13,74

3 104,64 4,4

4 82,91 21,73

5 74,50 8,41

6 69,90 4,6

7 67,39 2,51

8 67,36 0,03

9 67,2 0,16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

36

Lampiran 7. Perhitungan Rendemen Ekstrak

Perhitungan Rendemen Ekstrak

Diketahui :

- Berat serbuk kulit pisang ambon = 100 gram

- Berat ekstrak (bobot tetap) = 32,26 gram

Rendemen =

Lampiran 8. Hasil Uji Kualitatif Flavonoid pada Ekstrak Kulit Pisang Ambon

Ekstrak Kulit Buah Pisang Ambon Ekstrak Kulit Buah Pisang Ambon yang

sudah ditambahkan dengan 0,1 g logam

Mg + 5 tetes HCl pekat

Lampiran 9. Hasil Formula Krim Ekstrak Kulit Pisang Ambon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

37

Lampiran 10. Alat Uji pH Lampiran 11. Alat Viskometer Rheosys Merlyn

\

Lampiran 12. Alat Uji Daya Sebar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

38

Lampiran 13. Faktor Terhadap Respon Viskositas

Lampiran 14. Faktor Terhadap Respon Daya Sebar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

39

Lampiran 15. Faktor Terhadap Respon Pergeseran Viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 DALAM KRIM

40

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Optimasi Setil Alkohol Dan

Tween 80 Dalam Krim Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kulit

Buah Pisang Ambon (Musa x paradisiaca L. “Ambon”):

Aplikasi Desain Faktorial” memiliki nama lengkap Tisy Ofni

Verelia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari

pasangan Yohanis Todingan dan Sartini Christine. Penulis lahir

di Jakarta, 08 Oktober 1999. Penulis telah menempuh

pendidikan di TK Melati (2004-2005), SDN Bahagia 06 (2005-

2011), SMP Global Persada Mandiri (2011-2014) dan SMA

Global Persada Mandiri (2014-2017). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2017.

Selama menempuh perkuliahan, Penulis pernah menjadi asisten pratikum

Kimia Dasar (2018) dan asisten praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi

(2020). Penulis aktif dalam berbagai kegaiatan, diantara nya sebagai ketua Student

Exchange Programme 2019, koordinator divisi acara Student Exchange Programe

2018, anggota divisi konsumsi Pharmacy Performance 2017, Poster presenter pada

acara The 4th

International Conference on Pharmaceutical

Nanotechnology/Nanomedicine “Biointeraction & Nanotoxicology”. Kegiatan

pengabdian yang pernah penulis ikuti antara lain Kampanye Informasi obat herbal

pada event Tradicional Medicine dan Poskes Gereja Babadan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI