oftimalisasi peran pembinaan masyarakat petani pemda depok jawa barat

244
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada diwilayah katulistiwa. Karena itu, Indonesia merupakan wilayah yang subur,sehingga memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dengan subur dan apabila dikelola dengan tepat dan benar, akan sangat mendukung pembangunan sektor pertanian, meningkatkan pertumbuhan ekonomi pertanian dan memberikan sumbangan yang berarti bagi pendapatan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi nasional . Pertanian sebagai salah satu penggerak utama perekonomian, setidaknya mampu memecahkan masalah sosial ekonomi yang mendasar, permasalahan mendasar tersebut khususnya terkait dengan memperluas lapangan kerja, memenuhi kebutuhan masyarakat, pemerataan pendapatan dan mempercepat pengentesan kemiskinan. 1

Upload: didinburhanudin616

Post on 06-Aug-2015

244 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada

diwilayah katulistiwa. Karena itu, Indonesia merupakan wilayah yang

subur,sehingga memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tumbuhan

dengan subur dan apabila dikelola dengan tepat dan benar, akan sangat

mendukung pembangunan sektor pertanian, meningkatkan pertumbuhan

ekonomi pertanian dan memberikan sumbangan yang berarti bagi

pendapatan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi nasional .

Pertanian sebagai salah satu penggerak utama perekonomian,

setidaknya mampu memecahkan masalah sosial ekonomi yang

mendasar, permasalahan mendasar tersebut khususnya terkait dengan

memperluas lapangan kerja, memenuhi kebutuhan masyarakat,

pemerataan pendapatan dan mempercepat pengentesan kemiskinan.

Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang dapat

meningkatkan sumber pendapatan petani dan penggerak pemulihan

ekonomi pertanian. Fakta menunjukkan, ketika Indonesia mengalami krisis

ekonomi pada tahun 1998, subsektor hortikultura menjadi salah satu

penyumbang devisa negara dan memberikan kontribusi pada ketahanan

ekonomi nasional dalam melewati masa-masa sulit ketika itu, sampai

pada saatnya Indonesia mampu melakukan recovery ekonomi.

1

Page 2: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Kontribusi komoditas hortikultura secara nasional terhadap

pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) memperlihatkan

kecenderungan yang terus meningkat, selama tahun 2008 menunjukkan

peningkatan sebesar 4,55 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jika

tahun 2007 kontribusinya terhadap PDB sebesar Rp 76,79 triliun, maka

pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp 80,29 triliun, atau peningkatannya

sebesar Rp 4,55 persen dalam waktu satu tahun. Peranan PDB menjadi

salah satu indikator ekonomi makro yang cukup penting, guna mengetahui

peranan dan kontribusi yang diberikan komoditas hortikultura, terhadap

pendapatan nasional (http:/www.deptan.go.id).

Peningkatan PDB sebesar itu tercapai karena terjadinya

peningkatan produksi di berbagai sentra produksi dan kawasan

hortikultura, di samping meningkatnya luas areal produksi dan areal panen

serta nilai ekonomi dan nilai tambah produk hortikultura yang cukup tinggi

dibandingkan komoditas lainnya, sehingga pengaruhnya positif pada

peningkatan PDB. Perkembangan nilai PDB hortikultura berdasarkan

harga yang berlaku, untuk komoditi buah-buahan tahun 2007 sebesar

42.362 miliar, tahun 2008 sebesar 42.660 miliar sehingga meningkat 4,02

persen. Untuk sayuran tahun 2007 sebesar 25.587 miliar, tahun 2008

sebesar 27.423 miliar, sehingga meningkat 7,18 persen. Selanjutnya,

untuk biofarmaka pada tahun 2007 sebesar 4.105 miliar, tahun 2008

sebesar 4.118 miliar, sehingga meningkat 0,32 persen. Untuk tanaman

hias tahun 2007 sebesar 4.741 miliar, tahun 2008 sebesar 6.091 miliar,

2

Page 3: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

sehingga meningkat 28,48 persen. (Achmad Dimyati, Dirjen Hortikultura

diTabloid Sinar Tani, http://www.sinartani.com).

Buah-buahan tropis merupakan salah satu komoditas hortikultura

yang memiliki prospek yang sangat baik. Hal ini dikarenakan semakin

meningkatnya jumlah penduduk dan semakin banyaknya masyarakat

yang memiliki kepedulian akan pentingnya nilai gizi dari buah-buahan.

Buah-buahan termasuk kelompok hortikultura bersama sayur-

sayuran, tanaman hias dan tanaman obat-obatan (biofarmaka). Pada

tahun 2010, Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga yang berlaku

dari subsektor hortikultura diproyeksikan mencapai Rp 88,851 triliun,

dimana kontribusi dari produk buah-buahan sebesar Rp 46,721 triliun atau

sekitar 52,6% dari total PDB subsektor hortikultura. Pada tahun yang

sama, subsektor hortikultura diharapkan mampu mengekspor produk

sebanyak 717,45 juta ton dengan nilai ekspor sebesar US$411,51 juta

(http:www/deptan.go.id).

Pada tahun 2010 ini, Kementerian Pertanian menargetkan produksi

buah-buahan Indonesia mencapai 18.853.058 ton. Jumlah tersebut

berasal dari produksi buah pohon dan perdu sebanyak 9.549.879 ton,

produksi buah semusim dan merambat sebanyak 814.400 ton, dan

produksi buah jernis terna sebanyak 8.488.779 ton. Pada tahun yang

sama diproyeksikan produktivitas buah-buahan Indonesia mampu

mencapai rata-rata 23,20 ton per hektar. Berdasarkan data global

perdagangan dunia, Indonesia hanya membeli tidak lebih dari 0,6%

3

Page 4: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

ekspor buah dunia. Negara-negara Asia Tenggara seluruhnya, juga hanya

membeli 2% dari ekspor buah dunia. Pengimpor buah terbesar adalah

negara-negara Uni Eropa (43%), Amerika Serikat (16%), negara-negara di

sekitar Uni Eropa (6%), Federasi Republik Rusia (5%), Jepang (4%), dan

negara-negara di Afrika, Asia Barat, Timur Tengah, Canada, China,

Amerika Latin, dan yang lain sebesar 24% (Achmad Dimyati, Dirjen

Hortikultura, http://mediadata.co.id).

Besarnya peluang pasar ekspor buah-buahan dunia telah

membangkitkan keinginan Pemerintah Indonesia untuk mendorong produk

buah-buahan tropika menjadi komoditas primadona dunia. Saat ini

produksi buah-buahan dunia mencapai sekitar 650 juta ton. Permintaan

pasar internasional terhadap produk buah-buah tropika pada tahun 2010

diperkirakan meningkat sebesar 87% atau 3,8 juta ton. Pasar Amerika

Serikat dan Uni Eropa mampu menyerap 70% dari impor buah tropika

secara global. Pasar internasional lainnya antara lain Jepang, Hongkong,

Rusia dan Kanada.

Dalam menghadapi era pasar bebas yang ditandai dengan

masuknya buah-buahan impor, Indonesia harus menyajikan produk buah-

buahan yang mampu bersaing dengan buah-buahan impor. Strategi yang

harus ditempuh adalah mempromosikan exotic fruit dengan

mengandalkan unggulan buah lokal spesifik Indonesia (Achmad Dimyati,

Dirjen Hortikultura, http://mediadata.co.id).

4

Page 5: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Salah satu kota yang terkenal akan komoditas buah-buahan adalah

kota Depok. Komoditas unggulan kota Depok untuk buah-buahan terdiri

atas, belimbing manis, jambu merah biji, pisang, pepaya, rambutan,

mangga, nangka, dan cempedak. Salah satu jenis buah-buahan paling

terkenal dari wilayah ini adalah belimbing manis varietas dewa-dewi,

bahkan belimbing manis tersebut telah menjadi icon kota Depok sejak

tahun 2006. Sentra produksi buah belimbing manis kota Depok tersebar di

enam kecamatan yaitu, Sawangan, Pancoran Mas, Sukmajaya,

Cimanggis, Limo, dan Beji. Sebagian besar atau pada umumnya petani

belimbing manis juga merupakan petani jambu merah biji.

Kota Depok mencanangkan sektor pertanian sebagai menjadi salah

satu sektor utama dalam pembangunan wilayahnya disamping sektor

perbankan, industri pengolahan, transportasi, dan komunikasi. Kota

Depok merupakan salah satu kota yang memiliki letak cukup strategis

untuk dijadikan sebagai salah satu sentra hortikultura.

Arahan strategi pembangunan pertanian perkotaan kota Depok

adalah pembanguan agribisnis perkotaan yang memiliki daya saing dan

memiliki nilai tambah yang didukung oleh sumberdaya daerah dan

pemanfaatan teknologi. Hal ini didukung oleh visi Dinas Pertanian kota

Depok tahun 2007-2011 yaitu, “mewujudkan pertanian perkotaan yang

mensejahterakan petani dan masyarakat”. Sebagai penjabaran visi

tersebut, telah ditetapkan misi Dinas Pertanian kota Depok yaitu,

“meningkatkan pelayanan bidang pertanian, mengembangkan agribisnis

5

Page 6: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

perkotaan dan ketahanan pangan masyarakat serta meningkatkan

pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam”.Pembangunan pertanian

kota Depok juga diarahkan untuk memelihara dan mengupayakan

peningkatan ketersediaan dan keamanan pangan khususnya

mengantisipasi kompetisi dan diversifikasi permintaan pasar yang selalu

menuntut persyaratan mutu dan keamanan produk (Dinas Pertanian Kota

Depok, 2007). Langkah-langkah tersebut membuktikan bahwa

pemerintahan kota Depok cukup serius dalam pembangunan sektor

pertanian perkotaan.

Sebagai produk buah-buahan unggulan, pemerintah Kota Depok

memberikan perhatian serius terhadap perkembangan budidaya belimbing

manis dan jambu biji. Hal ini diperlukan karena petani buah-buahan

tentunya tidak dapat bekerja sendiri, tetapi perlu dukungan dari berbagai

pihak, khususnya pemerintah yang bertindak sebagai fasilitator, regulator

dan motivator yang bersifat mendukung dan memberikan akses

kemudahan bagi petani dalam memproduksi dan mengembangkan

komoditi buah-buahan dalam negeri.

Dari tahun ke tahun pertumbuhan produksi belimbing manis terus

meningkat. Tingginya tingkat pertumbuhan tersebut disebabkan oleh

beberapa hal: pertama, belimbing manis varietas dewa/dewi merupakan

salah satu tanaman yang mudah dibudidayakan; kedua, terjadinya alih

fungsi lahan yang sebelumnya merupakan usaha tani sawah dan sayuran,

berubah menjadi perkebunan belimbing manis; dan ketiga, adanya

6

Page 7: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

dukungan pemerintah Kota Depok dengan keluarnya Keputusan Walikota

Depok No. 18 Tahun 2003 yang didalamnya memuat peningkatan

produktivitas pertanian, pengembangan kelembagaan petani, peningkatan

pelayanan sektor pertanian, dan pengembangan potensi unggulan

pertanian pada tingkat pencapaian target satu produk potensial

berkembang. Faktor yang terakhir adalah seiring dengan berjalannya

waktu semakin banyak jenis belimbing manis dan jambu merah olahan

yang tersedia di pasaran berupa dan produk dodol belimbing dan jambu

merah. Khusus untuk belimbing manis telah pergeseran pemahaman

konsumen yang menjadikan buah ini bukan saja sebagai buah meja

melainkan diminati karena khasiatnya sehingga dapat meningkatkan

perluasan pasar.

Walaupun pertumbuhan produksi buah belimbing manis dan jambu

merah terus menunjukkan peningkatan positif, tetapi pemerintah Kota

Depok dituntut untuk terus memberikan dukungan optimal karena selain

secara kwantitatif, permintaan pasar belum dapat dipenuhi secara optimal

dan di sisi lain kemungkinan munculnya pesaing dari buah sejenis yang

lebih berkualitas juga harus diantisipasi sejak dini.

Saat ini penerapan teknologi dalam sektor pertanian termasuk

masih tergolong rendah, ini merupakan salah satu penyebab rendahnya

produktivitas serta kualitas komoditas pertanian termasuk buah-buahan.

Oleh karena itu pengembangan teknologi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari proses peningkatan daya saing sektor pertanian serta

7

Page 8: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

nilai tambah produk yang dihasilkan sehingga akan menaikkan tingkat

produktivitas baik secara kuantitas maupun kualitas di sektor pertanian

yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Semua

itu hanya bisa terwujud, apabila pemerintah khususnya pemerintah

daerah berperan serta.

B. Identifikasi Permasalahan

Potensi produksi buah belimbing yang ditanam di kebun secara

permanen dan dipelihara intensif, dengan jarak tanam antara 5x5 m atau

6x6 m, bila populasi tanaman belimbing per hektar antara 250–400 pohon

dengan potensi produktivitas 150–300 buah/pohon/tahun, dan berat per

buah rata-rata 160 gram, maka dapat dihasilkan/tingkat produksi per

hektar mencapai 6–19 ton buah belimbing (http://www.lembahpinus.com).

Prospek pemasaran belimbing di dalam negeri diperkirakan makin

baik. Pada tahun 1993 Indonesia baru andil 0,4 % dari total nilai impor

dunia buah tropis. Bila pada tahun 1989 tingkat konsumsi buah-buahan

per kapita penduduk Indonesia hanya mencapai 22,92 kg/tahun, maka

untuk mencapai kecukupan gizi yang sesuai dengan anjuran FAO

menargetkan rata-rata 60 Kg per kapita per tahun. Salah satu jenis buah

potensial yang mudah dibudidayakan untuk mendukung pencapaian target

tersebut adalah belimbing. Perkiraan permintaan setiap tahun semakin

meningkat, peningkatan permintaan tersebut adalah sebesar 6,1 %/tahun

(1995–2000), 6,5 %/tahun (2000–2005), 6,8 %/tahun (2005–2010), dan

8

Page 9: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

mencapai 8,9 %/tahun (2010 - 2015). Jelaslah bahwa prospek usahatani

(agribisnis) belimbing amat cerah bila dikelola secara intensif dan

komersial, baik dalam bentuk kultur perkebunan, pekarangan, maupun

tabulampot (http://www.lembahpinus.com). Potensi pasar luar negeri juga

masih sangat terbuka lebar, termasuk bagi produk olahan ikutannya.

Jambu merah biji telah lama disukai oleh masyarakat Indonesia.

Selain memiliki kandungan vitamin C yang tinggi dan banyak khasiat yang

berguna bagi kesehatan tubuh manusia jambu biji juga dapat dibuat

bermacam-macam produk olahan. Dengan demikian peluang

pengembangan agribisnis dan usaha tani Belimbing Dewa dan jambu

merah biji masih terbuka lebar.

Pengembangan produksi belimbing manis dan jambu merah biji di

wilayah Kota Depok, diperlukan peran pemerintah daerah setempat yang

lebih optimal dalam pemanfaatan teknologi pertanian tepat guna serta

perluasan pasar baik dalam memanfaatkan pasar dalam dan terutama

pasar luar negeri untuk ekspor.

Dilihat dari sudut pandang perekonomian Kota Depok, kontribusi

komoditas belimbing terhadap pendapatan asli daerah cukup bisa

diandalkan. Dengan potensi produksi berkisar 2.818 – 3.000 ton per

tahun, diperkirakan perputaran ekonomi dari komoditas belimbing ini

berkisar 17-18 Milyar rupiah pertahun.

9

Page 10: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

C. Pembatasan Masalah

Dalam menghadapi era pasar bebas yang ditandai dengan

masuknya buah-buahan impor, Indonesia harus menyajikan produk buah-

buahan yang mampu bersaing dengan buah-buahan impor. Strategi yang

harus ditempuh adalah mempromosikan exotic fruit dengan

mengandalkan unggulan buah lokal spesifik Indonesia.

Masalah utama yang menjadi kendala bagi produk buah-buahan di

Indonesia adalah karakteristik alaminya yang mudah rusak dan busuk.

Dalam hal ini sangat dibutuhkan sentuhan pengetahuan dan teknologi

penanganan pascapanen buah sejak di tingkat petani. Selain itu, orientasi

pasar buah hendaknya tidak terfokus pada pemasaran buah segar.

Diperlukan pengembangan yang signifikan industri makanan dan

minuman olahan berbasis buah-buahan yang mampu menyerap produksi

buah lokal dalam jumlah besar. Untuk menjamin pasokan bahan baku

buah, para pelaku industri dapat membangun pola kemitraan dengan

kelompoktani buah-buahan.

Untuk mengatasinya, tidak cukup hanya dengan kerja keras dan

optimisme masyarakat petani semata-mata, tetapi lebih dari itu diperlukan

peran pemerintah secara optimal. Berbagai kendala akan menjadi lebih

mudah dan cepat apabila memperoleh dukungan optimal dari pemerintah

Pada intinya, permasalahan yang sama dialaminya juga oleh

masyarakat petani belimbing manis dan jambu merah biji di wilayah Kota

10

Page 11: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Depok. Diperlukan peran serta pemerintah dalam memberdayakan

masyarakat petani budidaya belimbing manis dan jambu merah biji.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi dan batasan permasalahan, penelitian ini

difokuskan pada:

1. Bagaimanakah Pemerintah Daerah Kota Depok berperan serta

dalam memberdayakan masyarakat petani belimbing manis dan

jambu merah di Kota Depok?

2. Apakah peran serta Pemerintah Daerah Kota Depok dalam

memberdayakan masyarakat petani belimbing manis dan jambu

merah di Kota Depok telah dilaksanakan secara optimal?

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk,

1. Mengetahui tentang pelaksanaan tentang pemberdayakan

masyarakat petani belimbing manis dan jambu merah di Kota

Depok oleh Pemerintah Daerah Kota Depok.

2. Mengetahui tentang tingkat optimasi peran serta Pemerintah

Daerah Kota Depok dalam memberdayakan masyarakat petani

belimbing manis dan jambu merah di Kota Depok,

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

11

Page 12: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

1. Bagi penulis, dapat mengaplikasikan ilmu kemasyarakatan beserta

tehnik penelitiannya khususnya yang terkait dengan peran

pemerintah dalam memberdayakan masyarakat.

2. Bagi almamater dapat menambah pembendaharaan hasil

penelitian tentang peran pemerintah daerah dalam melakukan

pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat pengelola

pertanian perkotaan.

3. Bagi Pemerintah Daerah Kota Depok dapat menjadi masukkan

dalam rangka meningkatkan upayanya untuk mengoptimalkan

pemberdayaan masyarakat petani belimbing manis dan jambu

merah di wilayahnya.

4. Bagi kalangan akademisi dan masyarakat luas umumnya, dapat

menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian terkait.

F. Sistematika Penulisan

Tesis akan disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang,

identifikasi permasalahan, pembatasan permasalahan,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan

sistematika penelitian.

Bab II : Tinjauan Pustaka, menguraikan tentang hasil kajian

keputakaan terkait dengan teori-teori tentang optimalisasi,

pemberdayaan masyakat peran serta pemerintah,

12

Page 13: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

pemerintahan daerah, belimbing dan jambu merah,

dilengkapi dengan kerangka pemikiran dan alur pikir.

Bab III : Metode Penelitian, menguraikan tentang jenis penelitian,

tehnik pemilihan informan, tehnik analisis data, keterbatasan

penelitian dan pedoman wawancara.

BAB IV: Gambaran Umum Hasil Penelitian. Mendeskripsikan

gambaran tentang wilayah, pemerintahan Kota Depok dan

Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok serta gambaran

tentang pertanian Belimbing dan Jambu Biji di Kota Depok

Bab V : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Mendeskripsikan hasil

penelitian, temuan penelitian, hasil wawancara beserta

pembahasannya terkait dengan rumusan masalah.

Bab VI : Penutup. Merupakan kesimpulan sekaligus jawaban ringkas

atas permasalahan yang dirumuskan disertai dengan saran

dari penulis.

13

Page 14: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Optimalisasi dan Peran

A.1. Pengertian Optimalisasi

Dari segi bahasa, optimalisasi adalah suatu proses, cara atau

perbuatan untuk menjadikan sesuatu paling baik dan paling tinggi (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 1996:705). Menurut Grahacendikia (2009: 23)

optimalisasi adalah proses pencapaian suatu pekerjaan dengan hasil dan

keuntungan yang besar tanpa harus mengurangi mutu dan kualitas dari

suatu pekerjaan.Oktavia (2010 : 25) merumuskan bahwa optimalisasi

adalah perencariaan nilai terbaik dari yang tersedia dari beberapa fungsi

yang diberikan pada suatu konteks.

Dari beberapa rumusan di atas, dapat disimpulkan bahwa

optimalisasi adalah suatu proses, cara atau perbuatan untuk mencapai

sesuatu dengan hasil paling baik atau keuntungan terbesar dari sesuatu

atau fungsi yang tersedia.

A.2. Pengertian Peran

Pengertian kata peran menurut Anton M. Mulyono adalah “Bagian

dari tugas utama yang harus dilaksanakan” (1990 : 667) Dalam Kamus

14

Page 15: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Besar Bahasa Indonesia memberi arti kata peran adalah (1) bagian yang

dimainkan oleh seorang pemain. (2) tindakan yang dilakukan oleh

seseorang di suatu peristiwa (2005 : 254).

Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendi (2002; 226) kata peran

atau peranan berasal dari bahasa latin “partipacio” , kata kerjanya

“participare” yang berarti ambil bagian.

Definisi peran menurut Thantawi adalah “pola tingkah laku yang

dihargai dari seseorang sesuai dengan kedudukan atau posisi pada suatu

masyarakat, organisasi atau pekerjaan tertentu. (1993 : 72)

Dari beberapa pengertian di atas, penulis berkesimpulan bahwa

peran atau peranan adalah keikutsertaan seseorang atau lembaga yang

memiliki posisi serta turut ambil bagian dengan melakukan tugas utama

yang dilaksanakannya.

Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran (Soeharto

2002; Soekamto 1984: 237). Analisis terhadap perilaku peranan dapat

dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu; ketentuan peranan, gambaran

peranan dan harapan peranan.

Ketentuan peranan adalah pernyataan formal dan terbuka tentang

perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang dalam membawa

perannya. Gambaran peranan adalah suatu gambaran tentang perilaku

yang secara aktual ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya

15

Page 16: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

sedangkan harapan peranan lebih memandang peran dari apa yang

diinginkan terjadi dalam melakukannya.

Dari berbagai pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan

mengenai pengertian peranan dalam hal ini peran pemerintah dalam

melaksanakan fungsi dan tujuannya dalam pelayanan, pembangunan,

pemberdaya, dan pengatur masyarakat. Seperti yang telah dikemukakan

oleh Sarjono Sukamto (1984) bahwa peranan adalah merupakan aspek

dinamis dari kedudukan apabila seseorang melaksanakan hal-hal serta

kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka ia telah melakukan sebuah

peranan.

Menilik dari beberapa pernyataan mengenai peranan diatas

tergambar bahwa peranan menyangkut pelaksanaan sebuah tanggung

jawab seseorang atau organisasi untuk berprakarsa dalam tugas dan

fungsinya.

Sudut pandang lain tentang peran digambarkan Horoepoetri, Arimbi

dan Santosa (2003), yang mengemukakan beberapa dimensi peran

sebagai berikut :

a. Peran sebagai suatu kebijakan. Penganut paham ini berpendapat

bahwa peran merupakan suatu kebijkasanaan yang tepat dan baik

untuk dilaksanakan.

b. Peran sebagai strategi. Penganut paham ini mendalilkan bahwa

peran merupakan strategi untuk mendapatkan dukungan dari

masyarakat (public supports). Pendapat ini didasarkan pada suatu

16

Page 17: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

paham bahwa bilamana masyarakat merasa memiliki akses

terhadap pengambilan keputusan dan kepedulian masyarakat pada

tiap tingkatan keputusan didokumentasikan adalah Horoepoetri,

Arimbi dan Santosa (2003), yang mengemukakan beberapa

dimensi peran sebagai berikut :

c. Peran sebagai alat komunikasi. Peran didayagunakan sebagai

instrumen atau alat untuk mendapatkan masukan berupa informasi

dalam proses pengambilam keputusan. Persepsi ini dilandaskan

oleh suatu pemikiran bahwa pemerintahan dirancang untuk

melayani masyarakat, sehingga pandangan dan preferensi dari

masyarakat tersebut adalah masukan yang bernilai guna

mewujudkan keputusan yang responsif dan responsibel.

d. Peran sebagai alat penyelesaian sengketa, peran didayagunakan

sebagai suatu cara untuk mengurangi atau meredam konflik melalui

usaha pencapaian konsesus dari pendapat-pendapat yang ada.

Asumsi yang melandasi persepsi ini adalah bertukar pikiran dan

pandangan dapat meningkatkan pengertian dan toleransi serta

mengurangi rasa ketidakpercayaan (mistrust) dan kerancuan

(biasess)

e. Peran sebagai terapi. Menurut persepsi ini, peran diakukan sebagai

upaya ”mengobati” masalah-masalah psikologis masyarakat seperti

halnya perasaan ketidakberdayaan (sense of powerlessness), tidak

17

Page 18: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

percaya diri dan perasaan bahwa diri mereka bukan komponen

penting dalam masyarakat.

Menurut Toha (1983 : 10) pengertian peranan dapat dijelaskan

bahwa “suatu peranan dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku

yang teratur yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu atau

karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal.” Selanjutnya

menurut Thoha (1997 : 80) “Dalam bahasa organisasi peranan

diperoleh dari uraian jabatan. Uraian jabatan itu merupakan dokumen

tertulis yang memuat persyaratan-persyaratan dan tanggung jawab

atas suatu pekerjaan“. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa hak

dan kewajiban dalam suatu organisasi diwujudkan dalam bentuk uraian

jabatan atau uraian tugas. Oleh karena itu, maka dalam menjalankan

peranannya seseorang/lembaga, uraian tugas/uraian jabatan

merupakan pedomannya.

Ralph Linton dalam Soekanto (1969 : 14) membedakan

peranan dalam dua bagian yakni “peranan yang melekat pada diri

seseorang dan peranan yang melekat pada posisi tepatnya dalam

pergaulan masyarakat”. Soekanto (1990 : 268) memandang peranan

(role) sebagai suatu aspek dinamis kedudukan (statis), Ketika

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan

suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dan peranan adalah

untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Dalam kenyataannya tidak

18

Page 19: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

peranan kedudukan dan juga sebaliknya tidak ada kedudukan tanpa

peranan.

Menyimak pendapat tersebut dapat ditarik beberapa pokok

pikiran mengenai peranan yaitu adanya kedudukan yang bersifat

statis, adanya hak dan kewajiban serta adanya hubungan timbal-balik

antara peranan dan kedudukan. Dari beberapa pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa istilah peranan mengandung beberapa pengertian,

antara lain :

a. Peranan adalah suatu konsep perilaku,

b. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan

posisi/kedudukan seseorang dalam masyarakat, dan

c. Peranan dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang dapat

mendatangkan manfaat bagi masyarakat dan berkaitan dengan

hak dan kewajiban.

A.3. Optimalisasi Peran

Dari berbagai rumusan pengertian optimalisasi, penulis dapat

memahami bahwa optimalisasi peran dapat diartikan sebagai perilaku

atau tindakan yang dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat serta

norma-norma yang terkait dengan hak dan kewajiban dalam suatu posisi

atau kedudukan yang dilaksanakan atau diselenggarakan dengan cara-

19

Page 20: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

cara yang dapat mencapai sesuatu dengan hasil paling baik atau

keuntungan terbesar dari sesuatu atau fungsi yang tersedia.

Dalam kaitannya dengan optimalisasi peran pemerintah daerah

dalam pemberdayaan masyarakat, dapat diartikan sebagai perilaku atau

tindakan para pejabat pemerintah daerah sesuai dengan kedudukan dan

kewenangannya yang dilakukan untuk memberdayakan masyarakat yang

berada pada wilayah tanggungjawabnya dengan cara-cara yang dapat

mencapai sesuatu dengan hasil paling baik atau keuntungan terbesar bagi

masyarakat dan daerahnya.

B. Pemerintah Daerah

B.1. Pemerintah

Secara etimologi kata pemerintah berasal dari kata ”perintah” yang

kemudian mendapat imbuhan ”pe” menjadi kata ”pemerintah” yang berarti

badan atau organ elit yang melakukan pekerjaan mengurus suatu negara.

Dalam kata dasar ”perintah” paling sedikit ada empat unsur penting yang

terkandung di dalamnya, yaitu sebagai berikut :

a. Ada dua pihak, yaitu yang memerintah disebut pemerintah dan

yang diperintah disebut rakyat atau masyarakat,

20

Page 21: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

b. Pihak yang memerintah memkiliki kewenangan dan legitimasi untuk

mengatur dan mengurus rakyatnya,

c. Hak yang diperintah memiliki keharusan untuk taat kepada

pemerintah yang sah, serta

d. Antara pihak yang memerintah dengan yang diperintah terdapat

hubungan timbal balik secara vertikal maupun horizontal.

Pemerintah juga merupakan satu badan penyelenggaraan atas

nama rakyat untuk mencapai tujuan negara, sedangkan proses

kegiatannya disebut pemerintahan dan besar kecilnya kekuasaan

pemerintah berasal dari rakyat, dengan demikian pemerintah dalam

menjalankan proses kegiatan Negara harus berdasarkan kemauan rakyat,

karena rakyatlah yang menjadi jiwa bagi kehidupan dan proses

berjalannya suatu negara.

Menurut Taliziduhu Ndraha (2003 : 6) pemerintah adalah

Organ yang berwenang memproses pelayanan publik dan berkewajiban

memproses pelayanan civil bagi setiap orang melalui hubungan

pemerintahan, sehingga setiap anggota masyarakat yang bersangkutan

menerimanya pada saat yang diperlukan sesuai dengan tuntutan

(harapan) yang di perintah. Dalam hubungan itu sah ( legal ) dalam

wilayah Indonesia, berhak menerima layanan civil tertentu dan pemerintah

wajib melayaninya.

Sementara Samuel Edwird Finer (dalam Inu Kencana Syafi’ie,

2001:46), menjelaskan bahwa pemerintah harus mempunyai kegiatan

21

Page 22: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

yang terus menerus (process), wilayah negara tempat kegiatan itu

berlangsung (state), pejabat yang memerintah (the duty), dan cara,

metode serta sistem (manner, method, and system), dari pemerintah

terhadap masyarakatnya.

Menurut Montesquieu (dalam Salam, 2004:35) pemerintah adalah

seluruh lembaga negara yang biasa dikenal dengan nama trias politika

baik itu legislatif (membuat undang-undang), eksekutif (melaksanakan

undang-undang), maupun yudikatif (mengawasi pelaksanaan undang-

undang).

B.2. Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Pengertian Pemerintah Daerah menurut Misdyanti dan

Kartasapoetra (1993 : 17), Pemerintah Daerah adalah penyelenggara

pemerintahan di daerah. Dengan kata lain, Pemerintah Daerah adalah

pemegang kemudi dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan daerah”

(Misdyanti dan Kartasapoetra, 1993:17).

Pengertian Pemerintah Daerah menurut UU No. 32 tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah adalah, “ Pemerintah Daerah adalah kepala

daerah beserta perangkat daerah otonomi yang lain sebagai badan

eksekutif daerah” (UU, 1999:3). Jadi Kepala Daerah beserta perangkatnya

merupakan badan eksekutif di daerah.

22

Page 23: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa Pemerintah

Daerah yang dimaksudkan adalah Pemerintah Daerah yang terdiri dari

Kepala Daerah, Sekretaris Daerah dan Dinas-dinas di daerah. Jadi

Pemerintah Daerah merupakan suatu sistem yang ada dalam wilayah

daerah kabupaten dan Bupati sebagai Kepala Daerah adalah unsur

pimpinan penyelenggara pemerintah di daerah.

Pengertian lain mengenai Pemerintah Daerah tercantum dalam

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Pemerintahan Desa dan

Kelurahan bahwa “Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau

Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah.

Penyelenggaraan pemerintahan di daerah adalah selaras dengan

azas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan dapat

diwujudkan dalam fungsi-fungsi Pemerintah Daerah.

Pemerintah Daerah dapat mengupayakan peningkatan

sumberdaya yang dimiliki demi meningkatkan wilayahnya. Adapun upaya

Pemerintah Daerah mengenai pembinaan masyarakat adalah salah satu

upaya dari Pemerintah Daerah untuk meningkatkan sumber daya manusia

yang dalam suatu wilayah agar lebih mandiri dan berkualitas demi

kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

Fungsi pemerintah menurut Bintoro (dalam Syafiie) adalah:“

Pertama, filsafat hidup kemasyarakatan, negara yang memberikan

kebebasan cukup besar kepada anggota masyarakat untuk

23

Page 24: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

menumbuhkan perkembangan masyarakat, sehingga pemerintah

diharapkan tidak terlalu banyak campur tangan dalam kegiatan

masyarakat itu sendiri. Kedua, filsafat politik masyarakat, pemerintah

sebagai pemegang mandat kepercayaan untuk mengusahakan

kepentingan masyarakat secara keseluruhan, harus mengusahakan pula

keadilan. Hal ini perlu dinyatakan dengan tetap memperhatikan

kepentingan golongan yang lemah (kedudukan ekonominya)” (Syafiie,

1992 : 15-16).

Fungsi pemerintah menurut Bintoro di atas dimaksudkan bahwa

pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk

membangun dan mengembangkan minat serta bakat yang dimilikinya

tanpa campur tangan dari pemerintah itu tetapi dilain pihak pemerintah

juga sebagai pemegang mandat dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat serta perlindungan terhadap kepentingan golongan lemah.

C. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah strategi, sekarang

telah banyak diterima, bahkan telah berkembang dalam berbagai literatur

di dunia barat. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pembangunan Sosial di

Kopenhagen Tahun 1992 juga telah memuatnya dalam berbagai

kesepakatannya. Namun, upaya mewujudkannya dalam praktik

pembangunan tidak selalu berjalan mulus.Banyak pemikir dan praktisi

yang belum memahami dan mungkin tidak meyakini bahwa konsep

24

Page 25: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

pemberdayaan merupakan alternatif pemecahan terhadap dilema-dilema

pembangunan yang dihadapi. Mereka yang berpegang pada teori-teori

pembangunan model lama juga tidak mudah untuk menyesuaikan diri

dengan pandangan-pandangan dan tuntutan-tuntutan keadilan. Mereka

yang tidak nyaman terhadap konsep partisipasi dan demokrasi dalam

pembangunan tidak akan merasa tentram dengan konsep pemberdayaan

ini. Lebih lanjut, disadari pula adanya berbagai bias terhadap

pemberdayaan masyarakat sebagai suatu paradigma baru pembangunan.

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan

ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan

paradigma baru pembangunan yakni yang bersifat people-centered,

participatory, empowering, and sustainable-orientasi peran serta

masyarakat, pemberdayaan dan dapat dicapai. Chambers (1995) dalam

Kartasasmita, (1996).

Konsep ini lebih luas dari hanya sekedar memenuhi kebutuhan

dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah

proses pemiskinan lebih lanjut (safety net), yang pemikirannya

belakangan ini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif

terhadap konsep-konsep pertumbuhan dimasa yang lalu. Konsep ini

berkembang dari upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang

antara lain oleh Friedmann (1992) disebut alternatif pembangunan

(alternative development), yang menghendaki inclusive democracy,

appropriate economic growth, gender equality and intergenerational equity

25

Page 26: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

(demokrasi inklusif, pertumbuhan ekonomi yang tepat, kesetaraan gender

dan hak kekayaan antar generasi).

Konsep pemberdayaan tidak mempertentangkan pertumbuhan

dengan pemerataan, karena seperti dikatakan oleh Donald Brown (1995),

keduanya tidak harus diasumsikan sebagai incompatible or antithetical

(tak tergantikan atau antitesa). Konsep ini mencoba melepaskan diri dari

perangkap zero-sum game (permainan kosong) dan trade off (jual lepas) .

Ia bertitik tolak dari pandangan bahwa dengan pemerataan tercipta

landasan yang lebih luas untuk pertumbuhan dan yang akan menjamin

pertumbuhan yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, seperti dikatakan oleh Kirdar dan Silk (1995), the

pattern of growth is just as important as the rate of growth (pola

pertumbuhan hanya diperlukan sebagai ukuran tingkat pertumbuhan.

Yang dicari adalah seperti dikatakan Ranis (1995), the right kind of growth

(bentuk pertumbuhan yang tepat, yakni bukan yang vertikal menghasilkan

trickle-down (kemerosotan), seperti yang terbukti tidak berhasil, tetapi

yang mengalir secara horisontal (horizontal flows), yakni broadly based,

employment intensive, and not compartmentalized (berbasis luas,

kesempatan kerja intensif dan tidak terkotak-kotak).

Hasil pengkajian berbagai proyek yang dilakukan oleh International

Fund for Agriculture Development (IFAD) menunjukkan bahwa dukungan

bagi produksi yang dihasilkan masyarakat di lapisan bawah telah

memberikan sumbangan pada pertumbuhan yang lebih besar

26

Page 27: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

dibandingkan dengan investasi yang sama pada sektor-sektor yang

skalanya lebih besar. Pertumbuhan itu dihasilkan bukan hanya dengan

biaya lebih kecil, tetapi dengan devisa yang lebih kecil pula (Brown, 1995).

Hal terakhir ini besar artinya bagi negara-negara berkembang yang

mengalami kelangkaan devisa dan lemah posisi neraca pembayarannya.

Prijono dan Pranarka (1996). mengindentifikasi lahirnya

pembangunan yang kurang memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini

dibangun dari kerangka logik bahwa proses pemusatan kekuasaan

terbangun dari pemusatan kekuasaan faktor produksi; pemusatan

kekuasaan faktor produksi akan melahirkan masyarakat pekerja dan

masyarakat pengusaha pinggiran; kekuasaan akan membangun

bangunan atas atau sistem pengetahuan, sistem politik, sistem hukum

dan sistem ideologi yang manipulatif untuk memperkuat legitimasi; dan

pelaksanaan sistem pengetahuan, sistem politik, sistem hukum dan

ideologi secara sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat,

yaitu masyarakat berdaya dan masyarakat tunadaya. Akhirnya yang

terjadi ialah dikotomi, yaitu masyarakat yang berkuasa dan manusia yang

dikuasai. Untuk membebaskan situasi menguasai dan dikuasai, maka

harus dilakukan pembebasan melalui proses pemberdayaan bagi yang

lemah (empowerment of the powerless).

Alur pikir di atas sejalan dengan terminologi pemberdayaan itu

sendiri atau yang dikenal dengan istilah empowerment yang berawal dari

kata daya (power). Daya dalam arti kekuatan yang berasal dari dalam

27

Page 28: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

tetapi dapat diperkuat dengan unsur–unsur penguatan yang diserap dari

luar. Ia merupakan sebuah konsep untuk memotong lingkaran setan yang

menghubungkan power dengan pembagian kesejahteraan.

Keterbelakangan dan kemiskinan yang muncul dalam proses

pembangunan disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pemilikan atau

akses pada sumber–sumber power.

Proses historis yang panjang menyebabkan terjadinya power dis

powerment, yakni peniadaan power pada sebagian besar masyarakat,

akibatnya masyarakat tidak memiliki akses yang konsep pemberdayaan

sebagai antitesa terhadap keadaan memadai terhadap akses produktif

yang umumnya dikuasai oleh mereka yang memiliki power. Pada

gilirannya keterbelakangan secara ekonomi menyebabkan mereka makin

jauh dari kekuasaan. Begitulah lingkaran setan itu berputar terus. Oleh

karena itu, pemberdayaan bertujuan dua arah. Pertama, melepaskan

belenggu kemiskinan, dan keterbelakangan. Kedua, memperkuat posisi

lapisan masyrakat dalam struktur ekonomi dan kekuasaan.

Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam

kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap

kemiskinan dan atau keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan

adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.

Dalam konsep pemberdayaan, manusia adalah subyek dari dirinya

sendiri. Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses

28

Page 29: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

memberikan kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya,

mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau

keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya. Lebih lanjut dikatakan

bahwa pemberdayaan harus ditujukan pada kelompok atau lapisan

masyarakat yang tertinggal (Prijono dan Pranarka, 1996).

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan

masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki.

Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua

kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang

diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang

memberdayakan (Sumodiningrat, 1999).

Mubyarto (1998) menekankan bahwa terkait erat dengan

pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam proses pemberdayaan masyarakat

diarahkan pada pengembangan sumberdaya manusia (di pedesaan),

penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat.

Masyarakat menentukan jenis usaha, kondisi wilayah yang pada

gilirannya dapat menciptakan lembaga dan sistem pelayanan dari, oleh

dan untuk masyarakat setempat. Upaya pemberdayaan masyarakat ini

kemudian pada pemberdayaan ekonomi rakyat.

Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan

individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun

keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang

sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan kuat,

29

Page 30: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

tentunya memiliki keberdayaan yang tinggi. Keberdayaan masyarakat

merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan,

dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai

kemajuan.

Keberdayaan masyarakat itu sendiri menjadi sumber dari apa yang

di dalam wawasan politik disebut sebagai ketahanan nasional. Artinya

bahwa apabila masyarakat memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi,

maka hal tersebut merupakan bagian dari ketahanan ekonomi nasional.

Dalam kerangka pikir inilah upaya memberdayakan masyarakat

pertama-tama harus dimulai dengan menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Di sini titik tolaknya

adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki

potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, bahwa tidak ada masyarakat

yang sama sekali tanpa daya, karena kalau demikian akan punah.

Menurut Kartasasmita (1996), pemberdayaan adalah upaya untuk

membangun daya itu sendiri, dengan mendorong, memotivasi dan

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya

untuk mengembangkannya. Selanjutnya, upaya tersebut diikuti dengan

memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

Dalam konteks ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari

hanya menciptakan iklim dan suasana yang kondusif. Perkuatan ini

meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai

masukan (input), serta pembukaan akses kepada berbagai peluang

30

Page 31: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

(opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya

(Kartasasmita, 1996).

Dengan demikian, pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan

individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya.

Menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat,

keterbukaan, keber-tanggungjawaban dan lain-lain yang merupakan

bagian pokok dari upaya pemberdayaan itu sendiri.

Pemberdayaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

pemberdayaan sektor pertanian perkotaan khususnya kelompok petani

belimbing manis dan jambu merah sebagai bagian dari masyarakat yang

membutuhkan penanganan/pengelolaan tersendiri dari pihak pemerintah

yang berkaitan dengan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas hasil

budidaya kedua macam buah-buahan tersebut yang pada gilirannya akan

mendorong peningkatan pendapatan/profit usaha sehingga mampu

memberikan kontribusi terhadap penerimaan pendapatan daerah dari

sektor retribusi daerah.

D. Pertanian Perkotaan

Pengertian pertanian perkotaan atau Urban Agriculture menurut

Wikipedia – the free encyclopedia:

Urban agriculture is the practice of agriculture (include crops, livestock, fisheries, forestry activities) within or surrounding the boundaries of cities. The land used may be private residential land (use of private pieces of land, balconies, walls, or building roofs), public roadside land, or riverbanks. Urban farming is practiced for income-earning or food-producing activities. It contributes to food security and food safety in

31

Page 32: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

two ways: first, it increases the amount of food available to people living in cities, and second, it allows fresh vegetables and fruits to be made available to urban consumers. Because it promotes energy-saving local food production, urban and peri-urban agriculture are sustainability practices.

Pertanian perkotaan adalah praktek pertanian yang meliputi

tanaman pangan, ternak, perikanan dan aktivitas kehutanan. Lahan yang

dipergunakan bisa berupa bagian tanah masyarakat, balkon, tembok atau

atap bangunan), tanah pinggir jalan umum atau pinggir sungai. Kebun

perkotaan dilakukan untuk berkegiatan dalam rangka menambah

penghasilan atau memproduksi makanan. Hal ini memberikan kontribusi

bagi ketahanan pangan dengan dua cara; pertama, menambah

persediaan bahan makanan bagi masyarakat kota, dan kedua kegiatan itu

dapat menyediaan daun-daunan dan buah-buahan segar bagi konsumen

kota. Karena pola demikian disosialisasikan untuk mengamankan produksi

pangan lokal, hal demikian cocok untuk pertanian kota dan wilayah

penunjangnya.

United Nations Development Program-UNDP (1996), merumuskan

pengertian pertanian perkotaan, yaitu:

Urban Agriculture (UA) is an activity that produces, processes, and markets food and other products, on land and water in urban and periurban areas, applying intensive production methods, and (re)using natural resources and urban wastes, to yield a diversity of crops and livestock.

Pertanian perkotaan adalah aktivitas memproduksi, memproses

dan memasarkan makanan atau pangan lainnya, di atas tanah atau dalam

32

Page 33: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

air di wilayah kota dan penunjangnya dengan mempergunakan motede

intensif, dan menggunakan (kembali) sumber-sumber alami atau barang-

barang bekas/sisa untuk menghasilkan beragam hasil tanaman pangan

dan hewan ternak.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pertanian kota (urban agriculture) mengandung arti yaitu suatu aktivitas

pertanian yang dapat berupa kegiatan bertani, beternak, perikanan,

kehutanan, yang berlokasi di dalam kota atau di pinggiran suatu kota,

dengan melakukan proses pengolahan, menghasilkan, dan menjual serta

mendistribusikan berbagai macam hasil produk makanan dan non-

makanan dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya

alam (tanah, air, unsur hara, udara dan sinar matahari) serta bertujuan

untuk menyediakan dan memenuhi konsumsi produk pangan bagi

masyarakat yang tinggal di suatu kota.

Selain itu, karakteristik dari pertanian kota diantaranya adalah

kedekatannya dengan pasar, kompetisi tinggi untuk lahan, lahan yang

sangat terbatas, menggunakan sumber daya kota seperti sampah organik

dan air buangan, rendahnya tingkat organisasi petani, mengandalkan

produk yang dapat terurai, dan memiliki tingkat spesialisasi yang tinggi.

Berdasarkan literatur, terdapat beberapa peranan dari pertanian

perkotan (urban agriculture) terhadap pertumbuhan dan perkembangan

kota, diantaranya adalah meningkatkan ekonomi lokal dengan

menciptakan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan efisiensi biaya

33

Page 34: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

transportasi, penyediaan kebutuhan pangan bagi penduduk kota dan

sekitarnya sehingga ketahanan pangan dapat berkelanjutan, peningkatan

taraf hidup masyarakat serta peningkatan pendapatan daerah kota

dengan adanya diversifikasi dari kegiatan pertanian, diantaranya kegiatan

wisata pertanian, kegiatan pengolahan hasil pertanian dan lain

sebagainya.

E. Budidaya Belimbing dan Jambu Biji

E.1. Budidaya Belimbing

Bersumber pada penjelasan tentang serba-serbi tentang

budidaya belimbing (http://www.lembahpinus.com), secara dapat

diuraian hal-ihwal tentang belimbing seperti berikut ini.

Belimbing merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal

dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara

yang beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pada

umumnya belimbing ditanam dalam bentuk kultur pekarangan (home

yard gardening), yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai

tanaman peneduh di halaman-halaman rumah. Di kawasan Amerika,

buah belimbing dikenal dengan nama /sebutan “star fruits”, dan jenis

belimbing yang populer dan digemari masyarakat adalah belimbing

“Florida”. Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan

sebagai berikut: Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan).

34

Page 35: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Di Indonesia dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing,

diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak Kapur, Demak

Kunir, Demak Jingga, Pasar Minggu, Wijaya, Paris, Filipina, Taiwan,

Bangkok, dan varietas Malaysia. Tahun 1987 telah dilepas dua

varietas belimbing unggul nasional yaitu : Varietas Kunir dan Kapur.

Manfaat utama tanaman ini sebagai makan buah segar maupun

makanan buah olahan ataupun obat tadisional. Manfaat lainnya

sebagai stabilisator & pemeliharaan lingkungan, antara lain dapat

menyerap gas-gas beracun buangan kendaraan bermotor dan lainnya,

menyaring debu, meredam getaran suara, dan memelihara lingkungan

dari pencemaran karena berbagai kegiatan manusia. Sebagai wahana

pendidikan, penanaman belimbing di halaman rumah tidak terpisahkan

dari program pemerintah dalam usaha gerakan menanam sejuta

pohon.

Sentra/pusat penanaman tanaman belimbing sebagai usaha tani

secara intensif dan komersial adalah Malaysia. Pada tahun 1993

negara ini mampu mengekspor buah belimbing segar sebanyak 10.220

mt (metrik ton) senilai Rp. 2 miliar yang dipasok ke Hongkong,

Singapora, Taiwan, Timur Tengah, dan Eropa Barat.

Lahan yang tepat untuk pertumbuhan pohon belimbing antara

lain:

a. Angin yang tidak terlalu kencang, karena dapat

menyebabkan gugurnya bunga atau buah.

35

Page 36: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

b. Curah hujan sedang, di daerah yang curah hujannya tinggi

seringkali menyebabkan gugurnya bunga dan buah, sehingga

produksinya akan rendah.

c. Tempat tanamnya terbuka dan mendapat sinar matahari

secara memadai dengan intensitas penyinaran 45–50 %, namun juga

toleran terhadap naungan (tempat terlindung).

d. Suhu dan kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A

(amat basah), B (agak basah), C (basah), dengan 6–12 bulan basah

dan 0–6 bulan keing, namun paling baik di daerah yang mempunyai

7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering.

Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian

cocok pula untuk tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur,

banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik.

Derajat keasaman tanah untuk tanaman belimbing yaitu memiliki pH

5,5–7,5., kandungan air dalam tanah atau kedalaman air tanah antara

50–200 cm dibawah permukaan tanah.

Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di

dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl. Teknologi produksi bibit

unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau

pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, dan susuan).

Pembiakan secara generatif dengan biji tidak dianjurkan, karena

hampir selalu memberikan keturunan berbeda dengan induknya

(segregasi genetis). Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya

36

Page 37: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam)

yang kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif.

Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dengan cara

pembiakan vegetatif (cangkok, okulasi, susuan dan enten). Khusus

pada perbanyakan vegetatif dengan cara penyambungan (okulasi,

enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yang

berasal dari biji (pembiakan generatif).

Sebagai pencegahan terhadap hama dan penyakit tanaman

belimbing maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida. Waktu

penyemprotan pestisida dilakukan 2 minggu sekali, misalnya dengan

‘Thamaron Super’ yang takarannya disesuaikan dengan dosis yang

tertera pada kemasan.

Umur panen (petik) buah belimbing sangat dipengaruhi oleh

letak geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan dan iklim. Di dataran

rendah yang tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing sekitar

35–60 hari setelah pembungkusan buah atau 65–90 hari setelah

bunga mekar. Ciri buah belimbing yang sudah saatnya dipanen adalah

ukurannya besar (maksimal), telah matang dan warna buahnya

berubah dari hijau menjadi putih atau kuning atau merah atau variasi

warna lainnya. Hal ini tergantung dari varietas belimbing.

Cara panen buah belimbing dilakukan dengan cara memotong

tangkainya. Pemetikan buah berlangsung secara kontinyu dengan

memilih buah yang telah matang. Waktu panen yang paling baik

37

Page 38: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

adalah pagi hari, saat buah masih segar dan sebelum cuaca terlalu

panas (terik). Periode panen buah belimbing, umumnya penen

perdana pada umur 3-4 tahun setelah tanam. Pembungaan dan

pembuahan belimbing dapat terus menerus sepanjang tahun, masa

panen paling lebat (banyak) biasanya terjadi tiga kali dalam setahun.

Potensi hasil/produksi buah belimbing varietas unggul yang

ditanam di kebun secara permanen dan dipelihara intensif dapat

mencapai antara 150 - 300 buah/pohon/tahun. Bila jarak tanam 5 x 5

m dengan populasi per hektar antara 250 - 400 pohon dengan

produktivitas 150–300 buah/pohon dan berat per buah rata-rata 160

gram, maka tingkat produksi per hektar mencapai 6 - 19 ton.

Potensi produksi buah belimbing yang ditanam di kebun secara

permanen dan dipelihara intensif, dengan jarak tanam antara 5x5 m

atau 6x6 m, bila populasi tanaman belimbing per hektar antara 250–

400 pohon dengan potensi produktivitas 150–300 buah/pohon/tahun,

dan berat per buah rata-rata 160 gram, maka dapat dihasilkan/tingkat

produksi per hektar mencapai 6–19 ton buah belimbing. Pada panen

raya belimbing, harga belimbing rata-rata mencapai Rp. 750,- sampai

Rp. 5.000,- per kg.

Prospek pemasaran belimbing di dalam negeri diperkirakan

makin baik. Hal ini antara lain disebabkan oleh pertambahan jumlah

penduduk dan semakin banyaknya konsumen menyadari pentingnya

kecukupan gizi dari buah-buahan. Pada tahun 1993 Indonesia baru

38

Page 39: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

andil 0,4 % dari total nilai impor dunia buah tropis. Bila pada tahun

1989 tingkat konsumsi buah-buahan per kapita penduduk Indonesia

hanya mencapai 22,92 kg/tahun, maka untuk mencapai kecukupan gizi

yang sesuai dengan anjuran FAO menargetkan rata-rata 60 Kg per

kapita per tahun. Salah satu jenis buah potensial yang mudah

dibudidayakan untuk mendukung pencapaian target tersebut adalah

belimbing. Perkiraan permintaan setiap tahun semakin meningkat,

peningkatan permintaan tersebut adalah sebesar 6,1 %/tahun (1995–

2000), 6,5 %/tahun (2000–2005), 6,8 %/tahun (2005–2010), dan

mencapai 8,9 %/tahun (2010 - 2015). Jelaslah bahwa prospek

usahatani (agribisnis) belimbing amat cerah bila dikelola secara

intensif dan komersial, baik dalam bentuk kultur perkebunan,

pekarangan, maupun Tabulampot.

Buah belimbing dikemas dengan peti kayu/bahan lain yang

sesuai dengan berat bersih maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan

diberi label yang bertuliskan antara lain : nama barang, golongan

ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih,

negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, daerah asal.

E.2. Jambu Biji

Jambu biji memiliki nama ilmilah Psidium guajava yang termasuk

ke dalam keluarga Myrtaceae. Psidium berasal dari bahasa Yunani,

yaitu “psidium” yang artinya delima. Sedangkan “guajava” berasal dari

39

Page 40: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

nama yang diberikan oleh orang Spanyol. Di Indonesia, tanaman ini

dapat dijumpai di daerah dengan ketinggian sampai dengan 1200

mdpl. Jambu biji dapat berbuah sepanjang tahun, sedangkan musim

panen raya antara bulan Desember sampai Februari, dan bulan Juni

sampai Agustus (Parimin 2007).

Tanaman ini berasal dari Brazil, Amerika Tengah dan menyebar

ke Thailand kemudian ke negara-negara di Asia seperti Indonesia.

Jambu biji juga punya nama sebutan lain, misalnya di Aceh dikenal

dengan nama glima breueh, di Sumatera dikenal glimeu beru, galiman,

masiambu, biawas, jambu biawas, jambu biji, di Jawa dikenal jambu

klutuk, jambu krutuk, jambu bender, bayawas, tetokal, tokal, di Manado

dikenal dengan nama gojawas, di Kalimantan dikenal dengan nama

Libu atau Nyibu, di Nusa Tenggara dikenal kojabas, dan di Maluku

dikenal kayawese (Prihatman, 2000 http://www.verypdf.com.)

Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu

bercabang, dalam bahasa Inggris disebut Lambo guava. Tingginya

dapat mencapai 3-10 m dan umurnya hingga sekitar 30-40 tahun.

Tanaman ini sudah mampu berbuah saat berumur sekitar 2-3 bulan.

Tanaman jambu biji berbuah dan berbunga sepanjang tahun.

Batang jambu biji berkayu keras, liat, tidak mudah patah, kuat,

padat, dan memiliki warna cokelat atau cokelat keabu-abuan. Daun

jambu biji berbentuk bulat panjang, bulat langsing, atau bulat oval

dengan ujung tumpul atau lancip serta memiliki warna hijau tua, hijau

40

Page 41: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

muda, merah tua, dan hijau berbelang kuning. Sedangkan buah jambu

biji berbentuk bulat atau bulat lonjong dengan kulit buah berwarna hijau

saat muda dan berubah menjadi kuning muda mengkilap setelah

matang. Pada setiap satu hektar tanaman jambu biji dapat

menghasilkan sebanyak 25-40 ton/tahun (Parimin,2007)

Menurut Parimin (2007), hingga saat ini terdapat lebih dari 97

varietas jambu biji yang tersebar di beberapa negara, termasuk di

Indonesia. Dari sejumlah jenis jambu biji, terdapat beberapa varietas

jambu biji yang digemari masyarakat Indonesia dan dibudidayakan

dengan memilih nilai ekonomisnya yang relatif lebih tinggi diantaranya:

a Jambu biji kecil

Jambu biji kecil atau jambu biji menir adalah salah satu jenis

jambu yang unik dan menarik dengan panjang buah 3 cm, lebar 3 cm,

dan bobot maksimal 12 gram/buah. Rasa buah manis sedikit asam dan

beraroma harum. Kulit buah berwarna hijau muda mengkilap dan

dagingnya putih dengan jumlah biji banyak.

b. Jambu biji sukun

Jambu biji sukun merupakan salah satu jambu tanpa biji yang

tumbuh secara partenokarpi dan bila tumbuh dekat dengan jambu biji

akan cenderung berbiji kembali. Ciri buah jambu sukun tanpa biji

adalah berbentuk bulat simetris atau persegi panjang. Rasa buah

manis, enak, dan segar. Warna kulit buah hijau muda dan mengkilap

41

Page 42: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

setelah matang, daging buahnya berwarna putih, tebal, padat, serta

bertekstur keras.

c. Jambu biji bangkok

Jambu biji Bangkok memiliki ciri, antara lain buahnya berukuran

besar dengan bobot 500-1.200 gram, dagingnya tebal dan sedikit

bijinya, rasanya agak hambar. Jenis tanaman jambu biji bangkok

termasuk pendek dan berbuah sangat lebat. d Jambu biji merah

getas

Jambu merah getas merupakan jambu biji hasil persilangan

jambu biji pasar minggu yang berdaging merah dengan jambu biji

bangkok. Jambu biji merah getas memiliki keunggulan antara lain

daging buahnya merah menyala atau merah cerah, tebal, berasa

manis, harum, dan segar. Jambu biji ini tahan terhadap hama dan

penyakit. Produktivitas jambu biji merah getas cukup tinggi karena

mampu berbuah sepanjang tahun dan berbuah lebat.

d. Jambu biji susu

Jambu biji ini berasal dari Pasar minggu. Bentuk buahnya bulat

dan meruncing di bagian dekat tangkai buah. Daging buahnya

berwarna putih seperti susu. Rasa buahnya kurang manis

dibandingkan jambu merah getas atau jambu Bangkok dan

mengandung banyak biji.

e. Jambu pasar minggu

42

Page 43: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Jambu biji ini memiliki bentuk agak lonjong seperti alpukat

dengan daging buahnya merah, berasa manis, bertekstur lembut, dan

beraroma harum. Kulit buah tipis dan berwarna hijau kekuning-

kuningan dengan permukaan halus pada saat matang.

Kandungan nutrisi dalam 100 gram jambu biji terdapat energi

49,00 kal; protein 0.90 g; lemak 0,30 g; karbohidrat 12,30 g; kalsium

14,00 mg; fosfor 28,00 mg; besi 1,10 mg; vitamin A 25 SI; vitamin B1

0,02 mg; vitamin B2 0,04 mg; vitamin C 87,00 mg; niacin 1,10 mg; serat

5,60 mg; air 86 g; total kalori 49 kalori; dan bagian yang dapat dimakan

sebanyak 82%. Sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi

pada kulit serta daging bagian luarnya yang lunak dan tebal.

Kandungan vitamin C jambu biji mencapai puncaknya menjelang

matang. Kandungan vitamin C per 100 gram jambu biji matang adalah

150,50 mg, matang optimal sebanyak 130,13 mg, dan lewat matang

sebanyak 132,24 mg.(http://www.verypdf.com). Sementara kandungan

gula atau kemanisan jambu biji matang sebanyak 3,36%, matang

optimal 3,71%, sedangkan lewat matang sebanyak 1,84%. Selain itu

jambu biji mengandung serat pektin (serat larut air), tanin, kalium, zat

karotenoid, dan likopen terutama jambu biji berwarna merah (Parimin

2007).

Sari buah jambu biji dapat membantu meningkatkan kadar

trombosit dalam tubuh penderita penyakit demam berdarah dengue

(DBD) secara tidak langsung. Hal ini disebabkan karena jambu biji

43

Page 44: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

mengandung beberapa asam amino (Prabawati 2005). Menurut

Parimin (2007), jambu biji bermanfaat dalam menurunkan kolesterol

dengan cara mengikat kolesterol dan asam empedu dalam tubuh serta

membantu mengeluarkannya karena mengandung pektin (serat larut

air). Selain itu kandungan tanin dalam jambu biji bermanfaat dalam

memperlancar sistem percernaan dan sirkulasi darah serta menyerang

virus. Kalium dalam jambu biji berfungsi meningkatkan keteraturan

denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-

zat gizi ke sel tubuh, serta menurunkan kadar kolesterol total dan

tekanan darah tinggi (hipertensi).

F. Kerangka Pemikiran

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan

ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan

paradigma baru pembangunan yakni yang berorientasi pada peran serta

masyarakat, pemberdayaan dan dapat dicapai.

Konsep pemberdayaan masyarakat lebih luas dari hanya sekedar

memenuhi kebutuhan dasar atau menyediakan mekanisme untuk

mencegah proses pemiskinan lebih lanjut, yang pemikirannya belakangan

ini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap

konsep-konsep pertumbuhan dimasa yang lalu. Konsep ini berkembang

dari upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang antara lain

oleh disebut alternatif pembangunan yang menghendaki inklusif,

44

Page 45: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

pertumbuhan ekonomi yang tepat, kesetaraan gender dan hak kekayaan

antar generasi dan diselenggarakan secara demokratis.

Pemerataan tercipta landasan yang lebih luas untuk pertumbuhan

dan yang akan menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan. Oleh karena

itu, pola pertumbuhan hanya diperlukan sebagai ukuran tingkat

pertumbuhan. Yang dicari adalah bentuk pertumbuhan yang tepat, yakni

bukan yang vertikal dan kemudian menghasilkan kemorosotan pada

sebagian kelompok masyarakat lainnya, seperti yang terbukti tidak

berhasil, tetapi yang mengalir secara horisontal berbasis luas,

kesempatan kerja intensif dan tidak terkotak-kotak.

Peranan pemerintah daerah dalam memberdayakan

masyarakatnya secara formal telah terurai jelas baik dalam peraturan

perundang-undangan maupun dalam rancangan pembangunan nasional.

Masing-masing daerah menyusun rancangan pembangunan daerahnya

masing-masing.

Namun tidak jarang terjadi, rancangan pembangunan dan petunjuk

pelaksanan tersebut tidak sepenuhnya sejalan dengan apa yang sungguh-

sungguh diperlukan oleh masyarakat yang hendak diberdayakannya itu.

Hal ini dapat terjadi karena kurang kesungguhan dari aparat pemerintah

daerah dalam menyerap dan menganalisis kelebihan dan kelemahan yang

dimiliki oleh masyarakatnya.

45

Page 46: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Akibatnya program pemberdayaan masyarakat hanya sampai pada

sebatas lengkap dan rinci di atas kertas dan kegiatan seremonial dauh

jauh dari optimal.

Pertanian perkotaan memiliki kelebihan tertentu dibandingkan

dengan pertanian pedesaan. Kedekatan lokasi lahan pertanian pada

akses pasar merupakan keuntungan besar bagi para petani itu sendiri

yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi positif pada tingkat

pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan asli daerah. Wilayah yang

mudah dijangkau akan memperlancar proses dukungan dari pihak-pihak

yang memiliki kewenangan dan tanggungjawab khususnya aparat

pemerintahan di daerah dalam pemberdayaan masyarakat.

Penyelanggaran pemberdayaan masyarakat secara optimal

merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar apabila pemerintah daerah

menghendaki terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang

adil dan merata.

G. Alur pikir

Alur pikir yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini

sebagaimana disajikan dalam skema 1 di halaman berikut.

46

Page 47: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Gambar 1

Optimalisasi Pemberdayaan

Petani Belimbing Manis dan Jambu Merah

47

Kekuatan- Pengaruh

lingkungan untuk berinovasi

- Akses informasi lebih mudah

- Lebih dekat pada akses pasar

Kelemahan- Pengaruh kondisi

lingkungan untuk meninggalkan sektor pertanian

- Keterbatasan lahan- Keterbatasan

teknologi tepat guna

Penggerak- Dinas Pertanian- LSM Pendamping.

Landasan - UU Pemerintahan

Daerah- RPJP- RPJM- Standar Operasional- Petunjuk Pelaksanaan

Tindakan Optimal- Penyuluhan dan

pendampingan- Dukungan bibit- Bantuan

pemberantasan hama- Informasi, bantuan

dan dukungan pemasaran

- Dukungan teknologi tepat guna.

Meminimalkan pengalihan lahan menjadi bukan pertanian

Semakin tingginya minat budidaya

Akses pasar semakin luas

Terciptanya teknologi sederhana dan tepat guna

Semakin berkembangnya produk olahan

Output

Pemberdayaan

Kondisi Masyarakat

Page 48: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Output

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

studi kasus. Merujuk pada pandangan Irawan (2007: 4) makna penelitian

kualitatif tidak terbatas pada urasan data, objek kajian, atau bahkan

prosedur penelitian. Makna penelitian kualitatif sungguh tidak mudah

didefinisikan, tetapi bisa dipahami ciri-ciri khasnya. Salah satu ciri khasnya

yang sangat penting adalah makna “ kebenaran” menurut penelitian

kualitatif. Lebih lanjut makna kebenaran menurut penelitian kualitatif

adalah kebenaran “intersubjektif”, bukan kebenaran “objektif”.

Pengertian kebenaran intersubjektif adalah kebenaran yang

dibangun dari jalinan berbagai faktor yang bekerja bersama-sama, seperti

budaya dan sifat-sifat unik dari individu manusia. Sedangkan pendekatan

48

Page 49: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

studi kasus adalah penelitian yang mendalam terhadap satu unit tunggal,

yang lebih menekankan keunikan partisipan dan latar belakangnya

(Vredenbergt: 1983 :34).

Pendekatan kasus menurut Nisbet dan Watt (1994:4) adalah

“berusaha memberikan penjelasan yang jujur dan seksama tentang suatu

kasus tertentu sedemikian rupa, sehingga memungkinkan kita untuk

menembus apa yang tampak di permukaan dan juga untuk memeriksa

kebenaran tafsiran dengan meninjau sejumlah data objektif pilihan yang

sesuai”.

Pemilihan metode tersebut berdasarkan pada pendapat Robert K.

Yin (2006 : 1) yang menjelaskan bahwa secara umum, studi kasus

merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu

penelitian berkenaan dengan “Bagaimana” atau “Mengapa”, hal ini bila

peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-

peristiwa yang akan di selidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak

pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan

nyata.

Secara keseluruhan, desain studi kasus bisa dibenarkan dalam

kondisi-kondisi tertentu-(a) kasus tersebut mengetengahkan suatu uji

penting tentang teori yang ada, (b) merupakan suatu peristiwa yang

langka atau unik atau (c) berkaitan dengan tujuan penyingkapan (Robert

K. Yin, 2006 : 54).

49

Page 50: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Oleh karena itu, metode penelitian studi kasus tepat dipergunakan

dalam penelitian ini, karena fokus penelitian pada fenomema masa kini

yakni meneliti bagaimana peran Pemerintah Daerah Kota Depok

melaksanakan pemberdayaan para petani belimbing manis dan jambu biji

merah di wilayah tersebut, mengapa harus diberdayakan dan bagaimana

memberdayakannya.

B. Desain Penelitian

Menurut Robert K. Yin (2006 : 25) desain penelitian adalah “Logika

keterkaitan antara data yang harus dikumpulkan (dan kesimpulan-

kesimpulan yang akan dihasilkan) dan pertanyaan awal suatu penelitian.

Setiap penelitian empiris sekurang-kurangnya memiliki desain penelitian

yang implisit, jikalau tidak bisa eksplisit”.

Selanjutnya Robert K. Yin ( 2006 : 46) menjelaskan, ada empat

tipe desain penelitian dalam studi kasus, dengan menyatakan; “Untuk

strategi studi kasus keempat tipe desainnya adalah (1) Desain kasus

tunggal holistik, (2) Desain kasus tunggal terjalin, (3) Desain multi kasus

holistik (4) Desain multi kasus terjalin”.

Keempat tipe desain tersebut, di gambarkan dalam skema di

halaman berikut:

Desain-desain Desain-desainkasus tunggal multi kasus

Holistik

50

Tipe 1 Tipe 3

Tipe 2 Tipe 4

Page 51: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

(Unit Analisis Tunggal)

Terjalin

(Unit Multi Analisis)

Berdasarkan skema di atas, penulis memahami bahwa ada empat

tipe dalam desain studi kasus yaitu:

a. Tipe 1, menunjukkan satu kasus dengan satu unit analisis.

b. Tipe 2, menunjukkan satu kasus dengan lebih dari satu unit

analisis.

c. Tipe 3, menunjukkan lebih dari satu kasus dengan satu unit

analisis.

d. Tipe 4, menunjukkan lebih dari satu kasus dengan lebih dari satu

unit analisis.

Kasus-kasus tunggal merupakan desain umum bagi penyelenggara

studi kasus dan terdapat kasus-kasus yang menggunakan unit analisis

holistik, dan kasus-kasus yang menggunakan unit analisis terjalin.

Secara keseluruhan, desain studi kasus bisa dibenarkan dalam

kondisi-kondisi tertentu-(a) kasus tersebut mengetengahkan suatu uji

penting tentang teori yang ada, (b) merupakan suatu peristiwa yang

langka atau unik atau (c) berkaitan dengan tujuan penyingkapan (Robert

K. Yin, 2006 : 54).

Mengenai desain studi kasus terjalin menurut Robert K. Yin (2006 :

51) menjelaskan bahwa sebuah studi kasus mungkin mencakup lebih dari

51

Page 52: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

satu unit analisis. Hal ini terjadi bilamana di dalam kasus tunggal,

perhatian diberikan kepada satu atau beberapa sub unit analisis. Sebagai

contoh, meskipun sebuah studi kasus berkenaan dengan program publik

tunggal, analisisnya mencakup hasil proyek-proyek perorangan dalam

program tersebut. Desain semacam itu akan disebut desain studi kasus

terjalin.

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

tipe -2 yaitu desain kasus tunggal dengan unit analisis terjalin karena

sesuai dengan penelitian ini yang akan membahas mengenai peran

Pemerintah Daerah Kota Depok dalam pemberdayaan petani belimbing

manis dan jambu biji merah di wilayah tersebut.

C. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

pendekatan studi kasus. Riset deskriptif adalah riset yang bertujuan untuk

menggambarkan atau mendeskripsikan suatu karakter / karakteristik atau

fungsi dari sesuatu hal.

Menurut Neuman (1997:19) bahwa “descriptive research presents a

picture of the specific details of a situation, sosial setting, or relationship

(penelitian deskriptif memberikan gambaran tentang suatu situasi, struktur

sosial atau suatu hubungan). Secara deskriptif penelitian ini bertujuan

menggambarkan perilaku atau tindakan unsur-unsur Pemerintah Daerah

Kota Depok yang dalam fungsinya memiliki wewenang dan

52

Page 53: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

tanggungjawab dalam melakukan pemberdayaan para petani belimbing

manis dan jambu biji merah di wilayah tersebut.

Selain riset deskriptif, penelitian ini juga bersifat eksploratif dengan

penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang

permasalahan dan temuan yang menyebabkan program pemberdayaan

masyarakat belum bisa berjalan optimal. Lebih lanjut dapat memperoleh

gambaran tentang bagaimana Pemerintah Daerah Kota Depok dalam

mengkoordinasikan program pemberdayaan masyarakat petani belimbing

manis dan jambu biji merah serta apakah pelaksanaannya sudah berjalan

secara optimal.

D. Operasionalisasi Konsep

Untuk lebih memperjelas penggunaan suatu teori atau konsep,

maka penulis menjabarkan teori yang digunakan dalam mencari jawaban

dari tema permasalahan yang diangkat pada penelitian ini.

Peran atau peranan adalah keikutsertaan seseorang atau lembaga

yang memiliki posisi serta turut ambil bagian dari tugas utama yang

dilaksanakan. Lembaga yang memiliki posisi utama dan ambil bagian

dalam pemberdayaan masyarakat petani belimbing manis dan jambu biji

merah.

Pemerintah Daerah yang dimaksudkan adalah Pemerintah Daerah

yang terdiri dari Kepala Daerah, Sekretaris Daerah dan Dinas-dinas di

daerah. Jadi Pemerintah Daerah merupakan suatu sistem yang ada dalam

53

Page 54: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

wilayah daerah kabupaten dan Bupati sebagai Kepala Daerah adalah

unsur pimpinan penyelenggara pemerintah di daerah.

Pemerintah Kota Depok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

perangkat pemerintahan Kota Depok melalui Dinas Pertanian Kota Depok

dan para petugas kecamatan di wilayah ini yang memiliki kewenangan

dan tanggungnya terhadap pemberdayaan masyarakat petani serta

berbagai pihak yang dikoordinasi dan dikendalikan dalam rangka

mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat petani belimbing manis dan

jambu biji merah di wilayah ini.

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu sendiri,

dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan

potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.

Selanjutnya, upaya tersebut diikuti dengan memperkuat potensi atau daya

yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Dalam konteks ini diperlukan

langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan

suasana yang kondusif. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan

menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan

akses kepada berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat

masyarakat menjadi makin berdaya.

Dalam operasionalnya, pemberdayaan masyarakat petani

belimbing manis dan jambu biji merah adalah adalah upaya untuk

membangun daya yang telah mereka miliki, dengan mendorong,

memotivasi dan membangkitkan kesadaran para petani tersebut akan

54

Page 55: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkan apa yang

mereka sudah lakukan sehingga dapat memperkuat potensi atau daya

yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri dan kemudian diikuti dengan

langkah-langkah nyata berupa penyediaan sarana dan prasarana yang

dapat meningkatkan kinerja mereka serta membuka akses kepada

berbagai peluang pemasaran yang lebih baik dari apa yang telah mereka

miliki sebelumnya.

Optimalisasi peran pemerintah daerah dalam pemberdayaan

masyarakat, adalah perilaku atau tindakan para pejabat pemerintah

daerah sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya yang dilakukan

untuk memberdayakan masyarakat yang berada pada wilayah

tanggungjawabnya dengan cara-cara yang dapat mencapai sesuatu

dengan hasil paling baik atau keuntungan terbesar bagi masyarakat dan

daerahnya.

Dalam operasionalnya, optimalisasi peran pemerintah daerah Kota

dalam pemberdayaan masyarakat petani belimbing manis dan jambu biji

merah, adalah perilaku atau tindakan para pejabat pemerintah daerah

sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya yang dilakukan untuk

memberdayakan masyarakat yang berada pada wilayah

tanggungjawabnya dengan cara-cara yang dapat mencapai sesuatu

dengan hasil paling baik atau keuntungan terbesar bagi masyarakat petani

belimbing manis dan jambu biji merah.

55

Page 56: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Pelaksanaan pemberdayaan tersebut dapat dikatakan optimal atau

kurang optimal setelah dilakukan perbandingan kesesuaian antara

petunjuk pelaksanaan program tersebut dengan RPJP dan RPJM

pertanian kota Depok serta kesesuaian antara pelaksanaan program

tersebut dengan kebutuhan nyata dari para petani belimbing dan jambu

biji merah di wilayah tersebut.

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

merupakan sekumpulan unit-unit atau hal yang menjadi sumber

pengambilan sampel yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Penelitian populasi dilakukan untuk melihat semua keberadaan populasi

yang sesuai dengan tujuan penelitian sedangkan sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel karena

hasil dari penelitian ini bermaksud untuk menggeneralisasi hasil penelitian

sampel untuk memperoleh kesimpulan penelitian sebagai suatu yang

berlaku bagi populasi. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 108).

Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh warga masyarakat

petani belimbing manis dan jambu biji merah di wilayah Kota Depok.

Sampel terdiri dari orang yang diharapkan dapat memberikan keterangan

tentang objek yang diteliti, disebut Key Informan dan Informan.

Dalam menentukan Key Informan dan Informan penelitian ini,

penulis menggunakan metode purposive sampling. Pilihan tehnik

sampling tersebut berdasarkan kepada pendapat Jalaludin Rakhmat

56

Page 57: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

(2004 : 81) yang menjelaskan: “Sampling purposive, yaitu memilih orang-

orang tertentu karena dianggap- berdasarkan penelitian tertentu-mewakili

statistik tingkat signifikansi, dan prosedur pengujian hipotesis, tidak

berlaku bagi rancangan sampling nonprobabilitas”.

Key Informan dalam penelitian ini adalah pejabat Dinas Pertanian

Kota Depok karena dianggap mengetahui dan dapat banyak memiliki

informasi dan dapat menjelaskan secara lengkap mengenai masalah

pokok penelitian yaitu pelaksanaan pemberdayaan masyarakat petani

belimbing dan jambu biji merah di Kota Depok. Informan lainnya adalah

LSM Pendamping dan petani belimbing manis dan jambu biji merah yang

dianggap dapat memberikan penjelasan mengenai pelaksanan

pemberdayaan masyarakat di lapangan.

F. Tehnik Penelitian

Sedangkan teknik penelitian berkenaan dengan bagaimana data

diperoleh berdasarkan sumbernya dapat dijelaskan sebagai berikut;

1. Data primer diperoleh melalui teknik wawancara. Dari wawancara

dengan informan akan diperdalam dengan penelusuran informasi

dengan pihak Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Pertanian, Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan KB (Bapermas & KB), Lembaga

Swadaya Masyarakat pelaku pedampingan, serta unsur masyarakat

petani belimbing manis dan jambu biji merah. Alasannya pemilihan

informan ini adalah estimasi bahwa pihak-pihak tersebut akan

57

Page 58: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

memberikan gambaran tentang perkembangan pertanian perkotaan

setempat khususnya budidaya belimbing dan jambu biji merah serta

pelaksanaan dan hasil pencapaian pemberdayaan masyarakat

tersebut.

2. Data sekunder diperoleh melalui teknik pengumpulan studi dokumen

berupa RPJP dan RPJM Kota Depok dengan fokus pada

perencanaan pembangunan pertanian, industri kecil dan perdagangan,

data tanaman dan produksi belimbing manis dan jambu biji merah

serta dokumen dan bahan lain yang terkait dengan penelitian, Program

Pemberdayaan Masyarakat terfokus pada permasalahan yang diteliti.

Dalam mencari, menemukan serta mengumpulkan bahan dan data

yang diperlukan untuk penelitian, maka teknik pengumpulan data yang

dipergunakan adalah;

a. Observasi, pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan

dan mencatat gejala yang tampak pada objek penelitian yang

dilakukan secara langsung pada tempat kejadian. Pengamatan

dilakukan secara langsung dan sistemik terhadap gejala yang

terlihat selama proses penelitian, baik segi aktivitas dalam suatu

kegiatan maupun proses pengambilan keputusan terhadap suatu

hal.

b. Wawancara, berkaitan dengan data primer melalui kontak langsung

secara lisan atau tatap muka dengan key informan atau sumber

data yang berguna mengungkap data lain yang belum terungkap.

58

Page 59: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Guna melengkapi hasil kajian, peneliti juga menggunakan teknik

wawancara terstruktur yaitu wawancara yang disusun terlebih

dahulu guna memperoleh informasi yang diperlukan dalam

penelitian.

c. Studi dokumen, berkaitan dengan data sekunder berupa

pengumpulan data, dokumen, arsip yang berhubungan dengan

penelitian.

d. Kajian kepustakaan, yaitu dengan cara mengumpulkan dan

menganalisa literatur kepustakaan yang berhubungan dengan

perbandingan anggaran yang berasal dari berbagai sumber

informasi termasuk bahan cetak, artikel, tulisan ilmiah, jurnal yang

terkait dengan penelitian.

G. Tehnik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan

deskriptif analisis. Pilihan tehnik analisis tersebut berdasarkan pada

penjelasan Jalaluddin Rakhmat (2006 : 24) yang menyatakan bahwa.

“Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa.

Penellitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji

hipotesis atau membuat prediksi”. Lexi J. Moleong (2006 : 6),

menjelaskan bahwa deskriptif adalah : “data yang dikumpulkan berupa

kata-kata, gambaran dan bukan angka-angka. Selain itu dikumpulkan

berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

59

Page 60: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Mengenai metode kualitatif Bagdan dan Taylor dalam Lexi J.

Moleong (2006 : 4) mendefinisikannya sebagai; “prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskripif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan

pada latar belakang dan individu tersebut secara utuh (holistic). Jadi,

dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu/organisasi ke dalam

variabel/hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian suatu

keutuhan.

Pendekatan analisis yang dipergunakan adalah success

approximation, yaitu pendekatan analisis yang mengaitkan data dengan

teori untuk menjelaskan kesenjangan yang terjadi hingga merumuskan

suatu generalisasi mengacu pada proposisi teoritis dan bertalian yang

merefleksikan realitas sosial (Neuman:2003;451).

H. Keterbatasan Penelitian

Disadari bahwa kehendak untuk melakukan penelitian untuk tesis ini

dapat dilakukan sebaik mungkin terhambat oleh sejumlah keterbatasan

antara lain:

1. Keterbatasan waktu

Kondisi penulis yang karena berbagai alasan tidak dapat

mencurahkan waktu sepenuhnya bagi pelaksanaan penelitian ini.

2. Keterbatasan data

60

Page 61: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Data yang tersedia di kantor wali kota Depok tidak selalu up

to date sehingga sejumlah data diambil dari dokumen tahun 2009

dan sebagiannya dari tahun-tahun-tahun sebelumnya.

3. Keterbatasan Informasi

Key informan dalam penelitian ini memiliki tingkat kesibukan

yang tinggi sehingga kesempatan untuk memperoleh informasi

menjadi sangat terbatas. Di sisi lain, keterbatasan daya nalar

informan dari kalangan petani belimbing manis dan jambu biji merah

akan mempengaruhi akurasi informasi. Walaupun demikian, penulis

berusaha semampunya untuk mendapatkan hasil penelitian ini

seoptimal mungkin.

61

Page 62: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kota Depok dan Pemerintahannya

A.1. Sejarah Kota Depok

Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di

lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung

Kabupaten Bogor, kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai

dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang yang

kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia

(UI), serta meningkatnya perdagangan dan Jasa yang semakin pesat

sehingga diperlukan kecepatan pelayanan.

Pada tahun  1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif

Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang

peresmiannya pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri dalam Negeri

(H. Amir Machmud) yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17 (tujuh

belas) Desa.

62

Page 63: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Selama kurun waktu 17 tahun Kota Administratif Depok

berkembang pesat baik dibidang Pemerintahan, Pembangunan dan

Kemasyarakatan. Khususnya bidang Pemerintahan semua Desa

berganti menjadi Kelurahan dan adanya pemekaran Kelurahan ,

sehingga pada akhirnya Depok terdiri dari 3 (Kecamatan) dan 23 (dua

puluh tiga) Kelurahan yaitu:

a. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Kelurahan,

yaitu : Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan

Pancoran Mas, Kelurahjn Rangkapan Jaya, Kelurahan

Rangkapan Jaya Baru.

b. Kecamatan Beji terdiri dari (enam) Kelurahan, yaitu : 

Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurah Pondok Cina,

Kelurahan Kemirimuka, Kelurahan Kukusan, Kelurahan Tanah

Baru.

c. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 11 (sebelas) Kelurahan,

yaitu : Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan Suka Maju,. Kelurahan

Mekarjaya, Kelurahan Abadi Jaya, Kelurahan Baktijaya,

Kelurahan Cisalak, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya,

Kelurahan Kali Jaya, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Jati

Mulya, Kelurahan Tirta Jaya.

Dari tahun 1982 – 1999, penyelenggaraan pemerintah Kota

Administratif Depok mengalami pergantian Kepemimpinan

(Walikotif) sebagai berikut :

63

Page 64: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

1) Drs. Moch Rukasah Suradimadja (Alm),  1982 – 1984

2) Drs. H.M.I Tamdjid, 1984 – 1988

3) Drs. Abdul Wachyan, 1988 – 1991

4) Drs. Moch. Masduki, 1991 – 1992

5) Drs. H.Sofyan Safari Hamim, 1992 – 1996

6) Drs. H. Yuyun WS, 1996 – 1997

7) H. Badrul Kamal, 1997 – 1999

Dengan semakin pesatnya perkembangan dan tuntutan aspirasi

masyarakat semakin mendesak agar Kota Administratif Depok

ditingkatkan menjadi Kotamadya dengan harapan pelayanan menjadi

maksimum. Disisi lain Pemerintah Kabupaten Bogor bersama – sama

Pemerintah Propinsi Jawa Barat memperhatikan perkembangan

tesebut, dan mengusulkannya kepada Pemerintah Pusat dan Dewan

Perwakilan Rakyat.

Berdasarkan Undang – undang No. 15 tahun 1999, tentang

pembentukan Kotamadya Daerah Tk. II Depok yang ditetapkan pada

tanggal 20 April 1999, dan diresmikan tanggal 27 April 1999

berbarengan dengan Pelantikan Pejabat Walikotamadya Kepala

Daerah Tk. II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal

yang pada waktu itu menjabat sebagai Walikota Kota Administratif

Depok.

Momentum peresmian Kotamadya Daerah Tk. II Depok dan

pelantikan pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tk. II Depok dapat

64

Page 65: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

dijadikan suatu landasan yang bersejarah dan tepat untuk dijadikan

hari jadi Kota Depok.

Berdasarkan Undang – undang nomor 15 tahun 1999 Wilayah

Kota Depok meliputi wilayah Administratif  Kota Depok, terdiri dari 3

(tiga) Kecamatan sebagaimana tersebut diatas ditambah dengan

sebagian wilayah Kabupaten  Daerah Tingkat II Bogor, yaitu :

1) Kecamatan Cimanggis, yang terdiri dari 1 (satu) Kelurahan

dan 12 (dua belas) Desa , yaitu : Kelurahan Cilangkap,

Desa Pasir Gunung Selatan, Desa Tugu, Desa Mekarsari,

Desa Cisalak Pasar, Desa Curug, Desa Hajarmukti, Desa

Sukatani, Desa Sukamaju Baru, Desa Cijajar, Desa

Cimpaeun, Desa Leuwinanggung.

2) Kecamatan Sawangan, yang terdiri dari 14 (empat belas)

Desa, yaitu : Desa Sawangan, Desa Sawangan Baru,

Desa Cinangka, Desa Kedaung, Desa Serua, Desa

Pondok Petir, Desa Curug, Desa Bojong Sari, Desa Bojong

Sari Baru, Desa Duren Seribu, Desa Duren Mekar, Desa

Pengasinan Desa Bedahan, Desa Pasir Putih.

3) Kecamatan Limo yang terdiri dari 8 (delapan) Desa, yaitu :

Desa Limo, Desa Meruyung, Desa Cinere, Desa Gandul,

Desa Pangkalan Jati, Desa Pangkalan Jati Baru, Desa

Krukut, Desa Grogol, dan

65

Page 66: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

4) ditambah 5 (lima) Desa dari Kecamatan Bojong Gede,

yaitu : Desa Cipayung, Desa Cipayung Jaya, Desa Ratu

Jaya, Desa Pondok Terong, Desa Pondok Jaya.

Kota Depok selain merupakan Pusat Pemerintahan yang

berbatasan langsung dengan Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota

Jakarta juga merupakan wilayah penyangga Ibu Kota Negara yang

diarahkan untuk kota pemukiman, Kota Pendidikan, Pusat pelayanan

perdagangan dan jasa, Kota pariwisata dan sebagai kota resapan air.

A.2. Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Kota Depok pada tahun 2008 mencapai

1.503.677 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 780.092 jiwa dan perempuan

723.585 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Kota Depok tahun 2008

sebesar 3,43 persen, sedangkan rasio jenis kelamin di Kota Depok

adalah 102. Tabel 1 menunjukkan jumlah penduduk, luas wilayah,

kepadatan penduduk, dan jumlah kelurahan menurut kecamatan di

Kota Depok, dimana Kecamatan Cimanggis memiliki jumlah penduduk

paling banyak, yaitu 412.388 jiwa, sedangkan kecamatan dengan

penduduk terkecil adalah Kecamatan Beji yaitu 143.190 jiwa

sebagaimana disajikan pada halaman berikut.

66

Page 67: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Tabel 1

Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk dan Jumlah

Kelurahan Menurut Kecamatan di Kota Depok

Kecamatan ∑ Penduduk

(jiwa)

LuasWilayah(km2 )

KepadatanPenduduk(jiwa/km2)

JumlahKelurahan

Sawangan 169.727 45,69 3.714,75 14

Pancoran Mas 275.103 29,83 9.222,36 11

Sukmajaya 350.331 34,13 10.264,61 11

Cimanggis 412.388 53,54 7.702,43 13

Beji 143.190 14,30 10.013,29 6

Limo 152.938 22,80 6.707,81 8

Kota Depok 1.503.677 200,29 7.507,50 63

Sumber : Kota Depok Dalam Angka 2008

Untuk data jumlah dan kepadatan penduduk menurut

kecamatan di Kota Depok dimana Kecamatan Sukmajaya

merupakan kecamatan terpadat dengan tingkat kepadatan 10.264,61

jiwa/km2, sedangkan kepadatan terendah ada di Kecamatan

67

Page 68: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Sawangan dengan tingkat kepadatan sebesar 3.714,75 jiwa/km2

dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2

Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Menurut Kecamatan di Kota Depok

Keterangan Tahun

Sawangan Pancoran Mas

Kecamatan

Sukmajaya Beji Limo Total Kota

Depok

Jumlah 2004 157.525 262.785 302.311 376.103 129.192 141.545 1.369.461

Penduduk 2005 159.543 247.622 307.753 379.487 136.899 143.218 1.374.522

(jiwa) 2006 166.276 254.797 314.147 392.512 143.592 149.156 1.420.480

2007 166.076 269.144 342.447 403.037 139.888 149.410 1.470.002

2008 169.727 275.103 350.331 412.388 143.190 152.938 1.503.677

Kepadatan 2004 3.447,7 8.809,4 8.857,6 7.024,7 9.034,4 6.208,1 6.837,4

Penduduk 2005 3.491,9 8.301,1 9.017,1 7.087,9 9.573,4 6.281,5 6.862,7

(jiwa/km2) 2006 3.639,2 8.541,6 9.204,4 7.331,2 10.041,4 6.541,9 7.092,1

2007 3.634,8 9.022,6 10.033,6 7.527,8 9.782,4 6.553,1 7.339,4

2008 3.714,8 9.222,4 10.264,6 7.702,4 10.013,3 6.707,8 7.507,5

Sumber : Kota Depok Dalam Angka 2008

A.3. Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Kota Depok

68

Page 69: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Selain pimpinan wilayah yaitu Walikota, Camat, Lurah, RW dan

RT Organisasi Pemerintah Daerah Kota Depok terdiri dari Walikota,

Sekretariat Daerah, Dinas-dinas, Sekretaritat DPRD dan Satpol PP.

a. Dinas-dinas

1) Dinas Pendidikan, berkantor di Graha Depok Mas Blok A1-

4 Jl. Arief Rahman Hakim No.3 Beji Kota Depok.

2) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil berkantor di Jl.

Margonda Raya No. 54 Depok.

3) Dinas Kesehatan berkantor di Jl.Margonda Raya Ruko

Depok Mas.

4) Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata Seni dan Budaya

berkantor di Jl. Kartini Raya, Depok.

5) Dinas Kebersihan dan Pertamanan berkantor di Jl. Tole

Iskandar No.11, Sukmajaya Depok.

6) Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air berkantor di Jl.

Margonda Raya No. 54 Depok.

7) Dinas Tenaga Kerja dan Sosial berkantor di Jl. Margonda

Raya No. 54 Depok.

8) Dinas Tata Ruang dan Permukiman berkantor di Jl.

Margonda Raya No.54 Depok.

69

Page 70: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

9) Dinas Pemadam Kebakaran berkantor di Jl. Boulevard Kota

Kembang, Depok.

10) Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar berkantor di Jl. Kartini

Raya No. 25 Depok.

11) Dinas Pendapatan  Pengelola Keuangan dan Aset

berkantor di Jl. Margonda Raya No. 54 Depok.

12) Dinas Perindustrian dan Perdagangan berkantor di Jl.

Margonda Raya No. 144 Depok.

13) Dinas Pertanian dan Perikanan berkantor di Jl. Margonda

Raya No. 144 Depok.

14) Dinas Perhubungan berkantor di Jl. Pemuda Depok.

15) Dinas Komunikasi dan Informatika berkantor di Jl.

Margonda Raya No. 54 Depok.

b. OPD Lembaga Teknis

1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah berkantor di Jl.

Margonda Raya No. 54 Depok.

2) Badan Kepegawaian Daerah berkantor di Jl. Margonda Raya

No. 54 Depok.

3) Inspektorat  berkantor di Jl. Margonda Raya No. 54 Depok.

70

Page 71: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

4) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

berkantor di Ruko Graha Depok Mas Blok B   No.5 Jl. Arif

Rahman Hakim No.3 Kota Depok.

5) Badan Lingkungan Hidup berkantor di Jl. Tole Iskandar

Komplek Ruko Sukmajaya No.17 Kota Depok.

6) Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Ketahanan Pangan

berkantor di Graha Depok Mas Blok A1-4 Jl. Arief Rahman

Hakim Kota Depok.

7) Kantor Arsip dan Perpustakaan berkantor di Jl. Margonda

Raya No. 54 Depok.

8) Kantor Kesbangpol dan Linmas berkantor di Jl. Pemuda

No. 78 B, Pancoran Mas, Kota Depok.

9) RSUD Depok berkantor di Jl. Raya Muchtar No.99

Kelurahan Sawangan Kecamatan Sawangan Depok.

B. Dinas Pertanian & Perikanan dan Kondisi Pertanian Kota Depok

B. 1. Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok.

1. Visi dan Misi

Dinas Pertanian dan Perikanan Pemkot Depok memiliki visi

“Terwujudnya Pertanian Perkotaan yang Maju Berbasisi Potensi

Lokal yang Mensejahterakan Petani dan Masyarakat ” dengan misi

Meningkatkan Pelayanan Pertanian; Mengembangkan Agribisnis

71

Page 72: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Perkotaan Berbasis Teknologi; dan Meningkatkan Ketahanan

Pangan Berbasis Potensi Lokal dan Jaminan Keamanan Pangan.

2. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Perda Kota Depok No. 08 tahun 2008 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah

Pemerintah Kota Depok Dinas Pertanian dan Perikanan bertugas

melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang pertanian dan

perikanan serta memiliki fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian dan

perikanan ;

b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di

bidang pertanian dan perikanan ;

c. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas di bidang

Pertanian dan perikanan;

d. Pengelolaan urusan ketatausahaan.

3. Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Perikanan Kota

Depok berdasarkan Perda Kota Depok No. 08 tahun 2008 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah

Pemerintah Kota Depok terdiri dari Kepala Dinas, yang

membawahi:

72

Page 73: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

a. Sekretaris Dinas, terdiri dari 2 (dua) sub bagian:

1) Sub Bagian Umum, Perencanaan, Evaluasi dan

Pelaporan ;

2) Sub Bagian Keuangan.

b. Bidang Tanaman Pangan,  dan Hortikultura , terdiri dari 2

(dua) seksi:

1) Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura ;

2) Seksi Bina Usaha dan Penyuluhan Tanaman Pangan.

c. Bidang Perikanan, terdiri dari 2 (dua) seksi:

1) Seksi  Produksi Perikanan;

2) Seksi Bina Usaha dan Penyuluhan Perikanan.

d. Bidang Peternakan, terdiri dari 2 (dua) seksi:

1) Seksi Bina Usaha, Produksi dan Penyuluhan

Peternakan;

2) Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Veteriner.

e. Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumah Pemotongan Hewan

(UPTD RPH);

f. Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian

Lapangan (PPL).

4. Strategi dan Kebijakan

73

Page 74: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Strategi dan Kebijakan Dinas Pertanian dan Peternakan Kota

Depok adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan ketersediaan sarana dan infrastruktur di

bidang pertanian, peternakan dan perikanan;

b. Meningkatkan ketrampilan sumber daya manusia (medis dan

paramedis) melalui diklat dan pelatihan sehingga mampu

menjadi profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan

hewan;

c. Menambah jumlah sumber daya manusia (medis dan

paramedis) sehingga mampu menangani cek kesehatan

hewan yang semakin meningkat;

d. Menambah sarana mobilitas sehingga dapat menjangkau

wilayah yang lebih luas dengan lebih mudah dan cepat;’

e. Meningkatkan kualitas kelembagaan melalui kajian

pembentukan UPTD Puskeswan dan Tata Laksana

f. Meningkatkan tata kelola di RPH Tapos

g. Meningkatkan sarana dan prasarana di RPH

h. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

i. Mengoptimalkan lahan pertanian

j. Meningkatkan penguatan kelembagaan kelompok tani

74

Page 75: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

k. Meningkatkan pelatihan budidaya kepada  petani peternak

dan pembudidaya

l. Meningkatkan sertifikasi dan registrasi kebun komoditas

unggulan

m. Meningkatkan pelatihan landscape tanaman hias

n. Melakukan fasilitasi dan promosi produk perikanan dan

hortikultura serta mengoptimalkan fungsi packing house

o. Meningkatkan pelatihan pasca panen dan pengolahan hasil

pertanian, peternakan dan perikanan

p. Meningkatkan gerakan konsumsi telur, susu dan ikan

q. Meningkatnya produktivitas bahan pangan

r. Meningkatkan diversifikasi komoditi pertanian (hortikultura)

s. Meningkatkan pertanian terpadu integrasi tanaman dan

ternak

t. meningkatkan pemberdayaan petani marginal.

Adapun struktur organisasi Dinas Pertanian dan Perikanan

Kota Depok sebagaimana pada Gambar 2 di halaman berikut.

75

Page 76: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Gambar 2

Struktur Organisasi

Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok

u.

76

Page 77: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

B.2. Perkembangan Sektor Pertanian Kota Depok

Sektor pertanian dalam arti luas mencakup sub-sektor tanaman

pangan, sub-sektor peternakan dan sub-sektor perikanan. Sektor

pertanian menyerap 1.44% tenaga kerja, serta memberikan kontribusi

77

Page 78: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

PDRB sebesar 3.00% terhadap nilai total PDRB Kota Depok, dengan

laju pertumbuhan 4.70%. Angka-angka ini relatif kecil, karena sektor

pertanian masih menghadapi berbagai permasalahan yang perlu

ditangani, yaitu produktivitas, efisiensi usaha, konservasi lahan

pertanian, keterbatasan sarana dan prasarana, serta terbatasnya kredit

dan infrastruktur pertanian.

Komoditas pertanian yang diusahakan di lahan sawah

berupa tanaman padi, palawija (kedele dan kacang tanah), dan

sayur-sayuran (pitsai/sawi, bawang merah dan tomat). Sedangkan

komoditas pertanian tanaman pangan yang umumnya diusahakan di

lahan kering adalah jagung, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.

Luas lahan sawah menurut data BPS sekitar 972,10 Ha,

sedangkan luas panen dan produksi dari berbagai jenis tanaman

pangan adalah sebagai berikut : padi 901 ha dan 4.865,40 ton, ubi

kayu 336 ha dan 26.181,12 ton, ubi jalar 274 ha dan 45,90 ton,

jagung 441 ha dan 1.297,22 ton, kacang tanah 252 ha dan 304,46

ton. Adapun luas panen kacang panjang 365 ha, cabe 72 ha, terong

267 ha, mentimun 223 ha, kangkung 343 ha, dan bayam 303 ha.

Pembangunan pertanian di Kota Depok dilaksanakan melalui

konsep Pertanian Perkotaan, artinya pembangunan pertanian yang

didasarkan atas pemanfaatan lahan sempit, rata-rata kurang dari 2

Ha untuk setiap rumah tangga petani.

78

Page 79: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Beberapa komoditas perkebunan di Kota Depok tidak

diusahakan lagi karena adanya peralihan fungsi lahan seperti

kelapa, kelapa hybrida, kopi dan melinjo, sementara beberapa

komoditas lainnya masih dipertahankan meskipun mengalami

penurunan produksi, yaitu jahe (luas 4,93 ha, produksi 5,979 ton),

dan kencur (luas panen 7,625 ha, produksi 7,625 ton) (BPS, 2006).

Komoditas perkebunan rakyat yang paling berpotensi dan

sangat berkembang di Kota Depok adalah belimbing. Produksi buah

belimbing mengalami perkembangan yang sangat pesat, meningkat

sebesar 236% lebih dengan produksi mencapai 3.162 ton. Tingginya

produksi ini disebabkan oleh populasi tanaman yang terus bertambah

dan produktivitas yang meningkat akibat introduksi ilmu pengetahuan

dan teknologi budidaya. Minat berusaha tani belimbing mulai

meningkat dipicu oleh daya serap pasar yang kuat, harga yang relatif

stabil dan marjin laba yang cukup memadai. Kecocokan agroklimat

dan tersedianya varietas unggul menjadikan belimbing Depok memiliki

keunggulan komparatif sekaligus kompetitif dibandingkan belimbing

dari daerah lain.

Pengusahaan ternak sebagian besar berupa usaha skala kecil.

Populasi ternak besar (khususnya sapi) yang cukup tinggi di Kota

Depok disebabkan adanya ternak yang masuk dari luar kota ke dalam

lokasi transit di Kota Depok sebelum dikirim ke Rumah Potong Hewan

(RPH). Jumlah populasi berbagai jenis ternak besar adalah: sapi

79

Page 80: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

perah 967 ekor, sapi potong 2.020 ekor, kerbau 428 ekor, dan kuda

197 ekor. Sedangkan populasi ternak kecil dan unggas adalah :

kambing 8.638 ekor, domba 3.713 ekor, anjing 2.785 ekor, ayam

835.671 ekor, dan itik 27.980 ekor.

Kota Depok tidak memiliki kawasan hutan, kecuali hutan

kota. Luas wilayah hutan kota sekitar 26.04 ha atau 0,13% dari total

wilayah Kota Depok.

Potensi perikanan terbatas pada perikanan darat. Luas areal

tiap jenis kolam adalah sebagai berikut: kolam pembenihan 15,91 ha,

kolam air tenang 219,46 ha dan jaring apung (japung) sejumlah 828

buah. Produksi ikan pada tahun 2006 adalah: kolam pembenihan

11.920 ekor senilai Rp. 1.782.614.000,-, kolam air tenang 1.327,59

ton senilai Rp. 13.778.470.000,- dan japung 30,48 ton senilai Rp.

237.830.000,-.

Selain ikan konsumsi, dikembangkan juga ikan hias. Dalam

kurun waktu lima tahun terakhir terjadi peningkatan produksi ikan hias

sebesar 133,8%. Peningkatan ini disebabkan oleh berkembangnya

rumah tangga perikanan dan produktivitas yang semakin meningkat

(138,5%). Pasar ekspor ikan hias yang terbuka menjadikan usaha tani

ikan hias berkembang dan diminati masyarakat.

C. Budidaya Belimbing di Kota Depok

C.1. Gambaran Umum

80

Page 81: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Budidaya belimbing di Kota Depok telah dilakukan sejak tahun

1970 hingga sekarang. Keragaan kebun belimbing di Kota Depok

tersebar di enam kecamatan. Selain ditanam di lahan tersendiri,

tanaman belimbing juga ditanam di sekitar halaman rumah. Usahatani

belimbing yang dilakukan masyarakat pada awalnya dilakukan secara

tradisional dengan pemeliharaan seadanya.

Semakin berkembangnya potensi belimbing, usahatani

belimbing memberikan keuntungan yang cukup besar serta adanya

perhatian pemerintah kota untuk mempertahankan ikon Depok

sebagai daerah penghasil buah-buahan mendorong para petani untuk

megusahakan belimbing lebih intensif.

Berdasarkan hasil penelitian, status kepemilikan lahan tanaman

belimbing sebagian besar pemilik dan penggarap (60 persen),

penggarap (30 persen) dan kontrak atau sewa (10 persen). Biaya

kontrak atau sewa lahan berkisar antara Rp 4.000.000,00 sampai Rp

10.000.000,00 per tahun tergantung umur pohon, semakin tua umur

pohon maka biaya kontra/sewa semakin mahal. Sedangkan luas

lahan yang dimiliki petani sebagian besar kurang dari 0,5 hektar (80

persen), 0,6 – 1 hektar (16,67 persen) dan lebih besar dari 1,1 hektar

(8,33 persen). Keberadaan lahan untuk tanaman belimbing biasanya

tidak jauh dari pemukiman penduduk ataupun terdapat pula di

pekarangan rumah.

81

Page 82: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Pola tanam belimbing yang dilakukan petani di tempat penelitian

yaitu monokultur (hanya menanam belimbing saja) sebanyak 63,33

persen dan menanam belimbing dan jambu biji sebanyak 31,67

persen. Apabila umur tanaman belimbing kurang dari 2 tahun akan

lebih baik dilakukan tumpang sari dengan polong-polongan untuk

menyuburkan tanam. Tumpang sari cukup baik dilakukan di lahan

tanaman belimbing karena akan dapat memperbaiki sanitasi dan

menambah penghasilan petani.

Penyediaan bibit belimbing oleh petani dilakukan secara

swadaya, bibit di beli sendiri dengan harga Rp 5.000,00 – Rp

10.000,00 per bibit dengan ketinggian 0,5 – 1 meter, ketinggian ini

sudah memenuhi SOP yang diterbitkan oleh Dinas Pertanian Kota

Depok. Bantuan bibit dari pemerintah jumlahnya tidak mencukupi

dengan kebutuhan petani. Berdasarkan SOP, pemilihan bibit harus

memenuhi kriteria :

a. Bibit berumur enam bulan atau lebih.

b. Tinggi bibit 60 – 100 cm.

c. Tinggi mata tempel 10 – 20 cm di atas leher akar.

d. Diameter batang 1 – 1,5 cm.

e. Bentuk batang tegak bercabang tiga.

Varietas belimbing yang ditanam oleh petani beragam, tetapi

sebagian besar petani menanam varietas Dewa (71,7 persen),

varietas Dewi (16,67 persen) dan varietas lain (Philipina, Sembiring,

82

Page 83: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Semarang) sebanyak 11,67 persen. Alasan petani lebih banyak

menanam varietas Dewa karena seratnya yang halus, penampilannya

lebih menarik, buah besar dan beratnya dapat mencapai 250 gram per

buah.

Rata-rata umur pohon belimbing yang terdapat di lokasi

penelitian berumur 5 – 10 tahun (55 persen), 1 – 5 tahun (23,33

persen), 11 – 15 tahun (15 persen), dan 16 – 20 tahun (6,67 persen).

Tanaman belimbing mulai dapat menghasilkan buah pada umur 2

tahun, tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak berkisar 15 kg (75 – 100

buah per pohon). Semakin tua umur tanaman, maka semakin banyak

jumlah buah yang dihasilkan perpohonnya. Umur produktif tanaman

belimbing yaitu pada 5 – 25 tahun. Tanaman belimbing yang berumur

5 tahun dapat menghasilkan 50 kg belimbing (250 buah per pohon),

sedangkan tanaman belimbing di atas 7 tahun dapat mencapai 120 kg

belimbing (500 – 600 buah per pohon).

Sebagian besar penyediaan pupuk, obat-obatan, mesin dan alat

pertanian merupakan swadaya petani sendiri. Penggunaan input

usahatani untuk 50 pohon (umur 5 – 10 tahun) per 0,5 hektar dalam

satu kali musim panen dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4

Penggunaan Input Usahatani

(1 x musim panen per 0,5 hektar)

83

Page 84: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

No. Uraian Satuan mlah FisikHarga per

Satuan (Rp.)Kebutuhan/1x musim panen

a . Pupuk kandang Kg 20 5.000 20 kg

b . Pupuk NPK Kg 50 100.000 25 kg

c .

Obat-obatan

· Curacron Ml 500 97.000 1000 ml

· Decis Ml 500 87.000 1000 ml

· Gandasil A Kg 0,5 25.000 1 kg

· Gandasil B Kg 0,5 25.000 1 kg

· Dusban Ml 500 36.000 1000 ml

d. Pembungkus Buah Buah 150 12.500 buah

Penggunaan input usahatani yang paling memberatkan petani

adalah obatobatan. Curacron untuk ukuran 500 mililiter dengan harga

Rp 97.000,00, Decis ukuran 500 mililiter dengan harga Rp 87.000,00,

Gandasil B dan A ukuran 0,5 kilogram dengan harga Rp 25.000,00.

Petani memperoleh obat-obatan dengan membeli sendiri ke toko

pertanian. Sedangkan dalam pengadaan pupuk terdapat pula petani

yang memperoleh pupuk dari Gapoktan yang menjual pupuk

bersubsidi, beberapa petani tidak menggunakan pupuk bersubsidi

karena jarak lahan dan Gapoktan tersebut sangat jauh dan harga

yang ditawarkan hampir sama.

Penggunaan input tenaga kerja yang sangat memberatkan

petani yaitu pada saat kegiatan pembungkusan, tenaga kerja yang

digunakan pada saat pembungkusan sebagian besar adalah

84

Page 85: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

tenaga kerja luar keluarga. Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui

bahwa kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan pembungkusan

sebanyak tujuh orang dengan waktu penyelesaian enam hari. Upah

yang harus diberikan antara Rp 35.000,00 – Rp 45.000,00 per

orang, terdapat pula sistem pemberian upah Rp. 125,00 tiap satu

kali bungkus.

Tabel 5

Penggunaan Tenaga Kerja Per 0,5 Hektar

No. Kegiatan Waktu Penyelesaian

(Hari)

Kebutuhan Tenaga

Kerja (orang)

Upah

(Rp./HOK)

1 . Penanaman 7 3

35.000 – 45.000

2 . Pengolahan Lahan 7 2

3 . Pemupukan 2 2

4 . Pemangkasan 2 2

6. Penyemprotan 10 3

7 . Pembungkusan 7 6

8 . Panen 2 2

Keterangan : 1 HOK = 8 Jam

Sebagian besar mesin dan alat pertanian yang digunakan

petani belimbing yaitu cangkul, gergaji, pisau stek, mesin sedot air

dan power sprayer. Penyediaan mesin dan alat petanian tersebut

ada yang diperoleh melalui bantuan pemerintah dan sebagian

besar dibeli sendiri oleh petani.

85

Page 86: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

C.2. Budidaya Belimbing Depok

1. Penanaman

Sebagian besar penanaman belimbing dilakukan oleh

petani pada saat ketinggian bibit lebih besar dari satu meter

dengan kedalaman tanam 50 meter dan lebar satu meter. Jarak

tanam belimbing yang dilakukan oleh petani yaitu 6 x 5 meter

sebanyak 31 petani ( 51,67 persen), 6 x 6 meter sebanyak 14

(23,33 persen), 6 x 7 meter sebanyak empat petani (6,67 persen),

7 x 7 meter sebanyak 11 petani (18,33 persen).

Jarak tanam yang dilakukan oleh petani tidak sesuai

dengan SOP. Berdasarkan SOP yang diterbitkan oleh Dinas

Pertanian Kota Depok jarak tanam yang sesuai yaitu 7 x 7 meter.

Alasan petani tidak menerapkan SOP yaitu karena tanaman

belimbing sudah tertanam sejak lama sebelum diterbitkannya

SOP dan apabila menerapkan SOP petani merasa banyak lahan

kosong, padahal semakin jauh jarak tanam belimbing akan

menyebabkan cabang-cabang semakin menyamping dan

menghasilkan buah yang lebih banyak.

86

Page 87: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Penggunaan pupuk pada saat penanaman yaitu 50 persen

pupuk kandang kambing dan 50 persen NPK. Pupuk kambing

lebih banyak digunakan oleh petani karena sifat pupuk kandang

kambing tidak terlalu lembab. Pada saat penanaman penggunaan

input tenaga kerja lebih banyak digunakan tenaga kerja dalam

keluarga.

2. Pemeliharaan/Pemangkasan

Kegiatan pemeliharaan dilakukan pada saat ranting-ranting

kecil keluar. Kegiatan pemangkasan tidak boleh dilakukan terlalu

terang karena akan mengganggu pertumbuhan pohon. Kegiatan

pemeliharaan lebih banyak digunakan tenaga kerja dalam

keluarga. Kegiatan ini dilakukan setelah panen buah terakhir.

Pada kegiatan pemangkasan dilakukan identifikasi letak atau

bagian yang akan dipangkas yaitu cabang atau ranting yang tidak

produktif, cabang atau ranting yang rusak terkene OPT dan

cabang atau ranting yang mati.

3. Pemupukan

Penggunaan pupuk kandang dan NPK jarang dilakukan,

penggunaan pupuk kandang domba dilakukan 3 – 6 bulan sekali

dengan dosis 50 kilogram perpohon. Sedangkan penyemprotan

obat-obatan dilakukan satu minggu dua kali dengan sistem

oplosan. Curacron, Decis dan Dusban digunakan sebagai

87

Page 88: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

pestisida, sedangkan Gandasil B sebagai perangsang bunga dan

Gandasil A perangsang buah. Pada musim hujan frekuensi

penggunaan input obat-obatan dua kali lebih banyak

dibandingkan musim kemarau, hal tersebut disebabkan obat-

obatan yang telah disemprotkan hilang tersiram air hujan.

Berdasarkan SOP dosis pemupukan buah dapat dlihat

pada Tabel 6 berikut ini

Tabel 6

Dosis Pemupukan Buah Berdasarkan SOP

Waktu Pemupukan

Jenis dan Dosis Pupuk

Pupuk Kandang

(Kg)

NPK 15 : 15 : 15

(Kg)

3 – 12 bulan setelah tanam 20 -30 0,2 – 0,3 per empat bulan

1 – 3 tahun setelah tanam 20 - 30 0,4 – 0,6

3 – 4 minggu sekali pada tanaman produktif

Pupuk daun Sesuai dosis anjuran

Kegiatan pemupukan dan penyemprotan lebih banyak

digunakan tenaga kerja dalam keluarga dengan menggunakan

mesin steam. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang sering

menyerang pohon belimbing yaitu :

a. Lalat buah. Untuk menghindari serangan lalat buah

dilakukan pembungkusan 3 – 4 minggu setelah buah

terbentuk dan buah yang terserang lalat buah

dibenamkan dalam tanah. Dalam pengendaliaan lalat

88

Page 89: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

buah digunakan Petrogenol dengan dosis 50 mililiter

untuk 50 pohon belimbing.

b. Jamur upas. Menyerang batang seperti lapisan gabus

tebal.

c. Ulat penggerek buah

d. Embun jelaga dan kutu.

4. Pembungkusan

Jarak pohon belimbing mulai berbunga sampai

pembungkusan yaitu 1,5 bulan. Pembungkusan akan dilakukan

lebih cepat apabila musim hujan. Pembungkusan dilakukan pada

saat ukuran buah sebesar jempol kaki. Pembungkusan buah

dilakukan untuk mencegah kerontokkan buah akibat gangguan

hama dan bertujuan menghasilkan buah yang besar, bersih dan

menarik. Ciri-ciri buah belimbing siap dibungkus yaitu batang

terlihat coklat dan warna buah hijau tua.

Sebelum dilakukan pembungkusan, terlebih dahulu

dilakukan penjarangan buah pada saat ukuran buah 2 – 3 cm

atau 15 – 20 hari sejak bunga mekar. Buah yang dibuang yaitu

yang memiliki ciri-ciri bentuk dan ukurannya tidak normal, buah

terserang OPT, terdapat diujung ranting atau cabang, daam

satu domplotan terdapat ebih dari dua buah.

89

Page 90: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Bahan yang digunakan untuk pembungkusan buah

belimbing yaitu kertas karbon dan plastik mulsa, masing-masing

bahan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Kertas

karbon memiliki kelebihan yaitu bahan ringan, sinar matahari

tidak langsung masuk ke buah, buah tumbuh dengan baik dan

warnanya kuning mengkilap. Sedangkan kelemahannya kertas

karbon sulit diperoleh dan harganya lebih mahal.

Plastik mulsa memiliki kelebihan yaitu harga lebih murah,

tidak mudah rusak apabila terkena air hujan dan dapat

digunakan beberapa kali pemakaian. Sedangkan kelemahannya

bahan terlalu lembab dan buah yang dihasilkan lebih kecil dan

berwarna pucat, waktu pembungkusan buah lebih lama. Waktu

pembungkusan sampai dengan panen apabila menggunakan

kertas karbon yaitu 45 hari sedangkan plastik mulsa 50 hari.

5. Panen

Kegiatan pemanenan dilakukan pada saat umur buah 50

hari. Sebanyak 93,33 persen petani menyatakan musim panen

dilakukan tiga kali dalam setahun. Tingkat kegagalan karena

kerontokkan buah yang telah dibungkus dan siap untuk dipanen

adalah 20 persen, hal ini disebabkan karena buah yang sudah

dibungkus mudah rontok. Berdasarkan hasil wawancara, rata-

rata hasil panen belimbing petani yaitu 1 - 2 ton (73,33 persen),

90

Page 91: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

3,1 – 4 ton per panen (3,33 persen) dan lebih kecil dari satu ton

(13,33 persen).

Rata-rata hasil panen petani belum sesuai dengan target

mutu yang diharapkan. Rata-rata hasil panen petani tiap pohon

per musim panen yaitu :

a. Umur 2–4 tahun : 225 - 300 buah/pohon/tahun (45 kg)

b. Umur 5–9 tahun : 450 – 900 buah/pohon/tahun (150 kg)

c. Umur > 15 tahun : 1950 buah/pohon/tahun (390 kg)

Sedangkan target mutu yang diharapkan dicapai dari

penerapan SOP belimbing Dewa Kota Depok menyangkut tiga

aspek yaitu :

a. Produktivitas tiap pohon per tahun

1) Umur 2–4 tahun : < 500 buah/pohon/tahun ( 3 kali panen)

2) Umur 5–9 tahun : 500 – 1.200 buah/pohon/tahun

3) Umur > 15 tahun : 2.000 buah/pohon/tahun

b. Mutu buah hasil panen :

1) Tidak cacat

2) Bebas cemaran fisik (tanah, kotoran)

3) Ukuran buah seragam sesuai kelas

4) Tidak memar

5) Bebas cemaran OPT dan pestisida

6) Warna dan bentuk seragam

91

Page 92: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

c. Proporsi kelas buah hasil panen berdasarkan berat buah

atau jumlah buah per kilogram dari setiap pohon

1) Kelas A (buah dengan berat 250 gram/buah) - 40 %

2) Kelas B (buah dengan berat 200 – 250 gram/buah)

- 50 %

3) Kelas C (buah dengan berat < 200 gram/buah) - 10 %

Dalam pelaksanaan usahatani, petani dapat menghadapi

risiko-risiko seperti risiko produksi (penurunan volume dan mutu

produk), risiko kerugian karena kecelakaan dan bencana alam

dan risiko perubahan harga. Risiko kemungkinan menurunnya

kualitas produksi dapat ditanggulangi dengan penerapan

teknologi budidaya dan teknologi pasca panen yang tepat.

Sedangkan risiko pasar dapat ditanggulangi dengan diversifikasi.

Diversifikasi merupakan salah satu cara untuk mengeliminasi

risiko, bentuk diversifikasi yang dilakukan oleh petani belimbing

di lokasi penelitian yaitu dengan menanam jambu biji.

6. Pengolahan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat tujuh hasil olahan

belimbing oleh UKM yaitu juice belimbing dengan merek dagang

Kyko dan Winner terdapat di Kecamatan Sawangan Baru, sari

buah belimbing, keripik belimbing, belimbing instant, dodol

belimbing, selai belimbing dan sirup belimbing. Sebagian besar

bahan baku UKM tersebut disediakan sendiri karena UKM

92

Page 93: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

tersebut memiliki kebun belimbing sendiri dan terdapat pula yang

membeli bahan baku belimbing grade C dari PKPBDD dengan

sistem curah.

Pemasaran tujuh hasil olahan UKM dipasarkan oleh

PKPBDD, melalui internet, pemasaran di Kantor Walikota Depok

dengan sistem pesanan, melalui pameranpameran dalam dan

luar negeri dan distribusi langsung ke pasar tradisional dan

warungwarung. Hambatan yang dihadapi UKM olahan belimbing

yaitu apabila belimbing langka sehingga tidak dapat memenuhi

permintaan.

Untuk memfasilitasi petani dalam penyaluran hasil panen,

pemerintah Kota Depok pada tahun 2008 telah mendirikan pabrik

pengolahan belimbing di Kelurahan Sawangan Baru. Namun

sampai saat ini pabrik pengolahan ini belum beroperasi.

C.3. Budidaya Jambu Biji di Kota Depok

1. Kondisi Umum

Dalam budidaya tanaman jambu biji angin berperan dalam

penyerbukan, namun angin yang kencang dapat menyebabkan

kerontokan pada bunga. Tanaman jambu biji merupakan tanaman

daerah tropis dan dapat tumbuh didaerah subtropis dengan

intensitas curah hujan yang diperlukan berkisar antara 1000-2000

mm/tahun dan merata sepanjang tahun Tanaman jambu biji dapat

93

Page 94: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu

sekitar 23-28 oC di siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat

menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kerdil), yang

ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu musim kemarau

yaitu sekitar bulan Juli September sedang musim buahnya terjadi

bulan Nopember-Februari bersamaan musim penghujan.

Jambu biji merupakan tanaman yang sangat toleran pada

cekaman lingkungan seperti kekeringan, lahan berbatu dan pH

yang rendah yaitu pada pH 4.5-8. Menurut Ashari (1995) jambu biji

dapat tumbuh didaerah tropik pada ketinggian 0-1500 meter dpl.

Pada pertumbuhan Jambu biji ini pH yang optimum adalah 5-7

dengan tanah yang berdrainasi baik dan banyak mengandung

bahan organik. Disamping itu kelembaban mempengaruhi karena

kelembaban udara sekeliling cenderung rendah karena

kebanyakan tumbuh didataran rendah dan sedang. Apabila udara

mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena

miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan

tanaman jambu biji.

2. Sistem Budidaya

Sejumlah tindakan yang dilakukan para petani Jambu Biji di

Kota Depok mengikuti sistem budidaya yang dianggap paling baik

yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim setempat. Langkah

tindakan tersebut sebagai berikut.

94

Page 95: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

a. Pembibitan

Pembibitan pohon jambu biji dilakukan melalui sistem

pencangkokan dan okulasi, walaupun dapat juga dilakukan

dengan cara menanam biji dengan secara langsung. Berikut ini

beberapa tahap pembibitan dalam budidaya jambu biji yang

umumnya dilakukan.

1) Persyaratan benih

Benih yang diambil biasanya dipilih dari benih-benih

yang disukai oleh masyarakat konsumen yang merupakan

bibit unggulan seperti jambu bangkok. Bibit yang baik

antara lain yang berasal dari a) Buah yang sudah cukup

tua b) Buahnya tidak jatuh hingga pecah c) Pengadaan

bibit lebih dari satu jenis untuk menjamin kemungkinan

adanya persarian bersilang.

2). Penyiapan Benih,

Setelah buah dikupas dan diambil bijinya, lalu

disemaikan dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama

1-2 hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam

(sehari semalam). Biji tersebut direndam dengan larutan

asam dengan perbandingan 1:2 dari air dan larutan asam

yang terdiri dari asam chlorida (HCl) 25 persen Asam

Sulfat (H2S04) BJ : 1.84, caranya direndam selama 15

95

Page 96: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

menit kemudian dicuci dengan air tawar yang bersih

sebanyak 3 kali berulang/dengan air yang mengalir selama

10 menit, kemudian dianginkan selama 24 jam. Untuk

menghidari jamur, biji dapat dibalur dengan larutan Dithane

45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya. Setelah batang

pokok telah mencapai ketinggian 5-6 meter bibit yang

disemaikan baru dapat dilakukan okulasi /cangkok yang

kira-kira telah bergaris tengah 1 cm dan tumbuh lurus,

kemudian dengan menggunakan pisau okulasi dilakukan

pekerjaan okulasi dan setelah selesai pencangkokan

ditaruh dalam media tanah baik dalam bedengan maupun

didalam pot/kantong plastik, setelah tanaman sudah cukup

kuat baru dipindah kelokasi yang telah disiapkan.

3) Teknik Penyemaian Benih

Pilih lahan yang gembur dan sudah mendapat

pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu mudah

diawasi untuk penyemaian. Cara penyemaian adalah

sebagai berikut: tanah dicangkul sedalam 20-30 cm sambil

dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu dan sisa

pepohonan dan benda keras lainnya, kemudian tanah

dihaluskan sehingga menjadi gembur dan dibuat

bedengan yang berukuran lebar 3-4 m dan tinggi sekitar

30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan yang ideal

96

Page 97: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

sekitar 6-7 m, dengan keadaan bedengan membujur dari

utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar

matahari, dengan jarak antara bedeng satu meter, dan

untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau,

kompos/pupuk kandang sebanyak 40 kg atau satu karung

dengan keadaan sudah matang dan benih siap

disemaikan. Selain melalui proses pengecambahan biji

juga dapat langsung ditunggalkan pada bedeng-bedeng

yang sudah disiapkan, untuk menyiapkan pohon pangkal

lebih baik melalui proses pengecambahan. Biji-biji tersebut

ditanam pada bedeng-bedeng yang berjarak 20-30 cm

setelah berkecambah sekitar umur 1-2 bulan, sudah

tumbuh daun sekitar 2- 3 helai maka bibit dapat

dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng

penanaman.

4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

Pemberian pupuk kandang sebelum disemaikan

akan lebih mendorong pertumbuhan benih secara cepat

dan merata, setelah bibit mulai berkecambah sekitar umur

1-1,5 bulan. Setelah itu dilakukan penyiraman pagi-sore

secara rutin, hingga kecambah dipindah ke bedeng

pembibitan, penyiraman dilakukan cukup 1 kali tiap pagi

hari sampai menjelang mata hari terbit

97

Page 98: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

5) Pemindahan Bibit

Cara pemindahan bibit yang telah berkecambah

atau telah di cangkok maupun diokulasi dapat dengan

mencungkil atau membuka plastik yang melekat pada

media penanaman dengan cara hati-hati jangan sampai

akar menjadi rusak, dan pencungkilan dilakukan dengan

kedalaman 5 cm, agar tumbuh akar lebih banyak maka

dalam penanaman kembali akar tunggangnya dipotong

sedikit untuk menjaga terjadinya penguapan yang

berlebihan, kemudian lebar daun dipotong separuh.

Ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak 6-7 m dan

ditutupi dengan atap yang dipasang miring lebih tinggi di

timur, dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata

hari pagi. Dilakukan penyiraman secara rutin tiap hari 2

kali, kecuali ditanam pada musim penghujan.

b. Pengolahan Media Tanam

1) Persiapan

Sebagai salah satu syarat dalam mempersiapkan

lahan kebun buah-buahan khususnya Jambu biji dipilih

tanah yang subur, banyak mengandung unsur nitrogen,

meskipun pada daerah perbukitan tetapi tanahnya subur,

dilakukan dengan cara membuat sengkedan (teras) pada

bagian yang curam, kemudian untuk menggemburkan

98

Page 99: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

tanah perlu di bajak atau cukup dicangkul dengan

kedalaman sekitar 30 cm secara merata. Selanjutnya diberi

pupuk kandang dengan dosis 40 kg/m persegi, kemudian

dibuatkan bedengan dengan ukuran 1,20 m yang

panjangnya disesuaikan dengan ukuran yang diperlukan.

2) Pembukaan Lahan

Tanah yang akan dipergunakan untuk kebun jambu

biji dikerjakan semua secara bersama, tanaman

pengganggu seperti semak-semak dan rerumputan

dibuang, dan benda-benda keras disingkirkan kemudian

tanah dibajak atau dicangkul dalam, dengan

mempertimbangkan bibit yang mau ditanam. Bila bibit

berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu

dalam (30 cm), tetapi bila hasil okulasi perlu pengolahan

yang cukup dalam (50 cm). Kemudian dibuatkan saluran air

selebar 1 meter dan ke dalam disesuaikan dengan

kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan

air yang kurang lancar.

3) Pembentukan Bedengan

Tanah yang telah gembur, dibuatkan bedeng-bedeng

yang berukuran 3 m lebar, panjang sesuai dengan

kebutuhan, tinggi sekitar 30 cm. Bagian atas tanah

99

Page 100: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

diratakan guna menopang bibit yang akan ditanam.

Idealnya jarak baris penanaman benih sekitar 4 meter,

dipersiapakan jarak didalam baris bedengan sepanjang 2,5

meter dengan keadaan membujur dari utara ke selatan,

supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi, setelah

diberi atap pelindung dengan jarak antara bedeng 1 meter,

untuk sarana lalulintas para pekerja dan dapat digunakan

sebagai saluran air pembuangan, untuk menambah

kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk

kandang yang sudah matang.

4) Pengapuran

Pengapuran dilakukan apabila dataran yang berasal

dari tambak dan juga dataran yang baru terbentuk tidak

bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum

terlalu subur. Caranya dengan menggali lubanglubang

dengan ukuran 1 x 1 m, dasar lobang ditaburkan kapur

sebanyak 0,5 liter untuk setiap lubang, guna menetralkan

pH tanah hingga mencapai 4,5-8,2. Setelah 1 bulan dari

penaburan kapur diberi pupuk kandang.

5) Pemupukan

Setelah jangka waktu 1 bulan dari pemberian kapur

pada lubang-lubang yang ditentukan kemudian diberikan

100

Page 101: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

pupuk kandang dengan urutan pada bulan pertama diberi

NPK. Pemupukan merupakan bagian terpenting yang

peggunaannya tidak dapat sembarangan, terlebih-lebih

kalau menggunakan pupuk buatan seperti NPK, kalau

dilakukan berlebihan akan berakibat adanya perubahan

sifat dari pupuk menjadi racun yang akan membahayakan

tanaman itu sendiri.

c. Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanaman

Setelah terjadi proses perkecambahan biji yang

telah cukup umur ditempatan pada bedeng-bedang yang

telah siap. Untuk menghindari sengatan sinar matahari

secara langsung dibuat atap yang berbentuk miring lebih

tinggi ke timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar

matahari pagi hari secara penuh.

2) Pembuatan Lubang Tanaman

Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yang telah

siap untuk tempat penanaman bibit jambu biji yang sudah

jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang

kemudian dibuat lubang-lubang dengan ukuran 1 x 1 x 0,8

m yang sebaiknya telah dipersiapkan 1 bulan sebelumnya

dan pada waktu penggalian tanah yang diatas dan yang

101

Page 102: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

dibawah dipisahkan, nantinya akan dipergunakan untuk

penutup kembali lubang yang telah diberi tanaman,

pemisahan tanah galian tersebut dibiarkan selama 1

minggu dimaksudkan agar jasad renik yang akan

mengganggu tanaman musnah sedangkan jarak antar

lubang sekitar 7-10 m.

3) Cara Penanaman

Setelah berlangsung selama 1 pekan lubang ditutup

dengan susunan tanah seperti semula dan tanah di bagian

atas dikembalikan setelah dicampur dengan 1 blek (1 blek ±

20 liter) pupuk kandang yang sudah matang, dan kira-kira 2

pekan tanah yang berada di lubang bekas galian tersebut

sudah mulai menurun baru bibit jambu biji ditanam,

penanaman tidak perlu terlalu dalam, maksudnya batas

antara akar dan batang jambu biji diusahakan setinggi

permukaan tanah yang ada disekelilingnya. Kemudian

dilakukan penyiraman secara rutin 2 kali sehari (pagi dan

sore), kecuali pada musim hujan tidak perlu dilakukan

penyiraman. Pada awal penanaman di kebun perlu diberi

perlindungan yang rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain

dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah timur, agar

tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi

dari pada sore hari, dan untuk atapnya dapat dibuat dari

102

Page 103: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan

pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat

dipenuhi secara alamiah.

a. Pemeliharaan Tanaman

Meskipun penanaman jambu biji mampu tumbuh dan

menghasilkan tanpa perlu diperhatikan keadaan tanah dan

cuaca yang mempengaruhinya tetapi akan lebih baik apabila

keberadaannya diperhatikan, karena tanaman yang

diperhatikan dengan baik akan memberikan imbalan hasil yang

memuaskan.

1) Penjarangan dan Penyulaman

Karena kondisi tanah telah gembur dan mudah

tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma

(tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan dan harus

disiangi sampai radius 1,5-2 m sekeliling tanaman rambutan.

Apabila bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan

penggantian dengan bibit cadangan. Dan apabila tumbuh

tanaman terlalu jauh jaraknya maka perlu dilakukan

penyulaman dan sebaliknya apabila tumbuhnya sangat

berdekatan penjarangan.

103

17

Page 104: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

2) Penyiangan

Selama 2 minggu setelah bibit yang berasal dari

cangkokan/okulasi ditanam di lahan perlu penyiangan

dilakukan hanya pada batang dahan tua (warna coklat)

dengan dahan muda (warna hijau) dan apabila buah terlalu

banyak, tunas yang ada dalam satu ranting bisa dikurangi,

dengan dikuranginya tunas yang tidak diperlukan akan

berakibat buah menjadi besar dan menjadi manis rasanya.

Khusus jambu non biji dengan membatasi percabangan

buahnya maksimal 3 buah setelah panjang 30-50 cm

dilakukan pangkasan, dan setelah tumbuh cabang tersier

segera dilenturkan ke arah mendatar, guna untuk

merangsang tunas bunga dan buah yang akan tumbuh.

3) Pembubunan

Supaya tanah tetap gembur dan subur pada lokasi

penanaman bibit jambu biji perlu dilakukan pembalikan dan

penggemburan tanah supaya tetap dalam keadaan lunak.

4) Pemangkasan

Agar tanaman jambu biji mendapatkan tajuk yang

rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan

pemangkasan pada ujung cabangcabangnya. Disamping

untuk memperoleh tajuk yang seimbang juga berguna

10418

Page 105: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

memberi bentuk tanaman, juga memperbanyak dan

mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara dan

pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen

buah berakhir, dengan harapan agar muncul tajuk-tajuk

baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim

berikutnya dengan hasil lebih meningkat atau tetap stabil

keberadaannya.

5) Pemupukan

Usaha menjaga agar kesuburan lahan tanaman

jambu biji tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala.

Untuk menjaga kesuburan tanah pada lahan jambu biji,

tanah disekitar jambu biji perlu diberikan pupuk. Biasanya

pupuk yang diberikan adalah pupuk organik (kandang) dan

pupuk anorganik ( NPK, KCL,KCL dan lain-lain). Agar

tanaman jambu biji tetap memiliki buah produktif, baiknya

digunakan pupuk yang sudah matang dan di tanam dengan

jarak 30 centimeter dari tanaman.

6) Pengairan dan Penyiraman

Selama dua minggu pertama setelah bibit yang

berasal dari cangkokan atau okulasi ditanam, penyiraman

dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore. Minggu-

minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi satu

105

Page 106: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

kali sehari. Apabila tanaman jambu biji telah tumbuh benar-

benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yang

dapat dilakukan saatsaat diperlukan saja. Dan bila turun

hujan terlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak

tegenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk

mengalirkan air. Sebaliknya pada musim kemarau tanah

kelihatan merekah maka diperlukan penyiraman.

7) Panen

Jambu biji merah Getas dapat berbuah sepanjang

tahun hal ini menjadi alasasan kenapa banyak

dibudidayakan oleh petani disamping memiliki manfaat yang

beranekaragam, puncak musim berbuah yaitu pada bulan

Januari sampai Maret. Ciri-ciri jambu biji yang sudah

matang biasanya terlihat menjadi warna hijau muda ke putih

putihan dan aroma jambu biji sudah mulai tercium. Pohon

dapat berbuah maksimum setelah 5-8 tahun tergantung

pada kondisi jarak tanam. Masa pertumbuhan dari jambu biji

sangat panjang bisa mencapai 40 tahun, tetapi tanaman ini

dapat berbuah lebat selama 15-25 tahun.

b. Pengendalian Hama dan Penyakit

106

19

Page 107: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Tanaman jambu biji merupakan tanaman yang cukup rentan

terhadap gangguan hama dan penyakit. Gangguan hama atau

penyakit pada tanaman jambu biji mulai fase pembibitan, tanaman

muda, hingga tanaman yang sudah berbunga dan berbuah.

Penyakit yang sering mengganggu adalah pohon jambu biji adalah

sebagai berikut:

1) Hama

Hama sangat menggangu pada pertumbuhan jambu biji,

jenis hama yang sering dijumpai adalah seperti ulat daun

(trabala pallida), ulat keket (Ploneta diducta). Sedangkan untuk

semut dan tikus. Pengendaliannya adalah dengan

penyemprotan Furadan sedangkan kalong dan bajing

keberadaan serangga ini dipengaruhi faktor lingkungan baik

lingkungan biotik maupun abiotik, dimana yang termasuk faktor

biotik seperti persediaan makanan sehingga untuk

pengendaliannya adalah dengan menggunakan musuh secara

alami.

Hama lain yang sering muncul adalah Ulat putih gejala

yang timbul seperti buah menjadi berwarna putih hitam,

pengendaliannya dilakukan penyemprotan dengan insektisida

yang sesuai sebanyak 2 kali seminggu hingga satu bulan

sebelum panen penyemprotan dihentikan dan untuk ulat

penggerek batang (Indrabela Sp) yang membuat kulit kayu dan

107

Page 108: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

mampu membuat lubang sepanjang 30 cm. Pengendaliannya

sama dengan ulat putih sedangkan untuk ulat jengkal (Berta

chrysolineate) atau ulat pemakan daun muda, berbentuk seperti

tangkai daun berwarna cokelat dan beruas-ruas, gejala yang

timbul yakni pinggiran daun menjadi kering, keriting berwarna

cokelat kuning. Pengendalian yang dilakukan adalah sama

dengan ulat putih.

2) Penyakit

Penyakit yang sering timbul adalah seperti 1)

Penyakit karena ganggang (Cihephaleusos Vieccons)

menyerang daun tua dan muncul pada musim hujan.

Gejalanya adalah adanya bercak bercak kecil dibagian atas

daun disertai seratserat halus berwarna jingga yang

merupakan kumpulan sporanya. Pengendalian yang

dilakukan adalah dengan 1) menyemprotkan fungisida seperti

Dusband, Curacon dan Decis dan Basudin. 2) Jamur

Ceroospora psidil, Jamur karat poccinia psidil, Jamur allola

psidil, gejala yang timbul adalah bercak pada daun berwarna

hitam. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan

menyemprotkan fungisida seperti Dusband, Curacon dan

Decis dan Basudin, 3) Penyakit karena cendawan (jamur)

Rigidoporus Lignosus, gejala yang timbul adalah rizom

berwarna putih yang menempel pada akar dan apabila akar

108

Page 109: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

yang kena dikupas akan nampak warna kecoklatan.

Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menyemprotkan

fungisida seperti Dusband, Curacon dan Decis dan Basudin

3) Gulma

Segala macam tumbuhan pengganggu tanaman

jambu biji yang berbentuk rerumputan yang berada disekitar

tanaman jambu biji yang mengganggu. Gejala yang timbul

adalah timbulnya bercak pada daun berwarna hitam.

Pengendalian yang dilakukan adalah dengan

menyempotakan fungisida seperti Dusband, Curacon dan

Decis dan Basudin.

c. Pasca Panen

Setelah dilakukan pemanenan yang benar buah jambu

biji harus dikumpulkan secara baik, biasanya dikumpulkan tidak

jauh dari lokasi pohon sehingga selesai pemanenan secara

keseluruhan. Hasil panen selanjutnya dimasukkan dalam

keranjang dengan diberi dedauan menuju ke tempat

penampungan yaitu dalam gudang/gubug. Penyortiran dan

penggolongan bertujuan untuk menyortir buah jambu biji

dimaksudkan jambu yang bagus mempunyai harga jualnya

tinggi.

109

Page 110: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Biasanya dipilih berdasarkan ukuran dan mutunya, buah

yang kecil tetapi baik mutunya dapat dicampur dengan buah

yang besar dengan mutu sama, yang biasanya dijual dalam

bentuk kiloan dan perlu diingat bahwa dalam penyortiran

diusahakan sama besar dan sama baik mutunya. Penyortiran

dilakukan sesuai dengan jenis jambu biji, jangan digabung

dengan jenis yang lain. Penyimpanan jambu biji biasanya tidak

terlalu lama mengingat daya tahan jambu biji tidak bisa terlalu

lama dan sementara belum terjual, dapat ditampung dalam

gubug-gubug atau gudang agar terhindar dari gangguan.

C.4. Produk Olahan Belimbing dan Jambu Biji Depok

Ide awal pengolahan belimbing ini muncul ketika melihat

banyak buah belimbing yang terbuang percuma karena memang

tak layak jual, tetapi masih memiliki kualitas cukup bagus. Maka

muncul ide untuk memanfaatkannya menjadi dodol, jus, sirup, dan

manisan.

a. Jus dan Sirup serta Sari Buah Belimbing dan Jambu Biji.

Nenas dan Wortel.

Belimbing Depok selain bisa dimakan secara

langsung, buah ini juga bisa diolah menjadi jus dan sirup.

Demikian juga dengan Jambu biji.

110

21

Page 111: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Jambu biji yang juga dikenal dengan sebutan jambu

batu atau jambu klutuk memiliki warna hijau dan

kuning.Daging buah jambu umumnya berwarna putih dan

merah dan di dalamnya terdapat banyak biji. Rasanya yang

asam dan manis membuatnya nikmat dijadikan jus sebagai

minuman pelepas dahaga. Jus jambu selain menyegarkan

tenggorokan memiliki banyak khasiat untuk kesehatan.

Buah, kulit dan biji jambu mengandung vitamin C yang

sangat tinggi bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan jeruk,

pepaya atau pisang. Kandungan vitamin C jambu biji

mencapai puncaknya menjelang matang. Hanya dengan

satu buah jambu biji saja dapat mencukupi kebutuhan

harian vitamin C Anda. Selain vitamin C, jambu biji juga

mengandung betakaroten vit A, B1, E serta senyawa lain

yang baik untuk tubuh. Maka itu, jus jambu biji dipercaya

bisa menurunkan kolesterol yang tinggi dalam tubuh. Hal ini

berkat kandungan serat terutama pektin dalam jambu biji

yang mampu mengikat kolesterol dan asam empedu dalam

tubuh serta membantu mengeluarkannya.

Tingginya kadar vitamin C dalam jambu biji dipercaya

bisa melawan berbagai infeksi serta mencegah tubuh agar

tidak mudah terserang penyakit seperti flu, batuk, demam,

serta dapat berfungsi sebagai antidiare. Selain itu, jambu

111

Page 112: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

juga menjaga dan mencegah anemia sariawan gusi yang

bengkak dan berdarah serta mencegah tanggalnya gigi.

Bahkan, jus jambu dipercaya dapat meningkatkan trombosit

sehingga sangat baik diminum oleh penderita DBD.

Sedangkan potasium dalam jambu biji bermanfaat

menurunkan tekanan darah tinggi hipertensi serta dapat

membuat jantung berdenyut lebih teratur dan mengaktifkan

kontraksi otot serta mengatur pengiriman zat-zat gizi lainnya

ke sel-sel tubuh lainnya. Selain manfaat di atas jus jambu

juga berkhasiat mengatasi keriput. Hasil penelitian di

Amerika terhadap 4.000 wanita usia 40-74. Wanita yang

mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah banyak memiliki

keriput lebih sedikit dibanding karena produksi kolagennya

menjadi lebih baik berkat vitamin C.

Jus dan sirup bukan merupakan inovasi baru atau

lebih tepat merupakan pengembangan karena seperti halnya

buah-buah lain seperti halnya buah alpukat, pepaya, nenas

dan lainnya.

Upaya masyarakat Depok untuk mencari inovasi baru

dalam mengembangkan produk olahan antara lain tercermin

dalam kreasi pengolahan sari buah belimbing. Bahan baku

utama yang digunakan dalam pembuatan sari buah adalah

belimbing. Selain belimbing perusahaan juga memproduksi

112

Page 113: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

sari buah jambu biji dan wornas (wortel-nanas) sebagai varian

produknya. Akan tetapi jumlahnya kecil dengan proporsi 70

persen belimbing : 20 persen jambu biji : 10 persen wornas.

Tahapan yang dilakukan dalam proses pengolahan

sari buah terdiri dari; penerimaan bahan baku, sortasi dan

pencucian buah, penghancuran buah dan penyaringan,

pemasakan sari buah dan pengemasan. Namun jika terjadi

kelebihan pasokan belimbing, setelah proses penyaringan

dilakukan penyimpanan pada frezeer dengan wadah plastik

transparan sebagai persediaan.

Urutan proses pengolahan sari buah Belimbing secara

terperinci seperti berikut ini.

1) Penerimaan Bahan Baku

Bahan baku utama yaitu belimbing varietas Dewa-

Dewi kualitas C atau kualitas terendah. Suplai bahan

baku berasal dari Puskop (Pusat Koperasi) dan petani

langsung yang bermitra dengan perusahaan dengan

kisaran harga Rp. 1.500,00 jika panen raya dan Rp.

4.000,00 di luar panen raya. Permasalahan yang muncul

dalam pengadaan bahan baku yaitu produksi belimbing

yang melimpah pada saat panen raya dan kelangkaan di

luar panen raya. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut perusahaan mengolah kelebihan input menjadi

113

Page 114: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

puree (bubur) untuk disimpan sebagai persediaan.

Bahan baku penolong yaitu terdiri dari gula pasir, natrium

benzoat dan asam sitrat. Perusahan membeli bahan-

bahan tersebut di toko penjual Tambahan Bahan

Makanan yang berada di daerah Depok dan Jakarta

Timur. Bahan lainnya seperti botol palastik dan label

kemasan diperoleh dari produsen yang berada di Jakrta

Selatan. Belimbing yang diterima selanjutnya disortasi.

Hal ini untuk menghindari kebusukan. Sortasi dilakukan

untuk memisahkan buah yang busuk dan buah yang

masih muda. Setelah proses sortasi, maka dilakukan

pencucian belimbing kemudian dipotong membujur.

2) Penghancuran Buah

Buah yang telah dicuci dan dipotong kemudian

dihancurkan menggunakan blender hingga menjadi bubur

buah. Pengenceran bubur buah dilakukan dengan

menambahkan air dengan perbandingan 1:3, yaitu satu

liter bubur buah dengan tambahan 3 liter air masak.

Selanjutnya bubur buah ditiriskana untuk memisahkan

ampas dengan sari buahnya.

114

101

Page 115: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

4) Penyimpanan

Penyimpanan dilakukan jika terjadi kelebihan

belimbing yang diterima. Setelah proses penyaringan

bubur buah belimbing dimasukkan ke dalam plastik lalu

dimasukkkan ke dalam frezeer hingga beku sehingga

bubur buah menjadi tahan lama. Suhu yang digunakan

mencapai -15oC.

5) Pemasakan Sari Buah

Sari buah yang dihasilkan dimasak sampai

mendidih kemudian dicampur dengan gula, natrium

benzoat dan asam sitrat. Asam sitrat berfungsi untuk

menjaga pH dalam larutan sari buah agar tetap berada

pada tingkat keasaman yang sesuai. Proses pemasakan

berlangsung 1-2 jam hingga suhu mencapai 100oC.

6) Pengemasan

Larutan sari buah yang telah dimasak dan

didinginkan kemudian dimasukkan ke dalam botol.

Kemasan yang digunakan yaitu kemasan botol

berukuran 250 mililiter. Pemilihann bahan kemasan

disesuaikan dengan aspek kesehatan dan lingkungan.

Botol plastik yang digunakan harus dapat menahan

panas dari sari buah yang melalui proses pemasakan.

115

Page 116: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Setelah jus dimasukkan ke dalam botol, maka

botol di pasteurisasi denngan direndam air sebatas leher

botol hingga dingin. Selanjutnya botol siap diberi label

dan dilakukan pengepakan ke dalam kardus. Satu karton

berisi 24 botol jus buah yang siap untuk dipasarkan.

b. Dodol dan Keripik Belimbing

Beberapa warga Depok yang kreatif, mengolah

belimbing ini menjadi dodol dan keripik belimbing. Sosok

pelopor dodol belimbing adalah Maria Gigih Sandy, warga

Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan. Maria mulai

mengolah belimbing menjadi dodol sejak 2009. Selama dua

tahun, semakin banyak ibu-ibu yang berminat untuk

menggeluti usaha tersebut. Alhasil produk olahan belimbing

ini mampu memberikan pemasukan tambahan buat

keluarga.

Melalui tangan Maria dan Kelompok Usaha Bersama

(KUB) buah belimbing disulap menjadi dodol yang memiliki

citarasa khas. KUB yang merintis pembuatan dodol ini

adalah KUB Kenanga dan KUB Harapan Sejahtera Abadi.

Maria yang juga menjadi pengurus Ikatan Pengusaha Wanita

Indonesia (Iwapi) Depok ini ingin terus mengembangkan

kreativitas yang berbahan dasar belimbing dan buah lainnya.

Kini, produk dodol belimbing hasil kreativitas KUB sudah

116

Page 117: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

bisa dinikmati penyuka kuliner. Bahkan dodol belimbing

sudah mulai banyak diminati para pecinta jajanan di Kota

Depok dan sekitarnya. Maria menjelaskan, awal produksi

seminggu hanya sekitar 5 kg, akan tetapi kini produksi

meningkat menjadi 25 kg seminggu atau 100 kg dalam

sebulan.

“Kami bersyukur karena dodol yang kami buat

mendapat sambutan positif dari masyarakat Depok, bahkan

di luar Depok,” ujar Maria. Tentu saja kesukesan ini

merupakan kerja keras semua anggota KUB mayoritas

kalangan ibu-ibu yang belum memiliki aktivitas tetap.

Bahkan, katanya, salah satu pelanggan dodol Depok

sengaja memesan dodol belimbing untuk dibawa ke

Belanda. Ini menggambarkan, dodol belimbing sudah

diminati banyak kalangan.

Dodol belimbing ini juga dipasarkan di kios Jalan

Raya Margonda, Terminal Depok, Masjid Kubah Emas, dan

Rumah 99. Ke depan sejumlah outlet pun siap memasarkan

Bakery. Pada bulan puasa lalu, omzet penjualan dodol

mencapai Rp6 juta. Omzet itu dari hari ke hari semakin

meningkat karena semakin banyak orang memburu

makanan dodol belimbing buatan warga Depok ini. Kini

dodol belimbing seperti Soes Merdeka, Teratai Bakery, dan

117

Page 118: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Eny semakin hari, dodol mereka semakin diminati oleh

banyak orang para ibu-ibu ini semakin bersemangat untuk

meningkatkan produksi dodol ini.

Proses pembuatan dodol belimbing ini tak

memerlukan alat atau biaya produksi yang tinggi. Sebab,

proses pembuatan dodol belimbing ini hanya mengandalkan

peralatan rumah tangga yang ada. Jadi, kaum ibu-ibu yang

ingin belajar membuat dodol ini tak perlu khawatir dengan

perlengkapan yang harus digunakan karena rata-rata semua

telah tersedia di rumah.

Dari segi modal pembuatan dodol, di dalam KUB ini

juga mengandalkan swadaya dari para anggota. Untuk

skala produksi besar, pembuatan dodol belimbing

membutuhkan biaya produksi yang tinggi. Namun para

anggota KUB bisa mengatasinya dengan swadaya tanpa

harus mengandalkan bantuan dari mana pun. Pasokan

buah belimbingnya diambil dari para petani sekitar yang

memiliki kebun belimbing.

Untuk pemasaran, selama ini Maria tak mengalami

kendala berarti karena telah memiliki segmen pasar yang

jelas. Sejumlah supermarket juga siap menampung hasil

produksi KUB ini. Maka itu, ke depan produk olahan dari

118

Page 119: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

belimbing yang menjadi ikon Kota Depok ini akan semakin

menjajikan.

Produk olahan belimbing ini pun tidak hanya dijual di

dalam negeri. Tetapi di ekspor ke luar negeri seperti Bahrain,

Dubai, Abudabi, Singapura, Malaysia bekerja sama dengan

Kementerian Perdagangan RI. Dari total produk olahan yang

ada, dalam sebulan omzet KUB ini bisa mencapai Rp60 juta.

Keuntungan yang masuk ini dibagi untuk semua anggota

setelah dipotong biaya produksi.

Untuk memberikan kemudahan dalam permodalan ke

depan, KUB ini juga mendirikan koperasi. Melalui koperasi

ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi anggota yang

kesulitan dalam hal permodalan. Dana koperasi ini diambil

dari sejumlah keuntungan penjualan. KUB optimis usaha

home industry ini akan terus berkembang dan mampu

meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.

“Yang sangat dibutuhkan dalam kreativitas ini adalah

kemauan dan tekad yang kuat untuk berhasil. Pasalnya

selama ini banyak pihak yang mengerjakan suatu usaha

hanya karena sekadar coba-coba dan mengerjakannya

setengah hati. Dibutuhkan keseriusan setiap melakukan

usaha apa pun,” jelas Maria. Selain menjadi pemasukan

tambahan bagi para ibu-ibu di Sawangan, melalui kreativitas

119

Page 120: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

ini diharapkan mampu memberdayakan para ibu-ibu rumah

tangga lain. Pemberdayaan ini diharapkan memberikan

manfaat positif sehingga mereka memiliki aktivitas yang

bermanfaat dan menghasilkan (Hasil Wawancara dengan

Ibu Maria Singgih, 1 Juli 2012)

Menurut Ibu Endah, salah satu anggota kelompok

kerja Kenanga penghasil Dodol Belimbing dan Jambu

Merah, makanan baru khas Depok yaitu dodol berasal dari

buah Belimbing dan Buah Jambu Merah. Dodol Belimbing

dan Jambu Merah memiliki kemasan dengan harga

beragam. Dari harga Rp. 6000, Rp. 12.000, dan Rp. 25.000.

“Kita menerima pesanan kiloan,” kata Bu Endah.

“Sedangkan harga per-kgnya sekitar Rp. 60.000,-“ jelas bu

Endah. (Hasil Wawancara dengan Ibu Endah, 30 Juni 2012).

Ibu Endah menjelaskan produk dodol adalah buatan

kelompok Usaha Bersama (KUB) Kenanga dan KUB Dewa

yang berlokasi di kecamatan Sawangan Depok. Ide awal dari

pembuatan produk ini adalah memanfaatkan belimbing yang

terlalu masak atau kualitas C. Dengan modal awal semua

bahan sekitar Rp. 85.000, menghasilkan 2,8 kg dodol

dengan harga kurang lebih Rp. 168.000,- Untuk penyediaan

bahan baku belimbing, Ibu Endah mengaku tidak ada

kendala. Karena sudah terdapat kerjasama dengan pusat

120

Page 121: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Koperasi Pasir Putih yang menampung pembelian dari

petani Belimbing.

Ibu Endah mengaku pernah mengalami hambatan

sebelum akhirnya menemukan resep dodol saat ini.

Sebelumnya dodol tidak bisa bertahan lama. Hanya dengan

2 minggu, dodol sudah berbau tengik. Setelah beberapa kali

uji coba, dengan menambah dan mengurangi komposisi,

mengurangi atau menambah waktu pemasakan dan

perubahan cara pengolahan akhirnya ditemukan dodol yang

bisa bertahan sampai 2 bulan tanpa bahan pengawet.

Kendala yang secara umum dihadapi adalah masalah

pemasaran yang baru dari mulut ke mulut dan bantuan dari

UKM salah satunya UKM yang menghasilkan Winner Jus

Belimbing, pimpinan Ibu Maria.

121

Page 122: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

A.1. Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah dalam

Memberdayakan Petani Belimbing dan Jambu Biji Kota

Depok

1. Menyusun Konsep Lahan Petanian Urban Kota Depok

Depok, seperti halnya perkotaan yang lainnya, lahan

pertanian banyak yang tergerus dan berubah fungsi. Pentingnya

lahan pertanian perkotaan menjadi syarat wajib bagi suatu

wilayah perkotaan, sebagai salah satu bagian dari tata ruang

hijau kota, merupakan suatu persoalan yang harus dipahami

bersama.

Demikian diungkapkan Widyati Riyandani, Plt. Dinas

Pertanian dan Perikanan, Pemkot Depok ini di kantornya.

Menurutnya, lahan pertanian di Kota Depok menjadi kendala

utama dalam pengembangan usaha pertanian, untuk itu, konsep

yang diterapkan oleh Dinas Pertanian dan Perikanan Pemkot

Depok adalah “Konsep Pertanian Perkotaan”. Konsep Pertanian

Perkotaan adalah sebuah konsep yang memanfaatkan luas

122

Page 123: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

lahan yang terbatas untuk budidaya komoditas pilihan yang

memiliki nilai tambah. “Luas lahan pertanian yang menjadi

kendala menjadi peluang bagi petani” ujar Widyati. Widayati

menuturkan, Dinas Pertanian dan Perikanan Pemkot Depok

terus berupaya mendorong para petani di Kota Depok untuk

melakukan pemanfaatan lahan seoptimal mungkin melalui

pemilihan komoditas yang cocok di Kota Depok seperti

Belimbing dewa, jambu biji, anggrek maupun tanaman hias

sepeti Anggrek. Selain itu, para petani dapat melakukan

diversifikasi usaha, yaitu tidak hanya pada satu bidang saja,

misal menanam tanaman hias dan memelihara ikan hias.

Langkah teknis yang dilaksanakan oleh Distan,

diantaranya membuat kegiatan yang mengarah pada pola

pertanian perkotaan, memberikan penyuluhan pada para petani

tentang usaha-usaha/komoditas. “Kami juga melakukan fasilitasi

bagi para petani untuk memperoleh akses permodalan,

tujuannya agar para petani bisa lebih meningkat dari segala

aspek, baik produktivitas maupun manajerial”, imbuh Widyati.

Widyati mengakui, memang agak sulit untuk

mempertahankan lahan pertanian di Kota Depok agar tidak

berubah fungsi, karena menyangkut milik masyarakat. Meski,

payung hukum untuk mempertahankan lahan tersebut sudah ada

yaitu UU No. 41 tahun 2009, tentang pengendalian lahan

123

Page 124: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

pertanian, dan sudah diamankan dalam penyusunan Rencana

Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Pemerintahan Kota Depok,

khususnya lahan basah. Selain itu, tingkat urbanisasi semakin

tinggi, akibatnya lahan pertanian makin menyusut. Widayati

berharap agar para petani di Kota Depok bisa mandiri dan tetap

mempertahankan lahan sebagai lahan pertanian serta tidak

dialih fungsikan. Selain itu, berharap Pemerintah Daerah melalui

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dapat

mengalokasikan anggaran untuk membeli lahan, agar lahan

tersebut tidak terkonversi dan berubah fungsi. (Hasil Wawancara

dengan Ka Distan Depok, 2 Juli 2012)

2. Pemberdayaan Masyarakat melalui Pertanian Perkotaan

Pemberdayaan merupakan proses berkelanjutan untuk

menuju pada tahap kesejahteraan,  pemahaman pemberdayaan

masyarakat itu sendiri dapat dipandang dari berbagai sisi, namun

biasanya dibatasi dengan beberapa garis besar, seperti

pengembangan, perubahan dan pengorganisasian masyarakat.

Untuk itu Pemberdayaan masyarakat sering dikaitkan

sebagai usaha bersama-sama guna meraih capaian yang telah

disepakati. Dengan melihat besarnya potensi sumber daya alam

Depok yang mempesona, seperti masih banyak tersedia resapan

air yang dibuktikan dengan banyaknya setu yang masih

124

Page 125: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

berfungsi sebagaimana mestinya, 40 persen lahan hijau yang

membuktikan Kota Depok masih asri dan   didukung dengan

kualitas tanah yang sangat layak untuk ditanami, maka sangatlah

besar potensi peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat

melalui sektor pertanian dan perternakan.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Depok Ibu Widyati

mengakui melihat seluruh kelebihan pihaknya akan terus

berupaya mendorong para petani dan peternak agar mampu

meningkatkan hasil usahanya. Langkah yang kita terapkan saat

ini adalah melakukan pembinaan kepada para petani dan itu

bukan hanya petani belimbing saja, petani tanaman hias pun

juga ikut merasakan pembinaan yang kami lakukan, seperti yang

dialami oleh sejumlah petani tanaman hias yang berada di

lingkungan Pengasinan Sawangan Depok.

Kota Depok juga berpeluang besar menjadi sentra usaha

pembudidayaan, baik tanaman dan perternakan. Kembali bahwa

banyak lahan yang bisa dipakai untuk usaha pembudidayaan,

ataupun menggunakan halaman pekarangan rumah sebagai

sarana pembudidayaan, sentra pembudidayaan ikan hias dan

ada tanaman hias serta burung hias berkicau yang tersebar di

seluruh penjuru Kota Depok.

Widyati juga berharap usaha pemberdayaan masyarakat

melalui bidangnya bisa dilakukan kerjasama dengan beberapa

125

Page 126: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

OPD-OPD yang berada di Kota Depok., seperti Koperasi,

Disnakersos, UMKM dan pihak-pihak lainnya (Hasil Wawancara

dengan Ka Distan Depok, 2 Juli 2012).

3. Mengoptimalkan kemampun Petugas Penyuluh Pertanian

Dengan tujuan akhir untuk mengoptimalkan pemberdayaan

petani Pemda Kota Depok melalui Dinas Pertanian dan

Perikanan memulainya dengan mengoptimalkan kemampuan

para petugas Penyuluh Pertanian Lapangan dengan Pelatihan

dalam sistem LAKU merupakan proses belajar-mengajar bagi

penyuluh pertanian secara rutin setiap dua minggu sekali

bertempat di Balai Penyuluhan Kecamatan atau tempat lain.

Pelatihan ini difasilitasi oleh penyuluh pertanian yang menguasai

materi, maupun tenaga ahli dari lembaga/instansi lain.

Tujuan pelatihan dalam sistem LAKU adalah:

a. Menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan

pembangunan pertanian;

b. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan

penyuluh pertanian, baik teori maupun praktek;

c. Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis dan

memecahkan masalah yang dihadapi di tingkat lapangan;

dan

126

Page 127: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

d. Meningkatkan kemampuan penyuluh pertanian dalam

menyusun perencanaan dan melaksanakan penyuluhan

pertanian.

Adapun sasaran pelatihan dalam sistem LAKU adalah

a. Disampaikannya berbagai informasi yang berkaitan

dengan pembangunan pertanian. Penyuluh pertanian

perlu menerima Informasi-informasi yang berkaitan

dengan program-program Pemerintah (pusat) maupun

pemerintah daerah. Selanjutnya disesuaikan dengan

kebutuhan pengembangan agribisnis di lapangan/petani

binaannya untuk digunakan sebagai bahan menyusun

programa penyuluhan di kelurahannya;

b. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan penyuluh

pertanian, baik teori maupun praktek. Teori yang diberikan

sesuai dengan kebutuhan petani yang dibina untuk

pengembangan agribisnisnya dan masalah-masalah yang

ditemukan di lapangan. Praktek dapat dilaksanakan di

lahan/lapangan maupun di kelas. Materi praktek

penyuluhan diarahkan agar peserta (penyuluh pertanian)

dapat berpartisipatif aktif, praktek tidak hanya mengenai

teknis budidaya saja. Materi yang dibahas dapat meliputi:

simulasi, cara-cara berbicara, cara mengajar, teknis

diskusi kelompok, membuat alat peraga dan sebagainya;

127

Page 128: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

c. Meningkatnya kemampuan dalam menganalisis dan

memecahkan permasalahan yang dihadapi di tingkat

lapangan. Pemecahan masalah dapat berisi masalah

teknis, sosial dan ekonomi yang dihadapi petani; dan

d. Meningkatnya kemampuan penyuluh pertanian dalam

menyusun perencanaan dan melaksanakan penyuluhan

pertanian. Sasaran ini dapat dicapai melalui pelatihan

dengan output:

1) Rencana kegiatan penyuluhan dua minggu yang akan

datang yang mengacu kepada rencana kerja penyuluh

pertanian secara tertulis yang jelas dan spesifik;

2) Kesimpulan pemecahan permasalahan yang dihadapi

di tingkat lapangan;

3) Petunjuk dan saran dari tingkat Dinas Pertanian dan

Perikanan Kota Depok.

Materi pelatihan dalam sistem LAKU mencakup program-

program pembangunan yang sedang dan akan dikembangkan

daerah setempat, serta materi-materi bersifat membantu

memecahkan permasalahan petani/peternak/pekebun. Sumber

materi teknologi pertanian dapat bersumber dari Tabloid Sinar

Tani, dipilih materi yang sekiranya dapat dikembangkan di

wilayah kerja penyuluh pertanian dan materi yang dapat untuk

membantu pemecahan masalah petani/peternak/pekebun

128

Page 129: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

setempat. Materi-materi pelatihan dirancang sampai tujuan

intruksional khusus, misalnya peserta hanya pemahaman saja,

peserta harus terampil, dan lain-lain.

Prinsip-prinsip penyelenggaraan pelatihan dalam sistem

LAKU adalah:

a. Teratur, terarah dan berkelanjutan;

b. Topik pelatihan harus aktual, faktual dan dibutuhkan oleh

petani;

c. Pembahasan materi harus mendalam;

d. Latihan mencakup teori dan praktek;

e. Latihan harus mampu memecahkan permasalahan teknis

di lapangan yang sedang dihadapi petani; dan

f. Pelatih/fasilitator/pengajar harus menguasai materi dan

metoda yang dipergunakan; dan

g. Pelatihan menggunakan metoda partisipatif.

Proses pelatihan dalam sistem LAKU sebagai berikut:

1) Diskusi umum antara penyuluh pertanian dengan

petugas instansi terkait untuk memecahkan masalah

lapangan. Petugas instansi terkait antara lain

pengamat irigasi, pengamat OPT, petugas perbankan,

petugas benih, dan lain-lain;

2) Fasilitator menyampaikan materi yang sesuai dengan

kebutuhan pemecahan masalah di lapangan;

129

Page 130: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

3) Apabila ada materi yang harus praktek dapat dilakukan

di luar atau di dalam ruangan;

4) Evaluasi pelaksanaan rencana kerja 2 minggu yang

lalu. Caranya setiap penyuluh pertanian

menyampaikan laporan tentang kemajuan yang

dicapai dan permasalahan di lapangan untuk

dipecahkan bersama; dan

5) Menyusun rencana kerja untuk 2 minggu yang akan

datang.

4. Mengembangkan Kemitraan dan Strategi Pengembangan

Produksi belimbing di Indonesia masih rendah dan belum

memenuhi kebutuhan konsumen yang cenderung meningkat,

sehingga sangat disayangkan kalau komoditas ini tidak

dikembangkan, karena prospeknya sangat baik. Sebetulnya

tanaman belimbing relatif mudah dibudidayakan. Namun

demikian karena keterbatasan modal kerja, manajemen usaha,

dan pemasaran hasil, maka hal tersebut tidak dapat dilakukan

kalau dengan volume usaha yang luas dan lebih intensif serta

pemasaran hasil yang lebih baik. Oleh karena itu maka

pemerintah mendorong kepada para pengusaha untuk

melakukan kemitraan usaha dengan pengusaha kecil dan petani

belimbing.

130

Page 131: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Kalau kemitraan usaha dilakukan maka permasalahan-

permasalahan yang berkaitan dengan pendanaan, manajemen

usaha maupun pemasaran hasil dapat ditekan, selama petani

belimbing memberikan keuntungan pada perusahaan mitra

berupa produk atau pengembalian modal usaha.

Manfaat langsung dari pelaksanaan kemitraan bagi petani

dan pengusaha kalau kemitraan dapat berlangsung harmonis

yaitu adanya kepastian jaminan pasokan bahan baku serta

perasaan saling memerlukan, yang dapat meningkatkan kualitas

dan volume usaha, karena saling menguatkan, dan peningkatan

keuntungan yang berkesinambungan karena saling

menguntungkan. Namun demikian kalau kemitraan tidak

berjalan mulus maka akan terjadi ketidakseimbangan

pelaksanaan mekanisme, pola dan tingkat hubungan kemitraan

usaha yang dilakukan serta tingkat keuntungan ekonomi yang

diperoleh, sehingga manfaat kemitraan tidak sesuai yang

diharapkan. Kalau terjadi demikian sebaiknya petani belimbing

dan perusahaan mitra harus mampu melaksanakan mekanisme

dan pola kemitraan sesuai dengan yang telah disepakati, guna

mencapai tujuan yang bersama. Disamping itu hendaknya

pemerintah maupun perusahaan mitra melakukan pembinaan

agar pengetahuan, keterampilan petani belimbing dalam

mengelola agribisnis belimbing dapat meningkat. Kalau hal itu

131

Page 132: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

dilakukan maka harapannya akan terjadi perbaikan tanaman

belimbing dari segi agronomi, karakteristik, dan fisiologi buah,

sehingga tujuan agribisnis belimbing dapat tercapai.

Keberhasilan tujuan agribisnis tersebut ditunjukkan dengan

produktivitas tinggi, kualitas bagus (yang dicirikan daging buah

tebal, biji sedikit, rasa dan aroma disukai konsumen, tekstur

daging buah baik, kadar serat cukup, kulit buah tebal dengan

warna yang menarik serta mempunyaidaya simpan alamiah

lebih baik.

Adapun strategi pengembangan belimbing dilakukan

dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Mengembangkan sentra produksi di tingkat rakyat.

Pemerintah mendorong petani belimbing untuk

memperluas areal tanam atau menambah jumlah petani

baru di areal yang sesuai tempat penanaman belimbing,

mengutamakan perluasan areal belimbing di lahan terlantar

yang sesuai dengan agroklimat untuk belimbing. Disamping

itu juga sebaiknya membuat percontohan di areal tanam di

kawasan pengembangan sentra produksi belimbing yang

telah ada.

132

Page 133: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

b. Menerapkan teknologi budidaya yang benar.

Pemerintah dengan peneliti menyediakan pedoman

baku tentang teknik agribisnis belimbing sesuai sifat

agroklimat dan sifat varietas daerah produsen belimbing.

c. Menerapkan dan memberi teknologi baru.

Meliputi teknik membuat lubang tanam optimal, pupuk

organik yang paling tepat, bibit dari varietas unggul yang

bersertifikat, pemupukan dengan dosis yang tepat,

pengairan tepat waktu dan tepat jumlah, pembentukan tajuk

dan pemangkasan yang benar , pengendalian organisme

pengganggu tanaman dan gulma yang baik, waktu panen

umur matang buah , penanganan pasca panen buah yang

baik serta pengelolaan kebun yang tepat.

d. Mengembangkan perkebunan belimbing model

kemitraan.

Membangun masyarakat petani yang berfungsi sebagai

plasma dan pemerintah atau pihak swasta sebagai inti

sehingga ada hubungan kerjasama yang saling mendukung

sehingga tercipta unit ekonomi yang utuh antara inti plasma,

serta mengadakan pelatihan administrasi dan teknisi

perkebunan inti dan pembina petani plasma.

133

Page 134: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

e. Diversifikasi perkebunan belimbing mayarakat.

Mengganti tanaman keras yang tidak produktif di

perkebunan, yang areal lokasinya sesuai agroklimat

belimbing untuk dijadikan kebun belimbing.

f. Strategi distribusi produk merata di seluruh Indonesia.

Pemerintah membuat pendataan tanaman belimbing

hingga dapat melakukan perkiraan volume dan waktu

produksi di sentra produksi.

g. Investasi modal masyarakat pada kebun belimbing.

Dilakukan antara lain dengan penggalangan kerja sama

dan modal dari petani, pengusaha, asosiasi dan pemerintah.

5. Memberikan bantuan bibit

Petani dan bibit bisa diibaratkan sebagai dua sisi mata uang

yang tidak dapat dipisahkan, karena salah satu faktor kesuksesan

petani bisa jadi ditentukan oleh berkualitas atau tidaknya bibit dan

benih tanaman yang digunakannya. Bibit memang merupakan

modal penting untuk menghasilkan tanaman yang akan dipanen.

Melihat pentingnya hal tersebut, Dinas Pertanian dan Perikanan

(Distankan) Kota Depok memberikan layanan berupa pemberian

bibit tanaman, buah-buahan, tanaman hias, dan ikan kepada petani

di Kota Depok. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesuksesan

134

Page 135: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

dan kesejahteraan petani di Kota Belimbing ini. Pemberian bibit ini

dititikberatkan di wilayah-wilayah yang berpotensi dengan budidaya

pertaniannya masing-masing. Pemberian bibit belimbing diberikan

secara menyebar di seluruh kecamatan di Kota Depok, karena

budidaya belimbing berada di hampir setiap wilayah di Kota Depok.

Begitu juga dengan sektor pertanian yang lain, pemberian dan

penyebaran bibitnya disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-

masing.

“Kami akan terus berupaya semaksimal mungkin agar sektor

pertanian di Kota Depok bisa terus meningkatkan produksinya.

Dengan demikian, para petani bisa meningkatkan kesejahteraannya

sesuai dengan harapan Pemerintah,” jelas Kepala Seksi Bina

Usaha dan Penyuluhan Distankan Kota Depok, Indera Wahyu.

Menurutnya, kesuksesan para petani akan berimbas pada

meningkatnya taraf hidup masyarakat Kota Depok. Keberhasilan

mereka pun sejalan dengan program Pemkot dan turut memberikan

kontribusi terhadap pembangunan Kota Depok lebih baik lagi.

Dalam pelaksanaan pembinaan serta pemberian bibit ini,

Distankan Kota Depok bekerja sama dengan Direktorat Budidaya

dan Pasca Panen Buah Kementerian Pertanian. Bibit yang diberikan

kepada para petani bukan bibit sembarangan, melainkan hasil

penelitian Kementerian Pertanian. Melalui bantuan permodalan

berupa investasi bibit dan sarana produksi ini diharapkan akan

135

Page 136: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

mampu memberikan motivasi dan semangat kepada para petani.

Jika program ini berhasil, maka hampir bisa dipastikan dapat

meningkatkan populasi tanaman yang berdampak pada peningkatan

produksi. Hal tersebut juga mampu meningkatkan teknologi efisiensi

yang berdampak pada peningkatan produktivitas sehingga

pendapatan petani dapat meningkat pula secara signifikan untuk

jangka waktu yang panjang.

6. Bantuan pemberantasan hama

Produktivitas dan kualitas merupakan salah satu faktor

yang sangat mempengaruhi Sumber Daya Alam yang tersedia.

Salah satunya mengenai produktivitas dan kualitas Belimbing

Dewa di Desa Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota Depok.

Produktivitas dan kualitas Belimbing Dewa tidak hanya

ditentukan oleh daya beli konsumen tetapi juga ditentukan oleh

tingkat perawatan dan pengetahuan tentang pemberantasan

hama menggunakan insektisida alami.

Pengetahuan tentang pemberantasan hama

menggunakan insektisida alami yang rendah pada petani dapat

menyebabkan kegagalan panen Belimbing Dewa di Desa Pasir

Putih. Hal ini tentunya menyebabkan produktivitas dan kualitas

Belimbing Dewa di Desa Pasir Putih menjadi rendah. Beranjak

dan hal tersebut, dirumuskan sebuah metode penyuluhan dan

pelatihan pembuatan perangkap lalat buah dengan

136

Page 137: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

menggunakan metil eugenol sebagai atraktan. Salah satu aspek

yang menentukan produktivitas dan kualitas Belimbing Dewa

yaitu pemberantasan hama sehingga pemberian penyuluhan

dan pelatihan pembuatan perangkap lalat buah dengan

menggunakan metil eugenol mutlak diperlukan.

Kegiatan ini dilaksanakan melalui kerja sama dengan

Kelompok Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor dilaksanakan di Desa Pasir Putih Kecamatan Sawangan

Kota Depok dalam jangka waktu lima bulan (Februari-Juni 2008).

Pelaksanaan program ini bertujuan untuk:

a. Meningkatkan kesadaran petani terhadap potensi ekonomi

dari Belimbing Dewa dan kelestarian daya dukung sumber

daya a1am, khususnya di Desa Pasir Putih Kecamatan

Sawangan Kota Depok.

b. Mengurangi penggunaan insektisida sintetik dalam budi daya

Belimbing Dewa.

c. Meningkatkan motivasi petani menggunakan metil eugenol

untuk mengendalikan serangan hama lalat buah Belimbing

Dewa.

d. Optimasi kegiatan penyuluhan tentang penggunaan metil

eugenol pada Belimbing Dewa untuk mendukung program

pemerintah dalam pelestarian lingkungan.

e. Meningkatkan motivasi para petani untuk meningkatkan

137

Page 138: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

produktivitas dan kualitas Belimbing Dewa di Pasir Putih

Kecamatan Sawangan Kota Depok.

Target yang ingin dicapai dari pelaksanaan program ini

adalah :

1) Kesadaran petani terhadap kelestarian lingkungan

meningkat.

2) Penggunaan insektisida sintetik dalam pertanian Belimbing

Dewa berkurang.

3) Meningkatkan pengetahuan petani terhadap kelebihan metil

eugenol sebagai atraktan dalam pertanian Belimbing Dewa

meningkat.

4) Peningkatan penggunaan metil eugenol dalam pertanian

buah Belimbing Dewa.

Kegunaan dari program ini dalah :

a. Memberikan salah satu solusi dalam mengatasi masalah

yang ditimbulkan akibat penggunaan insektisida sintetik.

b. Meningkatkan pengetahuan petani dalam penggunaan metil

eugenol yang ramah linglcungan dalam pertanian buah

Belimbing Dewa dengan bekeija sama pada pihak kelompok

petani Belimbing Dewa di Desa Pasir Putih Kecamatan

Sawangan Kota Depok.

c. Meningkatkan produksi dan kualitas buah Belimbing Dewa di

Desa Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota Depok.

138

Page 139: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Metode penyuluhan dan pelatihan pembuatan

perangkap lalat buah yang dilakukan ini merupakan sarana

untuk mengurangi kegagalan panen dan memberantas

serangan hama yang terjadi di Desa Pasir Putih Kecamatan

Sawangan Kota Depok. Hal yang menjadi fokus PKM

pengabdian masyarakat ini adalah yaitu penyuluhan dan

pelatihan pembuatan perangkap lalat buah dengan

menggunakan metil eugenol dengan harga yang murah, dan

aman bagi linglcungan serta mudah digunakan dan diaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari.

Pola penyuluhan .dan pelatihan dilakukan dengan

pemberian materi mengenai peningkatan kesadaran terhadap

pentingnya produktivitas dan kualitas Belimbing Dewa disertai

dengan pelatihan pembuatan perangkap lalat buah dengan

menggunakan metil eugenol sebagai atraktan. Data latar

belakang dan pendidikan petani serta permasalahan pertanian

yang berdampak pada produktivitas dan kualitas tanaman

Belimbing Dewa Di Desa Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota

Depok tersebut, diperlukan untuk membantu penerapan metode

pendidikan dan pelatihan yang akan dilakukan.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan

perangkap di kegiatan PKM Pengabdian Masyarakat ini adalah

botol bekas air mineral 1.5 liter, tali tukang, kapas, air sabun,

139

Page 140: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

plastik hitam, dan metil eugenol. Sedangkan alat yang

digunakan untuk pembuatan perangkap adalah gunting, besi

panas, bara api, cutter, dan selotip.

Penyampaian materi penyuluhan disampaikan melalui

kegiatan pemberian materi (tatap muka dan slide show), diskusi,

dan tanya jawab mengenai slide show yang ditampilkan dan

modul yang diberikan berupa panduan peningkatan

produktivitas dan kualitas belimbing Dewa dengan

menggunakan metil eugenol sebagai atraktan dalam

memberantas serangan hama yang berdampak pada kegagalan

panen.

Selain itu juga dilaksanakan pelatihan pembuatan

perangkap serangga sederhana. Perangkap ini terbuat dari

botol bekas air mineral 1.5 liter. Perangkap tersebut dibentuk

corong dan diisi metil eugenol yang diteteskan di kapas serta

dilengkapi dengan air sabun di dalam botol. Pemberian metil

eugenol diberikan dengan dosis 0.5-0,9 ml/perangkap untuk

memikat lalat buah. Metil eugenol diletakkan dalam perangkap

yang diberi perekat sehingga lalat buah yang tertarik pada

atraktan (metil eugenol) akan matt karena menempel pada

perangkap tersebut. Perangkap tersebut berumpan makanan

yang berasal dari bahan tanaman, essense penambah rasa,

dan ammonia yang dipasang atau digantungkan pada ranting

140

Page 141: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

atau cabang pohon dengan ketinggian 2-3 meter di atas

permukaan tanah atau pada ketinggian tajuk terendah dari

tanaman.

Pemasangan perangkap dapat diletakan pada kerapatan

optimum 20-25 buah perangkap/Hektar. Pengaruh Metil Eugenol

(ME) pada perangkap tersebut mampu menghasilkan rata-rata 725

ekor/bulan pada musim hujan dan 250 ekor/bulan pada musim

kemarau.

Setelah petani belimbing Dewa diberikan penyuluhan dan

demo pembuatan perangkap corong sederhana, maka akan

dilakukan pendampingan selama proses penerapan (aplikasi)

lapangan. Salah satunya adalah pendampingan dalam proses

pemasangan perangkap-perangkap lalat buah pada pohon-pohon

belimbing Dewa.

Desa Pasir Putih memiliki petani yang berjumlah ± 70 orang

dengan luas lahan ± 3,5 Ha dan jumlah pohon f 800 pohon.

Sehingga masing-masing petani diharapkan mampu

mengaplikasikan metil eugenol pada 10 pohon selama lima bulan

penerapan program. Program ini dilaksanakan rutin dua minggu

sekali selama lima bulan serta bekerjasama dengan pihak koperasi

tani dan petani Belimbing Dewa Di Desa Pasir Putih Kecamatan

Sawangan Kota Depok.

141

Page 142: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

7. Dukungan pemasaran

Petani menjual hasil panen belimbingnya melalui beberapa pola

pemasaran yaitu:

a. Petani menjual belimbing ke Pusat Koperasi Pemasaran

Belimbing Dewa Depok (PKPBDD).

b. Petani menjual belimbing ke tengkulak.

Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi penelitian dapat

diketahui bahwa responden menjual hasil panennya ke tengkulak

selain ke PKPBDD (46 petani (76,67 persen), 15 persen menjual

belimbing hanya ke PKPBDD dan sisanya hanya 8,33 persen menjual

ke pasar tradisional. Hasil panen belimbing petani dipasarkan oleh

tengkulak lebih banyak ke pasar tradisional yaitu Pasar Minggu,

Pondok Labu, Citayam dan Tangerang. Proses aliran belimbing dari

petani ke PKPBDD yaitu petani/Kelompok Tani - KorWil - Divisi

Produksi PKPBDD - Sortasi - Konsumen (pasar modern, pasar

tradisional, UKM pengolahan). Pembelian belimbing dari petani oleh

tengkulak sebagian besar dengan cara pembelian perbuah tanpa

sistem grade, sedangkan oleh PKPBDD dengan sistem perkilogram

menggunakan grade.

Petani memperoleh keuntungan yang lebih besar apabila

menjual hasil panennya ke PKPBDD dibanding dengan hanya

menjual kepada tengkulak. Keuntungan yang diperoleh apabila

petani menjual ke tengkulak yaitu Rp 2.000,00 dengan sistem

142

Page 143: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

perbuah, sedangkan keuntungan jika menjual ke PKPBDD yaitu Rp

4.000,00 perkilorgam. Dengan perhitungan biaya produksi satu buah

belimbing Rp 400,00 dan harga beli tengkulak Rp 800,00 perbuah,

sedangkan PKPBDD Rp 6.000,00 perkilogram.

Akan tetapi petani masih ketergantungan pada tengkulak

karena pada saat panen raya PKPBDD kesulitan dalam

pendistribusian belimbing ke konsumen dan petani terpaksa menjual

belimbing kepada tengkulak dengan sistem ijon karena desakan

kebutuhan keluarga dan kebutuhan operasional usahatani. Petani

sering meminjam modal uang untuk membeli sarana produksi

pertanian. Hal ini menyebabkan petani mengikuti harga yang telah

ditentukan tengkulak, dengan demikian berpengaruh pada lemahnya

posisi tawar petani dalam menentukan harga.

Kelebihan PKPBDD dibanding lembaga pemasaran lain telah

melakukan fungsi fasilitas pemasaran berupa standarisasi dan

penggolongan produk, fungsi penanggungan risiko dan fungsi

penyediaan informasi harga. PKPBDD telah melakukan fungsi

standarisasi dan penggolongan produk dengan sistem grade. Fungsi

penanggulangan risiko dilakukan PKPBDD dengan cara menerima

dan tetap membayar kepada petani apabila belimbing tidak dapat

dipasarkan oleh PKPBDD, sedangkan fungsi penyediaan informasi

harga yaitu petani dapat dengan mudah mengetahui harga beli yang

telah ditetapkan oleh PKPBDD.

143

Page 144: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Strukur pasar dalam pemasaran belimbing yang terjadi di lokasi

penelitian jika dilihat dari sisi pembeli yaitu pasar oligopsoni. Petani

sebagai penjual berjumlah cukup banyak, sedangkan tengkulak dan

PKPBDD sebagai pembeli jumlahnya terbatas. Sehingga kondisi ini

menyebabkan petani sebagai penerima harga (price taker) karena

tidak memiliki kekuatan tawar. Tetapi pada penetapan harga oleh

PKPBDD, petani tidak dirugikan karena penetapan harganya lebih

menguntungkan bagi petani.

8. Dukungan Permodalan

Keberhasilan dalam pengembangan komoditas belimbing

Depok sebagai salah satu komoditas potensial di Kota Depok harus

didukung dengan adanya kebijakan pemerintah dalam bidang

teknologi, infrastruktur, kelembagaan, permodalan dan pemasaran.

Dukungan kebijakan mempunyai peran yang sangat penting, tidak

semua infrastruktur pertanian dapat disediakan secara swadaya oleh

pelaku agribisnis.

Bimbingan dari pemerintah melalui Petugas Penyuluh

Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Kota Depok tidak dilakukan secara

regular. Hal ini disebabkan karena jumlah PPL tidak sebanding

dengan banyaknya petani, dalam satu kecamatan hanya terdapat satu

petugas PPL. Bimbingan budidaya dan pengendalian OPT yang

144

Page 145: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

sangat dibutuhkan oleh petani dirasakan sebagian besar hanya pada

saat pemberian bibit saja.

Program Primatani dari Departemen Pertanian yang merupakan

program rintisan dan akselerasi pemasyarakatan inovasi teknologi

pertanian hanya diterapkan di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan

Sawangan. Padahal tujuan utama Primatani untuk mempercepat

adopsi teknologi inovatif terutama yang dihasilkan oleh Badan Litbang

Pertanian serta untuk memperoleh umpan balik mengenai karakteristik

teknologi tepat guna spesifik pengguna dan lokasi sangat diperlukan

oleh petani. Program Primatani ini seharusnya dapat membantu petani

belimbing Dewa di Kota Depok dalam penerapan teknologi baru untuk

meningkatkan kesejahteraan petani sendiri.

Pada tahun 2010, Bank Mandiri sebagai lembaga penunjang

permodalan memberikan bantuan kepada 116 petani melalui Program

Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) dengan PKPBDD sebagai

fasilitator dan pihak penjamin, sehingga petani tidak perlu

memberikan agunan untuk mendapatkan pinjaman tersebut. Besarnya

bunga yang dibebankan kepada petani yaitu enam persen pertahun,

dengan jumlah pinjaman sebesar Rp 5.000.000,00 - Rp

20.000.000,00. (Hasil Wawancara dengan Ka BFPPL Kecamatan

Sawangan Distankan Depok Bapak Yoyo Sutaryono, 10 Juli 2012).

Berikut ini daftar kelompok tani penerima bantuan PKBL

sebagaimana disajikan dalam Tabel 7 berikut ini.

145

Page 146: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Tabel 7.

Daftar Kelompok Tani Belimbing Dewa Penerima Kredit PKBL

di Kota Depok Tahun 2010

No. Nama

Kelompok Tani

Kecamatan Jumlah Petani(orang)

JumlahPinjaman(rupiah)

1 Sarijaya Pancoran Mas 61 566.500.000

2 Kali Licin Pancoran Mas 12 167.000.000

3 Keramat Burung Pancoran Mas 12 149.500.000

4 Rangkapan Jaya Baru

Pancoran Mas 13 110.000.000

5 Layung Sari Cipayung 9 98.000.000

6 Mekar Sari Beji 4 48.000.000

7 Laris Jaya II Pancoran Mas 11 77.500.000

8 Subur Makmur Beji 14 95.000.000

9 Tunas Mekar I Limo 16 132.000.000

10 Tunas Mekar II Limo 1 5.000.000

11 Mekar Sejahtera Sawangan 3 15.000.000

Total 156 1.436.500.000

Sumber: Pusat Koperasi Pemasaran Buah dan Olahan Belimbing Dewa Depok (diolah)

A.2. Hasil Wawancara dengan Petani Belimbing dan Jambu Biji

Kota Depok

Berikut ini hasil wawancara terbuka dengan sejulah petani

Belimbing dan/atau Jambu Kota Depok.

1. H. Mubbin Usman

Ketua Kelompok Tani Wijaya Tani Mubbin Usman berhasil

meraih penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2011

146

Page 147: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

dari Persiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ketika ditanya” apakah

Bapak merasa bangga mendapat penghargaan dari Persiden, Ia

menjawab: “Ya bangga bisa dapat penghargaan dari Persiden,”

kata Mubbin dengan logat Depok, di kebun Belimbing miliknya di

Depok, Jawa Barat, Jumat. Mubbin mendapatkan penghargaan dari

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk kategori pengguna

kreatif teknologi ketahanan pangan bidang agribisnis hortikultura.

Dia menuturkan, apa yang dilakukan dalam bidang pertanian

merupakan bentuk kecintaannya pada pembibitan untuk

meningkatkan kesejahteraan petani. “Bibit yang saya silang itu dari

seluruh Indonesia dan saat ini hasil penyilangan juga sudah

menyebar ke seluruh Indonesia,” katanya.

Dia mengatakan, selain penyilangan bibit, juga melakukan

penangkaran buah, transfer teknologi penyilangan dan

penangkaran budi daya buah-buahan. Kemudian pelepasan

varietas Belimbing Dewa, Kecapi Ratujaya, Jambu biji Mega Merah

dan Jambu biji varietas Wijaya Merah. Ada 150 varietas bibit

unggul yang sudah dihasilkan dan bibit itu sudah tersebar ke

seluruh Indonesia. Untuk menciptakan bibit unggul perlu ketekunan

agar hasilnya dapat maksimal.

Menurut dia, usaha bibitnya dimulai tahun 1958, yang

berawal dari menanam belimbing di bantaran Sungai Ciliwung.

Pada 1980 usahanya berkembang dan memiliki lahan sendiri. Atas

147

Page 148: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

keuletannya itu, Mubbin meraih tanda kehormatan Satya Lencana

Wira Karya dari Presiden RI tahun 2005.

Mubbin juga telah memiliki sawah di Karawang seluas 10

hektar dan juga bengkel mobil di Margonda.

2. Nanang Yusuf

Banyak petani yang terpikat untuk menggarap budidaya

belimbing, salah satunya adalah Nanang Yusup warga Jalan

Kalilicin, Kampung Pitara RT 08/13 Kelurahan Pancoran Mas,

Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Awalnya lahan seluas 2500

meter persegi milik Nanang digunakan untuk pertanian padi. Ia dan

para petani diberikan penyuluhan mengenai potensi pertanian. Saat

itu, dirinya disodorkan beberapa bibit buah yaitu belimbing Depok,

rambutan binjai, duren sitokong, dan kelapa. Namun, akhirnya ia

memilih belimbing Depok karena melihat prospek ke depan. Lantas

secara perlahan ia mengubah lahan miliknya menjadi perkebunan

belimbing.

Di lahan seluas 2500 meter persegi tersebut, Nanang mulai

menanam sekitar 50 batang pohon belimbing Depok. Berkat

usahanya yang gigih dan pantang menyerah, usahanya pun

terbilang sukses dengan hasil panen yang selalu memuaskan. Kini

lahan pertanian Nanang pun bertambah luas, sebagiannya adalah

lahan garapan. Nanang yang juga perintis Kelompok Tani Kalilicin

148

Page 149: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

mengaku gembira sekaligus resah karena khawatir tidak bisa

memenuhi besarnya permintaan pasar terhadap belimbing Depok.

“Kami senang karena belimbing Depok sangat laku di

pasaran. Tetapi juga resah karena kewalahan memenuhi

kebutuhan pasar yang ada,” tutur Nanang di kebun belimbingnya.

Dia menjelaskan produksi belimbing Depoknya dikirim ke berbagai

pusat belanja modern seperti Giant, Hero dan sejumlah minimarket.

Berbeda dengan kebanyakan buah konsumsi lainnya,

belimbing tidak mengenal musim, setiap saat bisa berbuah.

“Budidaya belimbing bisa direkayasa sehingga bisa berbuah setiap

saat tanpa harus menunggu musim panen yang penting

perawatannya benar dan telaten,” ujar Nanang yang memulai

budidaya belimbing sejak tahun 1997. Dia mengaku tak ada resep

khusus dalam budidaya belimbing yang penting caranya harus

benar. Jarak tanam yang baik antar pohon sekitar 8 meter. Tanah

kemudian diberi pupuk kandang. Pupuk kandang itu lah yang

membuat buah belimbing terasa manis.

Umumnya pada umur dua tahun, belimbing sudah berbuah

sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Namun, untuk

menghasilkan 50 kg – 100 kg buah per pohon biasanya perlu lebih

dari lima tahun. Setelah pohon belimbing berbunga dalam rentang

waktu tiga minggu sampai satu bulan, muncul buah belimbing

kecil. Sebulan kemudian buah sudah bisa dibrongsong (red,

149

Page 150: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

dibungkus). Agar belimbing yang dihasilkan lebih berkualitas, baik

rasa maupun ukurannya, dilakukan penyortiran penjaringan buah

ketika masih di pohon dan jumlahnya juga dibatasi setiap

pohonnya.

Buah belimbing bisa dipanen setelah umur 40-60 hari

sesuai indeks yang dibutuhkan konsumen. Pemanenan dihitung

sejak masa pembungkusan. “Memanennya tergantung permintaan

konsumen, ada yang minta belimbing hijau ada juga yang sudah

berwarna kuning,” jelas Nanang. Lebih lanjut ia menjelaskan,

proses perawatan yang mudah membuat sejumlah petani beralih

menjadi petani belimbing. Dalam setiap tahapan perawatan hingga

panen para petani hanya membutuhkan biaya sekitar Rp600 untuk

satu buah belimbing. Biaya operasional ini gunakan untuk

perawatan seperti pupuk dan bungkus belimbing.

Secara umum tidak ada masalah berarti yang dihadapi

oleh para petani belimbing karena semua bisa diatasi melalui

pembinaan kelompok. Jika memang petani serius menggeluti soal

pertanian belimbing ini, semua permasalahan bisa diatasi dan

dicari solusinya. Namun ia mengaku prihatin dengan sejumlah

orang yang hanya sekadar ingin coba-coba untuk bertani

belimbing, tetapi tak memiliki keseriusan. Sehingga mereka tidak

sukses menjadi petani belimbing. “Semua pekerjaan apa pun jika

memang ingin sukses harus dijalani secara tekun dan tekad yang

150

Page 151: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

kuat,’ jelasnya. Ia optimis jika dikelola secara serius, budidaya

belimbing akan sukses.

Bahkan, katanya, ada seorang petani di Beji yang bisa

membiayai kuliah anaknya hanya dengan mengandalkan 10 pohon

belimbing di lahan miliknya. Walau hanya memiliki 10 pohon

belimbing Depok, tetapi jika perawatannya dilakukan dengan serius

maka mampu menghasilkan panen yang maksimal. Omzet

kelompok tani Kalilicin ini dalam setahun bisa mencapai Rp3,5

miliar. Angka itu termasuk fantastis bagi para petani. Apalagi di

prediksi ke depan, prospek belimbing Depok akan semakin bagus

mengingat terus meningkatnya permintaan. Sehingga dapat

dipastikan prospek pemasaran belimbing di dalam negeri makin

baik.

3. Bapak H. Namawi

Petani belimbing dan Jambu Biji yang beralamat di Gang

Jinjing,Pasir Putih, Sawangan, Depok ini bertani buah Belimbing

Dewa pada areal tanah 2120 m2 dan buah Jambu Biji seluas

840m2. Ia merasa tidak mendapatkan kesulitan yang berarti dalam

pengelolaan budidaya pertanian kedua macam buah di atas. Hal

demikian karena ia merasa sudah terbiasa dalam berbagai aktifitas

pengelolaan tanaman dengan pengalaman lebih dari 20 tahun.

151

Page 152: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Keprihatian yang Ia rasakan saat ini justru dalam pemasaran

dengan harga pada musim panen raya. Ia berharap agar Pemda

Kota Depok lebih serius lagi dalam mengatasi pemasaran

khususnya ketika hasil buah sedang membanjir. Menurutnya, harga

layak hanya dinikmatinya justru ketika hasil panen hanya sedikit.

“Kalau begini terus kapan petani bisa menikmati hasil pertaniannya

lebih berarti dan dapat meningkatkan ekonomi keluarnya?, ia

bertanya dengan serius. Pada akhirnya ia harus menyerah pada

harga yang sangat murah yang ditentukan oleh para tengkulak.

Hal yang cukup menggembirakan adalah selain kami

mendapat info cara berkebun dari petugas PPL mereka mendapat

bimbingan pembuatan produk olahan. “Karena kita petani kota

yang tidak memiliki lahan luas, mau nggak mau kita harus terus

berinovasi untuk tetap bertahan” ujarnya optimis.

4. Bapak Suhaimi

Lahan pertanian Bapak Namawi berdampingan dengan lahan

bapak H. Namawi demikian juga tempat tinggalnya di gang yang

sama. Pengelola pertanian Belimbing dan Jambu biji pada lahan

sekitar 1000 m2 ini menyikapi perkembangan pertaniannya dengan

rasa sukur. “Saya hanya bisa bersukur pada Alloh SWT,

bagaimanapun dengan usaha tani saya ini, saya bisa menghidupi

152

Page 153: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

keluarga dan dapat menyekolahkan ketiga anaknya secara wajar

seperti pada umumnya anak-anak lainnya.

5. Bapak Hamudin

Petani belimbing dan jambu biji berusia 47 tahun ini tinggal

dan mengolah kebunnya selus 1.800 m2 di Gang Mangga, Pasir

Putih, Sawangan Depok. Tidak banyak yang ia dapat kemukakan

kecuali bahwa ia telah telah menggeluti pertanian ini sejak usia

belasan tahun, dimulai dengan membantu orang tuanya ketika

masih hidup. Ketika ditanya apaka Ia merasakan adanya kemajuan

menjadi petani ketika dulu dengan sekarang setelah Belimbing

Dewa dijadikan ikon kota Depok, ia menjawab: “ Ada tetapi

perbedaannya, kalau dulu orang tua saya bertani “adem ayem” saja.

Kegiatannya hanya ke kebun hampir setiap hari dan menunggu

tengkulak dating untuk membeli hasil panennya”. “Sekarang

sepertinya banyak sekali urusannya, dipanggil untuk belajarlah, ada

tinjauan, penelitian, menjadi anggota koperasi dan “tektek-bengek”

lainnya” tambahnya dengan lugu dalam dialek sunda yang medok.

6. Bapak Sarman

Petani berusia 41 tahun ini tinggal berdampingan dengan

bapak Hamudin walaupun lahan pertanian garapannya agak

berjauhan. Ia mulai bertanam Belimbing dan Jambu Biji di usia tiga

153

Page 154: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

puluhan. Tertarik dengan budidaya buah tersebut karena ia melihat

Bapak Hamudin dan sejumlah petani lainnya yang cukup berhasil

dalam pertaniannya. Walaupun hanya memiliki lahan tidak lebih dari

500m2, ia mencoba mengelolanya dengan sungguh-sungguh. Ia

banyak belajar dari para pendahulunya, memperhatikan hal-hal

yang diajarkan oleh petugas PPL dan mencoba mempraktekkannya

walaupun tidak seluruh apa yang diajarkan dan dianjurkan oleh para

petugas itu dapat dipraktekkan di kebunnya antara lain karena

keterbatasan sarananya untuk itu.

7. Bapak H. Sukron Muhtar

Petani yang tinggal di Jl. Duluwani desa Bedahan Sawangan,

Depok ini ayah dari 5 orang anak dalam usianya 58 tahun. Ia telah

berkebun Belimbing dan Jambu Biji selama 25 tahun pada area

lahan pertanian lebih dari 6.000 m2. Dengan dibantu oleh anak laki-

lakinya yang kedua ia telah merasakan banyak suka duka dalam

bertani buah tersebut. Sukanya, karena ia merasa memiliki

penghasilan yang dapat diandalkan untuk dirinya dan keluarga

dalam usianya yang semakin senja. Di bilang dukanya, ia sering

merasa prihatin jika pada saat panen raya terpaksa harus

membuang cukup banyak Belimbing dan Jambu Biji yang busuk.

“Rasanya sedih sekali” katanya, “Sudah menggunakan tenaga untuk

memetik dan mengangkut dari kebun tetapi ada saja yang

154

Page 155: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

terbuang”. Ia menghayalkan andaikan saja dapat menyediakan

ruangan pendingin yang besar seperti yang disediakan untuk

nelayan pencari ikan, hal ini tentu tak akan terjadi. Ketika ditanya,

bukan pada saat panen raya hasil panen dibeli oleh koperasi dan

para pengolah buah-buahan. “Ya, tetapi tetap saja tidak dapat

menampung semuanya dan itu pun dibeli dengan harga yang

sangat murah”, keluhnya.

B. Pembahasan

Upaya yang dilakukan untuk memberdayakan para Petani Belimbing

dan Jambu Biji di wilayah Kota Depok, dirasakan oleh sebagian besar para

pejabat Pemda Kota Depok telah cukup optimal atau setidaknya telah

dilakukan secara sungguh-sungguh disamping ada yang berpendapat

bahwa pembinaan terhadap. Kesimpulan ini diperoleh dari hasil

wawancara dengan key informan yaitu Kepala Seksi Bina Usaha dan

Penyuluhan Distankan Kota Depok, Indera Wahyu serta pejabat dan tokoh

terkait lainnya.

“Kami akan terus berupaya semaksimal mungkin agar sektor

pertanian di Kota Depok bisa terus meningkatkan produksinya. Dengan

demikian, para petani bisa meningkatkan kesejahteraannya sesuai dengan

harapan Pemerintah,” jelas Kepala Seksi Bina Usaha dan Penyuluhan

Distankan Kota Depok, Indera Wahyu. Menurutnya, kesuksesan para

petani akan berimbas pada meningkatnya taraf hidup masyarakat Kota

155

Page 156: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Depok. Keberhasilan mereka pun sejalan dengan program Pemkot dan

turut memberikan kontribusi terhadap pembangunan Kota Depok lebih baik

lagi.

Dalam pelaksanaan pembinaan serta pemberian bibit ini, Distankan

Kota Depok bekerja sama dengan Direktorat Budidaya dan Pasca Panen

Buah Kementerian Pertanian. Bibit yang diberikan kepada para petani

bukan bibit sembarangan, melainkan hasil penelitian Kementerian

Pertanian. Melalui bantuan permodalan berupa investasi bibit dan sarana

produksi ini diharapkan akan mampu memberikan motivasi dan semangat

kepada para petani. Jika program ini berhasil, maka hampir bisa

dipastikan dapat meningkatkan populasi tanaman yang berdampak pada

peningkatan produksi. Hal tersebut juga mampu meningkatkan teknologi

efisiensi yang berdampak pada peningkatan produktivitas sehingga

pendapatan petani dapat meningkat pula secara signifikan untuk jangka

waktu yang panjang.

Berpegang teguh pada cita-cita mensejahterakan petani, Distankan

Kota Depok terus memberikan pendampingan dan bantuan kepada

mereka. Bahkan, tak jarang ada petani yang tadinya kesulitan mengelola

lahannya kini bisa sukses sehingga bisa tampil sebagai ‘petani berdasi’.

Selain layanan pemberian bantuan bibit, Distankan juga kerap kali

memberikan pelatihan tentang pertanian belimbing, jambu, tanaman hias,

atau ikan hias. Para petani Kota Depok dilatih untuk bisa menjadi petani

yang sukses yang memiliki wawasan dan jiwa entrepreneur (pengusaha).

156

Page 157: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Diharapkan pelatihan yang diperoleh dapat menjadi bekal ilmu

pengetahuan untuk berhubungan dengan kaum pengusaha, khususnya

dalam bidang yang berkaitan dengan keahlian para petani tersebut.

Dengan demikian, para petani diharapkan mampu melakukan kontak

bisnis dengan pengusaha yang bersangkutan untuk meningkatkan

kemampuan pengelolaan lahan maupun untuk pemasaran.

Dalam rangka memberdayakan petani di wilayah Pemda Kota Kota

Depok melalui Distankan Kota Depok memulainya dengan Konsep

Pertanian Perkotaan yaitu sebuah konsep yang memanfaatkan luas lahan

yang terbatas untuk budidaya komoditas pilihan yang memiliki nilai

tambah. “Luas lahan pertanian yang menjadi kendala menjadi peluang

bagi petani” ujar Widyati Ka Distankan Kota Depok. Widayati menuturkan,

Dinas Pertanian dan Perikanan Pemkot Depok terus berupaya mendorong

para petani di Kota Depok untuk melakukan pemanfaatan lahan seoptimal

mungkin melalui pemilihan komoditas yang cocok di Kota Depok seperti

Belimbing dewa, jambu biji, anggrek maupun tanaman hias sepeti

Anggrek. Selain itu, para petani dapat melakukan diversifikasi usaha, yaitu

tidak hanya pada satu bidang saja, misal menanam tanaman hias dan

memelihara ikan hias.

Langkah teknis yang dilaksanakan oleh Distan, diantaranya

membuat kegiatan yang mengarah pada pola pertanian perkotaan,

memberikan penyuluhan pada para petani tentang

usaha-usaha/komoditas. Distankan juga melakukan fasilitasi bagi para

157

Page 158: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

petani untuk memperoleh akses permodalan, tujuannya agar para petani

bisa lebih meningkat dari segala aspek, baik produktivitas maupun

manajerial.

Distankan juga berupaya untuk membina para petugas PPL yang

mencakup program-program pembangunan yang sedang dan akan

dikembangkan daerah setempat, serta materi-materi bersifat membantu

memecahkan permasalahan petani/peternak/pekebun. Sumber materi

teknologi pertanian dapat bersumber dari Tabloid Sinar Tani, dipilih materi

yang sekiranya dapat dikembangkan di wilayah kerja penyuluh pertanian

dan materi yang dapat untuk membantu pemecahan masalah

petani/peternak/pekebun setempat. Materi-materi pelatihan dirancang

sampai tujuan intruksional khusus, misalnya peserta hanya pemahaman

saja, peserta harus terampil dalam melakukan penyuluhan dan

pembinaan kepada para petani, termasuk petani Belimbing dan Jambu Biji

yang memang menjadi primadona pertanian Kota Depok.

Distankan Kota Depok dalam mendorong pemberdayaan masyarakat

Petani khususnya petani Belimbing dan Jambu Biji bekerjasama dengan

beberapa OPD-OPD yang berada di Kota Depok., seperti Koperasi, Disnakersos,

UMKM dan pihak-pihak lainnya. Konsep kemitraan bagi petani dan

pengusaha didorong sedemikian rupa hingga terwujudnya kepastian

jaminan pasokan bahan baku serta perasaan saling memerlukan, yang

dapat meningkatkan kualitas dan volume usaha, karena saling

158

Page 159: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

menguatkan, dan peningkatan keuntungan yang berkesinambungan

karena saling menguntungkan.

Distankan Kota Depok bekerja sama dengan peneliti menyediakan

pedoman baku tentang teknik agribisnis belimbing sesuai sifat agroklimat

dan sifat varietas daerah produsen belimbing. teknik membuat lubang

tanam optimal, pupuk organik yang paling tepat, bibit dari varietas unggul

yang bersertifikat, pemupukan dengan dosis yang tepat, pengairan tepat

waktu dan tepat jumlah, pembentukan tajuk dan pemangkasan yang

benar , pengendalian organisme pengganggu tanaman dan gulma yang

baik, waktu panen umur matang buah , penanganan pasca panen buah

yang baik serta pengelolaan kebun yang tepat.

Masyarakat petani didorong untuk berfungsi sebagai plasma dan

pemerintah atau pihak swasta sebagai inti sehingga ada hubungan

kerjasama yang saling mendukung sehingga tercipta unit ekonomi yang

utuh antara inti plasma, serta mengadakan pelatihan administrasi dan

teknisi perkebunan inti dan pembina petani plasma. Pemda Kota Depok

juga melakukan pendataan tanaman belimbing hingga dapat melakukan

perkiraan volume dan waktu produksi di sentra produksi.

Penggalangan kerja sama dan modal dari petani, pengusaha,

asosiasi dan pemerintah dilakukan Pemda Kota Depok oleh dinas-dinas

terkait secara sinergi . Pemberian bibit belimbing diberikan secara

menyebar di seluruh kecamatan di Kota Depok, karena budidaya

belimbing berada di hampir setiap wilayah di Kota Depok. panduan

159

Page 160: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

peningkatan produktivitas dan kualitas belimbing Dewa dengan

menggunakan metil eugenol sebagai atraktan dalam memberantas

serangan hama yang berdampak pada kegagalan panen.

Pemda Kota Depok mendorong kestabilan harga penjualan

Belimbing dan Jambu Biji dengan penetapan harga oleh PKPBDD,

sehingga petani tidak dirugikan karena penetapan harganya lebih

menguntungkan bagi petani.

Pemda Kota Depok mendorong semaksimal mungkin untuk dapat

memperoleh bantuan permodalan. Pada tahun 2010, Bank Mandiri

sebagai lembaga penunjang permodalan memberikan bantuan kepada

116 petani melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) dengan

PKPBDD sebagai fasilitator dan pihak penjamin, sehingga petani tidak

perlu memberikan agunan untuk mendapatkan pinjaman tersebut.

Menurut Bapak Yoyo Sutaryono, Kepala BFPPL Kecamatan

Sawangan Distankan Depok, dalam pelaksanaan penyuluhan para Petani

Belimbing dan Kota Depok, terdapat hal yang positif dan hal yang

menimbulkan masalah. Hal positif yaitu sikap penerimaan para Petani

Belimbing dan Jambu Biji pada umumnya menerima baik terhadap

kehadiran petugas PPL. Hal yang menimbulkan masalah antara lain

kadang-kadang terjadi konflik di antara sesama anggota Kelompok Tani

yang tidak mudah didamaikan. Hal lain adalah dalam hal pengembalian

kredit, sering kali tersendat bahkan tidak sedikit petani yang berpikiran

160

Page 161: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

bahwa kredit itu merupakan bantuan pemerintah yang tidak harus

dikembalikan.

Dari sudut pandang petani Belimbing dan Jambu Biji Depok, upaya

pemberdayaan petani belum optimal terbukti dari kuesioner yang diajukan

kepada 6 orang petani, 2 orang diantaranya menjawab bahwa

pelaksanaan upaya pemberdayaan tersebut menyatakan bahwa semua

kegiatan hanya dilakukan kadang-kadang saja, 2 orang menyatakan

berkelanjutan dalam kegiatan sosialisasi dan sisanya berkelanjutan dalam

hal promosi.

161

Page 162: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pada bab-bab sebelumnya, penulis merumuskan

kesimpulan sebagai jawaban atas pokok permasalahan yang dipilih dalam

penelitian ini.

1. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Depok dalam

memberdayakan masyarakat petani Belimbing dan Jambu Biji di

Kota dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:

a. Pemda Kota Depok berupaya semaksimal mungkin agar sektor

pertanian di Kota Depok bisa terus meningkatkan produksinya.

Dengan demikian, para petani bisa meningkatkan

kesejahteraannya sesuai dengan harapan Pemerintah.

b. Pemda Kota Depok melalui Distankan Kota Depok bekerja sama

dengan Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Buah

Kementerian Pertanian memberikan bibit yang bermutu

sebagaihasil penelitian Kementerian Pertanian.

c. Melalui bantuan permodalan berupa investasi bibit dan sarana

produksi ini diharapkan akan mampu memberikan motivasi dan

semangat kepada para petani serta dapat meningkatkan

162

Page 163: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

teknologi efisiensi yang berdampak pada peningkatan

produktivitas sehingga pendapatan petani dapat meningkat pula

secara signifikan untuk jangka waktu yang panjang.

d. Distankan Kota Depok terus memberikan pendampingan dan

pelatihan kepada petani Belimbing dan Jambu. Para petani Kota

Depok dilatih untuk bisa menjadi petani yang sukses yang

memiliki wawasan dan jiwa entrepreneur (pengusaha).

Diharapkan pelatihan yang diperoleh dapat menjadi bekal ilmu

pengetahuan untuk berhubungan dengan kaum pengusaha,

khususnya dalam bidang yang berkaitan dengan keahlian para

petani tersebut. Dengan demikian, para petani diharapkan

mampu melakukan kontak bisnis dengan pengusaha yang

bersangkutan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan

lahan maupun untuk pemasaran.

e. Dalam rangka memberdayakan petani di wilayah Pemda Kota

Kota Depok melalui Distankan Kota Depok memulainya dengan

Konsep Pertanian Perkotaan yaitu sebuah konsep yang

memanfaatkan luas lahan yang terbatas untuk budidaya

komoditas pilihan yang memiliki nilai tambah.

f. Langkah teknis yang dilaksanakan oleh Distan, diantaranya

membuat kegiatan yang mengarah pada pola pertanian

perkotaan, memberikan penyuluhan pada para petani tentang

usaha-usaha/komoditas. Distankan juga melakukan fasilitasi

163

Page 164: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

bagi para petani untuk memperoleh akses permodalan,

tujuannya agar para petani bisa lebih meningkat dari segala

aspek, baik produktivitas maupun manajerial.

g. Distankan Kota Depok berupaya untuk membina para petugas

PPL yang mencakup program-program pembangunan yang

sedang dan akan dikembangkan daerah setempat, serta materi-

materi bersifat membantu memecahkan permasalahan petani

Belimbing dan Jambu Biji di Kota Depok termasuk teknologi

pertanian. Materi yang diberikan akan dapat dikembangkan di

wilayah kerja penyuluh pertanian dan materi yang dapat untuk

membantu pemecahan masalah petani.

h. Distankan Kota Depok dalam mendorong pemberdayaan

masyarakat Petani khususnya petani Belimbing dan Jambu Biji

bekerjasama dengan beberapa OPD-OPD yang berada di Kota

Depok., seperti Koperasi, Disnakersos, UMKM dan pihak-pihak

lainnya.

i. Pemda Kota Depok melalui Distankan Kota depok

mengembangkan konsep kemitraan bagi petani dan pengusaha

didorong sedemikian rupa hingga terwujudnya kepastian

jaminan pasokan bahan baku serta perasaan saling

memerlukan, yang dapat meningkatkan kualitas dan volume

usaha, karena saling menguatkan, dan peningkatan keuntungan

yang berkesinambungan karena saling menguntungkan.

164

Page 165: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

j. Distankan Kota Depok bekerja sama dengan peneliti

menyediakan pedoman baku tentang teknik agribisnis belimbing

sesuai sifat agroklimat dan sifat varietas daerah produsen

belimbing. teknik membuat lubang tanam optimal, pupuk organik

yang paling tepat, bibit dari varietas unggul yang bersertifikat,

pemupukan dengan dosis yang tepat, pengairan tepat waktu

dan tepat jumlah, pembentukan tajuk dan pemangkasan yang

benar, pengendalian organisme pengganggu tanaman dan

gulma yang baik, waktu panen umur matang buah, penanganan

pasca panen buah yang baik serta pengelolaan kebun yang

tepat.

k. Masyarakat petani didorong untuk berfungsi sebagai plasma

dan pemerintah atau pihak swasta sebagai inti sehingga ada

hubungan kerjasama yang saling mendukung sehingga

tercipta unit ekonomi yang utuh antara inti plasma, serta

mengadakan pelatihan administrasi dan teknisi perkebunan inti

dan pembina petani plasma. Pemda Kota Depok juga

melakukan pendataan tanaman belimbing hingga dapat

melakukan perkiraan volume dan waktu produksi di sentra

produksi.

l. Guna meningkatkan produktivitas dan kualitas Belimbing

Dewa dilakukan pemberantasan hama dengan

menggunakan metil eugenol sebagai atraktan dalam

165

Page 166: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

memberantas serangan hama yang berdampak pada

kegagalan panen.

m. Pemda Kota Depok mendorong kestabilan harga penjualan

Belimbing dan Jambu Biji dengan penetapan harga oleh

PKPBDD, sehingga petani tidak dirugikan karena penetapan

harganya lebih menguntungkan bagi petani.

n. Pemda Kota Depok mendorong semaksimal mungkin untuk

dapat memperoleh bantuan permodalan. Pada tahun 2010,

Bank Mandiri sebagai lembaga penunjang permodalan

memberikan bantuan kepada 116 petani melalui Program

Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) dengan PKPBDD sebagai

fasilitator dan pihak penjamin, sehingga petani tidak perlu

memberikan agunan untuk mendapatkan pinjaman tersebut.

Dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan penyuluhan para

Petani Belimbing dan Kota Depok, terdapat hal yang positif dan hal

yang menimbulkan masalah. Hal positif yaitu sikap penerimaan para

Petani Belimbing dan Jambu Biji pada umumnya menerima baik

terhadap kehadiran petugas PPL. Hal yang menimbulkan masalah

antara lain kadang-kadang terjadi konflik di antara sesama anggota

Kelompok Tani yang tidak mudah didamaikan. Hal lain adalah dalam

hal pengembalian kredit, sering kali tersendat bahkan tidak sedikit

petani yang berpikiran bahwa kredit itu merupakan bantuan

pemerintah yang tidak harus dikembalikan.

166

Page 167: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

2. Dari sudut pandang Pemda Kota Depok, pemberdayaan

masyarakat petani Belimbing dan Jambu Biji Kota Depok telah

dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendekati optimal. Hal itu

dipandang berdasarkan kepada fakta-fakta yang telah diupayakan

oleh Pemda Kota Depok baik yang dilaksanakan secara sinergi

antar dinas maupun hal-hal khusus yang dilaksanakan oleh Distan

Kota Depok. Dipihak lain dalam sudut pandang petani Belimbing

dan Jambu Biji Depok, upaya pemberdayaan petani belum optimal

terbukti dari kuesioner yang diajukan kepada 6 orang petani, 4

orang menjawab pelaksanaan upaya pemberdayaan tersebut

hanya dilakukan kadang-kadang saja, 2 orang menyatakan

berkelanjutan dalam kegiatan sosialisasi dan sisanya berkelanjutan

dalam hal promosi.

B. SARAN

Mengacu kepada hasil penelitian, dalam tesis ini penulis

menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya Pemda Kota Depok mengupayakan adanya investor

yang bersedia untuk mendirikan pabrik besar yang dapat

mengolah seluruh hasil pertanian Belimbing dan Jambu Merah di

wilayah Kota Depok dan sekitarnya menjadi beragam makanan

167

Page 168: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

dan minuman yang nikmat dan berhasiat yang didukung dengan

promosi dan jaringan pemasaran yang kuat.

2. Sebelum terwujudnya saran pertama di atas, sebaiknya Pemda

Depok mendorong diversifikasi pola pemasaran untuk produk-

produk olahan Belimbing dan Jambu Biji dengan sistem sarana

dan prasarana yang relatif sederhana hingga dapat dilakukan

dengan modal kecil tetapi dapat menjangkau pasar yang luas.

Salah satunya adalah dengan membuat dan menyebar booth

tempat penjualan seperti yang dilakukan oleh perusahaan-

perusahaan teh.

168

Page 169: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adi, Isbandi Rukmanto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat; Intervensi Komunitas, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Jakarta, 2001.

Anton M. Mulyono (et.al.) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990.

Adisasmita, Raharjo. Teori Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.

Hadi, Sudharto P. 1999. Peranserta Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Amdal. Makalah pada Seminar Partisipasi Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Amdal. Hasil Seminar, Jakarta 3 – 4 Pebruari 1999.

_____________. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, 2005.

Hikmat, H., Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Humaniora Utama Press. Bandung, 2004.

Hinger, J. D., dan Thomas L Wheelen, Manajemen Strategis (Terjemahan), Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.

Irawan, Dicky, Peran Serta Masyarakat dalam Penyedian Sarana Perkotaan melalui Community Contact di Kota Pontianak, Tesis Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wlayah dan Kota, Universitas Diponegoro, Semarang, 2003.

Moleong, Lexy. J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2006

Parimin. Jambu Biji : Budidaya dan Ragam Pemanfataannya. Jakarta : Penebar , 2007.

169

Page 170: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

Poerwadarmita, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. Ke-3 Jakarta, PN Balai Pustaka, 1999.

Porter, M. E. Keunggulan Bersaing, Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Jakarta : Binarupa Aksara, 1994.

Rakhmat,, Jalaluddin Metode Penelelitian Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2006.

Rangkuti, F., Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006.

Sani, Abdul, Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial, Jakarta, Fajar Agung, 1997.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Press, 1999

Syam, H Nur, 2005. Model-model Pemberdayaan Masyarakat, Pustaka Pesantren, Yogyakarta.

Suparjan dan Suyatno H, Pengembangan Masyarakat : Dari Pembangunan Sampai Pemberdayaan. Aditya Media Yogyakarta, 2003.

Sutomo, Pembangunan Masyarakat. Pustaka Pelajar, Jakarta, 2009.

Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Thantawi R.M.A. Kamus Bimbingan dan Konseling ,Jakarta, Economic Students Group, 1993.

____________ Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik, Cetakan 11, PT. Remadja Rosdakarya, 2004, Pustaka Pelajar, Jakarta, 2008.

Usman, Soetomo, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat .

____________. Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2002.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2005.

Yin, Robert K., Studi Kasus (Desain dan Metode), Alih Bahasa M. Djauzi Mudzakir PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.

170

Page 171: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

.Yoshida, D.T. Arsitektur Strategik: Solusi Meraih Kemenangan dalam Dunia yang Senantiasa Berubah. Jakarta : Elexmedia Komputindo, 2006.

B. Sumber Lain

Direktorat Jenderal Hortikultura. Konsumsi Buah-Buahan Indonesia. Jakarta. http://www.hortikultura.deptan.go.id

Direktorat Jenderal Hortikultura. Produk Domestik Bruto Hortikultura Indonesia. Jakarta. http://www.hortikultura.deptan.go.id

Direktorat Jenderal Hortikultura. Produksi dan Luas Lahan Buah Jambu Biji. Jakarta. http://www.hortikultura.deptan.go.id

Serba-serbi Belimbing; Budidaya Belimbing, http://www.lembahpinus.com.

171

Page 172: OFTIMALISASI PERAN PEMBINAAN MASYARAKAT PETANI  PEMDA DEPOK JAWA BARAT

172