obturasi saluran akar

10
1 OBTURASI SALURAN AKAR Berdasarkan literatur Walton (2002), trias endodontik adalah yang pertama, yaitu access opening, yang kedua, yaitu cleaning and shaping, dan yang terakhir adalah obturasi. Menurut Grossman dkk., (1995), obturasi saluran akar adalah pengisian saluran akar oleh bahan tertentu yang bertujuan untuk menutup rapat secara hermentis sepanjang saluran akar dari bagian mahkota hingga ke apeks agar mencegah terjadinya invasi dan pertumbuhan bakteri di ke saluran akar tersebut. Fungsi dari obturasi adalah: 1. Mencegah kebocoran koronal. 2. Membunuh adanya organisme sisa. 3. Mencegah terjadinya akumulasi stagnasi cairan jaringan. Menurut Ingle dkk., (2002), obturasi dapat dilakukan ketika: 1. Gigi bebas dari adanya keluhan rasa sakit (asimptomatik). 2. Seluruh saluran akar dalam keadaan bersih dan kering. 3. Tidak ditemui eksudat. 4. Tidak ditemui adanya bau busuk. 5. Keadaan tumpatan sementara masih dalam keadaan yang baik. 6. Tidak ada sinus track yang persisten. 7. Telah diaplikasikan Intracanal medicament sekurang- kurangnya 1 minggu.

Upload: embo

Post on 28-Jan-2016

969 views

Category:

Documents


86 download

DESCRIPTION

materi obturasi saluran akar

TRANSCRIPT

Page 1: Obturasi Saluran Akar

1

OBTURASI SALURAN AKAR

Berdasarkan literatur Walton (2002), trias endodontik adalah yang pertama, yaitu access

opening, yang kedua, yaitu cleaning and shaping, dan yang terakhir adalah obturasi. Menurut

Grossman dkk., (1995), obturasi saluran akar adalah pengisian saluran akar oleh bahan tertentu

yang bertujuan untuk menutup rapat secara hermentis sepanjang saluran akar dari bagian

mahkota hingga ke apeks agar mencegah terjadinya invasi dan pertumbuhan bakteri di ke saluran

akar tersebut. Fungsi dari obturasi adalah:

1. Mencegah kebocoran koronal.

2. Membunuh adanya organisme sisa.

3. Mencegah terjadinya akumulasi stagnasi cairan jaringan.

Menurut Ingle dkk., (2002), obturasi dapat dilakukan ketika:

1. Gigi bebas dari adanya keluhan rasa sakit (asimptomatik).

2. Seluruh saluran akar dalam keadaan bersih dan kering.

3. Tidak ditemui eksudat.

4. Tidak ditemui adanya bau busuk.

5. Keadaan tumpatan sementara masih dalam keadaan yang baik.

6. Tidak ada sinus track yang persisten.

7. Telah diaplikasikan Intracanal medicament sekurang-kurangnya 1 minggu.

Sedangkan apabila masih ditemui gigi dengan eksudat atau pus yang berlebih, gigi mengalami

periodontitis apikalis akut, gigi dalam kasus retreatment akar, dan perawatan kompleks seperti

perforsi pulpa, maka obturasi tidak dapat dilakukan.

Menurut Grossman dkk., (1995), obturasi atau pengisian saluran akar oleh bahan pengii

berfungsi untuk menghilangkan semua pintu masuk antara jaringan periodonsium dengan saluran

akar, sehingga bahan pengisi saluran akar haruslah bahan yang memenuhi standar, tidak

menimbulkan reaksi alergi, dan sesuai dengan teknik dan alat obturasi. Adapun syarat pengisian

saluran akar yang baik dan ideal adalah:

1. Mudah diaplikasikan ke dalam saluran akar.

2. Dapat menutup saluran akar pada bagian lateral dan apikal.

3. Tidak mengalami pengkerutan.

4. Tahan terhadap kelembaban.

5. Bersifat bakterisidal.

6. Radiopak.

Page 2: Obturasi Saluran Akar

2

7. Tidak menimbulkan pewarnaan pada gigi.

8. Tidak mengiritasi jaringan sekitar.

9. Bahan steril atau mudah disterilkan.

10. Mudah dikeluarkan dari saluran akar (jika diperlukan).

11. Tidak teresorbsi.

12. Merupakan isolator yang baik.

Menurut Walton (2002), material obturasi terbagi dalam 2 kelompok dasar, yaitu material

utama (core material) dan semen saluran akar (sealer). Berikut ini akan dijelaskan material

obturasi.

1. Material utama

Terdiri dari material padat dan material semi padat (pasta / proses pelunakan).

a. Material padat

Terdiri dari:

1) Kon Gutta Percha

Bahan padat yang sering digunakan dalam obturasi. Bersifat

plastis dan beradaptasi dengan baik terhadap dinding salutan akar

yang telah dipreparasi. Memiliki teknik pengaplikasian yang cukup

kompleks namun mudah diperlakukan dan dimanipulasi. Bahan ini

mudah dikeluarkan dari saluran akar dan toksisitasnya minimal.

Kekurangan dari bahan ini adalah gutta percha tidak melekat pada

dentin dan sedikit elasti sehingga dapat memantul dan menjauh

dari dinding saluran akar; selain itu jika gutta percha dipanaskan

kemudian didinginkan maka akan terjadi pengkerutan; jika bertemu

dengan kloroform / ekapitol maka gutta percha akan menguap dan

mengkerut; aplikasi gutta percha tanpa adanya semen saluran akar

menyebabkan saluran akar menjadi tidak rapat.

2) Kon Perak (Ag point)

Memiliki bentuk dan komposisi, yaitu bahan perak murni yang

berukuran seperti reamer. Kelebihan menggunakan bahan ini

adalah mudah diaplikasikan dan dikontrol panjangnya; kekakuan

dan fleksibilitas memungkinkan untuk obturasi saluran akar yang

bengkok maupun sempit; bersifat radiopak; dan mudah disterilkan.

Namun bahan ini memiliki kekurangan, yaitu dalam jangka panjang

hasilnya akan kurang baik, karena memiliki adaptasi yang kurang

baik (buruk) pada dinding saluran akar yang tidak teratur; mudah

berkarat jika terkena cairan; sulit untuk dikeluarkan dari saluran

Page 3: Obturasi Saluran Akar

3

akar; pengisian yang kurang padat tidak terlihat jelas; dapat

mengalami kebocoran.

b. Material semi padat

Terdiri dari:

1) Pasta saluran akar

Bahan pasta, yaitu zinc oxyde – eugenol dan AH 26 – diaket

(plastik). Konsistensi dari bahan ini adalah cair seperti dempul dan

cara memasukkan bahan ini ke dalam saluran akar adalah dengan

metode penuntikkan dan dengan menggunakan lentulo.

Keuntungannya adalah teknik cepat dan relatif mudah, hanya

menggunakan satu bahan saja, dan alat yang digunakan

sederhana (lentulo dan bur). Kekurangannya adalah kurangnya

kontrol kepadatan dan panjang pengisian, serta kerapatan apikal

akibat adanya udara yang terjebak, penyusutan bahan, dan bahan

menjadi larut oleh cairan mulut / jaringan.

2) Semen saluran akar

Bahan ini terbagi menjadi 5 kelompok sesuai dengan bahan

dasarnya, yaitu:

a) Seng oksida eugenol: Procosol, Tubli-seal, Kert, Roth.

b) Resin: AH 26, Diaket, Hydron.

c) Gutta percha: Chloropercha, Euca Percha.

d) Adesif dentin: Glass ionomer, Polikarboksilat, Kalsium

fosfat, Komposit, Cyanokrilat.

e) Bahan dengan tambahan obat: Endomethasone, N2,

SPAD sebagai disinfektan, dan Calcibiotik, Seal apex

sebagai kalsium hidroksida.

Secara klasik, teknik obturasi terbagi menjadi 4 teknik, yaitu menggunakan pasta saja,

single cone, cold lateral condensation, dan thermoplastic compaction. Berikut penjelasannya:

1. Single cone methode

Pengisian saluran akar dengan guttap satu cone yang dimasukkan ke dalam

saluran akar. Indikasinya adalah saluran akar berbentuk bulat, tergantung pada

Page 4: Obturasi Saluran Akar

4

teknik preparasinya (konvensional), satu saluran akar hanya diisi satu guttap, dan

bahan yang digunakan adalah pasta saluran akar. Teknik dari single cone ini adalah:

a. Pilih guttap yang sesuai dengan ukuran nomor alat preparasi saluran akar

yang digunakan terakhir.

b. Guttap kemudian dicobakan terlebih dahulu ke dalam saluran akar dan

diambil data radiografisnya. Apabila posisi dan ukuran guttap tampak sudah

pas maka lakukan obturasi, apabila belum maka guttap harus diganti atau

ulangi preparasi saluran akar.

c. Aduk sealer di atas pelat kaca, kemudian usapkan lentulo ke selapis tipis

sealer kemudian masukkan ke dalam saluran akar sesuai panjang kerja,

putar searah jarum jam dan tarik keluar. Lentulo dapat digerakkan dengan

menggunakan low speed maupun manual. Hasilnya, pasta akan teroles

pada dinding saluran akar.

d. Sepertiga guttap bagian ujung dioleskan pada selapis tipis sealer di pelat

kaca kemudian masukkan kembali ke dalam saluran akar sesuai panjang

kerja dengan menggunakan pinset endodontik.

e. Guttap yang berlebih dipotong hingga batas orifisium menggunakan

ekskafator yang telah dipanasi dan kavitas ditumpat menggunakan basis

semen fosfat.

2. Lateral condensation methode

Pengisian saluran akar menggunakan master cone guttap dan dilakukan

kondensasi menggunakan spreader ke arah lateral. Tujuannya adalah untuk mengisi

saluran akar dengan guttap yang dimampatkan ke arah lateral. Indikasi dari teknik ini

adalah hampir seluruh kasus saluran akar yang berbentuk oval atau lebar dan tidak

dapat dilakukan single cone methode, kecuali saluran akar sangat bengkok; bentuk

akar abnormal; ada resorbsi interna. Kelebihan teknik ini adalah tidak rumit, alat

sederhana, kualitas obturasi sama baik dengan yang lainnya, terkontrolnya panjang

kerja, retreatment mudah, adaptasi pada jaringan saluran akar yang baik, dan dapat

dipreparasi untuk pasak. Cara melakukan teknik ini adalah:

a. Pilih guttap yang sesuai dengan MAF dan cobakan ke dalam kavitas hingga

terasa tug back (terasa sedikit terhambat saat ditarik).

b. Sealer diaplikasikan ke dinding akar secukupnya.

c. Master cone yang telah diberi sealer diaplikasikan ke dalam saluran akar

sesuai dengan panjang kerja.

d. Tambahkan guttap dengan ukuran yang lebih kecil untuk mengisi daerah

yang masih kosong.

e. Aplikasikan spreader untuk menekan guttap ke lateral.

Page 5: Obturasi Saluran Akar

5

f. Tambahkan guttap tambahan hingga padat dan didapatkan pengisian yang

hermetis.

g. Kelebihan guttap kemudian dipotong.

3. Vertical condensation methode (Down pack)

Pengisian saluran akar yang dilakukan dengan master guttap yang kemudian

dikondensasi secara lateral dan dikondensasi secara vertikal menggunakan plugger.

Indikasi dari teknik ini adalah diameter saluran akar berbentuk oval, dan terdapat

apikal konstriksi. Kelebihan menggunakan teknik ini adalah penutupan saluran akar

sangat baik, ke arah apikal maupun ke arah lateral. Kekurangannya adalah

memerlukan waktu yang lama, ada resiko fraktur akar vertikal, dan pengisian guttap

atau sealer yang berlebih menyebabkan sulit untuk dilakukan retreatment.

4. Thermoplastic gutta percha (Back fill)

Merupakan teknik pengisian akar yang dilakukan dengan panas menggunakan

alat ijeksi atau pen dengan bahan pasta. Cara dari teknik ini adalah:

a. Memasukkan gun tip ke dalam saluran akar dan guttap diinjeksi hingga gun

tip terdorong keluar dari saluran akar.

b. Melakukan penekanan ke arah vertikal dengan plugger.

c. Injeksikan guttap secara vertikal hingga saluran akar terisi penuh dari arah

vertikal maupun lateral.

Menurut Ford dkk., (2002), gambaran radiografi dari obturasi yang baik adalah dilihat dari

aspek berikut ini:

1. Radiolusensi: adanya ruang kosong menandakan obturasi kurang sempurna.

2. Densitas: kepadatan harus merata dari orifisium hingga ke apeks.

3. Panjang: obturasi harus sesuai panjang kerja.

4. Bentuk: bentuk haruslah sesuai dengan morfologi saluran akar gigi tersebut (apeks

menguncup).

Kriteria keberhasilan obturasi dapat dinilai dari:

1. Bebas dari adanya gejala klinis atau keluhan nyeri dan gigi dapat berfungsi

sebagaimana mestinya.

2. Tidak terdapat riwayat pembengkakan selama kontrol.

3. Gambaran radiografi dari jaringan periapikal normal.

4. Gambaran radiografi ligamen periodontal normal.

5. Gambaran radiografi dari obturasi baik.

Page 6: Obturasi Saluran Akar

6

DAFTAR PUSTAKA

Ford, T., Rhodes, J., Ford, H., 2002, Endodontics Problem-Solving Clinical Practice, Martin Dunitz,

London.

Grossman, L., Oliet, S., Rio, C., Ilmu Endodontik Dalam Praktik, EGC, Jakarta.

Ingle, J., Bakland, L., 2002, Endodontics, 5th. Ed., BC Decker Inc, London.

Walton, T., 2002, Principles and Practice Endodontics, 3rd. Ed., W. B. Saunders, Philadhelpia.