naskah publikasi_angga made santhika_012116325
DESCRIPTION
daun tinTRANSCRIPT
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN TIN (Ficus carica L.)
TERHADAP KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN
Studi eksperimental pada tikus putih galur wistar jantan yang diinduksi diet
tinggi kolesterol
Angga Made Santhika1, Minidian Fasitasari2, Joko Wahyu Wibowo3
1 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
2 Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
3 Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Korespondensi : Angga Made Santhika, Mahasiswa Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung, Jl Kaligawe KM 4 Semarang 50012 Telp (+6224) 6583584 Fax (+6224) 6594366, email:[email protected]
ABSTRAKPenggunaan Obat-obatan untuk penyakit hiperlipidemia akhir-akhir
ini semakin meningkat dan obat anti hiperlipidemia sendiri memiliki beberapa efek samping yang kurang menguntungkan. Daun tin diketahui memiliki senyawa-senyawa diantaranya b-sitosterol, campesterol, stigmasterol yang diketahui mampu menurunkan kadar LDL. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun tin terhadap kadar LDL pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi diet tinggi kolesterol.
Penelitian eksperimental dengan post test only control group design ini menggunakan sampel 30 tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 5 kelompok. K-I merupakan kontrol negatif yang diberi diet tinggi kolesterol, K-II, K-III,dan K-IV diberi ekstrak daun tin dengan dosis 25 mg, 50 mg, dan 100 mg, serta diberi diet tinggi kolesterol, dan K-V sebagai kontrol positif yang diberi statin serta diberi diet tinggi kolesterol. Perlakuan diberikan selama 14 hari kemudian kadar LDL diukur pada hari ke-15 dengan menggunakan spektrofotometer.
Rata-rata LDL untuk K-I adalah 94,56 mg/dl, K-II sebesar 81,74 mg/dl, K-III sebesar 68,8 mg/dl, K-IV sebesar 56,01 mg/dl dan K-V sebesar 39,80. Dari hasil uji kruskal wallis menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh ekstrak daun tin terhadap kadar kolesterol LDL pada K-I, K-II, K-III, K-IV, K-V (p = 0,000). Hasil uji mann whitney antara K I-II, K I-III, K I-IV, K I-V, K II-III, K II-IV, K II-V, K III-IV, K III-V, K IV-V diperoleh
1
2
perbedaan signifikan secara Keseluruhan dengan nilai p = 0,004 (p< 0,05).
Kesimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun tin dapat mempengaruhi kadar LDL pada tikus yang mendapat diet tinggi kolesterol.
Kata kunci : Ekstrak daun tin, LDL,Statin.
ABSTRACTThe use of hyperlipidemia’s drugs lately has increased but
unfortunately the medication has some side effects. Fig’s leaf are known to have some compound. Some of them are b-sitosterol, campesterol, stigmasterol which are known to reduce LDL level. The research objective was to determine the effect of fig leaf’s extract on cholesterol level in wistar strain of male rats induced by high cholesterol diet.
This experimental research using post test only control group design use samples of 30 rats which are divided into 5 groups. K-I is negative controls were fed with high cholesterol diet, K-II, K-III, and K-IV given fig leaf’s extract at a dose of 25 mg, 50 mg, and 100 mg respectively, and given high cholesterol diet, and K-V as a positive control given statin and high cholesterol diet. The treatment were given for 14 days & LDL level were measured on day 15 by spectrophotometer.
The average LDL level of K-I is 94,56 mg/dl, K-II is 81,74 mg/dl, K-III is 68,8 mg/dl, K-IV is 56,01 mg/dl and K-V is 39,80 mg/dl. Kruskal Wallis test showed that there were differences in the effect of fig leaf extract on LDL cholesterol levels at K-I, K-II, K-III, K-IV, and K-V respectively (p = 0.000). Mann Whitney test results between K I-II, K I-III, K I-IV, K I-V, K II-III, K II-IV, K II-V, K III-IV, K III-V, K IV-V obtained significant for each group showed differences with p = 0,004 (p <0.05).
We concluded that fig leaf’s extract can affect LDL levels in rats that received a diet high in cholesterol.
Keywords : Fig leaf’s extract, LDL,Statin
PENDAHULUAN
Akhir akhir ini penggunaan untuk obat-obatan anti hiperlipidemia
meningkat (Ma et al, 2005). Saat ini terdapat berbagai jenis obat untuk
pengobatan hiperlipidemia. Walaupun efektif, tetapi obat-obatan tersebut
masih terlalu mahal bagi sebagian masyarakat dan dianggap memiliki
berbagai efek samping diantaranya flushing, hiperglikemi, hiperurisemia,
hepatotoksik, miopati, dan lain-lain (US Department of Health and Human
3
Service, 2007). Pengobatan obat tradisional secara umum dinilai lebih
aman dari penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat
tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit daripada obat
modern (Ruma, 2006). Sehingga Perlu dikembangkan pemanfaatan
pengobatan lain yang memiliki efek samping minimal, murah, serta mudah
diperoleh.
Banyak obat-obat tradisional yang diyakini masyarakat berkhasiat
dapat menurunkan kadar kolesterol, salah satunya dengan menggunakan
tanaman Tin (Serraclara et al., 1998). Menurut penelitian, Ficcus carica
Linn telah dilaporkan memiliki banyak senyawa bioaktif salah satunya
adalah β-sitosterol (Gilani et al., 2008). Senyawa tersebut memiliki efek
menghambat absorpsi kolesterol ransum dan reabsorpsi kolesterol
endogen dalam saluran pencernaan, meningkatkan pengeluaran
kelebihan kolesterol yang diabsorpsi, serta menyebabkan penurunan
kadar kolesterol serum (Bonsdorff-Nikander, 2005).
Menurut penelitian, pada tahun 2006 prevalensi penyakit jantung
koroner(PJK) di Amerika terdapat 17,6 juta jiwa setara 7,9 % total
penduduk Amerika, dan sebanyak 425,4 ribu kematian akibat jantung
koroner(AHA, 2010). Menurut data prevalensi penyakit jantung Badan
Litbang Departemen Kesehatan RI, presentase kematian disebabkan
karena penyakit jantung meningkat dari 5,9 % (1975) menjadi 9,1 %
(1986) dan 19,0 % (1995)(Zain, 2009). Penelitian pada tahun 2000 RS
Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta Selatan menunjukkan, 80 %
penyebab mortalitas adalah penyakit jantung (7 ,2 juta) dan stroke
sebanyak 5,2 juta, dan secara keseluruhan penyebab utama mortalitas
68,8 % disebabkan karena PJK (Zain, 2009).
Penelitian dengan tanaman Tin kebanyakan menggunakan buahnya
berdasarkan penelitian Said & Alhejy (2014) tentang pemberian ekstrak tin
sebanyak 0,6 g/kgBB/hari selama 8 minggu pada hamster yang diberi diet
tinggi lemak menunjukkan peningkatan kadar kolesterol HDL (High
Density Lipoprotein) sebesar 62,8 mg/dl (Said & Alhejy, 2014). Selain itu
4
penelitian Rassouli et al (2010) pemberian ekstrak tin sebanyak 10
mg/kgBB/hari selama 8 hari pada tikus hiperlipidemia menunjukkan
penurunan kadar kolesterol pada serum dan hati yang signifikan
(Rassouli et al., 2010).
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang
pengaruh pemberian ekstrak daun tin terhadap kadar LDL pada hewan
coba yang diinduksi diet tinggi kolesterol. Secara khusus penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui rerata kadar LDL pada kelompok ekstrak
daun tin pada konsentrasi 25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, dan 100 mg/kgBB
terhadap kadar LDL pada tikus putih galur wistar jantan yang diinduksi diet
tinggi kolesterol dan mengetahui perbedaan kadar kolesterol LDL ekstrak
daun tin dengan statin pada tikus putih galur wistar jantan yang diinduksi
diet tinggi kolesterol. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah khasanah pengetahuan dan pengembangan penelitian lebih
lanjut mengenai pengaruh pemberian ekstrak daun tin (Ficus carica linn)
terhadap kolesterol LDL serta sebagai sumber informasi tambahan
mengenai manfaat ekstrak daun tin (Ficus carica linn) terhadap kolesterol
LDL kepada masyarakat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian ekperimental dengan rancangan Post
test only control group design. Variabel bebas adalah ekstrak daun tin
(Ficus Carica L.) dan variabel tergantung adalah kadar LDL darah. Ekstrak
daun tin adalau daun tin segar sebanyak 1000 g diekstraksi menggunakan
pelarut etanol 90% sebanyak 2000 ml dengan cara maserasi sehingga
didapat ekstrak daun tin dengan konsentrasi 100%. Dosis ekstrak yang
diberikan sebesar 25 mg/kg BB, 50 mg/kg BB dan 100 mg/kg BB dengan
skala ordinal. Kadar LDL darah adalah banyaknya jumlah low density
lipoprotein plasma darah yang dinyatakan dalam satuan mg/dl, diketahui
melalui uji laboratorium dengan metode precipitation reagent for in vitro
determination of HDL-cholesterol with The CHOD-PAP Method by
photometric systems. Subjek diberi perlakuan selama 14 hari. Kadar HDL
diukur pada hari ke-15 dengan skala rasio. Populasi target dalam
penelitian adalah tikus putih galur wistar jantan yang berada di
Laboratorium PAU Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Dari populasi
yang ada dipilih sampel sebanyak 30 ekor tikus dengan menggunakan
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah umur +3 bulan, berat
badan +200g, sehat pada pengamatan luar, dan dinyatakan drop out jika
tikus mati atau sakit saat penelitian berlangsung. Kriteria eksklusi: tikus
tidak memenuhi kriteria inklusi. Tikus dibagi dalam 5 kelompok secara
random. Kelompok I diberi diet tinggi kolesterol dan akuades. Kelompok II,
III, dan IV diberikan diet tinggi kolesterol dan ekstrak daun tin masing-
masing dengan dosis 25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, dan 100 mg/kgBB.
Kelompok V diberikan diet tinggi kolesterol dan statin.
Tikus diberi perlakuan selama 14 hari. Pengukuran kadar LDL
dilakukan dengan spektrofotometer hari ke-15 kemudian dianalisis dengan
uji kruskal wallis dan dilanjut dengan uji mann Whitney.
5
HASIL PENELITIAN
Hasil rata-rata kadar LDL pada kelompok I (kontrol negatif) adalah
sebesar 94,56 mg/dl. Berikutnya kadar LDL kelompok II,III, dan IV yaitu
adalah 81,74; 68,48; dan 56,01 mg/dl. Selanjutnya kelompok V (kontrol
positif) adalah sebesar 39,80 mg/dl. Kadar LDL di kelompok I adalah yang
tertinggi, pada kelompok perlakuan ekstrak daun tin ada penurunan kadar
LDL mulai dari dosis terendah sampai ke dosis tertinggi, sedangkan pada
kelompok V memiliki kadar LDL terendah.
Gambar 1 Grafik Kadar LDL (mg/dl) antar Kelompok
Tabel 1 Rata-rata Kadar LDL antar Kelompok
Tikus keKadar LDL (mg/dl)
Kelompok I
KelompokKelompok V
II III IV1 95,24 82,99 62,59 50,34 38,782 93,20 81,63 73,47 55,78 41,503 97,28 82,31 70,07 58,50 39,464 96,60 83,67 74,83 54,42 38,105 93,88 80,95 65,99 59,86 40,826 91,16 78,91 63,95 57,14 40,14
Rata-rata ± Std Deviasi
94,56±2,28
81,74±1,68
68,48±5,08
56,01±3,37 39,80±1,27
Keterangan :Kelompok I = Diet tinggi kolesterol + aquades
6
Kelompok II = Diet tinggi kolesterol + ekstrak daun tin 25 mg/kgBBKelompok III = Diet tinggi kolesterol + ekstrak daun tin 50 mg/kgBBKelompok IV = Diet tinggi kolesterol + ekstrak daun tin 100 mg/kgBBKelompok V = Diet tinggi kolesterol + statin
Hasil tes normalitas diperoleh nilai signifikansi kelompok I, II, III, IV, V
p > 0,05 yang menunjukkan sebaran data normal. Hasil uji homogenitas
varians data dengan levene test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,04 (p
< 0,05) sehingga dikatakan varians data tidak homogen. Maka dilanjutkan
dengan uji non parametrik dengan menggunakan uji kruskal whallis
dilanjut dengan uji mann whitney.
Hasil uji kruskal whallis diperoleh p sebesar 0,000 (p<0,05) atau ada
perbedaan rata-rata kadar LDL yang signifikan diantara kelima kelompok
perlakuan. Hasil uji mann whitney menunjukkan bahwa perbedaan rata-
rata kadar LDL antar tiap kelompok bermakna (p = 0,004).
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengamatan pada kelompok
kontrol negatif yang diberi diet tinggi lemak berupa telur burung puyuh
menunjukkan kadar LDL yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian telur burung puyuh dapat meningkatkan kadar LDL. Lemak
hewani seperti pada telur puyuh lebih banyak mengandung asam lemak
jenuh rantai panjang dan hanya sedikit sekali mengandung asam lemak
tak jenuh. Asam lemak jenuh menghasilkan asetil KoA yang akan diubah
menjadi kolesterol di dalam hati, sehingga akan mempengaruhi kenaikan
kolesterol serum (Sediaoetomo, 2000).
Hasil uji statistik dari penelitian ini juga menunjukkan ada pengaruh
pemberian ekstrak daun tin terhadap kadar LDL tikus putih jantan galur
wistar yang telah diinduksi diet tinggi lemak, dimana pemberian ekstrak
daun tin ini berefek menurunkan kadar LDL. Pada ekstrak daun tin
didapatkan senyawa diantaranya β-sitosterol, campesterol, stigmasterol,
(Saeed, 2002). B-sitosterol merupakan senyawa yang mirip dengan
kolesterol. Dimana β-sitosterol paling dominan mengurangi kolesterol
7
dengan cara menurunkan penyerapan lemak makanan di dalam usus.
Penyerapan dimulai dari Triasilglieserol yakni lemak utama dalam
makanan masuk kemudian di dalam usus mengalami pemecahan menjadi
asam lemak dan 2-monoasilgliserol oleh lipase yang dihasilkan dari
pankreas, kemudian mengalami emulsifikasi oleh garam empedu dan
dikemas dalam bentuk misel. Lemak makanan lain yaitu kolesterol dan
vitamin larut lemak juga dikemas dalam misel tersebut. Misel kemudian
berpindah menembus lapisan air ke mikrovili pada permukaan sel epitel
usus. Dengan adanya β-sitosterols maka asam lemak bebas seperti
triasilgliserol akan terikat dan tidak dapat diubah menjadi asam lemak dan
2 monoasilgliserol pada emulsifikasi oleh garam empedu menjadi misel.
Beta-Sitosterol juga dapat menghambat pembentukan kolesterol di dalam
hati Dengan cara menghambat aktivitas enzim HMG-KoA reduktase yang
berperan penting dalam penentu kecepatan reaksi reduksi HMG-KoA
menjadi mevalonat yang akan digunakan untuk pembentukan kolesterol.
(Asbach, 2004).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan LDL akan
bertambah seiring dengan kenaikan dosis ekstrak daun tin yang diberikan.
Penurunan kadar LDL oleh karena pemberian ekstrak daun tin didapat
penurunan yang drastis pada pemberian dosis 100 mg/kgBB
dibandingkan dengan dosis 25 mg/kgBB dan 50 mg/kgBB. Hal ini dapat
dibandingkan dengan penelitian Wardhani (2014) yang menunjukkan tikus
putih jantan galur wistar memiliki kadar LDL 61,61 mg/dl setelah diberi diet
standar tanpa intervensi selama 14 hari (Wardhani, 2014).
Pada pemberian statin, didapatkan penurunan LDL tertinggi karena
statin dapat menurunkan kolesterol dengan menghambat enzim HMG-
CoA reduktase. Penghambatan enzim ini di hati akan menurunkan
sintesis kolesterol serta peningkatan sintesis reseptor LDL. Hasil pertama
dapat dilihat setelah satu minggu penggunaan dan efek yang maksimal
setelah empat sampai enam minggu. Statin bertindak dengan kompetitif
menghambat HMG-COA reduktase, enzim yang utama pada jalur HMG-
8
COA reduktase. Karena statin mirip dengan HMG-CoA, pada tingkat
molekuler mereka mengambil tempat HMG-CoA dalam enzim dan
mengurangi produksi mevalonate, yaitu molekul yang akan memproduksi
kolesterol, serta sejumlah senyawa lainnya. Hal ini akhirnya mengurangi
kolesterol melalui beberapa mekanisme dan menurunkan LDL (Jacobson,
2011). Berbeda dengan ekstraks daun tin dimana beta-sitosterol lebih
dominan menurunkan kolesterol didalam usus melalui pengikatan asam
lemak bebas triasilgliserol sehingga tidak dapat diubah menjadi asam
lemak dan 2 monoasilgliserol pada emulsifikasi oleh garam empedu
menjadi misel (Asbach, 2004). Perubahan kadar LDL pada kelompok yang
diberikan ekstrak daun tin dilihat dan dibandingkan dengan kelompok
kontrol positif untuk melihat pengaruh penurunan kadar LDL dan kontrol
negatif untuk melihat kadar LDL tanpa perlakuan.
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kadar LDL sebelum diberikan
ekstrak daun tin tidak diperiksa sehingga tidak dapat dilihat perubahan
kadar LDL antara sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun tin.
Selain itu juga tidak diperhitungkan jumlah pakan standar yang
dikonsumsi oleh tikus.
KESIMPULAN
1. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun tin terhadap kadar LDL pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi diet tinggi lemak.
2. Rata-rata kadar LDL Kelompok aquades = 94,56 mg/dl; Kelompok ekstrak 25 mg/kgBB = 81,746 mg/dl, Kelompok ekstrak 50 mg/kgBB = 68,481 mg/dl, kelompok ekstrak 100 mg/kgBB = 56,01 mg/dl dan kelompok kontrol = 39,80 mg/dl.
3. Perbedaan rata-rata kadar LDL yang bermakna ditunjukkan oleh kelompok I dengan kelompok II, III, dan IV, antara kelompok II dengan kelompok III dan IV, antara kelompok III dengan kelompok IV.
SARAN
Mengingat dalam penelitian ini kadar LDL sebelum pemberian ekstrak daun tin tidak diukur, maka untuk penelitian mendatang bisa menggunakan rancangan pre and post test only control group design.
9
Selain itu perlu mempertimbangkan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh tikus.
DAFTAR PUSTAKA
AHA, 2010, Heart Diseases and Stroke Statistics, Available from : http://www.AHA.com/pdf.[dikutip 22 agustus 2011].
Asbach, J., 2004, HowTo Naturally Maintain Healtly Cholesterol Level. Dalam: http://www.Avmazon.com/reserch/natcholree.html. Dikutip tanggal 5 Oktober 2004.
Bonsdorff-Nikander, A.V., 2005, Studies on a Cholesterol-lowering Microcrystalline Phytosterol Suspension Oil, Dissertation, University of Helsinki, Helsinki. [journal]
Gilani, A.H., Mehmood, M.H., Janbaz, K.H., Khan, A.U., Saeed, S.A., 2008, Ethnopharmalogical studies on antispasmodic and antiplatelet activities of Ficus carica, J. Ethnopharmacol, 119:1-5. [journal]
Jacobson, T., 2011, Statin-induced myopathy, Department of Medicine, Emory University School of Medicine, USA. 10 (3) Page: 373–387
Ma, J., Sehgal, N.L., Ayanian, J.Z., Stafford, R.S., 2005, National Trends in Statin Use by Coronary Heart Disease Risk Category. PLoS Med 2(5). Page: 123
Rassouli, A., Ardestani, A.F., Asadi, F., Salehi, M.H., 2010, Effects of fig tree (Ficus carica) leaf extracts on serum and liver cholesterol levels in hyperlipidemic rats.
Ruma, L.O., 2006, Pemanfaatan obat tradisional dengan pertimbanganmanfaat dan keamanannya. [cited on 2008 Jan 30]. Available from:URL:http://www.jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2006/v03n01/lusia0301.pdf.
Saeed, S., 2002, Irritant potensial of triterpenoids from ficus carica leaves, Fitoterapia, 73:417-420.
Said, M., Alhejy, M., 2014, Fig (Ficus carica L.) and their Effects in the Prevention of Atherosclerosis in Hamster, Journal of Food and Nutrition Sciences.
Sediaoetomo, A., 2000, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta. Hal: 98,101
10
Serraclara, A.F., Hawkins, C., Perez, C., Dominguez, E., Campillo ,J.E., Torres, M.D., 1998, Hypoglicemic action of an oral fig-leaf decoction in type-1 diabetic patients, Diabet. Res. Clin. Prac.39:19-22
USDA National Nutrient Database, 2011, http://ndb.nal.usda.gov/, diakses 15 September 2014.
Wardhani, D.K., 2014, Pengaruh Asam Lemak Omega 3 Terhadap Kadar Low Density Lipoprotein, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Zain, 2009, Kesehatan Jantung.
11