modul 1 ptlf

18
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS (PABRIK) “SELAMAT DATANG DI LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR” UNIVERSITAS TRUNOJOYO PENGANTAR PT. SgA (SUGENG gak ALIM) merupakan sebuah perusahaan multi nasional dari Jawa Timur. Sejak berdiri di tahun 2001 hingga sekarang, perusahaan ini telah banyak melakukan kerja sama dengan banyak industri, baik perusahaan kecil maupun besar di Indonesia. PT. SgA berencana membangun pabrik “Mainan Motor Kayu”. Untuk mewujudkan keinginan tersebut PT. SgA memerlukan Perancangan Tata Letak Pabrik “Mainan Motor Kayu”. Tujuan utama perancangan tata letak pabrik adalah memperoleh rancangan tata letak yang efisien, yaitu tata letak dengan pergerakan material (ongkos pemindahan material) antar departemen di dalam pabrik yang minimum. Tata letak yang efisien dapat mengurangi ongkos produksi. Berdasarkan penelitian, ongkos pemindahan material dapat mencapai 30% - 75% dari total ongkos produksi (Sule, 1991). Pada praktikum ini mahasiswa TI Universitas Tronojoyo berfungsi sebagai KONSULTAN yang diharapkan mampu menyelesaikan semua masalah dan merencanakan Tata Letak Pabrik. Disamping itu mahasiswa TI sebagai PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 1

Upload: si-pink

Post on 20-Jun-2015

635 views

Category:

Education


13 download

DESCRIPTION

modul praktikum perancangan tata letak fasilitas

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 1 ptlf

PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS (PABRIK)

“SELAMAT DATANG DI LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR” UNIVERSITAS TRUNOJOYO

PENGANTAR

PT. SgA (SUGENG gak ALIM) merupakan sebuah perusahaan multi

nasional dari Jawa Timur. Sejak berdiri di tahun 2001 hingga sekarang,

perusahaan ini telah banyak melakukan kerja sama dengan banyak industri, baik

perusahaan kecil maupun besar di Indonesia. PT. SgA berencana membangun

pabrik “Mainan Motor Kayu”. Untuk mewujudkan keinginan tersebut PT. SgA

memerlukan Perancangan Tata Letak Pabrik “Mainan Motor Kayu”. Tujuan

utama perancangan tata letak pabrik adalah memperoleh rancangan tata letak yang

efisien, yaitu tata letak dengan pergerakan material (ongkos pemindahan material)

antar departemen di dalam pabrik yang minimum. Tata letak yang efisien dapat

mengurangi ongkos produksi. Berdasarkan penelitian, ongkos pemindahan

material dapat mencapai 30% - 75% dari total ongkos produksi (Sule, 1991).

Pada praktikum ini mahasiswa TI Universitas Tronojoyo berfungsi

sebagai KONSULTAN yang diharapkan mampu menyelesaikan semua masalah

dan merencanakan Tata Letak Pabrik. Disamping itu mahasiswa TI sebagai

konsultan yang handal harus mampu menginterpretasikan dan menjelaskan

kepada Client maksud dari Perancangan Tata Letak Pabrik tersebut., sehingga

client merasa puas dan tidak ragu lagi akan kemampuan mahasiswa TI

Universitas Tronojoyo.

Tujuan dari proyek praktikum ini adalah untuk meningkatkan kemampuan

mahasiswa dalam melakukan perancangan tata letak pabrik, dengan memberikan

kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat secara langsung dalam perancangan

pabrik “Mainan Motor Kayu”. Proyek praktikum ini dikerjakan dalam bentuk

kelompok kecil dengan anggota lima orang. Proyek ini terdiri dari delapan tugas

yang harus diselesaikan dalam waktu sepuluh minggu. Perincian mengenai

masing-masing tugas dapat dilihat pada gambar 1.

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 1

Page 2: Modul 1 ptlf

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 2

Page 3: Modul 1 ptlf

Gambar 1. FLOWCHART PRAKTIKUM PTLF

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 3

Page 4: Modul 1 ptlf

TUJUAN

Praktikum perancangan tata letak pabrik memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Memberikan rancangan tata letak fasilitas sistem manufaktur, yang meliputi mesin, tempat kerja, dan gudang serta sistem pemindahan material pada pabrik ” Mainan Motor Kayu”.

2. Mengatur aliran material dan non material, sehingga memudahkan proses manufaktur.

3. Memelihara fleksibilitas susunan operasi baik dalam hal prosedural ataupun non prosedural.

4. Memelihara perputaran barang.5. Menekan penanaman modal yang tinggi pada peralatan.6. Menghemat pemakaian bangunan atau tanah.

PROSEDUR PELAKSANAAN

Prosedur pelaksanaan perancangan tata letak pabrik adalah sebagai berikut:

1. Menentukan apa yang akan diproduksi, dalam hal ini produk yang ingin dihasilkan adalah “Mainan Motor Kayu”

2. Menentukan berapa banyak produk dibuat, dalam hal ini produk yang dirancang untuk dibuat adalah berdasarkan proyeksi demand selama lebih kurang 5 tahun ke depan.

3. Menentukan komponen apa saja yang dibuat dan apa saja yang akan dibeli atau disubkontrakkan.

4. Menentukan proses produksi untuk menghasilkan setiap komponen yang akan dibuat. Routing sheet sebagai panduan dan akan diketahui pula jenis peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam operasi tersebut.

5. Menentukan urutan perakitan. Routing sheet digunakan sebagai panduan.6. Memperoleh waktu baku dari setiap operasi yang dilakukan. Pertimbangan

kapasitas mesin perjamnya dilakukan dengan memperhitungkan pula efisiensi dan kemampuan mesin tersebut.

7. Menentukan jumlah mesin yang dibutuhkan.8. Menyeimbangkan lintas produksi sehingga mencegah terjadinya bottleneck

pada salah satu atau beberapa stasiun kerja.9. Menganalisis aliran material, dengan menentukan letak relatif mesin-mesin

dan tempat kerja.10. Merancang tata letak pada setiap stasiun kerja.11. Menentukan kebutuhan personil dan pelayanan pabrik, seperti air, kamar

mandi, dan ruang makan.12. Menentukan kebutuhan kantor.13. Menentukan kebutuhan luas pabrik.14. Melakukan pemilihan peralatan pemindahan material.15. Merancang alokasi tempat kerja.16. Merancang tata letak secara terinci dan bentuk bangunan.

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 4

Page 5: Modul 1 ptlf

Gambar 2. Modul Praktikum PTLF

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 5

Page 6: Modul 1 ptlf

Tabel 1. Jadwal pengerjaan Proyek Perancangan Tata Letak Pabrik “Mainan Motor Kayu”

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 6

Page 7: Modul 1 ptlf

MODUL I (Part Drawing, OPC, Assembly Chart)KONSULTAN : Mahasiswa TI Universitas TronojoyoCLIENT : PT. SgA (SUGENG gak ALIM)WAKTU : 1 MingguKONSULTASI : Minimal 2 Pertemuan

I. TUJUAN

KASUS 1 : PART DRAWING Tujuan pembuatan Sketsa Produk

Mengetahui dimensi produk

Mengetahui gambaran proses produksi dan perakitan produk

Mengetahui keterkaitan antar komponen dalam suatu produk

KASUS 2 : OPERATION PROCESS CHART

Tujuan Pembuatan Operation Process Chart (OPC)

Mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya.

Memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan mempertimbangkan

efisiensi di tiap operasi/pemeriksaan).

Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.

Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja.

Sebagai alat untuk latihan kerja.

KASUS 3 : ASSEMBLY CHART

Tujuan Pembuatan Assembly Chart (AC)

Memperjelas suatu Peta Aliran Proses, apalagi jika arah aliran merupakan faktor

yang paling penting.

Memperlengkap informasi untuk keperluan analisis.

Mengetahui komponen-komponen yang membentuk produk

Mengetahui urutan perakitan komponen yang membentuk produk

Mengetahui komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian (sub assembly)

Mengetahui aliran komponen ke dalam sebuah rakitan

Mengetahui keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian

Mengetahui gambaran menyeluruh dari proses rakitan

Mengetahui urutan waktu komponen bergabung bersama

Mengetahui suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 7

Page 8: Modul 1 ptlf

II. LANDASAN TEORI

Operation Process Chart (OPC) [1,2,3] adalah diagram yang menggambarkan langkah-

langkah proses pengerjaan material, mulai dari bahan baku (material) hingga menjadi komponen

atau produk jadi. Informasi yang terdapat pada OPC meliputi waktu, jenis material yang

digunakan, dan mesin atau peralatan yang diperlukan untuk memproses material.

Assembly Chart [1,3] merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara

komponenkomponen yang akan dirakit menjadi sebuah produk. Assembly Chart bermanfaat

untuk menunjukkan komponen penyusun dari suatu produk dan menjelaskan urutan perakitan

komponen.

III. PROSEDUR

Part Drawing adalah jenis gambar teknik yang digunakan untuk menunjukkan secara

lengkap dan jelas kebutuhan pemesinan, yang biasanya dibuat sesuai dengan konvensi standar

untuk layout, nomenklatur, interpretasi, tampilan (misalnya sisi dan garis), ukuran, dan

sebagainya. Gambar ini dibuat dengan tujuan memberikan gambaran fitur geometrik yang akurat

dan tidak ambigu dari sebuah komponen. Dengan demikian, gambar teknik memberikan seluruh

informasi yang dibutuhkan oleh manufaktur untuk memproduksi komponen tersebut. Informasi

yang terangkum dalam sebuah gambar teknik antara lain:

Gambar 3. Part DrawingPrinsip Pembuatan Operation Process Chart (OPC)

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 8

Page 9: Modul 1 ptlf

2x

Pada baris paling atas terdapat nama peta (“Peta Proses Operasi’’), dan identifikasi lain: nama objek yang dipetakan, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, cara lama atau cara sekarang, nomor peta, dan nomor gambar.

Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.

Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan terjadinya perubahan proses.

Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan, sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.

Persen reject tidak dimasukkan dalam OPC Untuk material yang mengalami proses pengerjaan paling banyak, diletakkan disisi paling

kanan. Jika ada lebih dari satu part yang sama maka boleh dibuatkan lambang bendera yang

bertuliskan jumlah partnya, misal Penggunaan alat bantu yang digunakan dituliskan dengan tanda panah dari arah kiri. Untuk proses yang terjadi berulang kali dapat dilakukan looping tetapi jumlah yang

dicantumkan harus sesuai banyaknya proses yang dilakukan.Sedangkan penulisan waktu prosesnya hanya untuk 1 komponen saja tetapi saat menghitung jumlah waktu proses secara keseluruhan maka waktu proses yang tadi harus dikalikan sebanyak jumlah pengulangan proses tersebut.

Peletakan lambang storage hanya di akhir saja yaitu saat keseluruhan produk telah selesai. Pada bagian bawah peta dibuat ringkasan yang memuat informasi seperti jumlah operasi,

jumlah inspeksi, dan waktu yang dibutuhkan.

Arti Gambar

Berikut ini adalah arti lambang yang terdapat dalam OPC.

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 9

Page 10: Modul 1 ptlf

Lambang operasi digambarkan dengan bentuk lingkaran, inspeksi dalam bentuk persegi (bujur sangkar), dan penyimpanan dalam bentuk segitiga sama sisi.

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 10

Page 11: Modul 1 ptlf

Prinsip pembuatan Assembly Chart

Bagian paling kiri AC merupakan nama partnya Semakin ke kiri penomoran S bertambah sedangkan semakin ke bawah penomoran A

bertambah Nama komponen yang diletakkan paling atas merupakan base (tempat komponen lain

ditempelkan). Pada AC untuk part yang jumlahnya lebih dari 1 harus ditulis ulang sesuai jumlah partnya

tetapi untuk part pembantu yang jumlahnya banyak dan berukuran kecil boleh ditulis jumlahnya dan tidak perlu ditulis ulang sebanyak jumlah partnya, misal wheel (6)

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 11

Page 12: Modul 1 ptlf

Komponen-komponen ditulis secara berurutan dari atas ke bawah. Komponen yang paling dulu dirakit diletakkan di bagian paling atas dan yang paling akhir dirakit diletakkan di paling bawah. Untuk tiap komponen dibuatkan lingkaran.

Komponen-komponen yang akan dirakit dihubungkan oleh garis menuju ke sebuah lingkaran membentuk subassembly atau assembly. Dari lingkaran-lingkaran komponen tersebut dibuat garis horizontal ke arah kiri. Kemudian dibuat lingkaran untuk menyatukan tiap komponen yang dirakit pada operasi yang baru ditulis. Komponen sebaiknya disusun menurut urutan pemasangannya, yang terakhir dirakit diletakkan di bawah.

Pada akhir garis ditulis nomor komponen, nama ,dan jumlah yang dirakit. Penyusunan subassembly tiap tingkatnya dilakukan dengan rata kanan

Nomor subassembly atau assembly ditempatkan dalam lingkaran, yang berarti bahwa terjadi proses perakitan.

Assembly Chart (AC)

x : nomor part, berada dalam lingkaran kecil

yyy : nama part, lingkarang yang agak besar

SiAj : sub assembly

A : final product

Nilai i bertambah dari kanan ke kiri; nilai j bertambah dari atas ke bawah

Komponen bahan pembantu yang dimasukkan hanya yang diskrit atau yang masih

berwujud (misal: paku, mur, baut, dsb).

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 12

Page 13: Modul 1 ptlf

IV. LAPORAN

Format Pembuatan Sketsa Produk

Ketentuan pembuatan Sketsa Produk:

1. Sketsa dengan skala proporsional dibuat secara manual dengan pensil.

2. Sketsa produk, dibuat explode view di kertas A4, landscape, dengan garis tepi sesuai dengan

batas laporan, dan diberi judul di sisi bawah kanan kertas.

Format Pembuatan Operation Process Chart

Ketentuan pembuatan OPC:

Lihat Prinsip Pembuatan Operation Process Chart (OPC)

Format Pembuatan Assembly Chart

Ketentuan pembuatan Assembly Chart:

Diameter lingkaran pada Assembly Chart:

1. Komponen-komponen yang akan dirakit : 10 mm

2. Sub-Assembly dan Assembly : 18 mm

Nomor komponen yang akan dirakit ditulis di dalam lingkaran, sedangkan nama

komponen dituliskan sebelum lingkaran tersebut.

V. PENGUMPULAN LAPORAN

Laporan dikumpulkan dalam sebuah map, disertai surat pengantar. Batas pengumpulan laporan

adalah satu minggu setelah tugas diberikan.

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 13

Page 14: Modul 1 ptlf

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Apple, James M., Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Penerbit ITB, Bandung, 1990.

2. Sule, D.R. (1991), Manufacturing Facilities: Location, Planning and Design, PWS Kent,

Boston

3. Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana Anggawisastra, Jann H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara

Kerja, Jurusan Teknik Industri, ITB.

4. Tompkins, James A., et al., Facilities Planning, John Wiley & Sons, Canada, 1996.

5. Modul Praktikum PLO Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung

PRAKTIKUM PTLF – TI PRUTTT - 14