mikosis

33
HISTOPLASMOSIS TRI NOVIA KUMALASARI 20112508059 Histoplasma capsulatum

Upload: tri-novia-kumalasari

Post on 07-Aug-2015

86 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

mikosis

TRANSCRIPT

Page 2: Mikosis

Sejarah

• Abad ke-19 di Panama• Dr. Samuel T. Darling autopsi diduga

Leishmania protozoa intrasel mononuklear

• Histoplasma capsulatum Histoplasmosis• De Monbreun(1934) jamur dimorfik

Page 3: Mikosis

• H. capsulatum spesies paling penting• H. capsulatum jamur patogen sejati &

dimorfik tergantung suhu• Bentuk kapang makrokonidia &

mikrokonidia (bentuk infektif)• Mikrokonidia H. capsulatum ukuran <

5μm masuk alveoli infeksi

Page 4: Mikosis

Ekologi

• Di tanah jamur kapang (saprofit)• Dalam tubuh sel ragi (patogen) • Faktor lingkungan yang mendukung :

– Kelembaban– Suhu yang mendukung– Kadar nitrogen

• Habitat H. capsulatum :– Tanah yang mengandung banyak kotoran burung,

kelelawar ( dekat kandang burung dan gua/ rumah tua)

Page 5: Mikosis

Habitat

Page 6: Mikosis

Ekologi• Burung tidak terinfeksi oleh H. Capsulatum dapat

membawa jamur tersebut pada kakinya serta menyebarkannya ke daerah lain.

• Jamur bertahan bertahun-tahun meskipun unggas tidak lagi berada di tempat tersebut.

• Kelelawar dapat terinfeksi H. capsulatum dan jamur tersebut dikeluarkan melalui fesesnya.

• Kebiasaan kelelawar berpindah tempat menunjang penyebaran H. capsulatum.

Page 7: Mikosis

Histoplasmosis kapsulati

• Penyakit jamur sistemik• Gejala & derajat penyakit bervariasi• Infeksi primer sering tanpa gejala/ gejala ringan• Menyerang sel retikuloendotelial bertendensi

diseminata (simtomatik dan asimtomatik)• Organ yang sering terinfeksi Paru• Diseminasi ke organ hati, lien, susunan saraf pusat

Page 8: Mikosis

Cara iinfeksi• Inhalasi mikrokonidia (bebas di udara).• Derajat infeksi

– Jumlah mikrokonidia yang terinhalasi. – Status imun penderita

Page 9: Mikosis

Cara infeksi

• Infeksi H. capsulatum secara aktif ~ aktifitas manusia.• Infeksi H. capsulatum berhubungan dengan usia, jenis

kelamin dan ras

Page 10: Mikosis

• Histoplasmosis tidak menular antar manusia maupun hewan ke manusia

• Pencegahan infeksi histoplasmosis dapat dilakukan dengan cara:– Menghindari pajanan debu dari tanah yang

terkontaminasi kotoran burung dan kelelawar yang mengandung H. capsulatum.

– Menghindari mengacak timbunan kotoran burung dan kelelawar.

Page 11: Mikosis

Patologi • Organ yang sering terinfeksi paru. • Organ selain paru yang sering terinfeksi

H. capsulatum organ yang kaya akan sel retikuloendotelial.

• Infeksi :pembesaran organ & nekrosis • Infeksi pada otak (abses otak) gejala yang muncul

menyerupai perdarahan atau trombosis otak• Proses diseminata dari histoplasmosis gambaran dari

multiplikasi intensif jamur di paru, organ ekstra-pulmonar dan permukaan tubuh.

• Histoplamosis diseminata akibat eksposure baru maupun reaktivasi fokus laten.

Page 12: Mikosis

Faktor resiko histoplasmosis diseminata (sebelum pandemi AIDS):

– terapi imunosupresif, – kelainan imunitas seluler, – keganasan hematologi dan keganasan lainnya,– penerima transplantasi organ,– Penderita dialisa, – serta usia ekstrem (bayi, anak-anak dan lanjut usia).

Page 13: Mikosis

Manifestasi klinis• Histoplasmosis Paru Akut

– Biasanya sembuh sendiri, gejala ringan (yang sering muncul diantaranya batuk kering, demam dan lemah-lesu).

– 5% (gejala eritema nodusum).– 5%-10% (gejala mialgia serta artralgia). – Jika berat (sesak, dan nyeri dada).– Pada rontgen dada infiltrat difuse bilateral.– Histoplasmosis progresif bermanifestasi pada

mukokutan, infeksi limfatik, hepatomegali dan splenomegali.

Page 14: Mikosis

• Histoplasmosis Paru Kronis– Mayoritas pada individu dengan penyakit obstruksi

paru sebelumnya. – Gejala yang muncul : lemah-lesu, demam,

berkeringat malam, batuk berdahak kronik, hemoptisis, dyspneu dan berat badan menurun.

– Pada foto dada • cavitas pada lobus atas • fibrosis yang progresif pada lobus bawah.

Page 15: Mikosis

• Histoplasmosis Diseminata– Walaupun sering terjadi namun gejala muncul

terutama individu imunosupresi dan bayi. – pada individu non-imunokompromis histoplasmosis

kronik progresif.

Page 16: Mikosis

. i• Gejala yang muncul: hepatomegali, splenomegali, limfadenopati serta lesi pada kulit dan membran mukosa.

• Lesi pada kulit bervariasi.

Page 17: Mikosis

Lesi pada kulit

Page 18: Mikosis

h. diseminata• Ulkus dan nodul dapat

ditemukan pada lidah, mukosa bukal dan gusi, laring, serta bibir.

• Histoplasmosis diseminata insufisiensi adrenal (akibat destruksi jamur terhadap kelenjar adrenal).

Page 19: Mikosis

• Kelainan laboratorium :–meningkatnya Laju Endap Darah (LED), –peningkatan enzim hati alkaline

fosfatase dan hiperbilirubinemia

Page 20: Mikosis

Histoplasmosis pada AIDS

• Pandemi AIDS mempengaruhi epidemiologi histoplasmosis (terutama di daerah endemis).

• Histoplasmosis pada AIDS yang sering histoplasmosis diseminata.

• Manfestasi klinis :kelainan paru, sistemik dan kulit. • Manifestasi histoplasmosis pada kulit satu dari tiga

kelainan jamur tersering pada penderita AIDS.

Page 21: Mikosis

• Isolasi jamur H. capsulatum lebih sering dapat dilakukan pada penderita histoplasmosis diseminata dengan AIDS daripada penderita histoplasmosis diseminata bukan AIDS.

• Pada beberapa kasus histoplasmosis merupakan salah satu penanda AIDS.

Page 22: Mikosis

Gambaran laboratorium

• Lab. H. capsulatum dua koloni (tergantung suhu)• Koloni ragi :

– Makroskopis koloni seperti ragi, krem~abu-abu.– Mikroskopis transformasi gradual~sel ragi

• Koloni kapang :– Makroskopis koloni kapang berwarna putih seperti

kapas– Mikroskopis hifa dan dua jenis spora:

• Makrokonidia• Mikrokonidia

Page 23: Mikosis

Gambaran mikroskopis

Page 24: Mikosis

• Sediaan PA sel ragi intraselulerSel ragi berinti halo hialinPewarnaan HE, Giemsa & GMS

Page 25: Mikosis

Pemeriksaan langsung

• Pewarnaan giemsa, Sediaan Bone marrow • H. capsulatum

Page 26: Mikosis

BLASTOMIKOSIS

OLEH : TRI NOVIA KUMALASARI

Page 27: Mikosis

PENDAHULUAN• Blastomikosis disebabkan oleh Blastomyces dermatitidis

• Ditemukan dan dilaporkan pertama kali oleh Gilchrist tahun1894 di amerika Serikat karenanya disebut juga penyakit Gilchrist dan North american Blastomycosis

• Tahun 1952, Broc dan Haddad melaporkan penyakit ini di Tunisia (afrika) dan menyebut jamur ini Scopulariosi americana sinonim dari B.dermatitidis

• Banyak ditemukan di Amerika Utara, Kanada dan Afrika. Indonesia belum pernah ditemukan

Page 28: Mikosis

MORFOLOGI• Merupakan jamur dimorfik dan terdapat di alam

bebas.Biakan suhu 37oC dan di jaringan manusia, jamur tumbuh sebagai sel ragi (8-15mikron), dinding tebal dan berkembang biak membentuk tunas

• Tunas ini berhubungan dengan sel induk pada dasar yang lebar. Biasanya hanya dibentuk satu tunas.

• Biakan pada suhu kamar membentuk koloni filamen dengan mikrokonidia berbentuk lonjong sampai bulat

Page 29: Mikosis

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK• Ada 3 gambaran klinis yaitu blastomikosis paru, blastomikosis

diseminata dan blastomikosis kulit

• Blastomikosis paru, klinis ringan menyerupai infeksi penyakit paru lainnya. Dari paru menyebar ke alat-alat lain

• Blastomikosis diseminata menyebar ke tulang, alat urogenital, otak dan kulit.

• Blastomikosis kulit terjadi secara primer atau sekunder. Primer biasanya di laboratorium berupa chancre disertai limfadenopati regional dan mudah disembuhkan. Bentuk sekunder, penyebaran dari paru ke kulit dan subkutis merupakan gejala utama. Kelainan berupa papul, fistel dan pecah menjadi ulcus

Page 30: Mikosis

BLASTOMIKOSIS

Page 31: Mikosis

DIAGNOSIS• Bahan : nanah, dahak, urin dan cairan otak serta biopsi

jaringan

• Pemeriksaan histopatologi dengan pulasan Hematoxylin&Eosin, jamur tampak sebagai sel ragi bertunas satu dengan dasar lebar dan berdinding tebal. Terdapat di sarang radang dan sel datia.

• Sedian langsung dengan KOH 10%, jamur tampak sebagai sel ragi (blastospora) bertunas satu dengan dinding tebal

• Serologi : tes imunodifusi dan tes fluoresensi zat anti tidak langsung (indirect fluorescent antibody test)

Page 32: Mikosis

PENGOBATAN

Pengobatan dilakukan dengan pemberian amfoterisin B secara intra vena

PROGNOSIS

Dengan pengobatan amfoterisin B prognosis penyakit ini menjadi lebih baik

Page 33: Mikosis

33

Sampai Jumpa