mikosis lengkong
TRANSCRIPT
KELOMPOK FSMF KULIT DAN KELAMIN
2014
MIKOSIS
Definisi
Penyakit yang disebabkan oleh jamur (fungi)
Sinonim : Penyakit Jamur
Klasifikasi Mikosis
1.Mikosis superfisialis2.Mikosis Profunda
1. MIKOSIS SUPERFISIALIS
A.DERMATOFITOSISB.NONDERMATOFITOSIS
Pembagian Mikosis Superfisialis
DermatofitosisTinea kapitisTinea barbeTinea krurisTinea pedis et
manumTinea unguiumTinea korporis
NondermatofitosisPitiriasis
vesicolorPiedra hitamPiedra putihTinea nigra
palmarisOtomikosiskeratomikosis
A.DERMATOFITOSIS
Dermatofitosis harus dibedakan dengan dermatomikosis
Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan golongan jamur dermatofita.
Sinonim :tinea, ringworm, teigne, herpes sirsinata
Dermatofita termasuk kelas Fungi Imperfecti, yang memiliki 3 spesies :
Microsporum (kulit,rambut) Trichopyton (kulit,kuku) Epidermophyton (kulit,kuku,rambut)
PATOFISIOLOGI PENULARAN
1. Anthropophilic Dermatophyte2. Zoophilic Dermatophyte3. Geophilic Dermatophyte
KLASIFIKASI DERMATOFITOSIS
berdasarkan lokasi lesi1. Tinea kapitis
Pada kulit dan rambut kepala
2. Tinea barbe Pada dagu dan jenggot
3. Tinea kruris Pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan perut
bagian bawah
4. Tinea pedis et manum Pada kaki dan tangan
5. Tinea unguium Pada kuku jari tangan dan kaki
6. Tinea korporis pada bagian lain yang tidak termasuk tinea di atas
7. Tinea fasialis Pada wajah selain dagu dan jenggot
8. Tinea aksilaris Pada aksila
BERDASARKAN MORFOLOGI LESI
Tinea imbrikata Mempunyai susunan skuama yang konsentris
Tinea favosa atau favus dermatofitosis yang disertai pembentukan krusta
berwarna kuning di antara folikel rambut (skutula), infeksi berakhir dengan Sikatrikal alopesia
Disebabkan oleh Trichophyton schoenleini
Tinea sirsinata, arkuala Berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran
TINEA KAPITIS
Dermatofitosis pada kulit kepala dan rambut
Sering menyerang anak2Bentuk klinis :
Kerion Favosa Gray patch
KLINIS TINEA KAPITIS
Gray Patch
Kerion
Favus
TINEA KRURIS
Dermatofitosis yang menyerang pelipatan paha, perineum, lipatan pantat dan sekitar anus, bisa menyebar ke perut bagian bawah dan genital (tetapi biasanya skrotum tidak terkena)
Factor predisposisi : kelembaban dan temperatur yang tinggi
Lesi lama berupa patch atau plak hiperpigmentasi dengan skuama
Lesi terasa gatal
KLINIS TINEA KRURIS
TINEA PEDIS ET MANUM
Tinea pedis : dermatofitosis pada telapak kaki dan sela jari kaki Biasanya unilateral , jarang mengenai punggung kaki
Tinea manum : dermatofitosis pada telapak tangan, punggung tangan
dan sela-sela jari
Faktor predisposisi : hiperhidrosis, banyak bersepatu tertutup dan lembab
• Cara penularan : melalui Infected skuama
Bentuk klinis tinea pedis
1. Interdigitalis : Fisura dikelilingi sisik halus Sering mengenai sela jari kaki IV-V
2. Moccasin : Telapak kaki :hiperkeratosis, berskuama dan kering
3. Bentuk sub-akut : adanya vesikel, vesiko-pustul, bula
KLINIS tinea manus
TINEA UNGIUM
dermatofitosis pada kuku
Bentuk klinis : Distal subungual onychomycosis Proximal subungual onychommycosis White superficial onychomycosis
Klinis tinea unguium
TINEA KORPORIS
pada kulit badan, lengan dan tungkai
lesi single/multiple macula atau plak berbentuk seperti ring dengan eritema dan skuama terutama pada bagian tepi
biasanya lesi akan melebar dan menunjukkan central clearing dan bagian tepi yang aktif (tampak peninggian pada bagian tepi),
• kecuali pada jenis zoophilic, bagian central juga tampak aktif dengan putula atau vesikel
• lesi terasa gatal
KLINIS TINEA KORPORIS
DIAGNOSIS TINEA
1. KLINIS2. MIKROSKOPIS (+ KOH)3. LAMPU WOOD4. KULTUR
DIAGNOSA PASTI : KLINIS + 1 PENUNJANG
PENATALAKSANAAN TINEA
1. TOPIKAL GRUP AZOLE GRUP ALLILAMINE KERATOLITIK
2. SISTEMIK- wajib pada tinea kapitis dan tinea unguium- pada daerah yg luas/susah dijangkau- bila relaps dg pengobatan topikal
- dihentikan setelah hasil kultur negatif
PENGOBATAN SISTEMIK TINEA
1. GRISEOFULVIN Dosis 250 mg 2X/hari E/S : sakit kepala, fotosensitivitas
2. KETOKONAZOLE Tidak boleh diberikan pada penderita dengan kelainan
fungsi hati Dosis 200 mg/hari
PENGOBATAN SISTEMIK TINEA
• 3. ITRAKONAZOLE– T. KORPORIS/KRURIS : Dosis 200 mg/hari– T. UNGUIUM : PULSE THERAPY
200 mg 2X/hari selama 1 minggu dalam setiap bulan selama 3 bulan
– T . PEDIS : 200 mg 2X/hari selama 1 minggu
• 4. TERBINAFIN– Dosis 250 mg/hari
PENGOBATAN TAMBAHAN TINEA
1. BILA ADA INFEKSI SEKUNDER ORAL ANTIBIOTIKA KOMPRES ANTISEPTIK
2. BILA GATAL ORAL ANTI HISTAMIN
3. HINDARI dan OBATI FAKTOR PREDISPOSISI (lembab dan DM)
B. NONDERMATOFITOSIS
1. Pitiriasis Versikolor Penyakit jamur superfisial yang kronik, berupa bercak
berskuama halus berwarna putih sampai coklat kehitaman. sinonim : Tinea versikolor, Dermatomikosis, panu.
Penyebab → Malasezia furfur Robin Faktor predisposisi → defisiensi imun (endogen), faktor suhu,
kelembaban udara dan keringat (eksogen).
Gejala Klinis
Bercak-bercak berwarna-warni, bentuk tidak teratur sampai teratur, batas tegas sampai difus.
asimptomatikKadang-kadang gatal ringanPseudoakromia akibat tidak terkena sinar matahari atau
kemungkinan pengaruh toksik jamur terhadap pembentukan pigmen yang dikeluhkan penderita.
Pitiriasis versicolor dengan papulo-vesikuler
DIAGNOSIS
Gambaran klinis sesuai gejala klinis yang khas.Fluoresensi lesi kulit pada pemeriksaan lampu wood
berwarna kuning keemasan.Pada sediaan langsung kerokan kulit dengan larutan
KOH 20% terlihat campuran hifa pendek dan spora-spora bulat yang dapat berkelompok.
Hifa pendek & Spora berkelompok
PENATALAKSANAAN
Suspensi selenium sulfida (selsun) dapat dipakai sebagai sampo 2-3 kali/minggu.
Salisil spiritus 10%Derivat-derivat azol seperti mikonazol, klotrimazol,
isokonazol, sulfur presipitatum, ekonazol.Jika sulit disembuhkan, ketokonazol dapat
dipertimbangkan dengan dosis 1 x 200 mg/hr selama 10 hari.
2. Pitirosporum Folikulitis (Malasezia Folikulitis)
Penyakit kronis pada folikel pilosebasea yang disebabkan oleh spesies Pitirosporum.
Jamur penyebab adalah spesies Pityrosporum yang identik dengan Malasezia furfur.
Faktor predisposisi → suhu dan kelembaban udara yang tinggi, penggunaan bahan-bahan berlemak untuk pelembab badan yang berlebihan, antibiotik kortikosteroid topikal/sistemik, dan penyakit tertentu seperti DM, keganasan,keadaan imunokompremais & AIDS.
Gejala Klinis
Biasanya memberikan keluhan gatalBerupa papul dan pustul perifolikular, diameter
2-3 mm, dengan peradangan minimal.Tempat predileksi → dada, punggung, lengan
atas, leher (jarang) dan wajah (jarang).
Pitirosporum folikulitis pada punggung
Pengobatan
Antimikotik oral, misalnya:Ketokonazol 200 mg selama 2-4 mggItrakonazol 200 mg/hr selama 2 mggFlukonazol 150 mg seminggu selama 2-4
mggAntimikotik topikal biasanya kurang efektif
walaupun dapat menolong.
3. Piedra
infeksi jamur pada rambut ditandai dengan adanya nodus sepanjang rambut.
Disebabkan oleh Piedraia hortai (black piedra) atau Trichosporon beigelii (white piedra).
sinonim :Tinea nodosa, Trikomikosis nodosa, Piedra nostros, Beigel disease.
Gejala Klinis
Menyerang rambut kepala, janggut, kumis biasanya tanpa keluhan.
Krusta melekat erat pada rambut yang terserang, dapat berukuran mikroskopis.
A. Piedra hitam Penyakit endemis daerah tropis tertentu,
terutama yang banyak hujan. Hanya menyerang rambut kepala,
tepatnya dibawah kutikel kemudian membengkak dan pecah untuk menyebar di sekitar rambut dan membentuk benjolan hitam.
B. Piedra putih Lebih jarang ditemukan, yang beriklim sedang Menyerang janggut dan kumis Benjolan coklat muda tidak begitu melekat
pada rambut Diperkirakan hanya dapat menyerang rambut
yang telah rusak
Pengobatan
Memotong rambut yang terkena infeksi atau mencuci rambut dengan larutan sublimat 1/2000 setiap hari.
Obat anti jamur
Black Piedra
White Piedra
White Piedra
Black Piedra
4. Tinea Nigra Palmaris
Disebabkan Cladosporium wermeckii, merupakan infeksi jamur superficial yang asimptomatik pada stratum korneum.
Kelainan berupa makula tengguli sampai hitam.
Biasanya menyerang telapak tangan
Tinea Nigra Palmaris pd telapak tangan
Gejala Klinis
telapak tangan terdapat bercak-bercak tengguli hitam dan kadang bersisik
Penyakit ini bersifat kronisFaktor predisposisi belum diketahui kecuali
hiperhidrosis.
Diagnosis
Berdasarkan kerokan kulit dan biakan.Pemeriksaan sediaan langsung dalam larutan KOH10%
jamur terlihat sebagai hifa bercabang, bersekat, ukuran 1,5-3 µ berwarna coklat muda sampai hijau tua.
Pengobatan
Antifungi konvensional misal salisil sulfur, Whitfield, tinctura jodii.
5. Otomikosis
infeksi jamur kronik atau subakut pada liang telinga luar dan lubang telinga luar yang ditandai inflamasi eksudatif dan gatal.
Disebabkan jamur kontaminan misalnya Aspergillus, Penisillium, dan Mukor.
Gejala Klinis
Rasa penuh dan sangat gatal dalam telinga, liang telinga merah sembab dan banyak krusta.
Pendengaran dapat tergangguInfeksi bakteri dan invasi jaringan dibawah kulit
menyebabkan nyeri dan supurasi.Dapat menyerang tulang rawan telinga.membrana timpani jarang terserang.
Diagnosis
Memeriksa kerokan kulit dan kotoran telingaPada sediaan langsung dengan larutan
KOH20% akan terlihat hifa tanpa spora
Pengobatan
Memasukkan kapas yang telah dibasahi dengan larutan permanganas kalikus 1/10000, kalau perlu dapat dilakukan irigasi untuk menghilangkan serumen atau kotoran lain.
Irigasi dengan larutan garam faal dilanjutkan dengan pemberian salisil spiritus 2% selama beberapa menit.
Sambil menjaga daerah tersebut supaya tetap kering dapat diberikan antiseptika, antibiotika atau anti fungal.
6. Keratomikosis
Infeksi jamur pada kornea mata yang menyebabkan ulserasi dan inflamasi setelah trauma pada bagian tersebut diobati dengan obat antibiotik dan kortikosteroid.
Penyebabnya adalah Aspergillus,Fusarium, Cephalosporum, Curvularia dan Penicillium.
Gejala Klinis
ulkus pada kornea setelah mata mengalami trauma atau abrasi.
dapat terbentuk hipopion.Pencairan lapisan teratas kornea di sekitarnya
membentuk ulkus dangkal.
Diagnosa
pemeriksaan mikologik sediaan langsung dan biakan
Keratomikosis harus dibedakan dengan ulkus kornea yang disebabkan oleh paralisis fasial, keratitis dendriti, dll.
Pengobatan
Larutan nistatin dan amfoterisin B yang diberikan tiap jam yang kemudian dapat dikurangkan bila terjadi perbaikan.
Laruran amfoterisin B mengandung 1.0 mg per ml larutan garam faal atau aqua
2. MIKOSIS PROFUNDA
– SPOROTRIKOSIS– MYCETOMA
(MADURAMYCOSIS, MADURA FOOT)
– KROMOMIKOSIS
1. SPOROTRIKOSISEtio: Sporothrix schenkiiPenularan melalui tanah, kayu/tanaman
yang terkontaminasi ke kulit yang tidak intak.
Ada 3 tipe :
1.Tipe Limfokutan
2.Tipe Fix kutaneus
3 Tipe diseminata
Gambaran klinik
Tipe Limfokutan ◙ Lesi dimulai dari nodul atau papel subkutan,berwarna merah muda, nekrosis sentral, ulkus granulomatous ◙ Infeksi meluas mengikuti aliran limfe ( asenden ) ◙ Pembuluh limfe teraba keras seperti tali dan terlihat ulkus yang granulomatous mengikuti jalannya pembuluh limfe ◙ Lokalisasi : paling sering ekstremitas bawah dan atas, unilateral
Tipe Fix kutaneus ◙ Terbatas daerah inokulasi, tidak melibatkan pemb getah bening.
◙ Krusta tebal menutupi ulkus, erosi, pioderma, papul yang infiltratif ◙ Paling sering daerah muka,leher,badan (jarang)
Tipe diseminata
◙ Tulang. Sendi, selaput lendir, paru-paru, SSP ◙ Penyebaran melalui pemb darah dari satu inokulasi limfokutan atau melalui inhalasi ke organ-organ lain kemudian melalui pemb darah.
Pemeriksaan penunjang
◙ KOH sel berbentuk cerutu
◙ Biakan media agar : koloni warna putih
penatalaksanaan
1. Kalium Yodida Dewasa : 3 x 5 tetes sehari dinaikkan setiap hari 5 tetes
sampai mencapai dosis sekitar 3 x 30-40 tetes, sampai dijumpai tanda-tanda toksisitas ( mual, muntah,pusing)
Anak-anak : 3 x 3 tetes sehari dinaikkan setiap hari 2 tetes selama 2 minggu.
2. Golongan Azol
Ketokonazol
Itrakonazol
3 . Amfoterisin B
2. misetomi
Etiologi : Jamur gol Eumycetes Misetoma Eumikotik
Bakteri gol Actinomycetes Misetoma Aktinomikotik
Predileksi : kaki, tangan, bahu, bokong atau kepala yang sering
karena trauma Lesi terdiri atas granuloma dan abses yang keluar melalui sinus-
sinus, terdiri dari atas butir-butir berwarna kuning berukuran sampai 5 mm.
Cara penularan : melalui trauma (tertusuk duri atau kayu yang infeksius)
KLINIS
NODUS -> OEDEMA/ABSES-> SINUS DENGAN EKSUDAT GRANUL BERWARNA DISERTAI OSTEOLISIS– LESI RELATIF TIDAK NYERI
Pemeriksaan
1. Butiran granul + KOH 10-20%
2. Pemeriksaan histopatologi :
jaringan diambil dengan biopsi dari bagian dalam , dibawah mikroskop tampak saluran sinus-sinus yang mengandung granul.
Penatalaksanaan
Bedah : drainase Obat-obatan : ◙ Kotrimoksazol +Streptomisin ( 9 bulan – 1 tahun) Misetoma Aktinomikoti
◙ Ketokonazol, Itrakonazol, Amphoterisin B Misetoma Eumikotik.
3. kromomikosis
Disebabkan jamur bewarna (dematiaceous)Sumber penyakit biasanya dari alam dan
terjadi infeksi melalui trauma.
Gambaran klinis
1. Kutan- subkutan - Predileksi : kaki,paha,lengan,muka, bahu, bokong - 4-15 tahun - papel kecil,gatal, membentuk plak dengan pinggir
yang meninggi, irreguler, nodul dengan permukaan verukos warna coklat, merah,ungu.
- Beberapa lesi bergabung bunga kol - Bila mengenai jaringan yang lebih dalam
menyumbat aliran limfe elefantiasis2. Kromomikosis alat-alat dalam (jarang).
Pemeriksaan penunjang
Sediaan langsung : Pus + KOH 10% spora, hifaKultur : Sabaraud agar
penatalaksanaan
Lesi awal/kecil → reseksi lesi dan skin graftObat-obatan → Itrakonazol
Amfoterisin B