menulis terbimbing

26
 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi a. Menulis Menulis dapat diidentifikasikan sebagai suatu kegiatan  penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya. Dalam komunikasi tulis terdapat empat unsur yang terlibat penulis sebagai penyampaian  pesan, pesan atau tulisan, saluran atau medium berupa tulisan, dan  pembaca sebagai penerima pesan. Menurut Hasani (2005:2) “Menulis merupakan ketrampilan  berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara langsung”. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang  pasti terj adi sewaktu-waktu bila manusia atau binatang ingin berkenan dan berhubungan satu sama lain. Sementara itu, pengertian menulis menurut Tarigan (Hasani, 2005:1) menyatakan behwa “Menulis adalah melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu  bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca dan memahami bahasa dan grafik tersebut”. Pengertian 10

Upload: zahraautocar

Post on 12-Oct-2015

558 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Menulis terbimbing

TRANSCRIPT

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi

    a. Menulis

    Menulis dapat diidentifikasikan sebagai suatu kegiatan

    penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat

    atau mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam

    suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa

    yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya. Dalam komunikasi

    tulis terdapat empat unsur yang terlibat penulis sebagai penyampaian

    pesan, pesan atau tulisan, saluran atau medium berupa tulisan, dan

    pembaca sebagai penerima pesan.

    Menurut Hasani (2005:2) Menulis merupakan ketrampilan

    berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara langsung.

    Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang

    pasti terjadi sewaktu-waktu bila manusia atau binatang ingin berkenan

    dan berhubungan satu sama lain. Sementara itu, pengertian menulis

    menurut Tarigan (Hasani, 2005:1) menyatakan behwa Menulis adalah

    melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu

    bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat

    membaca dan memahami bahasa dan grafik tersebut. Pengertian

    10

  • menulis secara umum menurut Syamsudin (Hasani,2005:1)

    menyatakan bahwa Menulis merupakan aktivitas seseorang dalam

    menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis

    dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh

    para pembaca.

    Menurut Farris (1993) pada Tarigan mengemukakan Bahwa dalam konteks kiat berbahasa (language art) menulis merupakan kegiatan yang paling kompleks untuk dipelajari siswa. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata.

    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis

    merupakan ungkapan kreativitas yang tidak hanya menekankan pada

    keterampilan mekanisme tetapi lebih pada prosesnya.

    1) Fungsi menulis

    Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai

    komunikasi pendidikan karena mempermudah para pelajar berfikir

    secara kritis, membantu menjelaskan pikiran-pikiran apa yang

    sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang,

    gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian hanya

    dalam proses menulis yang aktual. Menulis dapat memudahkan

    kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam

    daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah

    yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.

    11

  • Dengan menulis dapat meningkatkan kecerdasan,

    mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuhan

    keberanian, dan pendorong kemauan serta kemampuan

    mengumpulkan informasi.

    2) Tujuan menulis

    Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan, yang

    dimaksud dengan tujuan penulis adalah responsi atau jawaban yang

    diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca.

    Sehubungan dengan tujuan penulisan suatu tulisan, Hugo Hartig

    merangkumnya sebagai berikut:

    a) Assignment purpose (tujuan penugasan)

    Tujuan penugasan ini tidak mempunyai tujuan sama sekali.

    Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas

    kemauan sendiri (misalnya, para siswa yang diberi tugas

    merangkum buku).

    b) Alturistic purpose (tujuan altruistik)

    Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, dengan

    menghindarkan kedukaan pembaca, ingin menolong para

    pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya,

    ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih

    menyenangkan dengan karyanya. Seseorang tidak akan dapat

    menulis secara tepat apabila penulis sendiri tidak percaya, baik

    secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau

    12

  • penikmat karyanya adalah lawan atau musuh. Tujuan

    altruistik adalah kunci keterbacaan suatu tulisan.

    c) Persuasive purpose (tujuan persuasif)

    Tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran

    gagasan yang diutarakan.

    d) Informational purpose (tujuan informasiona)

    Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan

    penerangan kepada para pembaca.

    e) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan)

    Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan

    pengarang kepada para pembaca.

    f) Creative purpose (tujuan kreatif)

    Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri.

    Tetapi keinginan kreatifnya melebihi pernyataan diri, dan

    melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik

    atau seni yang ideal, atau seni idaman. Tulisan bertujuan

    mencapai nilai-nilai artistik, dan nilai-nilai kesenian.

    g) Problem-solvin purpose (tujuan pemecahan masalah)

    Dalam tulisan, penulis ingin memecahkan masalah yang

    dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan,

    menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan

    gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan

    diterima oleh para pembaca.

    13

  • b. Kemampuan menulis

    Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks,

    menurut sejumlah pengetahuan dan ketrampilan. Untuk menulis

    sebuah karangan sederhana secara teknik dituntut untuk memenuhi

    persyaratan atau dasar menulis karangan yang rumit. Sebelum menulis

    karangan harus memilih topik, membatasinya, mengembangkan

    gagasan, menyajikanya dalam bentuk kalimat dan paragraf yang

    tersusun secara logis dan sebagainya.

    Menurut Suparno dan Mohammad Yunus, (2002:13) Kemampuan menulis adalah suatu kemampuan dimana di dalamnya terdapat serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase, yaitu pra penulisan (persiapan), fase penulisan (pengembangan isi karangan, pasta penulisan (penyempurnaan tulisan).

    Berdasarkan pengertian kemampuan menulis di atas yang

    menyatakan adanya beberapa fase yang dilibatkan dalam kemampuan

    tersebut bukan semata-mata dimiliki oleh golongan yang berbakat

    menulis. Dengan latihan yang sungguh-sungguh, maka kemampuan

    tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja. Kemampuan yang dimaksud

    adalah kemampuan formal.

    c. Karangan

    Karangan merupakan pengutaraan sesuatu secara tersusun

    dengan mempergunakan bahasa (Hasani, 2005:1). Karangan

    merupakan suatu hasil proses berfikir.

    Karangan merupakan hasil ungkapan ide, gagasan, dan

    perasaan yang diperoleh melalui kegiatan berpikir kritis dan kreatif.

    14

  • Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana. Lima

    macam ragam wacana karangan sebagai berikut:

    1) Deskripsi (pemerian)

    Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau

    menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh

    dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulis. Sasarannya

    adalah menciptakan atau memungkinkan adanya imajinasi (daya

    khayal) sehingga pembaca seolah-olah melihat, mengalami, dan

    merasakan sendiri yang dialami penulisnya.

    2) Narasi (penceritaan atau pengisahan)

    Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses

    kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran

    yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah,

    urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. Bentuk karangan ini

    dapat ditemukan pada karya prosa atau drama, biografi atau

    autobiografi, laporan peristiwa, serta resep atau cara membuat dan

    melakukan suatu hal.

    3) Eksposisi (paparan)

    Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk

    menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang

    dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan

    pembaca. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada

    maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembaca.

    15

  • Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar untuk

    memperjelas yang akan disampaikannya.

    4) Argumentasi (pembahasan dan pembuktian)

    Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan

    untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang

    disampaikan oleh penulis. Karena bertujuan untuk meyakinkan

    pendapat atau pikiran pembaca, maka penulis menyajikan secara

    logis, kritis, sistematis bukti yang dapat memperkuat keobjektifan

    dan kebenaran yang disampaikan sehingga dapat menghapus

    konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis.

    5) Persuasi

    Persuasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk

    mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai suatu hal

    yang disampaikan penulis. Berbeda dengan argumentasi yang

    pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mencapai

    suatu kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan

    emosional. Seperti argumentasi, persuasi menggunakan bukti atau

    fakta yang digunakan seperlunya atau terkadang dimanipulasi

    untuk menimbulkan kepercayaan pada pembaca bahwa yang

    disampaikan penulis benar.

    16

  • d. Deskripsi

    Kata deskripsi berasal dari kata bahasa latin deskribere yang

    berarti menggambarkan atau memberikan suatu hal. Dari segi istilah,

    deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu

    sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai

    (melihat, mendengar, mencium dan merasakan) sesatu yang

    dilukiskan sesuai dengan citra penulisannya. Karangan deskripsi

    bermaksud untuk menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan

    sifat dan gerak-geraknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca.

    Menurut Suparno, (2002:1.11) menyatakan bahwa Deskripsi

    adalah ragam wacana yang melukiskan dan menggambarkan sesuatu

    berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman dan peranan

    penulisannya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan

    terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga, pembaca

    seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri suatu obyek

    yang dialami penulis.

    Deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha

    menyajikan suatu obyek sedemikian rupa, sehingga obyek tersebut

    seolah-olah berada di depan mata pembaca, seaka-akan para pembaca

    melihat sendiri obyek tersebut. Deskripsi memberi citra mental

    mengenai suatu obyek yang dialami, misalnya pemandangan, orang,

    atau sensasi.

    17

  • Deskripsi ialah tulisan yang berusaha memberikan perincian

    atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan

    (seperti orang, tempat, suasana atau hal lain). Deskripsi berisi

    gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-

    olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

    Berdasarkan pengertian deskripsi di atas, maka dapat

    disimpulkan bahwa karangan deskripsi merupakan karangan yang

    disusun untuk melukiskan sesuatu dengan maksud untuk

    menghidupkan kesan dan daya khayal yang mendalam kepada

    membaca. Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:

    1) Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.

    2) Penggambaran dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan

    kesan indra.

    3) Membuat pembaca merasakan, melihat, serta mengalami sendiri

    obyek yang disampaikan penulis.

    Secara garis besar deskripsi dapat dibedakan atas dua bagian

    yaitu deskripsi ekpositori dan deskripsi impresionistik. Deskripsi

    ekpositori bertujuan memberikan informasi yang menyebabkan

    pembaca dapat melihat, mendengarkan dan merasakan. Deskripsi

    impresionistik bertujuan memberikan informasi yang menyebabkan

    pembaca bereaksi secara emosional.

    Menulis deskripsi harus mampu menghidupkan objek yang

    dilukiskan sehidup-hidupnya, sehingga pembaca seolah-olah dapat

    18

  • melihat, mendengar, dan merasakan yang penulis alami. Supaya dapat

    melukiskan sesuatu sehidup-hidupnya. Langkah pertama adalah

    melatih diri mengamati sesuatu di lingkungan sekitar. Makin lama

    mengamati sesuatu, maka makin bertambah banyak hal-hal kecil yang

    tampak yang dapat dilukiskan. Langkah kedua, melukiskan bagian-

    bagian yang penting sedetail mungkin.

    Berdasarkan paragraf di atas, dalam menulis deskripsi yang

    baik dituntut tiga hal. Pertama, kesanggupan berbahasa yang memiliki

    kekayaan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan

    keluasan pengetahuan tentang sifat, ciri, dan wujud objek yang

    dideskripsikan. Ketiga, kemampuan memilih detail khusus yang dapat

    menunjang ketepatan dan keterhidupan deskripsi.

    Berdasarkan kategori yang lazim, karangan deskripsi dipilih

    atas dua kategori, yakni karangan deskripsi orang dan karangan

    deskripsi tempat.

    1) Deskripsi orang adalah karangan yang menggambarakan tentang

    orang dengan tujuan untuk mengenali lebih mendalam deskripsi

    orang.

    Contoh: Kirdjomulyo selain dikenal sebagai penyair, juga penulis

    drama. Karya dramanya antara lain Penggali Intan, Puisi Rumah Bambu, dan Saat Sungai Barito Kering. Perkumpulan drama yang didirikannya bersama Nasjah, Busye, Bagong, Fx Sutopo, Tumb Astiani, Rodang Tobing, dan Nizar bernama Teater Indonesia (TI). Selain di Yogya, tahun 60-an TI Juga pentas di Solo, Malang, Madura, Surabaya dan Bali.

    19

  • ........................................................................................................... (cuplikan dari Anekdot Sastrawan Kirdjomulyo.Horizon. No. XXXIX/1/200:28) dikutip oleh Resmini (2007:118).

    Deskripsi orang terdiri dari beberapa aspek sebagai berikut:

    a) Deskripsi keadaan fisik, bertujuan memberi gambaran yang

    sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seseorang tokoh.

    Contoh:

    Lasi selesai mengisis kain basahnya. Ketika hendak masuk ke dalam matanya bersitatap dengan suaminya. Tidak tahu mengapa Lasi terkejut meski ia tidak merasa asing dengan cara Darsa menatap dirinya. Ia pun kadang-kadang mencuri pandang, memperhatikan tubuh suaminya dari belakang; sebentuk tubuh muda dengan perototan yang kuat dan seimbang, khas tubuh seorang penyadap yang setiap hari dua kali naik turun belasan atau bahkan puluhan pohon kelapa. ..................................................................................................... (Ahmad Tohari, Berkisar Merah, 1993) dikutip oleh Resmini (2007:119)

    b) Deskripi keadaan sekitar, yaitu menggambarkan keadaan yang

    mengelilingi sang tokoh, misalnya penggambaran tentang

    aktivitas-aktivitas yang dilakukan, pekerjaan, pakaian, tempat

    kediaman, dan kendaraan.

    Contoh:

    Kuiringkan Rini memasuki halaman luas rumah itu. Pintu pagar besi berderit, dan seketika terdengar salak anjing riuh-rendah. Rini ragu-ragu dan sedikit merasa takut. Seseorang laki-laki keluar dari samping rumah dan menuju pagar. Kelihatannya laki-laki itu sedang membersihkan mobil yang berderet di sebelah kiri halaman dari segala macam merek terbaru. Begitu laki-laki itu mendekati kami, Rini ragu-ragu bertanya, apakah rumah itu milik Bapak Wira Sumanta. .....................................................................................................

    (Suparno, Ketrampilan Dasar Menulis, 2008)

    20

  • c) Deskripsi watak atau tingkat perbuatan, yaitu mendeskripsikan

    watak seseorang. Menampilkan dengan jelas unsur-unsur yang

    dapat memperhatikan karakter yang digambarkan.

    Contoh:

    Nenek meluruskan letak kacamatanya yang berbingkai emas, tetapi segera menatap lagi sampai ke ujung hidungnya. Sehingga memperjelas tentang pipinya yang kisut. Dengan tawakal terpaksa ia merendahkan kepalanya sedikit supaya matanya bisa memandang lewat kaca yang ada dibawaahnya. .....................................................................................................

    (Nugroho Notosusanto. Tayuban dalam Tiga Kota, 1975) dikutip oleh Resmini (2007:120).

    d) Deskripsi gagasan-gagasan tokoh, yaitu deskripsi yang

    menghubungkan antara perasaan dan unsur fisik yang erat.

    Pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh

    merupakan petunjuk tentang keadaan perasaan seseorang.

    Contoh:

    Kamu harus pulang, Yati. Kamu sudah cukup menyakiti hati ibu. Sekali ini saja kamu harus benar-benar mengerti, bahwa kamu sudah besar, sudah tidak pantas lagi untuk setiap kali membantah kata orang yang lebih tua darimu. Kalau dahulu kamu sudah cukup tahu bagaimana ibu karena kelakuanmu dan dia terus mendesaku dengan kata-katanya yang dianggapnya menasihatiku. ....................................................................................................... (N.H. Dini, Pendurhaka) dikutip oleh Resmini (2007:121).

    2) Deskripsi tempat adalah karangan yang menggambarkan tempat-

    tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap

    peristiwa. Jalannya peristiwa akan lebih menarik jika dikaitkan

    dengan tempat terjadinya peristiwa. Setiap peristiwa tidak terlepas

    dari lingkungan dan tempat.

    21

  • Contoh :

    Angin tajam sekali. Kelam menyelubungi teratak doyong itu. Dingin menimpa di tengah kemauan saudara itu ada hidup di dalam teratak yang ada cahanya. Teratak itu hanya mempunyai satu ruangan. Tidak ada sekat-sekatnya. Mejanya persis di tengah dengan sebuah kursi panjang bambu. ........................................................................................................... (Nugoroho Notosusanto, Gunung Kidul dalam Tiga Koba, 1975) dikutip oleh Resmini (2007:122).

    2. Menulis Terbimbing

    a. Pengertian bimbingan

    Aktivitas menulis terdiri dari tiga kategori utama yaitu

    menulis terkontrol, menulis terbimbing, dan menulis bebas. Kategori

    menulis yang akan dibahas disini yaitu tentang menulis terbimbing.

    Menurut Poerwadarminta (1984:141) mengemukakan bahwa

    Bimbing, terbimbing berarti dibimbing atau dituntut. Menurut Azies

    (2000:131) Pada tahap menulis terbimbing peran guru sudah mulai

    berkurang, guru hanya membimbing semata.

    Menurut Supriadi (2004:207) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada siswa agar dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mengambil manfaat dari peluang-peluang yang dimilikinya dalam ragam mengembangkan diri sesuai dengan potensi-potensinya, sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakat.

    Selanjutnya dalam buku yang berjudul Bimbingan dan

    Konseling yang disusun oleh Setiawati. Bimbingan pada dasarnya

    merupakan upaya bantuan untuk membantu individu mencapai

    perkembangan yang optimal.

    22

  • Salah satu penjabaran Good (Thantowi, 1995:25) Bimbingan

    adalah teknik untuk menuntut anak terhadap tujuan yang diinginkan

    dengan menciptakan kondisi lingkungan yang membuat dirinya sadar

    akan kebutuhan dasar, mengenal kebutuhan, dan mengambil langkah

    untuk memuaskan dirinya.

    Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan

    kepada individual atau sekumpulan individu dalam menghindari atau

    mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu

    atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

    (Walgito, 1993:4)

    Menurut pengertian para ahli di atas tentang pengertian

    bimbingan dapat disimpulkan bahwa menulis terbimbing adalah

    pemberian bantuan atau pertolongan tentang menulis yang diberikan

    oleh pembimbing kepada yang dibimbing dengan cara menuntut dan

    menciptakan kondisi lingkungan yang membuat dirinya sadar akan

    kebutuhan dasar, dan mengambil langkah-langkah untuk memuaskan

    dirinya dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

    Berdasarkan pengertian menulis terbimbing yang disimpulkan

    di atas, dapat dikemukakan pengertian bimbingan belajar, yaitu proses

    bantuan yang diberikan kepada siswa agar dapat mengatasi masalah-

    masalah yang dihadapinya dalam belajar sehingga setelah melalui

    proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang

    optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.

    23

  • b. Tujuan bimbingan

    Dalam sekolah dasar bimbingan belajar secara umum

    bertujuan sebagai berikut:

    1) Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik terutama dalam

    mengerjakan tugas, dalam mengembangkan keterampilan serta

    dalam bersikap pada guru.

    2) Mengembangkan disiplin belajar dan terlatih, baik secara mandiri

    maupun berkelompok.

    3) Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,

    sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk

    pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan pengembangan

    pribadi.

    Secara khusus bimbingan di sekolah dasar bertujuan untuk

    membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan

    yang meliputi aspek pribadi sosial dan pendidikan sesuai dengan

    tuntutan lingkungan.

    Dalam aspek perkembangan pribadi sosial layanan bimbingan

    membantu siswa agar dapat:

    1) Memiliki pemahaman diri.

    2) Mengembangkan sikap positif.

    3) Membuat pilihan kegiatan secara sehat.

    4) Mampu menghargai orang lain.

    5) Memiliki rasa tanggung jawab.

    24

  • 6) Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi.

    7) Menyelesaikan masalah.

    8) Membuat keputusan secara baik.

    Dalam aspek perkembangan pendidikan, bimbingan menbantu

    murid agar dapat:

    1) Melaksanakan cara-cara belajar yang benar.

    2) Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan.

    3) Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan

    kemampuan.

    Berdasarkan tujuan bimbingan di atas, dapat disimpulkan

    bahwa dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh guru terutama

    dalam kegiatan menulis dapat membuat siswa memiliki pemahaman

    diri tentang menulis, mengembangkan sikap positif dan ketrampilan

    dalam hal menulis, serta mencapai prestasi belajar secara optimal.

    c. Mengajar bernuansa bimbingan

    Siswa akan berhasil dalam belajar apabila guru menerapkan

    pinsip-prinsip bimbingan waktu mengajar. Dalam kegiatan

    pembelajaan guru menjelaskan tujuan dan manfaat materi pelajaran,

    cara belajar, karakteristik mata pelajaran yang diberikan, dorongan

    untuk berprestasi, membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi

    siswa, penyelesaian tugas, merencanakan masa depan, memberikan

    fasilitas belajar, memberi kesempatan untuk berprestasi.

    25

  • Secara umum bimbingan yang dapat diberikan guru sambil

    mengajar yaitu:

    1) Mengenal dan memahami siswa.

    2) Memberi perlakuan dengan memperhatikan perbedaan individu.

    3) Memperlakukan siswa secara manusiawi.

    4) Memberikan kemudahan untuk mengembangkan diri secara

    optimal.

    5) Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

    Suasana kelas dan proses belajar-mengajar yang menerapkan

    prinsip-prinsip bernuansa bimbingan tampak sebagai berikut:

    1) Tercipta iklim kelas yang permisif, bebas dari ketegangan.

    2) Adanya arahan agar terselenggarakannya belajar yang efektif dan

    kondusif, baik dalam bidang studi yang diajarkan, maupun dalam

    keseluruhan proses belajar mengajar.

    3) Pelaksanaan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan dan

    kemampuan siswa.

    4) Terciptanya hubungan yang dekat antara siswa dan guru.

    5) Memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan

    dalam menerima materi.

    6) Membimbing siswa agar mengembangkan kebiasaan belajar yang

    baik.

    7) Memberikan umpan balik atas hasil evaluasi yang diberikan.

    26

  • 3. Teknik Pembelajaran Menulis Terbimbing

    Teknik merupakan macam cara atau taktik dalam menyajikan

    suatu pembelajaran dengan maksud untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    Teknik yang dipilih adalah menulis terbimbing. Cara-cara yang digunakan

    pada teknik ini, untuk mengatasi kesukaran dalam mata pelajaran Bahasa

    Indonesia yaitu:

    a. Belajar secara sistematis dan cukup menyediakan waktu.

    b. Banyak latihan-latihan mengarang dan bicara mencapai tingkat

    penguasaan bahasa secara aktif.

    c. Banyak membaca buku-buku dalam bahasa yang dipelajari.

    d. Latihan mengeluarkan buah pikirannya dalam bentuk mengarang,

    yaitu karangan yang sederhana dalam bahasa yang sedang dipelajari.

    Berdasarkan cara-cara di atas ada beberapa langkah yang dapat

    dilakukan dalam teknik menulis terbimbing antara lain:

    a. Dimensi operasi divergen

    Teknik dimensi operasi divergen ini dikembangkan oleh Utami

    Munandar, teknik ini bertujuan untuk melatih siswa dalam memilih

    kata. Dimensi operasi divergen merupakan kemampuan memberikan

    bermacam-macam jawaban informasi yang diberikan dengan

    penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian.

    1) Menyusun kata

    Menyusun kata masuk kedalam komposisi seperti yang

    tercantum dalam definisi berikut: composition as writing beyond

    27

  • the sentence level (Slager dalam Tarigan, 1975). Pada bagian ini,

    siswa harus menyusun banyak kata dengan menggunakan huruf-

    huruf dari satu kata yang diberikan sebagian stimulus. Pemberian

    skor didasarkan pada banyaknya jawaban yang dapat dianggap

    betul, setiap jawaban benar diberi skor satu.

    Contoh: atlas

    - alas

    - atas

    - talas

    - ala

    2) Membuat kalimat tiga kata

    Pada bagian membuat kalimat, siswa harus menyusun

    kalimat dengan menggunakan tiga buah kata. Kata-kata yang

    dibentuk berhuruf awal sesuai dengan huruf-huruf yang ada.

    Pemberian skor didasarkan pada banyaknya kalimat yang dapat

    dianggap sesuai dan setiap jawaban benar diberi skor satu.

    Contoh: U-m-p

    - Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

    - ujung Pulau Madura.

    - Untung membawa peti.

    - petani menanam ubi.

    - pergi untuk menjauh.

    28

  • 3) Sifat-sifat yang sama

    Pada bagian ini, siswa harus menyebutkan benda yang

    mempunyai dua sifat tertentu, sesuai dengan yang ditentukan.

    penyekoran didasarkan pada banyaknya jawaban benar dan setiap

    jawaban benar diberi skor satu.

    Contoh: Memiliki sifat bulat dan keras

    - kelereng

    - kelapa

    - gotri

    - mrica

    - peluru

    4) Macam-macam penggunaan

    Pada bagian ini, siswa harus menyebutkan macam-macam

    penggunaan benda yang sesuai dengan benda yang ditentukan baik

    pengunaan benda secara umum maupun secara tidak umum.

    Pemberian skor didasarkan pada banyaknya jawaban benar dan

    setiap jawaban benar diberi skor satu.

    Contoh: meja

    - belajar

    - tatakan menulis

    - meletakan buku

    - menyediakan makanan

    - menyediakan minuman

    29

  • b. Mengisi

    Karangan yang sudah dipersiapkan guru dengan membiarkan

    secara utuh kalimat awalan dan akhiran. Penanggalan kata baru dapat

    dilakukan mulai kalimat kedua dan seterusnya. Penggalan kata

    dilakukan dengan dua cara. Pertama jika pemahaman wacana yang

    dijadikan sasaran teratur, misalnya pada setiap kata ke-5 dihilangkan.

    Kedua jika pemahaman wacana yang dijadikan sasaran tidak teratur,

    misalnya kata yang akan dihilangkan bebas tidak harus pada setiap

    kata ke-5. Karangan diberikan kepada siswa untuk diperbaiki,

    perbaikan dengan cara mengisi kata yang rumpang hingga menjadi

    karangan yang utuh.

    Contoh:

    Gunting Benda ini disebut gunting. Gunting ini terbuat dari ....,

    sehingga ketajamannya lebih ...... lama jika dibandingkan dengan ......yang terbuat dari besi. Gunting ini ...... khusus untuk ..... rambut. Jadi, jika ....... untuk menggunting benda-benda lain, terutama ......keras, maka akan cepat ........ Kelebihan gunting ini adalah ..... dipakai dan ketajamannya tahan lama. Bagian ...... meruncing sehingga sangat mudah untuk memotong rambut ....... telinga. Meskipun begitu, gunting ini ....... sedikit kelemahan. Maka gunting ini ........ dari 90 persen baja, maka gunting ini jika terjauh mudah ......... Selain itu, gunting ini juga ....... karat jika terkena ........ dan tidak ....... dibersihkan. Oleh karena itu, ....... digunakan sebaiknnya gunting ....... dan jangan ada air yang ....... pada sisi gunting. Simpan gunting ini di tempat yang kering dan jauh dari jangkauan anak kecil.

    Wacana rumpang di atas ada 10 kata yang dihilangkan, tugas

    siswa untuk melengkapi kalimat yang rumpang tersebut sehingga

    menjadi wacana yang utuh seperti pada wacana berikut:

    30

  • Gunting Benda ini disebut gunting. Gunting ini terbuat dari baja,

    sehingga ketajamannya lebih tahan lama jika dibandingkan dengan gunting yang terbuat dari besi. Gunting ini dirancang khusus untuk menggunting rambut. Jadi, jika digunakan untuk menggunting benda-benda lain, terutama benda keras, maka akan cepat tumpul. Kelebihan gunting ini adalah mudah dipakai dan ketajamannya tahan lama. Bagian ujungnya meruncing sehingga sangat mudah untuk memotong rambut disekitar telinga. Meskipun begitu, gunting ini memiliki sedikit kelemahan. Karena bahan gunting ini lebih dari 90 persen baja, maka gunting ini jika terjauh mudah patah. Selain itu, gunting ini juga terdapat karat jika terkena air dan tidak segera dibersihkan. Oleh karena itu, selesai digunakan, sebaiknya gunting dibersihkan dan jangan sampai ada air yang menempel pada sisi gunting. Simpan gunting ini di tempat yang kering dan jauh dari jangkauan anak kecil.

    c. Membuat karangan

    Mendeskripsikan secara tertulis salah satu benda atau obyek

    yang terdapat disekitar (ruang kelas) seperti: meja, kursi, papan tulis,

    buku, lemari buku, jam, penghapus dan sebagainya dengan diberi

    waktu terlebih dahulu selama 5 menit supaya mengamati benda-benda

    tersebut. Untuk mempermudah siswa dalam mendeskripsikan benda

    maka dibuat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan

    pendeskripsian tersebut.

    Pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa dalam

    mendeskripsikan benda, sebagai berikut:

    1) Bagaimana bentuk dan ciri-ciri benda yang akan dideskripsikan?

    2) Apa saja manfaat yang dimiliki benda tersebut?

    3) Apa saja kelemahan yang dimiliki benda tersebut?

    4) Apa saja kelebihan benda tersebut?

    31

  • 4. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut KTSP

    Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,

    sosial, dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang

    keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran Bahasa

    Indonesia di SD/MI diarahkan untuk meningkatkan kemampun peserta

    didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan

    benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi

    terhadap hasil karya sastra manusia Indonesia. Dengan standar

    kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan:

    a. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai kemampuan,

    kebutuhan, minatnya, dan dapat menumbuhkan penghargaan terhadap

    hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri.

    b. Guru memperhatikan pengembangan kompetensi bahasa peserta didik

    dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar,

    serta lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar sesuai

    dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didik.

    c. Orang tua dan masyarakat secara aktif memberikan masukan dan

    bantuan terhadap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian

    pembelajaran kebahasaan dan kesastraan di sekolah.

    d. Sekolah mengembangkan program kebahasaan dan kesastraan sesuai

    dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia.

    e. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan

    kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerahnya.

    32

  • Mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI bertujuan agar peserta

    didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

    a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

    berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

    b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

    bahasa persatuan bahasa negara.

    c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

    kreatif untuk berbagai tujuan.

    d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

    intelektual, serta kematangan spiritual, moral, emosional, dan sosial.

    e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

    wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan

    dan kemampuan berbahasa.

    f. Menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah

    budaya dan intelektual manusia Indonesia.

    Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI

    mencangkup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra

    yang meliputi aspek-aspek berikut:

    a. Mendengar

    b. Berbicara

    c. Membaca

    d. Menulis

    33

  • B. Hasil Penelitian yang Relevan

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ribut Susanto dengan judul

    Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentasi Melalui Teknik Menulis

    Terbimbing pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Nusawungu Kabupaten

    Cilacap Tahun Pelajaran 2005-2006. Dalam skripsinya tersebut dikemukakan

    bahwa teknik menulis terbimbing cukup efektif untuk pembelajaran menulis,

    suasana kelas menjadi kondusif, dan membuat siswa lebih termotivasi dalam

    menulis.Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan oleh

    Ribut Susanto adalah "Teknik menulis terbimbing cukup efektif untuk

    pembelajaran menulis, siswa merasa lebih mudah mengemukakan ide, siswa

    lebih termotivasi dalam kegiatan belajar menulis, beban guru menjadi lebih

    ringan dan suasana kelas menjadi lebih kondusif. Terjadinya peningkatan

    pemahaman materi menulis yang diajarkan hal ini terbukti dari hasil evaluasi

    yang terus meningkat.

    C. Kerangka Berpikir

    Berdasarkan uraian di atas, untuk memecahkan kekurangterampilan

    siswa dalam menulis karangan diperlukan strategi pembelajaran yang

    memberi kesempatan yang banyak dan luas kepada siswa untuk menulis dan

    guru memberi bimbingan terdapat proses menulis siswa tersebut.

    Dengan menggunakan teknik menulis terbimbing dalam pembelajaran

    menulis siswa tidak akan mengalami kesulitan karena adanya arahan dan

    bimbingan dari guru siswa sangat terbantu dalam memecahkan masalah-

    34

  • masalah yang dihadapinya, membuat siswa memiliki pemahaman diri tentang

    menulis, mengembangkan sikap positif dan ketrampilan dalam hal menulis,

    siswa termotivasi dengan adanya motif belajar yang menarik, disamping itu

    suasana kelas menjadi lebih kondusif sehingga siswa dapat mencapai prestasi

    belajar secara optimal.

    Dari uraian di atas menurut asumsi penulis dengan menggunakan

    teknik menulis terbimbing maka siswa dapat lebih mudah menuangkan idenya

    secara maksimal.Agar lebih jelas perhatikan bagan kerangka berfikir berikut:

    Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian

    D. Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan pada deskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang telah

    dikemukakan maka dapat dirumuskan hipotesis pada penelitian ini yaitu

    Apabila pembelajaran menulis deskripsi dilakukan melalui teknik menulis

    terbimbing maka kemampuan menulis deskripsi siswa kelas IV SD Negeri 3

    Kalibagor tahun pelajaran 2010-2011 akan meningkat.

    TINDAKAN

    Dalam pembelajaran guru menggunakan teknik menulis terbimbing.

    Hasil menyusun karangan deskripsi siswa meningkat.

    Siklus I Dalam pembelajaran siswa melaksanakan teknik menulis terbimbing.

    Siklus II Dalam pembelajaran siswa melaksanakan teknik menulis terbimbing

    Hasil belajar siswa rendah.

    KONDISI AWAL

    35