mavi marmara.docx

26
BAB I PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah Awalnya bangsa Israel yang terusir dari tanah Palestina pada masa kekuasaan Romawi mulai bermigrasi kembali di tahun 1882. Hal ini sering sekali memicu pertikaian dengan bangsa Palestina, karena mereka mulai membuat pemukiman dan menyebar luas hingga menyingkirkan bangsa Palestina sendiri. Terlebih pada 1948 ketika bangsa Israel merebut Yerussalem dan mendirikan Negara Yahudi Israel. Selanjutnya mereka mulai bertindak radikal dengan membakar masjid Al Aqsa, berinvasi ke Yordania, agresi ke Mesir dan perebutan hak milik terusan Seuz. Hal ini mereka lakukan diatas hukum dengan perlindungan Amerika Serikat. Meskipun hal tersebut membuat negara-negara Arab mengambil keputusan untuk bermusuhan dengan Israel, Israel tetap melanjutkan aksinya lebih jauh lagi dengan 1

Upload: annisaafr

Post on 24-Oct-2015

162 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Penyerangan Mavi Marmara

TRANSCRIPT

Page 1: Mavi marmara.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Awalnya bangsa Israel yang terusir dari tanah Palestina pada masa kekuasaan

Romawi mulai bermigrasi kembali di tahun 1882. Hal ini sering sekali memicu

pertikaian dengan bangsa Palestina, karena mereka mulai membuat pemukiman

dan menyebar luas hingga menyingkirkan bangsa Palestina sendiri. Terlebih pada

1948 ketika bangsa Israel merebut Yerussalem dan mendirikan Negara Yahudi

Israel.

Selanjutnya mereka mulai bertindak radikal dengan membakar masjid Al

Aqsa, berinvasi ke Yordania, agresi ke Mesir dan perebutan hak milik terusan

Seuz. Hal ini mereka lakukan diatas hukum dengan perlindungan Amerika

Serikat.

Meskipun hal tersebut membuat negara-negara Arab mengambil keputusan

untuk bermusuhan dengan Israel, Israel tetap melanjutkan aksinya lebih jauh lagi

dengan memperluas wilayahnya hingga rakyat Palestina tersingkir ke wilayah

Tepi Barat dan Jalur Gaza saja. Ini semua membuat konflik diantara kedua bangsa

tersebut semakin panas, terlebih lagi saat memperebutkan wilayah Yerussalem

pada 1948.

Selanjutnya peperangan antara kedua bangsa itu terus berlanjut dikemudian

hari dengan blokade, invasi militer, dan bahkan penyerangan kapal yang

membawa bala bantuan beserta relawan untuk Palestina (Mavi Marmara). Hal ini

1

Page 2: Mavi marmara.docx

membuat hubungan diatara mereka semakin tegang. Ditambah lagi 2010 silam

Israel kembali melakukan aksi sadis lainnya terhadap relawan Palestina ditengah

perjalanannya menuju pelabuhan Gaza.

Tragedi ini terjadi di sebuah kapal Turki bernama Mavi Marmara. Oleh

karena itu, peneliti menyusun sebuah skripsi dengan judul ”

PENYERANGAN MAVI MARMARA SEBAGAI BENTUK TEKANAN

ISRAEL TERHADAP PALESTINA 2010”

B. Pertanyaan Penelitian

Dari pernyataan masalah diatas, maka pertanyaan yang menjadi

acuan peneltian ini yaitu:

1. Bagaimana kronologi kejadian Mavi Marmara?

2. Apa tanggapan dunia Internasional terhadap penyerangan Mavi Marmara?

3. Bagaimana tinjauan hukum Internasional dalam penyerangan Mavi

Marmara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui kronologi kejadian Mavi Marmara

2. Untuk mengetahui tanggapan dunia Internasional terhadap penyerangan

Mavi Marmara

3. Untuk mengetahui tinjauan hukum Internasional terhadap penyerangan

Mavi Marmara

2

Page 3: Mavi marmara.docx

D. Kerangka Teoritis

1. Realisme Klasik.

Penulis memilih pendekatan realisme karena penulis berusaha

mendeskripsikan apa faktor yang menyebabkan Israel melakukan penyerangan

tersebut. Bagi penulis penyerangan yang dilakukan oleh Israel terhadap Mavi

Marmara merupakan kepentingan nasional (national interest) bagi Israel sendiri.

Menurut Hans J. Morgenthau konsep kepentingan nasional terdiri dari dua

elemen, yang pertama secara logis diperlukan yang berarti kepentingan nasional

merupakan sebuah kebutuhan, dan yang kedua berdasarkan keadaan.

Dasar Normatif realisme adalah keamanan nasional dan kelangsungan

hidup negara: ini merupakan nilai-nilai yang menggerakkan doktrin kaum realis

dan kebijakan luar negeri kaum realis. Negara dipandang esensial bagi kehidupan

warganegaranya, Dengan demikian negara dipandang sebagai pelindung

wilayahnya, penduduknya dan cara hidupnya yang khas dan berharga.

Kepentingan nasional merupakan unit yang penting dalam menentukan kebijakan

luar negeri.

2. Konsep National interest

Menurut Hans J. Morgenthau kepentingan nasional setiap negara adalah

mengejar kekuasaan, yaitu apa saja yang bisa membentuk dan mempertahankan

pengendalian suatu negara atas negara lain. Hubungan kekuasaan dan

pengendalian itu bisa diciptakan melalui teknik-teknik paksaan maupun kerja

sama.

3

Page 4: Mavi marmara.docx

Pada kasus penyerangan Mavi Marmara, sikap Israel adalah upaya untuk

mempertahankan kepentingan Israel yang ketika itu sedang berperang melawan

Palestina. Hal ini terlihat dari kecurigaan Israel terhadap isi kapal Mavi Marmara

yang tidak ingin diperiksa terlebih dahulu di pelabuhan Ashdod.

E. Metodologi Penelitian

Tipe Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang memiliki tujuan

untuk membuat deskripsi mengenai situasi - situasi atau kejadian - kejadian.

Dalam penelitian deskriptif tidak perlu mencari penemuan baru, menguji sebuah

hipotesis dan tidak harus membuat ramalan terhadap sesuatu dan implikasinya.

Penelitian deskriptif hanya berusaha memaparkan situasi atau peristiwa dengan

menggunakan teori.

Pada dasarnya penelitian kualitatif dan kuantitatif sama-sama berdasar kepada

ontologi, epistemologi, axiologi, retorika, dan pendekatan metodologi itu sendiri.

Namun yang membedakan adalah perumusan, pengumpulan dan pemrosesan

suatu data.

Jika kuantitatif didasarkan kepada perhitungan, persentase, rata-rata, kuadrat,

dan perhitungan statistik lainnya. Penelitian kualitatif atau kualitas menunjuk pada

segi alamiah yang sangat bertentangan dengan kuantum dan jumlah kauntitas.

Atas dasar itulah maka kemudian penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai

penelitian yang tidak mengadakan perhitungan, tetapi penelitian yang penuh

dengan riset yakni riset dokumen, riset observasi, riset media cetak, elektronik,

dan wawancara.

4

Page 5: Mavi marmara.docx

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder, yaitu sumber data di peroleh tidak secara langsung tetapi melalui media

perantara. Dalam pengumpulan data sekunder, cara yang dilakukan adalah melalui

teknik-teknik kepustakaan seperti mencari data laporan dari sebuah lembaga dan

mencari buku-buku teks yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas.

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini meliputi empat tipe, yaitu

observasi dan dokumen yang masing-masing mempunyai fungsi dan keterbatasan.

Dengan sumber kepustakaan diharapkan membantu penulis untuk mengupas,

dan membahas lebih dalam mengenai teknik analisis data yang akan digunakan

adalah dengan teknik analisis kualitatif. Teknik ini didukung oleh keberadaan

data-data primer yang dikumpulkan melalui studi lapangan yang dilakukan.

Kemudian, data primer ini dideskriptifkan dan dikombinasikan dengan data

sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka, sehingga hasil analisa dari

elaborasi data tersebut diharapkan dapat menjawab tujuan dari penelitian ini.

Memperhatikan bahwa data kualiatif dapat dianalisis dalam berbagai format,

termasuk di antaranya kajian peluang yang ditawarkan oleh format riset observasi

dan riset media. Dengan kajian format riset observasi tersebut maka penelitian

kualitatif memberikan kesempatan penjelasan yang lebih besar, berbanding

terbalik dengan riset kuantitatif yang hanya cenderung fokus pada usaha

mengeksplorasi sejumlah contoh peristiwa yang dipandang dengan tujuan untuk

mendapatkan pemahaman yang mendalam bukan luas.

Metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode deduktif, yaitu

metode yang memungkinkan penulis untuk terlebih dahulu menggambarkan

5

Page 6: Mavi marmara.docx

secara umum kasus penelitian lalu kemudian menarik kesimpulan yang bersifat

khusus dalam menganalisis data.

Dengan demikian penelitiannya ini akan menyajikan gambaran secara

konferhansif mengenai Penyerangan Mavi Marmara Sebagai Bentuk Tekanan

Israel Terhadap Palestina 2010 dan diharapkan penelitian ini akan

menggambarkan secara jelas tentang kronologis peristiwa penyerangan Mavi

Marmara, tanggapan dunia Internasional terhadap insiden tersebut, dan bagaimana

tinjauan hukumnya.

F. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Bab II : Konflik Israel Palestina: penyerangan Mavi Marmara

Bab III : Tanggapan masyarakat dunia terhadap penyerangan Mavi Marmara oleh

Israel

Bab IV: Respon dunia internasional serta tinjauan hukum internasional terhadap

penyerangan Mavi Marmara

Bab V : Kesimpulan

6

Page 7: Mavi marmara.docx

BAB II

KONFLIK ISRAEL PALESTINA: PENYERANGAN MAVI MARMARA

A. Penyebab Penyerangan Mavi Marmara

Mavi Marmara adalah satu dari enam kapal Armada Kebebasan (Freedom

Flotilla) yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Penyerangan

Mavi Marmara 2010 silam oleh Pasukan Israel merupakan bentuk kewaspadaan

Israel terhadap Palestina.

Pada mulanya, pihak Israel menduga bahwa kapal yang membawa bala

bantuan beserta relawan tersebut berisikan senjata serta relawan perang untuk

melawan Israel. Maka dari itu pihak Israel menginformasikan kepada pihak Turki

untuk mengarahkan Mavi Marmara ke pelabuhan Ashdod agar dapat diperiksa.

Akan tetapi pihak Mavi Marmara menolak arahan itu karena tidak percaya dan

mengira pihak Israel mempunyai kepentingan tersendiri.

B. Kronologi Kejadian dan Korban

Senin, 31 Mei 2010 telah terjadi insiden memilukan di dunia Internasional.

Kapal bantuan kemanusiaan yang benama Mavi Marmara milik Turki telah

diserang oleh pasukan komando Israel. Kapal yang mulai berlayar dari Pelabuhan

Antalya, Turki tersebut membawa bantuan beserta relawan dari penjuru dunia

menuju Jalur Gaza Palestina. Kejadian ini telah menewaskan setidaknya sembilan

belas aktivis pro-Palestina dan tiga puluh orang lainnya terluka parah.

7

Page 8: Mavi marmara.docx

Sekitar jam empat dini hari pada saat para relawan melakukan shalat subuh

berjama’ah di wilayah perairan internasional, sekitar 65 Km lepas pantai Gaza,

pasukan komando Israel mulai menurunkan tentaranya dari helikopter serta

mengepung kapal ferry berwarna putih biru tersebut dengan kapal-kapal laut

miliknya. Sesaat setelahnya tentara Israel-pun langsung menyerang para relawan

dengan sadis. Para relawan diperlakukan dengan kejam tanpa pandang bulu,

diborgol dan disandera, ditembaki, bahkan dibunuh didepan relawan lainnya.

Bagi korban yang selamat, mereka dibawa ke pelabuhan Ashdod untuk

disandera di penjara Ela. Selanjutnya beberapa dari relawan tersebut dipaksa

untuk menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa mereka telah melanggar

hukum Israel.

C. Pembelaan Israel

Setelah banyaknya reaksi negatif dari berbagai pihak, Israel tetap tidak mau

meminta maaf atas terjadinya penyerangan Mavi Marmara.

Menurut pihak Israel, sebelum melakukan pelayaran pemerintah Israel telah

memberikan peringatan kepada pemerintah Turki dan nakhoda Mavi Marmara

untuk tidak memasuki wilayah perairan Gaza karena blokade telah diterapkan

sejak 2008. Pemerintah Israel juga telah menegosiasikan penggatian arah

pengiriman bantuan menuju pelabuhan Ashdod. Akan tetapi pihak Mavi Marmara

menolak pertimbangan tersebut karena tidak percaya dengan pihak Israel dan

bersikeras untuk menembus blokade militer di Gaza.

8

Page 9: Mavi marmara.docx

Mereka mengaku menyesal atas jatuhnya korban dari penyerangan itu,

namun mereka beralasan bahwa dilakukannya penyerangan adalah untuk

pertahanan diri karena para penumpang Mavi Marmara telah melakukan

penyerangan terhadap pasukan Israel. Akan tetapi untuk meredakan ketegangan,

Israel kemudian melakukan penyelidikan bersama dua pengamat internasional

terhadap penyerangan tersebut serta merenggangkan blokade terhadap Gaza

dengan mengizinkan masuknya barang sipil ke wilayah tersebut.

D. Pandangan Palestina Terhadap Penyerangan Mavi Marmara

Selama ini suara Palestina tidak sering terdengar di forum internasional. Akan

tetapi, untuk penyerangan kali ini pihak Palestina membuka suaranya secara

lantang dalam menanggapinya. Menurut pihak Palestina ini adalah “pembantaian

masal” yang tidak berperikemanusiaan. Selain itu, Presiden Palestina Mahmoud

Abbas juga mengumumkan masa berkabung selama tiga hari bagi korban yang

telah meninggal.

Insiden ini sangat menyayat hati para rakyat Palestina. Niat baik untuk

orang-orang tersebut justru berujung penyerangan bagi para relawan. Kebencian

yang dirasakan oleh bangsa Palestina terhadap Israel juga semakin besar. Sesaat

setelah terjadinya insiden Mavi Marmara, rakyat Palestina membangun tugu

peringatan atas syahidnya para aktivis di Mina, Pelabuhan Gaza. Selain itu setiap

tahunnya rakyat Palestina juga mengadakan acara peringatan tragedi Mavi

Marmara sebagai bentuk penghormatan para aktivis.

9

Page 10: Mavi marmara.docx

BAB III

TANGGAPAN MASYARAKAT DUNIA TERHADAP PENYERANGAN

MAVI MARMARA OLEH ISRAEL

A. Tanggapan Negara Turki

Pihak Turki yang meletakkan benderanya di kapal Mavi Marmara serta warga

negaranya yang paling banyak menjadi korban merasa tersinggung dengan sikap

Israel atas penyerangan tersebut. Pihak Turki merasa bahwa pemerintah Israel

tidak menghargai pihak Turki yang selama ini menjadi sekutu bagi Israel karena

mengabaikan peringatan pihak Turki dan menunjukan sikap sombongnya.

Warga negara Turki sangat mengecam tindakan Israel tersebut. Mereka mulai

berunjuk rasa untuk menunjukan kemarahan mereka atas penyerangan itu didepan

konsulat Israel, Istanbul.

Selain itu pihak Turki juga telah menarik duta besarnya dari Tel Aviv serta

membatalkan latihan militer bersama Israel secara sepihak. Hubungan bilateral

beserta perjanjian kerjasama militer juga memburuk setelah penyerangan tersebut.

Baru-baru inipun Turki juga mengancam Israel akan memberlakukan sanksi baru

terkait sikap angkuh Israel yang tidak mau meminta maaf atas kasus Mavi

Marmara ini.

B. Tanggapan dunia Barat dan Eropa

1. Tanggapan Amerika Serikat

10

Page 11: Mavi marmara.docx

Amerika Serikat adalah salah satu negara yang dekat dengan Israel. Pada

dasarnya, AS memiliki kepentingan pribadi ( self – interest ) di Timur Tengah

yang berkaitan dengan low politics ( ekonomi ) dan high politics ( keamanan ).

Kepentingan keamanan AS disini adalah dalam menyebarkan hegemoninya di

Timur Tengah. Sedangkan bagi Israel sendiri AS adalah survival karena Israel

merupakan negara yang berada di lingkungan yang menentangnya sehingga

membutuhkan dukungan penuh dari negara great power agar tetap bertahan1.

Akan tetapi setelah terjadinya insiden Mavi Marmara, pihak AS justru

menjadi sedikit menjauh dari Israel. Selain karena banyaknya warga AS yang

berunjuk rasa turun ke jalan, Presiden Obama sendiri juga sangat menyayangkan

kejadian ini karena beberapa dari relawan di kapal tersebut merupakan warga

negara AS.

2. Tanggapan Eropa

Sama seperti Amerika, Eropa juga merupakan sekutu bagi Israel. Tetapi

karena insiden Mavi Marmara hubungan kedua negara ini pun menjadi renggang.

Pemimpin-pemimpin Eropa memanggil duta besar Israel sesaat setelah tragedi

Mavi Marmara dan masyarakatnya menyerukan boikot terhadap produk Israel2.

Selain itu, sebagian dari relawan yang ikut dalam kapal Mavi Marmara juga

merupakan warga Eropa yang menginginkan perdamaian di Timur Tengah.

1“Citra Israel di Dunia Internasional Pasca Serangan Terhadap Kapal Mavi Marmara,” diakses pada tanggal 9 Januari 2013, pukul 08.15 dari http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/3752/31432 “Citra Israel di Dunia Internasional Pasca Serangan Terhadap Kapal Mavi Marmara,” diakses pada tanggal 9 Januari 2013, pukul 08.27 dari http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/3752/3143

11

Page 12: Mavi marmara.docx

Senin, 31 Mei 2011 silam pemerintah negara-negara Uni Eropa menggelar

rapat mendadak untuk membahas insiden Mavi Marmara. Uni Eropa telah

meminta klarifikasi Israel atas tindakan militernya yang menyebabkan kematian

relawan kemanusiaan dalam kapal Mavi Marmara. Uni Eropa juga mendesak

Israel memperbolehkan misi bantuan kemanusiaan memasuki wilayah Palestina.3

C. Tanggapan Negara Mesir

Negara Mesir adalah negara di benua Afrika yang sangat dekat hubungannya

dengan Israel. Meskipun pada awalnya hubungan mereka tidaklah baik akibat

konflik perebutan Sungai Nil pada tahun 1976, tetapi dengan bantuan Amerika

Serikat hubungan panas kedua negara ini pun dapat mereda.

Pada saat terjadinya insiden Mavi Marmara, Presiden Mesir yang sedang

memimpin negara tersebut adalah Husni Mubarak. Dimana dunia perpolitikan

negara tersebut cenderung berpihak kepada Israel sehingga pada awalnya pihak

Mesir menolak membuka Rafah untuk dijadikan jalur alternatif pengiriman

bantuan kemanusiaan tersebut. Bahkan Mesir juga menolak untuk menerima

deportasinya para relawan yang selamat setelah ditawan oleh Israel.

Akan tetapi seiring pergantian presiden 2011 silam, sistem perpolitikan di

Mesir pun ikut berubah. Bila dahulu negeri ini beraliran islam otoritarian

konserfatif bertransformasi menjadi sekularisme dengan memisahkan antara

keagamaan dan pemerintahan. Dimana sistem demokrasi dan kebebasan

3 “Uni Eropa Rapat Istimewa Bahas Israel,” diakses pada tanggal 9 Januari 2013, pukul 10.18 dari http://www1.kompas.com/read/xml/2010/05/31/18362157/uni.eropa.rapat.istimewa.bahas.israel

12

Page 13: Mavi marmara.docx

berpendapat lebih dihargai dan hak asasi manusia telah diakui mesir cenderung

membela Palestine.

Hal ini ditujukan dengan dibukanya jalur Rafah sebagai pengungsian

Palestina dan memasukan relawan internasional dari Mesir ke Gaza. Dan yang

paling mencengangkan adalah pada 20 Agustus lalu Mesir juga menyatakan akan

menarik Duta Besarnya yang ada di Israel, sementara itu Pemerintah Mesir juga

memanggil Duta Besar Israel untuk menyatakan protes resmi mereka.

13

Page 14: Mavi marmara.docx

BAB IV

TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP

PENYERANGAN MAVI MARMARA

A. Respon Dunia Internasional Terhadap Tragedi Penyerangan Mavi

Marmara

Insiden Mavi Marmara telah memicu reaksi dunia Internasional. Secara

serentak masyarakat Internasional mengecam dengan tegas tindakan Israel

tersebut. Masyarakat Internasional menganggap bahwa tindakan Israel sangatlah

tidak berperikemanusiaan dan terkesan semena-mena terhadap pelanggaran HAM

serta hukum Internasional.

Pengecaman ini terlihat dari banyaknya aksi unjuk rasa atau demonstrasi

yang terjadi di berbagai belahan dunia. Demonstrasi besar-besaran terjadi tidak

hanya di negara Arab yang selama ini anti Israel, tetapi juga di negara Barat

seperti Yunani, Austria, Jerman, Perancis, Australia, Irlandia, Inggris, dan

lainnya. Selain itu negara yang menjadi sekutu bagi Israel pun mulai berbalik arah

melawannya seperti Turki. Bahkan beberapa negara juga mendesak PBB untuk

melakukan penyelidikan lebih lanjut dan Amerika Serikat untuk mengambil

tindakan tegas terhadap perlakuan Israel ini.

B. Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Tragedi Penyerangan Mavi

Marmara

14

Page 15: Mavi marmara.docx

Pada 11 Mei 1949 Israel diterima menjadi anggota PBB hingga saat ini.

Namun, Israel merupakan negara yang sering sekali melakukan pelanggaran

HAM, mulai dari konflik Arab-Israel hingga konflik Israel-Palestina yang sangat

berlarut-larut. Insiden Mavi Marmara kali ini juga merupakan salah satu tindakan

radikal Israel dalam pelanggaran HAM serta Hukum Internasional.

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar yang telah melekat pada diri

manusia yang bersifat universal, sehingga harus dilindungi, dihormati,

dipertahankan dan tidak boleh diabaikan ataupun dirampas oleh siapapun kecuali

oleh undang-undang4. Maka dari itu, pelanggaran HAM yang dilakukan oleh

Israel dalam penyerangan Mavi Marmara diatur dalam Deklarasi Universal Hak-

Hak Asasi Manusia melalui resolusi 217 A (III) yang berisi 30 pasal mengenai

pengaturan hak-hak asasi manusia dan hubungan antara negara-negara yang

melanggar HAM.

Selain itu, pada saat terjadinya insiden, kapal Mavi Marmara masih berada di

wilayah perairan internasional sekitar 65 Km lepas pantai Gaza. Hal ini membuat

Israel melanggar satu lagi hukum internasional mengenai ZEE (Zona Ekonomi

Eklusif ).

ZEE adalah zona yang luasnya 200 mil dari garis dasar pantai, yang mana

dalam zona tersebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas kekayaan alam di

dalamnya, dan berhak menggunakan kebijakan hukumnya, kebebasan bernavigasi,

terbang di atasnya, ataupun melakukan penanaman kabel dan pipa.5

4 Boer Mauna.Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global.(Bandung: Alumni. 2000), h. 6015 “Zona Ekonomi Eksklusif,” diakses pada tanggal 9 Januari 2013, pukul 13.00 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Zona_Ekonomi_Eksklusif

15

Page 16: Mavi marmara.docx

Jadi, Israel sebenarnya tidak punya hak untuk mendatangi kapal Mavi

Marmara apa lagi menyerangnya secara brutal. Seharusnya hal ini membuat

banyaknya lapisan hukum yang harus dijerat oleh Israel terutama pihak-pihak

yang menjadi penanggung jawabnya.

16

Page 17: Mavi marmara.docx

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dunia kembali dikejutkan dengan tingkah Israel yang melampaui batasan.

Mavi Marmara, satu dari enam kapal Armada Kebebasan (Freedom Flotilla) yang

membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina, Senin 31 Mei 2010 silam telah

diserang oleh tentara Israel secara biadab. Insiden ini juga terjadi akibat dari

lemahnya penegakan hukum oleh lembaga-lembaga hukum internasional,

termasuk PBB karena tidak juga menanggapi dengan tegas pelanggaran-

pelanggara yang dilakukan oleh Israel sebelumnya.

Masyarakat dunia secera serempak mengecam aksi brutal Israel tersebut.

Berbagai unjuk rasa dilakukan, bahkan para pemerintah juga ikut bereaksi dalam

menanggapi insiden ini. Para sekutu yang berada dipihak Israel juga mulai

menjauh dan berbalik arah melawannya. Sedangkan negara-negara yang tadinya

tidak memihak telah memutuskan untuk mendukung kebebasan Palestina.

Seharusnya, penegakan hukum di dunia internasional dapat diproses secara

lebih tegas lagi. Tidak perduli ada perlindungan atau kepentingan apa dibalik

pelanggaran yang terjadi, supremasi hukum tetap harus ditegakkan. Agar nantinya

pelanggaran yang terjadi tidak bertambah banyak dan semakin parah.

17