masa penjajahan inggris di myanmar

Upload: eddie-natsir

Post on 29-Oct-2015

529 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Masa Penjajahan Inggris di MyanmarMasalah terbesar Inggris berkaitan dengan Burma adalah mengikatkan negeri itu kepada kerajaan India.Tetapi akibat yang tidak dapat dihindari adalah standarisasi pemerintahan Burma menurut model India.Tetapi karena hanya sedikit orang yang mengetahui segala sesuatunya tentang ini maka pemerintahan yang tepat merupakan perhitungan yang mencegahnya.

Biasa dikatakan bahwa tiga generasi di Irlandiabaru bias membuat orang menjadi orang Irlandia.Mungkin ini sama benarnya bagi Burma.Orang Burma memandang segala sesuatunya itu sesuai dengan pengertian yang sesuai dengan adat Burma.Karena itu di Tenasserim setelah anekassinya tahun 1826, dan di Pegu tahun 1852, meskipun kerangka pemerintahan sesuai dengan model India, praktik pemerintahan cenderung sesuai dengan metoda-metoda tradisional Burma.

Gabungan beraneka macam factor membawa perubahan yang mendasar dalam masalah kenegaraan ini.Tetapi untuk jangka panjang, pengaruh-pengaruhnya ini mungkin tidak menentukan, dan metoda-metoda tradisonal Burma mungkin pada saatnyaakan mendesak, seandainya untukberfungsinya perkembangan spesialisasi yang makin bertambah dan tambahan tanggungjawab tidak mulai dilaksanakan oleh pemerintahan modern tipe Barat selama kurun waktu berikutnya.Dan sejalan dengan itu, sebagai akibat perbaikan komunikasi yang luar biasa, kekuasaan pusat makin bertambah-tambahbesarnya. Kekuasaan Sekretariat Rangoon atas pemerintahan disterik, kekuasaan Pemerintah India atas pemerintahan propinsi.

Problem yang penting setelah aneksasi itu adalah kakacauan.Thungyi-thungyi, yang merupakan tulang punggung sistem pemerintahan disterik orang Burma, menjadi pemimpin-pemimpin gerakan perlawanan itu, dan menjdai bagian terdepan gerombolan-gerombolan perampok yang tersebar jauh dan luas untuk mencegah terbentuknya pemerintahan yang tetap.Diperlukan 5 tahun perjuangan berat untuk menundukan negeri itu, dan pada puncak kurun waktu perlawanan itu sepasukan yang terdiri dari 32.000 serdadu dan 8.500 polisi militer sepenuhnya terlibat.

Untuk tujuan pemerintaha sipil Burma Udik, di luar Negara-Negara Shan dan daerah perbukitan yang luas yang dihuni oleh rakyat non-Burma, dibagi ke dalam 14 disterik.Sejauh yang menyagkut pendapatan dan pengadilan sipil, tujuan asli Sir Charles Bernard digunakan untuk ini melalui wakil-wakil pribumi sesuai dengan metoda-metoda setempat.Tetapi pengganti Bernard, Sir Charles Crosthwaite, yang datang dengan pikiran kuat dan pasti tentang pemerintahan India, dengan membawa konsep rencana yang telah siap untuk menjadikan desa, seperti India, sebagai basis unit politik dan social.Tujuannya yang dekat adalah untuk mempertahankan masyarakat desa bertanggungjawab atas kejahatan yang dilakuakn dalam daerahnya.

Politik itu dijalankan denagan Peraturan Desa Burma Udik tahun 1887 dan Undang-Undang Desa Burma tahun 1889, yang diperlakukan diseluruh negeri itu.Unit politik dan social pribumi yang terbesar dari kurun waktu sebelumnya dengan demikian terhancurkan dan suatu pemerintahan secara langsung yang sudah klise itu diletakkan, dengan daerah-daerah desa ditempatkan di bawah tuigas seorang pegawai sipil.

Mr.J.S. Furnivall, yang selama pengalamannya yang lama sebagai administrator di Burma bukan saja mempunyai pandangan yang dekat tentang kerja sistem baru itu tetapi juga telah melakukan studi yang cermat tentang materi asli yang ada yang berhubungan dengan sistem myothungyi itu.Kesimpulan umumnya adalah bahwa zaman pemerintahan sendiri rakyat Burma telah digantikan oleh sistem hukum asing .

Bahaya besar dari sistem baru itu adalah bahwa myo-ok sebagai seorang pegawai sipil tunduk pada pemerintahan yang berulang-ulang dan jarang tinggal cukup lama ditempat untuk mempelajari semua apa yang diperlukan bagi pemerintahan yang baik, sedang myothungyi adalah orang setempat yang nenek moyangnya telah menjabat sebelum dia.

Hubungan buatan Burma dengan India mempunyai akibat-akibat yang tidak menguntungkan lain.Dua komisarisnya yaitu, Sir Arthur Phayre dan Sir Albert Fytche, telah karier mereka sebelumnya hamper seluruhnya di negeri itu dan Fytche menulis sejarah satnadar Burma yang pertama dalam bahasa Inggris.Tetapi setelah Fytche mengundurkan diri, tahun 1871, Jabatan Kepala Komisaris dipegang oleh orang yang dilatih di India dan berusaha kembali ke sana untuk promosi.Mereka tidak pernah mempelajari bahasa dan hanya berpengetahuan sedikit tentang negeri itu.

Lagi pula, hubungan India yang diletakkan oleh administrator-administrator Inggris di Burma bersikap negatif terhadap agama negeri itu.Karena itu penghapusan raja membangkitkan masalah penting mengenai oposisi organisasi Buddhis di bawah pemerintahan baru itu.Kepala organisasi kuil Buddha, Thathanabaing, mengepalai suatu perutusan ke Sir Frederick Roberts, kepala staf, meminta penegasan komisi tempat-tempat ibadah yang bekerja di bawah raja-raja.

Semua yang ia minta sudah siap diberikan, kecuali satu masalah yang masih kemelut mengenai pengakuan kekuasannya sendiri dan tentang kode tempat-tempat ibadah yang mempertahankan disiplin atas wihara-wihara yang ada.Disiplin dan kohesi telah lenyap di Kuil Buddha di Burma Pesisir sebagai akibat pemisahannya dari markas besarnya.Sekarang, dengan hilangnya bekas terakhir otonomi tempat ibadah itu, hanya mesin efektif yang berjalan untuk mengatur pengakuan atas Orde itu dan mendepak keluar anggota-anggotanya yang tidak benar.

Promosi Kepala Komisaris tahun 1897ketingkatan Letnan Jenderal yang dibantu oleh sebuah Dewan Legislatif yang terdiri dari 9 orang anggota yang diangkat, termasuk 5 orang anggota yang tidak resmi, merupaka permulaan, meskipun bukan sebab, suatu perluasan luar biasa fungsi-fungsi pemerintah pelipat-gandaan departemen-departemen baru yang berhubungan dengan kesejahteraan sosial.Bertambahnya departemen-departemen khusus, yang mulai tahun 1899 dengan pembentukan departemen yang terpisah untuk menagmbil alih pengelolaan penjara-penjara dari Inspector General of Civil Hospitals, sebagian disebabkan oleh kampanye baru untuk efisiensi yang diilhami oleh Big Business dan sebagian dari kaitannya dengan keadilan sosial, yang telah berkembang disepanjang abad XX di antara bagian-bagian yang lebih progresif dari rakyat Inggris dan yang mempunyai pengaruh begitu kuat atas politik di abad XX.

Tahun 1900 seorang Komisaris Straits Settlements dan Pendaftar-pendaftar Tanah diangkat untuk lebih efisien manangani masalah-masalah pajak pendapatan tanah.Dari tahun 1900 juga pengawasan yang lebih dekat dilakukan atas pendidikan telah dilembagakan dan perluasan yang luar biasa pendidikan negeri telah dimulai.Tahun 1904 Co-operative Department telah didirikan.Tahun 1905 Kepala Perlindunga Hutan telah ditunjuk dan tahun 1906 seorang Direktur Pertanian.Sedang 1908 seorang Komisaris Kesehatan telah diangkat dan Departemen Kesehatan Umum mulai berfungsi sebagai suatu organisasi yang berbeda dari induknya.

Awal tahun 1874, atas permintaan Pemerintah India, Komite Balai Kota yang ditunjuk telah didirikan di beberapa kota-kota Burma.Tahun 1882 prinsip-prinsip pemilihan telah dimasukkan.Tetapi kemajuan kecil, telah dilakukan atas pemerintahan sendiri.

Komite Disterik pedesaan, yang pertama kali dibentuk tahun 1884 juga atas permintaan Pemerintah India, gagal agak lebih buruk sebagai suatu experiment pemerintahan sendiri.

Tahun 1900 pembaharuan-pembaharuan Minto-Morley dalam pemerintahan India menambah beasr Dewan Legislatif Burma dengan keanggotaan 30 orang dengan sebagian besar non-official.Meskipun keinginan Morley sendiri dengan kuat mengatakan bahwa pembaharuan itu jangan mengarah pada pemasukan sistem parlemen baik langsung maupun tidak langsung ke India, rupanya jelas sekarang bahwa tahun 1909 Inggris tidak berhasil memotong Robicon, meskipun prinsip pemilihan rakyat tidak diperkenalkan.

Tetapi laporan Monague-Chelmford, yang menjadi dasar Undang-Undang Pemerintahan India tahun 1919, minta masalah Burma ditangguhkan dengan pertimbangan khusus, karena rakyatnya dari jenis bangsa yang berbeda, pada tingkatan perkembangan politik yang berbeda, dengan semuanya problemnya berbeda.

Karena itu tahun 1921, parlemen memutuskan untuk memperluas sampai ke Burma bentuk pemerintahan yang diberikan dalam dua pemerintahan tertinggi yang konstitusional yang diperkenalkan ke propinsi-propinsi India lain dengan Undang-Undang Pemerintah India tahun 1919.

Burma menjadi sebuah propinsi di bawah seorang gubernur tahun 1923, dan harus melepaskan Negara-nnegara Shan, Karenni dan Tribal Hills langkah pertama dilakuakn ke arah : realisasi yang progresif pemerintahan sendiri yang bertanggungjawab

Hak pemilihan umum diberikan kepada kepala-kepala rumah tangga tanpa ada perbedaan sex dengan 18 tahun sebagai batas usia minimum.

Mr. Furnivall menjelaskan secara resmi bahwa tidak ada persyaratan umur, hak milik atau pendidikan yang dapat dibuat; secara sederhana dapat diterima sebagai bukti kepercayaan dalam pikiran-pikiran liberal; orang yang sinis melukiskannya untuk orang yang lekas marah berbuat yang sebaik-baiknya dari pekerjaan yang baru atau bagi mereka yang cerdas jika rakyat tidak menyenangi birokrasi, biarkanlah mereka berdemokrasi dalam seluruh tindakannya untuk mengecewakannya.

Sebagai tambahan Burma telah diberikan 5 kursi dalam badan legislatif India yang baru di New Delhi yang berhubungan dengan apa yang dikenal sebagai orang-orang pusat .Suatu tambaha besar dalam badan-badan pemerintahan sendiri setempat juga dipersiapkan, dan sebagian besar anggota-anggota komite-komite balai kota dan komite-komite disterik desa akan dipilih.

Dalam Dewan Legislatif sejak permualaannya terdapat kelompok nasionalis yang keras yang biasanya menguasai kekuatan suara yang lebih besar daripada pemerintah.

Para pemilih pada mulanya merasa lesu, dan persaingan perseorangan di antara pemimpin-pemimpin yang terpilih melemahkan kombinasi yang efektif untuk menguasai pemerintahan.Karena itu tidak terdapat kesulitan untuk mendapatkan calon-calon untuk jabatan-jabatan menteri, bahkan dari pihak oposisi.

Namun demikian pemerintahan dengan dua penguasa yang merdeka ( diarchy ) merupakan langkah maju yang nyata dalam pendidikan politik kedua belah pihak.

Tahun 1928, Komisi Simon menilai kembali pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan yang dimasukkan tahun 1923.Dilaporkan menyokong pemisahan dan sejumlah kemajuan-kemajuan konstitusional.Kemudian tiba-tiba pendapat Burma berubah arah mengenai masalah pemisahan itu.

Sementara Konperensi Meja Bundar Khusus Burma diadakan di London, antara November 1931 dan Januari 1932 untuk membicarakan garis besar konstitusi untuk Burma berpisah dari India.

Konstitusi baru Burma yang terpisah, garis besarnya ada pada bagian XIV dan rencana X sampai XV Undang-Undang Pemerintah India.Pemerintah Burma langsung di bawah Parlemen Inggris.

Kekuasaan yang diberikan pada gubernur dalam teorinya lebih besar daripada dalam praktek.peraturan-peraturan Pelaksanaannya memperkenankannya melaksanakan kekuasaannya sedemikian rupa hingga tidak memungkinkan Menteri-menterinya bergantung pada tanggungjawab khususnya untuk menghindarkan tanggungjawabnya yang memang sesungguhnya tanggungjawab mereka sendiri .

Kabinet dan parlemen Burma sekarang hampir memiliki kekuasaan yang lengkap atas masalah-masalah dalam negeri.Pemilihan umum pertama dengan semangat dilaksanakan.

Inggris telah berbuat lebih dahulu diabndingkan Belanda dalam menangani masalah-masalah pendidikan pribumi di Burma.

Rencana berikut akan menjadikan sekolah-sekolah itu sekolah biara.Akhirnya kedua type sekolah itu diberi bantuan grant dan diawasi.Tetapi permintaan yang tak dapat dihindarkan akan bahasa Inggris, yang didorong oleh permintaan akan pegawai kantor pemerintah dan perdagangan menyebabkan perhatian dipusatkan pada perkembangan pendidikan Pribumi-Inggris.

Waktu tahun 1880 seluruh sistem itu dirombak dan ujian propinsi yang di lembagakan, meneruskan ke Calcutta merupakan tujuan akhir sekoalh menengah, tetapi sekolah Pemerintah Pribumi-Inggris Rangoon, yang didirikan tahun 1873, mengembangkan bagian yang lebih tinggi, Kolese Pemerintah Rangoon, yang tahun 1884 mulai menyiapkan mahasiswa-mahasiswa untuk tingkatan studi luar Universitas Calcutta.

Dalam abad XX makin bertambahnya permintaan akan sekolah menengah berbahasa Inggris menyebabkan kurangnya perhatian yang serius pada sekolah-sekolah biara dan pemusatan usaha untuk melipatgandakan sekolah menengah.

Universitas itu mulai kehidupannya pada saat tegangan politik tinggi atas masalah diarchy, dan penolakan Departemen Pendidikan untuk mengakui suatu lembaga model Calcutta, yang memberikan jaminan tingkatan studi ke luar dan menyokong afiliasi kolese-kolese menengah setem[pat, digabungkan dengan pertengkaran yang bersamaan atas pendidikan Pribumi-Inggris menyebabkan suatu boikot yang luas secara nasional dari lembaga-lembaga pendidikan pemerintah dan missi.

Suatu gerakan yang sangat mengesankan, tetapi setelah pemasukan diarchy dan pemindahanpendidikan pada kekuasan seorang Menteri Burma maka vitalitasnya hilang.Boikot dihentikan dan sekolah-sekolah Dewan Pendidikan Nasional yang lebih efisien yang memenuhi syarat bagi pemerintah diberikan.

Tetapi tekanan politik yang sering dilakukan sebelum tahun 1937, menjadi jauh lebih efektif dengan penegakkan konstitusi baru bagi Burma dalam tahun itu, dan tak dapat dihindarkan standar tinggi yang telah mincul melawan kesulitan-kesulitan besar dalam kurun waktu sebelumnya mulai merosot.Persatuan Mahasisiwa juga menjadi daerah perburuan yang menyenangkan bagi type agitator-agitator politik yang kurang bertanggungjawab, dan disiplin melemah.

Dinamika Myanmar di bawah pengaruh baratMyanmar merupakan salah satu anggota ASEAN yang dulunya dikenal dengan sebutan Burma. Seperti halnya dengan negara lain, Myanmar juga memiliki latar belakang historis yang menjadi cikal bakal pembentukan identitas negara Myanmar itu sendiri. Myanmar merupakan bekas jajahan Inggris di mana Inggris merupakan negara yang mengawali hadirnya demokrasi. Namun substansi demokrasi tidak bertumbuh dengan semestinya di negara bekas jajahannya. Demokrasi terjadi pada abad 18-19 yang dianggap sebagai masa kebangkitan demokrasi, demokrasi berawal dari kerajaan Inggris dengan pergerakan sosialnya berlangsung cepat, karena Inggris sebagai negara yang maju dari segi jurnalisme. Kolonialisasi yang dilakukan Inggris seharusnya secara tidak langsung memberikan dampak bagi wilayah jajahannya dalam hal transformasi nilai-nilai demokrasi.akan tetapi meskipun Myanmar adalah jajahan inggris belum tentu nilai-nilai demokrasi inggris di anut masyarakat Myanmar ,hal ini terbukti dengan rezim otoriter yang masih berkuasa di Myanmar dan membatasi peran aktor politik lain. Dalam hal ini sipil yang akan mewujudkan demokrasi di Myanmar, khususnya Aung San Suu Kyi ( Suu Kyi ) yang pernah menerima penghargaan nobel Perdamaian bahkan memenangi pemilu tetapi tidak diakui kemenangan yang diraih, padahal Myanmar merupakan tanah kelahirananya. Selama periode penjajahan inggris, kontrol politik terhadap Myanmar dilakukan melalui India. Myanmar diperintah sebagai provinsi India sampai tahun 1937. Setelah tahun 1937, Myanmar menjadi koloni yang diperintah secara terpisah dari India. Kemerdekaan dari Inggris diperoleh Myanmar pada tahun 1948. Selama masa penjajahan Inggris tidak terjadi pembentukan identitas tunggal pada penduduk Myanmar. Hal tersebut disebabkan wilayah Myanmar dibagi menjadi dua bagian yaitu kawasan dataran rendah dan dataran tinggi. Terhadap masing-masing kawasan diterapkan sistem pemerintahan yang berbeda. Di kawasan dataran rendah, administrasi pemerintahan dikontrol langsung oleh Inggris sedangkan di kawasan dataran tinggi administrasi dilakukan oleh pemerintah setempat melalui perjanjian dan traktat antara Inggris dan penduduk setempat. Oleh karena itu, kawasan dataran tinggi relatif memiliki otonomi dan Inggris juga tidak membangun perekonomian dan administrasi pemerintahan Myanmar dengan baik sehingga pada saat Myanmar merdeka tidak ada bekal bagi pemerintah baru untuk menjadi pemerintah yang kuat dan bersatu namun setela Myanmar merdeka banyak etnis minoritas yang membentuk angkatan bersenjata dan melakukan pemberontakan.

F.Gerakan Nasionalisme dan National Buidingpada tahun 1948, tepatnya tanggal 4 Januari Myanmar, berhasil meraih kemerdekaan dari Inggris. Sebenarnya di awal abad 19 beberapa bentuk perlawanan dari masyarakat Myanmar terhadap Inggris telah ditunjukkan. Myanmar setelah jatuh ke tangan inggris mengalami beberapa kali perang dan kemudian diperkuat dengan pergolakan dunia hubungan internasional yang berimplikasi terhadap stabilitas politik di Myanmar. Kemenangan Jepang dalam perang Jepang-Rusia 1905. Hal ini tentunya berkenaan dengan adanya persepsi bahwa kekuatan negara Asia telah bangkit dan kini mulai diperhitungkan. Dengan adanya kemengan Jepang dari Rusia tentunya memberikan isyarat kepada negara-negara besar bahwa power negara-negara Asia tidak boleh diremehkan lagi. Dan di lain hal, fenomena ini tentu saja diasumsikan oleh Myanmar sebagai sebuah kebangkitan negara Asia secara kolektif untuk membendung pengaruh negara barat. Adanya perdamaian Versailles yang memperjuangkan hak-hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa-bangsa yang belum merdeka. Perjanjian versailles merupakan salah satu hasil dari berakhirnya perang dunia I. Perjanjian Versailles menjunjung tinggi hak-hak menetukan nasib sendiri bagi setiap negara. Tentunya hal ini menjadi keuntungan bagi Myanmar yang ketika itu berada di bawah kekuasaan Inggris. Hal ini juga dijadikan landasan bagi Myanmar untuk memperjuangkan haknya dalam melepaskan diri dari penjajahSelain itu dari internal sendiri, pada tahun 1919 muncul gerakan melawan Inggris dengan membentuk The General Council of Burmese Association (GCBA) menjalankan politik non cooperative dengan Inggris. Dari sini berkobarlah semangat nasionalisme Myanmar anti Inggris. Gerakan-gerakan nasionalisme Myanmar lainnya adalah Myochit (Partai Nasionalis), Sinyetha (Partai Rakyat Miskin) dan Do Bama Asiayone (Kita Bangsa Myanmar) atau partai Thakin yang menuntut kemerdekaan bagi bangsa Myanmar. Setelah kekuatan dalam tubuh Myanmar dipersatukan dan adanya dukungan dari Inggris beserta sekutu lainnya, penyerangan terhadap tentaraJepang pun dilakukan. Penyerangan tersebut berakhir dengan kekalahan Jepang. Pada tanggal 15 Juni 1945, angkatan bersenjata Myanmar bersama-sama dengan satuan-satuan yang mewakili kerajaan Inggris dan pasukan sekutu mengadakan pawai kemenangan di Yangoon. Kemenangan Myanmar dari Jepang tidak serta merta membuat Myanmar menjadi negara merdeka. Akan tetapi, Inggris mengambil alih. Dalam perkembangannya, pemerintah Inggris telah menjelaskan politiknya mengenai masa depan Myanmar dalam Buku Putih. Bagaimanapun pelaksanaannya, selama tiga tahun akan diperintah oleh gubernur secara langsung, dan pada saatnya kemudian pemilihan dan pembentukan kembali Dewan serta pembuat Undang-undang Myanmar tahun 1935. Hal ini menjadi titik terang bagi Myanmar karena hal tersebut menjadi sinyal akan kemerdekaan Myanmar. Hal ini dilakukan pemerintah Inggris karena melihat AFPFL telah berpengaruh besar di tengah rakyat, akhirnya Inggris sepakat untuk menyerahkan kemerdekaan kepada Myanmar.

Burma Pada Zaman Pengaruh Barat2.3.1 Pemerintahan Inggris

Perekam's Court di Sule Pagoda Road, dengan Pagoda Sule di bagian paling akhir, Rangoon, 1868. Fotografer: J. Jackson.

Myanmar jatuh ketangan Inggris setelah mengalami perang 3 kali yang disebut the Three Burmese wars, sebagai berikut:1. perang Myamnar Inggris I (1824-1826).Perang ini diakhiri dengan perjanjian Yandabo (1826) akibatnya Myanmar menyerahkan Arakan dan pantai Tenaserim ke tangan Inggris. Inggris menempatkan Residen-nya di Myanmar, dengan tugaas untuk mengawasi pemrintahan Myanmar.2. Perang Myanmar - Inggris II (1852-1853)Dalam periode ini berlangsung sampai ke Birma hulu. Perang ini tidak diakhiri dengan perjanjian yang pasti, namun ada keuntungan bagi Inggris yaitu seluruh Birma hilir jatuh ketangan Inggris.3. Perang Myanmar Inggris 91885-1889)Dalam peranga ini seluruh Myanmar jatuh ke tangan inggris, dan raja terakhir (thibaw0 diturunkan tahtanya dan di buang ke India.Britain membuat Burma sebuah provinsi di India pada tahun 1886 dengan ibukota di Rangoon. Burma masyarakat tradisional itu secara drastis diubah oleh runtuhnya monarki dan pemisahan agama dan negara. Meskipun perang resmi berakhir setelah hanya beberapa minggu, perlawanan terus di Burma utara sampai 1890, dengan Inggris akhirnya beralih ke penghancuran sistematis desa dan pengangkatan pejabat baru untuk akhirnya menghentikan semua aktivitas gerilya. Sifat ekonomi masyarakat juga berubah secara dramatis. Setelah pembukaan Terusan Suez , permintaan beras Burma tumbuh dan luas dari tanah terbuka untuk budidaya. Namun, dalam rangka mempersiapkan lahan baru untuk budidaya, petani terpaksa meminjam uang dari rentenir India bernama chettiars tingkat suku bunga yang tinggi dan sering diambil alih pada dan diusir kehilangan tanah dan ternak. Sebagian besar pekerjaan juga pergi ke India buruh diwajibkan, dan seluruh desa menjadi dilarang karena mereka terpaksa untuk 'perampokan' (perampokan bersenjata).Sementara ekonomi tumbuh Burma, semua kekuasaan dan kekayaan tetap di tangan beberapa perusahaan Inggris, Anglo-Burma dan migran dari India. Layanan sipil sebagian besar dikelola oleh Anglo-Burma masyarakat dan India, dan Burma dikeluarkan hampir seluruhnya dari dinas militer. Meskipun negara makmur, rakyat Burma gagal menuai hasilnya. (George Orwell novel Lihat Hari Burma untuk account fiksi dari Inggris di Burma.). Sepanjang pemerintahan kolonial melalui pertengahan tahun 1960, para Anglo-Burma adalah untuk mendominasi negara ini, menyebabkan ketidakpuasan di antara penduduk lokal.Pada pergantian abad, gerakan nasionalis mulai terbentuk dalam bentuk Young Men's Buddha Asosiasi ( YMBA ), model di YMCA , sebagai asosiasi keagamaan diizinkan oleh pemerintah kolonial. Mereka kemudian digantikan oleh Dewan Umum Asosiasi Burma (GCBA) yang dikaitkan dengan athin Wunthanu atau Asosiasi Nasional yang muncul di desa-desa di seluruh Burma Proper . Sebuah generasi baru pemimpin Birma muncul di awal abad kedua puluh dari antara yang berpendidikan kelas yang diizinkan untuk pergi ke London untuk belajar hukum. Mereka datang dari pengalaman ini dengan keyakinan bahwa situasi Burma dapat ditingkatkan melalui reformasi. Reformasi konstitusi Progresif di awal 1920-an menyebabkan sebuah badan legislatif dengan kekuasaan terbatas, universitas dan otonomi lebih bagi Burma dalam administrasi India. Upaya juga dilakukan untuk meningkatkan representasi dari Burma dalam pelayanan sipil. Beberapa orang mulai merasa bahwa tingkat perubahan tidak cukup cepat dan reformasi tidak cukup luas.

Sayuran warung di pinggir jalan di Madras Lancer Lines, Mandalay, Januari 1886. Fotografer: Hooper, Willoughby Wallace (1837-1912)Pada tahun 1920 serangan pertama mahasiswa dalam sejarah pecah . Sebagai protes terhadap UU University baru yang siswa percaya hanya akan menguntungkan elite dan melanggengkan kekuasaan kolonial. 'Sekolah Nasional' bermunculan di seluruh negeri sebagai protes terhadap sistem pendidikan kolonial, dan mogok itu berada diperingati sebagai ' Hari Nasional '. Ada lagi pemogokan dan protes anti-pajak pada tahun 1920 kemudian dipimpin oleh Wunthanu athin s. Menonjol di antara para aktivis politik biksu Budha (pongyi), seperti U Ottama dan U Seinda di Arakan yang kemudian memimpin pemberontakan bersenjata melawan Inggris dan kemudian pemerintah nasionalis setelah kemerdekaan, dan U Wisara, martir pertama dari gerakan mati setelah mogok makan berlarut-larut dalam penjara. (Salah satu jalan utama di Yangon dinamai U Wisara.) Pada bulan Desember 1930, sebuah protes pajak lokal dengan Saya San di Tharrawaddy cepat tumbuh menjadi pertama regional dan kemudian nasional pemberontakan terhadap pemerintah. Yang berlangsung selama dua tahun, pemberontakan Galon, dinamai mitos burung Garuda - musuh Naga yaitu Inggris - terpampang dalam panji-panji para pemberontak dilakukan, diperlukan ribuan pasukan Inggris untuk menekan bersama dengan janji-janji reformasi politik lebih lanjut. Persidangan akhirnya Saya San, yang dieksekusi, diperbolehkan masa depan pemimpin nasional, termasuk Dr Maw Ba dan U Saw , yang berpartisipasi dalam pembelaannya, untuk naik ke menonjol.

Kapal uap dayung Ramapoora (kanan) dari India Uap Inggris Navigasi Perusahaan di sungai Rangoon yang baru saja tiba dari Moulmein. 1895. Fotografer: Watts dan Skeen.Pada Bulan Mei 1930 melihat pendiri Asiayone Dobama (Kami Burmans Association) yang anggotanya menyebut diri mereka thakin (nama ironis sebagai thakin berarti "tuan" dalam bahasa Burma-agak mirip dengan India 'sahib'-menyatakan bahwa mereka adalah majikan sejati negara berhak atas istilah dirampas oleh tuan kolonial). Serangan kedua mahasiswa pada tahun 1936 dipicu oleh pengusiran Aung San dan Ko Nu , pemimpin dari Rangoon University Students Union (Rusu), karena menolak untuk mengungkapkan nama penulis yang telah menulis sebuah artikel di majalah universitas mereka, membuat serangan pedas pada salah satu pejabat senior universitas. Hal ini menyebar ke Mandalay mengarah pada pembentukan Semua Mahasiswa Burma Union (ABSU). Aung San dan Nu kemudian bergabung dengan gerakan thakin maju dari siswa untuk politik nasional. The Burma terpisah Inggris dari India pada 1937 dan diberikan koloni konstitusi baru menyerukan terpilih perakitan sepenuhnya, tapi ini terbukti menjadi isu memecah belah sebagai beberapa Burma merasa bahwa ini adalah cara untuk mengecualikan mereka dari reformasi India lebih lanjut sedangkan Burma lain melihat tindakan yang dihapus Birma dari kendali India untuk menjadi langkah positif. Maw Ba menjabat sebagai perdana menteri pertama dari Burma, tapi dia digantikan oleh U Saw di tahun 1939, yang menjabat sebagai perdana menteri dari tahun 1940 sampai ia ditangkap pada 19 Januari 1942 oleh Inggris untuk berkomunikasi dengan Jepang.Gelombang pemogokan dan protes yang dimulai dari ladang minyak Burma pusat pada tahun 1938 menjadi pemogokan umum dengan konsekuensi yang jauh jangkauannya. Dalam Rangoon demonstran mahasiswa, setelah berhasil picketing Sekretariat, kursi dari pemerintah kolonial, yang dibebankan oleh Inggris dipasang polisi memegang tongkat dan membunuh Universitas Rangoon mahasiswa disebut Aung Kyaw. Di Mandalay , polisi menembak ke kerumunan pengunjuk rasa yang dipimpin para biksu Budha menewaskan 17 orang. Gerakan ini dikenal sebagai Htaung thoun ya byei ayeidawbon (yang '1300 Revolusi 'bernama setelah tahun kalender Burma), dan 20 Desember hari martir pertama Aung Kyaw jatuh, diperingati oleh mahasiswa sebagai ' Bo Aung Kyaw Hari ' .[ http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_Burma]Meskipun Burma pada waktu itu dibagi menjadi negara merdeka, serangkaian raja berusaha untuk mendirikan kekuasaan absolut mereka, dengan berbagai tingkat keberhasilan. Akhirnya, seorang Inggris ekspansionis Pemerintah mengambil keuntungan dari politik ketidakstabilan's Burma,. Setelah Anglo-Burma tiga perang selama 60 tahun, Inggris mereka menyelesaikan penjajahan negara pada tahun 1886 Burma segera dianeksasi sebagai provinsi Inggris-India, dan Inggris mulai menyerap budaya Burma kuno dengan unsur-unsur asing. kebiasaan Burma seringkali melemah oleh penerapan tradisi Inggris.Inggris juga dibagi lagi etnis minoritas banyak dengan mendukung beberapa kelompok, seperti Karen, untuk posisi di militer dan di pemerintah desa setempat. Selama tahun 1920, protes pertama oleh's inteligensia Burma dan biksu Budha diluncurkan melawan pemerintahan Inggris. Pada 1935, Mahasiswa Universitas Union di Rangoon berada di garis depan apa yang akan berevolusi menjadi sebuah gerakan aktif dan kuat untuk kemerdekaan nasional. Sebuah hukum muda mahasiswa Aung San, anggota komite eksekutif dan editor majalah untuk Uni Mahasiswa, muncul sebagai pemimpin baru yang potensial dari gerakan nasional. Pada tahun-tahun berikutnya, ia berhasil menyelenggarakan serangkaian pemogokan mahasiswa di universitas, mendapatkan dukungan dari bangsa. [http://www.cfob.org/HistoryofBurma/historyOfBurma.shtml]Pada waktu itu (1920-1921) di India Ghandi menjalankan Satyagraha (non kooperaftif) terhadap pemerintahan Inggrisgerakan Ghandi tentang satyagraah sesuai denmgan agama Budha yang mengnjurkan kehalusan dalam bertindak dan melarangpembunuhan. Karena itu satyagraha dari Ghandi sangat menarik bagi GCBA di Myanmar. Perlu pula duiingat bahwa pada saat it Myanmar masih merupakan provinsi dati India. Karena masyarakat Myanmar berdasarkan atas agama Budha, mak rakyat Myanmar mendudkung GCBA. Segera berkobarlah semangat nasionalisme yanganti kekerasan dan njuda anti Inggris. Inggris terpaksa mengadakan pemerintahan diarki tahun 1921 sepertidi India. Karena Myanmar pun menolaknya, maka pad tahun 1929 Inggris membentuk Panitia Simon (simon Comminission) untuk menyelidiki keadan Myanmar. Commission Simon menganjurkan:1. Myanmar dipisahkan dari India dan menjadi Negara yang berdiri semdiri2. harus dibentuk UUd bagi MyanmarAnjuran Simon commission ini kemudian diterima dan kemudian ditetapkan dalam round table conference on Burma pada tahun 1931.Pada tahun 1933 bersamaan dengan Government Of India Act: Inggris mengeluarkan Government Of Burma Act yang menetapkan ; Myanmar dipisahkan dari India dan menjadi kolioni tersendiridengan ketentuan sebagai berikut:1. kelapa Negara seoranng gubernur Inggris dengan kekuasaan eksekutif2. kekuasaan legislative dipegang oleh parlemen yang enggotanga dipilih oleh rakyat Myanmar3. daerah Sha, Karen, Kachin, Chin, merupakan excliuded areas yang diprintahkan langsung oleh Gubernur. Parlemenmyanmar tidak mempunyai hak atas daerah-daerah ini4. guberniur mempunyai hak vetio5. government Of Burma Act ini berlaku pada tahun 1937.Meskipun government Of Burma Act ini tidak memuaskan karena gubernur masih memegang keuasaan yang terlampau besar namun ada akibatnya yang baik yakni karena parlemen berhasil :1. mengadakan perubahan dalam agrariansewa tanah diturunkanpembegian tanah yang lebih adil2. mengadakan pembetasan imigrasi dari India hingga mengadakan pembatasan imigrasi dari India hingga pekerja-pekerja dan kaum pertengahan Myanmar tidak merasa terdesak lagi.

Gerakan-gerakan nasionaslisme di Myanmar1. GCBA (General Council of Burmese Association) yang didirikan pada tahun 1919, gerakan nasionalisme yang pertama dan bneraliran Budha.2. Sinyetha (partai rakyat miskin)

Didirikan dan pimpinan oleh Dr. U Ba Mawpada tahun 1922 partai ini menghendaki perbaikan nasib rakyat jelata dan dalam hal nasionalisme kerjasama dengan kongres India. Dr U Ba Mawpada tahhun 1942 menggabungkan diri dengan jepang dan menjadi presiden Republik Myanmar (yang dibentuk jepang 1 Agustus 1943). Pada tahun 1946 ia kembali ke Myanmar tetapi kehilangan pengaruhnya pada rakyat Myanmar.3. Myochit (partai nasionalis) yang didirikan tahun 1930 dan dipimpin oleh U saw. Partai ini menghendaki status Domonion bagi Myanmar. U Saw adalah tokoh nasionalis anti Inggris dan pro jepang. Karena itu selama perang Dunia II (1942-1945) ia dipenjjrakann oleh Inggris. Usaw inilah yang apada tahun 1947 mengorganisir pembunuhan atas diri U Aung San.4. Do Bama Asiayone (kita bangsa Myanmar) atau laziam dikenal dengan parta Thakin didirikan tahun 1935. Thakin berarti tuan. Anggota dari partai ini saling menyebut dengan nam thakin akarena partai ini disebut Thakin.Partai ini dibentuk oleh mahasiswa-mahasiswa yang kemudian berkembang meliputi seluruh pelajar dan pemuda-pemudi. Tujuan partai Thakin yaitu menuntut kemerdekaan penuh bagi Myanmar. Sifat gerakannya revolusioner, patriotis dan sosialistis (lazim bagi gerakan pemuda anti imperialisme). Mereka ini sangat membenci tindakan-tindakan korup dari The old line politicians, terdorong oleh perasaan anti inggris dan terpikat dengan janji-janji Jepang, banyak pemimpin parta Thakin ini bekerajasama dengan Jepang selama penduduakan Jepang di Myanmar. Tetapi penindasan rakyat Jepang terahadap rakyat Myanmar membuka mata mereka dan akhirnya pemuda-pemudi Thakin ini dengan diam-diam membentuk The Anti Fascist Peoples Freedom League , pada tahun 1944. AFPFL (organisasi pembebasan anti fasis) ini diabawah pimpinan Thakin Aung San (U Aung San) dan Thakin Than Tun (pemimpin komunis di Myanmar). AFPFL dibawah Aung San memberontak terahadap Jepang dan menghantamnya, hingga mempermudah Inggris untuk mengalahkan Jepang. Kemudian AFPFL menuntut kemerdekaan penuh dari Inggris dengan kekuatan senjata.2.3.2 Perang Dunia II dan Jepang

Semasa Perang Dunia Kedua, Burma menjadi barisan depan berhadapan dengan penjajahan tentera Jepun di Asia Tenggara. Pemerintahan British dikalahkan dengan teruk oleh tentera Jepun. Lebih 300,000 buruh India dan Anglo-Burma melarikan diri ke dalam hutan dan tiba di india . Tentera Jepun melancarkan Kempen Burma untuk memastikan British keluar dari Myanmar tetapi Tentera India British berjaya menyerang semula dan mendapatkan semula Myanmar pada Julai 1947. Ramai rakyat Burma berjuang bersama tentera Jepun. Ramai juga yang berkhidmat dengan Tentera British Burma.Beberapa nasionalis Burma melihat pecahnya Perang Dunia II sebagai sebuah kesempatan untuk memeras konsesi dari Inggris di pertukaran atas dukungan dalam upaya perang. Burma lainnya, seperti gerakan thakin, menentang partisipasi Birma dalam perang dalam kondisi apapun. Aung San bersama-sama mendirikan Partai Komunis Burma (CPB) dengan Thakins lainnya pada bulan Agustus 1939. Marxis literatur serta traktat dari Sinn Fein gerakan di Irlandia telah banyak beredar dan membaca di kalangan aktivis politik. Aung San juga bersama-sama mendirikan Partai Revolusioner Rakyat (PRP), berganti nama menjadi Sosialis Partai setelah Perang Dunia II . Dia juga berperan dalam mendirikan htwet yat Bama gaing (Kebebasan Blok) dengan menempa aliansi dari Dobama, ABSU, politik biarawan aktif dan Ba Maw 's Sinytha (Poor Man's) Partai. Setelah organisasi Dobama menyerukan pemberontakan nasional, surat perintah penangkapan dikeluarkan bagi banyak pemimpin organisasi termasuk Aung San, yang melarikan diri ke China. San's niat Aung adalah untuk membuat kontak dengan Komunis China tapi dia terdeteksi oleh Jepang otoritas yang menawarkan dukungan dengan membentuk unit intelijen rahasia disebut Kikan Minami dipimpin oleh Kolonel Suzuki dengan tujuan penutupan Jalan Burma dan mendukung pemberontakan nasional .Pada pecahnya Perang Dunia Kedua, Aung San mengambil kesempatan untuk membawa tentang kemerdekaan Burma. Dia dan 29 orang lain, yang dikenal sebagai Tiga Puluh Kawan-kawan, kiri Burma untuk menjalani pelatihan militer di Jepang. Pada tahun 1941, mereka berjuang bersama orang Jepang yang menginvasi Burma. Orang Jepang berjanji Aung San bahwa jika Inggris dikalahkan, mereka akan memberikan Burma kebebasannya. Ketika menjadi jelas bahwa Jepang tidak akan menindaklanjuti dengan janji mereka, Aung San cepat menegosiasikan kesepakatan dengan Inggris untuk membantu mereka mengalahkan Jepang. [http://www.cfob.org/HistoryofBurma/historyOfBurma.shtml]

Hadir sebagai arsitek yang baru-ditemukan kemerdekaan Birma oleh mayoritas Burma, Aung San mampu menegosiasikan kesepakatan pada bulan Januari 1947 dengan Inggris, di mana Birma akan diberikan independensi total dari Inggris. Meskipun tokoh kontroversial untuk beberapa etnis minoritas , dia juga mengadakan pertemuan berkala dengan para pemimpin etnis di seluruh Birma dalam upaya untuk menciptakan rekonsiliasi dan persatuan untuk semua Burma.Sebagai pemimpin baru menyusun sebuah konstitusi dengan partai menteri-menterinya pada bulan Juli 1947, perjalanan sejarah Burma secara dramatis dan tragis berubah. Aung San dan anggota baru terbentuk kabinetnya dibunuh ketika kelompok oposisi dengan senapan mesin menyerbu ke dalam ruangan. Seorang anggota kabinet Aung San, U Nu, telah didelegasikan untuk mengisi posisi tiba-tiba dibiarkan kosong oleh San Aung kematian. Sebuah Burma akhirnya diberikan kemerdekaan pada tanggal 4 Januari 1948, jam 04:20 - saat yang paling menguntungkan dipilih oleh seorang peramal.Selama sepuluh tahun berikutnya, pemerintah Birma fledging demokratis itu terus menerus ditantang oleh kelompok komunis dan etnis yang merasa kurang terwakili dalam konstitusi 1948. Periode perang sipil intens destabilisasi bangsa. Meskipun konstitusi menyatakan bahwa negara-negara minoritas bisa diberikan beberapa tingkat kemandirian dalam sepuluh tahun, lama ditunggu-tunggu hari mereka otonomi tidak pernah tiba. Sebagai ekonomi menggelepar, U Nu telah dihapus dari kantor pada tahun 1958 oleh pemerintah sementara yang dipimpin oleh Jenderal Ne Win, salah satu yang sesama thakins San Aung,. Dalam rangka "memulihkan hukum dan ketertiban" ke Burma Ne Win mengambil alih seluruh negara termasuk negara minoritas, memaksa mereka untuk tetap berada di bawah yurisdiksi pemerintah pusat. Meskipun ia diperbolehkan U Nu untuk dipilih kembali Perdana Menteri pada tahun 1960, dua tahun kemudian ia melancarkan kudeta dan memantapkan posisinya sebagai diktator militer Burma.Ne Win baru Revolusioner Coucil ditangguhkan konstitusi dan menerapkan kekuasaan militer otoriter. Perhatian penuh beralih ke kekalahan militer komunisdan etnis-minoritas kelompok pemberontak adalah The. negara tertutup dari dunia luar sebagai lalim baru dipromosikan ideologi isolasi berdasarkan apa yang disebut Jalan Burma untuk Sosialisme. takhayul, xenophobia dan kejam, untuk dekade berikutnya tiga Ne Win menetapkan negara berkembang pada jalur disatrious budaya, lingkungan dan kehancuran ekonomi. pengunjung luar sangat sedikit dan terbatas ke Rangoon, Mandalay dan beberapa kota dikontrol ketat lain yang dekat dengan dataran pusat. Pemberontakan tetap endemik dan di berbagai bidang perjuangan bersenjata Burma menjadi cara hidup.Seorang Pemimpin muncul saat terjadi saat kerusuhan tahun 1988, Aung San Suu Kyi, putri pahlawan kemerdekaan Aung San, yang telah tinggal di luar negeri, kembali ke Burma untuk merawat ibunya yang sakit. pengabdian nya tetap di sana dan membawanya ke dalam terjun politik. Mencoba untuk memadamkan kecaman internasional karena kekerasan, militer mengumumkan akan mengadakan pemilihan multi-partai. Di bawah bujukan mahasiswa dan lainnya menentang rezim, Aung San Suu Kyi dan rekan-rekan yang berpikiran sama mendirikan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). pihak-nya cepat berkumpul dukungan luas negara. Tepat ketika perubahan demokratis tampak dekat Ne Win dikomandoi tentara dari balik layar untuk mengambil alih negara dalam bertahap "kudeta".Pada tanggal 18 September 1988, kontrol negara itu diserahkan kepada anggota PP-19 dan Ketertiban Restorasi Council (SLORC) dan diikuti tindakan keras ganas. Meskipun berkomitmen untuk non-kekerasan, Aung San Suu Kyi dikenakan tahanan rumah pada bulan Juli 1989 untuk "membahayakan negara" dan terus di sana selama enam tahun ke depan. Putus asa untuk memperbaiki citra mereka dan menghasilkan investasi asing, SLORC berjalan di depan pada tanggal 27 Mei 1990 dan mengadakan pemilu multi-partai mereka telah berjanji. Meskipun penindasan parah SLORC terhadap anggota partai oposisi (Aung San Suu Kyi disimpan di bawah tahanan rumah) dan kurangnya kebebasan berekspresi di seluruh negeri, Suu Kyi pihak NLD menyapu kemenangan dengan 82% suara. Terkejut dan marah, yang SLORC menolak untuk mengakui hasil pemilu dan telah mempertahankan cengkeramannya pada kekuasaan represif sejak.Republik Persatuan Myanmar (juga dikenal sebagai Burma) adalah sebuah negara di Asia Tenggara. Negara seluas 680 ribu km ini telah diperintah oleh pemerintahan militer sejak kudeta tahun 1988. Negara ini adalah negara berkembang dan memiliki populasi lebih dari 50 juta jiwa. Ibu kota negara ini sebelumnya terletak di Yangon sebelum dipindahkan oleh pemerintahan junta militer ke Naypyidaw pada tanggal 7 November 2005.a) Perubahan namaPerubahan nama dari Burma menjadi Myanmar dilakukan oleh pemerintahan junta militer pada tanggal 18 Juni 1989. Junta militer mengubah nama Burma menjadi Myanmar agar etnis non-Burma merasa menjadi bagian dari negara. Walaupun begitu, perubahan nama ini tidak sepenuhnya diadopsi oleh dunia internasional. Beberapa negara Eropa seperti Inggris dan Irlandia yang tidak mengakui legitimasi kekuasaan junta militer tetap menggunakan "Burma" untuk merujuk kepada negara tersebut. PBB, yang mengakui hak negara untuk menentukan nama negaranya, menggunakan Myanmar, begitu pula dengan Perancis dan Jerman. Di Jerman, kementerian luar negeri menggunakan Myanmar, tetapi hampir seluruh media Jerman menggunakan Burma. Pemerintah AS, yang tidak mengakui legitimasi kekuasaan junta militer tetap menggunakan Burma tetapi mayoritas media besar seperti The New York Times, CNN dan Associated Press menggunakan Myanmar. Pemerintah junta juga mengubah nama Rangoon menjadi Yangon. Pada tanggal 7 November 2005, pemerintah membangun ibu kota baru, bernama Naypyidawb) Perubahan lagu kebangsaan dan benderaPerubahan lagu kebangsaan dan bendera dilakukan pemerintah junta pada tanggal 21 Oktober 2010.c) Gelombang protes 1988Pada 1988, terjadi gelombang demonstrasi besar menentang pemerintahan junta militer. Gelombang demonstrasi ini berakhir dengan tindak kekerasan yang dilakukan tentara terhadap para demonstran. Lebih dari 3000 orang terbunuh.

Pada bulan Juli 1988 Ne Win tiba-tiba mengumumkan bahwa ia sedang bersiap-siap meninggalkan panggung. Melihat akhirnya melarikan diri mungkin dari pemerintahan militer, penurunan ekonomi dan rutin pelanggaran hak asasi manusia, ribuan orang turun kejalan kota Rangoon. Demonstrasi pecah di seluruh negara selama apa yang disebut "Summer Demokrasi" yang diikuti. Tetapi pada 8 Agustus 1988 pasukan mulai hari pembantaian empat, menembak ke kerumunan pria, wanita dan anak-anak berkumpul di Rangoon. Sedikitnya 10.000 demonstran tewas di seluruh negeri.Ribuan mahasiswa dan pendukung demokrasi melarikan diri ke daerah perbatasan di bawah kontrol etnis dan aliansi ditempa dengan gerakan perlawanan etnis. Beberapa kelompok ini termasuk Pemerintah Koalisi Nasional Uni Burma (NCGUB), All Burma Student Democratic Front, Aliansi Demokratik Burma, dan Front Demokrasi Nasional lama terletak di Manerplaw (markas mantan Karen National Union yang jatuh ke SLORC pada Januari 1995). Bersama kelompok-kelompok ini membentuk Dewan Nasional Uni Burma, sebuah organisasi payung yang mewakili semua kelompok.Meski terkenal akan pelanggaran HAM, Myanmar justru memiliki sejarah protes massa yang panjang. Ketika Indonesia bungkam dengan gerakan bawah tanah di era Soeharto, gelombang protes Myanmar justru menguat sejak dimulainya masa pemerintahan militer Jenderal Ne Win. Tahun 1988, gelombang protes massa Myanmar ini melibatkan pelajar, pejabat sipil, pekerja hingga para biksu Budha. Protes hadir saat Ne Win menggunakan tentara bersenjata demi kudeta militer.Sejak awal massa Myanmar memang telah menginginkan berakhirnya junta militer ini. . The State Peace and Development Council's (SPDC's) Myanmar mengajukan tuntutan yang populer untuk mereformasi pemerintahan menjadi neo-liberal. Tuntutan reformasi ini terutama berlaku untuk ekonomi, termasuk saat bulan lalu pemerintah Myanmar menarik subsidi BBM.Protes massa Myanmar memang tak segaduh Amerika yang liberal. Dimana-mana rezim militer masih memegang kendali sosial. Asia Times mencatat, gerakan protes umumnya mulai dalam jumlah kecil dan tersebar. Beberapa bulan terkahir ini misalnya, protes kecil dan damai terus berkelanjutan di ibukota Yangon. Namun kemarahan publik ini bisa berubah menjadi efek bola salju dan menjadi gerakan massa besar-besaran. Salah satunya yang terjadi di Pakkoku. Setelah bola salju ini pecah, maka perlahan akan kembali menggumpal. Beberapa hari setelah kejadian Pakkoku, 500 biksu kembali berbaris damai di Yangon, Myanmar. Layaknya biksu, New York Times mencatat gerakan ini malah berdoa untuk kedamaian dan keselamatan setelah peristiwa Pakkoku.Meskipun Daw Aung San Suu Kyi dibebaskan dari tahanan rumah di Mei 2002 militer telah menolak untuk melepaskan kekuasaan. Para jenderal tidak terlibat dalam semacam dialog. Situasi kemanusiaan di Burma adalah perang bencana dan sipil masih kerusakan daerah perbatasan. Pengaruh kekuasaan militer telah menjadi bangsa severly miskin dan underdevelopmed, Birma telah dinilai sebagai bangsa yang maju kedua setidaknya pada United Nations Development Index. Perdamaian, demokrasi dan hak asasi manusia yang paling dasar tidak ada. Jutaan terpaksa mengungsi karena kekuasaan militer dan tersebar di seluruh dunia kerinduan untuk hari ketika mereka dapat kembali ke tanah air mereka dan kembali bersatu dengan keluarga dan hidup dalam damai.Gerakan dalam protes bukan hanya terjadi dari satu pihak saja. Pemerintah Myanmar juga menyikapinya dengan Union Solidarity and Development Association (USDA). USDA tercatat kerap bergabung dalam gelombang protes ini. Organisasi propemerintah ini tercatat bahkan ikut terlibat dalam upaya pembunuhan Suu Kyi di tahun 2003. Meski gagal, aksi tersebut memakan korban simpatisan National League for Democracy (NLD) sebagai gantinya.Anggota kelompok ini (USDA) dilatih khusus untuk mengontrol massa dan mengubah protes menjadi aksi kekerasan, kata seorang Diplomat barat di Yangon pada Asia Times. Dunia Barat mencurigai gerakan ini berada dalam sayap yang sama dengan intelejen Myanmar. Apalagi, setiap aksi protes yang terjadi sangat sulit untuk diliput oleh para jurnalis, termasuk jurnalis internasional. Rekrut anggota juga dicurigai berasal dari para kriminal. Seiring bertambahnya anggota USDA, sekurangnya 600 kriminal juga dilepaskan dari Penjara Yangon. Hingga kini anggota USDA diperkirakan mencapai 2000 orang. USDA berfungsi menyaingi kelompok pelajar dan biksu Buddha yang vokal dalam aksi protes. Apalagi secara khusus aktivis Myanmar telah memiliki organisasi protes massanya sendiri. Organisasi 88 Generation Student ini didirikan oleh penyair internasional asal Myanmar Ming Ko Naing dan Ko Ko Gyi. Keduanya mendirikan organisasi ini setelah dibebaskan dari 14 tahun penjara, dan cukup populer di mata masyarakat Myanmar. Meski berlabel pelajar, Generation 88 kerap bekerjasama dengan para pekerja, sipil hingga para biksu Buddha. Kami percaya tak satupun warga Myanmar yang rela menerima aksi kekerasan politik junta militer, kata salah satu pemimpin Generation 88 Htay Kywe pada Asia Time. Dan dalam setiap protes massa Myanmar hampir bisa dipastikan USDA dan Generasi 88(Generation 88) berperang didalamnya.

d) Gelombang Protes 2007Protes dimotori oleh para biksu budha di Myanmar. Pada awalnya para biksu menolak sumbangan makanan dari para jendral penguasa dan keluarganya, penolakan ini menjadi simbol bahwa para biksu tidak lagi mau merestui kelakuan para penguasa militer Myanmar. Aksi demo juga dipicu oleh naiknya harga BBM beberapa ratus persen akibat dicabutnya subsidi. Demo melibatkan ribuan bikshu kemudian meletus diberbagai kota di Myanmar, para warga sipil akhirnya juga banyak yang mengikuti. Pemerintah Junta Militer melakukan aksi kekerasan dalam membubarkan demo-demo besar ini, Pagoda-pagoda disegel, para demonstran ditahan, dan senjata digunakan untuk membubarkan massa. Banyak biksu ditahan, beberapa diyakini disiksa dan meninggal dunia. Sepanjang Gelombang protes terjadi belasan orang diyakini menjadi korban, termasuk seorang reporter berkebangsaan Jepang, Kenji Nagai, yang ditembak oleh tentara dari jarak dekat saat meliput demonstrasi. Kematian warga Jepang ini memicu protes Jepang pada Myanmar dan mengakibatkan dicabutnya beberapa bantuan Jepang kepada Myanmar.e) Akar Permasalahan gelombang ProtesEtnis Burma, berasal dari Tibet, merupakan etnis mayoritas di Myanmar. Namun, etnis Burma adalah kelompok yang datang belakangan di Myanmar, yang sudah lebih dahulu didiami etnis Shan (Siam dalam bahasa Thai). Etnis Shan pada umumnya menghuni wilayah di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar. Sebelum etnis Burma datang, selain etnis Shan, sudah ada etnis Mon, yang menghuni wilayah selatan, juga dekat perbatasan dengan Thailand. Sebagaimana terjadi di banyak negara, di antara tiga etnis utama di Myanmar ini terjadi perang. Satu sama lain silih berganti menjadi penguasa di daerah yang dinamakan Burma, kini Myanmar. Inilah yang terjadi, perebutan kekuasaan, sebelum kedatangan Inggris pada tahun 1885. Ada juga etnis lain di Myanmar, yang kemudian turut meramaikan ketegangan politik sebelum penjajahan dan pasca-penjajahan Inggris. Misalnya, ada etnis Rakhine, lebih dekat ke Bangladesh.Saat penjajahan, berbagai kelompok etnis ini berjuang untuk mengakhiri penjajahan. Setelah penjajahan berakhir dan merdeka pada tanggal 4 Januari 1948, makin terjadi kontak lebih ramah antara etnis Burma dan semua etnis non-Burma.

f) BurmaisasiAung San, ayah dari Aung San Suu Kyi, bersama U Nu adalah tokoh utama di balik kemerdekaan dan menjadi pemimpin negara. Akan tetapi, pada tahun 1962, militer yang didominasi etnis Burma mengambil alih kekuasaan negara. Ne Win adalah otak di balik kudeta itu. Cikal bakal junta militer sekarang (disebut sebagai Dewan Negara untuk Perdamaian dan Pembangunan / SPDC) berasal dari kekuasaan Ne Win itu. SPDC sendiri didominasi oleh etnis Burma. Konfigurasi kekuasaan hak pun menjadi tidak berimbang antara etnis Burma yang mendominasi dan etnis non-Burma yang merasa ditindas. Sehingga muncullah perlawanan dari beberapa etnis non-Burma, termasuk etnis Karen, yang mendominasi wilayah pegunungan di utara, yang dikenal sebagai golden triangle (segitiga emas).Burma memilih cara apa pun untuk mencegah hal itu terjadi. Sejak 1960-an, terjadilah diaspora warga Myanmar. Berbagai warga Myanmar dari kelompok etnis kini tinggal di Thailand, Bangladesh, Cina, Laos, dan India. Semua negara ini berbatasan langsung dengan Myanmar. Kemenangan kubu demonstrasi, pimpinan Aung San Suu Kyi pada Pemilu tahun 1990, tak dikehendaki oleh kelompok etnis Burma. Kubu Suu Kyi dan dan etnis non-Burma lainnya merupakan ancaman bagi supremasi etnis Burma. Kemenangan Suu Kyi pun dihadang. Kekuasaan direbut. Beginilah yang terjadi seterusnya dan seterusnya.

BAB 3. PENUTUP3.1 Kesimpulan

Bukti paling awal dari sejarah Myanmar diketahui dengan adanya jalan darat antara Cina dengan wilayah barat melalui utara wilayah itu. Penggunaan jalan itu disebut-sebut pada tahun 128 SM. Pada tahun 69 SM barulah Cina membuat kawasan Yung Chang dengan menundukan orang Ai-Lao, letaknya disebelah utara kurang lebih 60 mil dari perbatasan Myanmar sekarang. Legenda-legenda Budha menceritakan kedatangan India ke Myanmar hilir melalui laut. Disebut-sebut tentang Suwarna bum, tanah emas. Diceritakan tentang dua orang lelaki bersaudara bernama Tapusa dan Palikay\t yang dikatatakan diberi helai rambut oleh budha yang kemudian dibawa melalui laut dan menyimpannya di pagoda Shwe Dago di Rangoon. Dihubungkan dengan kerajaan Funan ada disebut-sebut tentang daerah yang ditaklukan oleh fan Shih Man, yaitu Lin yang yang diperkirakan dibagian tengah Myanmar.Penduduk Myanmar yang tertua adalah bangsa Pyu, bangsa ini menghuni lembah irawadi, ibukotanya di Sriketra dekat prome. Mereka itu beragama hindu pemuja Wisnu, tetapi ada juga ditemukan bukti-bukti pemujaan agamaBudha Mahayana. Orang Pyu telah mempunyai hubungandengan kerajaan thai, din an Cao (Yunan), mungkin telah membayar upeti kepdanya. Pda tahun 822 Nan Cao menyerbu Myanmar dari utara, memasuki Myanmar tengah. Orng-orang mon tinggal disebelah timur Irawadi, pusat kekuasaan di lembah sungai menam Chao, phya. Nama kerajaannya, Dharmawati, berkembang sejak abad ke0, ibu kotanya Nakorn Pa Tom. Orang Mon mempunyai pertalian darah bangsa khmer. Orang Myanmar menyebutnya bangsa Talshing. Mungkin disebabkan karena orang Mon ini dipengaruhi kebudayaan Telinggana di pantai timur India. Mereka tinggal di wilayah Myanmar sejak abad ke-9. mereka bersaing dengan bangsa Myanmar untuk mempertahankan kedudukannya sampai sekarang. Bangsa Myanmar mendirikan sejumlah begeri kecildi bagian Myanmar tengah sedikit sekali berita yang diketahui tentang mereka sampai abad ke-11.Pagan, salah asatu dari kerajaan bangsa Myanmar telah didirikan sejak tahun 849, pada waktu mulai didirikan tembok-tembok kota oleh Pyanpya. Sedikit demi sedikit mereka dapat menguasai daerah Myanmar sekarang. Mereka diduga berasal dari daerah pdang pasi Gobi, timurlaut Tibet, mungkin jugadari Kansu. Karena serangan bangsa Cina, mereka menguasai kedaerah selatan. Dari pergaulannya dengan orang-orang Nanchao mereka belajar cara-cara berperang, menggunakan panah, menunggang kuda, menanam, padi. Selanjutnya mereka menyebar ke kawasan Birma Hulu, ke daerah Kyause, nam birma semula terdapat dalam prasasti Mon bertarikh 1102, bangsa Birma semula disebut Nirma. Orang menyebutnya Mien (1273, ketika bengsa Mongol menaklukan Pagan).Generasi awal Muslim yang datang ke delta Sungai Ayeyarwady Burma, yang terletak di pantai Tanintharyi dan di Rakhine bermula pada abad ke 9, sebelum pendirian imperium pertama Burma pada tahun 1055 AD oleh Raja Anawrahta dari Bagan. Keberadaan orang-orang Islam dan da'wah Islam pertama ini didokumentasikan oleh para petualang Arab, Persia, Eropa, dan Cina abad ke 9. Orang-orang Islam Burma merupakan keturunan dari orang-orang Islam yang menetap dan kemudian menikahi orang-orang dari etnis Burma setempat. Orang-orang Islam yang tiba di Burma umumnya sebagai pedagang yang kemudian menetap, anggota militer, tawanan perang, pengungsi, dan korban perbudakan. Bagaimanapun juga , ada diantara mereka yang mendapat posisi terhormat sebagai penasehat raja, pegawai kerajaan, penguasa pelabuhan, kepala daerah, dan ahli pengobatan tradisionalBurma pada zaman pengaruh Barat yaitu diantaranya di bawah penguasaan Inggris dan Jepang. Dalam penguasaan bangsa Barat Burma memiliki semnagat nasionalisme untuk memerdekakan diri. Hasil dari kemerdekaan itu adalah titik puncak nasionalisme masyarakat Burma.3.2 SaranAdapun saran dari makalah ini adalah agar peristiwa sejarah yang berlangsung menjadikan pelajaran bagi kita semua dalam membangun bangsa.DAFTAR PUSTAKAAung San Suu Kyi. Freedom from Fear: And Other Writings , 1991.Aung-Thwin and Michael A. Pagan. The Origins of Modern Burma , 1995.Guardian.2010. Burma. http://www.guardian.co.uk/world/burma. [diakses pada tanggal 1 Desember 2010].Hall, D.G.E. tanpa tahun. Terjemahan I.P Soewasha. Sejarah Asia tenggara. Surabaya: Usaha NasionalMaring, Joel M. and Ester G. Maring. Historical and Cultural Dictionary of Burma , 1973.Renard, Ronald D. The Burmese Connection: Illegal Drugs and the Making of the Golden Triangle , 1996.Taylor, Robert H. The State in Burma , 1987.Wikipedia. 2010. sejarah kedatangan islam di Burma.http://en.wikipedia.org/wiki/Burma.[diakses pada tanggal 1 Desember 2010].

Myanmar merupakan salah satu anggota ASEAN yang dulunya dikenal dengan sebutan Burma. Seperti halnya dengan negara lain, Myanmar juga memiliki latar belakang historis yang menjadi cikal bakal pembentukan identitas negara Myanmar itu sendiri. Myanmar merupakan bekas jajahan Inggris di mana Inggris merupakan negara yang mengawali hadirnya demokrasi. Namun substansi demokrasi tidak bertumbuh dengan semestinya di negara bekas jajahannya. Demokrasi terjadi pada abad 18-19 yang dianggap sebagai masa kebangkitan demokrasi, demokrasi berawal dari kerajaan Inggris dengan pergerakan sosialnya berlangsung cepat, karena Inggris sebagai negara yang maju dari segi jurnalisme. Kolonialisasi yang dilakukan Inggris seharusnya secara tidak langsung memberikan dampak bagi wilayah jajahannya dalam hal transformasi nilai-nilai demokrasi, yang dapat disebar di seluruh dunia termasuk kepada Myanmar sebagai salah satu jajahan Kerajaan Inggris dahulu.

Akan tetapi meskipun Myanmar adalah jajahan Inggris, belum tentu nilai-nilai demokrasi Inggris dianut oleh masyarakat Myanmar, hal ini terbukti dengan rezim otoriter yang masih berkuasa di Myanmar dan membatasi peran aktor politik lain. Dalam hal ini sipil yang akan mewujudkan demokrasi di Myanmar, khususnya Aung San Suu Kyi ( Suu Kyi ) yang pernah menerima penghargaan nobel Perdamaian bahkan memenangi pemilu tetapi tidak diakui kemenangan yang diraih, padahal Myanmar merupakan tanah kelahirananya. Selama periode penjajahan inggris, kontrol politik terhadap Myanmar dilakukan melalui India. Myanmar diperintah sebagai provinsi India sampai tahun 1937. Setelah tahun 1937, Myanmar menjadi koloni yang diperintah secara terpisah dari India. Kemerdekaan dari Inggris diperoleh Myanmar pada tahun 1948. Selama masa penjajahan Inggris tidak terjadi pembentukan identitas tunggal pada penduduk Myanmar. Hal tersebut disebabkan wilayah Myanmar dibagi menjadi dua bagian yaitu kawasan dataran rendah dan dataran tinggi. Terhadap masing-masing kawasan diterapkan sistem pemerintahan yang berbeda.

Di kawasan dataran rendah, administrasi pemerintahan dikontrol langsung oleh Inggris sedangkan di kawasan dataran tinggi administrasi dilakukan oleh pemerintah setempat melalui perjanjian dan traktat antara Inggris dan penduduk setempat. Oleh karena itu, kawasan dataran tinggi relatif memiliki otonomi dalam bidang pemerintahan.

Inggris juga tidak membangun perekonomian dan administrasi pemerintahan Myanmar dengan baik sehingga pada saat Myanmar merdeka tidak ada bekal bagi pemerintah baru untuk menjadi pemerintah yang kuat dan bersatu. Setelah myanmar merdeka banyak etnis minoritas yang membentuk angkatan bersenjata dan melakukan pemberontakan.

Gerakan Nasionalisme dan National Building Myanmar

Seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa pada tahun 1948, tepatnya tanggal 4 Januari Myanmar, berhasil meraih kemerdekaan dari Inggris. Sebenarnya di awal abad 19 beberapa bentuk perlawanan dari masyarakat Myanmar terhadap Inggris telah ditunjukkan. Myanmar setelah jatuh ke tangan Inggris mengalami beberapa kali perang. Dari sini nasionalisme Myanmar terus bergelora. Hal ini kemudian diperkuat dengan pergolakan dunia hubungan internasional yang berimplikasi terhadap stabilitas politik di Myanmar. Nasionalisme Myanmar timbul disebabakan beberapa faktor eksternal:

Kemenangan Jepang dalam perang Jepang-Rusia 1905. Hal ini tentunya berkenaan dengan adanya persepsi bahwa kekuatan negara Asia telah bangkit dan kini mulai diperhitungkan. Dengan adanya kemengan Jepang dari Rusia tentunya memberikan isyarat kepada negara-negara besar bahwa power negara-negara Asia tidak boleh diremehkan lagi. Dan di lain hal, fenomena ini tentu saja diasumsikan oleh Myanmar sebagai sebuah kebangkitan negara Asia secara kolektif untuk membendung pengaruh negara barat.

Nasionalisme di India mempengaruhi timbulnya nasionalisme di Myanmar. Hal ini menjadi refleksi efek domino yang dilakukan oleh militer Myanmar mengingat kedekatan geografis. Adanya hal tersebut memberikan semangat tersendiri bagi masyarakat Myanmar untuk memerdekakan diri.

Adanya perdamaian Versailles yang memperjuangkan hak-hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa-bangsa yang belum merdeka. Perjanjian versailles merupakan salah satu hasil dari berakhirnya perang dunia I. Perjanjian Versailles menjunjung tinggi hak-hak menetukan nasib sendiri bagi setiap negara. Tentunya hal ini menjadi keuntungan bagi Myanmar yang ketika itu berada di bawah kekuasaan Inggris. Hal ini juga dijadikan landasan bagi Myanmar untuk memperjuangkan haknya dalam melepaskan diri dari penjajah.

Selain itu dari internal sendiri, pada tahun 1919 muncul gerakan melawan Inggris dengan membentuk The General Council of Burmese Association (GCBA) menjalankan politik non cooperative dengan Inggris. Dari sini berkobarlah semangat nasionalisme Myanmar anti Inggris. Gerakan-gerakan nasionalisme Myanmar lainnya adalah Myochit (Partai Nasionalis), Sinyetha (Partai Rakyat Miskin) dan Do Bama Asiayone (Kita Bangsa Myanmar) atau partai Thakin yang menuntut kemerdekaan bagi bangsa myanmar.

Setelah terjadinya beberapa perlawanan antara rakyat Myanmar melawan para penjajah, pada pertengahan abad ke-19, Inggris menguasai Myanmar secara resmi dan menyatukan Myanmar dengan India. Pada era perang dunia kedua, Myanmar diduduki Jepang. Era pendudukan Jepang ini dimanfaatkan rakyat Myanmar untuk mengorganisir gerakan kemerdekaan mereka, dengan mendirikan Liga Rakyat Merdeka Anti-Fasis (AFPFL) di bawah pimpinan Aung San.

Dalam perkembangannya, AFPFL semakin berkembang pesat. AFPFL juga memandang bahwa situasi perang dunia kedua dapat dimanfaatkan dengan melihat kekuatan penjajah yang terfokus pada dua arah. Karena seperti yang kita ketahui bahwa Jepang dan Inggris merupakan aktor yang berperan secara signifikan dalam perang dunia kedua. Perang dunia kedua kemudian berakhir dengan kekalahan jepang. Kekalahan Jepang di perang dunia kedua dijadikan sebagai momentum bagi Myanmar untuk bangkit dan memberikan perlawanan. Setelah kekuatan dalam tubuh Myanmar dipersatukan dan adanya dukungan dari Inggris beserta sekutu lainnya, penyerangan terhadap tentara Jepang pun dilakukan. Penyerangan tersebut berakhir dengan kekalahan Jepang. Pada tanggal 15 Juni 1945, angkatan bersenjata Myanmar bersama-sama dengan satuan-satuan yang mewakili kerajaan Inggris dan pasukan sekutu mengadakan pawai kemenangan di Yangoon. Kemenangan Myanmar dari Jepang tidak serta merta membuat Myanmar menjadi negara merdeka. Akan tetapi, Inggris mengambil alih. Dalam perkembangannya, pemerintah Inggris telah menjelaskan politiknya mengenai masa depan Myanmar dalam Buku Putih. Bagaimanapun pelaksanaannya, selama tiga tahun akan diperintah oleh gubernur secara langsung, dan pada saatnya kemudian pemilihan dan pembentukan kembali Dewan serta pembuat Undang-undang Myanmar tahun 1935. Hal ini menjadi titik terang bagi Myanmar karena hal tersebut menjadi sinyal akan kemerdekaan Myanmar. Hal ini dilakukan pemerintah Inggris karena melihat AFPFL telah berpengaruh besar di tengah rakyat, akhirnya Inggris sepakat untuk menyerahkan kemerdekaan kepada Myanmar.

Dalam rentetan perjuangan kemerdekaan Myanmar, U Aung San merupakan aktor yang sangat kontributif dalam realisasi perjuangan tersebut. Dia dikenal sebagai pemimpin yang kuat dan negarawan yang cakap serta memperoleh kepercayaan dan kecintaan rakyatnya. U Aung San juga berperan penting dalam proses mengorganisasikan gerakan nasionalisme dan aktif dalam melakukan pendekatan dengan pihak Inggris.

Secara resmi, Inggris memberikan kemerdekaan bagi Myanmar pada tanggal 4 Januari 1948. Hal ini tentunya menjadi prsetasi luar biasa bagi elemen-elemen Myanmar yang mampu melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Momentum ini kemudian dijadikan semangat untuk membangun kembali Myanmar sebagai negara berdaulat dan merdeka.

Myanmar merupakan salah satu Negara yang terletak di Asia Tenggara, dan merupakan salah satu anggota dari ASEAN. Bentuk pemerintahan Myanmar adalah Juntai Militer yang di kenal dengan nama The State Peace and Development Council (SPDC). Kepemerintahan Juntai di mulai sejak terjadi kudeta militer yang dilakukan oleh Jendral Ne Win terhadap pemerintahan sipil yang saat itu dipimpin oleh U Nu pada tahun 1962. Kepala Negara Myanmar di pegang oleh Juntai, sedangkan kepala pemerintahan dikepalai oleh perdana menteri. Sejak Juntai Militer menguasai Myanmar, banyak terjadi demonstrasi yang di lakukan oleh rakyat Myanmar. Para pendemonstrasi ini terdiri dari rakyat Myanmar yaitu para aktivis mahasiswa dan para tokoh agama yaitu para biksu.

A. JUNTAI MILITERMyanmar merupakan salah satu Negara yang terletak di Asia Tenggara, dan merupakan salah satu anggota dari ASEAN. Bentuk pemerintahan Myanmar adalah Juntai Militer. Juntai berasal dari bahasa Spanyol yang artinya Komite atau Dewan Pimpinan. Kepemerintahan Juntai Militer Myanmar di kenal dengan nama The State Peace and Development Council (SPDC). Sebelum berganti nama, Myanmar dulunya bernama Burma. Akan tetapi pada tanggal 18 Juni 1989, pemerintahan Juntai menggantinya dengan nama Myanmar. Militer Burma terlahir dari hasil gerakan pembebasan nasional atas penjajahan Inggris. BIA (Burma Independence Army) merupakan cikal bakal militer Burma. BIA merupakan bukti bahwa tentaralah yang telah membebaskan Burma dari penjajahan.

Paska Perang Dunia ke II, Burma tumbuh menjadi Negara merdeka yang penuh dengan konflik etnis yang diperparah dengan keterlibatan para militer bersenjata. Pengalaman melawan penjajahan Inggris dan Jepang, ditambah dengan ancaman dari Cina dan Amerika, membuat militer berhati- hati terhadap dunia luar. Pemberontakan bersenjata telah menjadikan militer Burma tumbuh menjadi kekuatan terpenting, sedangkan pengalaman perjuangan kemerdekaan dan berhadapan dengan ancaman dari luar telah membangun ideology nasional Burma.Permasalahan politik yang melanda Burma di manfaatkan oleh panglima angkatan bersenjata yaitu Ne Win, untuk mengambil alih kekuasaan pada taun 1058 1960. Pada tahun 1962 jendral Ne Win melakukan kudeta kembali, dan menerapkan kediktatoran militer. Ne Win mengambil langkah besar dalam masa pemerintahannya, ia menutup Burma dari dunia luar dan menerapkan sosialisme ala Burma yang beranggapan bahwa Burma hanya dapat membangun dirinya apabila bersandarkan pada kekuatan Burma sendiri. Keikusertaan Negara asing dalam kehidupan ekonomi dan politik hanya akan membuat gangguan terhadap proses pembangunan sosialisme. Hal ini mengingatkan kita pada Negara Jepang yang dahulu pernah menutup diri dari dunia luar.

B. PEMERINTAHAN NE WINPersoalan politik yang terjadi di Myanmar di manfaatkan oleh Jenderal Ne Win, panglima angkatan bersenjata pada saat itu. Ia mengambil alih kekuasaan pada tahun 1958 1960 dari pemerintaha sipil yang saat itu dipimpin oleh U Nu pada tahun 1962. Burma di bawah kepemerintahan Ne Win, menggambarkan suatu usaha dimana tiga generasi secara bersamaan menjalankan pemerintahan. Ketiga generasi tersebut adalah generasi sebelum perang dunia II dari Jenderal Ne Win dan teman- temannya, generasi pejuang kemerdekaan pada akhir tahun 1940- an dan generasi setelah kemerdekaan.

Generasi Ne Win pada hakekatnya menguasai kepemimpinan politik, sedangkan bidang- bidang kepemerintahan di dominasi generasi 1940- an dan eleson kedua partai, dan militer serta birokrasi di kuasai oleh generasi muda setelah kemerdekaan. Sejak kudeta pada tahun 1962, kepemimpinan politik sudah di tangan Jenderal Ne Win, akan tetapi pada dasarnya generasi Ne Win sejak tahun 1930- an sudah aktif dalam perjuangan kemerdekaan Burma. Bahkan Ne Win sendiri aktif dalam gerakan kaum Thaking pada akhir 1930- an, serta dalam kegiatan kemerdekaan di kalangan mahasiswa- mahasiswa Universitas Rangoon sebelumnya.

Ketika Jepang mendidik perwira- perwira militer Burma ( sebagai persiapan untuk menduduki Burma ) di Hinai, yang di pilih adalah pemuda- pemuda yang aktif dalam politik. Pemimpin mereka adalah Aung San, yang lebih di kenal sebagai bapak Burma. Ne Win adalah orang kedua setelah Aung San, nama Ne Win di peroleh saat di pulau Hainan. Mereka berjumlah tiga puluh orang, yang akrab di panggil Teman- teman Tiga Puluh . Sekembalinya ketiga puluh orang tersebut ke Burma, mereka menjadi inti pimpinan tentara kemerdekaan Burma, baik pada zaman Jepang maupun setelah Inggris kembali setelah berakhirnya perang dunia II. Persatuan Burma pada waktu itu berpusat pada pribadi Aung San, ia dalah pendiri partai Anti Fasis sekaligus sebagai pimpinan dari tentara Burma.Terbunuhnya Aung San pada bulan- bulan pertama Burma terbentuk, membuat negeri tersebut kehilangan. Pihak militer yang selama itu aktif dalam kegiatan politik, menjadi tersaingi oleh politisi- pilitisi sipil yang berasal dari generasi 1930- an sehinggal grup tiga puluh sama sekali tidak aktif selama masa demokrasi parlementer. Burma pada tahun 1950- an sudah melenceng dari cita- cita kemerdekaan generasi 1930- an. Masuknya modal asing yang berlebihan, berkuasanya pengusaha- pengusaha asing serta keturunannya, dan semakin melemahnya modal nasional merupaka bagian dari kebijakan- kebijakan pada tahun 1950- an di Burma. Nasionalisasi adalah langkang pertama Ne Win setelah melakukan kudeta baik dalam bidang politik maupun ekonomi. Selanjutnya tercetuslah Jalan Burma untuk Sosialisme , dimana hal tersebut hanyalah pengulangan dari ide- ide mereka sejak tahun 1930- an. Semakin kuatnya system kapitalisme di Burma, membuat Ne Win mengambil langkah cepat untuk mengembalikan sosialisme ala Burma, setelah kudeta. Yang menerima dampak dari nasionalisasi yang di lakukan Ne Win adalah para perusahaan- perusahaan asing.

Modal dan pengusaha nasional Berjaya, tanah- tanah di bagikan kepada petani kecil, dan perusahaan- perusahaan Negara di kembalikan, terutama perusahaan yang berkaitan dengan masyarakat. Tidak kalah pentingnya Ne Win juga melakukan pembaharuan dalam bidang politik. Partai- partai yang banyak di bubarkan, sehingga hanya ada satu partai yaitu Partai Sosialis Burma ( BSP ). Salah satu pemicu yang menyebabkan terjadinya kudeta pada tahun 1962 adalah perpecahan dikalangan Partai Anti Fasis yang berkuasa antara grup U Nu dan grup U Ba Swe. Usaha kedua partai untuk menarik simpati rakyat dalam pemilu, membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan masalah biaya itu tidak akan mampu di atasi oleh ekonomi Burma yang pada saat itu merupakan Negara baru.

Akibatnya, kedua partai tersebut mencari dukungan keuangan pada pengusaha- pengusaha asing, yang tentunya para pengusaha asing ini tidak serta merta memberi modal. Kedua partai ini memberikan janji- janji erupa fasilitas di kemudian hari apabila mereka terpilih. Ne Win dengan partai tunggalnya lebih menitih beratkan pada mobilitas massa dengan bimbingan politik dari cita- cita generasi 1930- an. Dari hal tersebut, kita melihat sikap Burma pada tahun- tahun 1960- an setelah kudeta, dan juga pada awal 1970- an. Semakin tuianya generasi 1930-an, pimpinan Burma sekarang sedikit demi sedikit berada di tangan berada di tangn generasi akhir 1940- an dan generasi setelah kemerdekaan. Malah baru muncul yaitu apakah mereka juga mengikuti cita- cita yang di buat oleh generasi Ne Win. Sedikitnya, Ne Win telah meninggalkan dua hal untuk generasi sesudahnya, dua hal tersebut adalah warisan berupa institusi dengan ideology yang kuat. Partai BSP, tentara maupun birokrasi setdaknya sudah membiasakan diri dengan ideology sosilisme Burma yang merupakan landasan Negara Burma selama 15 tahun terakhir. Kendala- kendala yang timbul seperti gerakan separatis, ataupun geriliya komunis tidak begitu berpengaruh terhadap pemerintahan.

Adanya kerjasama antara ketiga generasi selama ini menyebabkan munculnya persepsi yang serasi, walaupun belum tentu sama. Warisan kedua dari generasi Ne Win adalah konsistensi antara ideology dengan dengan sikap hidup sehari- hari, seperti yang dilakukan Ne Win sendiri. Memakai lebih dari empat puluh tahun dari umurnya yang enam puluh enam tahun untuk perjuangan negaranya, Ne Win tetap bersikap menahan diri dengan kehidupan Spartan. Contoh hidup bersih ala Ne Win, mencerminkan kuatnya kesadaran dan kemauan politik dari generasi 1930- an umumnya, satu hal yang tentunya akan berpengaruh pada pemerintahan selanjutnya.

Tak ada gading yang tak retak, itulah perumpamaan yang bisa kita lihat dari kepemimpinan Ne Win, yamg notabennya adalah Juntai Militer yang berasal dari etnis Burma, sehingga menimbulkan kecemburuan oleh etnis non- Burma. ketika etnis Burma mendominasi kepemerintahan, etnis non- Burma di tindas, hal ini mengakibatkan demonstrasi di mana- mana. Tahun 1988 adalah puncaknya, jenderal Ne Win menggunakan kekuatan militer untuk melakukan kudeta dan tindak kekerasan kepada pendemo yang mengakibatkan 3000 oarang tewas, peristiwa itu di kenal dengan nama generasi 88 yang melibatkan banyak pelajar dan biksu. Dan akhirnya Ne Win mundur dari jabatannya sebagai pemimpin.

C. AKHIR KEPEMERINTAHAN NE WINSejak Juntai Militer berkuasa, banyak terjadi aksi demonstrasi dari rakyat Myanmar, baik itu dari aktivis mahasiswa ataupun dari kalangan tokoh agama yaitu para biksu. Para pendemo mengecam kekuasaan militer di kursi pemerintahan yang seharusnya di jalankan oleh sipil. Selain itu terjadinya kesenjangan antara etnis Burma dengan etnis non- Burma juga ikut andil dalam terjadinya peristiwa demonstrasi. Puncaknya pada tanggal 8 Agustus 1988, terjadi demonstrasi besar- besaran. Demonstrasi ini adalah demonstrasi terbesar semenjak sejarah berkuasanya militer di Myanmar. Aksi demonstrasi ini di tanggapai pemerintah militer dengan tindakan kekerasan, sehingga menimbulkan banyak korban jiwa.sebanyak 3000 pendemo tewas dalam aksi ini. Peristiwa ini di kenal dengan nama generasi 88, yang di dalamnya terdiri dari para pelajar dan para biksu. Perjuangan rakyat Myanmar berhasil membuat Jenderal Ne Win sebagi Juntai Militer mengundurkan diri.

Dalam siding terakhir kongres IV Partai Program Sosialis Birma ( PPSB ), Ne Win mengumumkan akan mengundurkan diri sebagai kepala Negara. Ia berpendapat bahwa kesehatannya mulai terganggu. Berakhirnya pemerintahan Ne Win sebagai kepala Negara di gantikan oleh juntai militer SLORC (State Law and Order Restoration Council).