managing information technology chapter 10

Upload: lely2014

Post on 06-Mar-2016

23 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS AIRLANGGA

    2015

    Methodologies for Purchased Software Packages Management Information Systems

    Disusun Oleh:

    1. Farida Ariyani 041414253007

    2. Refivia Audie C. 041414253013

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    1

    THE MAKE-OR-BUY DECISION

    Pada kebanyakan perusahaan besar sekarang, software aplikasi selain dikembangkan sendiri

    oleh staf sistem informasi internal juga didapatkan dari sember luar. Jadi tidak mengherankan jika

    perusahaan dalam industri software telah berkembang pesat di seluruh dunia. Lebih lanjut, agar

    supaya dapat mengembangkan solusi IT untuk merespon kebutuhan pasar maka mereka sering

    berlomba-lomba untuk merekrut profesioanal information system.

    Lebih lanjut, persuahaan besar ternyata juga mengembangkan sitem informasinya sendiri.

    Hal ini disebabkan karena tidak ada vendor software yang bisa menyediakan software yang benar-

    benar sesuai dengan kebutuhan pembelinya. Selain itu, mingkin sebuah perusahaan perlu

    melindungi formula competitive advantage-nya sehingga mereka merasa perlu untuk mendesain

    sistem informasi sendiri dalam bidang-bidang tertentu.

    Pilihan untuk mengembangkan aplikasi and membeli (atau leasing) sebuah paket software

    harus dibuat dengan melibatkan manager bisnis yang memerlukan software tersebut dan

    professional sistem informasi yang mempunyai pengetahuan untuk menilai risiko dan keuntungan

    teknisnya. Hal ini dilakukan agar perusahaan mampu membuat keputusan yang berdaya guna tinggi

    guna mencapai tujuannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Poon dan Yu (2010) menyatakan bahwa

    tidak semua perusahaan tahu bagaimana caranya mengadopsi solusi IT secara efektif.

    Adapun kelebihan dari membeli paket software dari pihak luar di antaranya:

    1. Cost Saving

    Dengan membeli software dari pihak luar maka pembeli tidak perlu menanggung beban

    development dan upgrade cost karena vendor memproduksinya untuk banyak perusahaan.

    Namun demikian, perusahaan tetap perlu untuk memikirkan tambahan cost untuk

    customization yang dilakukan oleh staf internal atau konsultannya.

    2. Faster Speed of Implementation

    Paket software yang dibeli dari pihak luar cepat dapat digunakan karena mereka telah tersedia,

    tanpa perlu waktu untuk membuatnya. Hal ini merupakan keuntungan bagi perusahaan untuk

    menghadapi perubahan lingkungan yang sangat cepat. Terlebih lagi jika perusahaan kurang

    mempunyai staf IT yang kurang berpengalaman dengan aplikasi.

    3. Internal Staff Available to Work on Other Applications that Were Not Purchased

    Sebagaimana kita ketahui bahwa selain membeli dari luar, perusahaan membutuhkan software

    aplikasi yang dikembangkannya sendiri. Ketika perusahaan membeli paket software dari luar

    maka staf internal dapat menggunakan waktunya untuk mengembangkan aplikasi yang

    memerlukan pengetahuan lokal.

    Namun demikian, pembelian software aplikasi memiliki beberapa kelemahan di antaranya:

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    2

    1. Paket software jarang sesuai secara tepat dengan kebutuhan organisasi.

    2. Pengguna mungkin akan diminta menyerah atas fitur yang terdapat dalam software lama

    yang tidak didukung oleh software baru.

    3. Customization dapat membuat upgrading paket menjadi lebih susah.

    4. Upgrading paket dibatasi oleh license software.

    5. Bagi perusahaan dengan proses yang tidak efisien atau bukan merupakan best practice maka

    bisa saja paket ini menyebabkan mereka harus merubah prosesnya.

    Poon dan Yu (2010) menyatakan bahwa karena software ini akan diintegrasikan dengan

    sistem informasi perusahaan maka perusahaan harus memastikan bahwa sistem yang dijalankan

    harus sesuai dengan visi keseluruhan perusahaan dan kebutuhan spesifik tertentu dari perusahaan.

    Adapun batasan-batasan yang harus diperhatikan mencakup lima aspek di antaranya:

    1. Teknis (seperti kapabilitas dari infrastruktur IT yang telah ada),

    2. Organizational (seperti struktur manajemen),

    3. Financial (seperti batasan anggaran),

    4. Waktu (seperti deadline untuk mengimplementasikan aplikasi), dan

    5. Sumber daya manusia (seperti ketersediaan dari orang yang mampu untuk menyelesaikan

    adopsi sistem).

    PURCHASING METHODOLOGY

    Step Procurement Or Acquitition

    Pada bab 8 kita telah dikenalkan dengan tiga fase siklus hidup suatu sistem yaitu definisi, konstruksi

    dan implementasi. Ketiga hal ini menurut Brown masih juga menjadi bagian ketika perusahaan

    melakukan pembelian suatu paket aplikasi. Brown coba menunjukkan System Development Life

    Cycle (SDLC) untuk pembelian paket software sebagai berikut :

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    3

    Fase-fase ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

    a. Fase Definisi

    Fase ini dalam kasus pembelian paket software meliputi beberapa hal antara lain:

    1) analisis kelayakan (feasibility analysis)

    2) definisi kebutuhan (requirement definition).

    Kedua hal ini secara garis besar sama dengan SDLC yang telah di bahas pada bab

    sebelumnya. Namun ada satu bagian yang menjadi menarik yaitu bahwa dalam

    pembelian sistem (software), definisi kebutuhan merupakan bagian yang cukup

    kriitis atau penting. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa ketidakpastian akan

    kebutuhan perusahaan adalah tantangan yang paling signifikan dalam adopsi paket

    software.

    3) Membuat list pendek tentang paket yang sesuai

    4) Membangun kriteria untuk Seleksi

    5) Membangun dan mendistribusikan RFP

    6) Memilih paket

    7) Negosiasi Kontrak

    b. Fase Konstruksi

    Pada SDLC, fase ini meliputi tiga hal yaitu desain sistem,pembangunan sistem, dan pengujian

    sistem. Terkait pembelian, dua step pertama diperluas lagi tergantung pada paket yang

    dibeli tersebut dimodifikasi atau tidak. Jika paket tersebut tidak dilakukan modifikasi, maka

    perusahaan dapat melangkah pada pengujian sistem. Namun bila paket tersebut akan

    dilakukan modifikasi, akan ada beberapa pilihan tergantung pada bagaiman kontrak dengan

    vendor ataupun pihak ketiga yang disepakati.

    c. Fase Implementasi

    Fase implementasi dalam SDLC meliputi instalasi, operasi dan perbaikan. Ada kunci penting

    dalam kesuksesan instalasi paket sistem yaitu kualitas dari vendor pendukung melakukan

    langkah ini. Ukuran dan kompleksitas paket dapat berpengaruh terhadap perencanaan

    instalasi. Ada pula suatu kunci sukses pada awal pengoperasian paket sistem yaitu

    komunikasi yang baik dengan vendor untuk sesegera mungkin mengatasi permasalahan.

    Sementara itu, untuk perbaikan dari vendor, hal ini kembali kepada kontrak pembelian

    software yang telah disepakati.

    Penjelasan yang ada diatas merupakan bagian yang coba dirangkum dari yang Brown sampaikan.

    Sementara itu, Jadhav dan Sonar(2009) dalam penelitiannya yang berjudul Evaluating and selecting

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    4

    software packages: A review mencoba merangkum sebuah metode umum dalam pemilihan paket

    software. Jadhav dan Sonar membaginya dalam tujuh tahap yaitu :

    1. Menentukan kebutuhan untuk membeli sistem dan penyelidikan awal dari ketersediaan

    paket software yang mungkin menjadi kandidat yang cocok, termasuk penyelidikan tingkat

    tinggi fitur software dan kemampuan yang disediakan oleh vendor

    2. Daftar pendek kandidat paket

    3. Menghilangkan sebagian kandidat paket yang tidak memiliki fitur yang dibutuhkan atau

    tidak bekerja dengan hardware yang ada, sistem operasi dan perangkat lunak manajemen

    database atau jaringan

    4. Menggunakan teknik evaluasi untuk mengevaluasi paket yang tersisa dan mendapatkan skor

    atau peringkat keseluruhan dari mereka

    5. Melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan mendapatkan salinan percobaan dari paket

    perangkat lunak atas dan melakukan evaluasi empiris. Pilot pengujian alat dalam lingkungan

    yang sesuai

    6. Negosiasi kontrak menentukan harga software, jumlah lisensi, jadwal pembayaran,

    spesifikasi fungsional, tanggung jawab perbaikan dan pemeliharaan, tabel waktu untuk

    pengiriman, dan opsi untuk mengakhiri setiap perjanjian

    7. Pembelian dan menerapkan paket perangkat lunak yang paling tepat.

    Setelah tadi telah dikupas secara teoritis mengenai metode umum dalam pemilihan atau pembelian

    paket software, penyusun kemudian ingin menunjukkan bagaimana ketika proses ini sesungguhnya

    terjadi dalam kondisi yang riil. Pada bagian ini, kami coba mengangkat dari sisi atau fase prokuremen

    yaitu yang dikenal juga dengan fase pre-implementation. Fase ini biasanya dimulai setelah ide adopsi

    software dimulai dan dukungan keuntungan manajemen, dan berakhir ketika perusahaan

    menyelesaikan pengadaan sistem dari vendor yang dipilih. Jika dilihat dari metode yang disampaikan

    oleh Brown, fase pre-implementasi ini berada pada titik definisi. Sementara pada tahap yang

    disampaikan oleh Jadhav dan Sonar, fase ini ditunjukkan dalam tahap 1 hingga 6. Dari hal ini dapat

    disimpulkan bahwa fase ini mempunyai peranan kunci dalam keputusan pemilihan atau pembelian

    paket software.

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    5

    Proses ini secara aktual coba ditunjukkan oleh Poon dan Yu (2010) dalam investigasinya mengenai

    praktik dalam pembelian paket sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dengan mengambil

    sampel perusahaan di Hongkong dan Australia. Poon dan Yu mengungkapkan bahwa dalam proses

    pembelian ini mereka membaginya dalam empat tahap yaitu :

    Tahap I : formasi dari tim akuisisi.

    Sebuah formasi tim akuisisi merupakan salah satu dari critical success factor dari adopsi suatu

    project. Penempatan orang yang tepat dalam tim akuisisi merupakan poin yang penting.

    Orang yang memahami mengenai bisnis dan strategi perusahaan, bersama dengan orang yang

    kompeten dalam IT sebaiknya bergabung dalam tim ini. Secara umum, konsultan eksternal

    yang memenuhi kualifikasi dapat direkrut untuk menyelesaikan masalah diluar kemampuan

    dan keahlian dari tim internal. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Poon dan Yu yang

    mendapati bahwa suatu tim dengan kombinasi tersebut mampu mencapai keberhasilan dalam

    proses adopsi ERP. Hasilnya dapat dirangkum sebagai berikut:

    Tabel 1

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    6

    Tabel2

    Dari tabel dua yang disajikan nampak bahwa perusahaan Electronics di Hongkong dari sisi self

    evaluation dinyatakan berhasil dalam adopsi sistem ERP dan hal ini didukung dengan

    diperolehnya penghargaan dari pihak eksternal yaitu Rapid Achiever Award. Sekalipun jangka

    waktu yang dimiliki oleh Electronics dalam pembelian dan implementasi tidak cukup panjang

    dibanding yang lain, namun dia mampu memperoleh keberhasilan. Poon dan Yu mendapati

    bahwa hal ini ternyata didukung oleh anggota dari tim akuisisi yang terdiri dari Direktur IT,

    Direktur Keuangan, Direktur Marketing, Direktur Teknik, General Manager Pabrik. Dua

    anggota dari tim akuisisi ini yaitu direktur IT dan Factory GM rupanya memiliki pengalaman

    dengan program yang akan dikembangkan tersebut dari perusahaan mereka terdahulu. Ini

    merupakan salah satu kunci sukses dari proses adopsi. Selain itu, mereka punya komunikasi

    yang intens dengan dilakukan pertemuan yang reguler terkait dengan proyek.

    Tahap II : Penilaian kebutuhan bisnis dan kendala

    Karena sistem ERP pada akhirnya akan diintegrasikan ke dalam suatu perusahaan, adalah

    penting untuk memastikan bahwa sistem tersebut diperoleh sesuai dengan visi bisnis secara

    keseluruhan dan kebutuhan bisnis yang spesifik dari perusahaan. Selain itu, kendala yang

    mempengaruhi yang ERP sistem untuk memilih juga harus dipertimbangkan. Biasanya,

    kendala ini jatuh ke dalam lima jenis utama: teknis (seperti kemampuan infrastruktur TI

    perusahaan yang ada), organisasi (seperti struktur manajemen), keuangan (seperti batas

    anggaran), waktu (seperti batas waktu untuk memiliki sistem ERP di tempat), dan sumber

    daya manusia (seperti ketersediaan orang yang memenuhi syarat untuk menyelesaikan proses

    adopsi ERP).

    Tahap III : Formula untuk Kriteria Evaluasi

    Kebutuhan bisnis yang diidentifikasi dalam tahap sebelumnya dijabarkan ke dalam rincian

    persyaratan fungsional kritis dan non-kritis yang harus dipenuhi oleh sistem ERP, bersama-

    sama dengan perubahan organisasi dan teknologi yang diperlukan untuk keberhasilan

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    7

    pelaksanaan. Tim akuisisi harus menyadari kekuatan individu dan kelemahan solusi ERP yang

    berbeda sehubungan dengan kebutuhan bisnis yang spesifik dan industri. Misalnya, SAP

    populer dalam bahan kimia dan farmasi, Oracle dalam energi dan telekomunikasi, dan Baan di

    kedirgantaraan dan pertahanan. Selain pertimbangan di atas, tim akuisisi harus

    mengembangkan kriteria evaluasi lainnya. Banyak kriteria yang berkaitan dengan produk ERP

    di bawah evaluasi, sedangkan kriteria lain yang lebih terkait dengan vendor yang menyediakan

    produk-produk ERP. Beberapa contoh kriteria evaluasi umum tercantum pada Tabel 3. Ada

    kesamaan antara mengevaluasi dan memilih sistem ERP untuk digunakan oleh organisasi dan

    memilih komponen perangkat lunak untuk membangun sistem. Dalam hal ini, perumusan

    kriteria evaluasi dan metode penilaian yang sesuai dikembangkan untuk komersial off-the-

    shelf (COTS) komponen dapat dipertimbangkan dan disesuaikan untuk digunakan pada tahap

    ini.

    Tabel 3

    Tahap IV: Evaluasi dan pemilihan ''paling cocok"

    Pada kenyataannya, menemukan sebuah sistem ERP untuk menyesuaikan semua kriteria

    evaluasi yang ditetapkan biasanya tidak mudah. Biasanya, tim akuisisi perlu benar

    memprioritaskan dan mempertimbangkan kriteria di evaluasi. Evaluasi dapat berupa analisis

    keuangan, di mana manfaat dan biaya menggunakan produk ERP tertentu atau vendor

    ditimbang dalam istilah moneter. Analisis semacam ini dapat memberikan justifikasi

    meyakinkan untuk mendukung pilihan produk ERP tertentu atau vendor. Namun, adopsi ERP

    biasanya membawa manfaat tak berwujud yang tidak mudah dinilai dalam istilah moneter.

    Untuk kriteria yang terkait dengan manfaat tak berwujud, evaluasi harus lebih bergantung

    pada penilaian manusia dalam istilah non-keuangan.

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    8

    Purchasing Advantages and Disadvantages

    Keuntungan dan kerugian pembelian, (Purchasing Advantages and Disadvantages)

    Gambar di atas merangkum keuntungan dan kerugian dari pembelian sistem paket, serta beberapa

    keuntungan jangka panjang yang potensial dan kerugian untuk membeli solusi paket perangkat

    lunak .

    Keuntungan (Advantages)

    Proyek utama adalah dibandingkan dengan pengembangan aplikasi yang disesuaikan

    dengan pesanan, hanya memerlukan sedikit waktu untuk mengimplementasikan sistem. Namun

    demikian, untuk sistem menengah, seluruh proses akan masih memerlukan beberapa bulan, dan

    untuk skala besar implementasi perangkat lunak perusahaan (dengan paket seperti sistem ERP),

    proses dapat memakan waktu beberapa tahun untuk mengimplementasikan modul perangkat lunak

    untuk mencapai keuntungan bersih. Keuntungan utama kedua adalah implementasi software bisa

    dikemas dengan sangat menarik dari sudut pandang ekonomi. Keuntungan sementara ketiga adalah

    sumber daya IS dapat dibebaskan untuk mengembangkan aplikasi mission-critical yang dapat

    memberikan perusahaan keunggulan kompetitif jika paket perangkat lunak dapat diimplementasikan

    untuk proses yang relatif umum yang tidak memberikan keuntungan strategis tertentu.

    Dua keuntungan jangka panjang yang potensial adalah kualitas aplikasi dan memasukkan

    keahlian eksternal. Kualitas paket perangkat lunak mungkin jauh lebih baik daripada custom system,

    karena vendor mampu untuk menghabiskan lebih banyak waktu dan usaha mengembangkan sistem

    daripada perusahaan perorangan. Juga, paket mungkin termasuk praktek-praktek terbaik atau

    pilihan praktek terbaik untuk situasi yang berbeda. Dokumentasi dapat jauh lebih baik daripada the

    typical in-house documentation, dan merilis paket baru mungkin menggabungkan perbaikan yang

    direkomendasikan oleh perusahaan yang menggunakan sistem. Selanjutnya, setiap rilis biasanya

    diuji secara menyeluruh, termasuk tes beta dalam organisasi klien. Akhirnya, solusi dikemas adalah

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    9

    cara cepat untuk menanamkan keahlian - keahlian baru baik TI dan keahlian bisnis ke dalam

    organisasi. Mengingat langkah cepat perubahan teknologi, kebanyakan organisasi saat ini sulit untuk

    melatih dan mempertahankan personil IS dengan keahlian baru, teknologi baru. Vendor perangkat

    lunak sering memiliki dana dan motivasi untuk mengembangkan sistem yang menggunakan

    teknologi yang lebih baru. Solusi dikemas untuk industri tertentu, atau sistem ERP yang besar, juga

    sering memiliki proses dan prosedur yang ada dalam perangkat lunak terbaik di kelasnya. Dengan

    membeli perangkat lunak, perusahaan juga dapat mengadopsi proses bisnis yang lebih baik.

    Kerugian (Disadvantages)

    Dua risiko proyek utama juga terkait dengan pelaksanaan paket yang dibeli, antara lain:

    1. Salah satu risiko adalah kurangnya pengetahuan paket. Pelaksanaan paket dapat membutuhkan

    pelatihan signifikan bagi IS serta personil bisnis, yang meningkatkan biaya implementasi. Karena

    ketidakbiasaan relatif organisasi dengan paket perangkat lunak, organisasi mungkin juga tidak

    secepat untuk meningkatkan kemampuan dari paket seperti itu akan meningkatkan kemampuan

    sistem yang anggota organisasi telah dirancang dan dikembangkan khusus. Beberapa organisasi

    juga membuat kesalahan awalnya memodifikasi paket, atau menambahkan fungsi lain, hanya

    untuk belajar kemudian paket bisa memberikan fungsi yang sama jika itu telah

    diimplementasikan secara berbeda. Risiko lain proyek terkait adalah karena menerapkan sistem

    dikemas sering membutuhkan perubahan proses bisnis yang signifikan, ada risiko proyek yang

    lebih besar. Manajer bisnis berpengetahuan dan terampil spesialis IS perlu terlibat secara

    signifikan dalam fase Definisi untuk memahami apa perubahan organisasi perlu dibuat. Selain itu,

    ada sering resistensi pengguna lebih karena tingkat perubahan yang diperlukan untuk

    menerapkan solusi dikemas.

    2. Kerugian jangka panjang adalah bahwa organisasi menjadi tergantung pada penyedia TI eksternal

    tidak hanya untuk instalasi awal dan mungkin beberapa modifikasi paket, tetapi juga untuk

    pemeliharaan dari paket. Meskipun dalam banyak kasus hal ini dapat mengakibatkan aliansi

    strategis nilai untuk kedua penjual dan pembeli, pembeli tidak mungkin sepenuhnya

    mengantisipasi biaya koordinasi terkait dengan pengelolaan hubungan penjual . Selain itu , tentu

    saja , ada risiko bahwa vendor akan keluar dari bisnis atau menjadi tidak responsif terhadap

    kebutuhan perusahaan pembelian . Ada juga bisa menjadi bahaya jika harga vendor membuat

    sulit bagi pihak ketiga untuk bersaing untuk layanan dukungan .

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    10

    Implementation

    SPECIAL CASE: ENTERPRISE SYSTEM PACKAGES

    Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem computer-based terintegrasi untuk

    mengelola seluruh aktifitas perusahaan, sumberdaya internal dan eksternal, termasuk tangible asset,

    keuangan, persediaan, produksi, human resources, marketing, supply chain, logistics, dll.

    Implementasi sistem informasi berbasis ERP adalah suatu arsitektur software yang memiliki tujuan

    untuk memfasilitasi aliran informasi diantara seluruh fungsi-fungsi bisnis di dalam batas

    organisasi/perusahaan dan mengelola hubungan dengan pihak stakeholder diluar perusahaan.

    Dibangun atas dasar sistem database yang terpusat dan biasanya menggunakan platform komputasi

    yang umum. Sistem informasi berbasis ERP dapat mengkonsolidasikan seluruh operasi bisnis

    menjadi seragam dan sistem lingkungan perusahaan yang lebih luas. Suatu sistem ERP akan berada

    pada pusat server dan akan didistribusikan ke seluruh unit perangkat keras dan perangkat lunak

    modular sehingga dapat melayani dan berkomunikasi melalui jaringan area lokal. Sistem tersebut

    memungkinkan bisnis untuk merakit modul dari vendor yang berbeda tanpa perlu untuk

    menempatkan beberapa copy dari sistem komputer yang kompleks dan mahal di lokasi-lokasi yang

    tidak memerlukan.

    Gambar Konsep ERP

    Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa sistem ERP mengintegrasikan informasi dan proses-

    proses yang berbasis informasi pada sebuah bagian atau antar bagian dalam suatu organisasi atau

    perusahaan. Sistem ERP terdiri atas beberapa sub sistem (modul) yaitu sistem finansial, sistem

    distribusi, sistem manufaktur, sistem inventori, dan sistem human resource. Masing-masing sub

    sistem terhubung dengan sebuah database terpusat yang menyimpan berbagai informasi yang

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    11

    dibutuhkan oleh masing-masing sub sistem. Sub sistem mewakili sebuah bagian fungsionalitas dari

    sebuah organisasi perusahaan.

    Sistem ERP memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

    1. Sistem ERP merupakan paket software yang didesain pada lingkungan client-server baik

    tradisional (berbasis desktop) maupun berbasis web.

    2. Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas bisnis proses yang ada.

    3. Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan.

    4. Sistem ERP menggunakan database skala enterprise untuk penyimpanan data.

    5. Sistem ERP mengijinkan pengguna mengakses data secara real time.

    Dalam beberapa kasus, ERP digunakan untuk mengintegrasikan proses transaksi dan aktifitas

    perencanaan. Oleh karena itu, ERP harus:

    1. Mendukung berbagai jenis bahasa dan sistem keuangan di berbagai negara.

    2. Mendukung industri-industri tertentu (misal: SAP mampu mendukung berbagai macam

    industri seperti industri minyak dan gas, kesehatan, kimia, hingga perbankan).

    3. Mampu dikostumasi dengan mudah tanpa harus mengubah source code program.

    Arsitektur

    Sistem ERP yang ada pada saat ini kebanyakan

    menggunakan sistem arsitektur 3-tier atau

    lebih. Arsitektur 3-tier secara umum

    digambarkan sebagai berikut:

    Gambar Arsitektur ERP 3-tier

    1. Presentation Layer

    Presentation layer merupakan sarana bagi pengguna untuk menggunakan sistem ERP.

    Presentantaion layer dapat berupa sebuah aplikasi (sistem berbasis desktop) atau sebuah web

    browser (sistem berbasis web) yang memiliki graphical user interface (GUI). Pengguna dapat

    menggunakan fungsi-fungsi sistem dari sini, seperti menambah dan menampilkan data.

    2. Application layer

    Lapisan ini berupa server yang memberikan layanan kepada pengguna. Server merupakan pusat

    business rule, logika fungsi, yang bertanggung jawab menerima, mengirim dan mengolah data dari

    dan ke server database.

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    12

    3. Database layer

    Berisi server database yang menyimpan semua data dari sistem ERP. Database layer bertanggung

    jawab terhadap manajemen transaksi data.

    Implementasi Sistem Informasi berbasis ERP dapat dijelas dengan contoh sbb :

    Terdapat order untuk 100 unit Produk A. Sistem ERP akan membantu untuk menghitung berapa

    yang dapat diproduksi berdasarkan segala keterbatasan sumber daya yang ada pada perusahaan

    saat itu. Apabila sumber daya tersebut tidak mencukupi, sistem ERP dapat menghitung berapa lagi

    sumberdaya yang diperlukan, sekaligus membantu perusahaan dalam proses pengadaannya. Ketika

    hendak mendistribusikan hasil produksi, sistem ERP juga dapat menentukan cara pemuatan dan

    pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan. Dalam proses ini, tentunya

    segala aspek yang berhubungan dengan keuangan akan tercatat dalam sistem ERP tersebut

    termasuk menghitung berapa biaya produksi dari 100 unit tersebut.

    Dapat terlihat bahwa data atau transaksi yang dicatat pada satu fungsi/bagian sering digunakan oleh

    fungsi/bagian yang lain. Misalnya daftar produk bisa dipakai oleh bagian pembelian, bagian

    perbekalan, bagian produksi, bagian gudang, bagian pengangkutan, bagian keuangan dan

    sebagainya. Oleh karena itu, unsur integrasi itu sangat penting dalam mengimplementasikan sistem

    informasi berbasis ERP.

    Keuntungan dan Kerugian ERP

    Keuntungan dari implementasi ERP antara lain:

    Integrasi data keuangan. Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para

    eksekutif perusahaan memperoleh data yang up-to-date dan dapat mengatur keuangan

    perusahaan dengan lebih baik.

    Standarisasi Proses Operas. ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan

    menggunakan sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan

    berjalan dengan lebih efisien dan efektif.

    Standarisasi Data dan Informasi. Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk data

    yang standar, sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel untuk semua

    divisi yang ada dalam perusahaan.

    Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun tidak dapat diukur. Keberhasilan

    implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur tingkat Return on Investment (ROI), dan

    komponen lainnya, seperti:

    Pengurangan lead-time

    - Peningkatan kontrol keuangan

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    13

    - Penurunan inventori

    - Penurunan tenaga kerja secara total

    - Peningkatan service level

    - Peningkatan sales

    - Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen

    - Peningkatan market share perusahaan

    - Pengiriman tepat waktu

    - Kinerja pemasok yang lebih baik

    - Peningkatan fleksibilitas

    - Pengurangan biaya-biaya

    - Penggunaan sumber daya yang lebih baik

    - Peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan keputusan.

    Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara lain adalah:

    Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya

    - Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran

    - Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru

    - Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik

    - Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP

    Kerugian diatas dapat terjadi ketika:

    Kurangnya komitmen top management, sehingga tim IT kurang mendapat dukungan pada

    rancangan sistemnya. Hal ini bisa muncul karena ketakutan tertentu, seperti kawatir data bocor

    ke pihak luar. Selain itu, anggapan bahwa implementasi ERP adalah milik orang IT juga dapat

    membuat kurangnya rasa memiliki dari top management dan karyawan divisi lain. Padahal,

    implementasi ERP sebenarnya adalah suatu proyek bisnis, dimana IT hadir untuk membantunya.

    Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan, sehingga hasil analisis strategi bisnis

    perusahaan tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan. Perusahaan sebaiknya menentukan

    dari awal, apakah perusahaan akan mengikuti standar ERP atau sebaliknya.

    Kesalahan proses seleksi software, karena penyelidikan software yang tidak lengkap atau

    terburu-buru memutuskan. Hal ini bisa berakibat pada membengkaknya waktu dan biaya yang

    dibutuhkan.

    Tidak cocoknya software dengan business process perusahaan.

    Kurangnya sumber daya, seperti manusia, infrastruktur dan modal perusahaan.

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    14

    Terbentuknya budaya organisasi yang berada dalam zona nyaman dan tidak mau berubah atau

    merasa terancam dengan keberadaan software (takut tidak dipekerjakan lagi).

    Kurangnya training dan pembelajaran untuk karyawan, sehingga karyawan tidak benar-benar

    siap menghadapi perubahan sistem, dimana semua karyawan harus siap untuk selalu

    menyediakan data yang up-to-date.

    Kurangnya komunikasi antar personel.

    Cacatnya project design dan management.

    Saran penghematan yang menyesatkan dari orang yang tidak tepat.

    Keahlian vendor yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

    Faktor teknis lainnya, seperti bahasa, kebiasaan dokumentasi cetak menjadi file, dan lain

    sebagainya.

    Implementasi ERP dalam dunia bisnis

    1. Best Practice dan Business Process Reengineering

    Dalam praktiknya penerapan sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap best

    practie, yaitu proses bisnis umum yang paling layak ditiru. Misalnya, bagaimana proses umum yang

    sebenarnya berlaku untuk pembelian (purchasing), penyusunan stok di gudang dan sebagainya.

    Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari Sistem ERP, maka industri yang akan

    mengimplementasikan ERP harus mengikuti best practice process (proses umum terbaik) yang

    berlaku. Akan tetapi, permasalahan mulai timbul bagi industri di Indonesia. Sebagai contoh, adalah

    permasalahan bagaimana merubah proses bisnis perusahaan sehingga sesuai dengan proses kerja

    yang dihendaki oleh Sistem ERP, atau merubah Sistem ERP agar sesuai dengan proses kerja

    perusahaan hal ini terutama dilakukan untuk modul sumber daya manusia (SDM), karena banyak

    perusahaan di Indonesia memiliki peraturan dan kebijakan yang berbeda dibandingkan dengan

    proses bisnis pada modul SDM yang terdapat pada sistem ERP pada umumnya, contohnya SAP.

    Proses penyesuaian ini, dikenal juga sebagai proses Implementasi. Jika dalam kegiatan implementasi

    diperlukan perubahan proses bisnis yang cukup mendasar, maka perusahaan harus melakukan

    Business Process Reengineering (BPR) yang dapat memakan waktu berbulan bulan.

    Ironisnya, tidak sedikit perusahaan di Indonesia yang melakukan Business Process Reengineering

    (BPR) tidak hanya pada modul SDM pada paket ERP saja, namun perusahaan tersebut justru

    melakukan penyesuaian pada modul lain diluar modul SDM, seperti purchasing, hal ini merupakan

    penerapan ERP di Indonesia yang sangat disayangkan. Sebab, dengan melakukan Business Process

    Reengineering pada modul lain selain modul SDM, sama saja dengan membeli paket ERP kosong,

    karena salah satu faktor yang menentukan keberhasilan implementasi sistem ERP di perusahaan

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    15

    adalah karena proses bisnis yang telah terintegrasi didalam paket ERP merupakan proses bisnis best

    practice yang telah teruji reabilitasnya.

    2. Modul-Modul yang Terdapat Pada Sistem ERP

    a. Financial

    1) FI Financial Accounting

    Ditujukan untuk menyediakan pengukuran berkelanjutan terhadap keuntungan perusahaan. Modul

    FI juga mengukur kinerja keuangan perusahaan, berdasarkan pada data transaksi intenal maupun

    eksternal. Modul FI menyediakan dokumen keuangan yang mampu melacak (mengaudit) setiap

    angka yang terdapat dalam suatu laporan keuangan hingga ke data transaksi awalnya.

    2) CO-Controlling

    Fungsi dari modul CO adalah untuk mendukung empat kegiatan operasional, seperti:

    a) Pengendalian capital investment

    b) Pengendalian aktivitas keuangan perusahaan, memonitor dan merencanakan pembayaran

    c) Pengendalian pendanaan terhadap pembelian, pengadaan dan penggunaan dana di setiap area

    d) Pengendalian biaya dan profit berdasarkan semua aktivitas perusahaan

    3) IM Investment Management

    Fungsi dari modul IM ini saling melengkapi dengan fungsi yang dijalankan oleh modul TR, namun

    modul IM lebih spesifik ditujukan untuk menganalisis kebijakan investasi jangka panjang dan fixed

    assets dari perusahaan dan membantu manajemen dalam membuat keputusan.

    4) EC Enterprise Controlling

    Tujuan dari modul EC adalah untuk memberikan akses bagi Enterprise Controller mengenai hal-hal

    berikut :

    a) Kondisi keuangan perusahaan

    b) Hasil dari perencanaan dan pengendalian perusahaan

    c) Investasi

    d) Maintenance dari aset perusahaan

    e) Akuisisi dan pengembangan SDM perusahaan

    f) Kondisi pasar yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, seperti ukuran pasar, market

    share, competitor performance

    g) Faktor-faktor struktural dari proses bisnis, seperti struktur produksi, struktur biaya, neraca dan

    laporan rugi laba

    5) TR Treasury

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    16

    Modul TR berfungsi untuk mengintegrasikan antara cash management dan cash forecasting dengan

    aktivitas logistik dan transaksi keuangan.

    b. Distribution dan Manufacturing

    1) LE Logistics Execution

    Modul LE juga merupakan modul yang terintegrasi dengan modul yang lainnya, yaitu modul PP, EC,

    SD, MM, PM dan QM. Pada intinya, modul ini fokus pada pengaturan logistik dari masa purchasing

    hingga distribusi. Dari purchase requisition, good receipt hingga delivery.

    2) SD Sales Distribution

    Desain dari modul SD ditekankan kepada penggunaan strategi penjualan yang sensitif terhadap

    perubahan yang terjadi di pasar. Prioritas utama dari penggunaan modul ini adalah untuk membuat

    struktur data yang mampu merekam, menganalisis, dan mengontrol aktivitas untuk memberikan

    kepuasan kepada pelanggan dan menghasilkan profit yang layak dalam periode akuntansi yang akan

    datang.

    3) MM Materials Management

    Fungsi utama dari modul MM adalah untuk membantu manajemen dalam aktivitas sehari-hari dalam

    tipe bisnis apapun yang memerlukan konsumsi material, termasuk energi dan servis.

    4) PP Production Planning

    Modul PP ini berfungsi dalam merencanakan dan mengendalikan jalannya material sampai kepada

    proses pengiriman produk.

    5) PM Plant Maintenance

    Modul PM berfungsi untuk mendukung dan mengontrol pemeliharaan peralatan dan bangunan

    secara efektif, mengatur data perawatan, dan mengintegrasikan data komponen peralatan dengan

    aktivitas operasional yang sedang berjalan.

    6) QM Quality Management

    Modul QM terintegrasi dengan modul PP-PI Production. Salah satu fungsi dari modul QM adalah

    untuk menyediakan master data yang dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari ISO-9000 series.

    7) PS Project System

    Modul PS dikonsentrasikan untuk mendukung kegiatan-kegiatan berikut ini:

    a) Perencanaan terhadap waktu dan nilai

    b) Perencanaan detail dengan menggunakan perencanaan cost element atau unit cost dan

    menetapkan waktu kritis, pendeskripsian aktivitas dan penjadwalan

    c) Koordinasi dari sumber daya melalui otomasi permintaan material, manajemen dan kapasitas

    material, serta sumber daya manusia

    d) Monitoring terhadap material, kapasitas dan dana selama proyek berjalan

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    17

    e) Penutupan proyek dengan analisis hasil dan perbaikan

    c. Human Resources

    Berfungsi untuk:

    1) Memudahkan melaksanakan manajemen yang efektif dan tepat waktu terhadap gaji, benefit dan

    biaya yang berkaitan dengan SDM perusahaan

    2) Melindungi data personalia dari pihak luar

    3) Membangun sistem rekruitmen dan pembangunan SDM yang efisien melalui manajemen karir

    3. Biaya Implementasi ERP

    Berikut merupakan komposisi biaya pada implementasi ERP

    Dimana, Secara umum biaya implementasi bervariasi, sebagai

    berikut:

    1. Skala SME (Small-Medium) berkisar dari US$ 30.000

    US$ 700.000

    2. Skala Medium berkisar dari US$ 700.000 US$ 3 juta

    3. Skala besar lebih dari US$ 3 juta

    Gambar 15. Komposisi biaya pada implementasi ERP

    EFFECTIVE ACQUISITION LESSON

    Seperti dijelaskan dalam bagian sebelumnya, ada 4 tahapan yang dilalui oleh perusahaan yang

    sedang dalam proses peralihan adopsi software. Sebenarnya Brown dalam bukunya sudah

    menjelaskan dengan detail point apa saja yang diperlukan sehingga sebuah proyek pembelian

    software bisa berhasil, yakni :

    No Learning Point Description

    1 Top management is

    engaged in the

    project, not just

    involved

    Kenapa manajemen tingkat atas harus terlibat karena bagaimanapun

    juga hanya management tingkat atas yang bisa melihat pengaruh

    sistem terhadap operasional perusahaan secara menyeluruh. Middle

    management ataupun low level terkadang diragukan untuk melihat

    dan mengambil keputusan secara bersinergi. Apalagi proses yang

    memakan waktu lama sehingga diperlukan komunikasi yang baik

    kepada para pemegang saham waupun kepada pihak luar yang

    memang menjadi tanggung jawab management tingkat atas untuk

    menjaga image yang baik.

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    18

    2 Project leaders are

    veterans, and team

    members are

    decision makers.

    Karena proses ini termasuk kompleks sehingga dibutuhkan kebutuhan

    pemimpin yang menguasai beberapa skill dari banyak bidang

    dikarenakan anggota team yang juga mewakili bidangnya masing

    masing.

    3 Third parties fill

    gaps in expertise

    and transfer their

    knowledge.

    Kemampuan pihak ketiga sebagai sumber terpercaya management

    tentu saja harus dibarengi dengan pengalaman yang cukup lama dan

    bersedia membagi pengetahuan dengan team internal perusahaan.

    4 Change

    management goes

    hand in hand with

    project

    planning.

    Pola pikir para pengguna bahwa setelah penggunaan sistem baru

    tidak hanya akan membutuhkan adaptasi di awal penerapan tetapi

    juga membutuhkan training secara terus menerus, dan pola pikir baru

    bagaimana menjalankan operasional dengan cara yang baru.

    5 A satisficing mind-

    set prevails.

    Setelah masa penerapan software, perusahaan biasanya menghadapi

    masa-masa vanilla atau menyerah dengan cepat untuk beberapa

    modul atau fungsional yang sudah dapat dijawab oleh sistem baru,

    dan berhenti untuk mengekplorasi untuk mendapakan sisi optimal

    dari system tersebut. Biasanya management akan berhenti di angka

    80% kegunaan berfungsi.

    Dalam penelitian Poon dan Yu berikut adalah beberapa learning point yang dapat dijadikan

    benchmark oleh Perusahaan lain yang akan melakukan peralihan adopsi software juga. Point penting

    tersebut dijelaskan dengan 10 tips sebagai berikut:

    No Learning

    Point

    Description

    1 form a cross-

    functional

    acquisition

    team and

    organize

    regular

    project

    meetings

    Adanya team yang dibuat khusus untuk proses akuisisi software yang terdiri

    dari berbagai fungsi departemen serta secara rutin mengadakan pertemuan

    dapat dikatakan sebagai salah satu sumber suksesnya proses ini.

    Dalam keempat contoh perusahaan yang dibahas sebelumnya, Beverage

    walaupun memiliki team yang terdiri dari IT dan Analisa Bisnis tersebut tetapi

    tidak menjalankan meeting secara rutin sehingga waktu penentuannya ( 1

    tahun ) dan penerapannya (3,3 tahun ) termasuk yang paling lama.

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    19

    2. develop a

    formal

    project plan

    Melihat dari kasus yang ada, perusahaan-perusahaan yang berada di

    Hongkong memandang proses ini lebih tidak resmi sehingga proses

    didalamnya lebih bernuansa tidak resmi juga, hal yang berbeda dirasakan

    untuk project yang dilaksanakan di Australia dimana (Stationary) yang dengan

    detail menggambarkan step by step untuk bisa melaksanakan project ini tepat

    pada waktu dan hasil yang direncanakan di awal.

    Hasil yang didapat dalam studi kasus adalah hasil memuaskan dan tepat

    waktu.

    3 involve

    people with

    prior ERP

    knowledge

    Electronics adalah satu satunya keadaan dimana anggota didalamnya sudah

    memiliki pengalaman sebelumnya dalam penerapan software berbasis ERP.

    Hal ini dibuktikan dengan periode penentuan terpendek yakni 3 bulan dan

    implementasi yang hanya membutuhkan 8 bulan saja.

    4 develop a

    business case

    Tidak dapat dipungkiri bawah salah satu alasan kenapa perusahaan

    menerapkan ERP adalah karena kebutuhan perusahaan itu sendiri, tetapi tidak

    dapat dibohongi juga bahwa keberhasilan pesaing dalam menerapkan ERP

    juga menjadi motvasi lain yang dimiliki oleh perusahaan. Seperti dicontohkan

    salah satu kebutuhan dari analis :

    - system disintegration

    - operational inefficiency,

    - inability to fulfil customers demand

    - unavailability of information for management and forecast

    5 avoid

    business

    process

    reengineering

    (BPR)

    Salah satu resiko dalam membeli sebuah sistem adalah adanya perubahan

    operasional yang membuat management harus melakukan reengineering atau

    rancang ulang. Sehingga dari awal harus dipahami oleh management bahwa

    nature perusahaan yang membutuhkan perubahan secara cepat kurang bisa

    menggunakan metode akuisisi software ini.

    Tetapi akan menjadi nilai tersendiri jika perusahaan bisa secara simultan

    melakukan sebuah perubahan operasional bersamaan juga dengan mengganti

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    20

    system mereka. Perubahan yang kompleks ini akan menjadi hal yang sangat

    sulit diduplikasi oleh para pesaing.

    6 attend to

    constraints

    Perubahan keadaan memang tidak dapat dihindari dalam proses

    implementasi softaware, seperti juga yang dihadapi oleh studi case diatas,

    Beverage, Optic dan Stationary menyadari bahwa peralatan computer dan

    software sebelumnya yang mereka sudah gunakan tidak dapat mensupport

    ERP yang sedang diimplementasikan. Sehingga akhirnya keputusa diambil

    untuk menambahkan budget pembelian hardware dan software dan tentu

    saja memerlukan effort lebih bagi management untuk mngadaptasikan

    dengan operasional yang sedang berlangsung.

    7 recruit

    external

    consultants

    Dari kasus diatas, mereka tidak menghire konsultan dari luar karena banyak

    alasan dan salah satunya adalah hemat biaya. Mereka juga percaya bahwa

    pihak luar akan kurang mengerti mengenai keadaan internal perusahaan dan

    informasi yang dikumpulkan akan lebih efektif dan mendalam jika dilakukan

    oleh anggota perusahaan itu sendiri.

    Stationary tidak melibatkan pihak luar dengan alasan yang berbeda lagi yakni

    untuk alasan keaman. Tetapi sebenarnya ada beberapa fungsi dari adanya

    konsulan eksternal tentu saja dengan persyaratan kedua belah pihak

    1. Pihak independence untuk membandingkan dengan project

    sebelumnya di klien lainnya

    2. Kepercayaan diri untuk bisa tepat waktu biaya serta tujuan

    3. Seluruh keputusan material masih di tangan manajemen

    8 prepare a

    comprehensiv

    e list of

    evaluation

    criteria

    Tiga perusahaan yang berlokasi di Hongkong tidak membuat perbandingkan

    criteria secara komprehensif, mereka lebih memikirkan bagaimana kendala

    bahasa bisa terjawab karena operasional mereka lebih menggunakan bahasa

    mandarin. Hal yang berbeda dengan criteria yang dipilih oleh Stationary

    dimana harga menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan vendor.

    9 adopt an

    appropriate

    package

    Ada 3 pendekatan untuk pada akhirnya memilih software yang digunakan

    yakni

    1. Detailed requirements: - identifikasikan kebutuhan perusahaan

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    21

    selection

    approach

    dengan apa yang diberikan oleh package

    2. Key requirements: - langsung membandingkan berdasarkan vendor

    dan secara cepat menentukan diskriminasi atau kekurang yang pasti

    akan muncul

    3. Proof-of-concept: - metode ini lebih mudah lagi karena langsung

    mengarah pada software yang umumnya digunakan lalu

    mengelaborasikan kebutuhan yang terpenuh dan kekurangannya.

    10 use

    appropriate

    decision-

    making

    strategies

    and styles

    Menggunakan perhitungan manifest dimana diyakini bahwa pilihan yan

    terbaik adalah yang dapat memaksimalkan pencapaian tujuan perusahaan.

    Kesesuaian dengan pengguna adalah yang utama, ada 2 cara yang biasanya

    dilakukan untuk mengetes kesesuaian yakni

    1. group-consultative style, dimana ketua team akan menshare masalah

    yang ada kepada anggota team untuk akhirnya bisa bersepakat atas

    kesimpulan yang diambil

    2. group agreement style, disini grup berwenang untuk mengembangkan

    alternative untuk pada akhirnya dilakukan consensus.

    Sumarry

    Membeli paket perangkat lunak adalah sebuah alternatif untuk pengembangan perangkat

    lunak yang telah semakin dikejar oleh organisasi dari semua tingkatan sejak awal 1990-an. Fakta

    bahwa solusi yang dikemas dapat diimplementasikan lebih cepat duibandingkan solusi custom-

    development dengan fungsi yang sama atau serupa adalah keuntungan besar yang dengan cepat

    merubah lingkungan bisnis saat ini pada vendor yang bisa keluar dari bisnis.

    Proses untuk membeli aplikasi didasarkan pada fase life cycle yang sama sebagai pendekatan

    yang lazim digunakan yakni: Definisi, Konstruksi, dan Implementasi. Bahkan jika sebuah aplikasi

    harus dibeli, sebuah organisasi harus terlebih dahulu menetapkan kebutuhan dasarnya sebuah

    sistem sebelum mencoba untuk memilih yang terbaik dari solusi aplikasi yang tersedia. Fase definisi

    juga mencakup pengembangan sebuah RFP untuk dikirim ke vendor perangkat lunak dan evaluasi

    respon penjual. Jika berhasil, fase definisi berakhir dengan kontrak penjual, yang harus

    dinegosiasikan dengan bantuan spesialis kontrak.

    Sedangkan dalam kenyataannya dalam mengadopsi solusi ERP bukan semata-mata masalah

    teknis tetapi juga merupakan salah satu strategi penting, karena sistem ERP yang dipilih akan

    memiliki dampak bisnis besar pada perusahaan. Namun demikian, dalam lingkungan bisnis yang

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    22

    berubah cepat saat ini, proses pengadaan ERP yang agak rumit harus direncanakan dan dikelola

    dengan sangat baik untuk memastikan sistem ERP yang tepat untuk dipilih.

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    23

    JURNAL

    Investigating ERP systems procurement practice: Hong Kong and Australian experiences

    By Pak-Lok Poon, Yuen Tak Yu

    Integrasi sistem informasi sekarang umum diakui menjadi senjata strategis yang kuat yang

    mempertajam daya saing suatu perusahaan dalam lingkungan bisnis yang sangat volatile hari ini.

    Integrasi tersebut dapat dicapai dengan mengganti aplikasi warisan terputus dan tidak kompatibel

    dengan perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) sistem. Seiring dengan pertumbuhan yang luar

    biasa dari pasar ERP, kita telah melihat sejumlah kasus kegagalan adopsi ERP. Kasus kegagalan

    tersebut menunjukkan bahwa tidak semua perusahaan tahu bagaimana untuk mengadopsi solusi

    ERP secara efektif.

    Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengeksplorasi dan mengidentifikasi

    praktek-praktek penting dari pengalaman nyata di kawasan Asia-Pasifik yang dapat menjelaskan

    keberhasilan sebuah perusahaan dalam pengadaan ERP, dengan maksud yang jelas ke arah

    perumusan pelajaran berguna yang menginformasikan praktisi dan kontribusi untuk kemajuan

    dalam praktek pengembangan perangkat lunak dalam organisasi.

    Metode yang digunakan yaitu membuat sebuah desain multi-kasus yang melibatkan tiga

    perusahaan China yang berbasis di Hong Kong dan perusahaan lokal di Australia dipekerjakan. Kami

    mengumpulkan, memverifikasi, dan menganalisis informasi tentang praktek pengadaan ERP di setiap

    perusahaan subjek dengan cara wawancara semi-terstruktur, ulasan arsip, dan pemeriksaan

    anggota.

    Hasil Penelitian telah menggambarkan penelitian lintas-regionalnya terhadap tiga

    perusahaan China dan perusahaan Australia yang telah melakukan adopsi ERP. Kami telah

    melaporkan pengalaman bagaimana mereka melakukan latihan adopsi, dengan mengacu pada

    model proses pengadaan ERP {figure. 1}

    Berdasarkan temuan dan pengamatan dari penelitian ini, dapat disimpulkan dimana

    terdapat 10 pelajaran yang berkaitan dengan berbagai tahapan proses pengadaan ERP. Peneliti

    percaya bahwa tujuan penelitian utama ini telah dipenuhi, seperti pelajaran ini, dilihat dari

    pengalaman nyata, telah menjawab pertanyaan penelitian pertama peneliti (yaitu, RQ1 dalam

    Bagian 3.1) dengan menyediakan wawasan dan pedoman pragmatis dalam praktek untuk membantu

    perusahaan melakukan pelatihan pengadaan ERP dengan sukses. Berkenaan dengan tujuan

    penelitian sekunder pada jurnal ini, peneliti telah mengidentifikasi beberapa perbedaan penting

    dalam praktek pengadaan ERP pemerintah antara perusahaan Hong Kong dan perusahaan Australia.

    Observasi ini telah menjawab pertanyaan penelitian kedua dalam jurnal ini (yaitu, RQ-2 dalam

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    24

    Bagian 3.1) dan memberikan bukti lebih lanjut untuk mendukung beberapa peneliti temuan lain

    bahwa perbedaan budaya yang dilakukan telah mempengaruhi proses adopsi ERP.

    Selanjutnya penelitian ini telah di follow-up secara general dalam bentuk pertanyaan

    penelitian untuk penelitian selanjutnya. Pertama, seperti yang dijelaskan dalam pasal 5, meskipun

    pandangan yang bertentangan dalam literatur mengenai apakah BPR harus dilakukan pada saat

    adopsi ERP, semua perusahaan yang menjadi subjek penelitian ini memang sengaja dihindari BPR

    dalam rangka untuk memastikan bahwa proyek adopsi ERP dapat diselesaikan tepat waktu dan

    sesuai anggaran. Berkenaan dengan masalah ini, terdapat beberapa pertanyaan penelitian yang

    tetap terbuka. Beberapa perusahaan yang memiliki waktu dan anggaran kurang dibatasi dapat

    memilih untuk melakukan BPR bersamaan dengan adopsi ERP. Kemudian dua pertanyaan secara

    alami mengikuti. Satu pertanyaan adalah berapa banyak usaha ekstra yang memang benar-benar

    diperlukan untuk perforrn BPR bersamaan dengan adopsi ERP. Pertanyaan lain adalah bagaimana

    BPR bersamaan mempengaruhi pemeliharaan dimasa depan terhadap sistem ERP yang diadopsi.

    Karena BPR dilakukan dengan penerapan ERP bersama-sama dapat mencapai manfaat yang luar

    biasa mengingat konteks yang tepat, itu akan menjadi menarik dan berharga untuk melakukan studi

    kasus lebih lanjut dengan fokus utama pada pertanyaan penelitian tersebut.

    Kedua, kita tidak mencoba untuk mengukur keberhasilan implementasi ERP dalam jangka

    panjang, seperti mempertimbangkan peningkatan kinerja internal dan eksternal perusahaan setelah

    implementasi sistem untuk jangka waktu yang panjang, yang runag lingkup terluar dari

    pembelajaran yang sedang kita dalami saat ini. Sebuah studi longitudinal diperlukan untuk

    menyelidiki dengan cara apa praktek pengadaan ERP mempengaruhi keberhasilan jangka panjang

    dari proyek yang diadopsi

    Akhirnya, meskipun peneliti telah mengamati bukti dampak adanya perbedaan budaya pada

    beberapa praktek pengadaan ERP, penelitian ini telah dibatasi oleh jumlah perusahaan yang menjadi

    subjek yang dipelajari dan jumlah lokasi dari perusahaan. Akan menarik untuk memperluas

    penelitian ini untuk bisa membandingkan praktek perusahaan di tempat lain di kawasan Asia-Pasifik,

    tidak hanya kontras perbedaan budaya antara Timur dan Barat, tetapi juga di antara berbagai negara

    atau kota-kota seperti Singapura, India, dan Cina daratan. Bagaimanapun, studi kasus yang

    melibatkan lebih banyak perusahaan pasti akan memberikan informasi lebih banyak dan lebih

    memperkuat validitas dan generalisasi dari hasil penelitian dan pelajaran.

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    25

    KASUS

    ANALISIS IMPLEMENTASI SISTEM ERP (Enterprise Resource Planning)

    (Studi Pada PT. Jepe Press Media Utama Surabaya)

    Oleh Fachriza Amri, Endang Siti Astuti, dan Riyadi

    Bersamaan dengan perkembangan industri perusahaan penerbitan di Indonesia, serta

    untuk mengatasi persaingan antar perusahaanperusahaan penerbit, diperlukan sebuah strategi

    yang kreatif dan inovatif dalam rangka agar perusahaan dapat tetap bertahan dan bersaing pada

    kompetisi di dunia usaha.Strategi tersebut harus disusun secara terintregasi dengan baik dan

    dapat secara efektif menjalankan operasional perusahaan.Salah satu strategi yang sering

    digunakan sebuah perusahaan untuk meningkatkan efektifitas operasional perusahaan adalah

    memisahkan beberapa tugas-tugas perusahaan menjadi beberapa divisi.

    Divisi-divisi pada sebuah perusahan umumnya memiliki nama yang sesuai dengan

    tugasnya masing-masing. Divisi Pemasaran adalah divisi yang bertugas untuk memasarkan semua

    produk yang dihasilkan oleh perusahaan, Divisi Keuangan adalah divisi yang bertugas mencatat

    serta mengatur masalah keuangan, Divisi HRD (Human Resources Development) adalah divisi

    yang bertugas recruitment, pengembangan kinerja karyawan dan pemutusan hubungan kerja,

    Divisi Produksi adalah divisi yang bertugas menyediakan produk yang akan dipasarkan, Divisi

    Sistem Informasi adalah divisi yang bertugas untuk menjalankan sistem operasional perusahan

    dalam rangka mempermudah alur birokrasi perusahaan.

    ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sebuah sistem berbasiskan komputer yang

    didesain untuk memproses transaksi-transaksi perusahaan dan memfasilitasi perencanaan yang

    terintegerasi dan real time, produksi, dan respon konsumen (OLeary, 2000).Menurut Hau dan

    Kuzic (2010) ERP (Enterprise Resource Planning) adalah multi-modul, solusi aplikasi pengemasan

    bisnis yang memungkinkan organisasi untuk mengintegrasikan proses bisnis dan kinerja

    perusahaan, pendistribusian data umum, pengelolaan sumberdaya serta menyediakan akses

    informasi secara aktual. Sistem ERP(Enterprise Resource Planning) ini telah menunjukkan

    penawaran berupa perbaikan yang signifikan dalam efisiensi, produktivitas, profitabilitas,

    kualitas layanan, kepuasan pelangganan, keputusan meminimalisir biaya serta pembuat keputusan

    yang efektif.

    Menurut Hau dan Kuzic (2010) keuntungan utama penerapan ERP (Enterprise Resource

    Planning) adalah sistem ini mengintegrasi divisi fungsional dan arus informasi kedalamsistem

    tunggal baik divisi pemasaran, keuangan, HRD dan produksi. Sistem ERP (Enterprise Resource

    Planning)juga memungkinkan hubungan semua proses bisnis dalam perusahaan mulai dari awal

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    26

    proses perencanaan hingga tahap akhir setelah penjualan layanan kepada pelanggan. Keefektifan

    menggunakan ERP mengintegrasikan informasi yang digunakan dalam berbagai bidang seperti

    akutansi, manufaktur, distribusi , dan HRD menjadi sebuah sistem komputasi yang berkualitas.

    Sehingga dipastikan bahwa data yang sama dapat disimpan dan diunduh oleh karyawan dan

    manajer dalam setiap tahap proses bisnis yang ada. Selain itu, ERP memfasilitasi proses

    otomatisasi yang dapat berkontribusi dalam eningkatkan efisiensi usaha, peningkatan mutu dan

    pengurangan biaya administrasi.

    Sistem ERP ini digunakan oleh PT. JePe Press Media Utama Surabaya, yang merupakan

    perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan buku dan alat peraga sekolah. Penggunaan

    sistem ERP ini pada PT. JePe Press Media Utama Surabaya lebih ditekankan pada integrasi

    atau hubungan-hubungan antar divisi perusahaan, yang nantinya dapat memudahkan proses

    administrasi, order barang, pembayaran tagihan barang, dan perncanaan stok barang di gudang

    dan prosesproses transaksi antara pelanggan dan perusahaan.

    Akan tetapi, implementasi sistem ERP (Enterprise Resource Planning) pada PT. JePe

    Press Media Utama Surabaya terdapat beberapa kendala yang menyebabkan sistem ERP

    (Enterprise Resource Planning) ini tidak bekerja sebagaimana mestinya. Pokok permasalahan

    tersebut terletak pada usersyang menggunakan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yang

    dirasa kurang disiplin dalam memasukkan datadata laporan perusahaan. Salah satu penyebab

    kurang disiplinya users adalah kerena sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dirasa kurang

    fleksibel apabila diaplikasikan pada users yang memiliki jam kerja lebih dan sedang berada di

    lapangan atau diluar kantor.

    Akibatnya, terjadi keterlambatan update data yang dibutuhkan oleh beberapa divisi-

    divisi perusahaan. Keterlambatan update data tersebut dapat mempengaruhi menejemen

    puncak dalam pengambilan keputusan dan menentukan strategistrategi perusahaan selanjutnya.

    Selain itu, oleh karena sistem ini mengintergrasi oleh divisi-divisi yang lain di lingkungan

    perusahaan, maka datadata pada divisi-divisi tersebut juga ikut berpengaruh.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, mendeskripsikan implementasi

    sistem ERP (Enterprise Resource Planning) pada PT. JEPE PRESS MEDIA UTAMA Surabaya.

    Analisis Kelemahan Sistem

    Sistem informasi tidak selalu berfungsi dengan baik, setiap sistem pasti mempunyai

    kelemahan dari keunggulan yang dimiliki.Kelemahan suatu sistem bisa terjadi karena faktor

    teknis, baik dari segi komponen yang membentuk atau yang mendukung sistem (user,

    hardware, software, data dan jaringan) atau bisa karena faktor alam (bencana alam).

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    27

    Sistem informasi yang baik tidak selalu menghasilkan informasi yang baik.Tingkat

    kebaikan sistem informasi tidak bisa dinilai dari mahal tidaknya dan lama pembuatan sistem

    tersebut. Namun sistem yang baik adalah sistem yang mampu mengubah sumber daya input

    menjadi sumber daya output yang mempunyai kualitas dari segi keakuratan dan teruji

    kebenarannya, kesempurnaan, tepat waktu, relevan, serta mudah dan murah. Untuk mencapai

    output dengan kualitas yang baik, harus berasal dari input yang baik pula. Jika input buruk

    (tidak lengkap dan akurat) maka output yang dihasilkan akan buruk pula.

    Seperti sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yang mengintegrasikan, mengatur,

    mengolah, dan mengelola data perusahaan pasti menginginkan informasi yang berkualitas bagi

    manajemen.Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) ini mengintegrasikan sistem internal dan

    eksternal manajemen informasi seluruh organisasi, mencakup keuangan/akuntansi, manufaktur,

    penjualan dan pelayanan, manajemen hubungan pelanggan.Sistem ERP (Enterprise Resource

    Planning) mengotomatisasi kegiatan ini dengan aplikasi perangkat lunak terpadu menggunakan

    Oracle yang dibuat oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang IT yaitu Oracle

    Corporation.Untuk membuat sistem ini PT.JEPE PRESS MEDIA UTAMA Surabaya menggunakan jasa

    dari PT. ROA untuk membuat sistem ERP (Enterprise Resource Planning).

    Hal yang menjadi masalah paling vital adalah saat sistem tersebut mengalami error

    data.Error data disini yang dimaksud adalah sistem tidak bisa diakses atapun untuk menginput

    data. Masalah seperti ini timbul karena tempat penyimpanan data mengalami gangguan

    ataupun bisa overload data. Untuk mengatasi masalah tersebut pihak admin harus menghapus

    data-data yang sudah tidak terpakai atau membackup data ke media penyimpanan lain. Terkait

    masalah ini seharusnya perusahaan tidak hanya memakai satu server sebagai media penyimpanan

    data, dan harus membuat server baru sebagai cadangan apabila server yang satu mengalami

    overload data.

    Jaringan internet sangat penting dalam sistem ini untuk melakukan input data, karena

    sistem ERP (Enterprise Resource Planning) ini penginputan data dilakukan secara online. Dalam

    hal ini, perusahaan memiliki masalah pada jaringan internet apabila karyawan sedang

    ditugaskan di luar kantor dan mengharuskan untuk dapat meninput data saat itu juga. Karena

    sistem ERP (Enterprise Resource Planning) ini terdiri dari peramalan, perencanaan dan

    penjadwalan, jadi data harus dapat di input secara cepat dan akurat. Untuk mengatasi

    masalah tersebut pihak perusahaan seharusnya membekali setiap karyawan dengan media

    penghubung internet seperti modem ataupun sejenisnya. Untuk itu karyawan dapat menginput

    data kapan saja dan di mana saja, sehingga tidak terjadi keterlambatan untuk input data dan

    meminimalkan terjadi kesalahan dalam pengolahan data.

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    28

    Perawatan suatu sistem informasi memang tidak mudah dan murah. Apalagi jika sistem

    tersebut merupakan buatan perusahaan lain, sehingga mengeluarkan biaya untuk

    maintenance.Pihak perusahaan menghubungi admin dari PT. ROA untuk melakukan

    maintenance, hal ini perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk perawatan tersebut. Hal ini

    karena perusahaan tidak mempunyai karyawan yang ahli dalam menangani sistem ERP

    (Enterprise Resource Planning).

    Selain dari segi perawatan sistem, sisi karyawan juga menjadi sorotan.Hal ini terkait

    masalah kualitas yang dihasilkan dari sistem tersebut.Kurangnya komunikasi yang terjalin antara

    sesama karyawan sering mengakibatkan terjadinya keterlambatan dalam menginput

    data.Misalnya, saat divisi keuangan membutuhkan data dari divisi marketing terkait data

    keuangan pelanggan, tetapi divisi marketing terlambat memberikan data karena tidak terjalin

    komunikasi yang baik antara sesama divisi. Untuk mengatasi masalah ini perusahaan

    seharusnya memberikan pengenalan, pelatihan dan pengarahan kepada setiap karyawan akan

    pentingnya komunikasi antara sesama karyawan demi meminimalisir keterlambatan data,

    kesalahan penginputan data dan mengesampingkan kepentingan pribadi masing-masing

    karyawan.

    Analisis Keunggulan Sistem

    Disamping suatu sistem mempunyai kelemahan, terdapat keunggulan yang

    menjadikannya mempunyai keuntungan dalam menggunakannya. Keunggulan ini yang akan

    menghasilkan suatu informasi yang berkualitas bagi manajemen.

    Keunggulan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) adalah mengintegrasikan proses

    segudang dimana bisnis beroperasi, menghemat waktu dan biaya, keputusan dibuat lebih cepat

    dan dengan lebih sedikit kesalahan, data menjadi terlihat di seluruh perusahaan.Keunggulan lain

    dari ERP (Enterprise Resource Planning) memudahkan karyawan dalam menentukan jumlah

    persediaan barang, memasukkan data transaksi, mengatur penerimaan dan pengeluaran kas

    perusahaan, memudahkan karyawan dalam proses order yang dilakukan konsumen,

    mencocokkan pembelian, persediaan barang, dan penetapan biaya

    Berdasarkan wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti

    terdapat beberapa kelemahan yang terjadi pada sistem yang selama ini diterapkan oleh PT. JEPE

    PRESS MEDIA UTAMA Surabaya. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:

    a. Sering terjadi error yang disebabkan adanya gangguan pada tempat penyimpanan data

    ataupun bias dataoverload.

    b. Minimnya jaringan internet jika karyawan ditugaskan di luar kantor.

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    29

    c. Masih menggunakan jasa admin dari luar perusahaan selaku pembuat sistem ERP

    (Enterprise Resource Planning).

    d. Kurangnya komunikasi yang terjalin antara sesama karyawanyang menyebabkan sering

    terjadi keterlambatan data untuk di input.

    Untuk itu peneliti memberikan usulan pemecahan masalah dari beberapa kelemahan dari

    sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yang sedang berjalan saat ini, dengan cara sebagai

    berikut :

    a. Data yang tidak terpakai dihapus atau dilakukan backup ke media penyimpanan lain.

    b. Memberikan fasilitas kepada karyawan berupa modem atau sejenisnya untuk memudahkan

    karyawan mengakses sistem jika tidak ada jaringan internet di luar kantor.

    c. Memberikan pelatihan kepada admin IT perusahaan untuk dapat melakukan perawatan dan

    perbaikan jika terjadi kerusakan pada sistem untuk menghemat biaya dan peningkatan

    kualitas tenaga ahli perusahaan.

    d. Pemberian, pengenalan, pelatihan dan pengarahan kepada setiap karyawan akan

    pentingnya komunikasi antara sesama karyawan demi meminimalisir keterlambatan data,

    kesalahan penginputan data dan mengesampingkan ego masing-masing karyawan.

    Kesimpulan yang dapat ditarik dari Hasil pengamatan terhadap sistem ERP (Enterprise

    Resource Planning) dan wawancara dengan manajemen tingkat atas/direktur, kepala divisi dan

    admin IT, dan kepala-kepala divisi yang ada di PT. JEPE PRESS MEDIA UTAMA Surabaya, yaitu

    sebagai berikut:

    a) Secara keseluruhan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) sudah dapat

    mengintegrasikan dan memudahkan proses bisnis yang berjalan.

    b) Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sistem yang baik dan cepat dalam

    pengelolaan dan pengolahan data serta mudah dalam penggunaannya.

    c) Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) sudah terhubung dengan jaringan internet yang

    kuat, yang memudahkan user dalam mengakses sistem.

    d) Kecepatan dan ketepatan input data di dalam sistem sudah baik, sehingga menghasilkan

    informasi yang berkualitas.

    e) Walaupun sudah cukup baik, namun masih sering kurang terjalinnya komunikasi yang baik

    antara user sehingga sering mengalami keterlambatan input data.

    Setelah dilakukan pengamatan langsung pada sistem ERP (Enterprise Resource Planning)

    dan wawancara dengan manajemen tingkat atas/direktur, kepala divisi dan admin IT dan

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    30

    kepala-kepala divisi lainnya, telah ditemukan beberapa kelemahan pada sistem, yaitu sebagai

    berikut:

    a) Terkait penginputan data sering terjadi overload data.

    b) Terkait pemeliharaan (maintenance) sistem ERP (Enterprise Resource Planning) jika terjadi

    error atau missing data, admin harus menghubungi vendor pembuat sistem untuk

    melakukan perbaikan.

    c) Keterlambatan input data yang terjadi karena kurangnya komunikasi antar karyawan (user).

    d) Minimnya ketersediaan jaringan internet pada karyawan apabila ditugaskan diluar kantor.

    e) Kurangnya pelatihan kepada admin perusahaan terkait pemahaman tentang sistem ERP

    (Enterprise Resource Planning).

  • Methodologies for Purchased Software Packages 2015

    31

    DAFTAR PUSTAKA

    Amri, Fachriza. 2013. Analisis Implementasi Sistem ERP (Enterprise Resources Planning) (Studi Pada

    PT. JEPE PRESS MEDIA UTAMA SURABAYA). Jurnal Administrasi Bisnis Vol.2 no. 2.

    http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/102

    Poon, Pak-Lok; dan Yuen Tak Yu. 2010. Investigating ERP systems procurement practice: Hong

    Kong and Australian experiences. Elsevier Journal Information and Software Technology

    Volume 52, Issue 10, Page 1011-1022.

    http://www.sciencedirect.com/science/journal/09505849/52/10

    Yasin, Verdi. 2013. Pentingnya Sistem Enterprise Resource Planning (Erp) Dalam Rangka Untuk

    Membangun Sumber Daya Pada Suatu Perusahaan. Jurnal : Manajemen Informatika. Edisi: No.4

    Tahun VI/ Januari 2013. ISSN : 2086 1052

    Brown, Carol V; Daniel W. Dehayes; Jeffrey A. Hoffer; E. Wainright Martin; and William C. Perkins.

    2010. Managing Information Technology Seventh Edition. Prentice Hall is an imprint of Pearson.

    ISBN 10: 0-13-214632-0. ISBN 13: 978-0-13-214632-6