makalah seminar kerja praktek
TRANSCRIPT
Makalah Seminar Kerja Praktek
ANALISA KERJA ALAT PROTEKSI KETIKA TERJADI GANGGUAN ROTOR TERKUNCI PADA MOTOR POMPA (3401 J)
PT. PUPUK SRIWIDJAJA
M. Andri Amanatullah1 , Ir. Ilyas M.T2
Mahasiswa1 dan Dosen2 Jurusan Teknik Elektro, Prodi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Sriwijaya
Jl. Slamet Riyadi, 11 ilir, Palembang, IndonesiaEmail : amanatullah_andri @yahoo.co .id
Abstrak
Dalam usaha untuk meningkatkan keandalan peralatan listrik dalam memproduksi
suatu barang , kebutuhan sistem proteksi yang memadai tidak dapat dihindarkan. Sistem
proteksi terdiri dari peralatan CT, PMT, Catu daya dc/ac, relai proteksi, yang diintegrasikan
dalam suatu rangkaian wiring. Rele proteksi sebagai salah satu peralatan dalam sistem
proteksi merupakan suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur / memasukkan
suatu perangkat listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat adanya perubahan lain yang
selanjutnya memberikan perintah kepada pemutus tenaga (PMT). Rele arus lebih berfungsi
untuk mengamankan motor induksi terhadap gangguan hubung singkat maupun diluar beban
lebih dari motor tersebut.
Kata Kunci : PT Pupuk Sriwidjaja, Motor Sewer Pump (3401 J), Gangguan Rotor Terkunci
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
Keandalan dalam beroperasi merupakan
salah satu faktor terpenting dalam sistem
sistem kerja peralatan listrik di berbagai
industri. Disamping itu juga perlindungan
terhadap alat maupun pengguna / user
yang berkerja disekitarnya tidak dapat di
pandang sebelah mata. Oleh karena itu
sistem perlindungan yang baik sangat
diperlukan pada peralatan listrik di suatu
industri demi tercapainya target produksi
dari industri tersebut.
Salah satunya adalah PT. Pupuk
Sriwijaya, sebagai industri pupuk terbesar
di nusantara pabrik ini memiliki banyak
sekali peralatan listrik yang digunakan,
dari proses pembuatan, pengantongan,
hingga ke pengolahan limbah yang
kesemuanya itu tidak terlepas dari peran
komponen – komponen listrik yang
berkerja.
Dari banyaknya peralatan listrik yang
digunakan salah satunya adalah motor
induksi tiga fasa, alat ini berperan besar
dalam kelancaran produksi dari PT. Pupuk
Sriwijaya. Sehingga apabila terjadi
gangguan pada alat ini maka proses
produksi akan sedikit terhambat dan akan
mengakibatkan tidak tercapainya target
produksi dari industri tersebut. Maka dari
itu suatu sistem perlindungan yang baik
sangat diperlukan oleh motor induksi
untuk meminimalisir kerusakan apabila
gangguan tersebut terjadi.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan
makalah seminar kerja praktek ini
yaitu:
1. Mempelajari dan memahami sistem
kerja motor pompa 440 V pengendali
banjir (3401 J) di area offsite pabrik
Pusri III.
2. Mengetahui apa itu gangguan rotor
terkunci pada motor 440 V pengendali
banjir (3401 J) di area Offsite pabrik
Pusri III serta penyebab terjadinya
gangguan tersebut.
3. Mengetahui alat proteksi apakah yang
bekerja efektif ketika terjadi gangguan
rotor terkunci pada motor 440 V
pengendali banjir (3401 J) di area
Offsite pabrik Pusri III.
1.3. Pembatasan Masalah
Area PT.PUSRI banyak
menggunakan motor-motor listrik,
motor listrik yang banyak
digunakan yaitu motor induksi.
Motor induksi sangatlah penting
untuk digunkan proteksi yang
sebaik – baiknya atau seaman –
amannya agar motor listrik tersebut
bekerja secara efisien dan terus –
menerus. Oleh karena itu, untuk
membatasi masalah yang akan
dibahas dalam laporan ini, penulis
hanya akan membahas sistem
proteksi motor pompa 440 V
pengendali banjir (3401 J) diarea
offsite pabrik pusri III pada saat
terjadinya gangguan rotor terkunci
pada motor tersebut.
II. TEORI DASAR
2.1. Sistem Proteksi
Sistem proteksi merupakan sistem
pengamanan yang bertujuan untuk
mencegah atau membatasi kerusakan pada
peralatan, dan keselamatan umum yang
disebabkan karena gangguan dan
meningkatkan kelangsungan pelayanan
pada konsumen. Dengan cara dan tingkat
pengamanan yang diterapkan tergantung
pada banyak faktor (antara lain : sistem
yang termasuk cara pentanahannya,
peralatan, kondisi dan peraturan setempat
dan macam beban), dan merupakan
kompromi praktis yang memungkinkan
untuk cukup memenuhi kebutuhan dan
yang dibandingkan dengan biaya.
Karakteristik beban sangat mempengaruhi
perencanaan pengaman.
2.2. Motor Induksi 3 Phasa
Motor induksi tiga phasa
sering juga disebut motor tak
serempak atau asinkron,
merupakan motor arus bolak-balik.
Motor induksi memiliki
keunggulan-keunggulan sebagai
berikut:
Memiliki kerangka yang kokoh
sehingga dapat diandalkan dalam
operasinya
Perawatannya tidak terlalu rumit
Bisa dihubungkan langsung dengan
jaringan DOL untuk motor-motor
berdaya kecil
Sementara itu motor ini memiliki beberapa
kekurangan :
Kecepatannya dapat diubah-ubah tetapi
efisiensinya akan berkurang.
Kecepatannya berbanding terbalik
dengan beban.
Gambar 1. Motor Induksi 3 Phasa
2.2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi
Tiga Fasa
Apabila sumber tegangan tiga
fasa dihubungkan pada kumparan
stator, akan timbul medan putaran
dengan kecepatan:
Ns =
120 fP
Ns = jumlah putaran tiap
menit
F = frekuensi jala-jala
P = jumlah kutub
Medan putar stator tersebut akan
memotong batang konduktor
pada rotor, akibatnya pada
kumparan jangkar (rotor) timbul
tegangan induksi (ggl) sebesar:
E2 = 4,44 x F2 x N2 x Фm
E2 = tegangan induksi pada
saat rotor berputar
F2 = frekuensi rotor
N2 = putaran motor
Фm = fluks
Karena kumparan jangkar
merupakan rangkaian tertutup,
ggl tersebut akan menghasilkan
arus (I). Adanya arus di dalam
medan magnet menimbulkan
gaya (F) pada rotor.
Bila kopel mula yang dihasilkan oleh
gaya pada rotor cukup besar untuk
memikul kopel beban maka rotor
akan berputar searah medan putar
stator.
Tegangan induksi terjadi karena
terpotongnya konduktor rotor oleh
medan putar, artinya agar terjadi
tegangan induksi maka diperlukan
adanya perbedaan kecepatan medan
putar rotor (Nr).
Perbedaan kecepatan antara Ns dan
Nr disebut Slip (S).
S =
( Ns − Nr )Ns
x 100 %
Bila Nr = Ns maka tegangan tidak akan
terinduksi dan arus tidak akan mengalir,
dengan demikian kopel tidak akan ada dan
motor tidak berputar, kopel motor akan
ditimbulkan apabila ada perbedaan antara
Nr dengan Ns (Nr < Ns)
2.2.2. Konstruksi Motor Tiga Fasa
Disebut motor tiga fasa
karena untuk menghasilkan tenaga
mekanik tegangan yang
dimasukkan pada stator motor
adalah tegangan tiga fasa. Berikut
diperlihatkan bagian-bagian dari
konstruksi motor tiga fasa :
Keterangan :
a. Stator
b. Rotor
c. Tutup / Tempat bantalan
d. Kipas
e. Lubang ventilasi
f. Kotak ujung
Gambar 2. Konstruksi Motor Induksi
Rotor Sangkar
Keterangan :
a. Stator
b. Rotor
c. Tutup / Tempat bantalan
d. Kipas
e. Lubang ventilasi
f. Kotak ujung
g. Slip ring
h. Sikat dan pegangan sikat
Gambar 3. Konstruksi Motor Induksi
Dengan Rotor Lilit
2.3. Circuit Breaker (CB)
Circuit Breaker atau
Sakelar Pemutus Tenaga (PMT)
adalah suatu peralatan pemutus
rangkaian listrik pada suatu sistem
tenaga listrik, yang mampu untuk
membuka dan menutup rangkaian
listrik pada semua kondisi,
termasuk arus hubung singkat,
sesuai dengan ratingnya. Juga pada
kondisi tegangan yang normal
ataupun tidak normal.
Syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh suatu PMT agar
dapat melakukan hal-hal diatas,
adalah sebagai berikut:
1. Mampu menyalurkan arus maksimum
sistem secara terus-menerus.
2. Mampu memutuskan dan menutup
jaringan dalam keadaan berbeban
maupun terhubungsingkat tanpa
menimbulkan kerusakan pada pemutus
tenaga itu sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung
singkat dengan kecepatan tinggi agar
arus hubung singkat tidak sampai
merusak peralatan sistem, membuat
sistem kehilangan kestabilan, dan
merusak pemutus tenaga itu sendiri.
Gambar 4. Circuit Breaker
2.4 Instantaneous Overcurrent Relay
Relay yang bekerja seketika
(tanpa waktu tunda) ketika arus
yang mengalir melebihi nilai
settingnya, relay akan bekerja
dalam waktu beberapa mili detik
(10 – 20 ms). Dapat kita lihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 5. Karakteristik dan Bentuk Relay
Waktu Seketika
(Instantaneous Relay)
Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi
umumnya dikombinasikan dengan relay
arus lebih dengan karakteristik yang lain.
Relay jenis adalah jenis relay yang
termasuk Over Current Relay (OCR).
Selain Instantaneous Overcurrent relay ada
juga jenis Time Overcurrent Relay.
Instantaneous Overcurrent Relay berperan
untuk sesegera mungkin mentripkan
system /sirkuit atau memberikan sinyal
fault apabila ada arus lebih yang melalui
motor. Relay ini beroperasinya /
memutuskan rangkaian dengan waktu yang
sangat singkat atau instan. Tipe relay
instantaneous yang umum digunakan
adalah tipe clapper (lonceng/telepon), tipe
solenoid atau plunger, dan tipe silender
induksi.
Tipe clapper banyak
digunakan dalam telephone
exchange systems.Relay tipe ini
juga banyak digunakan dalam
sistem switching elektronika solid-
state. Banyak peralatan bantu
lainnya yang juga menggunakan
relay tipe ini, baik itu peralatan
AC maupun DC.
Relay tipe solenoid atau
plunger adalah relay sistem DC
yang banyak digunakan sebagai
bypass (seal-in) contact switch.
Dipadukan dengan coil AC, sebuah
solenoid ini jenis ini dapat
berfungsi sebagai relay
instantaneous.
Prinsip kerja dua tipe relay
ini sebagai berikut : input
tegangan/arus yang melewati coil
AC akan mengaktifkan armature
(jangkar)/plunger. Pergerakan ini
akan menutup kontak yang akan
mengalirkan arus ke trip coil CB
yang akan membuka kontak utama
dan memutuskan sirkuit.
Gambar 7. Proses Pemutusan Sircuit
Dengan Instantaneous Overcurrent Relay
Pada gambar 7, kontak
sistem dc (CS) ini ditunjukkan
selalu dalam posisi deenegized
(tidak mengalirkan arus). Ketika
CB closed dan sistem dalam
keadaan operasi normal (tidak ada
gangguan), kontak ini juga closed.
Ketika gangguan terjadi dan relay
beroperasi, kontak outputnya (CS
bypass) mengalirkan arus ke CB
untuk memberikan energy
(mengenergize) trip coil 52T yang
berfungsi membuka kontak utama
CB (52a) yang artinya memutuskan
sirkuit.
2.5. Motor Control Center (MCC)
MCC merupakan pusat
pengontrolan operasi motor listrik.
Sebagai pusat pengontrolan, artinya
suatu MCC mampu mengontrol
operasi beberapa motor secara
bersamaan. Secara lengkap, yang
dimaksud dengan MCC adalah
kumpulan beberapa komponen,
yaitu motor starter, bus bar dan
peralatan kontrol, yang
kesemuanya berfungsi untuk
melakukan pengontrolan operasi
motor listrik dan menempatkan
komponen-komponen tersebut di
dalam suatu panel-panel yang
terintegrasi yang terbuat dari
lempengan campuran besi metal
dan besi carbon. Satu unit motor
starter akan diletakkan di dalam
satu unit panel.
Gambar 8. Motor Control
Center (MCC)
2.6. Kontaktor Magnetic
Kontaktor (Magnetic
Contactor) yaitu peralatan listrik
yang bekerja berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik. Pada
kontaktor terdapat sebuah belitan
yang mana bila dialiri arus listrik
akan timbul medan magnet pada
inti besinya, yang akan membuat
kontaknya tertarik oleh gaya
magnet yang timbul tadi. Kontak
Bantu NO (Normally Open) akan
menutup dan kontak Bantu NC
(Normally Close) akan membuka.
Kontak pada kontaktor
terdiri dari kontak utama dan
kontak Bantu.Kontak utama
digunakan untuk rangkaian daya
sedangkan kontak Bantu digunakan
untuk rangkaian kontrol.
Didalam suatu kontaktor
elektromagnetik terdapat kumparan
utama yang terdapat pada inti besi.
Kumparan hubung singkat
berfungsi sebagai peredam getaran
saat kedua inti besi saling melekat.
Apabila kumparan utama
dialiri arus, maka akan timbul
medan magnet pada inti besi yang
akan menarik inti besi dari
kumparan hubung singkat yang
dikopel dengan kontak utama dan
kontak bantu dari kontaktor
tersebut. Hal ini akan
mengakibatkan kontak utama dan
kontak bantunya akan bergerak dari
posisi normal dimana kontak NO
akan tertutup sedangkan NC akan
terbuka.
Selama kumparan utama
kontaktor tersebut masih dialiri
arus, maka kontak-kontaknya akan
tetap pada posisi operasinya.
Apabila pada kumparan
kontaktor diberi tegangan yang
terlalu tinggi maka akan
menyebabkan berkurangnya umur
atau merusak kumparan kontaktor
tersebut. Tetapi jika tegangan yang
diberikan terlalu rendah maka akan
menimbulkan tekanan antara
kontak-kontak dari kontaktor
menjadi berkurang. Hal ini
menimbulkan bunga api pada
permukaannya serta dapat merusak
kontak-kontaknya. Besarnya
toleransi tegangan untuk kumparan
kontaktor adalah berkisar 85% -
110% dari tegangan kerja
kontaktor.
Komponen penting pada
kontaktor (Magnetic Contactor) :
1. Kumparan magnet (coil)
dengan simbol A1 – A2 yang
akan bekerja bila mendapat
sumber tegangan listrik.
2. Kontak utama terdiri dari
simbol angka : 1,2,3,4,5, dan 6.
3. Kontak bantu biasanya tediri
dari simbol angka 11,12,13,14,
ataupun angka 21,22,23,24 dan
juga angka depan seterusnya
tetapi angka belakang tetap dari
1 sampai 4.
Jenis kontaktor magnit
(Magnetic Contactor) ada 3
macam :
1. Kontaktor magnet utama
2. Kontaktor magnet bantu
3. Kontaktor magnet
kombinasi
2.7. Thermal Overload Relay (TOLR)
Thermal Over Load
Relay (TOLR) adalah suatu
pengaman beban lebih menurut
PUIL 2000 bagian 5.5.4.1 yaitu
proteksi beban lebih (arus lebih)
dimaksudkan untuk melindungi
motor dan perlengkapan kendali
motor, terhadap pemanasan
berlebihan sebagai akibat beban
lebih atau sebagai akibat motor tak
dapat diasut.
Gambar 9. Thermal Overload Relay
Relay ini dihubungkan dengan kontaktor
pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke
beban (motor listrik). Gunanya untuk
mengamankan motor listrik atau memberi
perlindungan kepada motor listrik dari
kerusakan akibat beban lebih.
Beberapa penyebab terjadinya beban
lebih antara lain :
1. Arus start yang tertalu besar atau
motor listrik berhenti secara mendadak
2. Terjadinya hubung singkat
3. Terbukanya salah satu fasa dari motor
listrik 3 fasa.
Arus yang terlalu besar yang
timbul pada beban motor listrik
akan mengalir pada belitan motor
listrik yang dapat menyebabkan
kerusakan dan terbakarnya belitan
motor listrik. Untuk menghindari
hal itu dipasang Relay thermal
beban lebih pada alat pengontrol.
Prinsip kerja thermal beban lebih
berdasarkan panas (temperatur)
yang ditimbulkan oleh arus yang
mengalir melalui elemen-elemen
pemanas bimetal. Dan sifatnya
pelengkungan bimetal akibat panas
yang ditimbulkan, bimetal akan
menggerakkan kontak-kontak
mekanis pemutus rangkaian listrik
(Kontak 95-96 membuka).
TOR bekerja berdasarkan
prinsip pemuaian dan benda
bimetal. Apabila benda terkena
arus yang tinggi, maka benda akan
memuai sehingga akan
melengkung dan memutuskan arus.
Gambar10. Prinsip Kerja Bimetal
Arus yang berlebihan akan menimbulkan
panas, sehingga dapat membengkokkan
benda bimetal
Gambar 11.Diagram Kotak Thermal Over
Load Relay
Gambar 12.Diagram Penyambungan Pada
Kontaktor Magnet
Gambar 13 .Konstruksi Thermal Over
Load Relay
Untuk mengatur besarnya
arus maksimum yang dapat
melewati TOR, dapat diatur dengan
memutar penentu arus dengan
menggunakan obeng sampai
didapat harga yang diinginkan.
Besarnya arus yang
diperlukan untuk mengerjakan
bimetal sebanding dengan besarnya
arus yang diperlukan untuk
membuat alat pengaman terputus.
Di dalam penggunaanya sesuai
dengan PUIL 2000 pasal 5.5.4.3
bahwa gawai proteksi beban lebih
yang digunakan adalah tidak boleh
mempunyai nilai pengenal, atau
disetel pada nilai yang lebih tinggi
dari yang diperlukan untuk
mengasut motor pada beban penuh.
Oleh karena itu, waktu tunda gawai
proteksi beban lebih tersebut tidak
boleh lebih lama dari yang
diperlukan untuk memungkinkan
motor diasut dan dipercepat pada
beban penuh.
Motor induksi dengan daya
besar diatas 50 kW bekerja dengan
arus nominal diatas 100 A.
Pemasangan thermal overload relay
tidak bisa langsung dengan circuit
breaker,tetapi melewati alat
transformator arus CT. Ratio arus
primer trafo arus CT dipilih 100
A/5 A. Sehingga thermal overload
relay cukup dengan rating sekitar
5A saja. Jika terjadi beban lebih
arus primer CT meningkat diatas
100 A, arus sekunder CT akan
meningkat juga dan mengerjakan
thermal overload relay bekerja,
sistem mekanik akan memutuskan
circuit breaker.
Gambar 14.Pemakaian CT pengamanan
Motor
2.8 Transformator
Transformator (trafo)
adalah alat yang digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak-balik (AC).
Transformator terdiri dari 3
komponen pokok yaitu: kumparan
pertama (primer) yang bertindak
sebagai input, kumparan kedua
(skunder) yang bertindak sebagai
output, dan inti besi yang berfungsi
untuk memperkuat medan magnet
yang dihasilkan.
Gambar 15.Bagian-Bagian Transformator dan Contoh Transformator
Prinsip kerja dari sebuah
transformator adalah sebagai
berikut. Ketika Kumparan primer
dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, perubahan
arus listrik pada kumparan primer
menimbulkan medan magnet yang
berubah. Medan magnet yang
berubah diperkuat oleh adanya inti
besi dan dihantarkan inti besi ke
kumparan sekunder, sehingga pada
ujung-ujung kumparan sekunder
akan timbul GGL induksi. Efek ini
dinamakan induktansi timbal-balik
(mutual inductance).
2.9 Fuse (Sekering)
Sakering adalah suatu
peralatan proteksi yang umum
digunakan. Sekering adalah suatu
peralatan proteksi kerusakan yang
disebabkan oleh arus berlebihan
yang mengalir dan memutuskan
rangkaian dengan meleburannya
elemen sekering.
Gambar 16. Fuse (sekering)
2.10 Current Transformer (CT)
Current Transformer atau
CT adalah salah satu type trafo
instrumentasi yang menghasilkan
arus di sekunder dimana besarnya
sesuai dengan ratio dan arus
primernya. Ada 2 standart yang
paling banyak diikuti pada CT
yaitu : IEC 60044-1 (BSEN 60044-
1) & IEEE C57.13 (ANSI),
meskipun ada juga standart
Australia dan Canada. CT
umumnya terdiri dari sebuah inti
besi yang dililiti oleh konduktor
beberapa ratus kali.
Gambar 17. Current Transformer (CT)
2.11 Timer
Gambar dibawah ini adalah
timer analog buatan omron, timer
ini berfungsi sebagai alat
penghitung waktu, manakala waktu
yang telah ditetapkan tercapai
maka output kontaknya akan
bekerja. Ada dua macam jenis
timer, pertama timer on delay
kedua timer off delay. Timer on
delay bekerja ketika tegangan
supply masuk, sedangkan timer off
delay bekerja pada saat tegangan
supply terputus atau off.
Gambar 18. Timer
Cara Kerja Timer Pada saat
timer ditenagai atau mendapatkan
supply tegangan, maka timer akan
mulai menghitung, ketika jumlah
hitungan actual sama dengan
setting ( jarum merah ), maka
kontak output timer akan bekerja,
Kontak timer berupa normally
close (nc) dan normally open (no).
Arti dan fungsi indikator
yang terdapat pada timer yaitu ada
beberapa item indikator pada
bagian timer yang perlu diketahui.
1. Power : Berfungsi sebagai indikator
bahwa supply tegangan sudah masuk
2. Out : Berfungsi sebagai indikator
bahwa output timer kerja ( waktu actual =
Set )
3. A : Mode timer ( on delay mode )
4. 0-12 : Scala timer ( bisa dirubah )
5. Sec : Satuan timer dalam second /
detik.(bisa dirubah dalam satuan jam/hari)
6. Jarum merah : Berfungsi sebagai
indikator set, dirubah dengan cara diputar.
Ada macam – macam jenis timer,
diantaranya adalah timer jenis delay. Delay
dari piinsip kerja aksi (belitannya) dan
reaksi (anak kontak NO dan NC) dapat
dibagi 2, yakni :
1. Timer On Delay atau disebut delay
perlambatan :
Prinsipnya bila input atau
reaksinya diberi sinyal listrik maka
output (kontak NO dan NC) atau
reaksinya belum ada perubahan
sampai masa setting waktunya
tercapai baru berubah, kontak
output yang tadinya NO menjadi
NC dan yang tadinya NC menjadi
NO.
2. Timer Off Delay atau disebut dealy
percepatan :
Prisnsipnya bila input atau aksinya
diberi sinyal listrik maka output
(kontak NO dan NC) atau
reaksinya akan langsung berubah,
kembali normal setelah setting
waktunya tercapai.
III. PEMBAHASAN
4.2. Sistem Kerja Motor Sewer Pump
(3401 J)
Motor Sewer Pump (3401 J) adalah
motor induksi 3 phasa yang berlokasi bak
penampungan sementara air sisa produksi
dari pabrik Pusri III. Motor induksi ini
berfungsi untuk memompakan air limbah
sisa produksi di dalam kolam sementara
menuju ke kolam pengolahan air limbah di
bagian IPAL ( Instalasi Pengolahan Air
Limbah ) PT. Pusri apabila ketinggian air
pada bak penampungan sementara telah
melewati batas maksimum dari kapasitas
kolam tersebut. Adapun name plate motor
ini adalah Sbb :
No. Motor Di Lokasi : 3401 J
Pabrikan : Westing
House TBFC 75E4007
Lokasi : Offsite
PUSRI III
Daya : 40 HP
SF : 1,0
Putaran : 1475 rpm
Tegangan : 440 V
Frame : 320 TP
OL type : 123F658B /
53,6 A
Fungsi :
Motor Sewer Pump
Gambar 19. Motor Sewer Pump 3401 J
Dimana Bak penampungan air
yang dimaksudkan diatas ialah bak yang
berukuran 3 x 3 meter dan tingginya 5
meter lebih yang terdapat dibawah
permukaan tanah. Bak ini berfungsi
sebagai bak penampungan sementara air
sisa produksi di pabrik Pusri III.
Datangnya air sisa produksi yang akan
menuju ke bak penampungan sementara
ini melalui perantara saluran – saluran
pipa yang telah tersedia.
Gambar 20. Bak Penampungan Sementara
Air Sisa Produksi Pabrik Pusri III
Sistem pengontrolan dari motor
sewer pump (3401 J) dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan
pengontrolan otomatis dan manual.
- Sistem pengontrolan secara otomatis
yaitu dengan menggunakan alat
instrument HPS (High Preasure
Switch). Alat ini dipasang pada bak
penampungan sementara yang
berfungsi untuk memberikan sinyal
pada kontaktor di MCC ( Motor
Control Center) apabila air pada
kolam telah melewati batas
maksimum dari kapasitas kolam
tersebut. Ketika ketinggian air sudah
melebihi kapasitas kolam maka secara
otomatis motor akan langsung
memompakan air menuju ke bak
pengolahan limbah di bagian IPAL.
- Sistem pengontrolan secara manual
yaitu dengan cara mengoperasikan
tombol start dan stop pada LCS ( Local
Control switch ) yang berada di dekat
lokasi motor tersebut. Namun untuk
sistem pengontrolan ini hanya
digunakan apabila HPS tidak berada
dalam kondisi baik, selain itu
pengontrolan ini juga hanya digunakan
untuk pengetesan motor saja sekaligus
melihat kondisi kerja motor apakah
masih baik atau tidak.
4.2 Gangguan Rotor Terkunci Pada
Motor Sewer Pump (3401 J)
Pada saat beroperasi motor sewer
pump (3401 J) sering mengalami
gangguan, baik dari segi teknis maupun
non teknis. Salah satu gangguan yang
kerap terjadi adalah gangguan rotor
terkunci atau sering juga disebut dengan
Jim Slag. Rotor terkunci adalah keadaan
dimana rotor pada motor tidak dapat
berputar padahal arus telah mengalir
kedalam kumparan stator pada motor
sehingga medan magnet yang timbul
menjadi terperangkap. Seperti yang telah
kita ketahui bahwa apabila kumparan
stator pada motor induksi telah dialiri arus
sehingga timbul medan magnet akan tetapi
putaran rotor tertahan maka GGL induksi
yang timbul pada kumparan stator akan
semakin mebesar. Jika tidak di tanggulangi
secra cepat maka hal ini dapat
menyebabkan terbakarnya kumparan stator
pada motor tersebut.
Menurut data yang diperoleh
dilapangan penyebab terjadinya rotor
terkunci pada motor sewer pump (3401 J)
antara lain adalah :
1. Karena motor ini tidak bekerja secara
terus-menerus atau hanya bekerja
dalam suatu keadaan maka seringkali
pada saat start beban pada motor
sangat besar sehingga poros rotor
sering tidak berputar secara optimal
bahkan dapat juga menjadi tidak
berputar sama sekali.
2. Pada saat beroperasi beban pada
motor yaitu pompa air yang langsung
terkopel dengan rotor mengalami
gangguan misalnya terdapat kotoran /
sampah yang tersangkut pada pompa
sehingga poros pompa tidak bisa
berputar sehingga poros rotor juga
tidak dapat berputar.
Adapun akibat dari gangguan rotor
terkunci pada motor sewer pump (3401 J)
apabila tidak di tanggulangi secara cepat
adalah sbb:
1. Dapat mengurangi efektivitas kerja
motor tersebut
2. Dapat menyebabkan terbakarnya
kumparan stator pada motor tersebut.
Untuk meminimalisir kerusakan
yang terjadi akibat gangguan rotor terkunci
maka di perlukan sistem proteksi yang
sangat baik pada motor tersebut, yang
dimaksud sistem proteksi yang baik adalah
sistem proteksi yang dapat memberi
perlindungan terhadap peralatan listrik
agar tidak sampai terjadi kerusakan.
4.3 Evaluasi Kerja Alat Proteksi yang
Digunakan pada Motor Sewer
Pump (3401 J) Pada saat Terjadi
Gangguan Rotor Terkunci
Sistem proteksi motor sewer pump
(3401 J) dibuat atau dirancang beda
dengan motor 440 V lainnya didaerah
pabrik Pusri unit III. Mengapa demikian,
karena disebabkan motor induksi ini sering
mengalami permasalahan. Kejadian
terakhir adalah terbakarnya kumparan
motor. Hal ini terjadi disebabkan oleh
rotor pada motor ini terkunci namun arus
tetap mengalir ke motor tersebut. Pada
awalnya komponen sistem proteksi pada
motor ini hanya terdiri dari Circuit Breaker
( CB ) , Thermal Over Load Relay ( TOLR
) dan Fuse.
Namun kerja alat proteksi di atas
hanya bekerja efektif apabila terjadi beban
lebih dengan membutuhkan waktu yang
cukup lama sehingga ada kemungkinan
motor dapat mengalami kerusakan terlebih
dahulu sebelum alat proteksi tersebut
bekerja. Berikut ini beberapa penjelasan
tentang cara kerja alat proteksi yang
digunakan pada motor sewer pump (3401
J).
1. Circuit breaker
Circuit breaker atau CB
digunakan untuk melindungi
rangkaian dari gangguan short circuit /
beban lebih. Pada rangkaian kontrol
motor Motor Sewer Pump (3401 J)
diarea Offsite Pusri III CB akan
bekerja untuk memutuskan arus ke
rangkaian kontrol secara cepat /
instan apabila terjadi hubung singkat,
namun apabila terjadi beban lebih
maka CB akan bekerja secara perlahan
sampai batas maksimum pada CB
tersebut. Circuit breaker bisa
dikatakan sebagai pengaman terakhir
apabila alat proteksi yang lain telah
gagal memproteksi beban.
2. Fuse (sekering)
Fungsi fuse dalam rangkaian
ini adalah pengaman pada rangkaian
untuk pengontrolan. Fuse digunakan
pada rangkaian pengontrolan karena
untuk mengamankan rangkaian listrik
apabila terjadi arus lebih maka
sekering (fuse) akan putus sehingga
arus listrik tidak lagi mengalir dalam
sistem tersebut untuk
mengamankan komponen lain.
Kelebihan arus tersebut dapat
disebabkan karena adanya hubung
singkat atau karena kelebihan
beban output. Banyak terjadi
kebakaran karena hubung singkat
akibat sekering tidak berfungsi, rusak,
atau bahkan karena tidak dipasang
sama sekali.
3. Thermal Over Load Relay
( TOLR )
Thermal over load relay atau
yang biasa disingkat dengan TOLR
adalah alat proteksi pada rangkaian
kontrol yang berfungsi untuk
melindungi motor dari bahaya beban
lebih. Prinsip kerja dari TOLR adalah
berdasarkan panas (temperature) yang
ditimbulkan oleh arus yang mengalir
melalui elemen – elemen pemanas
bimetal. Dan sifatnya pelengkungan
bimetal akibat panas yang
ditimbulkan, bimetal akan
menggerakkan kontak – kontak
mekanis pemutus rangkaian listrik.
TOLR bekerja agak terlambat untuk
mengamankan motor, karena TOLR
memanaskan bimetalnya terlebih
dahulu untuk memutuskan rangkaian
sehingga butuh waktu yang cukup
lama. Pada rangkaian control motor
sewer pump 440 v (3401 J) thermal
overload relay terpasang satu set
dengan contactor, jadi nameplate
overloadnya tertera pada contactor.
Proteksi ini digunakan untuk
melindungi motor listrik 440 v pada
saat terjadinya beban lebih.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat
diketahui bahwa alat proteksi yang
digunakan pada motor sewer pump 440 v
(3401 J) semuanya beroperasi secara
lambat / membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk memutuskan rangkaian apabila
terjadi beban lebih yang disebabkan oleh
terjadinya gangguan rotor terkunci
sehingga dapat menyebabkan terbakarnya
kumparan stator pada motor. Untuk
mengatasi hal tersebut maka
ditambahkanlah satu alat proteksi lagi
yaitu Instantaneous Overcurrent Relay.
Alat ini merupakan rele proteksi yang
dapat bekerja secara cepat untuk
memutuskan rangkaian apabila terjadi
gangguan beban lebih dan juga apabila
beban lebih yang disebabkan oleh
terjadinya gangguan rotor terkunci.
Berikut ini penjelasan dari cara kerja alat
proteksi Instantaneous Overcurrent Relay.
Pada rangkaian kontrol motor Motor
Sewer Pump 3401 J Offsite Pusri III
Instantaneous Over Current Relay atau
relay arus lebih seketika digunakan
untuk melindungi motor dari arus lebih
yang disebabkan oleh beban pada motor
3401 J yaitu pompa tidak beroperasi
dengan baik misalnya terjadi stagnan
atau tidak berputarnya poros pada
pompa yang terhubung pada poros rotor
pada motor. Hal ini dapat menyebabkan
mengalirnya arus yang sangat besar
menujuke kumparan stator pada motor
3401 J, apabila hal ini terjadi pada
waktu yang lama maka akan dapat
menyebabkan terbakarnya kumparan
stator pada motor 3401 J. Peran
Instantaneous overcurrent relay sangat
penting pada kejadian ini instantaneous
relay bekerja untuk memutuskan
rangkaian apabila mengalir arus yang
sangat besar menujuke motor. Ketika
terjadi stagnan pada pompa dan rotor
tidak berputar sedangkan arus yang
mengalir sangat besar kontak pada
instantaneous kan memutuskan
rangkaian dengan sangat cepat sehingga
kumparan stator pada motor tidak
sempat terbakar.
Selain pada saat terjadinya
stagnan pada pompa yang membuat
rotor tidak berputar, instantaneous
relay juga dapat melindungi motor dari
arus lebih pada saat motor start awal.
Pada saat motor mulai dioperasikan
arus pada motor akan mengalir lima
kali lebih besar daripada arus nominal
pada saat motor bekerja. Hal ini
dikarenakan motor 3401 J langsung
terbebani oleh pompa sehingga
diperlukannya tenaga lebih untuk
melakukan putaran awal hingga
mendapatkan putaran yang stabil.
Untuk dapat menggunakan
instantaneous relay maka kita terlebih
dahulu mengukur nilai actual arus start
pada motor, setelah diukur dilapangan
didapatkan nilai arus pada saat start
adalah 250 Ampere. Pengukuran
tersebut didapatkan dari keadaan
dilapangan (actual) menggunakan tang
ampere meter. Arus motor sewer pump
3401 J pada saat start cenderung 3 kali
sampe 5 kali arus normal waktu motor
berjalan. Pada kondisi normal arus
yang terukur 50 Ampere atau naik
turun sedikit diangka 50 Ampere
tersebut. Hal ini dapat dilihat pada
kurva dibawah ini :
Gambar 32.kurva arus start pada motor sewer pump 3401 J
Dari kurva diatas didapatkan arus start
pada motor yaitu sebesar 250 A dan
dalam waktu beberapa detik setelah
start arus motor tersebut kembali
kearus nominalnya. Setelah arus start
didapatkan maka dilakukan
penyetelan / adjust pada instantaneous
relay agar kontak pada instantaneous
dapat bekerja memutuskan rangkaian
pada saat terjadi arus lebih pada motor.
Batas arus maksimum pada
instantaneous relay diatur sedikit lebih
besar dari arus start motor agar dapat
trip pada saat terjadi arus lebih. Namun
pada kenyataan di lapangan untuk
dapat mengatur agar arus yang besar
tersebut dapat mengalirke
instantaneous relay diperlukan kabel
dengan diameter yang besar pula, maka
dari itu pada masalah ini diperlukan
alat untuk dapat merubah arus primer
yang besar menjadi arus sekunder yang
kecil namun rasionya sama dengan
arus primer yaitu Current
Transformator ( Trafo arus ). Dengan
alat ini kita dapat menggunakan kabel
yang lebih kecil untuk mengalirkan
arus ke instantaneous relay. Dengan
perbandingan rasio yaitu 150 : 1 yaitu
dengan asumsi setiap 150 A arus yang
mengalir pada sisi primer
ditransformasikan menjadi 1 A pada
sisi sekunder namun rasionya tetap.
Kemudian didapatkan perbandingan
antara arus pada motor dan besaran
rasio pada trafo arus yaitu :
Gambar33. Kurva penyetelan Instantaneous Overcurrent Relay Untuk
Motor Sewer Pump 440 v 3401 J
Penjelasan dari gambar yang diatas
mengenai penyetelan Instantaneous
Overcurrent relay. Dimana pada
saat dilapangan arus yang diukur pada
motor 3401 J saat start adalah 250 ampere.
Jadi penyetelan overload pada
instantaneous overcurrent relay adalah
harus diatas arus start tadi, kira – kira kita
setting di rasio 255 Ampere. Jadi pada saat
terjadi permasalahan rotor terkunci, arus
yang melewati motor akan meningkat
hingga menyentuh angka 255 ampere
maka instantaneous akan langsung bekerja
dan mematikan atau memutuskan
rangkaian beban dari supply.
Untuk men adjust instantaneous
overcurrent relay dihitung dari arus pada
saat start motor dibagi arus pembanding
pada nameplate CT. Jadi untuk
instantaneous overcurrent relay yang
digunakan ini ialah 255 Ampere dibagi
arus pembanding pada CT yaitu 150
Ampere maka hasilnya 1,7 A. Jadi kita
harus men setting adjust pada
instantaneous overcurrent relay ialah
sebesar 1,7 ampere.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan yang kami susun
ini adalah sebagai berikut :
1. Sistem kerja motor sewer pump
440 V 3401 J adalah digunakan
untuk menghisap dan
memompakan air pada bak
penampungan sementara ketika air
telah melampaui batas normal dari
kapasitas bak tersebut untuk
kemudian disalurkan melalui pipa
menuju ke area IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah untuk
diolah lebih lanjut.
2. Sistem pengontrolan motor sewer
pump 440 v 3401 J dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu cara
pertama cara pengontrolan
otomatis yang menggunakan alat
instrument High Preasure Switch
dan cara kedua yaitu cara
pengontrolan manual (hand) yang
menggunakan Local Control
Switch yang berada didekat motor
listrik yang digunakan.
3. Sistem proteksi khususnya motor
sewer pump (3401 J) ini memiliki
berbagai macam alat proteksi
didalamnya dimulai dari Circuit
Breaker, Fuse, Thermal Overload
Rele dan Instantaneous
Overcurrent Rele yang
kesemuanya itu berkeja untuk
melindungi motor dari berbagai
gangguan.
4. Motor induksi harus dilakukan
pemeliharaan secara rutin agar
motor terjaga efisiensi dan
kondisinya supaya tidak terjadi
permasalahan yang tidak
diinginkan seperti rotor terkunci,
kumparan stator terbakar dll.
4.2. Saran
1. Sebaiknya perlu dilakukan
pengecekan beban yaitu disini
pompa air nya, karena kalau
pompanya kotor atau tersangkut
benda – benda maka penggerak
utamanya yaitu motor akan
bermasalah, contohnya rotor
terkunci.
2. Sebaiknya juga harus dilakukan
pengecekan terhadap peralatan
instrumen yaitu disini
menggunakan High Pressure
Switch. Supaya alat tersebut
terjaga prisisinya dan sensitifitas
untuk bekerja sesuai yang
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
A.E, Fitzgerald. 1997. Mesin-MesinListrik. EdisiKeempat. Jakarta: Erlangga
Hazairin Samaulah, Ph.D, M.Eng, Ir; “ Dasar-Dasar Sistem Proteksi Tenaga Listrik, UNSRI, Palembang, 2004.
Eugene C Lister, “ Mesin Dan Rangkaian Listrik “, Erlangga ,2004.
Anderson Avenue Markham, “GEProtection and control”, General Electric, Ontario Canada L6E 1B3
History Card PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang- Sumatera Selatan 1994-2012
Laporan Bulanan Departemen Pemeliharaan Listrik dan Instrumen PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang-Sumatera Selatan 2005-2012
http://budi54n.wordpress.com/2009/07/07/rele-arus-lebih-over-current-relay-ocr/
http://xnet.rrc.mb.ca/janaj/oc_protection.htm
BIODATA PENULIS
M. ANDRI AMANATULLAH
. Lahir di
kota
Palembang pada tanggal 11 Juni
1993. Penulis mengawali
pendidikannya di bangku SDN 58
Palembang selama 6 tahun.
Setelah itu melanjutkan ke SMPN
6 Palembang. Kemudian
melanjutkan di SMK Yayasan
Pembina 2 Palembang. Dan
sekarang penulis sedang
melanjutkan studi di Jurusan
Teknik Elektro Program Studi
Teknik Listrik angkatan 2010
Politeknik Negeri Sriwijaya .
Palembang, Desember 2012
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Ir. Ilyas MT ,
NIP. 19580325 199601 1 001