makalah masalah dan potensi daerah 2
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya setiap daerah memilik potensi yang bisa dikembangkan, namun
masyarakat kurang memiliki pengetahuan untuk menggali potensi yang ada.Disini diperlukan
peran pemerintah untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan yang harus dimiliki
masyarakat untuk mengolah sumber daya atau potensi yang dimiliki alam. Maka ada sebuah
metode yang bisa digunakan yaitu analisis SWOT, dimana metode perencanaan strategis
yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan
dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana
kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah
bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats)
menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Metode ini akan saya coba aplikasikan pada kecamatan tempat tinggal saya, yaitu di
kecamatan Selat,kabupaten Karangasem, yang terletak di provinsi Bali. Dimana kecamatan
Selat memiliki tanah yang subur yang diakibatkan oleh sisa abu vulkanik letusan gunung
merapi ( Gunung Agung), sehingga potensi yang bisa digali disini adalah sektor pertanian dan
galian pasir( galian C) dan tidak ketinggalan pula adanya sungai waja yang dimanfaatkan
sebagai tempat olah raga rafting sehingga dapat menarik wisatawan sehingga bisa
berkembang pada sektor pariwisata.
1.2 Rumusan Maslah
Makalah ini mengangkat mengenai penerapan metode analisis SWOT untuk menggali
potensi yang ada dikecamatan Selat, kabupaten Karangasem yang terletak di Provinsi Bali
ini.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana menggunakan metode analisis SWOT
2. Dapat menggali potensi yang ada dikecamatan.
3. Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pelatihan analisis potensi wilayah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis SWOT
SWOT menurut para ahli : Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin
proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan
menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Humphrey memimpin sebuah
proyek penelitian yang akhirnya dikembangkan Team Action Model (TAM) yang
merupakan konsep manajemen yang memungkinkan kelompok eksekutif untuk mengelola
perubahan. SWOT adalah merupakan gagasan dari Humprhey yang berasal dari Stakeholder
dan Analisis SWOT. ", Jika seseorangingin megetahui lebih lanjut tentang penulis di
perpustakaan akademik tidak ada artikel yang terakreditasi kepadanya. Hal yang biasa terjadi
sepertiini bagi seorang penelitian yang tidak memiliki publikasi definitif asli sebagai
sumbernya. Pendekatan TAM adalah salah satu dari sejumlah yang digunakan oleh peneliti di
dunia, meskipun bagi kita pengkreditan untuk Humphrey sebagai pencipta SWOT tidak dapat
didukung.
King (2004) juga mengakui bahwa sulit untuk melacak asal-usul akronim SWOT. Dia
mengutip Haberberg (2000) sebagai menyatakan bahwa SWOT adalah sebuah konsep yang
digunakan oleh para akademisi Harvard pada tahun 1960-an, dan Turner (2002)
menghubungkan SWOT ke Igor Ansoff (1987), ketenaran Matrix Ansoff ini. Koch (2000)
dianggap sebagai kontribusi dari Weihrich (1982), Dealtry (1992) dan Wheelan dan
Hunger(1998). Sekali lagi sementara ini adalah pandangan umum yang diterima para pemikir
pada topik SWOT, bahkan pengamat umum akan mengakui bahwa Weihrich (1982) bukanlah
pencetus konsep melainkan inovator itu. Sebagai Koch (2004) komentar dia mengakui bahwa
serangkaian SWOT / TOWS analisis memiliki keuntungan dari matriks sewenang-wenang
tunggal. Wheelan dan Kelaparan (1998) menggunakan SWOT untuk mencari celah dan
pertandingan antara kompetensi dan sumber daya dan lingkungan bisnis. Dealtry (1992)
dianggap SWOT dalam hal atau kelompok dan vektor dengan tema umum dan interaksi.
Shinnō et al (2006) digabung dengan analisis SWOT Analytic Hierarchy Process (AHP) yang
peringkat dan prioritas masing-masing elemen menggunakan perangkat lunak. Shinnō et al
(2006) tidak benar-benar berurusan dengan keterbatasan yang jelas SWOT (lihat pelajaran
kita SWOT untuk penyegaran).
Seseorang fokuskan kembali mengenai SWOT yang ditawarkan oleh Panagiotou
(2003). Dia memperkenalkan kerangka kerja strategis yang teleskopik pengamatan dalam
kekuatan efek peta, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap singkatan kemudian
mengeluarkan usulan menggunakan pengamatan teleskopik. Jadi, misalnya T = kemajuan
teknologi, E = pertimbangan ekonomi, L = persyaratan hukum dan peraturan, dan lain-lain.
Aspek yang paling berguna dari artikel Panagiotou adalah bahwa tidak hanya apakah dia
mengakui kesulitan dalam menemukan asal-usul SWOT, tetapi ia juga mengelola untuk
menggali beberapa alternatif yang menarik. Berbeda dengan kredit alat untuk Stanford
University Albert Humphrey, SWOT adalah dikreditkan dengan dua profesor Harvard
Business School Unit Kebijakan - George Albert Smith Jr dan C Roland Christiensen selama
awal 1950-an. Kemudian pada tahun 1950 Kebijakan lain HBS Satuan profesor Kenneth
Andrews mengembangkan penggunaan dan aplikasi. Semua profesor adalah spesialis dalam
strategi organisasi sebagai lawan pemasaran. SWOT kemudian dikembangkan oleh HBS
selama 1960-an sampai SWOT menjadi alat yang kita gunakan saat ini.
Kembali meski minat mereka dalam konsep Analisis SWOT, tidak satupun dari
penulis dihormati mengutip sebenarnya asal-usulnya. Ini mungkin bahwa asal-usul SWOT
yang telah dilupakan dan terbatas pada sudut perpustakaan berlabel Ini mungkin bahwa
SWOT berasal di sejumlah tempat, atau menjadi tempat umum dalam ruang pelatihan
perusahaan Amerika pada tahun 1950 dan 'cerita rakyat.' 1960-an. Satu hal adalah benar dan
itu adalah jika Anda melakukan review anda sendiri literatur tentang SWOT yang tidak ada
riwayat yang jelas dari pemikiran tentang topik yaitu bahwa ia tidak memiliki epistemologi
didokumentasikan. Dalam hal ini mahasiswa yang penasaran berhati-hatilah,pencarian
berbasis web tidak ada penjelasanapa itu SWOT. Mereka mengabadikan pemandangan
menjiplak.
Daniel Start dan Ingie Hovland : Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan
strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan
kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong
para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh
mereka.
Kerangka SWOT – sebuah matrix dua kali dua – sebaiknya dikerjakan dalam suatu
kelompok yang terdiri dari anggota kunci tim atau organisasi. pertama, penting untuk
diketahui dengan jelas tentang apa tujuan perubahan kunci, dan terhadap tim atau organisasi
apa analisis SWOT akan dilakukan. Setelah pertanyaan-pertanyaan ini dijelaskan dan
disepakati, mulailah dengan brainstorming gagasan, dan kemudian setelah itu dipertajam dan
diperjelas dalam diskusi.
Perkiraan mengenai kapasitas internal dapat membantu mengidentifikasi dimana
posisi sebuah proyek atau organisasi saat ini: sumberdaya yang dapat segera dimanfaatkan
dan masalah yang belum juga dapat diselesaikan. Dengan melakukan hal ini kita dapat
mengidentifikasi dimana/kapan sumberdaya baru, keterampilan atau mitra baru akan
dibutuhkan. Bila berpikir tentang kekuatan, perlu memikirkan tentang contoh-contoh
keberhasilan yang nyata dan apa penjelasannya. Pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan
untuk memikirkan isu-isu di atas antara lain:
Gambar: Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah instrumen yang beraneka guna, yang dapat digunakan
berkali-kali pada berbagai tahap proyek; membangun sebuah telaah ataui untuk pemanasan
diskusi sebelum membuat perencanaan. Instrumen ini dapat diterapkan secara luas, atau sub-
komponen yang kecil (bagian dari strategi) dapat dipisahkan agar kita dapat melakukan
analisis yang mendetil. SWOT sering menjadi pelengkap yang berguna ketika melakukan
Analisis Pemangku Kepentingan. Kedua instrumen ini adalah pendahuluan yang baik
sebelum melakukan Force Field Analysis dan Influencing Mapping.
2.2 Kecamatan Selat
2.2.1 Gambaran Umum
Kecamatan Selat terletak dikabupaten Karangasem yang letaknya dibagian timur di
pulau Bali. Karangasem mempunyai 8 kecamatan, 3 kelurahan, 75 desa, 52 Lingkungan dan
552 dusun, 185 Desa Adat dan 605 Banjar Adat.
1) Kecamatan Rendang,
2) Kecamatan Selat,
3) Kecamatan Sidemen,
4) Kecamatan Bebandem,
5) Kecamatan Karangasem,
6) Kecamatan Manggis,
7) Kecamatan Abang,dan
8) Kecamatan Kubu.
Luas dari kabupaten ini adalah 839.54 km2 dengan jumlah penduduk tahun 2008
mencapai 430.251 jiwa dan Kepadatan 512,48 jiwa/km2.
2.2 2 Monografi kecamatan Selat:
a) Luas : 80,35 km²
b) Jumlah penduduk : 34.760 jiwa
c) Kepadatan : 433 jiwa/km²
d) Desa/ Kelurahan : 7 desa (Duda, Duda Timur, Duda Utara, Muncan, Pering Sari, Sebudi, Selat)
Batas Wilayah : Utara → Kecamatan Kubu
Barat → Kecamatan Rendang
Selatan →Kecamatan Sidemen
Timur → Kecamatan Bebandem
Tenggara → Kecamatan Manggis
2.2.3 Potensi Wilayah
Kecamatan Selat sangat kaya dengan kekayaan alam seperti memiliki tanah yang
subur, terdapat bahan-bahan material yang bisa digali serta terdapat sumber air bersih yang
bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar dan sumber air ini pula bisa dialirkan kekecamatan lain
yang ada dikabupaten karangasem.
a) Potensi lahan subur
Tidak semua daerah memiliki struktur tanah yang subur seperti struktur tanah yang
ada di kecamatan selat ini. Apabila anda berkunjung kedaerah ini anda akan dapat melihat
daerah persawahan yang luas, sehingga mayoritas penduduk dikecamatan ini memiliki mata
pencaharian sebagai petani. Tidak hanya untuk persawahan lahan yang tersedia bisa juga
dimanfaatkan untuk menanam tanaman perdagangan/ Komoditi :
N
o
Nama
Tanaman
Banyaknya Pohon/BatangJumlah
Produks
i
Belum
Produksi/Mud
a Berproduksi
Tidak
Berproduksi
1 Cengkeh - 52400 12800 -
2 Kelapa 450 798100 795 420038
3 Kopi 72400 428276 71558 140488
4 Coklat - 2160 - 1026
5 Panili - 6000 12000 150
Dari tabel diatas menandakan bahwa potensi yang ada sangat beragam, hanya saja
hasil dari tanaman-tanaman tersebut tidak dapat diolah oleh masyarakat karena kurangnya
pendidikan yang dimiliki masyarakat karena masyarakat tidak terlalu mementingkan
pendidikan.
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
1) Belum Sekolah : 18980 org
2) Tidak Tamat Sekolah dasar : 3978 org
3) Tamat SD/ Sederajat : 5085 org
4) Tamat SLTP/ Sederajat : 3123 org
5) Tamat SLTA/ Sederajat : 2143 org
6) Tamat Akaddemi/ Sederajat : 189 org
7) Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat: 262 org
b) Potensi Pertambangan
Di kecamatan Selat terdapat 2 tempat pertambangan material pasir dan batu ( galian
C) yaitu di Sebudi dan Pejeng. Potensi ini sudah digunakan sejak dulu, sehingga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan menjadi salah satu sumber Pendapatan
Asli Daerah(PAD) melaui pajak yang disetorkan oleh perusahaan-perusahaan yang mengolah
pertambangan. Namun diprekirakan tidak lama lagi pertambangan tersebut akan habis.
Sehingga akan dibuka tempat-tempat penambangan yang baru. Dalam penambangan ini
banyak perusahaan “nakal” yang tidak mau membuat ijin, walaupun membuat ijin, ijinnya
tidak bisa keluar karena persyaratan yang sulit terpenuhi oleh perusahaan tersebut.
Dari kegiatan galian seperti pasti ada dampak positif dan negatifnya, positifnya
perekonomian masyarakat meningkat dan menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah
(PAD) dan dampak negatifnya adalah kerusakan alam yang sangat luas, banyaknya muncul
premanisme dan menyebabkan tersebarnya penyakit HIV aids. Apalagi saat ini untuk galian
di daerah Sebudi si dalam ambang batas titik rawan yang perlu mendapat perhatian serius
agar tidak telanjur rusak berat. Upaya koservasi selayaknya segera dimulai mengingat
kawasan Sebudi sebagai kawasan penyangga keberadaan Pura Kahyagan Jagat Pasar Agung.
Wakil Bupati Karangasem menilai kondisi galian C Sebudi perlu memperoleh apresiasi
semua pihak.
Kawasan Sebudi yang menjadi hamparan bekas lintasan lahar Gunung Agung saat
memuntahkan jutaan meter kubik material yang kini menjadi ladang emas hitam, hendaknya
jangan mewariskan bom waktu suatu saat pasti meledak dan memberi dampak lebih
merugikan kepada masyarakat. Walaupun penambangan masih diperbolehkan sebaiknya
hanya dengan alat manual. Dengan cara itu, kerusakan alam akan diminimalisasi, juga akan
lebih dirasakan manfaatnnya untuk pemerataan peningkatan kesejahteraan masyarakat
setempat. Selama ini, dengan investor galian C besar-besaran dari luar, keuntungan hanya
dinikmati segelintir orang. "Kami dari Dishut bersama masyarakat di sekitar hutan sudah
bekerja keras menjalankan program dalam rangka merealisasikan Bali Clean and Green dan
program kehutanan pusat.
c) Potensi Pariwisata
Area persawahan yang luas juga menjadi tempat yang cukup diminati oleh para
wisatawan untuk dikunjungi sekedar mengambil foto pemandangan. Selain memiliki tanah
yang subur dan adanya galian C selat juga memiliki tempat pariwisata lainnya, yaitu arum
jeram “rafting” yang terletak di sungai telaga waja.
Sungai telaga waja , sungai yang panjangnya hampir 12 kilometer ini mengalir dari
kaki gunung Agung. Menawarkan pengalaman petualangan Rafting yang tak terlupakan,
sejak sungai dan alam di sekitarnya masih alami dibandingkan tempat lain yang menawarkan
petualangan serupa. Rafting di sungai telaga waja, petualangan anda di mulai sejak anda
mulai mengayuh dayung,memasuki suatu suasana alam yang mistis dan juga cantik, melewati
hutan tropis yang masih liar, pure nature, tumbuhan gantung , tanaman merambat,
menciptkan suasana petualangan rafting yang seru ,betul-betul landskap sempurna yang
hampir tidak bisa anda temui di hiruk pikuknya kota, obat stress pastinya. Nikmati juga air
sungai Telaga waja yang jernih yang mengalir deras di jeram-jeram yang banyak jumlahnya,
serta air terjun yang menjulang. Daerah pariwisata ini sangat jarang sepi pengunjung, maka
dari itu tempat pariwisata ini dapat menambah PAD kabupaten karangasem.
2.3 Identifikasi dan Pengelompokan Faktor Eksternal
Analisis Faktor Strategis Eksternal
Analisis faktor strategis eksternal difokuskan pada kondisi yang ada dan kecenderungan
yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi. Setelah mengetahui
faktor-faktor strategi eksternal, selanjutnya susun tabel faktor-faktor Strategis Eksternal
(External Strategic Factors Analysis Summary/EFAS), dengan langkah sebagai berikut :
1. Menyusun faktor peluang dan ancaman pada kolom 1.
2. Memberikan bobot masing-masing faktor pada kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis yang berupa peluang
dan ancaman ini harus berjumlah 1.
3. Menghitung rating dalam (dalam kolom 3) untuk masing-msing faktor dengan memberi
skala mulai dari 4 (sangat baik/outstanding) sampai dengan 1 (sangat tidak baik/poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut pada kondisi organisasi. Pemberian nilai rating untuk
peluang bersifat positif, artinya peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika
peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk rating ancaman bersifat sebaliknya, yaitu
jika nilai ancamannya besar, maka ratingnya -4 dan jika nilai ancamannya kecil, maka
nilainya -1.
4. Mengalikan bobot faktor pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Hasilnya adalah skor
pembobotan untuk masing-masing faktor.
5. Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah untuk memetakan posisi organisasi
pada diagram analisa SWOT.
Mengetahui faktor-faktor dan matrik internal dari Kecamatan Selat maka langkah
pertama yang dapat dilakukan adalah mengelompokan dan mengidentifikasi segala faktor
eksternal yang ada dalam kecamatan tersebut. Perlu diingat, bahwa yang termasuk dalam
faktor eksternal dalam analisis SWOT adalah opportunity ( kesempatan / peluang ) dan
Threat ( Ancaman ). Peluang dan ancaman selalu menyertai keberadaan suatu organisasi,
karena dalam menjalankan aktivitasnya senantiasa melakukan interaksi dengan pihak lain,
secara langsung maupun tidak langsung.
a) Peluang (opportunity)
Adapun beberapa peluang (opportunity ) yang dimiliki oleh Kecamatan Selat yaitu :
1. Akses jalan yang baik;
2. Investasi pembangunan Villa/ penginapan;
3. Pembangunan Rumah makan (restoran);
4. Memiliki keunggulan dari kecamatan lain (nama baik);
5. Meningkatnya taraf hidup masyarakat.
Adapun beberapa ancaman (Threat ) dari Kecamatan Selat yaitu :
1. Tingkat kejahatan yang meningkat;
2. Meningkatnya premanisme;
3. Terjadi perkelahian antar warga;
4. Wabah penyakit HIV Aids meluas.
Setelah mengetahui apa saja yang menjadi faktor eksternal dari kecamatan tersebut, maka
faktor-faktor tersebut dimasukan dalam sebuah matrik, yang disebut dengan matrik eksternal.
Matrik eksternal ini terdiri dari :
a. faktor-faktor eksternal, yang telah disebutkan di atas tadi
b. bobot, yang merupakan skala perbandingan dari faktor-faktor tersebut dilihat dari
pengaruhnya terhadap posisi strategis wilayah.
c. Rating, yang merupakan skala yang diberikan berdasarakan pengaruhnya terhadap kondisi
wilayah, makin positif atau baik pengaruhnya terhadap kondisi wilayah, makin tinggi
nilainya. Sedangkan makin kuat ancamannya bagi wilayah, makin kecil nilainya
d. Pembobotan, didapatkan dari hasil kali bobot dengan rating (B X R)
e. Komentar, merupakan keterangan atau tanggapan mengenai faktor-faktor eksternal tersebut.
f. Nilai total hasil Bobot (B) x Rating (R) menunjukkan bagaimana organisasi bereaksi
terhadap faktor strategis eksternalnya. Nilai ini dapat digunakan untuk membandingkan
dengan organisasi lain & untuk mengambil keputusan.
Agar lebihmemahami matrik eksternal, maka di bawah ini akan digambarkan matri
eksternal tersebut :
MATRIK EKSTERNAL
Faktor Eksternal Bobot Ratin B X R Komentar
( B )g
( R )
1 2 3 4 5
Peluang (oppoturnity):
1. Akses jalan yang baik;0,20 4 0,80 Memudahkan akses
2. Investasi pembangunan
Villa/ penginapan0,10 3 0,30
Wisatawan yang berkunjung
meningkat
3. Pembangunan Rumah
makan (restoran);0,10 3 0,30 Memudahkan Wisatawan
4.Memiliki keunggulan dari
kecamatan lain (nama baik);0,20 4 0,80 Meningkatkan Citra
Jumlah O 0,60 14 2,20
Ancaman (threats) :
1.Tingkat kejahatan yang
meningkat; 0,10 2 0,20 Turunnya moral masyarakat
2.Terjadinya premanisme 0,05 2 0,10 Kurangya pendidikan
3.Sering terjadi perkelahian
antar warga0,10 2 0,20 Mengganggu ketentraman
4. Wabah penyakit HIV
Aids meluas.0,15 2 0,30 Menimbulkan ketakutan
Jumlah T 0,40 0,80
Total 1,00 3
2.4 Identifikasi dan Pengelompokan Faktor Internal
Dari gambaran umum Kecamatan Selat maka langkah selanjutnya yang dapat
dilakukan adalah mengelompokan dan mengidentifikasi segala faktor internal yang ada dalam
kecamatan tersebut. Perlu diingat kembali , bahwa yang termasuk dalam faktor internal dalam
analisis SWOT adalah Strenghts ( kekuatan ) dan Weaknesses ( Kelemahan ). Kekuatan dan
kelemahan adalah dua faktor internal yang utama dan merupakan bawaan turun-temurun dan
melekat pada organisasi dari waktu ke waktu.
a) Kekuatan ( Strengths )
Adapun kekuatan atau potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Selat yaitu :
1. Memiliki lahan subur yang cukup luas;
2. Memiliki Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) yang cukup tinggi;
3. Memiliki sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan oleh PDAM, karena Kecamatan Selat
terletak dibawah/ dikaki Gunung Agung yang merupakan sumber mata air, mata air ini tidak
hanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, tapi air bersih ini sudah bisa dinikmati oleh
hampir semua masyarakat kabupaten karangasem;
4. Memiliki 2 tempat penambangan material pasir dan batu (galian C);
5. Adanya sungai Telaga Waja sebagai objek pariwisata arum jeram dan untuk pengairan
disawah;
6. Memiliki letak strategis yaitu dikaki Gunung Agung, yang kaya akan SDA.
b) Kelemahan (Weakness)
Beberapa Kelemahan dari Kecamatan Selat yaitu :
1. Kawasan hutan lindung mulai rusak oleh penambang liar yang tidak memiliki ijin;
2. Sering terjadi sengketa tanah;
3. Sering terjadi perkelahian akibat rebutan muatan pasir/batu;
Setelah mengetahui apa saja yang menjadi faktor internal dari kecamatan tersebut, maka
faktor-faktor tersebut dimasukan dalam sebuah matrik, yang disebut dengan matrik internal.
Matrik internal ini terdiri dari :
a. faktor-faktor internal, yang telah disebutkan di atas tadi
b. bobot yang merupakan skala perbandingan dari faktor-faktor tersebut dilihat dari
pengaruhnya terhadap posisi strategis wilayah.
c. Rating, yang merupakan skala yang diberikan berdasarakan pengaruhnya terhadap kondisi
wilayah, makin positif atau baik pengaruhnya terhadap kondisi wilayah, makin tinggi
nilainya. Sedangkan makin negatif atau tidak baik pengaruhnya (melemahkan) terhadap
kondisi wilayah, makin kecil nilainya.
d. Pembobotan, didapatkan dari hasil kali bobot dengan rating (B X R)
e. Komentar, merupakan keterangan atau tanggapan mengenai faktor-faktor internal tersebut.
f. Nilai total hasil Bobot (B) x Rating (R) menunjukkan bagaimana organisasi bereaksi
terhadap faktor strategis internalnya. Nilai ini dapat digunakan untuk membandingkan
dengan organisasi lain & untuk mengambil keputusan.
Agar lebih memahami matrik internal, maka di bawah ini akan digambarkan matrik
internal tersebut
MATRIK INTERNAL
Faktor InternalBobot
( B )
Rating
( R )B X R Komentar
1 2 3 4 5
Kekuatan (Strenght) :
1. Lahan Subur yang Luas 0,15 3 0,45 Lahan pertanian
2. Membantu PAD 0,10 3 0,30 Meningkatkan PAD
3. Mata Air 0,10 4 0,80 Mudah mendapatkan Air
4. Tempat
Penambangan( Galian C)0,10 3 0,30 Sebagai mata Pencarian
5. Sungai sebagai tempat
wisata( arum jeram)0,20 4 0,80
Menambah Sumber mata
pencaharian
6. Letak Strategis Dibawah
Kaki Gunung0,10 3 0,30
Memiliki SDA yang
melimpah
Jumlah S 0,75 2,95
Kelemahan (weakness):
1. Hutan lindung mulai rusak0,10 2 0,20
Berpotensi bencana alam
2. Sering terjadi sengketa tanah 0,05 2 0,10 Memicu keributan
3. Sering terjadi perkelahian 0,05 1 0,05 Merugikan banyak pihak
4. Kurangnya Pendidikan 0,05 2 0,10
Jumlah 0,20 0,45
Total 1,00 3,35
2.5 Perumusan Isu Strategis
Setelah kita mengidentifikasi dan mengelompokan faktor eksternal dan faktor internal
yang ada, maka tahap selanjutnya adalah merumuskan isu strategis. Isu strategis adalah suatu
upaya atau cara untuk mencari alternatif atau solusi dari permasalahan yang ada. Dengan isu
strategis ini, diharapkan segala permasalahan dan kekurangan yang ada dapat diselesaikan
dengan baik.
Isu strategis didapat dengan mengawinkan antara faktor internal dengan faktor
eksternal yang ada. Kemudian dicarilah suatu bentuk jawaban yang diharapkan menjadi
solusi dari permasalahan tersebut.
Adapun setelah kita mendapatkan sebuah jawaban atau alternatif solusi, kemudian
diterapkan dalam kenyataannya. Berikut adalah sebuah matrik analisis SWOT yang memuat
isu-isu strategis yang kiranya dapat menjadi alternatif solusi untuk mengoptimalkan potensi
yang ada maupun memecahkan masalah yang terjadi.
MATRIK ANALISIS SWOT
Internal
Eksternal
Strengths ( S )
1. Lahan Subur yang Luas
Memiliki sumber air tetap
2. Membantu PAD
3. Mata Air
4. Tempat Penambangan( Galian
C)
5. Sungai sebagai tempat
wisata( arum jeram)
6. Letak Strategis Dibawah Kaki
Gunung
Weaknesses ( W )
1.Hutan lindung mulai rusak
2. Sering terjadi sengketa tanah
Terletak di dataran rendah
3. Sering terjadi perkelahian
4. Kurangnya Pendidikan
Masyarakat
Opportunities ( O )
1. Akses jalan yang baik
2. Investasi
pembangunan Villa/
penginapan
3. Pembangunan
Rumah makan
(restoran);
4.Memiliki keunggul an
dari kecamatan lain
(nama baik);
Strategi S-O
1. Memanfaatkan Lahan dengan
sebaik-baiknya
2. Mendukung pembangunan guna
meningkatkan pariwisata
3. Meningkatkan peluang usaha
bagi masyarakat setempat.
4. Memberikan stimulan bagi
masyarakat untuk berwirausaha
5. Meningkatkan mutu pendidikan
Strategi W-O
1. Melakukan perawatan terhadap
jalan, sehingga akses tetap lancar
2. Menutup daerah penambangan
yang sudah tidak layak ditambang
lagi
3. Mengalihkan minat masyarakat
untuk beralih kesektor pariwisata
4. Meningkatkan pendidikan
masyarakat
Threats ( T )
1.Tingkat kejahatan yang
meningkat;
2. Terjadinya pre
manisme
3. Sering terjadi per
kelahian antar warga
4. Wabah penyakit HIV
Aids meluas.
Strategi S-T
1. Meningkatkan pengawasan
terhadap penambang liar
2. Mengadakan Penyuluhan
tentang bahaya HIV Aids
3. Meningkatkan keamanan di
masyarakat
4. Meningkatkan pengawasan dan
pemahaman bagi anak terhadap
pendidikan
Strategi W-T
1. Penertiban trehadap perusahaan
tanpa ijin
2. Melakukan reboisasi terhadap
hutan gundul
3. Memperketat pengamanan di
setiap wilayah
4. Meningkatkan kesadaran terhadap
bahaya penyakit Aids
Setelah kita membuat tabel matrik analisis SWOT tersebut, maka kita dapat melihat
langkah – langkah apa yang dapat kita ambil untuk mengatasi segala kelemahan dan ancaman
yang ada. Selain itu, kita juga dapat melakukan langkah – langkah yang dapat
mengoptimalkan segala kekuatan dan peluang yang ada di Kecamatan Selat. Dengan analisis
SWOT, diharapkan dapat memberi jawaban dalam menentukan langkah yang akan diambil
ke depannya.
2.6 Manfaat Analisis SWOT
Adapun beberapa manfaat yang kita dapatkan dari analisis SWOT ini diantaranya :
Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan
dengan melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau, ditopang
sumber daya dan kemampuan yang miliki saat ini yang akan diproyeksikan
kemasa depan.
Untuk menganalisis kesempatan/peluang dan kekuatan dalam membuat
rencana jangka panjang.
Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan
menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan.
Untuk mengidentifikasi Faktor eksternal (O dan S) dan Faktor Internal (S dan
W)
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat dlilihat bahwa sangat mudah untuk menganalisis
mencari peluang, kekuatan untuk mengambil keputusan untuk jangka panjang dengan kata
lain untuk masa depan yang lebih terjamin. Sedangkan analisis ancaman dan kelemahan
cenderung untuk jangka pendek dan untuk perbaikan. Dengan analisis SWOT dapat dilihat
kecamatan Selat memiliki SDA yang melimpah sehingga banyak potensi yang bisa
dikembangkan terutama disektor Pertanian dan Pariwisata. Namun melihat dari sektor
pertambangan walaupun banyak menambah PAD, tapi sektor inilah yang paling tinggi
menimbulkan dampak negatif antara lain kerusakan lingkungan, ini sangat bertentangan
sekali dengan tujuan gubernur bali yaitu menuju “Bali Clean and Green” yang artinya bali
bersih dan hijau. Dikecamatan ini terjadi pengrusakan hutan lindung sehingga sangat
berseberangan dengan prinsip/tujuan dari pemprov Bali. Kemungkinan penambangan-
penambangan yang ada sekarang ini akan segera ditutup karena sangat membahayakan untuk
kehidupan masa depan
3.2 Saran
Dalam menyelesaikan masalah yang ada, hendaknya kita mengidentifikasi dan
mengevaluasi terlebih dahulu segala faktor yang ada, baik faktor internal maupun faktor
eksternal.Selain itu, dalam mengidentifikasi potensi dan segala kelemahan yang ada, maka
dapat digunakan metode analisis SWOT. Dengan analisis SWOT, kita mendapatkan suatu
alternatif solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dan juga
dapat mengoptimalkan kekuatan dan peluang yang ada di Kecamatan Selat
Walaupun sekarang masa pembangunan yang memerlukan banyak biaya tidak
sepantasnya mengeyampingkan kondisi alam yang mulai rusak. Kita tidak selamanya bisa
tergantung pada alam yang keadaannya mulai rusak oleh manusia. Seharusnya pemerintah
bisa mencarikan alternatif pekerjaan kepada masyarakat seperti beralih kesektor pariwisata. “
Manusia Bernafas Menggunakan Oksigen Bukan Pasir” jadi mari menjaga kelestarian alam.
DAFTAR PUSTAKA
Buku monografi kecamatan Selat tahun 2005
www.karangasem.go.id
www.wikipedia.com
http://arulmtp.wordpress.com/2008/08/03/analisa-swot-sebagai-alat-perumusan-strategi/