makalah perumusan masalah penelitian
TRANSCRIPT
PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN
DI SUSUN OLEH :
1. ADIANSYAH (06081281520061)
2. ADIT CHANDRA KIRA WIJAYA (06081181520021)
3. ALDILA FATMAWATI (06081181520002)
4. ANDY MAULANA (060811815200113)
5. MEIDIAN RENALDO (06081181520016)
6. PUJA SONIA ROSA (06081181520015)
7. RADEN AYU MAUDIANA SARI (06081181520014)
8. YURIKA MARIANI ( 06081181520024)
DOSEN PENGAMPUH :
1. PROF. DR. RATU ILMA INDRA PUTRI, M.Si
2.DR.BUDI SANTOSO,M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,karunia,serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah perumusan masalah penelitian dengan baik meskipun masih terselip sedikit maupun banyak kekurangan.Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampuh Prof.Dr.Ratu Ilma Indra Putri,M.Si dan Dr.Budi Santoso,M.Si yang telah mengampuh dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan kami adalah makalah perumusan masalah penelitian ini dapat membantu dan berguna bagi para pembacanya dalam merumuskan masalah dalam penelitian.Sehubungan dengan makalah yang kami buat ini mempunyai kekurangan,maka dari itu kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat.Amin.
i
DAFTAR ISI
PERUMUSAN MASALAH PENELITIANKATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii1. Masalah Penelitian...............................................................................................................1
2. Latar Belakang Penelitian........................................................................................................2
3. Mengidentifikasi, Memilih/ Membatasi dan Merumuskan Masalah..............................................3
3.1 Mengidentifikasi Masalah...................................................................................................3
3.2 Memilih/Membatasi Masalah..............................................................................................4
3.3 Merumuskan Masalah........................................................................................................5
3.3.1 Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian..................................................................6
3.3.2 Ciri-ciri Perumusan Masalah yang Baik.........................................................................9
4. Tujuan Penelitian..................................................................................................................11
5. Kegunaan Penelitian..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................iii
ii
PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN
1. Masalah Penelitian
Menurut Sugiyono (2004:55), masalah diartikan sebagai suatu kesenjangan antara apa
yangdiharapkan dengan apa yang terjadi.Selain itu juga masalah dapat diartikansebagai
Kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun peneliti, sehingga perlu ditemukan
jawabannya.
Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagi
suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal,
atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta
antara harapan dan kenyataan.
Masalah merupakan sesuatu yang penting dan sentral dalam penelitian. Penting,
karena penelitian tidak mungkin dapat dilakukan tanpa ada masalah. Dikatakan sentral,
karena nyaris dalam seluruh tahapan penelitian , seperti latar belakang masalah , tujuan
penelitian, kajian teori, penyusunan instrumen penelitian, kesimpulan, saran dan sebagainya,
semuanya akan bermuara dari permasalahan yang telah terlebih dahulu dirumuskan.
Ciri-ciri pernyataan Masalah Penelitian yang baik menurut Syvie, 2007 adalah
sebagai berikut.
1. Masalah yang dipilih harus mempunya nilai penelitian
Masalah harus mempunyai keaslian
Masalah harus menyatakan suatu hubungan
Masalah harus merupakan hal yang penting
Masalah harus dapat di uji
Masalah harus mencerminkan suatu pertanyaan
2.Masalah yang dipilih dengan bijak, artinya:
Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia
Biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan
Waktu memecahkan masalah harus wajar
Biaya dan hasil harus seimbang
Administrasi dan sponsor harus kuat
Tidak bertentangan dengan hukum dan adat
1
3. Masalah dipilih dengan kualifikasi peneliti
Menarik bagi peneliti
Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
2. Latar Belakang Penelitian(1) Pada bagian ini mensinyalir tentang adanya suatu gejala/masalah yang kemudian
diuraikan tentang topik atau masalah yang menjadi issu sentral penelitian atau gejala
penelitian sebagai informasi awal untuk diteliti, berdasarkan fakta-fakta atau data-data
(hasil dari pra-penelitian/ Biro Pusat Statistik/Badan Resmi lainnya), atau informasi
yang berasal dari referensi ilmiah (seperti jurnal, hasil-hasil penelitian
sebelumnya,seminar lokakarya, pendapat pemegang otoritas), dan instuisi atau
pengalaman pribadi. Informasi awal tersebut, sebutkan sumber referensinya. Data- data,
fakta-fakta, dan referensi lainnya harus ada dalam latar belakang masalah untuk
menunjukan bahwa gejala atau fenomena itu disinyalir ada memang berdasarkan fakta,
pengalaman dan referensi yang ditangkap dengan panca indera bukan khayalan atau
bukan persepsi penulis yang tanpa fakta dan bukan uraian kajian pustaka).
Misalnya,isu utama ( problem issu) yang akan diteliti adalah:
a. Berdasarkan pengamatan/observasi awal/laporan : Ada data yang menhunjukkan
kinerja guru sekolah atau prestasi siswa menurun dari tahun ketahun.
b. Ketika seminar pendidikan: Dilontarkan tentang kurangnya minat siswa ke sekolah
kejuruan .
c. Berdasarkan pengalaman: Perkembangan sekolah tidak menunjukkan peningkatan
yang positif.
Problem utama tersebut harus berdasarkan fakta yang disajikan dalam bentuk tabel atau
kutipan dari sumber yang syah, tidak dipersepsi atau dikarang atau diperkirakan sendkiri.
(2) Memuat tentang mengapa kejadian/gejala itu dianggap masalah dan mengapa penting
diteliti, dan apa dampaknya apabila masalah ini dibiarkan, apakah mengancam,
mengganggu, menghambat dan menyulitkan sehingga menimbulkan kesenjangan.
Termasuk implikasi masalah terhadap berbagai aspek.
Misalnya:
Bila masalah kinerja sekolah itu rendah dan tidak diatasi, maka akanmengancam pada
citra sekolah, dan akan berdampak pada menurunnya minat siswa untuk melanjutkan
kesekolah tersebut. Selain dapat mengganggu proses perkembangan sekolah, kinerja
2
sekolah juga akanmenyulitkan sekolah dalam mencapai prestasi belejar siswa, yang
pada akhirnya akan menyulitkan siswa untuk masuk perguruan tinggi dan dunia kerja.
Contoh di atas sesuai dengan karakateristik masalah yaitu mengganggu, mengencam,
menyulitkan, dan menghambat yang kesemuanya tidak dikehendaki.
(3) Menguraikan bagaimana masalah tersebut seharusnya dipecahkan (pendekatan
pemecahan masalah), untuk apa masalah ini dipecahkan dan diteliti dan apa manfaat
hasil penelitian ini bagi kehidupan prakis dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Misalnya:
Untuk meningkatkan kinerja sekolah, pemerintah telah berusahan melalui serangkaian
kebijakannya seperti BOS, perbaikan sistem kurikulum, ... , dan UU pendidikan. Secara
praktis telah banyak dilakukan usaha yang telah dilakukan seperti diatas, namun kinerja
sekolah tetap saja masih rendah sehingga pertanyaaanya adalah mengapa kinerja
sekolah tetap rendah.
Secara teoritis, memang banyak faktpor penyebabnya, seperti dikemukakan
oleh .............., bahwa untuk meningkatkan kinerja sekolah sangat ditentukan oleh faktor-
faktor lingkungan, fasilitas, latar belakang, dsb.Demikian pula menurut ahli pendidikan,
bahwa kinerja sekolah sangat tergantung pada sistem, sumberdaya sekolah, dan
kebijakan pemerintah.
Untuk mendapatkn jawaban secara teoritis penulis sangat tertarik untuk meneliti
mengapa kinerja sekolah rendah?Apakah latar belakang profesional guru dan budaya sekolah
berpengaruh terhadap kinerja sekolah? Bila hal tersebut benar dan meyakinkan maka hasil
penelitian ini akan sangat berguna bagi perbaikan kinerja sekolah dan sistem pendidikan
secara praktis dan meningkatkan kebenaran ilmu pengetahuan secara teoritis.
3. Mengidentifikasi, Memilih/ Membatasi dan Merumuskan Masalah3.1 Mengidentifikasi Masalah
(1) Mengidentifikasi masalah adalah mencari masalah yang paling relevan dan menarik
untuk diteliti.
(2) Masalah dapat dicari melalui “Pancaindera”, yaitu pengamatan, pendengaran,
penglihatan, perasaan, dan penciuman.
(3) Permasalahan akan ada jika ada kesenjangan (gap) antara das sollen dan das sein,yaitu :
ada perbedaan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan
antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia,
3
antara harapan dan kenyataan.
(4) Dalam bagian ini,mula-mula kemukakan semua faktor atau variabel yang teridentifikasi
sebagai masalah yang menyebabkan terjadinya suatu masalah utama berdasarkan
referensi (literatur) atau hasil penelitian tertentu.
(5) Banyak faktor penyebab yang merupakan masalah dan menyebabkan masalah lain, tetapi
yang diidentifikasi adalah faktor-faktor dan masalah masalah yang terjangkau dan
dikuasai peneliti saja.
(6) Masalah biasanya berkaitan dengan suatu kondisi yang mengancam, mengganggu,
menghambat, menyulitkan, yang menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. “A problem as any situation where a gap exist between the actual and the
desire d ideal state (Sekaran, 1992).
Misalnya:
Masalah yang menyebabkan ”rendahnya kinerja” diidentifikasi karena fasilitas belajar,
rendahnya kompetensi guru, tidak baiknya budaya kerja, kurang kndusipnya iklim
kerja danrendahnya kemampuan kepemimpinan yang menyebabkan kinerja rendah.
Disini masalah utamanya adalah produktivitas yang rendah yang disebabkan oleh faktor-
faktor penyebabnya.Dengan demikian faktor-faktor penyebabnyalah yang harus
diidentifikasi, dan sangat banyak faktornya sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
3.2 Memilih/Membatasi Masalah
Dalam mengidentifikasi masalah biasanya dijumpai lebih dari satu masalah, dan tidak
semua masalah dapat/layak diteliti. Oleh sebab itu perlu diadakan pemilihan/pembatasan
masalah.Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak
dan relevan untuk diteliti diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002), meliputi :
1. Masalah masih baru
“Baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut belum pernah diungkap atau diteliti oleh
orang lain dan topik masih hangat di masyarakat, sehingga agar tidak sia-sia usaha yang
dilakukan, sebelum menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal
penelitian maupun media elektronik tentang penelitian terkini.
2. Aktual
Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi di masyarakat.
Sebagai contoh, ketika seorang dosen keperawatan akan meneliti tentang masalah gangguan
konsep diri pada pasien yang telah mengalami hemodialise berulang, maka sebelumnya
peneliti tersebut harus melakukan survey dan memang menemukan masalah tersebut,
4
meskipun tidak pada semua pasien
3. Praktis
Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, artinya hasil
penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu pemborosan atau
penghamburan sumber daya tanpa manfaat praktis yang bermakna.
4. Memadai
Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas, tetapi juga
tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan memberikan hasil yang kurang jelas dan
menghamburkan sumber daya, sebaliknya masalah penelitian yang terlalu sempit akan
memberikan hasil yang kurang berbobot.
5. Sesuai dengan kemampuan peneliti
Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai kemampuan penelitian
dan kemampuan di bidang yang akan diteliti, jika tidak, hasil penelitiannya kurang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis.
6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah
Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-
undang ataupun adat istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena akan banyak menemukan
hambatan dalam pelaksanaan penelitiannya nanti.
7. Ada yang mendukung
Setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga sejak awal sudah dipertimbangkan
darimana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak jarang masalah-masalah penelitian yang
menarik akan mendapatkan sponsor dari instansi-instansi pendukung, baik pemerintah
maupun swasta.
Misalnya:
Peneliti akan memilih dan membatasi pada dua factor penyebabnya saja yaitu iklim dan
kompetensi yang menyebabkan kinerja rendah.
Dalam contoh di atas, faktor kepemimpinan tidak dipilih karena mungkin menurut
peneliti tidak menarik untuk diteliti atau tidak memiliki cukup ilmu pengetahuan untuk
meneliti masalah penyebabnya itu.
3.3 Merumuskan Masalah
Setelah masalah diidentifkasi dan dipilih/dibatasi, selanjutnya masalah tersebut hendaknya:
(1) Dirumuskan dalam kalimat tanya (?) yang padat dan jelas.
(2) Memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data guna menjawab
5
pertanyaan dalam rumusan tersebut.
Misalnya :
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi siswa, diantaranya fasilitas belajar,
kompetensi profesional guru, budaya sekolah, iklim pembelajaran, kemampuan
manajerial kepala sekolah, dsb.( Jam’an, 2008: 2).
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi siswa, penulis sangat tertarik untuk
meneliti tentang kompetensi professional guru dan budaya kerja sekolah.Persoalan ini cukup
menantang dan sangat menarik untuk diteliti, karena selain belum ada yang meneliti masalah
ini cukup aktual dan sesuai dengan ilmu pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh sebab itu pertanyaan yang ingin di jawab adalah:
a. Bagaimana pengaruh konpetensi professional guru terhadap kinerja
guru ?
b. Sejauhmana pengaruh budaya kerja sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru?
3.3.1 Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian
Merumuskan Masalah biasanya menjadi batu sandungan yang besar dalam membuat
sebuah skripsi apabila penulis tidak terlalu memahami masalah yang akan dikaji dalam
skripsi. Dapat dikatakan bahwa rumusan masalah merupakan salah satu dari tahapan yang
ada di antara sejumlah tahapan penelitian yang mempunyai kedudukan penting di dalam
aktivitas penelitian yang dikaji dalam sebuah skripsi. Apabila tanpa rumusan masalah, maka
suatu kegiatan penelitian akan sia-sia atau bahkan tidak bisa membuahkan hasil sama sekali.
Sehingga proses penulisan skripsipun akan ikut menjadi sia-sia. Di dalam rumusan masalah
sendiri diperlukan untuk memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Dalam rumusan masalah
perlu diperhatikan bentuk-bentuk masalah.
Sugiyono (2000) menyebutkan ada tiga bentuk masalah yaitu :
1. Masalah Deskriptif
Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap
keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri
sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada
sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian
semacam ini selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif :
Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional ?
Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negri Berbadan Hukum ?
6
Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia ?
Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah
di bidang pendidikan ?
Seberapa tinggi tingkat produktivitas dan keuntungan financial Unit Produksi pada
Sekolah-sekolah Kejuruan ?
Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di
Indonesia ?
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan
dengan satu variable atau lebih secara mandiri .Peneliti yang bermaksud mengetahui kinerja
Departemen Pendidikan Nasional, sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi berbadan
hokum, efektifitas kebijakan MBS, tingkat produktivitas dan keuntungan financial Unit
Produksi pada Sekolah-sekolah Kejuruan, minat baca dan lama belajar rata-rata per hari
murid-murid sekolah di Indonesia adalah contoh penelitian deskriptif.
2. Masalah Komparatif
Masalah komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif :
Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta ?
( variable penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri dan
swasta )
Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Deasa ?
( satu variable dua sampel )
Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antar murid yang berasal dari
keluarga Guru, Pegawai Swasta, dan Pedagang ?
( dua variable tiga sampel )
Adakah perbedaan kompetensi professional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP,
dan SLTA ?
( satu variable untuk dua kelompok, pada tiga sampel )
3. Masalah Asosiatif
Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara
dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut bisa simetris, kausal, maupun hubungan timbal
balik.
Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu :
7
a) Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variable atau lebih yang
kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
Contoh rumusan masalah adalah sebagai berikut :
Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap
murid sekolah ?(variable pertama adalah penjual es dan ke dua adalah kejahatan).
Hal ini berarti yang menyebabkan jumlah kejahatan bukan karena es yang terjual .
mungkin logikanya adalah sebagai berikut : pada saat es banyak terjual itu pada
musim liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang piknik ke tempat
wisata. Karena banyak murid yang piknik maka di situ banyak kejahatan.
Adakah hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak ?
Adakah hubungan antara jumlah payung terjual dengan jumlah murid sekolah ?
b) Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel
independent(variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi).
Contoh :
Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak ?
(pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi belajar variabel dependen).
Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan
memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan variabel independen dan kecepatan
memperoleh pekerjaan variabel dependen).
Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di SMA?
c) Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak
diketahui mana variabel independen dan dependen.
Contoh :
Hubungan antara mativasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan A. Di sini
dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat
mempengaruhi motivasi.
Hubungan anatara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan
kaya, demikian juga orang yang kaya dengan meningkatkan kecerdasan karena gizi
terpenuhi.
8
3.3.2 Ciri-ciri Perumusan Masalah yang Baik
Rumusan masalah dapat di kemukakan dalam bentuk pernyataan maupun dalam
bentuk pertanyaan lebih banyak digunakan, karena lebih jelas apa yang yang akan dijawab
melalui penelitian yang bersangkutan. Pernyataan penelitian digunakan untuk
mendeskripsikan dan menegaskan rumusan umum dari untuk merinci aspek-aspek yang
terkandung dalam rumusan umum tersebut.
Dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan studi kolerasi dan studi pengaruh,
biasanya pernyataan penelitian diajukan dalam pola sederhana sebagai berikut :
1. Bagaimana realitas variabel x;
2. Bagaimana realitas variabel y;
3. Bagaimana hubungan/ kolerasi/ pengaruh antara variabel x dan atau terhadap variabel y.
Sedangkan dalam penelitian jenis lainnya sangat menentukan seberapa banyak aspek
pertanyaan penelitian yang dapat didefinisikan oleh peneliti. Harus dipahami bahwa semakin
jelas dan terinci identifikasi masalah, maka akan semakin terfokus arah penelitian yang
dilakukan. Dan hal tersebut tentu akan memudahkan penelitian yang dilakukan.
Dalam tahap perumusan masalah penelitian, penelitian juga harus
menjelaskanbeberapa istilah kunci yang terdapat dalam judul penelitian atau rumusan
masalah penelitian. Penjelasan tersebut yang diistilahkan dengan ‘definisi operasional’ atau
‘definisi kerja’ akan sangat membantu penelitian yang dilakukan
Dalam penelitian diperlukan sebuah masalah yang baik. Terdapat beberapa ciri
masalah yang baik, yaitu:
1. Mempunyai Nilai Penelitian
Dalam sebuah penelitian, masalah yang sedang diteliti hendaknya mempunyai nilai
penelitian. Dikatakan mempunyai nilai penelitian apabila masalah yang akan diteliti pada
akhir penelitian dapat memberikan manfaat dalam sebuah bidang ilmu tertentu atau dapat
digunakan untuk keperluan yang lain. Dalam memilih masalah yang baik peneliti harus
memperhatikan beberapa hal berikut:
2. Masalah harus mempunyai keaslian
Sebuah masalah yang akan diteliti hendaknya adalah masalah yang up to date.
Maksudnya adalah masalah yang diteliti belum pernah diteliti sebelumnya oleh peneliti lain.
Masalah juga harus mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi ilmiah, sehingga penelitian akan
semakin berkualitas. Selain itu, masalah yang diteliti boleh jadi adalah masalah-masalah yang
terlewatkan dari perhatian masyarakat selama ini atau bias juga masalah yang akan
memunculkan sebuah teori baru.
9
3. Masalah harus menyatakan suatu hubungan
Masalah yang baik adalah masalah yang menyatakan sebuah hubungan antara
variabel-variabel tertentu yang saling berkaitan. Hal ini perlu diperhatikan agar penelitian
yang dilakukan lebih bermakna. Biasanya variabel-variabel yang dipakai untuk mewakili
unsur-unsur yang ada dalam penelitian dilambangkan dengan huruf X, Y, dan Z.
4. Masalah harus merupakan hal yang penting
Masalah yang diteliti haruslah merupakan hal yang penting dan bukan masalah yang
sepele untuk diteliti. Karena diharapkan hasil akhir dari penelitian adalah sebuah fakta dan
kesimpulan yang dapat bermanfaat di sebuah bidang tertentu dan dapat diterbitkan di jurnal
ilmu pengetahuan. Tidak hanya itu, hasil penelitian juga dapat menjadi bahan referensi dalam
menyusun buku-buku teks.
5. Masalah harus dapat diuji
Seorang peneliti harus pandai dalam memilih masalah yang akan diteliti. Masalah
yang akan diteliti hendaknya adalah masalah yang dapat diuji. Sebaiknya masalah yang
dipilih adalah masalah yang dapat memberikan implikasi untuk dilakukan uji empirisnya. Hal
ini dimaksudkan agar penelitian agar penelitian dapat dilihat secara jelas hubungan antar
variabel yang saling berkaitan dalam masalah yang sedang diteliti dan dapat tentu saja dapat
diukur.
6. Masalah harus dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
Masalah yang menarik adalah masalah yang dapat menimbulkan pertanyaan. Tapi
peneliti juga harus dapat menggambarkan masalah yang sedang diteliti dengan jelas, sehingga
tidak membingungkan orang yang membacanya dan dapat dilakukan uji untuk menyatakan
jawaban dan kebenarannya.
7. Mempunyai fisibilitas
Masalah yang baik adalah masalah yang mempunyai fisibilitas, yaitu masalah tersebut
harus mempunyai nilai pemecahan dan dapat dipecahkan. Hal ini dimaksudkan agar
penelitian dapat berguna dan tidak sia-sia.
8. Sesuai Dengan Kualifikasi Peneliti
Masalah yang akan diteliti hendaknya dalah masalah yang nantinya akan dapat
dipecahkan oleh peneliti. Mengapa demikian, karena agar penelitian yang telah dilakukan
tidak terhenti di tengah proses pengerjaan karena ketidakmampuan seorang peneliti untuk
memecahkan masalah yang sedang diteliti sehingga akan sia-sia.
10
4. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai apa yang akan dihasilkan atau
dicapai oleh peneliti setelah selesai melalukan suatu penelitian.
Tujuan penelitian tergantung pada jenis penelitian dan masalah yang akan diteliti.
Oleh sebab itu, tujuan penelitian harus konsisten dengan masalah yang telah dirumuskan.
Menurut Nazir (1999: 111), tujuan dari pemilihan dan perumusan masalah itu sendiri adalah
untuk:
a. mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang;
b. memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru;
c. meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya atau
pun dasar untuk penelitian selanjutnya;
d. memenuhi keinginan sosial;
e. menyediakan sesuatu yang bermanfaat.
Misalnya:
(1) Untuk mengevaluasi pengaruh latar belakang profesional dan budaya verja terhadap
kinerja sekolah.
(2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kinerja
sekolah.
(3) Untukmenemukan,untukmengeksplorasi,untuk mengevaluasi, dsb
Tujuan penelitian dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Tujuan Umum, mengandung uraian garis besar sasaran akhir secara keseluruan yang akan
dicapai
2. Tujuan khusus, mengandung uraian secara rinci untuk mencapai tujuan umum.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oeh mahasiswa yang sedang membuat
Skripsi atau tesisi adalah merumuskan tujuan sebagai berikut :
Tujuan penelitian adalah untuk memenuhi tugas dalam mencapai gelar sarjana
mudah/sarjana
Tujuan penelitian adalah untuk mencari data
Tujuan penelitian harus lebih luas dari pada sekedar hal yang bermasalah.Jawab
terhadap rumusan masalah dan tujuan penelitian terletak pada kesimpulan penelitian.
11
5. Kegunaan PenelitianKegunaan penelitian berkenaan dengan manfaat ilmiah dan praktis darihasil penelitian
:
(1) Kegunaan Ilmiah,
Kegunaan Ilmiah yaitu untuk memberi sumbangsih terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan yang ada relevansinya dengan bidang ilmu yang sedang dipelajari.
Misalnya;
Untuk memberikan sumbangan pemikiran atau menambah informasi bagi
perkembangan ilmu manajemen pendidikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja guru.
(2) Kegunaan Praktis
Kegunaan Praktis yaitu kegunaan penelitian bagi dunia praktis dilapangan.
Misalnya:
Untuk mengatasi persoalan menurunya kinerja seklah dan perbaikan sistem
pendidikan,dsb.
12
DAFTAR PUSTAKA
Mimi. (2011, 10 26). Identifikasi Masalah Batasan Masalah Serta Rumusan Masalah. Retrieved 01 24, 2017, from http://sefmimijuliati.wordpress.com
Nana. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suryana. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta.
Trisnawati, D. D. (2011, 11). Cara Merumuskan Masalah Penelitian. Retrieved 01 24, 2017, from dianadewikirana.blogspot.co.id
iii