lapsus ulkus dg dr wikan print
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
1/22
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan
kadar gula darah (hiperglikemia) kronik. Keadaan hiperglikemia kronik pada DM dapat
mengakibatkan terjadinya komplikasi kronik beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf,
jantung dan pembuluh darah. Keadaan hiperglikemia kronik tersebut dapat mengenai banyak organ
pada semua lapisan masyarakat di seluruh dunia.
Menurut WHO, pada tahun !!" didapatkan lebih dari #$! juta orang dari seluruh dunia
yang menderita diabetes. %ngka kejadian ini meningkat dengan &epat dan diperkirakan pada tahun
!$ akan bertambah dua kali lipat. 'eningkatan angka prealensi diabetes yang paling besar terjadi
di %sia dan %frika. 'eningkatan angka kejadian diabetes ini diikuti juga oleh egara berkembang
melalui urbanisasi dan akibat perubahan gaya hidup. 'ada tahun !!! di *ndonesia diperkirakan
minimal terdapat " juta. Diperkirakan pada tahun !#! jumlah penderita diabetes di *ndonesia
menjadi minimal $ juta.
'enderita diabetes yang kontrol diabetesnya baik, ternyata lebih sedikit mengalami
komplikasi kronik, itu sebabnya para pakar diabetes menekankan pentingnya pengendalian atau
kontrol diabetes yang ketat (baik). Diantara komplikasi kronik DM, kelainan pada tungkai ba+ah
yang selanjutnya disebut sebagai kaki diabetes, merupakan komplikasi yang paling men&emaskan
bagi pasien dan dokter yang mengobatinya. Data dari berbagai penelitian di *ndonesia menunjukan
angka amputasi dan angka kematian ulkusgangren diabetes masing-masing sebesar #$-!/ dan
#0-/. 1ampai saat ini pengelolaan kaki diabetes masih merupakan kendala yang &ukup berat
untuk diatasi.
2erikut ini akan dilaporkan sebuah kasus diabetes mellitus tipe ** dengan kaki diabetes yang
dira+at di bagian penyakit dalam 314D dr. 3. 1oedjono 1elong.
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
2/22
5%'O3% K%141
*. *D67*7%1 '6D63*7%
ama 8 Moh. %rimi
4mur 8 $! tahun
9enis kelamin 8 5aki-laki
%lamat 8 5ingkungan 1eruni, 1elong
'ekerjaan 8 tidak bekerja
%gama 8 *slam
2angsal 8 *3%
o 3M 8 0#!!
7anggal Masuk 8 : %pril !#;
*. %%M61%
%namnesis dilakukan di bangsal ma+ar tanggal # %pril !#; pukul #!.!! se&ara
autoanamnesis dan alloanamnesis
a. Keluhan 4tama 8 5uka di kaki kanan
a. 3i+ayat 'enyakit 1ekarang
'asien mengeluh timbulmun&ul luka di kaki kanan. %+alnya hanya luka di punggung
kakinya, semakin hari semakin membesar, lebih dalam dan membengkak, dan bernanah,
serta kulit disekitar lukanya ber+arna hitam seperti arang. Mulanya pasien tidak
mengeluhkan nyeri pada lukanya. pasien mengatakan kakinya tidak pernah terkena benda
tumpul maupun benda tajam sebelumnya. 1sehari-hari pasien menggunakan sandal yang
ujung jarinya tertutup. 'asien mengatakan bah+a ia tidak pernah mengobati kakinya selama
di rumah. 1etelah menyadari bah+a lukanya semakin membesar dan tak kunjung sembuh
pasien langsung mendatangi 'uskesmas 1elong untuk melakukan pera+atan, selain itu
pasien mengeluh demam (
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
3/22
b. 3i+ayat 'enyakit Dahulu
- 3i+ayat dengan gejala yang sama sebelumnya 8 disangkal
- 3i+ayat Hipertensi 8 (
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
4/22
1ebelum sakit, pasien makan teratur tiga hingga empat kali sehari dengan nasi, sayur,
tahu, dan tempe, terkadang daging, telur dan ikan. 9arang mengkonsumsi buah-buahan.
2eberapa hari terakhir, sejak sakit nafsu makan pasien menurun,makan dalam jumlah
sedikit. 'asien sering mengkonsumsi makanan asin dan manis, pasien belum menjaga
pola makannya.
***. %%M61*1 1*176M
• Keluhan utama 8 luka di kaki kanan
• Kepala 8 1akit kepala (
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
5/22
• 6kstremitas8 %tas 8 5uka (-),
kesemutan (-), bengkak(-), sakit sendi (-), panas (-), berkeringat
(-), palmar eritema (-)
2a+ah 8 5uka (i 8 normo+eight
%. Kepala 8 Meso&ephal, distribusi rambut merata
2. Mata 8 Bonjun&tia 'alpebra %nemis (--), 1&lera
*kterik (--), pupil isokor, reflek &ahaya (
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
6/22
H. 7horak
i. 9antung
➢ *nspeksi 8 i&tus &ordis tidak tampak
➢ 'alpasi 8 kuat angkat, teraba jari, i&tus &ordis teraba di *B1 $linea mid&laikula
➢ 'erkusi
Kanan jantung 8 *B1 " linea parasternalis de?tra
%tas jantung 8 *B1 linea parasternal sinistra
'inggang jantung8 *B1 linea parasternalis sinistra
Kiri jantung 8 *B1 $, &m medial linea mid&lai&ula sinistra
➢ %uskultasi 8 29 *-** regular, gallop (-), murmur (-)
Kesan 8 normal
'aru-paru
%bdomen
*nspeksi 8 datar
%uskultasi 8 24 (
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
7/22
1tatus 5okalis 8
*nspeksi 8 5uka terbuka pada punggung kaki kanan dengan panjang #! (sepuluh)
sentimeter lebar $ (lima) sentimeter, luka mengenai epidermis, dermis dan tendo serta
bernanah.
'alpasi 8 perabaan hangat pada kulit (
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
8/22
Hemoglobin 1"& 1"# $ 1!"
Hematokrit '0' '0 $ %#
MB@ !! C! #!!
MBH ;,C ; "
MBHB "," ;
7rombosit 1 1%0 $ ''0
Hitung 9enis 5ekosit
5EM ## #,! - #$,!
MFD ! - #!,!
647 " ;,! - 0,!
Monosit ,! C
Darah 3utin # %pril !#;
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
W2B 1"1 "# $ 100
32B '0 '' $ %&
Hemoglobin 1#1 1"# $ 1!"
Hematokrit "%" '0 $ %#
MB@ !"% C! #!!
MBH $, ; "
MBHB ", ;
7rombosit 1&000 1%0 $ ''0
Hitung 9enis 5ekosit
5EM ##,0 #,! - #$,!
MFD # ! - #!,!
647 1! ;,! - 0,!
Monosit , C
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
9/22
Kimia Klinik (1erum)
'emeriksaa
n
:"#
;
#!"
#;
##"
#;
#"
#;
#"
#;
#""
#;
#$"
#;
#;"
#;
#0
"
#;
#C"
#;
#:"
#;
!"
#;
#"
#;
*D 1%& ## #10 1 1&0 #01 1
*DP #0%
*D#,PP 1%# ##%
a.
*@. 3614M6
1eorang lelaki berusia $! tahun masuk 31 dengan keluhan luka di punggung kaki kanan,
pasien mengeluh kakinya tak kunjung sembuh +alaupun sudah dira+at di puskesmas. 'asien juga
mengeluhkan adanya rasa tidak nyaman diperut (
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
10/22
@**. AO55OW 4' D% '6%7%5%K1%%%
ollo. Up 1!/' 1/' 1&/' #0/' #1/' ##/'
uek
'anas
Kaki 2engkak
anah
Kaki yeri
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
-
+
+
-
+
+
2ek
7D #"!0! #$!:! #!0! #!C! #"!C! #!C!
adi C C; :! C; C" C!
3espirasi ! #C ! #C
1uhu C, 0,C ;, ;,; ;,$ ;,0
Plannin3
*@AD 1 ! ttsmnt + + + + + +
'ara&etamol ?$!!gr + + - - - -
Befota?ime ?# gr + + + + + +
3anitidine # amp# jam + + + + - -
Ketorola& !gr" jam + + - - - -
Metronida>ole inf ?$!!gr - - + + + +
Metformin ?$!!gr + + + + + +
%mlodipine #?$ mg + + - - + +
3a+at 5uka + + + + + +
A.
VIII. '6M2%H%1%
1eorang lelaki berusia $! tahun masuk 31 dengan keluhan luka di punggung kaki kanan,
pasien mengeluh kakinya tak kunjung sembuh +alaupun sudah dira+at di puskesmas. 'asien
mengeluhkan sering makan dan &epat haus selain itu juga pasienmengeluhkan adanya rasa tidak
nyaman diperut (
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
11/22
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai
dengan adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin, atau
keduanya. 'ada penyandang DM dapat terjadi komplikasi pada semua tingkat sel dan semua
tingkatan anatomik. Manifestasi komplikasi kronik dapat terjadi pada tingkat mikroaskular
(retinopati diabetik, nefropati diabetik, neuropati diabetik, dan kardiomiopati maupun
makroaskular (stroke, penyakit jantung koroner, peripheral vascular disease). Komplikasi lain dari
DM dapat berupa kerentanan berlebih terhadap infeksi akibat mudahnya terjadi infeksi saluran
kemih, tuberkulosis paru, dan infeksi kaki, yang kemudian dapat berkembang menjadi
ulkusgangren diabetik.
Diabetes mellitus (DM) sering disebut sebagai the great imitator dissease, karena penyakit
ini dapat mengenai semua organ dan menimbulkan berbagai ma&am keluhan. DM adalah suatu
kelompok penyakit metabolik yang bersifat adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh kelainan
sekresi insulin, gangguan insulin atau keduanya. Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan dengan
adanya gejala khas DM berupa poliuiri, polidipsi, polifagia, lemas, berat badan menurun serta
gejala laingejala tidak khas yang mungkin diungkapkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur,
impotensi atau keputihan.
Menurut %meri&an Diabetes %sso&iation (%D%), Diabetes Mellitus diklasifikasikan menjadi
DM tipe * dan DM tipe **. Menurut %D% yaitu apabila kadar glukosa darah se+aktu I !! mgdl,
kadar glukosa darah puasa I #; mgdl dan kadar glukosa darah jam '' adalah I !! mgdl.
'erlu dilakukan pemeriksaan penyaring pada kelompok dengan salah satu resiko DM
sebagai berikut 8
➢ 4sia I "$ tahun
➢ 2erat badan 8 223 I ##!/ 22 idaman atau *M7 I kgm
➢ Hipertensi (I #"!:! mmHg)
➢ 3i+ayat DM dalam garis keturunan
➢ 3i+ayat abortus berulang, melahirkan bayi &a&at atau 22 lahir bayi I "!!! gr
➢ Kolesterol HD5 J $ mgdl dan atau trigliserida I ;! mgdl
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
12/22
Klasifikasi etiologi DM menurut %D% (!##) sesuai anjuran 'erkumpulan 6ndokrinologi
*ndonesia ('63K6*) ialah 8
#. DM tipe * (destruksi sel , umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute8 autoimun,
idiopatik)
. DM tipe ** (berariasi mulai terutama dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif sampai terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin).
. DM tipe lain 8
a. Defek genetik fungsi 8
- Maturity onset diabetes Of 7he Eoung (MODE)
- D% mitokondria
a Defek genetik kerja insulin
b. 'enyakit eksokrin pankreas
&. 6ndokrinopati 8 akromegali, syndrome &ushing, feokromositoma dan hipertyroidisme.
d. Karena obat>at kimia
- @a&or, pentamidin, asam nikotinat
- =lukokortikoid, hormone tiroid
- 7ia>id, dilantin, interferon alfa, dan lain-lain
a *nfeksi 8 rubella &ongenital, sitomegaloirus
e. 'enyebab imunologi yang jarang 8 antibody antiinsulin
f. 1indrom genetik lain yang berkaitan dengan DM 8 sindrom do+n, sindrom kleinefelter,
sindrom turner, dan lain lain.
". Diabetes Mellitus =estasional (DM=)
Diabetes Mellitus gestasional diartikan sebagai intoleransi glukosa yang ditemukan
pada saat hamil dan diperkirakan insiden sebesar #-/. 'ada umumnya mulai ditemukan pada
kehamilan trimester ketiga.
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
13/22
2erdasarkan anamnesa dan pemeriksan laboratorium pasien ini didiagnosa sebagai DM
dengan komplikasi kaki diabetes. Didiagnosa sebagai penderita DM karena didapatkan gejala yang
mendukung, yaitu sering makan, sering haus, penurunan berat badan, dan luka yang lama sembuh.
1elain itu juga didapatkan kadar glukosa darah se+aktu yang meningkat dari pada pemeriksaan
darah rutin.
Diabetes pada orang de+asa seringkali langsung dinyatakan sebagai DM tipe **,
sebagaimana halnya dengan kasus ini. DM bentuk ini berariasi mulai dari yang mempunyai
kelainan utama resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai dengan kelainan utama
adalah defek sekresi insulin yang disertai resistensi insulin.
Aaktor-faktor yang dapat mempengaruhi terhadap meningktanya kerentanan penderita DM
terhadap penyakit infeksi antara lain 8
#. 7ingginya kadar glukosa darah
Kemampuan lekosit memfagosit dan membunuh kuman berkurang akibatnya infeksi
mudah berkembang. %danya kerusakan atau penurunan fungsi fagositosis bakteri dan
pertahanan sel oleh granulosit dapat terlihat pada serum penderita DM yang tidak terkontrol
(glukosa darah I $! mgdl).
. =angguan mekanisme seluler
1emua asfek fungsi fagosit yaitu adheren&e, fagositosis dan inter&ellular killing
terganggu pada pasien DM. =angguan gerakan sel (sitotaksis, kemotaksis dan leukotaksis)
tampaknya bersifat herediter dan tidak diperburuk oleh tingginya kadar glukosa darah. Dalam
melaksanakan fungsinya Lmenelan partikel sasaran, sel-sel fagosit (neutrofil dan makrofag)
harus mengenal dan menempel dulu pada sel sasaran. 'roses pengenalan sel sasaran melalui
reseptor *g= pada membrane sel, komplemen Bb dan lektin. 'ada pasien DM dengan H5%
2CD3 kadar *g% serta *g= berkurang. Defisiensi komplemen terutama B" merupakan
kejadian yang sering dijumpai pada DM tipe *. Masih belum jelas pengaruh berkurangnya
komplemen pada proses fagositosis leukosit. 1ulitnya mengukur kemampuan fagsositosis
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
14/22
leukosit menyebabkan kesimpulan hasil-hasil penelitian yang berbeda. 1esudah
mikroroganisme sarsan Lditelan, granula-granula lisosom dilepaskan ke dalam akuola dan
proses Lmembunuh dengan &ara oksidatif dan non-oksidatif berlangsung. Bara oksidatif
dengan menggunakan produk-produk oksigen aktif seperti superoksida, hydrogen peroksida
dan hipoklorit berlangsung lebih a+al. 6nergi &ara oksidatif ini dipaosk melalui heksose
monofosfat shunt (HM'1). 'roses ini dia+ali dengan oksidasi membran sel yang
memanfaatkan donor elektron yang berasal dari %D'H yang menghasilkan radikal
superoksida. Dalam keadaan normal glukosa memasuki HM'1 dan menghasilkan %D'H.
Dinding leukosit permeabel terhadap glukosa sehingga pada keadaan hiperglikemia, glukosa
membannjiri HM'1 di dalam leukosit dan dimetabolisme oleh aldose redoktase melalui
polyolpath+ay. %ldose reduktase merupakan en>im yang membutuhkan %D'H dan
berakibat menurunnya produksi radikal superoksid yang dibutuhkan oleh leukosit untuk
proses Loksidatie killing. Obat penyekat aldose reduktase terbukti mampu memulihkan
proses abnormalitas tersebut dengan &ara memulihkan kadar radikal superoksid.
. 'engaruh hormonal
Kaitan DM dengan peran hormon selain insulin dalam hubungannya dengan ketahanan
tubuh terhadap infeksi masih belum jelas. 'engaruh anti inflamasi steroid adrenal dikaitkan
dengan permeabilitas mikroaskuler, menurunnya respon antibodi dan sistem
retikuloendotelial.
". %ngiopati
*nsufisiensi askuler sangat berperan dalam timbulnya infeksi pada kaki. 'ada DM
infeksi merupakan faktor yang penting dalam patogenesis gangren.
$. europati dan mekanik
europati sensorik menyebabkan berkurangnya rasa nyeri setempat sehingga luka
kurang disadari dan diabaikan oleh paien,serta berakibat terlambatnya pengobatan. 5uka dapat
timbul spontan misalnya akibat bula yang pe&ah atau akibat ruda paksa. europati motorik
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
15/22
dapat berakibat deformitas bentuk kaki dan gangguan titik-titik tekan pada telapak kaki. 5ebih
lanjut neuropati autonom dapat menyebabkan atoni kandung kemih serta gangguan
mekanisme fungsi kelenjar keringat. %toni kandung kemih menyebakna timbulnya stasis
residu urin dalam kandung kemih yang merupakan faktor predisposisi infeksi yang sering
kambuh.
4ntuk terapi DM pada kasus ini penderita diberikan suntikan insulin a&trapid, pemberian
insulin pada penderita ini sesuai dengan indikasi pengobatan dengan insulin yaitu pada keadaan DM
dengan infeksi. Karena pada keadaan infeksi biasanya menyebabkan kebutuhan insulin meningkat
&epat dan banyak. 1eringkali dibutuhkan pemberian tambahan insulin untuk mempertahankan
kendali metabolisme. Karena defisiensi terhadap insulin, menyebabkan kerusakan atau
ketidaknormalan respon leukosit dan limfosit terhadap infeksi.
Kaki diabetik adalah segala bentuk kelainan yang terjadi pada kaki yang disebabkan oleh
diabetes mellitus. Aaktor utama yang mempengaruhi terbentuknya kaki diabetik merupakan
kombinasi neuropati otonom dan neuropati somatik, insufisiensi askuler, serta infeksi. 'enderita
kaki diabetik yang masuk rumah sakit umumnya disebabkan oleh trauma ke&il yang tidak dirasakan
oleh penderita.
%da banyak faktor yang berpengaruh dalam terjadinya kaki diabetik. 1e&ara umum faktor-faktor
tersebut dapat dibagi menjadi8
• Aaktor predisposisi
Aaktor yang mempengaruhi daya tahan jaringan terhadap trauma seperti kelainan makroaskuler
dan mikroaskuler, jenis kelamin, merokok, dan neuropati otonom.
Aaktor yang meningkatkan kemungkinan terkena trauma seperti neuropati motorik, neuropati
sensorik, limited joint mobility, dan komplikasi DM yang lain (seperti mata kabur).
• Aaktor presipitasi
− 'erlukaan di kulit (jamur).
− 7rauma.
− 7ekanan berkepanjangan pada tumit saat berbaring lama.
• Aaktor yang memperlambat penyembuhan luka
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
16/22
− Derajat luka.
− 'era+atan luka.
− 'engendalian kadar gula darah.
Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronis DM. Komplikasi sering ditemukan
pada penderita DM. 1ekitar $-#!/ dari penderita DM ditemukan ulserasi pada kaki dan sekitar #/
dari mereka akan mengalami amputasi. 2erbagai faktor se&ara bersama-sama berperan pada
terjadinya ulkusgangren diabetes. Dimulai dari faktor DM yang tidak dikelola dengan baik, adanya
neuropati perifer maupun autonom, diserati faktor komplikasi askuler yang memperburuk aliran
darah ke kaki tempat luka dan faktor kerentanan terhadap infeksi akibat respon kekebalan tubuh
yang menurun pada keadaan DM tidak terkendali, serta kemudian ditambah lagi dengan faktor
ketidaktahuan pasien sehingga terjadilah kaki diabetes tersebut.
%dapun klasifikasipenentuan derajat lesi menurut Wagner adalah 8
#. Derajat ! 8 tidak ada lesi terbuka, kulit intakutuh
. Derajat # 8 7ukak supefisial, tanpa infeksi, terbatas pada kulit
. Derajat 8 7ukak dalam, tembus kulit sampai dengan tendon dan tulang
". Derajat 8 7ukak dalam dengan infeksi
$. Derajat " 8 7ukak dengan gangren pada #- jari kaki
;. Derajat $ 8 7ukak dengan gangren luas seluruh kaki
1edangkan pera+atan atau pengobatan pada tiap derajat lesi adlah 8
#. Derajat ! 8 7idak ada pera+atan lokal se&ara husus
. Derajat #-" 8 7erdiri dari terapi non-bedah (obat-obatan) dan tindakan bedah minor
. Derajat $ 8 amputasi atau bedah mayor (mulai dari lutut atau diba+ah lutut) yang
sedapat meungkin didahului dengan bedah minor.
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
17/22
HiperlipidemiaMerokok
Diabets Mellitus
'enyakit as&ular periferal europati
%utonomi& europati europati
1omatik
%ltered blood flo+Keringat5imited joint moementMasalah ortopedi'ain sensation'roprioseptif
6ngorged einWarm foot
Dry skin fissure'lantar pressure
Ballus
Otot hipotropik
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
18/22
Ulkus pada kaki *s&hemi& limb
*nfeksi
kema 4 Pato5isiolo3i teradin6a kaki diaetes pada D7
7indakan debridement yang baik pada tukak diabetik sangat penting untuk mendapatkan
hasil pengelolaan yang memadai. 'emberian antibiotik sering memerlukan kombinasi berbagai
ma&am obat, disesuaikan dengan hasil pemeriksaan biakan dan resistensi kuman. Dengan demikian,
berbagai tindakan untuk mendapatkan hasil pengelolaan yang baik harus dikerjakan bersama-sama,
sekaligus memanfaatkan debridement luka yang adekuat, pera+atan dan pemantauan luka yang
baik, pengendalian kadar glukosa darah, menggunakan antibiotik yang tepat dan adekuat, semuanya
diharapkan memberi hasil pengelolaan yang lebih baik.
'ada pasien ini komplikasi kaki diabetesnya dikelola dengan melakukan dressing berupa
kompres aB5, juga diberikan injeksi &efota?ime ?# gr, obat ini berfungsi untuk mengobati
infeksi kaki diabetes yang termasuk derajat . 'ada keadaan infeksi berat, penggunaan antibiotik
harus dilakukan semaksimal mungkin dengan pemikiran bah+a infeksi berat umumnya disebabkan
oleh lebih dari satu jenis kuman, disamping itu juga sering disertai kuman anaerob. 1edangkan obat-
obatan lain diberikan untuk menghilangkan symptom atau gejala yang ada, antara lain parasetamol,
ranitidine, metronida>ole, ketorola&, metformin, amlodipin.
Dari hasil pemeriksaan fungsi gunjal dan hati tidak ditemukan adanya kelainan. Dan selama
pera+atan keadaan penderita membaik, glukosa darah se+aktu teregulasi dan penderita dijinkan
pulang dengan pengobatan diteruskan se&ara ra+at jalan.
'en&egahan primer meliputi pen&egahan terjadinya kaki diabetik dan terjadinya ulkus,
bertujuan untuk men&egah timbulnya perlukaan pada kulit. 'en&egahan primer ini juga merupakan
suatu upaya edukasi kepada para penyandang DM baik yang belum terkena kaki diabetik, maupun
penderita kaki diabetik untuk men&egah timbulnya luka lain pada kulit.
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
19/22
Keadaan kaki penyandang DM digolongkan berdasarkna risiko terjadinya dan risiko
besarnya masalah yang mungkin timbul. 'enggolongan kaki diabetik berdasarkan risiko terjadinya
masalah (Arykberg) yaitu8
#) 1ensasi normal tanpa deformitas
) 1ensasi normal dengan deformitas atau tekanan plantar tinggi
) *nsensitiitas tanpa deformitas
") *skemia tanpa deformitas
$) Kombinasicomplicated
a) Kombinasi insensitiitas, iskemia, danatau deformitas
b) 3i+ayat adanya tukak, deformitas Bhar&ot.
'engelolaan kaki diabetik terutama ditujukan untuk pen&egahan terjadinya tukak,
disesuaikan dengan keadaan risiko kaki. 2erbagai usaha pen&egahan dilakukan sesuai dengan
tingkat besarnya risiko tersebut. Dengan memberikan alas kaki yang baik, berbagai hal terkait
terjadinya ulkus karena faktor mekanik akan dapat di&egah.
'enyuluhan diperlukan untuk semua kategori risiko tersebut. 4ntuk kaki yang insensitif,
alas kaki perlu diperhatikan benar, untuk melindungi kaki yang insensitif tersebut. 9ika sudah ada
deformitas, perlu perhatian khusus mengenai alas kaki yang dipakai, untuk meratakan penyebaran
tekanan pada kaki. 4ntuk kasus dengan permasalahan askular, latihan kaki perlu diperhatikan
benar untuk memperbaiki askularisasi kaki. 4ntuk ulkus yang complicated , akan dibahas lebih
lanjut pada upaya pen&egahan sekunder.
Pencegahan Sekunder
Dalam pengelolaan kaki diabetik, kerja sama multi-disipliner sangat diperlukan. 2erbagai
hal yang harus ditangani dengan baik agar diperoleh hasil pengelolaan yang maksimal dapat
digolongkan sebagai berikut, dan semuanya harus dikelola bersama.
1. Mechanical control (pressure control)
Kaki diabetik terjadi oleh karena adanya perubahan weight-bearing area pada plantar pedis.
Daerah-daerah yang mendapat tekanan lebih besar tersebut akan rentan terhadap timbulnya luka.
2erbagai &ara untuk men&apai keadaan weight-bearing dapat dilakukan antara lain dengan
removable cast walker , total contant casting , temporary shoes, felt padding , crutches, wheelchair ,
electric carts, maupun cradled insoles.
2erbagai &ara surgikal juga dapat dipakai untuk mengurangi tekanan pada luka, seperti
dekompresi ulkusabses dengan insisi abses dan prosedur koreksi bedah (misalnya operasi untuk
hammer toe, metatarsal head resection, Achilles tendon lengthening , dan partial calcanectomy).
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
20/22
2. Wound control
'era+atan luka sejak pertama kali pasien datang merupakan hal yang harus dikerjakan
dengan baik dan teliti. 6aluasi luka harus dikerjakan se&ermat mungkin. Klasifikasi ulkus '6D*1
dilakukan setelah debridement yang adekuat. Debridement yang baik dan adekuat akan sangat
membantu mengurangi jaringan nekrotik yang harus dikeluarkan tubuh, dengan demikian akan
sangat mengurangi produksi &airanpus dari ulkusgangren.
2erbagai terapi topi&al dapat dimanfaatkan untuk mengurangi mikroba pada luka, seperti
&airan salin sebagai pembersih luka, atau iodine en&er, senya+a perak sebagai bagian dari dressing,
dll. Demikian pula berbagai &ara debridement non surgikal dapat dimanfaatkan untuk memper&epat
pembersihan jaringan nekrotik luka, seperti preparat en>im.
1elama proses inflamasi masih ada, proses penyembuhan luka tidak akan beranjak pada
proses selanjutnya, yaitu proses granulasi dan epitelisasi. 4ntuk menjaga suasana kondusif bagi
kesembuhan luka, dapat pula dipakai kasa yang dibasahi dengan salin. Bara tersebut saat ini umum
dipakai di berbagai tempat pera+atan kaki diabetik.
3. Microbiological control (infection control)
Data mengenai pola kuman perlu diperbaiki se&ara berkala untuk setiap daerah yang
berbeda. %ntibiotik yang dianjurkan harus selalu disesuaikan dengan hasil biakan kuman dan
resistensinya. 1ebagai a&uan, dari penelitian tahun !!" di 314' dr. Bipto Mangunkusumo,
umumnya didapatkan pola kuman yang polimikrobial, &uran =ram positif dan =ram negatif
serta kuman anaerob untuk luka yang dalam dan berbau. Karena itu untuk lini pertama pemberian
antibiotik harus diberikan antibiotik spektrum luas, men&akup kuman =ram positif dan negatif
(misalnya golongan sefalosporin), dikombinasikan dengan obat yang bermanfaat terhadap kuman
anaerob (misalnya metronida>ol).
4. Vascular control
Keadaan askular yang buruk tentu akan menghambat kesembuhan luka. 2erbagai langkah
diagnostik dan terapi dapat dikerjakan sesuai keadaan dan kondisi pasien. 4mumnya kelainan pembuluh darah perifer dapat dikenali melalui berbagai &ara sederhana seperti +arna dan suhu kulit,
perabaan arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior, arteri poplitea, dan arteri femoralis, serta
pengukuran tekanan darah. Di samping itu, saat ini juga tersedia berbagai fasilitas mutakhir untuk
mengealuasi keadaan pembuluh darah dengan &ara noninasif maupun inasif dan semiinasif,
seperti pemeriksaan ankle brachial index, ankle pressure, toe pressure, 7&'O, dan pemeriksaan
echo Doppler serta arteriografi.
1etelah dilakukan diagnosis keadaan askularnya, dapat dilakukan pengelolaan untuk
kelainan pembuluh darah perifer dari sudut askular, yaitu berupa8
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
21/22
Modifikasi Aaktor 3isiko
− 1top merokok
− Memperbaiki faktor risiko terkait aterosklerosis (hiperglikemia, hipertensi, dislipidemia)
7erapi Aarmakologis
9ika menga&u pada berbagai penelitian yang sudah dikerjakan pada kelainan akibat
aterosklerosis di tempat lain (jantung, otak), mungkin obat seperti aspirin dan lain sebagainya yang
jelas dikatakan bermanfaat, akan bermanfaat pula untuk pembuluh darah kaki penyandang DMN
tetapi sampai saat ini belum ada bukti yang &ukup kuat untuk menganjurkan pemakaian obat se&ara
rutin guna memperbaiki patensi pada penyakit pembuluh darah kaki penyandang DM.
3easkularisasi
9ika kemungkinan kesembuhan luka rendah atau jika ada klaudikasio intermiten yang hebat,
tindakan reaskularisasi dapat dianjurkan. 1ebelum tindakan reaskularisasi, diperlukan
pemeriksaan angiografi untuk mendapatkan gambaran pembuluh darah yang lebih jelas.
4ntuk oklusi yang panjang dianjurkan operasi bedah pintas terbuka. 4ntuk oklusi yang
pendek dapat dipikirkan untuk prosedur endoaskular ('7B%). 'ada keadaan sumbatan akut dapat
pula dilakukan tromboarterektomi.
Dengan berbagai teknik bedah tersebut, askularisasi daerah distal dapat diperbaiki,
sehingga hasil pengelolaan ulkus diharapkan lebih baik, sehingga kesembuhan luka tinggal
bergantung pada berbagai faktor lain yang turut berperan.
1elain itu, terapi hiperbarik dilaporkan juga bermanfaat untuk memperbaiki askularisasi
dan oksigenasi jaringan luka pada kaki diabetik sebagai terapi adjuvant . Walaupun demikian, masih
banyak kendala untuk menerapkan terapi hiperbarik se&ara rutin pada pengelolaan umum kaki
diabetik.
1 Metabolic control
Keadaan umum pasien harus diperhatikan dan diperbaiki. Kadar glukosa darah diusahakan
agar selalu senormal mungkin, untuk memperbaiki berbagai faktor terkait hiperglikemia yang dapat
menghambat penyembuhan luka. 4mumnya diperlukan insulin untuk menormalisasi kadar gula
darah. 1tatus nutrisi harus diperhatikan dan diperbaiki. utrisi yang baik akan membantu
kesembuhan luka. 2erbagai hal lain juga harus diperhatikan dan diperbaiki, seperti kadar albumin
serum, kadar Hb dan derajat oksigenasi jaringan serta fungsi ginjal.
%da tiga faktor yang berperan pada penyembuhan luka dan infeksi pada kaki diabetik.
Aaktor pertama adalah angiopati arteriol yang menyebabkan perfusi jaringan kaki kurang baik
-
8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print
22/22
hingga mekanisme radang menjadi tidak efektif. Aaktor kedua adalah lingkungan gula darah yang
subur untuk perkembangan bakteri patogenN dan faktor ketiga ialah karena adanya pintas
arterioenosa di subkutis yang terbuka hingga aliran nutrien tidak sampai ke tempat infeksi.
#. Waspadji 1. Kaki Diabetes. Dalam8 1udoyo %W, 1etiyohadi 2, %l+i *, et al (eds). 2uku %jar
*lmu 'enyakit Dalam 9ilid *** 6disi *@. 9akarta8 AK4*, !!:
. 1hahab %. Komplikasi Kronik DM 'enyakit 9antung Koroner. Dalam8 1udoyo %W, 1etiyohadi
2, %l+i *, et al (eds). 2uku %jar *lmu 'enyakit Dalam 9ilid *** 6disi *@. 9akarta8 AK4*, !!0
. 1&hteingart D6. 'ankreas8 Metabolisme =lukosa dan Diabetes Mellitus. Dalam8 'ri&e 1%
Wilson 5M (eds). 'atofisiologi8 Konsep Klinis 'roses-'roses 'enyakit 6disi ; @olume .
9akarta8 6=B, !!;
". 3o+e, W.5. Diabeti& ul&ers PonlineQ.!##, %pril !# %ailable from 8
http8emedi&ine.meds&ape.&om.
$. Aau&i %1, 2raun+ald 6, Kasper D5, et al. HarrisonRs Manual of Medi&ine #0th 6dition. e+
Eork8 M&=ra+-Hill, !!:
6. 'erkumpulan 6ndokrinologi *ndonesia. 'engelolaan dan 'en&egahan Diabetes Mellitus 7ipe
di *ndonesia. Dalam8 *'DRs B*M8 Bompendium of *ndonesian Medi&ine, # st 6dition. 9akarta8
*D*, !##
http://emedicine.medscape.com/http://emedicine.medscape.com/