laporan praktikum farkol antidiare

17
ANTIDIARE KELOMPOK 6

Upload: cici-delisma-nugroho

Post on 10-Apr-2016

136 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Presentasi akhir Praktikum Farmakologi dan Toksikologi I

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

ANTIDIARE

KELOMPOK 6

Page 2: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

Anggota Kelompok :

Dwi Adha H 10060313109Cici Delisma 10060313111Bella Nadika P 10060313112Runi Hoirunisa 10060313113Bella Rukmana 10060313115Hilman Maulana 10060313117

Page 3: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

O Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah.

O Secara umum diare terjadi karena meningkatnya motilitas usus dan menyebabkan chymus melewati usus kecil dengan cepat, sehingga tidak cukup waktu untuk absorpsi. Hal ini yang menyebabkan feses menjadi lembek atau cederung encer. Diare dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.

(Adnyana, 2004)

Diare

Page 4: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

O Diare dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, protozoa, jamur. Selain itu, diare dapat juga disebabkan oleh makanan, intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi namun tetap sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi. Di Indonesia, penyebab utama diare adalah Shigella, Salmonella, E. Coli, dan Entamoeba histolytica

(Depkes RI, 2000)

O Diare sebenarnya adalah proses fisiologis tubuh untuk mempertahankan diri dari serangan mikroorganisme atau bahan-bahan makanan yang dapat merusak usus agar tidak menyebabkan kerusakan mukosa saluran cerna. Diare terjadi ketika frekuensi defekasi meningkat dengan konsentrasi tinja lebih lembek atau cair, bersifat mendadak.

(Sunoto, 1996 )

Penyebab Diare

Page 5: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

Kelompok Obat yang Umum digunakan Pada Diare

1. Kemoterapeutik untuk terapi kausal, yakni memberantas bakteri penyebab diare, seperti antibiotika, sulfonamida, kinolon, dan funazolidon (Tjay, 2002 : 261).

2. Spasmolitika, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang sering kali mengakibatkan nyeri perut pada diare, antara lain papaverin dan oksifenonium (Tjay, 2002 : 262).

Page 6: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

3. Obstipansia untuk terapi simtomatis, yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara, yakni (Tjay, 2002 : 261):O Zat-zat penekan peristaltik (antimotilitas)

sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus, seperti : difenoksilat dan loperamida

O Adstringensia, yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam semak (tanin) dan tannalbumin, garam-garam bismut, dan aluminium.

O Adsorbensia, misalnya yang pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau dari makanan.

Page 7: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

Alat Bahan dan Hewan yang digunakan :

AlatO Sonde oralO Alat bedahO PenggarisO Stopwatch

BahanO AquadestO Infusa jambu

bijiO Kaloin PektinO LoperamidO Suspensi noritHewan Uji

O Mencit putih dewasa sehat dan sekelamin (jantan)

Page 8: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

Prosedur PercobaanO Metode Transit IntestinalPrinsip : Melihat pengaruh penggunaan anti-diare berdasarkan pengaruhnya pada rasio jarak usus yang ditempuh oleh suatu marker (norit) dalam waktu tertentu terhadap panjang usus keseluruhan pada hewan percobaan.

Bahan yang memiliki efek sebagai anti-diare akan memperkecil rasio karena obat anti-diare dapat memperlambat gerak peristaltik usus.

Page 9: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

Mencit

Usus mencit

Setelah 20 menit pemberian norit

Setelah 45 menit pemberian bahan uji

Kel 2Kel 1 Kel 4Kel 3

Diberi aquadest Diberi infusa jambu biji Diberi Kaolin

PektinDiberi Loperamid

Diberi suspensi norit

- Dislokasi leher mencit- Diambi ususnya

- Diukur panjang usus yang dilalui norit dan panjang usus total- Dihitung perbandingan antara panjang usus yang dilalui norit dengan panjan usus total

Page 10: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

Hasil Pengamatan

KELOMPOK BOBOT

(gram)

VOLUME A

(cm)

B

(cm)

RASIO

(a/b) OBAT

(ml)

NORIT

(ml)

KONTROL

29 0,725 0,29 12,5 46

25 0,625 0,25 12,5 51

INFUSA DAUN

JAMBU BIJI

30 0,75 0,3 9,7 50

25 0,625 0,35 24 50

00

KOALIN

PEKTIN

22 0,53 0,22 11 52

23 0,57 0,23 13,5 61

LOPERAMID

31 0,775 0,31 3,5 63,2

26 0,65 0,26 9 64,5

Page 11: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

Lanjutan…..

KELOMPOK

PANJANG

PERGERAKAN

NORIT DALAM

USUS

PANJANG

TOTAL USUS RASIO RATA-RATA

KONTROL 12,5 46

0,25835 12,5 51

INFUSA

DAUN

JAMBU BIJI

9,7 50

0,337 24 50 00

KOALIN

PEKTIN

11 52

0,1714 13,5 61

LOPERAMID 3,5 63,2

0,0975 9 64,5

Page 12: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

Grafik

Page 13: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

PembahasanO Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa nilai rasio yang

ditunjukkan oleh loperamid dengan kaolin pektin lebih rendah dibandingkan nilai rasio yang ditunjukkan oleh kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kedua bahan tersebut memiliki efek antidiare.

O Loperamid dapat menjadi obat anti-diare karena dapat mengaktifkan reseptor opioid presinaptik didalam sistem saraf enterik, untuk menghambat pelepasan asetilkolin dan menurunkan peristaltik. Loperamid juga memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus (Ganiswarna, 1995)

O Dari hasil percobaan terlihat bahwa kerja loperamid sebagai antidiare lebih baik dibandingkan kaolin pektin. Ini terjadi karena loperamid bekerja memperlambat motilitas saluran cerna, sedangkan kaolin pektin hanya bekerja sebagai absorben yang menyerap air dan racun dalam usus.

Page 14: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

O Pada pengujian infusa daun jambu biji nilai rasio uji lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Hal ini tidak sesuai dengan teori. Seharusnya nilai rasio dari pengujian infusa daun jambu biji lebih kecil dibandingkan kontrol, karena salah satu bahan aktif yang terkandung dalam daun jambu biji yang efektif sebagai antidiare adalah flavonoid. Senyawa turunan flavonoid yang terkandung dalam daun jambu biji yaitu quercetin. Quercetin memiliki potensi sebagai agen antidiare dengan menghambat pelepasan asetilkolin yang dapat meningkatkan kontraksi usus akibat adanya iritasi oleh bakteri penyebab diare seperti Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella enteritidis, Bacillus cereus, dan Vibrio cholera (John, 2008 : 195)

O Selain itu, tanin yang terkandung dalam daun jambu biji mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang (Ojewole, 2006 : 441 )

Page 15: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

O Pada pengujian nilai rasio infusa daun jambu biji lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol dapat terjadi karena kemungkinan adanya perbedaan kerja sistem pencernaan mencit. Bisa jadi sistem pencernaan mencit kontrol mencerna norit lebih lambat dibandingkan dengan mencit yang diberi infusa.

O Infusa daun jambu biji akan memiliki efek antidiare yang lebih kecil jika dibandingkan loperamid dan kaolin pektin, sebab kandungan flavonoid dan tanin dalam infusa yang rendah.

Page 16: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

KesimpulanO Loperamid memiliki efek antidiare lebih baik

dibandingkan dengan kaolin pektin dan infusa daun jambu biji.

O Nilai rasio dari percobaan adalah:kontrol : 0,25835infusa daun jambu biji : 0,3370kaolin pektin : 0,1714loperamid : 0,0975

Page 17: Laporan Praktikum Farkol ANTIDIARE

Daftar Pustaka O Adnyana, I.K., Yulinah,E., Sigit, J.I., Fisheri K., Insanu,M. 2004. Efek

Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Putih dan Jambu Biji Daging Buah Merah Sebagai Antidiare. Acta Pharmaceutica Indonesia, Jurnal Vol. XXIX, No.1.

O Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. 2001. Profil Kesehatan Indonesia 2000. Jakarta : Deples RI

O Ganiswarna. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta : FKUI.O John AOO. 2008. Emmanuel OA, Witness DHC. Antidiarrhoeal activity

of Psidium guajava L. Linn. (Myrtaceae) leaf aqueous extract in rodents. Journal Smooth Muscle Res.44(6):195-207.

O Ojewole JA. 2006. Antiinflammatory and analgesic effects of Psidium guajava L. Linn. (Myrtaceae) leaf aqueous extract in rats and mice. Methods and findings in experimental and clinical pharmacology. Journal.28(7):441-6..

O Sunoto. 1996. Buku Ajar Diare. Jakarta : Depkes RI.O Tjay, Tan Hoan dan Kirana, Rahardja. 2002. Obat-obat

Penting, Khasiat,Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya Edisi Kelima. Jakarta : PT Elex MediaKomputindo.