laporan praktikum ekwan 2

16
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN 2015-2016 “ANALISIS ISI LAMBUNG” Asisten Koordinator: Rusnia J Robo Disusun Oleh: Nama : Nuril Faizah NIM : 201310070311142 Kelas : IV D Kelompok: 3

Upload: pungky-julliett

Post on 15-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


46 download

DESCRIPTION

ekologi hewan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Ekwan 2

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HEWAN

2015-2016

“ANALISIS ISI LAMBUNG”

Asisten Koordinator: Rusnia J Robo

Disusun Oleh:

Nama : Nuril Faizah

NIM : 201310070311142

Kelas : IV D

Kelompok: 3

LABORATORIUM BIOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

Page 2: Laporan Praktikum Ekwan 2

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Hampir semua spesies hidup memiliki nasib memakan dan dimakan, akan tetapi

makanan dan sumber daya lain kondisinya bervariasi dalam hal distribusi dalam

ruang dan waktunya. Dengan demikian ketersediaan sumber daya bagi hewan sangat

bergantung pada ruang dan waktu. Selain kedua hal tersebut satu hal yang penting

untuk diperhatikan adalah sifat dari sumber daya tersebut apakah mudah untuk

diperoleh atau dicerna ataukah tidak, misalnya ada kulit-kulit tebal, duri, dan

pelindung lain (Sukarsono, 2012).

Cara untuk mengetahui aspek kualitatif yaitu mengenai jenis-jenis makanan,

dan aspek kuantitatif mengenai banyaknya makanan yang dimakan suatu hewan

bermacam-macam, dan berbeda-beda ketelitiannya. Analisis dapat dilakukan melalui

dua cara yakni pengamatan langsung tanpa perlu mematikan hewan yang diselidiki,

dapat juga secara tidak langsung dengan menganalisis isi dari bagian-bagian saluran

pencernaan makanan. Kedua cara itu mempunyai kebaikan dan kekurangannya

masing-masing, dan tak selalu berlaku bagi semua jenis hewan (Sukarsono, 2012).

Suatu hasil analisis isi perut dapat memberikan banyak sumbangan informasi

dari mulai jenis pakan yang paling disukai, hingga pada strategi pengelolaan kawasan

untuk tujuan konservasi in-situ maupun ex-situ (Bangsal & Keith dalam Sidik, 2006).

Secara teoritis apabila makanan yang tersedia di alam kurang dan tidak sebanding

dengan kebutuhannya maka terdapat naluri kecenderungan untuk lebih selektif dalam

mencari makanan (Johnson dalam Sidik, 2006).

Cara umum yang digunakan untuk mengetahui jenis makanan yang dimakan

hewan ialah dengan mengidentifikasi isi kandungan bagian-bagian saluran

pencernaan (Sukarsono, 2012). Jenis makanan nabati (biji, daun, atau bagian

tumbuhan lainnya) dalam rentang waktu 24 jam sesudah dimakan masih dapat

dikenali, namun berbeda dengan makanan hewani. Berdasarkan latar belakang

tersebut maka perlu dilakukan analisis makanan yang dimakan hewan dengan metode

analisis isi lambung. Dalam praktikum ini akan dilakukan analisis isi lambung dari

kelompok aves yaitu ayam (Gallus gallus domesticus).

2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1) Mahasiswa dapat mengetahui jenis makanan yang dimakan oleh hewan yaitu

ayam (Gallus gallus domesticus).

2) Mahasiswa dapat mengetahui cara ayam (Gallus gallus domesticus) dalam

mencari makanan.

Page 3: Laporan Praktikum Ekwan 2

3. Dasar Teori

Istilah herbivora, karnivora dan omnivora menggambarkan jenis makanan yang

umum dimakan oleh seekor hewan dan adaptasi yang memungkinkan mereka untuk

mendapatkan dan mengolah makanan tersebut. Akan tetapi, sebagian besar hewan

adalah oportunistik, yang memakan makanan yang berada di luar kategori makanan

utamanya ketika makanan ini tersedia. Sebagai contoh, sapi dan rusa yang termasuk

ke dalam kelompok herbivora kadang-kadang bisa memakan hewan kecil atau telur

burung bersama-sama dengan rumput dan tumbuhan lain. Sebagian besar karnivora

mendapatkan beberapa nutrien dari bahan tumbuhan yang masih berada dalam

saluran pencernaan mangsa yang mereka makan. Semua hewan juga mengkonsumsi

beberapa bakteri bersama-sama dengan jenis makanan lain (Campbell, dkk., 2004).

Menurut Campbell, dkk (2004) adaptasi pengambilan makanan beranekaragam

telah dievolusikan oleh hewan. Mekanisme hewan menelan makanan sangat beragam,

tetapi semuanya digolongkan ke dalam empat kelompok utama yaitu pemakan

suspensi (suspension feeder), pemakan substrat (substrate-feeder), pemakan deposit

(deposite-feeder), pemakan cairan (fluid-feeder), pemakan potongan besar (bulk-

feeder).

Pertimbangan pemilihan makan oleh hewan berdasarkan aspek jumlah

kuantitatif makanan hewan menyangkut masalah kelipatan ketersediannya, sedang

aspek mutu (kualitatif) menyangkut masalah palatabilitasnya, nilai gizi, daya cerna,

dan ukurannya. Palatabilitas makanan tergantung dari ada tidaknya kandungan zat-zat

kimia tertentu, misalnya yang merangsang di luar kisaran toleransi hewan ataupun

yang bersifat toksik. Selain itu adanya struktur-struktur yang menggangguseperti bulu

atau duri yang tajam atau lapisan yang keras mengurangi nilai palatabilitas makanan

bagi hewan. Karena itu banyak hewan herbivora menunjukkan preferensi makanan

tumbuhan muda, daun, atau pucuk daun (Sukarsono, 2012).

Pada hewan yang mempunyai tembolok atau lambung, analisis dilakukan

terhadap isi organ-organ itu, sesudah spesimen hewan dimatikan aatu disuntik. Pada

jenis-jenis hewan yang tak bertembolok ataupun lambung, analisa dilakukan terhadap

isi dari bagian anterior usus. Sesudah tiap jenis makanan diidentifikasi, aspek

kuantitatif diet hewan dapat dinyatakan dalam jumlah setiap jenis makanan

(numerikal), beratnya (gravimetrik) ataupun volumenya (volumetrik) apabila hal itu

memungkinkan untuk dilakukan. Bilamana tidak maka diet suatu spesies hewan yang

diselidiki dapat dinyatakan secara semi-kuantitatif, yang didasarkan atas frekuensi

kejadian, dinyatakan dalam persen (%). Hal ini dihitung dari beberapa prosen jumlah

spesimen hewan dari jumlah total yang dianalisis, mengandung suatu jenis makanan

tertentu (Sukarsono, 2012).

Page 4: Laporan Praktikum Ekwan 2

Analisis isi lambung dilakuakn di dalam laboratorium. Sampel akan diukur

panhjang dan berat tubuhnya. Selanjutnya saluran pencernaan dikeluarkan dan

dimasukkan ke dalam formalin 10%. Hal ini sesuai dengan petunjuk Effendi.

Kemudian alat pencernaannya (lambung dan usus) diukur panjangnya. Selanjtnya

lambung dan usus dipisahkan dan lambung dibedah dengan hati-hati. Isi lambung

yang diperoleh ditempatkan diatas kertas saring dan dikering anginkan selama kira-

kira 40 – 60 menit. Setelah kering isi lambung diamati dengan menggunakan lup.

Jenis makanan yang ditemukan dipisahkan menurut kelompok yang akan ditetapkan

dan ditimbang berat masing-masing kelompok dan berat totalnya. Selanjutnya

dianalisis menggunakan metode gravimetrik. Kemudian hasilnya dinyatakan dengan

persen berat dari berat makanan keseluruhan (Azwir, dkk., 2004).

Sebagian besar aves merupakan binatang yang beradaptasi dengan kehidupan

udara secara sempurna. Walaupun semua aves diselimuti bulu-bulu, beberapa jenis

tertentu seperti burung unta, burung emu atau kiwi ternyata tidak dapat terbang.

Bahkan ada jenis burung tertentu yang tidak punya sayap. Seperti halnya mamalia,

aves juga binatang berdarah panas. Aves adalah binatang ovipar. Sebagian mereka

hidup menetap, sebagian lagi bermigrasi (De Becker, 2006).

Ayam telah menjadi binatang peliharaan sejak lebih dari 5000 tahun yang lalu.

Ayam adalah burung darat yang tidak bermigrasi sama seperti burung kalkun. Ayam

adalah binatang yang paling banyak terdapat di dunia. Jenis ayam liar terdapat di

hutan-hutan Asia. Bulu ayam jantan umumnya lebih berwarna-warni dibandingkan

dengan ayam betina. Ayam jantan juga memiliki jambul merah menyala diatas

kepalanya. Ukuran ayam bervariasi antara spesies satu dengan lainnya. Tinggi tubuh

berkisar anatara 20 cm (De Becker, 2006).

Ayam merupakan salah satu spesies dari ordo Galliformes, mencakup burung-

burung terrestrial dengan ciri terbangnya rendah, paruh pendek, bulu dengan cabang

bulu, kaki untuk berlali dan mengais, pemakan biji (Huda, 2002). Pola hidup ayam

dilihat dari aspek makanan yaitu sebagi omnivora, ayam sangat gemar makan cacing

tanah, biji jagung dan gandum, rumput dan serangga kecil. Sambil mematuk makanan

ayam juga menelan kerikil yang akan membantu penggilingan makanan di dalam

tembolok (De Becker, 2006).

Air liur unggas mengandung enzim amilase dan ptialin, meskipun perannya

sangat kecil dalam merubah pati menjadi gula di dalam mulut. Terdapat tembolok

yang secara umum tidak mengandung kelenjar pencernaan, digunakan untuk

menyimpan makanan sementara.lambung tersusun atas proventrikulus yang

mensekresi getah lambung dan ventrikulus yang berdinding tebal dan berotot. Usus

kecil (usus halus) bergulung dan memutar dengan satu atau dua caeca coli (usus

Page 5: Laporan Praktikum Ekwan 2

buntu) yang terdapat di perbatasan usus kecil dan usus besar. Usus besar pendek

damn lurus dan membuka ke dalam ruang kloaka (Sukiya, 2005).

Informasi tentang jenis-jenis hewan yang menjadi makanannya akan berguna

untuk mengetahui dan menaksir suatu dampak permanen terhadap suatu populasi

hewan tertentu yang hidup secara simpatrik dan berhubungan satu sama lain. Data

seperti ini juga dapat dijadikan model pengembangan bagi perlindungan, maupun

pemulihan suatu habitat dari populasi hewan tertentu (Sidik, 2006)

Page 6: Laporan Praktikum Ekwan 2

B. Metode praktikum

a. Alat dan bahan

No Gambar alat dan bahan Keterangan

1. Timbangan kue

2. Timbangan analitik

3. 1 set papan bedah

4. Penggaris

5. Ayam (Gallus gallus domesticus)

b. Cara kerja

No Foto cara kerja Keterangan

1. Menyembelih ayam (Gallus gallus

domesticus)

Page 7: Laporan Praktikum Ekwan 2

2.Mengukur panjang badan ayam dengan

menggunakan penggaris

3. Menimbang ayam (Gallus gallus

domesticus) pada timbangan kue

4. Membedah tubuh ayam (Gallus gallus

domesticus) dengan menggunakan pisau

bedah

5. Mengambil sistem pencernaan dari

tubuh ayam (Gallus gallus domesticus)

6. Menimbang seluruh saluran pencernaan

ayam (Gallus gallus domesticus) diatas

timbangan kue.

7. Mengukur panjang seluruh saluran

pencernaan ayam (Gallus gallus

domesticus)

8. Memotong lambung dari saluran

pencernaan ayam (Gallus gallus

domesticus)

Page 8: Laporan Praktikum Ekwan 2

9. Menimbang lambung ayam (Gallus

gallus domesticus) yang masih berisi

makanan

10. Mengeluarkan seluruh isi makanan dari

lambung ayam (Gallus gallus

domesticus)

11. Menimbang lambung ayam (Gallus

gallus domesticus) yang kosong denfan

menggunakan timbangan analitik

12. Menimbang seluruh isi makanan (berat

makanan total) dari lambung ayam

(Gallus gallus domesticus)

13. Mencatat hasil pada lembar kerja

c. Lembar kerja praktikum (terlampir)

Page 9: Laporan Praktikum Ekwan 2

C. Pembahasan

Hewan yang digunakan oleh kelompok 3 dalam praktikum analisis isi

lambung ini adalah hewan dari klas aves yaitu ayam (Gallus gallus domesticus).

Ayam (Gallus gallus domesticus).yang digunakan berjenis kelamin betina dengan

berat tubuh 575 gram. Panjang badannya 45 cm, sedangkan panjang saluran

pencernaannya 112 cm dengan panjang lambung 5 cm dan diameter lambung 3,18

cm. Hasil penimbangan menunjukkan bahwa berat lambung terisi 32,98 gram,

sedangkan berat lambung kosong 22,86 gram sehingga diperoleh berat makanan

dalam lambung sebesar 10,12 gram.

Selanjutnya dilakukan penimbangan terhadap berat sistem pencernaan yaitu

sebesar 100 gram dengan berat makanan total sebesar 13,14 gram. Berdasarkan data

tersebut diperoleh hasil perhitungan derajat kepenuhan sebesar 13,14%. Oleh karena

derajat kepenuhannya berada diantara 0 – 20% maka isi saluran pencernaan

dikategorikan tidak penuh. Perhitungan indeks kemontokan diperoleh hasil sebesar

0,63, dengan menggunakan indeks tersebut kita dapat membandingkan kondisi

(ukuran tubuh) spesies ayam yang hidup di lingkungan yang berbeda.

Tingkah laku makan dapat dipengaruhi oleh ukuran tubuh, kondisi gigi,

kondisi organ pencernaan, ketersediaan sumber makanan, penggunaan indera

penglihatan, pengetahuan tentang bahan makanan, perubahan musim, sistem hierarki

dan struktur social, serta kepadatan populasi dan persaingan untuk memperoleh

makanan (Karyawati, 2012). Makanan yang ditemukan dalam saluran pencernaan

ayam (Gallus gallus domesticus) adalah kerikil. Kerikil ini akan membantu ayam

(Gallus gallus domesticus) dalam mencerna makanannya. Ketersediaan sumber

makanan diduga sebagai faktor kenapa hanya ditemukan kerikil saja dalam saluran

pencernaan ayam (Gallus gallus domesticus).

Menurut Sidik (2006), mengatakan bahwa adanya sifat pemilihan makanan

tunggal ini masih harus dicermati lebih lanjut, apakah sebagai suatu kebiasaan umum

atau karena hal lain, seperti masalah kelangkaan keragaman sumber makanan untuk

daerah tertentu. Berdasarkan literatur tersebut, sebab lain hanya ditemukan kerikil,

kemungkinan karena ayam (Gallus gallus domesticus) ini telah mencerna habis

makanannya sehingga pada saat dilakukan analisis lambung hanya ditemukan kerikil

saja. Namun ukuran tubuh juga mempengaruhi, karena ayam (Gallus gallus

domesticus) ini masih muda maka organ-organ pencernaan juga memiliki ukuran

yang relatif kecil (dalam tahap perkembangan) sehingga konsumsi makanannya pun

juga disesuaikan dengan proporsi dan kemampuan organ pencernaan.

Pola hidup ayam dilihat dari aspek makanan yaitu sebagai omnivora, ayam

sangat gemar makan cacing tanah, biji jagung dan gandum, rumput dan serangga

Page 10: Laporan Praktikum Ekwan 2

kecil. Sambil mematuk makanan ayam juga menelan kerikil yang akan membantu

penggilingan makanan di dalam tembolok (De Becker, 2006). Setelah melakukan

praktikum analisis isi lambung dan mengakaitkannya dengan literatur dari De Becker,

saya dapat menyimpulkan bahwa cara makan ayam (Gallus gallus domesticus) ini

dengan cara mengais dan mematuk makanannya yang disesuaikan dengan bentuk

morfologi paruh dan juga bentuk kakinya. Jenis makanannya yaitu dari kelompok

biji-bijian.

Page 11: Laporan Praktikum Ekwan 2

D. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dari praktikum ini adalah:

1. Analisis makanan hewan dapat dilakukan dengan metode analisis isi saluran

pencernaan, pengamatan langsung dan secara sederhana lainnya, serta dapat

dilakukan dengan cara penelusuran dengan radioisotop.

2. Ayam (Gallus gallus domesticus) yang diamati memiliki derajat kepenuhan

sebesar 13,14% yang dikategorikan tidak penuh.

3. Makanan yang ditemukan dalam saluran pencernaan ayam (Gallus gallus

domesticus) yaitu berupa kerikil.

4. Ayam (Gallus gallus domesticus) mencari makanan dengan cara mematuk

makanannya.

5. Ayam (Gallus gallus domesticus) termasuk omnivora, jenis makanannya berupa

cacing tanah, biji jagung dan gandum, rumput dan serangga kecil.

Saran yang dapat saya sampaikan adalah agar asisten lebih memberikan

petunjuk ketika pelaksanaan analisis isi lambung, karena praktikan merasa sedikit

kebingungan terkait dengan prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini.

Page 12: Laporan Praktikum Ekwan 2

E. Daftar Pustaka

Azwir, A., Muchlisin, Ramadhani, I. 2004. Studi Isi Lambung Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dan Tongkol (Auxis thazard). Jurnal Natural. 4 (2): 20-23.

Campbell, N. A., Reece, J. B., Mithcell, L. G. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

De Becker, G. 2006. Atlas Binatang Aves dan Vertebrata. Diterjemahkan oleh Rosana Hariyanti. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Huda, A. M. 2002. Materi Pembelajaran Vertebrata. Malang: FKIP UMM.

Karyawati, A. T. 2012. Tinjauan Umum Tingkah Laku Makan Pada Hewan Primata. Jurnal Penelitian Sains. 15 (1): 44-47.

Kurniati, H., Tjakrawidjaja, A, H., Maryanto, I. 2000. Analisis Ekologi Kebiasaan Makan Kadal (Mlbouya multifasciata) Di Kebun Raya Indonesia Cabang Bali (Lacertilia: Scinidae). Jurnal Biota. 5 (3): 107-114.

Sidik, I. 2006. Analisis Isi Perut dan Ukuran Tubuh Ular Jali (Ptyas mucosus). Jurnal Zoo Indonesia. 15 (2): 121-127.

Sukarsono. 2012. Ekologi Hewan. Malang: UMM Press.

Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: Inversitas Negeri Malang.

Sumiarsih, E. Windarti. 2009. Identifikasi dan Analisis Isi Lambung Ikan-ikan Yang Tertangkap di sekitar Karamba di Waduk Kota Panjang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 14 (2): 147-159.