laporan praktiku1.docx

27
LAPORAN PRAKTIKUM KELISTRIKAN PERTANIAN (Pengenalan Osiloskop) Oleh : Kelompok : 3 / Shift 3 Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 15 September 2014 Nama : Astoka Sarah Mardiana NPM : 240110120079 Asisten : 1. Frans Jackson 2. David Septian 3. Rahmat Daniagam 4. Faldi Azmi 5. Wahyuning Liyana Dewi

Upload: jose-craft

Post on 18-Jan-2016

69 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

LAPORAN PRAKTIKUM

KELISTRIKAN PERTANIAN

(Pengenalan Osiloskop)

Oleh :

Kelompok : 3 / Shift 3

Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 15 September 2014

Nama : Astoka Sarah Mardiana

NPM : 240110120079

Asisten : 1. Frans Jackson

2. David Septian

3. Rahmat Daniagam

4. Faldi Azmi

5. Wahyuning Liyana Dewi

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2014

Page 2: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak akan lepa dari gelombang listrik. Aktivitas

sehari-hari manusia sangat bergantung dengan listrik. Listrik memiliki tegangan

yang dapat diukur menggunakan alat yaitu osiloskop. Osiloskop adalah alat ukur

besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Ada beberapa jenis osiloskop

berbasis komputer, dan telah diimplementasikan, salah satu jenis osiloskop digital

berbasis komputer menggunakan sound card yang dikendalikan di bawah sistem

operasi Linux.

Dalam industri pertanian pun sama halnya. Listrik adalah hal yang sangat

penting dalamindustri oertanian. Segala peralatan permesianan tidak luput dari

listrik, tegangan, arus, frekuensi, dan sebagai macamnya. Dalam bidang

kelistrikan pertanian osiloskop merupakan alat yang penting karena sangat

dibutuhkan untuk mengukur tegangan, arus, frekuensi, dan membedakan arus AC

dan DC.

Oleh karena itu diadakan praktikum pengenalan osiloskop kepada

mahasiswa agar mahasiswa dapat menggunakan osiloskop dan mengetahui

bagian-bagian serta fungsi dari osiloskop ini dengan baik.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :

1. Mengetahui prinsip kerja osiloskop.

2. Dapat menggunakan osiloskop untuk pengukuran dan pengamatan

besaran-besaran listrik pada AC maupun DC melalui tampilan gelombang

pada osiloskop.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita

“bentuk” dari sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap

waktu pada layarnya. Itu seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan

lebih, penampilan tegangan berubah terhadap waktu, sebuah graticule setiap 1 cm

grid membuat kita dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu pada

layar (Arif,2011).

Gambar 1. Osiloskop

(Sumber : Arif, 2011)

Osiloskop terdiri dari dua bagian yaitu Display dan Panel Control.

2.1.1 Display 

Display  menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Osiloskop

berfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Osiloskop terdapat

garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak

yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis

vertikal mewakili sumbu tegangan (Noor, 2013).

2.1.2 Panel Control 

Page 4: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk

menyesuaikan tampilan di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara

lain :

Focus : Digunakan untuk mengatur fokus 

Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar

Trace rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar

Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu

div di layar

Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div

di layar

Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal

masukannya nol)

AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan

osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi

kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal

masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan

terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan.

Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.

Channel 1/ 2 : Memilih saluran / kanal yang digunakan.

Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal (Dual Trace) yang bisa

digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, misalnya kanal satu

dipasang untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal

keluaran.

(Noor, 2013)

2.2 Bgaian Osiloskop

Page 5: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

Gambar 2. Bagian-Bagian Osiloskop

(Sumber: Suhanda, 2012)

Fungsi masing-masing bagian yaitu;

Tabel 1. Fungsi Dan Bagian Dari Osiloskop

NoBagian-Bagian

OsiloskopFungsi

1 Volt atau div  Untuk mengeluarkan tegangan AC, mengatur berapa

nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar

2 CH1 (Input X)

  Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang

diukur atau pembacaan posisi horizontal,

  Terminal masukan pada saat pengukuran pada CH 1

juga digunakan untuk kalibrasi.

  Jika signal yang diukur menggunakan CH 1, maka

posisi switch pada CH 1 dan berkas yang nampak pada

layar hanya ada satu.

3 AC-DC   Untuk memilih besaran yang diukur,

  Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan

osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada

terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga

hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan.

Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka

sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya

dikutsertakan.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

  Posisi AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak

bisa diukur melalui posisi ini, karena signal DC akan

terblokir oleh kapasitor.

  Posisi DC = Untuk mengukur tegangan DC dan

masukan-masukan yang lain.

4 Ground  Untuk memilih besaran yang diukur.

  Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.

5 Posisi Y

  Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas

bawah.

  Untuk menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian

channel 1 atau (Y).

  Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada

saat variabel diputar.

6 Variabel   Untuk kalibrasi osiloskop.

7 Selektor pilih  Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk

pengukuran.

8 Layar   Menampilkan bentuk gelombang

9 Inten

  Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar

Osiloskop. Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar

dan diputar ke kanan untuk memperterang.

10 Rotatin  Mengatur posisi garis pada layar,

  Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar

11 Fokus

  Menajamkan garis pada layer untuk mendapatkan

gambar yang lebih jelas, digunakan untuk mengatur

fokus

12 Position X   Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan.

untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal

masukannya nol)

  Untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas gambar

(posisi arah horizontal) Switch pelipat sweep dengan

menarik knop, bentuk gelombang dilipatkan 5 kali

lipat kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya

Page 7: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

seruncing mungkin.

13Sweep time/div

  Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) dan

Frekwensi (f), mengatur berapa nilai waktu yang

diwakili oleh satu div di layar

  Sakelar putar untuk memilih besarnya tegangan per cm

(volt/div) pada layar CRT, ada II tingkat besaran

tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div

  Yaitu untuk memilih skala besaran waktu dari suatu

priode atau pun square trap Cm (div) sekitar 19 tingkat

besaran yang tersedia terdiri dari 0,5 s/d 0,5

second.pengoperasian X-Y didapatkan dengan

memutar penuh kearah jarum jam. Perpindahan Chop-

ALT-TVV-TVH. secara otomatis dari sini. Pembacaan

kalibrasi sweep time/div juga dari sini dengan cara

variabel diputar penuh se arah jarum jam.

14 Mode   Untuk memilih mode yang ada

15 Variabel

  Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.

  Untuk mengontrol sensitifitas arah vertical pada CH 1

(Y) pada putaran maksimal ke arah jarum jam (CAL)

gunanya untuk mengkalibrasi mengecek apakah

Tegangan 1 volt tepat 1 cm pada skala layar CRT.

  Digunakan untuk menyetel sweeptime pada posisi

putaran maksimum arah jarum jam. (CAL) tiap tingkat

dari 19 posisi dalam keadaan terkalibrasi .  

16 Level   Menghentikan gerak tampilan layar.

17 Exi Trigger   Untuk trigger dari luar.

18 Power   Untuk menghidupkan Osiloskop.

19 Cal 0,5 Vp-p   Kalibrasi awal sebelum Osiloskop digunakan.

20 Ground

  Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layer,

ground Osiloskop yang dihubungkan dengan ground

yang diukur.

21 CH2 ( input Y )  Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang

Page 8: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

diukur atau pembacaan Vertikal.

  Jika signal yang diukur menggunakan CH 2, maka

posisi switch pada CH 2 dan berkas yang nampak pada

layar hanya satu.

(Sumber : Suhanda, 2012)

2.3 Fungsi Osiloskop  Secara Umum

Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran

yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat

bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat

mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit

penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal

keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya, yaitu:

Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.

Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.

Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.

Membedakan arus AC dengan arus DC.

Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap

waktu.

(Asyifa, 2013)

2.4 Prinsip Kerja Osiloskop

Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop

terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube

(CRT). Secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART -

Analog Real Time oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage

oscilloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur,

teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter

masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya

digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik

yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya (Asyifa, 2013).

Page 9: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

2.5   Multimeter Analog

           Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran

listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range

yang kita ukur dengan probe. Analog tidak dii gunakan untuk mengukur secara

detail suatu besaran nilai komponen tetapi kebanyakan hanya di gunakan untuk

baik atau jjeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga di gunakan untuk

memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan

rangkaian blok yang ada (Suhanda, 2012).

2.5.1  Fungsi Multimeter Analog

1.      Mengukur nilai Hambatan.

2.      Mengukur nilai Dioda.

3.      Mengukur nilai Transistor.

4.      Mengukur tegangan AC.

2.5.2 Bagian – bagian Multimeter Analog

1.      Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk.

2.      Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero.

3.      Saklar pemilih.

4.      Lubang kutub.

5.      Saklar pemilih polaritas.

6.      Kotak meter.

7.      Jarum penunjuk meter.

8.      Skala.

2.5.3    Penggunaan Multimeter Analog

           Sebelum mengukur perhatikan posisi nol jarum set bila di perlukan dan

baca spesifikasi dan perhatikan penempatan meter yang benar. Sesudah itu saat

membaca nilainya manfaatkan cermin (Suhanda, 2012).

2.6 Tegangan dan Arus DC (Searah)

Tegangan DC memiliki polaritas yang tetap yakni positif (+), nol (0), dan

negatif (-).  Tegangan DC tidak memiliki phase dan arus yang  mengalir pun

selalu dari polaritas yang lebih tinggi ke polaritas yang lebih rendah yakni dari

Page 10: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

positif ke negatif, dari positif ke nol, atau dari nol ke negatif karena polaritas nol

lebih tinggi dari polaritas negatif. Dalam prakteknya, polaritas negatif umunya

menggunakan warna kabel merah sedangkan negatif menggunakan kabel

berwarna hitam.

Contoh Sumber Tegangan DC (Searah):

1. Battery (Accu/Accumulator/Aki) cair yang mengandung asam H2So4

2. Battery Kering

3. Solar Cell

4. Power Supply atau Adaptor

Contoh peralatan yang menggunakan sumber tegangan DC (Searah):

1. Kamera Digital

2. Telpon Seluler

3. Handycam

Gambar 3. Bentuk Gelombang Arus DC

(Sumber : Mahmud, 2012)

2.7 Tegangan dan Arus AC (Bolak-balik)

Berbeda dengan tegangan DC, tegangan AC memiliki dua polaritas yang

berubah-ubah dari polaritas yang lebih tinggi ke polaritas yang lebih rendah dalam

satuan waktu. Dengan demikian tegangan AC memiliki phase dan frekuensi

misalnya 60 Hz (60 cycle per detik) dan 50 Hz (50 Cycle per detik). Polaritas

tersebut diukur dari titik Netral (N) atau Ground (GND).

Berdasarkan penggunaan jumlah phase-nya tegangan AC terdiri dari

satu phase yaitu Phase, Neutral, dan Ground, kedua adalah tegangan AC tiga

phase yang terdiri dari Phase R, Phase S, Phase T, Neutral, dan Ground. Dalam

perkabelan listrik, polaritas tegangan AC dibedakan dengan warna kabel. Biru

utuk Phase, Hitam untuk Netral, dan Kuning atau Kuning Hijau untuk Ground

(Mahmud, 2012).

Page 11: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

Contoh Sumber Tegangan AC

1. PLN dengan bermacam pembangkit listrik misalnya PLTA dan PLTU.

Besarnya tegangan AC dari PLN di Indonesia adalah sekitar 220Volt – 240

Volt dengan frekuensi 60 Hz.

2. Output Transformator Step Down pada rangkaian power supply

3. Output dari motor generator.

Contoh peralatan yang menggunakan sumber tegangan AC:

1. Motor Listrik yang digunakan di industri-industri untuk menggerakan mesin

2. Motor Listrik pada Mesin Cuci

3. Televisi

4. Kulkas (Lemari Pendingin)

5. Pompa Air

Gambar 4. Bentuk Gelombang Arus AC

(Sumber : Mahmud, 2012)

Perbedaan AC dan DC paling mendasar adalah bentuk gelombang dan

polaritas sehingga sifat dan karakterisitk peralatan yang menggunakan sumber

tegangan AC akan berbeda dengan peralatan yang menggunakan sumber tegangan

DC. Perangkat yang menggunakan sumber tegangan AC akan menghasilkan arus

AC dan perangkat yang menggunakan tegangan DC akan menghasilkan arus DC

kecuali drancang dengan sistem khusus untuk mengkonversi tegangan (Mahmud

2012).

Page 12: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Osiloskop

2. Generator Sinyal

3. Sumber Tegangan AC

4. Multimeter

5. Stopwatch

6. Kabel Penghubung

3.1.2 Bahan

1. Generator Sinyal

3.2 Prosedur Praktikum

Adapun Prosedur praktikum kali ini adalah :

1. Sebelum osiloskop dinyalakan, menempatkan tombol INTENS, FOCUS,

dan POSITION ditempatkan pada kedudukan tengah-tengah.

2. Memutar habis ke kanan tombol SWP VAR dalam keadaan tertekan.

3. Memutar TIME/DIV sepenuhnya ke kiri.

4. Men-Switch VERT MODE ke ch-1

5. Melakukan Klaribrasi horizontal

6. Memutar TIME/DIV ke 0,5 s.

7. Mengukur waktu yang dibutuhkan bintik untuk menempuh jarak 8 petak,

sebanyak 3 kali.

8. Mengulangi prosedur 6-7 untuk TIME/DIV 0.2 s dan 0.1 s.

9. Mencatat hasil pada lembar tugas 1.

10. Melakukan kalibrasi vertikal.

11. Memutar TIME/DIV hingga garis horizontal yang tajam dan jelas di

tengah layar (Sekitar 2 ms).

12. Mengatur VERT MODE pada ch-1, switch tegangan pada DC,

VOLT/DIV ke 1 Volt.

Page 13: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

13. Menyambungkan prob pada bagian Vpp dan multimeter.

14. Mencatat hasil pengamatan pada tabel 2.

15. Melakukan Pengukuran tegangan AC.

16. Men-switch tegangan ke AC pada ch-1.

17. Mengatur VERT/MODE pada ch-1.

18. Mengatir VOLTS.DIV ke 1 volt.

19. Menghubungkan probe ke multimeter dan tempat kalibrasi.

20. Menuliskan hasil pengukuran pada tugas 3.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

BAB IV

HASIL PERCOBAAN

4.1 Hasil

Tugas 1. Kalibrasi Sumbu Horizontal

Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan Kalibrasi Sumbu Horizontal

No. TIME/DIV Tosc (s) = Petak x TIME/DIV Tstopwatch (s)

1. 0.5 8 x 0.5 = 4

3.68

3.54

3.84

2. 0.2 8x0.2 = 1.6

1.8

1.5

1.09

3. 0,1 8x0.1 = 0.8

0.78

0.79

0.92

Tugas 2. Kalibrasi Sumbu Vertikal.

Apakah amplitude gelombang sudah 2 Vpp?

Channel 1 : Sudah

Channel 2 : Sudah

Page 15: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

Tugas 3. Pengukuran Tegangan AC

Tabel 2. Hasil Pengukuran Tegangan AC

PENGUKURAN TEGANGAN AC

VOLTAS/DIV

(Volts / Petak)

Simpangan

(Petak)

Vpp Trafoosc

(Volt)Vtafomulti (Volts)

1 V 3 2 1.10

Koreksi : 2-1,10 = 0.9 V

PENGUKURAN FREKUENSI

TIME/DIV

(s/Petak)

1 Gelombang

(Petak)

T = TIME/DIV x

gelombang (s)F = 1/T (Hz)

5 x 10-3 4 20x10-3 50

Page 16: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

4.2 Pembahasan

Pada praktikumkali ini praktikan dikenalkan dengan osiloskop. Osiloskop

adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita “bentuk” dari sinyal

listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya.

Pada penggunaan osiloskop kali ini diperlukan kalibrasi pada osiloskop. Kalibrasi

ini digunakan untuk memastikan apabila osiloskop telah terpasang secara standart.

Kalibrasi ini dilakukan pada sumbu horizontal dan sumbu vertikal.

Pada osiloskop sumbu horizontal ini merupakan sumbu waktu (periode)

atau frekuensi. Sementara sumbu vertikal menunjukkan simpangan gelombang

atau besar tegangan dari suatu gelombang. Kalibrasi ini berpacu pada kalibrasi

nasional. Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu Display dan panel kontrol.

Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan

berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis

melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan

disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili

sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk

menyesuaikan tampilan di layar. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui

berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita

juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.

Pada pengerjaan kalibrasi horizontal hasil perhitungan waktu yang

ditempuh untuk melewati delapan petak secara matematik dan hasil dengan

menggunakan stopwatch ini memiliki hasil yang hampir sama. Perbedaan ini

dikarenakan kecepatan titik melewati petak yang sangat cepat sehingga hasil

kurang akurat. Selisih yang didapatkan dengan stopwatch dan matematik senilai

0.1-0.3 V. Nilai ini dapat ditoleransi dan dilakukan pembulatan sehinnga nilainya

mendekati nilai sistematik. Pada kalibrasi vertikal dapat diatur sehingga

mendapatkan nilai amplitude sebesar 2 Vpp. Hal ini menunjukkan apabila nilai

amplitude telah mencapai nilai maksimum. Setelah dilakukan kalibrasi ini maka

osiloskop dapat digunakan untuk mengukur tegangan. Kalibrasi ini bertujuan agar

osiloskop telah berada pada setelan standar.

Pada pengukuran teganagan AC digunakan supply daya AC. Pengaturan

pada osiloskop pun digunakan dengan setelan AC. Pada pengukuran teganagan ini

Page 17: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

dapat juga ditentukkan nilai frekuensi dari gelombang tersebut. Tegangan yang

digunakan adalah sebesar 1V. Berdasarkan ini didapatkan hasil simpangan sebesar

3 petak pada osiloskop, dan didapatkan nilai Amplitudo sebesar 2 Vpp pada

osiloskop. Hasil ini berbeda dengan yang ditunjukkan oleh multimeter. Pada

multimeter didapatkan nilai sebesar 1.10 Vpp. Hal ini dikarenakan penyetelan

osiloskop yang kurang tepat dan pembacaan osiloskop yang kurang tepat pula

dikarenakan gelombang yang berada dilayar osiloskop bergerak sehingga

menyulitkan untuk melihat secara pasti letak gelombang tersebut.

Pada pengukuran frekuensi digunakan waktu sebesar 5ms. Hal ini

dikarenakan pada waktu tersebut gelombang telah stabil. Gelombang tersebut

berada pada 4 petak/gelombang. Sehingga didapatkan nilai frekuensi 50Hz. Nilai

frekuensi ini adalah nilai frekuensi standar di Indonesia. Hal ini menunnjukkan

apabila kalibrasi osiloskop yang dilakukan benar. Nilai frekuensi 50 Hz ini

didapatkan karena digunakan kalibrasi berdasarkan standar nasional Indonesia.

Frekuensi 50-60 Hz ini pula adalah frekuensi yang digunakan PLN.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :

1. Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita

“bentuk” dari sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan

terhadap waktu pada layarnya.

2. Multimeter adalah alat pengkur besaran listrik yang menggunakan

tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur

dengan probe.

3. Frekuensi yang didapatkan sama dengan frekuensi standar Indonesia yaitu

50 Hz.

4. Frekuensi adalah banyaknya gelombang pada satu periode.

5. Keakuratan pengukuran tegangan didapatkan dengan menggunakan

multimeter.

6. Kalibrasi dilakukan untuk menyetel osiloskop pada keadaan standar.

5.2 Saran

1. Sebelum praktikum dimulai baiknya asisten menjelaskan terlebih dahulu

dasar teori praktikum

2. Alat yang digunakan sebaiknya sesuai dengan banyaknya kelompok

sehingga tidak ada pinjam-meminjam alat.

3. Modul praktikum diberikan sehari sebelum praktikum dimulai.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

DAFTAR PUSTAKA

Arif. Tutorial Osiloskop. 2011. Surabaya.

Asyifa. Elektronika-Arus AC dan DC. 2013. Bandung

Mahmud. 2012 Terdapat pada http://www.miung.com/2013/05/pengertian-arus-listrik-ac-dan-dc.html. Diakses pada 19 September pukul 21.00 WIB.

Noor. 2013. Osiloskop. Terdapat pada http://osiloskop-vivie.blogspot.com/. Diakses pada 19 September pukul 21.00 WIB.

Suhanda. Modul Pembelajaran Kelistrikan. 2012. Jakarta

Page 20: LAPORAN PRAKTIKU1.docx

LAMPIRAN

Gambar 1. Multimeter Gambar 2. Osiloskop ( Sumber : Dokumen Pribadi) (Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 3. Display Osiloskop (Sumber : Dokumen Pribadi)