laporan psg 1.docx

23
LAPORAN PRAKTIKUM PSG I “Pengenalan Alat-alat Antropometri” Tanggal 10 Oktober 2013 Oleh : ANGGI DAMITA HARAHAP PO.71.32.2.12.04 GIZI SEMESTER III KEMENTRIAN KESEHATAN RI

Upload: anggi-imnida-

Post on 25-Oct-2015

1.288 views

Category:

Documents


38 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan psg 1.docx

LAPORAN PRAKTIKUM PSG I

“Pengenalan Alat-alat Antropometri”

Tanggal 10 Oktober 2013

Oleh :

ANGGI DAMITA HARAHAP

PO.71.32.2.12.04

GIZI SEMESTER III

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA

JURUSAN GIZI

2013

Page 2: laporan psg 1.docx

A.PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Secara umum antropometri memiliki arti ukuran tubuh manusia,

maka antropometri gizi berhubungan erat dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubug & komposisi tubuh dari berbagai tingkat

umur dan tingkat gizi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya ketidakseimbangan asupan energy dan asupan protein.

Ketidakseimbangan ini dapat dilihat pada pola pertumbuhan fisik dan

proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam

tubuh.

Pengukuran antropometri dapat terlaksana dengan baik apabila

tersedianya peralatan yang memadai serta keterampilan dalam

menggunakan alat ukur. Sebelum melakukan pengukuran perlu

mengenal jenis alat yang digunakan dalam pengukuran antropometri

gizi serta mempelajari cara menggunakan alat dengan perawatan alat

tersebut.

2. Tujuan

Mampu mengenali alat-alat yang digunakan dalam melakukan

pengukuran antropometri

Mengetahui jenis, merek, dan bahan alat antropometri

Mengetahui kapasitas dan tingkat ketelitian masing-masing alat

Mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing alat

Page 3: laporan psg 1.docx

C. PROSEDUR PRAKTEK

Melakukan pengamatan pada semua alat antropometri :

a. Alat pengukur Berat Badan (BB)

b. Alat pengukur Panjang Badan dan Tinggi Badan ( PB & TB )

c. Alat pengukur Tinggi Lutut & Panjang Rentang Tangan (TL & PRT )

d. Alat pengukur Lingkat lengan Atas (LLA)

e. Alat pengukur Lingkar Kepala & Lingkar Dada (LIKA & LIDA)

f. Alat pengukur Tebal Lemak Bawah Kulit (TLBK)

g. Alat pengukur Lingkar Panggul dan Lingkar Pinggang (LIPA & LIPI )

Mencatat merek, jenis bahan serta kapasitas dan tingkat ketelitian

masing-masing alat

Mencatat cara penggunaan masing-masing peralatan

Mendokumentasikan seluruh alat-alat antropometri (difoto) atau

digambar

Membuat laporan sesuai prosedur

Page 4: laporan psg 1.docx

D. PEMBAHASAN

Pengukuran Antropometri

Pertumbuhan dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis kelamin, lingkungan di dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir pada kehamilan tunggal atau majemuk, ukuran orang tua, dan konstitusi genetis, serta faktor lingkungan (termasuk iklim, musim dan keadaan sosial-ekonomi). Pengaruh lingkungan, terutama gizi, lebih penting ketimbang latar belakang genetis atau faktor biologis lain, terutama pada masa pertumbuhan. Ukuran tubuh tertentu dapat memberikan keterangan mengenai jenis malnutrisi.

Pada masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Disamping itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut.

Metode Umum Antropometri

Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan linear dan pertumbuhan massa jaringan. Metode pengukuran untuk pertumbuhan linear adalah dengan menggunakan tinggi badan, lingkar dada, dan lingkar kepala. Sedangkan massa jaringan dengan menggunakan metode berat badan, LILA, dan tebal lemak bawah kulit. Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveilan kesehatan anak karena hampir setiap masalah yang berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan domain sosial dapat memberikan efek yang buruk pada pertumbuhan anak. Alat yang penting untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan.

Dari sudut pandang antropometri, pertumbuhan linear dan pertumbuhan massa jaringan memiliki arti yang berbeda. Pertumbuhan linear menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau dan

Page 5: laporan psg 1.docx

pertumbuhan massa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungakn pada saat sekarang atau saat pengukuran.

1. Pertumbuhan Linear

Bentuk dari ukuran linear adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang. Contoh ukuran linear adalah panjang badan, lingkar dada, dan lingkar kepala. Ukuran linear yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linear yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.

2. Pertumbuhan Massa Jaringan

Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang paling sering digunakan adalah berat badan.

Jenis Parameter Antropometri

Sebagai indikator status gizi, antropometri dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia. Jenis-jenis parameter antropometri, antara lain:

Berat Badan

Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor). Dapat juga digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.

Page 6: laporan psg 1.docx

Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein otot menurun. Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.

Terdapat beberapa alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama, yaitu:

a.    Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan

b.    Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik memberikan gambaran pertumbuhan

c.    Umum dan luas dipakai di Indonesia

d.    Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur

e.    Digunakan dalam KMS

f.     BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur

g.    Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi, seperti: dacin

Tinggi Badan

Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif kurang sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan nampak dalam waktu yang relatif lama.

Tinggi Badan (TB) merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Tinggi badan juga merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) faktor umur dapat dikesampingkan.

Page 7: laporan psg 1.docx

Alat untuk mengukur tinggi badan diantaranya:

a.    Length Board/Infantometer (Alat Pengukur Panjang Badan Bayi)

Alat ini dipergunakan pada bayi atau anak yang belum dapat berdiri.

b.    Microtoise

Dipergunakan untuk anak yang sudah bisa berdiri/dewasa

Alat ukur yang digunakan merupakan suatu pita pengukur yang terbuat dari fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik.

Lingkar Pinggang dan Pinggul Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan posisi pengukuran harus tepat. Perbedaan posisi penguuran akan memberikan hasil yang berbeda. Seidell, dkk (1987) memberikan petunjuk bahwa rasio lingkar pinggang dan pinggul untuk perempuan adalah 0,77 dan 0,90 untuk laki-laki.

Lingkar Kepala Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah kepala besar (hidrosefalus) dan kepala kecil (mikrosefalus).Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat pada tahun pertama, akan tetapi besar lingkaran kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.Dallam antropometri gizi, rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup berarti dalam menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala dapat juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur.

Page 8: laporan psg 1.docx

Lingkar Dada Pengukuran lingkar dada biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2-3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan 5 tahun, rasio lingkar kepala dan lingkar dada adalah kurang dari 1. Hal ini dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan KEP pada anak balita.

Tebal Lemak di Bawah Kulit Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah kulit(skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misalnya pada pembagian lengan atas (biceps dan triceps), lengan bawah (forearm), tulang belikat (subscapular), di tengah garis ketiak (midaxillary), sisi dada (pectoral), perut (abdominal), paha (suuprailiaca), tempurung lutut (suprapatellar), dan pertengahan tungkai bawah (medial calf).

Tinggi Lutut

Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. Pada lansia digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi penurunan masa tulang,  bertambah bungkuk, sehimgga bertambah sukar untuk mendapatkan data tinggi badan akurat. Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang berusia >59 tahun.

Formula (Gibson, RS; 1993):

Pria                : (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun)) + 64.19

Wanita          : (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88

Alat yang dipergunakan untuk mengukur tinggi lutut adalah Harpender Stadiometer yang terbuat dari kayu.

Kelebihan Antropometri

Page 9: laporan psg 1.docx

Kelebihan pengukuran status gizi dengan metode antropometri adalah sebagai berikut:

1. Prosedurnya sederhana, aman, non-invasive dan metode yang digunakan jelas.Pengukuran antropometri dapat digunakan tidak hanya pada pasien individu tapi juga dapat mencakup dalam jumlah yang banyak. Contoh : pengukuran TB dan BB pada balita.

2. Metode antropometri menghasilkan ketepatan dan keakuratan dengan penggunaan tehnik yang standar.

3. Peralatannya tidak mahal dan terjangkau.Peralatannya bersifat mudah dipindahkan (mudah dibawa), tidak mudah rusak, dan mudah untuk membuat atau membelinya. Memang ada alat antropometri yang mahal dan harus diimpor dari luar negeri, tetapi penggunaan alat itu hanya tertentu saja seperti ”Skin Fold Caliper” untuk mengukur tebal lemak bawah kulit.Contoh : penggunaan dacin dapat digunakan dengan mudah oleh kader dan merupakan alat pengukuran berat badan yang dapat dibuat sendiri dan tidak mahal untuk membelinya.

4. Mudah digunakan dan relatif tidak membutuhkan tenaga ahli (unskilled personnel).Orang yang tidak memiliki ketrampilan dapat menggunakan sesuai prosedur pengukuran dan cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri. Kader gizi (posyandu) tidak perlu seorang ahli, tetapi dengan pelatihan singkat ia dapat melaksanakan kegiatannya secara rutin.Contoh : pengukuran BB dengan timbangan injak.

5. Bersifat retrospective.Informasi berkaitan dengan riwayat panjang keadaan gizi dan kesulitan untuk mendapatkannya dengan kesamaan kepercayaan jika menggunakan tehnik yang lainnya. Pengukuran antropometri menggambarkan keadaan gizi pada masa lampau dan jangka waktu yang lama. Pengukurannya juga dapat dilakukan berulang-ulang oleh satu atau lebih pengukur jika terjadi kesalahan dalam pengukuran.Contoh : pengukuran TB, lingkar dada, dan lingkar kepala.

Page 10: laporan psg 1.docx

6. Pengukuran status gizi. Dapat mengidentifikasi overnutrition dan undernutrition (mild, moderate and severe state of malnutrition), karena sudah ada ambang batas yang jelas.Contoh : dengan pengukuran TB dan BB dapat digunakan sebagai parameter pengukuran status gizi.

7. Perubahan status gizi dapat diamati.Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya., fenomena tersebut dikenal sebagai trend umum dari antropometri.Contoh : dengan pengukuran LILA seorang ibu hamil yang diketahui KEK akan berisiko melahirkan bayi dengan BBLR.

8. Digunakan sebagai tes skrinning.Pengukuran antropometri digunakan untuk mengidentifikasi individu yang memiliki risiko tinggi menderita undernutrition atau overnutrition.Contoh : pengukuran BB dan TB.

Kelemahan Antropometri

Metode penentuan status gizi secara antropometri, memiliki kelemahan-kelemahan yaitu sebagai berikut:

1. Tidak sensitive. Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat (hari atau minggu). Disamping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti Zink dan Fe.

2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.

3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.

Kesalahan ini terjadi karena:

a.      Pengukuran.

b.      Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan.

Page 11: laporan psg 1.docx

c.      Analisis dan asumsi yang keliru.

Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:

a.      Latihan petugas yang tidak cukup.

b.      Kesalahan alat atau alat yang tidak ditera.

c.      Kesulitan pengukuran.

Kesalahan Dalam Antropometri

Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi. Ada 3 penyebab utama kesalahan yang signifikan yaitu:

1. Kesalahan pengukuran.2. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan.3. Analisis dan asumsi yang keliru.

Sedangkan kesalahan lainnya yang umum terjadi dalam pengukuran antropometri antara lain:

a) Pada waktu melakukan pengukuran tinggi badan tanpa memperhatikan posisi orang yang diukur, misalnya belakang kepala, punggung, pinggul, dan tumit harus menempel di dinding. Sikapnya harus dalam posisi siap sempurna. Disamping itu pula kesalahan juga terjadi apabila petugas tidak memperhatikan situasi pada saat anak diukur. Contohnya adalah anak menggunakan sandal atau sepatu.

b) Pada waktu penimbangan berat badan, timbangan belum di titik nol, dacin belum dalam keadaan seimbang dan dacin tidak berdiri tegak lurus.

c) Kesalahan pada peralatan. Peralatan yang digunakan untuk mengukur berat badan adalah dacin dengan kapasitas 20-25 kg dan ketelitian 0,1 kg. Untuk mengukur panjang badan, alat pengukur panjang badan berkapasitas 110 cm dengan skala 0,1 cm. Tinggi badan dapat diukur dengan mikrotoa berkapasitas 200 cm dengan ketelitian 0,1 cm. Lingkar lengan atas dapat diukur dengan pita LLA yang berkapasitas 33 cm dengan skala 0,1 cm.

d) Kesalahan yang disebabkan oleh tenaga pengukur. Kesalahan ini dapat terjadi karena petugas pengumpul data kurang hati-hati

Page 12: laporan psg 1.docx

atau belum mendapat pelatihan yang memadai. Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran sering disebut Measurement Error.

E. KESIMPULAN

Alat untuk mengukur BB diantaranya : baby scale, dacin, salter,

detecto, timbangan injak,& timbangan digital

Alat untuk mengukur TB diantaranya : Microtoice, infantometer Alat untuk mengukur lingkar lengan atas, lingkar dada, lingkar kepala : Pita

LILA, LIDA,LIKA. Alat untuk mengukur lingkar pinggang, pinggul, dan lengan : meterline Alat untuk mengukur tebal lemak : Fat Caliper Alat untuk mengukur tinggi lutut : Harpender Stadiometer

Page 13: laporan psg 1.docx

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC: Jakarta.

Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC: Jakarta.

Gibson, SR. 1990. Principless of Nutritional Assessment. Oxford University Press: New York.

Gibson, SR. 1993. Nutritional Assessment A Laboratory Manual. Oxford University Press: New York.

Page 14: laporan psg 1.docx

Famida, Umi, dkk. 2007. Handbook Nutritional Assessment. Universitas Indonesia Press: Jakarta.

http://tedjho.wordpress.com/2012/09/21/antropometri/

http://teazindrahayu.wordpress.com/

CARA PENGGUNAAN ALAT-ALAT ANTROPOMETRI

1. Alat ukur berat badan :

a) Timbangan injak1) Letakkan timbangan injak pada lantai yang datar2) Pakaian dibuat seminim mungkin, sepatu dan barang-barang yang cukup menambah beban dilepaskan.3) Berdiri tegap pada timbangan injak.Lihat angka yang tertera pada skala timbangan injak dan catat hasilnya.

b) Timbangan digital

Page 15: laporan psg 1.docx

1. Letakkan timbangan digital ( Seca Scala) pada permukaan yang rata dan keras.2. Cek timbangan, periksa apakah timbangan masih berfungsi dengan baik.3. Pengukur meminta klien membuka jaket,sepatu/alas kaki, atau barang yang memberatkan.4. Nyalakan ‘connector’ dan tunggu sampai angka menunjukkan Nol 5. Persilahkan klien naik ke atas timbangan tepat ditengah tempat pijakan.6. Baca hasil,lalu catat.

c) dacin1) Langkah 1Gatungkan dacin pada• Dahan pohon• Palang rumah, atau• Penyangga kaki tiga2) Langkah 2Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat.3) Langkah 3Sebelum dipakai letakan bandul geser pada angka nol. Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman4) Langkah 4Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang yang kosong pada dacin. Ingat bandul geser pada angka nol.5) Langkah 5Seimbangkan dacin yang sudah di bebani celana timbang, sarung timbang, atau kotak timbangan dengan cara memasukan pasir ke dalam kantong plastik. 6) Langkah 6Anak ditimbang,dan seimbangkan dacin.7) Langkah 7Tentukan berat badan anak,dengan membaca angka di ujung bandul geser.8) Langkah 8Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik kertas.9) Langkah 9Geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan.

d)Baby Scale

Pastikan timbangan dalam keadaan nol dan terletak pada tempat datar. Pastikan bayi memakai pakaian seminimalis mungkin. Letakkan bayi pada timbangan dan ukur berat badannya (mata pengamat

harussejajar dengan skala timbangan). Catat hasilnya, lalu angkat dan turunkan bayi dan turunkan bayi dari

timbangan

Page 16: laporan psg 1.docx

e)Detecto

Letakkan timbangan pada lantai tanpa alas yang datar.  Pastikan skala timbangan dalam keadaan nol dan sudah ditera. Penimbang berdiri pada pijakan timbangan lalu ukur berat badan yang

terbaca pada skala dan catat

e) Salter Pasang alat bantu salter, besi pengait dan tali penggantung) Kaliberasi alat salter sampai jarum menunjukan angka nol “0”. Pakaian yang digunakan oleh anak seminimal mungkin Anak dinaikan ke sarung dsalter Baca dan catat angka penunjukan jarum

2. Alat ukur panjang/ tinggi badan :

a) Mikrotoise1) Tempelkan dengan paku microtoise tersebut pada dinding yang lurus datar setinggi tepat 2 meter. Angka 0(nol) pada lantai yang datar rata.2) Lepaskan sepatu atau sendal.3) Berdiri tegap seperti sikap siap sempurna dalam baris berbaris, kaki lurus, tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian belakang harus menempel pada dinding, dan muka menghadap lurus dengan pandangan ke depan.4) Turunkan microtoise sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus lurus menempel pada dinding.5) Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan microtoise. Angka tersebut menunjukkan tinggi anak yang diukur.

b. Length Board1) Pilih meja/tempat yang datar & rata, siapkan alat diatasnya2) Lepaskan kunci pengait yang berada disamping papan pengukur jika

ada

Page 17: laporan psg 1.docx

3) Tarik meteran sampai menempel rapat pada dinding tempat menempelnya kepala & pastikan meteran menunjuk angka nol dengan mengatur skrup skala yang ada di bagian kaki balita

4) Buka papan hingga posisinya memanjang & datar

5) Telentangkan anak diatas papan pengukur dengan posisi kepala menempel pada bagian papan yang datar & tegak lurus

6) Pastikan bagian puncuk kepala menempel pada bagian papan yang statis

7) Pastikan bagian kepala sudah benar posisinya dengan mengecek garis Frankfort (cuping telinga sejajar dengan puncak tulang pipi)tegak lurus terhadap papan pengukur

8) Posisi bagian kepala, punggung, pantat, betis dan tumit menempel secara tepat pada papan pengukur

9) Catat hasilnya10) Geser kembali papan penggeser pada tempatnya

3. Alat ukur lingkar tubuh

a) meterline

Rentangkanmeterline,ukur lingkar dengan cara melingkarkannya,lalu lihat

angka.

b) Pita LILA

1. Subjek berdiri tegak

2. Tangan kiri ditekuk sampai posisi siku

3. Ukur panjang lengan atas di akromium sampai

pada tulang siku bagian bawah

4. Beri tanda pada posisi tengah

Page 18: laporan psg 1.docx

5. Ukur posisi tengah dengan menggunakan pita lila

6. Baca hasil pengukuran

7. Lakukan pengukuran selama 3 kali

b) Pita Lika

1. Lingkarkan pita lingkar kepala pada kepala anak

2. cek posisi pita

3. baca hasilnya, dan catat

c) Pita Lida1) lingkarkan pada dada tepat pada garis puting susu 2)catat hasilnya

4. Alat Ukur Panjang Lututa) Harpenden Stadiometer1) Siapkan alat pengukur panjang lutut, letakkan di atas permukaan lantai yang datar.2) Duduklah di atas lantai yang datar.3) Letakkan kaki di atas alat pengukur panjang lutut yang berbentuk siku-siku dan sesuaikan posisi lutut dengan sudut siku-siku pada alat pengukur panjang lengan.4) Ukur dari tungkai sampai batas lutut dengan penggaris alat pengukur panjang lutut.5) Catat hasilnya.

5. Alat ukur tebal lemak ( Fat Caliper)

1) Pengukuran pada dada (chest): Ambil lipatan kulit dari arah diagonal antara axilla dan puting susu setinggi mungkin, sejajar dengan lipatan bagian depan dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan

Page 19: laporan psg 1.docx

2) Pengukuran pada subscapula: Ambil lipatan kulit dari arah diagonal sepanjang garis cleavage tepat di bawah scapula dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan

3) Pengukuran pada mid-axilla: Ambillah lipatan kulit dari arah horizontal pada garis midaxillaris, tepat pada pertemuan xiphisternal

4) Pengukuran pada suprailiaka: Ambillah lipatan kulit dari arah miring ke arah belakang garis mid-axillaris dan ke atas iliaka, dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan

5) Pengukuran pada abdominal :Lipatan kulit diambil dengan arah horizontal 3 cm di samping tali pusat dan 1 cm ke pusat umbilicus

6) Pengukuran pada triseps:Lipatan kulit diambil dengan arah vertical pada jarak antara penonjolan lateral dari prosessus acronial dan batas inferior dari prosessus olecranon dan diukur pada bagian lateral lengan dengan bahu bersudut 90° menggunakan pita pengukur. Titik tengah ditandai pada sisi samping lengan. Pengukuran diambil 1 cm diatas tanda tersebut.

7) Pengukuran pada biseps:Lipatan kulit diambil dengan arah vertical diatas biseps brachii yang sejajar dengan triseps di bagian belakang. Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari.

8) Pengukuran pada paha: Lipatan kulit diambil dengan arah vertical pada tengah paha antara lipatan inguinal dan batas dari patella. Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari

9) Pengukuran pada betis : Lipatan kulit diambil dengan arah vertikal pada lingkaran betis yang paling lebar pada bagian tengah dari betis dengan lutut bersudut 90°.