laporan pencemaran

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup dan merupakan habitat yang secara alaminya sangat mudah tercemar oleh faktor biotik dan abiotik. Air permukaan relatif telah terkontaminasi oleh bakteri coliform, khususnya pada daerah perkotaan. Kualitas air dapat dilihat dari indikator biologi, fisik dan kimia di dalamnya. Kehadiran bakteri coliform merupakan indikator biologi adanya kontaminasi sampah atau feses terhadap sumber air. Kehadiran bakteri coliform air dapat ditentukan berdasarkan nilai MPN total dan fecal coliform (Anonim, 2010b). Air sebagai materi esensial di dalam kehidupan merupakan substrat yang paling parah akibat pencemaran. Berbagai jenis pencemaran baik yang berasal dari sumber domestik (Rumah tangga), perkebunan, kota, pasar, jalan dan sebagainya. Serta yang bersumber dari non domestik seperti pabrik, industry, pertanian, peternakan, perikanan serta sumber-sumber lainnya. Secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kualitas air.

Upload: awaluddin1490

Post on 23-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

WET

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup dan

merupakan habitat yang secara alaminya sangat mudah tercemar oleh faktor biotik

dan abiotik. Air permukaan relatif telah terkontaminasi oleh bakteri coliform,

khususnya pada daerah perkotaan. Kualitas air dapat dilihat dari indikator biologi,

fisik dan kimia di dalamnya. Kehadiran bakteri coliform merupakan indikator biologi

adanya kontaminasi sampah atau feses terhadap sumber air. Kehadiran bakteri

coliform air dapat ditentukan berdasarkan nilai MPN total dan fecal coliform

(Anonim, 2010b).

Air sebagai materi esensial di dalam kehidupan merupakan substrat yang

paling parah akibat pencemaran. Berbagai jenis pencemaran baik yang berasal dari

sumber domestik (Rumah tangga), perkebunan, kota, pasar, jalan dan sebagainya.

Serta yang bersumber dari non domestik seperti pabrik, industry, pertanian,

peternakan, perikanan serta sumber-sumber lainnya. Secara langsung ataupun tidak

langsung akan berpengaruh terhadap kualitas air.

Karakteristik fisik dan kimia yang umum dianalisis dalam penentuan kualitas

air meliputi kekeruhan, temperature, warna, bau, rasa dan pH. Selain itu kehadiran

beberapa jasad terutama misalnya plankton, bentos dan bakteri dapat digunakan

sebagai indicator terhadap kehadiran pencemaran organik.

Perhitungan MPN didasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni

yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.

Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya

kekeruhan dan terbentuknya gas di dalam tabung Durham yang diletakkan pada posisi

terbalik. Untuk setiap pengenceran pada umumnya menggunakan 3 tabung, namun

untuk sampel air badan air dan air limbah digunakan 5 tabung pengenceran, karena

lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi

(Waluyo, 2008).

1.2 Tujuan

Praktikum kali ini bertujuan untuk:

Menentukan kualitas air meliputi temperature, warna, bau, rasa, DO dan pH.

Menentukan indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks

dominansi plankton.

Mengetahui total Coliform dan total E. coli dari sampel air menggunakan

metode MPN.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pencemaran air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat

penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.

Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga

mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap

sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan

memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat

mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage)

menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang

mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh

ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya

seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut

memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat

juga mengurangi oksigen dalam air.

1. Pengertian Air bersih

Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah,

untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini ditinjau

dari persyaratan kandungan kimia, fisika dan biologis.

Pengertian Air bersih:

1. Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.

2. Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.

3. Secara Kimia :

a. PH netral (bukan asam/basa).

b. Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya.

c. Parameter-parameter seperti BOD, COD,DO, TS,TSS dan konductiviti

memenuhi aturan pemerintah setempat.

2. Parameter Kualitas Air

Kesadahan (Hardness)

Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa

apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat

membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan

tinggi tidak akan terbentuk busa. Kesadahan sangat penting artinya bagi para akuaris

karena kesadahan merupakan salah satu petunjuk kualitas air yang diperlukan bagi

ikan. Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang sama. Dengan kata

lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai kesadahan pada selang tertentu untuk

hidupnya. Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam

hubungannya dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.

Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu:

1. Kesadahan umum (General haedness atau GH)

2. Kesadahan karbonat (Carbonate hardness atau KH).

Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan yang lain

yaitu yang disebut sebagai kesadahan total atau total hardness.

Kesadahan total merupakan penjumlahan dari GH dan KH. Penggunaan paramater

kesadahan total sering sekali membingungkan. Oleh karena itu, sebaiknya

penggunaan parameter ini dihindarkan.

Kesadahan umum atau “General Hardness” merupakan ukuran yang

menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air. Ion-

ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya

diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan.

GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu

persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau dengan

menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan Jerman atau dH

sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Di Amerika, kesadahan pada

umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian satu satuan Jerman

(dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CacO3. Sedangkan satuan konsentrasi

molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm. Perlu diperhatikan bahwa

kebanyakan teskit pengukur kesadahan menggunakan satuan CaCO3. Untuk lebih

jelasnya bacalah petunjuk pembacaan pada teskit yang anda miliki untuk mengetahui

dengan pasti satuan pengukuran yang digunakan, untuk menghindari terjadinya

kesalahan pembacaan.

Dalam kaitannya dengan proses biologi, GH lebih penting peranananya

dibandingkan dengan KH ataupun kesadahan total Apabila ikan atau tanaman

dikatakan memerlukan air dengan kesadahan tinggi (keras) atau rendah (lunak), hal

ini pada dasarnya mengacu kepada GH. Ketidaksesuaian GH akan mempengaruhi

transfer hara/gizi dan hasil sekresi melalui membran dan dapat mempengaruhi

kesuburan, fungsi organ dalam (seperti ginjal), dan pertumbuhan. Setiap jenis ikan

memerlukan kisaran kesadahan (GH) tertentu untuk hidupnya. Pada umumnya,

hampir semua jenis ikan dan tanaman dapat beradaptasi dengan kondisi GH lokal,

meskipun demikian, tidak demikian halnya dengan proses pemijahan. Pemijahan bisa

gagal apabila dilakukan pada nilai GH yang tidak tepat.

Apabila nilai GH terlalu rendah bagi suatu jenis ikan, ia dapat dinaikan

dengan menambahkan kalsium sulfat, magnesium sulfat, atau kalsium karbonat. Akan

tetapi perlu diperhatikan bahwa penambahan garam-garam tersebut membawa

dampak lain yang perlu medapat perhatian. Pemberaian garam sulfat akan

memberikan tambahan sulfat kedalam air, sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati.

Sedangkan penambahan garam karbonat akan menyumbangkan ion karbonat kedalam

air sehingga akan menaikkan KH. Untuk mendapat kondisi yang diinginkan perlu

dilakukan manipulasi dengan kombinasi pemberian yang sesuai. Penurunan nilai GH

dapat dilakukan dengan perlakuan-perlakuan yang mampu menghilangkan kadar

kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dari dalam air.

Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukkan

kandungan ion bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO3–) di dalam air. Dalam

akuarium air tawar, pada kisaran pH netral, ion bikarbonat lebih dominan, sedangkan

pada akuarium laut, ion karbonat lebih berperan.

KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air

untuk mengikat kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+). Oleh karena itu,

dalam sistem air tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas

pem-bufferan asam, dan alkalinitas sering digunakan untuk menunjukkan hal yang

sama.

Dalam hubungannya dengan kemampuan air mengikat kemasaman, KH

berperan sebagai agen pem-buffer-an yang berfungsi untuk menjaga kestabilan pH.

KH pada umumnya sering dinyatakan sebagai derajat kekerasan dan diekspresikan

dalam CaCO3 seperti halnya GH.

Kesadahan karbonat dapat diturunkan dengan merebus air yang bersangkutan,

atau dengan melalukan air melewati gambut. Perlakuan perebusan air tentu saja tidak

praktis, kecuali untuk akuarium ukuran kecil.

Untuk menaikkan kesadahan karbonat dapat dilakukan dengan menambahkan

natrium bikarbonat (soda kue), atau kalsium karbonat. Penambahan kalsium karbonat

akan menaikan sekaligus baik KH maupun GH dengan proporsi yang sama.

Pemberian soda kue (NaHCO3) sebanyak satu sendok teh (sekitar 6 gram)

pada air sebanyak 50 liter akan meningkatkan KH sebanyak 4 satuan tanpa disertai

dengan kenaikan nilai GH. Sedangkan pemberian satu sendok teh kalsium karbonat

(CaCO3) (sekitar 4 gram) pada air sebanyak 50 liter akan menyebabkan kenaikan KH

dan GH secara bersama-sama, masing-masing sebanyak 4 satuan. Berpatokan pada

hal ini, maka pemberian secara kombinasi antara soda kue dan kalsium karbonat akan

dapat menghasilkan nilai KH dan GH yang diinginkan.

Mengingat pengukuran bahan kimia dalam jumlah sedikit relatif sulit

dilakukan, khususnya di rumah, maka sebaiknya gunakanlah test kit untuk

memastikan nilai KH dan GH yang telah dicapai.

Pembuferan karbonat diketahui efektif pada rasio 1:100 sampai 100:1. Hal ini

akan memberikan pH efektif pada selang 4.37 sampai dengan 8.37. Selang angka ini

secara kebetulan merupakan selang pH bagi hampir semua mahluk hidup akuatik.

Apabila ion bikarbonat ditambahkan, rasio basa terhadap asam akan meningkat,

akibatnya pH pun meningkat. Laju peningkatan pH ini akan ditentukan oleh nilai pH

awal. Sebagai contoh, kebutuhan jumlah ion karbonat yang perlu ditambahkan untuk

meningkatkan satu satuan pH akan jauh lebih banyak apabila pH awalnya adalah 6.3,

dibandingkan apabila hal yang sama dilakukan pada pH 7.5.

Kenaikan pH yang terjadi pada saat KH ditambahkan akan diimbangi oleh

kadar CO2 terlarut dalam air. CO2 di dalam air akan membentuk sejumlah kecil asam

karbonat dan bikarbonat yang selanjutkan akan cenderung menurunkan pH.

Mekanisme ini setidaknya dapat memberikan gambaran cara mengatur dan

menyiasati pH dalam akuarium agar dapat memenuhi kriteria yang diinginkan.

Penanganan Kesadahan

Apabila air anda terlalu keras untuk ikan atau tanaman, air tersebut dapat

dilunakan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kesadahan. Yang

paling baik adalah dengan menggunakan reverse osmosis (RO) atau deioniser (DI).

Celakanya metode ini termasuk dalam metode yang mahal. Hasil reverse osmosis

akan memiliki kesadahan = 0, oleh karena itu air ini perlu dicampur dengan air keran

sedemikian rupa sehingga mencapai nilai kesadahan yang diperlukan.

Resin pelunak air komersial dapat digunakan dalam skala kecil, meskipun

demikian tidak efektif digunakan untuk sekala besar. Produk-produk komersial

pengolah air untuk keperluan rumah tangga pada umumnya tidak cocok digunakan,

karena mereka sering menggunakan prinsip pertukaran kation dalam prosesnya.

Dalam prosoes ini natrium (Na) pada umumnya digunakan sebagai ion penukar,

sehingga pada akhirnya natrium akan berakumulasi pada hasil air hasil olahan.

Kelebihan natrium (Na) dalam air akuarium merupakan hal yang tidak dikehendaki.

Pengenceran dengan menggunakan air destilasi (air suling/aquadest) dapat pula

dilakukan untuk menurunkan kesadahan.

Penurunan secara alamiah dapat pula dilakukan dengan menggunakan jasa

asam-asam organik (humik/fulvik) , asam ini berfungsi persis seperti halnya yang

terjadi pada proses deionisasi yaitu dengan menangkap ion-ion dari air pada gugus-

gusus karbonil yang terdapat pada asam organik (tanian). Beberapa media yang

banyak mengandung asam- asam organik ini diantaranya adalah gambut yang berasal

dari Spagnum (peat moss), daun ketapang, kulit pohon Oak, dll.

Proses dengan gambut dan bahan organik lain biasanya akan menghasilkan

warna air kecoklatan seperti air teh. Sebelum gambut digunakan dianjurkan untuk

direbus terlebih dahulu, agar organisme-organisme yang tidak dikehendaki hilang.

Menurunkan kesadahan dapat pula dilakukan dengan menanam tanaman “duck weed”

atau Egeria densa.

Untuk meningkatkan kesadahan bisa dilakukan dengan memberikan dekorasi

berbahan dasar kapur, seperti tufa atau pasir koral. Atau dengan melalukan air

melewati pecahan marble (batu marmer) atau bahan berkapur lainnya.

Pencemaran air terjadi sejak lama dan telah kita ketahui bersama, baik di laut,

sungai, danau bahkan parit di depan rumah kita. Air yang berwarna kecoklatan

bahkan hitam seolah sudah menjadi pemandangan yang biasa dan dapat kita lihat

sehari hari.

Pencemaran air disebabkan oleh aktifitas manusia sehari hari yang dapat

mengakibatkan adanya perubahan pada kualitas air tsb. Pencemaran air ini terjadi di

sungai, lautan, danau dan air bawah tanah.

Tingkat pencemaran yang terberat adalah akibat limbah industri yang dibuang

ke sungai dan juga tumpahan minyak dilautan. Pencemaran di sungai dan dilautan ini

telah menyebabkan ekosistem dan habitat air menjadi rusak bahkan mati. Untuk

sungai, pembuangan limbah industri / pabrik telah merusak habitat sungai sepanjang

puluhan kilometer.

Limbah industri ini mengandung logam berat, toksin organik, minyak dan zat

lainnya yang memiliki efek termal dan juga dapat mengurangi kandungan oksigen

dalam air. Limbah berbahaya ini selain menyebabkan kerusakan bahkan matinya

habitat sungai, juga mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan bagi masyarakat

yang tinggal di sepanjang sungai yang menggunakan air sungai tsb untuk keperluan

MCK (Mandi, Cuci dan Kakus).

Tidak hanya sepanjang aliran sungai, resapan bahan kimia juga mencemari air

bawah tanah sepanjang belasan bahkan puluhan meter dari sungai tsb. Pengeboran air

bawah tanah yang dilakukan penduduk di dekat aliran sungai sering kali mendapatkan

air bawah tanah yang keruh kehitaman, berbau bahkan berlendir.Dan bila dipaksakan

untuk keperluan MCK akan mengakibatkan penyakit dan gatal gatal pada kulit.

Selain limbah industri, limbah rumah tangga juga memiliki peranan yang besar dalam

pencemaran air. Limbah rumah tangga ini terbagi menjadi 2 golongan, yakni limbah

organik dan anorganik. Limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan oleh

bakteri seperti sisa sayuran, buah dan daun daunan. Sementara limbah anorganik

tidak dapat diurai oleh bakteri seperti bekas kaca, karet, plastik, logam, kain, kayu,

kulit, dll.

Untuk pertanian, penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan juga dapat

mencemari air di lingkungan sekitarnya. Limbah pupuk mengandung fosfat yang

dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan enceng gondok.

Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini dapat menimbulkan dampak seperti

yang diakibatkan oleh pencemaran air dan deterjen.

Limbah pestisida memiliki aktifitas jangka waktu yang lama dan ketika

terbawa aliran air keluar dari areal pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan

sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif

tidak larut dalam air. Tetapi relatif mudah larut dan konsentrasinya cenderung

meningkat dalam lemak dan sel sel tubuh mahluk hidup yang disebut Biological

Amplification, sehingga apabila masuk ke dalam mata rantai makanan konsentrasinya

makin tinggi dan tertinggi adalah konsumen puncak. Contohnya ketika dalam tubuh

ikan kadarnya 6 ppm, di dalam tubuh burung pemakan ikan kadarnya meningkat

menjadi 100 ppm dan akan meningkat terus sampai konsumen puncak.

BAB IIIMETODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Water checker

Planktonet

Mikroskop

Objek glass

Cover glass

Pipet tetes

Botol film

Tabung reaksi

Tabung durham

3.1.2 Bahan

Sampel air

Alkohol / formalin

Kertas label

NaCl

Lactose Broth (LB)

Brilliant Green Lactose Broth (BGLB)

Eosin Methylen Blue Agar (EMBA)

Alumunium foil

3.2 Cara kerja

3.2.1 Penetapan temperatur, DO dan pH

Nilai pH sampel air dapat diukur langsung dengan menggunakan pH meter

Sebelum digunakan pH meter dikalibrasi dengan larutan penyangga pH 7,00

dan pH 4,00kemudian setelah itu dibilas electrode dengan air bebas ion dan

keringkan dengan tissue sebelum pengukuran setiap sampel.

Setelah itu elektroda dimasukan ke dalam sampel air, dibaca setelah mantap

Kemudian electrode dibilas dengan air bebas ion dan keringkan dengan tissue

setelah pengukuran sampel.

3.2.2 Penetapan plankton

Disiapkan sampel air dan disaring dengan menggunakan planktonet

Sampel yang diperoleh ditampung dalam botol film

Diberi formalin/alcohol 4% per volum sampel

Diamati dibawah mikroskop sebanyak 20 tetes dan dilihat dibawah mikroskop

Kemudian dihitung

Jumlah individu plankton x 61 (ni)

Jumlah total individu plankton (N)

Indeks keseragaman (H’)

H’ = - Pi . Lan Pi

Pi = ni/N

Jumlah taksa (jumlah macam spesies)

Indeks keseragaman (E’)

E’= H’/Lan taksa

Indeks Dominan (D’)

D’ =Pi2

3.2.3 Uji Kualitas Koliform

Uji Kualitas Koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu

Uji penduga (presumptive tes)

Uji penguat (comfirmed test)

Uji pelengkap (completed test)

Uji penduga juga merupakan uji kualitataif koliform menggunakan metode

MPN

Uji penduga (presumptive tes)

Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri

koliform bedasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karena

fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli. Terbentunya asam dilihat

dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat

dalam tabung durham berupa gelembung udara. Banyaknya kandungan

Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang

menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan

dengan table MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah

mikro di dalam contohnya yang berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam

10 ml. 3 tabung untuk 1,0 ml, 3 tabung untuk 0,1 ml atau 5-5-5.

Kehadiran bakteri coli besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia,

terbukti dengan kualitas air minum, secara bakteriologis tingkatanya

ditentukan oleh kehadiran bakteri tersebut. Jika hasilnya negatif maka

dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 350 . jika dalam waktu

2 x 24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung durham dihitung sebagai

hasil negatif. Jumlah tabung yang positif pada masing-masing seri. MPN

penduga dihitung dengan melihat tabel MPN.

Uji penguat (comfirmed test)

Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan dari tabung yang positif

terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi

ditanamkan pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) seca aseptic

dengan dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri E. coli

tumbuh berwarna merah kehijauan dengan kilat metalik atau koloni

berwarna merah muda dengan lendir untuk kelompok koliform lainnya.

Uji pelengkap (completed test)

Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk

menentukan bakteri E. coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan

diinokulasikan ke dalam medium kaldu laktosa dan medium agar miring

Nutrient Agar (NA) dengan jarum inokulasi secara aseptic. Diinkubasi

pada suhu 37 selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan

gas pada kaldu laktosa, maka sampel positif mengandung E. coli.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan air sungai pasar segiri

A. Uji penduga

Pengenceran Jumlah tabung yang positif

10-1 5

10-2 5

10-3 3

10-4 0

B. Uji penguat (Comfirmed test)

Pengenceran Jumlah tabung yang positif

10-1 5

10-2 5

10-3 3

10-4 2

C. Uji pelengkap (completed test)

Pengenceran Jumlah tabung yang positif

10-1 5

10-2 4

10-3 2

10-4 2

4.1.1 Data hasil analisis plankton di sungai pasar segiri

No Jenis plankton Jumlah individu / liter

1. Sp 1 183

2. Sp 2 61

3. Sp 3 122

4. Sp 4 122

5. Sp 5 122

6. Sp 6 183

7. Sp 7 61

8. Sp 8 61

9. Sp 9 61

10. Sp 10 61

Jumlah plankton (N) 1037

Jumlah keanekaragaman (H’) 2.203

Jumlah taksa 10

Indeks keseragaman (E’) 0.958

Ideks dominansi (D’) 0.093243

Tabel akhir

Sampe

l

LB MPN/ 100 ml BGLB

10-1 10-2 10-3 10-4 10-1 10-2 10-3 10-4

5 5 3 0 8.000.000 5 5 3 2

MPN/100 ml EMBA MPN/100 ml

10-1 10-2 10-3 10-4

1.400.000 5 4 2 2 290.000

4.2 Pembahasan

Air merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup dan

merupakan habitat yang secara alaminya sangat mudah tercemar oleh faktor biotik

dan abiotik. Air permukaan relatif telah terkontaminasi oleh bakteri coliform,

khususnya pada daerah perkotaan. Kualitas air dapat dilihat dari indikator biologi,

fisik dan kimia di dalamnya. Kehadiran bakteri coliform merupakan indikator biologi

adanya kontaminasi sampah atau feses terhadap sumber air. Kehadiran bakteri

coliform air dapat ditentukan berdasarkan nilai MPN total dan fecal coliform

(Anonim, 2010b).

Perhitungan MPN didasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni

yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.

Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya

kekeruhan dan terbentuknya gas di dalam tabung Durham yang diletakkan pada posisi

terbalik. Untuk setiap pengenceran pada umumnya menggunakan 3 tabung, namun

untuk sampel air badan air dan air limbah digunakan 5 tabung pengenceran, karena

lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi

(Waluyo, 2008)

Hasil tes perkiraan pada sampel air badan air (air sungai) Tes perkiraan

sampel air badan air menggunakan 25 tabung media LTB Single dan 4 tabung

aquades steril untuk pengenceran (10-1 ml, 10-2 ml, 10-3 ml, 10-4 ml). Tujuan

dilakukannya pengenceran adalah untuk menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi dan

agar beberapa tabung ditumbuhi satu sel saja sedangkan tabung lain tidak

mengandung sel. Setelah inkubasi diharapkan pada beberapa tabung terjadi

pertumbuhan positif sedangkan lainnya negatif (Sutikno, 2009).

Pada tes perkiraan, tabung positif ditandai dengan terjadinya kekeruhan pada

media LTB Single dan gas pada tabung Durham. Ciri-ciri tersebut merupakan sifat

dari bakteri koliform yang mampu memfermentasi laktosa dari media LTB Single.

Bakteri koliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas air.

Kelompok bakteri koliform ini terdiri atas Eschericia coli, Enterobacter aerogenes,

Citrobacter fruendil, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini tidak

menimbulkan penyakit tertentu secara langsung, tetapi keberadaannya di dalam air

menunjukkan tingkat sanitasi yang rendah. Oleh karena itu, dipersyaratkan bahwa air

khususnya air minum harus bebas dari bakteri semua jenis koliform (Anonim,

2010c).

Pada sampel air badan air menghasilkan semua tabung positif pada tabung 1

ml dan beberapa tabung positif pada tabung 10-1 ml, 10-2 ml, 10-3 ml, 10-4 ml. Tabung-

tabung positif tersebut kemudian dilanjutkan dengan tes penegasan dengan cara

dipindah masing-masing 1 ose ke media EC-B dan BGLB. Setelah semua tabung-

tabung positif itu dipindah ke media EC-B kemudian diinkubasi selama 24 jam pada

waterbath dengan suhu 44,5 ± 0,2°C sedangkan media BGLB diinkubasi selama 48

jam pada inkubator 35 ± 0,5°C.

Pada tes penegasan Setelah 24 jam, diamati sampel air badan air pada media

EMBA. Media EMBA digunakan untuk mengetahui koliform fecal. Bakteri koliform

fecal adalah jenis bakteri dari koliform total yang sebagian besar ada di tinja. Hal ini

berarti air tersebut telah tercemar oleh kotoran atau tinja dari manusia atau hewan.

Yang termasuk bakteri koliform fecal adalah Escherichia coli. Escherichia coli

adalah grup koliform yang mempunyai sifat dapat memfermentasi laktosa dan

memproduksi asam dan gas pada suhu 37°C maupun suhu 44,5 ± 0,5°C dalam waktu

48 jam.

Sedangkan sampel air pada media BGLB diamati setelah 48 jam. Media

BGLB digunakan untuk mengetahui bakteri koliform total. Bakteri koliform total

adalah semua jenis bakteri yang berasal dari hewan dan tanaman mati yang

keberadaannya di dalam air menunjukkan tingkat sanitasi yang rendah (Anonim,

2010e). Salah satu golongan ini adalah Enterobacter aerogenes, bakteri ini tidak dapat

membentuk gas dari laktosa pada suhu 44,5 ± 0,5°C (Sugiharto, 1987). Air badan air

adalah air yang diperoleh dari badan air seperti sungai, kali, danau dan laut yang

digunakan untuk air baku air minum. Menurut Peraturan Pemerintah No.82 Tahun

2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahwa baku

mutu air badan air untuk MPN koliform total adalah 1000/100 ml dan untuk MPN

koliform fecal adalah 100/100 ml.

Pada uji penduga (Presumptive test) pada pengenceran 10-1 jumlah tabung

yang positif berjumlah 5 tabung, pada pengenceran 10-2 5 tabung, 10-3 3 tabung

sedangkan pada pengenceran 10-4 tidak ada tabung yang positif (0), sehingga nilai

MPN/100ml = nilai MPN (dari tabel) x 10/pengenceran tabung tengah

5 3 0 = 80 x 10/10-3 = 80 x 10-4

= 8.000.000

Dan pada uji penguat (comfirmed test) pada pengenceran 10-1 jumlah tabung

yang positif berjumlah 5 tabung, pada pengenceran 10-2 5 tabung, 10-3 3 tabung

sedangkan pada pengenceran 10-4 jumlah tabung yang positif adalah 2 tabung,

sehingga nilai MPN/100ml = nilai MPN (dari tabel) x 10/pengenceran tabung tengah

5 3 2 = 140 x 10/10-3 = 140 x 10-4

= 1.400.000

Sedangkan pada uji pelengkap (completed test) pada pengenceran 10-1 jumlah

tabung yang positif berjumlah 5 tabung, pada pengenceran 10 -2 4 tabung, 10-3 2

tabung sedangkan pada pengenceran 10-4 jumlah tabung yang positif adalah 2 tabung,

sehingga nilai MPN/100ml = nilai MPN (dari tabel) x 10/pengenceran tabung tengah

4 2 2 = 29 x 10/10-3 = 29 x 10-4

= 290.000

Air merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup dan

merupakan habitat yang secara alaminya sangat mudah tercemar oleh faktor biotik

dan abiotik. Karakteristik fisik dan kimia yang umum dianalisis dalam penentuan

kualitas air meliputi kekeruhan, temperature, warna, bau, rasa dan pH. Selain itu

kehadiran beberapa jasad terutama misalnya plankton, bentos dan bakteri dapat

digunakan sebagai indicator terhadap kehadiran pencemaran organic. Dari hasil

pengamatan pada praktikum pencemaran lingkungan khususnya di sungai pasar segiri

hasil analisa plankton yang kami dapat yaitu jumlah plankton (N) 1037, indeks

keanekaragaman (H’) 2.203, indeks keseragaman (E’) 0.958, sedangkan indeks

dominasi (D’) berjumlah 0.093243. Dari jumlah hasil analisa plankton tersebut dapat

dikatakan bahwa sungai pasar segiri mengalami pencemaran lingkungan akibat faktor

lingkungan disekitarnya seperti pembuangan sampah dari pasar, limbah rumah tangga

dan lain sebagainya.

4.3 Perhitungan

Untuk menentukan jumlah spesies plankton di gunakan rumus

Pi = ni / N

Sp. 1 = ni / N

= 183 / 1037

= 0.176

Sp. 2 = ni / N

= 61 / 1037

= 0.059

Sp. 3 = ni / N

= 122 / 1037

= 0.118

Sp. 4 = ni / N

= 122 / 1037

= 0.118

Sp. 5 = ni / N

= 122 / 1037

= 0.118

Sp. 6 = ni / N

= 183 / 1037

= 0.176

Sp. 7 = ni / N

= 61 / 1037

= 0.059

Sp. 8 = ni / N

= 61 / 1037

= 0.059

Sp. 9 = ni / N

= 61 / 1037

= 0.059

Sp. 10 = ni / N

= 61 / 1037

= 0.059

Total Pi = 1.001

Perhitungan indeks keseragaman (H’)

H’ = - Pi . lan Pi

H’ = -Pi . lan Pi = -0.176 . lan 0.176

= 0.306

H’ = -Pi . lan Pi = -0.059. lan 0.059

= 0.167

H’ = -Pi . lan Pi = -0.118. lan 0.118

= 0.252

H’ = -Pi . lan Pi = -0.118. lan 0.118

= 0.252

H’ = -Pi . lan Pi = -0.118. lan 0.118

= 0.252

H’ = -Pi . lan Pi = -0.176. lan 0.176

= 0.306

H’ = -Pi . lan Pi = -0.059. lan 0.059

= 0.167

H’ = -Pi . lan Pi = -0.059. lan 0.059

= 0.167

H’ = -Pi . lan Pi = -0.059. lan 0.059

= 0.167

H’ = -Pi . lan Pi = -0.059. lan 0.059

= 0.167

Total jumlah indeks keanekaragaman (H’) = 2.203

Perhitungan indeks keseragaman (E’)

E’ = H’ / lan taksa

E’ = 0.306 / 2.30 = 0.133

E’ = 0.167 / 2.30 = 0.073

E’ = 0.252 / 2.30 = 0.109

E’ = 0.252 / 2.30 = 0.109

E’ = 0.252 / 2.30 = 0.109

E’ = 0.306 / 2.30 = 0.133

E’ = 0.167 / 2.30 = 0.073

E’ = 0.167 / 2.30 = 0.073

E’ = 0.167 / 2.30 = 0.073

E’ = 0.167 / 2.30 = 0.073

Perhitungan indeks dominan (D’)

D’ = Pi2

D’ = Pi2

D’ = (0.176)2

= 3.098 x 10-2

D’ = Pi2

D’ = (0.059)2

= 3.481 x 10-2

D’ = Pi2

D’ = (0.118)2

= 1.392 x 10-2

D’ = Pi2

D’ = (0.118)2

= 1.392 x 10-2

D’ = Pi2

D’ = (0.118)2

= 1.392 x 10-2

D’ = Pi2

D’ = (0.176)2

= 3.098 x 10-2

D’ = Pi2

D’ = (0.059)2

= 3.481 x 10-2

D’ = Pi2

D’ = (0.059)2

= 3.481 x 10-2

D’ = Pi2

D’ = (0.059)2

= 3.481 x 10-2

D’ = Pi2

D’ = (0.059)2

= 3.481 x 10-2

Jumlah total indeks dominan (D’) =0.093243

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum pencemaran lingkungan kali ini dapat disimpulkan :

Kualitas air di lihat dari temperatur, warna, bau, rasa, DO, dan pH.

Khususnya di bagian badan air (air sungai) pada sungai pasar segiri adalah

Dari hasil analisis plankton di sungai pasar segiri diperoleh jumlah plankton

(N) 1037, indeks keanekaragaman (H’) 2.203, indek keseragaman (E’) 0. 958

sedangkan indeks dominansi (D’) adalah 0.093243

Total Coliform dan total E. coli dari sampel air sungai dengan menggunkan

metode MPN adalah total coliform didapat 1.400.000 sedangkan total E.coli

didapat 290.000

Menurut Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang pengelolaan

kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahwa baku mutu air badan air

untuk MPN koliform total adalah 1000/100 ml dan untuk MPN koliform fecal

adalah 100/100 ml.

5.2 Saran