laporan pencemaran
DESCRIPTION
WETTRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup dan
merupakan habitat yang secara alaminya sangat mudah tercemar oleh faktor biotik
dan abiotik. Air permukaan relatif telah terkontaminasi oleh bakteri coliform,
khususnya pada daerah perkotaan. Kualitas air dapat dilihat dari indikator biologi,
fisik dan kimia di dalamnya. Kehadiran bakteri coliform merupakan indikator biologi
adanya kontaminasi sampah atau feses terhadap sumber air. Kehadiran bakteri
coliform air dapat ditentukan berdasarkan nilai MPN total dan fecal coliform
(Anonim, 2010b).
Air sebagai materi esensial di dalam kehidupan merupakan substrat yang
paling parah akibat pencemaran. Berbagai jenis pencemaran baik yang berasal dari
sumber domestik (Rumah tangga), perkebunan, kota, pasar, jalan dan sebagainya.
Serta yang bersumber dari non domestik seperti pabrik, industry, pertanian,
peternakan, perikanan serta sumber-sumber lainnya. Secara langsung ataupun tidak
langsung akan berpengaruh terhadap kualitas air.
Karakteristik fisik dan kimia yang umum dianalisis dalam penentuan kualitas
air meliputi kekeruhan, temperature, warna, bau, rasa dan pH. Selain itu kehadiran
beberapa jasad terutama misalnya plankton, bentos dan bakteri dapat digunakan
sebagai indicator terhadap kehadiran pencemaran organik.
Perhitungan MPN didasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni
yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan dan terbentuknya gas di dalam tabung Durham yang diletakkan pada posisi
terbalik. Untuk setiap pengenceran pada umumnya menggunakan 3 tabung, namun
untuk sampel air badan air dan air limbah digunakan 5 tabung pengenceran, karena
lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi
(Waluyo, 2008).
1.2 Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk:
Menentukan kualitas air meliputi temperature, warna, bau, rasa, DO dan pH.
Menentukan indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks
dominansi plankton.
Mengetahui total Coliform dan total E. coli dari sampel air menggunakan
metode MPN.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga
mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap
sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat
mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage)
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang
mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya
seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut
memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat
juga mengurangi oksigen dalam air.
1. Pengertian Air bersih
Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah,
untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini ditinjau
dari persyaratan kandungan kimia, fisika dan biologis.
Pengertian Air bersih:
1. Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
2. Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
3. Secara Kimia :
a. PH netral (bukan asam/basa).
b. Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya.
c. Parameter-parameter seperti BOD, COD,DO, TS,TSS dan konductiviti
memenuhi aturan pemerintah setempat.
2. Parameter Kualitas Air
Kesadahan (Hardness)
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa
apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat
membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan
tinggi tidak akan terbentuk busa. Kesadahan sangat penting artinya bagi para akuaris
karena kesadahan merupakan salah satu petunjuk kualitas air yang diperlukan bagi
ikan. Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang sama. Dengan kata
lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai kesadahan pada selang tertentu untuk
hidupnya. Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam
hubungannya dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.
Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu:
1. Kesadahan umum (General haedness atau GH)
2. Kesadahan karbonat (Carbonate hardness atau KH).
Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan yang lain
yaitu yang disebut sebagai kesadahan total atau total hardness.
Kesadahan total merupakan penjumlahan dari GH dan KH. Penggunaan paramater
kesadahan total sering sekali membingungkan. Oleh karena itu, sebaiknya
penggunaan parameter ini dihindarkan.
Kesadahan umum atau “General Hardness” merupakan ukuran yang
menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air. Ion-
ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya
diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan.
GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu
persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau dengan
menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan Jerman atau dH
sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Di Amerika, kesadahan pada
umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian satu satuan Jerman
(dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CacO3. Sedangkan satuan konsentrasi
molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm. Perlu diperhatikan bahwa
kebanyakan teskit pengukur kesadahan menggunakan satuan CaCO3. Untuk lebih
jelasnya bacalah petunjuk pembacaan pada teskit yang anda miliki untuk mengetahui
dengan pasti satuan pengukuran yang digunakan, untuk menghindari terjadinya
kesalahan pembacaan.
Dalam kaitannya dengan proses biologi, GH lebih penting peranananya
dibandingkan dengan KH ataupun kesadahan total Apabila ikan atau tanaman
dikatakan memerlukan air dengan kesadahan tinggi (keras) atau rendah (lunak), hal
ini pada dasarnya mengacu kepada GH. Ketidaksesuaian GH akan mempengaruhi
transfer hara/gizi dan hasil sekresi melalui membran dan dapat mempengaruhi
kesuburan, fungsi organ dalam (seperti ginjal), dan pertumbuhan. Setiap jenis ikan
memerlukan kisaran kesadahan (GH) tertentu untuk hidupnya. Pada umumnya,
hampir semua jenis ikan dan tanaman dapat beradaptasi dengan kondisi GH lokal,
meskipun demikian, tidak demikian halnya dengan proses pemijahan. Pemijahan bisa
gagal apabila dilakukan pada nilai GH yang tidak tepat.
Apabila nilai GH terlalu rendah bagi suatu jenis ikan, ia dapat dinaikan
dengan menambahkan kalsium sulfat, magnesium sulfat, atau kalsium karbonat. Akan
tetapi perlu diperhatikan bahwa penambahan garam-garam tersebut membawa
dampak lain yang perlu medapat perhatian. Pemberaian garam sulfat akan
memberikan tambahan sulfat kedalam air, sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati.
Sedangkan penambahan garam karbonat akan menyumbangkan ion karbonat kedalam
air sehingga akan menaikkan KH. Untuk mendapat kondisi yang diinginkan perlu
dilakukan manipulasi dengan kombinasi pemberian yang sesuai. Penurunan nilai GH
dapat dilakukan dengan perlakuan-perlakuan yang mampu menghilangkan kadar
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dari dalam air.
Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukkan
kandungan ion bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO3–) di dalam air. Dalam
akuarium air tawar, pada kisaran pH netral, ion bikarbonat lebih dominan, sedangkan
pada akuarium laut, ion karbonat lebih berperan.
KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air
untuk mengikat kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+). Oleh karena itu,
dalam sistem air tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas
pem-bufferan asam, dan alkalinitas sering digunakan untuk menunjukkan hal yang
sama.
Dalam hubungannya dengan kemampuan air mengikat kemasaman, KH
berperan sebagai agen pem-buffer-an yang berfungsi untuk menjaga kestabilan pH.
KH pada umumnya sering dinyatakan sebagai derajat kekerasan dan diekspresikan
dalam CaCO3 seperti halnya GH.
Kesadahan karbonat dapat diturunkan dengan merebus air yang bersangkutan,
atau dengan melalukan air melewati gambut. Perlakuan perebusan air tentu saja tidak
praktis, kecuali untuk akuarium ukuran kecil.
Untuk menaikkan kesadahan karbonat dapat dilakukan dengan menambahkan
natrium bikarbonat (soda kue), atau kalsium karbonat. Penambahan kalsium karbonat
akan menaikan sekaligus baik KH maupun GH dengan proporsi yang sama.
Pemberian soda kue (NaHCO3) sebanyak satu sendok teh (sekitar 6 gram)
pada air sebanyak 50 liter akan meningkatkan KH sebanyak 4 satuan tanpa disertai
dengan kenaikan nilai GH. Sedangkan pemberian satu sendok teh kalsium karbonat
(CaCO3) (sekitar 4 gram) pada air sebanyak 50 liter akan menyebabkan kenaikan KH
dan GH secara bersama-sama, masing-masing sebanyak 4 satuan. Berpatokan pada
hal ini, maka pemberian secara kombinasi antara soda kue dan kalsium karbonat akan
dapat menghasilkan nilai KH dan GH yang diinginkan.
Mengingat pengukuran bahan kimia dalam jumlah sedikit relatif sulit
dilakukan, khususnya di rumah, maka sebaiknya gunakanlah test kit untuk
memastikan nilai KH dan GH yang telah dicapai.
Pembuferan karbonat diketahui efektif pada rasio 1:100 sampai 100:1. Hal ini
akan memberikan pH efektif pada selang 4.37 sampai dengan 8.37. Selang angka ini
secara kebetulan merupakan selang pH bagi hampir semua mahluk hidup akuatik.
Apabila ion bikarbonat ditambahkan, rasio basa terhadap asam akan meningkat,
akibatnya pH pun meningkat. Laju peningkatan pH ini akan ditentukan oleh nilai pH
awal. Sebagai contoh, kebutuhan jumlah ion karbonat yang perlu ditambahkan untuk
meningkatkan satu satuan pH akan jauh lebih banyak apabila pH awalnya adalah 6.3,
dibandingkan apabila hal yang sama dilakukan pada pH 7.5.
Kenaikan pH yang terjadi pada saat KH ditambahkan akan diimbangi oleh
kadar CO2 terlarut dalam air. CO2 di dalam air akan membentuk sejumlah kecil asam
karbonat dan bikarbonat yang selanjutkan akan cenderung menurunkan pH.
Mekanisme ini setidaknya dapat memberikan gambaran cara mengatur dan
menyiasati pH dalam akuarium agar dapat memenuhi kriteria yang diinginkan.
Penanganan Kesadahan
Apabila air anda terlalu keras untuk ikan atau tanaman, air tersebut dapat
dilunakan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kesadahan. Yang
paling baik adalah dengan menggunakan reverse osmosis (RO) atau deioniser (DI).
Celakanya metode ini termasuk dalam metode yang mahal. Hasil reverse osmosis
akan memiliki kesadahan = 0, oleh karena itu air ini perlu dicampur dengan air keran
sedemikian rupa sehingga mencapai nilai kesadahan yang diperlukan.
Resin pelunak air komersial dapat digunakan dalam skala kecil, meskipun
demikian tidak efektif digunakan untuk sekala besar. Produk-produk komersial
pengolah air untuk keperluan rumah tangga pada umumnya tidak cocok digunakan,
karena mereka sering menggunakan prinsip pertukaran kation dalam prosesnya.
Dalam prosoes ini natrium (Na) pada umumnya digunakan sebagai ion penukar,
sehingga pada akhirnya natrium akan berakumulasi pada hasil air hasil olahan.
Kelebihan natrium (Na) dalam air akuarium merupakan hal yang tidak dikehendaki.
Pengenceran dengan menggunakan air destilasi (air suling/aquadest) dapat pula
dilakukan untuk menurunkan kesadahan.
Penurunan secara alamiah dapat pula dilakukan dengan menggunakan jasa
asam-asam organik (humik/fulvik) , asam ini berfungsi persis seperti halnya yang
terjadi pada proses deionisasi yaitu dengan menangkap ion-ion dari air pada gugus-
gusus karbonil yang terdapat pada asam organik (tanian). Beberapa media yang
banyak mengandung asam- asam organik ini diantaranya adalah gambut yang berasal
dari Spagnum (peat moss), daun ketapang, kulit pohon Oak, dll.
Proses dengan gambut dan bahan organik lain biasanya akan menghasilkan
warna air kecoklatan seperti air teh. Sebelum gambut digunakan dianjurkan untuk
direbus terlebih dahulu, agar organisme-organisme yang tidak dikehendaki hilang.
Menurunkan kesadahan dapat pula dilakukan dengan menanam tanaman “duck weed”
atau Egeria densa.
Untuk meningkatkan kesadahan bisa dilakukan dengan memberikan dekorasi
berbahan dasar kapur, seperti tufa atau pasir koral. Atau dengan melalukan air
melewati pecahan marble (batu marmer) atau bahan berkapur lainnya.
Pencemaran air terjadi sejak lama dan telah kita ketahui bersama, baik di laut,
sungai, danau bahkan parit di depan rumah kita. Air yang berwarna kecoklatan
bahkan hitam seolah sudah menjadi pemandangan yang biasa dan dapat kita lihat
sehari hari.
Pencemaran air disebabkan oleh aktifitas manusia sehari hari yang dapat
mengakibatkan adanya perubahan pada kualitas air tsb. Pencemaran air ini terjadi di
sungai, lautan, danau dan air bawah tanah.
Tingkat pencemaran yang terberat adalah akibat limbah industri yang dibuang
ke sungai dan juga tumpahan minyak dilautan. Pencemaran di sungai dan dilautan ini
telah menyebabkan ekosistem dan habitat air menjadi rusak bahkan mati. Untuk
sungai, pembuangan limbah industri / pabrik telah merusak habitat sungai sepanjang
puluhan kilometer.
Limbah industri ini mengandung logam berat, toksin organik, minyak dan zat
lainnya yang memiliki efek termal dan juga dapat mengurangi kandungan oksigen
dalam air. Limbah berbahaya ini selain menyebabkan kerusakan bahkan matinya
habitat sungai, juga mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan bagi masyarakat
yang tinggal di sepanjang sungai yang menggunakan air sungai tsb untuk keperluan
MCK (Mandi, Cuci dan Kakus).
Tidak hanya sepanjang aliran sungai, resapan bahan kimia juga mencemari air
bawah tanah sepanjang belasan bahkan puluhan meter dari sungai tsb. Pengeboran air
bawah tanah yang dilakukan penduduk di dekat aliran sungai sering kali mendapatkan
air bawah tanah yang keruh kehitaman, berbau bahkan berlendir.Dan bila dipaksakan
untuk keperluan MCK akan mengakibatkan penyakit dan gatal gatal pada kulit.
Selain limbah industri, limbah rumah tangga juga memiliki peranan yang besar dalam
pencemaran air. Limbah rumah tangga ini terbagi menjadi 2 golongan, yakni limbah
organik dan anorganik. Limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan oleh
bakteri seperti sisa sayuran, buah dan daun daunan. Sementara limbah anorganik
tidak dapat diurai oleh bakteri seperti bekas kaca, karet, plastik, logam, kain, kayu,
kulit, dll.
Untuk pertanian, penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan juga dapat
mencemari air di lingkungan sekitarnya. Limbah pupuk mengandung fosfat yang
dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan enceng gondok.
Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini dapat menimbulkan dampak seperti
yang diakibatkan oleh pencemaran air dan deterjen.
Limbah pestisida memiliki aktifitas jangka waktu yang lama dan ketika
terbawa aliran air keluar dari areal pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan
sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif
tidak larut dalam air. Tetapi relatif mudah larut dan konsentrasinya cenderung
meningkat dalam lemak dan sel sel tubuh mahluk hidup yang disebut Biological
Amplification, sehingga apabila masuk ke dalam mata rantai makanan konsentrasinya
makin tinggi dan tertinggi adalah konsumen puncak. Contohnya ketika dalam tubuh
ikan kadarnya 6 ppm, di dalam tubuh burung pemakan ikan kadarnya meningkat
menjadi 100 ppm dan akan meningkat terus sampai konsumen puncak.
BAB IIIMETODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Water checker
Planktonet
Mikroskop
Objek glass
Cover glass
Pipet tetes
Botol film
Tabung reaksi
Tabung durham
3.1.2 Bahan
Sampel air
Alkohol / formalin
Kertas label
NaCl
Lactose Broth (LB)
Brilliant Green Lactose Broth (BGLB)
Eosin Methylen Blue Agar (EMBA)
Alumunium foil
3.2 Cara kerja
3.2.1 Penetapan temperatur, DO dan pH
Nilai pH sampel air dapat diukur langsung dengan menggunakan pH meter
Sebelum digunakan pH meter dikalibrasi dengan larutan penyangga pH 7,00
dan pH 4,00kemudian setelah itu dibilas electrode dengan air bebas ion dan
keringkan dengan tissue sebelum pengukuran setiap sampel.
Setelah itu elektroda dimasukan ke dalam sampel air, dibaca setelah mantap
Kemudian electrode dibilas dengan air bebas ion dan keringkan dengan tissue
setelah pengukuran sampel.
3.2.2 Penetapan plankton
Disiapkan sampel air dan disaring dengan menggunakan planktonet
Sampel yang diperoleh ditampung dalam botol film
Diberi formalin/alcohol 4% per volum sampel
Diamati dibawah mikroskop sebanyak 20 tetes dan dilihat dibawah mikroskop
Kemudian dihitung
Jumlah individu plankton x 61 (ni)
Jumlah total individu plankton (N)
Indeks keseragaman (H’)
H’ = - Pi . Lan Pi
Pi = ni/N
Jumlah taksa (jumlah macam spesies)
Indeks keseragaman (E’)
E’= H’/Lan taksa
Indeks Dominan (D’)
D’ =Pi2
3.2.3 Uji Kualitas Koliform
Uji Kualitas Koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu
Uji penduga (presumptive tes)
Uji penguat (comfirmed test)
Uji pelengkap (completed test)
Uji penduga juga merupakan uji kualitataif koliform menggunakan metode
MPN
Uji penduga (presumptive tes)
Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri
koliform bedasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karena
fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli. Terbentunya asam dilihat
dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat
dalam tabung durham berupa gelembung udara. Banyaknya kandungan
Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang
menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan
dengan table MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah
mikro di dalam contohnya yang berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam
10 ml. 3 tabung untuk 1,0 ml, 3 tabung untuk 0,1 ml atau 5-5-5.
Kehadiran bakteri coli besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia,
terbukti dengan kualitas air minum, secara bakteriologis tingkatanya
ditentukan oleh kehadiran bakteri tersebut. Jika hasilnya negatif maka
dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 350 . jika dalam waktu
2 x 24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung durham dihitung sebagai
hasil negatif. Jumlah tabung yang positif pada masing-masing seri. MPN
penduga dihitung dengan melihat tabel MPN.
Uji penguat (comfirmed test)
Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan dari tabung yang positif
terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi
ditanamkan pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) seca aseptic
dengan dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri E. coli
tumbuh berwarna merah kehijauan dengan kilat metalik atau koloni
berwarna merah muda dengan lendir untuk kelompok koliform lainnya.
Uji pelengkap (completed test)
Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk
menentukan bakteri E. coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan
diinokulasikan ke dalam medium kaldu laktosa dan medium agar miring
Nutrient Agar (NA) dengan jarum inokulasi secara aseptic. Diinkubasi
pada suhu 37 selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan
gas pada kaldu laktosa, maka sampel positif mengandung E. coli.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan air sungai pasar segiri
A. Uji penduga
Pengenceran Jumlah tabung yang positif
10-1 5
10-2 5
10-3 3
10-4 0
B. Uji penguat (Comfirmed test)
Pengenceran Jumlah tabung yang positif
10-1 5
10-2 5
10-3 3
10-4 2
C. Uji pelengkap (completed test)
Pengenceran Jumlah tabung yang positif
10-1 5
10-2 4
10-3 2
10-4 2
4.1.1 Data hasil analisis plankton di sungai pasar segiri
No Jenis plankton Jumlah individu / liter
1. Sp 1 183
2. Sp 2 61
3. Sp 3 122
4. Sp 4 122
5. Sp 5 122
6. Sp 6 183
7. Sp 7 61
8. Sp 8 61
9. Sp 9 61
10. Sp 10 61
Jumlah plankton (N) 1037
Jumlah keanekaragaman (H’) 2.203
Jumlah taksa 10
Indeks keseragaman (E’) 0.958
Ideks dominansi (D’) 0.093243
Tabel akhir
Sampe
l
LB MPN/ 100 ml BGLB
10-1 10-2 10-3 10-4 10-1 10-2 10-3 10-4
5 5 3 0 8.000.000 5 5 3 2
MPN/100 ml EMBA MPN/100 ml
10-1 10-2 10-3 10-4
1.400.000 5 4 2 2 290.000
4.2 Pembahasan
Air merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup dan
merupakan habitat yang secara alaminya sangat mudah tercemar oleh faktor biotik
dan abiotik. Air permukaan relatif telah terkontaminasi oleh bakteri coliform,
khususnya pada daerah perkotaan. Kualitas air dapat dilihat dari indikator biologi,
fisik dan kimia di dalamnya. Kehadiran bakteri coliform merupakan indikator biologi
adanya kontaminasi sampah atau feses terhadap sumber air. Kehadiran bakteri
coliform air dapat ditentukan berdasarkan nilai MPN total dan fecal coliform
(Anonim, 2010b).
Perhitungan MPN didasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni
yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan dan terbentuknya gas di dalam tabung Durham yang diletakkan pada posisi
terbalik. Untuk setiap pengenceran pada umumnya menggunakan 3 tabung, namun
untuk sampel air badan air dan air limbah digunakan 5 tabung pengenceran, karena
lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi
(Waluyo, 2008)
Hasil tes perkiraan pada sampel air badan air (air sungai) Tes perkiraan
sampel air badan air menggunakan 25 tabung media LTB Single dan 4 tabung
aquades steril untuk pengenceran (10-1 ml, 10-2 ml, 10-3 ml, 10-4 ml). Tujuan
dilakukannya pengenceran adalah untuk menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi dan
agar beberapa tabung ditumbuhi satu sel saja sedangkan tabung lain tidak
mengandung sel. Setelah inkubasi diharapkan pada beberapa tabung terjadi
pertumbuhan positif sedangkan lainnya negatif (Sutikno, 2009).
Pada tes perkiraan, tabung positif ditandai dengan terjadinya kekeruhan pada
media LTB Single dan gas pada tabung Durham. Ciri-ciri tersebut merupakan sifat
dari bakteri koliform yang mampu memfermentasi laktosa dari media LTB Single.
Bakteri koliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas air.
Kelompok bakteri koliform ini terdiri atas Eschericia coli, Enterobacter aerogenes,
Citrobacter fruendil, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini tidak
menimbulkan penyakit tertentu secara langsung, tetapi keberadaannya di dalam air
menunjukkan tingkat sanitasi yang rendah. Oleh karena itu, dipersyaratkan bahwa air
khususnya air minum harus bebas dari bakteri semua jenis koliform (Anonim,
2010c).
Pada sampel air badan air menghasilkan semua tabung positif pada tabung 1
ml dan beberapa tabung positif pada tabung 10-1 ml, 10-2 ml, 10-3 ml, 10-4 ml. Tabung-
tabung positif tersebut kemudian dilanjutkan dengan tes penegasan dengan cara
dipindah masing-masing 1 ose ke media EC-B dan BGLB. Setelah semua tabung-
tabung positif itu dipindah ke media EC-B kemudian diinkubasi selama 24 jam pada
waterbath dengan suhu 44,5 ± 0,2°C sedangkan media BGLB diinkubasi selama 48
jam pada inkubator 35 ± 0,5°C.
Pada tes penegasan Setelah 24 jam, diamati sampel air badan air pada media
EMBA. Media EMBA digunakan untuk mengetahui koliform fecal. Bakteri koliform
fecal adalah jenis bakteri dari koliform total yang sebagian besar ada di tinja. Hal ini
berarti air tersebut telah tercemar oleh kotoran atau tinja dari manusia atau hewan.
Yang termasuk bakteri koliform fecal adalah Escherichia coli. Escherichia coli
adalah grup koliform yang mempunyai sifat dapat memfermentasi laktosa dan
memproduksi asam dan gas pada suhu 37°C maupun suhu 44,5 ± 0,5°C dalam waktu
48 jam.
Sedangkan sampel air pada media BGLB diamati setelah 48 jam. Media
BGLB digunakan untuk mengetahui bakteri koliform total. Bakteri koliform total
adalah semua jenis bakteri yang berasal dari hewan dan tanaman mati yang
keberadaannya di dalam air menunjukkan tingkat sanitasi yang rendah (Anonim,
2010e). Salah satu golongan ini adalah Enterobacter aerogenes, bakteri ini tidak dapat
membentuk gas dari laktosa pada suhu 44,5 ± 0,5°C (Sugiharto, 1987). Air badan air
adalah air yang diperoleh dari badan air seperti sungai, kali, danau dan laut yang
digunakan untuk air baku air minum. Menurut Peraturan Pemerintah No.82 Tahun
2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahwa baku
mutu air badan air untuk MPN koliform total adalah 1000/100 ml dan untuk MPN
koliform fecal adalah 100/100 ml.
Pada uji penduga (Presumptive test) pada pengenceran 10-1 jumlah tabung
yang positif berjumlah 5 tabung, pada pengenceran 10-2 5 tabung, 10-3 3 tabung
sedangkan pada pengenceran 10-4 tidak ada tabung yang positif (0), sehingga nilai
MPN/100ml = nilai MPN (dari tabel) x 10/pengenceran tabung tengah
5 3 0 = 80 x 10/10-3 = 80 x 10-4
= 8.000.000
Dan pada uji penguat (comfirmed test) pada pengenceran 10-1 jumlah tabung
yang positif berjumlah 5 tabung, pada pengenceran 10-2 5 tabung, 10-3 3 tabung
sedangkan pada pengenceran 10-4 jumlah tabung yang positif adalah 2 tabung,
sehingga nilai MPN/100ml = nilai MPN (dari tabel) x 10/pengenceran tabung tengah
5 3 2 = 140 x 10/10-3 = 140 x 10-4
= 1.400.000
Sedangkan pada uji pelengkap (completed test) pada pengenceran 10-1 jumlah
tabung yang positif berjumlah 5 tabung, pada pengenceran 10 -2 4 tabung, 10-3 2
tabung sedangkan pada pengenceran 10-4 jumlah tabung yang positif adalah 2 tabung,
sehingga nilai MPN/100ml = nilai MPN (dari tabel) x 10/pengenceran tabung tengah
4 2 2 = 29 x 10/10-3 = 29 x 10-4
= 290.000
Air merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup dan
merupakan habitat yang secara alaminya sangat mudah tercemar oleh faktor biotik
dan abiotik. Karakteristik fisik dan kimia yang umum dianalisis dalam penentuan
kualitas air meliputi kekeruhan, temperature, warna, bau, rasa dan pH. Selain itu
kehadiran beberapa jasad terutama misalnya plankton, bentos dan bakteri dapat
digunakan sebagai indicator terhadap kehadiran pencemaran organic. Dari hasil
pengamatan pada praktikum pencemaran lingkungan khususnya di sungai pasar segiri
hasil analisa plankton yang kami dapat yaitu jumlah plankton (N) 1037, indeks
keanekaragaman (H’) 2.203, indeks keseragaman (E’) 0.958, sedangkan indeks
dominasi (D’) berjumlah 0.093243. Dari jumlah hasil analisa plankton tersebut dapat
dikatakan bahwa sungai pasar segiri mengalami pencemaran lingkungan akibat faktor
lingkungan disekitarnya seperti pembuangan sampah dari pasar, limbah rumah tangga
dan lain sebagainya.
4.3 Perhitungan
Untuk menentukan jumlah spesies plankton di gunakan rumus
Pi = ni / N
Sp. 1 = ni / N
= 183 / 1037
= 0.176
Sp. 2 = ni / N
= 61 / 1037
= 0.059
Sp. 3 = ni / N
= 122 / 1037
= 0.118
Sp. 4 = ni / N
= 122 / 1037
= 0.118
Sp. 5 = ni / N
= 122 / 1037
= 0.118
Sp. 6 = ni / N
= 183 / 1037
= 0.176
Sp. 7 = ni / N
= 61 / 1037
= 0.059
Sp. 8 = ni / N
= 61 / 1037
= 0.059
Sp. 9 = ni / N
= 61 / 1037
= 0.059
Sp. 10 = ni / N
= 61 / 1037
= 0.059
Total Pi = 1.001
Perhitungan indeks keseragaman (H’)
H’ = - Pi . lan Pi
H’ = -Pi . lan Pi = -0.176 . lan 0.176
= 0.306
H’ = -Pi . lan Pi = -0.059. lan 0.059
= 0.167
H’ = -Pi . lan Pi = -0.118. lan 0.118
= 0.252
H’ = -Pi . lan Pi = -0.118. lan 0.118
= 0.252
H’ = -Pi . lan Pi = -0.118. lan 0.118
= 0.252
H’ = -Pi . lan Pi = -0.176. lan 0.176
= 0.306
H’ = -Pi . lan Pi = -0.059. lan 0.059
= 0.167
H’ = -Pi . lan Pi = -0.059. lan 0.059
= 0.167
H’ = -Pi . lan Pi = -0.059. lan 0.059
= 0.167
H’ = -Pi . lan Pi = -0.059. lan 0.059
= 0.167
Total jumlah indeks keanekaragaman (H’) = 2.203
Perhitungan indeks keseragaman (E’)
E’ = H’ / lan taksa
E’ = 0.306 / 2.30 = 0.133
E’ = 0.167 / 2.30 = 0.073
E’ = 0.252 / 2.30 = 0.109
E’ = 0.252 / 2.30 = 0.109
E’ = 0.252 / 2.30 = 0.109
E’ = 0.306 / 2.30 = 0.133
E’ = 0.167 / 2.30 = 0.073
E’ = 0.167 / 2.30 = 0.073
E’ = 0.167 / 2.30 = 0.073
E’ = 0.167 / 2.30 = 0.073
Perhitungan indeks dominan (D’)
D’ = Pi2
D’ = Pi2
D’ = (0.176)2
= 3.098 x 10-2
D’ = Pi2
D’ = (0.059)2
= 3.481 x 10-2
D’ = Pi2
D’ = (0.118)2
= 1.392 x 10-2
D’ = Pi2
D’ = (0.118)2
= 1.392 x 10-2
D’ = Pi2
D’ = (0.118)2
= 1.392 x 10-2
D’ = Pi2
D’ = (0.176)2
= 3.098 x 10-2
D’ = Pi2
D’ = (0.059)2
= 3.481 x 10-2
D’ = Pi2
D’ = (0.059)2
= 3.481 x 10-2
D’ = Pi2
D’ = (0.059)2
= 3.481 x 10-2
D’ = Pi2
D’ = (0.059)2
= 3.481 x 10-2
Jumlah total indeks dominan (D’) =0.093243
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum pencemaran lingkungan kali ini dapat disimpulkan :
Kualitas air di lihat dari temperatur, warna, bau, rasa, DO, dan pH.
Khususnya di bagian badan air (air sungai) pada sungai pasar segiri adalah
Dari hasil analisis plankton di sungai pasar segiri diperoleh jumlah plankton
(N) 1037, indeks keanekaragaman (H’) 2.203, indek keseragaman (E’) 0. 958
sedangkan indeks dominansi (D’) adalah 0.093243
Total Coliform dan total E. coli dari sampel air sungai dengan menggunkan
metode MPN adalah total coliform didapat 1.400.000 sedangkan total E.coli
didapat 290.000
Menurut Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang pengelolaan
kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahwa baku mutu air badan air
untuk MPN koliform total adalah 1000/100 ml dan untuk MPN koliform fecal
adalah 100/100 ml.
5.2 Saran