laporan pbl terapeutik modul 1 kel.5

50
LAPORAN PBL SISTEM TERAPEUTIK MODUL 1 – TATALAKSANA DIABETES KELOMPOK 5 Ahmad Abqari (2012730115) Fitra Hadi (2012730127) Hafizhan Ilmi (2012730130) Novia Ayu Larasati (2012730144) Putri Intan N. (2012730147) Rani Meiliana S. (2012730148) Sabrina Putri D. (2012730155) Trias Murni N. (2012730158) Tutor : dr. Eddy Multazam, SpFK Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan 1

Upload: pintwan

Post on 17-Sep-2015

40 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Laporan Pbl Terapeutik Modul 1 Kel.5

TRANSCRIPT

LAPORAN PBL SISTEM TERAPEUTIKMODUL 1 TATALAKSANA DIABETES

KELOMPOK 5Ahmad Abqari(2012730115)Fitra Hadi(2012730127)Hafizhan Ilmi(2012730130)Novia Ayu Larasati(2012730144)Putri Intan N.(2012730147)Rani Meiliana S.(2012730148)Sabrina Putri D.(2012730155)Trias Murni N.(2012730158)

Tutor : dr. Eddy Multazam, SpFK

Program Studi Pendidikan DokterFakultas Kedokteran dan KesehatanUniversitas Muhammadiyah Jakarta20151

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb.Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan ilmu dan hikmah kepada kita semua, sehingga kita dapat menjalankan tugas-tugas dengan baik. Semoga ALLAH berkenan senatiasa menambahkan ilmu dan iman kita, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan Sistem Terapeutik ini.Pada laporan hasil diskusi kami ini membahas tentang modul Tata Laksana Diabetes. Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui terapi terkini dalam mengontrol hiperglikemi dan memantau kadar HbA1c yang penting untuk tatalaksana diabetes tipe 2. Problem base learning merupakan salah satu metode yang digunakan untuk melatih mahasiswa mampu berpikir kritis apabila diberikan suatu kasus atau masalah.Terima kasih kepada dr. Eddy Multazam, SpFK, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada kelompok satu sehingga berjalan dengan baik kegiatan diskusi ini. Kami menyadari bahwa laporan kami belum sampai titik kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan laporan kami kedepannya. Terimakasih kepada dosen-dosen yang telah banyak membantu kami sehingga laporan ini dapat tersusun.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta , Mei 2015 Penyusun

Kelompok 5

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Sasaran BelajarSetelah selesai mengikuti modul ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui terapi terkini dalam mengontrol hiperglikemia dan memantau kadar A1c yang penting untuk tatalaksana diabetes tipe 2 dan meningkatkan kondisi kesehatan pasien sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut:1. Menjelaskan patofisiologi gejala-gejala dan/atau penyakit yang dialami pasien. 2. Menentukan diagnosis 3. Menentukan tujuan yang ingin dicapai dari terapi berdasarkan patofisiologi penyakit4. Menentukan kesesuaian terapi dengan kondisi pasien Membuat daftar golongan obat sesuai dengan tujuan terapi Memilih golongan obat dari daftar tersebut sesuai dengan tujuan terapi dan kondisi pasien (efikasi, keamanan, kecocokan, dan biaya)EfikasiKeamananKesesuaianBiaya

Golongan 1

Golongan 2

Golongan 3

Mahasiswa mampu memilih Preferred drug EfikasiKeamananKesesuaianBiaya

Obat 1

Obat 2

Obat 3

Memilih bahan aktif, dosis, bentuk sediaan obat, dan lama pengobatan Pendekatan terapi: informasi atau saran; terapi tanpa obat; terapi dengan obat; rujukan atau kombinasi.1. 2. 3. 4. 5. Mahasiswa mampu memulai terapi Mahasiswa mampu memberikan saran dan penjelasan tentang terapi yang diberikan kepada pasien. Mahasiswa mampu menulis resep dengan jelas !1. 2. 3. 4. 5. 6. Mahasiswa mampu memberikan informasi, instruksi dan peringatan kepada pasien

7. Menetapkan, monitor efek terapi dan mengantisipasi efek samping obat8. Mengevaluasi hasil pengobatan

I.2 SkenarioSeorang perempuan berusia 48 tahun baru saja didiagnosis diabetes tipe 2 asimtomatik. Hasil pemeriksaan laboratorium dua bulan yang lalu HbA1c 7,1% dan kadar glukosa darah sewaktu 172 mg/dL, sejak itu ia memperbaiki diet dan mulai olah raga jalan 30 menit, dua kali seminggu. Kemudian ia dirujuk ke Anda seorang dokter layanan primer

I.3 Kata / Kalimat Sulit-

I.4 Kata / Kalimat Kunci Perempuan, 48 tahun Didiagnosis DM tipe 2 asimtomatik Pemeriksaan Laboratorium : HbA1c = 7,1% GDS = 172 mg/dL Mulai memperbaiki diet dan olahraga

I.5 Data Tambahan BB : 161 lbs 73 kg TB : 511 161 cm BMI : 32 Tekanan darah : 138/82 mmHg Nadi : 76 x/menit Lingkar pinggang : 38 inch 96,5 cm HbA1c: 6,9% GDP : 136 mg/dL (target 90> 80

TES HbA1cHb A1c (Hb Adult 1c) atau tes A1c merupakan pedoman untuk memonitor terapi DM karena dapat diperoleh informasi rata-rata kadar glukosa darah selama 1-3 bulan.

Frekuensi tes A1c disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara individual diantaranya:Terapi berdsarkan tipe DMFrekuensi yang direkomendasikan

DM tipe 1 dg terapi min./sedang3-4 kali/tahun

DM tipe 1 dg terapi intensifSetiap 1-2 bulan

DM tipe 22 kali/tahun utk pasien stabil

DM pregestasiSetiap 1-2 bulan

DM gestasiSetiap 1-2 bulan

PASCA ANALITIK INTERPRETASI :Kriteria PengendalianKriteria A1c (%)

Baik < 6,5

Sedang 6,5-8

Buruk > 8

KADAR GULA DARAHKadar Gula Darah Normal Menurut WHOMenurut pedoman American Diabetes Association (ADA) 2011 dan konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) 2011 untuk pencegahan dan pengelolaan DM tipe 2, kriteria diagnostik DM dapat ditegakkan bila: 1) glukosa plasma sewaktu 200 mg/dl bila terdapat keluhan klasik DM penyerta, seperti banyak kencing (poliuria), banyak minum (polidipsia), banyak makan (polifagia), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya; 2) glukosa plasma puasa 126 mg/dl dengan gejala klasik penyerta; 3) glukosa 2 jam pasca pembebanan 200 mg/dl(Kemenkes, 2013).

Di pihak lain, seseorang dengan kadar glukosa darah diatas normal, tetapi belum memenuhi kriteria diabetes dianggap mengalami keadaan pra-diabetes yang berisiko berkembang menjadi DM tipe 2. Keadaan pradiabetes tersebut meliputi glukosa darah puasa (GDP) terganggu dan toleransi glukosa terganggu (TGT).

PEMERIKSAAN FAAL GINJAL

Fungsi pemeriksaan faal ginjal adalah: untuk mengidentifikasi adanya gangguan fungsi ginjal untuk mendiagnosa penyakit ginjal untuk memantau perkembangan penyakit untuk memantau respon terapi untuk mengetahui pengaruh obat terhadap fungsi ginjal

Kreatinin

Tes ini untuk mengukur jumlah kreatinin dalam darah.Kreatinin dihasilkan selama kontraksi otot skeletal melalui pemecahan kreatinin fosfat.Kreatinin diekskresi oleh ginjal dan konsentrasinya dalam darah sebagai indikator fungsi ginjal. Pada kondisi fungsi ginjal normal, kreatinin dalam darah ada dalam jumlah konstan. Nilainya akan meningkat pada penurunan fungsi ginjal. Serum kreatinin berasal dari masa otot, tidak dipengaruhi oleh diet, atau aktivitas dan diekskresi seluruhnya melalui glomerulus. Penurunan fungsi ginjal akan menurunkan ekskresi kreatinin.

Adapun nilai Kreatinin dan Ureum adalah :Nilai Normal KreatininPria : Kreatinin : 0.5 1.5 (mg/dl)Wanita : Kreatinin : 0.5 1.5 (mg/dl)

Nilai Normal Ureum (Nilai Normal BUN)Pria : Ureum : 15 40 (mg/dl)Wanita : Ureum : 15 40 (mg/dl)

PEMERIKSAAN FUNGSI HATI

Tes fungsi hati adalah tes yang menggambarkan kemampuan hati untuk mensintesa protein dan memetabolisme zat yang terdapat di dalam darah.

Albumin Nilai Normal : 3,5 5,0 g% SI: 35-50g/L

Deskripsi: Albumin di sintesa oleh hati dan mempertahankan keseimbangan distribusi air dalam tubuh (tekanan onkotik koloid). Albumin membantu transport beberapa komponen darah, seperti: ion, bilirubin, hormon, enzim, obat.

Implikasi Klinis: Nilai meningkat pada keadaan dehidrasi Nilai menurun pada keadaan: malnutrisi, sindroma absorpsi, hipertiroid, kehamilan, gangguan fungsi hati, infeksi kronik, luka bakar, edema, asites, sirosis, nefrotik sindrom, SIADH, dan perdarahan.

Alanin Aminotransferase (ALT) dahulu SGPT

Nilai normal : 5-35 U/L

Deskripsi:Konsentrasi enzim ALT yang tinggi terdapat pada hati. ALT juga terdapat pada jantung, otot dan ginjal. ALT lebih banyak terdapat dalam hati dibandingkan jaringan otot jantung dan lebih spesifik menunjukkan fungsi hati daripada AST. ALT berguna untuk diagnosa penyakit hati dan memantau lamanya pengobatan penyakit hepatik, sirosis postneurotik dan efek hepatotoksik obat.

Aspartat Aminotransferase (AST) dahulu SGOT Nilai normal: 5 35 U/L

Deskripsi:AST adalah enzim yang memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi, ditemukan di jantung, hati, otot rangka, ginjal, otak, limfa, pankreas dan paru-paru. Penyakit yang menyebabkan perubahan, kerusakan atau kematian sel pada jaringan tersebut akan mengakibatkan terlepasnya enzim ini ke sirkulasi.

PEMERIKSAAN LEMAK

LDL (low density lipoprotein)

Nilai normal :