laporan ibp d1e012227

Upload: tirta-maulana

Post on 18-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

38

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Nomenklatur juga perlu diketahui untuk memberi kejelasan tentang identifikasi bahan makanan ternak. Pemberian tatanama Internasional didasarkan atas 6 segi (faset) yaitu:

1) Asal mula : nama ilmiah

2) Bagian yang diberikan ternak

3) Proses-proses dan perlakuan yang dialami

4) Tingkat kedewasaan

5) Pemotongan

6) Grade

Negara Indonesia merupakan negara agraris karena mempunyai berbagai jenis tanaman yang melimpah dan berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pakan ternak. Selain hijauan, bahan pakan ternak yang lainnya adalah konsentrat. Bahan pakan ternak sebagian besar terdiri dari produk pertumbuhan tanaman, hanya sebagian kecil yang terdiri dari bahan asal hewan. Nomenklatur atau pemberian nama bahan pakan dengan maksud mengoreksi ketidaktetapan, dalam praktek pemberian nama bahan-bahan makanan suatu sistem Internasional. Bahan pakan penting di dunia peternakan, karena akan mempengaruhi petumbuhan dan produksi ternak.Mengetahui kandungan gizi yang ada di dalam bahan pakan merupakan sebuah keharusan sebelum meyusun ransum. Untuk mengetahui kandungan di dalam sebuah bahan pakan, bisa digunakan analisis proximat. Proximat berasal dari bahasa latin yaitu aproximus yang berarti terdekat. Dinamakan demikian karena metode ini merupakan metode terdekat dalam menggambarkan komposisi zat gizi dari suatu bahan pakan.

Analisis proximat pertama kali dirintis oleh sarjana Jerman bernama Thaer pada tahun 1809. Kemudian oleh Hanenberg dan Stohmann metode Thaer disempurnakan. Akhirnya metode ini dikenal dengan nama analisis proximat weende.Analisis proximat meliputi lima aspek . Pertama adalah analisis kadar air, kedua kadar abu, ketiga analisis kadar protein kasar, lemak kasar dan serat kasar.

Pengetahuan pakan tentang bahan pakan digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan bahan pakan. Hal-hal tersebut biasanya dalam bentuk fisik maupun kimiawi. Kondisi fisik maupun kimiawi bahan pakan berbeda-beda sehingga memerlukan perlakuan yang berbeda pula baik dalam penanganan, pengolahan, maupun penyimpanan.

Sifat fisik suatu bahan pakan perlu dilakukan uji fisik pada bahan tersebut. Uji fisik bahan pakan terdiri atas sudut tumpukan, berat jenis, daya bambang, dan luas permukaan spesifik. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Uji fisik dalam bahan pakan sangat penting untuk mengontrol kualitas dalam produksi pakan, keberhasilan, dan keuntungan suatu usaha peternakan. Bahan pakan mempunyai kandungan nutrien dan deskripsi tertentu. Menganalisis bahan pakan dibutuhkan untuk mengetahui kondisi fisik bahan tersebut untuk itu praktikum ini dilakukan.

Suatu bahan pakan mempunyai kandungan zat gizi yang berbeda anatara satu dengan yang lainnya. Penelitian terhadap kandungan bahan pakan yang akan digunakan untuk ransum sangatlah diperlukan. Hal ini disebabkan karena setiap hewan ternak mempunyai kebutuhan gizi tersendiri dan berhubungan dengan pakan yang akan dikonsumsi.Bahan pakan yang baik pastinya harus memiliki gizi yang lengkap dan dapat mencukupi kebutuhan ternak. Diantaranya harus mengandung bahan seperti energi, serat, protein, vitamin dan lemak. Dalam lemak sendiri terbagi atas lemak jenuh dan tidak jenuh.

Mengetahui kandungan lemak dalam suatu bahan pakan akabn bermanfaat pada saat proses penyimpanan. Bahan pakan yang mengandung lemak nabati tinggi akan cepat tengik. Praktikum FFA ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak pada suatu bahan pakan, semakin tinggi FFA, semakin tinggi tingkat kerusakannya.

Penelitian mengenai kandungan bahan pakan diperlukan karena akan berhubungan dengan beberapa hal. Kecernaan suatu bahan pakan akan berpengaruh terhadap kondisi ternak. Jika ternak merasa tidak cocok atau tidak dapat mencerna bahan pakan dengan baik, maka keseimbangan tubuh ternak tersebut terganggu.Nilai energi dari bahan makanan dapat dinyatakan dengan cara yang berbeda-beda. Pernyataan mengenai nilai energi bisa didapatkan secara langsung dengan penelitian atau dihitung dengan menggunakan faktor-faktor yang dimilikinya. Energi sangat dibutuhkan bagi semua makhluk hidup termasuk hewan ternak terutama untuk melangsungkan metabolisme sehari-hari dan berpengaruh terhadap hasil produksi.

Energi bruto bahan pakan ditentukan dengan membakar sejumlah bahan sehingga diperoleh hasil oksidasi berupa CO2, air dan gas lainnya. Energi bruto adalah banyaknya panas. Bomb kalorimeter itu sendiri terbuat dari logam tebal yang kuat dan tahan asam.1.2 Waktu dan TempatPraktikum Ilmu Bahan Pakan (IBP) ini dilaksanakan pada hari kamis-sabtu, tanggal 26 s.d 28 September 2013 di Laboratoriun Ilmu Bahan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1. Tujuan :2.1.1 Mahasiswa mampu dalam pemberian nomenklatur dan pengelompokan bahan pakan serta mengenal alat laboratorium.2.1.2 Mengetahui macam analisis proximat dan fungsinya serta mengetahui kadar analisis proximat dari sampel.

2.1.3 Mengetahui berbagai macam uji fisik untu bahan pakan dan mengetahui fingsi dari uji fisik bahan pakan.

2.1.4 Mengetahui dan menganalisis kadar asam lemak bebas suatu bahan pakan.

2.1.5 Mengetahui besarnya Gross Energy pada bahan pakan.

2.2. Manfaat :2.2.1 Memahami nomenklatur bahan pakan.2.2.2 Mengetahui alat alat yang digunakan dalam praktikum.2.2.3 Mempermudah penanganan, dan pengangkutan dalam pengolahan.2.2.4 Menjaga homogenitas dan stabilitas saat pencampuran.2.2.5 Memudahkan pemilihan bahan bakan yang kemudian digunakan untuk penyusunan ransum.2.2.6 Mengetahui cara cara menganalisis bahan pakan dengan analisis proksimat.2.2.7 Mengetahui kandungan FFA pada suatu bahan pakan2.2.8 Mengetahui energi bruto yang dihasilkan oleh suatu bahan pakan.III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1Nomenklatur Hijauan, Bahan Pakan dan Pengenalan Alat

3.1.1Nomenklatur Bahan Pakan dan Pengenalan AlatBahan makanan ternak adalah suatu bahan yang dapat dimakan oleh hewan yang mengandung energi dan zat gizi (atau keduanya) didalam makan tersebut. Pemberian nama bahan makanan dan keterangannya yang lengkap secara internasional, meliputi seluruh keterangan yang dapat diterapkan pada bahan makanan tadi (Hartadi, 1990).3.1.2 Nomenklatur Hijauan Pakan Bahan pakan hijauan merupakan bahan pakan yang berasal dari tanaman dan dapat dimakan ternak tanpa mengganggu kesehatan ternak. Secara garis besar bahan pakan hijauan digolongkan ke dalam lima kelompok bahan pakan yaitu, gramineae (rumput-rumputan), cyperaceae (teki-tekian), leguminosa (kacang-kacangan), browse (ramban) dan limbah pertanian. Pada umumnya, hijauan seperti rerumputan dan dedaunan merupakan bahan pakan berserat (Guntoro, 2008).Kelompok gramineae atau rumput sebangsa padi digolongkan ke dalam dua golongan yaitu rumput alam dan rumput potong atau budidaya. Rumput alam atau yang biasa disebut rumput ladang adalah rumput yang tumbuh secara liar di tanah-tanah terbuka, jenis rumput yang tumbuh bersifat heterogen, misal rumput teki dan rumput pahit. Rumput alam merupakan salah satu hijauan pakan yang banyak digunakan sebagai pakan ternak ruminansia kecil. Namun ketersediaan dan kandungan nutrisinya sangat dipengaruhi iklim dan jenis tanah, dimana produksinya berlimpah dengan kualitas baik yaitu 7-8 % protein kasar pada musim hujan, kemudian akan menurun drastis menjadi sangat rendah hingga 2-3 % pada musim kemarau (Lay et al., 2002). Sedangkan rumput potong adalah rumput yang ditanam di lahan tertentu yang digunakan sebagai pakan ternak dan bersifat homogen, misalnya rumput gajah, rumput raja, setaria, dan setaria lampung. Kualitas rumput potong biasanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan rumput liar, terutama kandungan proteinnya.3.2 Uji Fisik3.2.1 Density (Berat Jenis)Berat jenis merupakan perbandingan antara massa bahan terhadap volume dan memegang peranan penting dalam berbagai proses pengolahan, penanganan, dan penyimpanan. Besarnya berat jenis (density) bahan pakan penting diketahui karena apabila suatu bahan pakan mempunyai nilai densitas yang rendah yaitu perbandingan antara berat bahan pakan dengan volume lebih besar berarti intake untuk ternak hanya sedikit dan sebaliknya. Pakan yang baik adalah nilai densitasnya lebih besar sehingga intake pakan meningkat (Sudarmadji, 1997).Perbedaan nilai berat jenis selain dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik permukaan, juga dipengaruhi oleh kandungan nutrisi bahan. Hal ini sesuai pendapat Khalil (1999) yang menyatakan bahwa adanya variasi dalam nilai BJ dipengaruhi oleh kandungan nutrisi bahan, distribusi ukuran partikel, dan karakteristik permukaan partikel. Bahan pakan yang memiliki perbedaan BJ cukup besar, akan menghasikan campuran tidak stabil dan mudah terpisah kembali (Chung dan Lee, 1995). 3.2.2 Luas Permukaan Spesifik

Peran luas permukaan spesifik untuk mengetahui tingkat kehalusan dan bahan pakan tanpa diketahui distribusi ukuran kompos partikel secara keseluruhan. Luas permukaan spesifik adalah luas permukaan spesifik bahan pakan dengan berat tertentu. Luas pernukaan spesifik berperan untuk mengetahui tingkat kehalusan dari bahan pakan tanpa diketahui distribusi, ukuran komposisi partikel secara keseluruhan (Sutardi, 2003).Semakin luas suatu bahan pakan berarti semakin besar pula angka pada perhitungan LPS tersebut. Keefisienan suatu proses penanganan, pengolahan dan penyimpanan dalam industri pakan tidak hanya membutuhkan informasi tentang komposisi kimia dan nilai nutrisi saja tetapi juga menyangkut sifat fisik, sehingga kerugian akibat kesalahan penanganan bahan pakan dapat dihindari (Jaelani ,2007).3.2.3 Daya Ambang

Menurut Khalil (1999), daya ambang merupakan jarak yang dapat ditempuh oleh suatu partikel bahan jika dijatuhkan dari atas ke bawah selama jangka waktu tertentu. Daya ambang berperan terhadap efisiensi pemindahan atau pengangkutan yang menggunakan alat penghisap (pneumatio conveyor), pengisian silo menggunakan gaya gravitasi jika suatu bahan punya daya ambang berbeda akan terjadi pemisahan partikel.Daya ambang adalah jarak yang ditempuh oleh suatu partikel bahan bila dijatuhkan dari ketinggian tertentu dalam waktu tertentu. Rata-rata hasil perhitungan daya ambang adalah 1,83 m/s. Daya ambang yang terlalu lama akan menyulitkan dalam proses pencurahan bahan karena dibutuhkan waktu yang lebih lama (Jaelani, 2007). Perhitungan daya ambang bertujuan untuk :

1. Efisiensi pemindahan atau pengangkutan yang menggunakan alat penghisap.

2. Pengisisan silo yang menggunakan gaya gravitasi dan daya ambang berbeda akan terjadi pemisahan partikel (Sutardi, 2003).

3.2.4 Sudut Tumpukan

Khalil (1999), menyatakan bahwa sudut tumpukan merupakan sudut yang dibentuk oleh bahan pakan yang diarahkan pada bidang datar. Sudut tumpukan merupakan criteria kebebasan bergerak suatu partikel pakan dalam tumpukan dimana semakin tinggi sudut tumpukan kebebasan bergerak suatu partikel semakin berkurang.

Sudut tumpukan atau angle of repose didefinisikan sebagai sudut yang dibentuk oleh permukaan bidang miring bahan yang dicurahkan membentuk gundukan dengan bidang horizontal. Sudut tumpukan merupakan kriteria kebebasan bergerak satu partikel pakan dalam tumpukan. Semakin tinggi tumpukan, maka semakin kurang bebas suatu partikel bergerak dalam tumpukan. Sudut tumpukan berperan antara lain dalam menentukan flowabivity (kemampuan mengalir suatu bahan, efisiensi pada pengangkutan atau pemindahan secara mekanik, ketepatan dalam penimbangan dan kerapatan kepadatan tumpukan (Thomson, 1993). Sudut tumpukan antara 30-39 termasuk ke dalam kelompok sedang, dimana sifat kemudahan bahan pakan dalam penanganan atas dasar pengangkutan relatif sedang (Sudarmadji, 1997).3.3 Analisis Proksimat

3.3.1 Analisis Kadar Air

Penentuan kadar air dilakukan dengan dua metode yaitu penyulingan langsung dan tidak langsung (oven). Penentuan kadar air minimal 24 jam. Banyaknya air yang terkandung di dalam suatu bahan pakan dapat diketahui jika bahan pakan dipanaskan (Hartadi, 1992).

Sutardi (2003), menyatakan bahwa tinggi rendahnya kadar air dalam bahan pakan harus diatur. Kadar ini menentukan komposisi kandungan nutrien pakan. Faktor yang mempengaruhi kadar air salah satunya adalah metode pengeringan dan kandungan air dari suatu bahan pakan. Pakan dapat disimpan jika bahan pakan mempunyai kandungan air 13,5%, karena kandungan air yang terlalu tinggi akan merusak nutrien dari bahan pakan karena didegradasi oleh bakteri.3.3.2 Analisis Kadar Abu

Menurut Soejono (2004), meskipun abu terdiri dari komponen mineral, namun bervariasinya unsur mineral dalam pakan asal tanaman menyebabkan abu tidak dapat dipakai sebagai indeks untuk menentukan jumlah unsur mineral tertentu. Abu hasil pembakaran dapat digunakan sebagai titik tolak untuk determinasi prosentase zat tertentu yang terdapat dalam bahan pakan.3.3.3 Analisis Protein Kasar

Protein merupakan salah satu zat makanan yang berperan dalam penentuan produktivitas ternak. Jumlah protein dalam pakan ditentukan dengan kandungan nitrogen bahan pakan melalui metode kjeldahl yang kemudian dikali dengan faktor protein : 6,25. Angka 6,25 diperoleh dengan asumsi bahwa protein mengandung 16% nitrogen. Kelemahan analisis proxsimat untuk protein kasar itu sendiri terletak pada asumsi dasar yang digunakan. Pertama, diasumsikan bahwa semua nitrogen bahan pakan merupakan protein padahal kenyataannya tidak semua nitrogen berasal dari protein dan kedua, bahwa kadar nitrogen protein 16%, tetapi kenyataannya kadar nitrogen protein tidak selalu 16% (Soejono, 2004). Kandungan protein kasar pada konsentrat sapi (basal) sekitar kurang dari 20% atau tepatnya sekitar 13-15% (Suhartanto, 2000).3.3.4 Analisis Serat Kasar

Serat kasar merupakan salah satu nutrien yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, dan gliserida. Metode pengukuran kandungan serat kasar pada dasarnya mempunyai konsep yang sederhana. Langkah pertama metode pengukuran kandungan serat kasar adalah menghilangkan semua bahan yang larut dalam asam dengan pendidihan dalam asam sulfat. Bahan yang larut dalam alkali dihilangkan dengan pendidihan dalam larutan sodium alkali. Residu yang tidak larut dikenal sebagai serat kasar (Thomson,1993).3.3.5 Analisis Lemak Kasar

Tinggi rendahnya kadar lemak pada tanaman dipengaruhi oleh spesies, umur dan perbedaan bagian yang digunakan untuk sampel. Lemak pada tanaman terutama terdapat pada biji-bijian sebangsa legum. Hasil samping yang berupa bungkil jelas lebih rendah daripada bijinya, sebab bungkil merupakan hasil samping dari pembuatan minyak biji tanaman (Kamal, 1998).3.4 Free Fatty Acid

Asam lemak bebas yaitu nilai yang menunjukkan jumlah asam lemak bebas yang ada di dalam lemak atau jumlah yang menunjukkan berapa banyak asam lemak bebas yang terdapat dalam lemak setelah lemak tersebut di hidrolisa. Analisis kimia untuk mengetahui asam lemak bebas pada bahan pakan dilakukan dengan proses AOAC (1990). Masuknya lemak ransum mengakibatkan asam-asam lemak bebas (FFA = Free Fatty Acid) melekat pada partikel bahan makanan yang mengandung karbohidrat penyangga dan menyebabkan partikel tersebut tidak sulit terfermentasi (Suwandyastuti, 1989).3.5 Gross Energi

Analisis kadar energi adalah usaha untuk mengetahui kadar energi bahan baku pakan. Dalam analisis, biasanya ditentukan energi bruto terlebih dahulu dengan cara membakar sejumlah bahan baku pakan sehingga diperoleh hasil-hasil oksidasi yang berupa karbondioksida, air dan gas-gas lainnya. Untuk mengukur panas yang ditimbulkan oleh pembakaran digunakan suatu alat bomb kalorimeter. Penentuan energi bruto menyatakan energi kalori dalam bahan baku pakan yang dianalisis. Untuk standar energi bahan baku pakan unggas, digunakan energi metabolis (E.M.) dan diperhitungkan sekitar 60% dari energi bruto (Agus, 1987).Apabila energi yang masuk ke dalam tubuh dapat mencukupi kebutuhan, kebutuhan protein dan asam amino dapat diperkirakan dengan metode keseimbangan nitrogen karena sekitar 16% protein terdiri dari nitrogen. Peningkatan energi bruto yang diserap oleh tubuh akan meningkatkan pertumbuhan (Djojosoebagio, 2006).IV. MATERI DAN CARA KERJA4.1 Materi4.1.1 Nomenklatur Hijauan, Bahan Pakan dan Pengenalan Alat4.1.1.1 Nomenklatur Bahan Pakan Hijauan

1. Rumput raja

(Pennicetum purpuroides) 2. Rumput gajah

(Pennicetum purpureum)3. Rumput benggala(Panicum maximum)4. Lamtoro

(Leucaena glauca)5. Daun dadap

(Erytrina lithosparmae)6. Setaria ancep

(Setaria spacelata)7. Jagung

(Zea mays)8. Kaliandra

(Calliandra calothyrtus)9. Daun nangka

(Arthocarpus integra)

10. Murbei

(Morus indica L.)11. Daun pisang

(Musa parasidiaca)12. Gamal

(Grimicida maculate)13. Jerami padi

(Oryza sativa)14. Rami

(Boehmeria nivea)15. Daun waru

(Hibiscus tileateus)16. Daun pepaya

(Carica papaya) 17. Setaria lampung (Setaria splendida) 4.1.1.2Nomenklatur Bahan Pakan Konsentrat

1. Millet2. Tepung limbah soun3. Tepung udang 4. Tepung kerabang telur5. Dedak6. Tepung cangkang keong 7. Molases8. Tepung kerang9. CuSO410. Onggok11. Bungkil kedelai12. Biji jagung13. Kapur14. Phospat alam15. Tepung ikan16. Feed aditive

4.1.1.3 Pengenalan Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Tanur

2. Desikator

3. Destruktor

4. Kondensor

5. Corong Vacum6. Neraca ohaus7. Gelas Ukur

8. Erlenmeyer

9. Becker glass

10. Pipet tetes

11. Puspus tinju12. Tabung reaksi13. Spatula14. Autoclav15. Tabung O216. Pipet ukur

17. Labu kjeldahl

18. Cawan porselin

19. Pompa vacum20. Waterbath

21. Tabung CO222. Oven23. Filler24. Buret dan Statif25. Magnetic sterier26. Tang penjepit27. Pipet seukuran

28. Timbangan analog

29. Timbangan analitik

30. Bomb kalorimeter

31. Kompor listrik32. Soxhlet33. Destilator

34. Bucket

35. Labu didih4.1.2 Uji Fisik

4.1.2.1 Density (Berat Jenis)Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Timbangan analitik

2. Gelas ukur 100 ml

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Dedak 100 ml4.1.2.2 Luas Permukaan SpesifikAlat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Kertas milimeter blok

2. Alat tulisBahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :1. Dedak 1 gram

4.1.2.3 Daya AmbangAlat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Timbangan analitik

2. Nampan/wadah3. Stopwatch

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Dedak 1 gram4.1.2.4 Sudut Tumpukan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Penggaris 2. Corong

3. Besi penyangga

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Dedak 200 gram

4.1.3 Analisis Proksimat

4.1.3.1 Analisis Kadar AirAlat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Cawan porselin

2. Desikator

3. Oven4. Timbangan analistik dengan ketelitian 0,001grBahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Serbuk Jerami Padi Amoniasi 2 gram4.1.3.2 Analisis Kadar AbuAlat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Cawan porselin

2. Desikator

3. Tanur 600oC

4. Timbangan analistik dengan ketelitian 0,001gr

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Serbuk Jerami Padi Amoniasi 2 gram4.1.3.3 Analisis Protein KasarAlat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Labu kjedhal

2. Desikator3. Destilator4. Buret dan statif5. Pipet 6. Timbangan analitikBahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. 1,5ml H2SO4 pekat

2. Katallisator (0,5 % Se ; 3,5 % CuSO4 ; 96 % K2SO4)

3. 10ml NaOH 40 %

4. Hcl 0,1 N

5. 10ml Asam borat

6. Indikator methly red

7. Serbuk Jerami Padi Amoniasi 0,1 gram4.1.3.4 Analisis Serat KasarAlat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Labu erlenmeyer 250 ml

2. Cawan porselin

3. Kertas saring whatman

4. Corong tegak

5. Desikator

6. Oven 105oC

7. Tanur 600oC

8. Timbangan analitik

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Serbuk Jerami Padi Amoniasi 1 gram

2. 25ml NaOH 1,5 N

3. 50ml H2SO4 0,3 N4. 50ml H2O panas

5. 25ml aseton

6. Aquadest

4.1.3.5 Analisis Lemak Kasar

Alat yang digunakan adalah :

1. Alat ekstraksi sokhlet dan selongsonngannya

2. Labu penampung

3. Oven 105oC

4. Tambanngan analitik

5. Waterbath

6. Desikator

7. Kertas saring

8. KondensorBahan yang digunakan adalah :

1. Serbuk Jerami Padi Amoniasi 1 gram

2. Diethyl ether4.1.4 Free Fatty Acid (FFA)Alat yang digunakan adalah :

1. Erlenmeyer

2. Buret dan statif3. Pipet Tetes

4. Timbangan analitik5. Kertas saringBahan yang digunakan adalah :

1. JPA 7,05 gram2. 50ml Alkohol 96%

3. 2ml Indikator PP

4. NaOH 0,1 N

4.1.5 Gross Energi

Alat yang digunakan adalah :

1. Bom kalorimeter

2. Kawat kalori3. Tabung oksigen

4. Tangki air

5. Buret6. BeckerglassBahan yang digunakan adalah :

1. Sampel 0,5 gram JPA2. Larutan Na2CO33. Methyl orange4. Aquadest4.2 Cara Kerja4.2.1 Nomenklatur Hijauan, Bahan Pakan dan Pengenalan Alat

4.2.1.1 Nomenklatur Bahan Pakan HiajauanDiamatidicatatdigambar/difotodimasukkan dalam buku kerja(dicatat : nama Indonesia dan ilmiah, jenis, bagian, sumber, dan grade)4.2.1.2 Pengenalan Alat Diamatidicatatdigambar/difoto

dimasukkan dalam buku kerja (dicatat nama dan fungsinya)4.2.2 Uji Fisik

4.2.2.1 Density

Gelas ukur 100 ml ditimbang

Sampel dimasukkan ke gelas ukur sampai volume 100 ml

Ditimbang gelas ukur yang berisi sampel

Dihitung4.2.2.2 Luas Permukaan Spesifik

Timbang sampel dedak 1 gram

Sampel diratakan pada kertas millimeter blok

Diukur luas bahan4.2.2.3 Daya Ambang

Sampel dedak 1 gram ditimbangNampan dan stopwatch disiapkanBahan dijatuhkan dengan ketinggian tertentu (1 M)Dicatat waktu tempuh bahan hingga jatuh pada nampan4.2.2.4 Sudut Tumpukan

Alat dan bahan disiapkan

Corong pada besi penyangga dipasang

Dedak 200 gram ditimbang

Bahan tersebut dituang

Diameter atau curahan bahan diukur

Tinggi atau curahan bahan diukur4.2.3 Analisis Proksimat

4.2.3.1 Analisis Kadar Air

Cawan porselin

dioven 1 jam

dimasukkan ke desikator

sampel 2 gram cawan dan sampel

dioven minimal 8 jam 105Cdidesikator

ditimbang4.2.3.2 Analisis Kadar Abu

Cawan porselin dan sampel dioven 30 menit 105CDibakar sampel asap hilang

Tanur jam 6000C 4-12 jamDiangin-anginkan dan Didesikator

Ditimbang

4.2.3.3 Analisis Protein Kasar

Sampel dedak didestruksi sampai jernih/beningDituang ke dalam alat destilasi dan dicuci dengan aquadest

Ditampung dalam erlenmeyer dan 10 ml asam buret dan metil red, tetes Ditunggusampai volume 60 ml

Dititrasi dengan HCl 0,1 N, tunggu sampai muncul warna merah muda

4.2.3.4 Analisis Serat Kasar

Sampel dedak 1 gram

Dimasukkan dalam Erlenmeyer

dan 50 ml H2SO4 0,3 N didihkan 30menit

Ditambah 25 ml NaOH 1,5 dididihkan 30 menit

Whatman 41 disiapkan, di oven 1050C selama 1 jam

Disaring dengan kertas saring whatman

Di cuci :

50 ml H2O panas50 ml H2SO4 0,3 N50 ml H2O panas dan 25 ml aceton

Kertas saring dan isinya masuk cawan porselin, di oven 1050C selama 3 jam

Di desikator

Di timbang

Di tanur 6000C sampai jadi abuDi desikator

Di timbang4.2.3.5 Analisis Lemak Kasar

Sampel dedak 1 gramDibungkus kertas saring dan diikatDi oven 14 jam t 1050CDi desikatorDitimbangDimasukkan ke dalam alat soxhletDiekstrak sampai jernih (4-16 jam)Sampel dikeluarkan, didinginkan sampai tidak bau eterDi oven 14 jamDidesikatorDitimbang

4.2.4 Free Fatty Acid (FFA)

sampel 7,05 gram

dimasukkan dalam erlenmeyer dan alkohol murni 25 ml

Direfluk 15 menit

diangkat dan PP 2 tetesdi titrasi NaOH 0,1 N

ditunggu sampai warna merah muda4.2.5 Gross Energi

Sampel ditimbang dan dibungkus kertas saring

Diikat dengan kawat kalori dibucket dan diisi O2Diletakkan di bomb kalorimeter

Dicatat kenaikan suhunya

Dihitung sisa kawat

Bucket dicuci dengan aquades

Dihitung sisa air cucian

Diambil 10 ml untuk ditetesi metilen orangeV. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil5.1.1 Nomenklatur Bahan Pakan dan Pengenalan Alat

5.1.1.1 Nomenklatur Bahan Pakan

5.1.1.1.1 Nomenklatur Bahan Pakan HijauanTabel 1. Nomenklatur Bahan Pakan HijauanNoNama indukGambarJenisBagianDefoliasiGradeProsesSumber

1Rumput Raja (Pennisetum purpuroides)

GraminaeAerial45 hr musim hujan

60 hr musim kemarau SK 17-22%

PK 12-14%Di-

keringkanEnergi

2Rumput Gajah (Pennistum purpurim)

GraminaeAerial45 hr musim hujan

60 hr musim kemarau SK 17-22%

PPK 12-14

SegarEnergi

3Rumput Benggala (Panicum maximum)

GraminaeAerialDewasa 45-60 hari SK 14-16%

PK 10%SegarEnergi

4Kaliandra (Caliandra calotirtus)

LeguminosaDaunDewasaPK 16-19%DilayukanProtein

5Setaria Lampung (Cetaria splendida)GraminaeAerialDewasaPK:10-12%

SK:15-20%SegarEnergi

6Daun Nangka (Arthocarpus integral)

RambanDaunDewasa PK 9-12%DilayukanProtein

7Gamal (Glisirida maculata)

LeguminosaDaunDewasaSK 8-10%

PK 25%SegarProtein

8Lamtoro (Leucaena glauca)

LeguminosaDaunDewasaPK 14,2%SK 21,5%DilayukanProtein

9Setaria Ancep (Setaria spachellata)

GraminaeAerial diatas permukaan tanahDewasa 45-60 hari PK 10%SegarProtein

10Jagung (Zea mays)

Limbah pertanianAerialDewasa SK 15-17%

PK 5%SegarEnergi

11Daun Dadap (Erithrina lyosterna)

RambanDaun DewasaPK 27,55%SK 18,5%SegarProtein

12Daun Pisang (Musa paradicia)

Limbah pertanianDaunDewasaSK 5%PK 17%

DilayukanEnergi

13Daun Waru (Hibiscus tiliateus)

RambanDaun DewasaPK 12%SegarEnergi

14Daun Pepaya (Carica papaya)

LeguminosaDaun & Batang MudaMuda /TuaPK: 6,3%

SK: 8,4%DilayukanEnergi

15Rami (Boehmeria nivea)

LeguminosaAerialMudaPK= 24,3%SK= 23%SegarProtein

16Padi (oryza sativa)

Limbah pertanianAerialDewasaSK 32%PK 4,2%DikeringkanEnergi

17Murbei (Morus indica L)

LeguminosaDaunSegarSK 13%Pk 9%DilayukanProtein

5.1.1.1.2 Nomenklatur Bahan Pakan KonsentratTabel 2. Nomenklatur Bahan Pakan KonsentratNoNamaGambarAsalBagianProsesSumberGrade

1MilletBiji shorgumDaun

BatangDikeringkanEnergiB

2OnggokLimbah tapiokaAmpasDikeringkanEnergi2900-800kkal

3Jagung papilliJagungBijii jagungDigilingEnergiB

4Tepung cangkang keongCangkang keongCangkangDikeringkan,digilingMineralCa:18-20%

5Tepung ikanIkanBagian IkanDikeringkan-digilingProteinPK:40%

6MollasesLimbah industri tebuTebu utuhDigilingEnergiB

7BekatulPadiKulitDigilingEnergiB

8Tepung kulit udangUdangKulitdikering digiling

dihaluskanProteinB

9Bungkil kedelaiKedelaiBuahEkstraksiProteinB

10Tepung limbah SounLimbah sounBuahDikeringkanEnergy-

11Adiktif---Vitamin-

12CuSo4BatuBatuKimiawiMineralB

13Tepung kerangKerangkerangDigiling dihaluskanMineralB

14Tepung kerabang telurAyam/itikKerabangdikeringkan digilingMineralB

15Phosfat alamBatuan alamUtuhDihaluskanMineralB

16KapurBatuan alamUtuhDihaluskanMineralA

5.1.1.2 Pengenalan AlatTabel 3. Pengenalan AlatNoNamaGambarFungsi

1Tabung CO2Tempat penyimpanan CO2

2Pompa VacumMenyedot Larutan

3AutoclavSterilisai alat dan bahan pakan

4DestruktorUntuk mendestruksi bahan pakan

5Destilator

Untuk mendestilasi bahan pakan pada analisiskadar protein kasar

6Kompor Listrik

Memanaskan larutan

7Kondensor

Pendingin tegak

8WaterbathMemanaskan larutan

9OvenMengeringkan

10Bomb calorimeterUntuk menganalisis gross energy bahan pakan

11Tabung O2Menyimpan O2

12Puspus TinjuTempat aquadest

13Becker glassUntuk menampung cairan dari gelas ukur

14Gelas ukurMengukur Larutan

15ErlenmeyerUntuk menghomogenkan larutan

16SoxhletUntuk extraksi lemak kasar

17Labu kjeldhalTempat bahan analisis protein

18Cawan porselinTempat sampel

19Tabung reaksiUntuk mereaksikan larutan

20Pipet ukurUntuk mengukur larutan dengan skala tertentu

21Pipet seukuran Mengukur larutan dengan volume tertentu

22Tang penjepitMenjepit cawan

23Spatula

Mengambil sampel

24Pipet tetesUntuk mengambil larutan

25FillerUntuk menyedot larutan

26DesikatorUntuk menstabilkan suhu

27Corong vacumMenyaring pada saat analisi serat kasar

28Buret & StatifUntuk titrasi

29Timbangan analitikMenimbang sampel dengan ketelitian sangat kecil

30TanurUntuk pengabuan

31BucketPembakaran pada analisis gross energy

32Labu didihMenampung larutan

33Magnetic SteirerMenghomogenkan Larutan

34Timbangan analogMenimbang sampel

35Neraca ohausMenimbang sampel

5.1.2 Uji Fisik

5.1.2.1 Density (Berat Jenis)Kelompok12345

Hasil0,289gr/ml0,23gr/ml0,296gr/ml0,292gr/ml0,27gr/ml

BJ

=

= 0,292 gr/ml

Dalam 1 ml volume terdapat 0,292 gram dedak.

5.1.2.2 Luas Permukaan SpesifikKelompok12345

Hasil37,5cm2/gr44cm2/gr41cm2/gr42cm2/gr0,27cm2/gr

Luas Sampel

= 42 cm2

LPS1

=

=

= 42 cm2/gr5.1.2.3 Daya ambangKelompok12345

Hasil0,64m/s1,3m/s0,8m/s0,59m/s0,58m/s

DA

= m/detik

Daya Ambang1=

=

= 0,5 m/dtk

Daya Ambang2=

=

= 0,68 m/dtk

Rata-rata DA=

=

= 0,59 m/dtk5.1.2.4 Sudut TumpukanKelompok12345

Hasil41,98%39,35%96,13%37,95%39,60%

Tg

=

Tg

=

= 37,955.1.3 Analisis Proksimat

5.1.3.1 Analisis Kadar AirKelompok12345

Hasil23,3%5,97%22,7%9%2,29%

KA

= x + y z x 100 %

x

KA = 16,29 + 2,3 18,13x 100 %

2,03

= 9 %

5.1.3.2 Analisis Kadar AbuKelompok12345

Hasil10,5%32,8%13%30%17,7%

Diketahui : - cawan besar: 19,0736 gr

- cawankecil: 14,5514 gr

K abu

= z - xx 100 %y

K abu besar = 196,90 16,29x 100 %

2,03

= 30 % 5.1.3.3 Analisis Protein KasarDiketahui : -Sampel PK : 0,195

Pk

= ml titran x N HCl x 0,014 x 6,25x 100 %

X

Pk

= x 0,1 x 0,014 x 6,25x 100 %0,1

= 4,8 %5.1.3.4 Analisis Serat KasarSK

= Y-Z-ax 100 %

x

SK

= 19,3 17,85 0,6x 100 %1

= 85 %5.1.3.5 Analisis Lemak KasarKelompok12345

Hasil8%10%11%1%16,62%

LK

= Y - Z x 100 %

X

LK

= 1,4 1,38x 100 %1

= 1 %5.1.4 Free Fatty AcidKelompok12345

Hasil1%0,67%0,29%0,89%7%

% FFA= ml NaOH x N x 278x 100 %1000 x 7,0580

= 2,26 x 0,1 x 278x 100 %

1000 x 7,05= 0,89%5.1.5 Gross EnergiKel.Ta1ta10tc1tc10Kawat+SisaCucian AirMl TitranKertas

127,4827,66------

227,6327,7427,728,736,8400,1-

327,7827,9328,028,426,240,20-

427,0627,1027,2627,707,6400-

527,3727,4127,4728,024,7350,5-

E1

= volume air cucian x ml titrasi10

= 40 x 010

= 0

tc1

= 27,16Ta= tetapan

tc

=27,7

Tc= jumlah pembakaran x =

r1 =

= = 0,12

Tb = 0,6 x (Ta + Tc)

= 0,6 x (5 + 5)

= 6

T = (Tc - Ta r1) x | Ta Tb |

= (27,70 27,10 0,12) x | 5-6 |

= 0,48BK= 91 %

Hg =

=

=

= 2.533,41 kkalGE

= Hg x koreksi benzoat

= 2.533,41 x 0,985

= 2495,41 kal/gram 5.2 Pembahasan5.2.1 Nomenklatur Bahan Pakan dan Pengenalan Alat

5.2.1.1 Nomenklatur Bahan Pakan dan Pengenalan AlatBahan makanan ternak atau pakan diartikan sebagai semua bahan yang dapat dimakan oleh ternak. Bahan pakan mengandung sejumlah senyawa yang dibutuhkan oleh ternak dalam menunjang proses kehidupan yang disebut zat makanan. Seperti halnya bahan pangan, sumber utama bahan pakan berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani) baik sebagai produk utama maupun hasil ikutan (limbah) pengolahan produk utama. Setiap bahan pakan perlu diberi tatanama yang baku, karena :

1. Jumlah bahan pakan ternak mencapai puluhan sampai ratusan.

2. Diperlukan pencirian pemberian nama yang baik.

3.Hasil sampingan yang dihasilkan dari produk pangan manusia semakin banyak.

4. Processing menyebabkan bahan asal yang berbeda menjadi bahan baru dan kandungan gizi berubah.

Ciri-ciri bahan makanan dibedakan dan dipisahkan dengan mengkhususkan dari kualitas-kualitas bahan makanan yang dihubungkan dengan perbedaan nilai gizinya. Pemberian tatanama internasional didasarkan atas enam faset, yaitu :

1. Asal mula (origin)

4. Tingkat Kedewasaan

2. Bagian (part)

5. Pemotongan (Defoliasi)

3. Proses

6. Grade

Pemberian nama bahan makanan dan keterangannya yang lengkap secara internasional, meliputi seluruh keterangan yang dapat diterapkan pada bahan makanan tadi (Hartadi, 1990).5.2.1.2 Nomenklatur Hijauan Pakan

Bahan pakan hijauan merupakan bahan pakan yang berasal dari tanaman dan dapat dimakan ternak tanpa mengganggu kesehatan ternak. Secara garis besar bahan pakan hijauan digolongkan ke dalam lima kelompok bahan pakan yaitu, gramineae (rumput-rumputan), cyperaceae (teki-tekian), leguminosa (kacang-kacangan), browse (ramban) dan limbah pertanian. Pada umumnya, hijauan seperti rerumputan dan dedaunan merupakan bahan pakan berserat (Guntoro, 2008).

Kelompok gramineae atau rumput sebangsa padi digolongkan ke dalam dua golongan yaitu rumput alam dan rumput potong atau budidaya. Rumput alam atau yang biasa disebut rumput ladang adalah rumput yang tumbuh secara liar di tanah-tanah terbuka, jenis rumput yang tumbuh bersifat heterogen, misal rumput teki dan rumput pahit. Rumput alam merupakan salah satu hijauan pakan yang banyak digunakan sebagai pakan ternak ruminansia kecil. Namun ketersediaan dan kandungan nutrisinya sangat dipengaruhi iklim dan jenis tanah, dimana produksinya berlimpah dengan kualitas baik yaitu 7-8 % protein kasar pada musim hujan, kemudian akan menurun drastis menjadi sangat rendah hingga 2-3 % pada musim kemarau (Lay et al., 2002). Sedangkan rumput potong adalah rumput yang ditanam di lahan tertentu yang digunakan sebagai pakan ternak dan bersifat homogen, misalnya rumput gajah, rumput raja, setaria, dan setaria lampung. Kualitas rumput potong biasanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan rumput liar, terutama kandungan proteinnya.5.2.2 Uji Fisik

5.2.2.1 Density (Berat Jenis)

Dilihat dari niai berat jenis ternyata dari kedua sampel menunjukan nilai di bawah 1 yang berarti lebih kecil dari volume. Hasil praktikum diperoleh nilai berat jenis 0,292 gr/ml. Besarnya berat jenis (density) bahan pakan penting diketahui karena apabila suatu bahan pakan mempunyai nilai densitas yang rendah yaitu perbandingan antara berat bahan pakan dengan volume lebih besar berarti intake untuk ternak hanya sedikit dan sebaliknya. Pakan yang baik adalah nilai densitasnya lebih besar sehingga intake pakan meningkat (Sudarmadji, 1997).

Perbedaan nilai berat jenis selain dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik permukaan, juga dipengaruhi oleh kandungan nutrisi bahan. Hal ini sesuai pendapat Khalil (1999) yang menyatakan bahwa adanya variasi dalam nilai BJ dipengaruhi oleh kandungan nutrisi bahan, distribusi ukuran partikel, dan karakteristik permukaan partikel. Bahan pakan yang memiliki perbedaan BJ cukup besar, akan menghasikan campuran tidak stabil dan mudah terpisah kembali (Chung dan Lee, 1995).5.2.2.2 Luas Permukaan SpesifikLuas permukaan spesifik adalah luas permukaan spesifik bahan pakan dengan berat tertentu. Luas permukaan spesifik berperan untuk mengetahui tingkat kehalusan dari bahan pakan tanpa diketahui distribusi, ukuran komposisi partikel secara keseluruhan (Sutardi, 2003). Luas permukaan spesifik yang diperoleh pada saat praktikum adalah 42 cm/gr.Luas permukaan spesifik sangat besar pengaruhnya untuk keefisienan suatu proses penanganan seperti packaging, transportasi dan penyimpanan. Apabila luas permukaan spesifik besar atau tingkat kehalusan tinggi maka dalam suatu packaging akan memuat bahan pakan yang lebih banyak, hal ini berarti transportasi dan penyimpanan akan menjadi berkurang. Hal ini sesuai dengan pendapat Jaelani (2007) yang menyatakan bahwa keefisienan suatu proses penanganan, pengolahan dan penyimpanan dalam industri pakan tidak hanya membutuhkan informasi tentang komposisi kimia dan nilai nutrisi saja tetapi juga menyangkut sifat fisik, sehingga kerugian akibat kesalahan penanganan bahan pakan dapat dihindari.5.2.2.3 Daya ambangDaya ambang adalah jarak yang ditempuh oleh suatu partikel bahan bila dijatuhkan dari ketinggian tertentu dalam waktu tertentu. Rata-rata hasil perhitungan daya ambang adalah 0,59 m/s. Daya ambang yang terlalu lama akan menyulitkan dalam proses pencurahan bahan karena dibutuhkan waktu yang lebih lama (Jaelani, 2007).Daya ambang berperan terhadap keefisienan pemindahan atau pengangkutan. Apabila daya ambang suatu bahan pakan kecil maka waktu yang dicapai juga kecil, sebaliknya waktu yang dicapai besar maka daya ambangnya juga akan menjadi besar. Perhitungan daya ambang bertujuan untuk :

1. Efisiensi pemindahan atau pengangkutan yang menggunakan alat penghisap.

2. Pengisisan silo yang menggunakan gaya gravitasi dan daya ambang berbeda akan terjadi pemisahan partikel (Sutardi, 2003).5.2.2.4 Sudut TumpukanSudut tumpukan atau angle of repose didefinisikan sebagai sudut yang dibentuk oleh permukaan bidang miring bahan yang dicurahkan membentuk gundukan dengan bidang horizontal. Sudut tumpukan merupakan kriteria kebebasan bergerak satu partikel pakan dalam tumpukan. Semakin tinggi tumpukan, maka semakin kurang bebas suatu partikel bergerak dalam tumpukan. Sudut tumpukan berperan antara lain dalam menentukan flowabivity (kemampuan mengalir suatu bahan, efisiensi pada pengangkutan atau pemindahan secara mekanik, ketepatan dalam penimbangan dan kerapatan kepadatan tumpukan (Thomson, 1993).Besarnya sudut tumpukan dari hasil percobaan berupa bekatul adalah = 37,95. Menurut Sudarmadji (1997) sudut tumpukan antara 30-39 termasuk ke dalam kelompok sedang, dimana sifat kemudahan bahan pakan dalam penanganan atas dasar pengangkutan relatif sedang.5.2.3 Analisis Proksimat

5.2.3.1 Analisis Kadar AirPenentuan kadar air dilakukan dengan dua metode yaitu penyulingan langsung dan tidak langsung (oven). Penentuan kadar air minimal 24 jam. Banyaknya air yang terkandung di dalam suatu bahan pakan dapat diketahui jika bahan pakan dipanaskan (Hartadi, 1992).

Sutardi (2003), menyatakan bahwa tinggi rendahnya kadar air dalam bahan pakan harus diatur. Kadar ini menentukan komposisi kandungan nutrien pakan. Faktor yang mempengaruhi kadar air salah satunya adalah metode pengeringan dan kandungan air dari suatu bahan pakan. Pakan dapat disimpan jika bahan pakan mempunyai kandungan air 9%, karena kandungan air yang terlalu tinggi akan merusak nutrien dari bahan pakan karena didegradasi oleh bakteri. Kadar air konsentrat sapi hasil praktikum adalah 9%, maka bahan ini termasuk pakan yang baik karena kadar air tidak melebihi 14%.5.2.3.2 Analisis Kadar AbuKadar abu bahan pakan menunjukan kualitas dari bahan pakan tersebut karena semakin tinggi bahan organik pada pakan berarti bahan pakan tersebut banyak mengandung karbon. Sedangkan menurut Soejono (2004), meskipun abu terdiri dari komponen mineral, namun bervariasinya unsur mineral dalam pakan asal tanaman menyebabkan abu tidak dapat dipakai sebagai indeks untuk menentukan jumlah unsur mineral tertentu.Kadar abu suatu bahan pakan ditentukan dengan pembakaran bahan pada suhu tinggi (500-600C). Pada suhu tinggi bahan organik yang ada akan terbakar sempurna menjadi CO2, H2O, dan gas lain yang menguap, sedang sisanya merupakan abu atau campuran dari berbagai oksida mineral. Kadar abu yang didapat pada saat praktikum adalah 430%, namun tidak dapat dipastikan karena pada saat penimbangan, timbangan analitiknya dalam keadaan rusak. 5.2.3.3 Analisis Protein KasarProtein merupakan salah satu zat makanan yang berperan dalam penentuan produktivitas ternak. Jumlah protein dalam pakan ditentukan dengan kandungan nitrogen bahan pakan melalui metode kjeldahl yang kemudian dikali dengan faktor protein : 6,25. Angka 6,25 diperoleh dengan asumsi bahwa protein mengandung 16% nitrogen. Kelemahan analisis proxsimat untuk protein kasar itu sendiri terletak pada asumsi dasar yang digunakan. Pertama, diasumsikan bahwa semua nitrogen bahan pakan merupakan protein padahal kenyataannya tidak semua nitrogen berasal dari protein dan kedua, bahwa kadar nitrogen protein 16%, tetapi kenyataannya kadar nitrogen protein tidak selalu 16% (Soejono, 2004).Hasil praktikum kadar protein kasar didapat sebesar 4,8%. Hal ini tidak sesuai dengan kandungan protein kasar pada konsentrat sapi (basal) sekitar kurang dari 20% atau tepatnya sekitar 13-15% (Suhartanto, 2000). Hal ini disebabkan kesalahan pengukuran sampel yang diukur dengan timbangan analitik yang rusak.5.2.3.4 Analisis Serat Kasar

Thomson (1993), menyatakan bahwa serat kasar merupakan salah satu nutrien yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, dan gliserida. Metode pengukuran kandungan serat kasar pada dasarnya mempunyai konsep yang sederhana. Langkah pertama metode pengukuran kandungan serat kasar adalah menghilangkan semua bahan yang larut dalam asam dengan pendidihan dalam asam sulfat. Bahan yang larut dalam alkali dihilangkan dengan pendidihan dalam larutan sodium alkali. Residu yang tidak larut dikenal sebagai serat kasar.

Hasil dari analisis kadar serat kasar adalah 85%. Sedangkan Suhartanto (2000) menyatakan bahwa pakan basal adalah pakan komplit (komersial) dengan kadar protein kasar 13-15%, serat kasar 25%, dan TDN sekitar 65%. Perbedaan tersebut terjadi karenapengukuran dengan timbangan analitik dalam keadaan rusak dan oleh beberapa faktor lain yang tidak disadari oleh praktikan.5.2.3.5 Analisis Lemak KasarIstilah lemak kasar menggambarkan bahwa zat dimaksud bukan hanya mengandung senyawa yang tergolong ke dalam lemak tetapi termasuk senyawa lain. Lemak mempunyai konsentrasi energi paling tinggi dibanding nutrien pakan lainnyakarena mempunyai struktur intra molekuler karbon dan hidrogen yang lebih banyak sehingga lemak merupakan sumber kalori yang penting disamping berperan sebagai pelarut vitamin. Pada praktikum analisis kadar lemak kasar digunakan metode soxlet, yaitu proses ekstraksi suatu bahan dalam tabung soxlet dengan menggunakan pelarut lemak petroleum benzena. Hasil yang diperoleh untuk kadar lemak adalah 1%.

Tinggi rendahnya kadar lemak pada tanaman dipengaruhi oleh spesies, umur dan perbedaan bagian yang digunakan untuk sampel. Lemak pada tanaman terutama terdapat pada biji-bijian sebangsa legum. Hasil samping yang berupa bungkil jelas lebih rendah daripada bijinya, sebab bungkil merupakan hasil samping dari pembuatan minyak biji tanaman (Kamal, 1998).5.2.4 Free Fatty Acid

Asam lemak bebas yaitu nilai yang menunjukkan jumlah asam lemak bebas yang ada di dalam lemak atau jumlah yang menunjukkan berapa banyak asam lemak bebas yang terdapat dalam lemak setelah lemak tersebut di hidrolisa. Analisis kimia untuk mengetahui asam lemak bebas pada bahan pakan dilakukan dengan proses AOAC (1990). Proses kimiawi yang dapat terjadi dalam penyimpanan pakan adalah terjadi perubahan atau kerusakan kandungan lemak dari pakan tersebut. Kerusakan bijian dan bahan makanan pada penyimpanan dengan kondisi temperatur dan kadar air tinggi, terutama disebabkan oleh meningkatnya aktivitas enzim lipase dalam hidrolisis lemak dimana lemak dipecah menjadi asam lemak bebas dan glycerol. Hasil praktikum didapat volume NaOH sebesar 3,3 ml sehingga setelah dihitung % FFA sebesar 0,89%.

Menurut Hartley (1977) dalam Winarno (1987), menyatakan bahwa enzim lipase tidak aktif sama sekali pada temperatur yang tinggi. Disamping itu dengan adanya perbedaan kadar air dalam bahan juga akan berpengaruh pada proses hidrolisa yang terjadi dan semakin tinggi kadar air dalam bahan maka akan semakin cepat proses hidrolisa berlangsung, dengan demikian semakin besar pula asam lemak bebas yang terbentuk. Menurut Suwandyastuti (1989), masuknya lemak ransum mengakibatkan asam-asam lemak bebas (FFA = Free Fatty Acid) melekat pada partikel bahan makanan yang mengandung karbohidrat penyangga dan menyebabkan partikel tersebut tidak sulit terfermentasi..5.2.5 Gross Energi

Analisis kadar energi adalah usaha untuk mengetahui kadar energi bahan baku pakan. Dalam analisis, biasanya ditentukan energi bruto terlebih dahulu dengan cara membakar sejumlah bahan baku pakan sehingga diperoleh hasil-hasil oksidasi yang berupa karbondioksida, air dan gas-gas lainnya. Untuk mengukur panas yang ditimbulkan oleh pembakaran digunakan suatu alat bomb kalorimeter. Penentuan energi bruto menyatakan energi kalori dalam bahan baku pakan yang dianalisis. Untuk standar energi bahan baku pakan unggas, digunakan energi metabolis dan diperhitungkan sekitar 60% dari energi bruto (Agus, 1987).

Piliang dan Djojosoebagio (2006), menyatakan apabila energi yang masuk ke dalam tubuh dapat mencukupi kebutuhan, kebutuhan protein dan asam amino dapat diperkirakan dengan metode keseimbangan nitrogen karena sekitar 16% protein terdiri dari nitrogen. Peningkatan energi bruto yang diserap oleh tubuh akan meningkatkan pertumbuhan.

Praktikum dengan sampel basal sebesar 0,5 gram. Kemudian dibungkus dan diikat dengan kawat energi panjang 12 cm. Kemudian dibungkus dalam bomb kalorimeter. Selama pembakaran suhu awal dan akhir dicatat, dimana suhu awal 27,06C dan akhir 27,70C. Setelah dilakukan pembakaran dan titrasi air cucian dari bomb kalorimeter, maka diperoleh kadar energi untuk pakan basal sebesar 2495,41kal/gr.Tinggi rendahnya energi dipengaruhi oleh kandungan protein, karena protein berperan sekali terhadap pertumbuhan sehingga mempengaruhi jumlah ransum yang masuk ke dalam tubuh (Rasyaf, 1994). Nilai energi bruto dari suatu bahan pakan tergantung dari proporsi karbohidrat, lemak dan protein yang dikandung bahan pakan tersebut. Air dan mineral tidak menyumbang energi pakan tersebut. Nilai energi bruto tidak menunjukan energi tersebut tersedia untuk ternak atau tidak tersedia, tergantung dari kecernaan bahan pakan tersebut. Penambahan DL-Methionin mampu menurunkan jumlah energi bruto yang dibuang melalui sekreta sehingga energi bruto yang diserap atau dicerna meningkat. Proses pengeluaran nitrogen melalui ekskreta membutuhkan energi sehingga dapat menyebabkan penurunan energi metabolis (Sibbald, 1985).

VI. KESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan1. Hijauan adalah pakan yang dihasilkan oleh tanaman yang dapat diberikan pada ternak dan disukai ternak untuk keperluan kesehatan, hidup pokok, produksi dan reproduksi.2. Tujuan pemberian nama adalah memberi ciri dan menyamakan persepsi suatu bahan dan menghindari dari duplikasi nama.

3. Hijauan dapat dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu kekacangan, rambanan, rerumputan, dan teki-tekian.4. Pengenalan alat berfungsi untuk mengetahui bagian-bagian alat serta fungsinya.5. Uji fisik dalam bahan pakan meliputi density, luas permukaan spesifik, daya ambang, dan sudut tumpukan. Uji Fisik digunakan untuk mempermudah penanganan dalam pengangkutan, menjaga homogenitas, dan stabilitas saat pencampuran serta mempermudah penanganan dalam pengolahan.6. Menganalisa bahan pakan dapat menggunakan analisis Proximat untuk mengetahui kandungan protein, lemak, mineral, Air, serat kasar.

7. Kadar asam lemak bebas pada sampel dedakyaitu 0,89%.

8. Energi bruto pada sampel dedaksebesar 2495,41 kkal/gram.6.2 Saran1.

Alat-alat diperiksa dan dilengkapi lagi untuk kelancaran acara praktikum.

2.

Ketelitian dalam praktikum sangat diperlukan, maka kerjasamanya lebih ditingkatkan lagi.

3. Kedisiplinan praktikan harus ditingkatkan.DAFTAR PUSTAKA

Agus. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.AOAC. 1990. Official Methods of Analisis. Asosiaion of Official Analitic Chemist. Washington DC. USA.Chung, D.S. And C.H. Lee. 1985. Grain Phisical and Thermal Properties Related to Drying and Aeration. ACIAR Proceeding No. 71. Australia.

Guntoro, S. 2008. Membuat Pakan Ternak dari Limbah Perkebunan. Agromedia Pustaka. Jakarta.Hartadi, H. 1992. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.Hartadi, H., Soedomo R..1990. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Jaelani, 2007. Kualitas Sifat Fisik dan Kandungan Nutrisi Bungkil Inti Sawit dari Berbagai Proses Pengolahan Crude Palm Oil (CPO). Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian Universitas Islam Kalimantan.Kamal, M. 1998. Bahan Pakan dan Ransum Ternak. Laboratorium Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.Khalil. 1999. Pengaruh Kandungan Air dan Ukuran Partikel terhadapSifat Fisik Pakan Lokal : Sudut Tumpukan, Kerapatan Tumpukan, Kerapatan Pemadatan Tumpukan, Berat Jenis, Daya Ambang, dan Faktor Higroskopis. Media Peternakan 22 (1) : 1 11.Lay.2002. Analisis Pertumbuhan Finansial Penggunaan Blok Suplemen Pakan Gula Lontar (BSPGL) pada Pemeliharaan Sapi Bali Jantan Muda. Laporan Penelitian Proyek Indonesia Australia Pasca IAEUP Fakultas Peternakan Universitas Cendana, Bali.

Piliang, G.W. dan S. Djojosoebagio. 2006. Fisiologi Nutrisi Volume 1. Percetakan IPB. Bogor.Rasyaf. 1994. Pakan Ayam Broiler. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.Sibbald. 1985. Relationships between estimates of bioavailable energy made with adult cockrerels and chicks: Effect of feed intake and nitrogen retention. Poultry Sci., 64: 127-138.Soejono, M. 2004. Petunjuk Laboratorium Analisis dan Evaluasi Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.Sudarmadji.1997. Prosedur untuk Analisa Bahan Pakan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.Suhartanto, B. 2000. Kecernaan Kompartimental Riel Nitrogen Pakan Di dalam Intestinum dan Rundamen Transformasinya Ke dalam Nitrogen Mikroorganisme pada Ruminansia : Aplikasi dan Evaluasi Bahan Pakan yang Telah Diukur Protein Real Tercernanya dalam Intestinum pada Ransum. Karya Ilmiah Hasil Penelitian Lembaga Penelitian UGM. Yogyakarta.

Sutardi. 2003. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.Suwandyastuti.1989. Kecernaan Energi dan Protein Kompos Jamur Merang (Mushroom straw) pada Pedet Jantan Lepas Sapih. Laporan Peneitian. Fakultas Peternakan. Universitas Jenderal Soedirman.

Thomson. 1993. Hand Book of Powders Science and Technology 391, 393, eds, M. E. Fayed and L. Otten. New York.Winarno. 1987. Enzim Pangan. Gramedia. Jakarta.

_1445013024.unknown

_1445064574.unknown

_1445064726.unknown

_1445065436.unknown

_1445065521.unknown

_1447077787.unknown

_1445065457.unknown

_1445064737.unknown

_1445064616.unknown

_1445013312.unknown

_1445013414.unknown

_1445013163.unknown

_1445013293.unknown

_1352236415.unknown

_1352236472.unknown

_1352236520.unknown

_1304358435.unknown

_1352235992.unknown

_1272440969.unknown