laporan hasil kali kelarutan
DESCRIPTION
kimiaTRANSCRIPT
HASIL KALI KELARUTANBAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia dasar merupakan ilmu yang mempelajari benda, ciri-cirinya, komposisi, dan
perubahan yang terjadi yang disebabkan karena adanya interaksi dengan benda lain atau
raksi kimia. Perubahan pada reaksi kimia ini berupa perubahan pada kesetimbangan
yang dipengaruhi oleh pH, suhu, volume, konsentrasi, dan katalisator. Kesetimbangan ini
dibagi menjadi dua kelmpok yaitu homogen dan heterogen.
Pada percobaan hasil kali kelarutan akan dipelajari masalah kesetimbangan
heterogen, yaitu kesetimbangan antara fasa padat dan cair. Besaran Ksp menunjukkan
adanya kesetimbangan antara larutan jenuh dengan padatan pada suhu tertentu dan
harganya tertentu untuk setiap jenis senyawa. Hasil kali kelarutan pada suhu tertentu
merupakan nilai dari perkalian ion-ionnya dalam larutan dimana pada suhu tersebut
terjadi kesetimbangan antara ion-ion tersebut .
Bagi garam yang sukar larut dalam air, larutan akan jenuh walau hanya sedikit zat
terlarut dimasukkan. Sebaliknya bagi garam yang mudah larut dalam air, larutan akan
jenuh setelah banyak zat terlarut dilarutkan ke dalam air. Sejumlah maksimum zat terlarut
yang dapat larut dalam pelarut disebut kelarutan. Selain bergantung pada jumlah zat
yang dapat larut, kelarutan juga bergantung pada jenis zat pelarutnya.
Hasil kali kelarutan adalah hasil kali ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar
larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien
menurut persamaan ionisasinya. Hasil kali konsentrasi ion dalam larutan garam yang
sukar larut dalam air setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien
menurut persamaan ionisasinya tidak dapat melampaui harga Ksp-nya. Berarti, Ksp
adalah batas maksimal hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh elektrolit yang
sukar larut dalam air.
1.2 Maksud Praktikum
Maksud dari praktikum ini adalah menentukan tetapan hasil kali kelarutan, dengan
metode kesetimbangan heterogen antara fasa padat dan cair.
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTAN1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum untuk membuat larutan jenuh suatu garam karbonat, menentukan
kelarutan garam karbonat, menetukan hasil kali kelarutan. Menggunakan larutan jenuh
dan larutan baku.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat. Sifat larutan tersebut
mempunyai hubungan erat dengan konsetrasi dari tiap komponennya. Sifat-sifat larutan
seperti rasa, pH, warna, dan kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTANterlarut. Larutan dapat dibuat dari dua macam zat, yaitu zat padat dan zat cair. Berbagai
jenis garam dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, meskipun sekilas tampilan
fisiknya hampir serupa. Tiap-tiap garam memilki karakter khas, diantaranya dalam hal
kelarutan dalam air. Ada garam yang mudah larut, sedikit larut, hingga tidak dapat larut
sama sekali. Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan,
apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan membandingkan hasil
kali ion dengan hasil kali kelarutan (Oxtoby, 2001).
Kelarutan diartikan sebagai zat maksimum yang dapat larut dalam pelarut tertentu
sedangkan hasil kali kelarutan adalah kali kelarutan konsentrasi ion-ion zat yang sukar
larut dalam air dipangkatkan koefisiennya masingmasing. Faktor-faktor yang
mempengaruhi larutan adalah jenis pelarut, temperature/suhu, dan pengadukan
(Rahardjo, 2007).
Kelarutan suatu garam atau basa ditentukan oleh hasil kali kelarutannya pada suhu
tertentu, yaitu hasil kali konsetrasi ion-ionnya yang terdapat dalam larutan jenuh.
Klearutan suatu Zat adalah jumlah maksimum zat itu yang dapat larut dalam pelarut pada
suhu tertentu. Semakin banyak jumlah ion yang terdapat dalam larutan, semakin besar
kelarutannya, berarti sukar mengendap. Adanya ion sejenis dari zat-zat dalam
kesetimbangan larutan elektrolit yang sukar larut menyebabkan kelarutannya berkurang
(Estien, 2005).
Dari percobaan ini kita akan mengetahui apa itu kelarutan. Dan untuk menentukan
tatapan hasil kali kelarutan dari garam karbonat, dengan membuat larutan jenuh dan
menentukan hasil kali kelarutannya didasari dari sistem kesetimbangan ( sunarya,2012).
2.2 Uraian Bahan
1. Magnesium karbonat (FI Edisi III, halaman 351)
Nama resmi : MAGNESII CARBONAS
Nama lain : Magnesium
Rumus molekul : MgCO3
Berat molekul : 84,3
Pemerian : Serbuk ; putih ; tidak berbau ; tidak berasa
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTANKelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam encer dan
disertai terjadinya buih kuat
Kegunaan : Laksativum
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Kalsium Karbonat (FI Edisi III, halaman 120)
Nama resmi : CALCII CARBONAS
Nama lain : Kalsium Kabonat
Rumus Molekul : CaCO3
Berat Molekul : 100,09
Pemerian : Serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam air
yang mengandung karbondioksida
Kegunaan : Antasidum
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. Barium Karbonat (FI Edisi IV, halaman 1137)
Nama resmi : Barium Carbonat
Nama lain : Barium Karbonat
Rumus molekul : BaCO3
Berat molekul : 197,4
Pemerian : Serbuk warna putih
Kelarutan : Sangat mudah larut
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
4. Asam Klorida (FI Edisi III, halaman 53)
Nama Resmi : ACIDUM HIDROCHIORIDUM
Nama lain : Asam klorida, Asam garam
Rumus molekul : HCL
Berat molekul : 36,5
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap dan bau merangsang jika
diencerkan dua bagian air asap dan bau hilang.
Kegunaan : Sebagai zat tertutup
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTAN5. Natrium Hidroksida (Depkes RI, 1979 halaman 421)
Nama resmi : NATRII HIDROCIDUM
Nama lain : Natrium Hidroksida
Rumus kimia : NaOH
Berat Molekul : 40,00
Pemerian : Bentuk batang massa hablur air keeping-keping, keras
dan rapuh, menunjukkan susunan hablur putih, mudah
meleleh, basa sangat katalis dan korosif segera menyerap
karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
6. Fenol Merah (Depkes RI, 1979 halaman 704)
Nama resmi : FENOLSULFAKTALEIN
Nama lain : Difenol
Rumus kimia : C6H14O3
Berat molekul : 318,32
Pemerian : Serbuk hablur bermacam-macam warna merah tua
sampai merah
Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam kloroform eter
Kegunaan : sebagai indikator
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
8. Aquadest (FI Edisi III, halaman 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Rumus Molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
2.3 Prosedur Kerja
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTANAmbil larutan MgCO3 jenuh sebanyak 25 cm3 dengan pipet gondok, masukkan ke
dalam Erlenmeyer 100 cm3 tambah dengan 5 cm3 larutan HCL 0,001 M, gunakan pipet
gondok (volume) 5 cm3. Ke dalam campuran (1) itu tambah 10 cm3 larutan NaOH 0,001 M
dan kemudian tambah larutan penunjuk fenol merah. Ambil larutan baku HCL 0,001 M
masukkan ke dalam buret. Larutan campuran hasil kerja (2) dititrasi dengan larutan HCl
baku yang telah anda siapkan di langkah (3). Pada saat titrasi, Erlenmeyer digoyangkan
agar terjadi reaksi sempurna dan merata. Hentikan penambahan larutan HCl dari buret,
bila larutan telah berubah warna dari merah ke jingga (antara merah dan kuning). Catat
volume HCl 0,001 M pada akhir titasi. Ulangi kembali cara tadi dua kali lagi, sehingga
anda dapat tga data.
Kerjakan persis sama yang dilakukan pada larutan MgCO3, tetapi larutan yang
diambil adalah CaCO3 setelah itu dilakukan lagi pada larutan BaCO3.
BAB III METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan selama praktikum adalah Erlenmeyer 100 cm3, Kaca
kimia 100cm3, Pipet volume 10 cm3, Pipet volume 5 cm3, Buret 50 cm3, dan Corong.
3.2 Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum antara lain, Larutan jenuh
MgCO3, CaCO3, BaCO3, Larutan baku HCL 0,1139 M, Larutan baku NaOH 0,01 M, dan
penunjuk fenol merah.
3.3 Cara Kerja
Disiapkan 4 buah Erlenmeyer 100 cm3 yang bersih, dan beri masing-masing label untuk
membedakan larutannya. Kemudian diambil larutan jenuh MgCO3 sebanyak 25 ml dengan
menggunakan pipet volume yang telah dipasangkan dengan bultnya, lalu masing-masing
dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer dan ditambah larutan HCl 0,1139 M menggunakan pipet
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTANvolume 5 ml. Kemudian ditambah lagi dengan larutan NaOH 0,01 M dan larutan penunjuk fenol
merah, lalu Erlenmeyer digoyangkan agar larutannya merata.
Disiapkan buret 50 ml dan diisi dengan larutan HCl baku 0,1139 M sampai batas tanda.
kemudian larutan campuran pada Erlenmeyer tadi dititrasi dengan larutan HCl pada buret tadi.
Pada saat titrasi, Erlenmeyer digoyangkan agar reaksi sempurna dan merata. Hentikan
penambahan HCl dari buret apabila telah terjadi perubahan warna dari merah ke jingga dan
menjadi warna kuning. Catatlah volume titrannya pada akhir titrasi.
Setelah percobaan pada larutan MgCO3, kerjakan kembali dengan menggunakan larutan
CaCO3, kemudian catat volume titrannya. Setelah itu lakukan lagi pada larutan BaCO3. Setelah
mendapat tiga data dari masing-masing larutan yang dititrasi, kemudian rampungkan dalam table
pengamatan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Data-data dan Reaksi Kimianya
a. Data Hasil Pengamatan
Kelompok Bahan Larutan Baku Volume Titran
IMgCO3
0, 11397,4 ml
CaCO3 5,8 mlBaCO3 5,8 ml
IIMgCO3
0, 11397,4 ml
CaCO3 5,8 mlBaCO3 5,8 ml
IIIMgCO3
0, 11397,4 ml
CaCO3 5,8 mlBaCO3 5,8 ml
IVMgCO3
0, 11397,4 ml
CaCO3 5,8 mlBaCO3 5,8 ml
b. Reaksi kimia
Reaksi 1 : MgCO3 Mg2+ + CO32-
Reaksi 2 : CaCO3 CaO + CO2
Reaksi 3 : BaCO3 Ba2+ + CO3 2-
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTANReaksi 4 : HCl HCl + H2O
Reaksi 5 : NaOH NaCl + H2O
4.2 Perhitungan
1. MgCO3
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa = 7,4 ml . 0,01 M
1000 ml
= 7,4 . 10-5 mol
NaOH yang sisa = 7,4 . 10-5
NaOH yang ditambahkan = 10 . 0,01 M
1000 ml
= 10 . 10-5 mol
NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa = 10 . 10-5 mol – 7,4 . 10-5 mol
= 2,6 – 10-5 mol
HCL yang sisa = 2,6 . 10-5 mol
HCl yang ditambahkan = 5 ml . 0,01 M
1000 ml
= 5 . 10-5
HCl yang bereaksi dengan MgCO3 = (5-2,6) . 10-5 mol
= 2,4 . 10-5
Jumlah mol MgCO3 = 12 . 10-6 mol
25 . 10-3 l
= 4,8 . 10-4 M
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTANJadi kelarutan MgCO3 = 4,8 . 10-4
Ksp = [Mg+] [CO3-] = [4,8 . 10-4] [4,8 . 10-4]
2. BaCO3
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa = 5,8 ml . 0,01 M
1000 ml
= 5,8 . 10-5 mol
NaOH yang sisa = 5,8 . 10-5
NaOH yang ditambahkan = 10 . 0,01 M
1000 ml
= 10 . 10-5 mol
NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa = 10 . 10-5 mol – 5,8 . 10-5 mol
= 4,2 – 10-5 mol
HCL yang sisa = 4,2 . 10-5 mol
HCl yang ditambahkan = 5 ml . 0,01 M
1000 ml
= 5 . 10-5
HCl yang bereaksi dengan BaCO3/CaCO3 = (5-4,2) . 10-5 mol
= 0,8 . 10-5 mol
Jumlah mol BaCO3 = 0,8 . 10-6 mol
2
= 0,8 . 10-4 M
Jadi kelarutan BaCO3 = 4,8 . 10-4 mol
Jadi kelarutan BaCO3 = 1,6 . 10-4
Kepekatan BaCO3 = 4 . 10-6
25 . 10-3
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTAN=1,6 . 10-4
Ksp = [Ba+] [CO3-] = (1,6 x 10-4 M) (1,6 x 10-4 M)
= 2,56 x 10-8 M2
Teoritis Ksp BaCO3 = 8,1 x 10-9 M2 (Syukri, 2000)
Ksp > Ksp teoritis maka larutan BaCO3 tersebut sudah lewat jenuh
3. CaCO3
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa = 5,8 ml . 0,01 M
1000 ml
= 5,8 . 10-5 mol
NaOH yang sisa = 5,8 . 10-5
NaOH yang ditambahkan = 10 . 0,01 M
1000 ml
= 10 . 10-5 mol
NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa = 10 . 10-5 mol – 5,8 . 10-5 mol
= 4,2 – 10-5 mol
HCL yang sisa = 4,2 . 10-5 mol
HCl yang ditambahkan = 5 ml . 0,01 M
1000 ml
= 5 . 10-5
HCl yang bereaksi dengan CaCO3 = (5-4,2) . 10-5 mol
= 0,8 . 10-5 mol
Jumlah mol CaCO3 = 0,8 . 10-6 mol
2
= 0,8 . 10-4 M
Jadi kelarutan CaCO3 = 4,8 . 10-4 mol
Jadi kelarutan CaCO3 = 1,6 . 10-4
Kepekatan CaCO3 = 4 . 10-6
25 . 10-3
=1,6 . 10-4
Ksp = [Ca+] [CO3-] = (1,6 x 10-4 M) (1,6 x 10-4 M)
= 2,56 x 10-8 M2
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTANTeoritis Ksp CaCO3 = 9 x 10-9 M2 (Syukri,2000)
Ksp > Ksp teoritis maka larutan CaCO3 tersebut sudah lewat jenuh.
4.3 Pembahasan
Percobaan dilakukan untuk mengetahui kesetimbangan hasil kali dari sebuah
larutan. Bahan-bahan dari percobaan kali ini adalah menggunakan larutan standar HCL
0.1139 M sebagai titran. Hasil kali kelarutan adalah perkalian kelarutan antar
konsentrasi ion-ion elektrolit yang sukar larut dalam larutan jenuhnya dipangkatkan
koefisiennya masing. Hasil kali kelarutan dilambangkan dengan Ksp. Percobaan
Kesetimbangan Hasil Kali Kelarutan dilakukan dengan tiga larutan yaitu larutan MgCO3,
CaCO3, dan BaCO3 melalui prosedur yang sama.
Hasil kali kelarutan mempunyai beberapa kriteria pertama yaitu apabila hasil kali
ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-masing kurang dari nilai Ksp
maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi endapan, kemudian apabila hasil kali ion-ion
yang dipangkatkan koefisiennya masing-masing sama dengan nilai Ksp maka
kelarutannya tepat jenuh namun tidak terjadi endapan dan apabila hasil kali ion-ion yang
dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan
terbentuk endapan.
Kriteria kedua menyatakan bahwa kelarutan dari suatu garam adalah banyaknya
garam yang dapat larut dalam suatu pelarut sampai garam tersebut tepat akan
mengendap. Larutan jenuh merupakan suatu larutan yang mengandung zat terlarut
sebanyak yang diperlukan untuk mempertahankan kesetimbangan antara zat terlarut
dalam larutan dan zat terlarut yang tak larut. Larutan jenuh sendiri biasanya sering
dianggap sebagai larutan yang mengendap. Untuk mencari harga kelarutan dari larutan
jenuh tersebut, digunakan proses penitrasian dangan menggunakan indikator fenol
merah.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Magnesium karbonat
(MgCO3), kalsium karbonat (CaCO3), dan barium karbonat (BaCO3). Percobaan yang
pertama yaitu larutan jenuh MgCO3.Larutan jenuh MgCO3 diambil sebanyak 25 ml
dimasukkam kedalam erlenmeyer lalu dicampurkan dengan larutan standar HCl
sebanyak 5mL. Kemudian ditambahkan dengan 10 ml NaOH 0,01 M dan ditetesi 2-3
tetes fenol merah sebagai indikator, warna awal larutan ini adalah merah muda.
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTANKemudian larutan ini ditritasi dengan HCl 0,1139 M yang sebelumnya sudah dimasukkan
ke dalam buret lakukan titrasi dengan hati-hati dan perlahan dilihat dengan sekama
sampai larutan dalam erlenmeyer berubah warna pada menjadi warna kuning.
Kemudian percobaan selanjutnya dilakukan pada larutan jenuh CaCO3 dan
BaCO3 dengan prosedur sama dengan yang dilakukan pada larutan jenuh MgCO3
Dititrasi perlahan hingga larutan berubah warna. Catat volume HCl yang terpakai
kurangkan dengan volume awal sebelum titrasi.
Salah satu cara untuk menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan suatu
zat/garam dapat ditentukan dengan cara titrasi. Secara umum hubungan antara
kelarutan dengan Ksp (hasil kali kelarutan) terhadap pengendapan larutan adalah
sebagai berikut, Jika kelarutan > Ksp maka larutan akan mengendap, Jika kelarutan <
Ksp maka kelarutan tidak mengendap, Jika kelarutan = Ksp maka kelarutan akan larut
pada titik tepat jenuh.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTANSetelah melakukan praktikum pada larutan jenuh MgCO3, CaCO3, dan BaCO3
dapat ditarik kesimpulan bahwa titrasi pada larutan campuran dapat merubah warna
awal setelah pemberian indikator fenolmerah menjadi warna kuning. Dan volume titran
saat perubahn warna berbeda antara MgCO3 dengan CaCO3 dan BaCO3.
5.2 Saran
Alat-alat praktikum sebaiknya diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
mengefisienkan waktu dan agar praktikan tidak saling menyalahkan. Dan Larutan yang
akan dipakai pada saat itu telah diperiksa terlebih dahulu oleh koordinator bahan agar
tidak terjadi kesalahan yang bisa mengakibatkan gagal praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015, Penuntun Praktikum Kimia Umum, UMI, Makassar
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi ke III, Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi ke IV, Jakarta : Departemen Kesehatan RI
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTAN
Hardjono, 2010, Kimia Dasar, Yogyakarta : Gadja Mada University Press
Mulyono, 2005, Membuat Reagen Kimia, Bandung : Bumi Aksara
Oxtoby, 2001, Prinsip - Prinsip Kimia Modern, edisi keempat jilid 1, Jakarta : Penerbit Erlangga
Petrucci, Harwood, Herring, Madura, 2008, Kimia Dasar, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tim Dosen Kimia UNHAS, 2012, Kimia Dasar, Makassar : Bagian Kimia Unit Pelaknasa Teknis Mata Kuliah Umum
Widi prasotyo, 2009, Kimia dasar Jilid 2, Jakarta : Cerdas Pustaka
LAMPIRAN
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047
HASIL KALI KELARUTAN
KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047