laporan fisiologi ii & iii

21
LAPORAN FISIOLOGI II Kesanggupan Kardiovaskuler Dasar Teori Tekanan darah pada pembuluh darah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor dasar yang mempengaruhinya adalah cardiac output, total tahanan perifer pembuluh darah di arteriola, volume darah, dan viskositas darah. Dengan faktor tersebut, tubuh kita melakukan kontol agar tekanan darah menjadi normal dan stabil. Pengaturan pembuluh darah yang bekerja dalam mengontrol tekanan darah yaitu pengaturan lokal, saraf dan hormonal. Kontol lokal (intrinsik) adalah perubahan-perubahan di dalam suatu jaringan yang mengubah jari-jari pembuluh, sehingga alirah darah ke jaringan tersebut berubah melalui efek terhadap otot polos arteriol jaringan. Kontrol lokal sangat penting bagi otot rangka dan jantung, yaitu jaringan-jaringan yang aktivitas metabolik dan kebutuhan akan pasokan darahnya sangat bervariasi, dan bagi otak, yang aktivitas metabolic keseluruhannya dan kebutuhan akan pasokan darah tetap konstan. Pengaruh-pengaruh lokal dapat bersifat kimiawi atau fisik. I. Tes peninggian tekanan darah dengan pendinginan (Cold- presor test) Perubahan temperatur lingkungan menjadi dingin merupakan salah satu contoh pengaruh fisik lokal pada otot, sehingga tekanan darah dapat berubah. Bila pada pendinginan, tekanan

Upload: -inthan-cuantiq-

Post on 15-Nov-2015

259 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

678

TRANSCRIPT

LAPORAN FISIOLOGI IIKesanggupan KardiovaskulerDasar TeoriTekanan darah pada pembuluh darah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor dasar yang mempengaruhinya adalah cardiac output, total tahanan perifer pembuluh darah di arteriola, volume darah, dan viskositas darah. Dengan faktor tersebut, tubuh kita melakukan kontol agar tekanan darah menjadi normal dan stabil. Pengaturan pembuluh darah yang bekerja dalam mengontrol tekanan darah yaitu pengaturan lokal, saraf dan hormonal. Kontol lokal (intrinsik) adalah perubahan-perubahan di dalam suatu jaringan yang mengubah jari-jari pembuluh, sehingga alirah darah ke jaringan tersebut berubah melalui efek terhadap otot polos arteriol jaringan. Kontrol lokal sangat penting bagi otot rangka dan jantung, yaitu jaringan-jaringan yang aktivitas metabolik dan kebutuhan akan pasokan darahnya sangat bervariasi, dan bagi otak, yang aktivitas metabolic keseluruhannya dan kebutuhan akan pasokan darah tetap konstan. Pengaruh-pengaruh lokal dapat bersifat kimiawi atau fisik.1. Tes peninggian tekanan darah dengan pendinginan (Cold-presor test)Perubahan temperatur lingkungan menjadi dingin merupakan salah satu contoh pengaruh fisik lokal pada otot, sehingga tekanan darah dapat berubah. Bila pada pendinginan, tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 30 mmHg dibandingkan dengan tekanan basal, maka o.p tergolong hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan darah o.p masih di bawah angka-angka tersebut, o.p tergolong hiporeaktor.II. Percobaan naik turun bangku (Harvard Step Test)Saat berolahraga, terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh. Hal ini mempengaruhi tekanan darah, dan termasuk sebagai pengaruh lokal kimiawi. Sebab olahraga menyebabkan:a. Penurunan O2 oleh karena sel-sel yang aktif melakukan metabolism menggunakan lebih banyak O2 untuk fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. b. Peningkatan CO2 sebagai produk sampingan fosforilasi oksidatifc. Peningkatan asam lebih banyak asam karbonat yang dihasilkan dari peningkatan produksi CO2 akibat peningkatan aktivitas metabolic. Juga terjadi penimbunan asam laktat apabila yang digunakan untuk menghasilkan ATP adalah jalur glikolitik.d. Peningkatan K+ -- potensial aksi yang terjadi berulang-ulang dan mengalahkan kemampuan pompa Na+ untuk mengembalikan gradient konsentrasi istirahat, menyebabkan peningkatan K+ di cairan jaringan.e. Peningkatan osmolaritas ketika metabolism sel meningkat karena meningkatnya pembentukan partikel-partikel yang secara osmotis aktif.f. Pengeluaran adenosin sebagai respon terhadap peningkatan aktivitas metabolism atau kekurangan O2, terutama di otot jantung.g. Pengeluaran prostaglandin

Tekanan sistolik dan diastolik dalam keadaan istirahat dan dalam keadaan setelah beraktivitas (misalnya : olahraga) akan berbeda karena saat olahraga terjadi peningkatan aliran balik vena.Efek aktivitas otot rangka selama berolahraga adalah salah satu cara untuk mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung. Penekanan vena eksternal ini menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena. Peningkatan aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar dari vena dan masuk ke jantung. Pada Harvard Step Test menggunakan parameter waktu lama kerja dan frekuensi denyut nadi, Denyut nadi dapat diketahui dengan menghitung denyut arteri radialis, suara detak jantung, atau dengan bantuan eleftrokardiogram. Dengan memakai kedua factor tersebut dapat dihitung indeks kesanggupan badan, yang dibedakan antara kesanggupan kurang sampai kesanggupan amat baik.

Tujuan :1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring1. Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis selama perangsangan pada sub. 21. Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah arteri brachialis1. Menggolongkan orang percobaan dalam golongan hiperreaktor 1. Melakukan percobaan naik-turun bangku1. Menetapkan indeks kesanggupan badan manusia dengan cara lambat dan cara cepat1. Menilai indeks kesanggupan badan manusia berdasarkan hasil sub. 7

Alat yang diperlukan:1. Sfigmomanometer dan stetoskop1. Ember kecil berisi air es dan termometer kimia1. Pengukur waktu (arloji atau stopwatch)1. Bangku setinggi 19 inchi1. Metronom (frekuensi 120x/menit)Tata kerja 1. Tes Peninggian Tekanan Darah dengan Pendinginan (Cold Pressure Test)1. Suruh OP berbaring telentang dengan tenang selama 20 menit.Pertanyaan : mengapa OP harus berbaring selama 20 menit?Jawaban : Agar aliran darah menjadi lebih stabil dan kerja jantung kembali seperti normal.

1. Selama menunggu pasanglah manset spigmomanometer pada lengan kanan atas OP1. Setelah OP berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (tekanan basal)Pertanyaan : apa kontraindikasi untuk melakukan cold pressure test ?Jawaban : Orang yang mengalami hipertensi, karena akan sangat berbahaya efeknya yaitu kompensasi vasokonstriksi dari pembuluh darah yang akan mengakibatkan tekanan darah meningkat.

1. Tanpa membuka manset, suruhlah OP memasukkan tangan kirinya kedalam air es (4oC) sampai pergelangan tangan.1. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkan tekanan sistolik dan diastoliknyaPertanyaan : 1. Bagaimana cara supaya saudara dapat mengukur tekanan darah OP dengan cepat? 2. apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah OP selama pendinginan, terangkan mekanismenya.Jawaban :1. Dengan menggunakan cara palpasi 2. Terjadinya hiperreaksi dari jantung yang menyebabkan tekanan darah akan semakin meningkat. Pada saat dilakukan pendinginan terjadi vasokonstriksi darah yang nantinya akan membutuhkan aliran dengan tekanan yang lebih tinggi agar darah tetap dapat menyebar sampai ke ujung kapiler.

1. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan. Bila pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 30 mmHg dari tekanan basal, maka OP termasuk golongan hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan darah OP masih dibawah angka-angka tersebut diatas, maka Optermasuk golongan hiporeaktor.Pertanyaan : apa gunanya kita mengetahui bahwa seseorang termasuk golongan hiperreaktor atau hiporeaktor?Jawaban : Jika orang tersebut hiperreaktor, maka ia akan mempunyai kecenderungan untuk terserang hipertensi.

1. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik dan diastolik setiap 2 menit sampai kebali ke tekanan darah basal1. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolik pada dtik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan dua kali. Pada percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kkirinya dari es dan tetapkan tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal. Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukan percobaan yang kedua untuk menetapkan tekanan diastolik pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan.

1. Percobaan Naik Turun Bangku (Havard Step Test)1. Suruhlah OP berdiri menghadap bangku setinggi 19 inchi sambil mendengarkan deakan sebuah metronome dengan frekuensi 120 kali per menit1. Suruh OP menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada suatu detakan metronome1. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya dinaikkan ke bangku sehingga OP berdiri tegak diatas bangku1. Pada detakan ketiga, kaki yang pertama kali naik diturunkan1. Pada detakan keempat, kaki yang masih diatas bangku diturunkan sehingga OP berdiri tegak lagi didepan bangku1. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai OP tidak kuat lagi tetapi tidak lebih dari 5 menit. Catat berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan menggunakan stopwatch1. Segera setelah itu, OP disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 1-130, dari 2-230 dan dari 3-330.1. Hitunglah indeks kesanggupan o.p serta berikan peniilainnya menurut 2 cara berikut ini :1. Cara lambatIndeks kesanggupan badan = lama naik turun bangku (dlm detik) x 1002 x jumlah ketiga denyut nadi tiap 30Penilaian : < 55= kesanggupan kurang 55-64= kesanggupan sedang0. = kesanggupan cukup0. = kesanggupan baik>90 = kesanggupan amat baik1. Cara cepatIndeks kesanggupan badan = lama naik turun bangku (dlm detik) x 1005,5 x denyut nadi selama 30 pertamaPertanyaan : hitung indeks kesanggupan badan seseorang dengan cara lambat dan dengan cara cepat dengan data sebagai berikut :Lama naik turun bangku : 4Denyut nadi : 1-130 : 75 2-230 : 60 3-330 : 40Jawaban :1. Perhitungan cara lambat :Indeks kesanggupan = lama naik turun bangku x 100 2 x jumlah ketiga denyut nadi tiap 30 = (4 x 60) x 100 2 x (75 + 60 + 40) = 240 x 100 2 x 175 = 24000 350 = 68, 57 ( kesanggupan cukup )

1. Perhitungan cara cepat :Indeks kesanggupan badan = lama naik turun bangku x 100 5,5 x denyut nadi selama 30 pertama = (4 x 60) x 100 5,5 x 75 = 24000 412,5 = 58,18

HASIL LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI II1. Percobaan Cold Pressure Test Tekanan 5 menit pertama = 120 / 90 mmHg Tekanan 5 menit kedua = 120 / 90 mmHg Tekanan 5 menit ketiga = 120 / 80 mmHg Pada detik ke-30 = 120 / 90 mmHg Pada detik ke-60 = 120 / 90 mmHg2. Percobaan Harvard Step Test Waktu 1 130 = Nadi 30 x Waktu 2 230 = Nadi 28 x Waktu 3 330 = Nadi 27 x Rumus cara lambat Indeks kesanggupan badan= = = = 53,5 Rumus cara cepat Indeks kesanggupan badan= = = 55,15Penilaian :a. Cara lambat = Kesanggupan berkurangb. Cara cepat = Kesanggupan sedang

LAPORAN FISIOLOGI III

DENYUT EKTOPIK PADA JANTUNG KURA-KURA

Dasar TeoriNormalnya, sel miokardium tidak melepaskan impuls secara spontan, dan kecil kemungkinannya untuk terjadi pelepasan impuls spontan dari berkas His serta sistem Purkinje karena pelepasan impuls pemacu jantung normal dari nodus SA lebih cepat dari kedua sistem tersebut.Meskipun pada keadaan abnormal, serabut His-Purkinje atau serabut miokardium dapat melepaskan impuls secara spontan. Pada kondisi ini, jantung dikatakan mengalami peningkatan automatisitas. Bila suatu fokus ektopik yang mudah terangsang melepaskan impuls, hasilnya adalah denyut yang timbul sebelum denyut jantung normal berikutnya yang diharapkan dan menganggu irama jantung (ekstrasistol atau denyut prematur atrium, nodus, atau ventrikel)Jika suatu fokus ektopik terus menghasilkan potensial aksi dengan kecepatan yang lebih tinggi, aktivitas pemacu bergeser dari nodus SA ke fokus ektopik. Kecepatan denyut jantung secara mendadak meningkat selama beberapa waktu sampai fokus ektopik kemabali normal.

Tujuan1. Mencatat mekanokardiogram atrium dan ventrikel kura1. Merangsang atrium dan ventrikel jantung dengan arus buka pada berbagai fase:1. Sistol1. Puncak sistol1. Diastol1. Akhir diastol1. Membedakan peka rangsang atrium dan vena jantung pada berbagai kontrasi tersebut di atas1. Menerangkan terjadinya perbedaan kepekaan pada berbagai fase tersebut di atas.

Alat dan Binatang Percobaan:1. Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat1. Kimograf rangkap + kertas + perekat + kipas kimograf1. Statif + klem1. 2 pencatat jantung + penjepit jantung1. Kawat listrik1. 2 sinyal maknit : 1 untuk mencatat waktu (waktu = 1 detik); 1 untuk mencatat tanda 1. Stimulator induksi + elektroda perangsang1. Batang kuningan berbentuk huruf L1. Botol plastok berisi larutan Ringer + pipet1. Benang + malam

Tata Kerja:1. Pasanglah pelbagai alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat:1. Mekanokardiogram atrium1. Mekanonardiogram ventrikel1. Tanda rangsang1. Tanda waktuUsahakan supaya 4 pencatat itu mempunyai titik sinkron pada satu garis vertikal1. Tanpa menjalankan tromil kimograf carilah kekuatan rangsangan buka yang dapat menimbulkan denyut jantung ektopik atrium1. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai kontrol. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah atrium dengan kekuatan rangsang sub 2 pada:

1. a. Sistol atriumb. Puncak sistol atriumc. Diastol atriumd. Akhir diastolik atriumSetiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5-6 kali1. Pasanglah pelbagai alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat:1. Mekanokardiogram atrium1. Mekanonardiogram ventrikel1. Tanda rangsang1. Tanda waktuUsahakan supaya 4 pencatat itu mempunyai titik sinkron pada satu garis vertikal1. Tanpa menjalankan tromil kimograf carilah kekuatan rangsangan buka yang dapat menimbulkan denyut jantung ektopik atrium1. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai kontrol. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah atrium dengan kekuatan rangsang sub 2 pada:

1. a. Sistol ventrikelb. Puncak sistol ventrikelc. Diastol ventrikeld. Akhir diastolik ventrikelSetiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5-6 kaliHasil Praktikum

PembahasanTerlihat denyut ektopik pada saat terjadi diastol maupun pada akhir diastol baik pada ventrikel maupun atrium dengan pemberian rangsangan 4 mv (threshold). Pada pemberian rangsangan saat sistolik, tidak terjadi denyut ektopik. Hal ini disebabkan karena terjadi impuls tambahan spontan dari stimulator induksi dan terjadi di fase diastol setelah impuls dari nodus SA. Biasamya jika diaplikasikan pada tubuh, denyut ektopik disebabkan impuls spontan dari serabut miokardium yang muncul apabila telah terjadi impuls dari nodus SA.

Menjawab Pertanyaan1. Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik atrium?Jawaban:denyut yang timbul pada saat sebelum denyut jantung normal berikutnya yang diharapkan dan menganggu irama jantung1. Pada saat apa sebaiknya perangsangan diberikan untuk menghasilkan denyut ektopik?Jawaban:saat diastolik1. Apa yang dimaksud dengan interval A.V. Dan bagaimana mengukurnya?Jawaban:Waktu antara polarisasi atrium dan polarisasi ventrikel. Dapat dilhat dengan EKG yakini jarak antara awal gelombang P dengan kompleks QRS1. Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik ventrikel?Jawaban:Denyut ektopik yang mucul pada fase diastolik ventrikel1. Mengapa ventrikel tidak boleh dirangsang dengan rangsang faradic?Jawaban:Karena rangsangannya akan berlebihan1. Apakah denyut ektopik ventrikel diikuti oleh denyut ektopik atrium?Jawaban:Tidak, denyut ektopik atrium mendahului ventrikel1. Apakah ada hubungan antara saat perangsangan dengan amplitudo denyut ektopik yang dihasilkanya?Jawaban:Iya. Amplitudo lebih tinggi pada saat dirangsang di pertengahan atau 2/3 diastol

Kesimpulan

Denyut ektopik dapat terjadi dengan memberikan rangsangan/impuls pada fase diastolik bukan sistolik

LOLOS VAGUS

Dasar TeoriStimulasi pada potongan nervus vagus (menstimulasi bagian yang pergi ke jantung) mengakibatkan melemahnya denyut jantung hingga berhenti berdenyut. Hal ini tidak mengakibatkan vasodilatasi karena persarafan parasimpatis pada otot polos vaskular hanya sedikit atau bahkan tidak ada. Namun, jantung akan lanjut berdenyut, bahkan jika rangsangan diberikan lagi. Fenomena ini disebut vagal escape (lolos vagus), dimana hal ini dimediasi terutama oleh aktivasi refleks dari sistem nervus simpatis. Aktifasi saraf simpatis ini menyebabkan peningkatan tekanan darah dan tekanan denyut setelah stimulasi vagus dihentikan.

TujuanMendemonsstrasikan peristiwa lolos vagus (vagal escape)

Tata KerjaAlat dan binatang percobaan:1. Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat1. Kimograf rangkap + kertas + perekat + kipas kimograf + statif + klem1. 2 pencatat jantung + 2 penjepit jantung1. 2 sinyal maknit : 1 untuk mencatat waktu (waktu = 1 detik); 1 untuk mencatat tanda rangsang1. Stimulator induksi + elektroda perangsang + kawat-kawat1. Botol plastok berisi larutan Ringer + pipet1. Benang + malam + kapasProsedur1. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai kontrol. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah Nervus Vagus (N.X) kanan bagian perifer dengan rangsang faradic cukup kuat sehingga terjadi henti jantung. Teruskan perangsangan dan pencatatan hinga timbul lolos vagus1. Potong N.X. sehingga tidak terhubung lagi dengan otak, kemudian berikan rangsang hingga timbul lolos vagus, catat waktunya.

Hasil Praktikum

Dengan pemberian rangsangan 4 mv pada saraf Nervus Vagus, terjadi henti denyut jantung (cardiac arrest) sekitar 9,25 detik namun antung kembali berdenyut. Setelah dipotomg NX nya, kembali terjadi denyut jantung terhenti dengan waktu yang lebih cepat dari sebelumnya sekitar 9,10 detik.

PembahasanKetika diberikan rangsangan pada nervus vagus yang merupakan saraf parasimpatis yang berguna untuk memperlambat denyut jantung, jantung berhenti sesaat karena rangsangan nervus vagus menyebabkan jantung lebih lambat bekerja dan pada akhirnya berhenti sesaat. Namun dengan adanya saraf simpatis yang memacu kerja jantung, jantung kembali berdenyut.

Menjawab Pertanyaan1. Apa yang dimaksud dengan lolos vagus?Jawaban:Fenomena ketika ada stimulasi padan nervus vagus yang mengakibatkan melemahnya denyut jantung hingga berhenti berdenyut namun jantung akan lanjut berdenyut, bahkan jika rangsangan diberikan lagi1. Bagaimana mekanisme terjadinya lolos vagus?Jawaban:Dimediasi terutama oleh aktivasi refleks dari sistem nervus simpatis. Aktifasi saraf simpatis ini menyebabkan peningkatan tekanan darah dan tekanan denyut setelah stimulasi vagus dihentikan.1. Faktor apa yang menghilangkan kemungkinan terjadinya lolos vagus?Jawaban:Tidak adanya aktivitas saraf simpatis

Kesimpulan

Meskipun nervus vagus dirangsang ataupun dipotong kemudian di rangsang, jantung yang sempat berhenti berdenyut akan tetap kembali berdenyut disebabkan aktivitas saraf simpatis.

DAFTAR PUSTAKAhttp://courses.washington.edu/chat543/cvans/vlab/control.htmlSherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC