lapkas sirosis fix

Upload: mutiarasartikasuhardi

Post on 05-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sirosis

TRANSCRIPT

BAB ISTATUS PASIEN

I. IDENTITAS Nama : Ny. HTTL : Jakarta, 10 Agustus 1947Usia: 67 tahun Pekerjaan : PensiunanAgama : IslamAlamat : Jl. Kayu manis VI RT 11/05 No. 15 Jakarta TimurTanggal Masuk : 4- 5- 2015No. Med Rec: 00571810

II. ANAMNESISKeluhan utamaMuntah darah berwarna kehitaman sejak 2 hari SMRSRiwayat Penyakit SekarangPasien datang ke RSIJ Cempaka Putih dengan keluhan utama muntah darah berwarna kehitaman sejak 2 hari SMRS 3 kali tetapi pasien tidak mengetahui jumlah volumenya dengan pasti. Pasien merasakan nyeri pada perutnya, kembung dan mual serta nafsu makan yang berkurang dan badan terasa lemas. Selain itu pasien juga mengeluh BAB yang berwarna kehitaman, konsistensi lunak kecil, tidak ada darah dan lendir sejak 2 hari SMRS. BAK normal berwarna kuning jernih dan tidak nyeri. Pasien juga merasa perut dan kakinya agak bengkak dan lebih membesar daripada biasanya. Sesak nafas juga dikeluhkan pasien seiring dengan semakin membesarnya perut pasien. Batuk darah dan keringat malam disangkal oleh pasien. Mimisan dan gusi berdarah disangkal pasien. 10 bulan yang lalu pasien dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama yaitu muntah darah berwarna kehitaman, BAB hitam dan perut yang membengkak. Pasien mengaku selama ini sering meminum jamu-jamuan terutama jika badan terasa pegal-pegal kira-kira sebanyak 2x/minggu. Pasien menyangkal riwayat minum alkohol, merokok, penggunaan obat suntik. Penurunan berat badan secara berlebihan disangkal oleh pasien. Pasien menyangkal berat badan yang berlebihan selama hidupnya, angka terbesar dari berat badan pasien yaitu 51 kg.

Riwayat Penyakit Dahulu10 bulan yang lalu pernah mengalami keluhan seperti iniDiabetes melitus (-)Hipertensi (-)Hepatitis (-)

Riwayat Penyakit dalam keluargaKeluhan serupa seperti pasien disangkal, Hipertensi, DM, Asma disangkal oleh pasienRiwayat alergi : makanan, obat- obatan dan cuaca disangkal oleh pasien

Riwayat Psikososial: Pasien tinggal bersama suami dan 2 anaknya,pasien tinggal dilingkungan yang bersih, pasien juga mengatakan jarang mengkonsumsi makanan dari luar. Pasien menyangkal memiliki kebiasaan berganti ganti pasangan seksual sebelumnya,kebiasaan mengkonsumsi alkohol disangkal,riwayat penggunaan narkoba suntik disangkal,Riwayat tranfusi disangkal.

III.PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum: Tampak Sakit Sedang Kesadaran : Compos mentisTanda vitalTekanan darah: 120/80 mmHgNadi : 80x/mntSuhu: 36,5CPernapasan: 18x/mntStatus giziTB : 165cmBB : 48 kgIMT: tidak tepat untuk dinilai karena adanya ascites.Tampak massa otot berkurang

Status Generalisata:Kepala: Normocephali, rambut hitam distribusi merata tidak mudah dicabut. Mata: CA +/+, SI +/+ RCL/RCTL +/+, pupil bulat isokorTelinga: Normotia, serumen -/-Hidung: Septum di tengah, secret -/-, epistaksis -/-Tenggorokan: Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 tenang Mulut: Bibir kering (-), gusi berdarah (-), sianosis(-)Leher: KGB tidak teraba membesar

Thoraks Paru Inspeksi: gerak dada simetris dalam keadaan statis dan dinamis Palpasi: vokal fremitus paru kanan dan kiri simetris Perkusi: sonor di seluruh lapang paru Auskultasi: suara nafas vesikuler rhonkhi basah kasar -/-, wheezing -/- Jantung Inspeksi: ictus kordis tidak tampak Palpasi : ictus kordis teraba di sela iga 5 garis midclavikula kiri. Perkusi: batas kanan jantung ICS III, IV, V linea sternalis kanan batas kiri jantung ICS V linea midclavikula kiri. batas atas jantung ICS III 1 jari lateral line sternalis kiri Auskultasi : S1S2 reguler, murmur(-), gallop(-) Abdomen : Inspeksi: buncit, spider nevi (-) Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien sulit dinilai karena Ascites. Undulasi (+) Ballotement ginjal -/- Perkusi: shifting dullnes (+) Auskultasi: BU (+) NormalEkstremitas : akral hangat RCT < 2 detik oedema pada kedua tungkai

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGTanggalPemeriksaanHasil

04- 5- 2015

05 5 2015

6- 5- 2015

7-5-2015

9-5-2015Darah rutin : Hb HtLeukositEritrosit Trombosit VER (MCV)HER (MCH)KHERGDSSGOTSGPTUreum DarahKreatinin DarahUrin Lengkap:Warna KejernihanTanda HepatitisElisaHCVDarah RutinHbLeukositHematokrit Trombosit Eritrosit MCVMCHMCHCDarah RutinHbLeukositHematokrit Trombosit Eritrosit MCVMCHMCHCDarah RutinHbLeukositHematokrit Trombosit Eritrosit MCVMCHMCHC

9.5 g/dL 29 % 3.36 g/dL3.37 106/ul76 ribu/ul87 fl28 pg32 g/dL102 mg/dL43 U/L23 U/L10 mg/dL0.7 mg/dL

Kuning Jernih

Non- ReaktifNon- Reaktif

9.0 g/dL3.06 ribu/L29%73 ribu/L3.29 106/ L88 fL27 pg31 g/dL

9.3 g/dL2.84 ribu/L30%70 ribu/L3.40 106/ L87 fL27 pg31 g/dL

7.6 g/dL7.88 ribu/L25%124 ribu/L2.79 106/ L88 fL27 pg31 g/dL

V. RESUMEPerempuan, 67 tahun datang ke RSIJ Cempaka Putih dengan keluhan utama muntah darah berwarna kehitaman sejak 2 hari SMRS 3 kali tetapi pasien tidak mengetahui jumlah volumenya dengan pasti. Pasien merasakan nyeri pada perutnya, kembung dan mual serta nafsu makan yang berkurang dan badan terasa lemas. Selain itu pasien juga mengeluh BAB yang berwarna kehitaman, konsistensi lunak kecil, tidak ada darah dan lendir sejak 2 hari SMRS. Pasien juga merasa perut dan kakinya agak bengkak dan lebih membesar daripada biasanya. 10 bulan yang lalu pasien dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama yaitu muntah darah berwarna kehitaman, BAB hitam dan perut yang membengkak. Pasien mengaku selama ini sering meminum jamu-jamuan terutama jika badan terasa pegal-pegal kira-kira sebanyak 2x/minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/ 80 mmHg, nadi 80 kali/ menit, suhu 36,5 C, frekuensi pernafasan 18 kali/ menit. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan inspeksi perut buncit dan terdapat shiffting dulness (+).

VI. DAFTAR MASALAH muntah dan BAB berwarna kehitaman acitesVII. ASSESMENTS: muntah dan BAB berwarna kehitaman disertai dengan acites sejak 2 hari SMRS O: TD: 120/ 80 mmHg, n: 80 kali/ menit, RR: 18 kali/menit, S: 36,5 C. Pada pemeriksaan didapatkan inspeksi perut buncit dan terdapat shiffting dulness (+).A:1. Hematemesis melena e.c. susp. pecahnya varices esophagus e.c Sirosis Hepatis2. Ascites e.c. Sirosis HepatisP: Lasix 2 x 2 ampul Transamin 3 x 1 ampul Vit. K 3 x 1 ampul Rantin 2 x 1 ampul Hepamax 3 x 1 ampul Aldactone

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi HatiHati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1.500 gr atau 2,5 % berat badan pada orang dewasa normal. Permukaan superior adalah cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati adalah cekung dan merupakan atap ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan yang tdak terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum falsiforme berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan lipatan peritoneum membantu menyokong hati. Di bawah peritoneum terdapat jaringan penyambung padat yag dinamakan kapsula Glisson, yang meliputi seluruh permukaan organ; kapsula ini pada hilus atau porta hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam massa hati, membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteria hepatika, dan saluran empedu.(Sylvia, 1995)Struktur mikroskopikSetiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobulus, yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus, tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Di antara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteria hepatika. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel Kupffer. Sel Kupffer merupakan sistem monosit-makrofag, dan fungsi utamanya adalah menelan bakteri dan benda asing lain dalam darah. Hanya sumsum tulang yang mempunyai massa sel monosit-makrofag yang lebih banyak daripada yang terdapat dalam hati, jadi hati merupakan salah satu organ utama sebagai pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan arteria hepatika yang melingkari bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu. Saluran empedu interlobular membentuk kapiler empedu yang sangat kecil yang dinamakan kanalikuli, berjalan ditengah-tengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit diekskresi ke dalam kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar, hingga menjadi saluran empedu yang besar (duktus koledokus). (Sylvia, 1995)

2.2 Definisi Sirosis Hati

Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang berarti kuning orange (orange yellow), karena perubahan warna pada nodul-nodul yang terbentuk. Pengertian sirosis hati dapat dikatakan sebagai suatu keadaan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis. (Maryati, Sri. 2003).Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatic yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoseluler. Jaringan retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular, dan regenerasi nodularis parenkim hati. (Nurdjanah, Siti. 2007) 2.3 KlasifikasiSirosis hati secara klinis dibagi menjadi sirosis hati kompensata yang berarti belum adanya gejala klinis yang nyata dan sirosis hati dekompensata yang ditandai gejala-gejala dan tanda klinis yang jelas. Sirosis hati kompensata merupakan kelanjutan dari proses hepatitis kronik dan pada satu tingkat tidak terlihat perbedaannya secara klinis. Hal ini hanya dapat dibedakan melalui pemeriksaan biopsi hati.Sirosis secara konvensional diklasifikasikan sebagai makronodular (besar nodul lebih dari 3 mm) atau mikronodular (besar nodul kurang dari 3 mm) atau campuran mikro dan makronodular. Sebagian besar jenis sirosis dapat diklasifikasikan secara etiologis dan morfologis menjadi :1. Alkoholik 2. Kriptogenik dan Post hepatitis (pasca nekrosis)3. Biliaris4. Kardiak5. Metabolik, keturunan, dan terkait obat(Nurdjanah, Siti. 2007)

Klasifikasi sirosis hati menurut kriteria Child-Pugh :Skor/parameter123

Bilirubin (mg %) 35nihilnihilsempurna5-5030-35mudah dikontrolminimalbaik> 50< 30SukarBerat / komaKurang / kurus

(Nurdjanah, Siti. 200

DAFTAR PUSTAKA

Braundwald,Eugene. ed. (2001).Chirrosis and alchoholic liver disease: Harrisons Principles of Internal Medicine-15th. United States of America : McGraw-Hill Companies,Inc. Raymon, T.C. & Daniel, K.P. 2005. Cirrhosis and its complications in Harrisons Principles of Internal Medicine 16th Edition. Mc-Graw Hill: USA.Hadi, Sujono. (2002). Sirosis hati : Gastroenterohepatologi. Bandung : Penerbit PT Alumni. Nurdjanah, Siti. (2007). Sirosis Hati : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Sherwood,Lauralee. (2001). Sistem Hepatobilier : Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Price, Sylvia Anderson. (2003). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Fauci, A.S. et all. 2008. Cirrhosis and its complications in Harrisons Principles of Internal Medicine 17th Edition. Mc-Graw Hill: USAPutz, R. & Pabst, R. 2006. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Batang Badan, Panggul, Ekstremitas Bawah Edisi 22 Jilid 2. EGC: JakartaJunqueira, L.C.,et all. 1997. Histologi Dasar. EGC: JakartaGanong, W.F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta

LAPORAN KASUS SIROSIS HEPATIS 34