lapkas anastesi
DESCRIPTION
Syarat ujian anastesiTRANSCRIPT
BAB 3
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS
Nama
: Ny YMSJenis Kelamin
: perempuan Umur
: 24 thn
Agama
: Islam
Alamat
: Jl perjuangan gg mulia no 16 MedanPendidikan
: D3Status Perkawinan: MenikahNo RM
: 22 86 61ANAMNESA
Keluhan Utama: Mulas dan MualTelaah: Os datang ke RS Haji Medan dengan keluhan mulas yang dirasakan sejak 6 jam yang lalu, mulas semakin memberat beberapa jam belakangan ini, keluhan tersebut juga disertai rasa mual tetapi pasien menyangkal adanya muntah, Os juga mengaku keluarnya cairan dari kemaluan os, berwarna bening tidak memiliki bau yang menyengat. Os pada saaat ini dinyatakan hamil minggu ke 39 anak kedua.RPT: (-)
RPO: (-) RPK: (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan Umum: Tampak SakitVital Sign
Sensorium
: Compos Mentis
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Nadi
: 84x/menit
RR
: 22x/menit
Suhu
: 36,80C
Tinggi Badan
: 155 cm
Berat Badan
: 60 kg
Pemeriksaan Umum
Kulit
: Sianosis (-), Ikterik (-), Turgor (-)
Kepala
: Normocepali
Mata
: Anemis -/-, Ikterik -/-, Edema palpebra -/-
Mulut
: Stomatitis (-), Liperemis pharing (-), Pembesaran tonsil (-)
Leher
: Pembesaran KGB (-)
Thorax
Paru
Inspeksi: Pergerakan nafas simetris, tipe pernafasan torako
abdominal, retraksi costae -/-
Palpasi
: Stem fremitus kiri = kanan
Perkusi: sonor seluruh lapang paru
Auskultasi: vesikuler seluruh lapang paru
Jantung
Inspeksi: Ictus tidak terlihat
Palpasi
: Ictus teraba, tidak kuat angkat
Perkusi: Batas jantung normal
Auskultasi: Bunyi jantung dalam batas normal
Abdomen
Inspeksi: Dalam batas normal
Palpasi
: Soepel
Perkusi: Timpani
Auskultasi: Peristaltik (+) Normal
Ekstremitas : edema -/-
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium
Darah Rutin
Nilai Rujukan
Hb :12.1 g/dl
12 - 16 g/dl
HT : 36.6 %
36 - 47 %
Eritrosit: 4,0 x 106/L
Leukosit: 4600 g/dl
Trombosit: 205.000/L
Metabolik
KGDS
: 113 mg/dl
Asam Urat: Tidak dilakukan pemeriksaan
Diagnosis : Second GravidaRENCANA TINDAKAN
Tindakan
: sectio caesareaAnesthesis
: RA-SAB
PS-ASA
: 1
Posisi
: SupinasiPernapasan
: Spontan dibantu kanul nassalKEADAAN PRA BEDAHPre operatif
B1 (Breath)
Airway
: Clear
RR
: 20x/menit
SP
: Vesikulear ka=ki
ST
: Ronchi (-), Wheezing (-/-), snoring/gargling/crowing (-/-/-)
B2 (Blood)
Akral
: Hangat/Merah/Kering
TD
: 120/80 mmHg
HR
: 80x/menit
B3 (Brain)
Sensorium
: Compos Mentis
Pupil
: Isokor, ka=ki 3mm/3mm
RC
: (+)/(+)
B4 (Bladder)
Uop
: (-)
Kateter
: (+)
B5 (Bowl)
Abdomen
: Soepel
Peristaltik
: Normal (+)
Mual/Muntah
: (+)/(-)
B6 (Bone)
Oedem
: (-)
PERSIAPAN OBAT RA-SAB
Premedikasi
Bupivacaine
: 20mg
Fentanyl
: 100 g (1-3 g/kgBB)
Jumlah Cairan
PO: RL 100 cc
DO: RL 400 + 500 = 1000 cc
Produksi Urin : 100 + 100 = 200 ccPerdarahan
Kasa Basah
: 15 x 10 = 150 cc
Kasa 1/2 basah: 10 x 5 = 50 cc
Suction
: 1200 cc : 2 = 600 cc
Jumlah
: 150 cc + 50 cc + 600 cc = 800 cc
EBV
: (65) x 60 = 65 x 60kg = 3900EBL
10 % = 390
20 % = 780
30 % = 1170Durasi Operatif
Lama Anestesi= 08.30 Selesai WIB
Lama Operasi= 08.35 10.00 WIB
Teknik Anestesi : RA-SAB
Posisi duduk (SITTING) - Identifikasi L3-L4 Desinfektan betadine + alcohol Insersi spinocan 25 G + CSF (+), darah (-), injeksi bupivacain posisi supine atur blok setinggi T4.
POST OPERASI
Operasi berakhir pukul: 10.00 WIB
Setelah operasi selesai pasien di observasi di Recovery Room. Tekanan darah, nadi dan pernapasan dipantau hingga kembali normal.
Pasien boleh pindah ke ruangan bila Alderette score > 9
Pergerakan
: 2
Pernapasan
: 2
Warna kulit
: 2
Tekanan darah
: 2
Kesadaran
: 2
Dalam hal ini, pasien memiliki score 10 sehingga bisa di pindahkan ke ruang rawat.
PERAWATAN POST OPERASI
Setelah operasi selesai, pasien dibawa ke ruang pemulihan setelah dipastikan pasien pulih dari anestesi dan keadaan umum, kesadaran serta vital sign stabil, pasien dipindahkan ke bangsal dengan anjuran untuk bedrest 24 jam, tidur telentang dengan 1 bantal untuk mencegah spinal headache, karena obat anestesi masih ada.
TERAPI POST OPERASI
Istirahat sampai pengaruh obat anestesi hilang
IVFD RL 40gtt/menit
Minum sedikit-sedikit bila kaki sudah bisa digerakkanInj. Ketorolac 30mg/8jam IV
Inj. Ranitidine 50mg/12jam IV
BAB 4KESIMPULAN
Sectio caesaradalah salah satu bentuk pengeluaran fetus melalui sebuah irisan pembedahanyang menembus abdomen seorang ibu (laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan 1 bayi atau lebih. (Sebuah prosedur yang sebelumnya disebut sebagaihysterectomy).
Dari keseluruhan pasien hamil, sebenarnya yang perlu penanganan spesialistik hanyalah sekitar 10% dan hanya separuh diantaranya yang mungkin perlu bedahcaesar.Jadi, logikanya angka bedahcaesaritu tidaklah lebih daripada 15 20%. Tetapi, data menunjukkan bahwa angka bedahcaesardi RS swasta di kota-kota Indonesia di atas 30%, bahkan ada yang mencapai 80%.
Syaratsectio caesar:Uterus dalam keadaan utuh (karena pada sectio cesarea, uterus akan diinsisi).
Berat janin di atas 500 gram.Prinsipsectio caesar:
Keadaan yang tidak memungkinkan janin dilahirkan per vaginam, dan/atau
Keadaan gawat darurat yang memerlukan pengakhiran kehamilan / persalinan segera, yang tidak mungkin menunggu kemajuan persalinan per vaginam secara fisiologis. Pada persalinan normal bayi akan keluar melalui vagina, baik dengan alat maupun dengan kekuatan ibu sendiri. Dalam keadaan patologi, persalinan kemungkinan akan dilakukan dengan operasisectio caesar. Adapun penyebab dilakukan operasisectio caesaradalah :
Malpresentasi, yaitu bagian bawah fetus yang menjadi bagian terendah bukanlah belakang kepala, seperti presentasi bokong dan presentasi bahu.
Bayi raksasa (giant baby),yaitu bayi dengan berat mendekati atau di atas 4,5 kg.
Tali pusat lepas duluan(abruptio placenta), biasanya karena plasenta tidak terletak di rahim bagian atas.
Tali plasenta bermasalah atau melilit tubuhbayi sehingga menghalangi pernafasan dan asupan nutrisinya.
Placenta previa,yaitu tali pusat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Bayi kembar banyak (lebih dari 2, masih kontroversi). Bayimemiliki kelainan atau mengalami stress(fetal distress), misalnya terlihat pada denyut jantung yang lemah. Kepala bayi jauh lebih besar dari ukuran normal (hidrosefalus). Pernah menjalani operasi caesarpada persalinan sebelumnya yang belum terlalu lama (di bawah dua tahun).Bila jarak antar persalinan cukup lama, persalinan normal masih bisa disarankan.
Ukuran pinggul ibu terlalu kecil/disposisi kepala panggul/panggul picak.
Kontraksi terlalu lemah atau berhenti. Terjadipendarahan yang terlalu banyakdan membahayakan calon ibu. Leher rahim (serviks) tidak sepenuhnya terbuka.
Ibu bayimemiliki masalah kesehatan, antara lain hipertensi dan diabetes, yang membutuhkan penanganan intensif.
Proses persalinan normal yang lama atau kegagalan proses persalinan normal (dystosia) Adanya kelelahan persalinan.
Komplikasi pre-eklampsia.
Sang ibu menderita herpes.
Resiko luka parah pada rahim. Kegagalan persalinan dengan induksi.
Kegagalan persalinan dengan alat bantu (forceps atau ventouse).
Sebelumnya pernah mengalami masalah pada penyembuhan perineum (oleh proses persalinan sebelumnya atau penyakit Crohn)
Angka d-dimer tinggi bagi ibu hamil yang menderita sindrom antibodi antifosfolipid CPD ataucephalo pelvic disproportion(proporsi panggul dan kepala bayi yang tidak pas, sehingga persalinan terhambat), dan Air ketuban yang tinggal sedikit (+/- 10%).
Kontra Indikasi Absolut Pasien menolak.
Infeksi pada tempat suntikan.
Hipovolemia berat, syok.
Koagulapati atau mendapat terapi antikagulan. Tekanan intrakranial meninggi.
Fasilitas resusitasi minimal.
Kurang pengalaman/ tanpa didampingi konsultan anesthesia.16