kuliah 3 sbl 06032015

Upload: zulfa-aulawi

Post on 04-Mar-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asdf

TRANSCRIPT

  • STRUKTUR BAJA LANJUTKULIAH KE-3

    ANALISA ELASTIS BALOK KOMPOSIT

    Jumat, 06 Maret 2015

    Dr. Ir. Mochammad Afifuddin, M.Eng

    Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

    UNIVERSITAS SYIAH KUALA

  • MATERI KULIAH HARI INI

    Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    PENDAHULUAN

    PRILAKU LINEAR MATERIAL

    ANALISA INTERAKSI PENUH

    PARTIAL SHEAR CONNECTOR

    METODA KONSTRUKSI

    ALIRAN GESER PADA PENYAMBUNG

    Kuliah 3

    2

  • PENDAHULUAN

    Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    Analisa Kekuatan Ultimate Rigid Plastic Analysis Prilaku komposit dari elemen-elemennya mengacu kepadainelasticity dan prilaku non linear dari komponen-komponenbaja dan beton.

    Sesungguhnya Struktur-struktur Komposit dibebani dibawah level-level yang menyebabkan kehancuran, danprilaku dari baja, beton, dan shear connector dapat kitagunakan prilaku Linear.

    Pada Terminologi Limit State Prilaku pada tingkat beban yang lebih rendah sebagai prilaku beban layanServiceability Limit State

    Kuliah 3

    3

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    4

    Beban Layan Long Periode of Time berat sendiri dan beban yang terus menerus.

    Short Periode of Time beban hidup Memenuhi Serviceability Limit State Penting:

    Struktur Komposit tidak mengalami defleksi yang berlebihan

    Tidak mengalami getaran yang besar Lebar retak pada beton cukup kecil

    Untuk memenuhi kriteria di atas maka perencanaannya didasarkan kepada asumsi-asumsi linear elastic.

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    5

    PRILAKU LINEAR MATERIAL

  • Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    Asumsi yang digunakan pada Analisa Elastis:

    Hubungan tegangan regangan, atau beban-defleksi harus linear untuk baja dan beton, begitu juga untuk tulangan dan shear connector.

    Untuk shear connector responnya linear elastis untuk range beban-beban yang besar, dengan rasio dari gaya geser dengan deformasigeser ditunjukkan dengan nilai kekakuan atau modulus K.

    Kuliah 3

    6

  • Nilai K saat tidakada slip dan tidak adaregangan slip padainterface antara baja danbeton.

    Kuliah 3

    7

    Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

  • Nilai K 0 tidak adainteraksi antarakomponen baja dan betonsehingga interfacenyadianggap seperti ada olikarenanya reganganslipnya menjadi maximum.

    Kuliah 3

    8

    Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

  • Kondisi dari partial interaction tergantungkepada nilai dari K, tetapi karena untukkondisi ini perhitungan menjadi komplex,maka konsentrasi akan dipusatkan padakondisi full interaksi ketika K

    Kuliah 3

    9

    Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

  • Linear Elastic Material Properties

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    10

    Pada gambar ini ditunjukkan hubungan tegangan-reganganpada range linear elastic

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    11

    Rasio tegangan-regangan untuk baja, beton, dan tulangan adalah konstan.

    Untuk baja diasumsikan rasionya Es= 200 kN/mm2 pada tarik dan tekan sampai yield stress fy tercapai.

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    12

    Untuk Bahan BetonShort Term

    Long Term

    Asumsi Prilaku Linear Elastis pada beton Karena respon hubungan tegangan-regangan mencapai non linear sebelum kuat tekannya tercapai. Biasanya nilai prilaku linear pada beton diassumsikan Ec dan Ee 40 % atau 50 % dari fc

    Respon mekanik dari Shear Connector hubungan beban-slip. Modulus K konstan untuk Shear Connector yang dibebani secarastatis sampai 70 % dari kekuatan Dowelnya (Dmax).

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    13

    ANALISA INTERAKSI PENUH

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    14

    1. PENAMPANG-PENAMPANG TRANSFORMED ELASTIC

    2. BALOK-BALOK KOMPOSIT MENERUS

    3. DEFLEKSI DISEBABKAN CREEP

    4. DEFLEKSI DISEBABKAN SHRINKAGE

  • PENAMPANG-PENAMPANG TRANSFORMED ELASTIS

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    15

    ASUMSI-ASUMSI

    Untuk Interaksi Penuh diasumsikan slip danregangan slip pada interface baja/beton diabaikan, K= .

    Pada beban layan dengan short period, Nilai moduluselastisitas beton digunakan Ec dan Ee akan dianggapkonstan.

    Penampang ditransformasikan ke dalam penampangequivalen beton dengan modulus rasio n= Es/Ec short term, dan ne=Es/Ee long term loading.

  • CONTOH 1 PENAMPANG-PENAMPANG TRANSFORMED PADA MOMEN POSITIF

    n = Es/Ec= 200/26,8= 7.0

    Tidak ada tulangan, jadi luas transform untuk baja= 7x6180=43260 mm2.

    nIs=7x115,1x106=

    806x106 mm4 dengantinggi baja 324 mm.

    Kuliah 3

    16

    Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

  • Untuk Kondisi Beton yang Belum Retak

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    17

    Jika beton diasumsikan tidak retak, maka garis netral akan berada pada titik pusat dari penampang transformasi

    Maka nilai yn bisa kita dapatkan dari (130x1500+43260).yn=1500x130x(130/2) + 43260 x (130+324/2) yn=106,2 mm.

    Inc=1303x1500/12+130x1500x(130/2-106,2)2

    +806x106+43260x(130+324/2-106,2)2=2905x106

    mm4.

  • Balok Komposit Transformed ke Balok Beton

    Kuliah 3

    18

    Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    19

    Posisi garis netral 106,2 mm < 130 mm, jadi garis

    netral berada pada penampang beton, dan

    penampang beton di bawah garis ini mengalami

    tarik.

    Biasanya nilai ini diabaikan karena kita tahu beton

    memiliki kemampuan tarik yang kecil.

  • Untuk Kondisi Beton Sudah Mengalami Retak

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    20

    Maka garis netralnya dapat dicari, yaitu:1500yn

    2/2=43260x(130+324/2-yn) yn=104,1 mm.

    Inc=2897 x 106 mm4.

    Flexural Rigidity untuk penampang retak hanya 0,3 % lebih kecil dari penampang yang tidak retak.

    Dan ini dapat diabaikan pada standar penampang komposit T pada momen positif.

    Peningkatann flexural rigidity dari balok baja terhadap beton penampang kompositnya EcInc/EsIs atau 360 %, sehingga defleksi dari balok komposit hanya 28 % dari balok baja pada ukuran panjang yang sama ketika bekerja pada penampang komposit.

  • CONTOH 2: Luluh Pertama pada Penampang Komposit

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    21

    Pada penampang yang sama sekarang kita anggap bahwa serat bawah dari baja sudah mencapai yield dengan nilai fy=300 N/mm

    2. Regangan pada kondisi ini adalah ey=300/200x10

    3=1,5x10-3

    Kita asumsikan interaksi penuh tidak terjadi slip pada interface antara beton dan baja

    Regangan pada serat atas beton= (106,2/(454-106,2)) x1,5x10-3=0,48x10-3.

    Regangan baja ini menghasilkan tegangan beton= 28,6x10-3x0,48x10-3=13,1 N/mm2.

  • CONTOH 2: Luluh Pertama pada Penampang Komposit

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    22

    Nilai tegangan ini masih dalam daerah elastis, dimana tegangan beton biasanya > 25 N/mm2, dan nilai tegangan beton pada saat baja mencapai yield pertama hanya setengahnya.

    Ini biasanya kasus dimana analisa elastis dari penampang T valid hanya sampai pada saat yield pertama baja.

    Momen ketahanan dari penampang komposit juga dapat dihitung dengan mudah.

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    23

    Curvature pada yield pertama Ky=1,5x10-3/(454-

    106,2)=4,31x10-6mm-1.

    My=(Ec.Inc) Ky=28,6x103x2905x106x4,31x10-6

    Nmm=358,1kNm

    Ketika hanya elemen baja yang bekerja, momen pada balok baja yang menyebabkan yield pertamanya My=fyIs/(hs/2)=300x115,1x10

    6/(342/2)Nmm

    =213,1 kNm.

    Momen yield pertama dari balok komposit 168 % dari komponen baja saja.

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    24

    Untuk kondisi ketika bagian atas web mengalamitekan seperti pada Gambar 3.3 (c), web terkekangsecara kaku untuk melawan tekuk dengansambungan pada flange bagian atas yangterhubung dengan shear connetor ke elemenbeton, dan bagian bawah dari web terkekang olehporsi tariknya. Karenanya web tidak akan tertekuk,karenanya pengecekan terhadap klasifikasipenampang ini tidak diperlukan.

  • CONTOH 3: Penampang-penampang Transformed pada Momen Negatif

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    25

    Kembali kita ambil penampang tadi, sekarang kita

    akan melihat perilakunya pada kondisi momen

    negatif

    Pada kasus ini slab memerlukan adanya tulangan,

    sehingga diasumsikan jumlah tulangan yang

    digunakan sebesar 0,6 % (Ar=1170 mm2), modulus

    elastisitasnya sama dengan baja, dan posisi

    tulangannya 35 mm di bawah serat teratas beton.

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    26

    Jika diasumsikan letak garis netralnya diantara elemen baja, berarti balok komposit terdiri dari komponen baja pada daerah tekan dan tariknya dan elemen tulangannya pada daerah tarik.

    Karena kedua elemen ini memiliki modulus elastisitas yang sama, maka tidak diperlukan adanya transform baloknya, dan ini dapat dihitung sebagai balok baja.

    Maka dengan menstatis momenkan ke serat terbawah maka kita dapatkan jarak garis netral yn=203 mm dari serat terbawah elemen baja.

    Selanjutnya Ins= 115,1x106+6180 x (324/2-203)2 +1170

    x (454-35-203)2 = 180,1x106 mm4.

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    27

    Meskipun beton tidak efektif pada lentur, flexural rigidity dari komponen balok baja-tulangan 56 % lebih besar dari balok baja sendiri, dan 43 % flexural rigidity dari penampang komposit pada positif momen.

    Jika pada balok komposit memiliki luas tulangan yang besar atau slabnya sangat tinggi, kemungkinan garis netralnya akan berada pada komponen beton.

    Pada kondisi ini daerah beton yang berada di bawah garis netral tidak mengalami retak, dan posisi garis netral dapat dicari dengan menggunakan posisi penampang transformed atas ke penampang transformasi bawah.

  • CONTOH 4: Luluh Pertama pada Bagian Komposit pada Momen Negatif

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    28

    Dengan menggunakan penampang yang sama kita akan melihat prilaku dari balok composit akibat momen negatif.

    Kembali kita asumsikan kondisi prilaku linear elastis, dimana serat terbawah dari komponen baja telah luluh, fy=300 N/mm

    2.

    Curvature Ky=300/(200x103x203)=7,39x10-6 mm-1

    Regangan tarik tulangan menjadi=7,39x10-6x(454-35-203)=1,6x10-3

    Tegangan adalah = 200x103x1,6x10-3=320 N/mm2.

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    29

    Tegangannya di bawah tegangan baja yang umum untuk tulangan fyr=400 N/mm

    2 , umumnya pada kasus balok komposit tulangan masih elastis sampai luluh pertama terjadi pada balok baja tercapai. Jika tulangannya mencapai luluh, kapasitas momen akan sedikit overestimate jika prosedur elastis digunakan, tetapi kesalahan pada analisa linear elastis umumnya sangat kecil.

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    30

    My=Es.Ins.ky=200x103x180,1x106x7,39x10-6 Nmm

    =266,2 kNm.

    Nilai ini 74 % (266,2/358,1) jika dibandingkan dengan nilai pada positif momen dan 25 % lebih besar jika kita bandingkan dengan penampang baja saja (266,2/213,1)

    Pada momen negatif untuk dapat memenuhi kriteria, komponen bajanya harus semi compact.

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    31

    Untuk flanges :

    (bf/tf)(fy/250)=((170-7)/(2x12)x(300/250)=7,4 < 14 Flange compact

    Untuk web:

    c=(203-12)/(300/2)=1,27, dan c(dw/tw) (fy/250)= 1,27x(300/7)x(300/250)=59,8 < 115 web semi compact.

  • BALOK MENERUS DUA BENTANG

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    32

    Kesulitan dalam menghitung balok menerus dua bentang ini adalahinternal point of inflection tidak diketahui, sehingga skema iterativ harusdilakukan untuk mendapatkan titik daerah momen positif dan momennegatif.

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    33

    Positif bending Antara (Lc)t dan (Lc)r Transformed Flexural Rigidity EcInc

    Negatif bending (Lc)c Transformed Flexural Rigidity EsIns

    Karena positif flexural rigidity lebih besar dari

    negatif rigidity seperti ditunjukkan pada contoh 1

    dan 3, maka respon dari baloknya tidak seragam.

  • BALOK MENERUS DUA BENTANG

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    34

    Kesulitan dalam menghitung balok menerusdua bentang ini adalah internal point ofinflection tidak diketahui, sehingga skemaiterativ harus dilakukan untuk mendapatkantitik daerah momen positif dan momennegatif.

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    35

    DEFLEKSI-DEFLEKSI YANG DISEBABKAN OLEH CREEP

  • CONTOH 5

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    36

    Masih menggunakan contoh 1, dengan bentang 6

    meter, dengan w=45 kN/m. Disoal 1, Inc sudah didapat

    2897 x 106 mm4.

    Defleksi akibat short term= (5/384)x(45x60004)/(2897x106x28,6x103)=9,1 mm

    Sekarang kita perhatikan untuk long term period, dengan coefisien creep = 3. Ee=28,6/(1+3)=7,15 kN/mm2, dan long term modular ratio ne=200/7,15=28

    Luas baja transform ne.As=173x103 mm2, dan Momen

    inersia transform ne.Is=3233x106 mm4.

  • CONTOH 5

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    37

    Karena hampir semua luas transformasinya berada di bawah slab, maka kita asumsikan bahwa garis netralnya berada pada komponen baja. Maka dapat diperoleh nilai yn=171,1 mm yang berada 41,1 mm dibawah slab. Inc dapat dicari dengan mengikuti contoh 1, maka diperoleh 7964 x106 mm4. Dengan menggunakan nilai Ee=7,15 kN/mm

    2, maka defleksi untuk long term diperoleh 13,3 mm 46 % meningkat dibandingkan dengan short term.

  • DEFORMASI DISEBABKAN SHRINKAGE

    Gambar a menunjukkantanpa adanya shear connector beton akanmenahan regangan akibatshrinkage

    Gambar b shear connector yang menahannya, inidisebabkan beban gravitasiyang diindikasikan padaterjadinya distorsi bentuk daripenghubung gesernya. Karenanya ini akanmengakibatkan terjadideformasi pada balok.

    Kuliah 3

    38

    Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

  • SYSTIM EQUIVALEN GAYA UNTUK SHRINKAGE

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    39

  • CONTOH 6:

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    40

    Contoh soal 1 dilanjutkan, dengan bentang 6 meter, dan regangan shrinkage disebabkan long term load esh= 500x10

    -6

    Untuk menahan slip maka perlu adanya gaya aksial DN Ee.esh.Ac=7,15x10

    3x500x10-6 x1500 x 130 N=697,1 kN

    DM=ycentDN=(171-130/2)x697,1kNmm=73,96 kNm DML2/8EeIne=73,96x10

    6x60002/(8x7,15x103x7964x106)=5,8 mm

    Total time dependent deflection= 13,3 mm + 5,8 mm = 19,1 mm.

  • PARTIAL SHEAR CONNECTOR

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    41

  • PARTIAL SHEAR CONNECTION

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    42

    Model Penyederhanaan

    Dimana: = 0,4

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    43

    CONTOH 7:

  • CONTOH 8:

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    44

  • METODE KONSTRUKSI

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    45

  • CONTOH 9: Tegangan Lentur pada Balok Dengan Pendukung

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    46

  • PROPPED CONSTRUCTION

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    47

  • CONTOH 10: Tegangan Lentur pada Balok Tanpa Pendukung

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    48

  • UNPROPPED CONSTRUCTION

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    49

  • CONTOH 11: Defleksi pada Balok dengan dan Tanpa Pendukung

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    50

  • ALIRAN GESER PADA PENGHUBUNG GESER

    Kuliah 3

    51

    Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

  • Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    52

    CONTOH 12

  • DISTRIBUSI PENGHUBUNG BERDASARKAN ANALISA ELASTIS

    Kuliah 3Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    53

  • Kuliah Struktur Baja Lanjut MTS

    ANY QUESTIONS ?

    Kuliah 3

    54