kimia lingkungan

30
I. Judul Percobaan Pemerikasaan Warna, Rasa, Bau, Kekeruhan, dan pH serta Penentuan Zat Padat Tersuspensi (TSS) II. Hari/Tanggal Percobaan Jumat, 28 Maret 2014 pkl 13.00 WIB III. Selesai Percobaan Jumat, 28 Maret 2014 pkl 15.00 WIB IV. Jenis Sampel dan asalnya Sampel Air Sumur V. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Untuk mengetahui kualitas air secara fisika, yaitu warna 2. Untuk mengetahui kualitas air secara fisika rasa, bau, dan kekeruhan 3. Untuk mengetahui derajat keasaman air 4. Untuk mengetahui zat padat tersuspensi VI. Tinjauan Pustaka A. Air Air adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui. Jumlahnya sangat melimpah di muka bumi ini tetapi sangat disayangkan kualitasnya mengalami penurunan dikarenakan aktivitas manusia yang berdampak pada pencemaran lingkungan hidup. Dengan adanya penurunan kualitas air ini, saat ini sangat sulit menemukan air bersih untuk dikonsumsi manusia maupun untuk industri. Air berasal dari dua sumber yaitu air permukaan (surface water) dan air tanah (ground water). Air permukaan adalah air yang berada di danau, waduk, rawa, sungai dan

Upload: rizani-rise-haling

Post on 07-May-2017

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kimia lingkungan

I. Judul Percobaan

Pemerikasaan Warna, Rasa, Bau, Kekeruhan, dan pH serta Penentuan Zat Padat

Tersuspensi (TSS)

II. Hari/Tanggal Percobaan

Jumat, 28 Maret 2014 pkl 13.00 WIB

III. Selesai Percobaan

Jumat, 28 Maret 2014 pkl 15.00 WIB

IV. Jenis Sampel dan asalnya

Sampel Air Sumur

V. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Untuk mengetahui kualitas air secara fisika, yaitu warna

2. Untuk mengetahui kualitas air secara fisika rasa, bau, dan kekeruhan

3. Untuk mengetahui derajat keasaman air

4. Untuk mengetahui zat padat tersuspensi

VI. Tinjauan Pustaka

A. Air

Air adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui. Jumlahnya sangat

melimpah di muka bumi ini tetapi sangat disayangkan kualitasnya mengalami

penurunan dikarenakan aktivitas manusia yang berdampak pada pencemaran

lingkungan hidup. Dengan adanya penurunan kualitas air ini, saat ini sangat sulit

menemukan air bersih untuk dikonsumsi manusia maupun untuk industri.

Air berasal dari dua sumber yaitu air permukaan (surface water) dan air tanah

(ground water). Air permukaan adalah air yang berada di danau, waduk, rawa,

sungai dan badan air lain yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah sedangkan

air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah dapat berupa

air sumur dalam maupun air sumur dangkal. Air sumur dalam ialah air yang telah

merembes melalui lapisan-lapisan mineral masuk ke tanah, dimana selama

perembesan bahan-bahan organiknya tertahan, sehingga air sumur dalam dapat

diminum karena bebas dari bakteri sebaliknya air sumur dangkal tidak dapat

langsung diminum.

Page 2: kimia lingkungan

B. Pencemaran Air

Pencemaran air didefenisikan sebagai perubahan langsung atau tidak langsung

terhadap keadaan air yang berbahaya atau berpotensi menyebabkan penyakit atau

gangguan bagi kehidupan makhluk hidup. Perubahan langsung dan tidak langsung

ini dapat berupa perubahan fisik, kimia, termal, biologi, atau radioaktif. Kualitas air

merupakan salah satu faktor dalam menentukan kesejahteraan manusia. Kehadiran

bahan pencemar di dalam air dalam jumlah tidak normal mengakibatkan air

dinyatakan sebagai terpolusi.

Beberapa indikator terhadap pencemaran air dapat diamati dengan melihat

perubahan keadaan air dari keadaan yang normal, diantaranya: (1) adanya perubahan

suhu air, (2) adanya perubahan tingkat keasaman, basa dan garam (salinitas ) air, (3)

adanya perubahan warna, bau dan rasa pada air, (4) terbentuknya endapan, koloid

dari bahan terlarut, dan (5) terdapat mikroorganisme di dalam air

Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas

air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan

kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri,

domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain

menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan,

kerusakan, dan bahaya bagi semua mahkluk hidup yang bergantung pada sumber

daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan dan perlindungan sumber daya air

secara seksama.

Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan

global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan

tanah atau daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan,

maka air tersebut sudah tercemar. Pengolahan tanah yang kurang baik akan dapat

menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar dengan tanah endapan. Dengan

demikian banyak sekali penyebab terjadinya pencemaran air ini, yang akhirnya akan

bermuara ke lautan, menyebabkan pencemaran pantai dan laut sekitarnya.

Pengolahan sumber daya air sangat penting, agar dapat dimanfaatkan secara

berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah pengelolaan

yang dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi data kualitas air, mencakup

kualitas fisika, kimia dan biologi. Namun, sebelum melangkah pada tahap

Page 3: kimia lingkungan

pengelolaan, diperlukan pemahaman yang baik tentang terminology, karateristik,

dan interkoneksi parameter kualitas-kualitas air.

C. Sumber Air

Sebagian besar (71%) dari permukaan bumi tertutup oleh air. Sekalipun air

jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam, melainkan bersikulasi akibat

pengaruh cuaca, sehingga terjadi suatu siklus yang disebut siklus hidrologis. Dari

siklus hidrologis ini dapat dilihat adanya berbagai sumber air tawar yang dapat pula

diperkirakan kualitas dan kuantitasnya secara sepintas. Sumber-sumber air tersebut

adalah (i) air permukaan yang merupakan air sungai dan danau. (ii) air tanah yang

tergantung kedalamannya bisa disebut air tanah dangkal atau air tanah dalam. (iii)

air angkasa, yaitu air yang berasal dari atmosfir, seperti hujan dan salju.

Pengambilan sampel di sungai yang dekat muara atau laut yang dipengaruhi oleh air

pasang harus dilakukan agak jauh dari muara. Adapun pengambilan sampel air

sungai dapat dilakukan di lokasi-lokasi sebagai berikut :

1. Sumber alamiah, yaitu lokasi yang belum pernah atau masih sedikit mengalami

pencemaran.

2. Sumber air tercemar, yaitu lokasi yang telah mengalami perubahan atau di

bagian hilir dari sumber pencemar.

3. Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi penyadapan atau pemanfaatan

D. Kualitas Air

Baku mutu air pada sumber air adalah batas kadar yang diperkenankan bagi

zat atau bahan pencemar terdapat di dalam air, tetapi air tersebut tetap dapat

diguakan sesuai dengan kriterianya. Menurut peruntukannya, air pada sumber air

dapat dikategorikan menjadi empat golongan, yaitu:

Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan segai air minum secara langsung

tanpa diolah terlebih dahulu.

Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah

sebagai air minum dan keperluan rumah tangga lainnya.

Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan.

Page 4: kimia lingkungan

Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan

dapat digunakan untuk usaha perkotaan, industry, dan listrik tenaga air.

Sesuai dengan ketentuan badan dunia (WHO) maupun badan setempat

(Departemen Kesehatan) serta ketentuan/peraturan lain yang berlaku seperti APHA

(American Public Health Association), layak idaknya air untuk kehidupan manusia

ditentukan berdasarkan persyaratan secara fisik, secara kimia, dan secara biologis.

Pada hakikatnya, pemantauan kualitas air pada perairan umum memiliki tujuan

sebagai berikut:

Mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia, dan biologi.

Membandingkan nilai kualitas air tersebut dengan baku mutu sesuai dengan

peruntukannya menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20 tahun

1990.

Menilai kelayakan suatu sumber daya air untuk kepentingan tertentu

1. Kualitas Air secara Fisika

a. Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya gahan-bahan organik dan

anorganik, seperti lumpur dan buangan dari permkiman tertentu yang

menyebabkan air air sungai menjadi keruh. Air yang mengandung kekeruhan

tinggi akan mengalami kesulitan kalau diproses untuk sumber air bersih.

Kesulitannya antara lain dalam proses penyaringan.

b. Warna

Warna air berubah bergantung kepada warna buangan yang memasuki badan air.

Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air dan mengakibatkan

terganggunya proses fotosintesis. Untuk kepentingan keindahan, warna air

sebaiknya tidak melebihi 15 PtCo. Sumber air untuk kepentingan air minum

sebaiknya memiliki nilai warna antara 5-50 PtCo.

c. Temperatur

Kenaikan temperature atau suhu di dalam badan air, dapat menyebabkan

penurunan kadar oksigen terlarut (DO atau Dissolved Oxygen) air. Naiknya suhu

air akan menimbulkan akibat sebagai berikut:

Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air

Page 5: kimia lingkungan

Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.

Mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya.

Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya

mungkin akan mati.

d. Bau dan Rasa

Bau dan Rasa yang terdapat di dalam air baku apat dihasilkan oleh kehadiran

organisme seperti mikroalga dan bakteri. Dari segi estetika, air yang berbau,

apalagi bau busuk sperti bau teller yang membusuk (oleh H2S misalnya), ataupun

air yang berasa secara alami, tidak dikehendaki dan tidak dibenarkan oleh

peraturan dan ketentuan yang berlaku.

2. Kualitas secara Kimia

Kualitas air secara kimia meliputi sebagai berikut:

a. Nilai pH

pH air minum yang baik berkisar 5-8. Air dengan pH lebih tinggi (basa)

biasanya disebabkan adanya pencemaran natrium bikarbonat dan jika

dikonsumsi bisa mengakibatkan penurunan pencernaan dan penyerapan mineral

ransum, seperti kalsium, fosfor, magnesium dan kalium. Begitu juga sebaliknya

air yang asam (pH rendah) akan mengganggu kesehatan dan mempermudah

infeksi parasit. Kedalaman sumur biasanya berpengaruh pada tingkat pH air

minum. Sumur dengan kedalaman 30 m airnya cenderung asam sedangkan di

kedalaman 100 m atau lebih, airnya biasanya basa. Sumur dengan kedalaman

sebesar 50-60 m biasanya mengandung air dengan pH yang optimal. Air minum

yang basa bisa diatasi dengan penambahan senyawa asam, seperti asam cuka,

asam sitrat atau asam organik (asam asetat, propionat). Sebaliknya, air yang

asam bisa ditingkatkan pH-nya dengan menambahkan kapur soda (NaHCO3).

Guna memastikan pH air telah sesuai dapat dilakukan pemeriksaan dengan

kertas indikator universal (kertas lakmus) atau pH meter.

b. Kandungan senyawa kimia dalam air Contohnya: Logam berat seperti Hg (air

raksa) dan Pb (timbal) merupakan zat kimia berbahaya jika masuk kedalam air.

c. Kandungan residu atau sisa.

Page 6: kimia lingkungan

Misalnya: residu pestisida, deterjen, kandungan senyawa toksik atau racun, dan

sebagainya.

3. Sedimen dan Tersuspensi

Bahan partikel yang tidak terlarut seperti pasir, lumpur, tanah, dan bahan kimia

inorganic dan organic menjadi bentuk bahan tersuspensi di dalam air, sehingga

bahan tersebut menjadi penyebab polusi tertinggi dalam air. Kebanyakan sungai dan

daerah aliran sungai selalu membawa endapan lumpur yang disebabkan erosi

alamiah dari pinggir sungai. Partikel yang tersuspensi menyebabkan kekeruhan

dalam air, sehingga mengurangi kemampuan ikan dan organisme air lainnya

memperoleh makanan, mengurangi tanaman air melakukan fotosintesis, pakan ikan

menjadi tertutup lumpur, insang ikan kerang tertutup oleh sedimen dan akan

mengakumulasi bahan beracun seperti pestisida dan senyawa logam.

Tabel ambang batas zat yang diperbolehkan didalam air

Page 7: kimia lingkungan

Botol Plastik

Air sampel

DilubangiDiisi dengan 20 gram batu/kerikil+ 140 gram batu/kerikil+ 60 gram pasir+15 gram ijuk+ Air SumurDisaring

20 mL Sampel Air

Hasil

Dimasukkan dalam tabung reaksi Dibandingkan dengan aquades dan air sebelum difilter

VII. Cara Kerja

1. Penyaringan Air Sumur

2. Pemeriksaan Warna

Page 8: kimia lingkungan

20 mL Sampel Air

Hasil

Dimasukkan dalam tabung reaksi Dibandingkan dengan aquades dan air sebelum difilter

Sampel Air

Hasil

Diuji rasanyaDibandingkan Standart

Sampel Air

Hasil

Dimasukkan gelas kimiaDipanaskan pada suhu 40oCDicium bau yang keluar

3. Pemeriksaan Kekeruhan

4. Pemeriksaan Rasa dan Bau

Page 9: kimia lingkungan

Sampel Air

Hasil

Dicelupkan elektroda Ditunggu sampai angka munculDibandingkan

Kertas Saring

Hasil

Diberi nomorDiletakkan dialat penyaringDilewatkan 40 mL air aquadesDioven 1 jam pada suhu 103 – 105 oCDikeluarkan dan didinginkan dalam desikatorTimbang

5. Penentuan pH

6. Penentuan Zat Padat Tersuspensi

a. Penimbangan Kertas Saring

Page 10: kimia lingkungan

Kertas Saring

Hasil

Diberi nomorDiletakkan dialat penyaringDilewatkan 40 mL air sampelDioven 1 jam pada suhu 103 – 105oCDikeluarkan dan didinginkan dalam desikatorTimbang

b. Pengujian pada Sampel

Page 11: kimia lingkungan

Botol Plastik

Air sampel

DilubangiDiisi dengan 20 gram batu/kerikil+ 140 gram batu/kerikil+ 60 gram pasir+15 gram ijuk+ Air SumurDisaring

VIII. Hasil Pengamatan

No Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan Kesimpulan

1. Sebelum :

Batu/kerikil :

butiran hitam

Pasir : Hitam

Sapu ijuk : Berserat

warna coklat

Arang : hitam

Air sumur : kuning

Sesudah :

Air sumur setelah

difilter menjadi

coklat

Fungsi kerikil :

menyaring

kotoran besar /

kasar. Dan

sebagai celah

agar air dapat

mengalir pada

lubang bawah

Fungsi Ijuk :

menyaring

kotoran halus

Fungsi pasir :

mengendapkan

kotoran – kotoran

halus yang masih

lolos dari ijuk

Fungsi arang :

menghilang bau

Jadi filter yang

berisi

Batu/kerikil,

Pasir, ijuk, dan

arang dapat

digunakan

sebagai filter

air.

2 Pemeriksaan warna -Aquades = larutan

tidak berwarna

-Air sampel sebelum

difilter = coklat

(+)

-Air sampel setelah

difilter = coklat (-)

Air yang

memiliki kualitas

air yang baik

adalah yang tidak

berwarna tampak

bening dan jernih

Jadi air yang

memiliki

kualitas air

yang baik

adalah aquades

3 Pemeriksaan rasa -Aquades = tidak

berasa

-Sebelum difilter =

asin

Kualitas air

bersih yang baik

adalah tidak

berasa. Rasa

dapat ditimbulkan

Jadi air yang

memiliki

kualitas air

yang baik

20 ml contoh air

-Dimasukkan dalam

tabung reaksi

-Dibandingkan warnanya

dengan standart

Hasil

Sampel air

-Diuji organolaptik rasa

Hasil

Page 12: kimia lingkungan

-Sesudah difilter =

asin

dari zat organik,

bakteri dan unsur

lain yang masuk

dalam badan air.

adalah aquades

4 Pemerikasaan bau -Aquades = tidak

berbau

-Sebelum difilter =

bau tanah

-Sesudah difilter =

bau pasir

Kualitas air

bersih adalah

tidak berbau ,

karena bau ini

dapat ditimbulkan

oleh pembusukan

zat organik

Jadi air yang

memiliki

kualitas air

yang baik

adalah aquades

5 Pemeriksaan kekeruhan -Aquades = tidak

keruh

-Sebelum difilter =

keruh

-Sesudah difilter =

keruh(-)

Jadi air yang

memiliki

kualitas air

yang baik

adalah aquades

Sampel air

-Dimasukkan dalam

botol bermulut sempit

-Dipanaskan sampai

suhu 40oC

-Dibuka

-Dicium bau yang keluar

Hasil

100 ml sampel air

-Dimasukkan dalam

tabung turbidimeter

-Diperiksa kekeruhan

-Dibandingkan dengan

standart

Hasil

Page 13: kimia lingkungan

6 Penentuan pH -Aquades = 7,92

-Sebelum filter =

8,41

-Sesudah filter =

8,48

Kualitas air

bersih yang baik

adalah yang

memiliki pH

netral antara 6,8-

8,5

Karena air

aquades, air

sebelum difilter

dan yang

sesudah difilter

terdapat pada

range pH pada

air bersih yang

baik maka

ketiga air

tersebut dapat

dikatakan baik

7 Penentuan zat padat tersuspensi -Aquades = jernih

-Air sampel = keruh

(-)

-Berat kertas saring

= 0,3610 gram

-Berat kertas +

residu = 0,3689

gram

-Volum contoh = 40

ml

-Mg/l zat tersuspensi

= 197,5 mg/l

Ambang batas

dari zat padat

tersuspensi

adalah 80 mg/l

Jadi sampel

memiliki kadar

zat padat

tersuspensi

yang melebihi

ambang batas

yaitu 197,5

mg/l dan tidak

dapat dikatakan

baik.

Hasil

Kertas saring

- Dicuci

- Diberi nomer

- Diletakkan diatas corong

saring

- Delewatkan 40 mL aquades

(1), dan sampel (2)

- Diambil kertas saring

- Dioven selama 1 jam pada

suhu 103-105oC

- Dikeluarkan

- ditimbang

Hasil

Sampel air

-Dicelupkan elektroda

pH meter dalam air

sampel

-Ditunggu sampai angka

yang muncul stabil

-Dibandingkan dengan

standart

Page 14: kimia lingkungan

IX. Pembahasan

A. Proses Filtrasi

Filter air yaitu suatu alat yang berfungsi untuk menyaring dan menghilangkan

kontaminan di dalam air dengan menggunakan penghalang atau media, baik secara

proses fisika, kimia maupun biologi. Filter air dapat digunakan secara luas untuk

irigasi, air minum, akuarium dan kolam renang.

Alat filter sederhana diisi secara berurutan yaitu arang, batu/kerikil, pasir, dan

ijuk. Skema gambarnya dapat dilihat dibawah ini :

Fungsi dari bahan – bahan adalah sebagai berikut :

Batu/kerikil : Menyaring kotoran-kotoran kasar

Pasir : Saringan pasir bertujuan untuk mengurangi kandungan lumpur dan

bahan-bahan padat yang ada di air. Ukuran pasir untuk menyaring

bermacam-macam, tergantung jenis bahan pencemar yang akan

disaring. Pengamatan tentang bahan padat yang terapung, seperti

potongan kayu, dedaunan, sampah, dan kekeruhan air perlu dilakukan

untuk menentukan ukuran pasir yang akan dipakai. Semakin besar

bahan padat yang perlu disaring, semakin besar ukuran pasir yang

digunakan. Umumnya, air kotor yang akan disaring oleh pasir

mengandung bahan padat dan endapan lumpur. Karena itu, ukuran

pasir yang dipakai pun tidak terlalu besar. Yang lazim dimanfaatkan

Page 15: kimia lingkungan

ialah pasir berukuran 0.2 mm – 0.8 mm. Saringan pasir hanya mampu

menahan bahan padat terapung. Pasir tidak bisa menyaring virus atau

bakteri pembawa bibit penyakit. Itulah sebabnya air yang sudah

melewati saringan pasir masih tetap harus disaring lagi oleh media

lain.

Ijuk : Berfungsi sebagai penyaring kotoran yang berukuran sedang atau

partikel-partikel berukuran sedang sebelum penyaring pasir.

Umumnya ijuk merupakan saringan lanjutan setelah seluruh kotoran

tersaring dan bebas dari mikroorganisme. Posisi ijuk berada palinmg

dasar pada proses penyaringan.

Arang : Arang memiliki sifat sebagai karbon aktif. Sifat Karbon aktif ini

sangat disuka sebagai habitat oleh beberapa jenis bakteri sehinga

bakteri lebih memilih tinggal di situ dari pada ikut bersama air.

Termasuk juga didalamnya bakteri yang menimbulkan bau pada air,

sehingga karbon aktif juga dikenal sifatnya untuk menghilangkan

bau. Arang juga memiliki fungsi sebagai penyerap bahan-bahan

kimia pencemar air dan arang juga bisa menahan benda-benda

padat yang mengotori air. Namun, fungsi utamanya tetap untuk

mengurangi warna dan bau air kotor. Karena berfungsi sebagai

penyerap mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang tergantung

di air kotor, setelah beberapa waktu, arang akan tidak efektif lagi.

Ciri ketidakefektifannya ialah air yang tersaring sudah tidak begitu

jernih lagi.

Pasir dan kerikil harus dibersihkan terlebih dahulu, hal ini untuk menjaga agar

kuantitas dan kualitas air bersih yang dihasilkan selalu terjaga dan yang terpenting

adalah tidak terjadi penumpukan patogen / kuman pada saringan. Sedangkan arang

tidak perlu untuk dibersihkan terlebih dahulu karena sudah diaktifkan dengan panas

(oven) sehingga tidak perlu dicuci. Kemudian air yang dialirkan kedalam alat filtrasi

sederhana. Air sumur yang semula berwarna kuning menjadi kuning (--).

B. Pengujian Warna, rasa, bau, dan Kekeruhan

Pada pengujian warna, rasa, bau, dan kekeruhan dilakukan dengan metode

pengamatan organoleptik. Organoleptik (Uji organoleptik atau uji indera atau uji

Page 16: kimia lingkungan

sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat

utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Uji organoleptik atau

uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera

manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk.)

Warna air dapat disebabkan oleh adanya ion – ion logam alam (besi dan

mangan), humus, plankton, tanaman air, dan buangan industri. Warna air juga dapat

disebabkan oleh materi tersuspensi dan materi organik terlarut. Warna yang

disebabkan oleh materi tersuspensi adalah warna semu (apparent color) dan warna

yang disebabkan oleh material organik dalam bentuk koloid disebut warna sejati

(true color)

Syarat dari air yang baik salah satunya tidak berwarna oleh karena itu akan

dilakukan pengujian warna dari air.

Pengujian warna air dilakukan dengan memasukkan air aquadesh, air sumur

sebelum difiltrasi, air sumur setelah difiltrasi kedalam tabung reaksi kemudian

diamati secara organoleptik. Dihasilkan data sebagai berikut :

Jenis Air Hasil Pengamatan

Air Aquades Tidak berwarna

Air sumur sebelum

filtrasi

Kuning

Air sumur setelah filtrasi Kuning (-)

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh diatas, air yang memiliki kualitas air

yang baik yaitu air aquades karena persyaratan air bersih berdasarkan Peraturan

Menteri Kesehatan No 416/MENKES/PER/IX/1990 menyatakan bahwa syarat fisik

dari air bersih adalah tidak berwarna.

Bau adalah sebuah sifat yang menempel pasa sebuah benda yang diakibatkan

adanya zat organik ataupun anorganik yang tercampur di dalam air, umumnya

dengan konsentrasi yang sangat rendah, yang manusia terima dengan indera

penciuman, sehingga pengukuran bau dapat bersifat subyektif.

Pada penentuan bau pada air yaitu air aquadesh, air sumur sebelum difiltrasi,

air sumur setelah difiltrasi masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi

kemudian dipanaskan dalam penangas air, kemudian dicium bau yang muncul.

Jenis Air Hasil Pengamatan

Air Aquades Tidak berbau

Page 17: kimia lingkungan

Air sumur sebelum

filtrasi

Bau tanah

Air sumur setelah filtrasi Bau Pasir

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh diatas, air yang memiliki kualitas air

yang baik yaitu air aquades karena persyaratan air bersih berdasarkan Peraturan

Menteri Kesehatan No 416/MENKES/PER/IX/1990 menyatakan bahwa syarat fisik

dari air bersih adalah tidak berbau.

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat

organik pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas. Gas yang keluar dari

hasil dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi

adakalanya dapat mematikan biota yang ada di dalamnya.

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan

bau sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan. Rasa suatu perairan

dalam kondisi air berasa hambar, bila suatu periran sudah berwarna kurang baik

atau/dan bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang

enak.

Pengujian rasa air dilakukan dengan memasukkan air aquadesh, air sumur

sebelum difiltrasi, air sumur setelah difiltrasi kedalam tabung reaksi kemudian

dikecap dengan indra perasa. Dihasilkan data sebagai berikut :

Jenis Air Hasil Pengamatan

Air Aquades Tidak berasa

Air sumur sebelum

filtrasi

Asin

Air sumur setelah filtrasi Asin

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh diatas, air yang memiliki kualitas air

yang baik yaitu air aquades karena persyaratan air bersih berdasarkan Peraturan

Menteri Kesehatan No 416/MENKES/PER/IX/1990 menyatakan bahwa syarat fisik

dari air bersih adalah tidak berasa.

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air. Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme. Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut, dan bila air

Page 18: kimia lingkungan

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak. Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan. Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar.

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air. Misalnya

vegetasi perairan berakar dan ganggang, mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan.

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung, buangan industri

dan mikroorganisme. Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi. Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut.

Pengujian kekeruhan air dilakukan dengan memasukkan air aquadesh, air

sumur sebelum difiltrasi, air sumur setelah difiltrasi kedalam tabung reaksi

kemudian diuji secara organoleptik. Dihasilkan data sebagai berikut :

Jenis Air Hasil Pengamatan

Air Aquades Tidak keruh

Air sumur sebelum

filtrasi

Tidak keruh

Air sumur setelah filtrasi Tidak keruh

Berdasarkan parameter tingkat kekeruhan pada air aquades, air sumur sebelum

filtrasi, dan air sumur setelah filtrasi memiliki tingkat kekeruhan yang sama yaitu

tidak keruh. Karena parameter fisika tentang kekeruhan hanya dilakukan secara

organoleptik dengan indra penglihatan sehingga hasil yang didapat juga sangat

terbatas dan hasil yang didapatkan hanya kualitatif dan bukan kuantitatif.

C. Pengujian pH

pH adalah cerminan derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion hidrogen

menggunakan rumus pH = -log (H+). Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam

jumlah berimbang hingga Ph air murni biasa 7. Makin banyak banyak ion OH+

dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi pH. Cairan demikian disebut

Page 19: kimia lingkungan

cairan alkalis. Sebaliknya, makin banyak H+ makin rendah PH dan cairan tersebut

bersifat masam. Ph antara 7 – 8,5 sangat memadai kehidupan bagi air.

Pengukuran nilai pH pada air aquades, air sumur sebelum filter, dan air sumur

sesudah filter diukur dengan menggunakan pH meter. Berdasarkan percobaan yang

telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :

Jenis Air Nilai pH

Air Aquades 7,92

Air sumur sebelum

filtrasi

8,41

Air sumur setelah filtrasi 8,48

Berdasarkan data tersebut pH yang diperoleh pada ketiga jenis air masih dalam taraf

aman. Karena apabila air terlalu asam dapat menyebabkan kandungan oksigan

terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun dan aktivitas

naik. Sedangkan pH yang terlalu basa pada umumnya mempunyai konsentrasi alkali

karbonat yang lebih tinggi. Alkali karbonat menimbulkan noda alkali dan

meningkatkan farmasi pengapuran pada permukaan yang keras.

D. Pengujian Zat Padat Tersuspensi

Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut

dan tidak langsung mengendap, terdiri dari partikel yang ukuran maupun beratnya

lebih kecil dari sedimen.

Pada penentuan zat padat tersuspensi dibagi menjadi dua bagian yaitu penimbangan

kertas saring dan pengujian pada sampel. Pada penimbangan kertas saring yang

dilakukan yaitu kertas saring diberi nomor kemudian kertas saring diletakkan dialat

penyaring untuk menyaring air aquades 40 mL. Setelah itu dikeringkan pada oven

dengan suhu 103-105oC selama 1 jam. Setelah itu sampel dikeluarkan dan

didinginkan dalam desikator, dan kemudian ditimbang. Berat yang diperoleh yaitu

0,3610 gram.

Pengujian pada sampel perlakuannya yaitu kertas saring diberi nomor kemudian

kertas saring diletakkan dialat penyaring untuk menyaring air sampel 40 mL. Setelah

itu dikeringkan pada oven dengan suhu 103-105oC selama 1 jam. Setelah itu sampel

dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator, dan kemudian ditimbang. Berat yang

diperoleh yaitu 0,3665 gram.

Page 20: kimia lingkungan

Berdasarkan data yang telah diperoleh dihitung nilai zat padat tersuspensinya

menggunakan rumus sebagai berikut :

mg / l zat tersuspensi= (a−b ) x1000c

x 1000

Dimana,

a : Berat kertas + residu

b : Berat Kertas saring kosong

c : Volume contoh air

mg / l zat tersuspensi= (0,3665−0,3610 ) x 100040

x1000=137,5mg/l

Berdasarkan hasil yang diperoleh TSS masih melebihi dari ambang batas. Karena

menurut Kep-51/MENLH/10/1995 ambang batas dari zat padat tersuspensi yaitu 50

mg/l.

X. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Alat filtrasi secara sederhana yang dibuat kurang optimal untuk menyaring air, ini

mungkin dapat disebabkan karena pengaruh banyak dikitnya bahan yang

ditambahkan.

Penentuan warna, rasa, bau, dan kekeruhan diamati secara organoleptik berdasarkan

panca indra.

Berdasarkan parameter warna aquades memiliki kualitas air yang baik karena tidak

berwana, sedangkan air sumur sebelum, dan sesudah difiltrasi belum dapat dikatakan

baik.

Berdasarkan parameter bau aquades memiliki kualitas air yang baik karena tidak

berbau, sedangkan air sumur sebelum, dan sesudah difiltrasi belum dapat dikatakan

baik.

Berdasarkan parameter rasa aquades memiliki kualitas air yang baik karena tidak

berwana, sedangkan air sumur sebelum, dan sesudah difiltrasi belum dapat dikatakan

baik.

Berdasarkan parameter kekeruhan air aquades, air sumur sebelum, dan sesudah

filtrasi memiliki kualitas air yang baik karena tidak keruh.

Berdasarkan parameter kimia yang berupa pH aquades air aquades, air sumur

sebelum, dan sesudah filtrasi memiliki kualitas air yang baik karena tidak melibi

range pH 6,8 – 8,5

Page 21: kimia lingkungan

Berdasarkan parameter zat padat tersuspensi yang terdapat dalam sampel melebihi

ambang batas, sehingga tidak dapat dikatakan air yang memiliki kualitas air yang

baik.

XI. Daftar Pustaka

Efendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Hadi,Anwar. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. PT Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Nasution, Rozaini. 2013. Teknik Sampling. http://library.usu.id/download/fkm/fkm-

rozaini.pdf. Diakses pada tanggal 3 April 2014.

Tarigan, M.S, dan Edward, 2003, Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total

Suspended Solid) di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara, MAKARA, SAINS,

VOL. 7, NO. 3