kesehatan masyarakat
TRANSCRIPT
Mega Melita
Kematian Ibu dan Anak
Mega Melita
10 -2010 - 398
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
JAKARTA 2013
Korespondensi : Mega Melita / 10.2010.398 / A-4 / [email protected]
Bab I
Pendahuluan
I. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sangat
tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000
kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan
kesepakatam global (Millenium Development Goals/MDG’s 2000) pada tahun 2015, diharapkan
angka kematian ibu menurun 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 KH dan angka
kematiaan bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 100 KH.1
Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang
terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu perdarahan dan segera
setelah persalinan yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi
pueperium(8%), partus macet (5%), abortus (5%), trauma obstetric (5%), emboli (3%) dan lain-
lain (11%) (SKRT 2011).
1
Tingginya AKI dan AKB di Indonesia ini, antara lain disebabkan oleh belum
memadainya pelayanan kesehatan dikarenakan akses ketersediaan pelayanan (sarana, tenaga,
dana, metode yang tepat, dan kondisi geografis), sehingga masih banyak yang masih di tolong
oleh tenaga non-medis (dukun beranak). Pertolongan persalinan dengan tenaga non-medis ini
cukup rawan, terutama bila penolong kurang memahami tata cara menolong persalinan yabg
sehat.
II. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang di atas maka didapatkan permasalahan yang ada :
1. Indonesia masih menduduki Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) yang sangat tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Pada tahun
2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, Angka
Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup.
2. Belum maksimalnya peran pelayanan kesehatan dalam membantu persalinan di
Indonesia. Persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin (Quintile 1)
baru mencapai sekitar 69,3%.sedangkan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%
TUJUAN PENULISAN
Diketahuinya tingginya jumlah kematian ibu dan anak oleh karena pertolongan persalinan
dan kurangnya pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil akan pentingnya kesehatan
sesuai dengan standar kesehatan serta bagaimana pemecahan permasalahannya.
MANFAAT
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi masyarakat, petugas kesehatan,
serta pemangku akan kepentingan penurunan angka kematian ibu dan anak dalam rangka
upaya peningkatan kualitas dan kulitas kehidupan.
2
Bab II
Isi
I. Pengertian Kematian Maternal
Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik atau buruknya pelayanan kebidanan
(maternity care) dalam suatu Negara atau daerah ialah kematian maternal (maternal mortality).
WHO mendefinisikan kematian maternal sebagai kematian seorang wanita saat hamil atau dalam
42hari setelah terminasi kehamilan,terlepas dari durasi dan tempat kehamilan, dari setiap
penyebab yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi bukan dari insidental
penyebab.2
Definisi ini memungkinkan identifikasi kematian ibu, berdasarkan penyebabnya, baik
secara langsung ataupun tidak langsung. Kematian ibu secara langsung adalah akibat komplikasi
pada waktu kehamilan, persalinan, dan nifas, intervensi, kelalaian,pengobatanyang salah, atau
peristiwa yang dihasilkan dari hal-hal di atas. Kematian akibat komplikasi,misalnya, perdarahan
obstetrik atau gangguan hipertensi pada kehamilan, atau mereka karena komplikasi anestesi atau
operasi caesar, ini diklasifikasikan sebagai kematian dengan penyebab secara langsung.
Kematian ibu secara tidak langsung adalah mereka yang mati diakibatkan dari penyakit yang
sudah ada sebelumnya, atau dari penyakit yang berkembang selama kehamilan. 2-3
II. Penyebab kematian maternal
definisi kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42
hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan
tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.
Lima penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan, infeksi, eklampsia, partus lama,
dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, yaitu
sebanyak 51%. Kekurangan Energi Protein (KEP) dan Kekurangan Energi Kalori, yaitu
sebanyak 4,8%.4-5
Penyebab kematian ibu terbanyak masih didominasi perdarahan (32%), disusul
Hipertensi dalam kehamilan(25%), Infeksi (5%), Partus lama (5%), dan Abortus (1%).Penyebab
Lain-lain (32%) cukup besar, termasuk didalamnya penyebab penyakit non obstetrik.
3
Komplikasi persalinan sebagian besar dapat dicegah, bila kesehatan ibu selama hamil
selalu terjaga melalui pemeriksaan antenatal care yang teratur dan pertolongan persalinan yang
bersih dan aman.1
Dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu
pada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Mother Hood” yaitu; 1) Keluarga berencana, 2)
Pelayanan antenatal care, 3) Persalinan yang aman, 4) Pelayanan obstetric essensial. Pilar yang
kedua yaitu pelayanan antenatal care yang tujuan utamanya mencegah komplikasi obstetri dan
memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.
Selain itu ada faktor penyebab tidak langsung yaitu 3 Terlambat : (1) terlambat
mengenali tanda bahaya persalinan (2) Terlambat di rujuk ke RS dan (3) terlambat ditangani oleh
petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Dan faktor 4 terlalu : (1) terlalu tua hamil
>35tahun (27%), (2) terlalu muda untuk hamil < 20 tahun (2,6%), (3) terlalu banyak jumlah
>4anak (11,8%), dan (4) terlalu dekat jarak kelahiran kurang dari 2 tahun.6
Program Puskesmas:
Program wajib yang telah standar dilakukan sesuai pengamatan dan pengalaman penulis,
antara lain:
Promosi Kesehatan (Promkes)
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Sosialisasi Program Kesehatan
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
Surveilens Epidemiologi
Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS (Infeksi Menular
Seksual), Rabies
Program Pengobatan :
Rawat Jalan Poli Umum
Rawat Jalan Poli Gigi
Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan
4
Unit Gawat Darurat (UGD)
Puskesmas Keliling (Puskel)
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana),
Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun
Upaya Peningkatan Gizi
Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi
Kesehatan Lingkungan :
Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban
keluarga), TTU (tempat-tempat umum), Institusi pemerintah
Survey Jentik Nyamuk
Pencatatan dan Pelaporan :
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
Sesuai dengan pembahasan, program kesehatan yang akan dibahas pada makalah ini adalah KIA
dan KB yang berhubungan dengan kematian maternal.
Kesehatan Ibu dan anak2,3
Pemeriksaan kehamilan / Antenatal care ( ANC) K1 K4
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu:
Satu kali trimester pertama
Satu kali trimester kedua
Dua kali trimester ketiga.
Pemeriksaan kehamilan di lakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai berikut :
Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat
satu bulan.
Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan.
Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan.
Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.
5
Jenis Pemeriksaan yang dilakukan dalam antenatal care
Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan fisik umum
Tinggi badan
Berat badan, TTV : Tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
2) Kepala dan leher
Edema pada wajah
Ikterus pada mata
Mulut pucat
Leher, pembesaran kelenjar tiroid
3) Tangan dan kaki
Edema di ujung jari
Kuku jari pucat
Varices vena
Reflek/patella resiko atau tidak
4) Payudara
Ukuran simetris
Puting susu menonjol atau masuk
Keluarnya kolustrum atau cairan lain
Massa, ada/tidak ada
Nodul axilla
5) Abdomen
Luka bekas operasi
Tinggi fundus uteri (jika > 12 minggu)
Letak presentasi, posisi dan penurunan kepala (kalau > 36 minggu)
Denyut jantung janin (DJJ) jika > 18 minggu
6) Genetalia Luar (Eksternal)
Varices
6
Perdarahan
Luka
Cairan yang keluar
Pengeluaran dari uretra dan skene
Kelenjar bartholin, bengkak (massa), cairan yang keluar
7) Genetalia Dalam (Internal)
Serviks meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi mobilitas, tertutup atau
terbuka.
Vagina meliputi cairan yang keluar
Ukuran adneksa, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan massa (pada trimester pertama)
Jadwal Pemeriksaan Antenatal care3
Memperhatikan batasan dan tujuan pelayanan antenatal care, maka jadwal pemeriksaan
sebagai berikut
1) Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid atau tidak
menstruasi.
2) Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2
minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia
kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.
3) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil
Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling
sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada
trimester kedua dan dua kali trimester tiga
Risiko Kehamilan3,4
Faktor risiko ialah setiap faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian
ibu (maternal) dan bayi. Faktor risiko di bagi 3, yaitu risiko rendah, sedang,tinggi.
7
1) Faktor risiko rendah = keadaan normal
2) Faktor risiko sedang
Faktor risiko sedang ialah faktor yang tidak langsung menimbulkan kematian, yaitu:
a) tinggi badan kurang dari 145cm
b) pendidikan ibu rendah
c) tingkat sosial ekonomi rendah
d) Hb kurang dari 8 g%
e) Tensi systole 130 – 160 diastole 85-100
f) Jarak usia anak kurang dari 2 tahun
g) Anak lebih dari 5
h) Primigravida kurang dari 20 tahun
i) Primi tua lebih dari 35 tahun
3) Faktor risiko tinggi
Faktor risiko tinggi merupakan penyebab yang erat kaitannya dengan kematian ibu atau
bayi, yaitu:
a) perdarahan antepartum
b) hipertensi lebih dari 160/95
c) pre- eklampsia berat
d) eklampsia
e) letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 38 minggu
f) letak sungsang pada primigravida
g) berat janin lebih dari 4 kg
h) penyakit jantung
i) ketuban pecaah dini
j) infeksi berat/sepsis
k) partus preterm
l) gemelli
m) riwayat obstetric buruk: Haemorrhagic Post Partum (HPP),Sectio Caesarum, dan
sebagainya. 4-5
Kematian ibu juga diakibatkan beberapa faktor risiko keterlambatan (Tiga Terlambat), di
antaranya
8
1) terlambat dalam pemeriksaan kehamilan,
2) terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan,
3) dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi.
Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.6
Imunisasi TT
Tetanus khususnya beresiko pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan bantuan dukun bayi
di rumah dengan peralatan yang tidak steril. Mereka juga beresiko ketika alat-alat yang tidak
bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan olesan-olesan tradisional atau abu digunakan
untuk menutup luka bekas potongan. 2,3
Upaya pencegahan tetanus neonatorum dilakukan dengan memberikan imunisasi TT
(Tetanus Toksoid) pada ibu hamil. Konsep imunisasi TT adalah life long imunization yaitu
pemberian imunisasi imunisasi TT 1 sampai dengan TT 5. Skema life long immunization adalah
sebagai berikut:
TT 0, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.
TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.
TT 2, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.
TT 3, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas satu.
TT 4, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas dua.
TT 5, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas tiga.
Manfaat Imunisasi TT
1. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000).
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia
kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
9
2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka
Waktu pemberian Imunisasi TT
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT
lengkap. TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada
kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan.
Tablet Fe4
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini
terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan
untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10
mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg
zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan
zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.
kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang.
Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg
untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Hal ini disebabkan
karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi
menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga,
volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat , ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk
memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak
untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan
darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali
lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.
Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C
meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat dapat mengikat Fe
sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan
makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe
sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula
10
diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena tablet Fe terbukti dapat
menurunkan kadar seng dalam serum.
Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat
ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk
profilaksis anemia
Pada setiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum tablet Fe yang cukup, hindari
meminum teh/kopi 1 jam sebelum/sesudah makan karena dapat mengganggu penyerapan zat
besi. Tablet Fe lebih dapat diserap jika disertai dengan mengkonsumsi vitamin C yang cukup.
Jika vitamin C dikonsumsi ibu dalam makanannya tidak tercukupi berikan tablet vitamin C 250
mg per hari.
Penolong persalinan
ada beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat.
Jenis tenaga tersebut adalah :
a. Tenaga profesional, meliputi : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, perawat bidan.
b. Dukun bayi, dibedakan menjadi :
1) Dukun terlatih : ialah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan
dan dinyatakan lulus.
2) Dukun tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan
atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
Sumber : www. Google. com
11
Pembinaan Dukun tidak terlatih / Paraji
Dalam praktiknya, melakukan pembinaan dukun di masyarakat tidaklah mudah. Masyarakat
masih menganggap dukun sebagai tokoh masyarakat yang patut dihormati, memiliki peran
penting bagi ibu-ibu di desa. Oleh karena itu, di butuhkan upaya agar bidan dapat melakukan
pembinaan dukun. Beberapa upaya yang dapat dilakukan bidan di antaranya adalah sebagai
berikut5
1. Melakukan pendekatan dengan para tokoh masyarakat setempat.
2. Melakukan pendekatan dengan para dukun.
3. Memberikan pengertian kepada para dukun tentang pentingnya persalinan yang bersih dan
aman.
4. Memberi pengetahuan kepada dukun tentang komplikasi-komplikasi kehamilan dan bahaya
proses persalinan.
5. Membina kemitraan dengan dukun dengan memegang asas saling menguntungkan.
6. Menganjurkan dan mengajak dukun merujuk kasus-kasus resiko tinggi kehamilan kepada
tenaga kesehatan.
klasifikasi materi yang di berikan untuk melakukan pembinaan dukun:
1. Promosi Bidan Siaga
Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan
dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan.
Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sasuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil
untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat di libatkan dalam perawatan bayi baru
lahir. Apabila cara tersebut dapat di lakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun
akan memberitaukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Ibu
dan bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi di wilayah tersebut semakin meningkat.
2. Pengenalan Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Rujukan
Dukun perlu mendapatkan peningkatan pengetahuan tentang perawatan pada ibu hamil,
sehingga materi tentang pengenalan terhadap ibu hamil yang beresiko tinggi, tanda bahaya
kehamilan, persalinan, nifas, dan rujukan merupakan materi yang harus di berikan, agar
dukun bayi dapat melakukan deteksi dini kegawatan atau tanda bahaya pada ibu hamil,
bersalin, nifas dan segera mendapatkan rujukan cepat dan tepat.
Berikut ini adalah materi-materi dalam pelaksanaan pembinaan dukun:
12
a. Pengenalan golongan resiko tinggi
Ibu yang termasuk dalam golongan resiko tinggi adalah ibu dengan umur terlalu muda
(kurang 16 tahun) atau terlalu tua (lebih 35 tahun), tinggi badan kurang dari 145 cm,
jarak antara kehamilan terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) atau terlalu lama (lebih dari
10 tahun), ibu hamil dengan anemia, dan ibu dengan riwayat persalinan buruk
(perdarahan, operasi, dan lain-lain)
b. Pengenalan tanda-tanda bahaya pada kehamilan
Pengenalan tanda-tanda bahaya pada kehamilan meliputi perdarahan pada kehamilan
sebelum waktunya; ibu demam tinggi; bengkak pada kaki, tangan dan wajah; sakit
kepala atau kejang; keluar air ketuban sebelum waktunya; frekuensi gerakan bayi
kurang atau bayi tidak bergerak; serta ibu muntah terus menerus; dan tidak mau makan
c. Pengenalan tanda-tanda bahaya pada persalinan
Tanda-tanda bahaya pada persalinan, yaitu bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak ibu
merasakan mulas, perdarahan melalui jalan lahir, tali pusat atau tangan bayi keluar dari
jalan lahir, ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang, air ketuban keruh dan
berbau, plasenta tidak keluar setelah bayi lahir, dan ibu gelisah atau mengalami
kesakitan yang hebat.
d. Pengenalan tanda-tanda kelainan pada nifas
Tanda-tanda kelainan pada nifas meliputi: perdarahan melalui jalan lahir; keluarnya
cairan berbau dari jalan lahir; demam lebih dari dua hari; bengkak pada muka, kaki atau
tangan; sakit kepala atau kejang-kejang; payudara bengkak disertai rasa sakit; dan ibu
mengalami gangguan jiwa.
Keluarga Berencana4,5
Pengertian
Keluarga berencana adalah perencanaan kehamlan,sehingga kehamilan hanya terjadi
pada waktu yang diinginkan.Jarak antara kelahiran diperpanjang,dan kelahiran
selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki,untuk
membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan sebaik-baiknya,menuju Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS0.
13
Kegiatan KB tidak hanya berupa penjarangan dan mengatur kehamilan,tetapi termasuk
kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan keluarga secara
menyeluruh.
Perencaan program keluarga berencana
a. Petugas puskesmas bersama-sama dengan petugas dinas kesehatan kabupaten
yang bersangkutan hendaknya membuat suatu rencana program secara
menyeluruh.
b. Petugas puskesmas hendaknya membicarakan rencana tersebut dengan pemuka
masyarakat dan pemuka-pemuka agama setempat dan membuat jadwal
pelaksanaan rencana tersebut
c. Petugas puskesma bersama-sama dengan petugas dinas kesehatan kabupaten
hendaknya membuat suatu rencana kerja yang terperinci untuk kegiatan keluarga
berencana,dengan memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
1. Fasilitas pelayanan yang ada,baik di puskesmas,maupun di sekitarnya
yang diselenggarakan oleh badan-badan lain (misalnya oleh PKBI danlain-
lain).
2. Sasaran pelayanan yaitu siapa-siapa yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana dan beberapa jumlah mereka.
3. Penjelasan-penjelasan tentang kegiatan dan carakeluarga berencana yang
akan diberikan.
4. Macam dan cara pelayanan yang akan diberikan.
Sarana dan kesempatan keluarga berencana
a. Pasangan yang seharusnya diberi pelayanan keluarga berencana
1. Mereka yang ingin mencegah kehamilan karena alsan pribadi.
2. Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran.Demi kesehatan ibu dan
anak,jarak kelahiran yang baik adalah tidak kurang dari 3 tahun
3. Mereka yang ingin membatasi jumlah anak
4. Keluarga seperti tersebut di bawah ini hendaknya dianjurkan
menggunakan kontrasepsi dan diberi semua penerangan yang
diperlukan.
a. Ibu yang menderita penyakit mendadak atau menahun (akut atau kronis).
14
b. Ibu berusia kurangdari 20 atau di atas 30 tahun
c. Ibu yang mempunyai lebih dari 5 orang anak
d. Ibu yang mempunyai riwayat kesukaran dalam persalinan,misalnya lahir-mati
berulang kali,operasi seksio sesarea dan lain-lain komplikasi.
e. Keluarga dengan anka-anak bergizi buruk
f. Ibu yang telah mengalamii keguguran berulang kali
g. Kepala-keluarganya tidak mempunyai pekerjaan tetap
h. Keluarga dengan rumah tinggal yang sempit
i. Keluarga yang taraf pendidikannya rendah,sedikit sekali pengertiannya tentang
pemeliharaan kesehatan.
5. Manfaat sebesar-besarnya akan tercapai,bila pasangan muda menggunakan kontrasepsi
sejak saat perkawinan dan sesudah mereka mempunyai satu atau dua orang anak.
b. Penentuan orang-orang yang memerlukan penerangan dan pelayanan keluarga
berencana.
Siapkan suatu peta dari tiap desa yang menunjukan rumah setiap pasangan yang
memenuhi syarta-syarat seperti di atas.
c. Kesempatan untuk memberikan penerangan dan pelayanan keluarga berencana
Tiap petugas kesehatan hendaknya mempergunakan setiap kesempatan untuk
memajukan keluarga berencana,mislanya pada waktu :
1. Perawat sedang merawat seorang bayi
2. Penderita sedang menunggu di klinik
3. Petugas sanitasi/P3M mengunjungi orang-orang di suatu daerah
4. Dokter mengobati seorang ibu dnegan kelainan berat,mislanya penyakit
jantung,paru,dan lain-lain.
d. Tempat-tempat yang terbaik digunakan untuk memajukan program keluarga
berencana adalah :puskesma,BKIA,klinik hamil,nifas dan penyakit
kandungan,ruang berslain rumah skait,dan pada waktu kunjungan rumah.
Kegiatan pelayanan keluarga berencana
Secara besar kegiatan pelayanan keluarga berencana meliputi :
a. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
15
Kesempatan yang dapat digunakan untuk penyuluhan adalah :
1. Kesempatan dalam klinik dan sasarannya
2. Kesempatan di luar klinik dan sasarannya
b. Pelayanan kontrasepsi
1. Metode pelayanan kontrasepsi
2.. Metode sederhana
3. Metode efektif
4. Metode mantap dengan operasi
c. Tempat pelayanan
a. Pelayanan kontrasepsi melalui klinik
b. Pelayanan kontrasepsi sfari keluarga berencana senyum terpadu
c. Pembinaan dan pengoyoman medis kontrasepsi peserta keluarga
berencana
d. Pelayanan rujukan keluarga berencana
e. Pencatatan dan pelaporan
Pola perencanaan keluarga
Untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda,jarak kelahiran
yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua perlu dibuat suatu perencanaan keluarga
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Perencanaan keluarga menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera dibagi atas 3 masa
menurut usia reproduksi istri sebagai berikut :
a. Masa menunda kewhamlan bagi pasangan usia subur dengan istri usia dibawah 20
tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.
b. Masa mengatur kesuburan (menjarangkan kehamilan ) periode usia istri antara 20-
30 tahun merupakan periode usia yang paling baik untuk melahirkan dnegan
jumlah anak dua orang dan jarak kelahiran anak ke I dan anak ke II adalah 3
sampai 4 tahun.
c. Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi) periode usia istri di atas 20 tahun
sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai dua orang anak
Pola dasar penggunaan kontrasepsi
16
Untuk dapat mewujudkan pelaksanaan pola perencanaan keluarga tersebut di atas dengan
baik maka diperlukan penggunaan kontrasepsi yang rasional ( menurut ilmu kesehatan)
yang sifat-sifatnya sesuai dengan ciri-ciri setiap amsa (periode ) perencanaan keluarga
tersebut.
• Masa menunda kehamilan/kesuburan:
1. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a. Reversibilitas yang tinggi,artinya kembalinya kesuburan dapat
terjamin hamper 100%.Hal ini penting karena periode ini
akseptor belum mempunyai anak.
b. Efektivitas ytang relative tinggi.Hal ini penting karena kegagalan
akan menyeybabkan terjadinya kehamilan dnegan resiko
tinggi,dan kegagalan ini merupakan kegagalan program.
2. Kontrasepsi yang cocok
Sesuai dnegan ciri-ciri yang diperlukan maka prioritas pertama kontrasepsi
yang disarankan adalah pil disusul AKDR mini dan kemudian cara
sederhana.
3. Alasan :
a. Umur dibawah 20 tahun adalah usia sebaiknya tidak mempunyai
anak dulu karena berbagai alsan.
b. Prioritas penggunaan kontrasepsi oral,karena peserta masih muda.
c. Penggunaan kondom kurang menguntungkan ,karena pasangan
muda masih sering bersenggama (frekuensi
tinggi),sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
d. Penggunaan AKDR mini bagi yang belum mempunyai anak pada
masa ini dapat dianjurkan,terlebih bagi calon peserta
dengan kontraindikasi terhadap pil oral.
• Masa mengatur kesuburan/menjarangkan kehamilan
1. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a. Efektivitas cukup tinggi
b. Reversibilitas cukup tinggi,karena akseptor masih mengharapkan
punya anak.
17
c. Dapat dipakai 3 sampai 4 tahun,yaitu sesuai dengan jarak kelahiran
yang direncanakan.
d. Tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI).
Ini penting karena ASI adalah makanan yang terbaik unutk bayi
sampai umur 2 tahun.penggunaan ASI akan mempengaruhi
angka kesuburan dan kematian anak.
2. Kontrasepsi yang cocok
Sesuai dengan ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan,maka prioritas pertama
kontrasepsi yang disarankan pada periode ini adalah AKDR disusul pil,sun
tikan,cara sederhana,suusk KB,kontrasepsi mantap.
3. Alasan :
a. Umur antara 20-30 tahun merupakan usia yang terbaik untuk
mengandung dan melahirkan.
b. Segera setelah anak pertama lahir,maka dianjurkan untuk memakai
AKDR sebagai pilihan utama.
c. Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi,namun disini
tidak/kurang berbahaya karena yang bersangkutan berada pada
usia mengandung dan melahirkan yang baik.
d.disini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program.
c. Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi)
1. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan
a. Efektivitas sangat tinggi
Kegagalan menyebabkan terjadinya kehamilan dnegan resiko tinggi bagi
ibu dan anak,disamping itu akseptor memang tidak mengharapkan
punya anak lagi.
b.Reversibiitas rendah
c.Dapat dipakai untuk jangka panjang.
d.Tidak menambah kelainan yang sudah ada.
Pada masa tua,kelainan seperti penyakit jantung,darah tinggi,keganasan dan gangguan
metabolic meningkat,oleh karena itu sebaiknya tidak diberikan obat kontrasepsi yang
menambah kelainan tersebut.
18
2. Kontrasepsi yang cocok
Prioritas pertama kontrasepsi yang disarankan pada masa ini,adalah kontrasepsi
mantap (tubektomi/vasektomi),disusul susuk KB,AKDR suntukan,pil dan cara
sederhana.
3.Alasan
a. Ibu-ibu dnegan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidakhamil/tidakpunya
anak lagi,karena alas an medis dan alas an lainnya.
b. Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.
Susuk KB dan AKDR bias merupakan pilihan berikutnya belum bersedia dengan
kontrasepsi mantap.
c.Dalam kondisi darurat,maka kontap cocok dipakai dan relative lebih baik
dibandingkan dnegan susuk KB,AKDR maupun suntikan dalam arti mengakhiri
kesuburan.
d.Pil kuramg dianjurkan karena usia ibu yang relative tua dan mempunyai
kemungkinan timbulnya akibat smapingan dan komplikasi.
Macam – macam alat kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan konsepsi. Kontra berarti menolak, konsepsi
berarti pertemuan antara sel telur wanita (ovum) yang sudah matang dengan sel mani pria
(sperma) sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Dengan demikian kontrasepsi adalah
mencegah bertemunya sel telur yang matang dengan sel mani pada waktu bersenggama,
sehingga tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan (Farrer, 2001).
Cara Kerja
Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan antara sel telur (ovum)
dengan sel mani (sperma) dengan cara :
1. Menekan keluarnya sel telur (ovum)
2. Menghalangi masuknya sperma ke dalam alat kelamin wanita sampai mencapai ovum
3. Mencegah nidasi
19
Jenis
1. METODE ALAMI
a. Koitus Interuptus (Sanggama Terputus)
Metode ini dapat mencegah terjadinya pembuahan yang berujung pada kehamilan.
Coitus Interruptus dapat diartikan sebagai senggama terputus atau dalam artian penis
dikeluarkan dari vagina sesaat seblum ejakulasi terjadi. Membutuhkan partisipasi yang
besar dari pasangan Anda.
Cara kerja
Dengan cara ini diharapkan cairan sperma tidak akan masuk kedalam rahim serta
mengecilkan kemungkinan bertemunya sperma dengan sel telur yang dapat mengakibatkan
terjadinya pembuahan.
b. Sistem Kelender (Pantang Berkala/ogino-knaus )
Metode ini disebut juga dengan The Rhythm Method.
Jika cara ini jadi pilihan maka pengetahuan kita tentang masa subur atau fertility
awareness harus tinggi. kita harus mengetahui dengan tepat masa subur atau saat yang paling
memungkinkan kita mengalami kehamilan. Bila kita emang ingin menunda kehamilan, maka
pada saat tubuh memasuki masa subur tundalah keinginan berhubungan intim dengan pasangan.
Atau kita tetap melakukan hubungan seksual tapi menggunakan kondom. dianjurkan untuk
memperhatikan terlebih dahulu siklus mentruasi kita selama 3 bulan kalau perlu 6 bulan guna
mendapatkan perhitungan waktu siklus mentruasi yang tepat, secara umum masa "aman" seorang
wanita adalah 2 hari setelah mentruasi hingga 20 hari menjelang mentruasi berikutnya buat yang
memiliki siklus haid pendek. Jika siklus menstruasi kita panjang, maka masa "aman" 2 hari
setelah haid hingga 16 hari menjelang menstruasi yang akan datang. Namun perlu di ingat
sebenarnya masa subur sangat sulit ditebak dengan pasti jadi masih ada kemungkinan Anda
mengalami "kebobolan"
20
c. Metode Amenore Laktasi
Metode kontrasepsi yang digunakan dengan cara menyusui bayinya secara eksklusif selama 6bln
tanpa tambahan makanan apapun dengan syarat ibu belum kembali kesuburannya (menstruasi)
Cara Kerja
Cara kerja dari MAL yaitu menghambat ovulasi
Syarat yang boleh menggunakan MAL
- Klien yang belum mendapatkan haid setelah melahirkan
- Umur bayi kurang dari 6 bulan
- Menyusui Eksklusif
2. METODE PERLINDUNGAN (Barrier)
a. Kondom
Kondom digunakan pada fenis pria untuk mencegah sperma bertemu sel telur ketika terjadi
ejakulasi.
Cara Kerja
Mencegah masuknya sperma ke alat kelamin wanita sampai ke ovum
b. Spermatisida
Bahan atau substansi yang dapat me-non-aktifkan sperma sebelum sperma masuk ke rongga
rahim. Sediaannya ada dalam berbagai bentuk : cream, gel, busa, film, suppositoria dan tablet.
Umumnya mengandung bahan kimia yang dinamakan nonoxynol-9, yang bisa membunuh
sperma.
Efektitas
Efektifitasnya jika dipakai tanpa kombinasi sekitar 71 %, artinya dari 100, yang gagal (menjadi
hamil) sekitar 29% dalam pemakaiannya selama setahun.
21
c. Vagina Diafragma / Kap serviks ( cervical cap)
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang
vagina 6 jam sebelum senggama.
Cara Kerja
Diafragma atau cervical cap berguna untuk menutupi uterus sehingga mencegah sperma
membuahi sel telur.
d. IUD (Intrauterine Device) = AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat yang terbuat dari tembaga kedalam
rahim.
Cara Kerja
Menimbulkan reaksi keradangan lokal dalam endometrium kavum uteri sehingga menghambat
terjadinya penempelan sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.
IUD diduga juga menghambat motilitas tuba sehingga memaksa sperma "berenang" melawan
arus.
3. METODE HORMONAL
a. Pil KB
Jenis pil dan Pengertian
a) Minipil yaitu alat kontrasepsi jenis pil yang hanya mengandung hormon progesteron. Pil ini
cocok untuk ibu menyusui.
b) Pil Kombinasi yaitu alat kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron.
Cara Kerja
- mencegah pelepasan sel telur
- mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur
22
b. Suntik KB
Pengertian Alat kontrasepsi suntik yang hanya mengandung hormon progesteron yan di berikan
setian 3 bulan sekali / 12 minggu sekali.
Cara Kerja
- mencegah pelepasan sel telur
- mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur
c. Susuk KB Implant/susuk KB
PengertianAlat kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit pada bagian
tangan yang dilakukan oleh dokter Anda.
Cara Kerja
- Mengentalkan lendir serviks
- Mengurangi proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
- Menekan ovulasi
4) Jenis Implan
- Norplant : terdiri dari 6 batang dan lama kerja 5 tahun
- Implanont : terdiri dari 1 batang lama kerja 3 tahun
- Indoplant dan Jadena : terdiri dari 2 batang dengan lama kerja 3 tahun.
4. METODE KONTRASEPSI PERMANEN (KONTRASEPSI MANTAP=KONTAP)
a. Sterilisasi
Saluran telur pada wanita disumbat dengan cara diikat, dipotong atau dilaser.
Sterilisasi pada wanita ini juga bisa dilakukan dengan pengangkatan rahim.
Cara kontrasepsi ini bersifat permanent.
23
Sedangkan pada kaum pria, sterilisasi dilakukan dengan cara memotong saluran sperma.
Jika kita ingin jalani kontrasepsi ini, sebaiknya usia anak bungsu Anda telah melewati masa
balita. hal ini sekedar berjaga-jaga jika suatu saat Anda masih berniat untuk hamil kembali.
Penyuluhan
Penyuluhan Gizi dan KB
a. Gizi pada ibu hamil.
Ø Ibu hamil makan makanan yang bergizi yang mengandung empat sehat lima
sempurna.
Ø Makan satu piring lebih banyak dari sebelum hamil.
Ø Untuk menambah tenaga, makan makanan selingan pagi dan sore hari seperti kolak,
kacang hijau, kue-kue dan lain-lain.
Ø Tidak ada pantangan makan selama hamil.
Ø Minum 1 tablet tambah darah selama hamil dan nifas.
b. Gizi pada bayi
1) Usia 0-6 bulan
Ø Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang, sore
maupun malam.
Ø Jangan beikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI eksklusif).
Ø Susui/teteki bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian
2) Usia 6-9 bulan
Selain ASI dikenalkan makanan pendamping ASI dalam bentukm lumat dimulai dari bubur
susu sampai nasi tim lumat
3) Usia 9-12 bulan.
24
Ø Selain ASI diberi MP-ASI yang lebih padat dan kasar seperti bubur nasi, nasi tim dan
nasi lembik.
Ø Pada makanan pendamping ASI ditambahkan telur ayam, ikan, tahu, tempe, daging sapi,
wortel, bayam atau minyak.
Ø Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau,
pisang, biskuit, nagasari dan lain- lain.
Ø Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat saring
Penyuluhan KB
Pentingnya ikut program KB setelah persalinan agar Ibu punya waktu untuk menyusui dan
merawat bayi, menjaga kesehatan ibu serta mengurus keluarga, Mengatur jarak kehamilan tidak
terlalu dekat yaitu lebih dari 2 tahun, Macam alat kontrasepsi antara lain :
1) Untuk suami : Kondom dan Vasektomi
2) Untuk istri : pil, suntik, spiral, implant, spiral, tubektomi.
Posyandu
Tujuan posyandu antara lain:
Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan
dan nifas.
Membudayakan NKBS
Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB
serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan
keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
Tingkatan Posyandu :
• Pratama, kegiatan posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur tiap bulannya,
jugaterbatas jumlah kader.2.
25
• Madya, kegiatan posyandu strata ini delapan kali dalam satu tahun, mempunyai kadersebanyak
5 orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya sehat.3.
• Purnama, kegiatan posyandu strata ini lebih dari delapan kali dalam setahun dengan kaderlebih
dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat.4.
• Mandiri, kegiatan posyandu strata ini sebanyak dua belas kali dalam setahun, jumlahkader lebih
dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia lebih dari 50% KK.
Kegiatan Pokok Posyandu
KIA
KB
Imunisasi
Gizi
Penanggulangan diare
Pelaksanaan Layanan Posyandu
Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
Imunisasi
Pemberian vitamin A dosis tinggi.
Pembagian pil KB atau kondom.
Pengobatan ringan.
Konsultasi KB.
Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V merupakan meja
pelayanan medis.
26
Keberhasilan Posyandu
Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
S : Semua balita di wilayah kerja posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang Berat Badannya naik
Keberhasilan Posyandu berdasarkan:
1. D Æ Baik/ kurangnya peran serta masyarakat.
2. N Æ Berhasil tidaknya program posyandu.
Kegiatan Posyandu
1. Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak
Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan khusus
terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan penimbangan, pertumbuhannya
tidak cukup baik sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis
merah KMS.
Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A.
Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/
bulan) dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS.
Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layu.
Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu.
2. Pelayanan Tambahan yang Diberikan
1. Pelayanan bumil dan menyusui.
2. Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang diintegenerasikan dengan
program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya.
3. Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus dan sebagainya.
4. Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.
27
5. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
6. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.
8. Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan lingkungan
pemukiman.
9. Pemanfaatan pekarangan.
10. Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain.
11. Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.
Manfaat Posyandu
Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi, penanggulangan
diare.
1. Kesehatan ibu dan anak
Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilandan nifas,
Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah,
Imunisasi TT untuk ibu hamil.
Pemberian Vitamin A: Pemberian vitanin A dosis tinggi pada bulan Februari dan Agustus
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari kurangnya
vitamin A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. (Dinas
Kesehatan RI. 2006: 95)
Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu (Dinas
Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan
pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari
penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status
pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 54), apabila penyelenggaraan posyandu
baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.
Peran Serta Masyarakat Tentang Upaya (UKBM)
28
1. Wujud Peran Serta Masyarakat
Dari pengamatan pada masyarakat selama ini ada beberapa wujud peran serta masyarakat
dalam pembangunan kesehatan pada khususnya dan pemabangunan nasional pada
umumnya. Bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut6,9
a. Sumber Daya Manusia
setiap insan dapat berpartisipasi aktif dalam pembanguanan masyarakat. Wujud insan yang
menunjukkan peran serta masyarakat dibidang kesehatan antara lain sebagai berikut.
1) Pemimpin masyarakat yang berwawsan kesehatan
2) Tokoh masyarakat yang berwawasan kesehatan, baik tokoh agama, politisi, cendikiawan,
artis/seniman, budayaan, pelawak dan lain-lain.
3) Kader Kesehatan, yang sekarang banyak sekali ragamnya misalnya : kader Posyandu,
kader lansia, kader kesehatan lingkungan, kader kesehatan gigi, kader KB, dokter kecil, saka
bakti husada, santri husada, taruna husada, dan lain-lain.
b. Institusi/lembaga/organisasi masyarakat
bentuk lain peran serta masyarakat adalah semua jenis institusi, lembaga atau kelompok
kegiatan masyarakat yang mempunyai aktifitas dibidang kesehatan. Beberapa contohnya
adalah sebagai berikut.
1) Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). Yaitu segala bentuk kegiatan
kesehatan yang bersifat dari, oleh dan untuk masyarakat, seperti :
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Pos Obat Desa (POD)
Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
Pos kesehatan di Pondok Pasantren (Pokestren)
Pemberantasan Penyakit Menular dengan Pendekatan PKMD (P2M-PKMD)
Penyehatan Lingkungan Pemungkiman dengan Pendekatan PKMD (PLp-PKMD) sering
disebut dengan desa pencontohan kesehatan lingkungan (DPKL).
Suka Bakti Husada (SBH)
Taman Obat Keluarga (TOGA)
Bina Keluarga Balita (BKB)
Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Pos Pembinaan Terpadu lanjut usia (Posbindu Lansia/Posyandu Usila)
29
Pemantau dan Stimulasi Perkembangan Balita (PSPB)
Keluarga Mandiri
Upaya Kesehatan Mesjid
2) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempunyai kegiatan dibidang kesehatan.
Banyak sekali LSM yang berkiprah dibidang kesehatan, aktifitas mereka beragam sesuai dengan
peminatannya.
3) Organisasi Swasta yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, ruamh
bersalin, balai kesehatan Ibu dan anak, balai pengobatan, dokter praktik, klinik 24 jam, dan
seabaginya.
c. Dana
Wujud lain partisipasi masyarakat adalah dalam bentuk pembiayaan kesehatan seperti dana
sehat, asuransi kesehatan, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat, dan berbagai bentuk
asuransi dibidang kesehatan. Secara umum jenis-jenis partisipasi pemberdayaan kesehatan
masyarakat adalah sebagai berikut;
1) Berbagai bentuk dana sehat seperti dana sehat pola PKMD (Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa), dana sehat pola UKS< (Upaya Kesehatana Sekolah), dana sehat
pondok pasantren, dana sehat pola KUD (Koperasi Unit Desa), dana sehat yang
dikembangkan oleh LSM, dan dana sehat organisasi/kelompok lainnya (Supir angkot,
tukang becak dan lain-lain);
2) Asuransi kesehatan oleh PT Asuransi Kesehatan Indonesia, dengan sasaran para
pengawai negeri sipil, pensiunan, dan sebagaian karyawan swasta atau pengawai pabrik;
3) Jaminan sosial tenaga kerja (termasuk pemiliharaan kesehatan) khusunya bagi para
pekerja Perusahaan swasta;
4) Asuransi kesehatn swasta atau badan penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan
Masyarakat (Bapel JPKM0), seperti asuransi kesehatan yang dikelola PT tugu mandiri,
PT Bintang Jasa, dan lain-lain.
Wujud Lain
Masih ada bentuk peran serta masyarakat selain di atas, antara lain :
1) Jasa Tenaga
2) Jasa Pelayanan
30
3) Subsidi silang
Lingkup Peran Serta Masyarakat
Ruang lingkup peran serta masyarakat (PSM) menjadi sangat luas bahkan tidak terbatas. Namun
demikian, untuk memudahkan dalam pembinaan, lingkup PSM dapat dikelompokkan menjadi
a. Upaya Kesehatana Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh
masyarakat umum.
b. Upaya Kesehatan Tradisional (UKESTRA)
c. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
d. Upaya Kesehatan Dasar Swasta (UKDS)
e. Kemitaraan LSM dan dunia usaha.
f. Dan sehat/jaminan pemeliharaan kesehatan Masyarakat (JPKM)
g. Peran wanita pembangunan kesehatan
h. Peran generasi muda dalam pembangunan keseahatan
i. Kader kesehatan.
3. prinsip Penggerakan Peran Serta Masyarakat
Kesehatan merupakan kebutuahn setiap orang. Oleh karena itu kesehatan seharusnya
tercermin dalam kegiatan setiap insan. Peran serta masyarakat dibidang kesehatan di arahkan
melalui tiga macam utama, sebagai berikut.
a. Kepemimpinan
b. Pengorganisasian
c. Pendanaan
Dengan demikian, tujuan akhir yang hendak dicapai dalam peningkatan peran serta
masyarakat di bidang kesehatan adalah sebagai berikut6,7.
a. Setiap pemimpin kelompok masyarakat baik formal maupun imformal mempunyai
wawasan kesuma (kesehatan untuk semua).
b. Setiap kelompok masyarakat baik ditingkat kewilayahan maupun organisasi, mempunyai
bentuk UKBM yang merupakan wujud partisipasi mereka dalam menanggulangi masalah
kesehatan yang mereka hadapi, dengan kualitas yang baik.
31
c. Setiap kelompok masyarakat mengembangkan dana sehat menggunakn pola yang sesuai
dengan karakteristik masyarakat setempat, dengan kualitas yang memadai. Dana sehat
pola PKMD untuk masyarakat perdesaan, dana sehat pola KUD untuk masyarakat anggota
KUD, dana sehat pada UKS untuk para murid sekolah dan lain-lain
4. Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat di bidang kesehatan mempunyai kekhususan seabagai berikut
a. Meskipun kesehatan berdampingan dengan kedoktoran, implementasi program kesehatan
masyarakatnya berbeda jauh dengan dunia kedokteran. Keseahtan masyarakat sangat erat
kaitannya dengan aspek sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.
b. Bidang gerak serta masyarakat amat luas dan sangat bervariasi sehingga tidak mungkin
menerapkan suatu harusan yang sifatnya mutlak.
32
Bab III
Penutup
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi
situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan
merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal
penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula
pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan
para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah KIA ini, memberikan manfaat bagi kita semua, dan
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
33
Daftar Pustaka
1. Susanto DJ, Bherta T, Daya M, Shanyuna. Jenis Tenaga Penolong Persalinan Pada Ibu
yang Memiliki Anak Berusia Bawah Tiga Tahun. Jakarta: Fakultas Kedokteran
UKRIDA; 2008.h.5-15.
2. Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Factsheet ANC Terpadu. Jakarta: Depkes RI; 2011.
3. Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Factsheet Jaminan Persalinan. Jakarta: Depkes RI; 2011.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar2010. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI; 2010.h.248-53.
5. WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank. Maternal Mortality 2005. Geneva: World
Health Organization;2007.p.4-5
6. WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank. Trends in : Maternal Mortality 1990-2010.
Geneva : World Health Organization; 2012.p. 4-6.
7. Kosim, M.S [ed] Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter,
Bidan dan Perawat Rumah Sakit, Depkes RI
8. Satgas Imunisasi IDAI. Buku Imunisasi di Indonesia
9. Depkes RI. 2001. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer [MPS] di
Indonesia 2001-2010
10. Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008.
34