kesehatan masyarakat

49
Mega Melita Kematian Ibu dan Anak Mega Melita 10 -2010 - 398 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 JAKARTA 2013 Korespondensi : Mega Melita / 10.2010.398 / A-4 / [email protected] Bab I Pendahuluan I. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatam global (Millenium Development Goals/MDG’s 2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 KH dan angka kematiaan bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 100 KH. 1 1

Upload: mega-tambunan

Post on 23-Jun-2015

611 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kesehatan Masyarakat

Mega Melita

Kematian Ibu dan Anak

Mega Melita

10 -2010 - 398

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

JAKARTA 2013

Korespondensi : Mega Melita / 10.2010.398 / A-4 / [email protected]

Bab I

Pendahuluan

I. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sangat

tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000

kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan

kesepakatam global (Millenium Development Goals/MDG’s 2000) pada tahun 2015, diharapkan

angka kematian ibu menurun 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 KH dan angka

kematiaan bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 100 KH.1

Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang

terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu perdarahan dan segera

setelah persalinan yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi

pueperium(8%), partus macet (5%), abortus (5%), trauma obstetric (5%), emboli (3%) dan lain-

lain (11%) (SKRT 2011).

1

Page 2: Kesehatan Masyarakat

Tingginya AKI dan AKB di Indonesia ini, antara lain disebabkan oleh belum

memadainya pelayanan kesehatan dikarenakan akses ketersediaan pelayanan (sarana, tenaga,

dana, metode yang tepat, dan kondisi geografis), sehingga masih banyak yang masih di tolong

oleh tenaga non-medis (dukun beranak). Pertolongan persalinan dengan tenaga non-medis ini

cukup rawan, terutama bila penolong kurang memahami tata cara menolong persalinan yabg

sehat.

II. PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang di atas maka didapatkan permasalahan yang ada :

1. Indonesia masih menduduki Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) yang sangat tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Pada tahun

2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, Angka

Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup.

2. Belum maksimalnya peran pelayanan kesehatan dalam membantu persalinan di

Indonesia. Persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin (Quintile 1)

baru mencapai sekitar 69,3%.sedangkan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan di

fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%

TUJUAN PENULISAN

Diketahuinya tingginya jumlah kematian ibu dan anak oleh karena pertolongan persalinan

dan kurangnya pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil akan pentingnya kesehatan

sesuai dengan standar kesehatan serta bagaimana pemecahan permasalahannya.

MANFAAT

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi masyarakat, petugas kesehatan,

serta pemangku akan kepentingan penurunan angka kematian ibu dan anak dalam rangka

upaya peningkatan kualitas dan kulitas kehidupan.

2

Page 3: Kesehatan Masyarakat

Bab II

Isi

I. Pengertian Kematian Maternal

Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik atau buruknya pelayanan kebidanan

(maternity care) dalam suatu Negara atau daerah ialah kematian maternal (maternal mortality).

WHO mendefinisikan kematian maternal sebagai kematian seorang wanita saat hamil atau dalam

42hari setelah terminasi kehamilan,terlepas dari durasi dan tempat kehamilan, dari setiap

penyebab yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi bukan dari insidental

penyebab.2

Definisi ini memungkinkan identifikasi kematian ibu, berdasarkan penyebabnya, baik

secara langsung ataupun tidak langsung. Kematian ibu secara langsung adalah akibat komplikasi

pada waktu kehamilan, persalinan, dan nifas, intervensi, kelalaian,pengobatanyang salah, atau

peristiwa yang dihasilkan dari hal-hal di atas. Kematian akibat komplikasi,misalnya, perdarahan

obstetrik atau gangguan hipertensi pada kehamilan, atau mereka karena komplikasi anestesi atau

operasi caesar, ini diklasifikasikan sebagai kematian dengan penyebab secara langsung.

Kematian ibu secara tidak langsung adalah mereka yang mati diakibatkan dari penyakit yang

sudah ada sebelumnya, atau dari penyakit yang berkembang selama kehamilan. 2-3

II. Penyebab kematian maternal

definisi kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42

hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan

tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.

Lima penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan, infeksi, eklampsia, partus lama,

dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, yaitu

sebanyak 51%. Kekurangan Energi Protein (KEP) dan Kekurangan Energi Kalori, yaitu

sebanyak 4,8%.4-5

Penyebab kematian ibu terbanyak masih didominasi perdarahan (32%), disusul

Hipertensi dalam kehamilan(25%), Infeksi (5%), Partus lama (5%), dan Abortus (1%).Penyebab

Lain-lain (32%) cukup besar, termasuk didalamnya penyebab penyakit non obstetrik.

3

Page 4: Kesehatan Masyarakat

Komplikasi persalinan sebagian besar dapat dicegah, bila kesehatan ibu selama hamil

selalu terjaga melalui pemeriksaan antenatal care yang teratur dan pertolongan persalinan yang

bersih dan aman.1

Dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu

pada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Mother Hood” yaitu; 1) Keluarga berencana, 2)

Pelayanan antenatal care, 3) Persalinan yang aman, 4) Pelayanan obstetric essensial. Pilar yang

kedua yaitu pelayanan antenatal care yang tujuan utamanya mencegah komplikasi obstetri dan

memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.

Selain itu ada faktor penyebab tidak langsung yaitu 3 Terlambat : (1) terlambat

mengenali tanda bahaya persalinan (2) Terlambat di rujuk ke RS dan (3) terlambat ditangani oleh

petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Dan faktor 4 terlalu : (1) terlalu tua hamil

>35tahun (27%), (2) terlalu muda untuk hamil < 20 tahun (2,6%), (3) terlalu banyak jumlah

>4anak (11,8%), dan (4) terlalu dekat jarak kelahiran kurang dari 2 tahun.6

Program Puskesmas:

Program wajib yang telah standar dilakukan sesuai pengamatan dan pengalaman penulis, 

antara lain:

Promosi Kesehatan (Promkes)

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Sosialisasi Program Kesehatan

Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :

Surveilens Epidemiologi

Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS (Infeksi Menular

Seksual), Rabies

Program Pengobatan :

Rawat Jalan Poli Umum

Rawat Jalan Poli Gigi

Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan

4

Page 5: Kesehatan Masyarakat

Unit Gawat Darurat (UGD)

Puskesmas Keliling (Puskel)

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 

ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana),

Persalinan,  Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun

Upaya Peningkatan Gizi

Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi

Kesehatan Lingkungan :

Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban

keluarga), TTU (tempat-tempat umum), Institusi pemerintah

Survey Jentik Nyamuk

Pencatatan dan Pelaporan :

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)

Sesuai dengan pembahasan, program kesehatan yang akan dibahas pada makalah ini adalah KIA

dan KB yang berhubungan dengan kematian maternal.

Kesehatan Ibu dan anak2,3

Pemeriksaan kehamilan / Antenatal care ( ANC) K1 K4

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu:

Satu kali trimester pertama

Satu kali trimester kedua

Dua kali trimester ketiga.

Pemeriksaan kehamilan di lakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai berikut :

Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat

satu bulan.

Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan.

Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan.

Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan

Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.

5

Page 6: Kesehatan Masyarakat

Jenis Pemeriksaan yang dilakukan dalam antenatal care

Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan fisik umum

Tinggi badan

Berat badan, TTV : Tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu

2) Kepala dan leher

Edema pada wajah

Ikterus pada mata

Mulut pucat

Leher, pembesaran kelenjar tiroid

3) Tangan dan kaki

Edema di ujung jari

Kuku jari pucat

Varices vena

Reflek/patella resiko atau tidak

4) Payudara

Ukuran simetris

Puting susu menonjol atau masuk

Keluarnya kolustrum atau cairan lain

Massa, ada/tidak ada

Nodul axilla

5) Abdomen

Luka bekas operasi

Tinggi fundus uteri (jika > 12 minggu)

Letak presentasi, posisi dan penurunan kepala (kalau > 36 minggu)

Denyut jantung janin (DJJ) jika > 18 minggu

6) Genetalia Luar (Eksternal)

Varices

6

Page 7: Kesehatan Masyarakat

Perdarahan

Luka

Cairan yang keluar

Pengeluaran dari uretra dan skene

Kelenjar bartholin, bengkak (massa), cairan yang keluar

7) Genetalia Dalam (Internal)

Serviks meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi mobilitas, tertutup atau

terbuka.

Vagina meliputi cairan yang keluar

Ukuran adneksa, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan massa (pada trimester pertama)

Jadwal Pemeriksaan Antenatal care3

Memperhatikan batasan dan tujuan pelayanan antenatal care, maka jadwal pemeriksaan

sebagai berikut

1) Pemeriksaan pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid atau tidak

menstruasi.

2) Pemeriksaan ulang

Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2

minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia

kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.

3) Pemeriksaan khusus

Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil

Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling

sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada

trimester kedua dan dua kali trimester tiga

Risiko Kehamilan3,4

Faktor risiko ialah setiap faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian

ibu (maternal) dan bayi. Faktor risiko di bagi 3, yaitu risiko rendah, sedang,tinggi.

7

Page 8: Kesehatan Masyarakat

1) Faktor risiko rendah = keadaan normal

2) Faktor risiko sedang

Faktor risiko sedang ialah faktor yang tidak langsung menimbulkan kematian, yaitu:

a) tinggi badan kurang dari 145cm

b) pendidikan ibu rendah

c) tingkat sosial ekonomi rendah

d) Hb kurang dari 8 g%

e) Tensi systole 130 – 160 diastole 85-100

f) Jarak usia anak kurang dari 2 tahun

g) Anak lebih dari 5

h) Primigravida kurang dari 20 tahun

i) Primi tua lebih dari 35 tahun

3) Faktor risiko tinggi

Faktor risiko tinggi merupakan penyebab yang erat kaitannya dengan kematian ibu atau

bayi, yaitu:

a) perdarahan antepartum

b) hipertensi lebih dari 160/95

c) pre- eklampsia berat

d) eklampsia

e) letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 38 minggu

f) letak sungsang pada primigravida

g) berat janin lebih dari 4 kg

h) penyakit jantung

i) ketuban pecaah dini

j) infeksi berat/sepsis

k) partus preterm

l) gemelli

m) riwayat obstetric buruk: Haemorrhagic Post Partum (HPP),Sectio Caesarum, dan

sebagainya. 4-5

Kematian ibu juga diakibatkan beberapa faktor risiko keterlambatan (Tiga Terlambat), di

antaranya

8

Page 9: Kesehatan Masyarakat

1) terlambat dalam pemeriksaan kehamilan,

2) terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan,

3) dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi.

Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan yang ditolong oleh

tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.6

Imunisasi TT

Tetanus khususnya beresiko pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan bantuan dukun bayi

di rumah dengan peralatan yang tidak steril. Mereka juga beresiko ketika alat-alat yang tidak

bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan olesan-olesan tradisional atau abu digunakan

untuk menutup luka bekas potongan. 2,3

Upaya pencegahan tetanus neonatorum dilakukan dengan memberikan imunisasi TT

(Tetanus Toksoid) pada ibu hamil. Konsep imunisasi TT adalah life long imunization yaitu

pemberian imunisasi imunisasi TT 1 sampai dengan TT 5. Skema life long immunization adalah

sebagai berikut:

TT 0, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.

TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.

TT 2, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.

TT 3, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas satu.

TT 4, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas dua.

TT 5, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas tiga.

Manfaat Imunisasi TT

1. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000).

Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia

kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang

mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).

9

Page 10: Kesehatan Masyarakat

2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka

Waktu pemberian Imunisasi TT

Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT

lengkap. TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada

kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan.

Tablet Fe4

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini

terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan

untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10

mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg

zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan

zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.

kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang.

Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg

untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Hal ini disebabkan

karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi

menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga,

volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat , ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk

memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak

untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan

darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali

lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.

Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C

meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat dapat mengikat Fe

sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan

makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe

sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula

10

Page 11: Kesehatan Masyarakat

diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena tablet Fe terbukti dapat

menurunkan kadar seng dalam serum.

Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat

ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk

profilaksis anemia

Pada setiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum tablet Fe yang cukup, hindari

meminum teh/kopi 1 jam sebelum/sesudah makan karena dapat mengganggu penyerapan zat

besi. Tablet Fe lebih dapat diserap jika disertai dengan mengkonsumsi vitamin C yang cukup.

Jika vitamin C dikonsumsi ibu dalam makanannya tidak tercukupi berikan tablet vitamin C 250

mg per hari.

Penolong persalinan

ada beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat.

Jenis tenaga tersebut adalah :

a. Tenaga profesional, meliputi : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, perawat bidan.

b. Dukun bayi, dibedakan menjadi :

1) Dukun terlatih : ialah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan

dan dinyatakan lulus.

2) Dukun tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan

atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.

Sumber : www. Google. com

11

Page 12: Kesehatan Masyarakat

Pembinaan Dukun tidak terlatih / Paraji

Dalam praktiknya, melakukan pembinaan dukun di masyarakat tidaklah mudah. Masyarakat

masih menganggap dukun sebagai tokoh masyarakat yang patut dihormati, memiliki peran

penting bagi ibu-ibu di desa. Oleh karena itu, di butuhkan upaya agar bidan dapat melakukan

pembinaan dukun. Beberapa upaya yang dapat dilakukan bidan di antaranya adalah sebagai

berikut5

1. Melakukan pendekatan dengan para tokoh masyarakat setempat.

2. Melakukan pendekatan dengan para dukun.

3. Memberikan pengertian kepada para dukun tentang pentingnya persalinan yang bersih dan

aman.

4. Memberi pengetahuan kepada dukun tentang komplikasi-komplikasi kehamilan dan bahaya

proses persalinan.

5. Membina kemitraan dengan dukun dengan memegang asas saling menguntungkan.

6. Menganjurkan dan mengajak dukun merujuk kasus-kasus resiko tinggi kehamilan kepada

tenaga kesehatan.

klasifikasi materi yang di berikan untuk melakukan pembinaan dukun:

1. Promosi Bidan Siaga

Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan

dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan.

Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sasuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil

untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat di libatkan dalam perawatan bayi baru

lahir. Apabila cara tersebut dapat di lakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun

akan memberitaukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Ibu

dan bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi di wilayah tersebut semakin meningkat.

2. Pengenalan Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Rujukan

Dukun perlu mendapatkan peningkatan pengetahuan tentang perawatan pada ibu hamil,

sehingga materi tentang pengenalan terhadap ibu hamil yang beresiko tinggi, tanda bahaya

kehamilan, persalinan, nifas, dan rujukan merupakan materi yang harus di berikan, agar

dukun bayi dapat melakukan deteksi dini kegawatan atau tanda bahaya pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan segera mendapatkan rujukan cepat dan tepat.

Berikut ini adalah materi-materi dalam pelaksanaan pembinaan dukun:

12

Page 13: Kesehatan Masyarakat

a. Pengenalan golongan resiko tinggi

Ibu yang termasuk dalam golongan resiko tinggi adalah ibu dengan umur terlalu muda

(kurang 16 tahun) atau terlalu tua (lebih 35 tahun), tinggi badan kurang dari 145 cm,

jarak antara kehamilan terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) atau terlalu lama (lebih dari

10 tahun), ibu hamil dengan anemia, dan ibu dengan riwayat persalinan buruk

(perdarahan, operasi, dan lain-lain)

b. Pengenalan tanda-tanda bahaya pada kehamilan

Pengenalan tanda-tanda bahaya pada kehamilan meliputi perdarahan pada kehamilan

sebelum waktunya; ibu demam tinggi; bengkak pada kaki, tangan dan wajah; sakit

kepala atau kejang; keluar air ketuban sebelum waktunya; frekuensi gerakan bayi

kurang atau bayi tidak bergerak; serta ibu muntah terus menerus; dan tidak mau makan

c. Pengenalan tanda-tanda bahaya pada persalinan

Tanda-tanda bahaya pada persalinan, yaitu bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak ibu

merasakan mulas, perdarahan melalui jalan lahir, tali pusat atau tangan bayi keluar dari

jalan lahir, ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang, air ketuban keruh dan

berbau, plasenta tidak keluar setelah bayi lahir, dan ibu gelisah atau mengalami

kesakitan yang hebat.

d. Pengenalan tanda-tanda kelainan pada nifas

Tanda-tanda kelainan pada nifas meliputi: perdarahan melalui jalan lahir; keluarnya

cairan berbau dari jalan lahir; demam lebih dari dua hari; bengkak pada muka, kaki atau

tangan; sakit kepala atau kejang-kejang; payudara bengkak disertai rasa sakit; dan ibu

mengalami gangguan jiwa.

Keluarga Berencana4,5

Pengertian

Keluarga berencana adalah perencanaan kehamlan,sehingga kehamilan hanya terjadi

pada waktu yang diinginkan.Jarak antara kelahiran diperpanjang,dan kelahiran

selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki,untuk

membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan sebaik-baiknya,menuju Norma

Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS0.

13

Page 14: Kesehatan Masyarakat

Kegiatan KB tidak hanya berupa penjarangan dan mengatur kehamilan,tetapi termasuk

kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan keluarga secara

menyeluruh.

Perencaan program keluarga berencana

a. Petugas puskesmas bersama-sama dengan petugas dinas kesehatan kabupaten

yang bersangkutan hendaknya membuat suatu rencana program secara

menyeluruh.

b. Petugas puskesmas hendaknya membicarakan rencana tersebut dengan pemuka

masyarakat dan pemuka-pemuka agama setempat dan membuat jadwal

pelaksanaan rencana tersebut

c. Petugas puskesma bersama-sama dengan petugas dinas kesehatan kabupaten

hendaknya membuat suatu rencana kerja yang terperinci untuk kegiatan keluarga

berencana,dengan memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :

1. Fasilitas pelayanan yang ada,baik di puskesmas,maupun di sekitarnya

yang diselenggarakan oleh badan-badan lain (misalnya oleh PKBI danlain-

lain).

2. Sasaran pelayanan yaitu siapa-siapa yang membutuhkan pelayanan

keluarga berencana dan beberapa jumlah mereka.

3. Penjelasan-penjelasan tentang kegiatan dan carakeluarga berencana yang

akan diberikan.

4. Macam dan cara pelayanan yang akan diberikan.

Sarana dan kesempatan keluarga berencana

a. Pasangan yang seharusnya diberi pelayanan keluarga berencana

1. Mereka yang ingin mencegah kehamilan karena alsan pribadi.

2. Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran.Demi kesehatan ibu dan

anak,jarak kelahiran yang baik adalah tidak kurang dari 3 tahun

3. Mereka yang ingin membatasi jumlah anak

4. Keluarga seperti tersebut di bawah ini hendaknya dianjurkan

menggunakan kontrasepsi dan diberi semua penerangan yang

diperlukan.

a. Ibu yang menderita penyakit mendadak atau menahun (akut atau kronis).

14

Page 15: Kesehatan Masyarakat

b. Ibu berusia kurangdari 20 atau di atas 30 tahun

c. Ibu yang mempunyai lebih dari 5 orang anak

d. Ibu yang mempunyai riwayat kesukaran dalam persalinan,misalnya lahir-mati

berulang kali,operasi seksio sesarea dan lain-lain komplikasi.

e. Keluarga dengan anka-anak bergizi buruk

f. Ibu yang telah mengalamii keguguran berulang kali

g. Kepala-keluarganya tidak mempunyai pekerjaan tetap

h. Keluarga dengan rumah tinggal yang sempit

i. Keluarga yang taraf pendidikannya rendah,sedikit sekali pengertiannya tentang

pemeliharaan kesehatan.

5. Manfaat sebesar-besarnya akan tercapai,bila pasangan muda menggunakan kontrasepsi

sejak saat perkawinan dan sesudah mereka mempunyai satu atau dua orang anak.

b. Penentuan orang-orang yang memerlukan penerangan dan pelayanan keluarga

berencana.

Siapkan suatu peta dari tiap desa yang menunjukan rumah setiap pasangan yang

memenuhi syarta-syarat seperti di atas.

c. Kesempatan untuk memberikan penerangan dan pelayanan keluarga berencana

Tiap petugas kesehatan hendaknya mempergunakan setiap kesempatan untuk

memajukan keluarga berencana,mislanya pada waktu :

1. Perawat sedang merawat seorang bayi

2. Penderita sedang menunggu di klinik

3. Petugas sanitasi/P3M mengunjungi orang-orang di suatu daerah

4. Dokter mengobati seorang ibu dnegan kelainan berat,mislanya penyakit

jantung,paru,dan lain-lain.

d. Tempat-tempat yang terbaik digunakan untuk memajukan program keluarga

berencana adalah :puskesma,BKIA,klinik hamil,nifas dan penyakit

kandungan,ruang berslain rumah skait,dan pada waktu kunjungan rumah.

Kegiatan pelayanan keluarga berencana

Secara besar kegiatan pelayanan keluarga berencana meliputi :

a. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)

15

Page 16: Kesehatan Masyarakat

Kesempatan yang dapat digunakan untuk penyuluhan adalah :

1. Kesempatan dalam klinik dan sasarannya

2. Kesempatan di luar klinik dan sasarannya

b. Pelayanan kontrasepsi

1. Metode pelayanan kontrasepsi

2.. Metode sederhana

3. Metode efektif

4. Metode mantap dengan operasi

c. Tempat pelayanan

a. Pelayanan kontrasepsi melalui klinik

b. Pelayanan kontrasepsi sfari keluarga berencana senyum terpadu

c. Pembinaan dan pengoyoman medis kontrasepsi peserta keluarga

berencana

d. Pelayanan rujukan keluarga berencana

e. Pencatatan dan pelaporan

Pola perencanaan keluarga

Untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda,jarak kelahiran

yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua perlu dibuat suatu perencanaan keluarga

menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Perencanaan keluarga menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera dibagi atas 3 masa

menurut usia reproduksi istri sebagai berikut :

a. Masa menunda kewhamlan bagi pasangan usia subur dengan istri usia dibawah 20

tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.

b. Masa mengatur kesuburan (menjarangkan kehamilan ) periode usia istri antara 20-

30 tahun merupakan periode usia yang paling baik untuk melahirkan dnegan

jumlah anak dua orang dan jarak kelahiran anak ke I dan anak ke II adalah 3

sampai 4 tahun.

c. Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi) periode usia istri di atas 20 tahun

sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai dua orang anak

Pola dasar penggunaan kontrasepsi

16

Page 17: Kesehatan Masyarakat

Untuk dapat mewujudkan pelaksanaan pola perencanaan keluarga tersebut di atas dengan

baik maka diperlukan penggunaan kontrasepsi yang rasional ( menurut ilmu kesehatan)

yang sifat-sifatnya sesuai dengan ciri-ciri setiap amsa (periode ) perencanaan keluarga

tersebut.

• Masa menunda kehamilan/kesuburan:

1. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :

a. Reversibilitas yang tinggi,artinya kembalinya kesuburan dapat

terjamin hamper 100%.Hal ini penting karena periode ini

akseptor belum mempunyai anak.

b. Efektivitas ytang relative tinggi.Hal ini penting karena kegagalan

akan menyeybabkan terjadinya kehamilan dnegan resiko

tinggi,dan kegagalan ini merupakan kegagalan program.

2. Kontrasepsi yang cocok

Sesuai dnegan ciri-ciri yang diperlukan maka prioritas pertama kontrasepsi

yang disarankan adalah pil disusul AKDR mini dan kemudian cara

sederhana.

3. Alasan :

a. Umur dibawah 20 tahun adalah usia sebaiknya tidak mempunyai

anak dulu karena berbagai alsan.

b. Prioritas penggunaan kontrasepsi oral,karena peserta masih muda.

c. Penggunaan kondom kurang menguntungkan ,karena pasangan

muda masih sering bersenggama (frekuensi

tinggi),sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.

d. Penggunaan AKDR mini bagi yang belum mempunyai anak pada

masa ini dapat dianjurkan,terlebih bagi calon peserta

dengan kontraindikasi terhadap pil oral.

• Masa mengatur kesuburan/menjarangkan kehamilan

1. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :

a. Efektivitas cukup tinggi

b. Reversibilitas cukup tinggi,karena akseptor masih mengharapkan

punya anak.

17

Page 18: Kesehatan Masyarakat

c. Dapat dipakai 3 sampai 4 tahun,yaitu sesuai dengan jarak kelahiran

yang direncanakan.

d. Tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI).

Ini penting karena ASI adalah makanan yang terbaik unutk bayi

sampai umur 2 tahun.penggunaan ASI akan mempengaruhi

angka kesuburan dan kematian anak.

2. Kontrasepsi yang cocok

Sesuai dengan ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan,maka prioritas pertama

kontrasepsi yang disarankan pada periode ini adalah AKDR disusul pil,sun

tikan,cara sederhana,suusk KB,kontrasepsi mantap.

3. Alasan :

a. Umur antara 20-30 tahun merupakan usia yang terbaik untuk

mengandung dan melahirkan.

b. Segera setelah anak pertama lahir,maka dianjurkan untuk memakai

AKDR sebagai pilihan utama.

c. Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi,namun disini

tidak/kurang berbahaya karena yang bersangkutan berada pada

usia mengandung dan melahirkan yang baik.

d.disini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program.

c. Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi)

1. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan

a. Efektivitas sangat tinggi

Kegagalan menyebabkan terjadinya kehamilan dnegan resiko tinggi bagi

ibu dan anak,disamping itu akseptor memang tidak mengharapkan

punya anak lagi.

b.Reversibiitas rendah

c.Dapat dipakai untuk jangka panjang.

d.Tidak menambah kelainan yang sudah ada.

Pada masa tua,kelainan seperti penyakit jantung,darah tinggi,keganasan dan gangguan

metabolic meningkat,oleh karena itu sebaiknya tidak diberikan obat kontrasepsi yang

menambah kelainan tersebut.

18

Page 19: Kesehatan Masyarakat

2. Kontrasepsi yang cocok

Prioritas pertama kontrasepsi yang disarankan pada masa ini,adalah kontrasepsi

mantap (tubektomi/vasektomi),disusul susuk KB,AKDR suntukan,pil dan cara

sederhana.

3.Alasan

a. Ibu-ibu dnegan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidakhamil/tidakpunya

anak lagi,karena alas an medis dan alas an lainnya.

b. Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.

Susuk KB dan AKDR bias merupakan pilihan berikutnya belum bersedia dengan

kontrasepsi mantap.

c.Dalam kondisi darurat,maka kontap cocok dipakai dan relative lebih baik

dibandingkan dnegan susuk KB,AKDR maupun suntikan dalam arti mengakhiri

kesuburan.

d.Pil kuramg dianjurkan karena usia ibu yang relative tua dan mempunyai

kemungkinan timbulnya akibat smapingan dan komplikasi.

Macam – macam alat kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan konsepsi. Kontra berarti menolak, konsepsi

berarti pertemuan antara sel telur wanita (ovum) yang sudah matang dengan sel mani pria

(sperma) sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Dengan demikian kontrasepsi adalah

mencegah bertemunya sel telur yang matang dengan sel mani pada waktu bersenggama,

sehingga tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan (Farrer, 2001).

Cara Kerja

Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan antara sel telur (ovum)

dengan sel mani (sperma) dengan cara :

1. Menekan keluarnya sel telur (ovum)

2. Menghalangi masuknya sperma ke dalam alat kelamin wanita sampai mencapai ovum

3. Mencegah nidasi

19

Page 20: Kesehatan Masyarakat

Jenis

1. METODE ALAMI

a. Koitus Interuptus (Sanggama Terputus)

Metode ini dapat mencegah terjadinya pembuahan yang berujung pada kehamilan.

Coitus Interruptus dapat diartikan sebagai senggama terputus atau dalam artian penis

dikeluarkan dari vagina sesaat seblum ejakulasi terjadi. Membutuhkan partisipasi yang

besar dari pasangan Anda.

Cara kerja

Dengan cara ini diharapkan cairan sperma tidak akan masuk kedalam rahim serta

mengecilkan kemungkinan bertemunya sperma dengan sel telur yang dapat mengakibatkan

terjadinya pembuahan.

b. Sistem Kelender (Pantang Berkala/ogino-knaus )

Metode ini disebut juga dengan The Rhythm Method.

Jika cara ini jadi pilihan maka pengetahuan kita tentang masa subur atau fertility

awareness harus tinggi. kita harus mengetahui dengan tepat masa subur atau saat yang paling

memungkinkan kita mengalami kehamilan. Bila kita emang ingin menunda kehamilan, maka

pada saat tubuh memasuki masa subur tundalah keinginan berhubungan intim dengan pasangan.

Atau kita tetap melakukan hubungan seksual tapi menggunakan kondom. dianjurkan untuk

memperhatikan terlebih dahulu siklus mentruasi kita selama 3 bulan kalau perlu 6 bulan guna

mendapatkan perhitungan waktu siklus mentruasi yang tepat, secara umum masa "aman" seorang

wanita adalah 2 hari setelah mentruasi hingga 20 hari menjelang mentruasi berikutnya buat yang

memiliki siklus haid pendek. Jika siklus menstruasi kita panjang, maka masa "aman" 2 hari

setelah haid hingga 16 hari menjelang menstruasi yang akan datang. Namun perlu di ingat

sebenarnya masa subur sangat sulit ditebak dengan pasti jadi masih ada kemungkinan Anda

mengalami "kebobolan"

20

Page 21: Kesehatan Masyarakat

c. Metode Amenore Laktasi

Metode kontrasepsi yang digunakan dengan cara menyusui bayinya secara eksklusif selama 6bln

tanpa tambahan makanan apapun dengan syarat ibu belum kembali kesuburannya (menstruasi)

Cara Kerja

Cara kerja dari MAL yaitu menghambat ovulasi

Syarat yang boleh menggunakan MAL

- Klien yang belum mendapatkan haid setelah melahirkan

- Umur bayi kurang dari 6 bulan

- Menyusui Eksklusif

2. METODE PERLINDUNGAN (Barrier)

a. Kondom

Kondom digunakan pada fenis pria untuk mencegah sperma bertemu sel telur ketika terjadi

ejakulasi.

Cara Kerja

Mencegah masuknya sperma ke alat kelamin wanita sampai ke ovum

b. Spermatisida

Bahan atau substansi yang dapat me-non-aktifkan sperma sebelum sperma masuk ke rongga

rahim. Sediaannya ada dalam berbagai bentuk : cream, gel, busa, film, suppositoria dan tablet.

Umumnya mengandung bahan kimia yang dinamakan nonoxynol-9, yang bisa membunuh

sperma.

Efektitas

Efektifitasnya jika dipakai tanpa kombinasi sekitar 71 %, artinya dari 100, yang gagal (menjadi

hamil) sekitar 29% dalam pemakaiannya selama setahun.

21

Page 22: Kesehatan Masyarakat

c. Vagina Diafragma / Kap serviks ( cervical cap)

Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang

vagina 6 jam sebelum senggama.

Cara Kerja

Diafragma atau cervical cap berguna untuk menutupi uterus sehingga mencegah sperma

membuahi sel telur.

d. IUD (Intrauterine Device) = AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat yang terbuat dari tembaga kedalam

rahim.

Cara Kerja

Menimbulkan reaksi keradangan lokal dalam endometrium kavum uteri sehingga menghambat

terjadinya penempelan sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.

IUD diduga juga menghambat motilitas tuba sehingga memaksa sperma "berenang" melawan

arus.

3. METODE HORMONAL

a. Pil KB

Jenis pil dan Pengertian

a) Minipil yaitu alat kontrasepsi jenis pil yang hanya mengandung hormon progesteron. Pil ini

cocok untuk ibu menyusui.

b) Pil Kombinasi yaitu alat kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron.

Cara Kerja

- mencegah pelepasan sel telur

- mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur

22

Page 23: Kesehatan Masyarakat

b. Suntik KB

Pengertian Alat kontrasepsi suntik yang hanya mengandung hormon progesteron yan di berikan

setian 3 bulan sekali / 12 minggu sekali.

Cara Kerja

- mencegah pelepasan sel telur

- mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur

c. Susuk KB Implant/susuk KB

PengertianAlat kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit pada bagian

tangan yang dilakukan oleh dokter Anda.

Cara Kerja

- Mengentalkan lendir serviks

- Mengurangi proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi

- Menekan ovulasi

4) Jenis Implan

- Norplant : terdiri dari 6 batang dan lama kerja 5 tahun

- Implanont : terdiri dari 1 batang lama kerja 3 tahun

- Indoplant dan Jadena : terdiri dari 2 batang dengan lama kerja 3 tahun.

4. METODE KONTRASEPSI PERMANEN (KONTRASEPSI MANTAP=KONTAP)

a. Sterilisasi

Saluran telur pada wanita disumbat dengan cara diikat, dipotong atau dilaser.

Sterilisasi pada wanita ini juga bisa dilakukan dengan pengangkatan rahim.

Cara kontrasepsi ini bersifat permanent.

23

Page 24: Kesehatan Masyarakat

Sedangkan pada kaum pria, sterilisasi dilakukan dengan cara memotong saluran sperma.

Jika kita ingin jalani kontrasepsi ini, sebaiknya usia anak bungsu Anda telah melewati masa

balita. hal ini sekedar berjaga-jaga jika suatu saat Anda masih berniat untuk hamil kembali.

Penyuluhan

Penyuluhan Gizi dan KB

a. Gizi pada ibu hamil.

Ø Ibu hamil makan makanan yang bergizi yang mengandung empat sehat lima

sempurna.

Ø Makan satu piring lebih banyak dari sebelum hamil.

Ø Untuk menambah tenaga, makan makanan selingan pagi dan sore hari seperti kolak,

kacang hijau, kue-kue dan lain-lain.

Ø Tidak ada pantangan makan selama hamil.

Ø Minum 1 tablet tambah darah selama hamil dan nifas.

b. Gizi pada bayi

1) Usia 0-6 bulan

Ø Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang, sore

maupun malam.

Ø Jangan beikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI eksklusif).

Ø Susui/teteki bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian

2) Usia 6-9 bulan

Selain ASI dikenalkan makanan pendamping ASI dalam bentukm lumat dimulai dari bubur

susu sampai nasi tim lumat

3) Usia 9-12 bulan.

24

Page 25: Kesehatan Masyarakat

Ø Selain ASI diberi MP-ASI yang lebih padat dan kasar seperti bubur nasi, nasi tim dan

nasi lembik.

Ø Pada makanan pendamping ASI ditambahkan telur ayam, ikan, tahu, tempe, daging sapi,

wortel, bayam atau minyak.

Ø Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau,

pisang, biskuit, nagasari dan lain- lain.

Ø Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat saring

Penyuluhan KB

Pentingnya ikut program KB setelah persalinan agar Ibu punya waktu untuk menyusui dan

merawat bayi, menjaga kesehatan ibu serta mengurus keluarga, Mengatur jarak kehamilan tidak

terlalu dekat yaitu lebih dari 2 tahun, Macam alat kontrasepsi antara lain :

1) Untuk suami : Kondom dan Vasektomi

2) Untuk istri : pil, suntik, spiral, implant, spiral, tubektomi.

Posyandu

Tujuan posyandu antara lain:  

Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan

dan nifas.

Membudayakan NKBS

Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB

serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan

keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.

Tingkatan Posyandu :

• Pratama, kegiatan posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur tiap bulannya,

jugaterbatas jumlah kader.2.

25

Page 26: Kesehatan Masyarakat

• Madya, kegiatan posyandu strata ini delapan kali dalam satu tahun, mempunyai kadersebanyak

5 orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya sehat.3.

• Purnama, kegiatan posyandu strata ini lebih dari delapan kali dalam setahun dengan kaderlebih

dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat.4.

• Mandiri, kegiatan posyandu strata ini sebanyak dua belas kali dalam setahun, jumlahkader lebih

dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia lebih dari 50% KK.

Kegiatan Pokok Posyandu 

KIA

KB

Imunisasi

Gizi

Penanggulangan diare

Pelaksanaan Layanan Posyandu 

Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu: 

Meja I : Pendaftaran   

Meja II : Penimbangan  

Meja III : Pengisian KMS 

Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS 

Meja V : Pelayanan kesehatan berupa: 

Imunisasi

Pemberian vitamin A dosis tinggi.

Pembagian pil KB atau kondom.

Pengobatan ringan.

Konsultasi KB.

Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V merupakan meja

pelayanan medis.  

26

Page 27: Kesehatan Masyarakat

Keberhasilan Posyandu 

Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN. 

S  : Semua balita di wilayah kerja posyandu. 

K : Semua balita yang memiliki KMS. 

D : Balita yang ditimbang. 

N : Balita yang Berat Badannya naik 

Keberhasilan Posyandu berdasarkan: 

1. D Æ Baik/ kurangnya peran serta masyarakat.

2. N Æ Berhasil tidaknya program posyandu.

Kegiatan Posyandu  

1.   Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak 

Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan khusus

terhadap anak yang selama ini 3 kali  tidak melakukan penimbangan, pertumbuhannya

tidak cukup baik sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis

merah KMS. 

Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A.  

Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/

bulan) dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS. 

Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layu.

Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu. 

2. Pelayanan Tambahan yang Diberikan  

1. Pelayanan bumil dan menyusui. 

2. Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang diintegenerasikan dengan

program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya.

3. Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus dan sebagainya.

4. Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.

27

Page 28: Kesehatan Masyarakat

5. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.

6. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).

7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.

8. Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan lingkungan

pemukiman.

9. Pemanfaatan pekarangan.

10. Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain.

11. Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.

Manfaat Posyandu   

Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi, penanggulangan

diare. 

1. Kesehatan ibu dan anak 

Ibu:  Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilandan nifas,

Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah,

Imunisasi TT untuk ibu hamil.

Pemberian Vitamin A: Pemberian vitanin A dosis tinggi pada bulan Februari dan Agustus

(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari kurangnya

vitamin A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. (Dinas

Kesehatan RI. 2006: 95)

Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu (Dinas

Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan

pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari

penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari   data tersebut dapat diketahui status

pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 54), apabila penyelenggaraan posyandu

baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.

Peran Serta Masyarakat Tentang Upaya (UKBM)

28

Page 29: Kesehatan Masyarakat

1.      Wujud Peran Serta Masyarakat

Dari pengamatan pada masyarakat selama ini ada beberapa wujud peran serta masyarakat

dalam pembangunan kesehatan pada khususnya dan pemabangunan nasional pada

umumnya. Bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut6,9

a.       Sumber Daya Manusia

setiap insan dapat berpartisipasi aktif dalam pembanguanan masyarakat. Wujud insan yang

menunjukkan peran serta masyarakat dibidang kesehatan antara lain sebagai berikut.

1)      Pemimpin masyarakat yang berwawsan kesehatan

2)      Tokoh masyarakat yang berwawasan kesehatan, baik tokoh agama, politisi, cendikiawan,

artis/seniman, budayaan, pelawak dan lain-lain.

3)      Kader Kesehatan, yang sekarang banyak sekali ragamnya misalnya : kader Posyandu,

kader lansia, kader kesehatan lingkungan, kader kesehatan gigi, kader KB, dokter kecil, saka

bakti husada, santri husada, taruna husada, dan lain-lain.

b.      Institusi/lembaga/organisasi masyarakat

bentuk lain peran serta masyarakat adalah semua jenis institusi, lembaga atau kelompok

kegiatan masyarakat yang mempunyai aktifitas dibidang kesehatan. Beberapa contohnya

adalah sebagai berikut.

1)      Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). Yaitu segala bentuk kegiatan

kesehatan yang bersifat dari, oleh dan untuk masyarakat, seperti :

         Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

         Pos Obat Desa (POD)

         Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

         Pos kesehatan di Pondok Pasantren (Pokestren)

         Pemberantasan Penyakit Menular dengan Pendekatan PKMD (P2M-PKMD)

         Penyehatan Lingkungan Pemungkiman dengan Pendekatan PKMD (PLp-PKMD) sering

disebut dengan desa pencontohan kesehatan lingkungan (DPKL).

         Suka Bakti Husada (SBH)

         Taman Obat Keluarga (TOGA)

         Bina Keluarga Balita (BKB)

         Pondok Bersalin Desa (Polindes)

         Pos Pembinaan Terpadu lanjut usia (Posbindu Lansia/Posyandu Usila)

29

Page 30: Kesehatan Masyarakat

         Pemantau dan Stimulasi Perkembangan Balita (PSPB)

          Keluarga Mandiri

         Upaya Kesehatan Mesjid

2)      Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempunyai kegiatan dibidang kesehatan.

Banyak sekali LSM yang berkiprah dibidang kesehatan, aktifitas mereka beragam sesuai dengan

peminatannya.

3)      Organisasi Swasta yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, ruamh

bersalin, balai kesehatan Ibu dan anak, balai pengobatan, dokter praktik, klinik 24 jam, dan

seabaginya.

c.       Dana

 Wujud lain partisipasi masyarakat adalah dalam bentuk pembiayaan kesehatan seperti dana

sehat, asuransi kesehatan, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat, dan berbagai bentuk

asuransi dibidang kesehatan. Secara umum jenis-jenis partisipasi pemberdayaan kesehatan

masyarakat adalah sebagai berikut;

1)      Berbagai bentuk dana sehat seperti dana sehat pola PKMD (Pembangunan Kesehatan

Masyarakat Desa), dana sehat pola UKS< (Upaya Kesehatana Sekolah), dana sehat

pondok pasantren, dana sehat pola KUD (Koperasi Unit Desa), dana sehat yang

dikembangkan oleh LSM, dan dana sehat organisasi/kelompok lainnya (Supir angkot,

tukang becak dan lain-lain);

2)      Asuransi kesehatan oleh PT Asuransi Kesehatan Indonesia, dengan sasaran para

pengawai negeri sipil, pensiunan, dan sebagaian karyawan swasta atau pengawai pabrik;

3)      Jaminan sosial tenaga kerja (termasuk pemiliharaan kesehatan) khusunya bagi para

pekerja Perusahaan swasta;

4)      Asuransi kesehatn swasta atau badan penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan

Masyarakat (Bapel JPKM0), seperti asuransi kesehatan yang dikelola PT tugu mandiri,

PT Bintang Jasa, dan lain-lain.

Wujud Lain

Masih ada bentuk peran serta masyarakat selain di atas, antara lain :

1)      Jasa Tenaga

2)      Jasa Pelayanan

30

Page 31: Kesehatan Masyarakat

3)      Subsidi silang

Lingkup Peran Serta Masyarakat

Ruang lingkup peran serta masyarakat (PSM) menjadi sangat luas bahkan tidak terbatas. Namun

demikian, untuk memudahkan dalam pembinaan, lingkup PSM dapat dikelompokkan menjadi

a.       Upaya Kesehatana Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh

masyarakat umum.

b.      Upaya Kesehatan Tradisional (UKESTRA)

c.       Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

d.      Upaya Kesehatan Dasar Swasta (UKDS)

e.       Kemitaraan LSM dan dunia usaha.

f.       Dan sehat/jaminan pemeliharaan kesehatan Masyarakat (JPKM)

g.      Peran wanita pembangunan kesehatan

h.      Peran generasi muda dalam pembangunan keseahatan

i.        Kader kesehatan.

3.      prinsip Penggerakan Peran Serta Masyarakat

Kesehatan merupakan kebutuahn setiap orang. Oleh karena itu kesehatan seharusnya

tercermin dalam kegiatan setiap insan. Peran serta masyarakat dibidang kesehatan di arahkan

melalui tiga macam utama, sebagai berikut.

a.    Kepemimpinan

b.    Pengorganisasian

c.    Pendanaan

Dengan demikian, tujuan akhir yang hendak dicapai dalam peningkatan peran serta

masyarakat di bidang kesehatan adalah sebagai berikut6,7.

a.       Setiap pemimpin kelompok masyarakat baik formal maupun imformal mempunyai

wawasan kesuma (kesehatan untuk semua).

b.      Setiap kelompok masyarakat baik ditingkat kewilayahan maupun organisasi, mempunyai

bentuk UKBM yang merupakan wujud partisipasi mereka dalam menanggulangi masalah

kesehatan yang mereka hadapi, dengan kualitas yang baik.

31

Page 32: Kesehatan Masyarakat

c.       Setiap kelompok masyarakat mengembangkan dana sehat menggunakn pola yang sesuai

dengan karakteristik masyarakat setempat, dengan kualitas yang memadai. Dana sehat

pola PKMD untuk masyarakat perdesaan, dana sehat pola KUD untuk masyarakat anggota

KUD, dana sehat pada UKS untuk para murid sekolah dan lain-lain

4.      Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat di bidang kesehatan mempunyai kekhususan seabagai berikut

a.       Meskipun kesehatan berdampingan dengan kedoktoran, implementasi program kesehatan

masyarakatnya berbeda jauh dengan dunia kedokteran. Keseahtan masyarakat sangat erat

kaitannya dengan aspek sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.

b.      Bidang gerak serta masyarakat amat luas dan sangat bervariasi sehingga tidak mungkin

menerapkan suatu harusan yang sifatnya mutlak.

32

Page 33: Kesehatan Masyarakat

Bab III

Penutup

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut

pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta

anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi

situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan

merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal

penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan,

pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula

pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan

para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup

sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk

menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat

kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan

bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Saran

Semoga dengan tersusunnya makalah KIA ini, memberikan manfaat bagi kita semua, dan

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

33

Page 34: Kesehatan Masyarakat

Daftar Pustaka

1. Susanto DJ, Bherta T, Daya M, Shanyuna. Jenis Tenaga Penolong Persalinan Pada Ibu

yang Memiliki Anak Berusia Bawah Tiga Tahun. Jakarta: Fakultas Kedokteran

UKRIDA; 2008.h.5-15.

2. Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Factsheet ANC Terpadu. Jakarta: Depkes RI; 2011.

3. Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Factsheet Jaminan Persalinan. Jakarta: Depkes RI; 2011.

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar2010. Jakarta:

Kementrian Kesehatan RI; 2010.h.248-53.

5. WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank. Maternal Mortality 2005. Geneva: World

Health Organization;2007.p.4-5

6. WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank. Trends in : Maternal Mortality 1990-2010.

Geneva : World Health Organization; 2012.p. 4-6.

7. Kosim, M.S [ed] Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter,

Bidan dan Perawat Rumah Sakit, Depkes RI

8. Satgas Imunisasi IDAI. Buku Imunisasi di Indonesia

9. Depkes RI. 2001. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer [MPS] di

Indonesia 2001-2010

10. Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008.

34