kesehatan dan gizi pada anak usia tk.docx
TRANSCRIPT
Kesehatan dan Gizi pada Anak Usia TK : Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Pendidikan prasekolah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.27
Tahun 1990 diselenggarakan untuk meletakkan dasar ke arah
perkembangan sikap, pengetahuan dan ketrampilan serta daya cipta
yang diperlukan oleh anak sebelum memasuki pendidikan dasar.
Usia 0–6 tahun merupakan masa yang sangat menentukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam usia itu anak berada
dalam masa peka untuk menerima rangsangan terarah dan didorong
ketingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Dengan
demikian diharapkan pembiasaan perilaku dan kemampuan dasar anak
dapat berkembang dan tumbuh secara baik dan benar. Oleh karena itu
pendidikan sejak usia awal bagi anak usia ini cukup penting dan sangat
menentukan masa depannya.
Salah satu bentuk pendidikan prasekolah adalah Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) yaitu merupakan suatu bentuk organisasi terkecil,
dimana anak-anak dapat bermain dan melakukan aktivitas di bawah
bimbingan para tutor dan petugas dengan cara mengembangkan fungsi-
fungsi kejiwaan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan yang harus
dilalui setiap anak. Dari identifikasi yang telah dilakukan ternyata
sasaran anak usia prasekolah yang belum terbina melalui program ini
masih banyak.
Berdasarkan keadaan tersebut di atas maka dipandang perlu SKB
Grobogan sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam membuat
percontohan dan pengendalian mutu program pendidikan luar sekolah,
pemuda dan olah raga untuk ikut mengembangkan dan
menyelenggarakan Program Pendidikan Anak Usia Dini.
1.2 Tujuan Permasalahan
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan
sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,
yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar
ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus
dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,
kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama)
bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas,
yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat
perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di
dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di
masa dewasa.
Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai
kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003
ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan
PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan
sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
Infant (0-1 tahun)
Toddler (2-3 tahun)
Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
1.3 Metode Penyusunan Masalah Metode penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Program Gizi Dan Kesehatan
2. Penyelenggaraan Program Makan di TK
3. Fungsi Penyelenggaraan Makan di TK
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Program Gizi Dan Kesehatan
2.1.1 Pengertian Gizi dan kesehatanGizi dan kesehatan adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi,
transportasi, penyimpanan,
Kesehatan dan gizi dapat diartikan sebagai suatu hal yang
mendatangkan sehat atau kebaikan dengan diberikan zat makanan yang
dibutuhkan tubuh. Dalam memberikan makanan bayi ASI merupakan
makanan utama, sedang lainnya sebagai makanan pelengkap. Anak usia
1 - 3 tahun sangat rentan terhadap penyakit gizi. Mereka boleh diajari
makan sendiri, dengan cara mencicipi makanan yang lunak, tidak pedas
dan tidak merangsang. Pemberian makanan manis pada anak usia dini
tidak boleh terlalu banyak supaya tidak terjadi karies (gigi berlubang),
oleh karena itu anak perlu belajar menggosok gigi. Pada usia 4 - 6 tahun
kebutuhan nutrient anak relatif kurang, sebab anak sudah bisa memilih
makanan sendiri, untuk itu pengertian tentang nilai tentang gizi boleh
diajarkan. Kesehatan dan gizi anak sangat penting untuk diperhatikan
sejak dini mulai dari dalam kandungan. Kesehatan dan gizi itu sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang
mendapat gizi yang seimbang dan sehat akan tumbuh menjadi manusia
yang berkualitas. Sejak anak masih dalam kandungan kesehatan dan gizi
perlu diperhatikan, melalui ibunya. Cara mengusahakannya, antara lain
dengan memberikan kebiasaan untuk berdisiplin.
Potensi anak dapat dikembangkan jika anak sehat secara fisik maupun
mentalnya. Perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari
pemberian makanan yang sehat dan menjaga kebersihan. Pemberian
makanan yang sehat dapat menjaga kesehatan, mendidik anak untuk
menanamkan kebiasaan hidup sehat. Makanan yang diberikan kepada
anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi dan kebutuhan anak. Anak
yang alergi terhadap makanan tertentu berikan makanan pengganti
untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pengembangan potensi anak
secara menyeluruh dapat dilakukan melalui stimulasi yang cukup.
Stimulasi dini perlu dilakukan sejak bayi lahir, bahkan sejak dalam
kandungan. Rangsangan dilakukan setiap hari pada semua sistem indra,
gerak kasar dan halus, mengajak berkomunikasi, serta merangsang
perasaan yang menyenangkan, serta pikiran bayi dan Balita. Stimulasi
sebaiknya dilakukan terus-menerus saat berinteraksi dengan bayi atau
Balita dan dilakukan dalam suasana menyenangkan dan penuh kasih
sayang. kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan
produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi
anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup
mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah
satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh
kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang
mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas
maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna
makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas
kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan
dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan
makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan
sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Makanan sumber
zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,
kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber
zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat
pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-
kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur,
ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun
berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan seseorang. Makanan sumber zat pengatur adalah semua
sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai
vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya
fungsi organ-organ tubuh.
2.1.2 Penilaian Status GiziStatus gizi adalah Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variabel tertentu, contoh gondok endemik merupakan keadaaan tidak
seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
Macam-macam penilaian status gizi
1. Penilaian status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat
penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.
a. Antropometri
1) Pengertian
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau
dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
2) Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
3) Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
Salah satu contoh penilaian ststus gizi dengan antropometri adalah
Indeks Massa Tubuh. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index
(BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status
gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko
terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan
meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu,
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat
mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang.
Pedoman ini bertujuan memberikan penjelasan tentang cara-cara
yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT
dengan penerapan hidangan sehari-hari yang lebih seimbang dan cara
lain yang sehat.
Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan
timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT
hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat
diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Berat Badan (Kg)IMT = -------------------------------------------------------Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk
Indonesia adalah sebagai berikut:
Kategori IMTKurus Kekurangan berat badan
tingkat berat<>
Kurus sekali
Kekurangan berat badan tingkat ringan
17,0 – 18,4
Normal Normal 18,5 – 25,0Gemuk Kelebihan berat badan tingkat
ringan25,1 – 27,0
Obes Kelebihan berat badan tingkat berat
> 27,0
Untuk mengukur status gizi anak baru lahir adalah dengan
menimbang berat badannya yaitu : jika ≤ 2500 gram maka dikategorikan
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) jika 2500 – 3900 gram Normal dan
jika ≥ 4000 gram dianggap gizi lebih.
Untuk Wanita hamil jika LILA (LLA) atau Lingkar lengan atas <>
b. Klinis
1) Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan
yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini
dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti
kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
2) Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat
(rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara
cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat
gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi
seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan
gejala (Symptom) atau riwayat penyakit.
c. Biokimia
1) Pengertian
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine,
tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
2) Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan
akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala
klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih
banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
d. Biofisik
1) Pengertian
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status
gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat
perubahan struktur dari jaringan.
2) Penggunaan
Umumnya dapat digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian
buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan
adalah tes adaptasi gelap.
BAB IIIPENUTUP
III.1. KesimpulanKesehatan dan gizi anak sangat penting untuk diperhatikan sejak
dini mulai dari dalam kandungan. Kesehatan dan gizi itu sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang
mendapat gizi yang seimbang dan sehat akan tumbuh menjadi manusia
yang berkualitas. Sejak anak masih dalam kandungan kesehatan dan gizi
perlu diperhatikan, melalui ibunya. Cara mengusahakannya, antara lain
dengan memberikan kebiasaan untuk berdisiplin.
Potensi anak dapat dikembangkan jika anak sehat secara fisik
maupun mentalnya. Perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat
diawali dari pemberian makanan yang sehat dan menjaga kebersihan.
Pemberian makanan yang sehat dapat menjaga kesehatan, mendidik
anak untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat. Makanan yang
diberikan kepada anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi dan
kebutuhan anak. Anak yang alergi terhadap makanan tertentu berikan
makanan pengganti untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Pengembangan potensi anak secara menyeluruh dapat dilakukan melalui
stimulasi yang cukup. Stimulasi dini perlu dilakukan sejak bayi lahir,
bahkan sejak dalam kandungan. Rangsangan dilakukan setiap hari pada
semua sistem indra, gerak kasar dan halus, mengajak berkomunikasi,
serta merangsang perasaan yang menyenangkan, serta pikiran bayi dan
Balita. Stimulasi sebaiknya dilakukan terus-menerus saat berinteraksi
dengan bayi atau Balita dan dilakukan dalam suasana menyenangkan dan
penuh kasih sayang.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2001.
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982.
Supariasa, I. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002.
KESEHATAN DAN GIZIPosted on May 12, 2010 by KB - TK ANAK CERIA BANJARBARU
HAKIKAT KESEHATAN DAN GIZI
Kesehatan dan Gizi pada Anak Usia TK
Kesehatan dan gizi dapat diartikan sebagai suatu hal yang mendatangkan sehat atau kebaikan dengan diberikan zat makanan yang dibutuhkan tubuh. Dalam memberikan makanan bayi ASI merupakan makanan utama, sedang lainnya sebagai makanan pelengkap. Anak usia 1 – 3 tahun sangat rentan terhadap penyakit gizi. Mereka boleh diajari makan sendiri, dengan cara mencicipi makanan yang lunak, tidak pedas dan tidak merangsang. Pemberian makanan manis pada anak usia dini tidak boleh terlalu banyak supaya tidak terjadi karies (gigi berlubang), oleh karena itu anak perlu belajar menggosok gigi. Pada usia 4 – 6 tahun kebutuhan nutrient anak relatif kurang, sebab anak sudah bisa memilih makanan sendiri, untuk itu pengertian tentang nilai tentang gizi boleh diajarkan.
Kesehatan dan gizi anak sangat penting untuk diperhatikan sejak dini mulai dari dalam kandungan. Kesehatan dan gizi itu sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang mendapat gizi yang seimbang dan sehat akan tumbuh menjadi manusia yang berkualitas. Sejak anak masih dalam kandungan kesehatan dan gizi perlu diperhatikan, melalui ibunya. Cara mengusahakannya, antara lain dengan memberikan kebiasaan untuk berdisiplin.
Kesehatan, Gizi dan Pengembangan Potensi Anak
Potensi anak dapat dikembangkan jika anak sehat secara fisik maupun mentalnya. Perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari pemberian makanan yang sehat dan menjaga kebersihan. Pemberian makanan yang sehat dapat menjaga kesehatan, mendidik anak untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat. Makanan yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi dan kebutuhan anak. Anak yang alergi terhadap makanan tertentu berikan makanan pengganti untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pengembangan potensi anak secara menyeluruh dapat dilakukan melalui stimulasi yang cukup. Stimulasi dini perlu dilakukan sejak bayi lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Rangsangan dilakukan setiap hari pada semua sistem indra, gerak kasar dan halus, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan, serta pikiran bayi dan Balita. Stimulasi sebaiknya dilakukan terus-menerus saat berinteraksi dengan bayi atau Balita dan dilakukan dalam suasana menyenangkan dan penuh kasih sayang.
Macam-macam Zat Makanan
Menurut Sediaoetama (2000) fungsi zat gizi sebagai sumber energi atau tenaga, menyokong pertumbuhan badan, memelihara jaringan tubuh, mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan dalam cairan tubuh (keseimbangan air, asam basa, dan mineral), serta mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Ada berbagai jenis zat makanan yang dibutuhkan tubuh di antaranya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral-mineral.
POLA HIDUP SEHAT
Pola Dasar Makanan Sehat
Pola dasar makanan sehat sebaiknya diterapkan sejak nol tahun hingga anak mampu memilih jenis makanan yang sehat. Air susu ibu (ASI) merupakan salah satu jenis makanan sehat. Bayi dapat diberikan susu formula atau bubur halus setelah berusia empat bulan atau diberikan secara bertahap sesuai dengan kebutuhannya. Selanjutnya, setelah usia 6 bulan dapat diberikan nasi tim. Tim yang diberikan sebaiknya diolah dengan memanfaatkan berbagai jenis makanan. Mulai dari sumber protein hewani dan nabati, sumber karbohidrat, dan berbagai jenis sayuran. Sejak berusia enam bulan sebaiknya bayi mulai diperkenalkan berbagai makanan untuk melatih indra pengecapnya. Dengan diberikan berbagai jenis makanan secara bergantian maka anak akan mengenal berbagai macam rasa makanan. Untuk dapat menentukan makanan yang tepat, orang tua perlu mengetahui kondisi anak. Seorang anak usia TK sedang mengalami masa tumbuh kembang yang amat pesat. Pada masa ini proses perubahan fisik, emosi, dan sosial anak berlangsung dengan cepat. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri anak sendiri maupun lingkungannya. Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan besar untuk kehidupan anak tersebut. Seorang anak juga dapat mengalami defisiensi zat gizi yang berakibat pada berbagai aspek fisik maupun mental. Pola makan kelompok masyarakat tertentu juga menjadi pola makan anak. Jika menyusun hidangan untuk anak, perlu diperhatikan kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan zat gizi ini berpengaruh kesehatan dan kecerdasan anak.
Tingkat Kesehatan dan Gizi
Kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi makanan. Tingkat konsumsi makanan ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Susunan hidangan harus memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya. Konsumsi yang kurang baik kualitasnya maupun kuantitasnya akan memberikan kondisi kesehatan dan gizi yang tidak seimbang sehingga akan muncul berbagai penyakit, di antaranya penyakit gizi lebih (obesitas), penyakit gizi kurang, penyakit metabolik bawaan, dan penyakit keracunan makanan.
Anak Balita pada umumnya merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain, dan belum mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama dalam hal makanan.
Masalah Gizi Masyarakat
Masalah gizi sekarang ini berkembang pada masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah yang terjadi konflik maupun daerah yang terkena bencana alam. Penanganan masalah gizi masyarakat sebaiknya dilakukan
dengan cepat dan menyeluruh di semua lapisan masyarakat, sebab hal tersebut akan berpengaruh ke dalam kondisi jangka panjang. Gejala klinis gizi kurang adalah akibat ketidakseimbangan yang lama antara manusia dan lingkungan hidupnya. Lingkungan hidup ini mencakup lingkungan alam, biologis, sosial budaya maupun ekonomi.
Secara nasional ada empat masalah gizi utama di Indonesia, yaitu kurang kalori dan protein (KKP), kekurangan vitamin A, kekurangan garam besi dan anemia gizi, dan gondok endemik. Pembagian kelompok tersebut berdasarkan tujuan diagnostik, yaitu identifikasi gejala klinis penyakit sebagai dasar usaha penyembuhan (terapi).
Di luar aspek medik, klasifikasi masalah gizi adalah masalah gizi yang diakibatkan oleh kemiskinan, sosial budaya, kurangnya pengetahuan dan pengertian, pengadaan dan distribusi pangan, serta bencana alam.
KESEHATAN ANAK
Ciri-ciri Anak Sehat
Menurut Departemen Kesehatan RI (1993) ciri anak sehat adalah tumbuh dengan baik, tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya, tampak aktif/gesit dan gembira, mata bersih dan bersinar, nafsu makan baik, bibir dan lidah tampak segar, pernapasan tidak berbau, kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering, serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Sedangkan gambaran anak sehat jika dilihat dari tingkat inteligensinya (IQ), menurut Sumadi Suryabrata, 1984 dapat dibagi menjadi 9 kategori sebagai berikut.
Lebih dari 140 : genius
Antara 120-139 : veri superior
Antara 110-119 : superior
Antara 90-109 : normal, rata-rata
Antara 80-89 : sub-normal, bodoh
Antara 70-79 : garis batas
Antara 50-69 : debil (masih dapat dididik dan dilatih)
Antara 30-49 : embecil (tidak dapat dididik)
Kurang dari 30 : idiot (tidak dapat dididik dan dilatih)
Kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang. Perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Kegiatan Belajar 2
Gangguan Kesehatan Anak
Ada beberapa jenis gangguan yang sering terjadi pada anak di antaranya berikut ini.
Makanan kurang atau kelebihan
Kekurangan zat makanan disebut defisiensi dan mengakibatkan tidak sehat bahkan sakit, kelebihan menyebabkan berbagai penyakit. Kekurangan umumnya mencakup protein dan karbohidrat, serta vitamin dan mineral, sedangkan kelebihan umumnya berkaitan dengan konsumsi lemak, protein, dan gula.
Gangguan psikis
Beberapa gangguan psikis pada anak adalah gangguan emosi, belajar, sosial, psikiatri, dan khusus.
Gangguan sosial
Gangguan sosial terjadi karena tidak adanya keseimbangan diri dengan lingkungan di sekitarnya.
Gangguan psikiatri yang timbul akibat faktor psikososial
Beberapa gangguan psikiatri yang dapat terjadi pada anak adalah gangguan dalam hubungan dengan orang tua, gangguan dalam diri anak. Gangguan ini terjadi pada anak yang memiliki kekurangan atau cacat. Gangguan dalam interaksi sosial, seperti anak bergaul dengan keluarga dan orang lain di luar keluarganya. Selain beberapa gangguan yang terjadi pada anak, juga sering muncul beberapa penyakit yang berkaitan dengan kondisi fisiknya. Ada beberapa penyakit anak yang sering menyerang sehingga perlu dicegah. Penyakit anak itu, antara lain cacar air, demam berdarah, polio, mengompol, disentri. Ada beberapa gejala yang timbul pada anak yang sakit di antaranya pilek, suara serak, selera makan berkurang, muntah, kejang, dan nyeri.
Upaya Pemeliharaan Kesehatan Anak
Pengertian kesehatan anak mencakup kesehatan badan atau pribadi dan lingkungan. Ciri anak sehat dapat dilihat dari segi fisik dan tingkah lakunya.
Berbagai penyakit dapat diperoleh anak. Masing-masing penyakit memiliki ciri dan akibatnya. Gejala penyakit anak ini perlu diketahui guru agar dapat memantau dan memberikan informasi kepada orang tua dalam rangka membantu orang tua untuk pelayanan kesehatan anak. Guru perlu menjelaskan kepada anak mengenai berbagai pemeliharaan kesehatan, yaitu pemeliharaan kesehatan lingkungan, mata, telinga, kulit, gigi, dan jasmani.
Untuk memudahkan guru dalam pemeliharaan kesehatan anak, dibuat daftar mengenai penyakit, imunisasi, dan kesehatan anak.
TUMBUH KEMBANG ANAK
Tanda-tanda, Proses, dan Aspek Tumbuh Kembang Anak
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan menurut Achmad Djaeni Sediaoetama, pertumbuhan adalah bertambahnya materi tubuh, sedangkan perkembangan merupakan kemajuan fungsi atau kapasitas fisiologis badan atau organ badan. Pertumbuhan ditandai dengan berat badan, sedangkan perkembangan ditandai pertambahan kemampuan. Karakteristik pertumbuhan pada anak TK dapat dikelompokkan atas usia 3 – 4 tahun, usia 4 – 5 tahun, 5 – 6 tahun, yang mencakup perkembangan fisik dan kemampuan motorik serta emosional anak. Perkembangan adalah bertambah besarnya ukuran-ukuran antropometrik dan gejala/tanda lain pada rambut, gigi-geligi, otot, kulit serta jaringan lemak, darah. Dalam kehidupan sehari-hari pengukuran pertumbuhan adalah berat badan, tinggi (panjang) badan, lingkaran kepala, lingkaran lengan atas, dan lipatan kulit.
Ada empat aspek tumbuh kembang yang perlu dibina dalam menghadapi masa depan anak, yaitu perkembangan kemampuan gerak dasar, perkembangan gerak halus, perkembangan kemampuan bicara, dan perkembangan kemampuan bergaul dan mandiri. Perkembangan yang dialami anak merupakan rangkaian perubahan yang teratur dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya.
Proses pertumbuhan yang ditandai oleh semakin besarnya ukuran tubuh (berat, tinggi badan, dan lingkaran lengan atas) dan proses perkembangan yang ditandai oleh semakin bertambahnya kemampuan anak (koordinasi gerakan, bicara, kecerdasan, dan pengendalian perasaan interaksi dengan orang lain). Ada beberapa alat untuk
melakukan deteksi dini, yaitu tes skrining yang telah distandarisasi untuk menjaring anak yang mempunyai kelainan dari mereka yang normal, seperti berat badan menurut tinggi, pengukuran lingkar kepala anak, kuesioner pra-skrining perkembangan, kuesioner perilaku anak pra-sekolah, tes daya lihat dan tes kesehatan mata bagi anak pra-sekolah, serta tes daya dengar anak. Ada tiga hal yang dapat dilakukan pihak sekolah dalam memantau tumbuh kembang anak, yaitu pemantauan pertumbuhan anak, pemantauan perkembangan anak, dan pembinaan perkembangan anak.
Permasalahan Tumbuh Kembang Anak
Ada dua faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang seorang anak, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri, baik faktor bawaan maupun faktor yang diperoleh. Faktor luar, yaitu faktor-faktor yang ada di luar atau berasal dari luar diri anak, mencakup lingkungan fisik dan sosial serta kebutuhan fisik anak. Faktor luar tersebut di antaranya keluarga, gizi, budaya, serta teman bermain dan sekolah.
Masalah tumbuh kembang anak sendiri dapat diklasifikasikan menjadi gangguan fisik dan gangguan psikiatrik. Gangguan psikiatrik terdiri dari retardasi mental (kondisi ini ditandai oleh tingkat kecerdasan anak yang berada di bawah rata-rata), gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ciri utama dari gangguan ini adalah kesulitan anak untuk memusatkan perhatiannya yang timbul pada lebih dari satu situasi), gangguan tingkah laku (pada anak yang mengalami gangguan ini sering kali dikatakan sebagai anak nakal, sulit diatur, suka melawan, sering membolos dan berperilaku antisosial), gangguan depresi, masalah kesulitan belajar (gangguan perkembangan wicara dan berbahasa, gangguan kemampuan akademik, gangguan menulis ekspresif, dan gangguan berhitung).
MASALAH GIZI PADA ANAK
Penyakit Defisiensi Gizi
Penyakit-penyakit gizi di Indonesia tergolong ke dalam kelompok penyakit defisiensi. Penyakit gizi lebih (overnutrition) dan keragaman pangan (food intoxication) adalah:
penyakit kekurangan kalori dan protein,
penyakit defisiensi vitamin A,
penyakit defisiensi yodium (Iodine deficiency deseases/ IDD), dan
penyakit anemia defisiensi zat besi (Fe).
Defisiensi yodium juga mengakibatkan gambaran klinik lain, selain goiter endemik disebut Iodine Deficiency Diseases (IDD). Ada 4 jenis IDD, yaitu sebagai berikut.
Gondok endemik.
Hambatan pertumbuhan fisik dan mental disebut cretinism.
hambatan neuromotor.
kondisi tuli disertai bisu (deaf mutism).
Permasalahan Gizi dan Kehidupan Anak
Melalui makanan, manusia mendapat zat makanan atau zat gizi yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Ada berbagai zat gizi yang amat mempengaruhi kondisi kesehatan manusia. Besar pengaruh ini tampak jelas apabila konsumsi zat gizi tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh seseorang dalam hal kuantitas maupun kualitasnya, lebih maupun kurang. Masalah kesehatan gizi dapat timbul dalam.
bentuk penyakit dalam berbagai tingkat sesuai kekurangan atau kelebihan zat gizi yang dikonsumsi. Pada umumnya masyarakat di Indonesia mengalami penyakit gizi kurang pada berbagai golongan masyarakat terutama golongan anak yang berada pada masa peka akan kecukupan zat gizi bagi tumbuh kembangnya.
Penyakit defisiensi gizi mencakup defisiensi kurang kalori protein, defisiensi vitamin A, defisiensi yodium, dan defisiensi zat besi. Untuk seorang anak, masalah kesehatan gizi, yaitu defisiensi zat gizi dapat berakibat panjang, seperti berkaitan dengan kesehatan anak, penyakit infeksi, dan kecerdasan anak.
MAKANAN BERGIZI
Komposisi Bahan Makanan
Bahan makanan untuk susunan hidangan di Indonesia terdiri atas 5 kelompok, yaitu sebagai berikut.
Bahan makanan pokok, yang dikenal dari makanan yang dihidangkan pada waktu makan pagi, siang atau malam.
Bahan makanan lauk-pauk, dalam pola makan orang Indonesia berfungsi sebagai teman makanan pokok yang memberikan rasa enak merupakan sumber zat gizi protein dalam menu makanan sehari-hari.
Bahan makanan sayuran sebagai teman makanan pokok, pemberi serat dalam hidangan, serta pembasah karena umumnya dimasak berkuah.
Bahan makanan buah-buahan merupakan santapan terakhir dalam suatu acara makan atau dimakan kapan saja. Umumnya dipilih buah yang sudah ranum (masak/tua) dengan rasa manis dan dimakan mentah. Dapat juga buah-buahan ini diolah atau diawetkan.
Susu dan telur merupakan bahan makanan yang khusus karena kandungan zat gizi dan fungsinya terutama untuk golongan masyarakat tertentu.
Bahan Makanan dan Penukar
Menu adalah susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan saling melengkapi untuk kebutuhan makan seseorang.
Dalam menyusun menu hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
kombinasi rasa, yaitu asin, manis, asam, pahit, pedas jika disukai.
kombinasi warna hidangan, yaitu sayur-mayur dan buah-buahan.
variasi bentuk potongan.
variasi kering atau berkuah.
variasi teknik pengolahan.
Menu gizi seimbang terdiri dari (a) makanan pokok, (b) lauk-pauk, (c) sayur-mayur, dan (d) buah-buahan. Kecukupan gizi ini tergantung pada beberapa hal, yaitu umur, jenis kelamin, aktivitas, berat dan tinggi badan, genetika, serta keadaan hamil, menyusui. Perlu dibedakan RDA dengan kebutuhan gizi atau requirement yang menggambarkan kebutuhan zat gizi minimal individu berkaitan dengan. berbagai faktor.
Menu yang dihidangkan disesuaikan dengan kesempatan dan waktu makan. Menu untuk makan pagi, siang maupun alam sebaiknya dibedakan. Menu untuk hidangan acara tertentu disesuaikan dengan jenis acaranya. Makanan selingan berguna sebagai penambah zat gizi, terutama kalori maupun zat gizi lainnya yang kurang diperoleh pada waktu makan yang ada.
Pengolahan Makanan terdiri dari:
Pencucian dan Penyiangan Bahan Makanan
Pencucian bahan makanan perlu dilakukan karena ada bahan makanan yang berasal dari dalam tanah. Bahan makanan nabati pada umumnya perlu dibersihkan dari bagian-bagian yang tidak dapat dimakan. Bahan makanan lain yang disiangi adalah ikan.
Pemotongan Bahan Makanan
Pemotongan bahan makanan bertujuan untuk memudahkan makanan masuk ke dalam mulut dan mengunyah. Makanan untuk manusia lanjut usia (Manula) perlu lebih diperkecil potongannya bahkan kalau perlu dihaluskan.
Proses Pengolahan atau Pemasakan
Umumnya pengolahan dilakukan dengan mempergunakan panas, baik panas langsung.
Pengaruh Pengolahan pada Makanan
pecahnya dinding sel.
melemahkan dan mematikan mikroba.
mengubah berbagai zat gizi secara positif dan negatif.
pemanasan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan zat karsinogen.
panas dapat meniadakan zat-zat toksik.
Penyusunan menu hendaknya memperhatikan variasi hidangan, yaitu unsur bahan makanan, warna, rasa dari hidangan yang membentuk susunan menu tersebut.
MAKANAN SEHAT UNTUK USIA DINI
Pola Makanan pada Anak
Makan dapat dijadikan media untuk mendidik anak agar dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik, juga untuk menentukan jumlah makanan yang cukup dan bermutu. Pengertian pola makan menurut Lie Goan Hong dalam Sri Karjati (1985) adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran berbagai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu yang dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain kebiasaan, kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi, dan lingkungan alam. Fungsi makanan selain untuk kekuatan/ pertumbuhan, memenuhi rasa lapar, dan selera, juga dapat dijadikan sebagai lambang kemakmuran, kekuasaan, ketentraman dan persahabatan.
Beberapa daerah di Indonesia memiliki jenis makanan pokok yang berbeda di antaranya masakan beras maupun jagung dalam makanan sehari-hari terdapat di Jawa bagian tengah ke timur, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara. Sagu merupakan makanan utama penduduk di Indonesia bagian tengah dan barat. Jenis umbi didapatkan di semua bagian Indonesia dengan jumlah konsumsi masing-masing yang cukup tinggi. Peranan tepung gandum (terigu) sebagai bahan makanan utama belum sebesar jenis serealia dan umbi. Menurut Hertog dan Van Stavensen dalam Khumaidi (1994) fungsi sosial makanan mengandung enam unsur, yaitu memenuhi kesenangannya, makanan sebagai arti budaya, makanan sebagai fungsi religi dan magis, makanan sebagai fungsi komunikasi, makanan sebagai fungsi menyatakan status ekonomi, dan makanan sebagai fungsi kekuasaan.
Koentjaraningrat (1984) menyatakan bahwa kebiasaan makan individu, keluarga, dan masyarakat dipengaruhi oleh (1) faktor perilaku, (2) faktor lingkungan sosial, (3) faktor lingkungan ekonomi, (4) faktor lingkungan ekologi, (5) faktor ketersediaan bahan makanan, dan (6) faktor perkembangan teknologi.
Penyebab kesulitan makan anak, menurut Palmer dan Horn yang dikemukakan oleh Samsudin (1985), antara lain adalah kelainan neuro-motorik, kelainan congenital, kelainan gigi-geligi, penyakit infeksi akut dan menahun, defisiensi nutrien, dan psikologik.
Pendidikan Gizi Anak
Penyelenggaraan makan anak TK di sekolah memiliki kekhasan sendiri karena anak selain makan juga belajar mengenal makanan, menyukainya, memakai alat, dan cara makan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan khususnya kebersihan dan kandungan gizi makanan tersebut. Ada empat tahap dalam penyelenggaraan makan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian. Siklus ini berjalan baik apabila benar-benar dilakukan dan akan meningkatkan pelayanan sekolah untuk anak TK.
Pendidikan gizi sebaiknya dilakukan oleh segenap sekolah
Pendidikan gizi merupakan suatu bidang pengetahuan yang memungkinkan seseorang memilih dan mempertahankan pola makan berdasarkan prinsip-prinsip ilmu gizi. Hal-hal yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah sebagai berikut.
Penggunaan makanan oleh tubuh.
Pengaruh dari aktivitas dan kondisi fisik Kebutuhan gizi seseorang.
Kalori dan kandungan gizi berbagai bahan makanan.
Pengelompokan bahan makanan.
Pemilihan makanan secara ekonomis dan berkualitas.
Penyimpanan dan pengolahan makanan.
Sumber informasi mengenai makanan dan gizi.
Pendidikan gizi anak
Untuk lingkup sekolah maka pendidikan gizi diberikan kepada anak untuk mengarahkan kepada pembiasaan dan cara makan yang lebih baik. Maksudnya adalah sebagai sarana mempengaruhi perilaku anak sehingga dapat menerapkan pengetahuan gizi dalam kebiasaan makan sehari-hari. Pendekatan Pendidikan Gizi dapat dibagi atas pendekatan individu dan pendekatan kelompok. Pendidikan gizi di TK memiliki tujuan sebagai berikut.
Anak mengetahui perbedaan dan dapat memilih antara makanan sehat dan tidak bergizi.
Anak mengetahui kebutuhan tubuhnya.
Anak mengetahui dan mampu melakukan tata cara makan yang benar.
Anak mampu berperilaku sesuai dengan lingkungannya. Pemberian pengetahuan dapat dilakukan guru melalui pengajaran di sekolah. Pembinaan sikap adalah dengan memberikan pengertian yang jelas, dapat diterima anak.
PENDIDIKAN KESEHATAN
Pembahasan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku hidup sehat seorang anak terbentuk dari lingkungan sekolah, rumah, dan lingkungan sekitar. Anak hidup dalam lingkungan dengan berbagai benda dan alat di sekelilingnya. Anak usia TK sering kali belum dapat bergerak dengan mantap, suka melompat, berlari, meniru, dan sering kali memiliki rasa ingin tahu yang amat besar mengenai benda-benda yang ada di sekelilingnya.
Kondisi seorang anak TK memiliki beberapa kelemahan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Seorang anak TK masih belajar mengenal berbagai benda yang ada, bentuk maupun fungsinya. Banyak benda dan kondisi lingkungan yang membahayakan anak. Oleh karena itu, anak perlu diberi tahu mengenai bahaya yang ada dan cara menjaga keselamatan dirinya, di samping diawasi dan dijaga. Melalui pendidikan kesehatan di TK, seorang anak diberikan pengetahuan mengenai penjagaan keselamatannya dari bahaya yang kemungkinan ada pada lingkungan dan benda tertentu. Hak-hak anak dinyatakan dalam Bab II, Pasal 2 UU RI No. 4 Tahun 1979 yang menyatakan bahwa anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar.
Peningkatan Kemampuan Guru dan Membina Kesehatan Anak
Guru harus memiliki pengetahuan tentang pembinaan hidup sehat agar dapat membina kesehatan anak. Pembinaan tersebut dimulai dari perkembangan, kebutuhan sampai pada bagaimana membina anak secara tepat sehingga bertujuan membantu anak agar dapat mencapai tumbuh kembang setingkat perkembangan yang sesuai dengan seharusnya. Kegiatan pembinaan perkembangan ini juga dilakukan terhadap empat aspek perkembangan anak (kemampuan gerak kasar, gerak halus, berbicara, bahasa, kecerdasan, bergaul, dan mandiri). Ada 6 tes skrining yang digunakan (berat badan, lingkar kepala, skrining perkembangan, perilaku anak, tes daya ingat, dan tes daya dengar).
Salah satu alat ukur tes skrining yang digunakan adalah kuesioner yang berupa suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada orang tua dan digunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak sampai usia 6 tahun. Cara penggunaan KPSP, yaitu (a) Pencatat/petugas membaca KPSP dan orang tua menjawab pertanyaan sesuai usia anak, (b) Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan, (c) setelah diisi, teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab, hitunglah jawaban ya.
Kuesioner ini adalah sekumpulan kondisi-kondisi perilaku yang digunakan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan perilaku anak pra-sekolah. Tes Daya Lihat dan Tes Kesehatan Mata Anak ini adalah alat untuk memeriksa ketajaman daya ingat serta kelainan mata pada golongan umur tersebut. Tes kesehatan mata (TKM) dilakukan dengan memeriksa mata atas beberapa kelainan, keluhan, dan perilaku anak. Tes Daya Dengar ini dimaksud untuk mengetahui secara dini gangguan pada daya dengar anak.
PELAYANAN KESEHATAN ANAK
Pemantauan Kesehatan Anak
Anak usia dini sering mengalami kecelakaan ada beberapa penyebab anak mengalami kecelakaan, di antaranya (1) anak belum tahu cara menghadapi bahaya dan cara melakukan tindakan yang diperlukan ketika mengalami suatu kecelakaan, (2) belum bisa memperkirakan atau membedakan tingkat ketinggian dan kerendahan dengan benar, (3) suka memasukkan benda ke dalam mulut, (4) belum mengenali atau membedakan benda atau bahan yang berbahaya dan yang tidak berbahaya, (5) banyak bergerak, berlari, dan melompat, (6) keseimbangan tubuh belum sempurna seorang anak, mulai dari bayi ketika belajar duduk, memerlukan kemampuan mengatur otot dan keseimbangan tubuhnya, (7) suka meniru perbuatan orang lain, serta (8) rasa ingin tahu dan suka memegang suatu benda yang terjangkau olehnya.
Ada beberapa kecelakaan yang mungkin dapat terjadi pada anak, antara lain terjatuh, keracunan, kemasukan benda asing, terbakar, terluka, terbentur, dan tertumbuk, terbekap, serta tenggelam.
Pelayanan Kesehatan Anak melalui P3K
Anak hidup dalam lingkungan dengan berbagai benda dan alat di sekelilingnya. Anak usia TK sering kali belum dapat bergerak dengan mantap, suka melompat, berlari, meniru, dan sering kali memiliki rasa ingin tahu yang amat besar mengenai benda-benda yang ada di sekelilingnya.
Banyak benda dan kondisi lingkungan yang membahayakan anak. Oleh karena itu, anak perlu diberitahu mengenai bahaya yang ada dan cara menjaga keselamatan dirinya, di samping diawasi dan dijaga.
Kecelakaan yang terjadi pada anak umumnya meliputi terjatuh, keracunan, kemasukan benda asing, terbakar, terluka – terbentur tertumbuk, terbekap, dan tenggelam. Sekolah perlu menyediakan kotak P3K dengan isi obat maupun peralatannya dan guru hendaknya tahu cara menangani anak yang mengalami kecelakaan. Masing-masing kecelakaan memiliki penyebab, gejala, akibat dan cara penanganannya. Perlu diingat bahwa P3K adalah tindakan awal, tindak lanjutnya adalah membawa anak ke Puskesmas atau rumah sakit.