gizi usia lanjut referat

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menua (aging) merupakan proses normal yang dimulai sejak konsepsi dan berakhir saat kematian. Selama periode pertumbuhan, proses anabolisme melampaui proses katabolisme. Namun pada saat tubuh sudah mencapai tingkat kematangan fisiologis, kecepatan metabolisme atau proses degenerasi lebih besar daripada kecepatan proses regenerasi sel. Akibat yang timbul adalah hilangnya sel-sel yang berdampak dalam bentuk penurunan efisiensi dan gangguan fungsi organ, terutama pada para lanjut usia. 1 Memiliki usia panjang, bukanlah tanpa masalah. Banyak masalah yang dihadapi pada masa tua ini, salah satu di antaranya adalah masalah gizi yang erat kaitannya dengan kesehatan. Selain itu, terdapat berbagai perubahan fisiologik yang mempengaruhi status gizi lansia. 1,2 Data statistik menunjukkan bahwa penduduk berumur di atas 60 tahun meningkat dari hanya 4 % populasi di Amerika Serikat pada tahun 1900, menjadi 13 % pada tahun 1990, dan diperkirakan akan mencapai 20% pada tahun 2030. 3 Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 1971-2000, didapatkan peningkatan 1

Upload: ardianseigan

Post on 21-Jan-2016

91 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Referat gizi usia lanjut membahas gizi yang diperlukan untuk mengetahui kebutuhan gizi apa saja yang penting untuk orang tua

TRANSCRIPT

Page 1: Gizi Usia Lanjut Referat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menua (aging) merupakan proses normal yang dimulai sejak konsepsi dan

berakhir saat kematian. Selama periode pertumbuhan, proses anabolisme

melampaui proses katabolisme. Namun pada saat tubuh sudah mencapai tingkat

kematangan fisiologis, kecepatan metabolisme atau proses degenerasi lebih besar

daripada kecepatan proses regenerasi sel. Akibat yang timbul adalah hilangnya

sel-sel yang berdampak dalam bentuk penurunan efisiensi dan gangguan fungsi

organ, terutama pada para lanjut usia.1 Memiliki usia panjang, bukanlah tanpa

masalah. Banyak masalah yang dihadapi pada masa tua ini, salah satu di antaranya

adalah masalah gizi yang erat kaitannya dengan kesehatan. Selain itu, terdapat

berbagai perubahan fisiologik yang mempengaruhi status gizi lansia.1,2

Data statistik menunjukkan bahwa penduduk berumur di atas 60 tahun

meningkat dari hanya 4 % populasi di Amerika Serikat pada tahun 1900, menjadi

13 % pada tahun 1990, dan diperkirakan akan mencapai 20% pada tahun 2030.3

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 1971-2000,

didapatkan peningkatan banyaknya jumlah penduduk lanjut usia.4 Keadaan ini

berhubungan erat dengan meningkatnya Angka Harapan Hidup yang pada tahun

2000 mencapai 65,5 tahun. Pada tahun 2000 jumlah lanjut usia mencapai 7,4%

atau sekitar 15,3 juta orang. Pada tahun 2010 diperkirakan akan menyamai jumlah

balita pada saat itu, yaitu sekitar 8,5% dari jumlah seluruh penduduk atau sekitar

19 juta orang. Dan pada tahun 2020 jumlah lanjut usia tersebut akan meningkat

sekitar 30- 40 juta orang.5,6

Lansia seperti juga tahapan-tahapan usia yang lain dapat mengalami baik

keadaan gizi lebih maupun kekurangan gizi. Pada tahun 1995 lansia di Indonesia

yang dalam keadaan kurang gizi ada 3,4%, berat badan kurang sebesar 28,3%,

berat badan ideal berjumlah 42,4%, berat badan kebih ada 6,7% dan obesitas

sebanyak 3,4%.1

1

Page 2: Gizi Usia Lanjut Referat

Dengan semakin meningkatnya jumlah lansia di Indonesia, maka perhatian

yang harus diberikan kepada kelompok ini juga akan semakin besar.

Kecenderungan bertambah banyaknya penduduk lanjut usia ini menyebabkan

timbulnya masalah kesehatan di masa datang yang berkaitan erat dengan

bertambah banyaknya penyakit-penyakit tidak menular seperti penyakit

kardiovaskuler, diabetes mellitus dan neoplasma yang semakin menonjol.

Sementara pada saat yang sama penyakit-penyakit infeksi belum tertanggulangi

secara menyeluruh. Pemerintah perlu menciptakan suatu program agar para lanjut

usia tetap sehat, produktif, dan tidak tergantung pada orang lain. Salah satu yang

perlu diperhatikan adalah upaya menjaga kesehatan yang menyangkut kondisi

konsumsi pangannya. Dengan keadaan gizi yang baik diharapkan para lansia

akan tetap sehat dan bersemangat dalam berkarya. Melalui gizi yang baik, usia

produktif mereka dapat ditingkatkan sehingga tetap dapat ikut serta berperan

dalam pembangunan.1,2

2

Page 3: Gizi Usia Lanjut Referat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gizi

Zat gizi adalah zat atau unsur-unsur kimia di dalam makanan yang

sangat diperlukan oleh tubuh untuk melakukan kegiatan metabolisme secara

normal. Ada enam macam zat gizi yang diperlukan manusia untuk memenuhi

kebutuhan tubuhnya supaya tumbuh dengan baik dan sehat, yaitu

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

Fungsi umum zat gizi tersebut ialah :

1. sebagai sumber tenaga

2. menyumbang pertumbuhan badan

3. memelihara jaringan tubuh, mengganti sel yang rusak atau aus

4. mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air, mineral dan

asam-basa di dalam cairan tubuh

5. berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap penyakit

sebagai antibodi dan antitoksin.

Makanan yang dimakan selayaknya mengandung semua zat gizi yang

diperlukan tubuh untuk hidup sehat. Banyaknya masing-masing gizi yang

diperlukan manusia tidak persis sama antara satu orang dengan orang lain.

Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, di antaranya adalah tahap

perkembangan seseorang, umur, bobot tubuh, jenis kelamin, macam aktivitas

yang dilakukan, keadaan kesehatan tubuh dan keadaan fisiologi seseorang.

Hidangan ”Gizi Seimbang” adalah makanan yang mengandung zat

tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Zat tenaga berupa bahan makanan

yang mengandung karbohirat, protein, dan lemak. Zat gizi ini sebagian besar

dihasilkan oleh makanan pokok. Kelompok zat pembangun meliputi

makanan-makanan yang mengandung banyak protein, baik protein nabati

maupun protein hewani. Sedangkan kelompok zat pengatur meliputi bahan-

3

Page 4: Gizi Usia Lanjut Referat

bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan

dan sayuran.5

2.2 Usia Lanjut

Anggota masyarakat yang tergolong lanjut usia adalah mereka yang

telah berumur 60 tahun atau lebih.5 Di negara maju yang tergolong lansia

adalah orang yang berumur 51 tahun atau lebih. Sedangkan untuk di

Indonesia, menurut Widya Karya Pangan dan Gizi yang digolongkan lansia

adalah mereka yang berumur di atas 60 tahun. Dalam cakupan yang lebih

luas, WHO menggunakan patokan pembagian umur usia lanjut sebagai

berikut : usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 – 59 tahun;

usia lanjut (elderly) usia 60 – 74 tahun; tua (old) usia 75 – 90 tahun; dan

sangat tua (very old) di atas 90 tahun.7

Peningkatan perbaikan kesehatan terutama usaha dalam

membebaskan masyarakat dari penyakit menular dan perbaikan gizi akan

mempunyai dampak positif yaitu meningkatnya Angka Harapan Hidup.

Angka ini merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja Pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya,dan meningkatkan

derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah

rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang lahir pada suatu

tahun tertentu. Berdasarkan data statistik, Angka Harapan Hidup pada tahun

2000 diperkirakan akan mencapai 65,5 tahun. Ini berarti bayi-bayi yang

dilahirkan menjelang tahun 2000 akan dapat hidup sampai usai 65 atau 66

tahun. Peningkatan Angka Harapan Hidup ini menunjukkan adanya

peningkatan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.4

Tabel 1. Angka Harapan Hidup Saat Lahir menurut Beberapa Propinsi

dan Kabupaten/ Kota, yang dihitung dari data Susenas

4

Page 5: Gizi Usia Lanjut Referat

Propinsi/ Kabupaten Angka Harapan Hidup

Laki-Laki

Angka Harapan Hidup

Perempuan

Sumatera Selatan 65,5 69,5

Kota Palembang 69,9 73,5

Jawa Barat 63,8 68,0

Kab. Kuningan 63,4 67,7

Kota Bandung 70,0 73,6

NTT 62,9 67,2

Kab. Flores Timur 63,5 67,8

Kab. Timor Tengah Utara 62,6 67,0

Sumber : Data Statistik 2007

Peningkatan Angka Harapan Hidup juga meningkatkan jumlah

populasi penduduk usia lanjut. Di Indonesia, berdasarkan data Sensus

Penduduk tahun 1971-2000, didapatkan adanya kecenderungan peningkatan

jumlah penduduk lanjut usia.

Piramida Penduduk Indonesia (SP 1971) Piramida Penduduk Indonesia (SP 1980)

  

 

 Piramida Penduduk Indonesia (SP 1990) Piramida Penduduk Indonesia (SP 2000)

5

Page 6: Gizi Usia Lanjut Referat

   

Sumber : Data Statistik 2007

Gambar 1. Piramida Penduduk Indonesia Tahun 1971-2000

Keempat piramida di atas menunjukkan bagian atas piramida yang

sedikit melebar menunjukkan semakin banyaknya jumlah penduduk lanjut

usia (umur 65 tahun ke atas). Kecenderungan ini menyebabkan timbulnya

masalah kesehatan usia lanjut di masa datang yang berkaitan erat dengan

bertambah banyaknya penyakit-penyakit tidak menular atau penyakit

degeneratif, seperti kardiovaskuler, diabetes mellitus dan neoplasma yang

semakin menonjol. Sementara pada saat yang sama penyakit-penyakit infeksi

belum tertanggulangi secara menyeluruh.4

2.3 Perubahan-perubahan pada Lanjut Usia

Selama proses penuaan, akan terjadi perubahan komposisi badan,

yang berlangsung dari usia 25 tahun sampai 70 tahun, khususnya

peningkatan terhadap kandungan lemak dan penurunan massa sel tanpa

lemak (lean body mass) serta mineral tulang.

Jaringan protein secara perlahan diganti oleh jaringan lemak, dan hal

itu terjadi meskipun orang tersebut tidak kegemukan (overweight).

Penurunan jumlah massa sel tanpa lemak di badan yang terjadi

selama proses penuaan, mengakibatkan terjadinya penurunan metabolisme

basal dan keaktifan fisik. Karena itu, konsumsi energi harus disesuaikan

dengan kondisi tersebut.

Proses demineralisasi merupakan fenomena umum dan sangat

mencolok terjadi pada wanita usia tua, bila dibandingkan dengan pria. Proses

6

Page 7: Gizi Usia Lanjut Referat

ini mengakibatkan tulang keropos (osteoporosis) dan nyeri pada tulang.

Sebanyak 99% dari seluruh kalsium yang terdapat di dalam badan manusia

berada di dalam tulang dan gigi.

Indera pengecap, pencium dan penglihatan menurun yang akan

mempengaruhi nafsu makan dan asupan makanan. Papilla pengecap mulai

mengalami atrofi pada usia 50 tahun, dari jumlah 245 pada anak menjadi

hanya 88 pada usia 74-85 tahun.

Terjadi perubahan-perubahan pada kemampuan digesti dan absorbsi

saluran pencernaan serta penurunan metabolisme basal.

Fungsi ginjal menurun sekitar 50 % antara usia 30-80 tahun.

Pembuangan sisa-sisa metabolisme protein dan elektrolit yang harus

dilakukan ginjal akan menjadi beban tersendiri.1,5

2.4 Keadaan Gizi pada Lanjut Usia

Walaupun para lanjut usia tidak lagi memiliki kondisi fisik sekuat

seperti golongan usia muda yang berumur antara 20-40 tahun, namun mereka

memerlukan juga makanan bergizi seimbang agar tetap sehat, produktif, dan

ceria dalam menghadapi masa usia senja. Kebutuhan energi pada usia lanjut

menurun dengan bertambahnya usia, tetapi usia lanjut tetap memerlukan

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat dalam jumlah yang

seimbang.

Pada kelompok usia lanjut, zat gizi yang bermutu baik tetap

diperlukan dalam membentuk jaringan tubuh, terutama untuk penggantian

jaringan-jaringan yang telah rusak. Dengan bertambahnya usia seseorang,

akan mengalami perubahan baik biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial, yang

akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya. Banyak perubahan

fisiologi yang mempengaruhi status gizi, terjadi pada proses menua. Selain

itu status ekonomi dan dampak psikososial dari proses menua dan pensiun.

Gangguan gizi yang dapat muncul pada usia lanjut dapat berbentuk

gizi kurang maupun gizi lebih. Masalah gizi kurang pada lansia dapat

disebabkan oleh beberapa faktor :

7

Page 8: Gizi Usia Lanjut Referat

1. Ketidaktahuan

Ketidaktahuan dapat dibawa sejak kecil atau disebabkan

pendidikan yang sangat terbatas, baik dari lansia sendiri maupun

keluarganya.

2. Isolasi sosial

Terjadi pada lansia yang hidup sendirian, kurang bersosialisasi,

yang kehilangan gairah hidup dan tidak ada keinginan untuk

menyiapkan makanan yang bergizi.

3. Pendapatan yang menurun (pensiun)

Penurunan konsumsi makanan yang bergizi seperti susu, daging,

telur, ayam, sayuran dan buah-buahan, menyebabkan gizi kurang.

4. Gangguan kemampuan motorik

Terjadi pada lansia yang mengalami hemiparese/ hemiplegia,

artritis atau gangguan kemampuan motorik lainnya sehingga sulit

untuk menyiapkan makan atau menyuap sendiri sehingga dapat

menurunkan konsumsi makanan, akibatnya menderita gizi kurang.

5. Gangguan mental

Terjadi pada lansia dengan dementia dan mengalami depresi,

sehingga nafsu makan menurun.

6. Penurunan atau kehilangan indra pengecap, penciuman dan

penglihatan

Secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi nafsu makan

dan asupan makanan. Papilla pengecap mulai mengalami atrofi dan

terjadi penurunan sensitifitas terhadap rasa manis dan asin.

Kesulitan makan, sehingga menghindari makanan yang keras-keras

seperti daging, sayuran, dan buah-buahan, dapat menyebabkan

kekurangan protein, vitamin dan mineral.

7. Perubahan pada saluran cerna

Terjadi perubahan pada kemampuan digesti dan absorbsi

yang terjadi sebagai akibat hilangnya opioid endogen dan efek

8

Page 9: Gizi Usia Lanjut Referat

berlebihan dari kolesistokinin. Akibat yang muncul adalah

anoreksia.

Penyakit periodontium dan gigi palsu yang tidak tepat akan

makin memberikan rasa sakit dan tidak nyaman saat mengunyah.

Selain itu sekresi ludah juga menurun hingga terjadi gangguan

pengunyahan dan penelanan.

Penurunan sekresi asam karena berkurangnya sel-sel

parietal mukosa lambung dan enzim pencerna makanan

mengganggu penyerapan kalsium, zat besi, seng, protein, lemak

dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, menyebabkan

defisiensi vitamin dan mineral.

Terjadi pula overgrowth bakteri yang akan menurunkan

bioavailabilitas B12, malabsorbsi lemak, fungsi asam empedu yang

menurun dan diare. Selain itu terjadi penurunan motilitas usus,

hingga terjadi konstipasi.

8. Sering menggunakan obat-obatan

Berpotensi untuk menurunkan nafsu makan, menurunkan

penyerapan zat gizi atau meningkatkan kebutuhan zat gizi,

cenderung menderita kurang gizi.

Kelebihan gizi pada lansia dapat disebabkan :

1. Penurunan kecepatan metabolisme basal

Antara umur 30-80 tahun kecepatan metabolisme basal

akan menurun sekitar 20% yang menyebabkan kebutuhan kalori

menjadi menurun, sehingga cenderung untuk menderita

kegemukan atau obesitas.

2. Penurunan aktivitas/ kegiatan fisik

9

Page 10: Gizi Usia Lanjut Referat

Aktivitas yang berkurang, kebiasaan makan berlebih,

pemasukan kalori melebihi kebutuhan, sehingga cenderung

menjadi gemuk dan obesitas.

3. Peningkatan pendapatan dan gaya hidup saat usia muda.

Dengan kondisi ekonomi yang membaik dan tersedianya

berbagai makanan siap saji yang kaya energi. Terjadi asupan

makanan dan zat-zat gizi yang melebihi kebutuhan tubuh. Keadaan

kelebihan gizi yang dimulai pada awal usia 50 tahunan akan

membawa lansia pada keadaan obesitas dan dapat pula disertai

dengan munculnya berbagai penyakit metabolisme seperti diabetes

mellitus dan dislipidemia.1,5

Adanya perubahan-perubahan pada tubuh lansia, menghendaki pola

konsumsi pangan yang berbeda dibandingkan pada usia-usia yang lebih

muda. Pada prinsipnya kebutuhan akan macam zat gizi bagi lansia tetap sama

seperti yang dibutuhkan oleh orang-orang dengan usia yang lebih muda,

yang berubah hanyalah jumlah dan komposisinya. Konsumsi energi

sebaiknya dikurangi, disesuaikan dengan menurunnya aktivitas tubuh.

Sebaliknya, konsumsi makanan sumber protein, vitamin dan mineral perlu

ditingkatkan baik dari segi jumlah maupun mutunya. Sayuran dan buah-

buahan sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang cukup secara teratur dan

bervariasi. Selain sebagai sumber vitamin dan mineral, sayuran dan buah-

buahan juga merupakan sumber serat yang baik. Hal ini sangat perlu

mengingat kelompok lansia sering mendapatkan kesulitan dalam buang air

besar.

2.5 Kecukupan Gizi untuk Lanjut Usia

Kebutuhan gizi sangat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,

aktivitas/ kegiatan, postur tubuh, aktivitas fisik dan mental (termasuk

pekerjaan sehari-hari), iklim/ suhu udara, kondisi fisik tertentu (masa

10

Page 11: Gizi Usia Lanjut Referat

pertumbuhan, sedang sakit) dan unsur lingkungan. Dengan demikian,

kecukupan gizi usia lanjut tentunya berbeda dengan usia muda.

Dari berbagai penelitian, ternyata masalah gizi pada usia lanjut

sebagian besar merupakan rangkaian proses masalah gizi sejak usia muda

yang manifestasinya timbul setelah tua. Konsumsi makanan yang cukup dan

seimbang akan bermanfaat bagi usia lanjut untuk mencegah atau mengurangi

kemungkinan penyakit degeneratif atau kekurangan gizi dan sebaiknya hal

ini telah dilakukan sejak usia muda.1

Untuk mengetahui apakah para lanjut usia telah tercukupi

kebutuhan energinya dapat dilihat dari berat badannya. Konsumsi energi

yang terbaik bagi lanjut usia adalah konsumsi energi yang tidak berlebihan

tetapi juga tidak kekurangan. Hal tersebut diketahui dari berat dan tinggi

badan lanjut usia melalui penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu :5

Berat badan ( Kg )________

Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)

Bila IMT 18,5-25 : normal

25-27 : kegemukan (overweight)

>27 : obesitas

Energi (kalori)

Kebutuhan energi pada usia lanjut menurun sehubungan dengan

penurunan metabolisme basal (sel-sel banyak yang inaktif) dan kegiatan fisik

yang cenderung menurun. Energi diperoleh dari lemak, karbohidrat dan

protein masing-masing memberikan 9,4, 4,0 dan 4,0 Kal (kilo-kalori) per

gramnya. Kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5% pada usia 40-49 tahun

dan 10% pada usia 50-59 tahun serta 60-69 tahun.

Kebutuhan energi tiap orang berbeda-beda tergantung ukuran tubuh

dan aktivitasnya. Di bawah ini terdapat tabel perbandingan kebutuhan energi

antar berbagai kelompok umur.

11

Page 12: Gizi Usia Lanjut Referat

Tabel 2. Perbandingan kebutuhan energi per hari antar berbagai

kelompok umur

UmurKebutuhan energi (Kkal)

Laki-laki Perempuan

10-12 tahun

13-15 tahun

16-18 tahun

19-29 tahun

30-49 tahun

50-64 tahun

60+ tahun

2050

2400

2600

2550

2350

2250

2050

2050

2350

2200

1900

1800

1750

1600

Sumber : tabel AKG 2004 Indonesia

Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20 – 25 persen berasal dari

protein, 20-30 persen berasal dari lemak dan sisanya dari karbohidrat. Bila

jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan

disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul kegemukan (obesitas), yang

akan mempercepat timbulnya penyakit degeneratif. Sebaliknya bila terlalu

sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan

menjadi kurus.7,8

Protein

Untuk usia lanjut protein berfungsi untuk mengganti sel-sel jaringan

yang rusak serta mengatur fungsi fisiologis tubuh. Dianjurkan memenuhi

kebutuhan protein terutama dari protein nabati dan protein hewani dengan

perbandingan 3:1.

Jumlah protein yang diperlukan untuk laki-laki usia lanjut adalah 60

gram/ hari dan wanita usia lanjut 50 gram/ hari. Hindarkan konsumsi protein

yang berlebih karena akan memberatkan fungsi ginjal dan hati. Protein

12

Page 13: Gizi Usia Lanjut Referat

diperlukan lebih pada usia lanjut yang menderita penyakit infeksi serta

mengalami stres berat.1,8

Tabel 3. Perbandingan kebutuhan protein per hari antara berbagai

kelompok umur

UmurKebutuhan protein (gram)

Laki-laki Perempuan

10-12 tahun

13-15 tahun

16-18 tahun

19-29 tahun

30-49 tahun

50-64 tahun

60+ tahun

50

60

65

60

60

60

60

50

57

50

50

50

50

50

Sumber : tabel AKG 2004 Indonesia

Pada orang yang berusia lanjut, massa ototnya berkurang, sehingga

total protein tubuhnya juga berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya

akan protein tidak berkurang, bahkan pada keadaan tertentu harus lebih

tinggi dibanding orang dewasa. Hal ini disebabkan pada orang tua efisiensi

penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang

disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien. Disamping itu,

adanya stress atau tekanan batin, penyakit infeksi, patah tulang dan lain-lain

penyakit, akan meningkatkan kebutuhan protein bagi lansia. Beberapa

penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya

ditingkatkan sebesar 12 - 14 persen dari porsi untuk orang dewasa.7

Lemak

Lemak merupakan salah satu zat sumber tenaga. Lemak berlebih

disimpan dalam tubuh sebagai cadangan tenaga dan bila berlebihan akan

ditimbun sebagai lemak tubuh (sel lemak).

13

Page 14: Gizi Usia Lanjut Referat

Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30 persen atau kurang dari

total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih

dari 40 persen dari konsumsi energi) dapat meningkatkan resiko

atherosklerosis. Juga dianjurkan 20 persen dari konsumsi lemak tersebut

adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated fatty acid).

Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik,

sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.7,8

Karbohidrat

Merupakan sumber energi utama di dalam menu makanan Indonesia.

Penggunaannya relatif menurun pada usia lanjut karena kebutuhan kalori

juga menurun.1

Fungsi karbohidrat yang lain adalah sebagai penghemat protein. Jika

karbohidrat yang dikonsumsi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan energi

tubuh dan jika tidak terdapat cukup lemak di dalam makanan atau yang

disimpan di tubuh, maka protein akan dibakar untuk menyediakan energi.

Akibatnya protein meninggalkan fungsi utamanya yaitu sebagai zat

pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus, maka keadaan

kekurangan energi dan protein (KEP) tidak dapat dihindarkan lagi.

Dianjurkan agar para lansia mengurangi konsumsi gula-gula

sederhana (gula pasir, sirup) dan menggantinya dengan karbohidrat

kompleks. Hal ini mengingat gula tidak mengandung zat-zat gizi lainnya,

kecuali zat tenaga. Sedangkan pada usia lanjut konsumsi zat gizi lain seperti

protein, mineral, dan vitamin diutamakan untuk memenuhi kebutuhan

terhadap pencegahan proses degenerasi sel-sel tubuh. Selain itu, gula

sederhana cepat diserap sehingga dapat mengakibatkan perubahan yang cepat

pada kadar gula dalam darah.

Karbohidrat yang berasal dari biji-bijian dan kacang-kacangan utuh

selain berfungsi sebagai sumber energi, juga sebagai sumber serat. Banyak

lansia yang mengalami diare jika mengkonsumsi susu. Hal ini disebabkan

dalam ususnya tidak terkandung enzim pencerna laktosa, sehingga laktosa

dicerna oleh mikroba usus besar dan menimbulkan diare. Produk-produk

14

Page 15: Gizi Usia Lanjut Referat

susu yang sudah difermentasi, misalnya yoghurt dan keju tidak dapat

menimbulkan diare, karena sebagian besar laktosanya telah digunakan

mikroba dalam proses fermentasi. Disamping sebagai sumber karbohidrat,

susu juga sangat penting sebagai sumber protein, vitamin dan mineral.2,7

Vitamin

Untuk usia lanjut dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan

kaya vitamin A, D dan E untuk mencegah penyakit degeneratif (sebagai

antioksidan). Selain itu, konsumsi makanan yang banyak mengandung

vitamin B12, asam folat dan B1 juga dianjurkan, untuk menanggulangi

resiko penyakit jantung.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya para lansia kurang

mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D dan

E. Umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi

makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran.7

Mineral

Masalah kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia

adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan

kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan anemia. Pada usia lanjut

dianjurkan mengkonsumsi makanan kaya Fe, Zn, selenium dan kalsium

untuk mencegah anemia dan pengeroposan tulang terutama pada wanita.

Kebutuhan vitamin dan meneral bagi lansia menjadi penting untuk

membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya

dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.1,7

Air dan serat

Air sangat penting untuk mengeluarkan sisa pembakaran energi

tubuh. Selain itu serat juga dianjurkan untuk usia lanjut agar buang air besar

menjadi lancar.

Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat

diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan

urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu

15

Page 16: Gizi Usia Lanjut Referat

fungsi kerja ginjal). Orang dewasa dianjurkan minum sebanyak 2 sampai 2,5

liter per hari. Ketentuan ini berlaku pula pada lansia (minum lebih dari 6 - 8

gelas per hari).

Serat tidak mengandung zat gizi tetapi kehadirannya dalam tubuh

sangat diperlukan. Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia

adalah sembelit atau konstipasi. Serat makanan telah terbukti dapat

menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah

sayuran, buah-buahan segar dan buji-bijian utuh. Lansia tidak dianjurkan

untuk mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena

dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan

mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap

tubuh.7

Tabel 4. Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk

lansia dalam sehari

Komposisi Laki-laki Perempuan

Energi (Kal)

Protein (gram)

Vitamin A (RE)

Vitamin D (ug)

Vitamin E (mg)

Vitamin K (ug)

Thiamin (mg)

Riboflavin (mg)

Niasin (mg)

Vitamin B12 (mg)

Asam folat (ug)

Vitamin C (mg)

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Magnesium (mg)

2050

60

600

15

15

65

1

1.3

16

2.4

400

90

800

600

300

1600

50

500

15

15

55

1

1.1

14

2.4

400

75

800

600

270

16

Page 17: Gizi Usia Lanjut Referat

Besi (mg)

Seng (mg)

Iodium (ug)

13

13.4

150

12

9.8

150

Sumber : Tabel Angka Kecukupan Gizi 2004 di Indonesia

2.6 Masalah Gizi pada Lanjut Usia

Masalah gizi pada usia lanjut sebagian besar merupakan masalah gizi

lebih dan kegemukan/ obesitas yang memacu timbulnya penyakit degeneratif

seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus, batu empedu,

gout (rematik), ginjal, sirosis hati, dan kanker. Namun demikian masalah gizi

kurang juga banyak terjadi pada orang tua seperti kurang energi kronis

(KEK), anemia dan kekurangan zat gizi mikro lain.

Kegemukan atau Obesitas

Keadaan ini disebabkan karena pola konsumsi yang berlebihan,

banyak mengandung lemak, protein dan karbohidrat yang tidak sesuai

dengan kebutuhan. Kegemukan ini biasanya terjadi sejak usia muda, bahkan

sejak anak-anak. Seseorang yang sejak kecil sudah gemuk mempunyai

banyak sel lemak yang bilamana konsumsi meningkat cenderung sel lemak

itu diisi kembali sehingga mudah menjadi gemuk. Proses metabolisme yang

menurun pada usia lanjut, bila tidak diimbangi dengan peningkatan aktivitas

fisik atau penurunan jumlah makanan sehingga kalori yang berlebih akan

diubah menjadi lemak mengakibatkan kegemukan.5

Osteoporosis

Massa tulang telah mencapai maksimum pada usia sekitar 35 tahun

untuk wanita dan 45 tahun untuk pria dan akan menurun seiring

bertambahnya usia karena lebih banyak jumlah sel tulang yang dirombak

daripada jumlah sel baru yang dibangun. Saat itulah dimulainya fase awal

terjadinya osteoporosis, yaitu proses pengeroposan tulang yang berakibat

tulang menjadi rapuh, mudah retak, atau patah. Bila konsumsi kalsium

17

Page 18: Gizi Usia Lanjut Referat

kurang, dalam jangka waktu lama akan timbul osteoporosis. Proses

osteoporosis berlangsung jauh lebih cepat terjadinya pada wanita usia tua

daripada pria usia yang sebaya, yaitu pada wanita 4 kali lebih cepat.

Osteoporosis pada wanita biasa terjadi setelah 2 tahun menopause. Hal ini

karena massa tulang wanita lebih kecil daripada pria dan pada waktu wanita

memasuki fase menopause, ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen

yang memiliki peranan penting dalam menjaga terpeliharanya keseimbangan

antara sel-sel yang membangun tulang baru dan sel-sel yang merombak

tulang yang sudah tua. Bila kehilangan mineral kalsium terjadi pada tulang

belakang dapat dilihat bahwa orang tua akan menjadi bongkok.1,5

Anemia

Penyebab anemia pada usia lanjut ini selain karena kekurangan zat

gizi (Fe, Asam folat, Vit B12 dan protein) juga faktor lain seperti

kemunduran proses metabolisme sel darah merah (hemoglobin). Kurangnya

konsumsi makanan hewani sebagai sumber zat besi (heme iron) merupakan

penyebab terjadinya anemia kekurangan besi. Batas ambang untuk

menentukan anemia adalah 13 g% untuk pria dan 12 g% untuk wanita.5

Gout

Kelainan metabolisme protein menyebabkan asam urat dalam darah

meningkat yang menyebabkan rasa nyeri dan bengkak di sendi. Pada

penderita gout perlu pembatasan konsumsi protein agar kadar asam urat

dalam darah menurun. Selain itu asam urat yang berlebih dapat menjadi

pencetus terjadinya batu ginjal.5

Kurang Energi Kronis (KEK)

Kurangnya nafsu makan yang berkepanjangan pada usia lanjut dapat

menyebabkan penurunan berat badan yang drastis. Di samping kurangnya

karbohidrat, lemak dan protein sebagai zat gizi makro pada penderita KEK

biasanya juga disertai kekurangan zat gizi mikro yang lain. Penderita dengan

18

Page 19: Gizi Usia Lanjut Referat

infeksi kronis dan keganasan berat badannya juga menurun. Seseorang

dikatakan menderita KEK bila IMT < 17.5

Kekurangan zat gizi mikro lain

Kekurangan vitamin A

Kekurangan vitamin A dapat mengganggu proses penglihatan,

kerusakan sel epitel kulit menjadi kering dan tipis, serta menurunkan

metabolisme protein sehingga berakibat menurunnya berat badan.5,8

Kekurangan vitamin B1, asam folat dan vitamin B12.

Kekurangan vitamin di atas dapat meningkatkan kadar homosistein

dalam darah. Peningkatan homosistein dihubungkan dengan meningkatnya

risiko terjadinya penebalan pembuluh darah dan risiko penyakit jantung

koroner dan darah tinggi.

Kekurangan tiamin (vitamin B1) dapat menyebabkan kurang nafsu

makan, cepat merasa lelah, kerusakan vaskuler dan sel saraf serta beri-beri.

Vitamin B12 dapat kekurangan pada lansia akibat penurunan penyerapan dan

konsumsi obat-obatan. Akibatnya adalah dementia dan anemia. Konversi

folat menjadi asam folinat (bentuk aktifnya) berkurang karena penurunan

vitamin C pada lansia. Defisiensi folat menyebabkan dementia, lemah, apatis,

dan anemia megaloblastik.5,7,8

Kekurangan vitamin C

Gejala yang ditimbulkan dalah sariawan di mulut dan perdarahan

gusi, disebabkan karena kurangnya konsumsi sumber vitamin C (sayur dan

buah-buahan). Vitamin ini juga disebut antioksidan yang dapat menurunkan

risiko terjadinya keganasan. Vitamin C dapat pula mencegah terjadinya plak

dalam dinding pembuluh darah (mencegah aterosklerosis).5,7,8

Kekurangan vitamin D

Tubuh manusia dapat membuat vitamin D dari 7-dehidrokolesterol

dengan pertolongan sinar ultraviolet dan diubah oleh ginjal menjadi bentuk

19

Page 20: Gizi Usia Lanjut Referat

aktifnya yaitu 1,25 hidroksi kolekalsiferol. Dengan menurunnya aktivitas di

luar rumah dan penurunan fungsi ginjal dapat membuat lansia kekurangan

vitamin ini. Kekurangan vitamin D dapat mengakibatkan kerapuhan tulang

dan gigi.5,7,8

Kekurangan vitamin E

Vitamin ini sering disebut dengan anti ketuaan, karena dihubungkan

dengan peningkatan kesuburan. Vitamin E juga berfungsi sebagai

antioksidan dalam sistem biologis, yaitu dapat menurunkan radikal bebas dan

kerusakan membran sel/ jaringan.5,7,8

Kekurangan mineral seng (Zn)

Kurangnya konsumsi makanan hewani dapat mengakibatkan

kekurangan Zn. Gejala yang ditimbulkan antara lain terjadinya kekurangan

daya pengecap dan kelainan pada kulit.

Kekurangan serat

Pada usia lanjut, karena kesulitan mengunyah cenderung

mengkonsumsi makanan yang sudah diproses, yang sedikit mengandung

serat. Kekurangan serat dapat meningkatkan risiko menderita kanker usus

besar. Selain itu pada usia lanjut juga sering terjadi susah buang air dan

wasir.1,5

2.7 Penatalaksanaan Gizi pada Lanjut Usia

Bertujuan untuk mengubah faktor-faktor gizi yang dapat

meningkatkan risiko penyakit kronik atau degeneratif. Selain itu, untuk

membantu para usia lanjut agar mempertahankan kesehatan, kesejahteraan

dan kapasitas fungsionalnya secara optimal.

Penyuluhan dan konsultasi gizi

20

Page 21: Gizi Usia Lanjut Referat

Dapat dilaksanakan oleh petugas gizi atau kesehatan kepada

usia lanjut baik yang ada di panti, tempat pelayanan kesehatan

(puskesmas, rumah sakit) atau di keluarga melalui paguyuban/

perkumpulan/ posyandu usia lanjut.

Pendidikan gizi bertujuan agar para usia lanjut :

Dapat memilih makanan yang mengandung nilai gizi seimbang

sesuai dengan kondisi kesehatannya.

Mendapatkan gizi yang cukup melalui diit makanan yang teratur.

Mencapai dan mempertahankan berat badan ideal

Mengatasi perubahan fungsi saluran pencernaan yang menyertai

proses penuaan

Mencegah atau menghambat perkembangan osteoporosis

Intervensi atau menanggulangi masalah gizi yang dideritanya

Selalu berkonsultasi dengan dokter/ petugas kesehatan bila

menderita penyakit yang berkaitan dengan masalah gizi.5

21

Page 22: Gizi Usia Lanjut Referat

BAB III

KESIMPULAN

Proses menua terjadi secara alami dan spontan, tidak dapat dicegah oleh

siapapun juga. Saat menua, manusia akan mulai mengalami dan merasakan

kemunduran fisik. Yang dapat dilakukan seseorang adalah menjaga kesehatan

melalui aktivitas fisik dan gizi yang baik. Akibat berkurangnya aktivitas tubuh,

kebutuhan lansia akan kalori akan semakin menurun, tetapi tetap memerlukan

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat dalam jumlah yang

seimbang. Apabila seseorang yang telah lanjut usia tidak segera mengubah pola

makannya, maka risiko kegemukan dan serangan penyakit lainnya tidak dapat

dihindari. Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang akan bermanfaat bagi

usia lanjut untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit degeneratif

atau kekurangan gizi dan sebaiknya hal ini telah dilakukan sejak usia muda.

Akhirnya, dengan gizi yang baik dan aktivitas tubuh yang cukup,

seseorang yang telah berusia lanjut akan tetap nampak segar dan produktif.

Dengan bekal tubuh yang sehat, seseorang yang seseungguhnya telah berusia

lanjut tetap dapat hidup mandiri, berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.

22

Page 23: Gizi Usia Lanjut Referat

DAFTAR PUSTAKA

1. Boedhi Darmojo dan Hadi Martono. 2000. Buku Ajar Geriatri. Jakarta :

FKUI

2. Made Astawan dan Mita Wahyuni. 1998. Gizi dan Kesehatan Manula.

Jakarta : MSP

3. Assist Guide Information Services (AGIS). http://wwww..agis.com/

Document /2552/ geriatric-nutrition.aspx. 2011.

4. Data Statistik Indonesia. http://www.datastatistik-indonesia.com/

contentview 460 460/1/3/. 2007.

5. Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia

Lanjut bagi Petugas Kesehatan. Jakarta : Depkes RI.

6. Komisi Nasional Lanjut Usia. http://www.komnaslansia.or.id/prog/-

komnaslansia.asp ?utk=1&noid=3. 2009.

7. Sutrisno Koswara. http://www.Ebookpangan.com. 2011.

8. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2009. Gizi dan

Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

9. Ade Sofyan. 2009. Program Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut. Dinas

Kesehatan Kabupaten Cianjur.

10. Siar. Posbindu Program Pelayanan untuk Lansia.http://www.siar.or.id/

Default.asp?content=feature&id=810&show=pembaca. 2010.

23