kelompok ii al hadist

17
MAKALAH AIK 8 AL- HADIST ( HADIST,SUNNAH,KHOBAR DAN ATSAR) Oleh : KELOMPOK 2 FATIMAH : 211 190 013 ZAINAL : 211 190 031 ARMIN SAPUTRA : 211 190 088 RAHMAN : 211 190 089 SAHRUL: 211 190 0 FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE 2015

Upload: andipanaungi

Post on 29-Sep-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

\Al Hadist

TRANSCRIPT

MAKALAH AIK 8

AL- HADIST( HADIST,SUNNAH,KHOBAR DAN ATSAR)

Oleh : KELOMPOK 2FATIMAH : 211 190 013ZAINAL : 211 190 031ARMIN SAPUTRA : 211 190 088RAHMAN : 211 190 089SAHRUL: 211 190 0

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTERUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE2015

DARTAF ISI

JUDULDAFTAR ISI ..i I PENDAHULUAN..1A. latar belakang 1B. Rumusan masalah.....1II. PEMBAHASAN..2A. Penertian hadist 2B. Pengertian sunnah ...3C. Pengertian khobar....4D. Pengertian atsar ..4E. Perbedaan dan persamaan .. 51. Hadist dan sunnah ..52. Khobar dan atsar ..6F. Pembagian Hadist 7IV KESIMPULAN .11V DAFTAR PUSTAKA .......12

BAB IPENDAHULUANA. Latar belakangAlhamdulillah patut kita syukuri karna nikmatnya kita dapat merasakan indahnya dunia tanpa ada rasa kurang sedikitpun pada diri kita. Sholawat serta salam mari kita limpahkan kepada sang pelopor umat yaitu Nabi Muhammad SAW, dan karenabeliau yang telah mewariskan kepada umatnya sehingga dengan mudahnya kita untuk mengikuti jejaknya.Ulumul Hadis adalah ilmu yang mengantar umat islam untuk memahami kajian hadis dengan mudah dan benar. Artinya seseorang tidak akan bisa memahami dan permasalahannya secara benar tanpa mengetahui Ulumul Hadis terlebih dahulu. Ibarat seseorang menaiki loteng dengan aman tanpa melalui tangga. Kalau kita cermati lebih mendalam betapa sombongnya kita mengutarakan sebuah hadis dengan tanpa kita mengetahui kebenaran hadis tersebut. Sungguh ironis jika kalau umat islam khususnya kita sebagai pelajar. Maka dengan ini kami KELOMPOK 2 sebagai penulis akan mengulas apa itu hadis, sunah, khabar, dan atsar. Kami sebagai penulis sebelumnya minta maaf jika pada pembahasan kami terdapat kekeliruan yang kami sengaja maupun yang tidak sengaja, karna kami hanyalah manusia yang lemah. Dan semoga makalah ini dapat diterima

B.Rumusan masalah1.Apa yang dimaksud dengan hadis,sunnah,atsar dan khobar ?2.Apa perbedaan dan persamaan hadist dan sunnah ?3.Apa perbedaan dan persamaan khobar dan atsar4.dan pembagian hadist ?

BAB IIPEMBAHASANA.Pengertian HadisHadis mempunyai beberapa sinonim/muradif menurut pakar para ilmu hadis, yaitu sunnah, habar, dan atsar. Masing-masing istilah ini akan di bicarakan pada pembahasan berikut.sekarang akan di bahas pengertian hadis, karena yang banyak di tengah-tengah masyarakat islam adalah hadis. sunnah juga sering di sebut oleh sebagian masyarakat tetapi terkadang di maksudkan makna berganda. Sebelum berbicara pengertian hadis secara terminologi terlebih dahulu di bicarakan dari segi etimonologi.Hadis dari akar asal kata memiliki beberapa makna,di antaranya :1.(al-jiddah:baru),dalam arti sesuatu yang ada setelah tidak ada atau sesuatu yang setelah tidak ada, lawan dari kata Al-Qadim:terdahulu, misalnyaAlam baru. Alam maksudnya segala sesuatu selain allah.baru berarti di ciptakan setelah tidak ada. Makna etimologi ini mempunyai konteks teologis, bahwa segala kalam selain kalam ALLAH bersifat hadis (baru), sedangkan kalam ALLAH bersifat qadim(terdahulu).2. (Ath-Thari: lunak, lembut dan baru). Misalnya: pemuda laki-laki. Ibnu Faris mengatakan bahwa hadis dari kata ini karena berita atau kalam itu datang secara silih berganti, bagaikan perkembangan usia yang silih berganti dari masa ke masa.3 (al-khabar: berita, pembicaraan dan perkataan), oleh karena itu ungkapan pemberitaan hadis yang di ungkapkan oleh para perawi yang menyampaikan periwayatan jika bersambung sanadnya selalu menggunakan ungkapanyamemberitakan kepada kami, atau sesamanya seperti mengkhabarkan kepada kami, dan menceritakan kepada kami. Hadis di sini diartikan sama dengan al-khabar dan An-Naba. Dalam Al-quran banyak sekali kata hadist disebutkan dalam AL-quran kurang lebih mencapai 27 tempat termasuk dalam jama.

B.Pengertian SunnahSunah menurut bahasa banyak artinya diantaranyasuatu perjalanan yang diikuti, baik dinilai perjalanan baik atau perjalanan buruk. Makna sunah lain diartikan yaitu tradisi yang kontinu, misalnya firman Allah dalam surat Al-fath

Sebagai suatu sunnatullah yang Telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.Sedangkan sunnah menurut istilah terjadi pendapat pada kalangan ulama:1.Menurut ulama ahli hadis (muhaditsin)sunah sinonim hadist sama dengan definisi hadist diatas. Diantara ulama ada yang mendifinisikan dengan ungkapan yang singkat yaitu segala perkataan Nabi, perbuatannya, dan tingkah lakunya.2.Menutrut ulama ushul fiqih. .Sunnah menurut ulama ushul fikih hanya perbuatan yang dapat di jadikan dasar hukum islam. Jika perbuatan nabi tidak di jadikan dasar hukum seperti makan, minum, tidur, berjalan, meluda, menelan ludah, buang air, dan lain-lain maka pekerjaan biasa sehari-hari tersebut tidak di namakan sunnah.3.Menurut ulama fikih(fuqaha):Menurut uluma fikih, sunnah di lihat dari segi hukum sesuatu yang datang dari nabi tetapi hukumya tidak wajib, diberi pahala yang bagi yang mengerjakanya dan tidak di siksa bagi yang meninggalkanya.Contoh seperti shalat sunnah, puasa sunnah, dan lain-lain4.Menurut ulama mawizah (ulama AL-wazhi wa Al-IrsyadBidah yang merupakan antonim dari sunah. Menurut bahasa bidah adalah al-amr al-mustahdatsyaitu sesuatu yang baru, seperti firman Allah dalam surat Al-Anam:101.Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana dia mempunyai anak padahal dia tidak mempunyai isteri.Bidah menurut istilah adalah segala sesuatu yang dibuat baru oleh manusia baik berupa perkataan atau perbuatan dalam agama dan syiar syiarnya yang tidak ada contohnya dari nabi atau dari sahabat.Dengan demikian, sunah menurut ulama, mawizah adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi dan Sahabat, sedangkan bidah antonim dari sunah yaitu sesuatu yang tidak datang dari keduanya seperti shalat wajib 3 atau 4 kali sehari semalam, semua shalat wajib dilaksanakan hanya 3 rakaat, ibadah haji dilakukan pada semua bulan dll.

C.Pengertian KhobarKhobar menurut bahasa khabar yang artinyaberita. Dari segi istilah muhaddistsin khabar identik dengan hadist, yaitu segala sesuatu yang disandarakan kepada Nabi (baik secara marfu, mawquf, dan maqthu;) baik berupa perkataan, perbuaatan, persetujuan, dan sifat. Para ulama memberikan definisisuatu yang datang dari Nabi dan dari yang lain seperti para sahabat, tabiin dan pengikut tabiin atau orang-orang setelahnya.Mayoritas ulama melihat hadis lebih lebih khusus yang datang langsung dari Nabi, sedangkan khabar sesuatu yang datang dari padanya dan dari yang lain, termasuk berita-berita umat dahulu, para nabi dan lain-lain. Misalnya Nabi isa berkata:Nabi Ibrahim berkata:, termasuk khabar bukan hadis. Bahkan pergaulan bukan diantara sesama kita sering terjadi menanyakan kabar. Apa kabar? Dengan demikian khabar lebih umum dari pada hadist dan dapat dikatakan bahwa setiap hadis adalah khabar dan tidak sebaliknya khabar tidak mesti hadis.

D.Pengertian AtsarDari segi bahasa atsar diartikan yang berartipeninggalan atau bekas sesuatu, maksudnya peninggalan atau bekas Nabi karena hadis itu peninggalan beliau, atau diartikan denganyang dipindahkan oleh Nabi.menurut istilah ada dua pendapat, pertama atsar merupakan sinonim hadis, kedua atsar merupakan suatu yang didasarkan kepada para sahabat (mawquf) dan tabiin (maqthu) baik perkataan mapun perbuatan.Sesuatu yang didasarkan pada sahabat disebut berita mawquf dan sesuatu yang datang dari tabiin disebut berita maqthu. Menurut ahli hadist atsar adalah suatu yang sandarkan kepada Nabi (maruf)para sahabat (mawquf),dan para ulama salaf. Sementara Fuqoha Khurrasan membedakan atsar adalah berita mawqof sedangkan khabar adalah beritamarfu. Dengan demikian atsar lebih umum dari pada khabar, karena atsar adakalanya berita yang datang dari Nabi atau dari yang lain, sedangkan khabar datangnya dari Nabi dan Sahabat

E. Perbedaan dan persamaan 1.Hadits dan SunnahHadits ialah segala peristiwa yang disandarkan kepada Nabi SAW.walaupun hanya sekali saja terjadinya dalam sepanjang hidup Nabi SAW.dan walaupun hanya diriwayatkan oleh seseorang saja.

Adapun sunnah,sebenarnya adalah nama bagi amaliah yang mutawatir,yakni cara Rasulullah SAW.melaksanakan suatu ibadah yang dinukilkan dengan amaliah yang mutawatir pula,walaupun lafadh penukilannya tidak mutawatir maka dalam segi sanad tidak mutawatir,tetapi dalam segi amaliahnya mutawatir.

Dari sudut terminologi,para ahli hadits tidak membedakan antara hadits dan sunnah.Menurut mereka,hadits atau sunnah adalah hal-hal yang berasal dari Nabi Muhammad SAW.,baik berupa perkataan,perbuatan,penetapan maupun sifat beliau,dan sifat ini,baik berupa sifat-sifat fisik,moral maupun perilaku,sebelum beliau menjadi Nabi maupun sesudahnyaSunnah pada dasarnya sama dengan hadits,namun dapat dibedakan dalam pemaknaannya,seperti yang diungkapkan oleh M.M.Azami bahwa sunnah berarti model kehidupan Nabi SAW.,sedangkan hadits adalah periwayatan dari model kehidupan Nabi SAW.tersebut.

2.Khabar dan Atsar

Khabar secara bahasa,khabarartinyawartaatauberitayang disampaikan dari seseorangkepada orang lain.Khabarmenurut istilah ahli hadits adalah,Segala sesuatu yang disandarkan atau berasal dari Nabi SAW,atau dari yang selain Nabi SAW.Maksudnya bahwakhabaritu cakupannya lebih luas disbanding dengan hadits.Khabar mencakup segala sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW.dan selain Nabi,seperti perkataan sahabat dan tabiin,sedangkan hadits hanya segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW.,baik perkataan,perbuatan,maupun taqrir (ketetapan) beliau.

Atsar dari segi bahasa berarti Bekasan sesuatu atau sisa sesuatu Menurut istilah Jumhur,Atsar sama artinya dengan Khabar dan Hadits.Para Fuqaha menggunakannya sebagai istilah untuk perkataan-perkataan para ulama Salaf,Sahabat,Tabiin dan lainnya.Pendapat lain mengatakan bahwa Atsar lebih umum sifatnya dari pada Khabar,karena Atsar dinisbatkan kepada yang datang dari Nabi dan yang selainnya,sedangkan Khabar hanya untuk yang datang dari Nabi SAW saja.Dari beberapa uraian tentang hadits dapatlah disimpulkan bahwa,baik Hadits,Sunnah,Khabar dan Atsar sebagaimana yang telah diuraikan,maka pada dasarnya kesemuanya memiliki persamaan maksud,yaitu untuk menunjukkan segala sesuatu yang datang dari Nabi SAW,baik berupa perkataan,perbuatan maupun taqrirnya.

F. Pembagian hadist

a. Dari segi jumlah periwayatannyaHadits ditinjau dari segi jumlah rawi atau banyak sedikitnya perawi yang menjadi sumber berita, maka dalam hal ini pada garis besarnya hadits dibagi menjadi dua macam, yakni: Hadits mutawatir, dan Hadits Ahad.1. Hadits Mutawatira. Pengertian Hadits mutawatirKata mutawatir Menurut lughat ialah mutatabi yang berarti beriring-iringan atau berturut-turut antara satu dengan yang lain.Sedangkan menurut istilah ialah Suatu hasil hadis tanggapan pancaindera, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat untuk dusta.b. Pembagian Hadits MutawatirPara ulama membagi hadits mutawatir menjadi 3 (tiga) macam : Hadits Mutawatir LafziHadits yang lafad-lafad para perawi itu sama, baik hukum maupun mananya. Hadits Mutawatir ManawyHadis yang berlainan bunyi lafaz dan maknanya, tetapi dapat diambil dari kesimpulannya atau satu makna yang umum. Hadits Mutawatir AmalySesuatu yang mudah dapat diketahui bahwa hal itu berasal dari agama dan telah mutawatir di antara kaum muslimin bahwa Nabi melakukannya atau memerintahkan untuk melakukannya atau serupa dengan itu

2. Hadis Ahada. Pengertian hadis ahadMenurut Istilah ahli hadis, pengertian hadis ahad ialah hadits yang tidak berkumpul padanya syarat-syarat mutawatir.b. Pembagian Hadits AhadPembagian hadits ahad dilihat dari jumlah periwayatannya di bagi kepada tiga tingkatan yaitu : Hadits MasyhurHadits yang di riwayatkan oleh tiga orang atau lebih,serta belum mencapai derajat Mutawatir. Hadits AzisHadits yang diriwayatkan oleh dua orang, walupun dua orang rawi tersebut terdapat pada satu thabaqah saja,kemudian setelah itu,orang-orang pada meriwayatkannya. Hadits gharibHadits yang dalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri dalam meriwayatkan, di mana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi.b. Dari segi kualitas sanad dan matannya Para ulama membagi hadis ahad dalam tiga tingkatan, yaitu hadits sahih, hadits hasan, dan hadis daif. Pada umumnya para ulama tidak mengemukakan, jumlah rawi, keadaan rawi, dan keadaan matan dalam menentukan pembagian hadis-hadis tersebut menjadi hadis sahih, hasan, dan daif.1. Hadits SahihHadits Sahih adalah hadits yang dinukil (diriwayatkan) oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung-sambung, tidak berillat dan tidak janggal.Hadits shahih terbagi kepada dua bagian: Shahih li-dzatihiHadits yang sanadnya bersambung-sambung, diriwayatkan oleh orang yang adil, sempurna hafalannya dari orang yang sekualitas dengannya hingga akhir sanad, tidak janggal dan tidak mengandung cacat yang para Shahih li-ghairihHadits yang keadaan rawi-rawinya kurang hafidh dan dhabith tetapi mereka masih terkenal orang yang jujur, hingga karenanya berderajat hasan, lalu didapati padanya dari jalan lain yang serupa atau lebih kuat, hal-hal yang dapat menutupi kekurangan yang menimpanya itu.2. Hadis HasanHadits Hasan adalah hadits yang dinukilkan oleh orang yang yang adil yang kurang sedikit kedhobitannya, bersambung-sambung sanadnya sampai kepada nabi SAW. dan tidak mempunyai Illat serta syadz.Menutut Ibnu Shalah, hadits hasan itu dapat dibagi menjadi dua: Hasan li-dzatihiBerita Hadits yang terkenal para perawinya tentang kejujuran dan amanahnya tetapi hafalan dan keteguhan hafalannya tidak mencapai derajat para perawi hadits shahih. Hasan li-ghairihHadits yang sanadnya tidak sepi dari seorang yang tidak jelas perilakunya atau kurang baik hafalannya dan lain-lainnya.c. Dari segi kedudukan dalam hujjahhadis ahad ahad ditinjau dari segi dapat diterima atau tidaknya terbagi menjadi 2 (dua) macam yaitu hadis maqbul dan hadis mardud.

a. Hadis MaqbulMaqbul menurut bahasa berarti yang diambil, yang diterima, yang dibenarkan. Sedangkan menurut urf Muhaditsin hadis Maqbul ialah Hadis yang menunjuki suatu keterangan bahwa Nabi Muhammad SAW menyabdakannya.Jumhur ulama berpendapat bahwa hadis maqbul ini wajib diterima. Sedangkan yang temasuk dalam kategori hadis maqbul adalah: Hadis sahih, baik yang lizatihi maupun yang ligairihi Hadis hasan baik yang lizatihi maupun yang ligairihi.B. Hadis MardudMardud menurut bahasa berarti yang ditolak; yang tidak diterima. Sedangkan menurut urf Muhaddisin, hadis mardud ialah Hadis yang tidak menunjuki keterangan yang kuat akan adanya dan tidak menunjuki keterangan yang kuat atas ketidakadaannya, tetapi adanya dengan ketidakadaannya bersamaan. Jadi, hadis mardud adalah semua hadis yang telah dihukumi daif.4. Hadis DaifHadis daif adalah hadis yang tidak menghimpun sifat-sifat hadis sahih, dan juga tidak menghimpun sifat-sifat hadis hasan

d. Dari segi tempat penyandarannya Ditinjau dari segi kepada siapa berita itu disandarkan, apakah disandarkan pada Allah, Nabi SAW., shahabat ataukah disandarkan kepada yang lainnya, maka hadits itu dapat dibagi menjadi:

I. Hadits QudsiYang disebut hadits Qudts Qudsy atau hadits- Rabbany atau hawadits-lahi, ialah sesuatu yang dikabarkan Allah Taala kepada Nabi-Nya dengan melalui ilham , yang kemudian Nabi menyampaikan makna dari ilham tersebut dengan ungkapan kata beliau.2. Hadits MarfuHadits Marfu' adalah hadits yang disandarkan kepada Nabi SAW., baik berupa perkataan, perbuatan atau semacam itu, baik sanadnya itu bersambung ataupun sanadnya itu terputus.3. Hadits MauqufHadits Mauquf adalah hadits yang disandarkan kepada sahabat, baik berupa perkataan, perbuatan atau semacam itu, baik sanadnya itu bersambung ataupun sanadnya itu terputus.Contoh:4. Hadits MaqtuHadits Maqtu' adalah yang disandarkan kepada tabiin dan tabiut tabii serta orang yang sesudahnya, baik berupa perkataan, perbuatan atau lainnya.

KESIMPULANDari beberapa uraian tentang hadits dapatlah disimpulkan bahwa,baik Hadits,Sunnah,Khabar dan Atsar sebagaimana yang telah diuraikan,maka pada dasarnya kesemuanya memiliki persamaan maksud,yaitu untuk menunjukkan segala sesuatu yang datang dari Nabi SAW,baik berupa perkataan,perbuatan maupun taqrirnya.