kegiatan belajar 1
TRANSCRIPT
KEGIATAN BELAJAR 1
KOMPONEN ELEKTRONIKA PASIF
Mencari gambar elektonika pasif :
Resistor tetap, potensiometer, trimmer,
ldr,thermistor
Kapasitor
induktor
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah mempelajari materi tentang komponen elektonika pasif ini
diharapkan siswa dapat :
Membaca resistor dan mengindentifikasi nilainya berdasarkan kode
warna dan tanda-tanda lain
Mengenali komposisi bahan resistor dan menjelaskan kegunaannya
yang berbeda-beda
Dapat mengidentifikasi dan membaca nilai kapasitansi kapasitor
serta membedakan tipenya berdasarkan tulisannya atau kode
warna-nya.
Dapat menjelaskan setiap jenis kapasitor kegunaannya masing-
masing
Dapat menjelaskan proses charge (pengisian) dan discharge
(pembuangan) pada kapasitor dan dikaitkan dengan hukum
Coulomb
Mengidentifikasikan induktor dan memahami nilainya untuk berbagai
tipe inti/core (ferrite, udara)
Menjelaskan setiap jenis induktor kegunaannya dan alasan kenapa
dipilih jenis tersebut
Menjelaskan pengaruh ukuran kawat dan diameter belitan pada
induktor
Mengidentifikasi jenis-jenis transformator.
Menjelaskan laminasi kawat dan Inti transformator dibuat tidak pejal.
Menjelaskan bagaimana transformator digunakan untuk konversi
tegangan step-up dan step down.
B. Uraian Materi
Komponen pasif adalah komponen yang tidak dapat menghasilkan
tegangan atau arus listrik. Komponen ini membutuhkan sumber
tegangan listrik agar dapat berfungsi. Contoh sumber tegangan adalah
baterai dan arus listrik dari PLN. Komponen pasif elektronika terdiri
dari resistor, kapasitor, induktor, dan transformator.
1. Resistor
Komponen resisitor ini dikenal dengan komponen hambatan
listrik. Resistor merupakan komponen elektronika yang paling tua.
Resistor digunakan sebagai pengendali arus listrik. Arus listrik
dapat diperbesar dan diperkecil dengan cara memperbesar atau
memperkecil nilai hambatan. Unit satuan resistor adalah ohm
(simbol : huruf besar Yunani omega, Ω). Terdapat dua jenis resistor,
yaitu resistor tetap dan resistor variabel.
a. Reisitor Tetap
Resistor jenis ini memiliki nilai resistansi yang sudah tetap dan tidak
dapat diubah lagi. Simbol rangkaian untuk resistor tetap diperlihatkan
pada gambar berikut :
Gambar 1. Simbol Rangkaian untuk Resistor Tetap
Resistor tetap biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan logam.
Sebuah hambatan karbon dibentuk oleh pipa keramik dengan karbonnya
diuapkan. Biasanya pada kedua ujungnya dipasang tutup, dimana kawat-
kawat penghubungnya dipasang.
1) Kode Warna pada Resistor
Resistor yang terbuat dari padatan karbon cukup banyak dijual. Besarnya
nilai hambatan sebuah resistor karbon tidak tertulis di badan
komponennya. Nilai hambatan resistor jenis ini dapat diketahui dari kode
warna yang melingkari badan komponen. Tiap kode warna memiliki nilai
sendiri. Nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.
Resistor dengan nilai hambatan yang tepat sangat sulit dibuat. Kita hanya
dapat membuat resistor dengan hambatan di sekitar nilai tertentu. Batas
nilai hambatan yang diperbolehkan disebut toleransi resisitor. Terdapat
resistor yang mempunyai 4 gelang warna dan 5 gelang warna seperti
terlihat pada gambar 2.
Gambar 2. Resistor dengan 4 gelang warna dan 5 gelang warna
Tabel 1 . Kode warna resistor 4 gelang
No
Warna KodeCincin ke-
1Cincin ke-
2Cincin ke-3 Cincin ke
4Angka ke-
1Angka ke-
2Faktor Pengali
Toleransi
12345678910111213
HitamCoklatMerahJingga/OranyeKuningHijauBiruUnguAbu-abuPutihEmasPerakTanpa Warna
0123456789---
0123456789---
x1x10x100
x1000x10000x100000
x1000000x10000000x10000000
0x10000000
00x0.1x0.01
-
-±1 %±2 %
--
±0,5%±0,25%±0,1%
--
±5%±10%±20%
Tabel 2 . Kode warna resistor 5 gelang
No
Warna KodeCincin ke-1
Cincin ke-2
Cincin ke-3
Cincin ke-4 Cincin ke 5
Angka ke-1
Angka ke-2
Angka ke-3
Faktor Pengali
Toleransi
12345678910111213
HitamCoklatMerahJingga/OranyeKuningHijauBiruUnguAbu-abuPutihEmasPerakTanpa Warna
0123456789---
0123456789---
0123456789---
x1x10x100
x1000x10000x100000
x1000000x10000000x10000000
0x10000000
00x0.1x0.01
-
-±1 %±2 %
--
±0,5%±0,25%±0,1%
--
±5%±10%±20%
2) Contoh Pembacaan Resistor 4 Gelang Dan 5 Gelang.
- 4 Gelang
I II III IV
Gelang ke-1 = kuning = 4.
Gelang ke-2 = ungu = 7.
Gelang ke-3 = jingga/ orange = 3.
Gelang ke-4 = perak = 10%.
Nilai hambatan reisitor tersebut menurut kode warnanya adalah 47.000 Ω
= 47 kΩ.
Toleransi = 10% x 47 kΩ.
= 4,7 kΩ.
Jadi, jangkauan nilai hambatan yang dimiliki resistor tersebut adalah (47
± 4,7) kΩ atau (47 - 4,7) kΩ sampai (47 + 4,7) kΩ atau 42,3 kΩ sampai
51,7 kΩ.
- 5 Gelang
I II III IV V
Gelang ke-1 = merah = 2.
Gelang ke-2 = merah = 2.
Gelang ke-3 = hitam = 0.
Gelang ke-4 = merah = 2.
Gelang ke-5 = coklat = 1%.
Nilai hambatan reisitor tersebut menurut kode warnanya adalah 22.000 Ω
= 22 kΩ.
Toleransi = 1% x 22 kΩ.
= 0,22 kΩ.
Jadi, jangkauan nilai hambatan yang dimiliki resistor tersebut adalah (22
± 0,22) kΩ atau (22 – 0,22) kΩ sampai (22 + 0,22) kΩ atau 21,78 kΩ
sampai 22,22 kΩ.
3) Kode Angka dan Huruf pada Resistor
b. Resistor Variabel
Resistor variabel didesain agar nilai hambatannya dapat diubah baik
secara manual maupun otomatis dengan mudah. Terdapat beberapa jenis
resistor variabel, misalnya hambatan geser , potensiometer, trimpot,
termistor, dan LDR.
Dalam rangkaian, simbol resistor variabel adalah sebagai berikut :
Gambar simbol rv
1) Hambatan geser (rheostat)
Hambatan geser digunakan untuk mengatur kuat arus dengan mengubah
besarnya hambatan dalam rangkaian listrik. Alat ini bekerja berdasarkan
persamaan hambatan, yaitu makain panjang suatu kawat, makin besar
hambatannya.
Hambatan geser terbuat dari kawat konstantan (campuran dari 60%
tembaga dan 40% nikel). Kawat ini dililitkan pada sebatang batu tulis.
Hambat jenis kawat yang digunakan umumnya kecil. Dengan demikian,
meskipun jumlah lilitan kawat logam sangat banyakbesarnya hambatan
tetep kecil. Fungsi hambatan geser adalah menghasilkan nilai hambatan
yang kecil namun dapat diubah – ubah. Besar hambatnnya dapat diatur
dengan kontak luncur yang dapat dipindahkan sepanjang lilitan. Arus
listrik masuk dari salah satu ujung lilitan kawat dan keluar dari titik
kontak. Penggeseran posisi titik kontak berarti memperpanjang kawat
yang harus dilewati arus listrik. Akibatnya, nilai hambatannya pun
bertambah.
Gambar dan simbol rheostat
2) Potensiometer
Potensiometer adalah jenis resistor variabel yang nilai hambatannya
dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang telah tersedia.
Potensiometer digunakan sebagai pengatur volume pada perangkat –
perangkat audio, mengatur tingkat gelap terang lampu, mengatur
kecepatan putaran motor, dan berbagai penerapan lainnya.
Potensiometer terbuat dari bahan dengan nilai hambat jenis yang lebih
besar, yaitu karbon. Beberapa potensiometer memiliki hambatan lebih
dari 1 MΩ.
Gambar dan simbol potensiometer
3) Trimpot
Trimpot biasa juga disebut pot preset atau trimpot. Trimpot merupakan
resistor variabel yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah dengan cara
memutar porosnya dengan menggunakan obeng. Penggunaan trimpot
pada rangkaian elektronika bertujuan agar nilai hambatan benar – benar
cocok dengan kebutuhan.
Gambar dan simbol trimpot
4) Termistor (thermally sensitive resistor)
Resistor jenis ini peka terhadap perubahan suhu. Ada dua jenis termistor
yaitu termistor koefisien suhu negative (NTC= Negative Temperature
Coefficient) dan termistor koefisien suhu positif (PTC= Positive
Temperature Coefficient). Jika suhu NTC naik nilai hambatannya akan
berkurang. Sebaliknya, jika suhu PTC naik, nilai hambatannya juga akan
bertambah. Termistor sering digunakan sebagai komponen dalam alarm
kebakaran dan pengatur suhu mobil.
Gambar dan simbol ntc dan ptc
5) LDR
LDR adalah suatu resistor yang nilai hambatanya dipengaruhi oleh
cahaya. Apabila cahaya gelap (tdak kena cahaya), nilai hambatanya akan
semakin besar,dan apabila cahaya terang (terkena cahaya), nilai
hambatanya akan semakin kecil. Sehingga bisa dikatakan bahwa nilai
hambatan LDR berbanding terbalik dengan cahaya yang mengenainya.
Gambar dan simbol ldr
2. Kapasitor
Kapasitor biasa juga disebut dengan kapasitor. Kapasitor adalah suatu
alat yang dapat menyimpan muatan listrik. Dengan demikian alat ini
dapat menciptakan medan listrik yang akan dapat menyimpan energi.
Sebuah kapasitor terdiri dari dua buah pelat logam dan sebuah lapisan
isolator (penyekat) di antara kedua pelat tersebut yang biasa disebut
dielektrik. Lapisan isolator yang digunkan dapat berupa sebuah
lempengan plastik tipis, namun dalam beberapa jenis kapasitor lapisan ini
adalah udara.
Setiap kapasitor memiliki batas tegangan yang jika dilewati menyebabkan
kerusakan. Batas tegangan tersebut dinmakan breakdown voltage atau
working voltage. Besarnya breakdown voltage sebuah kapasitor
ditentukan oleh kekuatan bahan dielektrik yang digunkan dan jarak
antara kedua pelat. Makin besar jarak antara kedua pelat makain besar
pula breakdown voltage.
Simbol kapasitor dalam rangkaian adalah sebagai berikut :
Dicari gambarnya
a. Kapasitansi
Kemampuan sebuah kapasitor untuk menyimpan muatan listrik disebut
sebagai kapasitansi kapasitor dengan simbol C. Satuan untuk kapasitansi
adalah farad yang simbolnya adalah F. Satu farad didefinisikan sebagai
jumlah muatan listrik yang dapat disimpan (dalam satuan coulomb) per
satu volt tegangan :
Akan tetapi, kebanyakan rangkaian elektronika membutuhkan nilai – nilai
kapasitansi yang jauh lebih daripada satu farad. Satuan – satuan
kapasitansi yang paling sering dijumpai pada kasitor adalah :
1 Mikrofarad = 1 µF = 1x10 F.
1 Nanofarad = 1 nF = 1x10 F.
1 Pikofarad = 1pF = 1x10 F.
b. Jenis – Jenis Kapasitor
Di pasaran terdapat banyak jenis kapasitor diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Poliester
Bahan isolator yang digunkan adalah poliester yang mampu memberikan
nilai kapasitansi yang relatif tinggi. Kedua pelat kapasitor terbuat dari
bahan kertas logam (metal foil), tau dapat juga berupa lapisan bahan film
yang disuntikan ke dalam bahan isolator di antaranya dibentuk menjadi
sebuah gulungan untuk meminimalkan ukurannya dan dilapisi dengan
bahan isolasi plastik. Kapasitor – kapasitor poliester adalah kapasitor
serba guna dan sangat umum digunakan.
Gambar poliester
2) Poliesteren
Penggunaan poliesteren sebagai bahan isolator menghasilkan kapasitansi
yang relatif lebih rendah dibandingkan dnegan poliester. Akan tetapi,
bahan ini dapat menghasilkan nilai toleransi yang lebih rendah, sehingga
sangat cocok untuk digunakan dalam aplikasi – aplikasi rangkaian penala
(tuning) dan rangkaian tapis ( filter.
Gambar kapasitor poliesteren
3) Variabel
Kapasitor – kapasitor ini memeiliki dua pelat. Pelat – pelat tersebut
ditempatkan secara berselingan dan tersambung secara elektris. Salah
satu set berada pada posisi tetap. Pelat – pelat pada set lainnya dapat
digeser – geser sehingga kita dapat mengubah jarak diantara pelat – pelat
kapasitor. Perubahan jarak ini akan mengakibatkan berubahnya nilai
kapasitansi.
Gambar kapasitor variabel
4) Elektrolis
Kapasitor ini dipolarisasikan sehingga diperoleh sebuah pelat positif dan
sebuah pelat negatif. Kapasitor ini tersedia dalam dua jenis, yaitu
aluminium dan tantalum. Kapasitor – kapasitor dari tipe tantalum dibuat
dengan niai kapasitansi yang lebih rendah dibandingkan dengan tipe
aluminium. Akan tetapi, jenis aluminium memiliki ukuran yang lebih kecil
sehingga sangat berguna dalam aplikasi – aplikasi yang melibatkan
keterbatasan ruang.
Kapasitor ini memiliki kutub positif dan kutub negatif maka pemasangan
kapasitor ini tidak boleh sembarangan. Bagian pelat yang positif harus
dihubungkan pada terminal positif rangkaian, begitu pula sebaliknya.
Pelat/bagian positif biasanya ditandai oleh tanda + atau tanda lain yang
jelas. Kapasitor ini harus dipasang pada arus searah (DC).
Gambar kapasitor elektrolis
c. Pembacaan Nilai pada Kapasitor
Nilai kapasitansi sebuah kapasitor dapat dibaca melalui kode warna
maupun kode angka yang melekat pada tubuh kapasitor.
1) Kode Warna
Kode warna pada kapasitor digunkan untuk membaca nilai kapasitansi
pada kapasitor poliester. Kode waran itu diuraikan dalam tabel berikut :
WarnaGelang 1(Angka
pertama)
Gelang 2(Angka kedua)
Gelang 3(Faktor pengali)
Gelang 4(Toleransi
)
Tegangan Kerja
Hitam - 0 1 ± 20%
Coklat 1 1 101
Merah 2 2 102 250 V
Oranye 3 3 103
Kuning 4 4 104 400 V
Hijau 5 5 105
Biru 6 6 106 650 V
Ungu 7 7 107
Abu-abu 8 8 108
Putih 9 9 109 ± 10%
contoh
Gambar 5 warna
2) Kode Angka
Nilai kapasitansi seringkali di cetak pada badan kapasitor. Akan tetapi,
karena tidak terdapat cukup ruang pada badan kapasitor – kapasitor
berukuran kecil, nilai – nilai kapasitansi ini harus dikodekan. Kode yang
digunakan terdiri dari tiga digit. Dua digit pertama adalah dua digit
pertama dari nilai kapasitansi yang bersangkutan, dalam satuan
pikofarad. Digit ketiga menunjukan jumlah angka nol yang terdapat di
belakang kedua digit pertama tadi. Misalnya, kode ’223’ berarti bahwa
’22’ diikuti dengan tiga buah angka nol di belakangnya. Nilai ini adalah
22.000pF, yang sama dengan 22nF.
Kapasitor ini memiliki nilai toleransi yang dituliskan dengan kode huruf sebagai berikut :
G = ±2% K = ±10%
J = ±5% L = ±20%
d. Pemilihan Kapasitor
1) Untuk kebutuhan kapasitansi tinggi (1 mF atau lebih) menggunkan
kapasitor elektrolis.
2) Untuk kebutuhan kapasitansi menengah (10 nF hingga 1 µF)
menggunkan kapasitor poliester.
3) Untuk kebutuhan kapasitansi rendah ( di bawah 10 nF) menggunkan
kapasitor poliesteren.
4) Untuk kebutuhan penggunaan tegangan kerja, kapasitor poliester dan
poliesteren memiliki tegangan kerja yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kapasitor elektrolis.
e. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor
Ada dua hal yang harus diperhatikan pada kapasitor yaitu pada saat
pengisian dan pengososngan muatan.
1) Pengisian Kapasitor
Rangkaian pengisian kapasitor adalah sebagai berikut :
Pada saat saklar S dihubungkan ke posisis 1 maka ada rangkaian tertutup
antara tegangan V, saklar S, tahanan R, dan kapasitor C. Arus akan
mengalir dari sumber tegangan Kapasitor melalui tahanan R. Hal ini akan
menyebabkan naiknya perbedaan potensial pada kapasitor. Dengan
demikian, arus akan menurun sehingga pada suatu saat tegangan sumber
akan sama dengan perbedaan potensial pada kapasitor. Akan tetapi arus
akan menurun sehingga pada saat tegangan sumber sama dengan
1
2
perbedaan potensial pada Kapasitor dan arus akan berhenti mengalir (I =
0). Proses tersebut dinamakan pengisisan kapasitor bentuk – bentuk arus.
Tegangan pada proses pengisisan kapasitor tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Pada saat t0 ,saklar S dihubungkan ke posissi 1 sehingga arus akan
mengalir di dalam rangkaian, sedangkan Vc = 0. Pada saat t0 sampai t3
terjadi prose pengisian kapasitor, arus akan menurun karena perbedaan
potensial pada kapasitor (Vc) akan bertambah besar. Pada saat t4
perbedaan potensial pada kapasitor akan sama dengan tegangan sumber.
Jadi arus I sama dengan tegangan nol ( ini berarti kapasitor tersebut
nudah dimuatai/diisi muatan.
Grafik pengisian kapasitor
2) Pengosongan Kapasitor
Rangkaian dalam pengosongan kapasitor adalah sebagai berikut :
Proses yang terjadi sekarang adalah pengososngan kapasitor, arus yang
mengalir sekarang adalah berlawanan arah (negatif) terhadap arus pada
saat pengisisan, sehingga besarnya tegangan pada R (VR) juga negatif.
Kapasitor akan mengembalikan kembali energi listrik yang disimpannya
dan kemudian disimpan ketahanan R. Pada saat t5, saklar S dihubungkan
pada posisi 2. pada saat itu Kapasitor masih penuh muatannya. Karena itu
arus akan mengalir melalui tahanan R. Pada saat t6 sampai t8 terjadi
proses pengosongan Kapasitor, tegangan Kapasitor akan menurun
sehingga arus yang melalui tahanan R akan menurun. Pada saat t9,
Kapasitor sudah membuang seluruh muatannya (Vc = 0) sehingga
demikian aliran arus pun berhenti T1 (I = 0).
1
2
Grafik pengosongan kapasitor
Dalam penyelidikan ternyata waktu yang diperlukan untuk pengisisan
kapasitor dan waktu yang diperlukan untuk pengosongan kapasitor
tergantung pada besarnya kapasitansi yang bersangkutan dan tahanan
yang dipasang seri terhadap kapasitor tersebut. Waktu pengisian
Kapasitor dan waktu pengosongan kapasitor tersebut disebut konstanta
waktu (time constant) yang rumusnya adalah :
t = R.C
Keterangan :
t = konstanta waktu dalam detik
R = konstanta dalam Ohm (Ω)
C = kapasitansi dalam farad
3. Induktor
Induktor merupakan kawat yang dililitkan menjadi sebuah koil. Fungsi
pokok induktor adalah untuk menimbulkan medan magnet. Dalam
rangkaian elektronika, komponen induktor memiliki simbol:
Simbol induktor
a. Induktansi Diri
Jika terdapat arus yang mengalir melalui induktor maka akan terbentuk
suatu medan magnet. Jika arus tersebut berubah maka medan magnet ini
pun akan berubah. Jika arus meningkat, medan magnet pun akan
meningkat. Begitu pula sebaliknya. Perubahan pada medan magnet ini
akan menginduksi suatu tegangan pada koil. Hal ini terjadi karena suatu
sifat yang disebut dengan induktansi diri atau biasa disebut induktansi.
Induktansi adalah ukuran kemampuan sebuah induktor untuk
membangkitkan suatu tegangan induksi sebagai akibat dari perubahan
arus yang mengalir pada induktor. Lambang induktansi adalah L dan unit
satuannya adalah henry (H). Biasanya satuan H yang sering digunakan
adalah millihenry (mH) dan mikrohenry (µH).
Induktor dapat menyimpan energi di dalam medan magnet yang
dihasilkan oleh arus. Besar energi dinyatakan dengan rumus berikut :
Keterangan:
W = energi dalam satuan joule
L = induktansi dengan satuan henry
I = arus dengan satuan ampere
Adapun besarnya L dapat ditentukan dengan rumus berikut :
Keterangan :
L = induktansi (henry)
N= jumlah lilitan
µ = permeabilitas inti koil
A= luas penampang (m²)
l = panjang inti koil (m)
gambar ilustrasi rumus induktansi
b. Jenis – Jenis Induktor
1) Induktor inti udara
2) Induktor inti ferit
3) Induktor inti besi
c. Pengaruh Ukuran Kawat dan Diameter Belitan pada Induktor
Ukuran kawat da diameter belitan pada indukor akan mempengaruhi
besar induktansi. Adapaun pengaruhnya adalah sebagai berikut :
1) Induktansi bertambah besar sesuai dengan bertambahnya diameter
belitan.
2) Induktansi bertambah besar dengan bertambahnya ukuran kawat.
3) Bila diameter belitannya pendek besarnya induktansi berkurang.
4. Transformator
Transformator ( trafo ) ialah alat untuk mengubah arus bolak – balik dari
tegangan rendah menjadi tegangan tinggi, atau sebaliknya. Alat ini
mempunyai inti besi yang tak berujung pangkal dan terdiri dari beberapa
lapidan tipis yang disekat satu sama lain. Pada inti besi terdapat dua
kumparan. Kumparan yang berhubungan dengan sumber arus yang akan
diubah tegangannya disebut kumparan primer. kumparan tempat
keluarnya tegangan yang baru disebut kumparan sekunder.
Trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan disebut trafo step-
down (penurun tegangan). Pada trafo step-down, jumlah lilitan primer
lebih banyak dari jumlah lilitan sekunder. sementara itu, trafo yang
digunakan untuk menaikan tegangan disebut trafo step-up (penaik
tegangan). Pada trafo step-up, jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada
jumlah lilitan sekunder.
Pada trafo berlaku hubungan :
Keterangan :
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
np = jumlah lilitan primer
ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol trafo pada rangkaian adalah sebagai berikut :
a. Jenis – Jenis Transformator ( Trafo )
1) Transformator inti udara
2) Transformator inti ferit
3) Transformator inti besi
b. Laminasi Kawat dan Inti Transformator (Trafo) dari Bahan Tidak Pejal
Karena dalam lilitan kawat primer dan sekunder sama-sama di lilit dalam
sebuah selongsong (koker), maka perlu diberi laminasi agar tidak terjadi
hubung singkat/ Short Circuit. Laminasi yang tipis dan kurang kuat bisa
menyebabkan terjadinya hubung singkat antar lilitan, timbul panas
berlebih dan trafo rusak.
Untuk memperkecil panas yang timbul akibat arus pusar maka inti trafo
dibuat dari plat besi tipis-tipis/berlapis berbentuk huruf E dan I saling
berhadapan berbalik, tidak dari besi pejal hal ini untuk membuat trafo
mendekati ideal.
Trafo ideal menganut hukum kekelan energi, yaitu
c. Penggunaan Trafo
Dinamo arus bolak – balik di pusat tenaga listrik menghasilkan tegangan
5000 V samapai 10.000 V. Dengan trafo step-up, tegangan itu diubah
menjadi 150.000 V. Dari trafo, selanjutnya arus dialirkan melalui kabel
tegangan tinggi ke kota – kota. Sebelum sampai di kota, tegangan
diturunkan dahulu dengan menggunakan trafo step-down samapai kira –
kira 20.000 V. Dari trafo step-down, arus dialirkan ke gardu – gardu kecil
untuk menurunkan tegangan menjadi 110 V atau 220 V. Dari gardu ini
arus listrik dialirkan ke rumah – rumah atau pabrik – pabrik.
Skema transmisi listrik
C. Rangkuman
1. Komponen pasif adalah
2. Fungsi resistor dalam rangkaian elektronika sebagai
3. Jenis – jenis resistor dapat dikelompokkan kedalam :
a. Resistor dengan nilai resistansi tetap, nilai resistansinya memakai
kode warna :
1) Resisitor dengan cincin warna
2) Resistor dengan cincin warna
b. Resistor dengan nilai resistansi dapat dirubah (variabel)
1) ..
2) ..
3) ..
4) ..
5) ..
6) ..
4. Fungsi kapasitor adalah
5. Kapasitansi adalah
6. Kapasitansi kapasitor dituliskan dengan simbol.... dan satuannya....
7. Jenis – jenis kapasitor :
a. ..
b. ..
c. ..
d. ..
8. Fungsi pokok induktor adalah
9. Induktansi adalah
10. Jenis – jenis induktor
a.
b.
c.
11. Jenis dan kegunaan induktor yaitu :
a. ..
b. ..
c. ..
12. Transformator (trafo) adalah
13. Trafo step-down adalah
14. Trafo step-up adalah
15. Jenis – jenis transformator :
a. ..
b. ..
c. ..
16. Alasan inti trafo terbuat dari bahan plat besi tipis atau berlapis
D. Uji Pemahaman
1. Tentukan nilai hambatan resistor dengan kode warna berikut :
a. Merah – hijau – kuning – perak.
b. Ungu – kuning – merah – merah – coklat.
2. Tentukanlah kode warna pada resistor berikut :
a. 11Ω±10%
b. 420Ω±20%
3. Sebutkan nilai – nilai dan toleransi dari kapasitor – kapasitor yang ditandai
dengan kode :
a. 473J
b. 394K
c. 102J
4. Sebuah induktor terbuat dari kawat dengan jumlah lilitan 100, luas
penampangnya 12m² dan pajang inti koil 1m. Hitungah induktansi diri dari
kumparan tersebut jika permeabilitas inti koil 200!
5. Sebuah trafo penurun tegangan mempunyai tegangan primet 2200 V dan
tegangan sekunder 220 V. Bila kumparan primer mempunyai 2000 lilitan,
tentukan jumlah lilitan kumparan sekunder !
E. Mini Lab Eldas
Menentukan Nilai Resistansi Resistor
1. Alat dan Bahan:
a. Resistor dengan kode warna (empat gelang) = 3 buah
b. Resistor dengan kode warna (lima gelang) = 3 buah
c. Resistor dengan kode angka = 3 buah
d. Ohm meter = 1 buah
2. Keselamatan Kerja:
a. Jangan meletakkan Ohm meter ditepi meja agar tidak jatuh
b. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter, amper
meter dan ohm meter) mulailah dari batas ukur terbesar
c. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar
3. Langkah Kerja:
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
b. Amatilah kode warna pada masing-masing resistor 4 gelang dan 5
gelang!
c. Ukurlah resistansi resistor satu persatu dengan ohm meter!
d. Catatlah nilai resistansi resistor pada tabel di bawah ini !
Resist
or
Warna gelang no.
Nilai
Peng
amat
an
Nilai
Peng
ukura
n
Jangkauan
nilai
resistansi
1 2 3 4 5 Min Max
1
2
3
4
5
6
e. Bandingkan hasil pengamatan dengan hasil pengukuran!
f. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan anda!
g. Kembalikan semua alat dan bahan!
Mengukur Resistor LDR dan NTC
1. Alat dan Bahan:
a. Resistor NTC = 1 buah
b. Resistor LDR = 1 buah
c. Multimeter = 1 buah
d. Solder listrik = 1 buah
2. Keselamatan Kerja:
a. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar
b. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter, amper
meter dan ohm meter), mulailah dari batas ukur yang besar
c. Hati-hati dalam menggunakan solder listrik, jangan mengenai
badan dan benda disekitarnya
3. Langkah kerja:
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
b. Ukurlah hambatan NTC pada keadaan suhu ruang normal dengan
multimeter sebagai fungsi Ohmmeter. Catatlah!
c. Panaskan solder listrik dan dekatkan pada resistor NTC!
d. Ukurlah nilai hambatannya dengan multimeter dan catatlah hasilnya pada tabel di
bawah ini!
No Hambatan (Ohm)
1
2
3
e. Ukurlah hambatan resistor LDR keadaan gelap, catat hasilnya!
f. Ukurlah hambatan resistor LDR keadan terang, catat hasilnya!
Hambatan keadaan
gelap (Ohm)
Hambatan keadaan
terang (Ohm)
g. Kembalikan semua alat dan bahan!
Menentukan Nilai Kapasitansi Kapasitor
1. Alat dan Bahan:
a. Alat tulis, kertas dan alat gambar = secukupnya
b. Kapasitor dengan kode angka dan huruf = 5 buah
c. Kapasitor dengan kode warna = 5 buah
d. Multimeter (Ohm meter) = 1 buah
2. Keselamatan Kerja:
a. Jangan meletakkan Multimeter (Ohm meter) ditepi meja agar tidak
jatuh
b. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter, amper
meter dan ohm meter) mulailah dari batas ukur terbesar
c. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar
3. Langkah kerja:
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
b. Amatilah kode angka dan huruf pada kapasitor satu persatu!
Kapasitor Kode
Kapasitan
si
(pF)
Toleransi
(%)
Tegangan
kerja
1
2
3
4
5
c. Amatilah kode warna pada kapasitor satu persatu!
d. Catatlah dalam tabel di bawah ini!
Kapasito
r
Warna gelang no. Kapasi
tansi
(pF)
Tolerans
i (%)
Teg.ker
ja
(volt)
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
e. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan anda!
f. Kembalikan semua alat dan bahan!
F. Tes Formatif
G. Kunci Jawaban
H. Kriteria Penilaian