tugas kegiatan belajar 1

26
TUGAS KEGIATAN BELAJAR MODUL 1 METODE PENELITIAN SOSIAL Disusun Oleh: 1. Augustine Putri M. 105040101111090 2. Dalilatus Sholihah 105040101111088 3. Dessy Istuning Tiyas 105040101111093 4. Doni Kristianto 105040101111078 5. Fenny Vikhe M. 105040101111095 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Upload: nirmalakusumawardani

Post on 19-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MANAJEMEN PENELITIAN SOSIAL TKB 1

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kegiatan Belajar 1

TUGAS KEGIATAN BELAJAR

MODUL 1

METODE PENELITIAN SOSIAL

Disusun Oleh:

1. Augustine Putri M. 105040101111090

2. Dalilatus Sholihah 105040101111088

3. Dessy Istuning Tiyas 105040101111093

4. Doni Kristianto 105040101111078

5. Fenny Vikhe M. 105040101111095

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Tugas Kegiatan Belajar 1

Definisi metode ilmiah

Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,

pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Metode Ilmiah merupakan suatu cara

sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk

memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan

pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam.

prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika

suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Metode ilmiah merupakan suatu pengajaran terhadap kebenaran yang diatur oleh

pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi

yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban

tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis.

Tahapan Pelaksanaan Metode Ilmiah :

1. Merumuskan Masalah

Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan. Perumusan masalah adalah

langkah awal dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah kesulitan yang dihadapi

yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya. Untuk dapat merumuskan

permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi masalah. Agar

permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan

agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian kita. Hal-hal yang harus

diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain :

a. Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya.

b. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan

masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok

permasalahan.

c. Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari

cara pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya

dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.

Page 3: Tugas Kegiatan Belajar 1

2. Mengumpulkan Keterangan

Keterangan yang dikumpulkan yaitu berupa segala informasi yang mengarah dan

dekat pada pemecahan masalah yang sering disebut juga mengkaji teori atau kajian

pustaka.

3. Menyusun hipotesis.

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau

keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka. Ketika kita mengajukan

atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada saat itu jawabanya sudah

ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih meragukan dan bersifat sementara,

akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk mengarahkan kita untuk mencari

jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang dirumuskan sebagai jawaban sementara

terhadap pertanyaan penelitian disebut sebagai hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian

dapat juga dikatakan sebagai dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap

masalah sebelum dibuktikan kebenarannya. Oleh karena itu, kita harus melakukan sebuah

percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat.

4. Perancangan Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan

penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal yang harus

dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode penelitian, alat dan

bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus disiapkan dalam rancangan penelitian.

Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian

eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan gambaran

secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki.

Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui populasi hewan

komodo yang hidup di Pulau komodo pada tahun 2008.

Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan

kelompok pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang

perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan

tanaman di tempat yang gelap.

Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus

diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua adalah

populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil penelitian.

Page 4: Tugas Kegiatan Belajar 1

Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan diamati ketika

melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi. Di

dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi :

a. Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau sengaja diubah

dan dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat)

b. Variabel terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur

(dipengaruhi oleh variabel bebas)

c. Variabel control yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak

mengalami perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.

5. Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan/pengambilan data berupa :

- Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan

menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman (hidung),

indra pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan indra peraba (kulit).

Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah mangga maka data

kualitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa buah, warna kulit, dan daging

buah, serta wangi atau aroma buah.

- Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan

diperoleh data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah

mangga, ketebalan daging buah, diameter buah mangga.

6. Mengolah data (hasil) percobaan

Setelah data-data yang kita perlukan berhasil dikumpulkan maka tahapan

selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang kita peroleh dapat

ditulis atau kita nyatakan dalam beberapa bentuk, seperti table, grafik dan diagram. Hasil

penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas

ilmuwan peneliti dan universal

7. Menguji kesimpulan.

Setelah pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka kita dapat

mengetahui apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil penelitian atau mungkin

juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil kesimpulan dari penelitian yang telah

kita lakukan. Kesimpulan yang kita peroleh dari hasil penelitian dapat mendukung

Page 5: Tugas Kegiatan Belajar 1

hipotesis yang kita buat, tetapi kesimpulan yang kita ambil harus dapat menjawab

permasalahan yang melatar-belakangi penelitian.

Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan

uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa

menjadi kaidah (hukum).

Beberapa Langkah Penelitian Metode Ilmiah dari Para Ahli

Menurut Schluter (1926), terdapat 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan

metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.

2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin

dipecahkan.

3. Membangun sebuah bibliografi.

4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.

5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.

6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hubungannya dengan data

atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.

7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok

dasar dalam masalah.

8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.

9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.

10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.

11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.

12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.

13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.

14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).

15. Menulis laporan penelitian.

Page 6: Tugas Kegiatan Belajar 1

Menurut Abclson (1933), dalam melaksanakan penelitian secara ilmiah digunakan

langkah-langkah berikut :

1. Tentukan judul, Judul dinyatakan secara singkat.

2. Pemilihan masalah. Dalam pemilihan ini harus :

a. Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.

b. Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah

menurut kepentingan umum.

c. Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal-

hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.

3. Pemecahan masalah

Dalam memecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut :

a. Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang sistematis dan logis.

Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.

b. Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.

c. Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan.

d. Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang

digunakan.

e. Tunjukkan cara data dikelola sampai mempunyai arti dalam memecahkan

masalah.

f. Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta hubungannya dalam berbagai fase

penelitian.

Kriteria Metode Ilmiah :

1. Berdasarkan fakta (bukan kira-kira, khayalan, legenda)

2. Bebas dari prasangka (tidak subyektif)

3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah berdasarkan

analisis yang logis)

4. Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju pencapaian tujuan)

5. Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan)

6. Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal, rangking, rating)

Page 7: Tugas Kegiatan Belajar 1

Karakteristik Metode Ilmiah :

1. Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk

mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.

2. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat

secara rasional berdasarkan bukti- bukti yang tersedia.

3. Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama

dengan kondisi yang sama.

4. Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan

konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggung-jawabkan.

5. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

Ciri-Ciri Penelitian Ilmiah :

1. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;

2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;

3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas

4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;

5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;

6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;

7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat

dilihat;

8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.

Definisi metode penelitian sosial

Penelitian sosial adalah suatu metode analisis situasi  yang merumuskan berbagai

masalah sosial dengan maksud untuk menemukan aspek yang baru, memahami sebab dan

interrelasinya, mengoreksi, mengadakan vertifikasi, dan memperluas pengetahuan.

Penelitian sosial juga dapat digunakan sebagai penyelidikan-penyeldikan yang

dirancang untuk menambah ilmu pengetahuan sosial, gejala sosial, atau praktik-praktik

sosial. Istilah sosial ini menunujuk pada hubungan-hubungan antara, dan di antara, orang-

orang, kelompok-kelompok seperti keluarga, institusi (sekolah, komunitas, organisasi, dan

sebagainya), dan lingkungan yang lebih besar.

Metode penelitian sosial juga dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu

Page 8: Tugas Kegiatan Belajar 1

pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

mengantisipasi dalam bidang sosial.

Kegunaan Penelitian Sosial

Menurut Siti Partini penelitian sosial memiliki beberapa kegunaan antara lain:

1. Penjajagan ( ekploratif), yaitu berguna untuk mencari-cari kemungkinan

terbaik dalam memecahkan problema sosial, sehingga sifatnya masih mencoba dan

terbuka       .contoh: upaya menanggulangi kenakalan remaja,kemiskinan,dll.

2. Deskriftif, yaitu berguna untuk pengukuran yang cermat terhadap penomena

sosial tertentu. Contoh: penelitian tentang jumlah pengangguran, pendapatan masyarakat,

dll.

3. Eksplanatori, yaitu berguna untuk menjelaskan sebab-sebab yang

4. melatarbelakangi suatu keadaan tertentu. Contoh: pengaruh kemiskinan

terhadap peluang hidup manusia.

5. Evaluatif, yaitu berguna untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang

ditetapkan pada awal program sudah tercapai. Contoh: penelitian tentang efektifitas dana

bos dalam mengurangi anak putus  sekolah.

6. Prediktif, yaitu berguna untuk meramalkan kejadian atau fenomena soaial

tertentu yang akan terjadi. Contoh: penelitian tentang akibat ke depan banjir lumpur

panas sidoarjo.

Tujuan Model Penelitian Sosial

1.      Untuk menemukan hal baru dalam memecahkan masalah sosial (Ekploratif).

Definisi eksplorasi sendiri adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan

memperoleh pengetahuan lebih banyak, terutama sumber-sumber alam yang ada di

tempat itu. Proses eksplorasi ini kemudian akan menghasilkan penemuan baru.

Penemuan-penemuan baru dibedakan dalam dua pengertian, yaitu: discovery dan

invention. Discovery yaitu penemuan kebudayaan baik berupa alat ataupun gagasan

yang diciptakan oleh seorang individu ataupun serangkaian ciptaan beberapa individu.

Selanjutnya invention yaitu discovery yang sudah mendapatkan pengakuan oleh

masyarakat dan dapat diterima serta diterapkan dalam kehidupan. Berdasarkan uraian

tersebut, maka tujuan penelitian sosial dilihat dari temuan hasil eksplorasi dapat dibagi

dua, yaitu: penelitian sosial dengan tujuan discovery dan penelitian sosial dengan

Page 9: Tugas Kegiatan Belajar 1

tujuan invention. Jadi eksplorasi hanya sebatas jandela masuk dalam mewujudkan

tujuan penelitian sosial, eksplorasi bukanlah suatu tujuan, tetapi proses.

2.      Untuk verifikasi atau memeriksan tentang kebenaran suatu penyelesaian

masalah sosial.

Definisi verifikasi adalah pemeriksaan tentang kebenaran laporan. Verivikasi

dalam penelitian sosial adalah suatu tujuan penelitian sosial yang hendak dicapai untuk

menguji kebenaran atau menguji hasil penelitian yang pernah dilakukan karena adanya

data-data yang diragukan kebenarannya.

3.     Untuk mengembangkan ilmu sosial dalam fungsinya sebagai alat untuk

menyelesaikan masalah-masalah sosial (devolepment).

Tujuan penelitian sosial untuk devolepment adalah penelitian sosial tersebut

dilakukan untuk mengembangkan, memperluas, dan menggali lebih dalam suatu ilmu

sosial atau masalah sosial guna dipecahkan agar tercipta ilmu sosial dan masyarakat

yang diinginkan.

Fungsi/manfaat Penelitian Sosial

Fungsi adalah kegunaan suatu hal. Fungsi penelitian adalah kegunaanpenelitian

sosial. Berguna untuk siapa? Fungsi penelitian sosial sedikitnyamemiliki kegunaan

dalam tiga hal, yaitu: kegunaan untuk pengembangan ilmusosial itu sendiri, kegunaan

bagi masyarakat (sasaran penelitian), dan kegunaanuntuk peneliti sendiri.

1.      Ilmu sosial

Kegunaan untuk pengembangan ilmu sosial yaitu penelitian ituberguna untuk

mengembangkan dan mensahihkan ilmu sosial. Jika macam-macam ilmu sosial

meliputi sosiologi, antropologi, ekonomi, geografi, sejarah,dan hukum, maka penelitian

itu berguna untuk mengembangkan dan mensahihkan ilmu sosiologi, antropologi,

ekonomi, geografi, sejarah, dan hukum.

2.      Masyarakat sasaran

Maksud kegunaan penelitian sosial bagi masyarakat (sasaranpenelitian) adalah

hasil penelitian itu berguna untuk menjawab masalah-masalah sosial yang dihadapi

oleh masyarakat yang diteliti. Jika penelitian itumeneliti tenang masalah kemiskinan,

maka fungsi penelitian itu adalah untuk menjawab bagaimana cara dan strategi agar

masyarakat itu sejahtera.

Page 10: Tugas Kegiatan Belajar 1

3.      Peneliti

Peneliti adalah orang yang melakukan penelitian. Apakah seorangpeneliti

mendapatkan kegunaan dari proses penelitian? Jawabnya, ya. Denganproses penelitian,

seorang peneliti semakin bertambah wawasan danpengetahuannya tentang masalah

yang diteliti dan ilmu yang dimiliki. Seorangpeneliti kemiskinan, pasti akan memahami

persoalan mengapa dan bagaimana terjadi kemiskinan. Tentu peneliti ini dikemudian

hari akan menjadi seorangahli (teoritis) dalam mengentaskan kemiskinan. Banyak juga

seorang penelitiyang mendapatkan materi (harta) dari penelitian.

Tujuan dan manfaat ilmu

Menurut beberapa ahli ilmu didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan yang padat

dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).

Ilmu juga dapat dikatakan senagai penelusuran data atau informasi melalui pengamatan,

pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal

usulnya.

Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah. Ilmu memberikan

penjelasan mengenai fakta atau suatu fenomena alami serta memprediksi fakta atau fenomena

tersebut. Ilmu bertujuan untuk memperluas dan menentukan kebenaran. Ilmu sebagai sumber

kebenaran dalam menjawab berbagai masalah yang ada. Namun kebenaran tersebet sifatnya

relatif (tidak absolut) tergantung pada cara berfikir yang digunakan dalam menyusun

pengetahuan tersebut.

Menurut Hermawan (2005) tujuan dasar dari ilmu adalah teori, yaitu menjelaskan

fenomena alami dimana penjelasan tersebut disebut dengan teori. Teori sebagai suatu konsep

yang mana dinyatakan dalam tiga hal, yaitu:

1. Teori merupakan sejumlah proposisi yang terdiri dari konsep yang terdefinisi dan

saling terkait.

2. Teori menyatakan keterkaitan antara variabel dengan konsep dengan menyajikan

suatu pandangan sistematik mengenai fenomena yang telah dijelaskan oleh variabel-

variabel tersebut.

3. Teori menjelaskan fenomena.

Ilmu bukan hanya bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadap suatu fenomena

serta memprediksi suatu fenomena, tetapi ilmu diharapkan dapat mengendalikan suatu

fenomena. Sebagai contoh seorang pemasar mengetahui bahwa jika terjadi suatu kegagalan

Page 11: Tugas Kegiatan Belajar 1

jasa (service failure) kemungkinan besar konsumen akan pindah ke pesaing, maka untuk

mencegah pindahnya konsumen ke pesaing, pemasar jasa harus melakukan service recovery

atau melakukan kegiatan dalam mengantisipasi kegagalan dalam suatu layanan yang sudah

diberikan dengan cepat.

Definisi logika induktif dan deduktif

Ditinjau dari segi asal kata, maka kata ‘logika’ adalah  dari kata ‘logos’ yang berarti

‘pengertian atau pemikiran atau ilmu’. Sedangkan ditinjau dari makna esensialnya, maka

logika adalah ‘cabang dari filsafat ilmu pengetahuan dan logika juga merupakan bagian yang

sangat mendasar dalam kerangka berfikir filsafat’. Berdasarkan pengertian tersebut maka

logika merupakan bagian yang sangat penting atau mendasar dalam studi filsafat ilmu

pengetahuan (Oesman, A. 1978; Copi, I.M. 1978).

Menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 : 14) istilah logika mengandung tiga

pengertian, diantaranya :

1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berpikir logis.

2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan

perasaan atau pengalaman.

3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa

fakta atau prinsip.

Logika Induktif

Pengertian logika deduktif adalah ‘sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip

penyimpulan yang sah berdasarkan bentuknya (form) serta kesimpulan yang dihasilkan

sebagai kemestian yang diturunkan dari pangkal pikiran yang jernih atau sehat’. Atau

logika deduktif adalah ‘suatu ilmu yang mempelajari asas-asas atau hokum-hukum dalam

berfikirm hokum-hukum tersebut harus ditaati supaya pola berfikirnya benar dan

mencapai kebenaran (Sudiarja, dkk., 2006).

Menurut Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007 : 14) penalaran induktif adalah

cara menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat khusus.

Kemudian menurut Suriasumantri (1985), logika atau penalaran induktif adalah suatu

proses berpikir yang berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan

tentang hal-hal yang khusus. Artinya, dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu

kesimpulan. Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini

bukan merupakan bukti. Hal tersebut dikarenakan aturan umum yang diperoleh dari

Page 12: Tugas Kegiatan Belajar 1

pemeriksaan beberapa contoh khusus yang benar, belum tentu berlaku untuk semua

kasus.

Aspek dari penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob

(2003), hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi dua macam, yaitu

generalisasi dan analogi.

1. Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta.

Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang

berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu

ditarik suatu kesimpulan.

2. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian

besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan

rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta,

contoh, data statistik, dan lain-lain.

Macam – macam generalisasi :

a. Generalisasi sempurna

Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan

diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak

dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.

b. Generalisasi tidak sempurana

Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan

kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

Logika Deduktif

Penalaran deduktif dibidani oleh filosof Yunani Aristoteles merupakan penalaran

yang beralur dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum menuju pada penyimpulan

yang bersifat khusus. Sang Bagawan Aristoteles (Van Dalen : 6) menyatakan bahwa

logika deduktif adalah, ”A discourse in wich certain things being posited, something else

than what is posited necessarily follows from them”. pola penalaran ini dikenal dengan

pola silogisme. Pada penalaran deduktif menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu

untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Corak berpikir deduktif adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme

alternatif. Dalam penalaran ini tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan.

Untuk penarikan kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

Penarikan kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk

Page 13: Tugas Kegiatan Belajar 1

penarikan kesimpulan tidak langsung dari dua premis. Menarik Simpulan secara langsung

ditarik dari satu premis, sedangkan menarik secara tidak langsung merupakan kebalikan

dari secara langsung dimana pada secara tidak langsung membutuhkan 2 buah premis

sebagai datanya.

Menurut Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007 : 14), logika deduktif adalah cara

menarik kesimpulan khusus dari hal-hal yang bersifat umum. Penalaran Deduktif adalah

proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus

berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi.

Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum,

menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan

kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada

hal-hal yang kongkrit. Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan

adanya perubahan arti sebuah kesuksesan  (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari

media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan

penanda status social.

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya : 

a. Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme

disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan

fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2

pendapat dan 1 kesimpulan.

b. Entimen

Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula

silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama

diketahui.

Peran dan kedudukan metode penelitian dalam metode ilmiah

Penelitian memegang peranan penting dalam membantu manusia untuk memperoleh

pengetahuan baru dalam memecahkan masalah. Kerja memecahkan masalah akan sangat

berbeda antara seorang ilmuwan dengan seorang awam. Seorang ilmuan selalu menempatkan

logika serta menghindarkan diri dari pertimbangan subjektif. Sebaliknya bagi orang awam,

kerja memecahkan masalah dilandasi oleh campuran pandangan perorangan ataupun dengan

apa yang dianggap masuk akal oleh banyak orang.

Page 14: Tugas Kegiatan Belajar 1

Dalam melakukan penelitian, metode yang dipergunakan adalah metode ilmiah yang

mempunyai skema berisikan kriteria seperti: berdasarkan fakta, bebas dari prasangka,

menggunakan hipotesa, menggunakn prinsip analisa, menggunakan ukuran objektif serta

menggunakan teknik kuantitatif. Sedangkan pada metode penelitian, peneliti bisa

memilih berjenis-jenis metode dalam pelaksanaan penelitiannya. Metode yang dipilih

berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Desain

penelitian harus sesuai dengan metode penelitian yang dipilih. Prosedur serta alat yang

digunakan dalam penelitian harus cocok dengan metode penelitian yang digunakan.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang berdasarkan pada ciri cirri keilmuan yaitu rasional,

empiris, dan sistematis. Oleh karena itu, metode penelitian dan metode ilmih memiliki peran

dan kedudukan yang sama karena saling berkaitan satu sama lain.

Identifikasi kriteria metode ilmiah

Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu

dalam Metode ilmiah bekerja. seperti di bawah ini.

Kriteria Metode Ilmiah

Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah,

maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:

Berdasarkan Fakta

Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan

dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata.

Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira,

legenda-legenda atau kegiatan sejenis.

Bebas dari Prasangka

Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari

pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti

yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.

Page 15: Tugas Kegiatan Belajar 1

Menggunakan Prinsip Analisa

Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks,

harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta

pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung

tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi

semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.

Menggunakan Hipotesa

Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan

menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta

memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin

diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang

khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

Menggunakan Ukuran Obyektif

Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif.

Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-

pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang

waras.

Menggunakan Teknik Kuantifikasi

Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan,

kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti

ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi

ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang

rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan

ukuran nominal, ranking dan rating.

Page 16: Tugas Kegiatan Belajar 1

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2013.Http://Vienovidelusion.Blogspot.Com/Search?Updated-Max=2012-11-

27T01:44:00-08:00&Max-Results=7) .Diakses 14 Februari 2013

Anonymous.2013.Http://Charensha.Wordpress.Com/2011/02/23/Pengertian-Metode-

Ilmiah/.Diakses 14 Februari 2013

Anonymous.2013.Http://Ami26chan.Wordpress.Com/2011/03/31/Pengertian-Metode-

Ilmiah/.Diakses 14 Februari 2013

Anonymous.2013.Http://Geodesy.Gd.Itb.Ac.Id/Hzabidin/content/Uploads/2007/09/

Definisi_JenisPenelitian.PdfHttp://Bukitpadjadjaran69.Files.Wordpress.Com/

2009/12/Langkah-Langkah-Metode-Ilmiah.Pdf.Diakses 14 Februari 2013

Anonymous.2013.http://carapedia.com/

pengertian_definisi_ilmu_menurut_para_ahli_info515.html. Diakses 14 Februari 2013

Anonymous.2013.http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/penalaran-induktif-dan-

deduktif-3/.Diakses 14 Februari 2013

Arief,Ane.2012.Metode Ilmiah.

(Http://Aneneharief.Wordpress.Com/2012/04/22/Karakteristik-Dan-Langkah-Langkah-

Metode-Ilmiah/)

hira, anna . 2011. "Langkah - Langkah Metode Ilmiah Mempermudah Penelitian"

Jacob, C. (2001). Pembelajaran Matematika Berbasis Konstruktuvisme Sosial: Suatu Telaah

Historis & Filsafat. Makalah Disajikan pada Seminar Nasional Matematika: Peran

Sejarah dan Filsafat Sains dalam Teori dan Aplikasi Matematika. Jurusan Matematika

FMIPA UNPAD Bandung, 18 Januari 2003.

Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman –

Pengalaman. Yogyakarta. BPFE – Yogyakarta

Komara, Endang. 2012. Peran Karya Tulis Ilmiah Dalam Meningkatkan Profesionalisme

Dosen. Online. http://endangkomarasblog.blogspot.com/2012/10/peran-karya-tulis-

ilmiah-dalam_8.html. 15 Februari 2013.

Notoatmodjo ,Soekidjo. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novi, Dwi. 2012. Pengertian Metode Ilmiah.

Oesman, A., 1978. Ilmu Logika. PT. Bina Ilmu. Surabaya.

Page 17: Tugas Kegiatan Belajar 1

Riyanto, Angga. 2010. Mengidentifikasi Obyek Secara Terencana Dan Sistematis Untuk

Memperoleh Informasi Gejala Alam Biotik. (Http://Anggaariyanto.Blogspot.Com)

Shofiah, Vivik. 2007. Hubungan Tindakan Kekerasan Terhadap Anak (Child Abuse) dengan

Konsep Diri. Fakultas Psikologi UIN Suska Riau: Jurnal Psikologi, Vol.3 No. 2.

Sudiarja, dkk. 2006. Karya Lengkap Driyarkara. Esai-Esai Filsafat Pemikir Yang Terlibat

Penuh dalam Perjuangan Bangsanya. PT. Gramedia, Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung penerbit

Alfabeta

Suriasumantri, Jujun S., 1985. Filsafat ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Sinar

Harapan.