tugas kegiatan belajar 1
DESCRIPTION
MANAJEMEN PENELITIAN SOSIAL TKB 1TRANSCRIPT
TUGAS KEGIATAN BELAJAR
MODUL 1
METODE PENELITIAN SOSIAL
Disusun Oleh:
1. Augustine Putri M. 105040101111090
2. Dalilatus Sholihah 105040101111088
3. Dessy Istuning Tiyas 105040101111093
4. Doni Kristianto 105040101111078
5. Fenny Vikhe M. 105040101111095
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
Definisi metode ilmiah
Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Metode Ilmiah merupakan suatu cara
sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan
pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam.
prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika
suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Metode ilmiah merupakan suatu pengajaran terhadap kebenaran yang diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi
yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban
tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis.
Tahapan Pelaksanaan Metode Ilmiah :
1. Merumuskan Masalah
Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan. Perumusan masalah adalah
langkah awal dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah kesulitan yang dihadapi
yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya. Untuk dapat merumuskan
permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi masalah. Agar
permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan
agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian kita. Hal-hal yang harus
diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain :
a. Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya.
b. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan
masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok
permasalahan.
c. Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari
cara pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya
dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.
2. Mengumpulkan Keterangan
Keterangan yang dikumpulkan yaitu berupa segala informasi yang mengarah dan
dekat pada pemecahan masalah yang sering disebut juga mengkaji teori atau kajian
pustaka.
3. Menyusun hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau
keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka. Ketika kita mengajukan
atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada saat itu jawabanya sudah
ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih meragukan dan bersifat sementara,
akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk mengarahkan kita untuk mencari
jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang dirumuskan sebagai jawaban sementara
terhadap pertanyaan penelitian disebut sebagai hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian
dapat juga dikatakan sebagai dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap
masalah sebelum dibuktikan kebenarannya. Oleh karena itu, kita harus melakukan sebuah
percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat.
4. Perancangan Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan
penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal yang harus
dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode penelitian, alat dan
bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus disiapkan dalam rancangan penelitian.
Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian
eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan gambaran
secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki.
Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui populasi hewan
komodo yang hidup di Pulau komodo pada tahun 2008.
Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan
kelompok pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang
perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan
tanaman di tempat yang gelap.
Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus
diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua adalah
populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil penelitian.
Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan diamati ketika
melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi. Di
dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau sengaja diubah
dan dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat)
b. Variabel terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur
(dipengaruhi oleh variabel bebas)
c. Variabel control yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak
mengalami perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.
5. Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan/pengambilan data berupa :
- Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan
menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman (hidung),
indra pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan indra peraba (kulit).
Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah mangga maka data
kualitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa buah, warna kulit, dan daging
buah, serta wangi atau aroma buah.
- Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan
diperoleh data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah
mangga, ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
6. Mengolah data (hasil) percobaan
Setelah data-data yang kita perlukan berhasil dikumpulkan maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang kita peroleh dapat
ditulis atau kita nyatakan dalam beberapa bentuk, seperti table, grafik dan diagram. Hasil
penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas
ilmuwan peneliti dan universal
7. Menguji kesimpulan.
Setelah pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka kita dapat
mengetahui apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil penelitian atau mungkin
juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil kesimpulan dari penelitian yang telah
kita lakukan. Kesimpulan yang kita peroleh dari hasil penelitian dapat mendukung
hipotesis yang kita buat, tetapi kesimpulan yang kita ambil harus dapat menjawab
permasalahan yang melatar-belakangi penelitian.
Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan
uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa
menjadi kaidah (hukum).
Beberapa Langkah Penelitian Metode Ilmiah dari Para Ahli
Menurut Schluter (1926), terdapat 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan
metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin
dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hubungannya dengan data
atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok
dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
15. Menulis laporan penelitian.
Menurut Abclson (1933), dalam melaksanakan penelitian secara ilmiah digunakan
langkah-langkah berikut :
1. Tentukan judul, Judul dinyatakan secara singkat.
2. Pemilihan masalah. Dalam pemilihan ini harus :
a. Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.
b. Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah
menurut kepentingan umum.
c. Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal-
hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
3. Pemecahan masalah
Dalam memecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut :
a. Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang sistematis dan logis.
Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
b. Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
c. Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan.
d. Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang
digunakan.
e. Tunjukkan cara data dikelola sampai mempunyai arti dalam memecahkan
masalah.
f. Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta hubungannya dalam berbagai fase
penelitian.
Kriteria Metode Ilmiah :
1. Berdasarkan fakta (bukan kira-kira, khayalan, legenda)
2. Bebas dari prasangka (tidak subyektif)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah berdasarkan
analisis yang logis)
4. Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju pencapaian tujuan)
5. Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan)
6. Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal, rangking, rating)
Karakteristik Metode Ilmiah :
1. Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk
mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
2. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat
secara rasional berdasarkan bukti- bukti yang tersedia.
3. Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama
dengan kondisi yang sama.
4. Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan
konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggung-jawabkan.
5. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.
Ciri-Ciri Penelitian Ilmiah :
1. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat
dilihat;
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Definisi metode penelitian sosial
Penelitian sosial adalah suatu metode analisis situasi yang merumuskan berbagai
masalah sosial dengan maksud untuk menemukan aspek yang baru, memahami sebab dan
interrelasinya, mengoreksi, mengadakan vertifikasi, dan memperluas pengetahuan.
Penelitian sosial juga dapat digunakan sebagai penyelidikan-penyeldikan yang
dirancang untuk menambah ilmu pengetahuan sosial, gejala sosial, atau praktik-praktik
sosial. Istilah sosial ini menunujuk pada hubungan-hubungan antara, dan di antara, orang-
orang, kelompok-kelompok seperti keluarga, institusi (sekolah, komunitas, organisasi, dan
sebagainya), dan lingkungan yang lebih besar.
Metode penelitian sosial juga dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu
pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi dalam bidang sosial.
Kegunaan Penelitian Sosial
Menurut Siti Partini penelitian sosial memiliki beberapa kegunaan antara lain:
1. Penjajagan ( ekploratif), yaitu berguna untuk mencari-cari kemungkinan
terbaik dalam memecahkan problema sosial, sehingga sifatnya masih mencoba dan
terbuka .contoh: upaya menanggulangi kenakalan remaja,kemiskinan,dll.
2. Deskriftif, yaitu berguna untuk pengukuran yang cermat terhadap penomena
sosial tertentu. Contoh: penelitian tentang jumlah pengangguran, pendapatan masyarakat,
dll.
3. Eksplanatori, yaitu berguna untuk menjelaskan sebab-sebab yang
4. melatarbelakangi suatu keadaan tertentu. Contoh: pengaruh kemiskinan
terhadap peluang hidup manusia.
5. Evaluatif, yaitu berguna untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang
ditetapkan pada awal program sudah tercapai. Contoh: penelitian tentang efektifitas dana
bos dalam mengurangi anak putus sekolah.
6. Prediktif, yaitu berguna untuk meramalkan kejadian atau fenomena soaial
tertentu yang akan terjadi. Contoh: penelitian tentang akibat ke depan banjir lumpur
panas sidoarjo.
Tujuan Model Penelitian Sosial
1. Untuk menemukan hal baru dalam memecahkan masalah sosial (Ekploratif).
Definisi eksplorasi sendiri adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan
memperoleh pengetahuan lebih banyak, terutama sumber-sumber alam yang ada di
tempat itu. Proses eksplorasi ini kemudian akan menghasilkan penemuan baru.
Penemuan-penemuan baru dibedakan dalam dua pengertian, yaitu: discovery dan
invention. Discovery yaitu penemuan kebudayaan baik berupa alat ataupun gagasan
yang diciptakan oleh seorang individu ataupun serangkaian ciptaan beberapa individu.
Selanjutnya invention yaitu discovery yang sudah mendapatkan pengakuan oleh
masyarakat dan dapat diterima serta diterapkan dalam kehidupan. Berdasarkan uraian
tersebut, maka tujuan penelitian sosial dilihat dari temuan hasil eksplorasi dapat dibagi
dua, yaitu: penelitian sosial dengan tujuan discovery dan penelitian sosial dengan
tujuan invention. Jadi eksplorasi hanya sebatas jandela masuk dalam mewujudkan
tujuan penelitian sosial, eksplorasi bukanlah suatu tujuan, tetapi proses.
2. Untuk verifikasi atau memeriksan tentang kebenaran suatu penyelesaian
masalah sosial.
Definisi verifikasi adalah pemeriksaan tentang kebenaran laporan. Verivikasi
dalam penelitian sosial adalah suatu tujuan penelitian sosial yang hendak dicapai untuk
menguji kebenaran atau menguji hasil penelitian yang pernah dilakukan karena adanya
data-data yang diragukan kebenarannya.
3. Untuk mengembangkan ilmu sosial dalam fungsinya sebagai alat untuk
menyelesaikan masalah-masalah sosial (devolepment).
Tujuan penelitian sosial untuk devolepment adalah penelitian sosial tersebut
dilakukan untuk mengembangkan, memperluas, dan menggali lebih dalam suatu ilmu
sosial atau masalah sosial guna dipecahkan agar tercipta ilmu sosial dan masyarakat
yang diinginkan.
Fungsi/manfaat Penelitian Sosial
Fungsi adalah kegunaan suatu hal. Fungsi penelitian adalah kegunaanpenelitian
sosial. Berguna untuk siapa? Fungsi penelitian sosial sedikitnyamemiliki kegunaan
dalam tiga hal, yaitu: kegunaan untuk pengembangan ilmusosial itu sendiri, kegunaan
bagi masyarakat (sasaran penelitian), dan kegunaanuntuk peneliti sendiri.
1. Ilmu sosial
Kegunaan untuk pengembangan ilmu sosial yaitu penelitian ituberguna untuk
mengembangkan dan mensahihkan ilmu sosial. Jika macam-macam ilmu sosial
meliputi sosiologi, antropologi, ekonomi, geografi, sejarah,dan hukum, maka penelitian
itu berguna untuk mengembangkan dan mensahihkan ilmu sosiologi, antropologi,
ekonomi, geografi, sejarah, dan hukum.
2. Masyarakat sasaran
Maksud kegunaan penelitian sosial bagi masyarakat (sasaranpenelitian) adalah
hasil penelitian itu berguna untuk menjawab masalah-masalah sosial yang dihadapi
oleh masyarakat yang diteliti. Jika penelitian itumeneliti tenang masalah kemiskinan,
maka fungsi penelitian itu adalah untuk menjawab bagaimana cara dan strategi agar
masyarakat itu sejahtera.
3. Peneliti
Peneliti adalah orang yang melakukan penelitian. Apakah seorangpeneliti
mendapatkan kegunaan dari proses penelitian? Jawabnya, ya. Denganproses penelitian,
seorang peneliti semakin bertambah wawasan danpengetahuannya tentang masalah
yang diteliti dan ilmu yang dimiliki. Seorangpeneliti kemiskinan, pasti akan memahami
persoalan mengapa dan bagaimana terjadi kemiskinan. Tentu peneliti ini dikemudian
hari akan menjadi seorangahli (teoritis) dalam mengentaskan kemiskinan. Banyak juga
seorang penelitiyang mendapatkan materi (harta) dari penelitian.
Tujuan dan manfaat ilmu
Menurut beberapa ahli ilmu didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan yang padat
dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).
Ilmu juga dapat dikatakan senagai penelusuran data atau informasi melalui pengamatan,
pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal
usulnya.
Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah. Ilmu memberikan
penjelasan mengenai fakta atau suatu fenomena alami serta memprediksi fakta atau fenomena
tersebut. Ilmu bertujuan untuk memperluas dan menentukan kebenaran. Ilmu sebagai sumber
kebenaran dalam menjawab berbagai masalah yang ada. Namun kebenaran tersebet sifatnya
relatif (tidak absolut) tergantung pada cara berfikir yang digunakan dalam menyusun
pengetahuan tersebut.
Menurut Hermawan (2005) tujuan dasar dari ilmu adalah teori, yaitu menjelaskan
fenomena alami dimana penjelasan tersebut disebut dengan teori. Teori sebagai suatu konsep
yang mana dinyatakan dalam tiga hal, yaitu:
1. Teori merupakan sejumlah proposisi yang terdiri dari konsep yang terdefinisi dan
saling terkait.
2. Teori menyatakan keterkaitan antara variabel dengan konsep dengan menyajikan
suatu pandangan sistematik mengenai fenomena yang telah dijelaskan oleh variabel-
variabel tersebut.
3. Teori menjelaskan fenomena.
Ilmu bukan hanya bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadap suatu fenomena
serta memprediksi suatu fenomena, tetapi ilmu diharapkan dapat mengendalikan suatu
fenomena. Sebagai contoh seorang pemasar mengetahui bahwa jika terjadi suatu kegagalan
jasa (service failure) kemungkinan besar konsumen akan pindah ke pesaing, maka untuk
mencegah pindahnya konsumen ke pesaing, pemasar jasa harus melakukan service recovery
atau melakukan kegiatan dalam mengantisipasi kegagalan dalam suatu layanan yang sudah
diberikan dengan cepat.
Definisi logika induktif dan deduktif
Ditinjau dari segi asal kata, maka kata ‘logika’ adalah dari kata ‘logos’ yang berarti
‘pengertian atau pemikiran atau ilmu’. Sedangkan ditinjau dari makna esensialnya, maka
logika adalah ‘cabang dari filsafat ilmu pengetahuan dan logika juga merupakan bagian yang
sangat mendasar dalam kerangka berfikir filsafat’. Berdasarkan pengertian tersebut maka
logika merupakan bagian yang sangat penting atau mendasar dalam studi filsafat ilmu
pengetahuan (Oesman, A. 1978; Copi, I.M. 1978).
Menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 : 14) istilah logika mengandung tiga
pengertian, diantaranya :
1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berpikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan
perasaan atau pengalaman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa
fakta atau prinsip.
Logika Induktif
Pengertian logika deduktif adalah ‘sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip
penyimpulan yang sah berdasarkan bentuknya (form) serta kesimpulan yang dihasilkan
sebagai kemestian yang diturunkan dari pangkal pikiran yang jernih atau sehat’. Atau
logika deduktif adalah ‘suatu ilmu yang mempelajari asas-asas atau hokum-hukum dalam
berfikirm hokum-hukum tersebut harus ditaati supaya pola berfikirnya benar dan
mencapai kebenaran (Sudiarja, dkk., 2006).
Menurut Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007 : 14) penalaran induktif adalah
cara menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat khusus.
Kemudian menurut Suriasumantri (1985), logika atau penalaran induktif adalah suatu
proses berpikir yang berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan
tentang hal-hal yang khusus. Artinya, dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu
kesimpulan. Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini
bukan merupakan bukti. Hal tersebut dikarenakan aturan umum yang diperoleh dari
pemeriksaan beberapa contoh khusus yang benar, belum tentu berlaku untuk semua
kasus.
Aspek dari penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob
(2003), hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi dua macam, yaitu
generalisasi dan analogi.
1. Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta.
Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang
berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu
ditarik suatu kesimpulan.
2. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian
besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan
rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta,
contoh, data statistik, dan lain-lain.
Macam – macam generalisasi :
a. Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan
diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak
dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
b. Generalisasi tidak sempurana
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan
kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Logika Deduktif
Penalaran deduktif dibidani oleh filosof Yunani Aristoteles merupakan penalaran
yang beralur dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum menuju pada penyimpulan
yang bersifat khusus. Sang Bagawan Aristoteles (Van Dalen : 6) menyatakan bahwa
logika deduktif adalah, ”A discourse in wich certain things being posited, something else
than what is posited necessarily follows from them”. pola penalaran ini dikenal dengan
pola silogisme. Pada penalaran deduktif menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu
untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Corak berpikir deduktif adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme
alternatif. Dalam penalaran ini tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan.
Untuk penarikan kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Penarikan kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk
penarikan kesimpulan tidak langsung dari dua premis. Menarik Simpulan secara langsung
ditarik dari satu premis, sedangkan menarik secara tidak langsung merupakan kebalikan
dari secara langsung dimana pada secara tidak langsung membutuhkan 2 buah premis
sebagai datanya.
Menurut Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007 : 14), logika deduktif adalah cara
menarik kesimpulan khusus dari hal-hal yang bersifat umum. Penalaran Deduktif adalah
proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus
berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi.
Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum,
menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan
kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada
hal-hal yang kongkrit. Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan
adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari
media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan
penanda status social.
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme
disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan
fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2
pendapat dan 1 kesimpulan.
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula
silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama
diketahui.
Peran dan kedudukan metode penelitian dalam metode ilmiah
Penelitian memegang peranan penting dalam membantu manusia untuk memperoleh
pengetahuan baru dalam memecahkan masalah. Kerja memecahkan masalah akan sangat
berbeda antara seorang ilmuwan dengan seorang awam. Seorang ilmuan selalu menempatkan
logika serta menghindarkan diri dari pertimbangan subjektif. Sebaliknya bagi orang awam,
kerja memecahkan masalah dilandasi oleh campuran pandangan perorangan ataupun dengan
apa yang dianggap masuk akal oleh banyak orang.
Dalam melakukan penelitian, metode yang dipergunakan adalah metode ilmiah yang
mempunyai skema berisikan kriteria seperti: berdasarkan fakta, bebas dari prasangka,
menggunakan hipotesa, menggunakn prinsip analisa, menggunakan ukuran objektif serta
menggunakan teknik kuantitatif. Sedangkan pada metode penelitian, peneliti bisa
memilih berjenis-jenis metode dalam pelaksanaan penelitiannya. Metode yang dipilih
berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Desain
penelitian harus sesuai dengan metode penelitian yang dipilih. Prosedur serta alat yang
digunakan dalam penelitian harus cocok dengan metode penelitian yang digunakan.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang berdasarkan pada ciri cirri keilmuan yaitu rasional,
empiris, dan sistematis. Oleh karena itu, metode penelitian dan metode ilmih memiliki peran
dan kedudukan yang sama karena saling berkaitan satu sama lain.
Identifikasi kriteria metode ilmiah
Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu
dalam Metode ilmiah bekerja. seperti di bawah ini.
Kriteria Metode Ilmiah
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah,
maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan
dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata.
Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira,
legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari
pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti
yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks,
harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta
pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung
tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi
semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan
menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta
memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin
diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang
khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif.
Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-
pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang
waras.
Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan,
kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti
ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi
ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang
rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan
ukuran nominal, ranking dan rating.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2013.Http://Vienovidelusion.Blogspot.Com/Search?Updated-Max=2012-11-
27T01:44:00-08:00&Max-Results=7) .Diakses 14 Februari 2013
Anonymous.2013.Http://Charensha.Wordpress.Com/2011/02/23/Pengertian-Metode-
Ilmiah/.Diakses 14 Februari 2013
Anonymous.2013.Http://Ami26chan.Wordpress.Com/2011/03/31/Pengertian-Metode-
Ilmiah/.Diakses 14 Februari 2013
Anonymous.2013.Http://Geodesy.Gd.Itb.Ac.Id/Hzabidin/content/Uploads/2007/09/
Definisi_JenisPenelitian.PdfHttp://Bukitpadjadjaran69.Files.Wordpress.Com/
2009/12/Langkah-Langkah-Metode-Ilmiah.Pdf.Diakses 14 Februari 2013
Anonymous.2013.http://carapedia.com/
pengertian_definisi_ilmu_menurut_para_ahli_info515.html. Diakses 14 Februari 2013
Anonymous.2013.http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/penalaran-induktif-dan-
deduktif-3/.Diakses 14 Februari 2013
Arief,Ane.2012.Metode Ilmiah.
(Http://Aneneharief.Wordpress.Com/2012/04/22/Karakteristik-Dan-Langkah-Langkah-
Metode-Ilmiah/)
hira, anna . 2011. "Langkah - Langkah Metode Ilmiah Mempermudah Penelitian"
Jacob, C. (2001). Pembelajaran Matematika Berbasis Konstruktuvisme Sosial: Suatu Telaah
Historis & Filsafat. Makalah Disajikan pada Seminar Nasional Matematika: Peran
Sejarah dan Filsafat Sains dalam Teori dan Aplikasi Matematika. Jurusan Matematika
FMIPA UNPAD Bandung, 18 Januari 2003.
Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman –
Pengalaman. Yogyakarta. BPFE – Yogyakarta
Komara, Endang. 2012. Peran Karya Tulis Ilmiah Dalam Meningkatkan Profesionalisme
Dosen. Online. http://endangkomarasblog.blogspot.com/2012/10/peran-karya-tulis-
ilmiah-dalam_8.html. 15 Februari 2013.
Notoatmodjo ,Soekidjo. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Novi, Dwi. 2012. Pengertian Metode Ilmiah.
Oesman, A., 1978. Ilmu Logika. PT. Bina Ilmu. Surabaya.
Riyanto, Angga. 2010. Mengidentifikasi Obyek Secara Terencana Dan Sistematis Untuk
Memperoleh Informasi Gejala Alam Biotik. (Http://Anggaariyanto.Blogspot.Com)
Shofiah, Vivik. 2007. Hubungan Tindakan Kekerasan Terhadap Anak (Child Abuse) dengan
Konsep Diri. Fakultas Psikologi UIN Suska Riau: Jurnal Psikologi, Vol.3 No. 2.
Sudiarja, dkk. 2006. Karya Lengkap Driyarkara. Esai-Esai Filsafat Pemikir Yang Terlibat
Penuh dalam Perjuangan Bangsanya. PT. Gramedia, Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung penerbit
Alfabeta
Suriasumantri, Jujun S., 1985. Filsafat ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Sinar
Harapan.